PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA HUBUNGAN PELAYANAN TABUNGAN UMMAT DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENJADI NASABAH BANK MUALAMAT INDONESIA CABANG PEMBANTU SALMAN ITB BANDUNG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam Pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah Oleh: IRLA MARYATI Nomor Pokok : 10010202052 FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2007 M / 1428 H PERSETUJUAN Disetujui Oleh: Pembimbing I Pembimbing II Nurdin, SE.M.Si Zaini Abdul Malik, S.Ag Mengetahui: Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah Dekan Fakultas Syariah Ismail Maisaroh, Drs., MH H. M. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., MH PENGESAHAN Skripsi ini telah dimunaqasyahkan oleh tim penguji skripsi pada hari Sabtu, tanggal 26 Mei 2007 dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Syariah Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah Universitas Islam Bandung. k Bandung,2 26 Mei 2007 M 9 Jumadil Awal 1428 H PANITIA UJIAN MUNAQASYAH Ketua Sekretaris H. M. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., MH Ismail Maisaroh, Drs., MH TIM PENGUJI 1. Prof. DR. H. M. Abdurrahman, MA _____________________ 2. H. Asep Ramdan H, Drs., M.Si _____________________ 3. Ismail Maisaroh, Drs., MH _____________________ MOTTO “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut” (QS. At Thaha:44) Ku persembahkan karya ini untuk : Kedua orangtua serta adik-adikku yang senantiasa memberiku dorongan dan semangat tanpa batas. ABSTRAKSI IRLA MARYATI, NPM 10010202052 : “HUBUNGAN PELAYANAN TABUNGAN UMMAT DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENJADI NASABAH PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU SALMAN ITB BANDUNG”. 0 Salah satu kebijakan yang diberlakukan pemerintah sehubungan dengan adanya pembaharuan dibidang ekonomi adalah kebijakan di bidang perbankan yang meliputi restrukturisasi dan rekapitulasi terhadap bank-bank swasta dan pemerintah yang dinilai sangat buruk kinerjanya. Hal ini telah mendorong persaingan yang semakin ketat antara setiap bank. Salah satu cara agar dapat unggul dalam persaingan tersebut adalah dengan meningkatkan nilai, mutu produk dan pelayanan perbankan yang ditawarkan kepada masyarakat. Bank Muamalat Indonesia sebagai salah satu Bank Swasta yang dikelola berdasarkan Syariah Islam berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik melalui Bauran Jasa. Pelayanan melalui Bauran Jasa dilaksanakan dengan maksud agar menimbulkan keinginan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis mengenai adakah hubungan antara pelayanan Tabungan Ummat sebagai salah satu jenis tabungan yang ditawarkan oleh Bank Muamalat Indonesia dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung dan sejauhmana hubungan itu serta adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dan keeratan pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia serta untuk mengetahui adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan dari verifikasi dan deskriptif analitis dengan variabel X adalah pelayanan Tabungan Ummat dan variabel Y adalah keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 96 responden yang menjadi nasabah Tabungan Ummat pada Bank Muamalat Indonesia menggunakan Convinienci Sampling. Pengujian dilakukan melalui uji statistik koefisien korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa antara pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia terdapat hubungan yang agak rendah, hal ini ditunjukan oleh koefisien r sebesar 0,476. sedangkan sisanya sebesar 0,524 merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan konsumen seperti faktor komunikasi, faktor telekomunikasi, faktor desain dan tata letak fasilitas serta faktor-faktor lainnya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t, dengan hasil t hitung sebesar 5,25 lebih besar dari t tabel sebesar 1,6612. Maka kriteria t hitung > t tabel ( 5,25 > 1,6612), menunjukkan H0 ditolak, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. i KATA PENGANTAR Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan nikmat, rahmat dan hidayah serta tuntunan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : ”Hubungan Pelayanan Tabungan Ummat dengan Keputusan Konsumen Untuk Menjadi Nasabah pada PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya. Selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis mengalami berbagai peristiwa baik suka maupun duka, tetapi semua itu berhasil dilewati karena dorongan semangat dan bantuan secara moril maupun materil dari semua pihak. Untuk itu, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Babeh dan Mama tercinta, H. Khaeruroji Syam dan Hj. Maysaroh, yang telah memberikan do’a dan kasih sayangnya serta dorongan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Adik-adikku tersayang, Ardi, Nunu dan Dede, yang selalu memberikan inspirasi-inspirasi tak terduga. ii 3. Bapak Prof. DR. H.E. Saefullah W, SH., LLM., selaku Rektor Universitas Islam Bandung. 4. Bapak HM. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., MH., selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung. 5. Bapak Ismail Maisaroh, Drs., MH., selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah sekaligus Dosen Wali. 6. Bapak Nurdin, SE., M.Si, selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Zaini Abdul Malik, S.Ag, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan kritikan, masukan dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung. 9. Bapak Wandy Priagung Sakul, selaku Staf Customer Service Bank Muamalat Kantor Cabang Bandung yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini. 10. Ibu Ade Sri Widyawati, selaku Koordinator Salman ITB beserta seluruh karyawan Bank Muamalat KCP Salman ITB yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Bank Muamalat KCP Salman ITB. 11. Nasabah Bank Muamalat KCP Salman ITB yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang penulis ajukan. iii 12. Keluarga Banten, Ibu, Bi Ade dan Keluarga, Bi Eneng dan Keluarga, Wa Empud dan Keluarga, A’Samsu dan Keluarga, A’Apid, atas dukungan dan do’anya. 13. Jantan Prama Putra, atas cinta, dukungan, do’a dan waktunya. 14. Keluarga Tirtasari, Ayah dan Mamah, Teh Astrid dan Keluarga, Rara, yang telah banyak memberikan dukungan dan do’a kepada penulis. 15. Teh Eulis dan Keluarga yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 16. Sahabat-sahabat terbaikku, Begin, Reshy, Senja dan Hendra yang selalu memberikan motivasi dan bantuannya dalam suka maupun duka dan mudahmudahan apa yang menjadi cita-cita kita terlaksana. Ingatlah selalu bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 17. Keluarga Cigadung, MyBro Alam, Rully, B’Dika, B’Dayat, Dian, Mb Ati. Keluarga WAA, Mb Dian dan Mas Icom, Teh Sandra dan Keluarga, anakanak MARVELL, Keluarga Zaky KAPTEN dan Veron OLIVE, Ka Yanti, terimakasih waktu dan dukungannya. 18. Keluarga SadangSari 1, Bu Ida dan Keluarga. Teman-teman kost, Ka Susi, Diani, Resty dan Mb Opi atas dukungan dan bantuannya. 19. Teman-teman seperjuangan, Yanti, Hilma, Nda, Nevi, Ephie, Irma, Amet, Fitri, Risa, Ghani, Irfi, Darma, Gugun, Dina, Ira, Nisa dan Fauzi, atas ide-ide dan dukungannya selama ini. 20. Pegawai Nadwa Mulia Utama, Pak Iyus, Wahidin, Nani, Budi dan Uun, atas dukungan dan doanya. iv 21. Teman-teman SMUTHER yang selalu memberikan ide dan dukungannya, meskipun hanya lewat SMS. 22. Teman-teman angkatan 2002 Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah atas kekompakan dan dukungannya selama ini. 23. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhiirul kalaam, penulis sekali lagi mengucapkan syukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan dan senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin yaa rabbal Alamin. Wassalaamu’alaikum, Wr. Wb Bandung, Mei 2007 Penulis v DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan dan Tujuan Penelitian............................................................ 5 D. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 6 E. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 7 F. Metode Penelitian .............................................................................. 11 1. Metode yang Digunakan .............................................................. 11 2. Teknik Pengumpulan Sampel ...................................................... 12 3. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 13 4. Operasional Variabel.................................................................... 13 5. Pengujian Hipotesis...................................................................... 17 G. Lokasi Penelitian ............................................................................... 21 H. Sistematika Pembahasan ................................................................... 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Produk ..................................................................... 23 1. Pengertian Produk ........................................................................ 23 2. Lima Tingkat Produk ................................................................... 24 B. Ruang Lingkup Jasa .......................................................................... 25 1. Pengertian Jasa ............................................................................. 25 2. Karakteristik Jasa ......................................................................... 27 3. Perbedaan Barang dan Jasa .......................................................... 28 4. Jasa Sebagai Suatu Sistem ........................................................... 30 C. Bauran Pemasaran Jasa ..................................................................... 33 D. Bank dan Pemasaran Jasa Bank ........................................................ 40 vi 1. Pengertian Bank Syariah .............................................................. 40 2. Pengertian Pemasaran Jasa Bank ................................................. 43 E. Keputusan Pembelian ........................................................................ 44 1. Pengertian Keputusan Pengertian ................................................ 44 2. Proses Pengambilan Keputusan ................................................... 45 BAB III GAMBARAN UMUM PT BANK MUAMALAT INDONESIA A. Sejarah Singkat PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk ........................ 50 B. Struktur Organisasi............................................................................ 53 1. Struktur Organisasi ...................................................................... 53 2. Uraian Jabatan.............................................................................. 54 B. Produk dan Jasa yang Dihasilkan ...................................................... 58 1. Produk Penghimpunan Dana........................................................ 58 2. Produk Pembiayaan...................................................................... 62 3. Jasa Layanan ................................................................................ 64 BAB IV PEMBAHASAN A. Kebijakan Pelayanan Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung.......................................... 66 B. Tanggapan Konsumen Mengenai Pelayanan..................................... 69 1. Karakteristik Responden .............................................................. 69 2. Tanggapan Konsumen Mengenai Pelayanan ............................... 73 C. Tanggapan Konsumen Terhadap Keputusan konsumen untuk Menjadi Nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung.......................................... 85 D. Hubungan Pelayanan Tabungan Ummat Dengan Keputusan Konsumen Untuk Menjadi Nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung ......................... 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 96 B. Saran .................................................................................................. 97 vii DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xii LAMPIRAN viii DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 1 2 3 4 5 6 7 Operasionalisasi Variabel Koefisien korelasi Jenis Kelamin Responden Usia Responden Pendidikan Responden Pekerjaan Responden Lamanya Menjadi Nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung Asal Informasi Responden Alasan Menjadi Nasabah Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung Tanggapan Responden Mengenai Penampilan Karyawan Bank Muamalat Cabang Pembantu Salman ITB Tanggapan Responden Mengenai Sikap Karyawan pada Waktu Melayani Nasabah Tanggapan Responden Mengenai Cara Berbicara Karyawan Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan dan Pengetahuan Karyawan dalam Bekerja Tanggapan Responden Mengenai Perhatian Karyawan Terhadap Masalah yang Dihadapi Tanggapan Responden Mengenai Prosedur dan Persyaratan Untuk Menjadi Nasabah Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Memperoleh Informasi Tabungan Ummat di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Informasi dengan Kenyataan Pelayanan yang Diberikan Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Prosedur Penyetoran dan Penarikan Tabungan Ummat Tanggapan Responden Mengenai Kecepatan Pelayanan Mulai Dari Mencari Informasi Sampai Menjadi Nasabah Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan dalam Pengajuan Keluhan Tanggapan Responden Mengenai Lokasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Tanggapan Responden Mengenai Penataan Ruangan dan Interior Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Tempat Duduk yang Disediakan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB 15 19 69 70 70 71 71 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 ix 72 72 74 75 75 76 77 78 79 79 79 80 80 81 82 82 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Tanggapan Responden Mengenai Kebersihan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas Parkir Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Tanggapan Responden Mengenai Jumlah ATM yang dapat Digunakan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Tanggapan Responden terhadap Pernyataan bahwa Informasi tentang Produk dan Layanan Tabungan Ummat menimbulkan Keinginan atau Kebutuhan untuk menjadi Nasabah Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Tanggapan Responden terhadap Pernyataan bahwa Pelayanan Tabungan Ummat yang ditawarkan mendorong pencarian informasi pelayanan yang lebih banyak Tanggapan Responden Mengenai pentingnya melakukan Penilaian Alternatif antara Pelayanan Bank Muamalat Indonesia dengan Pelayanan Bank Lain Tanggapan Responden Mengenai pentingnya melakukan Penilaian Tanggapan Responden terhadap Pernyataan bahwa Anda merasa puas akan Pelayanan Tabungan Ummat dan berniat menambah Volume Dana dan Jenis Produk BMI lainnya. Hasil Perhitungan Variabel x 83 84 84 86 88 89 90 91 94 DAFTAR GAMBAR No 1 2 3 4 5 6 Tabel Model Kerangka Pemikiran The Service Marketing System for a Low – Contact Service The Service Marketing System for a High – Contact Service The evidence of service (from the customer’s point of view) Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Struktur Organisasi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Kantor Cabang Pembantu Salman ITB xi Halaman 11 32 32 40 49 53 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembaharuan di bidang ekonomi mengacu pada tujuan untuk menggairahkan kembali dan menjaga stabilitas di bidang perekonomian melalui serangkaian kebijakan di bidang ekonomi dan moneter. Salah satu kebijakan yang diberlakukan adalah kebijakan di bidang perbankan yang meliputi restrukturisasi dan rekapitulasi terhadap bank-bank swasta dan pemerintah yang dinilai sangat buruk kinerjanya. Hal ini membawa dampak yang cukup serius bagi dunia perbankan di Indonesia, diantaranya dengan banyaknya bank di likuidasi dan take over. Kondisi ini menuntut seluruh perusahaan jasa perbankan agar memiliki manajemen dan kondisi permodalan yang lebih sehat. Tingginya tingkat suku bunga, kondisi ekonomi dan politik yang gonjang-ganjing serta isu-isu yang tidak menentu memacu setiap bank untuk dapat bertahan dan mengembangkan bisnis, sehingga mendorong terjadinya persaingan yang sangat ketat. Salah satu cara agar dapat unggul dalam kompetisi ini adalah dengan meningkatkan nilai, mutu produk dan pelayanan perbankan yang ditawarkan kepada masyarakat. Faktor pelayanan mempunyai peluang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan karena pelayanan merupakan hal yang langsung dilihat dan dirasakan oleh konsumen sehubungan dengan kebutuhannya akan produk atau jasa yang diinginkan. Pelayanan yang baik artinya 2 adalah dalam memberikan pelayanan harus cepat dan tepat, ramah, informatif, profesional dan nyaman sehingga akan memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen dapat menggiring konsumen untuk menjadi nasabah yang setia bahkan tidak menutup kemungkinan terjadinya word of mouth atau promosi dari mulut ke mulut. Sebaliknya konsumen yang tidak puas akan mudah berpindah kepada perusahaan lain yang menawarkan produk dan pelayanan yang lebih baik, akibatnya akan menurunkan market share dan margin laba perusahaan. Oleh karena itu, pelayanan harus terus direncanakan, diatur, dan dilaksanakan dengan seksama dan tepat sasaran. (Simamora, 2001 : 153) Kompetisi antar bank memberikan sejumlah pilihan bebas pada calon konsumen guna memilih alternatif “kemungkinan yang paling menguntungkan”, hal ini dapat dijadikan acuan dimulainya tahap perlombaan peningkatan mutu pelayanan. Berbagai pilihan menarik ditawarkan kehadapan calon konsumen. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. merupakan bagian dari perbankan nasional yang memiliki perbedaan yang mendasar dengan bank-bank lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena Bank Muamalat Indonesia merupakan bank umum yang pertama kali dikelola berdasarkan Syariah Islam. Jika bank konvensional menerapkan bunga yang tetap untuk nasabah yang menyimpan uangnya maupun debitur yang meminjam sejumlah dana dari bank, maka bank syariah tidak mengenal sistem bunga. Bank syariah menerapkan sistem bagi hasil kepada nasabah yang menabungkan uangnya di bank maupun debitur yang meminjam sejumlah dana dari bank. Artinya nasabah tidak akan pernah dapat menghitung dengan pasti berapa jumlah uangnya akan bertambah tiap bulan bila 3 mereka telah menabung dalam jumlah tertentu. Namun nasabah dapat mengetahui porsi atau bagian yang menjadi hak mereka dan berapa porsi atau bagian yang menjadi hak pihak bank syariah. (PKES, 2006 : 4) Dalam perkembangannya, saat ini banyak bank yang mulai masuk ke prinsip syariah baik berupa pendirian bank umum, cabang ataupun bank konvensional yang mendirikan unit usaha syariah dan seiring berjalannya waktu jumlahnya terus meningkat. Berdasarkan Annual Report Bank Muamalat Indonesia sudah terdapat 3 bank umum syariah dan 19 unit usaha syariah, meningkat dibandingkan tahun 2004 yang hanya terdapat 3 bank umum syariah dan 16 unit usaha syariah. Dengan adanya peningkatan tersebut, mendorong setiap bank melaksanakan strategi yang berbeda antara satu sama lain dalam hal memasarkan produk atau jasanya. (Laporan Tahunan 2005 Annual Report Bank Muamalat Indonesia) Bank Muamalat Indonesia sebagai salah satu pelopor perbankan syariah tidak cukup hanya dengan mengeluarkan produk-produk spesifiknya saja untuk menciptakan keberhasilan suatu produk dalam bersaing dengan pesaingnya. Karena itu untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya, selain dengan mengeluarkan produk spesifiknya, pihak bank pun harus berusaha mempengaruhi keputusan konsumen dengan meningkatkan berbagai strategi dalam memasarkan produk atau jasanya terutama mengenai pelayanan melalui unsur-unsur bauran jasa (service mix) yang meliputi orang (people), proses jasa itu sendiri (process) dan bukti fisik (physical evidence). Bauran jasa adalah kiat pelayanan jasa yang 4 digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. (Husein Umar, 2003 :7) Serangkaian produk yang ditawarkan Bank Muamalat Indonesia kepada para calon nasabahnya baik dalam bentuk funding seperti Giro Wadiah, Deposito Mudharabah, Tabungan Ummat, dan Shar ع. Maupun dalam bentuk landing seperti Murabahah, Istishna, dan Salam. Disini penulis membatasi penelitian hanya pada Tabungan Ummat. Proses keputusan konsumen menjadi nasabah dapat dirangkai dalam 5 tahap. Tahap pertama dimulai dari kesadaran akan adanya kebutuhan akan jasa perbankan, lalu ditindaklanjuti dengan pencarian jasa-jasa perbankan yang dapat memenuhi kebutuhannya. Selanjutnya, dilakukan proses evaluasi atas alternatif jasa perbankan itu. Tahapan keempat adalah keputusan konsumen pada jasa perbankan yang dianggap paling cocok oleh konsumen tersebut. Tahap kelima adalah tahap evaluasi atas produk jasa perbankan yang dikonsumsinya. (Kotler 2000 : 178) Bank Muamalat Indonesia mempunyai kepentingan dalam meningkatkan nilai, mutu produk dan pelayanan yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan karena konsumen mungkin mempunyai alternatif lain selain Bank Muamalat Indonesia. Konsumen akan memilih bank yang menurut keyakinannya mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaan kepada konsumennya. Mengingat pentingnya pelayanan yang memiliki nilai lebih sebagai salah satu cara untuk menjaring nasabah, mempertahankan eksistensi dan meningkatkan daya saing perusahaan, serta apakah pelayanan-pelayanan tersebut berhubungan dengan keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen, maka diadakan penelitian untuk menelaah dan mencari korelasi antara pelayanan Tabungan Ummat yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia dengan keputusan konsumen 5 dengan mengambil judul penelitian: “Hubungan Pelayanan Tabungan Ummat Dengan Keputusan Konsumen Untuk Menjadi Nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung” B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah hubungan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan proses keputusan konsumen untuk menjadi nasabah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. 2. Sejauhmana hubungan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan proses keputusan konsumen untuk menjadi nasabah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. 3. Adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung selain dari segi pelayanan. C. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian adalah untuk melihat, mengkaji dan mengungkapkan hubungan pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. Adapun tujuan penelitian adalah: 6 1. Untuk mengetahui hubungan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan proses keputusan konsumen untuk menjadi nasabah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. 2. Untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan proses keputusan konsumen untuk menjadi nasabah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. 3. Untuk mengetahui adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung selain dari segi pelayanan. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memiliki kegunaan yaitu: 1. Kegunaan Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis dan melengkapi ilmu yang telah didapatkan selama dibangku perkuliahan. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini memberikan informasi tentang pelaksanaan Tabungan Ummat yang telah ditentukan oleh Bank Muamalat Cabang Pembantu Salman ITB Bandung, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi Bank Muamalat Cabang Pembantu Salman ITB Bandung dalam menyempurnakan pelayanan tabungan guna membentuk keputusan pembelian konsumen. 7 E. Kerangka Pemikiran Perbankan merupakan produsen yang menawarkan produk yang bisa berbentuk barang, bisa juga dalam bentuk jasa. Keberhasilan produk yang ditawarkan produsen ke konsumen dapat diukur oleh beberapa faktor diantaranya faktor komunikasi yang efektif dan faktor pelayanan yang memuaskan. Pelaksanaannya dapat ditempuh dengan memberikan bauran jasa (service mix) kepada nasabah dan calon nasabah potensial dengan sebaik-baiknya. Dalam memasarkan produk atau jasa bank, kita harus membuat yang tidak nyata menjadi nyata, sehingga seseorang benar-benar merasakan pelayanan yang begitu cepat, nyata dan adanya biaya yang harus dikeluarkan dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Dalam melakukan penilaian terhadap jasa yang satu dengan jasa yang lain tidaklah semudah memberi penilaian terhadap produk yang terlihat, karena terdapat ciri-ciri yang nyata (tangible) dalam menilai kualitasnya, misalnya warna, kemasan, ukuran dan lain-lain. Sedangkan untuk jasa penilaian sering terbatas hanya berupa personel, fasilitas fisik dan prosedur yang dimiliki penyedia jasa. Menurut Philip Kotler (Husein Umar, 2003 : 3), “Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. ” Untuk menilai pelayanan yang diberikan suatu bank maka kita harus menilai unsur-unsur yang mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan oleh bank tersebut. Unsur-unsur dari bauran jasa atau pelayanan tersebut adalah ciriciri nyata yang terlihat oleh pelanggan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Surat Thahaa ayat 44: 8 (٤٤) َﻰ ﺨﺸ َْو ﻳ ﱠﺮ أ ﺬآ َﺘ َﱠﻪ ﻳ َﻌﻠ ًﺎ ﻟ ّﻨ َﻴ ِ َﻮﻻ ﻟ َﻪ ﻗ ُﻮﻻ ﻟ َﻘ ﻓ “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (DEPAG, 2003 : 314) Ayat di atas merupakan perintah Allah kepada hamba-Nya agar senantiasa berbuat baik kepada sesama, terutama bagi suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB agar selalu memberikan pelayanan yang maksimal kepada para nasabahnya. Sedangkan menurut Philip Kotler yang dikutip dari Bitner terdapat beberapa unsur pelayanan yang harus diperhatikan pada saat melaksanakan pelayanannya, yaitu: 1. Orang (people), meliputi performance yang ditampilkan oleh karyawan, seperti sikap, keterampilan dan cara berinteraksi dengan nasabah, memperlakukan nasabah dengan baik dan menanggapi keluhan yang disampaikan nasabah dengan baik. 2. Prosedur dan informasi (process), meliputi penyampaian informasi yang cepat dan akurat kepada nasabah, prosedur yang tidak berbelit-belit, tersedianya brosur dan alat tulis, dan kesesuaian informasi dengan kenyataan. 3. Fasilitas fisik (physical evidence), meliputi penataan ruangan, tersedianya tempat duduk yang memadai, sirkulasi udara yang baik, penyediaan areal parkir dan lokasi yang mudah dijangkau serta penggunaan peralatan yang tidak ketinggalan zaman. (Kotler, 2000 : 424) Leslie L. Kanuk dan Leon G. Schiffman mengatakan bahwa keputusan pembelian merupakan suatu keputusan untuk memilih suatu pilihan dari beberapa 9 alternatif, dimana dalam prosesnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu firm marketing effort yang terdiri dari product, promotion, price dan channel of distribution. Faktor lainnya yaitu sociocultural environment yang terdiri dari family, informal source, social class, dan lain-lain. (Shiffman & Kanuk, 1997 : 558) Kedua faktor tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menentukan keputusan pembelian sebuah produk, besar kecilnya pengaruh tersebut akan dikombinasikan dengan psychological field yang terdiri dari motivasi, persepsi, learning dan lain-lain serta pengalaman dari konsumen yang bersangkutan. Hasil kombinasi yang disesuaikan dengan proses keputusan pembelian akan melahirkan sebuah keputusan pembelian terhadap produk tertentu yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Menurut Philip Kotler tahapan dari proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu: 1. Problem Recognition, proses pembelian dimulai ketika konsumen menyadari adanya suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga mereka membutuhkan suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. 2. Information Search, dimulai ketika konsumen beranggapan bahwa kebutuhannya mungkin dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk tertentu kemudian mulai mencari informasi lebih banyak. 3. Evaluation Of Alternatives, mengevaluasi berbagai alternatif pilihan yang ada untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan 10 harapan konsumen, evaluasi alternatif akan menghasilkan suatu tindakan pembelian konsumen. 4. Purchase Decision, pembelian akan dilakukan dalam jumlah kecil sebagai percobaan dengan tujuan untuk menguji apakah produk yang ditawarkan sesuai dengan harapannya. 5. Postpurchase Behavior, setelah melakukan pembelian konsumen akan mengevaluasi tingkat kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakannya. (Kotler, 2000 : 178) Tahap-tahap tersebut merupakan proses dan perilaku dari keputusan pembelian seorang konsumen terhadap suatu produk tertentu. Setelah melalui tahap-tahap tersebut ada lima kemungkinan yang bisa dirasakan konsumen, yaitu netral, puas, dan tidak puas. Konsumen yang merasa puas akan menguji kebenaran pilihan produk, sampai merasa bahwa pilihan mereka adalah yang terbaik sehingga akan timbul loyalitas terhadap brand bahkan mereferensikannya kepada konsumen lain. Landasan pemikiran yang telah diuraikan diatas merupakan dasar pemikiran dalam melakukan penelitian ini. 11 Gambar 1 Model Kerangka Pemikiran Firm Marketing Effort Sociological Environment Bank Muamalat Service Mix 1. People 2. Process 3. Physical Evidence Buying Decision Process 1. Problem Recognition 2. Information Search 3. Evaluation of Alternatives 4. Purchase Decision 5. Postpurchase Behavior Psycological Field Keterangan: Diteliti Menunjukan hubungan korelasi Dari table diatas, penulis mengemukakan hipotesis secara umum adalah sebagai berikut: “Terdapat hubungan antara pelayanan Tabungan Ummat yang diberikan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabahnya”. F. Metode Penelitian 1. Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan dari verifikasi dan deskriptif analitis. Verifikasi yaitu menguji hipotesis untuk mencari 12 kebenaran, sedangkan deskriptif analitis yaitu penelitian terhadap suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, status sekelompok manusia ataupun suatu kelas peristiwa secara terperinci pada masa sekarang yang bertujuannya untuk menyajikan gambaran secara sistematis, deskriptif, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti dan selanjutnya dianalisis secara statistik untuk kemudian diambil suatu kesimpulan (Nazir, 1998 : 63). 2. Teknik Pengumpulan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi unit sampel adalah para nasabah Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode Convinienci Sampling, yaitu metode yang penentuan sampelnya diambil berdasarkan pada kebebasan peneliti untuk memilih respondennya (Umar Husein, 2003 : 334). Responden Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung adalah para nasabah yang menabung pada Tabungan Ummat yang diambil sebanyak 96 orang dari populasi yang berjumlah 2118 orang nasabah. Dengan diketahui jumlah populasi tersebut maka rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah responden yang dipilih adalah sebagai berikut: n = ___N___ N(d)²+1 Dimana : n = Jumlah sampel minimum N = Jumlah populasi d = Tingkat ketetapan 10 % 13 Sehingga diperoleh jumlah sampel minimum sebagai berikut: 2118 2118(0,1)2 + 1 2118 = 22,18 = 95,5 ≈ 96 Orang n= 3. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data primer adalah data-data yang dikumpulkan untuk suatu maksud tertentu. Dalam hal ini untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian, data-data yang diambil adalah data tentang pelayanan yang diberikan dan data tentang keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Tabungan Ummat pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. Data-data ini diambil dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung serta hasil kuesioner dari para nasabah Tabungan Ummat di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan baik berupa buku-buku, catatan-catatan kuliah, paper serta sumber informasi lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti. 4. Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu variabel bebas (variabel independen/X) dan variabel terikat (variabel dependen/Y). 14 a. Variabel independen/variabel X Suatu variabel dikatakan sebagai variabel bebas apabila dalam hubungannya dengan variabel lain mempengaruhi atau menerangkan variabel tersebut sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan. Skala yang digunakan adalah skala ordinal, dimana peneliti dapat mengurutkan responden kedalam urutan rangking atas dasar sikap atau pendapat mereka terhadap masalah tertentu. Dalam penelitian ini yang diidentifikasikan sebagai variabel bebas adalah “Pelayanan Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung”. b. Variabel dependen/variabel Y Suatu variabel digolongkan sebagai variabel terikat apabila dalam hubungannya dengan variabel lain, keadaan variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel yang diharapkan sehingga mengakibatkan terjadinya sesuatu. Dalam penelitian ini yang diidentifikasikan sebagai variabel terikat adalah “Keputusan Konsumen untuk Menjadi Nasabah”. Definisi variabel X dan variabel Y dapat dilihat lebih lanjut pada tabel 1. 15 TABEL 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Pelayanan Bank Muamalat Cabang Pembantu Salman ITB Bandung (Variabel X) Konsep Variabel Sub Variabel Bentuk dan pola • Pelayanan pelayanan yang Karyawan diberikan Bank kepada nasabah meliputi: karyawan, prosedur dan • Prosedur informasi serta dan fasilitas fisik Informasi • Fasilitas fisik Indikator Ukuran Tingkat kerapihan Tingkat keramahan Tingkat kesopanan Tingkat penguasaan Tingkat perhatian Skala Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal • Prosedur dan persyaratan • Kemudahan memperoleh informasi • Kesesuaian informasi dengan kenyataan • Prosedur penyetoran dan penarikan • Kecepatan pelayanan • Pengajuan keluhan • Tingkat kemudahan • Tingkat kemudahan • Tingkat kesesuaian Ordinal Ordinal Ordinal • Tingkat kemudahan • Tingkat kecepatan • Tingkat kemudahan Ordinal Ordinal Ordinal • • • • • • • • • • • • • • Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal • • • • • Penampilan Sikap karyawan waktu melayani Cara berbicara Kemampuan dan pengetahuan Perhatian pada masalah yang dihadapi Lokasi mudah dijangkau Lay out, interior Tempat duduk Kebersihan Tempat parkir Kenyamanan ruangan Jumlah ATM • • • • • Tingkat strategis Tingkat daya tarik Tingkat kesediaan Tingkat kebersihan Tingkat keluasan Tingkat kenyamanan Tingkat kesediaan 16 Variabel Keputusan pembelian (Variabel Y) Konsep Variabel Proses seorang konsumen dalam menetapkan pilihan untuk membeli diantara satu atau lebih pilihan yang ada Sub Variabel Problem Recognition Indikator Kesadaran konsumen akan kebutuhan suatu produk Ukuran adanya Dari sangat setuju s/d sangat tidak setuju Skala Ordinal Information Search Konsumen mulai mencari informasi Dari sangat setuju s/d lebih banyak mengenai produk yang sangat tidak setuju mungkin dapat memenuhi kebutuhannya Ordinal Evaluation of Alternatives Konsumen mengevaluasi berbagai Dari sangat setuju s/d alternatif pilihan untuk mendapatkan sangat tidak setuju produk yang sesuai dengan kebutuhannya Ordinal Purchase Decision Penilaian terhadap keputusan pembelian, Dari sangat setuju s/d konsumen mencoba untuk menjadi sangat tidak setuju nasabah Ordinal Postpurchase Behavior Nasabah merasa puas atau tidak puas Dari sangat setuju s/d terhadap produk dan pelayanan Bank sangat tidak setuju Muamalat (terutama Tabungan Ummat), sehingga mereka akan menambah jumlah volume dana dan jenis produk Bank Muamalat lainnya Ordinal 17 5. Pengujian Hipotesis Rancangan pengujian hipotesis dimulai dengan menetapkan Hipotesis Null (Ho) dan Hipotesis Alternatif (HA), pemilihan dan perhitungan uji statistik, penerapan tingkat signifikan serta pengambilan keputusan. a. Penetapan Hipotesis Null (Ho) dan Penetapan Hipotesis Alternatif (HA) Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y, yaitu: Ho = r’ = 0 HA = r’ = 0 Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. HA : Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. b. Pemilihan Tes Statistik Untuk melakukan pengujian atas hipotesis kerja yang telah ditetapkan, penulis menggunakan teknik statistik nonparametric dengan analisa korelasi Rank Spearman yang diperuntukkan bagi penelitian yang terdiri dari dua variabel X dan Y dalam bentuk skala ordinal dimana objek/individu yang dipelajari dapat dirangking dalam dua rangkaian berturut-turut. 18 Rumus korelasi Spearman adalah sebagai berikut: r’ = 1 - 6∑di2 n(n2 – 1) dimana: d = selisih dari setiap pasang rank n = banyaknya pasangan data Langkah-langkah dalam penggunaan koefisien korelasi rank Spearman adalah sebagai berikut: 1) Mengolah setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner untuk dihitung frekuensi dan presentasenya. 2) Diambil pasangan data yang akan diteliti, sehingga jika banyaknya sampel sebesar n, maka didapat: (X1,Y1) (X2,Y2).................(Xn,Yn) dimana: X = Pelayanan Tabungan Ummat Y= Keputusan pembelian 3) Menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternatif jawaban. Setiap jawaban diberikan skor dengan kriteria 5-4-3-2-1 atau 1-2-3-4-5. Perangkingan untuk kedua variabel (baik X maupun Y) harus menggunakan faktor korelasi yang mengharuskan kita menghitung besarnya ∑ x² dan ∑ y² terlebih dahulu sebelum menghitung besarnya r’. Rumus : ∑x2 = n(n² - 1) 12 - ∑Tx ∑y2 = n(n² - 1) 12 - ∑Ty 19 Besaran T dalam perumusan diatas merupakan faktor korelasi bagi setiap kelompok dengan pangkat yang sama yang dirumuskan sebagai berikut: T= t3 – t 12 dimana: T = jumlah variabel yang memiliki pangkat sama Korelasi Spearman kemudian dapat dituliskan sebagai berikut: r’ = ∑X2 + ∑Y2 + ∑d2 2√∑X2 - ∑Y2 Dengan ketentuan nilai r sebagai berikut: 1) r = 0 atau mendekati nol, maka hubungan antara ke-2 variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali. 2) r = 1 atau mendekati 1, maka hubungan dari ke-2 variabel kuat sekali atau cukup kuat dan mempunyai hubungan searah (positif). 3) r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan dari ke-2 variabel kuat sekali atau cukup kuat dan mempunyai hubungan yang berbalikan (negatif). Dari koefisien yang dihasilkan dapat diinterprestasikan derajat hubungan antara kedua variabel yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2 Tabel Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Kekuatan Hubungan 0,8 – 1 Tinggi 0,6 – 0,799 Cukup Tinggi 0,4 – 0,599 Agak Rendah 0,2 – 0,399 Rendah 0 – 0,199 Sangat Rendah Sumber: Sutrisno Hadi 20 c. Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi yang dipilih adalah 0,05. angka ini merupakan tingkat signifikansi yang umum dipakai dan dinilai tepat untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup kuat mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Artinya jika Ho benar, maka probabilitas melakukan kesalahan menolak hipotesis ialah sebesar 0,05. d. Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Null Untuk menentukan penerimaan atau penolakan hipotesis null dilakukan dengan menguji koefisien korelasi rank Spearman dengan membandingkan nilai antara t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Jika t hitung > t table, maka H0 ditolak Jika t hitung < t table, maka H1 diterima Sementara itu karena sampel yang digunakan merupakan sampel besar (N>10) maka dengan demikian dapat menggunakan rumus: t = r’ √n – 2 √1 – r2 Dimana: t = nilai signifikansi r = nilai korelasi rank Spearman n = jumlah responden 21 e. Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah diperoleh dilakukan penarikan kesimpulan atas penelitian yang dilakukan. Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis akan berupaya memberikan pandangan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun peneliti yang lain. G. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB yang berlokasi di Jalan Gelap Nyawang No. 4 Bandung 40132. H. Sistematika Pembahasan Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, lokasi penelitian dan sistematika penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka yang membahas tentang ruang lingkup produk yang mencakup pengertian produk dan tingkatan produk, ruang lingkup jasa yang mencakup pengertian jasa, karakteristik jasa, perbedaan antara barang dan jasa serta pengertian jasa sebagai suatu sistem. Bauran pemasaran jasa yang meliputi pengertian bauran pemasaran serta komponen pelayanan dalam pemasaran jasa. Bank Syariah yang mencakup pengertian bank syariah dan pengertian pemasaran jasa pada bank. Terakhir adalah keputusan pembelian yang didalamnya meliputi pengertian keputusan pembelian serta proses pengambilan keputusan pembelian. 22 Bab III Gambaran Umum PT Bank Muamalat Indonesia, TBK yang didalamnya mencakup profil perusahaan yang meliputi sejarah singkat PT Bank Muamalat Indonesia, struktur organisasi, tujuan Bank Muamalat Indonesia, visi dan misi Bank Muamalat Indonesia, produk dan jasa yang dihasilkan, kebijakan pelayanan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. Bab IV Pembahasan yang meliputi tanggapan konsumen mengenai pelayanan, tanggapan konsumen terhadap keputusan untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung serta hubungan pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. Bab V Penutup yang meliputi didalamnya Kesimpulan dan Saran. 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Produk 1. Pengertian Produk Philip Kotler yang mendefinisikan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi segala keinginan dan kebutuhan. (Kotler, 2000 : 394) W.J Stanton mengemukakan bahwa produk merupakan semua yang berwujud dan tidak berwujud, termasuk didalamnya kemasan, warna, harga, prestise pabrik, prestise pengecer dimana konsumen menganggapnya sebagai penawaran untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. (Stanton, 1997 : 190) Sedangkan menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto mendefinisikan bahwa produk yaitu setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. (Sumarni dan Soeprihanto, 1998 : 274) Dari pendapat beberapa ahli tesebut dapat disimpulkan bahwa produk dalam arti yang luas adalah sarana pemuas kebutuhan yang berbentuk benda fisik, pelayanan, jasa, tempat, lembaga dan gagasan yang mana bentuk-bentuk produk tersebut mempunyai atribut yang dapat ditawarkan ke pasaran. Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi dan ide. Jadi produk dapat berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan konsumen. 24 2. Lima Tingkat Produk Dalam rencana penawaran produk ke pasar, pemasar harus memikirkan lima tingkat dalan konsep produk. Setiap tingkatan akan memberikan nilai tambah bagi konsumen. Menurut Philip Kotler lima tingkat produk tersebut adalah: 1. Core Product (produk inti), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. Misalnya: seorang tamu hotel membeli ‘istirahat dan tidur’. 2. Basic Product (produk dasar), yaitu produk dasar sebagai bentuk dari manfaat inti. Misalnya sebuah kamar hotel harus memiliki tempat tidur, kamar mandi, handuk dan lain sebagainya. 3. Expected Product (produk yang diharapkan), yaitu satu set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika mereka membeli produk ini. Misalnya seorang tamu hotel mengharapkan kamar yang nyaman dan tempat tidur yang bersih. 4. Aughmented Product (produk yang ditingkatkan), yaitu satu set atribut yang memenuhi keinginan pelanggan dan melampui harapan mereka. Dalam hal ini, pihak hotel menyediakan kamar mandi dengan fasilitas air hangat, televisi dengan remote control dan AC. 5. Potential Product (produk potensial), mencakup semua peningkatan dan transformasi yang akhirnya akan dialami produk tersebut dimasa datang. (Kotler, 2000 : 394) Kesuksesan perusahaan dalam menambah manfaat pada penawaran mereka melalui lima tingkat produk tesebut, tidak hanya memberi kepuasan bagi 25 konsumen tetapi juga akan memberi kejutan dan kesenangan bagi konsumen. Kesenangan tersebut diharapkan dapat melebihi harapan konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus menemukan suatu cara untuk dapat melakukan tambahan pada produk yang ditawarkannya, misalnya memberikan souvenir payung atau gelas pada saat konsumen membeli produk tersebut. B. Ruang Lingkup Jasa 1. Pengertian Jasa Istilah jasa mempunyai beberapa pengertian. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian jasa. Menurut Drs Helmi Karim, Jasa dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah ijaarah ( )ِإﺟَﺎرَ ٌةyang berarti upah/ganti/imbalan. Karena itu lafadz ijarah mempunyai pengertian umum yang meliputi upah atas pemanfaatan sesuatu benda atau imbalan dari sesuatu kegiatan, atau upah karena melakukan sesuatu aktivitas. Sedangkan dalam arti luas, ijarah bermakna suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu. Hal ini sama artinya dengan menjual manfaat suatu benda, bukan menjual ‘ain dari benda itu sendiri. (Karim, 1997 : 29) Drs Ghufron A. Mas’adi, M.Ag mengemukakan bahwa ijarah menurut bahasa berarti upah dan sewa, jasa atau imbalan. Menurut Fuqaha Hanafiyah, ijarah adalah akad/transaksi terhadap manfaat dengan imbalan. Menurut Fuqaha Syafi’iyah, ijarah adalah transaksi terhadap manfaat yang dikehendaki secara jelas, harta yang bersifat mubah dan dapat dipertukarkan dengan imbalan tertentu. Menurut Fuqaha Malikiyah dan Hanabilah, ijarah adalah pemilikan manfaat suatu 26 harta benda yang bersifat mubah selama periode waktu tertentu dengan suatu imbalan. (Mas’adi, 2002 : 181 – 182) Sedangkan Philip Kotler mengemukakan bahwa a service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything its production may or may not be tied to a physical product. (Kotler, 2000 : 394) Basu Swastha mengemukakan jasa merupakan barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang sangat memuaskan. (Swastha, 1999 : 318) Zeithmal dan Bitner mengemukakan jasa yaitu mencakup semua aktivitas ekonomi yang outputnya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama, dan nilai tambahnya diberikan dalam bentuk (kenyamanan, liburan, kecepatan dan kesehatan) yang secara prinsip intangible bagi pembeli pertamanya. (Zeithmal dan Bitner, 1996 :5) Dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya jasa memiliki unsur-unsur penting yaitu tidak berwujud, tidak memberikan sifat kepemilikan, terdapat interaksi antara penyelia jasa dengan pelanggan, proses produksinya mungkin atau juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik dan dapat memberikan kepuasan, memenuhi kebutuhan pelanggan. 27 2. Karakteristik Jasa Jasa memiliki beberapa karakteristik yang khas, yang membedakannya dari produk berupa barang. Karakteristik tersebut menimbulkan implikasi yang penting dalam pemasaran jasa. Menurut Philip Kotler jasa memiliki empat karakteristik utama, yaitu: a. Intangibility (tidak berwujud) Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasakan, diraba, didengar atau dicium sebelum ada transaksi pembelian. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari kualitas jasa tesebut. b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jadi jasa tidak dapat dipisahkan dari sumber yang menghasilkannya. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan leawat berbagai penjual dan kemudian baru dikonsumsi. c. Variability (bervariasi) Jasa itu sangat bervariasi, karena tergantung kepada yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. d. Perishability (tidak tahan lama) Jasa-jasa tidak dapat disimpan. Keadaan tidak tahan lama dari jasa-jasa bukanlah masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Jika permintaan terhadapnya berfluktuasi, maka perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit. Maka penyedia jasa 28 harus mengusahakan agar terciptanya suatu kesesuaian antara permintaan dan penawaran dalam bisnis jasa. (Kotler, 2000 : 429) 3. Perbedaan antara Barang dan Jasa Antara pemasaran barang dengan pemasaran jasa, menurut Lovelock terdapat sembilan hal yang dapat membedakannya, yaitu: a. No customer ownership of services Pada dasarnya pembelian barang mengakibatkan terjadinya kepemilikan akan barang tersebut, sedangkan pembelian jasa tidak mengakibatkan kepemilikan apapun bagi konsumennya (kecuali pada jasa makanan dan instalasi suku cadang pada jasa pemeliharaan dan perbaikan). Seperti pada jasa rental kendaraan, konsumen tidak menjadi pemilik dari kendaraan yang disewakan. b. Services products as intangible performance Jasa merupakan suatu perbuatan, suatu penampilan atau kinerja suatu usaha yang pada pelaksaannya sering melibatkan barang berwujud tetapi pada dasarnya jasa tidak berwujud. Sedangkan barang umumnya sering melibatkan produk berwujud. c. Customer involvement in the production process Konsumen secara aktif sering terlibat dalam penciptaan suatu jasa, meskipun konsumen melayani dirinya sendiri atau kadang-kadang dibantu oleh pegawai perusahaan dalam pelaksanaan jasa. Sedangkan penciptaan suatu barang tidak pernah melibatkan konsumen. 29 d. People as part of the product Pada jasa yang melibatkan konsumen dalam keterlibatan yang tinggi, konsumen tidak hanya berhubungan dengan pegawai perusahaan tetapi mungkin berhubungan dengan konsumen lain. Sedangkan pada barang, hanya berhubungan dengan pegawai perusahaannya saja. e. Greater variability in operational inputs and output Dalam menciptakan suatu barang dapat ditentukan standarisasinya, tetapi untuk jasa sulit ditentukan standarisasinya karena jasa dikonsumsi pada saat jasa tersebut diproduksi. f. Difficulty of customer evaluation Konsumen akan mudah mengevaluasi karakteristik dari barang yang dibutuhkan seperti warna, ukuran, kemasan dan lain-lain. Sedangkan pada jasa konsumen dapat menemukan kesulitan untuk mengevaluasi jasa yang benarbenar diinginkan karena baru akan dirasakan pada saat jasa tersebut dikonsumsi atau setelahnya. g. No inventories for services after production Karena jasa merupakan suatu penampilan (performance) maka jasa tidak dapat disimpan, kapasitas jasa yang tidak digunakan terbuang jika konsumen tidak ada untuk menerima jasa tersebut. Sedangkan produk dapat disimpan, jadi jika tidak digunakan tidak akan terbuang. h. Importance of the factor Jasa dinikmati pada waktu konsumen menginginkannya, konsumen harus hadir pada waktu menerima jasa, misalnya jasa penerbangan, salon, bank dan 30 lainnya. Konsumen memiliki batas seberapa seberapa lama mau menunggu hingga suatu jasa dapat dinikmati. Sedangkan pada barang, konsumen tidak harus dating pada waktu menerima barang, dapat diwakilkan. i. Different distribution channels Perusahaan membutuhkan manufaktur saluran distribusi fisik untuk menyalurkan barangnya kepada konsumen, sedangkan banyak perusahaan jasa menggunakan saluran elektronik seperti bidang penyiaran dalam mendistribusikan jasanya. Kadang-kadang dalam dunia perbankan perusahaan menawarkan kepada konsumen pilihan saluran distribusi dengan mendatangi bank secara langsung atau mengunjunginya melalui internet. (Lovelock, 2001 : 8) 4. Jasa sebagai Suatu Sistem Setiap bisnis yang berkaitan dengan jasa dapat dijelaskan dengan pendekatan sistem, yang melibatkan suatu masukan (input) yang terdiri dari pelanggan, material dan informasi, proses pengolahan dan keluaran (output) yang berupa jasa itu sendiri, menurut Lovelock jasa sebagai suatu sistem terdiri dari: a. Service Operation System Service Operation System, dimana masukan proses dan elemen-elemen dari produk jasa itu sendiri dibuat. Bagian ini terbagi menjadi dua yaitu bagian yang tidak langsung berhubungan dengan pelanggan, sehingga tidak terlihat oleh pelanggan dan sering disebut sebagai Back Office. Bagian ini lebih banyak berfungsi sebagai pendukung bidang teknis. Sedang bagian yang lain 31 yang terlihat langsung oleh pelanggan merupakan Physical Support dan Contact Personel. b. Service Delivery System Service Delivery System, dimana hasil pengolahan dari elemen-elemen jasa berpindah tempat dan hasil produknya diberikan kepada pelanggan. Bagian ini langsung berhubungan dan terlihat oleh pelanggan, tidak hanya mencakup bagian yang tampak dari Service Operation System, akan tetapi meliputi hubungan dengan pelanggan-pelanggan yang lain. Goncalves mengatakan bahwa ada tiga komponen utama dari Service Delivery System yaitu participant/people, physical evidence/asset, dan process. (Goncalves, 1998 : 80) c. Service Marketing System Service Marketing System, dimana elemen lain yang merupakan bagian dari sistem jasa adalah sistem pemasaran jasa yang berfungsi memberi kontribusi terhadap pandangan konsumen akan perusahaan jasa. Elemen itu terdiri dari usaha komunikasi bagian advertising dan departemen penjualan, telepon, surat dari service officer, tagihan dari accounting, berita media massa, word of mouth atau promosi dari mulut ke mulut dari pelanggan, bahkan partisipasi studi penelitian pasar. Jadi, elemen diatas ditambah dengan sistem penyampaian jasa merupakan arti dari istilah yang disebut Service Marketing System. (Lovelock, 2000 : 64) Gambaran bisnis jasa sebagai suatu sistem terlihat sebagai berikut: 32 Gambar 2 The Service Marketing System for a Low – Contact Service Mail Technical Core Self service Equipment The Customer Phone, Fax, Website, etc Back Stage (Invisible) Front Stage (Visible) Advertising Sales Calls Market Research Surveys Billing/Statement Mail Word of mouth Random Exposures to facilities Gambar 3 The Service Marketing System for a High – Contact Service Service Operation System Interior & Exterior Technical Core Equipment Other Contact Point Other Customer The Customer Service Back Stage (Invisible) People Other Customer Front Stage (Visible) Sumber : Lovelock (2001 : 66) Advertising Sales Calls Market Research Surveys Billing/Statement Mail Word of Muoth Chance Encounters with service personal Random Exposures to Facilities 33 C. Bauran Pemasaran Jasa Definisi pemasaran menurut World Marketing Association (WMA) yang diajukan oleh Hermawan Kartajaya adalah sebagai berikut: “Pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari satu inisiator kepada stakeholder-nya”. (Kartajaya, 2003 : 11) Sedangkan Philip Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. (Kotler, 2002 : 9) Kebijakan dan program pemasaran dikemas menggunakan beberapa alat untuk memperoleh respon dari pasar sasaran mereka. Alat-alat tersebut terdapat dalam Bauran Pemasaran. Menurut Philip Kotler definisi bauran pemasaran adalah sebagai berikut “The Marketing Mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the market”. (Kotler, 2000 : 15) Sedangkan menurut Carl McDaniel dan Roger Gates, bauran pemasaran adalah paduan unik dari barang/jasa, harga, promosi, penawaran dan distribusi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan dari sekelompok konsumen tertentu. (McDaniel dan Gates, 1991 : 20) Drs. Indriyo Gitosudarmo, M.Com mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah perpaduan dari alat-alat pemasaran yang dipadukan sedemikian rupa oleh pengusaha baik secara partial maupun secara bersama-sama akan dapat 34 mempengaruhi konsumen untuk menjadi tertarik, senang, kemudian membeli dan akhirnya puas akan produk yang dipasarkannya itu. (Gitosudarmo, 1994 : 13) Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan digunakan dengan tepat sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jasa bersifat intangible maka konsumen akan mencari sesuatu yang dapat mereka rasakan dan dapat dilihat untuk menilai jasa itu pada saat berorientasi dengan perusahaan jasa. (Zeithaml dan Bitner, 1996 : 113-114) Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengkombinasikan unsur-unsur bauran pemasarannya dalam proporsi yang tepat sehingga sesuai dengan lingkungan perusahaan, dapat memuaskan pasar sasaran, dan tetap sejalan dengan sasaran perusahaan dalam bidang pemasaran secara keseluruhan. Bauran pemasaran yang telah ditetapkan sebaiknya selalu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dihadapi perusahaan, jadi harus bersifat dinamis. Bauran pemasaran untuk industri jasa lebih luas daripada bauran untuk produk barang. Untuk produk barang, umumnya terdiri dari empat elemen, yaitu: 1. Product Merupakan bentuk barang atau jasa yang diperjualbelikan dari tangan produsen ke tangan konsumen untuk memenuhi keinginan atau kepuasan konsumen. 35 2. Price Merupakan variabel pemasaran yang menghasilkan pendapatan. 3. Place Merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran produk melalui saluran distribusi yang tepat, sehingga produk tersebut dapat tersedia pada tempat, waktu yang tepat dan dalam jumlah yang diinginkan konsumen. 4. Promotion Merupakan alat untuk berkomunikasi dengan konsumen yang ditujukan untuk memberikan informasi atau membujuk serta memperingatkan pelanggan akan produk dengan tujuan menciptakan penjualan yang diinginkan. (Kotler, 2000 : 15) Sedangkan untuk produk jasa, baurannya diperluas dengan menambah tiga elemen, Penjabaran dari komponen-komponen tersebut dikemukakan oleh Zeithaml and Bitner sebagai berikut: 1. People Yaitu semua pihak atau orang yang terlibat dalam bagian penyerahan jasa dan yang mempengaruhi persepsi pembeli, elemen-elemen dari people yaitu karyawan perusahaan, konsumen, dan pihak-pihak lain didalam lingkungan jasa tersebut. Jadi bagaimana mereka berpakaian, bagaimana penampilan mereka dan juga sikap dan perilaku mereka akan mempengaruhi persepsi konsumen tentang jasa. Semua karyawan yang berhubungan dengan konsumen dapat disebut sebagai tenaga penjual. Dengan kata lain, dalam pengertian yang lebih luas, pemasaran 36 merupakan pekerjaan semua personel organisasi jasa. Oleh karena itu penting kiranya semua perilaku karyawan jasa harus diorientasikan kepada konsumen. Itu berarti karyawan jasa harus merekrut dan mempertahankan karyawan yang mempunyai skill, sikap. Komitmen, dan kemampuan dalam membina hubungan baik dengan konsumen. People dalam jasa ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktifitas perusahaan, dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi. Oleh perusahaan jasa unsur people tidak hanya memegang peranan penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan yang bersangkutan. Elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu: a. Service People Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti, dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan. b. Customer Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para konsumen. Konsumen dapat memberikan persepsi kepada konsumen lain tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan. 37 Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen dan sumber daya manusia. Pentingnya sumber daya manusia dalam pemasaran jasa telah mengarah perhatian yang besar pada pemasaran internal. Pemasaran internal semakin diakui perusahaan dalam menentukan suksesnya pemasaran ke konsumen eksternal. (Zeithmal dan Bitner, 2000 : 19) Allah SWT dalam Al Qur’an mengajarkan untuk senantiasa rendah hati, berwajah manis, bertutur kata baik, berprilaku sopan termasuk dalam aktivitas berbisnis. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al Luqman ayat 18 – 19 yang berbunyi: =Ïtä† Ÿω ©!$# ¨βÎ) ( $·mttΒ ÇÚö‘F{$# ’Îû Ä·ôϑs? Ÿωuρ Ĩ$¨Ζ=Ï9 š‚£‰s{ öÏiè|Áè? Ÿωuρ ¨βÎ) 4 y7Ï?öθ|¹ ⎯ÏΒ ôÙàÒøî$#uρ šÍ‹ô±tΒ ’Îû ô‰ÅÁø%$#uρ ∩⊇∇∪ 9‘θã‚sù 5Α$tFøƒèΧ ¨≅ä. ∩⊇®∪ ÎÏϑptø:$# ßNöθ|Ás9 ÏN≡uθô¹F{$# ts3Ρr& “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai". (DEPAG, 2003 : 412-413) 2. Process Yaitu semua prosedur actual, mekanisme, dan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk perusahaan jasa, kerjasama antara pemasaran dan operational sangat penting dalam elemen 38 proses ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, maka kualitas jasa diantaranya dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya. Proses jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain keputusan dalam menajemen operasi adalah sangat penting untuk suksesnya pemasaran jasa ini. Seluruh aktifitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktifitas-aktifitas dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang atau jasa) disalurkan ke konsumen. Identifikasi manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya elemen ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan. (Zeithmal dan Bitner, 2000 : 20) konsumen menilai jasa dengan melihat atau merasakan proses dari jasa yang terjadi pada saat menerima produk jasa tersebut. Misalnya apakah jasa itu memerlukan proses yang komplek atau melalui birokrasi yang rumit, apakah proses telah distandarisasi atau bersifat fleksibel dan apakah jasa itu dominan memakai bantuan teknologi atau menggunakan tenaga manusia. Jika prosesnya mudah dan tidak berbelit-belit, konsumen akan merasakan kepuasan terhadap profesionalitas para karyawan yang melayaninya, sehingga dapat menjadikan konsumen itu pemasar gratis. Seperti hadits riwayat Imam Bukhari dibawah ini: 39 ﺷ َﺘﺮَى َوِإذَا ا ْﻗ َﺘﻀَﻰ ْ ع َوِإذَا ا َ ﺟﻠًﺎ ﺳَ ْﻤﺤًﺎ ِإذَا ﺑَﺎ ُ َﺣ َﻢ اﻟﱠﻠ ُﻪ ر ِ َر “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang yang sudah memberi kelonggaran kepada orang lain ketika menjual, membeli atau menagih hutang” (Bukhari, t.t : 121 jilid 3) 3. Physical Evidence Yaitu lingkungan tempat jasa itu diserahkan dan tempat perusahaan dan konsumen berinteraksi dan semua komponen nyata dengan membantu kegiatan atau komunikasi dari jasa. Sarana fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk didalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti brosur-brosur, kartu bisnis, laporan perusahaan, blanko surat, peralatan dan juga fasilitas kantor cabang perusahaan (branch facility). (Zeithmal dan Bitner, 2000 : 20) Lovelock mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut: a. An attention-Creating Medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiansi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring konsumen dari target pasarnya. b. As a massage-Creating Medium. Menggunakan symbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada konsumen kekhususan kualitas dari produk jasa yang ditawarkan. mengenai 40 c. An effect-Creating Medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan. (Lovelock, 2002 : 248) Zeithaml dan Bitner mengemukakan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi persepsi konsumen mengenai jasa menunjuk kepada komponenkomponen pelayanan/bukti dari jasa itu (evidence of service). Gambar 4 The evidence of service (from the customer’s point of view) Contact employeer Customer him/herself Other customer Operation flow of activities Steps in process Flexibility vs Standard Technology vs Human Tangible People communication Serviscape Process Physical Evidence Guarantess technology Sumber : Valerie A. Zeithaml D & Mary Jo Bitner (1996 : 115) D. Bank 1. Pengertian Bank Syariah Dari segi bahasa, kata bank berasal dari bahasa Perancis banque, dan banco dalam bahasa Italia, yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya. (Sudarsono, 2003 : 27) 41 Sedangkan dari segi istilah ada beberapa ahli memberikan definisi tentang bank. Menurut Saladin, bank adalah badan usaha dibidang keuangan yang menarik uang dari dan menyalurkannya kedalam masyarakat, terutama dengan memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. (Saladin, 1994 : 7) Definisi bank menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yaitu “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.” Sedangkan pengertian bank umum masih menurut UU No. 10 Tahun 1998 yaitu “bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). (Wiroso, 2005 : 2) Pada pasal 1 ayat 13 UU menyatakan bahwa: “Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk 42 penyimpanan dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). (UU Perbankan, 2006) Menurut Heri Sudarsono, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsipprinsip syariah. (Sudarsono, 2003 : 27) Pada umumnya, yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dengan kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah Islam digunakan oleh bank syariah dalam hal: a. Menetapkan imbalan yang diberikan kepada masyarakat sehubungan dengan penggunaan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya. b. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja. c. Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim dilakukan oleh bank syariah. Jadi, bank syariah adalah bank yang menerapkan sistem bagi hasil kepada nasabah yang menginvestasikan uangnya di bank. Artinya, nasabah tidak akan pernah dapat menghitung dengan pasti berapa jumlah uangnya yang akan bertambah setiap bulan bila mereka menginvestasikan uangnya dalam jumlah 43 tertentu. Namun, nasabah dapat mengetahui porsi atau bagian yang menjadi haknya dan berapa porsi atau bagian yang menjadi hak pihak bank syariah. 2. Pengertian Pemasaran Jasa Bank Pada dasarnya pengertian konsep pemasaran perbankan mempunyai persamaan dengan konsep pemasaran. Konsep pemasaran berorientasi pada kebutuhan konsumen, begitu juga konsep pemasaran perbankan berorientasi pada konsumen (nasabah), seperti Saladin berpendapat bahwa konsep pemasaran perbankan adalah dasar pemikiran bagaimana caranya aktivitas pemasaran perbankan dapat dilaksanakan berdasarkan suatu falsafah yang mantap, tanggap, bertanggungjawab dan selalu memberikan kepuasan kepada nasabah serta menguntungkan perusahaan. (Saladin, 1994 : 8) Sedangkan Kasmir mengemukakan bahwa pemasaran perbankan adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dangan cara memberi kepuasan. (Kasmir, 2005 : 63) Menurut Herry Achmad Buchory. SE, M.M dan H. Djaslim Saladin SE mengemukakan bahwa pemasaran perbankan adalah proses social dan manajerial untuk merencanakan, menciptakan, dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang dibutuhkan dan diinginkan sehingga terwujudkan kepuasan nasabah (Buchory dan Saladin, 2006 : 4) Dengan demikian konsep pemasaran perbankan mengandung arti mempunyai falsafah yang mantap dan bertanggung jawab, berorientasi pada nasabah di satu pihak dan menguntungkan perusahaan dilain pihak. 44 E. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Pembelian Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan pembelian. Keputusan membeli sabun, komputer dan mobil merupakan hal yang sangat berbeda. Pembelian yang rumit dan mahal makin melibatkan lebih banyak pertimbangan pembelian dan lebih banyak peserta. Menurut Leon G. Shiffman dan Leslie Lazar Kanuk, “A decision is the selection of an action from two or more alternative choices”. Dengan kata lain seseorang yang melakukan pembelian berarti telah memilih alternatif terbaik dari seluruh alternatif yang ada. (Shiffman dan Kanuk, 1997 : 558) Dalam kenyataannya konsumen mempunyai kebebasan penuh untuk melakukan pemilihan alternatif yang ada. Pemilihan itu didasarkan pada karakteristik dan proses pengambilan keputusan pembelian. Pemasar yang baik harus tahu bagaimana keputusan itu dimbil agar dapat merancang dan menyediakan faktor-faktor pendorong yang menunjang keputusan pembelian. Selanjutnya Kanuk mengatakan, keputusan pembelian merupakan suatu keputusan untuk memilih suatu pilihan dari beberapa alternatif, dimana dalam prosesnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu firm marketing effort yang terdiri dari product, promotion, price dan channel distribution. Faktor lainnya yaitu sociocultural environment yang terdiri dari family, informal source, social class, dan lain-lain. (Shiffman dan Kanuk, 1997 :558) Kedua faktor tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menentukan keputusan pembelian sebuah produk, besar kecilnya pengaruh tersebut akan 45 dikombinasikan dengan psychological field yang terdiri dari motivasi, persepsi, learning dan lain-lain serta pengalaman dari konsumen yang bersangkutan. Hasil kombinasi yang disesuaikan dengan proses keputusan pembelian akan melahirkan sebuah keputusan pembelian dengan proses keputusan pembelian terhadap produk tertentu yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kanuk mengatakan pada dasarnya ada 4 model karakteristik orang lain, yaitu: a. Economic man adalah orang yang membuat keputusan secara rasional berdasarkan banyak pertimbangan dengan memilih alternatif terbaik yang paling memungkinkan pada umumnya mereka kurang realitis. b. Passive man adalah tipe orang yang pasif, hanya menunggu penawaran dari perusahaan sehingga mudah untuk dipengaruhi wiraniaga dalam pengambilan keputusan pembelian. c. Cogrutive man adalah tipe thinking problem solving, mereka aktif mencari informasi tentang suatu produk yang mereka butuhkan kemudian mengevaluasinya agar mendapatkan hasil produk yang paling mereka inginkan. Mereka lebih realitis dibanding tipe economic man. d. Emotional man adalah keterlibatan masalah emosi atau perasaan sangat tinggi dalam pengambilan keputusan pembelian. (Kanuk, 1997 : 555) 2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian, menurut Philip Kotler konsumen terlebih dahulu melalui lima tahap dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Namun ke 5 tahap tersebut tidak semuanya harus dilalui oleh 46 konsumen terutama atas pembelian dengan keterlibatan yang rendah. Lima tahap yang dilalui dalam proses keputusan pembelian yaitu: a. Pengenalan masalah (problem recognition) Proses pembelian dimulai dengan adanya kisaran konsumen atas suatu masalah atau kebutuhan konsumen merasakan ada perbedaan antara kondisi nyata yang dihadapinya dengan kondisi yang diharapkan. Keadaan yang mendorong kebutuhan atau melihat tertentu dalam diri konsumen harus mampu dibaca atau diidentifikasi oleh seorang pemasar. b. Pencarian informasi (information research) Setelah mengenali masalah yang dihadapinya, konsumen mungkin saja berusaha mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan yang ada pada diri konsumen kuat dan jasa yang diinginkan tersedia, ia akan membelinya. Tetapi jika tidak, keinginan itu akan disimpan dalam memorinya. Selanjutnya konsumen mungkin tidak akan melakukan pencarian lebih lanjut, mencari sedikit informasi atau bisa juga sungguh-sungguh berusaha mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan tersebut. Bila konsumen mencari informasi maka dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Pertama adalah perhatian yang kuat sehingga konsumen tersebut akan lebih tanggap terhadap informasi tentang barang tersebut; Kedua adalah melakukan pencarian aktif sehingga ia akan berusaha mencari semua sumber informasi yang mungkin atas suatu produk atau jasa tertentu. Sumber informasi yang digunakan adalah: 1) Sumber niaga, misalnya penjual, pameran dan iklan. 47 2) Sumber umum, misalnya media massa. 3) Sumber pengalaman, misalnya pemakaian produk, pengujian. Melalui usaha pencarian informasi ini, konsumen akan mengenal sejumlah pilihan merek yang tersedia dipasaran berikut dengan keunggulankeunggulannya. c. Evaluasi alternatif (evaluation alternatives) Setelah pencarian informasi, konsumen akan menghadapi sejumlah merek yang dapat dipilih. Pemikiran alternatif ini melalui suatu proses evaluasi tertentu sejumlah konsep tertentu akan membantu memahami proses ini yaitu: Pertama, konsumen akan mempertimbangkan berbagai sifat produk. Kedua, sesuatu yang paling penting yaitu kegunaan produk. Pemasaran harus lebih lebih mempertimbangkan kegunaan ciri-ciri tersebut, bukan penjualannya. Ketiga, konsumen biasanya membangun seperangkat kepercayaan merek sesuai dengan ciri-cirinya. Keempat, konsumen diasumsikan memiliki sebuah fungsi utilitas atas tiap-tiap ciri. Fungsi utilitas menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat tertentu yang berbeda untuk masing-masing ciri. Kelima, selanjutnya konsumen akan tiba pada sikap atas alternatif merek melalui sejumlah prosedur evaluasi. d. Keputusan pembelian (purchase decision) Pada tahap evaluasi keputusan konsumen membentuk suatu kecenderungan diantara sejumlah merek dalam sejumlah pilihan. Konsumen juga membentuk suatu kecenderungan untuk membeli dan mengarahkan pada pembelian merek 48 yang disukai. Ada dua faktor yang bisa mempengaruhi kecenderungan seseorang atas suatu pilihan, yaitu: 1) Sikap orang lain (attitude of others) Sikap orang lain akan mempengaruhi kecenderungan seseorang atas satu pilihan. Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu intensitas sikap negatif seseorang terhadap alternatif. Pilihan dan motivasi konsumen dalam menerima harapan orang lain. 2) Faktor situasional yang tidak terantisipasi (unanticipated situational factors). Keinginan konsumen untuk membeli didasari oleh beberapa faktor yaitu pendapatan keluarga, harga dan keuntungan dari produk tersebut. Pada saat konsumen akan melakukan suatu tindakan pembelian, faktor-faktor yang tidak terantisipasi mungkin akan muncul mengubah maksud pembelian. e. Perilaku setelah pembelian (postpurchase decision) Dengan dibelinya merek produk tertentu, proses evaluasi belum berakhir karena konsumen akan melakukan evaluasi pasca pembelian (postpurchase). Proses ini akan menentukan apakah seandainya konsumen merasa puas atau tidak akan keputusan pembeliannya. Seandainya konsumen merasa puas, maka kemungkinan melakukan pembelian kembali pada masa depan akan terjadi, sementara itu jika konsumen tidak puas atas keputusan pembeliannya, dia akan mencari kembali berbagai informasi produk yang dibutuhkannya. Proses itu akan terus terulang sampai konsumen merasa terpuaskan atas keputusan pembeliannya. (Kotler, 2000 : 178) 49 Proses pengambilan keputusan itu dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini. Gambar 5 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Pengenalan masalah/kebutuhan dan keinginan Pencarian berbagai informasi Evaluasi berbagai alternatif merek produk Pilihan atas merek produk untuk dibeli Evaluasi pasca pembelian Sumber : Sutisna, SE.ME (2002 : 16) Umpan Balik 50 BAB III GAMBARAN UMUM PT BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK A. Sejarah Singkat PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT Bank muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada tahun 1412 H atau tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia pada lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan” pada tanggal 18 s/d 20 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam dan dipertegas lagi dalam Munas IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta pada tanggal 22 s/d 25 Agustus 1990. Atas dasar Munas MUI IV inilah langkah pertama untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia dimulai. Bank Muamalat Indonesia merupakan salah satu Bank yang menggunakan Prinsip Syariah Islam dalam menjalankan operasional perbankannya, dan berkantor pusat di Jakarta sesuai dengan Akta pendirian Nomor 1 tanggal 1 November 1991, Notaris Yudo Paripurno, SH. Bank Muamalat Indonesia memulai kegiatan operasinya pada tanggal 27 Syawal 1412 H atau tanggal 1 Mei 1992. dengan dukungan eksponen Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim, pendirian Bank Muamalat Indonesia juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor, diperoleh komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. 51 Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat Indonesia berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai Bank Syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat Indonesia pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat Indonesia mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat Indonesia. Oleh karenanya, dalam kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat Indonesia. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat Indonesia berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. 52 Hingga akhir tahun 2004, Bank Muamalat Indonesia tetap merupakan bank syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tahun 2004. Bank Muamalat Indonesia menjadi bank pertama murni syariah yang beroperasi sebagai salah satu bank umum syariah di Indonesia. Dan untuk memperluas jaringan, Bank Muamalat membuka Kantor Cabang Pembantu Salman ITB pada tanggal 27 Desember 1999 dan Insya Allah pada tahun mendatang akan terus bertambah. Sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan sesuai dengan kondisi di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia mempunyai tujuan sebagai berikut: Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial ekonomi (antara lain melalui meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, membuka peluang kesempatan kerja, meningkatkan penghasilan masyarakat banyak), meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan yang selama ini diketahui, mengembangkan lembaga bank dan sistem yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, yang mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat sekaligus mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomis, berprilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan operasionalnya, Bank Muamalat Indonesia memiliki visi dan misi agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. 53 Adapun visi Bank Muamalat Indonesia adalah menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. Sedangkan misi Bank Muamalat Indonesia menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder. B. Struktur Organisasi 1. Struktur Organisasi Gambar 6 Struktur Organisasi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Kantor Cabang Pembantu Salman ITB Regional Manager Chairil Noor Koordinator Salman Ade Sri Widyawati Teller Financing & Funding Defi Nurmillah Rina Priani Rachman Rachman Iqbal Customer Service Back Office Nike Maulina Hadi Herdiana Sumber : PT Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Bandung 54 2. Uraian Jabatan a. Koordinator Salman 1) Melakukan pemasaran asset dan liability serta proses pembiayaan dengan berorientasi pada cross selling, profit dan kualitas pembiayaan. 2) Membina portfolio nasabah serta membina hubungan dengan nasabah yang berorientasi pada produktivitas, profitabilitas yang optimal. 3) Melakukan proses inisiasi, solisitasi, pengumpulan data, analisis atas pengajuan permohonan pembiayaan untuk menjamin kelancaran proses pengajuan proposal pembiayaan kepada komite. 4) Merumuskan strategi, melakukan identifikasi customer yang sesuai dengan target market guna menjamin tercapainya target funding dan target pembiayaan yang telah ditetapkan. 5) Mengusahakan seluruh transaksi yang dilakukan unit agar memperoleh margin yang optimal serta meningkatkan fee base untuk mencapai target pendapatan yang ditetapkan. 6) Melaksanakan pembinaan dan monitoring atas aktifitas sehari-hari dengan membuat call report ke Deputi Bisnis atas hasil kunjungan secara kontinyu, memastikan perolehan laporan keuangan tiap kuartal, semesteran dan tahunan (audited) serta membuat ringkasan data nasabah tiap 6 bulan sekali untuk memastikan bahwa usaha nasabah berjalan dengan baik sebagaimana yang diproyeksikan dalam analisis. 7) Membuat laporan bulanan atas pencapaian pendapatan dar account yang ditangani untuk memastikan tercapainya target pendapatan tiap bulan. 55 8) Memasarkan produk dan jasa pelayanan BMI sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. 9) Mengkoordinir pencapaian target funding dan lending Kantor Cabang Pembantu. 10) Bertanggung-jawab terhadap kegiatan opersaional Kantor Cabang Pembantu. 11) Meningkatkan kinerja Cabang Pembantu seoptimal mungkin sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. 12) Dalam hal pelaksanaan tugas, bertanggung-jawab atas seluruh Kru Muamalat yang berada di Kantor Cabang Pembantu. b. Teller 1) Mengambil dan memasukkan box dari dan ke main vault dengan membubuhkan paraf. 2) Memeriksa saldo box awal hari sesuai limit. 3) Melakukan pembayaran dan menerima dan menerima setoran tunai sesuai ketentuan. 4) Menerima setoran cek / bilyet giro, inkaso dan transfer. 5) Membuat tiket-tiket harian Teller. 6) Input transaksi harian kas. 7) Melaksanakan pencocokan tiket dengan print out / batch. 8) Melaksanakan cash count harian. 9) Melaksanakan sortir uang apabila terjadi over limit. 56 c. Funding dan Financing 1) Melakukan pemasaran asset dan liability serta proses pembiayaan dengan berorientasi pada cross selling, profit dan kualitas pembiayaan. 2) Membina portfolio nasabah serta membina hubungan dengan nasabah yang berorientasi pada produktivitas, profitabilitas yang optimal. 3) Melakukan proses inisiasi, solisitasi, pengumpulan data, analisis atas pengajuan permohonan pembiayaan untuk menjamin kelancaran proses pengajuan proposal pembiayaan kepada komite. 4) Merumuskan strategi, melakukan identifikasi customer yang sesuai dengan target market guna menjamin tercapainya target funding dan target pembiayaan yang telah ditetapkan. 5) Melaksanakan pembinaan dan monitoring atas aktifitas sehari-hari dengan membuat call report ke Pimpinan Cabang (cc. Kepala Urusan) atas hasil kunjungan secara kontinyu, memastikan perolehan laporan keuangan tiap kuartal, semesteran dan tahunan (audited) serta membuat ringkasan data nasabah tiap 6 bulan sekali untuk memastikan bahwa usaha nasabah berjalan dengan baik sebagaimana yang diproyeksikan dalam analisis. 6) Membuat laporan bulanan atas pencapaian pendapatan dan account yang ditangani untuk memastikan tercapainya target pendapatan tiap bulan. 7) Melakukan analisis atas perpanjangan pembiayaan yang telah jatuh tempo untuk menjaga kualitas kolektibilitas lancar. pembiayaan nasabah agar tetap dalam 57 8) Memasarkan produk dan jasa pelayanan BMI sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. 9) Mengidentifikasi dan mengamankan resiko-resiko yang mungkin timbul dalam pemberian pembiayaan guna mempertahankan tingkat kolektibilitas serendah mungkin. 10) Mengusahakan seluruh transaksi yang dilakukan unit agar memperoleh margin yang optimal serta meningkatkan fee base untuk mencapai target pendapatan yang ditetapkan. d. Customer Service 1) Mengambil dan memasukkan box dari dan ke main vault dengan membubuhkan paraf. 2) Membuka atau menutup hold rekening giro dan tabungan. 3) Memberikan penjelasan produk-produk bank kepada nasabah secara jelas. 4) Melayani permintaan buku cek / bilyet giro. 5) Melayani informasi saldo. 6) Melayani permintaan dan memelihara kartu Tabungan dan kartu ATM. 7) Monitoring persediaan barang cetakan / aplikasi / brosur / keperluan bagian. 8) Monitoring persediaan materai dan membuat laporan pemakaian setiap akhir bulan. 9) Menangani keluhan nasabah. 10) Menangani saham / deviden. 11) Memelihara serta menginformasikan warkat tolakan kliring. 58 12) Informasi dana kurang atas tolakan kliring kepada nasabah dan AM. 13) Memelihara dan menyampaikan bilyet deposito kepada deposan. e. Back Office 1) Processor transaksi kliring (tarikan). 2) Processor transaksi transfer keluar dalam wilayah Bandung. 3) Processor transaksi inkaso. 4) Processor transaksi standing instruction / pemindah-bukuan. 5) Penanggung-jawab atas Cek / Bilyet Giro / transfer titipan dan encode. 6) Pemeliharaan refer item. 7) Penerbitan SP I, II dan III. 8) Filling document. C. Produk Dan Jasa Yang Dihasilkan Produk dan jasa yang dihasilkan oleh Bank Muamalat terbagi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Produk Penghimpunan Dana a. Shar-ε Shar-ε adalah tabungan instan investasi syariah dengan akad Mudharabah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit, Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Hanya dengan Rp 125.000, langsung dapat diperoleh satu paket kartu Shar-ε dengan saldo awal tabungan Rp 100.000 sebagai sarana menabung dan berinvestasi di Bank 59 Muamalat Indonesia. Di investasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses lebih dari 18.000 merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (Phone banking 24 jam untuk layanan antar rekening sampai dengan Rp 50 juta dan berbagai pembayaran) b. Tabungan Ummat Merupakan investasi tabungan dengan akad Mudharabah di counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun gerai Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan bank atas dana tersebut. c. Tabungan Arafah Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji yang menggunakan akad Mudharabah. Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa, insya Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin. Dengan keistimewaan tersebut, nasabah Tabungan Arafah bisa memilih jadwal waktu keberangkatannya sendiri dengan setoran tetap setiap bulan, keberangkatan nasabah terjamin dengan asuransi jiwa, apabila penabung 60 meninggal dunia maka ahli waris otomatis dapat berangkat. Tabungan haji Arafah juga menjamin nasabah memperoleh porsi keberangkatan (sesuai dengan ketentuan Departemen Agama) dengan jumlah dana Rp 20 juta, karena Bank Muamalat telah on-line dengan Siskohat Departemen Agama Republik Indonesia. Tabungan haji Arafah memberikan keamanan lahir dan batin karena dana yang disimpan akan dikelola secara syariah. d. Deposito Mudharabah Merupakan Simpanan dana masyarakat yang dikelola melalui pembiayaan kepada sektor riil secara halal dan murni sesuai syariah, sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan dan merupakan pilihan investasi bagi nasabah perorangan dan badan hukum dengan bagi hasil yang menarik. e. Deposito Fulinves Merupakan jenis investasi dengan akad Mudharabah yang dikhususkan bagi nasabah perorangan saja. Tersedia dalam jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2.000.000 atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah memperoleh bagi hasil yang sangat menarik setiap bulan. f. Giro Wadiah Merupakan titipan dana pihak ketiga dengan sistem Wadiah yang berupa simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan 61 menggunakan cek, bilyet, giro dan pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Dengan fasilitas kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya dilebih 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses lebih dari 18.000 merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (Phone banking 24 jam untuk layanan antar rekening sampai dengan Rp 50 juta dan berbagai pembayaran). g. Dana Pensiun Muamalat Dana Pensuin Muamalat merupakan suatu program yang menjanjikan sejumlah uang yang pembayarannya secara berkala dan dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu dengan menggunakan akad Mudharabah. Dana Pensiun Muamalat ini dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah dan pilihan usia pensiun 45-65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 perbulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat Indonesia atau dapat ditransfer dari bank lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMMAT, dimana selama masa kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun. 62 2. Produk Pembiayaan a. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah yaitu akad kerjasama antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib) untuk mengelola usaha yang produktif dan halal, dan akan mendapatkan bagi hasil yang telah disepakati bersama. Pembiayaan Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia ada 2, yaitu pembiayaan Mudharabah Muqayyadah yaitu perjanjian kerjasama antara nasabah dengan bank, dimana nasabah hanya boleh menggunakan modal yang diberikan untuk melaksanakan proyek yang telah ditentukan. Pembagian hasil keuntungan dari proyek dilakukan sesuai nisbah yang disepakati bersama. Dan pembiayaan Mudharabah Mutlaqah yaitu perjanjian kerjasama antara nasabah dengan bank, dimana nasabah boleh menggunakan modal yang diberikan untuk melaksanakan proyek yang dikehendakinya, tetapi tidak keluar dari aturan Islam yaitu dilarangnya modal tersebut digunakan untuk proyek yang hukumnya haram seperti pendirian tempat judi, hotel dan sebagainya. b. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah yaitu kerjasama antara bank dan nasabah, dimana masing-masing pihak menyertakan modal dalam jumlah tertentu sesuai kesepakatan. Proyek ini boleh dikelola oleh salah satu pemberi dana atau oleh pihak lainya, pemilik dana boleh melakukan intervensi dalam manajemen proyek. Pembagian hasil dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama 63 berdasarkan porsi dana yang ditanamkan, sedangkan kerugian ditanggung masing-masing pihak berdasarkan besarnya modal yang diberikan. c. Piutang Murabahah Merupakan akad jual beli barang antara nasabah dan bank dengan menyatakan harga perolehan/harga beli dan keuntungan (margin) yang disepakati kedua belah pihak. Bank membiayai (membelikan) kebutuhan nasabah, yang kemudian dijual kepada nasabah dengan harga pokok ditambah keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama. Nasabah melakukan pembayaran dengan mengangsur selama jangka waktu tertentu. Biasanya Bank Muamalat Indonesia dalam pembiayaan Murabahah ini memberikan dananya 80% atau kekurangan dari dana nasabah tersebut. Artinya nasabah memberikan uang muka untuk menunjukan kesungguhannya dalam permintaan pembiayaan. d. Piutang Istishna’ Yaitu akad jual beli barang berdasarkan pesanan antara nasabah dan bank, dengan spesifikasi tertentu seperti jenis, tipe/model, kualitas dan jumlah yang disyaratkan nasabah. Bank memesan kepada produsen. Setelah barang jadi, bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga yang telah disepakati sebelumnya. Dalam hal ini nasabah melakukan pembayaran dengan mengangsur selama jangka waktu tertentu. e. Rahn (Gadai Syariah) Yaitu perjanjian penyerahan barang atau harta berupa emas/perhiasan/ kendaraan sebagai jaminan berdasarkan hukum gadai. Bank Muamalat 64 Indonesia bekerjasama dengan Perum Pegadaian membentuk Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS). 3. Jasa Layanan a. ATM Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nasabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan antar rekening, pemeriksaan saldo, pembayaran ZakatInfaq-Shadaqah (hanya pada ATM Muamalat), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu Muamalat dapat diakses di lebih dari 8.888 ATM diseluruh Indonesia, terdiri atas mesin ATM Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama yang bebas biaya penarikan tunai. Kartu Muamalat juga dapat dipakai untuk bertransaksi di 18.000 merchant Debit BCA/PRIMA. Untuk ATM Bersama dan BCA/PRIMA, saat ini sudah dapat dilakukan transfer antar bank. b. SalaMuamalat Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call center yang dapat memberikan kemudahan kepada nasabah, setiap saat dan dimanapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antar rekening serta mengubah PIN. c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga pengelola ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat Indonesia diseluruh cabang Bank Muamalat Indonesia. 65 d. Jasa-jasa lain Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat luas, seperti : 1) Transfer : Pelayanan bank kepada nasabahnya dengan cara menyediakan diri untuk melaksanakan amanat nasabah tersebut dalam pengiriman dana kepada pihak lain ditempat lain (Sastradipoera, 2001 : 256) 2) Collection : Pemberian kuasa oleh seseorang atau perusahaan kepada suatu bank untuk menagih atau memintakan persetujuan pembayaran atau menyerahkan kepada tertarik ditempat lain atas surat-surat berharga dalam satuan rupiah atau valas termasuk cek, wesel aksep, kuitansi, dan nota tagihan lainnya. (Sastrodipoera, 2001 : 65) 3) Standing Instruction : Perintah atau amanat oleh seorang nasabah kepada banknya untuk memberikan pembayaran yang teratur kepada penerima yang tersebutkan namanya untuk mendebitkan rekeningnya (Sastrodipoera, 2001 : 240) 4) Bank Draft : Cek yang ditarik oleh semua bank atas dana yang disimpan pada rekeningnya di bank lain. (Sastrodipoera, 2001 : 36) 5) Referensi Bank : Proses pemindahbukuan dari buku harian ke buku besar, pencatatan nomor kode perkiraan dimana ayat jurnal tersebut dimasukan, pencatatan halaman jurnal diperkirakan untuk menunjukan dari buku harian dan darimana ayat jurnal itu berasal. (Sastrodipoera, 2001 : 503) 66 BAB IV PEMBAHASAN A. Kebijakan Pelayanan Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung Bank Muamalat Indonesia merupakan bank yang bergerak di bidang jasa keuangan dan keberhasilan jasa bank ini sangat tergantung pada pelayanan yang diberikan oleh bank. Untuk menimbulkan kesan positif pada diri nasabah maka bank harus dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan bank lainnya. Pelayanan bank ini sangat penting mengingat persaingan dalam bisnis ini sangat ketat. Tabungan Ummat merupakan sarana investasi murni sesuai syariah dalam mata uang Rupiah yang memungkinkan para nasabah melakukan penyetoran dan penarikan tunai dengan sangat mudah dan dapat pula dilakukan secara kliring atau pemindahbukuan diseluruh outlet Bank Muamalat Indonesia. Persyaratan untuk menjadi nasabah Tabungan Ummat yaitu dengan menyerahkan fotokopi KTP/SIM/Paspor atau identitas lainnya, mengisi dan menandatangani formulir permohonan pembukaan rekening, dengan menyerahkan setoran awal Rp 500.000,-, saldo minimum sebesar Rp 250.000,- dan besarnya penarikan maksimum perhari sebesar Rp. 5.000.000,-. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan setiap jam kerja di kantor Bank Muamalat Indonesia, setiap penarikan di counter harus dengan slip penarikan tabungan yang telah disediakan oleh bank, dalam satu bulan pertama sejak pembukaan tabungan, penarikan dapat dilakukan sampai saldo minimum. 67 Fasilitas khusus yaitu dengan adanya fasilitas ATM yang diberikan kepada penabung dengan syarat : 1. Saldo minimal Rp. 50.000, 2. Penarikan melalui ATM maksimum Rp. 2.000.000,- perhari 3. Penabung akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 7.500,- untuk biaya pembuatan kartu dan Rp. 5.000,- untuk biaya bulanan perbulan yang dilakukan dengan pendebetan rekening secara otomatis. Fasilitas tambahan yang juga bermanfaat yaitu ATM dapat diterima diseluruh ATM Muamalat, ATM BCA dan ATM berlogo ATM Bersama diseluruh Indonesia. Selain itu ATM juga dapat melakukan pembayaran telepon, pembayaran zakat, infaq dan shadaqah, pembayaran premi asuransi Takaful dan transfer antar rekening di Bank Muamalat. Upaya yang dilakukan oleh Bank Muamalat dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabahnya adalah dengan mengupayakan suatu pelayanan yang terpadu melalui unsur-unsur bauran jasa (service mix) yang terdiri dari karyawan atau petugas, prosedur dan informasi serta fasilitas fisik. 1. Karyawan atau Petugas Karyawan atau petugas adalah jajaran karyawan dan manajemen bank yang terlibat didalam penyediaan jasa bank bagi para nasabah seperti petugas front office maupun back office, meliputi performa yang ditampilkan oleh karyawan dengan memperhatikan sikap, kemampuan dan keterampilan dalam interaksi dengan nasabah, memperlakukan nasabah secara professional dan menanggapi keluhan yang disampaikan dengan cara yang simpatik. 68 Faktor terpenting dalam jasa adalah kepercayaan para nasabahnya terhadap kualitas jasa bank, yang sangat dipengaruhi oleh sikap dan kemampuan karyawan dalam menyampaikan jasa tersebut secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, Bank Muamalat perlu memperhatikan pemeliharaan dan peningkatan kualitas dari karyawannya. Hal ini dilakukan melalui program yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan wawasan serta pola pikir karyawan dan mengembangkan potensinya agar dapat meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Untuk tingkat staf dan karyawan bidang-bidang tertentu ditugaskan untuk mengikuti seminar, lokakarya dan pertemuan-pertemuan atau diskusi-diskusi lainnya. Pelatihan tersebut juga untuk menyeragamkan para karyawan dibagian masing-masing dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. 2. Prosedur dan Informasi Prosedur dan informasi meliputi penyampaian informasi yang cepat dan akurat kepada para nasabah, tersedianya brosur dan alat tulis, prosedur penyetoran/penarikan tabungan, pengajuan keluhan tabungan serta persyaratan menjadi nasabah dan kesesuaian informasi dengan kenyataan. 3. Fasilitas Fisik Fasilitas fisik adalah segala fasilitas yang terdapat di bank yang dapat menciptakan suatu lingkungan dan suasana yang mendukung terjadinya pembelian dan juga membangun citra tentang jasa yang ditawarkan. Meliputi lokasi bank yang mudah dijangkau, penataan ruangan, tersedianya tempat duduk yang memadai, kebersihan, fasilitas parkir dan sebagainya. 69 B. Tanggapan Konsumen Mengenai Pelayanan 1. Karakteristik Responden Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Muamalat Cabang Pembantu Bandung, yang mempunyai Tabungan Ummat di Bank Muamalat Cabang Pembantu Bandung sekitar 2118 orang, dari jumlah tersebut berdasarkan hasil penelitian statistik diambil 96 orang sebagai sampel untuk mengisi kuesioner yang disebarkan. Kuesioner tersebut disebarkan melalui customer service dengan sistem acak kepada nasabah yang menabung pada Tabungan Ummat. Data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner, diolah dan ditabulasikan. Hasil olahan dari karakteristik responden tersebut dapat terlihat pada tabel-tabel berikut ini: Tabel 3 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Pria 54 Wanita 42 Jumlah 96 Sumber: Data primer yang telah diolah % 56 44 100 Tabel 3 menunjukan bahwa pria lebih banyak menjadi nasabah dibandingkan wanita. Hal ini mungkin disebabkan karena pria pada umumnya lebih banyak mempunyai penghasilan tetap dan berwiraswasta sehingga mereka cenderung lebih membutuhkan sarana bank untuk menabungkan uang mereka. Tetapi secara perbandingan antara jumlah nasabah pria dengan wanita tidaklah signifikan, hal ini menunjukan bahwa jasa bank memang dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat baik wanita maupun pria. 70 Tabel 4 Usia Responden Usia (Thn) Frekuensi ≤ 20 20 21 – 30 41 31 – 40 22 41 – 50 9 > 50 4 Jumlah 96 Sumber: Data primer yang telah diolah % 21 43 23 9 4 100 Tabel 4 menunjukan sebagian besar nasabah Tabungan Ummat berada pada usia produktif (21 – 30) yang memungkinkan seseorang untuk menjalankan usaha dan aktif bekerja sehingga memudahkan mereka dalam memenuhi kebutuhan usaha dan menyimpan dana yang aman juga memudahkan mereka dalam penarikan dan penyetoran dana. Tabel 5 Pendidikan Responden Pendidikan Frekuensi SLTP/ Sederajat 2 SMU/ Sederajat 21 Akademi/Universitas 63 Pasca Sarjana 10 Jumlah 96 Sumber: Data primer yang telah diolah % 2 22 66 10 100 Dari tabel 5 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan pada jenjang akademi/universitas sebanyak 66%, jenjang SMU/Sederajat sebanyak 22%, jenjang Pasca Sarjana sebesar 10% dan sisanya sebanyak 2% pada jenjang SLTP/Sederajat. 71 Tabel 6 Pekerjaan Responden Pekerjaan Frekuensi Pelajar/Mahasiswa 37 Pegawai Negeri 3 Pengusaha/Wiraswasta 16 Pegawai Swasta 19 Profesional 5 Ibu Rumah Tangga 13 Lain-lain 3 Jumlah 96 Sumber: Data primer yang telah diolah % 38 3 17 20 5 14 3 100 Dari data table 6 diatas menunjukan bahwa jenis pekerjaan responden sebagian besar adalah Pelajar/Mahasiswa sebanyak 38%, diikuti Pegawai Swasta 20%, Pengusaha/Wiraswasta 17%, Ibu Rumah Tangga 14%, professional 5%, dan terakhir adalah Pegawai Negeri dan Lain-lain dengan masing-masing presentase 3%. hal ini mungkin karena lingkungan Bank Muamalat Cabang Pembantu Salman ITB berada pada lingkungan kampus ITB sehingga mereka yang Pelajar/Mahasiswa lebih memilih menyimpan dananya di bank yang lokasinya dekat dengan kampus. Tabel 7 Lamanya menjadi Responden Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Usia (Thn) Frekuensi % <1 45 47 1–2 25 26 2–3 15 16 >3 11 11 Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Tabel 7 diatas menunjukan bahwa lamanya para nasabah menabung bervariasi, mulai dari yang dibawah satu tahun sampai dengan yang diatas tiga tahun. Untuk yang baru, mungkin mereka baru mengetahui keberadaan Bank 72 Muamalat Indonesia. Sedangkan untuk yang sudah bertahun-tahun menjadi nasabah bahkan sejak Bank Muamalat Indonesia didirikan, mungkin lokasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB dekat dengan tempat tinggal atau tempat kuliah mereka. Tabel 8 Asal Informasi Responden Asal Frekuensi Keluarga 23 Sahabat/Teman 43 Media Massa 29 Lain-lain 1 Jumlah 96 Sumber: Data primer yang telah diolah % 24 45 30 1 100 Perolehan informasi yang didapat oleh para nasabah bermacam-macam, bagi nasabah yang memperoleh informasi dari keluarga dan sahabat atau teman mernunjukan adanya word of mouth atau promosi dari mulut ke mulut. Dengan adanya hal ini perusahaan harus terus meningkatkan berbagai pelayanan dan memberikan layanan informasi yang benar dan sesuai dengan promosi, karena mereka yang sudah mengetahui pelayanan dan kebenaran informasi akan memberitahukan kepada teman-teman dan keluarganya. Besarnya nasabah yang memperoleh informasi dari Sahabat/Teman, menunjukan kalau pelaksanaan pelayanan yang diberikan sudah cukup baik. Tabel 9 Alasan menjadi Nasabah Tabungan Ummat Alasan Frekuensi Mudah melakukan penyetoran/penarikan 10 Bagi hasil yang sesuai dengan syariah 70 Bagi hasil yang besar 2 Pelayanan yang baik 8 Merupakan tabungan harian 6 Jumlah 96 Sumber: Data primer yang telah diolah % 10 73 3 8 6 100 73 Dilihat dari jawaban responden, jawaban yang diberikan cukup beragam tetapi sebagian besar memberikan jawaban bahwa alasan menjadi nasabah adalah karena bagi hasil yang sesuai dengan syariah. Hal ini mungkin disebabkan karena Bank Muamalat Indonesia merupakan bank pertama yang berdasarkan prinsip bagi hasil. 2. Tanggapan Konsumen Mengenai Pelayanan Secara umum tanggapan diarahkan langsung kepada unsur-unsur pelayanan yang diberikan Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB dan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Tabungan Ummat. Hal ini dimaksudkan untuk menganalisis hubungan kedua variabel tersebut. a. Pelayanan Karyawan Pelayanan yang diberikan oleh karyawan seperti sikap, penampilan, ketrampilan dan cara berinteraksi dengan nasabah yang dapat dirasakan secara langsung oleh nasabah. Oleh karena itu, pelayanan yang diberikan harus yang terbaik. Berikut ini tanggapan responden mengenai pelayanan yang diberikan karyawan. Seorang karyawan harus memperhatikan penampilan mereka, karena penampilan adalah hal yang pertama kali nasabah perhatikan ketika akan melakukan transaksi dengan para karyawan. Para karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB diwajibkan menggunakan seragam dengan rapih, seperti pada hari senin dan rabu diwajibkan mengenakan seragam berwarna hijau, hari selasa dan rabu diwajibkan mengenakan seragam berwarna 74 ungu, sedangkan hari jum’at para karyawan tidak diwajibkan mengenakan seragam tetapi pakaian nonformal saja seperti para karyawan wanita menggunakan pakaian muslim dan karyawan pria menggunakan pakaian takwa. Tabel 10 Tanggapan Responden mengenai Penampilan Karyawan Bank Muamalat Cabang Pembantu Salman ITB Pernyataan Frekuensi % Sangat Rapih 15 16 Rapih 66 69 Netral 13 13 Kurang Rapih 2 2 Tidak Rapih Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Penampilan disini maksudnya ialah cara berpakaian karyawan pada saat melakukan pelayanan kepada nasabahnya yang dapat menimbulkan penilaian atau kesan bagi nasabah atau calon nasabahnya. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa penampilan karyawannya sudah cukup baik. Hal ini harus terus dipertahankan karena penampilan karyawan yang baik dapat membuat nasabah merasa nyaman dalam melakukan interaksi. Pada saat interaksi terjadi antara nasabah atau calon nasabah dengan karyawan yang melayani, nasabah akan menilai apakah para karyawan itu mempunyai sikap yang ramah atau tidak, seperti ramah dalam mempersilahkan nasabah duduk, selalu memberi senyum kepada nasabah, atau selalu menjawab pertanyaan dari nasabah atau calon nasabahnya dengan sabar. 75 Tabel 11 Tanggapan Responden mengenai Sikap Karyawan pada waktu Melayani Nasabah Pernyataan Frekuensi % Sangat Ramah 16 17 Ramah 67 70 Netral 12 12 Kurang Ramah 1 1 Tidak Ramah Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Tabel diatas menunjukan bahwa sikap karyawan pada waktu melayani nasabah sudah cukup baik, untuk responden yang menyatakan netral mungkin mereka merasa bahwa terkadang sikap karyawan biasa saja. Keramahan harus terus dijaga karena nasabah akan merasa betah dan nyaman ketika melakukan interaksi dan transaksi. Selain itu, sudah menjadi keharusan bahwa setiap penyedia jasa memperlakukan konsumennya dengan sebaik mungkin. Cara berbicara seseorang akan menimbulkan kesan bagi lawan bicaranya, apalagi dalam hal ini seorang nasabah atau calon nasabah sangat mengharapkan pelayanan yang baik, misalnya dengan berbicara dengan bahasa yang halus. Tabel 12 Tanggapan Responden mengenai Cara Berbicara Karyawan Pernyataan Frekuensi Sangat Sopan 16 Sopan 64 Netral 16 Kurang Sopan Tidak Sopan Jumlah 96 Sumber: Data primer yang telah diolah % 17 66 17 100 Tanggapan responden yang sebagian besar menyatakan bahwa cara berbicara karyawan yang memberikan pelayanan kepada mereka cukup sopan. 76 Hal tersebut harus terus dijaga dan dipertahankan karena pada saat pegawai berhubungan atau berkomunikasi secara langsung dengan nasabah atau calon nasabahnya, penting sekali untuk menjaga kesopanan mereka sehingga nasabah merasa lebih dihormati apalagi bagi mereka yang usianya diatas pegawai yang bersangkutan. Tabel 13 Tanggapan Responden mengenai Kemampuan dan Pengetahuan Karyawan dalam Bekerja Pernyataan Frekuensi % Sangat Mengusai 7 7 Menguasai 62 65 Netral 26 27 Kurang Menguasai 1 1 Tidak Menguasai Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Sebagian besar responden menyatakan bahwa karyawan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang baik dalam bekerja. Sementara itu tidak ada diantara responden yang memberikan tanggapan negatif terhadap kemampuan dan pengetahuan para karyawan karena para karyawan dinilai mampu melayani dengan baik dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan nasabah atau calon nasabahnya serta mampu menjelaskan secara benar tentang produk dan layanan yang ditawarkan. Dengan begitu, dapat terlihat bahwa kemampuan dan kompetensi para karyawan cukup baik. Hal tersebut harus terus ditingkatkan karena kemampuan yang baik dari seorang karyawan akan menimbulkan kepercayaan pada nasabahnya. Setiap orang yang sedang mempunyai masalah atau kesulitan tentu mengharapkan perhatian dari orang lain, apalagi dalam hal ini seorang nasabah 77 pasti menginginkan perhatian dari karyawan yang melayani mereka, seperti memperhatikan setiap keluhan mereka, menanyakan masalahnya dan memberi penjelasan serta solusi untuk masalah mereka. Tabel 14 Tanggapan Responden mengenai Perhatian Karyawan Terhadap Masalah yang dihadapi Nasabah Pernyataan Frekuensi % Sangat Memperhatikan 9 10 Memperhatikan 56 58 Netral 30 31 Kurang Memperhatikan 1 1 Tidak Memperhatikan Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Dari tabel diatas menunjukan bahwa karyawan mempunyai perhatian yang baik terhadap nasabahnya. Hal ini dapat menimbulkan perasaan dihargai pada diri nasabahnya karena setiap nasabah mempunyai kepekaan yang berbeda sehingga karyawan dituntut untuk mempunyai perhatian yang lebih. Menurut Kotler (2000 : 434), sebagian besar pelayanan disediakan oleh manusia. Oleh karena itu, seleksi, training dan motivasi seorang karyawan dapat membuat perbedaan yang besar dalam kepuasan seorang konsumen. Sudah menjadi keharusan bahwa seorang pekerja membuktikan kompetensinya, pandai dalam sikap, mempunyai tanggung jawab, inisiatif dan pandai dalam memecahkan masalah. b. Prosedur dan Informasi Dalam melakukan suatu transaksi sudah pasti terdapat prosedur yang dijalani dan informasi yang dibutuhkan. Dibawah ini dapat dilihat tabel-tabel yang 78 menunjukan tanggapan responden mengenai pelaksanaan prosedur dan informasi yang diberikan Bank Muamalat. Tabel 15 Tanggapan Responden Mengenai Prosedur dan Persyaratan Untuk Menjadi Nasabah Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia CP Salman ITB Pernyataan Frekuensi % Sangat Mudah 22 23 Mudah 50 52 Netral 20 21 Kurang Mudah 4 4 Tidak Mudah Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Dari tabel diatas dapat dilihat sebagian besar responden menyatakan bahwa untuk menjadi nasabah Tabungan Ummat tidaklah sulit. Hanya dengan mengikuti ketentuan yang berlaku, maka para calon nasabah dapat menjadi nasabah. Tabel 16 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Memperoleh Informasi Tabungan Ummat di Bank Muamalat Indonesia CP Salman ITB Pernyataan Frekuensi % Sangat Mudah 13 14 Mudah 54 56 Netral 22 23 Kurang Mudah 7 7 Tidak Mudah Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Sebagian besar responden menyatakan bahwa untuk memperoleh informasi itu mudah. Hal ini disebabkan oleh banyak tersedianya buletin dan brosur-brosur mengenai Tabungan Ummat. dalam penyampaian informasinya, Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB terus berusaha agar 79 nasabahnya memperoleh kemudahan dalam bertransaksi seperti penyediaan fasilitas informasi melalui telepon, ataupun internet. Tabel 17 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Informasi dengan Kenyataan Pelayanan yang Diberikan Pernyataan Frekuensi % Sangat Sesuai 7 8 Sesuai 57 59 Netral 28 29 Kurang Sesuai 3 3 Tidak Sesuai 1 1 Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Walaupun sebagian besar responden menyatakan bahwa antara informasi dengan kenyataan pelayanan yang diberikan itu sesuai, tetapi jumlah responden yang menyatakan netral atau ragu-ragu lumayan besar, hal ini mungkin disebabkan karena para responden tidak terlalu membandingkan informasi dengan kenyataan yang diterima. Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB tentu saja harus terus berusaha untuk semaksimal mungkin memenuhi kebenaran dari informasi yang diberikan kepada masyarakat, karena semakin akurat dan sesuai informasi yang diberikan berarti memberikan dampak yang positif pula pada image masyarakat mengenai perusahaan. Tabel 18 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Prosedur Penyetoran dan Penarikan Tabungan Ummat Pernyataan Frekuensi % Sangat Mudah 21 22 Mudah 45 47 Netral 23 24 Kurang Mudah 6 7 Tidak Mudah Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah 80 Sebagian besar responden menyatakan bahwa prosedur penyetoran dan penarikan tergolong mudah, cukup mengisi slip penyetoran atau penarikan yang telah disediakan oleh pihak bank. Tabel 19 Tanggapan Responden Mengenai Kecepatan Pelayanan Mulai Dari Mencari Informasi Sampai Menjadi Nasabah Pernyataan Frekuensi % Sangat Cepat 7 8 Cepat 48 50 Netral 35 36 Kurang Cepat 4 4 Tidak Cepat 2 2 Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa kecepatan pelayanan yang diberikan mulai dari mencari informasi sampai menjadi nasabah dirasakan tidak terlalu cepat tidak juga terlalu lambat, karena mereka tidak dalam keadaan terburu-buru dalam memerlukan informasi untuk menjadi nasabah. Tabel 20 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan dalam Pengajuan Keluhan Pernyataan Frekuensi Sangat Mudah 7 Mudah 52 Netral 31 Kurang Mudah 4 Tidak Mudah 2 Jumlah 96 Sumber: Data primer yang telah diolah % 8 54 32 4 2 100 Sebagian besar responden menyatakan bahwa untuk mengajukan keluhan mudah dilakukan, hal ini karena mereka merasa bahwa selama ini jika mereka mempunyai keluhan tidaklah sulit untuk menyampaikannya kepada pihak bank. 81 Kemudahan penyampaian ini sudah cukup baik, tetapi mereka yang menjawab netral atau biasa saja cukup banyak. Berdasarkan tabel diatas, pihak perusahaan harus lebih memperhatikan hal ini dan semaksimal mungkin memberikan kemudahan kepada nasabah yang ingin mengajukan keluhan. c. Fasilitas Fisik Dalam melaksanakan sebuah organisasi atau perusahaan tentunya memerlukan fasilitas fisik sebagai salah satu unsur yang dapat mendukung jalannya usaha tersebut. Berikut ini tabel-tabel yang menunjukan tanggapan responden mengenai fasilitas fisik yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB. Tabel 21 Tanggapan Responden Mengenai Lokasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Pernyataan Frekuensi % Sangat Strategis 9 9 Strategis 40 42 Netral 30 31 Kurang Strategis 16 17 Tidak Strategis 1 1 Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Sebagian besar responden menyatakan bahwa lokasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB strategis, hal ini mungkin disebabkan karena para responden mempunyai tempai tinggal atau tempat kuliah yang dekat dengan lokasi bank. Sedangkan bagi para responden yang menyatakan netral atau biasa saja, mungkin mereka merasa lokasi Bank Muamalat Indonesia cukup bias dijangkau dengan mudah. 82 Penataan ruangan dan interior seperti memberi cat hijau agar ruangan terasa sejuk. Tersedianya vas bunga, tempat sampah, meja brosur dan alat tulis serta tempat duduk dan lain sebagainya merupakan nilai plus dalam transaksi bisnis. Tabel 22 Tanggapan Responden Mengenai Penataan Ruangan dan Interior Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Pernyataan Frekuensi % Sangat Menarik 9 9 Menarik 40 42 Netral 30 31 Kurang Menarik 16 17 Tidak Menarik 1 1 Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang mengatakan bahwa penataan ruangan dan interior Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB cukup menarik, tetapi tidak sedikit juga yang merasa biasa saja. Hal ini mungkin disebabkan para responden itu jarang atau tidak terlalu memperhatikan penataan ruangan dan interior tetapi lebih memperhatikan jalannya transaksi. Pada saat melakukan transaksi tentunya ada nasabah yang menunggu giliran dan agar mereka tidak menunggu sambil berdiri, maka disediakan sejumlah tempat duduk di dekat pintu masuk, sebelah meja atau didepan Costumer Service. Tabel 23 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Tempat Duduk yang Disediakan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Pernyataan Frekuensi % Sangat Memadai 2 2 Memadai 39 41 Netral 48 50 Kurang Memadai 7 7 Tidak Memadai Jumlah 96 100 83 Dari data diatas dapat dilihat sebagian besar responden menyatakan bahwa jumlah tempat duduk yang disediakan biasa saja, tidak kurang tetapi cukup memadai. Hal ini mungkin disebabkan para responden melakukan transaksi pada jam-jam lumayan sibuk. Setiap orang tentu menyukai kebersihan, oleh karena itu Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB sangat memperhatikan kebersihan, seperti dengan menyediakan tempat sampah, membersihkan lantai sebelum jam transaksi dimulai, membersihkan tempat duduk, meja dan kaca, sehingga semuanya terlihat bersih. Tabel 24 Tanggapan Responden Mengenai Kebersihan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Pernyataan Frekuensi % Sangat Bersih 13 14 Bersih 73 76 Netral 10 10 Kurang Bersih Tidak Bersih Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan tanggapan responden, kebersihan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB sudah baik. Hal ini harus terus dipelihara, karena keadaan ruangan yang bersih akan membuat nasabah merasa nyaman dan betah jika harus menunggu giliran untuk bertransaksi. 84 Tabel 25 Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas Parkir Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Pernyataan Frekuensi % Sangat Luas 3 3 Luas 35 36 Netral 49 51 Kurang Luas 9 10 Tidak Luas Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Dari data diatas dapat dilihat sebagian responden menberikan jawaban tempat parkir yang tersedia biasa saja, hal ini mungkin karena para responden sering membawa kendaraan pribadi dan kadang mendapat tempat parkir tetapi kadang juga tidak mendapatkan tempat tempat parkir. Tabel 26 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah ATM yang dapat Digunakan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Pernyataan Frekuensi % Sangat Memadai 16 17 Memadai 38 40 Netral 18 19 Kurang Memadai 20 21 Tidak Memadai 3 3 Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Sebagian besar responden merasa bahwa fasilitas ATM yang dapat digunakan sudah cukup memadai. Hal ini mungkin disebabkan karena fasilitas ATM yang digunakan tidak hanya pada ATM Bank Muamalat Indonesia saja tetapi dapat juga dipakai pada bank-bank yang ada logo ATM BCA/PRIMA dan ATM BERSAMA. 85 Menurut Philip Kotler, dalam mempertemukan jasa dipengaruhi oleh beberapa elemen. Misalnya seorang nasabah mengunjungi sebuah bank untuk memperoleh pinjaman, nasabah tersebut akan melihat kegiatan nasabah lain sambil menunggu giliran bertransaksi. Nasabah itu juga akan memperhatikan lingkungan fisik mulai dari bangunan gedung, interior, perlengkapan atau peralatan yang tersedia dan furniturnya. Oleh karena itu, perusahaan jasa dapat mencoba mendemonstrasikan kualitas jasanya melalui fasilitas fisik. (Kotler, 2000 : 434) C. Tanggapan konsumen Terhadap Keputusan Untuk Menjadi Nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung Pelayanan yang diberikan mempunyai maksud untuk menarik para nasabah baru dan mempertahankan nasabah lama agar tetap loyal pada perusahaan dan membangkitkan kegairahan nasabah untuk terus meningkatkan saldo tabungannya. Untuk sampai pada keputusan menjadi nasabah atau tidak, konsumen akan melalui suatu proses yaitu pengenalan masalah atau kebutuhan, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian (keputusan untuk menjadi nasabah) sampai pada perilaku pasca pembelian. Dengan mengetahui proses pengambilan keputusan untuk menjadi nasabah oleh konsumen yang dikaitkan dengan pelayanan yang diberikan, diharapkan akan diketahui besarnya hubungan pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia. 86 1. Pengenalan Masalah Dalam keadaan dimana seseorang menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dengan keadaan yang diinginkannya, maka dia berada pada suatu masalah atas suatu kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri seseorang maupun rangsangan dari luar. Tabel 27 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan bahwa Informasi tentang Produk dan Layanan Tabungan Ummat menimbulkan Keinginan atau Kebutuhan untuk menjadi Nasabah Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Pernyataan Frekuensi % Sangat Setuju 14 15 Setuju 62 64 Netral 18 19 Kurang Setuju 2 2 Tidak Setuju Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Sebagian besar responden memberikan jawaban positif terhadap pernyataan tersebut. Ini berarti bahwa sebagian besar nasabah merasakan timbulnya keinginan atau kebutuhan untuk menjadi nasabah Tabungan Ummat setelah mengetahui informasi tentang produk dan layanan tersebut Kotler menjelaskan bahwa tahap pertama yang dilalui konsumen dalam proses keputusan pembelian adalah dengan adanya kesadaran konsumen atas suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasa ada perbedaan antara kondisi nyata dengan kondisi yang mendorong kebutuhan atau minat tertentu dalam diri konsumen. Pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui jenis masalah atau kebutuhan yang akan muncul, penyebabnya dan bagaimana kondisi ini akan mengarah pada produk tersebut. (Kotler, 2000 : 178 – 182) 87 Bank Muamalat Indonesia melalui salah satu produknya yaitu Tabungan Ummat mencoba untuk memberikan rangsangan kepada konsumen (pasar sasarannya) melalui berbagai pelayanan yang dimiliki oleh produk tersebut. Setelah menyadari berbagai macam reaksi yang dialami konsumen, sebagian besar konsumen merasakan adanya suatu keinginan atau kebutuhan untuk menjadi nasabah Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB tersebut, hal ini berarti pihak bank berhasil merangsang konsumen untuk menjadi nasabah Tabungan Ummat. 2. Pencarian Informasi Tahap pencarian informasi merupakan tahap dimana konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian dan mencari informasi lebih banyak (dalam hal ini mencari informasi mengenai pelayanan tabungan). Kotler menjelaskan bahwa kelanjutan dari tahap pengenalan masalah adalah tahap pencarian informasi pelayanan yang lebih banyak lagi. Setelah mengenali masalah yang dihadapi, konsumen mungkin akan berusaha mencari informasi mengenai pelayanan tersebut dan mungkin juga tidak. Jika dorongan itu kuat, konsumen akan terus mencari informasi tentang pelayanan dan jika objek pemuas tersebut tersedia mungkin akan langsung membelinya. Tetapi jika tidak, kebutuhan itu akan disimpan didalam memorinya dan selanjutnya konsumen mungkin tidak akan melakukan pencarian lebih lanjut atau mencari sedikit informasi yang sesuai dengan kebutuhannya saja. (Kotler, 2000 : 178 – 182) 88 Tabel 28 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan bahwa Pelayanan Tabungan Ummat yang ditawarkan mendorong pencarian informasi pelayanan yang lebih banyak Pernyataan Frekuensi % Sangat Setuju 13 14 Setuju 58 60 Netral 24 25 Kurang Setuju 1 1 Tidak Setuju Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Tanggapan terbanyak dari responden adalah yang menyatakan bahwa mereka setuju tentang pencarian informasi tentang pelayanan lebih banyak. Sedangkan ragu-ragu dari konsumen dalam tahap pencarian informasi ini menjadi satu bukti bahwa tahap ini mungkin tidak dilakukan oleh nasabah yang bersangkutan. Dalam hal ini nasabah bias melakukan berbagai hal, mereka bisa melompati tahap ini dan langsung ke tahap selanjutnya. 3. Penilaian alternatif Dalam kehidupan sehari-hari, konsumen dijejali oleh berbagai macam promosi dari berbagai perusahaan yang menawarkan produk atau jasanya. Dampak yang dirasakan oleh konsumen adalah kebingungan dalam menentukan pilihan diantara sekian banyak produk atau jasa yang ditawarkan. Tetapi pada akhirnya konsumen akan menentukan pilihannya untuk memenuhi kebutuhannya. Kotler menjelaskan bahwa setelah pencarian informasi konsumen akan menghadapi sejumlah pilihan tentang produk sejenis. Pemilihan alternative ini melalui beberapa tahap suatu proses evaluasi tertentu. 89 Tabel 29 Tanggapan Responden pentingnya melakukan Penilaian Alternatif antara Pelayanan Bank Muamalat Indonesia dengan Pelayanan Bank Lain Pernyataan Frekuensi % Sangat Setuju 6 6 Setuju 42 44 Netral 35 36 Kurang Setuju 13 14 Tidak Setuju Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Sebagian besar responden memberikan jawaban positif tetapi tidak sedikit juga responden yang memberikan jawaban ragu-ragu. Dengan tingginya tanggapan responden yang menunjukan jawaban setuju berarti masih banyak calon nasabah yang merasa belum yakin dengan untuk lebih memilih pelayanan Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia dibandingkan dengan pelayanan bank lain. Sikap demikian bisa terjadi karena para calon nasabah merasa perlu membandingkannya dengan produk dan layanan bank lain. Calon nasabah seperti ini adalah prospek bagi pihak bank, karena dengan rangsangan lebih lanjut yang konsisten dan continue maka sangat besar kemungkinan akan tumbuh kecenderungan yang kuat untuk lebih memilih produk dan layanan Bank Muamalat Indonesia dibandingkan produk dari bank lain. 4. Keputusan Pembelian (Keputusan Menjadi Nasabah) Setelah dihadapkan pada berbagai alternatif dan melakukan penilaian terhadap alternatif-alternatif yang ada, maka sampailah konsumen pada tahap melakukan pembelian (dalam hal ini memutuskan untuk menjadi nasabah). Kotler menjelaskan bahwa pada tahap evaluasi alternatif, konsumen membentuk kecenderungan untuk membeli dan mengarahkannya pada tahap 90 pembelian merek yang paling disukai. Ada dua faktor yang bisa mempengaruhi kecenderungan untuk mengambil keputusan membeli, yaitu sikap orang lain (attitudes of others) dan faktor situasional yang tidak terantisipasi (unanticipated situation factors). (Kotler, 2000 : 178 – 182) Tabel 30 Tanggapan Responden Mengenai pentingnya melakukan Penilaian Pernyataan Frekuensi % Sangat Setuju 7 8 Setuju 56 58 Netral 30 31 Kurang Setuju 2 2 Tidak Setuju 1 1 Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Komposisi responden yang memberikan jawaban positif lebih besar daripada komposisi responden yang memberikan jawaban ragu-ragu. Hal ini menunjukan bahwa banyak konsumen yang merasa yakin dengan perasaannya untuk memutuskan menjadi nasabah Tabungan Ummat karena berbagai pelayanan yang diberikannya. 5. Perilaku Pasca Pembelian Tahap akhir dari proses pengambilan keputusan pembelian yaitu perilaku setelah pembelian. Setelah membeli suatu produk/jasa, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kotler menjelaskan bahwa tingkat kepuasan konsumen merupakan suatu fungsi dari keadaan produk yang sebenarnya dengan keadaan produk yang diharapkan konsumen. Jadi nasabah merasa bahwa apa yang mereka dapatkan dari 91 pelayanan Tabungan Ummat melebihi atau minimal sama dengan harapan mereka sebelumnya tentang produk dan layanan tersebut. (Kotler, 2000 : 182) Tabel 31 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan bahwa Anda merasa puas akan Pelayanan Tabungan Ummat dan berniat menambah Volume Dana dan Jenis Produk BMI lainnya Pernyataan Frekuensi % Sangat Setuju 4 4 Setuju 62 65 Netral 29 30 Kurang Setuju 1 1 Tidak Setuju Jumlah 96 100 Sumber: Data primer yang telah diolah Responden yang memberikan jawaban positif sangat besar. Hal ini mungkin dikarenakan secara umum responden puas dengan mudahnya persyaratan untuk menjadi nasabah. Selain itu hal tersebut menunjukan bahwa secara umum nasabah terdorong untuk menambah saldo tabungannya dan menambah jenis produk lainnya. Kotler menjelaskan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan akan mempengaruhi aktivitas konsumen selanjutnya, rasa puas akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang tetapi jika konsumen merasa tidak puas maka akan mengembalikan produk tersebut dan mengajukan keluhan. Tindakan pribadi dari konsumen misalnya menghentikan pembelian produk tersebut dan memperingatkan temannya. (Kotler, 2000 : 182) Berdasarkan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang dilakukan Tabungan Ummat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB berhasil memberikan kepuasan kepada para nasabahnya, dan 92 kepuasan itu diteruskan dengan timbulnya dorongan yang kuat untuk terus meningkatkan saldo tabungannya. D. Hubungan Pelayanan Tabungan Ummat Dengan Keputusan Konsumen Untuk Menjadi Nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung Setelah kita melihat tanggapan responden baik untuk variabel pelayanan Tabungan Ummat (variabel X) maupun variabel keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia (variabel Y), berikut ini akan kita lihat besarnya hubungan variabel X terhadap variabel Y melalui pengujian statistik dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman. Nilai koefisien korelasi (r) dapat berada pada rank -1 ≤ r ≤ 1. tanda negatif atau positif menunjukan hubungan negatif (berlawanan arah) atau hubungan positif (hubungan searah). Penentuan kuat lemahnya koefisien korelasi akan mengikuti batasan yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi tentang besarnya (r), yaitu: Koefisien Korelasi Kekuatan Hubungan 0,8 – 1 Tinggi 0,6 – 0,799 Cukup Tinggi 0,4 – 0,599 Agak Rendah 0,2 – 0,399 Rendah 0 – 0,199 Sangat Rendah 93 Responden menjawab pernyataan dan pertanyaan dalam kuesioner dengan memilih salah satu dari jawaban yang ada, selanjutnya jawaban responden akan dinilai berdasarkan peringkat dari yang tertinggi sampai yang terendah. Setelah masing-masing jawaban dinilai sesuai dengan bobot, selanjutnya dijumlahkan dari masing-masing responden. (Tabel terlampir) Pada bab sebelumnya, penulis telah mengemukakan bahwa tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. Maka untuk mengukur atau mengetahui bagaimana hubungan antara kedua variabel tersebut, diperlukan suatu alat analisis statistik dengan metode koefisien korelasi Rank Spearman dengan bantuan SPSS Versi 11,5. Dimana pelayanan Tabungan Ummat sebagai variabel X menggunakan 17 pertanyaan dan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah sebagai variabel Y menggunakan 5 pertanyaan sebagai indikatornya, semua pertanyaan tersebut telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengetahui hubungan kedua variabel, penulis menggunakan alat bantu SPSS Versi 11,5 dengan tingkat kepercayaan 0,05 (5%) yang hasilnya dapat dilihat pada lampiran, dimana hasilnya untuk tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,476. 94 Tabel 32 Hasil Perhitungan Variabel Correlations Spearman's rho KTOTAL QTOTAL Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N KTOTAL 1,000 . 96 ,476(**) ,000 96 QTOTAL ,476(**) ,000 96 1,000 . 96 ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Untuk koefisien korelasi yang besarnya 0,476 menurut kategori dalam derajat hubungan dan penafsiran (Sutrisno Hadi, 1990:275) termasuk kedalam kategori hubungan positif yang sedang. Artinya, faktor pelayanan Tabungan Ummat memiliki hubungan yang agak rendah dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. Sedangkan sisanya yang berjumlah 0,524 merupakan faktor-faktor lain yang tidak diteliti penulis, seperti faktor telekomunikasi dan faktor komunikasi pemasaran (misalnya iklan, sponsor, personal selling dan sebagainya). Hasil tersebut menunjukan bahwa selain faktor pelayanan, faktor-faktor lain juga sangat berperan penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia. Maka dari itu, perusahaan harus dapat memperbaiki pelayanan yang masih kurang dan mempertahankan pelayanan yang sudah baik serta meningkatkannya agar menjadi lebih baik lagi. Untuk menguji kebenaran hipotesis, maka digunakan uji-t dengan ketentuan : Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima. 95 Nilai t hitung dapat dicari dengan cara menggunakan rumus: n−2 1− r2 t=r = 0,476 96 − 2 1 − (0,476) 2 = 0,476 94 0,773 = 0,476 121,6 = 0,476 x 11,03 = 5,25 Setelah dilakukan uji t, maka dihasilkan untuk t hitung sebesar 5,25 lebih besar dari t tabel 1,6612. Kriteria t hitung > t tabel ( 5,25 > 1,6612) menunjukkan bahwa H0 ditolak, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan Tabungan Ummat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB Bandung. 96 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pelayanan Tabungan Ummat mempunyai hubungan dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pelayanan Tabungan Ummat mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikasi hitung sebesar 5,25 yang lebih besar dari nilai signifikasi tabel sebesar 1,6612. 2. Pelaksanaan pelayanan Tabungan Ummat mempunyai hubungan yang agak rendah dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar 0,476 yang termasuk kedalam kategori hubungan positif yang sedang. 3. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa selain faktor pelayanan, ada faktor-faktor lain juga yang berperan sangat penting dalam keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia, misalnya faktor komunikasi, faktor telekomunikasi, 97 faktor desain dan tata letak fasilitas jasa dan lain-lain yang tidak diteliti penulis. B. Saran 1. Pelaksanaan pelayanan Tabungan Ummat mempunyai hubungan yang erat dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salman ITB. Maka dari itu, aktivitas pemasaran seperti pelaksanaan iklan, pemberian sponsor, dan lain sebagainya harus dilaksanakan dengan baik sehingga pelaksanaan pelayanan dengan komunikasi pemasaran tersebut dapat terintegrasi secara lebih intensif karena mungkin memberikan kepuasan pada nasabah. 2. Pihak Bank Muamalat Indonesia hendaknya mengelola atau menjalankan strategi kualitas pelayanan Tabungan Ummatnya dengan tepat dan cermat sehingga konsumen merasa puas yang kemudian diharapkan dapat menghasilkan satu keputusan untuk menjadi nasabah Tabungan Ummat. 3. Walaupun hubungan pelayanan dengan keputusan konsumen untuk menjadi nasabah cukup besar, namun faktor-faktor lain yang berhubungan harus terus diidentifikasi. Misalnya melakukan penelitian terhadap perilaku konsumen yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk menjadi nasabah secara lebih mendalam, sepereti apa sebenarnya kebutuhan dan keinginan konsumen, apa dan siapa saja yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan pembelian, informasi apa saja yang dibutuhkan, faktorfaktor apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen untuk menjadi nasabah, 98 dan lain sebagainya, sehingga perusahaan dapat memberikan pelayanan yang berorientasi pada pasar sasaran. DAFTAR PUSTAKA Bank Muamalat. 2005. Annual Report. Jakarta. Bilson Simamora, 2001, ReMarketing for Business Recovery, Jakarta, PT. Gramedia. Departemen Agama, 2003, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang, Grafindo. Fandi Tjiptono, 1996, Manajemen Jasa, Edisi Pertama, Yogyakarta, ANDI. Ghufron A.Mas’adi, 2002, Fiqh Muamalah Kostektual, Jakarta, Grafindo. Habib Nazir dan Muhammad Hasanuddin, 2004, Ensiklopedi Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah, Bandung, Kaki Langit. Helmi Karim, 1993, Fiqh Muamalah, Jakarta, Raja Grafindo. Husein Umar, 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Jakarta, Ghalia. Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, 2006, Syariah Marketing, Bandung, Mizan. Heri Sudarsono, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Edisi 2, Yogyakarta, Ekonosia. Herry Achmad Buchory dan H. Djaslim Saladin, 2006, Dasar-Dasar Pemasaran Perbankan, Bandung, Linda Karya. Jalaluddin Rakhmat, 2005, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya. Lovelock, Christopher, 2001, Services Marketing: People, Technology, Strategy, Fourth Edition, New Jersey, Prentice hall Internasional, Inc. Moh. Nazir, 1988, Metode Penelitian, Cetakan Ke-3, Jakarta, Ghalia. Schiffman, Leon G, and Kanuk, 1997, Costumer Behavior, Sixth Edition, New Jersey, Prentice Hall. Phillip Kotler, 2000, Marketing Management, The Millenium Edition, New Jersey, Prentice Hall Internasional, Inc. xii Ratih Hurriyati, 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung, ALFABETA. Sentosa Sembiring, 2006, Himpunan Lengkap Undang-Undang Tentang Perbankan, Bandung, Nuansa Aulia. Komaruddin Sastradipoera, 2001, Kamus Uang-Kredit-Bank, Bandung, Kappa Sigma. Kasmir, 2005, Pemasaran Perbankan, Jakarta, Kencana Sutrisno Hadi, 1990, Metodologi Research, Jilid 3, Yogyakarta, ANDI. M. Nadratuzzaman Hosen, Hilda Saraswati M, dan AM. Hasan Ali, 2006, Bankku Syariah, Jakarta, Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah. Murti Sumarni dan John Soeprihanto, 1998, Pengantar Bisnis : Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Yogyakarta, Liberty. Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, 2002, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta, Gema Insani Press. Philip Kotler, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium Jilid 1 dan 2, Jakarta, Prenhallindo. Kasmir, 2005, Etika Customer Service, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. Zainul Arifin, 2003, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta, Alfabeta. Zeithaml D, Valarie A, and Bitner, Mary Jo, 1996, Services Marketing, Singapore, McGraw Hill Companies, Inc. xiii