Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk menjamin kemanjuran, keamanan dan efisiensi penggunaan obat serta dalam rangka meningkatkan penggunaan obat yang rasional. 1. FARMASI KOMUNITAS Pelayanan farmasi komunitas meliputi pelayanan PBF, Apotik, Toko obat GFK Puskesmas, sarana yan kes dasar, dll. Pelayanan informasi sediaan farmasi kepada profesional dan masyarakat. Pembinaan pelayanan pengobatan sendiri yang aman (Self Medication) 3 2. FARMASI KLINIK Pelayanan penyediaan dan distribusi perbekalan farmasi di RS Pelayanan farmasi klinik dalam upaya pelayanan kesehatan paripurna kepada pasien di RS. Pelayanan informasi obat 4 Pembinaan kerjasama profesi dalam kaitan dengan pelayanan farmasi komunitas dan farmasi klinik Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM di lingkungan farmasi komunitas dan farmasi klinik 5 Penyiapan Software Profesionalisme SDM Kerjasama dan komitmen dari profesi Pemberdayaan mayarakat Peraturan perundang undangan 6 A. Traditional drug distribution stage (< thn 60-an) B. Transitional /Clinical Pharmacy stage (1960) C. Patient Focused /Pharmaceutical Care stage (1990) 7 Memasuki abad 20 Apothecaries (apothecary= druggist) To Dry (pengeringan) Fungsinya : membeli, menyiapkan, mengevaluasi obat Meluntur ketika produksi obat diambil alih oleh industri Peran AA lebih dominan 8 Ilmu kedokteran semakin sub spesialis Obat semakin kompleks Meningkatnya biaya kesehatan sektor publik Dibutuhkan informasi mengenai obat Partisipasi dalam pelayanan pasien Tuntutan masyarakat akan mutu semakin tinggi tuntutan malpraktek Peran farmasis yang overtrained dan underutilised-> Yes Or Not? 9 YanFar di RS saat ini ada 2 yaitu: a. Pelayanan teknis dan non klinis b. Pelayanan Famasi Klinis Ad a. TPN Penyediaan sediaan sitotoksik & Radiofarmasi Bahan tambahan sediaan iv Peracikan Pengadaan,pengelolaan,distribusi alkes dll 10 Monitor terapi obat Konsultan keliling Promosi rasionalisasi obat Kajian produk baru Cost effective prescribing Audit medis dan klinis Uji coba klinis TDM PMR (Pharmacy MR) Promkes 11 Uniqueness of Pharmaceutical Care Traditional Pharmacy Primary focus Clinical Pharmacy Pharmaceutical Care Prescription order Physicians or other Patient or OTC request health professionals Continuity Upon demand Discontinuous Continuous Strategy Obey Find fault or prevention Anticipate or improve Orientation Drug product Process Outcomes 12 13 Ledakan jumlah obat 1961: 656 jenis 1999: 8000 jenis 1971: 140.000 kematian & 1 juta dirawat 20% perawatan disebabkan kecelakaan obat 50% sebetulnya dapat dihindarkan 45-65% pasien memakai obat tidak sesuai dengan anjuran 14 Danger & Risk are found in how drugs are used, not simply in their chemical composition Kebanyakan masalah tidak melekat pada obatnya, tetapi pada cara obat Diresepkan Diracik Dipakai/dimakan 15 Fakta (1) Seperlima pasien rawat inap mengalami drug therapy problems even in the most advanced medical institutions 76 billion dollar (US) Penderitaan pasien? Brigham and Women’s Hospital: 6.5% nonobstetric patients suffered an adverse drug event (30% serius) 16 Is a Practice Patient focused Interaksi langsung dengan pasien Terapi obat rasional: tepat, efektif, aman, nyaman, biaya Quality of life Definite outcome Terdokumentasi DRP (Drug Related Problem) 17 Is the direct responsible provision of medication related care for the purpose of achieving definit outcomes that improve patient’s quality of life (ASHP) Is a Practice in which the Practitioner takes Responsibility for a patient’s drug related needs, and is held Accountable for this Commitment (Strand) 18 Hubungan mendasar perawatan pasien Trust dan wewenang farmasis Commitment & competency Responsibility (documentation) Ensure that there was an indication for every item of drug therapy Any drug used was the most effective & safest & that the patient was compliant 19 Terapi obat Keputusan-keputusan Pemakaian obat Pertimbangan pemilihan dosis, rute, metoda Pemantauan terapi obat Pemberian informasi Pemberian counseling 20 Fokus dari care adalah merawat Bekerja bersama dengan staf kesehatan lain Merancang Melaksanakan Memantau therapeutic plan Perbaikan kualitas hidup pasien yang pasti Hubungan individual Farmasis Profesional Personal Commitment 21 Mutual respect Honestly Open communication Cooperation Empathy Sensitivity Promotion of patient independence Seeing the patient as a person Patience, understanding, attention,trust, comfort, confidence, responsible, accountable, competence Putting the patient first Offering reassurance, advocacy Supporting the patient Kepastian Kesembuhan penyakit Eliminasi , pengurangan simtom Penghentian/perlambatan proses penyakit Untuk perbaikan kualitas hidup mencapai hasil Identifikasi DRP (Drug Related Problem) Memecahkan DRP aktual Mencegah DRP potensial 23 Suatu penilaian yang lengkap mengenai kualitas hidup Penilaian obyektif Penilaian subyektif Pasien ikut dilibatkan 24 25 Pharmaceutical Care (rumah sakit) Masu k Wawancara P’yan Produk P’ yan TPN Standar P’yan Fa Produk DRP Monitoring P’ yan Compounding P’ yan IV Adm Std. Prof & Etika SDM SIM Counseling Kelua r P’ yan klin PIO P’ yan DUE,dll QA Hukum Keuangan dll Clinical skill, business & managerial skill, leadership entrepreneurship hk 2002 26 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Review semua obat Hubungkan obat vs indikasi DRP Pecahkan, cegah DRP Care plan Follow up/ monitor Dokumentasi 27 28 A discipline concern with application of pharmaceutical expertise to help maximise drug efficacy and minimise drug toxicity in individual patients” (Clinical Resourse and Audit Group (1996) 29 1. 2. 3. 4. MAMAKSIMALKAN EFEK TERAPI MEMINIMALKAN RISIKO PENGOBATAN MEMINIMALKAN BIAYA PENGOBATAN MENGHORMATI PILIHAN PASIEN (Prof.Nicholar Barber,1990) 30 Clinical Pharmacy: ilmu kesehatan khusus yang menerapkan prinsip ilmu farmakologi, toxikologi, farmakokinetik & therapeutic untuk pelayanan pasien oleh farmasis Contoh pemanfaatan Pelayanan dosis Pelayanan Total Parenteral Nutrition Therapeutic Drug Monitoring Drug Utilization Review dll 31 Pelayanan farmasi bagi pasien yang dilakukan oleh farmasis dengan tujuan terapi yang rasional (aman,cost effective) Dapat dilaksanakan di apotik, rumah sakit, nursing homes Memonitor terapi obat, mengoptimasi terapi, minimasi side efek. 32 Dibutuhkan Clinical Skill 33 Patient assessment Patient education and counseling Patient –specific pharmacist care plan Drug treatment protocols Dosage adjustment Selection of therapeutic alternatives Preventive services Managerial skills 34 RANTAI PELAYANAN OBAT Pabrik Penulisan resep Pemesanan apotik Penerimaan resep Penerimaan Penyimpanan di gudang Screening resep Distribusi MEDICATION ERROR Penyimpanan di Apotik Penyiapan obat Pemanggilan pasien Penyerahan obat COUNSELING Informasi/Counseling Pemahaman Ketaatan Status & data pasien Etiket Keterangan Screening resep : •Administrative error •Pharmaceutical error •Clinical error HK 2002 Monitoring Outcome 35 Administrative Errors Pharmaceutical Error Clinical Error 37 Asal pasien Jenis kelamin Umur Berat Nama No registrasi Diagnosa Nama dokter, tanda tangan Jenis obat 38 Administrative Error (2) Apakah semua informasi terbaca ? Apakah semua informasi benar? Apakah resep tidak palsu ? Apakah nama obat terbaca ? Apakah obat sesuai dengan diagnosa ? Apakah ada obat yang di luar persediaan? 39 Apakah bentuk sediaan sesuai dengan yang tersedia? Apakah ada bentuk sediaan yang lebih sesuai ? Apakah dosis obat sesuai dengan ketersediaan ? Apakah harus disiapkan secara khusus ? Bila ada, harus dijamin stabilitasnya Tentukan jumlah obat dan kapan daluwarsa Apakah ada instruksi pemakaian yang harus disampaikan? 40 Alergi obat Kemungkinan pemakaian tidak benar Duplikasi dari obat (Polypharmacy) Additive effects Penjadwalan obat yang tidak benar Interaksi Obat-obat Interaksi Obat- penyakit Adverse Drug Reactions 41 42 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Butuh obat (23%) Obat tidak perlu ( 8%) Obat salah (15%) Dosis terlalu rendah (16%) Dosis terlalu tinggi ( 6%) Adverse Drug Reaction (21%) Compliance (11 %) 1. 20- 74% pasien 43 1. Pelayanan Informasi Obat Informasi obat adalah suatu pengetahuan atau data yang terdokumentasi yang disebarkan secara ilmiah, obyektif dan mencakup farmakologi, toksikologi dan penggunaan obat termasuk nama kimia, struktur dan sifat-sifatnya, identifikasi, indikasi diagnostik dan terapetik, mekanisme kerja, waktu onset dan durasi kerja, dosis yang direkomendasikan, jadwal pemberian, cara pemberian, absorpsi, metabolisme, detoksifikasi, ekskresi, efek samping, reaksi obat yang merugikan, kontraindikasi, interaksi, ketidaktercampurkan kimia dan terapetik, biaya obat, keuntungan obat, gejala dan pengobatan toksisitas, keuntungan klinik, data perbandingan, data klinik obat dan data informasi lain yang berguna. 2. Pelayanan pendidikan/konseling penderita Pelayanan konseling adalah pemberian nasehat atau saran tentang hal-hal yang berkaitan dengan terapi obat kepada penderita atau kepada anggota tim kesehatan lainnya 3. Pemantauan dan pelaporan reaksi obat yang merugikan Reaksi obat merugikan (ROM) menurut WHO (World Health Organization) adalah setiap respon tubuh terhadap obat yang berbahaya dan atau tidak diharapkan dan muncul pada dosis terapi dan digunakan pada manusia untuk keperluan pencegahan, terapi diagnostik dan untuk mengubah atau memodifikasi fungsi fisiologi tubuh Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadapm obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. • Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkinterutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang. • Menentukan frekuensi dan insidensi Efek Samping Obat yang sudah dikenal sekali, yang baru saja ditemukan. • Mengenal semua faktor yang mungkin dapatmenimbulkan/mempengaruhi timbulnya Efek Samping Obat atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya Efek Samping Obat. Menganalisa laporan Efek Samping Obat Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yangmempunyai resiko tinggi mengalami Efek Samping Obat Mengisi formulir Efek Samping Obat Melaporkan ke Panitia Efek Samping Obat Nasional 4. Partisipasi dalam Evaluasi Penggunaan Obat Pemantauan terapi obat adalah proses yang menjamin bahwa penderita mendapat pengobatan dengan biaya yang rendah, bahan obat yang paling berkhasiat dan mendapat manfaat yang maksimal dengan efek samping obat yang minimal Pemantauan terapi obat yang dilakukan mencakup kesesuaian terapi dengan regimen obat; duplikasi terapi dalam regimen obat; kesesuaian rute dan metode pemberian; tingkat pemenuhan regimen obat; interaksi obat yang digunakan untuk mengevaluasi efektifitas terapi obat dan mengatasi efek samping, toksisitas atau efek yang merugikan; serta gejala fisik dan klinik yang sesuai dengan terapi obat pada penderita 5. Partisipasi dalam pemantauan terapi obat Pelayanan Farmakokinetika Klinik Penerapan prinsip farmakokinetika obat seperti absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi, termasuk sifat fisikokimia obat dalam menyeleksi dosis dan interval dosis yang tepat pada pengobatan untuk pengobatan penderita secara individu. Melakukan pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit. Tujuan : Mengetahui kadar obat dalam darah Memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat Kegiatan : 1. Memisahkan serum dan plasma darah 2. Memeriksa kadar obat yang terdapat dalam plasma dengan menggunakan alat TDM 3. Membuat rekomendasi kepada dokter berdasarkan hasil pemeriksaan 6. Sejarah Pengobatan Penderita dan Profil Pengobatan Penderita Sejarah pengobatan adalah rekaman yang ringkas tetapi lengkap mengenai terapi pengobatan yang meliputi obat resep dan obat bebas yang digunakan pada masa lalu dan sekarang. Profil pengobatan penderita adalah rekaman yang berisi informasi mengenai terapi obat yang digunakan penderita selama di rumah sakit