BAB EVALUASI SUMBER INFORMASI OBAT PENDAHULUAN

advertisement
BAB
EVALUASI SUMBER INFORMASI OBAT
PENDAHULUAN
Untuk melaksanakan tugas farmasi klinis, seorang farmasis harus memberikan
informasi atau melakukan tindakan farmasi harus berdasarkan sumber informasi yang
benar dan terpercaya. Saat ini banyak tersedia sumber informasi yang terkait dengan
obat atau pengobatan, seperti buku teks, jurnal-jurnal medis dan pengobatan,
kompendium, daftar obat esensial nasional, pusat informasi obat, informasi dari sumber
online internet, dan dari industri farmasi. Pada praktek dan kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa informasi obat yang bersifat komersial lebih sering digunakan,
sementara sumber informasi yang lebih objektif dan netral jarang digunakan.
Semua jenis informasi tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan dengan baik,
asalkan disertai dengan pertimbangan kebaikan dan kekurangan dari masing-masing
jenis informasi. Kemampuan untuk menelaah secara kritis akan sangat bermanfaat
untuk mendapatkan informasi yang benar-benar akurat.
Bab ini akan membahas berbagai sumber informasi yang tersedia.
Dengan
mempelajari bab ini mahasiswa akan mampu mengetahui berbagai sumber dan
jenis-jenis informasi obat, mengetahui kelebihan dan kelemahan tiap jenis informasi dan
memahami cara-cara untuk mencari informasi yang diperlukan.
Kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi sumber informasi yang objektif dan
netral dapat diterapkan untuk mencari informasi yang mendukung materi bab lain di
mata kuliah farmasi klinis atau mata kuliah yang lain.
Agar lebih mudah dalam mempelajari bab ini, mahasiswa sangat dianjurkan
untuk membaca modul kuliah evaluasi sumber informasi obat dan mencari contohcontoh sumber informasi obat yang sesuai dengan modul kuliah, dan dapat membawa
dikelas untuk didikusikan bersama.
1
PENYAJIAN
JENIS-JENIS INFORMASI OBAT
Sumber informasi menurut sifat dan sumbernya dibedakan menjadi 2 Dilihat
yakni
informasi non-komersial dan informasi komersial,
Informasi non-komersiil
Buku-buku rujukan (Reference books) dan buku saku
Buku rujukan merupakan sumber informasi utama apabila diperlukan informasi yang
mendalam Buku rujukan sangat banyak tersedia sesuai dengan topik yang diinginkan.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengevaluasi kualitas dari buku rujukan tersebut.
Frekuensi edisi terbaru merupakan kriteria penting dalam memilih buku rujukan . Makin
sering direvisi, maka makin baik, hanya buku rujukan yang direvisi setiap 2-5 tahun
sekali yang dapat menyediakan pengetahuan yang terkini (up-to date).
Buku rujukan yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan. Untuk pelayanan
tugas farmasi klinis, dapat dipilih 2 kelompok buku, yakni: Buku tentang obat yang
mengupas sifat-sifat farmakologi, farmakokinetik , efek samping obat dan Buku tentang
pengobatan/terapetik, yang informasinya berangkat dari masalah klinik (penyakit).
Apabila waktu yang tersedia untuk membaca terbatas, maka buku saku/handbook
dapat digunakan sebagai rujukan sumber informasi. Contoh buku rujukan yang terkait
dalam pelaksanaan tugas farmasi klinis:

Farmakologi : Goodman and Gilman’s
The Pharmacological Basis of
Therapeutics and
Clinical Pharmacology by Laurence and
Bennett.
2

Farmakoterapi : Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach edited by
DePiro et al.

Internal medicine

Current Medical Diagnosis & Treatment

Farmakokinetik dan therapeutic drug monitoring : Applied Pharmacokinetics:
Principles of Therapeutic Drug Monitoring by Evans et al.

Interaksi obat: Hansten and Horn’s Drug Interactions Analysis and Management

Informasi obat: AHFS Drug Information

Martindale’s The Complete Drug Reference
Kompendium obat
3
Kompendium obat merupakan sumber informasi yang memuat informasi tentang nama
dagang, nama generik, komposisi kimia, indikasi, kontraindikasi, perhatian, peringatan
dan interaksi, efek samping, cara pemberian dan dosis. Kompendium obat dapat
bervariasi baik dari skope dan isi. Kompendium dapat diterbitkan dalam skala nasional.
Contoh kompendium:

USA Physician’s Desk Reference in the USA yang disusun berdasarkaninformasi
produk yang telah disetujui oleh FDA.

The United States Pharmacopeia Dispensing Information (USP DI)

The British National Formulary (BNF) (http://www.bnf.org/) merupakan compendium
yang sangat objektif dan komprehensif dalam menyediakan sumber informasi dan
penpunyai penilaian yang komparatif dalam tiap obat. Selain itu BNF juga
menampilkan kriteria penilaian mengapa suatu obat dipilih untuk pengobatan
tertentu.
Daftar Obat Esensial Nasional, Pedoman Pengobatan, Formularium obat
Daftar Obat Esensial Nasional adalah daftar yang memuat obat esensial yang
diterbitkan oleh suatu negara. Daftar obat esensial nasional disusun berdasarkan
konsensus untuk pengobatan dengan obat yang tersedia yang dipilih berdasarkan
kemanfaatan dan keamanan.
Daftar obat esensial dapat disesuaikan dengan level
pelayanan yang ada, misal daftar obat esensial untuk di rumah sakit dapat berbeda
dengan daftar obat esensial untuk puskesmas. Selain itu Daftar obat esensial a juga
harus dicari edisi terbaru. Jika daftar obat esensial nasional tidak tersedia maka WHO
Model List of Essential Medicines dapat digunakan. WHO Model List selalu direvisi
setiap dua tahun sekali, daftar ini tersedia dalam bentuk hard copy atau dapat
diperloleh secara
online di WHO Essential Medicines Library. Di database
4
perpustakaan WHO ini dapat juga diperloleh pedoman klinis, sistematik review,
referensi-referensi penting, dan infromasi lain terkait dengan obat adan pengobatan.
Formularium adalah buku yang berisi daftar obat dan tambahan informasi untuk
setiap obat. Formularium bias diaplikasikan secara nasional atau regional (misal:
formularium rumah sakit). WHO juga telah mempublikasikan model formularium yang
dapat diadopsi untuk tingkat nasional atu regional. WHO Model Formulary 2004
merupakan model formularium yang telah dipublikasikan yang berisi daftar obat dan
informasi
obat
Model
formularium
WHO
ini
dapat
diunduh
di
web
site:http://mednet3.who.int/EMLib/
Formularium nasional atau institutional biasanya dikembangkan oleh oleh komite
terapi dan berisi obat yang sesuai untuk institusi tersebut. Sehingga daftar daftar obat
yang ada diformularium antara institusi satu dengan yang lain dapat berbeda. Saat ini,
rumah sakit, asuransi kesehatan atau pusat pengobatan yang telah mengembangakan
formulariumnya sendiri.
Bagi perusahaan asuransi kesehatan
digunakan sebagai daftar obat untuk
reimbursed.
formularium
dapat
Pedoman pengobatan adalah
pedoman yang disusun dalam rangka pengobatan suatu penyakit.
Buletin obat
Buletin obat juga merupakan salah satu sumber informasi yang up to-date . Buletin
biasanya bersifat periodik dan berisi promosi terhadap pemakaian obat dan pengobatan
secara rasional. Banyak bulletin pengobatan yang tidak disponsori oleh industri farmasi
yang menyediakan penilaian obat secara khusus dan memberikan rekomendasi untuk
terapi yang didasarkan pada beberapa aleternatif pengobatan. Umumnya disediakan
secara cuma-cuma oleh badan-badan yang berkecimpung di kegiatan tersebut, dan
sangat dihargai keberadaannya karena objektivitas informasi tersebut Informasinya
objektif,
penilaian
terhadap
manfaat/keamanan
obat
tidak
"biased"
dan
rekomendasi-rekomendasinya praktis Contoh bulletin pengobatan yang tersedia :

Drug and Therapeutics Bulletin (UK)

Medical Letter (USA) (hanya untuk anggota)

Therapeutics
Letter
http://www.ti.ubc.ca/pages/letter.html
(also
Spanish)

Australian Prescriber (Australia) http://www.australianprescriber.com,

Medscape http://www.medscape.com
5
available
in

Drug Information Newsletter (Singapore)

Lembaran Obat dan Pengobatan (Indonesia)
Jurnal Ilmiah
Jurnal ilmiah yang dapat mendukung farmasis dalam pelayanan kefarmasian banyak
tersedia. Pharmacotherapy, The Annals of Pharmacotherapy and Expert Opinion on
Pharmacotherapy menyediakan bukti ilmiah terkait
farmakoterapi. Selain itu Jurnal
ilmiah yang sangat umum digunakan antara lain : the Lancet, the New England Journal
of Medicine dan the British Medical Journal menyediakan informasi pelayanan klinis
kepada pasien dan farmakoterapi. American Journal of Health-System Pharmacy
menyediakan informasi tentang sistem pelayanan kesehatan dan pelayanan pasien.
International Journal of Pharmacy Practice juga merupakan salah satu contoh jurnal
ilmiah yang focus terhadap pelayanan farmasis. Meskipun jurnal medis telah direview,
penggunaan artikel ilmiah dalam jurnal tetap harus dievaluasi. Evaluasi artikel imiah
merupakan pengetahuan yang penting dan perlu dipelajari secara khusus. Pada modul
berikutnya akan diberikan cara evaluasi artikel ilmiah khususnya uji klinik.
Pusat informasi obat
Banyak negara yang mempunyai pusat informasi yang menyediakan informasi
mengenai obat , makanan dan juga racun. Sebagai contoh: UK Medicines Information
Pharmacists (web site at: http://www.druginfozone.org/).
Di Indonesia juga terdapat
Pusat informasi obat nasional ayang di Kelola Oleh Badan Pengawasan Obat dan
Makanan /BPOM RI (website: http://www.pom.go.id). Pusat sumber informasi obat lain
yang sangat baik untuk diakses adalah: WHO Essential Medicines Library:
http://mednet3.who.int/EMLib/. Untuk mengakses jurnal secara gratis dapat mengakses
site: http://www.freemedicaljournals.com.
Katalog yang memuat sumber-sumber informasi terkait kesehatan dapat diakses pada
site: http://www.bubl.ac.uk/link/med.html.
Bagaimana mendapatkan dan mengevaluasi informasi obat yang diperoleh
secara online?.
6
Banyak artikel yang dapat diambil dari indeks database Medline, terutama yang terkait
dengan medis dan ilmu-ilmu kesehatan termasuk farmasi.Medline adalah kompilasi
Perpustakaan Nasional United States yang terkait dengan obat. Di dalam medline
terdapat lebih dari 38000jurnal yang dipublikasi oleh lebih dari 70 negara. Akses wesite
medline di http://www.ncbi.nlm.nih.gov/PubMed/Articles .
Artikel dapat ditelusuri
dengan mnggunakan kata kunci. Kata kunci yang terdapat dalam database Medline
dapat berupa judul (title), abstrak, nama penulis, institusi yang melakukan penelitian.
Site lain yang dapat diaksed secara online untuk mendapatkan indormasi terkait
obat
dan
pengobatan
adalah
http://www.medscape.com
atau
http:www.//biomail.sourceforge.net/biomail/. Sagat penting untuk menjadmin bahwa
informasi yang diperoleh dari internet secara online dapat dipercaya. Hal-hal yang
harus diterminsai jika suatu artikel didapatkan secara online adalah:
 Apa kualifikasi penulis untuk menulis subjek arikel yang dipublikasi?
 Apakah penulis berhubungan dengan organisasi tertentu yang mempunyai
reputasi baik? (misal : anggota WHO)
 Lihat intitusinya. Apakah universitas atau atau institusi yang khusus menangani
topic penelitian tersebut?
 Apakah dipblikasikan oleh website yang reputasinya baik?
 Sudahkah penulis menggunakan format, logika, struktur dan pengembangan
argument untuk topik yang dievaluasi?
 Apakah artikel sesuai dengan krtieria yang dipersyaratkan?
(misal: untuk uji
klinik ada kriteri peneliaan yang harus dilakukan). Akan dipelajari pada modul
yang lain.
 Website berikut memuat informasi penting terkait dengan kriteria penilaian
sumber informasi dari internet: Grassian E. Thinking critically about world wide
web
resources.
UCLA
College
Library.
Dapat
diperoleh
diwebsite:
http://www.library.ucla.edu/libraries/college/help/critical/index.htm
Informasi komersial
Informasi yang bersifat komersial jelas datang dari industri farmasi, dan tersebar sangat
luas di seluruh dunia. Bentuk informasi sangat beragam, mulai dalam bentuk tulisan,
verbal maupun dengan disket, CD-ROM atau pita video. Informasinya sangat jelas dan
mudah dicerna, namun juga dapat bias. Segi positif terlalu ditekankan, sedangkan segi
7
negatifnya seringkali dilupakan atau disinggung secara ringan. Hal ini dapat dimengerti,
karena tujuannya memang untuk meningkatkan penjualan. Kegiatan komersiil ini juga
melibatkan antara lain penyelenggaraan-penyelenggaraan simposia, seminar atau
penulisan artikel di majalah, dengan sponsor industri farmasi. Informasi ini tetap
bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana perkembangan berlangsung, namun harus
hati-hati dalam menelaah kualitas informasinya. Kesulitan yang sering dihadapi adalah
dalam hal mencek kebenarannya, karena informasi ini sangat cepat berkembang dan
beredar, jauh lebih cepat dari majalah dan buku-buku acuan/standard. Bentuk-bentuk
informasi yang dapat ditemui meliputi:
a) Iklan/advertensi di majalah kedokteran:
Tidak dapat dipungkiri, bahwa iklan obat menyediakan informasi obat yang paling
cepat dapat mencapai praktisi medik. Sayangnya, sangat banyak iklan yang
mengabaikan komponen-komponen informasi seperti yang telah digariskan oleh
WHO (WHO, 1988), yang antara lain harus mencakup:

Nama senyawa aktif dalam International Non-proprietary Names (INN) atau
nama generiknya, dan nama dagang.

Bentuk sediaan dan kandungan senyawa aktif tiap sediaan.

Dosis dan aturan pemakaian yang dianjurkan.

Indikasi terapetik

Efek samping dan efek yang tidak dikehendaki

Perhatian khusus, peringatan dan kontraindikasi

Interaksi penting

Sumber referensi yang berkaitan

Nama/alamat pabrik.
Secara lebih ringkas, pedoman WHO tersebut menggariskan bahwa harus ada 4
komponen utama informasi dalam setiap iklan, yaitu:
1. Informasi tentang nama generik obat, sifat farmakologik dan farmakokinetika.
8
2. Informasi tentang indikasi dan bukti manfaat klinik.
3. Informasi tentang kekuatan sediaan sediaan, aturan pakai dan cara pemberian.
4. Informasi tentang keamanan, meliputi efek samping maupun peringatan,
pembatasan/kontraindikasi.
Dengan selalu mempertimbangkan ada-tidaknya 4 komponen di atas, ditambah
dengan penelaahan secara kritis terhadap pesan umum yang ditonjolkan dalam
iklan, praktisi medik dapat dengan mudah melakukan penilaian secara objektif, dan
memanfaatkan informasi tersebut.
b) Lembaran informasi produk:
Lembaran informasi produk umumnya disertakan dalam kemasan obat, atau
dicetak dalam bungkusnya, ditujukan untuk para pemakai obat. Sebenarnya jenis
informasi ini relatif paling layak dipercaya, karena untuk saat ini merupakan
satu-satunya jenis informasi dari industri farmasi yang penyiapannya dikontrol oleh
Departemen Kesehatan RI. Bentuknya sederhana dan mencakup semua komponen
informasi tentang obat yang digunakan, tanpa ditambah pesan-pesan komersiil.
Sayangnya justru jenis informasi ini seringkali tidak sampai ke tangan pasien
karena kesalahan teknis penyerahan obat ke pasien. Informasi yang harus dicakup
dalam lembaran informasi produk meliputi (WHO, 1988):

INN atau nama generik senyawa aktif

Informasi
farmakologik
(efek
farmakologik,
mekanisme
kerja
dan
sifat
farmakokinetik)

Informasi klinik meliputi indikasi, regimen dosis, kontraindikasi, peringatan, efek
samping, interaksi obat dan overdosis

Informasi farmasetik misalnya bentuk sediaan, kekuatan, zat pengisi, kondisi
penyimpanan dan masa kadaluwarsa, kelompok obat (narkotik/obat keras/obat
luar), nama pabrik dsb.
c) Bentuk-bentuk lain
9
Sangat banyak bentuk-bentuk informasi yang lain, yang seringkali sulit dibedakan
apakah dari industri farmasi atau bukan, misalnya simposium, seminar, handbook,
majalah kedokteran, atau buku terbitan resmi hasil penelitian uji klinik suatu obat.
Untuk menelaah jenis-jenis informasi seperti ini, diperlukan penguasaan berbagai
masalah, misalnya untuk menilai apakah data hasil pengujian manfaat suatu obat
terhadap indikasi tertentu dapat dipercaya, diperlukan pengetahuan tentang
metodologi baku yang seharusnya digunakan.
Buku-buku seperti IIMS, ISO dan sejenisnya juga cukup membantu praktisi medik
untuk mencari kandungan bahan aktif suatu sediaan, dan informasi-informasi lain
yang relevan, misalnya pilihan bentuk dan kekuatan sediaan, harga, dsb. Tetapi
jangan digunakan untuk mencari indikasi, efek samping dll, karena biasanya
informasi tentang hal ini sangat terbatas dan tidak netral.
Bagaimana mendapatkan informasi yang relevan dari pharmaceutical representative
(“drug rep”)
Industri farmasi mempunyai anggaran yang besar untuk promosi dan industri
menggunakan berbagaimacam media untuk mempromosikan produk mereka. Namun,
seringkali informasi yang berasal dari industri farmasi hanya menekankan aspek positif
dari produk mereka.
dengan “drug rep”
Oleh karena itu sangat penting untuk mengontrol pertemuan
agar memperoleh informasi positif yang berimbang.
Seorang
farmasis adalah anggota Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang umumnya
memutuskan obat untuk masuk formularium atau protol pengobatan. Farmasis sering
menjadi subyek untuk promosi obat dari “drug rep”.
Seorang farmasis memerlukan
perhatian yang hati-hati terhadap materi promosi agar dapat memberikan argumen
yang rasional dalam rangka keterpatan pemilihan obat untuk rumah sakit atau instusi.
LEARCNING ACTIVITY 3.3
Contoh kasus
“Seorang representative dari industry farmasi membuat janji bertemu dengan anda
sebagai seorang farmasis. Tujuan pertemuan itu adalah untuk meberoikan informasi
kepada anda tentang produk baru mereka (antibiotik)”.
Gunakan pedoman berikut untuk melaksanakan pertemuan tersebut. Pedoman di
bawah ini dapat digunakan untuk setiap mengadakan pertemuan dengan “drug rep”:
10
 Temui “rep” hanya dengan perjanjian. Tentukan tunjuan dari kunjungan
sebelumnya dan tetapkan wawancara untuk tujuan spesifik tersebut.
 Kontrol wawancara. Jangan dengarkan presentasi penjualan rutin, tetapi
tanyakan hal spesifik terkait kemanfaaatan dan keamanan obat. Misal tentang
efek samping obat dan nilai kemanfaatan dari obat yang ditawarkan.
 Minta publikasi yang independen dari produk yang ditawarkan dari jurnal yang
terakreditasi baik ( peer-reviewed journals).
 Brosur promosi seringkali menggunakan materi yang tidak terpublikas,
menggunakan grafik yang tidak benar, dan quaotasi selektif yang bersifat
subyektif. Seorang farmasis harus dapat mengevaluasi brosur agar tidak
terpengaruh oleh klaim atau grafik yang tidak benar.
 Abaikan “bukti” yang kurang dapat dipercaya seperti testimony seorang selebriti
atau institusi yang menggunakan produk tersebut.
 Minta bukti ilmiah dengan menggunakan “STEP” analisis:

Safety (Keamanan)– bukti ilmiah kemungkinan efek samping akibat
penggunaan jangka panjang produk yang ditawarkan.

Tolerability (tolerabilitas)– adalah cara pengukuran yang terbaik dengan
membandingkan angka withdrawal dari produk dengan pembandingnya.

Efficacy (Kemanfaatan)– Dimensi yang paling relevan tentang bagaimana
kemanfaatan produk dibandingkan dengan obat lain.

Price (harga) – Biaya langsung atau tidak langsung apabila menggunakan
produk tersebut.
 Minta salinan/fotokopi artikel uji klinik yang terpublikasi dari produk yang
ditawarkan untuk untuk mendukung argument dari industri farmasi.
 Evaluasi uji klinik tersebut dengan tepat, perhatikan bagian tertentu yang terkait
dengan kekuatan ukuran sampel dan kualitas metode uji klinik dan penggunaan
parameter pengukuran (hal ini akan dibahas secara detail pada modul yang lain.
 Jangan terima argumen yang bersifat teoritis tanpa ada bukti ilmiah secara
langsung yang dapat memberikan untuk keuntungan secara klinis. Abaikan
artikel negative atau brosur bersifat subjektif yang diberikan oleh “drug ref”.
lakukan pencarian literature secara independen.
 Jangan terima berita baru yang dapat mempengaruhi argumenentasi ilmiah.
Banyak bukti ilmiah yang dapat memberikan informasi lebih objective. Obat baru
tidak selalu lebih dan lebih aman.
11
 Coba untuk mencari informasi yang terdapat dalam kemasan atau dengan
berpartisifasi dalam riset uji klinik skala kecil yang dilakukan diinstitusi rumah
sakit.
 Rekam dan catat isi dari interview dan pelajari kembali catatan tersebut bila
“drug rep” memeinta pertemuan lain dengan anda.
PEMILIHAN JENIS INFORMASI
Walaupun sumber informasi cukup lengkap/terpenuhi, tidak jarang dijumpai
keraguan untuk memilih sumber informasi yang paling tepat untuk memenuhi
kebutuhan pada suatu waktu. Untuk mempermudah penelusuran pustaka, pedoman di
bawah dapat digunakan.
Informasi mengenai obat:
a) Sifat-sifat farmakologik (dinamika dan kinetika obat), gunakan textbook/handbook
farmakologi, misalnya:

Gilman AG, Rall TW, Nies AS, Taylor P (1990) Goodman Gilman's the
Pharmacological Basis of Therapeutics, 7th edition, Macmillan Publishing Co.,
New York.
b) Efek samping dan keamanan, gunakan textbook/handbook farmakologi atau yang
khusus membahas efek samping, misalnya:

American Medical Association, Division of Drugs (edisi terbaru) AMA Drug
Evaluations, American Medical Association/WB Saunders Co., Philadelphia.

Dukes MNG (1988) Meyler's Side Effects of Drugs, 11th edition, Elsevier, Oxford.
c) Untuk kandungan suatu sediaan paten, kekuatan, bentuk sediaan, harga, dll.,
gunakan IIMS, ISO, atau terbitan yang sejenis.
Informasi mengenai pengobatan:
a) Obat pilihan dan alternatifnya untuk suatu penyakit beserta anjuran pengaturan
dosis, gunakan texbook/handbook diagnosis & penanganan penyakit, misalnya:
12

Current Medical Diagnosis & Treatment. Lange Medical Publication, Los
Altos, edisi terakhir.

Current Pediatric Diagnosis & Treatment. Appleton & Lange, Connecticut,
edisi terakhir, atau buku referensi (misalnya Buku Pedoman Pengobatan
yang dipakai setempat).
b) Pemakaian obat pada kelompok-kelompok khusus (bayi, kehamilan, gangguan
fungsi hepar/ginjal, malnutrisi, dsb) dan monitoring kadar terapi, gunakan textbook/handbook farmakologi klinik seperti:

Speight TM (1987) Avery Drug Treatment. Principles and Practice of Clinical
Pharmacology and Therapeutics, 3rd edition, ADIS Press, Auckland,
atau buku-buku referensi, misalnya:

Pedoman Pengobatan setempat.

Australian Drug Evaluation Committee (1989) Medicines in Pregnancy,
Australian Drug Evaluation Committee, Canberra.
Selain itu juga dapat digunakan, misalnya: Clinical Pharmacokinetics: Drug Data
Handbook (terbitan ADIS Press, New Zealand) untuk mencari data kinetik obat pada
kondisi-kondisi pasien tertentu, untuk menghitung dosis individual, dan lain-lain.
Latihan
1. Suatu obat baru baru saja teregistarsi di Indonesia.
Seorang pasien
menanyakan kepada anda sebagai seorang farmasis mengenai informasi obat
tersebut lebih detail. Buatlah daftar sumber informasi yang dapat menyediakan
informasi tentang
obat tersebut. Manakah yang akan anda gunakan untuk
menjawab pertanyaan tersebut?
2. Gunakan database online, seperti PubMed, untuk mencari artikel tentang
pharmaceutical care.
3. Lakukan pencarian artikel pada uji klinik obat baru hipertensi.
13
***
14
DAFTAR PUSTAKA
Grahame-Smith DG & Aronson JK 1985 Oxford textbook of Clinical Pharmacology and
Drug Therapy. Oxford University Press, Oxford.
Suryawati, S., Santoso, B., Danu, SS.,
Modul Kuliah Farmakologi Klinik dan
Farmakoterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada.
World Health Organization 2006, Developing Pharmacy Practice, focus on patient care.
World Health Organization, Geneva.
***
15
TES FORMATIF
PENELAAHAN INFORMASI OBAT SECARA KRITIS
Cobalah untuk memilih, buku apa yang akan anda ambil bila anda menjumpai
keadaan-keadaan sebagai berikut:
Situasi
1.
Pilihan jenis informasi
Anda menjumpai obat patent bernama
Danalgin, dan anda ingin mengetahui
isi/bahan aktifnya.
A. Terbitan
khusus
tentang
of
Clinical
Danalgin
B. Textbook
Pharmacology
C. IIMS
D. Pedoman Pengobatan Rumah
Sakit
2.
Anda ingin mempelajari sifat
E. AMA Drug Evaluation
farmakologik/farmakokinetik obat, namun
waktu anda tidak banyak.
A. Pedoman Pengobatan Depkes
RI
B. IIMS
C. Handbook
of
Clinical
Pharmacology
D. Merck’s Manual
3.
Saudara ingin mencari patofisiologi
A. AMA Drug Evaluation
diabetes melitus dan petunjuk pengobatannya.
B. Brosur-brosur/Iklan Daonil
C. Handbook
of
Clinical
Pharmacology
D. Current Medical Diagnosis and
Treatment
E. Textbook of Pharmacology
16
4.
Seorang pasien menunjukkan suatu obat
A. Konsultasi ke apoteker
yang masih lengkap dalam kemasannya,
B. Konsultasi
ke
Fakultas
untuk minta penjelasan. Anda sebagai
Kedokteran/Rumah
dokternya belum pernah melihat obat itu
Pendidikan
sebelumnya. Dari mana anda dapat
pelayanan konsultasi obat
segera memperoleh informasi secara
lengkap dan dapat dipercaya mengenai
kandungan senyawa aktif, efek
C. Keterangan
atau
produk
Sakit
lembaga
dalam
kemasan obat
D. Melihat buku seperti IIMS, ISO,
farmakologik/mekanisme kerja obat,
DOI
farmakokinetik, indikasi, kontra-indikasi,
dosis, cara pemberian, efek samping
E. Textbook
of
Clinical
of
Clinical
Pharmacology
dsb. dari obat tersebut
5.
Menurut anda, jenis informasi apa yang
memberikan informasi tercepat kepada
dokter mengenai perkembangan
A. Handbook
Pharmacology
B. DOI edisi terakhir
mutakhir dalam penemuan obat/formulasi C. Iklan di majalah kedokteran
baru?
D. Iklan di media masa umum
E. Simposium-simpoisium
***`
17
Download