Regresi Linier Sederhana - Ns. Herlina, M.Kep. Sp.Kep.Kom

advertisement
PENGARUH BUDAYA PADA
RUANG LINGKUP PENDIDIKAN
DAN PELAYANAN KESEHATAN
Ns. Herlina, M.Kep. Sp. Kep. Kom
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU 2015
HERLINA-PSIK UR 2015
1
PENGARUH BUDAYA PADA RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KESEHATAN
Latar belakang permasalahan :
a. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai
suku bangsa dan keanekaragaman budaya.
b. Proses pembangunan yang terus menerus akan menim
bulkan dampak yang positif dan negatif berupa pergeseran
nilai budaya yang memungkinkan timbulnya konflik dalam
kehidupan.
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi meninmbulkan
perubahan kondisi kehidupan manusia, kemajuan merupakan
akibat sifat ambivalen positif/negatif
d. teori budaya yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah kebudayaan : norma , adat, saling
menghormati, saling menghargai, intuisi, sikap dll
HERLINA-PSIK UR 2015
Page 2
Kebudayaan adalah
Budaya dapat dipisahkan sebagai kata majemuk Budi & Daya
yang berupa : cipta , rasa, karsa, karya ( Kuncoroningrat
1980 )
Kebudayaan atau yang disebut peradapan ; adalah pemahaman
yang meliputi : pengetahuan, kepercayaan , seni, moral,
hukum, adat istiadat yang diperoleh dari anggota masyarakat
( Taylor 1997 )
Kebudayaan merupakan Pola tingkah laku mantap : pikiran,
perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama diwujudkan
oleh simbul-simbul pada pencapaian tersendiri dari kelompok
manusia yang bersifat universal ( Kroeber & klukhon 1950 )
Rumusan Kebudayaan Nasional Indonesia
Menurut hasil rapat Kebudayaan Nasional Indonesia 1936
oleh Sutan Takdir Alisabana Cs dengan Ki Hajar Dewantoro
& Dr Soetomo merumuskan sebagai berikut :
Kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan
yang timbul dari sebuah usaha budinya rakyat Indonesia
sendiri dengan rumusan : BHINEKA TUNGGAL IKA “ dan
bertumpu pada kebudayaan lama dan asli terdapat sebagai
puncak kebudayaan di daerah–daerah diseluruh Indonesia
yang ber idiologi PANCASILA
Puncak kebudayaan daerah bersifat universal
Jenis Kebudayaan Di Indonesia
a.
b.
Kebudayaan Modern
Kebudayaan modern biasanya berasal dari manca
negara datang di Indonesia merupakan budaya/
kesenian import. Budaya modern akting, penampilan,
dan kemampuan meragakan diri didasari sifat
komersial. Budaya modern lebih mengesampingkan
norma , gaya menjadi idola masyarakat dan
merupakan target sasaran Contoh : film, musik jazz
Kebudayaan Tradisional
Bersumber dan berkembang dari daerah setempat.
Penampilan mengutamakan norma dengan
mengedepankan intuisi bahkan bersifat bimbingan
Unsur Kebudayaan Koentjaraningrat (2002)
membagi budaya menjadi 7 :
sistem
 sistem
 sistem
 sistem
 sistem

religi dan upacara keagamaan
dan organisasi kemasyarakatan
pengetahuan, Bahasa, Kesenian
mata pencaharian hidup
teknologi dan peralatan
HERLINA-PSIK UR 2015
Page 6
Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan berubah dengan cara :
1.
Difusi : adalah penyebaran unsur kebudayaan dari suatu
masyarakat ke masyarakat lain, antar individu antar
keluarga ataupun golongan.
Difusi ini dapat menyebar dengan cara :
a. Penetration Pacifiqua : masuknya unsur
kebudayaan dari masyarakat satu kemasyarakat
lain tanpa adanya paksaan : mis internet masuk desa
b. Penetration Hard
: masuknya unsur kebudayaan
dari masyarakat satu kemasyarakat lain disertai
kekerasan : misal model pakaian yang tidak sesuai
dengan adat setempat
Cont.. Difusi
c. Penetration symbolik : masuknya kebudayaan secara
berdampingan saling menguntungkan dan tidak
merugikan contoh koperasi
2. Akulturasi : adalah diterimanya kebudayaan lain/luar
kemudian diolah menjadi kebudayaan sendiri . Mis :
politik dakwah, pendidikan. Musik padang pasir menjadi
musik gambus.
3. Asimilasi : Terjadi pada kelompok masyarakat yang
tidak sama kebudayaannya tapi dapat hidup secara
berdampingan dengan damai saling mendekat lambat
laun menjadi sama bahkan menjadi model kebudayaan
yang baru. Kebudayaan ini dibentuk dari unsur yang
berbeda-beda oleh mobilitas penduduk
Contoh : keroncong dan langgam menjadi campur sari
Timbulnya Kebudayaan
Kebudayaan bisa timbul secara :
a. Discavery ; adalah penemuan sesuatu yang baru yang
terjadi dengan tidak sengaja dan secara kebetulan
serta tidak direncanakan. Contoh penemuan obat kina
b. Invention : kebudayaan tercipta karena suatu
rancangan/ perencanaan kebudayaan dengan melalui
suatu proses. Contoh model pakaian, komputer. OHP
dll
komunikasi lintas budaya berkembang
berdasarkan dua premis yang saling
berhubungan.
Pertama:
- perubahan teknologi
- sistem ekonomi
- Politik dan lainnya telah membuat
masyarakat di dalamnya berinteraksi
dengan masyarakat dari budaya yang
berbeda.
HERLINA-PSIK UR 2015
Page 10
komunikasi lintas budaya berkembang
berdasarkan dua premis yang saling
berhubungan.
Kedua:
- orang sangat peka terhadap fakta
bahwa pengaruh budaya terhadap
komunikasi sangat dekat dan besar.
HERLINA-PSIK UR 2015
Page 11
Berbagai Kebudayaan Di Indonesia

Pola Pikir Budaya Barat
 Pikiran cenderung menekankan dunia obyektif dari
pada rasa sehingga membuahkan ilmu dan teknologi
 Filsafat dipusatkan pada wujud dunia rasio
 Cara berpikir dalam hidup lebih terpikat oleh kemajuan
material, serta teknis & ilmiah analisis
 Dasar kehidupan adalah : martabat manusiia
kebebasan & teknologi
 Manusia adalah ukuran segala-galanya manusia
mempunyai kemampuan menyempurnakan diri yang
bertitik tolak rasio , intelek , pengalaman, kemampuan
sebagai ukuran dan bukan kebijakan hati. Kepuasan
diperoleh lewat usaha keras sehingga persaingankeras
Berbagai Kebudayaan Di Indonesia

Pola Pikir Budaya Barat
* Kebebasan dimulai dari sosialisasi anak dengan
membiarkan membentuk dirinya sendiri dalam
mengembangkan bakat , bebas dari campur tangan
orang tua dan mengarah spesialisasi
* Teknologi merupakan kebutuhan manusia, teknologi
menghasilkan dinamisme tentang manajemen
keberanian berusaha, dan penguasaan materi
Berbagai Kebudayaan Di Indonesia
Pola Pikir Budaya Timur
Pada intinya bersumber dari agama, menyukai intuisi dari
pada akal budi.
Pemikir timur lebih menekankan segi dalam jiwa, bersifat
khayalan.
Timur lebih disiplin mengendalikan diri, mengedepankan
keharmonisan dengan alam sebab alam memberikan
makan, tempat berteduh,
Keberhasilan diperoleh
dengan cara meditasi, terikat dengan mistik.
Menegakan norma bersumber dari ajaran agama. Nilai
kehidupan tertinggi datang dari dalam nurani seperti
menerima karena takdir, tetesan, pasrah.

Pengaruh budaya terhadap pelayanan kesehatan
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan masih rendah ini tertera pada
1. Bumil dengan ANC frekuensi kunjungan berkisar 3.17 kali
sebasar 54 %
2. Masyarakat yang memeriksakan diri ke Puskesmas 59,7%
swasta 28,9% Posyandu 11,2% .
3. Pelayanan di Posyandu tidak / kurang tersedia ruangan
yang tertutup dan memadai untuk menjaga privacy
4. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap petugas
kesehatan masih rendah , yang disebabkan karena
relasi interpersonal yang dirasa masih ada batas.
Petugas kesehatan pada umumnya pendatang
sehingga ada perbedaan pengakuan dan penerimaan
sebagai keluarga, Imbalan jasa kepada petugas
kesehatan relatif mahal serta dibatasi dengan tarif
HERLINA-PSIK UR 2015
Page 15
KOMUNIKASI PELAYANAN KESEHATAN DALAM
MASYARAKAT DENGAN BUDAYA BERAGAM

Misscommunication
1.
Dokter Amerika dan Pasien Iran, Pasien
Iran yang tidak bisa bahasa Inggris dan
dokter Amerika yang tidak memahami
budaya Iran, ketika pasien Iran duduk di
lantai komat kamit dan berperilaku aneh
menurut dokter amerika sedang sakit
kemudian dibantu namun pasien Iran
tersebut merasa terganggu karena dia
sedang berdo’a.
HERLINA-PSIK UR 2015
Page 16
 DINAMIKA PENDIDIKAN YANG
BERUBAH
2.
Mahasiswa asal Jepang dan dokter
Amerika, tentang kekuatan simbol,
angka 4 di Jepang merupakan simbol
kesialan (mati) sedangkan di Amerika
simbol kesialan itu angka 13.
sehingga ketika pasien asal Jepang
mau dioperasi di ruang/kamar 4
menjerit histeris karena ketakutan
akan mati.
KOMUNIKASI PELAYANAN
KESEHATAN


LUCKMAN mengatakan bahwa pelayanan
kesehatan yang kompeten membutuhkan
komunikasi yang efektif diantara individu yang
terlibat, pasien, dokter, tenaga medis yang lain,
penerjemah dan anggota keluarga
KUNDHAL DAN KUNDHAL menyatakan bahwa
“latar belakang etnis dan budaya pasien dapat
membentuk pandangan mereka terhadap penyakit
dan kesehatan fisik dan spiritual dan memengaruhi
pandangan mereka terhadap pelayanan kesehatan
dan juga hasil dari perawatan tersebut.
SISTEM KEPERCAYAAN PELAYANAN
KESEHATAN YANG BERAGAM
Semua budaya memiliki kepercayaan
mengenai penyakit dan kesehatan yang
diperoleh dari cara pandang mereka dan
yang disampaikan dari generasi ke
generasi
 Dalam banyak budaya ada kepercayaan
bahwa ima, do’a dan bahkan kekuatan
gaib dapat memberikan kesehatan dan
menyembuhkan penyakit.

 Andrews
menyarankan paradigma
yang komprehensif dimana sistem
kepercayaan kesehatan dibagi
dalam 3 kategori besar, yaitu:
 Supernatural/magis/religius,
 Holistik
 Ilmiah/biomedis
Tradisi Supernatural/magis/religius,
 Premis
 Orang
yang mendasari
yang mengikuti pandangan
supernatural/magis/religius percaya
bahwa keadaan kesehatan
seseorang dipengaruhi oleh ilmu
sihir, kekuatan magis dan roh-roh
jahat
 PENYEBAB
PENYAKIT, 5 kategori
kepercayaan yang dianggap
bertanggung jawab atas penyakit,
1.
2.
3.
4.
5.
Ilmu sihir
Melanggar hal yang tabu
Mengganggu objek yang sakit
Mengganggu roh yang menyebabkan
penyakit
Kehilangan jiwa
 PENGOBATAN
1.
2.
PENYAKIT,
Pengobatan melibatkan hubungan
yang positif dengan roh-roh dan
dewa-dewa
Pengobatan dilakukan oleh
Shaman (dukun), ahli obat,
kahuna, curandero, santero atau
penyembuh jiwa
TRADISI HOLISTIK
 PREMIS
YANG MENDASARI,
 Holisme
berhubungan dengan
hubungan pikiran, tubuh serta
jiwa dan bagaimana orang-orang
berinteraksi dengan
lingkungannya
 PENYEBAB
PENYAKIT,
 Pendekatan
holistik dan naturalis
terhadap penyebab penyakit
bberanggapan bahwa ada hukum
alam yang mengatur segala sesuatu
dan setiap orang yang ada di alam
semesta
 PENGOBATAN
PENYAKIT,
 Mengembalikan
keseimbangan
antar tubuh, pikiran dan jiwa.
 Di Cina ada pengobatan yang
mengembalikan keseimbangan yin
dan yang
Tradisi Ilmiah/Biomedis

PREMIS YANG MENDASARI


PENYEBAB PENYAKIT,


Sistem pelayanan kesehatan ilmiah/biomedis
berfokus pada diagnosis objektif dan penjelasan
ilmiah atas penyakit.
Masalah biologis dan ketidaknormalan dalam
struktur fisik atau fungsi kimianya
PENGOBATAN PENYAKIT

Pengobatan berusaha untuk mengembalikan
tubuh pada kondisi normal melalui bedah atau
terapi.
PERBEDAAN BUDAYA DALAM
MENCEGAH PENYAKIT


Di Amerika dan budaya berteknologi tinggi
lainnya, kesehatan yang baik didasarkan pada
pemeriksaan fisik tahunan, imunisasi, latihan
dan nutrisi yang baik.
Kaum muslim afganistan bergantung pada
ajaran Quran dalam melindungi mereka dari
penyakit, yaitu ta’wiz, ayat quran ditulis di
kertas dan dibungkus dan dimasukkan dalam
kain atau dimasukkan dalam air untuk diminum
atau dibakar dan asapnya dan minyaknya
diletakkan dekat pasien
KOMPETENSI PELAYANAN
KESEHATAN ANTAR BUDAYA


Kepekaan dan pengetahuan tentang
budaya seseorang pasien merupakan
hal penting dalam menyediakan
pelayanan kesehatan yang memuaskan
Atribut yang mudah diidentifikasi,
1.
2.
3.
4.
Kesadaran budaya
Pengetahuan budaya
Pemahaman budaya
Kemampuan budaya

Anderson, Scrimshaw, dan Fillilove percaya
bahwa kompetensi antarbudaya harus
melibatkan perpaduan dari atribut berikut,
1.
2.
3.
4.
5.
Staf yang berbeda secara budaya yang
mencerminkan budaya orang yang dilayaninya
Ahli medis atau penerjemah yang berbicara
dalam bahasa pasien
Pelatihan yang dilakukan pada penyedia
pelayanan kesehatan tentang budaya dan
bahasa orang yang mereka layani
Tanda dan petunjuk literatur dalam bahasa
pasien dan sesuai dengan norma budaya
mereka
Situasi pelayanan kesehatan yang spesifik
secara budaya.
MENGEMBANGKAN KOMPETENSI
ANTARBUDAYA
Mengetahui budaya sendiri
 Pengetahuan tentang subkultur


Pelayanan kesehatan yang memuaskan
pada pasien dengan budaya beragam
dicapai dengan menghargai kepercayaan
pasien mengenai penyebab penyakit,
bagaimana mengobati dan bagaimana
mencegahnya dimasa yang akan datang
STRATEGI KOMUNIKASI
PELAYANAN KESEHATAN

LUCKMANN, mengidentifikasi 8 halangan yang
dapat terjadi dalam pelayanan kesehatan,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kurangnya pengetahuan mengenai latarbelakang dan
kepercayaan pasien
Ketakutan dan ketidakpercayaan pasien
Rasisme
Prasangka dan rasa Etnosentrisme dari baik pemberi
dan penerima pelayanan
Stereotip mutual
Perilaku taat terhadap ritual
Perbedaan bahasa
Perbedaan persepsi dan harapan

MENGATASI halangan komunikasi,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jangan memperlakukan pasien sama dengan perlakuan
yang anda inginkan dari orang lain.
Mulailah interaksi dengan pasien yang lahir di budaya
lain dengan lebih formal
Izinkan pasien terbuka dan jujur
Jangan abaikan pengaruh yang mungkin ditimbulkan
oleh kepercayaan pada kekuatan supernatural terhadap
kesehatan pasien
Tanyakan langsung kepercayaan pasien terhadap obatobatan tradisional
Jangan pernah mencoba memaksakan perubahan atau
menuntut pasien
Berempatilah dalam menyampaikan pesan anda
Kendalikan diri terhadap berita buruk
Ikuti gaya komunikasi pasien
Gunakan model LEARN (Listen, Explain, Acknowledge,
Recommed, Negotiate)
BAHASA DAN PELAYANAN
KESEHATAN

Perbedaan bahasa





It’s time for your douche (Belanda:
douche=mandi),
(b.inggris:dauche=pembersiha alat
kewanitaan)
Horita (Spanyol=sekarang) (Puerto
Rico=sejam atau lebih)
dll
Melakukan wawancara
Menggunakan jasa penerjemah
Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Ada beberapa
Umur
 Jenis Kelamin
 Pekerjaan
 Sosial Ekonomi

HERLINA-PSIK UR 2015
Page 35
H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang
berpengaruh pada perilaku kesehatan
Self concept ditentukan oleh tingkatan
kepuasan atau ketidakpuasan yang kita
rasakan terhadap diri kita sendiri
 Image kelompok Image seorang individu
sangat dipengaruhi oleh image kelompok.
Sebagai contoh, anak seorang dokter
akan terpapar oleh organisasi kedokteran
dan orang-orang dengan pendidikan
tinggi,

HERLINA-PSIK UR 2015
Page 36
Kasus-kasus


Dalam masyarakat Timur yang kolektivitas
komunikasi lebih rumit daripada dalam
masyarakat Barat yang individualis, orang
kolektivitas cenderung berbasabasi, kalau perlu
berbohong untuk menyenangkan orang lain.
Suatu kasus klasik perawat Filipina di AS
diminta dokter Amerika memberi obat pada
pasien, walaupun perawat sadar kalau dokter
telah memberi resep yang salah dan akan
merugikan pasien, terpaksa dia mengikuti
pesan tanpa membantahnya.



Kebiasaan dokter yang merusak adalah
keengganan mendengarkan pasien,
berdasarkan penelitian di Barat ditemukan
hanya 23% pasien punya kesempatan
menuntaskan penjelasannya
Dalam 69% kunjungan pasien, dokter
malakukan interupsi, mengarahkan pasien pada
penyakit tertentu
Dokter memotong pembicaraan pasien ratarata setelah 18 detik mereka berbicara



Di Indonesia, kemungkinan besar dokter
mendominasi lagi pembicaraan dengan
pasien, karena masyarakat Indonesia
paternalistik
Aspek komunikasi non verbal yang penting
adalah sentuhan, jadi riset dalam komunikasi
kesehatan menunjukkan bahwa kebutuhan
pasien akan sentuhan tidak dipenuhi
Pijatan dan sentuhan oleh perawat dan
dokter menghasilkan efek positif terhadap
pasien, namun perlu diperhatikan oleh
profesional medis, bentuk, frekuensi, lokasi
sentuhan, jenis kelamin, budaya, dan agama
pasien agar pasien merasa nyaman

Tidak banyak dokter yang menyadari
bahwa penataan ruang bersifat simbolik
dan mempengaruhi hubungan dokter
dan pasien ternyata berdasarkan
penelitian dokter Abraham White
apakah menja yang membatasi pasien
dan dokter ddalam konsultasi, hasilnya
kalau meja ditiadakan pasien menjadi
lebih santai.
Kendala-kendala dalam memahami
budaya dapat dikurangi dengan
hadirnya motivasi, pengetahuan, dan
penghargaan terhadap keberagaman
HERLINA-PSIK UR 2015
Page 41
Download