Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI Ghonimah SD Negeri 02 Rembun, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menghitung keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi, (2) mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran menghitung keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dokumentasi, tes, dan observasi. Alat pengumpulan data menggunakan instrumen tes, dan lembar observasi aktivitas. Teknik analisis data berupa teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung keliling persegi panjang yang ditunjukkan dari nilai tes evaluasi siswa pada siklus II. Penerapan metode demonstrasi juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Matematika materi menghitung keliling persegi panjang yang ditunjukkan dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II. Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung keliling persegi panjang yang ditunjukkan dari hasil nilai tes evaluasi siswa pada siklus II, (2) Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi menghitung keliling persegi panjang. ©2015 Didaktikum (Edisi Khusus) Kata Kunci: Demonstrasi; Persegi Panjang; Menghitung PENDAHULUAN Salah satu keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan diantaranya tergantung pada kualitas pelaksanaan proses belajar mengajar. Setiap orang yang berkepentingan dengan dunia pendidikan tentu berharap agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar berupa kemampuan atas pengusaan materi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam silabus pada mata pelajaran yang diajarkannya tersebut. Namun, dalam kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan (Sudjana, 1998). Untuk meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar, guru dituntut untuk memilih dan menentukan strategi belajar mengajar agar siswa dapat mengembangkan segala kemampuan belajarnya. Proses belajar mengajar dapat bermakna dan berdaya guna apabila guru dapat menciptakan suasana belajar yang merangsang prestasi belajar, mendorong kemampuan untuk memahami materi yang telah disampaikan, meningkatkan hasil-hasil yang dicapai oleh peserta didik, dan memberikan penghargaan yang telah dicapai oleh masing-masing siswa sebagai peserta didik dalam satu kelas belajar tersebut (Roijakers, 1991). PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI Ghonimah 29 Mengajar yang efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan mengajar. Cara belajar mengajar yang lebih baik ialah mempergunakan kegiatan para siswa sendiri secara efektif dalam kelas, merencanakan dan melaksanakan kegiatankegiatan sedemikian rupa secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan kemampuan siswa dalam berperan. Salah satunya melalui metode demonstrasi sebagai bagian dari kegiatan praktek secara langsung bagi siswa di suatu kelas pembelajaran tersebut. Supaya siswa dapat memahami dan sekaligus mampu menerapkannya terkait dengan materi pelajaran matematika dapatlah dioptimalkan apabila guru mampu mengelola metode pembelajaran secara efektif. Melalui metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar menghitung keliling persegi panjang berupa praktek langsung dengan kegiatan menghitung di depan kelas yang ditunjang gambar atau alat peraga pada bidang yang dihitung akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang diajarkan. Metode demonstrasi dengan penekanan pada bentuk praktik secara langsung dari suatu materi pelajaran yang diberikan kepada siswa-siswa tersebut. Melalui metode demonstrasi akan terasa besar manfaatnya bagi guru maupun para siswa dalam kelas, karena metode tersebut secara langsung ditunjukkan pada aplikasi atau praktek dari materi yang secara langsung diberikan kepada para siswa secara timbal balik. Kelebihan-kelebihan dari metode demonstrasi akan sangat terasa terhadap suatu usaha pendidikan yang bertujuan untuk membimbing dan membina siswa untuk bisa memahaminya dengan baik dan optimal. Sebab dengan metode demonstrasi, para siswa akan cepat menangkap dan menerimanya dikarenakan materi itu diberikan dengan cara langsung untuk dipraktikan. Para peserta didik tentunya akan cepat menerima suatu pemahaman dan menerapkan proses menghitung dalam mata pelajaran matematika tersebut karena dikerjakan bersama-sama dalam satu kelas. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain dengan sengaja memperlihatkan kepada seluruh siswa dalam kelas tentang suatu proses (Budianto, 2012). Dengan demonstrasi siswa berkesempatan mengembangkan pengetahuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Tujuan pembelajaran melalui metode demonstrasi adalah untuk membuktikan akan kemampuan siswa yang satu dengan yang lainya dalam menguasai materi yang berupa praktik, yaitu berupa melakukan tindakan atau pekerjaaan tersebut secara langsung. Dalam penerapan pembelajaran dengan metode demonstrasi sebagai bentuk kegiatan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas dengan adanya praktik secara bersama-sama dengan melakukan sesuatu yang sedang diajarkan atau dipelajari oleh siswa tersebut. Kelebihan dari metode demonstrasi tersebut adalah keefektifan dalam merubah perilaku belajar siswa dan pemahaman secara cepat dari siswa dikarenakan anak-anak dilatih untuk bisa memparktikan secara langsung. Dengan metode demonstrasi anak-anak sebagai peserta didik juga akan terdorong dan termotivasi untuk menyelesaikan soal yang diberikan dalam pelajaran matematika dengan penuh kesungguhan dan melakukannya dengan senang hati dan gembira. Dengan demikian metode demonstrasi merupakan cara atau teknik pembelajaran yang meletakkan prinsip-prinsip belajar siswa dengan memberikan peran yang besar pada diri siswa yang memiliki kesamaan peran atau kedudukan sebagai peserta didik dan bentuk-bentuk interaksi positif melalui praktik atau tindakan langsung, yang mana siswa memperagakan apa yang dicontohkan oleh gurunya secara efektif, terutama pada pemecahan materi untuk dipahami dengan sebaikbaiknya. Pembelajaran matematika tentang menghitung keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi lebih menekankan pada penerapakan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu guru perlu mengemas dan merangsang pengalaman belajar yang akan dipengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur30 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus) unsur konseptual antara mata pelajaran yang dipelajari dengan minat belajar siswa akan membentuk skema sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan dan kemampuan mempraktekannya. Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah: 1) Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung keliling persegi panjang? 2) Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran menghitung keliling persegi panjang? Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menghitung keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi., 2) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran menghitung keliling persegi panjang melalui metode demonstrasi. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010) menjelaskan proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SD N 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 12 siswa kelas III SD. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas belajar siswa dan, minat belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah: a) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode demonstrasi; b) persiapan bahan atau materi pelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran; c) membuat perangkat observasi sesuai dengan rencana pembelajaran; d) simulasi pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi; e) uji kognitif dan psikomotorik siswa melalui metode demonstrasi yang diterapkan bagi siswa dalam menguji kemampuannya dalam menghitung keliling persegi panjang; f) pengamatan kemampuan menghitung dalam melakukan praktik dengan penuh ketelitian dan keseriusan. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus I berupa pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu dengan menerapkan langkah pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw. Secara garis besar kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran metode demonstrasi. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b) Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa aga aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI Ghonimah 31 yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok beljar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c) Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. 3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup. Hasil pengamatan ativitas belajar siswa siklus I memperoleh rata-rata 72,09 dengan kategori cukup aktif. 4. Refleksi Tahap refleksi yaitu menganalisis hasil tes dan hasil pengamatan, serta megevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kendala pada siklus I, sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi, pada siklus I dapat dikatakan cukup baik namun masih ada beberapa kendala, yaitu: a) Siswa belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan metode demonstrasi sehingga ada beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kurang fokus. b) Masih banyak siswa yang terlihat pasif pada saat diskusi kelompok. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan siklus II merupakan upaya perbaikan terhadap tindakan siklus I. Tahapan yang dilakukan sama dengan tahapan pada siklus I, namun pada siklus II ada beberapa hal yang perlu ditekankan dan ditambahkan, yaitu: Pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru lebih menekankan kembali mengenai langkah-langakah metode demonstrasi yang akan diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas. Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih bersama bagaimana cara menghitung keliling persegi panjang agar siswa dapat menyelesaikan tes evaluasi dengan benar sehingga hasilnya maksimal. 2. Pelaksanaan Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah metode demonstrasi. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pada tanggal 20 April dan 22 April 2015 dengan alokasi waktu 2x35 menit, yaitu dari pukul 07.15-08.25. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 April 2015, yang meliputi tiga tahap yaitu: yang pertama, a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, 32 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus) memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran metode demonstrasi. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b) Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c) Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 April 2015, yang meliputi tiga tahap yaitu: a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran metode demonstrasi. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan. b) Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok beljar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Kegiatan terakhir yaitu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. c) Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup. 3. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mengetahui akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak. Kendala yang berkaitan dengan minat dan aktivitas belajar siswa dapat diperbaiki pada pembelajaran siklus II, sehingga aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 87,50 dengan kategori baik. 4. Refleksi Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui berbagai masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada pembelajaran siklus II dan hasilnya siswa lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan baik dan diikuti pula dengan nilai hasil belajar siswa yang meningkat. Pada siklus II nilai tes kemampuan siswa PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI Ghonimah 33 dalam menghitung keliling persegi panjang mengalami peningkatan dari nilai tes pada siklus sebelumnya. Hasil peningkatan nilai tes kemampuan siswa dalam menghitung keliling persegi panjang pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Perbandingan Kemampuan Menghitung Keterangan Prasiklus Nilai Tertinggi 75 Nilai Terendah 50 Rata-rata 60,83 Ketuntasan klasikal (%) 16,67% Siklus I 85 60 72,92 58,33% Siklus II 100 70 82,50 91,67% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Perbandingan Kemampuan Menghitung Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata 100 85 75 50 60,83 Kondisi Awal 72,92 75 82,50 60 Siklus I Siklus II Gambar 1. Grafik Perbandingan Kemampuan Menghitung SIMPULAN Metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung keliling persegi panjang yang ditunjukkan dari hasil nilai tes evaluasi siswa pada siklus II. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi menghitung keliling persegi panjang. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih, peneliti tujukan kepada tim pembimbing Penelitian Tindakan Kelas, Bapak Dr. Eko Supraptono, M.Pd, Kepala Sekolah, Kolaborator, Guru, serta siswa kelas III SD Negeri 02 Rembun atas kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta. Mangun, Budianto. 2012. Strategi dan Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Griya Santri Rooijakers AD. 2000. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: PT. Grasindo. Cet. III. Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 34 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 4. Agustus 2015 (Edisi Khusus)