BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Kemampuan Menyelesaikan Masalah. Mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta lebih. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Depdikbud, 1999: 623). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan juga adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseroang. Menurut Sahvitri (2009: 5) bahwa kemampuan (ability) adalah atibutatribut yang mempengaruhi kinerja seseorang. Dalam konteks siswa, kemampuan atau ability siswa dalam proses pembelajaran adalah sejauh mana siswa tersebut dapat mengerti dan memahami materi ajar yang disampaikan oleh guru. Sedangkan menurut Chaplin (dalam Saputro, 2011: 1) bahwa kemampuan mengandung pengertian kecakapan, ketangkasan, bakat dan kesanggupan yang merupakan tenaga daya kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan. Secara psikologi, kemampuan itu terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (EQ). Dalam hal ini siswa yang memiliki IQ di atas rata-rata maka dia akan terampil mengerjakan soal-soal yang diberikan dan akan mempunyai nilai hasil belajar yang memuaskan. Menurut Robbins (dalam Saputro, 2010: 20) bahwa kemampuan ability adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. Lebih lanjut Robbins (dalam Saputro, 2010: 21) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu (1) kemampuan intelektual (intelektual ability) yaitu merupakan kemampuan melakukan aktifitas secara mental seperti berpikir, menalar, dan memecahkan masalah; dan (2) kemampuan fisik (phisical ability), yaitu merupakan kemampuan melakukan aktifitas berdasarkan stamina seperti kemampuan tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan dan karakteristik serupa. Kridalaksana (dalam Saputro, 2011: 2) menyatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dengan jalan mempelajari sadar, terencana dan bertujuan, sehingga memiliki kecakapan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai tujuan merupakan hasil kegiatan belajar berupa kecakapan pengetahuan dan keterampilan. Menurut Guiltford (dalam Suryabrata, 2004: 163) bahwa kemampuan terdiri dari tiga jenis yaitu (1) kemampuan perseptual, yaitu kemampuan dalam mengadakan persepsi atau pengamatan antara lain mencakup faktor-faktor kepekaan indra, perhatian, kecepatan persepsi, atau pengamatan antara lain mencakup faktor-faktor kepekaan indera, perhatian , kecepatan persepsi dan sebagainya; (2) Kemampuan psikomotor yaitu kemampuan mencakup kekuatan, kecepatan gerak, ketelitian, keluwesan dan (3) kemampuan intelektual yaitu kecenderungan yang menekankan pada kemampuan akal dimana mencakup beberapa faktor antara lain ingatan, pengenalan, evaluasi berpikir dan lain-lain. Sehubungan dengan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu. Masalah dalam pembelajaran matematika merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Namun tidak menuntut kemungkinan pertanyaan akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui si pelaku. Kemampuan adalah sebagai keterampilan (skill) yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu soal matematika. Hal ini berarti bila seorang sudah terampil dengan benar menyelesaikan suatu soal matematika maka orang itu memiliki kemampuan dalam menyelesaikan soal. Dalam penelitian ini kemampuan siswa didefinisikan sebagai kesanggupan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang. Polya (dalam http://blacksweetchocolate.blogspot.com) mengartikan pemecahan masalah sebagai satu usaha mencarijalan keluar dari satu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah segera untuk dicapai, sedangkan menurut Utari (dalam http://blacksweetchocolate.blogspot.com) mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk baru. Selanjutnya Polya (dalam http://blacksweetchocolate.blogspot.com) mengajukan empat langkah fase penyelesaian masalah yaitu memahami masalah, membuat rencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana pemecahan dan melakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah dikerjakan. Langkah-langkah menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah Polya sebagian besar dalam praktek belum dipergunakan secara utuh. Adapun menurut Musser (dalam http:Jurnal.unimus.ac.id) langkah-langkah tersebut adalah 1. Memahami Masalah Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan meliputi : apakah dapat memahami semua kalimatnya?, apakah dapat mengubah masalah dengan kalimatnya sendiri ? 2. Membuat Rencana Penyelesaian Pada langkah kedua ini menentukan pemisahan data yang belum diketahui dengan perubahan sesuai dengan kebutuhan atau perubahan lain. Selanjutnya mencari hubungan data yang diketahui dengan data yang belum diketahui. Dalam langkah kedua ini merupakan langkah membuat masalah riil ke dalam model matematika. Hal ini dapat dilakukan jika langkah pertama dilakukan dengan benar. 3. Melaksanakan Rencana Pemecahan Rencana pemecahan masalah dilakukan untuk menyelesaikan model matematika yang sudah dibuat pada langkah kedua. Pada langkah ini diperlukan suatu pemilihan metode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan. Selain itu dibutuhkan suatu perhitungan yang teliti dan benar. 4. Memeriksa Kembali Kegiatan yang dilakukan pada langkah terakhir ini yang perlu dijawab antara lain: Apakah sudah diperiksa hasilnya?, Apakah dapat mengemukakan alasannya?, Dapatkah menemukan hasil yang lain?, dan dapatkah memahami hasilnya atau metodenya untuk permasalahan yang berbeda. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Dalam menyelesaikan masalah harus memperhatikan empat langkah fase penyelesaian masalah yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah dan melakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah dikerjakan. 2.1.2 Metode Karya Wisata a. Pengertian Metode Karya Wisata Metode merupakan langkah-langkah prosedural yang spesifik dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar merupakan sekumpulan prinsip-prinsip yang terkoordinir, terencana, dilakukan secara sadar, teratur, sistematik dan sistematis untuk melaksanakan pengajaran. Di dalam proses kegiatan pembelajaran ada beberapa jenis metode pembelajaran diantaranya adalah metode karya wisata. Kadang-kadang dalam proses belajar megajar, siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain. Hal ini bukan sekedar rekreasi, tetapi utuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan metode karya wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan megajhar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk ,mempelajari, menyelidiki, sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan, museum, dan sebagainya (Djamarah dan Zain, 2006: 93). Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh guru dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama siswa yang lain serta didampingi oleh guru, yang kemudian dibukukan (Moeslichatoen,2004: 68). Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005: 112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akedemis, tujuan umum pendidikan dapat segara dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar. Dari pengertian metode karya wisata menurut pakar tersebut, disimpulkan bahwa metode karya wisata adalah kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di luar kelas dalam rangka mempelajari sesuatu, dimana siswa dapat mengamati objek secara langsung. Selama karya wisata selain siswa mempelajari suatu objek mereka juga sekaligus rekreasi. Dari kegiatan karya wisata, siswa mendapatkan pengalaman langsung yang dapat membuat mereka tertarik kepada pelajaran yang disajikan sehingga siswa lebih ingin mendalami ikhwal yang diminati dengan cara mencari informasi dari buku-buku sumber lainnya dan menumbuhkan rasa cinta kepada alam sekitar sebagai ciptaan Tuhan. (Online) dari http:/www.referensi makalah.com 2012/12/metode-karyawisata-dalam-pembelajaran.html. Karya wisata pada umumnya didorong oleh motivasi mencari keterangan tentang hal-hal tertentu, melatih sikap siswa, membangkitkan minat, mengembangkan apresiasi, menikmati pengalaman-pengalaman baru. Karya wisata juga memungkinkan siswa dapat melihat peristiwa yang terjadi secara langsung dan tentu saja akan menambah pengalaman. Pengalaman tersebut tidak akan mereka dapatkan apabila mereka hanya belajar dalam kelas. (Online) dari http:/www.referensi makalah.com 2012/12/metode-karya wisata-dalam- pembelajaran.html. Menurut Roestiyah (2008: 85), teknik karya wisata ini digunakan karena tujuannya adalah dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang, serta bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia dapat mempelajari beberapa mata pelajaran. b. Langkah-langkah Metode Karya Wisata Sudjana (2005: 87) mengemukakan langkah-langkah metode karya wisata sebagai berikut: 1. Perencanaan karya wisata a. Merumuskan tujuan karya wisata b. Menetapkan objek karya wisata sesuai denga tujuan karya wisata c. Menetapkan lamanya karya wisata d. Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karya wisata e. Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan 2. Langkah-langkah pelaksanaan karya wisata Dalam fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karya wisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yag telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas. 3. Tindak lanjut. Pada akhir karya wisata, siswa harus diminta laporannya baik lisan maupun tertulis yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karya wisata. c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata Metode karya wisata adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajak siswa keluar kelas atau outdoor untuk memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan materi pelajaran. Metode karya wisata dapat dipergunakan (1) Apabila pelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga, (2) Apabila akan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap tanah air dan lingkungan serta menghargai ciptaan Tuhan, (3) Apabila akan mendorong anak mengenal lingkungan dengan baik.(Online) dari http:/www.fisika dan sains.blogspot.com/2012/02/makalah-metode-pembelajaran.html. Menurut Roestiyah (2001: 87) kelebihan metode karya wisata adalah: 1. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada objek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung pekerjaan mereka, hal mana tidak mungkin diperoleh di sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka. 2. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung, yang mereka akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka. 3. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber imformasi yang pertama untuk memecahkan segala yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya kedalam praktek. 4. Dengan objek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacammacam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu. Sedangkan kekurangan metode karya wisata menurut Suhardjono (2004: 85) adalah: 1. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan. 2. Kadang- kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi 3. Biaya transportasi dan akomodasi mahal. Agar pelaksanaan metode karya wisata berhasil guna dan berdaya guna maka harus diperhatikan: karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah. Sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh dari sekolah, maka perlu menggunakan transportasi. Hal itu pasti memerlukan biaya yang besar, juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran lain. Biaya yang tinggi kadangkadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan sekolah. Jika tempatnya jauh maka guru perlu memikirkan segi keamanan dan kemampuan fisik siswa untuk menempuh jarak tersebut. Guru perlu menjelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di tempat wisata ataupun hal-hal yang berbahaya. 2.1.3 Tinjauan Materi Persegi dan Persegi Panjang a. Persegi Persegi adalah persegi panjang dengan dua sisi yang berdekatan sama panjang (Agustina, 2013:1). Sedangkan menurut Ojak (2012:1) bahwa persegi adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi sama panjang dan empat buah sudut sama besar. Besar setiap sudut dalam persegi adalah 90 derajat. Perhatikan gambar persegi di bawah ini ! Gambar 2.1 Persegi ABCD Sisi AB = sisi BC = sisi CD = sisi AD Sudut A = sudut B = sudut C = sudut D = 900 Menurut Wahidin (2010: 71) keliling adalah panjang garis yang mengelilingi suatu bangun. Keliling persegi adalah jumlah dari sisi-sisinya. Menurut Lee (2010: 10) bahwa persegi mempunyai empat sisi sama panjang maka keliling persegi adalah: Keliling = sisi + sisi + sisi + sisi = 4 x sisi. Contoh soal : Kebun ayah berbentuk persegi dengan panjang sisi 36 meter. Berapa meter kelilingnya? K = 4 x sisi = 4 x 36 = 144 meter b. Persegi Panjang Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku. Rusuk terpanjang disebut sebagai panjang (p) dan rusuk terpendek disebut lebar (l) (Gunawan, 2010: 1) Menurut Widiyansari (2012: 1) bahwa persegi panjang adalah bangun geometri yang disusun dari empat titik yang tidak segaris dan dihubungkan antara yang satu dengan yang lain yang berhadapan sama panjang. Perhatikan gambar persegi panjang di bawah ini ! Gambar 2.2 Persegi panjang ABCD Menurut Widiyansari (2012: 2) bahwa sifat-sifat persegi panjang meliputi beberapa hal berikut. 1. Pada persegi panjang ABCD sisi-sisi yang berhadapan adalah sejajar. (AB CD,dan ADBC) 2. Pada persegi panjang ABCD, sisi-sisi yang berhadapan adalah sama panjang (AB = CD,dan AD = BC) 3. Pada persegi panjang ABCD, sudut-sudut yang berhadapan adalah sama besar (sudut A= sudut C dan sudut B = sudut D) 4. Pada persegi panjang ABCD, diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama (AC dan BD berpotongan di tengah-tengah) 5. Pada persegi panjang ABCD, sudut-sudut yang berdekatan, berpelurus sesamanya (sudut A + sudut B = sudut B + sudut C = sudut C + sudut D = sudut A + sudut D = 180˚) 6. Pada pesegi panjang ABCD keempat sudutnya sama besar (sudut A = sudut B = sudut C = sudut D) 7. Pada persegi panjang ABCD, keempat sudutnya adalah sudut-sudut sikusiku (sudut A, sudut B, sudut C,dan sudut D adalah sudut siku-siku) 8. Pada persegi panjang ABCD, diagonal-diagonalnya sama panjang (AC=BD) Dijelaskan pula oleh Widiyansari (2012: 2) sifat-sifat persegi panjang yakni (a) Sudut-sudutnya sama besar yaitu 90˚, (b) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang, (c) Kedua diagonalnya saling membagi sama panjang, (d) bangun persegi panjang juga dua simetri lipat, dua sumbu simetri, dan dua sumbu simetri putar. Menurut Widiyansari (2012: 2) bahwa jika panjang suatu persegi panjang adalah p dan lebarnya l maka keliling persegi panjang adalah sebagai berikut: Keliling = p+p+l+l = 2p + 2l = 2(p+l) Contoh soal: Carilah keliling bangun berikut: p = 12 l=4 Keliling = 2 x ( p + l) = 2 x (12 + 4) = 32 cm 2.1.4 Contoh Masalah (soal Cerita) yang Berkaitan dengan Keliling Persegi dan Persegi Panjang 1. Sebuah pigura terbuat dari kayu. Pigura itu berbentuk persegi. Panjang sisi pigura 15 cm. Berapa cm panjang kayu yang diperlukan untuk membuat pigura? Jawab: Diketahui : Panjang sisi = 15 cm Ditanyakan : Panjang Kayu ? Penyelesaian : Keliling = 4 x panjang sisi = 4 x 15 = 60 cm Jadi Panjang kayu yang diperlukan untuk membuat pigura adalah 60 cm. 2. Permukaan layar komputer Didi berbentuk persegi, kelilingnya 180 cm berapa panjang sisi layar itu? Jawab: Diketahui : Keliling persegi 180 cm Ditanyakan : Panjang sisi ? Penyelesaian : Keliling = Panjang sisi = 4 x panjang sisi = = 45 cm 1. Buku Tematik Didi berbentuk persegi panjang. Panjang buku 26 cm dan lebarnya 20 cm berapa cm keliling buku Tematik Didi ? Jawab: Diketahui : Panjang = 26 cm Lebar = 20 cm Ditanyakan : Keliling persegi panjang ? Penyelesaian : Keliling = (2 x panjang) + (2 x lebar ) = (2 x 26) + (2 x 20) = 52 + 40 = 92 cm Jadi, keliling buku Tematik Didi adalah 92 cm 2. Permukaan pintu lemari berbentuk persegi panjang. Panjang pintu 100 cm dan lebar pintu 60 cm. Berapa keliling pintu lemari es ? Jawab: Diketahui : Panjang = 100 cm Lebar = 60 cm Ditanyaka : Keliling pintu lemari es Penyelesaian : Keliling = (2 x Panjang) + (2 x lebar) = (2 x 100) + (2 x 60) = 200 + 120 = 320 cm. Jadi, keliling pintu lemari es adalah 320 cm 2.1.5 PenerapanMetode Karya Wisata dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Keliling Persegi dan Persegi Panjang. Untuk penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode karya wisata dalam menigkatkan kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang, langkah- langkahnya sebagai berikut: 1. Perencanaan karya wisata a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai b. Menetapkan objek karya wisata sesuai dengan tujuan pembelajaran c. Menetapkan lamanya karya wisata d. Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karya wisata e. Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan 2. Langkah-langkah pelaksanaan karya wisata a. Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah pemecahan masalah untuk menghitung keliling persegi dan persegi panjang 1. Sebuah pigura terbuat dari kayu. Pigura itu berbentuk persegi. Panjang sisi pigura 15 cm. Berapa cm panjang kayu yang diperlukan untuk membuat pigura ? Jawab Diketahui : Panjang sisi = 15 cm Ditanyakan : Panjang Kayu Penyelesaian : Keliling = 4 x panjang sisi = 4 x 15 = 60 cm Jadi Panjang kayu yang diperlukan untuk membuat pigura adalah 60 cm. 2. Buku Tematik Didi berbentuk persegi panjang. Panjang buku 26 cm dan lebarnya 20 cm berapa cm keliling buku Tematik Didi ? Diketahui : Panjang = 26 cm Lebar = 20 cm Ditanyakan : Keliling persegi panjang Penyelesaian : Keliling = (2 x panjang) + (2 x lebar ) = (2 x 26) + (2 x 20) = 52 + 40 = 92 cm Jadi, keliling buku Tematik Didi adalah 92 cm b. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan pengamatan dan menghitung keliling persegi dan persegi panjang c. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang sedang melakukan kegiatan mengukur keliling persegi dan persegi panjang 3. Tindak lanjut. a. Pada akhir karya wisata, siswa harus diminta laporannya baik lisan maupun tertulis yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karya wisata. b. Guru melakukan penilaian/evaluasi hasil dari kegiatan karya wisata 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang keliling ini, sebelumnya pernah dilakukan oleh Abdul Gani Ahmad Koem (2013) yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Menentukan Keliling dan Luas Jajaran Genjang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas IV SDN 24 Limboto Kabupaten Gorontalo” Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dengan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah 20 siswa yakni terbagi atas 7 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Dari hasil penelitan menunjukkan ada peningkatan kemampuan menentukan keliling dan luas jajaran genjang. Capaian kemampuan pada siklus I menunjukan bahwa dari 20 siswa yang dikenai tindakan terdapat 12 siswa atau 63% memperoleh nilai 70 ke atas sehingga belum mencapai indikator kinerja dan dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II meningkat menjadi 17 siswa atau 81.5% yang memperoleh nilai 70 ke atas, dengan demikian indikator telah tercapai dan tindakan pelajaran dianggap tuntas. Sehubungan dengan hal tersebut disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kemampuan menentukan keliling dan luas jajaran genjang pada siswa kelas IV SDN 24 Limboto Kabupaten Gorontalo meningkat. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Abdul Gani Ahmad Koem (2013) memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti dari segi dimensi masalah yang akan diselesaikan yakni meningkatkan kemampuan siswa menentukan keliling namun pada penelitian sebelumnya juga dipecahkan masalah tentang luas. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah pada bentuk persegi yang akan diukur dimana pada penelitian terdahulu hanya fokus pada jajaran genjang sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan akan mengukur keliling persegi dan persegi panjang. Ditinjau dari metode pembelajaran yang digunakan juga berbeda, dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan metode karyawisata. Begitu pula dengan subjek penelitian yakni kelas IV pada penelitian sebelumnya sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan adalah kelas III. 2.2 Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori sebelumnya maka hipotesis yang dapat diajukan yakni “Jika melalui metode karyawisata maka kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SDNNO. 72 Kota Timur Kota Gorontalo akan meningkat”. 2.3 Indikator Kinerja Sebagai indikator kinerja dalam penelitian ini adalah : minimal 75 % siswa kelas III SDN NO. 72 Kota Timur yang dikenai tindakan memperoleh nilai 67 ke atas untuk materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling persegi dan persegi panjang melalui metode karya wisata.