MODIFIKASI PERILAKU Fenomena Prostitusi Pengertian adalah seseorang yang bernasib malang dan pada dasarnya menggunakan tubuhnya sebagai komoditas dan menjual seks dalam satuan harga tertentu. Harga/tarif sebagai imbalan didasarkan berapa lama konsumen memakai mereka dan juga berkaitan dengan profesional tidaknya mereka. Perkins (dalam Koentjoro, 2004:30) PROSTITUSI JENIS terdaftar diawasi oleh kepolisian dan rutin pemerikasaan kesehatan reproduksi tidak terdaftar ilegal dalam melakukan transaksi, tidak terdaftar, individu atau kelompok, tidak menentu dan sembarang tempat CIRI • umumnya wanita tetapi bisa laki-laki/gigolo • menarik :fisik • berusia muda • penampilan menarik lawan jenis • kerap berpindah-pindah • berpendidikan rendah & tdk memiliki keterampilan TIPE • bekerja secara individu • status : prostitusi jalanan, prostitusi dihotel, diskotek, bar, rumah bordir. • bekerja berkelompok • pekerjaan sampingan : kapster salon, panti pijat, pelayanan restoran • kelas elit : via telpon/ online/ Gratifikasi PENYEBAB MUNCULNYA PELACURAN Kondisi Ekonomi Tidak adanya larangan terhadap individu-individu yang melakukan hubungan seksual di luar pernikahan. komersialisasi media dekadensi moral, Perang/krisis berkepanjangan. Proyek-proyek pembangunan/pembukaan lahan Urbanisasi tanpa adanya kesempatan kerja yang memadai. asimilasi kebudayaan FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEREMPUAN MENJADI PROSTITUSI EKONOMI PENDIDIKAN PROSTITUSI NILAI BUDAYA PERMISIF KONSUMTIF DAN HEDONIS KARMA ETOS KERJA PERILAKU SASARAN : 1) perilaku menggunakan jasa prostitusi (demand atau kebutuhan konsumen), 2) perilaku mempekerjakan wanita sebagai Pekerja Seks Komersial, dan 3) perilaku melacurkan diri POPULASI TARGET : 1) para lelaki pengguna jasa prostitusi, 2) mucikari, dan 3) pekerja seks komersial (PSK) KEBIJAKAN MENGENAI PROSTITUSI LEGALISASI : Lisensi dan mengatur/regulasi prostitusi Argentina, Nevada, Belanda, Austria, Belgia, Brazil, Kanada, Denmark, Inggris, Prancis, Jerman ABOLISI : Penegakan hukum (undang-undang) pada konsumen dan mucikari Swedia (Ekberg, 2004). KRIMINALISASI : Melarang dan menghukum semua pihak yang terlibat prostitusi (PSK, mucikari dan konsumen) Afganistan, Cina DEKRIMINALISASI : Pemerintah mengatur kegiatan prostitusi sebagai bisnis mandiri (swasta) meksiko dan Turki Punisment Membuat alur transaksi & Prosedur yang jelas Membatasi jadwal “Praktek” Membatasi kunjungan konsumen Positive punishment, Token economi Situational Inducement membuat sekolah atau “asrama harapan” atau rumah edukasi bagi anak-anak dari para pelaku prostitusi Reinforcement Positive punishment, Token economi Modelling Live Model perjalanan batin menuju pertobatan bagaimana mengatasi kesulitan hidup diluar ’profesi’ PSK bagaimana mengatasi godaan untuk kembali ke ’profesi’ PSK bagaimana mendapatkan pekerjaan baru dan kehidupan yang lebih diterima secara sosial di masyarakat Film Model Dinamika prostitusi, penyebab prostitusi dan peran konsumen dalam menyuburkan prostitusi dan trafficking,