KISAH HATI Kelompok 3 Disusun Oleh : Devita Nela Sari (1414816)

advertisement
REVIEW KARYA AUDIO VISUAL
VIDEO MUSIK – KISAH HATI
Kelompok 3
Disusun Oleh :
Devita Nela Sari (1414816)
Ogy Prabu Santosa (14148156)
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUS SENI INDONESIA SURAKARTA
2015
1. Judul
: Video Musik “KISAH HATI”
2. Tim Produksi
:
Manager Produksi – Pranomo W.
Asst. Art 1- Septian Anung
Unit Manager 1 – Noves Hendiansa
Asst. Art. 2 – Novem Bima
Director – Adri B Putra
Asst. Art. 3 – Hayu S
Asst. Director – Fajar Ritus
Make Up Artis – Tutut
D.O.P – Rio F.A
Wardrobe – Dona
Kameraman – Hananta Kwp
Clipper – Dwi Putri
Asst. Kameraman – Arif Budiman
Still Photo – Gravinda
Chief Lighting – Fajar Ritus
Behind The Scene – Andis Dwi R
Lightingman 1 – Nano
Editor – Adri B Putra
Lightingman 2 – Pandu Sadeka
Konsumsi – Puji
Art. Director – Agung Arif W
3. Tahun Produksi
: 2010
4. Teknik Editing
:
Penyuntingan
menerapkan
konsep
penyuntingan gambar dinamis (dynamic editing) yaitu penggunaan teknik
panjang pendek(durasi). Durasi shot sangat berhubungan dengan durasi
shot sebelum dan setelahnya. Sehingga editor mampu mengontrol ritme
penyuntingan sesuai tuntunan naratif dan estetik.
KAITAN GAYA PENYUTRADARAAN DENGAN EDITING
:
Konsep penyutradaraan Video Musik “Kisah Hati” ialah sebuah
penggambaran secara ilustratif dari lirik-lirik lagu (dalam music) itu
sendiri. Video Musik lebih menekankan pada penerapan size of shot dalam
penataan kameranya, tujuannya ialah untuk mempresentasikan gerakan tari
yang kaya akan simbol dan memiliki makna dalam setiap gerakan, dimana
dengan pengaplikasian shot-shot tersebut motivasi dan tujuannya dapat
tercapai. Sutradara ingin menunjukkan perpaduan unsur tradisi dan
modern, dimana objek utamanya ialah manusia dan adanya pola gerak
tarian. Tidak ada type of size dominan yang dipakai dalam video musik
melainkan berbagai type of size, tujuannya untuk mendapatkan mood dari
setiap adegan. Guna menunjang konsep penyutradaraan dan penataan
kamera tersebut, editing dibagi menjadi 2 komponen utama yakni
kompilasi dan kontinuiti. Kompilasi digunakan pada pengambilan gambar
adegan para pemain band yang sedang bermain musik dengan penerapan
cut to cut dari satu shot satu dengan yang lainnya tanpa adanya
kesinambungan cerita tetapi tetap memperhatikan ritme lagu dan
kesesuaian iramanya. Sementara kontinuiti pada video musik ini
diterapkan pada pengambilan gambar adegan sepasang penari yang
membawakan Tari Karonsih, tarian ini memiliki cerita sehingga dalam
editing perlu adanya kesinambungan antara cerita, dan shot-shotnya.
KOMPILASI
Gambar 1.1 Full Band bermain musik
Gambar 1.2 Shot Pemain Drum
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”,
th. 2010, TC 00:21)
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”,
th. 2010, TC 00:28)
Gambar 1.3 Shot Penyanyi
Gambar 1.4 Two Shot pemain gitar dan
pemain keyboard
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”,
th. 2010, TC 00:33)
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”,
th. 2010, TC 00:53)
Editing kompilasi sendiri artinya bahwa editing ini tidak terlalu terikat dengan
gambar, artinya gambar yang disusun tidak harus sesuia dengan urutan gerak
maupun urutan waktu. Seperti pada gambar 1.3 sampai gambar 1.4. Namun pada
karya audio visual ini menggabungkan antara gambar dan ritme yang seirama.
KONTINUITI
Gambar 1.5 Shot gerakkan pondongan
Gambar 1.6 Shot gerakkan pondongan
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”,
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”,
th. 2010, TC 01:05)
th. 2010, TC 01:07)
Editing kontinuiti dalam artian susunan gambar yang berkesinambungan dalam
gerakan dan irama. Dari shot satu dengan shot lainnya dalam scene. Dengan
contoh gambar 1.5 ke gambar 1.6. Kontinuiti mampu menuturkan narasi secara
jelas bedasar arah, suara, adegan, ataupun waktu.
COLORING
Gambar 1.7 Shot Pemain
Gambar 1.8 Full Band bermain musik
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”
versi 2, th. 2010, TC 00:28)
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”,
th. 2010, TC 03:01)
Pada gambar 1.7 dan 1.8 menggunakan teknik perubahan warna pada editing
black and white yang bertujuan menimbulkan scene ataupun arti gambar yang
lebih spesifik.
TRANSISI
DISSOLVE
Gambar 1.9 Shot Pemain Drum
menuju Shot Penyanyi
(Sumber: Video Musik “Kisah
Hati”, th. 2010, TC 00:29)
Pada video musik kisah hati ini pada setiap pergantian shot maupun scene ini
menggunakan keseluruhan transisi dissolve. Sebagai contoh ada pada gambar,
dimana menimbulkan satu kesatuan perpindahan gambar, irama dan begitu pula
penyutradaraan pada pengadeganan
penghayatan.
yang bergerak lembut atau lebih
DIP TO BLACK
Gambar 1.10 Shot Lilin
Gambar 1.11 Shot Lilin
(Sumber: Video Musik “Kisah
Hati”, th. 2010, TC 00:17)
(Sumber: Video Musik “Kisah
Hati”, th. 2010, TC 00:19)
Video musik kisah hati juga menggunakan transisi dip to black dengan artian
transisi banyangan hitam, kemudian menimbulkan gambar terang ke gambar gelap
dalam artian mengenalkan atau membawa masuk awalan pada scene atau shot.
CUTTING
CUT AWAY
Gambar 1.12 Shot Tangan
Gambar 1.13 Shot Penari
(Sumber: Video Musik “Kisah
Hati”, th. 2010, TC 01:42)
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”,
th. 2010, TC 01:44)
Cut Away adalah sebuah transisi langsung dari jarak shot dekat ke shot yang lebih
jauh atau establish. Hal ini menunjukkan detil establish atau suasana dramatis para
penari. Selain itu juga menunjukkan kegiatan yang dilakukan.
JUMP CUT
Gambar 1.14 Two Shot Penari
(Sumber: Video Musik “Kisah
Hati”, th. 2010, TC 02:51)
Gambar 1.15 Full band bermain
musik
(Sumber: Video Musik “Kisah Hati”,
th. 2010, TC 02:52)
Pada gambar 1.14 dan 1.15 menggunakan teknik cutting yang disebut jump cut,
dimana pergantian shot yang kesinambungan waktunya terputus karena loncatan
dari satu shot ke shot yang berikutnya yang berbeda waktunya.
5. Grafis
:
Gambar 1.16 Color Bar
Gambar 1.17 Judul
(Sumber: Video Musik “Kisah
Hati”, th. 2010, TC 00:01)
(Sumber: Video Musik “Kisah
Hati”, th. 2010, TC 00:07)
Gambar 1.18 Credit Title
(Sumber: Video Musik “Kisah
Hati”, th. 2010, TC 03:38)
Gambar 1.16 menggunakan color bar sebagai opening sebelum video musik
dimulai. Gambar 1.17 menggunakan format font Times New Roman sebagai judul
yang menunjukkan identitas video musik, dengan title still. Gambar 1.18 pada
bagian terakhir video musik menggunakan credit title dengan efek title roll,
menunjukkan nama pemain, daftar kru, dan ucapan terima kasih.
6. Efek Spesial
:
Gambar 1.19 Shot Lilin
(Sumber: Video Musik “Kisah
Hati”, th. 2010, TC 00:26)
Pada karya ini tampak full band sedang bermain musik, discene ini menggunakan
special effect yaitu smoke gun yang bertujuan untuk menimbulkan suasana yang
lebih mendramatisir ataupun membuat scene lebih hidup.
7. Efek Visual
:
Pada karya ini tidak menggunakan efek visual.
KESIMPULAN
Video musik merupakan proses merekam lagu, biasanya menggunakan tarian atau
cerita yang di konsep sedimikian rupa. Video music “Kisah Hati” sebuah karya
video music yang menggunakan tari sebagai bahasa ungkap visualnya, gerak yang
di visualisasikan merupakan penafsiran dari teks (lirik) lagu. Pada review video
musik ini di tekankan pada tehnik editingnya, pada music video ini menggunakan
konsep penyuntingan gambar dinamis (dynamic editing) yaitu penggunaan teknik
panjang pendek (durasi). Durasi shot sangat berhubungan dengan durasi shot
sebelum dan setelahnya. Sehingga editor mampu mengontrol ritme penyuntingan
sesuai tuntunan naratif dan estetik. Begitupala tehnik dasar juga di gunakan
seperti kompilasi adalah editing ini tidak terlalu terikat dengan gambar, artinya
gambar yang disusun tidak harus sesuia dengan urutan gerak maupun urutan
waktu. Kontinuiti adalah susunan gambar yang berkesinambungan dalam gerakan
dan irama. Dari shot satu dengan shot lainnya dalam scene. Ada pula coloring,
cutting, transisi, grafis dan special effect yang bertujuan menselaraskan tehnik
editing pada video musik Kisah Hati. Dalam tehnik editing video musik ini
berkaitan dengan penyutradaraan yang dikonsep seperti sebuah penggambaran
secara ilustratif dari lirik-lirik lagu (dalam music) itu sendiri. Video Musik lebih
menekankan pada penerapan size of shot dalam penataan kameranya, tujuannya
ialah untuk mempresentasikan gerakan tari yang kaya akan simbol dan memiliki
makna dalam setiap gerakan, dimana dengan pengaplikasian shot-shot tersebut
motivasi dan tujuannya dapat tercapai. Sutradara ingin menunjukkan perpaduan
unsur tradisi dan modern, dimana objek utamanya ialah manusia dan adanya pola
gerak tarian. Penyutradaraan yang di kaitkan dengan tehnik editing bertujuan
untuk meninbulkan hasil karya yang selaras dengan penyutradaraan, music, yang
telah di susun menjadi kesatuan dan bisa di bilang cocok dengan tehnik dasar dan
penjelasan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Rio Fandika. 2010. Video Musik – Kisah Hati. DVD. Tugas Akhir Karya S1
Televisi dan Film. FSRD ISI Surakarta.
Rio Fandika. 2010. Penerapan Size of Shot dalam Penataan Kamera Video Musik
– Kisah Hati. Laporan Kekaryaan. Tugas Akhir Karya S1 Televisi dan Film.
FSRD ISI Surakarta.
Himawan Pratista. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Download