MODUL PERKULIAHAN Feature dan Dokumenter Editing dalam Feature dan Dokumenter Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Tatap Muka Kode MK 11 Rizki Briandana, S.Sos., M.Comn Abstract Mata Disusun Oleh Kompetensi kuliah ini Memberikan Diharapkan dalam pertemuan ini pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa memahami dalam riset mahasiswa sebelum shooting feature dan mengenai produksi dan perencanaan dalam shooting feature dan dokumenter. dokumenter. Transisi & Komposisi Gambar Jenis perpindahan Shot (Transisi) CUT Cut adalah perpindahan langsung dari satu shot ke shot berikutnya secara tajam. Cut paling sering digunakan dalam editing. Fungsi CUT untuk mempertunjukkan : Kesinambungan action Apabila satu kamera tidak mampu mengikuti suatu action, misalnya karena halangan obyek lain, kita potong atau kita ganti shot lain dengan camera angle berbeda yang menyajikan kesinambungan dari shot yang pertama. Detail Obyek, misalnya dengn LONG SHOT kita sajikan seseorang yang sedang membaca buku, untuk membantu penonton melihat buku apa yang sedang dibaca, kita pertunjukkan CLOSE UP dari judul buku. Peningkatan atau penurunan irama kejadian (Progresi) Dengan LONG SHOT kita sajikan seseorang sedang ditodong pistol oleh seseorang yang lain, kemudian shot berikutnya kita nampakkan MEDIUM SHOT si penodong dengan pistolnya, atau MEDIUM CLOSE UP wajah orang yang ditodong. Cut to CLOSE UP - mempertunjukkan pengembangan kejadian Cut to LONG SHOT - menunjukkan penurunan kejadian Perubahan tempat dan waktu Cut dari interior ke exterior Loncatan adengan ke depan atau ke belakang dari satu peristiwa (flash back) atau peristiwa lain yang berbeda di tempat lain pada saat yang sama Menciptakan irama kejadian Fast cutting, cut to cut secara cepat menyajikan kesan merangsang penonton, perasaan tegang Slow cutting, menunjukkan kesan lambat dan tenang ‘16 2 Feature dan Dokumenter Rizki Briandana, S.Sos., M.Comn Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Macam-macam cutting Jump Cut, suatu pergantian shot dimana kesinambungan waktunya terputus karena loncatan dari satu shot ke shot berikutnya yang berbeda-berbeda waktunya. Cut In, Insert, suatu shot yang disisipkan pada shot utama (master shot) dengan maksud untuk menunjukkan detil. Cut Away, Intercut, Reaction Shot, shot action yang diambil pada saat yang sama sebagai reaksi dari short utama Cut On Direction, suatu sambungan shot dimana shot pertama dipertunjukkan suatu obyek yang bergerak menuju ke suatu arah, shot berikutya obyek lain yang mengikuti arah gerakan shot pertama, atau sebaliknya. Cut On Movement, sambungan shot dari satu obyek yang bergerak ke arah yang sama, dengan latar belakang yang berbeda. Cut Rhime, pergantian shot atau adegan dengan loncatan ruang dan waktu pada kejadiaan yang (hampir) sama dalam suasana yasng berbeda. DISSOLVE Dissolve adalah perpindahan shot secara berangsur-angsur, akhirnya dari suatu shot sedikit demi sedikit bercampur dengan shot berikutnya, shot pertama hilang secara perrlahanlahan ditimpa oleh shot kedua yang muncul secara pelahanmakin lama makin jelas. Penggunaan dissolve lebih leluasa daripada cut. Tetapi dissolve untuk video hanya bisa dilakukan dengan 2 sumber sinyal video, misalnya dengan 2 kamera atau 2 VCR yang disambungkan dengan switcher atau video mixer. Pada umumnya dissolve digunakan untuk jembatan penghubung atau transisi dari shot action, pergantian tempat dan waktu, dan menunjukkan hubungan yang erat antara 2 shot atau adegan. Peralihan adengan dari Total Shot ke Close Up seorang penari akan lebih luwes dan menarik dengan menggunakan dissolve. Gerakan akan bercampur pada waktu yang bersamaan, menunjukkan hubungan yang kuat antara 2 shot dan adegan tidak saling mengganggu. Pergantian tempat atau waktu bisa juga mempergunakan dissolve. Walaupun demikian jangan sering menggunakan dissolve dalam satu program video karena akan menjadi monoton dan cenderung memperlambat irama dramatis, sehingga membosankan penonton. ‘16 3 Feature dan Dokumenter Rizki Briandana, S.Sos., M.Comn Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id FADE Fading biasanya digunakan pada awal atau akhir adegan. Fade In, suatu shot secara perlahan muncul dari kegelapan (black screen), dari redup menjadi terang sepenuhnya. Fade Out, suatu shot secara pelahan-lahan hilang dalam kegelapan (black screen). Fade from black, adegan muncul dari layar hitam, selalu menunjukkan awal dari adegan. Fade to black, akhir dari suatu adegan hilang dalam kegelapan (layer hitam), menunjukkan bahwa adegan telah selesai. Penggunaan fade in atau fade out yang terlalu sering akan mengganggu perkembangan ceritera. WIPE Wipe, efek sapuan, efek dimana suatu shot disapu atau dihapus oleh shot yang lain, sehingga shot yang pertama nampak terdorong keluar dari bingkai layar. Seperti halnya dengan fade, wipe kebanytakan digunakan sebagai permulaan atau penutup adegan. SPLIT SCREEN Efek khusus dimana layar dibagi menjadi 2 bagian atau lebih yang masing-massing bagian menampilkan gambar yang berbeda. SUPERIMPOSE Superimpose adalah gambar yang saling tindih pada saat yang bersamaan. Misalnya judul suatu ceritera dengan latar belakang suatu adegan. CHROMAKEY Efek khusus dimana suatu obyek ditempatkan di depan latar belakang dengan warna tertentu (biasanya biru), warna biru ini akan dihilangkan secara elektronik diganti dengan gambar yang lain. SWITCHING Switching atau editing spontan, pergantian shot dari satu sumber video yang stu ke sumber video yang lain dengan mempergunakan switcher atau video mixer, misalnya cutting atau dissolve dari satu kamera ke kamera yang lain, sementara rekaman video sedang berlangsung (live on air atau live on tape). Video Mixer ‘16 4 Feature dan Dokumenter Rizki Briandana, S.Sos., M.Comn Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Fungsi dari Video Mixer adalah untuk menghasilkan perpindahan gambar dari satu sumber video satu ke sumber video yasng lain, dengan menciptakan efek-efek khusus, mempertunjukkan gambar dari sumber video (kamera), atau special effects pada preview monitor, sebelum gambar tersebut dipindahkan ke program monitor untuk dipancarkan atau direkam. Video Mixer yang sederhana mempunyai beberapa tombol : - deretan tombol program - deretan tombol preview - deretan tombol bus A - deretan tombol bus B - sekelompok tombol untuk menghasilkan special (mix, wipe, chromakey, externalkey dls) Pemotongan dilakukan terhadap gambar yang berupa : 1. Bidikan-bidikan yang terlampau pendek yang disebabkan suatu kesulitan atau halhal lain pada saat pengambilan gambar. Umpamanya ketika juru kamera mengadakan pengambilan gambar lantas pandangannya terhalang oleh orang ramai, 2. Hasil pengambilan panning yang kurang stabil serta pencahayaan yang terlampau terang atau terlalu gelap, 3. Bidikan yang terlampau panjang harus dibuang sebagian karena ini dapat membuat penonton jemu, 4. Gambar-gambar yang kurang tajam (out of focus) jika hal ini tidak disengaja, 5. Hal-hal yang dirasakan mengganggu kelancaran isi cerita. TAHAP-TAHAP PRA-EDITING Ketika pengambilan gambar (shooting video) ataupun merekam audio, pada proses produksi, kebanyakan orang langsung saja berfikir pada proses penyuntingan pasca produksi (postproduction edting). Proses editing sesungguhnya akan lebih efektif jika anda mau melihat kembali dan mengingat-ingat dengan baik apa yang sudah anda rekam. ‘16 5 Feature dan Dokumenter Rizki Briandana, S.Sos., M.Comn Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada akhirnya anda harus menyeleksi shot yang paling efektif dan memutuskan bagaimana memadukan gambar-gambar tersebut untuk membuat program video lebih jelas dan membawa dampak yang positif. Untuk itu, sebelum anda memutuskan gambar dan/atau suara mana yang akan anda pilih dan mana yang akan dibuang, ada baiknya anda melakukan hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai kegiatan pada tahap pra-penyuntingan. Hal ini perlu dilakukan, karena mungkin saja apa yang sudah anda dapatkan pada saat proses shooting tidak memenuhi keinginan anda. Dan anda baru menyadari hal ini pada saat anda ingin melakukan proses penyuntingan. Kondisi akan lebih buruk, jika anda tidak mempunyai waktu untuk melakukan pengambilan gambar. Tahap-tahap pra-penyuntingan meliputi: 1. Tahap pengambilan gambar (shooting) 2. Tahap review 3. Tahap pengambilan keputusan 4. Tahap operasional 1. Tahap Pengambilan Gambar Kebanyakan proses editing ditentukan oleh bagaimana cara yang dilakukan pada saat pengambilan gambar. Kadang-kadang (tanpa disadari) sutradara ataupun operator camera menghentikan satu shot ataupun satu scene dan melanjutkannya ke shot atau scene berikutnya tanpa memikirkan “pads” (overlapping action) ataupun pertimbangan untuk menciptakan kesinambungan (continuity). Kuncinya di sini adalah untuk memvisualisasikan itu tidak hanya dilakukan dengan shot-shot tunggal, tetapi adalah sequence shot. Bayangkan sequence shot akan membantu anda mengatur shot-shot yang dipadukan ke dalam bentuk transisi yang halus (seolah-olah tanpa ada sambungan). Berikut beberapa hal yang mungkin dapat dipertimbangkan: Pada saat videotape sedang merekam, jangan berhentikan tepat pada saat akhir sebuah scene – rekam beberapa saat sebelum tape dimatikan. Hal ini juga berlaku pada saat memulainya. Selalu lakukan cut away shot. Cut away adalah shot singkat yang dapat membangun kesinambungan antara dua shot, menciptakan video pads (overlapping action) yang ‘16 6 Feature dan Dokumenter Rizki Briandana, S.Sos., M.Comn Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id diperlukan pada saat editing sesuai dengan suara yang terekam dan dapat membantu menjembatani jump dari segi waktu dan / atau ruang. Cut away dapat berupa bagia dari aksi, tetapi ia harus ada hubungannya dengan peristiwa yang sesungguhnya (dalam sequence). Cut away yang baik relatif statis dan netral searah dengan layar. Contoh : penonton, reporter dengan still kamera, gedung, nomor rumah atau obyek yang merupakan bagian dari berita. Pada produksi ENG coba dapatkan beberapa cut away yang mengidentifikasikan lokasi kejadian. Misalnya, setelah meng-cover kejadian kebakaran, ambil juga shot ramburambu lalu lintas di persimpangan terdekat, situasi lalu lintas pada saat kebakaran dan close up beberapa onlooker (orang yang menyaksikan kejadian) di sekitar kejadian. Anda tidak menggunakannya sekedar sebagai transisi tetapi juga menjelaskan dimana kebakaran itu terjadi. Suara juga penting untuk menciptakan transisi yang lembut. Ambient sound juga dapat menciptakan kesinambungan. Selalu rekam semenit atau dua menit room tone atau segala jenis suara di sekitar meskipun kamera tidak merekam gambar apapun. Jika mungkin selama ENGidentifikasi (slate) secara verbal jumlah take atau paling tidak rangkaian dari shot-nya, jangan lupa untuk menghitung 3 atau 5 ke 1 sebelum peliputan yang sesungguhnya. 2. Tahap Review Selain berurusan dengan footage yang harus di-edit secara cepat sebelum ditampilkan, dalam ENG, anda harus membuat copy dari semua tape asli. Sebab, tape asli tersebut akan diperlukan saat proses editing, dimana tape copy-an tadi dapat digunakan untuk proses review. Reviewing Anda harus mengetahui terlebih dahulu yang sudah anda dapat, sebelum anda memutuskan mana yang dipakai dan mana yang dibuang. Dan dengan melihatnya secara berulang-ulang (kadang-kadang) akan menciptakan ideide baru di setiap pengulangan tersebut, dan mungkin akan memberikan inspridasi dalam proses strukturisasi (sequencing). ‘16 7 Feature dan Dokumenter Rizki Briandana, S.Sos., M.Comn Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dengan me-review, anda juga mendapatkan gambaran menyeluruh dari apa yang akan dibuat. Terlebih lagi jika anda adalah seorang editor yang tidak terlibat dalam proses produksi (shooting), maka review menjadi begitu penting. Jika anda mengedit footage ENG orang lain, bagaimanapun anada harus mempelajari betul kejadian yang sesungguhnya. Kondisi akan lebih buruk ketika anda tidak punya banyak waktu dan footage yang terbatas. Seperti juga seorang reporter, operator kamera ENG, atau bahkan seorang dokter yang bertugas di UGD, editor ENG harus dapat bekerja dengan cepat dan akurat juga dengan sedikit persiapan. Time Code dan Widow Dub Semua proses editing memerlukan time code. Selain anda sudah melakukannya pada saat pengambilan gambar, anda juga harus menambahkannya di setiap tape. Ketika anda menggunakan sistem edit dengan tape (tape based system), sebuah window dub diperlukan untuk menciptakan log VTR yang akurat pada saat preview. Logging Kecuali untuk tayangan berita ataupun tayangan-tayangan yang harus cepat-cepat diudarakan setelah diliput, anda harus membuat sebuah daftar dari semua take yang diambil di setiap tape. Daftar ini biasanya disebut sebagai VTR log. Tujuan dibuatnya VTR log ini akan membantu anda dalam menempatkan shot-shot tertentu yang terekam dalam tape tanpa harus mem-preview mereka terlalu sering, atau juga membantu untuk mengatur data file video dan audio jika menggunakan file based system. Informasi yang biasanya terdapat pada VTR log: ‘16 - Nomor tape - Nomor scene dan take - Time code - OK atau Not Good Shot - Sound - Remarks 8 Feature dan Dokumenter Rizki Briandana, S.Sos., M.Comn Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Tahap Pengambilan Keputusan Tahap ini melibatkan pemilihan dan pengaturan struktur sequence shot ke dalam konteks dari keseluruhan cerita dan tujuan komunikasi. Dalam editing ENG, anda harus memilih shot yang paling akurat. Tidak semudah itu memotong shot hanya menjadi 10 detik padahal tim liputan telah mati-matian meliput selama satu hari penuh. ‘16 9 Feature dan Dokumenter Rizki Briandana, S.Sos., M.Comn Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id