PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN LAMONGAN Aris Budi Susanto dan Lucky Rachmawati Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT This study examines the influence of HumanDevelopment Indeks( HDI) and inflation on economic growth in regency Lamongan on 2002-201. The purpose of this research are to identified how influence the variables HDI and inflation on economic growth in Lamongan regency. In order to verify research hypothesis the econometric model was used with OLS (Ordinary Least Square) method. From the analysis result could be concluded that IPM variable and inflation based on simultaneous test result, all variables simultaneously have significant effect toward economic growth of Lamongan Keyword: Human Development Indeks(HDI, inflation. Pertumbuhan ekonomi memungkinkan terjadinya pembangunan peningkatan ekonomi di banyak bidang. Menurut kemampuan dari suatu perekonomian Kuznets pertumbuhan ekonomi adalah dalam memproduksi barang-barang dan kenaikan jasa-jasa. kemampuan didefenisikan sebagai Pertumbuhan ekonomi jangka panjang dalam negara untuk suatu menunjukkan sejauh mana aktivitas menyediakan semakin banyak jenis perekomian barang-barang akan menghasilkan ekonomi kepada tambahan pendapatan masyarakat pada pendudunya; kemampuan ini tumbuh suatu sesuai dengan kemajuan teknologi, dan periode tertentu. (Sukirno, 2006:423). penyesuaian kelembagaan dan ideologis Pertumbuhan ekonomi adalah yang diperlukannya (Jingan, 2010:57). hal yang selalu diprioritaskan sebab adanya pertumbuhan ekonomi Pembangunan yang pendapatan perkapita. indonesia dikarenakan pertumbuhan ini ekonomi yang stabil sangat diharapkan oleh negara mengindikasikan adanya pertambahan hal ekonomi masalah sedang membangun karena dapat kemiskinan, seperti mengatasi pengangguran, buta huruf meingkatkan kesejahteraan yaitu masyarakat dan memberi perhatian lebih pertumbuhan ekonomi indonesia justru di bidang kesehatan dan pendidikan mengalami penurunan secara drastis. (Masriah, 2011:23). Dengan kata lain Penurunan negara yang mengalami pertumbuhan Indonesia di tahun 2009 adalah 1,43%. ekonomi yang tinggi maka ia akan Di tahun 2010 pertumbuhan ekonomi mampu memberikan efek yang tinggi Lamongan dan pertumbuhan ekonomi terhadap bidang-bidang yang lain sebab Indonesia mengalami kenaikan namun ketika mengalami angka pertumbuhan ekonomi Lamongan pertumbuhan ekonomi maka pendapatan masih lebih baik dari pertumbuhan nasional suatu negara akan terdongkrak ekonomi Indonesia yaitu sebesar 6,89% naik sehingga bisa dialokasikan untuk dan pertumbuhan ekonomi Indonesia pembiayaan pembangunan infrastruktur 6,20%. Pada data terakhir tahun 2011 perekonomian. menunjukkan suatu negara Oleh sebab itu sebesar 0,09% pertumbuhan bahwa namun ekonomi pertumbuhan pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas ekonomi lamongan masih lebih tinggi utama sebesar 7,2% dari pada pertumbuhan suatu negara guna mensejahterakan penduduknya. Menurut pertumbuhan BPS ekonomi Jatim ekonomi 2012 Indonesia yang hanya mencapai angka sebesar 6,46%. Kabupaten Menurut Solow pertumbuhan Lamongan dari tahun 2008 hingga tahun ekonomi selalu bersumber dari satu atau 2011 pertumbuhan lebih dari tiga faktor kenaikan kuantitas ekonomi Indonesia . Pada tahun 2007 dan kualitas tenaga kerja (melalui pertumbuhan ekonomi lamongan sebesar pertubuhan 5,7% perbaikan selaludi dan atas pertumbuhan ekonomi jumlah penduduk pendidikan), dan penambahan Indonesia sebesar 6,35%, namun pada modal dan teknologi. Sedangkan salah tahun ekonomi satu alat untuk mengukur pembangunan lamongan mengalami kenaikan yang kualitas dan kuantitas tenaga kerja sangat tajam sebesar 0,46 sedangkan adalah IPM (Todaro, 2003:150). Indek pertumbuhan ekonomi indonesia justru pembangunan manusia merupakan suatu mengalami penurunan sebesar 0,34. Di indeks komposit yang mencakup tiga tahun bidang 2008 2009 pertumbuhan pertumbuhan ekonomi Lamongan mengalami kenaikan lagi dianggap pembagian sangat manusia yang mendasar yaitu kesehatan yang diukur dari rata-rata usia pertumbuhan ekonomi Lamongan adalah harapan paling rendah. hidup, pengetahua dan pendidikan yang diukur dari rata-rata Inflasi merupakan salah satu lama sekolah dan angka melek huruf dan indikator penting dalam pengendalian standar hidup layak (kesejahteraan) ekonomi makro yang berdampak luas secara terhadap keseluruhan BPS Jatim (2002:28). berbagai sektor ekonomi. Dengan syarat dan batas-batas yang IPM berperan penting dalam pembangunan perekonomian modern masih toleran. Dengan begitu, inflasi akan mendorong perekonomian. Laju sebab pembangunan manusia yang baik inflsi akan menjadikan faktor-faktor produksi mengganggu mampu Mutu meningkatkan taraf hidup masyarakat. penduduk yang baik akan mampu untuk Demikian pula dengan tingkat inflasi berinovasi faktor- yang terlalu rendah, karena sektor faktor produksi yang ada. Selain dari produksi tidak memiliki dorongan untuk pada itu pembangunan manusia yang memacu produksinya. di maksimalkan. mengembangkan tinggi mengakibatkan jumlah penduduk akan tinggi pula sehingga akan yang terlalu tinggi usaha dapat pemerintah Inflasi berdampak buruk pada perekonomian khususnya pada menaikkan tingkat konsumsi. Hal ini redistribusi pendapatan dan terjadinya akan untuk distorsi harga, distorsi penggunaan uang menggalakkan pertumbuhan ekonomi dan distorsi pajak Menurut Samuelson (sukirno Namun dalam Djohanputro (2006:153). Tentu pada saja hal ini akan berdampak negatif pada mempermudah 2006:430). kenyataannya yang terjadi Kabupaten lamongan, IPM yang cukup pertumbuhan tinggi pertumbuhan ekonominya masih dari rendah. Menurut BPS Jatim tahun 2012 Kabupaten jika di bandingkan dengan beberapa kota ekonomi selalu mengalami kenaikan di Kabupaten baik ketika tingkat inflasi menurun Lamongan lebih tinggi di bandingkan ataupun naik. Berdasarkan BPS Jatim kabupaten Kabupaten tahun 2012 pada tahun 2003, 2005, Tuban, Kabupaten Banyuwangi dan 2006, 2011 inflasi dan pertumbuhan Kabupaten ekonomi Jawa Timur IPM Bojonegoro, Pasuruan namun perekonomian. pertumbuhan Lamongan naik, Namun ekonomi di pertumbuhan bahkan kenaikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 maka masih mencapai angka 0,23%. masyarakat Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang akan dibahas dan pengaruh IPM terhadap sebagai pendapatan pemilik faktor produksi juga akan meningkat (Sukirno, 2006:423). dicari jawabannya adalah: (1) Apakah ada diharapkan Menurut Kuznets pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka pertumbuhan ekonomi di Kabupaten panjang dalam kemampuan suatu negara Lamongan. (2) Apakah ada pengaruh untuk menyediakan semakin banyak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi jenis barang-barang ekonomi kepada di Kabupaten Lamongan. (3) Apakah pendudunya; kemampuan ini tumbuh ada pengaruh IPM dan inflasi terhadap sesuai dengan kemajuan teknologi, dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten penyesuaian kelembagaan dan ideologis Lamongan secara bersama-sama. yang diperlukannya (Jingan, 2010:57). Dengan Pertumbuhan Ekonomi disimpulkan demikian bahwa dapat pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan dalam Secara ekonomi umum, pertumbuhan didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam barang-barang Pertumbuhan memproduksi dan jasa-jasa. ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekomian akan menghasilkan tambahan kegiatan ekonomi yang ditandai dengan kenaikan output sehingga berimbas pada perekonomian pada jasa kenaikan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi pendapatan dasarnya suatu aktivitas Menurut Sukirno faktor-faktor penting yang dapat mewujudkan proses pertumbuhan ekonomi adalah: (1) Tanah produksi dan kekayaan alam lainnya. (2) Jumlah untuk menghasilkan output, maka proses dan mutu dari penduduk dan tenaga ini pada gilirannya akan menghasilkan kerja. (3) suatu aliran balas jasa terhadap faktor dan tingkat teknologi. (4) Sistem sosial produksi yang dimiliki oleh masyarakat. dan sikap masyarakat penggunaan adalah dan pendapatan perkapita. masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena barang faktor-faktor Dengan adanya pertumbuhan ekonomi Barang-barang modal Faktor produksi adalah sebagai 1956 dijelaskan bahwa pertumbuhan kekuatan utama yang mempengaruhi ekonomi pertumbuhan pertumbuhan, Beberepa (Jhingan, faktor 2010:67). ekonomi tersebut terdiri tradisional, dari lima yaitu tahap masyarakat masyarakat untuk lepas adalah: (1) Tanah dan kekayaan alam landas, masyarakat lepas landas, gerakan lainnya. (2) Akumulasi modal. (3) ke arah kedewasaan dan masa konsumsi Organisasi. (4) Kemajuan teknologi. (5) tinggi (Adisasmita, 2013:67). Pembagian kerja dan skala produksi Inflasi dan Dampaknya Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Inflasi adalah proses kenaikan (1)Teori Pertumbuhan Klasik. Dalam harga-harga umum secara terus menerus. teori klasik yang menjadi tumpuan Yang berakibat pada turunnya daya beli utama dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat adalah kekayaan alam dan jumlah pendapatannya juga menurun. Jadi jika penduduk. ini ada kenaikan harga pada suatu barang pertumbuhan penduduk pada mulanya namun kenaikan itu bersifat sementara akan meningkatkan pendapatan nasioal maka hal tersebut belum bisa di namun pertambahan penduduk yang katatakan inflasi (Putong, 2003:254). Menurut teori terus menerus pada akhirnya akan karena sebab berada pada titik produksi marjinal sama menerus dengan pendapatan perkapita (sukirno terjangkau 2006:433). (2) Teori Schumpeter. Dalam (Putong, 2003:263). ia menjelaskan riil Inflasi dapat berakibat buruk menurunkan hasil lebih. Sehingga akan teorinya secara kenaikan harga kemungkinan oleh yang terus tidak dapat semua masyarakat bahwa pengusaha adalah golongan yang terus Jenis-jenis Inflasi menerus membuat usaha atau inovasi dalam tersebut kegiatan meliputi barang-barang ekonomi. Inovasi Menurut Putong ( 2003:260) memperkenalkan berdasarkan penyebab awal baru bagi dan menjadi: (1) Inflasi inflasi di tarikan mengembangkan sumber bahan mentah permintaan. (2) Inflasi desakan biaya. yang baru (Sukirno, 2006:434). (3) Teori (3) Inflasi di Impor. pertumbuhan Rostow. Menurut rostow Menurut Putong (2003:260) kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga berdasarkan asalnya Inflasi dikarenakan kerja oleh: (1) Pengaruh kejadian ekonomi di penduduk dan perbaikan pendidikan), dalam negeri. (2) Imported Inflation atau penambahan modal dan teknologi. Salah inflasi yang tertular dari luar negeri. satu alat untuk mengukur pembangunan Menurut Putong (2003:260) Jenis inflasi menurut sifatnya adalah: (1) Inflasi (melalui pertubuhan jumlah kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah IPM (Todaro, 2003:150). merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang Perhitungan besarnya kurang dari 10% pertahun; (2) Manusia Indeks Pembangunan Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya 10 – 30% pertahun; (3) Inflasi Adapun metode perhitungan berat (high inflation), yaitu inflasi yang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) besarnya antara 30% - 100% pertahun; yang terdiri dari tiga komponen yaitu (4) (hyper lamanya hidup dukur dengan harapan inflation), yaitu inflasi yang ditandai hidup saat lahir, tingkat pendidikan oleh naiknya harga secara drastis hingga diukur dengan kombinasi antar angka 4 digit atau di atas 100%. melek huruf pada penduduk dewasa Inflasi sangat tinggi (dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga), Indeks Pembagunan Manusia dan tingkat kehidupan yang layak diukur Pertumbuhan dan dengan pengeluaran perkapita yang telah pertumbuhan Angkatan Kerja (AK) disesuaikan (PPP rupiah) (BPS Jatim, secara 2010:110). tradisional penduduk dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga Penelitian Terdahulu kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi (Todaro, (2011) “Pengaruh Inflasi, Tenaga Kerja, 2006:54). Solow Hasil penelitian Amira salhab menjelaskan bahwa Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap pertumbuhan ekonomi selalu bersumber Pertumbuhan Ekonomi Bali”, tujuan dari satu atau lebih dari tiga faktor penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inflsi, jumlah tenaga kerja dan jumlah pengeluaran pendidikan dan pengeluaran kesehatan pemerintah terhadap penduduk. pertumbuhan ekonomi. Hasil regresi juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi. secara simultan dan tidak persial terhadap pertumbuhan ekonomi Pengeluaran berpengaruh Hasil penelitian terhadap Sitepu dan di Bali. Penelitian ini menggunakan Sinaga (2005) yang berjudul “Dampak regresi linier berganda, hasil penelitian Investasi sumberdaya manusia terhadap menunjukkan dan pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan simultan tingkat inflasi, jumlah tenaga di Indonesia”. yang bertujuan untuk kerja, menganalisis dampak investasi sumberdaya manusia terhadap secara parsial dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. pertumbuhan ekonomi dan kiskinan di Adanya inflasi atau kenaikan harga akan Indonesia. menjadi insentif bagi perusahaan untuk Hasil meningkatkan produksinya investasi sumebrdaya manusia mampu Hasil pemelitian simulasi menunjikkan bahwa Lestari meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sukarmiati (2008) “Pengaruh sumber dan pendapatan rumah tangga. indeks daya manusia terhadap pertumbuhan rasio kemiskinan, indeks kesenjangan ekonomi dalam jangka pendek dan dan indeks intensitas kemiskinan juga jangka panjang”, menunjukan bahwa menurun, kecuali rumah tanga bukan tujuan dilakukan penelitian ini adalah angkatan kerja. untuk mengetahui apakah dalam jangka pendek dan jangka mempunyai panjang pengaruh SDM Metode Penelitian tehadap ertumbuhan ekonomi. Jenis penelitian dalam penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ini dalam (explanation). jangka pendek variabel adalah penelitian Sedangkan pengeluaran pendidikan, pengeluaran tingkat kesehatan dan jumlah penduduk tidak merupakan penelitian berpengaruh hubungan yang ekonomi. variabel terhadap Dalam yang pertumbuhan jangka berpengaruh panjang adalah eksplanasi menurut penjelasannya, penelitian ini mengetahui asosiatif bertujuan hubungan antara atau untuk dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2009:10). Kemudian digunakan analisis regresi dari ganda (Multiple regression analysis). sebagai bahan masukan terutama untuk Rancangan sumber-sumber yang relevan penelitian analisis dan pembahasan. Data sekunder menggambarkan variabel-variabel dalam yang diperoleh berupa dokumen, yaitu suatu penelitian agar pola pikir penulis dari BPS. Selain dari BPS data yang dapat dipeoleh juga dari internet service yang dipahami Rancangan oleh penelitian pembaca. yang yang digunakan dapat digambarkan sebagai telah diolah kembali oleh peneliti serta sumber-sumber lainnya yang relevan. berikut: Pada IPM (x1) penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi sederhana metode analisis yang Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dipakai adalah metode OLS (Ordinary Lamongan (Y) Inflasi PDRB (X2) Least Squares) yang sering digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi sampel, uji Dalam penelitian ini yang asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji menjadi variabel bebas adalah IPM heteroskedastisitas, uji linearitas, uji (X¬1), inflasi PDRB (X2) di Kabupaten multikolinearitas serta uji autokorelasi Lamongan tahun 2002-2011. Sedangkan dan yang menjadi variabel terikat adalah bertujuan pertumbuhan ekonomi Lamongan 2002- berpengaruh 20011 bebas terhadap variabel terikat dan Populasi dalam peneltian ini uji regresi berganda untuk atau dimana mengetahui tidaknya variabel seberapa besar pengaruhnya dengan Kabupaten tingkat signifikansi sebesar 5 persen (α = Lamongan. Sedangkan sampel yang 5%). Formula regresi berganda yang diambil sampel yang diambil dalam digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini antara lain pertumbuhan sebagai berikut: adalah perekonomian ekonomi Kabupaten Lamongan, IPM, inflasi PDRB tahun 2002 – 2011. Teknik pengumpulan Y = α + β1 X1 + β2 X2 + µi Dimana: data Y = pertumbuhan ekonomi adalah Dokumentasi yaitu dengan cara α = konstanta mencari data sekunder yang diperoleh X1 = IPM X2 = inflasi variabel inflasi tetap maka pertumbuhan β1-β2 = koefisien regresi ekonomi mengalami kenaikan sebesar µi 8%. Tanda (+) positif menunjukkan = residual/error adanya hubungan yang searah antara Pengujian Instrumen IPM dan pertumbuhan ekonomi, yaitu Analisis Regresi jika IPM tinggi maka pertumbuhan Analisis regresi berganda adalah suatu ekonomi akan tinggi; analisis/metode (c) b2 = + 0.9258794094 Artinya jika digunakan statistika untuk yang menentukan variabel inflasi bertambah 1% kemungkinan bentuk hubungan antar sedangkan variabel IPM tetap maka variabel-variabel yaitu variabel bebas pertumbuhan dan variabel terikat secara bersama- mengalami sama dengan bantuan program Eviews 5 Tanda (+) positif menunjukkan adanya diperoleh hasil sebagai berikut : hubungan yang searah antara inflasi Koefisien Regresi denga pertumbuhan ekonomi, yaitu jika LNPE = -33.97550141 8.040507285*LNIPM ekonomi kenaikan (Y) akan sebesar 0,9%. + inflasi tinggi maka pertumbhan ekonomi + akan tinggi. 0.9258794094*LNINFLASI Dari persamaan diatas, hasil yang dapat Uji Asumsi Klasik dijelaskan Normalitas (a).Nilai adalah konstanta sebagai sebesar berikut: -33.97 Dari Hasil pengujian data di atas artinya jika nilai IPM, Inflasi bernilai 0, diperoleh maka Prob.Obs.R2(X2) > α atau 0,692455 > pertumbuhan ekonomi turun data dengan nilai sebesar 33%; 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data (b) b1 = + 8.040507285 Artinya jika memiliki sebaran yang normal dan lolos variabel IPM bertambah 1% sedangkan dalam uji normalitas. Uji Normalitas 2.4 Series: Residuals Sample 2002 2011 Observations 10 2.0 1.6 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 1.2 0.8 0.4 2.35e-15 -0.008812 0.080083 -0.069023 0.053394 0.315261 1.831027 Jarque-Bera Probability 0.0 -0.05 -0.00 0.05 0.735024 0.692455 0.10 Multikolinieritas tersebut, dapat dilihat dari koefisien Menunjukkan hubungan multikol antara korelasi variabel bebas. Hubungan antar variabel bebas multikol Tabel 1.1 Uji Multikolinieritas IPM INFLASI IPM 1 0.0462611576841098 INFLASI 0.0462611576841098 1 Dari hasil pengujian data di atas Heteroskedastisitas diperoleh data dengan nilai semua Heteroskedastisitas variabel < 0,8 maka data lolos dalam uji dimana faktor gangguan tidak memiliki multikolinieritas varian adalah yang Tabel 1.2 Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic 0.042716 Prob. F(4,5) 0.659527 Obs*R-squared 0.330439 Prob. Chi-Square(4) 0.497979 keadaan sama Dari Nilai Prob.Obs.R2(X2) hasil pengujian data sebesar diperoleh data dengan semua nilai Prob α = 49,79 yang (t-statistic) dari masing-masing variabel lebih besar dari α = 5%, berarti dependen IPM < α, inflasi < α, maka kesimpulannya semua variabel dependen berpengaruh 0.497979 atau pada tidak ada heteroskedastisitas secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lamongan Autokorelasi Autokorelasi merupakan keadaan Adapun rincian dari masing- dimana faktor-faktor pengganggu yang masing satu saling masing-masing variabel dependen antara berhubungan. Uji autokorelasi lolos jika lain; (a) IPM (X1), Nilai dari Prob(t- nilai X adalah: 1,54<X<2,46. Oleh statistic) variabel IPM menunjukkan karena itu variabel lolos pada uji sebesar autokorelasi signifikansi di bawah 0,05 tersebut dengan yang karena lain 1,54<1.923362< nilai Prob(t-statistic) 0.0000. 2,46. Sehingga bisa disimpulkan bahwa menunjukkan dalam model tidak terjadi autokorelasi memiliki bahwa pengaruh signifikan terhadap Dengan dari nilai variabel IPM positif yang pertumbuhan Koefisien Determinasi (R2) ekonomi di Kabupaten Lamongan. Jadi, Koefisien determinasi ini digunakan semakin tinggi IPM maka akan semakin untuk besar tinggi bebas Kabupaten Lamongan; (b) Inflasi (X2), mengetahui pengaruh seberapa variabel-variabel pertumbuhan Prob(t-statistic) di memiliki pengaruh terhadap variabel Nilai terikatnya. Nilai koefisien determinasi Inflasi menunjukkan sebesar 0.0040. ditentukan dengan nilai adjusted R Dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 square. tersebut menunjukkan bahwa variabel Inflasi dari ekonomi variabel memiliki pengaruh pengaruh Pengujian Hipotesis positif yang signifikan terhadap terhadap Uji t pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Uji t hubungan digunakan untuk variabel-variabel menguji bebas terhadap variabel terikat secara parsial Lamongan. antara Uji F Uji F digunakan dengan pertumbuhan menguji ekonomi dapat terjadi karena kenaikan bebas IPM. Pembangunan IPM di Kabupaten terhadap variabel terikat secara bersama- Lamongan memang selalu mengalami sama. Dari hasil pengujian data dengan peningkatan dari tahun ke tahun. hubungan untuk IPM variabel-variabel Eviews 5 maka diperoleh hasil uji F Hasil penelitian Sitepu dan hasil pengujian data di atas diperoleh Sinaga (2005) yang berjudul “Dampak data dengan nilai Prob(F-statistic) < α Investasi sumberdaya manusia terhadap yaitu sebesar 0.000015, maka dari kedua pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan variabel dependen yaitu IPM, inflasi di secara menunjikkan bahwa investasi sumberdaya manusia mampu bersama-sama terhadap berpengaruh pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lamongan. Indonesia” yang hasilnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan rumah tangga. indeks rasio kemiskinan, indeks kesenjangan Pembahasan dan indeks intensitas kemiskinan juga Pengaruh IPM terhadap menurun. IPM dan pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten ekonomi memiliki hubungan yang erat Lamongan karena Hasil estimasi dengan metode OLS (Ordinary menunjukkan Least bahwa Square) variabel peningkatan mendorong IPM sebagian besar akan industri untuk berproduksi lebih efisien sehingga IPM mampu menghasilkan barang yang lebih memiliki hubungan yang positif dan murah, yang pada gilirannya harga signifikan menjadi lebih murah, sehingga konsumsi terhadap petumbuhan ekonomi. masyarakat Hubungan yang positif dan signifikan ini sesuai dengan hipotesis hingga variabel IPM mempunyai pada akhirnya peningkatan pendapatan masyarakatpun akan meningkat. di awal penelitian yang menyatakan bahwa mengalami IPM digunakan adalah untuk indikator mengukur yang derajat hubungan yang positif dan signifikan perkembangan manusia, yakni angka terhadap pertumbuhan ekonomi. Adanya harapan hidup, angka melek huruf, rata- hubungan yang positif dan signifikan rata lama sekolah, pengeluaran perkapita. Sehingga IPM faktor penting merupakan dalam bahwa variabel inflasi mempunyai merangsang hubungan yang positif dan signifikan pertumbuhan ekonomi suatu Negara terhadap pertumbuhan ekonomi. Adanya ataupun Daerah. hubungan yang positif dan signifikan Solow menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi selalu bersumber antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi. dari satu atau lebih dari tiga faktor Sebagaimana hasil penelitian kenaikan kuantitas da kualitas tenaga Amira salhab (2011) “Pengaruh Inflasi, kerja. Tingginya angka harapan hidup di Tenaga Kabupaten Lamongan berpotensi untuk Pemerintah menambah Ekonomi tenaga kerja utuk Kerja, Dan Pengeluaran Terhadap Bali”, Pertumbuhan hasil regresi dipekerjaan pada sektor-sektor ekonomi menunjukkan bahwa inflasi, jumlah di Kabupaten Lamongan khususnya tenaga sektor pemerintah secara simultan dan persial pertanian yang mana akan kerja membutuhkan banyak orang banyak berpengaruh tercatat ekonomi sektor pertanian Lamongan di dan pengeluaran terhadap Bali. pertumbuhan Penelitian ini mampu menyumbang 42,57% dari total menggunakan regresi linier berganda, PDRB hasil penelitian menunjukkan secara Kab. Lamongan 2011 (bppdkabupatenlamongan.go.id). parsial dan simultan tingkat inflasi, jumlah tenaga kerja, dan pengeluaran Pengaruh Inflasi terhadap pemerintah berpengaruh signifikan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Lamongan Bali. Hasil estimasi di atas Adanya inflasi atau kenaikan menunjukkan adanya hubungan yang harga searah perusahaan antara inflasi dengan akan menjadi insentif bagi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu jika inflasi produksinya. Hal ini sesuai dengan tinggi maka pertumbuhan ekonomi akan hukum penawaran dimana kenaikan tinggi. harga akan meningkatkan produksi total Hubungan yang positif dan yang mengindikasikan pertumbuhan signifikan ini sesuai dengan hipotesis ekonomi, sehingga adanya inflasi akan di awal penelitian yang menyatakan meningkatkan pertumbuhan. Tetapi hal tersebut hanya akan terjadi pada tingkat Pengaruh IPM dan inflasi terhadap inflasi rendah seperti juga yang terjadi pertumbuhan pada inflasi di Kabupaten Lamongan. Lamongan secara bersama-sama Inflasi dapat berakibat buruk sebab kenaikan Kabupaten Kabupaten Lamongan terus berupaya tidak dapat pembangunan, dengan sasaran utama masyarakat. adalah mewujudkan masyarakat makmur Ketika terjadi inflasi masyarakat harus dan sejahtera. Untuk mewujudkan hal mengeluarkan lebih banyak uang untuk tersebut diperlukanlah kualitas manusia mendapatkan manusia kemungkinan terjangkau oleh semua barang yang mereke untuk selalu yang menerus harga ekonomi yang meningkatkan handal dan cerdas inginkan. Sedangkan pada saat itu sehingga mampu memaksimalkan semua terjadi siklus yang dimana perusahaan sumberdaya yang tersedia. Namun untuk juga sehingga mewujudkan hal tersebut dibutuhkan berdampak langsung pada menurunnya strategi yang baik dan juga kekuatan pendapatan keuangan mengalami kelesuan perusahaan dan buruh (Putong, 2003:263). dalam pemerintahan. Besarnya keuangan dari pemerintahan Dari penjelasan diatas penelitian tidak bisa lepas dari iklim perekonomian ini sejalan dengan penelitian yang dan dilakukan oleh Amira Salhab yang mana Besaran memberika pernyataan bahwa inflasi dipengaruhi oleh tingkat inflasi. mempunyai pengaruh yang kesetabilan positif harga Inflasi harga dipasaran. tersebut biasanya sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun pertumbuhan ekonomi, karena dalam hasil penelitian ini berbeda dengan suatu perekonomian ketika infasi masih hipotesis awal yang dikemukakan oleh bersifat Iskandar putong yang mana menyatakan aliran antara produsen dan konsumen bahwa dapat berjalan dengan baik. misalkan tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. normal maka dimunkinkan saja jika tingkat inflasi yang terlalu tinggi ketika harga-harga dipasaran melambung naik maka produsen akan sangat kesulitan untuk memasarkan produksi mereka sebab dengan harga yang tinggi maka konsumen akan mengurang konsumsi mereka bahkan penurunan harga BBM pada bulan bisa mengalihkan konsumsi kepada Desember bahkan, penurunan BBM barang pengganti yang lebih murah hal tersebut terjadi selama dua kali yakni ini akan merugika produsen dan alur pada tanggal 1 Desember dan tanggal 15 perputaran uang dalam masyarakat akan Desember. melambat sehingga pendapatan Pada tahun 2009 laju inflasi masyarakat akan menurun. turun drastis di bawah trend inflasi yakni Laju inflasi Lamongan selama periode turun 2002-2011 secara umum berfluktuasi, penurunannya sebesar 0,80%. Dalam tetapi memasuki terkendali.Angka Inflasi ke level tahun 6,78 2009, artinya pergerakan Kabupaten Lamongan selama tahun inflasi berbalik menurun, seiring dengan 2002-2004 tergolong masih rendah dan berkurangnya tekanan inflasi sebagai di bawah rata-rata tingkat inflasi yang dampak dari penurunan harga BBM berlangung padasepuluh tahun terakhir. dalam negeri. Barulah tahun 2005 tingkat inflasi Pada tahun 2010 tingkat inflasi lamongan mulai mengalami kenaikan Kabupaten Lamongan adalah sebesar yang signifikan. Kenaikan ini dipicu 6,35. Naiknya harga cabe yang cukup oleh naiknya harga BBM. Kenaikan fantastis BBM pada tahun 2005 pada waktu itu naiknya bahan makanan lain seperti memaksa beras yang pada akhirnya berimbas pada pemerintah untuk menjadi inflasi. sesuai dengan kenaikan BBM, sehingga Kabupaten Lamongan pada tahun ini kenaikan harga BBM tersebut juga masih aman karena berada pada angka memberikan yang rendah yakni di bawah sepuluh lanjutan pada naiknya semua harga-harga di kabupaten Lamongan baik dalam inflasi di persen. bidang Hubungan antara pertumbuhan transportasi ataupun harga-harga barang ekonomi dengan inflasi menunjukkan kebutuhan pokok akhirnya harga-harga hubungan positif di putong tingkatan inflasi pada taraf di Kabupaten itu tingkat turut menyesuaikan tarif angkutan umum dampak Namun penyebab Lamongan semakin melambung. bawah 10% pertahun maka inflasi Pada tahun 2008 nilai Inflasi turun tipis menurut iskandar di sebabkan terjadinya tersebut merupakan inflasi ringan. Dalam penelitian Amira Salhab ekonomi. Inflasi adanya nflasi akan memberikan dampak Kabupaten yang baik terhadap perusahaan sebab tingkatan adanya kenaikan inflasi memberikan kenikan alternatif untuk positif; sehingga sesua menaikkan harga. dengan hukum yang Lamongan ringan inflasi terjadi masih sehingga masih di pada adanya berpengaruh (3) Ada pengaruh secara bersama-sama penawaran jika tingkat harga naik akan antara IPM dan inflasi memberika stimulus kepada produsen pertumbuhan ekonomi di Kabupaten untuk Lamongan meningkatkan produksinya. terhadap Begitupun yang terjadi di Kabupaten Lamongan kenaikan inflasi yang masih pada taraf inflasi ringan akan berdampak Saran (1) Dari hasil penelitian melihat pada naiknya harga sehingga keniakan pengaruh positif dari kenaikan IPM harga terhadap kenaikan dan pertumbuhan tersebut akan menyebabkan produsen untuk meningkatkan hasil produksinya. ekonomi, maka diharapkan pemerintah pusat atau daerah untuk dapat Simpulan dan Saran memberikan mengeluarkan atau kebijakan-kebijakan yang dapat lebih meningkatkan IPM Simpulan dan Lamongan. Adapun kebijakan yang pembahasan yang penulis teliti, maka ada harusnya lebih di awasi dan dapat di ambil beberapa simpulan antara diperketat sehingga pada akhirnya lain: akan tepat sasaran. Berdasarkan hasil analisis (1) Variabel IPM berpengaruh positif (2) Untuk menunjang dan signifikan terhadap pertumbuhan pertumbuhan ekonomi. dititik beratkan pada sektor pertanian Tingginya IPM akan menambah faktor produksi sehingga mampu menngkatkan output produksi Kabupaten Lamongan; (2) Variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan karena ekonomi sebagian masyarakat besar Lamongan sebaiknya profesi adalah sebagai petani, dengan adanya kredit bunga ringan dan tanpa mengurangi DAFAR RUJUKAN subsidi pupuk. (3) Inflasi sebagai salah satu variabel dalam penelitian berpengaruh positif pertumbuhan ekonomi, selayaknya ini terhadap namun pemerintah mempertimbangkan kembali jika ingin menaikkan inflasi sebab inflasi yang terlalu tinggi akan kembali memberatkan masyarakat dengan Ajija, Sochrul dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta. Salemba Empat.to Bppd Kabupaten Lamongan. 2012. PDRB Kabupaten Lamongan. (http://Bppdkabupatenlamongan.go.i d, diakses 05 Juli 2013) Gujarati, Damodar. 2010. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Hj.Masriah, dkk. 2011). Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan. Malang : UM Press,. tingginya harga barang dan jasa. (4) Masyarakat sebaiknya Lamongan mendukung setiap kebijakan yang telah direncanakan oleh Pemkab. Lamongan sehingga kebijakan-kebijakan yang telah Indikator Ekonomi Makro Jatim. 2002. Surabaya: BPS Jatim. Indikator Ekonomi Makro Jatim. 2010. Surabaya: BPS Jatim. Indikator Ekonomi Makro Jatim. 2012. Surabaya: BPS Jatim. Indeks Pembangunan Manusia Ponorogo. 2012. Ponorogo: BPS Ponorogo. dicanangkan oleh pemerintah dalam hal IPM dan Inflasi berjalan dengan efektif dan efisien. (5) Disarankan agar selanjutnya penelitian-penelitian mengenai halhal yang dijelaskan oleh penulis dalam penulisan ini dapat mengambil variabel-variabel lain sehingga dapat menambah wawasan tentang kondisi Kabupaten Lamongan. Jhingan, M. 2010. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajagrafindo persada. Potensi Kenaikan BBM Dorong Laju Inflasi. 2010. (http://Detikfinance.com diakses 05 Juli 2013) Putong, Iskandar. 2003. Ekonomi Mikro & Makro. Jakarta: Ghalia indonesia. Salhab, Amira, Lasmini Sudjono. 2011. Pengaruh Inflasi, Jumlah Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Bali. Jurnal of economic ,(http://eprints.undip.ac.id/16937/1/D eddy_Rustiono.pdf, Februari 2013) diakses 20 Sitepu dan Sinaga. Dampak Investasi Sumber Daya Manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia: Pendekatan Model Computable General Equlibrium. (http://jurnalmanajemenn.blogspot.co m/2010/01/dampak-investasisumberdaya-manusia.html , diakses 25 April 2013) Sugiyono,prof,DR. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukarniati, Lestari. 2008. Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dalam Jangka Pendek Dan Jangka Panjang, (http://perpust.ckmgenesys.net/uploa ds/ARTIKEL_JURNAL_UMM%20_ SDM%20-GROWTH%20JK-PD-&PJNG.pdf, diakses 20 Februari 2013) Sukirno, Sadono.2006. Pengantar Teori Makro Ekonomi . Jakarta: Raja Grafindo Persada. Susdiknas. 2003. Undang-undang republik indonesia Nomor 20 tahun 2003. (http://www.mediafire.com/downloa d/lyp98lna3lfpo23/UUSisdiknas+no+ 20+tahun+2003.pdf.diakses 7 juli 2013) Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003. (2003), Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Jakarta: Erlangga. Yuwono, Prapto.(2005). Pengantar Ekonomertika, Yogyakarta: Andi Offset. www.esdm.go.id. (diakses 8 juli 2013) www.google.com/url?PerkembangKebij akan1.bv.48705608,d.bmk (diakses 1 juli 2013) www.Lamongankab.go.id (diakses 06 juli 2013)