Momentum 28 September 2015 1 Pusat Massa Pada kuliah-kuliah sebelumnya, benda-benda yang dibahas gerakannya selalu dianggap sebagai partikel titik, walaupun benda tersebut digambarkan memiliki bentuk, misalnya kubus. Saat membuat diagram benda bebas, gaya-gaya yang bekerja pada benda kita gambarkan bekerja pada titik pusat massa benda. Titik pusat massa benda dianggap sebagai titik berkumpulnya massa benda. Kita mendefinisikan koordinat titik pusat massa dari kumpulan sejumlah partikel sebagai P mi~ri ~rpm = P . (1) mi Dalam koordinat kartesius, vekor posisi pusat massa dapat diurai menjadi komponen-komponennya ~rpm = xpm î + ypm ĵ + zpm k̂, dengan P P P mi xi mi yi m i zi xpm = P , ypm = P , zpm = P . (2) mi mi mi Sebuah benda pejal merupakan kumpulan dari partikel-partikel kecil bermassa dm yang tersebar secara kontinu di seluruh bagian benda. Jika posisi masing-masing partikel dinyatakan dengan ~r, maka pusat massa benda pejal dapat ditulis sebagai R R ~rdm ~rdm = ~rpm = R , (3) M dm dengan M massa total benda. Secara umum, posisi (~r) dan massa dm terkait satu sama lain melalui fungsi distribusi massa atau kerapatan. Sebagai contoh, mari meninjau sebuah batang pejal homogen yang kecil sepanjang L bermassa M dan terletak di sumbu-x koordinat kartesius dengan salah satu ujung ada di titik x = 0 dan ujung lain di titik x = L. Tinjau suatu potongan kecil sepanjang dx dengan massa dm yang berada pada posisi x. Karena batang bersifat homogen, maka rapat massa batang ρ = M/L = dm/dx bernilai konstan, sehingga dapat dituliskan M = ρL dan dm = ρdx. Selanjutnya, pusat massa batang diperoleh sebagai berikut R xpm = xdm = M R xρdx = ρL RL 0 1 2 xρdx L L = 2 = . ρL L 2 (4) Dari posisi pusat massa benda, kita dapat tentukan kecepatan dan percepatan pusat massa benda sebagai P d~rpm ~vi mi ~vpm = (5) = P dt mi P d~vpm d2~rpm ~ai mi ~apm = . (6) = = P 2 dt dt mi 2 Konservasi Momentum Tinjau sebuah partikel bermassa m dan bebas bergerak. Jika total gaya yang bekerja pada partikel tersebut P~ v bernilai nol, maka dari hukum Newton diperoleh F = m~a = 0. Mengingat definisi percepatan, ~a = d~ dt , hukum P~ v) d~ p ~ = konstan, dengan Newton dapat dituliskan sebagai F = d(m~ dt = dt = 0 atau p p~ = m~v , 1 (7) FI1101 Fisika Dasar IA K-30 Sem. 1 2015-2016 Dosen: Agus Suroso didefinisikan sebagai momentum benda. Dengan demikian, hukum Newton mengindikasikan bahwa jika gaya total yang bekerja pada suatu benda bernilai nol, maka momentum benda tersebut konstan. Ini adalah pernyataan untuk konservasi momentum suatu benda. Tinjau sebuah sistem yang terdiri dari sejumlah partikel (jumlahnya berapa? bebas!). Jika massa total dari P semua partikel tersebut adalah mi = M , maka persamaan (6) memberikan P X X ~ai mi ~apm = ⇔ M~apm = ~ai mi ⇔ M~apm = F~i . (8) M P~ Fi pada ruas kanan dari persamaan terakhir menyatakan jumlah dari gaya-gaya yang dialami oleh setiap Suku benda dalam sistem. Terlihat bahwa jumlah gaya yang dialami oleh tiap benda dalam sistem tersebut akan sama dengan massa total semua kali percepatan pusat massa sistem. Pada kasus dengan total gaya yang dialami P benda oleh sistem adalah nol, F~i = 0, diperoleh M~apm = 0 ⇔ ~apm = 0 atau ~vpm = konstan. (9) Gaya total yang bernilai nol ini misalnya terjadi pada sistem yang terdiri dari benda-benda yang berinteraksi satu sama lain melalui gaya internal (misalnya gaya gravitasi, gaya pegas, atau gaya kontak) yang bersifat aksi-reaksi. Persamaan di atas menunjukkan bahwa jika total gaya yang dialami oleh suatu sistem bernilai nol, maka kecepatan pusat massa sistem bernilai konstan. Mengingat definisi pusat massa pada persamaan (5), kita dapat menuliskan X X M~vpm = ~vi mi = p~i = p~total = konstan. (10) Kita simpulkan bahwa jika total gaya yang bekerja pada suatu sistem bernilai nol, maka momentum total sistem tersebut bernilai konstan. Ini adalah pernyataan untuk konservasi momentumPsuatu sistem partikel. F~ = 0 maka p~ = konstan” di Gaya dan momentum merupakan besaran vektor, sehingga hubungan ”jika atas berlaku untuk setiap komponen vektor. Sebagai contoh, pada sistem koordinat xyz berlaku X X X Fx ⇒ px = konstan, Fy ⇒ py = konstan, Fz ⇒ pz = konstan. (11) Ketiga komponen tersebut saling bebas, sehingga bisa jadi konservasi momentum suatu benda hanya berlaku pada satu atau dua arah saja dan tidak pada semua arah. Kita dapat memperbaiki pernyataan untuk konservasi momentum sebagai jika gaya total yang bekerja pada suatu arah bernilai nol, maka momentum pada arah tersebut akan konstan. 3 Tumbukan dua benda Saat suatu benda (A) menumbuk benda lain (B), maka masing-masing benda mengalami gaya kontak (A mengalami gaya kontak akibat B, dan sebaliknya). Karena gaya kontak yang dialami oleh kedua benda merupakan pasangan aksi-reaksi, maka jumlah gaya yang bekerja pada benda tersebut bernilai nol, sehingga berlaku konservasi momentum. Tentu saja, konservasi momentum ini tidak akan berlaku seandainya pada kedua benda tersebut bekerja gaya luar seperti gaya gesek. Pada bagian ini, kita membatasi diri untuk hanya membahas kasus dengan tanpa gaya luar. Pada kasus tertentu, tumbukan dapat terjadi secara lenting sempurna (sehingga energi kinetik sistem sebelum dan setelah tumbukan tidak berubah) atau tidak lenting sama sekali (yaitu kedua benda yang bertumbukan kemudian menyatu dan bergerak bersama). Namun umumnya tumbukan berlangsung secara lenting sebagian (setelah tumbukan, kedua benda bergerak masing-masing dan sebagaian energi kinetik kedua benda berubah bentuk menjadi energi lain). Pada ketiga kasus tersebut, jika total gaya luar yang berkerja pada benda bernilai nol maka konservasi momentum berlaku. Untuk kasus tumbukan lenting sempurna, berlaku konservasi momentum dan energi. Dengan memisalkan vi sebagai kecepatan tiap benda sebelum tumbukan dan vf sebagai kecepatan tiap benda setelah tumbukan, dapat dituliskan m1~v1i + m2~v2i = m1~v1f + m2~v2f , 1 1 1 1 2 2 2 2 m1 v1i + m2 v2i = m1 v1f + m2 v2f . 2 2 2 2 update: 28 September 2015 (12) (13) halaman 2 FI1101 Fisika Dasar IA K-30 Sem. 1 2015-2016 Dosen: Agus Suroso Kedua persamaan di atas dapat ditulis ulang dalam bentuk m1 (~v1i − ~v1f ) = m2 (−~v2i + ~v2f ) , 2 2 2 2 m1 v1i − v1f = m2 −v2i + v2f . 3.1 (14) (15) Gerak satu dimensi Jika tumbukan berlangsung satu dimensi, maka persamaan (14) tereduksi menjadi m1 (v1i − v1f ) = m2 (−v2i + v2f ) . (16) Hasil bagi persamaan (15) dengan persamaan terakhir menghasilkan 2 − v2 2 + v2 m1 v1i m −v 2 2i 1f 2f = ⇔ v1i + v1f = v2i + v2f ⇔ v1f = −v1i + v2i + v2f m1 (v1i − v1f ) m2 (−v2i + v2f ) (17) Dari dua persamaan terakhir diperoleh 2m2 m1 − m2 v1i + v2i , m1 + m2 m1 + m2 2m1 m2 − m1 = v1i + v2i . m1 + m2 m1 + m2 v1f = (18) v2f (19) Beberapa kasus khusus yang menarik: 1. Jika massa kedua benda sama, m1 = m2 = m, maka v1f = v2i dan v2f = v1i . Artinya, kedua benda bertukar kecepatan. 2. Jika massa salah satu benda sangat besar, misalnya m1 >> m2 , maka v1f ≈ v1i dan v2f ≈ 2v1i − v2i . update: 28 September 2015 halaman 3