BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat kesehatan Sehat adalah

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat kesehatan
Sehat adalah karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan
segala kemampuan. Nikmat makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak,
bekerja dan berfikir, akan berkurang atau bahkan hilang dengan terganggunya
kesehatan kita. Oleh karena itu kita harus senantiasa mensyukuri nikmat sehat
karunia Allah ini dengan senantiasa memelihara bahkan meningkatkannya.
Namun orang sering lupa bersyukur manakala ia sedang sehat dan baru akan
menyadari betapa nikmatnya sehat setelah ia menjadi sakit. Kesehatan merupakan
dasar yang sangat penting bagi keberhasilan melaksanakan pekerjaan. Pembinaan
kesehatan meliputi pembinaan kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan
sosial, yang merupakan sehat paripurna sesuai dengan konsep sehat WHO.
Garis – Garis Besar Haluan Negara (GBHN,1998) menjelaskan tentang
tujuan Pambangunan Nasional yaitu sebagai berukut:
Pembangunan Nasional pada hakekatnya bertujuan untuk menumbuhkan
sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka
meningkatkan kualitas sumberdaya manusi guna mewujudkan kesejahteraan lahir
dan batin yang lebih selaras, adil, dan merata.
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah
melakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah upaya dalam pembangunan
kesehatan. Upaya dalam pembangunan kesehatan bertujuan agar tercapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dan terwujudnya derajat kesehatan
12
13
masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah
mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang
produktif dan mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional.
Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan
kualitas non-fisik yang meliputi segi intelektual, emosional dan psikososial pada
kesehatan remaja (Depkes RI, 2001).
1. Definisi kesehatan
Kesehatan sangat diperlukan oleh manusia untuk dapat menjalankan
aktivitas sehari-hari tanpa ada gangguan yang menghalanginya. Setiap orang
ingin selalu sehat itu merupakan hal yang wajar karena karena sempurna apapun
keadaan seseorang, bila terkena sakit pasti tidak akan merasa senang dan tidak
dapat memanfaatkan segala kemampuan yang dimilikinya tersebut.
Departemen kesehatan dengan bersumber pada Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menyatakan bahwa:
Sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari
penyakit, ataupun kelemahan. Secara skema hal tersebut dapat ditulis sebagai
berikut :
SEHAT
=
SEJAHTERA
+
BEBAS
Jasmani
Penyakit
Rohani
Cacat
Sosial
Kelemahan
Menurut batasan ilmiah dan teori kesehatan WHO, sehat atau kesehatan
telah dirumuskan dalam Undang – Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009
sebagai berikut : “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi”. Notoatmodjo (2005:2) menjelaskan kesehatan yaitu:
14
„kesehatan adalah
keadaan seseorang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada
keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari – hari, dan sebagainya.‟ „Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi‟ (Poltekes Depkes 2010:64)
Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan
social yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang
memungkinkan orang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stress
yang terjadi sehari – hari serta hubungan sosial secara nyaman dan berkualitas.
Atas dasar definisi kesehatan tersebut, maka manusia selalu dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh yang terdiri dari unsur fisik (organobiologik), mental
(psikoedukatif), social (sosiokultural) yang tidak hanya dititik beratkan pada
penyakitnya, tetapi pada kualitas hidup (quality of life), yang terdiri dari
kesejahteraan (wellbeing), dan produktifitas social ekonomi (productivity).
2. Pengetahuan Kesehatan
Pengetahuan merupakan hasil pemahaman seseorang yang didapatkan
melalui indera, sebagaian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata). Berdasarkan penjelasan dari
Notoatmodjo
(2005:50)
menyatakan
bahwa
„Pengetahuan
adalah
hasil
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya)‟. Pengetahuan kesehatan
merupakan modal utama seseorang untuk dapat memiliki derajat hidup sehat yang
sesuai dengan sehat WHO, pengetahuan kesehatan merupakan pemahaman
15
tindakan manusia untuk melaksanakan cara-cara hidup sehat. Seperti yang
dijelaskan oleh Notoatmodjo (2005:56) bahwa „Pengetahuan kesehatan (health
knowledge) adalah cakupan apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara
memelihara kesehata‟.
Namun, dalam aplikasi dilapangan pengetahuan kesehatan masyarakat
Indonesia sangatlah tinggi akan tetapi dalam aplikasi dikehidupan sehari-hari
sangatlah rendah. Itu semua dapat kita lihat dari segi gaya hidup aktif sehari-hari
masyarakat Indonesia, setiap kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik dilakukan
dengan alat-alat modern seperti remaja apabila berangkat sekolah menggunakan
sepeda motor ada juga yang menggunakan angkutan umum.
Maka dari itu
berdampak kepada tingkat kebugaran jasmani masyarakat Indonesia yang jauh di
bawah normal sehingga badan mudah lelah dan rentan terserang penyakit. Oleh
sebab itu selain pengetahuan kesehatan, gaya hidup aktif dan tingkat kebugaran
jasmani yang baik pula perlu dimiliki manusia terutama remaja.
Karena
pengetahuan kesehatan merupakan hasilpemahaman manusia untuk diaplikasikan
dalam kehidupan agar tercapainya derajat hidup sehat yang sesuai dengan sehat
secara WHO.
3. Kesehatan individu
Setiap individu (pribadi) dapat melakukan kelangsungan hidup secara baik
dengan merasakan segala kenikmatan dari kehidupan ini apabila kondisi tubuh
individu tersebut dalam keadaan sehat. Kesehatan individu merupakan suatu hal
yang sangat penting untuk diperhatikan oleh masing-masing individu tersebut,
karena kesehatan tidak hanya berguna untuk saat ini saja melainkan juga untuk
16
masa mendatang. Oleh karena itu, kesehatan pribadi harus senantiasa dipelihara
dan ditingkatkan secara terus menerus sepanjang kehidupannya.
Kesehatan
adalah sumber dari kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan dalam menjalani
semua aktivitas dalam kehidupan.
Orang dapat bekerja dengan baikdan
memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tujuannya itu hanya dapat
dilakukan dengan kondisi badan yang sehat, bahkan untuk melakukan aktivitas
tertentu memerlukan derajat kesehatan yang tinggi seperti seorang atlet dalam
mejalankan latihan maupun pertandingan.
Apabila seseorang kondisi badannya kurang sehat (sakit), maka dia tidak
bisa melakukan pekerjaan sehari-hari (tidak produktif) dan hal ini merupakan
suatu penghambat atau kendala bagi individu yang bersangkutan. Keadaan sakit
membutuhkan perawatan dan pengobatan yang menggunakan biaya didalamnya,
selain itu orang sakit juga menimbulkan penderitaan dan menjadi beban bagi
keluarga dan masyarakat.
Sebagai mana yang dijelaskan oleh Entjang yang
dikutip juga oleh Ating Sumantri (2008:20) bahwa “penderita adalah sumber
penularan penyakit, yang mengancam kesehatan warga dan masyarakat yang
lainnya”.
Berkurangnya orang yang sakit di suatu lingkungan masyarakat, hal ini
dapat meringankan beban masyarakat serta hilangnya sumber penularan penyakit.
Orang yang sehat dapat mengurus keadaannya sendiri dan berguna bagi
kehidupan masyarakat sekitarnya karena dapat menyumbangkan tenaga dan
pikirannya itu bagi perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara. Kesehatan
individu dapat mempengaruhi terhadap kesehatan masyarakat, makin banyak
17
orang memperhatikan pemeliharaan dan peningatan kesehatan dirinya, maka
semakin baik pula tingkat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai
pribadi bagian dari masyarakat harus senantiasa melakukan upaya kesehatan
pribadi. Entjang yang dikutip juga oleh Ating Sumantri (2008:21) menjelaskan
tentang upaya kesehatan pribadi “usaha kesehatan pribadi adalah daya upaya dari
seorang demi seorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya
sendiri”.
Usaha kesehatan pribadi berkenaan dengan segala aspek yang dibutuhkan
bagi tubuh individu sendiri, dimana individu senantiasa memperhatikan dan
memenuhi kebutuhan hidupnya itu dengan teratur sesuai porsi yang dibutuhkan.
Kesehatan ini sangat dibutuhkan oleh para atlet yang mempunyai kesibukan yang
lebih dari pada individu lain sehingga remaja harus memiliki derajat kesehatan
yang tinggi pula, mengingat aktifitas yang dilakukan remaja sangat menguras
segala komponen atau aspek-aspek tubuh yaitu dengan menggunakan segala
kemampuan fisik dan pikirannya (jiwa).
Kesehatan pribadi merupakan seuatu kebutuhan yang mutlak harus
dimiliki, karena orang yang kerjanya banyak menggunakan dan menguras tenaga
dan pikirannya.
Pada dasarnya manusia menjalankan kehidupannya selalu
mempunyai keadaan silih berganti antara istirahat dan bergerak, untuk itu manusia
remaja harus mempunyai tingkat kesehatan yang baik antara sehat statis maupun
sehat dinamis. Giriwijoyo (2007:7) menjelaskan “sehat dapat dibedakan antara
dalam keadaan istirahat (sehat statis) dan sehat dalam keadaan bergerak (sehat
dinamis)”.
18
Sehat dinamis ini yang perlu dipelihara dan ditingkatkan melalui
pembinaan kesehatan pribadi, karena orang memiliki kesehatan dinamis yang
baik, maka sehat statisnya pun baik pula, namun tidak berlaku untuk sebaliknya.
Sasaran utama remaja dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya
itu adalah kesehatan dinamis, sebagai mana yang dijelaskan oleh Giriwijoyo
(2007:11) bahwa :
Sehat dinamis adalah sasaran yang harus dicapai melalui kegiatan
olahraga, karena berolah-raga atau mengolah-raga sesungguhnya adalah melatih
alat-alat tubuh agar tetap dapat berfungsi normal pada waktu bekerja/berolahraga,
yang pasti juga normal pada keadaan istirahat.
Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tubuh individu,
perlu kiranya dilakukan upaya-upaya kesehatan individu sehingga apabila
kesehatan individu tercapai dengan baik maka kesehatan masyarakat pun baik
pula.
Karena antara kesehatan individu dan kesehatan masyarakat ini saling
mempengaruhi diantara keduanya.
Antjang yang dikutip juga oleh (Ating
Sumantri 2008:22) yang menyebutkan bahwa :
Usaha-usaha kesehatan pribadi adalah
a. Memelihara kebersihan
b. Makanan yang sehat
c. Cara hidup yang teratur
d. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesemaptaan jasmani
e. Menghindari terjadinya penyakit
f. Meningkatkan taraf kecerdasan dan rihaniah
g. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup
sehat
h. Pemeriksaan kesehatan
19
a. Memelihara kebersihan
Memelihara kesehatan ini harus diperhatikan dan dilakukan secara terus
menerus sewaku kita masih hidup, karena kebersihan ini sangat erat kaitannya
dengan diri seseorang. Dalam memelihara kesehatan ini meliputi beberapa unsur
yaitu badan (mandi dua kali sehari, gosok gigi, cuci tangan dan sebagainya),
pakaian (dicuci dan disetrika), rumah dan lingkungan (disapu, buang sampah,
buang kotoran dan air pada tempatnya).
b. Makanan yang sehat
Makanan merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditinggalkan dalam
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya, tetapi dalam mengkonsumsi
makanan ini kita harus selektif tidak boleh sembarangan karena dapat mengancam
bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Dalam upaya kesehatan ini harus bersih, bebas
dari bibit penyakit, cukup kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian kesehatan
dapat terjaga dengan baik dari segi kebutuhan makanan.
c. Cara hidup yang teratur
Dalam menjalankan kehidupan ini, tentu kita harus mengelola dengan baik
segala aktivitas yang kita lakukan yaitu dengan melakukan cara hidup yang
teratur. Dimana cara hidup yang teratur ini meliputi segala kebutuhan tubuh
manusia seutuhnya dengan makana makanan yang bergizi, tidur, bekerja, dan
beristirahat secara teratur, rekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesemaptaan jasmani
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dan kesemaptaan jasmani yaitu dengan memberikan vaksinasi
20
untuk
mendapatkan
kekebalan
terhadap
penyakit-penyakit
tertentu
dan
berolahraga atau aerobic secara teratur.
e. Menghindari terjadinya penyakit
Manusia dalam menjalankan kehidupannya ini selalu menghadapi
berbagai ancaman salah satu yang mengancam keberlangsungan kehidupan
manusia ini adalah penyakit. Oleh karena itu manusia harus senantiasa dapat
menjaga dan memelihara tubuhnya agar tetap sehat dengan menghindari
terjadinya penyakit. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari
terjadinya penyakit yaitu:
o Menghindari kontak dengan sumber penularan penyakit baik yang berasal dari
penderita maupu sumber-sumber yang lainnya.
o Menghindari pergaulan yang tidak baik.
o Selalu berfikir dan berbuat baik.
o Membiasakan diri untuk mematuhi atauran-aturan kesehatan.
f. Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohaniah
Kita harus menyadari betapa banyak ancaman yang akan mengganggu
kesehatan kita dan ancaman yang paling berbahaya adalah ketidak tahuan kita
terhadap sesuatu hal. Oleh karena itu, manusia dianugrahi pola fikir yang aik
untuk digunakan sebaik-baiknya. Dengan pengetahuan dan keimanan yang bagus,
maka kita akan terhindar dari segala keburukan yang dapat mengancam kehidupan
yang fana ini, manusia harus meningkatkan taraf kecerdasan dan rohaniahnya
dengan cara patuh pada ajaran agama, cukup santapan rohani, dan meningkatkan
21
pengetahuan baik dengan cara membaca buku-buku ilmu pengetahuan, menurut
ilmu dibangku sekolah ataupun dengan belajar dari pengalaman hidup.
g. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup
sehat
Rumah merupakan tempat tinggal manusia, dimana manusia selalu
melakukan aktivitas sehari-hari mulai dari tidur sampai tidur lagi. Oleh karena
itu, kondisi fasilitas rumah harus selalu dalam keadaan bersih dan layak pakai,
fasilitas-fasilitas itu diantaranya adanya sumber air yang baik, adanya kakus yang
sehat, adanya tempat buang sampah dan air limbah yang baik dan adanya
perlengkapan PPPK untuk menanggulangi kecelakaan/sakit yang mendadak.
h. Pemeriksaan kesehatan
Menjaga kesehatan tubuh pribadi tidak hanya melakukan tindakantindakan yang telah diuraikan diatas. Agar derajat kesehatan kita dapat terjaga
dengan baik, maka pemeriksaan kesehatan pun tidak boleh ditinggalkan begitu
saja. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan secara periode, pada waktu-waktu
tertentu walaupun merasa sehat, dan segera memeriksakan diri bila merasa sakit.
Mansia adalah mahluk sosial yang hidupnya bermasyarakat, maka
kesehatan individu dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan berlaku
sebaliknya. Oleh karena itu, upaya-upaya kesehatan harus dilakukan oleh semua
individu yang merupakan bagian dari masyarakat, tetapi untuk mencapai tingkat
keberhasilan dalam menjaga kesehatan individu dan masyarakat diperlukan juga
kepekaan pemerintah dalam menangani masalah bersama ini.
Notoatmodjo
(2003:5) menjeaskan bahwa “upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
22
memelihara dan meningkatka kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat”.
Giriwijoyo (2007:12) menjelaskan bahwa “usaha pembinaan kesehatan
pada dasarnya hanya dari dua bidang garapan saja yaitu:
1) Pembinaan kesehatan yang ditujukan pada faktor manusia.
2) Pembinaan kesehatan yang ditujukan pada faktor lingkungan”.
Yang dimaksud dengan pembinaan kesehatan pada faktor manusia
meliputi usaha-usaha penyembuhan (kuratif) termasuk didalamnya usaha
pemulihan (rehabilitasi) dan pencegahan (preventif) termasuk didalamnya usaha
peningkatan (promotif), sedangkan pembinaan pada faktor lingkungan umumnya
termasuk sebagai bagian dari usaha pencegahan (preventif). Apabila kedua aspek
ini dipelihara dan ditingkatka maka akan tercipta kesehatan masyarakat yang baik
pula. Sebagai mana yang dinyatakan Winslow (1920) yang dikutip Notoatmodjo
(1993:7) bahwa :
Kesehatan masyarakat (health public) adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha
pengorganisasian masyarakat untuk :
1) Perbaikan sanitasi lingkungan
2) Pembersihan penyakit-penyakit menular
3) Pendidikan untuk kebersihan perorangan (personal hygiene)
4) Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis
dini dan pengobatan
5) Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi
kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan.
4. Prilaku kesehatan
Mahluk hidup yang ada dimuka bumi ini mempunyai perilaku masingmasing, karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulasi terhadap
mahluk hidup dan kemudian mahluk hidup tersebut merespon atas stimulasi yang
23
ada. Agar lebih mengarah, maka perilaku ini difokuskan kepada prilaku manusia.
Menurut Notoatmodjo (2003:14) menjelaskan bahwa “prilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar”. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan
M. Taufik (2007) yang dikutip Atimg Sumantri (2008:27) tentang penglompokan
aktivitas manusia bahwa :
Aktivitas manusia dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
a. Aktivitas yang dapat diamati atau dilihat oleh orang lain seperti
berjalan, bernyanyi, tertawa dan lain sebagainya.
b. Aktivitas yang tidak dapat diamati oleh orang lain (dari luar) seperti
berpikir, bernafas, bersikap dan lain-lain.
Manusia pada umumnya tidak ingin badannya terkena penyakit (tidak
sehat), ini sangat wajarjika didambakan oleh manusia seluruh dunia karena
dengan kesehatan mereka bisa melakukan apapun sesuai dengan keinginannya
tanpa ada hambatan yang mengganggunya. Untuk dapat memperoleh kesehatan
tersebut, manusia mempunyai perilaku kesehatan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
Perilaku kesehatan ini didefinisikan oleh
Notoatmodjo (2003:135) menjelaskan bahwa “perilaku kesehatan adalah suatu
respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan”.
Definisi lain dijelaskan Becker (1979) yang dikutif oleh Notoatmodjo
(2003:139) bahwa
Perilaku kesehatan adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Termasuk
juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit kebersihan perorangan, memilih
makanan, sanitasi dan sebagainya.
24
Jadi, perilaku manusia berkaitan dengan kesehatan ini diperlihatkan
dengan selalu memperhatikan keadaan baik dalam keadaan sehat maupun dalam
keadaan sakit sebagai bentuk pemeliharaan kesehatan tubuhnya. Karena setiap
perilaku manusia yang dilakukannya akan berkaitan dengan kesehatan oleh karena
itu manusia harus selalu berperilaku untuk mecegah penyakit agar kesehatan
manusia tersebut selalu terjaga serta biasakanlah berperilaku bersih dilingkungan
rumah atau diri sendiri.
Kemudian
Notoatmodjo
(2003:136)
mengklasifikasikan
perilaku
kesehatan sebagai berikut:
Klasifikasi perilaku kesehatan yaiutu sebagai berikut :
1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana
manusia berespons, baik secara pasif maupun aktif (tindakan) yang
dilakukan sehubungan dengan penyakit atau sakit tersebut.
2. Perilaku terhadap system pelayanan kesehatan, adalah respons
seseorang terhadap pelayanan kesehatan baik system pelayanan
kesehatan modern maupun tradisional.
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour), yakni respons
seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health
behaviour) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai
determinan kesehatan manusia.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kita sebagai manusia yang mempunyai kepentingan terhadap kesehatan baik
kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat masyarakat harus senantiasa
mempunyai perilaku kesehatan yang baik.
Manusia mempunyai perilaku
kesehatan yang diklasifikasikan kedalam empat kelompok yaitu pertama, prilaku
pemeliharaan kesehatan yang mencakup empat aspek didalamnya yakni:
25
a. Perilaku mencegah penyakit dan menyembuhkan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat dan
ingin lebih meningkatkan derajat kesehatannya itu, karena kesehatan sangat
dinamis dan relative, maka orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya
mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
Kedua, perilaku pencarian dan penggunaan system fasilitas pelayanan
kesehatan, dinama tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri
sampai mencari pengobatan kemanapun.
Ketiga perilaku terhadap makanan
dengan
dalam
memperhatikan
dan
selektif
memilih
makanan
serta
mempertimbangkat takaran nutrisi yang dibutuhkannya. keempat perilaku
kesehatan lingkungan dengan memperhatikan kebersihan keadaan disekitarnya
agar tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga atau masyarakat, misalnya
dengan cara pengelolaan air minum, pembuangan tinja, tempat pembuangan
sampah, pembuangan limbah dan sebagainya. Kesadaran akan kesehatan ini,
perlu dan penting untuk ditumbuh kembangkan dari kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat bahkan bangsa dan negara agar tercipta kehidupan yang sehat.
5. Prilaku hidup sehat
Manusia yang sehat mempunyai aktivitas masing-masing sesuai dengan
kemampuan sendiri, sehingga manusia harus memelihara bahkan meningkatkan
kesehatannya itu agar dapat menjalankan semua aktifitas yang dimiliki dengan
baik dan mandapatkan hasil yang maksimal.
Dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan manusia, maka manusia perlu menerapkan
26
prilaku hidup sehat dalam menjalankan kesehatannya. Notoatmodjo (2003:118)
menjelaskan bahwa “perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan
dengan upaya atau
kegiatan untuk
mempertahankan dan meningkatan
kesehatannya”. Sebagaimana penjelasan tersebut, dengan menerapkan prilaku
hidup sehat dalam setiap menjalani kehidupannya akan terpelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan manusia tersebut.
Orang yang senantiasa menerapkan kebiasaan hidup yang baik akan
memperoleh tingkat kesehatan yang menjanjikan yaitu seperti halnya orang yang
masih muda. Perilaku kesehatan ini harus dimiliki oleh semua orang untuk dapat
menjaga kesehatan dirinya dan lingkungan. Adapun klasifikasi kesehatan ini
dijelaskan olek Becker yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003:118) yaitu:
a. Perilaku hidup sehat
1) Makan dengan menu seimbang
2) Olahraga teratur
3) Tidak merokok
4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba
5) Istirahat cukup
6) Mengendalikan stress
7) Prilaku atau gaya hidup lain yang positif begi kesehatan
b. Perilaku sakit
c. Perilaku peran sakit
1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan
penyakit yang layak
3) Mengetahui hak (memperoleh perawat, pelayanan kesehatan dsb).
Sebagaimana yang dijelaskan diatas mengenai klasifikasi prilaku hidup
sehat, dimana kedua point yaitu perilaku sakit dan prilaku peran sakit dikhususkan
bagi orang yang sakit untuk dapat mencapai kesembuhan sedangkan point
pertama yaitu perilaku hidup sehat dilakukan bagi orang yang sehat untuk tetap
27
manjaga dan meningkatkan derajat kesehatannya.
Dengan demikian, sudah
sepantasnya kita menerapkan prilaku hidup sehat untuk senantiasa menjaga
kesehatan.
Kesehatan ini bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri saja
melainkan untuk kepentingan bersama karena kesehatan tidak akan tercapai
dengan baik jika hanya seorang saja yang melakukan prilaku hidup sehat dalam
kehidupan masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai prilaku hidup sehat yang
perlu diterapkan dalam kehisupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
a. Makan dengan menu seimbang
Makan-makanan dengan menu seimbang sangat baik untuk tubuh kita,
menu seimbang disini dalam artian kualitas (mengandung zat-zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh), dan kuantitas dalam artian jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Kekurangan
ataupun kelebihan dalam mengkonsumsi zat-zat gizi sangat tidak baik untuk tubuh
kita dan dapat berakibat negatif.
Disamping mutu gizi yang terjamin, makanan sehat harus pula bebas dari
kuman-kuman atau zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit.
Makanan
sempurna ini berlaku bagi semua kalangan terlebih pada anak-anak, tetapi pada
anak-anak sering kali pola makannya tidak teratur. Giriwijoyo (2007:86)
menyatakan bahwa “anak-anak pubertas pola makannya tidak teratur dan sering
bagian besar dari asupan nutrisinya diperoleh dari makanan-makanan kecil
(snack) diantara waktu-waktu makannya yang tidak teratur dan bahkan sering
melupakan sarapan dan makan siangnya”.
28
b. Olahraga teratur
Olahraga yang dilakukan juga harus sesuai dengan dosis yang benar
(kualitas dan kuantitasnya), dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung
dari usia dan setatus kesehatan seseorang. Giriwijoyo (2007:49) menjelaskan
bahwa “dosis (volume) olahraga adalah sejumlah tertentu kegiatan raga yang
harus dilakukan seseorang”. Sehingga apabila seseorang melakukan olahraga
yang sesuai dengan dosisinya akan tercapai kesehatan tubuh yang baik dengan
memperhatikan anjuran bagi keperluan kesehatan.
Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas
gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa
dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari”. (Cooper
yang dikutip Giriwijoyo, 2007:32)
Dengan demikian olahraga merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk pembinaan kesehatan dan merupakan satu-satunya cara untuk
meningkatkan derajat sehat dinamis, sehingga manusia dapat melaksanakan tugas
kehidupan sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
c. Tidak merokok
Merokok adalah kebiasaan buruk yang mengakibatkan berbagai macam
penyakit. Bagi beberapa orang merokok itu nikmat, tetapi sebenarnya kenikmatan
yang membahayakan. Akibat buruk dari merokok adalah sakit jantung, sakit
lambung, sakit batuk, salesma, dan kanker paru-paru. Padahal rokok merupakan
barang yang paling banyak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh,
Irianto Kus (2007:143) mengatakan bahwa “rokok mengandung nikotin dan ter,
29
asap rokok juga mengandung gas kabondioksida (CO2), gas karbonmonoksida
(CO), asam sianida (HCN) dan gas nitrogenoksida (NO2)”.
Rokok tidak hanya berbahaya bagi yang mengkonsumsi saja, tetapi juga
berbahaya bagi orang yang yang berada disekitarnya yang menghisap asap rokok
tersebut (perokok pasif). Anggota keluarga merupakan perokok pasif, dimana
rokok ini dapat menimbulkan istri terkena kanker dan anak menjadi bodoh.
Untuk itu, untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kita maka kita
harus menjauhi dan menghindari merokok.
d. Tidak minum minuman keras dan narkoba
Sesuai dengan peraturan pemerintah Menteri Kesehatan RI No. 86 tahun
1977 disebutkan bahwa minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol
tetapi bukan obat.
Gangguan kesehatan karena minuman keras tidak timbul
seketika tetapi dapat terjadi pemakaian dalam waktu lama. Minuman keras dapat
menyebabkan seseorang menjadi ketagihan dan apalagi terjadi kelebihan takaran
mengakibatkan penekanan fungsi pernapasan, penurunan tekanan darah, gangguan
pembentukan darah, shock, koma dan dapat terjadi kematian. Menurut Irianto
Kus (2007:129) menjelaskan bahwa :
Gangguan lain yang dapat ditimbulkan yaitu : 1) keracunan langsung pada
sel-sel hati, perlemakan hati, alkoholik hepatitis, dan pengerasan sel hati (sirosis),
2) pada saluran pencernaan; peradangan pada esophagus, lambung, dan
duodenum; 3) pada jantung terjadi penyakit payah jantung; dan 4) pada sel
kelamin; penurunan hormone androgen dan terjadi ipotensi atau seteril.
Begitu pula dengan pemakaian narkoba sangatlah berbahaya bahkan dapat
mengalami kerusakan organ tubuh dan menjadi sakit sebagai akibat langsung
adanya narkoba dalam darah, misalnya kerusakan paru-paru , ginjal, jantung, otak,
30
usus dan sebagainya. Biasanya narkoba banyak digunakan oleh kalangan remaja
karena dapat menghilangkan rasa januh dan stress dari masalah.
Pemakaian narkoba dan minuman keras tidak hanya mengalami kerusakan
kesehatan secara fisik tetapi juga kerusakan secara mental yaitu psikologi serta
mantal dan moral. Oleh karena itu, kita harus menjaga diri sendiri dan lingkungan
sekitar agar terhindar dari segala ancaman bagi kesehatan.
e. Istirahat cukup
Istirahat yang cukup diperlukan oleh tubuh kita untuk memulihkan tenaga.
Dengan istirahat yang cukup, kemampuan dan keterampilan kita meningkat.
Susunan saraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat: tidak lupa berdoa
dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tidurlah dalam kamar yang udaranya bersih, suasana tenang, dan cahaya
lampu remang-remang (tidak terang benderang). Sebaiknya tungkai diletakkan
agak tinggi sedikit agar memperlancarperedaran darah di anggota gerak bawah.
Kebutuhan waktu tidur ini dipengaruhi oleh berbagai faktor pada setiap orangnya,
untuk itu kebutuhan waktu tidur pada setiap orang berbeda-beda. Ichsan (1989)
yang dikuti Ating Smantri (2008:37) menjelaskan tentang kebutuhan waktu tidur
untuk setiap orang adalah sebagai berikut:
Pada bayi dibutuhkan 13 jam untuk tidur, kemudian pada usia 6 sampai 12
tahun sebanyak 8 samapi 10 jam, sedangkan pada usia remaja samapi dewasa
sebanyak 7 samapai 8 jam dan pada orang tua rata-rata 7 jam sehari. Tetapi
keadaan keletihan kerja, kondisi tubuh bahkan cuaca juga banyak memberikan
pengaruh pada kebutuhan akan tidur.
Untuk memelihara derajat kesehatan kita agar tidak mudah terserang
penyakit, maka sepatutnya manusia harus memperhatikan kebutuhan akan waktu
31
tidur sebagai penyegaran kembali tubuh kita baik secara jasmani maupun
psikologis yang telah letih dipakai untuk bekerja seharian penuh.
f. Mengendalikan stress
Stress akan terjadi pada siapa saja dan akibatnya bermacam-macam bagi
kesehatan.
Kecenderungan stress akan meningkat pada setiap orang terlebih
dengan kesibukan atas tuntutan hidup yang keras. Stress ini tidak dapat kita
hindari, maka yang penting agar stress tidak menyebabkan gangguan kesehatan,
kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stress dengan kegiatan-kegiatan
positif.
g. Perilaku atau gaya hidup yang positif begi kesehatan
Perilaku atau gaya hidup lain yang positif ini akan mengalihka perhatian
kita terhadap segala sesuatu yang dapat merugikan diri sendiri sehingga kesehatan
kita akan terpelihara dengan baik.
Perilaku ini dapat dituangkan dengan
melakukan hal-hal positif disetiap waktu senggang ataupun dikesibukan lain.
Beberapa kegiatan positif yang dapat dilakukan adalah dengan tidak bergantiganti pasngan dalam kehidupan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan dan
sebagainya.
B. Hakekat gaya hidup aktif
Dalam masa remaja terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan perilaku diantaranya faktor intelektual, kognitif, verbal, motorik
dan faktor emosional.
Faktor intelektual sering diartikan sebagai faktor
kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri,
32
khususnya berkenaan dengan konsep dan berbagai lambang atau symbol seperti
huruf, angka, kata dan gambar. Pikiran mempunyai kedudukan yang menentukan,
karena itulah para pendidik berkewajiban mengembangkan aspek intelektual
siswa. Suparyanti (1992) yang dikuti oleh Encek Kamil (2008:15) menjelaskan
“Kemahiran intelektual seseorang semakin meningkat dengan semakin menguasai
cara berpikir yang tidak berperaga, dimana orang memperoleh pemahaman dan
menggunakan konsep, kaidah dan prinsip”. Berdasarkan penjelasan tersebut dan
pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa kondisi intelektual siswa sekolah
menengah atas pada umumnya sudah berada pada tingkat tinggi berdasarkan
jenjang pendidikan. Namun potensi yang dimiliki siswa dapat terindikasi sejak
berada disekolah dasar. Hal ini berarti bahwa kemahiran intelektual siswa sekolah
dasar perlu terus diberdayakan dan ditingkatkan agar saat beranjak kejenjang
selanjutnya khususnya tingkat menengah atas dapat bersosialisasi dengan
lingkungannya secara baik.
Gaya hidup aktif tidak dapat dengan sendirinya muncul pada setiap
individu itu sendiri. Lutan (2002) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:12)
menjelaskan bahwa “Anak-anak muda perlu diajarkan dengan keterampilan untuk
menjalankan gaya hidup aktif. Kepada mereka juga dajarkan pengetahuan, sikap
dan pembentukan perilaku yang menyebabkan mereka aktif secara teratur”.
Kemudian Lutan (2002) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:12) melanjutkan
penjelasannya, yaitu „Pengembangan pendidikan jasmani harus berorientasi
kepada mempromosikan gaya hidup aktif disepanjang hayat, keseimbangan isi
kurikulum untuk pengembangan domain kognitif, di sepanjang hayat‟. Kebiasaan
33
setelah dewasa dan usia lanjut, banyak dibekali oleh kebiasaan pada waktu
remaja, merupakan investasi bagi pencapaian keadaan bugar dan sehat ketika
sudah dewasa dan bahkan pada usia lanjut.
Berkenaan dengan gaya hidup aktif maka perlu dijelaskan tentang gaya
hidup aktif. Lutan (1991) yang dikutip oleh Encek Kami (2008:16) menjelaskan
bahwa “Gaya hidup aktif adalah pengalaman kebiasaan hidup aktif dalam
melakukan aktifitas fisik secara berkesinambungan dan keteraturan berlatih”.
Maka yang dimaksud gaya hidup aktif dalam penelitian ini adalah kebiasaan
siswa dalam berpartisipasi melakukan berbagai aktivitas secara fisik dalam
kesehariannya.
1. Gaya hidup aktif melalui aktivitas olahraga
Ditinjau dari istilah olahraga yaitu terdiri dari dua kata “Olah” dan “Raga”.
Dirjen PLS dan Olahraga menjelaskan arti kata olahraga yaitu sebagai berikut:
Olahraga terdri dari dua kata olah dan raga, kata olah disini berarti
mengolah, meramu, mengurus, memasak atau mematangkan serta membina
materi yaitu bahan atau potensi. Kata raga berarti semata-mata berarti badan,
tetapi terdiri dari raga badag dan raga halus. Antara raga badag dan raga halus
atau lazimnya dikenal dengan jasmani dan rohani yang tidak dapat dipisahkan
atau dibagi.
Dalam Kepres No. 131 Tahun 1982 dijelaskan, “Olahraga mempunyai arti
yang seluas-luasnya yang meliputi segala kegiatan dan usaha untuk mendorong,
membimbing, membangkitkan mengembangkan dan membina kekuatan jasmani
maupun rohani”. Dokumen Internasional Counsil Of Sport an Physical Education
(ICSPE) juga menjelaskan bahwa “Olahraga adalah setiap aktivitas jasmani yang
mengandung sifat/ciri permainan dan melibatkan unsur perjuangan menentang diri
34
sendiri atau orang lain atau konfrontasi dengan faktor alam”.
Selanjutnya
Metveyef (1981) dalam Lutan (1991) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:24)
menjelaskan, “Olahraga merupakan satu kegiatan otot yang energik dan dalam
kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan kemauannya
semaksimal mungkin”.
Kemudian dijelaskan juga oleh Giriwijoyo (2007:36) mengenai olahraga
yaitu “Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
meningkatkan kemampuan gerak, yang berarti meningkatkan kualitas hidup”.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
olahraga merupakan peristiwa gerak yang mengandung aktivitas raga atau
jasmani.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka hubungannya
dengan gaya hidup aktif adalah melakukan aktivitas olahraga yang dilakukan
secara rutin dan teratur dalam jangka waktu yang lama, maka aktivitas tersebut
sudah merupakan cerminan dari gaya hidup aktif.
Dalam hal ini aktivitas
olahraga sudah menjadi kebiasaan yang harus dilakukan oleh remaja atau individu
dengan tujuan meningkatkan gaya hidup aktif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Gaya hidup aktif melalui aktivitas rekreasi
Istilah rekreasi sudah dikenal dari sejak jaman dahulu yang mempunyai
arti kelonggaran untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak sendiri.
Saat
ini istilah rekreasi sudah digunakan untuk aktivitas yang dilakukan baik secara
kelompok maupun individu dalam waktu luangnya untuk memperoleh kesenangan
dan kegembiraan.
Seperti rekreasi ke obyek wisata, berkunjung ke pusat
35
perbelanjaan, berkunjung ke tempat atau taman bermain dan lain sebagainya.
Namun akhir-akhir ini istilah rekreasi banyak dikenal sebagai waktu bersenangsenang dan bergembira yang memerlukan uang, padahal rekreasi tidak harus
mengeluarkan uang seperti halnya kita berkunjung ketaman bermain atau taman
kota pada hari minggu dengan berolahraga itu semua sudah dapat dikatakan
sebagai rekreasi.
Karena hal yang terpenting dalam rekreasi yatiu dapat
menenangkan pikiran dan menghilangkan stress yang kita dapatkan selama di
tempat bekerja.
Kata rekreasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “recreare” yang berarti
diperkenankan. Dalam bahasa inggris rekreasi berasal dari kata “to create” yang
berarti membentuk atau menciptakan. Sedangkan sinonim kata rekreasi adalah
“recreation” yang berarti menyegarkan atau membangun. Oleh karena itu rekreasi
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memperoleh kesegaran. Berkenaan dengan
pengertian rekreasi, Marjono (1972) yang dikuti oleh Encek Kamil (2008:30)
menjelaskan tetang rekreasi sebagai berikut: “Rekreasi adalah kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau secara bersama-sama dengan orang lain dalam
waktu-waktu senggang secara sadar serta sukarela untuk mendapatkan
kesenangan, kepuasan, serta kesegaran pribadi dengan langsung dan segera”.
Berdasarkan penjelasan di atas tersebut dapat disimpulakan mengenai
rekreasi yaitu merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang perorangan atau
kelompok dalam waktu senggang, dilakukan secara sadar dan sukarela, untuk
mendapatkan kesenangan serta mengandung unsur kreativitas. Jadi rekreasi dapat
36
diartikan sebagai kegiatan di waktu luang untuk memperoleh kesenangan dan
kegembiraan.
1. Ciri-Ciri Rekreasi
Aktivitas rekreasi berbeda dengan aktivitas lainnya, dari istilahnya saja
juga sudah berbeda.
Perbedaan tersebut nampak pada ciri-ciri kegiatannya,
seperti dilakukan secara sukarela, biasanya dilakukan pada waktu senggang atau
luang, berupa aktivitas yang mengandung unsur bermain dan hiburan. Seperti
yang dijelaskan oleh Haryono (1974) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:30)
menjelaskan mengenai beberapa ciri-ciri di dalam rekreasi sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Rekreasi dapat memberi hasil
Kegiatan dalam rekreasi dasarnya sukarela
Rekreasi ditentukan oleh motivasi
Rekreasi tidak memiliki bentuk mandiri
Rekreasi itu melibatkan aktivitas
Kemudian Lutan (1990) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:25)
mengemukakan beberapa ciri-ciri yang tercakup dalam kegiatan rekreasi, terutama
dari segi tujuannya yaitu: “1. Sebagai pelepas lelah, 2. Sebagai penyalur dalam
pengisi waktu luang, 3. Sebagai imbangan kerja dan 3. Sebagai pemenuh
dorongan untuk bergabung dalam kelompok”. Berdasarkan beberapa penjelasan
diatas mengenai rekreasi dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri dari rekreasi
yaitu rekreasi merupakan aktivitas, dapat dilakukan sendiri atau berkelompok,
dorongan melakukan untuk memperoleh kepuasan dan kesenangan, dilakukan
dengan sengaja, terprogram, dan dorongan melakukannya timbul dari diri sendiri.
37
2. Jenis dan Bentuk Rekreasi
Jenis dan bentuk rekreasi dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu
rekreasi aktif secara fisik dan rekreasi pasif secara fisik. Tiap jenis rekreasi
mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya mengenai hal
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rekreasi Aktif Secara Fisik
Rekreasi aktif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan
kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas yang mereka lakukan secara sendiri
atau berkelompok di lapangan. Seperti yang dijelaskan oleh Saputra (2000) yang
dikuti oleh Encek Kamil (2008:27) menjelaskan: “Kegiatan dalam lingkup aktif
ini merupakan kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas tubuh dan gerakangerakan tubuh”. Jadi rekreasi aktif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui
aktivitas fisik secara aktif di lapangan untuk memperoleh kesenangan dan
kepuasan. Mengenai bentuk rekreasi yang bersifat aktif dijelaskan oleh Saputra
(2000) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:27) bahwa: “Beberapa bentuk
pendidikan rekreasi yang bersifat aktif adalah sebagai berikut: rekreasi melalui
olahraga, rekreasi melalui seni dan budaya, rekreasi dialam terbuka, rekreasi
melalui kegiatan sosial dan rekreasi melalui kegiatan keterampilan”.
b. Rekreasi Pasif Secara Fisik
Rekreasi pasif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan
kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas yang mereka lakukan secara sendiri
atau berkelompok. Seperti yang dijelaskan oleh Saputra (2000) yang dikutip oleh
Encek Kamil (2008:28) yaitu sebagai berikut: “Ruang lingkup pasif ini dapat pula
38
diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu melibatkan aktivitas fisik dan
pelakunya tidak melalui kegiatan dilapangan”. Jadi rekreasi pasif secara fisik
adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara pasif yang dilakukan pada
suatu tempat tertentu dan bukan lapangan untuk memperoleh kesenangan dan
kepuasan.
Mengenai bentuk rekreasi secara pasif dijelaskan juga oleh Saputra
(2000) yang dikutip oleh Encek Kamil (2008:28) bahwa: “Bentuk pendidikan
rekreasi pasif adalah sebagai berikut: rekreasi melalui bacaan, rekreasi melalui
pertunjukan dan rekreasi melalui musik”.
C. Kebugaran jasmani
Manusia dalam melakukan aktifitas memerlukan kesiapan secara fisik mau
pun non fisik. Kesiapan fisik yang berhubungan langsung dengan kemampuan
melakukan aktifitas baik dalam bekerja, belajar samapai bermain untuk kalangan
anak – anak dan non fisik berhubungan dengan mental emosi, rasa dan
pengindraan.
Sebagai seorang pelajar dalam kegiatannya sehari – hari yang
paling utama adalah belajar, selanjutnya waktu senggangnya dilakukan untuk
barmain sebagian untuk bekerja.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa itu
dalam mengisi dan mencapai tujuan kehidupan. Aktifitas siswa sehari – hari
membutuhkan pengetahuan, keterampilan yang didukung kesiapan fisik secara
baik. Kesiapan fisik yang dimaksud di atas adalah kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani merupakan salah satu kondisi dasar yang harus
dimiliki setiap orang yang dapat menjamin tercapainya suatu kehidupan yang
lebih baik. Pembinaan dan pemeliharaan kebugaran jasmani sangat penting bagi
39
setiap orang guna menjadi kebiasaan hidup.
Hal ini berarti mau tidak mau
merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan. Pentingnya kebugaran jasmani
bagi anak usia sekolah antara lain dapat meningkatkan kemampuan organ tubuh,
sosial emosional, sportivitas dan semangat kompetisi.
1. Definisi kebugaran jasmani
Beberapa istilah yang sering digunakan untuk maksud yang sama dengan
kebugaran jasmani, Giriwijoyo (2007:43) menyebutkan, yaitu „kesegaran jasmani,
kesanggupan jasmani, kesamaptaan jasmani.
‟Dari ketiga istilah tersebut
merupakan terjemahan dari suatu istilah yaitu physical fitness, arti dari istilah
physical fitness menurut Giriwijoyo (2007:44) adalah „kecocokan fisik atau
kesesuaian jasmani.‟
Giriwijoyo (2007:44) mengemukakan definisi kebugaran jasmani adalah
sebagai berikut :
Kebugaran jasmani adalah kcocokan keadaan fisik terhadap tugas yang
harus dilaksanakan oleh fisik itu; atau dengan perkataan lain: untukdapat
melaksanakan tugas fisik tertentu – dengan hasil yang baik – diperlukan syaratsyarat fisik tertentu yang sesuai dengan sifat tugas fisik itu. Syarat – syarat fisik
yang dimaksud itu dapat bersifat:
1. Anatomi (structural) --- Anatomical (structural) fitness.
2. Fisiologis (fungsional) --- Physiological (functional) fitness)
Menurut Giriwijoyo (2007:23) menyatakan bahwa :
Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat
menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadaptugas jasmani tertentu dan atau
terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara efisien, tanpa
kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang
sama pada hari esoknya.
40
Lebih lanjut lagi penulis kemukakan beberapa definisi kebugaran jasmani
menurut beberapa ahli di antaranya ialah:
a. Sutarman (Suherman 2009:123) menjelaskan mengenai kebugaran jasmani
bahwa:
Kebugaran jasmani adalah suatu aspek, ialah aspek dari segi kesegaran yang
menyeluruh (“total fitness”) yang memberi kesanggupan kepada seseorang
untuk melakukan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap
pembebanan (stress) fisik yang layak.
b. The President‟s Council on Physical Fitness And Sport, yang dikutip dari
(Suherman 2009:124), mengemukakan tentang kebugaran jasmani dari
kegiatan sehari – hari sebagai berikut :
Kebugaran jasmani adalah kemampuan dan kesanggupan fisik untuk
melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dalam waktu relatif lama, tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan energi
untuk menikmati waktu senggangnya maupun tugas-tugas mendadak lainnya.
c. Soejatmo Soemowerdoyo (Suherman 2009:123) mendefinisikan mengenai
kebugaran jasmani adalah sebagai berikut :
Kebugaran jasmani lebih tertitik berat pada Physiological Fitness, yaitu
kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batasbatas fisiologis terhadap keadaan lingkungan dan/ atau kerja fisik dengan cara
yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat
melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreatif dan telah mengalami
pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama pada esok
harinya.
Dari beberapa penjelasan di atas mengenai kebugaran jasmani dapat
dijelaskan bahwa kebugaran jasmani adalah suatu tingkat (derajat) yang
menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik dalam
kondisi dan lingkungan tertentu, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan
pulih kembali sebelum datang pekerjaan (tugas) berikutnya. Jadi setiap orang
memiliki tingkat kebugaran jasmani yang berlainan, misalnya : kebugaran jasmani
seorang pelajar tidak sama dengan atlet.
41
2. Komponen kebugaran jasmani
Akhir – akhir ini partisipasi masyarakat terhadap olahraga sangat besar,
hal ini dapat dilihat dari variatif olahraga masyarakat yang makin tumbuh dan
berkembang dengan pesat, hal ini terlihat banyak orang melakukan latihan – latiha
olahraga sesuai denga kesenangan dan kemampuan masing – masing, namun hal
ini semua mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan kebugaran
jasmani. Kebugaran jasmani terdiri atas beberapa komponen, pembagian setiap
komponen kebugaran jasmani menurut Harsono (1988) yang dikutip Miftah
Hakim (2009:22) mengemukakan terdiri dari beberapa komponen, yakni :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Daya tahan (Endurance)
Kekuatan otot (Muscle Strength)
Tenaga ledak otot (Muscle Eksplosive Power)
Kecepatan (Speed)
Ketangkasan (Agility)
Kelentukan (Flexibility)
Keseimbangan (Balance)
Kecepatan reaksi (Reaction Time)
Koordinasi (Coordination)
Dari penjelasan di atas tersebut terdapat adanya kesamaan pandangan
mengenai pembagian komponen kebugaran jasmani. Jadi dalam hal ini dapat
penulis simpulkan bahwa kebugaran jasmani seseorang terbagi menjadi beberapa
kompone – komponen yang terdiri dari kekuatan, daya tahan, kecepatan,
kelentukan dan kelincahan. Lebih lanjut akan diuraikan mengenai komponen –
komponen kebugaran jasmani sebagai berikut:
42
2.1 Kekuatan
Kekuatan merupakan salah satu komponen kebugaran jasmani yang
merupakan unsur gerak dasar dalam semua bentuk gerak, terutama dalam setiap
bentuk aktivitas fisik, seperti bergerak atau berolahraga.
Mengenai kekuatan
menurut Imanudin (2008:96) menjelaskan bahwa “kekuatan adalah kemampuan
otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu
tahanan.” Kekuatan sangat penting bagi semua orang, karena merupakan daya
tahan penggerak dalam beraktivitas fisik. Kekuatan memegang peranan penting
dalam melindungi seseorang atau atlet dari kemungkinan cedera.
Dengan
kekuatan, atlet dapat berlari dengan cepat, melempar atau menendang lebih jauh
atau efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat
stabilitas sendi – sendi.
Menurut Imanudin (2008:97) membagi kekuatan menjadi 3 bentuk
kekuatan, yaitu:
1. Kekuatan maksimal (Maximum Strength)
2. Kekuatan yang cepat (Speed Strength/Power)
3. Daya tahan kekuatan (Muscle Endurance)
Latihan – latihan tahanan, berdasarkan kontraksi ototnya dapat dibagi
menjadi 3, yaitu : 1) Kontraksi isometrik, 2) Kontraksi isotonik dan 3) kontraksi
isokinetik.
Kontraksi isometric merupakan kontraksi dimana otot tidak
mengalami perubahan ukuran panjang, ini biasanya terjadi apabila otot melakukan
tegangan atau kontraksi untuk melawan tahanan tanpa beban. Kontraksi isotonik
yaitu kontraksi disertai dengan perubahan ukuran panjang atau pendek pada saat
kontraksi, ini biasanya terjadi pada saat melakukan latihan beban baik beban
43
internal ataupun beban eksternal.
Sedangkan kontraksi isokinetik merupakan
kontraksi kombinasi antara isometrik dan isotonik, biasanya terjadi pada saat
latihan beban dengan alat yang dirancang khusus sehingga memberikan
pembebanan di seluruh sudut gerak yang sama berat.
2.2 Kecepatan
Menurut Dick (1989) (Imanudin 2008:110) „kecepatan adalah kapasitas
gerak dari anggota tubuh atau bagian dari system pengungkit tubuh atau
kecepatan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.‟
Menurut Imanudin (2008:111) kecepatan dibagi menjadi 3 bentuk
kecepatan yaitu :
1. Kecepatan maksimal (Speed)
2. Agility (Kelincahan)
3. Quickness (Aksi-Reaksi)
Kecepatan merupakan factor kemampuan tubuh yang paling dominan
pengaruhnya pada saat melakukan gerak. Kecepatan gerak merupakan suatu hal
yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari, sebab manusia yang
memiliki kecepatan akan memudahkan dalam segala hal tugas dan pekerjaan.
Kecepatan gerak didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggerakkan tubuh
atau bagaian – bagaian tubuhnya dalam waktu yang singkat. Beberapa cabang
olahraga yang harus memiliki kecepatan gerak yaitu lari sprint, tinju, anggar dan
olahraga lainnya.
44
Mengenai kecepatan gerak Bloomfield (Imanudin 2008:110) menjelaskan
sebagai berikut
Kecepatan gerak adalah kecepatan berkontraksi dari beberapa otot untuk
menggerakan anggota tubuh secara cepat atau kemampuan membuat gerak
(gerakan) melawan tahanan gerak yang berbeda - beda dengan kecepatan setinggi
– tingginya.
Dalam melatih kecepatan terdapat faktor – faktor yang tidak bisa
diabaikan, faktor – faktor tersebut adalah kkuatan, waktu reaksi dan fleksibilitas.
Seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988) Miftah hakim (2009: 24) “kalau
berlatih untuk memperkembangkan kecepatan atlet harus pula dilatih kekuatan,
fleksibilitas dan kecepatan reaksi dan tidak hanya semata – mata berlatih
kecepatan saja.” Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan mengenai kecepatan
gerak merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia untuk
melakukan gerakan – gerakan, terutama untuk mencapai suatu jarak tertentu
seperti lari, renang, sepak bola dan lain – lain.
2.3 Kelentukan
Salah satu unsure yang penting dalam menunjang untuk melakukan
aktivitas fisik adalah kelentukan. Kelentukan merupakan keleluasaan gerak dalam
persendian seperti yang di jelaskan oleh Imanudin (2008:107) bahwa „kelentukan
atau fleksibilitas adalah kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas –
luasnya.‟ Ruang gerak sendi pada setiap tubuh tergantung pada struktur sendi,
elastisitas otot, tendon dan ligament. Cedera dapat terjadi apabila anggota badan
atau otot dipaksa diluar batas kemampuannya, latihan kelentukan atau fleksibilitas
dapat menolong mengurangi resiko cedar dengan meningkatkan jangkauan gerak
45
sendi. Jadi dapat dikatakan bahwa „Orang yang fleksibel adalah orang yang
mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi – sendinya dan mempunyai otot
yang elastis‟ (Harsono 1988) yang dikutip Miftah Hakim (2009:24)
Kelentukan sering dilupakan dan diabaikan oleh semua orang, akhirnya
banyak orang yang mudah cedera dalam melakukan aktivitas fisik. Padahal
kelentikan sering diartikan seseorang untuk menggerakan tubuhnya pada bagian –
bagian tubuh dalam suatu ruang gerak yang seluas mungkin tanpa mengalami dan
tanpa menimbulkan cedera pada otot dan persendian. Setiap orang mempunyai
tingkat elatisitas otot yang berbeda – beda sehingga memiliki derajat kelentukan
yang berbeda pula.
Kelentukan dapat ditingkatkan melalui latihan – latihan
stretching exercises yaitu melakukan gerakan meregangkan otot – otot secara
maksimal dan perlahan yang dilakukan dengan gerakan yang benar.
Metode yang lazim dugunakan untuk latihan meningkatkan kelentukan ada
3 cara, yaitu : 1) Peregangan statis, 2) Peregangan Dinamis dan 3) Peregangan
kontaksi relaksasi / Proffrioseptik neuronmuscular fasilitation (PDF). Peregangan
satis dapat dilakukan dengan meregangkan otot tertentu tanpa mengerak - gerakan
dan tanpa bantuan orang lain, jadi tanpa ekstra tenaga yang diteruskan dengan
mempertahankan posisi penguluran terjauh dalam beberapa waktu. Peregangan
dinamis disertai dengan gerakan – gerakan renggutan secara aktif, jadi tanpa
mempertahankan posisi terjauhnya. Sedangkan peregangan PDF melakukan
kontraksi pada otot dengan bantua orang lain.
46
2.4 Daya tahan
Daya tahan yang dimaksid menurut Imanudin (2008:115) adalah „daya
tahan adalah kemampuan fisik seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu
yang relative lama.‟ Ternyata daya tahan jauh lebih komplek deri kekuatan,
bahkan faktor kekuatan itu sendiri ada keterkaitan dengan daya tahan otot lokal,
seperti yang dibutuhkan pendayung jarak pendek atau pemain tenis yang
dibutuhkan gerakan servis smash berulang kali selama lima shet.
Ketahanan atau daya tahan (endurance) terbagi menjadi yaitu ketahanan
otot (lokal) dan daya tahan ketahanan kardiorespirasi. Ketahanan otot (lokal) ialah
kesanggupan oto mempertahankan aktivitasnya, statis dan dinamis untuk waktu
yang lama. Sedangkan katahanan kardiorespirasi ialah kemampuan jantung dan
paru dalam mengambil oksigen sebanyak – banyaknya dan mempertahankan
aktivitasnya.
Sejalan dengan pernytaan Sutarman yang dikutip (Nurhasan
2000:24).
Daya tahan dapat ditingkatkan melalui tiga tahap yaitu aerobic foundation,
aerobic development dan aerobic threshold. Pemberian porsi latihan pada tahap
pesiapan umum penekanan latihan adalah pada daya tahan, karena persiapan
umum adalah pondasi untuk keberlangsungan tahap – tahap berikutnya sehingga
atlet harus benar – benar memiliki daya tahan yang tinggi agar dapat menunjang
dalam proses latihan pada tahap berikutnya.
47
3. Tingkat golongan kebugaran jasmani
Tingkat kebugaran jasmani semua orang tidak sama, karena setiap orang
mempunyai tujuan dan keinginan yang berbeda.
Masing – masing manusia
memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda, oleh karena itu jadi tingkat
kebugaran jasmaninya juga berbeda berdasarkan tugas dan kewajibannya. Semua
lapisan manusi mempunyai sasaran tingkat kebugaran jasmani yang berbeda.
Sasaran kebugaran jasmani mempunyai sasaran semua lapisan masyarakat, dari
anak – anak hingga orang tua, pria maupun wanita.
Kebutuhan kebugaran
jasmani dibagi menjadi tiga golongan, dimana masing – masing golongan
memiliki tujuan tertentu, adapun penggolongannya dapat diuraikan sebagai
berikut :
3.1. Tingkat kebugaran jasmani berdasarkan golongan :
1.1.1
Golongan berdasarkan pekerjaannya misalnya:

Kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi.

Kebugaran jasmani bagi ABRI untuk mempertinggi daya tempur
prajurit.

Kebugaran jasmani bagi pelajar untuk meningkatkan kemampuan
belajar.
1.1.2
Golongan yang berdasarkan keadaan misalnya:

Kebugaran jasmani bagi orang cacat atau sakit untuk rehabilitasi.

Kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk memelihara kesehatan ibu
dan bayi yang sedang dikandungnya.
48
1.1.3
Golongan berdasarkan umur misalnya:

Kebugaran jasmani bagi anak – anak adalah merangsang pertumbuhan.

Kebugaran jasmani bagi orang tua adalah untuk mempertinggi
ketahanan tubuh terhadap gangguan –gangguan fisik.
3.2. Pola pembinaan kebugaran jasmani
Guna untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani secara maksimal,
ada beberapa cara pembinaan yang harus meliputi unsur – unsur keolahragaan,
kesehatan dan rekreasi (Hasnan Said : 1998) yang dikutip Miftah Hakim
(2009:28).
3.2.1. Unsur keolahragaan

Latihan olahraga hendaknya merupakan unsur pendidikan untuk
menyiapkan seseorang dalam menghadapi tantangan kehidupan
dimasyarakat.

Prestasi dalam pekerjaan dan pengisian waktu luang hendaknya dicapai
seirama dengan kegiatan olahraga.

Kegiatan olahraga hendaknya beraneka warna coraknya sehingga dapat
memenuhi tuntutan dari tiap – tiap tabiat individu.

Pembinaan olahraga hendaknya juga meliputi usaha – usaha
penyusunan bentuk – bentuk latihan untuk memeperbaiki cacat atau
kelainan fisik.
3.2.2. Unsur kesehatan
Tujuan kesehatan adalah membentuk manusia sehat tubuhnya alam
perasaannya dan pikiran serta juga tindakan dengan jalan :
49

Meningkatkan kesehatan.

Pencegahan.

Diagnose disini untuk pengobatan.

Membatasi terjadi cacat dan rehabilitasi.
3.2.3. Unsur rekreasi
Rekreasi bertujuan untuk mengambil keseimbangan dalam kehidupan
sehari – hari.
Manusia sebagai mahluk hidup membutuhkan waktu
istirahat, rekreasi, penyegaran serta pembaharuan untuk mengembalikan
potensi dan vitalitasnya. Siswa sebagai seorang individu membutuhkan
kesegaran jasmani, maka unsur – unsur tersebut terdapat di dalam
kegiatan–kegiatan yang dilakukan di sekolah, baik itu intrakulikuler
maupun ekstrakulikuler.
4. Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani
Olahraga yang dilakukan sesuai dengan porsi tubuh akan memberikan
manfaat bagi tubuh pelaku olahraga, karena dengan olahraga semua organ tubuh
dipaksa untuk bekerja dan dengan demikian akan secara otomatis terbiasa dan
terlatih. Perubahan-perubahan yang terjadi pada organ tubuh yang merupakan
hasil dari melakuka olahraga ini akan berdampak secara anatomis dan fisiologis
yang akhirnya akan menyebabkan peningkatan kemampuan fungsional alat-alat
tubuh.
Perubahan fisiologis pada organ tubuh hasil melakukan olahraga adalah
pada persendian, otot-otot dan tendo, susunan saraf, darah, jantung, pembulu
darah dan olahdaya metabolism. Keseluruhan perubahan-perubahan fisiologis
50
tersebut akan menuju pada satu perubahan menyeluruh yaitu meningkatnya
kemampuan fungsional tubuh individu dengan kata lain akan meningkatkan
jasmani seseorang.
Kebugaran jasmani merupakan daya tahan umum yang dimiliki seseorang
melakukan aktivitas, salah satu daya tahan umum ini adalah kardiovaskuler
sehingga jika seseorang mempunyai salah satu penyakit terhadap apa yang ada
dalam komponen kebugaran jasmani maka ia tidak dapat dikatakan sebagai orang
yang memiliki kebugaran jasmani yang baik. Menurut Giriwijoyo (2007:67) ada
3 faktor risiko/predisposisi yang tidak dapat dicegah/dihindari yaitu:
a. Keturunan
b. Pertambahan usia
c. Jenis kelamin
Dengan demikian, ada tiga hal yang menjadi faktor penentu dalam
kebugaran jasmani yaitu keturunan, jika dalam keluarga ada yang menderita suatu
penyakit bawaan, maka sangat besar kemungkinan orang tersebut dapat terkena
penyakit itu sendiri. Pertambahan usia, dengan bertambahnya usia seseorang
maka akan mengalami beberapa penurunan fungsional tubuhnya. Jenis kelamin,
pada dasarnya struktur anatomi manusia berbeda antara laki-laki dan perempuan
seperti halnya pada setruktur otot.
Kebugaran jasmani tidak didapat dengan cara begitu saja, karena untuk
meningkatkan kebugaran jasmani dibutuhkan latihan secara berkesinambungan
dan dalam waktu yang relatif lebih lama. Namun, ada juga faktor-faktor yang
mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang seperti halnya yang diungkapkan
oleh Irianto (2004:24) yaitu “kebugaran jasmani seseorang dapat dipengaruhi
51
beberapa faktor seperti faktor latihan, biologis, psikologis, lingkungan, fiscal dan
motivasi”.
Sebagaimana yang dijelaskan tersebut, olahraga dengan frekuensi yang
tinggi akan memberikan dampak terhadap otot-otot dan fungsional organ-organ
lain. Perbedaan biologis pada manusia memberikan cara kerja individu berbeda
pula, seperti halnya perbedaan jenis kelamin dan usia.
Keadaan psikologis
seseorang akan mendorong terhadap pekerjaannya, jika keadaan psikologisnya
stabil maka setiap yang dikerjakannya akan dirasakan lebih menyenangkan.
Lingkungan memberikan kontribusi yang cukup besar atas segala sesuatu yang
terjadi pada diri seseorang, hidup dilingkungan yang suka berolahraga maka akan
terbawa dengan sendirinya mengikuti kegiatan olahraga. Keadaan ekonomi yang
serba mencukupi dapat membantu seseorang dengan meludah dalam setiap
melakukan kegiatan atau keinginannya salah satunya olahraga. Faktor motivasi
terjadi dari diri sendiri (intrinsik) dan dari luar dirinya (ekstrinsik), sehingga
keduanya akan mendorong dan memacu seseorang untuk melakukan aktivitas
olahraga sehingga dengan dorongan tersebut ia melakukan olahraga dengan rutin.
Download