16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang telah

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang telah dilakukan meliputi inventarisasi tumbuhan epifit beserta
tumbuhan penopangnya di Kebun Biologi FMIPA UNY. Kebun Biologi FMIPA
UNY terletak di Jalan Colombo, Depok, Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 November 2016 – 11 Januari
2017. Luas Kebun Biologi UNY adalah 0,2 hektar.
Lokasi dijumpainya tumbuhan epifit berdasarkan pada semua tumbuhan dari
jenis Pteridophyta dan jenis Orchidaceae yang hidup menempel pada tumbuhan
lain, keberadaanya di area dalam pagar Kebun Biologi FMIPA UNY.
Pengukuran jarak tumbuhan epifit satu dengan tumbuhan epifit lainnya
berfungsi untuk mengetahui lokasi masing-masing jenis dijumpainya tumbuhan
epifit.
A. Jenis-jenis Tumbuhan Epifit yang Ditemukan di Kebun Biologi FMIPA
UNY
Epifit dalam Bahasa Yunani dari kata epi artinya di atas dan phyton artinya
tumbuhan. Epifit tumbuh pada permukaan tumbuhan lain, umumnya pada cabang
atau batang pohon, daun-daun pohon, semak, dan liana (Campbell & Reece.,
2003:351). Epifit utamanya tersebar di tumbuhan dari Divisi Spermatophyta, oleh
karena itu Kebun Biologi FMIPA UNY sebagai sarana pembelajaran Mahasiswa
Biologi untuk mengenal berbagai jenis tumbuhan, termasuk bentuk daun, batang,
akar, bunga serta manfaat yang bisa diolah manusia.
Aneka jenis tanaman obat, tanaman buah, tanaman hias dan ada beberapa
jenis tanaman langka di desain sedemikian rupa sehingga menjadi Kebun Biologi.
16
Perjumpaan tumbuhan epifit pada suatu tumbuhan penopang tergantung pada
keanekaragaman dan karakteristik tumbuhan yang hidup pada kawasan tersebut.
Berdasarkan penelitian dijumpai 19 jenis tumbuhan epifit dan 27 jenis
tumbuhan penopangnya sebagai berikut:
Tabel 2. Jenis-jenis Tumbuhan Epifit Pteridophyta dan
Kebun Biologi FMIPA UNY
No.
Jenis Epifit
Suku/ famili
Tumbuhan
penopang
A. ANGGREK
1. Agrostophyllum Orchidaceae Aleurites
moluccana
cyathiforme
2. Appendicula sp Orchidaceae Annona squamosa
3. Cattleya sp
Orchidaceae Agathis sp
4. Coelogyne
Orchidaceae Syzygium aqueum
spesiosa
Orchidaceae Agathis sp
5. Dendrobium
aphyllum
Lansium
domesticum
Mimusoph elengi
Ochna serrulata
6.
7.
8.
9.
10.
Dendrobium
agrostophyllum
Dendrobium
crumenatum
Dendrobium
labulatum
Mycaranthes
latifolia
Phalaenopsis
amabilis
Orchidaceae Aleurites
moluccana
Morinda citrifolia
Ixora sp
Orchidaceae Achras zapota
Agathis sp
Aquilaria
malaciensis
Cinamomum
burmanii
Mangifera indica
Styrax pinnata
Syzygium aqueum
Tectona grandis
Orchidaceae Araucaria
heterophylla
Orchidaceae Pohon mati
Araucaria
heterophylla
Orchidaceae Agathis sp
Pohon mati
17
Epifit Orchidaceae di
Suku/famili
∑
Euphorbiaceae
1
Annonaceae
Araucariaceae
Myrtaceae
1
1
1
Araucariaceae
Meliaceae
3
3
Sapotaceae
Ochnaceae
2
1
Euphorbiaceae
1
Rubiaceae
Amaranthaceae
Sapotaceae
Araucariaceae
Theymelaceae
1
5
1
7
1
Lauraceae
6
Anacardiaceae
Styracaceae
Myrtaceae
Lamiaceae
Araucariaceae
4
1
1
1
1 Araucariaceae
1
2
Araucariaceae
3
3
11.
Vanda sp
12.
Asplenium
nidus
13.
Drymoglosum
piloselloides
14.
Drynaria
sparsisora
Orchidaceae Agathis sp
B. TUMBUHAN PAKU
Polypodiaceae Manihot sp
Eugenia
cumini
Polypodiaceae Cycas rumphii
Pterocarpus
indicus
Polypodiaceae Pterocarpus
indicus
Annona
squamosa
Polypodiaceae Annona
squamosa
Araucariaceae
TOTAL
1
51
Euphorbiaceae
Myrtaceae
1
2
Cycadaceae
Fabaceae
3
1
Fabaceae
1
Annonaceae
1
Annonaceae
1
15.
Drynaria
quercifolia
16.
Nephrolepis
cordifolia
Polypodiaceae Annona
squamosa
Annonaceae
2
17.
Platycerium
bifurcatum
Polypodiaceae Dracaenaceae
1
Bignoniaceae
1
Polypodiaceae
Dracaena
fragrans
Sphatodea
campanulata
Cycas rumphii
Cycadaceae
5
Polypodiaceae
Cycas revoluta
Cycadaceae
TOTAL
6
23
18.
19.
Pyrrosia
longifolia
Pyrrosia sp
18
B. Deskripsi Morfologi Tumbuhan Epifit Spermatophyta Famili Orchidaceae
Berikut ini pembahasan mengenai masing-masing jenis epifit Spermatophyta
Famili Orchidacae (tumbuhan anggrek) di area Kebun Biologi FMIPA UNY,
dijumpai 11 jenis epifit berdasarkan ciri-ciri morfologinya, yakni:
1. Agrostophyllum cyathiforme
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna cokelat, ujung akar
runcing, batang akar bulat memiliki
bulu-bulu akar. Batang berwarna
hijau, bentuk batang bulat, panjang
batang 24 cm, batang basah.
Simpodial, arah tumbuh daun keatas.
Daun berwarna hijau, tepi daun rata,
bentuk memanjang ujung tidak
simetris, tulang daun keras. Bentuk
daun
bangun
garis
(linearis),
penampang daun melintang, pipih dan
daun amat panjang. Panjang daun 10,5
cm, dan lebar daun 1,4 cm.
Tanaman Penopang
1. Aleurites moluccana (Kemiri)
Nama Indonesia
1. Amaranthus sp
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Ita Kusumawati
(2015), tumbuhan dengan uraian di atas
adalah Agrostophyllum cyathifome
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Agrostophyllum
Spesies
:Agrostophyllum
cyathiforme
Agrostophylum cyathiforme merupakan anggrek epifit dari Famili
Orchidaceae memiliki panjang batang mencapai 24 cm. Perbungaan tersusun
bergerombol terdiri dari tiga kuntum bunga. Seperti halnya di Kebun Biologi
19
dimana Agrostophylum cyathiforme menempel di batang Aleurites molucana
koordinat S=07°46,493’ & E=110°23,097’.
Menurut Ita Kusumawati (2015), Agrostophylum cyathiforme memiliki ciri
khas perbungaan di ujung, terdiri dari beberapa bunga. Bunga kecil, berwarna
putih atau kuning. Kelopak bunga berbentuk lonjong yang ujungnya runcing
berukuran 4,5 x 2,6 mm, mahkota bunga berdiameter 4,75 cm hanya terletak di
ujung batang, berupa flos terminalis. Mahkota bunga berbentuk lanset dengan
ukuran panjangnya sama kelopaknya 1,5 mm dan diameter bunga 1,5 cm.
2. Appendicula sp
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Akar warna hitam, ujung akar bulat,
memiliki bulu-bulu akar. Batang
warna putih, panjang batang 6 cm,
batang basah, bentuk batang bulat,
arah tumbuh batang menggantung.
Daun berwarna hijau, daun berbentuk
lanset, ujung daun berlekuk dua,
melebar di setengah bagian pangkal
dan ujungnya menyempit. Panjang
daun 7 cm.
Tanaman Penopang
1. Annona squamosa
Nama Indonesia
1. Appendicula sp
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Ita Kusumawati
(2015), tumbuhan dengan uraian di atas
adalah Appendicula sp
20
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Appendicula
Spesies
: Appendicula sp
Appendicula sp merupakan anggrek simpodial dari Famili Orchidaceae
tumbuh epifit di antara percabangan Annona squamosa koordinat S= 07º46,493’
& E= 110º23,097’. Perbungaan bergerombol di ujung batang (terminal) dengan
jumlah bunga 6-8 kuntum.
Menurut Ita Kusumawati (2015: 13), Appendicula sp memiliki ciri mahkota
bunga berwarna putih dan bibir bunga berwarna putih bagian ujungnya runcing.
Bunga mengelompok, diameter 1 cm. Tumbuh di atas seresah lantai hutan tumbuh
di ketinggian 300-1.800 m dpl.
3. Cattleya sp
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna cokelat, ujung akar
runcing, batang akar bulat, memiliki
serabut akar. Bentuk akar silindris.
Batang simpodial. Batang berwarna
hijau muda. Batang basah, bentuk
batang bulat, arah tumbuh batang
tegak lurus. Pseudobulb ukuran besar.
Panjang batang 4 cm. daun berwarna
hijau, tepi daun rata, bentuk
memanjang, ujung daun membulat.
Panjang daun 12 cm, lebar daun 2,5
cm.
Tanaman Penopang
1. Pohon Agathis sp
Nama Indonesia
Queen orchid
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Ita Kusumawati
(2015), tumbuhan dengan uraian di atas
adalah Cattleya sp
21
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Cattleya
Spesies
: Cattleya sp
Berdasarkan pengamatan Di Kebun Biologi Cattleya sp dari Famili
Orchidaceae tumbuh epifit di batang pohon Agathis dari S=07°46,494’
&
E=110°23,085’. Ciri khas Cattleya sp yakni daun tebal dan banyak mengandung
air termasuk berdaun dua. Cattleya sp memiliki ciri bunga yang berbau harum,
dan berukuran 5-15 cm atau lebih. Mahkota bunga lebih lebar dibanding kelopak
bunga, labelum terdapat bunga tumbuh pseudobulb.
4. Coelogyne spesiosa
Gambar Spesimen
Tanaman Penopang
1. Jambu air
Nama Indonesia
Anggrek bibir berbulu
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Ita Kusumawati
(2015), tumbuhan dengan uraian di atas
adalah Coelogyne spesiosa
22
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna cokelat, ujung akar
bulat. Batang berwarna hijau, batang
basah, amat pendek, bentuk bulat,
permukaan licin, arah tumbuh batang
menggantung (dependens/pendulous).
Daun berwarna hijau, daun hanya 1-2
helai tiap umbi, bentuk lanset
memanjang, panjang daun 10-24 cm,
lebar daun 4-9 cm. daun tumbuh di
ujung umbi semu, berjumlah hanya
satu
helai.
Pertulangan
daun
melengkung (curvinervis).
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Magnoliopsia
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Coelogyne
Spesies
: Coelogyne spesiosa
Coelogyne spesiosa merupakan anggrek epifit simpodial dari Famili
Orchidaceae dikenal sebagai Anggrek bibir berbulu karena mahkota bunga
berbentuk benang dan melengkung. Bibir bunga berukuran besar, berwarna merah
jingga hingga cokelat tua dan ujungnya berwarna putih. Coelogyne spesiosa
menumpang di batang jambu air koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,080’.
Ita Kusumawati (2015:22) Coelogyne spesiosa memiliki cirri bibir bunga
(labelum) berwarna merah jingga hingga cokelat tua dan ujungnya berwarna putih
agak menggulung ke bawah/ bunga berdiameter 5 cm mencapai 31,5 cm. Bunga
muncul dari sela-sela tunas muda, dalam setiap rangkaian perbungaan hanya 1-2
kuntum bunga. Mahkota bunga berbentuk benang dan melengkung.
5. Dendrobium agrostophyllum
Gambar Spesimen
Tanaman Penopang
1. Aleurites molucanna
2. Ixora sp
3. Morinda citrifolia
Nama Indonesia
Identifikasi
Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan
oleh Ita Kusumawati (2015), tumbuhan
dengan uraian di atas adalah Dendrobium
agrostophyllum
23
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna cokelat, ujung akar
membulat, batang akar bulat,
memiliki bulu-bulu akar. Batang
berwarna hijau. Batang basah,
percabangan simpodial, bentuk
bulat, arah tumbuh keatas. Daun
berwarna hijau,memanjang, ujung
runcing, panjang daun 7 cm, lebar
daun 2 cm. Bentuk daun lanset
dengan ukuran panjang 20 cm dan
lebar daun 3,5 cm.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Dendrobium
Spesies
Dendrobium
agrostophyllum
merupakan
:Dendrobium
agrostophyllum
anggrek
epifit
dari
Famili
Orchidaceae menempel di batang Aleurites molucanna koordinat S=07°46,496’ &
E=110°23,085’, batang Ixora sp koordinat S=07°46,494’ & E=110°23,083’,
batang Amaranthus sp dari S=07°46,493’ & E=110°23,097’. Habitat berada pada
ketinggian 1.000-1.250 m dpl. Berdasarkan pengamatan di Kebun Biologi
Dendrobium agrostophyllum memiliki ciri bunga berwarna kuning, labellum
menggulung kedepan. Bunga menggerombol di ujung batang berjumlah 4-5
kuntum, tangkai bunga berwarna hijau.
6. Dendrobium aphyllum
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna cokelat, ujung akar
membulat, pseudobulb 8 cm, ujung
akar bulat. Batang berwarna hijau,
batang basah, percabangan simpodial,
bentuk
bulat,
arah
tumbuh
menggantung. Panjang batang 30 cm.
Batang berbentuk silindris yang
tersusun tegak atau menggantung.
Daun berwarna hijau, panjang ujung
hijau membulat, panjang daun 3-10
cm, lebar daun 1-3 cm. daun liat
seperti kulit (subcoriaceous). Bunga
dengan warna kelopak dan mahkota
berwarna kuning pucat dengan uraturat merah muda, labellum bulat,
kolum tampak jelas, pseudobulb
ukuran besar. Inflorescens, bunga
majemuk pendek, lateral dari daun
batang.
Tanaman Penopang
1. Michelia alba
2. Cinnamomum burmanii
Nama Indonesia
Identifikasi
Klasifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang Kingdom : Plantae
dikemukakan oleh Dyah Rahmatia & Divisi
: Spermatophyta
24
Pipit Fitriana. (2009), tumbuhan dengan Kelas
uraian di atas adalah Dendrobium Ordo
Famili
aphyllum
Genus
Spesies
: Angiospermae
: Orchidales
: Orchidaceae
: Dendrobium
: Dendrobium aphyllum
Dendrobium aphyllum merupakan anggrek epifit dari Famili Orchidaceae
menempel di batang Agathis sp koordinat S=07°46,494’ &
E=110°23,085’,
batang Aquilaria heterophylla koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,082’, batang
Araucraia heterophylla koordinat S=07°46,492’ &
E=110°23,090’, batang
Cinnaommum burmanii koordinat S=07°46,497’ & E=110°23,085’.
Menurut Ita Kusumawati, dkk (2015: 26) Dendrobium aphyllum memiliki ciri
perbungaan muncul pada ruas batang. Bunga berwarna ungu pucat, bibir berwarna
kuning pucat keputih-putihan. Bibir bunga agak menggulung berbentuk seperti
terompet.
7. Dendrobium crumenatum
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna putih, ujung akar
runcing, batang akar bulat, bulu-bulu
akar. Batang simpodial, bentuk bulat,
pseudobulb panjang 2 cm. Batang
bercabang memiliki ruas 1-2. Panjang
batang 40-60 cm. Daun berwarna
hijau, tepi daun rata, ujung membulat,
bentuk daun ellips, lebar daun 3 cm.
Panjang daun 8 cm. Daun beruas,
tumpul. Daun kelopak yang ditengah
panjang, bentuk daun runcing,
panjang daun kelopak 2,5 cm. Daun
tajuk yang 2 helai panjang 2-2,5 cm.
v
Tanaman Penopang
1. Achras zapota
2. Agathis sp
3. Mangifera indica
4. Michelia alba
5. Styrax pinnata
6. Syzygium aqueum
7. Tectona grandis
Nama Indonesia
Anggrek merpati
25
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Dyah Rahmatia &
Pipit pitriana. (2009), tumbuhan dengan
uraian di atas adalah Dendrobium
crumenatum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Dendrobium
Spesies
:Dendrobium crumenatum
Dendrobium crumenatum dari Famili Orchidaceae dikenal dengan sebutan
anggrek merpati karena mempunyai tandan bunga di ujung, pelepah dari daun
yang tidak sempurna pada pangkalnya, bunga warna putih, tangkai bunga pada
pangkal bersisik mirip burung merpati. Dendrobium crumenatum menempel di
batang Achras zapota koordinat S=07°46,495’ & E=110°23,084’, batang Agathis
sp koordinat S=07°46,495’ & E=110°23,084’, batang Mangifera indica koordinat
S=07°46,494’ & E=110°23,088’, batang Michelia alba koordinat S=07°46,497’
&
E=110°23,085’,
E=110°23,090’,
batang
batang
Styrax
Syzygium
pinnata
koordinat
S=07°46,491’
&
aqueum
koordinat
S=07°46,491’
&
E=110°23,080’ dan batang Tectona grandis koordinat S=07°46,493’ &
E=110°23,083’.
Berdasarkan pengamatan Dendrobium crumenatum bunga berwarna putih,
sepal 2,5 cm, mahkota bunga berwarna kuning, lebarnya 5 cm, putik dan benang
sari berwarna kuning, tumbuhan berbunga banyak (Planta multiflora), bunga pada
ujung batang (flosterminalis). Menurut SM Latif
(1960:235), Dendrobium
crumenatum memiliki ciri daunnya berjumlah jarang, bentuk daun bulat, ujung
daun tumpul. Tangkai bunga di ujung batang, tandan bunga di ujung.
26
Menurut Steenis (1975:170) Dendrobium crumenatum memiliki tandan
bunga di ujung, pelepah dari daun yang tidak sempurna pada pangkalnya. Panjang
daun kelopak 2,5 cm, daun mahkota lateral panjang 2-2,5 cm, bentuk memanjang
sampai bentuk lanset.
8. Dendrobium labulatum
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna hitam, ujung akar
runcing, batang akar bulat. Batang
berwarna hijau, batang basah, bentuk
pipih arah tumbuh menggantung
(dependens/pendulous).
Batang
menjuntai kebawah oleh daun yang
tersusun
seperti
rambut
yang
dikepang. Daun berwarna hijau,
bentuk segitiga, beralur, tebal
berdaging. Panjang daun 3,3 cm, lebar
Tanaman Penopang
daun 2,5 cm. Daun lebih kecil pada
1. Araucaria
heterophylla (Cemara ujung dan tersebar mengarah ke
norfolk) bagian pangkal.
Nama Indonesia
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Ita Kusumawati
(2015), tumbuhan dengan uraian di atas
adalah Dendrobium labulatum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Ochidaceae
Genus
: Dendrobium
Spesies
: Dendrobium labulatum
Dendrobium labulatum merupakan anggrek epifit simpodial dari Famili
Orchidaceae menumpang di batang Araucaria heterophylla (Cemara Norflok) dari
S=07°46,492’ & E=110°23,090’. Menurut Ita Kusumawati (2015), Dendrobium
labulatum tinggal di hutan hujan dataran rendah pada ketinggian 500-1.200 m dpl.
Dendrobium labulatum memiliki mahkota bunga warna ungu, putik dan benang
27
sari warna kuning, kelopak bunga warna hijau termasuk tumbuhan berbunga
banyak (planta multiflora) dan bunga pada ujung batang (flos terminalis).
Berdasarkan pengamatan Dendrobium labulatum memiliki tangkai bunga di
ujung batang. Bunga mekar pada musim hujan. Menurut Ita Kusumawati
(2015:27), Dendrobium labulatum, berbunga hanya 1 atau 2 bunga yang terbuka
pada satu waktu dan muncul dari batang.
9. Mycaranthes latifofia
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna cokelat, batang akar
bulat, ujung runcing. Batang berwarna
hijau, memiliki batang amat pendek.
Batang simpodial. Daun berwarna
hijau, daun amat panjang, tepi daun
rata, ujung runcing. Daun berjumlah 5
helai. Panjang daun 22,5 cm, lebar
daun 2,5 cm.
Tanaman Penopang
1. Pohon mati
Nama Indonesia
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Dyah Rahmatia &
Pipit pitriana. (2009), tumbuhan dengan
uraian di atas adalah Mycaranthes
latifofia
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Mycaranthes
Spesies
: Mycaranthes latifofia
Mycaranthes latifofia dari Famili Orchidaceae menempel di batang pohon
mati koordinat S=07°46,494’ &
E=110°23,089’, pada ketinggian 700-1.600 m
dpl pada percabanagan utama pohon besar. Menurut Ita Kusumawati (105:33)
28
daun berjumlah 14 helai, bentuk pita memanjang dengan ujung lancip.
Perbungaan muncul di ujung batang di sela-sela daunnya, tersusun dalam bentuk
tandan. Perhiasan bunga berwarna kuning, dan didominasi warna merah hati.
Kelopaknya berbintik-bintik merah, bibir bunga menonjol ke depan. Cuping
bunga sampai berbintik merah merentang datar ke samping. Cuping tengah sangat
kecil dibandingkan kedua cuping sampingnya berwarna putih dan ujungnya
membelah seperti gigi.
Berdasarkan pengamatan Mycaranthes latifofia menumpang di permukaan
pohon mati yang sudah menjadi humus, mengambil unsur hara dengan akar udara.
Berdasarkan pengamatan di Kebun Biologi UNY Mycaranthes latifofia bunganya
putih, sepal 2,5 cm, mahkota bunga berwarna kuning, putik dan benang sari
berwarna kuning.
10.
Phalenopsis amabilis
Gambar Spesimen
Tanaman Penopang
1. Agathis sp
Nama Indonesia
Anggrek bulan
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh SM Latif(1960),
tumbuhan dengan uraian di atas adalah
Phalenopsis amabilis
29
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna hijau, ujung akar
membulat. Batang berwarna hijau,
simpodial, dan amat pendek. Daun
berwarna hijau, berbentuk jorong,
tersusun rapat, berdaging dengan
panjang daun 20 cm-30 cm dan lebar
7 cm-12 cm. Daun tajuk putih,
membundar hamper-hampir bulat atau
kesegian. Daun berjumlah 3-8 helai.
Pinggirnya tumpul dan ke pangkalnya
kecil.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
Genus
Spesies
: Orchidaceae
: Phalaenopsis
: Phalaenopsis amabilis
Phalaenopsis amabilis dari Famili Orchidaceae dikenal dengan sebutan
Anggrek Bulan menumpang di batang Agathis sp koordinat S=07°46,494’ &
E=110°23,085’. Menurut SM Latif (1960:298) Phalaenopsis amabilis memiki ciri
tangkai bunga sampai ± 80 cm. Kedudukan bunganya rata, labelumnya berbentuk
jangkar, agak meruncing. Daun kelopak warna putih, panjang agak meruncing
kebawah. Daun yang ditengah bulat telur memanjang agak bundar di ujungnya.
Berdasarkan pengamatan di Kebun Biologi UNY, Anggrek bulan berbatang
amat pendek hanya daun-daun dan akar-akarnya saja. Akar-akar berkilat bagai
perak atau alumunium, bentuk pipih, apabila melekat pada benda tempat
tinggalnya. Bunga dalam rangkaian yang berbentuk tandan, bercabang, tangkai
bunga 15 cm – 100 cm. Daun mahkota berbentuk bundar, melebar dengan pangkal
yan kecil dan ujung tumpul. Bibir bunga bertaju tiga, berwarna kuning.
11. Vanda sp
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Akar berwarna putih, bentuk akar
bulat, ujung akar membulat. Akar
panjang, kasar dan suram. Batang
berwarna hijau, panjang batang 20
cm. Lebar daun 2,5 cm, daun dua jajar
beruas, bentuk daun pedang. Daun
tebal berbentuk silindris. Tngkai
bunga diketiak daun, menembus daun
pelindung. Daun tebal, berbentuk
silindris. Bunga berwarna ungu. Daun
tebal, berbentuk silindris. Daun
kelopak dan daun tajuk bentuk
warnanya sama, pangkalnya kecil.
30
Tanaman Penopang
1. Agathis sp
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh SM Latif (1960),
tumbuhan dengan uraian di atas adalah
Vanda sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Vanda
Spesies
: Vanda sp
Vanda sp merupakan Anggrek epifit dari Famili Orchidaceae menumpang di
batang Agathis sp koordinat S=07°46,494’ & E=110°23,085’. Vanda sp berbatang
yang tegap, lebih 100 cm, bercabang, daunnya banyak, dua baris berhadapan
tebal, ujung tidak sama memiliki bentuk berbelahan, panjang sampai ± 45 cm dan
lebarnya ± 4 cm. Bunga berwarna ungu. Bunganya tumbuh dari ujung batang
(SM. Latif. 1960:340).
Menurut J. N Rentoul (1982), Keluarga Vanda monopodial, daun terus
menerus memanjang utama berasal dari sisi mana tunas mungkin muncul,
dedaunan bervariasi disalurkan daun Phalaenopsis dan genera mirip dengan
sangat beralur dan dedaunan hampir silinder yang disebut silinder berasal dari
Vandas dan Aerides. Bunga ukuran vanda normal 6 sampai 8 cm berasal dari
batang utama cara yang mirip dengan akar pada ujung batang, dengan labelum
dan dagu atau memacu terselip di arah batang pada bagian dalam klaster.
Tangkai bunga diketiak daun, menembus daun pelindung atau berhadapan
dengan daun, berbunga sedikit atau banyak, bercabang atau tidak. Bunga besar
atau sedang, resupinat, berdaging, daun kelopak dan daun tajuk berbeda (SM
Latif, 1960:328).
31
Menurut Van Steenis (1975:169) Vanda sp bunga berjumlah 5-6, daun
pelindung panjang 6 cm, bunga diameter 7,5-10 cm. daun kelopk bulat telur
diameter 3 cm, 2 yang disamping hamper bentuk belah ketupat, dengan ujung
tulang daun yang membengkok kembali vertical, bibir bunga panjang 3 cm. Daun
mahkota lateral horizontal, dengan sisi belakang putih dan sisi muka ros ungu.
Bibir bunga panjang 4 cm, bertaju 3, bentuk pipih panjang 2 cm dan lebar 2 cm,
taju samping panjang 2 cm, persegi empat atau bulat. Bunga memiliki ciri khas
berbintik-bintik emrah taju tengah bentuk jantung terbalik, panjang 3 cm, dengan
ujung yang terbelah dalam dan tepi sisi yang menggulung, pangkal kuning
berbintik emrah. Vanda sp memiliki tepung sari (polinia) 4.
32
C. Deskripsi Morfologi Tumbuhan Epifit Pteridophyta
Berikut ini pembahasan masing-masing jenis epifit Pteridophyta (tumbuhan
paku) di area Kebun Biologi FMIPA UNY, dijumpai 9 jenis epifit berdasarkan
ciri-ciri morfologinya, yakni:
12. Asplenium nidus
Gambar Spesimen
Tumbuhan Penopang
1. Manihot sp
2. Pohon mati
3. Eugenia cumini (Duwet)
Nama Indonesia
Pakis sarang burung
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja,
dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di
atas adalah Asplenium nidus.
Ciri-Ciri
Panjang daun 84 cm-108 cm, lebar
daun 11 cm-13,5 cm. Ujung daun
umumnya meruncing atau terkadang
membulat, tepinya rata dengan
permukaan yang berombak. Daun
bagian bawah berwarna lebih pucat
dengan garis-garis coklat sepanjang
anak tulang daunnya, pada daun yang
tua dapat terlihat spora yang keluar
pada garis-garis cokelat tersebut.
Letak daun tersusun melingkar pada
batang yang sangat pendek. Daun
yang tertancap melingkar pada batang
jika dilihat dari samping tampak
seperti sarang burung.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Polypodiopsida
Ordo
: Polyppodiales
Famili
: Aspleniaceae
Genus
: Asplenium
Spesies
: Asplenium nidus
Asplenium nidus termasuk dalam Famili Aspleniaceae umumnya dikenal
dengan sebutan pakis sarang burung karena susunan daunnya yang melingkar,
menyerupai sarang burung yang menempel di pohon-pohon jika dilihat dari
samping. Tumbuhan paku jenis ini memiliki struktur daun tunggal dengan ukuran
33
yang bervariasi, panjang daun dapat mencapai 150 cm dan lebar daun hingga 30
cm (Setijati Sastrapradja, 1979: 39). Warna daun hijau, tulang daun memanjang
dari pangkal batang hingga ujung daun. Daun tersusun melingkar pada batang
yang pendek. Asplenium nidus dikenal sebagai tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai tanaman hias.
Asplenium nidus tumbuh menempel di pohon Eugenia cumini koordinat
S=07°46,494’ & E=110°23,085’, Manihot sp koordinat S=07°46,492’ &
E=110°23,097’, pohon mati koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’.
Asplenium nidus menempel di pohon mati membentuk humusnya sendiri di
pohon yang ditumpanginya dari daun-daun yang melapuk. Akar Asplenium nidus
menembus jaringan pembuluh, pada batang yang melekat pada cabang-cabang
besar pepohonan. Asplenium nidus hidup dalam bentuk koloni di batang bebas,
karena ketergantungannya terhadap iklim mikro.
Menurut Van Steenis (1975:99) Asplenium nidus umumnya epifit memiliki
ciri khas rimpang tegak, pendek, bersisik. Daun tunggal, bertulang daun menyirip,
tidak beruas dengan akar rimpang dan rapat berjejal. Sori berjumlah banyak.
Asplenium nidus hidup di daerah yang tidak begitu kering, mulai dari mangrove
sampai 2.000 m. Daerah perkebunan yang sangat teduh, juga di tanam menjadi
tanaman hias.
34
13. Drymoglossum piloselloides
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Panjang daun 2-4 cm, Lebar daun 1-3
cm. Bentuk daun oval, ujung daun
membulat dan memiliki tulang daun
tengah. Rimpang menjulur dan
tertutup oleh sisik yang kecil dan bulat
berwarna cokelat. Daun warna hijau
menempel di batang yang pendek.
Ujung akar runcing, batang akar bulat,
cabang-cabang akar menjalar, dengan
bulu-bulu akar (pilus radicalis) yaitu
bagian akar yang sesungguhnya
hanyalah merupakan penonjolan selsel kulit luar akar yang panjang
menjalar di permukaan pohon yang
ditumpanginya.
Tanaman Penopang
1. Cycas rumpii
2. Pterocarpus indicus
Nama Indonesia
Picisan, Duduwitan, Pakis duwitan atau
Sisik naga
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja,
dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di
atas adalah Drymoglossum piloselloides.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Polypodiaceae
Genus
: Drymoglosum
Spesies
:Drymoglosum
pilloseloides (L.) Presl
Drymoglossum piloselloides/Pyrrosia piloselloides umumnya dikenal dengan
sebutan Picisan, Duduwitan, Pakis Duwitan atau sisik naga karena bentuk daun
bertangkai pendek atau duduk, oval memanjang. Ujung daun membulat atau
tumpul, berdaging. Daun tertancap di batang pohon dengan jarak pada akar
rimpang, dan beruas memiliki tepi daun yang rata, dimorp. Akar rimpang
memiliki panjang 5-22 cm. Drmoglossum piloselloides tumbuh rapat menutupi
batang pohon Cycas rumphii koordinat S=07°46,449’ & E=110°23,109’, dan
35
Pterocarpus indicus koordinat S=07°46,486’ & E=110°23,096’, Drymoglosum
piloselloides/Pyrrosia piloselloides pada saat dewasa rambut jarang dibagian
bawah, urat berjalan mendekat, kerapkali tak terlihat. (Steenis,1975: 96).
Drymoglossum piloselloides alat reproduksi vegetatif dengan stek daun memiliki
sori tebal dan berdaging, dengan permukaan daun halus mengkilat. Sori dari
Drymoglossum dengan garis-garis lurus dan sori dari Pyrrosia bundar, terpisah
dan tegak berbeda.
14. Drynaria sparsisora
Gambar Spesimen
Tanaman Penopang
1.Angsana (Pterocarpus indicus)
Nama Indonesia
Langlayangan
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan
oleh
Setijati
Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan
dengan uraian di atas adalah Drynaria
sparsisora
Ciri-Ciri Morfologi
Panjang daun menjari 11 - 53,5 cm dan
lebar daun 1,5 - 4,7 cm. Daun
berwarna hijau tua. Tepi daun
berombak. Daun penyangga lebih tipis,
pendek dan melebar di bagian tengah.
Entalnya kecil dibagian pangkal, ental
warna sokelat ditutupi dau warna hijau
mua. Bentuk daun memanjang ujung
runcing. Tulang daun keras. Rimpang
kecil ditutupi oleh sisik. Bentuk
bercangap, sori kecil, terletak tidak
beraturan diantara jarak tulang daun
batang
kayu
berbentu
bersegi,
permukaan licin, arah tumbuh serong
ke atas, tidak bercabang.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Polypodiopsida
Ordo
: Pteriales
Famili
: Pteridaceae
Genus
: Drynaria
Spesies
: Drynaria sparsisora
36
Drynaria sparsisora dikenal sebagai langlayangan karena rimpangnya kecil
dan ditutupi oleh sisik yang pendek dan keras. Bentuk daunnya bercangap seperti
halnya daun kepala tupai. Sori terletak kecil-kecil di antara anak tulang daun dan
tersebar tak beraturan (Setiaji Sastrapradja. 1979:29)
Di Kebun Biologi Drynaria sparsisora
menempel di batang Angsana
(Pterocarpus indicus) koordinat S=07°46,486’ & E=110°23,096’, dan batang
pohon mati yang menempel pohon Srikaya (Annona squamosa) koordinat
S=07°46,491’ & E=110°23,089’. Di alam dapat ditemukan pada batu-batuan, di
daerah yang terbuka dan di sepanjang tepi sungai, pohon-pohon tinggi hidup
secara epifit.
Akar rimpang Drynaria sparsisora di Jawa biasa dipakai untuk mengompres
bagian tubuh yang memar atau bengkak dan di Makasar ental muda digunakan
untuk sayuran (Setiaji Sastrapradja. 1979 :29).
Menurut Balgooy (1998), Drynaria sparsisora memiliki rimpang tebal 0,7
cm, pendek, phyllopods dalam dua baris, berdekatan, helai vaskular 3-12, daun
dimorfik, hampir sessile, indumenta/ bulu-bulu terdiri dari rambut stellata dengan
lurus dan pada permukaan membentuk lapisan yang berbeda, Drynaria sparsisora
epifit, spiral memanjat kadang-kadang terrestrial, hingga 35 m di atas permukaan
tanah; dalam berbagai jenis hutan primer dan sekunder.
37
15. Drynaria quercifolia
Gambar Spesimen
Tanaman Penopang
1. Pohon mati
Nama sinonim
Paku daun kepala tupai
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan
oleh
Setijati
Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan
dengan uraian di atas adalah Drynaria
quercifolia.
Ciri-Ciri Morfologi
Panjang daun 83 cm, lebar 2,3 cm.
Daun menjari berwarna hijau, ujung
runcing,
tepinya
rata
dengan
permukaan agak berombak. Akar
rimpang panjang melintang memanjat
dan berukuran tebal. Tulang daun
bulat,
permukaanya
licin,
dan
permukaan bawah daun ada sori.
Batang berkayu, bentuk bersegi,
permukaan licin, arah tumbuh sorong
ke atas, dan tidak bercabang. Akar
warna cokelat.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Polypodiaceae
Genus
: Drynaria
Spesies
: Drynaria quercifolia
Drynaria quercifolia dikenal dengan sebutan paku daun kepala tupai karena
mempunyai rimpang yang besar dan menjalar. Rimpang ini ditutupi oleh sisik
yang halus dan lebat dan berwarna coklat seperti bulu kepala tupai. Tajuk daun
berbentuk lanset garis, tepi rata, yang terbawah kerapkali kecil. Helaian daun
mencapai panjang 30-150 cm (Steenis, 1975: 94). Di Kebun Biologi Drynaria
quercifolia dijumpai tumbuh menempel di batang pohon yang telah mati di dekat
38
pohon srikaya (Annona squamosa) koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’.
Tumbuh bersama rumpun Asplenium nidus dan Nephrolepis falcata. Sori
Drynaria quercifolia antara tulang daun lateral dari tajuk daun, agak teratur dalam
deretan yang rangkap di kedua belah sisi dari tulang tengah daun.
Menurut Steenis (1975), Drynaria quercifolia dapat dijumpai hidup di
kawasan mangrove sampai Indonesia gunung yang rendah, hutan sekunder, dan di
atas pohon di Indonesia perkebunan. Drynaria quercifolia banyak dimanfaatkan
sebagai tanaman hias dan berpotensi sebagai obat antibakteri dan obat penyakit
kulit (Anti Dermatophytic).
16. Nephrolepis cordifolia
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Daun tunggal, panjang anak daun 5
cm, lebar anak daun 1,5 cm, tangkai
daunnya rapat, panjang ibu tangkai
daun 10 - 30 cm. Bentuk daun
memanjang, ujungnya membulat, tepi
daun rata. Anak-anak daun fertile
paling panjang 4 cm, kecuali itu sori
jauh dari daun. Akar rimpang yang
padat dan panjang. Terdapat bulu-bulu
berwarna coklat tua pada permukaan
tangkai daun. Tunas liar dengan umbi
pengeram.
Tanaman Penopang
1. Pohon mati
Nama Indonesia
Paku sepat
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Setiaji Sastrapradja,
dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di
atas adalah Nephrolepis cordifolia
39
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
:Lomariopsidaceae/ Dryopteridaceae
Genus
: Nephrolepis
Spesies
: Nephrolepis cordifolia
Nephrolepis cordifolia sering pula disebut paku cecerenean atau paku sepat
(Sunda) karena tumbuhnya berumpun dengan rimpang yang padat dan panjang.
Nephrolepis cordifolia memiliki ciri morfologi yakni, berdaun lebat, helaian daun
20-120 kali 5-16 cm. Anak daun duduk tepinya beringgit bergerigi ringan. Akar
rimpang tegak, berdaun rapat, umbi pengeram bersisik panjang 1-3 cm, jumlah
anak daun 25-100 kali 3-8 cm, anak daun fertil 1,5-4 kali 0,5-1,5 cm, beringgit
dalam sorus. (Steenis, 1975: 97)
Di Kebun Biologi Nephrolepis cordifolia dijumpai tumbuh menempel di
batang pohon yang telah mati di dekat pohon srikaya (Annona squamosa)
koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’. Tumbuh bersama rumpun Asplenium
nidus dan Drynaria quercifolia.
Menurut Steenis (1975) Nephrolepis cordifolia dapat dijumpai hidup di hutan
belukar dan rimba rumput, tanaman di ketinggian 1.000-2.000 m, lereng dan
lereng batu, hutan kampung, batang pohon. Nephrolepis cordifolia umum sebagai
tanaman hias, karena hidup di dalam tanah, membentuk koloni dengan
membentuk tunas-tunas di sampingnya.
17. Platycerium bifurcatum
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Panjang daun 53,5 cm, lebar daun
13,5 cm dan tepi daun rata halus.
Berwarna hijau. Rumbai daun 7 20an. Daun sarang bentuknya ginjal.
Permukaan
bawahnya
daun
penyangga berbulu tipis. Kantungkantung spora 0,3 mm terdapat di
ujung daun bagian bawah sehingga
keluar anakan yang kelak dapat
dipisahkan dan dipindahkan sebagai
tumbuhan baru.
40
Tanaman Penopang
1. Dracaena fragrans
2. Pohon mati
3. Spathodea campanulata
Nama Indonesia
Simbar menjangan
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja,
dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di
atas adalah Platycerium bifurcatum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Polypodiaceae
Genus
: Platycerium
Spesies
: Platycerium bifurcatum
Platycerium bifurcatum disebut simbar menjangan karena rimpangrimpangnya tertutup oleh daun-daun penyangganya sehingga tidak kelihatan.
Daun penyangganya mempunyai lebar dan panjang yang hampir sama. Daun
berjumbai, bentuknya seperti pita bercabang-cabang menyerupai tanduk uncal
(Setiaji Sastrapradja. 1979: 109).
Menurut Balgooy (1998) Asplenium bifurcatum daun memiliki pelepah,
dikotom bercabang dengan lobus, asimetris, sporangia dengan 18-22, apical pada
lobus.
Paku jenis ini menempel di batang pohon (famili Dicotyledoneae) yakni,
Dracaena fragrans koordinat S=07°46,490’ & E=110°23,094’, dan Spathodea
companulata
koordinat
S=07°46,493’
&
E=110°23,086’.
Rumbai
daun
Playcerium bifurcatum pada Dracaena fragrans dan pohon mati ada 7 sedangkan
rumbai daun pada Spathodea companulata ada 20an. Kemungkinan dipengaruhi
Sphatodea companulata memiliki perawakan batang tinggi besar hingga 15 m.
41
Sphatodea companulata diperkaya sumber hara dan nitrogen yang turun bersama
air hujan.
Playcerium bifurcatum dikenal sebagai tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai tanaman hias. Tumbuh menempel pada batang pohon Indonesia dataran
rendah sampai ketinggian 500 m dpl (Steenis. 1975:92).
Menurut Balgooy (1998) Playcerium bifurcatum daun memiliki pelepah,
dichotomously bercabang dengan lobus, bentuk asimetris, sporangia dengan
jumlah 18-22 sel. Spora 64 per sporangium. Platycerium bifurcatum habitat epifit
dan epilitik, tumbuh dalam kelompok.
18. Pyrrosia sp
Gambar Spesimen
Tanaman Penopang
1.Cycas revoluta
Nama Indonesia
Paku purba
Identifikasi
Berdasarkan
deskripsi
yang
dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja,
dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di
atas adalah Pyrrosia sp
42
Ciri-Ciri Morfologi
Panjang daun 2 - 5 cm, lebar daun 0,5
- 2 cm. Bentuk daun oval atau
memanjang, ujung daun bulat dan
memiliki
tulang
daun
tengah.
Berwarna hijau, permukaan halus, tepi
agak begelombang. Letak daun
tersusun pada batang yang sangat
pendek membentuk rumpun. Akar
tebal 0,7 cm dan pendek, filopods 2
baris.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Polypodiaceae
Genus
: Pyrrosia
Spesies
: Pyrrosia sp
Pyrrosia sp berbeda dengan Pyrrosia piloseloides. Di Kebun Biologi
Pyrrosia sp dijumpai di batang pohon daun berduri sejenis Cycas revoluta
koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’ . Akar tidak panjang dan kecil. Daun
yang satu dan yang lainnya tumbuh membentuk rumpun. Daunnya ada yang
mandul ada yang membawa spora. Daun tunggal berlekuk yang berlekuk
sebagian, daun muda bentuk spiral. Pyrrosia sp tumbuh subur mengelilingi batang
pohon Cycas revoluta.
Berdasarkan pengamatan, Pyrrosia sp menumpang pada permukaan Cycas
revoluta memiliki garis spiral yang tampak melingkar batang, bentuk batang
bulat, dan memperlihatkan bekas-bekas daun.
Menurut Balgooy (1998), Pyrrosia sp habitat epifitik, epilitik atau terestrial.
Rimpang berukuran0,7 cm, filopod dalam dua baris. Daun mono atau dimorfik.
Urat-urat daun sebagian besar yang berbeda, urat ikat membentuk satu atau
beberapa seri areoles persegi panjang. Indument terdiri dari rambut stellate,
dengan lurus dan pada permukaan yang lebih rendah, anulus dengan 9-22 sel.
19. Pyrrosia longifolia
Gambar Spesimen
Ciri-Ciri Morfologi
Panjang daun 15 cm – 16 cm,
lebar daun 1 - 2 cm. Daun
berwarna
hijau.
Tepinya
berombak.
Bentuk
daun
memanjang ujung bulat. Lebar
daun lebih pendek. Akar warna
hitam tebal 2-3 mm, daun pakis
umumnya 20-60 cm, permukaan
daun halus mengkilat.
43
Tanaman Penopang
1. Cycas rumphii
2. Pohon daun berduri (Cycas revoluta)
Nama Indonesia
Pirosia
Identifikasi
Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan
oleh Setijati Sastrapradja, dkk. (1979),
tumbuhan dengan uraian di atas adalah
Pyrrosia longifolia
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Polypodiopsida
Ordo
: Pteriales
Famili
: Pteridaceae
Genus
: Pyrrosia
Spesies
: Pyrrosia longifolia
Pyrrosia longifolia dikenal sebagai Pirosia karena memiliki rimpang tebal
1,8-2,7 mm, panjang, filopod, 2-6 cm, tunas sekitar setengah sepanjang ruas.
Schelerenzyma memiliki untai banyak, tersebar dalam silinder vaskular, lamina
0,7-2 cm, setiap areola sangat cekung.
Pyrrosia longifolia menempel pada Cycas rumphii koordinat S=07°46,449’ &
E=110°23,109’ dan Pohon daun berduri (Cycas revoluta) koordinat S=07°46,491’
& E=110°23,089’. Daun monoporfik, batang untuk 0,5-10 cm, lamina adalah 10119 oleh 0,7-2 cm atau lebih. Rizoma menjalar, daun fertil dan steril, sorus bundar
seluruh sisi bawah bagian atas daun, tanpa indusium, spora tidak teratur.
(Balgooy. 1998:164)
Menurut Balgooy (1998) Pyrrosia longifolia altitude dari permukaan laut ke
300-1000 m, jarang epilithic atau terrestrial. Pyrrosia longifolia memiliki
phyllopods 2-6 cm, schlerencyma selubung yang berbeda, schlerencyma untai
banyak. Sisik bersinar cokelat atau kehitaman. Lamina 10-119 panjang 0,7-2 cm.
Sori apical di aetiap areole, panjang 1 mm. Spora dibundel pusat dengan singkat.
Spora tidak teratur.
44
D. Kondisi Lingkungan Abiotik di Kebun Biologi FMIPA UNY
Tabel 3. Keadaan mikroklimat
Suhu
Intensitas
Udara
Tanggal
Cahaya
(°C)
(Lux)
11 Januari 13-826
40
2017
09.00 12.00
Kelembapan
Udara (%)
58-87
Kecepatan
Angin
(m/s)
9 m/s
Habitat berarti satu set kondisi yang cocok untuk kelangsungan hidup
organisme, atau lebih sederhana, di mana saja suatu kehidupan. Setiap organisme
terbatas dalam adaptasi terhadap lingkungan ditentukan oleh faktor-faktor di luar
kendali. Faktor-faktor dalam lingkungan yang memungkinkan atau memaksa
suatu organisme untuk membuat pilihan tertentu. Pilihan ini dapat dimodifikasi
oleh berbagai kondisi (Lederer. 1984: 245&246).
Misalnya Asplenium nidus karena factor lingkungan. Sori jumlahnnya banyak
di daerah yang tidak begitu kering, mulai dari mangrove sampai 2.000 m, daerah
perkebunan yang sangat teduh, selain itu juga ditanam menjadi tanaman hias.
Suhu udara dan kelembapan udara berhubungan dengan fotosintesis, Asplenium
nidus tidak ada batang yang sesungguhnya di atas tanah. Akar memiliki sisik,
daun steril dengan simpul urat daun tumbuh sejajar ke arah tepi daun. Pakupakuan dengan akar rimpang yang memanjat dan tersebar rata seluas sisi bawah
daun fertil atau anak daun fertil.
45
Intensitas hubungan dengan kebutuhan cahaya untuk fotosintesis yang sesuai
dibutuhkan pada Asplenium nidus sporangium terkumpul menjadi spora (sori)
bentuk bulat, bentuk garis, mempunyai atau tak mempunyai selaput penutup.
Suhu udara dan kelembapan udara (%), kecepatan angin (m/s). Misalnya,
Steenis (1975:170) Dendrobium crumenatum di daerah teretntu tanaman ini
berbunga periodik dan serentak, setelah udara mendadak sedikit mendingin,
misalnya karena hujan.
Dendrobium crumenatum menempel pada pohon tetapi tidak seperti
tumbuhan parasit. Tumbuhan ini tidak mengambil apa pun dari tuan rumahnya.
Akarnya yang khusus mengumpulkan air langsung dari hujan dan embun yang
biasanya disimpan dalam batang atau daun.
Berbeda dengan tumbuhan paku tumbuhan merambat tidak merusak
tumbuhan tuan rumahnya pada batang pohon, akar membelit tumbuhan
penopangnya untuk mencapai tempat yang lebih menggunakan sulur atau akar
nafas yang menancap kuat pada tumbuhan yang ditumpanginya.
46
E. Hubungan Tanaman Epifit dan Tanaman Penopang
Menurut Gesta Rama Noprian Nawawi, Indriyanto dan Duryat (2014), “Tidak
terdapat asosiasi secara khusus antara epifit dengan jenis penopangnya, akan
tetapi epifit tumbuh pada jenis tumbuhan penopang yang umumnya memiliki
karakteristik tekstur kulit tebal, beralur, berserabut dan memiliki kulit yang
keras.”
Pohon
yang
ditumpanginya
dicatat
spesiesnya
serta
diamati
zona
keberadaannya di pohon. Data karakter morfologi anggrek alam yang ditemukan
dianalisis deskriptif berdasarkan sifat dan karakter morfologinya. Lokasi
keberadaan anggrek dicatat dengan mengguanakan GPS (Global Positioning
System)
Spermatophyta ada famili Orchidaceae dengan uraian 11 spesies yaitu
Agrostophyllum cyathiforme (1) , Appendicula sp (1) , Catleya sp (1), Coelogyne
spesiosa (3), Dendrobium agrostophyllum (7), Dendrobium aphyllum (19),
Dendrobium crumentum (27), Dendrobium labulatum (1), Mycaranthes latifofia
(1), Phalaenopsis amabilis (6) dan Vanda sp (1).
Tumbuhan epifit Pteridohyta di kawasan Kebun Biologi FMIPA UNY
mewakili 3 Famili menurut George H. M. Lawrence. (1968) yaitu Aspleniaceae,
Nephrolepidaceae, dan Polypodiaceae. Terdiri dari 8 spesies yaitu Asplenium
nidus (3), Drymoglosum piloselloides (4), Drynaria quercifolia (4), Drynaria
sparsisora (1), Nephrolepis cordifolis (1), Platycerium bifurcatum (3), Pyrrosia
longifolia (2) dan Pyrrosia sp (1).
47
Tanaman penopang antara lain Achras zapota,
Agathis sp, Aleurites
mollucana, Annona squamosa, Aquilaria malaciensis, Araucaria heterophylla,
Cinamommum burmanii, Cycas rumpii, Dimorcapus longan, Dracaena fragrans,
Eugenia cumini, Ixora sp, Lansium domesticum, Malaleuca leucadendron,
Mangifera indica, Manihot sp, Michelia alba, Mimusoph elengi, Ochna serrulata,
Pterocarpus indicus, Sphatodea campanulata, Styrax pinnata, Syzyqium aqueum
dan Tectona grandis.
Tanaman
penopang
terdiri
dari
Divisi
Spermatophyta.
Tanaman
Spermatophyta memiliki ciri pohon, tinggi sampai 40 m. Batang jauh di atas tanah
baru bercabang. Bagian yang muda dan bagian sisi bawah daun berbulu vilt rapat,
berbentuk bintang. Daun bertangkai pendek, kadang-kadang duduk, ellips atau
sedikit banyak bulat telur, dengan ujung yang berbentuk baji dan bagian pangkal
yang menyempit, pada cabang yang berbunga, 23-40 kali 11-21 cm.
Pohon struktur kulit kayu keras mampu menopang tanaman epifit untuk
hidup. Struktur morfologi pohon membuat kanopi menjadi semakin rapat
mempengaruhi kondisi sekitar untuk tumbuh tanaman lain.
48
F. Pemetaan sebaran Tumbuhan Epifit
Lokasi jangkauan koordinat ditentukan dengan GPS. Data primer diperoleh
dari pengamatan langsung di lapangan. Data primer yang diambil meliputi jumlah
dan jenis epifit, jenis tumbuhan penopang, karakteristik tumbuhan penopang dan
mengetahui jumlah jenis tumbuhan penopang yang berasosiasi dengan jenis epifit
di Kebun Biologi FMIPA UNY.
Tabel 4. Lokasi ditemukannya Tumbuhan Epifit Spermatophyta di Kebun Biologi
FMIPA UNY
No. Tumbuhan
Tumbuhan
Koordinat
Ciri-ciri Morfologi
epifit
penopang
Akar Batang Daun Bunga
Spermatophyta
1. Agrostophyllum Aleurites
S=07°46,496’&
√
√ √ E=110°23,085’
cyathifome
molucana
2. Appendicula sp Annona
S=07º46,493’&
√ √ √ E= 110º23,097’
squamosa
3. Cattleya sp
Agathis sp
S=07°46,494’&
√ √ √ E=110°23,085’
4. Coelogyne
S=07°46,491’&
√ √ √ Syzygium
E=110°23,080’.
spesiosa
aqueum
S=07°46,496’&
5. Dendrobium
√ √ √ Aleurites
E=110°23,085’
Agrostophyllum molucana
Ixora sp
S=07°46,494’&
√ √ √ E=110°23,083’
√ √ √ S=07°46,493’&
Amaranthus
sp
E=110°23,097’
6. Dendrobium
Agathis sp
S=07°46,494’&
√ √ √ √
E=110°23,085’
aphyllum
‐ √ √ √ S=07°46,491’&
Aquilaria
E=110°23,082’
heterophylla
‐
√ √ √ S=07°46,492’&
Araucraia
E=110°23,090’
heterophylla
‐
√ √ √ Cinamommum S=07°46,497’&
E=110°23,085’
burmanii
7. Dendrobium
√ √ √ Achras zapota S=07°46,495’&
crumenatum
E=110°23,084’
Agathis sp
S=07°46,495’&
√ √ √ E=110°23,084’
√ √ √ S=07°46,494’&
Mangifera
E=110°23,088’
indica
√
√ √
Michelia alba S=07°46,497’&
49
8.
9.
10.
11.
Dendrobium
labulatum
Mycaranthes
latifofia
Phalaenopsis
amabilis
Vanda sp
Styrax
pinnata
Syzygium
aqueum
Tectona
grandis
Araucaria
heterophylla
Pohon mati
Agathis sp
Agathis sp
E=110°23,085’
S=07°46,491’&
E=110°23,090’
S=07°46,491’&
E=110°23,080’
S=07°46,493’&
E=110°23,083’
S=07°46,492’&
E=110°23,090’
S=07°46,494’&
E=110°23,089’
S=07°46,494’&
E=110°23,085”
S=07°46,494’&
E=110°23,085’
√ √ √ -
√ √ √ -
√ √ √ -
√ √ √ √
√ √ √ -
√ √ √ -
√ √ √ -
Keterangan: √ = teramati
- = tidak teramati pada saat penelitian
Tabel 5. Tabel Lokasi
Biologi FMIPA UNY
No. Tumbuhan
epifit
Pteridophyta
1. Asplenium
nidus
2.
3.
Drymoglosum
piloselloides
Drynaria
sparsisora
4.
Drynaria
quercifolia
5.
Nephrolepis
cordifolia
ditemukannya Tumbuhan Epifit Pteridophyta di Kebun
Tumbuhan
penopang
Koordinat
S=07°46,494’&
E=110°23,085’
S=07°46,492’&
E=110°23,097’
Pohon mati
S=07°46,491’&
E=110°23,089’
S=07°46,449’&
Cycas
E=110°23,109’
rumphii
S=07°46,486’&
Pterocarpus
E=110°23,096’
indicus
S=07°46,486’&
Pterocarpus
E=110°23,096’
indicus
Pohon
mati S=07°46,491’&
E=110°23,089’
(menempel
Annona
squamosa)
Pohon
mati S=07°46,491’&
E=110°23,089’
(menempel
Annona
squamosa)
Pohon
mati S=07°46,491’&
(menempel
E=110°23,089’
Eugenia
cumini
Manihot sp
50
Ciri-ciri Morfologi
Akar Batang Daun
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Annona
squamosa)
Dracaena
fragrans
Sphatodea
companulata
Cycas sp
S=07°46,490’&
E=110°23,094’
S=07°46,493’&
E=110°23,086’
7. Pyrrosia sp
S=07°46,491’&
E=110°23,089’
8. Pyrrosia
Cycass rumpii S=07°46,449’&
E=110°23,109’
longifolia
Cycas sp
S=07°46,491’&
E=110°23,089’
Keterangan: √ = teramati
- = tidak teramati pada saat penelitian
6.
Playcerium
bifurcatum
51
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 
Download