BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan meliputi inventarisasi tumbuhan epifit beserta tumbuhan penopangnya di Kebun Biologi FMIPA UNY. Kebun Biologi FMIPA UNY terletak di Jalan Colombo, Depok, Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 November 2016 – 11 Januari 2017. Luas Kebun Biologi UNY adalah 0,2 hektar. Lokasi dijumpainya tumbuhan epifit berdasarkan pada semua tumbuhan dari jenis Pteridophyta dan jenis Orchidaceae yang hidup menempel pada tumbuhan lain, keberadaanya di area dalam pagar Kebun Biologi FMIPA UNY. Pengukuran jarak tumbuhan epifit satu dengan tumbuhan epifit lainnya berfungsi untuk mengetahui lokasi masing-masing jenis dijumpainya tumbuhan epifit. A. Jenis-jenis Tumbuhan Epifit yang Ditemukan di Kebun Biologi FMIPA UNY Epifit dalam Bahasa Yunani dari kata epi artinya di atas dan phyton artinya tumbuhan. Epifit tumbuh pada permukaan tumbuhan lain, umumnya pada cabang atau batang pohon, daun-daun pohon, semak, dan liana (Campbell & Reece., 2003:351). Epifit utamanya tersebar di tumbuhan dari Divisi Spermatophyta, oleh karena itu Kebun Biologi FMIPA UNY sebagai sarana pembelajaran Mahasiswa Biologi untuk mengenal berbagai jenis tumbuhan, termasuk bentuk daun, batang, akar, bunga serta manfaat yang bisa diolah manusia. Aneka jenis tanaman obat, tanaman buah, tanaman hias dan ada beberapa jenis tanaman langka di desain sedemikian rupa sehingga menjadi Kebun Biologi. 16 Perjumpaan tumbuhan epifit pada suatu tumbuhan penopang tergantung pada keanekaragaman dan karakteristik tumbuhan yang hidup pada kawasan tersebut. Berdasarkan penelitian dijumpai 19 jenis tumbuhan epifit dan 27 jenis tumbuhan penopangnya sebagai berikut: Tabel 2. Jenis-jenis Tumbuhan Epifit Pteridophyta dan Kebun Biologi FMIPA UNY No. Jenis Epifit Suku/ famili Tumbuhan penopang A. ANGGREK 1. Agrostophyllum Orchidaceae Aleurites moluccana cyathiforme 2. Appendicula sp Orchidaceae Annona squamosa 3. Cattleya sp Orchidaceae Agathis sp 4. Coelogyne Orchidaceae Syzygium aqueum spesiosa Orchidaceae Agathis sp 5. Dendrobium aphyllum Lansium domesticum Mimusoph elengi Ochna serrulata 6. 7. 8. 9. 10. Dendrobium agrostophyllum Dendrobium crumenatum Dendrobium labulatum Mycaranthes latifolia Phalaenopsis amabilis Orchidaceae Aleurites moluccana Morinda citrifolia Ixora sp Orchidaceae Achras zapota Agathis sp Aquilaria malaciensis Cinamomum burmanii Mangifera indica Styrax pinnata Syzygium aqueum Tectona grandis Orchidaceae Araucaria heterophylla Orchidaceae Pohon mati Araucaria heterophylla Orchidaceae Agathis sp Pohon mati 17 Epifit Orchidaceae di Suku/famili ∑ Euphorbiaceae 1 Annonaceae Araucariaceae Myrtaceae 1 1 1 Araucariaceae Meliaceae 3 3 Sapotaceae Ochnaceae 2 1 Euphorbiaceae 1 Rubiaceae Amaranthaceae Sapotaceae Araucariaceae Theymelaceae 1 5 1 7 1 Lauraceae 6 Anacardiaceae Styracaceae Myrtaceae Lamiaceae Araucariaceae 4 1 1 1 1 Araucariaceae 1 2 Araucariaceae 3 3 11. Vanda sp 12. Asplenium nidus 13. Drymoglosum piloselloides 14. Drynaria sparsisora Orchidaceae Agathis sp B. TUMBUHAN PAKU Polypodiaceae Manihot sp Eugenia cumini Polypodiaceae Cycas rumphii Pterocarpus indicus Polypodiaceae Pterocarpus indicus Annona squamosa Polypodiaceae Annona squamosa Araucariaceae TOTAL 1 51 Euphorbiaceae Myrtaceae 1 2 Cycadaceae Fabaceae 3 1 Fabaceae 1 Annonaceae 1 Annonaceae 1 15. Drynaria quercifolia 16. Nephrolepis cordifolia Polypodiaceae Annona squamosa Annonaceae 2 17. Platycerium bifurcatum Polypodiaceae Dracaenaceae 1 Bignoniaceae 1 Polypodiaceae Dracaena fragrans Sphatodea campanulata Cycas rumphii Cycadaceae 5 Polypodiaceae Cycas revoluta Cycadaceae TOTAL 6 23 18. 19. Pyrrosia longifolia Pyrrosia sp 18 B. Deskripsi Morfologi Tumbuhan Epifit Spermatophyta Famili Orchidaceae Berikut ini pembahasan mengenai masing-masing jenis epifit Spermatophyta Famili Orchidacae (tumbuhan anggrek) di area Kebun Biologi FMIPA UNY, dijumpai 11 jenis epifit berdasarkan ciri-ciri morfologinya, yakni: 1. Agrostophyllum cyathiforme Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna cokelat, ujung akar runcing, batang akar bulat memiliki bulu-bulu akar. Batang berwarna hijau, bentuk batang bulat, panjang batang 24 cm, batang basah. Simpodial, arah tumbuh daun keatas. Daun berwarna hijau, tepi daun rata, bentuk memanjang ujung tidak simetris, tulang daun keras. Bentuk daun bangun garis (linearis), penampang daun melintang, pipih dan daun amat panjang. Panjang daun 10,5 cm, dan lebar daun 1,4 cm. Tanaman Penopang 1. Aleurites moluccana (Kemiri) Nama Indonesia 1. Amaranthus sp Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Ita Kusumawati (2015), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Agrostophyllum cyathifome Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Agrostophyllum Spesies :Agrostophyllum cyathiforme Agrostophylum cyathiforme merupakan anggrek epifit dari Famili Orchidaceae memiliki panjang batang mencapai 24 cm. Perbungaan tersusun bergerombol terdiri dari tiga kuntum bunga. Seperti halnya di Kebun Biologi 19 dimana Agrostophylum cyathiforme menempel di batang Aleurites molucana koordinat S=07°46,493’ & E=110°23,097’. Menurut Ita Kusumawati (2015), Agrostophylum cyathiforme memiliki ciri khas perbungaan di ujung, terdiri dari beberapa bunga. Bunga kecil, berwarna putih atau kuning. Kelopak bunga berbentuk lonjong yang ujungnya runcing berukuran 4,5 x 2,6 mm, mahkota bunga berdiameter 4,75 cm hanya terletak di ujung batang, berupa flos terminalis. Mahkota bunga berbentuk lanset dengan ukuran panjangnya sama kelopaknya 1,5 mm dan diameter bunga 1,5 cm. 2. Appendicula sp Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Akar warna hitam, ujung akar bulat, memiliki bulu-bulu akar. Batang warna putih, panjang batang 6 cm, batang basah, bentuk batang bulat, arah tumbuh batang menggantung. Daun berwarna hijau, daun berbentuk lanset, ujung daun berlekuk dua, melebar di setengah bagian pangkal dan ujungnya menyempit. Panjang daun 7 cm. Tanaman Penopang 1. Annona squamosa Nama Indonesia 1. Appendicula sp Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Ita Kusumawati (2015), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Appendicula sp 20 Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Appendicula Spesies : Appendicula sp Appendicula sp merupakan anggrek simpodial dari Famili Orchidaceae tumbuh epifit di antara percabangan Annona squamosa koordinat S= 07º46,493’ & E= 110º23,097’. Perbungaan bergerombol di ujung batang (terminal) dengan jumlah bunga 6-8 kuntum. Menurut Ita Kusumawati (2015: 13), Appendicula sp memiliki ciri mahkota bunga berwarna putih dan bibir bunga berwarna putih bagian ujungnya runcing. Bunga mengelompok, diameter 1 cm. Tumbuh di atas seresah lantai hutan tumbuh di ketinggian 300-1.800 m dpl. 3. Cattleya sp Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna cokelat, ujung akar runcing, batang akar bulat, memiliki serabut akar. Bentuk akar silindris. Batang simpodial. Batang berwarna hijau muda. Batang basah, bentuk batang bulat, arah tumbuh batang tegak lurus. Pseudobulb ukuran besar. Panjang batang 4 cm. daun berwarna hijau, tepi daun rata, bentuk memanjang, ujung daun membulat. Panjang daun 12 cm, lebar daun 2,5 cm. Tanaman Penopang 1. Pohon Agathis sp Nama Indonesia Queen orchid Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Ita Kusumawati (2015), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Cattleya sp 21 Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Cattleya Spesies : Cattleya sp Berdasarkan pengamatan Di Kebun Biologi Cattleya sp dari Famili Orchidaceae tumbuh epifit di batang pohon Agathis dari S=07°46,494’ & E=110°23,085’. Ciri khas Cattleya sp yakni daun tebal dan banyak mengandung air termasuk berdaun dua. Cattleya sp memiliki ciri bunga yang berbau harum, dan berukuran 5-15 cm atau lebih. Mahkota bunga lebih lebar dibanding kelopak bunga, labelum terdapat bunga tumbuh pseudobulb. 4. Coelogyne spesiosa Gambar Spesimen Tanaman Penopang 1. Jambu air Nama Indonesia Anggrek bibir berbulu Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Ita Kusumawati (2015), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Coelogyne spesiosa 22 Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna cokelat, ujung akar bulat. Batang berwarna hijau, batang basah, amat pendek, bentuk bulat, permukaan licin, arah tumbuh batang menggantung (dependens/pendulous). Daun berwarna hijau, daun hanya 1-2 helai tiap umbi, bentuk lanset memanjang, panjang daun 10-24 cm, lebar daun 4-9 cm. daun tumbuh di ujung umbi semu, berjumlah hanya satu helai. Pertulangan daun melengkung (curvinervis). Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliopsia Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Coelogyne Spesies : Coelogyne spesiosa Coelogyne spesiosa merupakan anggrek epifit simpodial dari Famili Orchidaceae dikenal sebagai Anggrek bibir berbulu karena mahkota bunga berbentuk benang dan melengkung. Bibir bunga berukuran besar, berwarna merah jingga hingga cokelat tua dan ujungnya berwarna putih. Coelogyne spesiosa menumpang di batang jambu air koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,080’. Ita Kusumawati (2015:22) Coelogyne spesiosa memiliki cirri bibir bunga (labelum) berwarna merah jingga hingga cokelat tua dan ujungnya berwarna putih agak menggulung ke bawah/ bunga berdiameter 5 cm mencapai 31,5 cm. Bunga muncul dari sela-sela tunas muda, dalam setiap rangkaian perbungaan hanya 1-2 kuntum bunga. Mahkota bunga berbentuk benang dan melengkung. 5. Dendrobium agrostophyllum Gambar Spesimen Tanaman Penopang 1. Aleurites molucanna 2. Ixora sp 3. Morinda citrifolia Nama Indonesia Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Ita Kusumawati (2015), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Dendrobium agrostophyllum 23 Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna cokelat, ujung akar membulat, batang akar bulat, memiliki bulu-bulu akar. Batang berwarna hijau. Batang basah, percabangan simpodial, bentuk bulat, arah tumbuh keatas. Daun berwarna hijau,memanjang, ujung runcing, panjang daun 7 cm, lebar daun 2 cm. Bentuk daun lanset dengan ukuran panjang 20 cm dan lebar daun 3,5 cm. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium Spesies Dendrobium agrostophyllum merupakan :Dendrobium agrostophyllum anggrek epifit dari Famili Orchidaceae menempel di batang Aleurites molucanna koordinat S=07°46,496’ & E=110°23,085’, batang Ixora sp koordinat S=07°46,494’ & E=110°23,083’, batang Amaranthus sp dari S=07°46,493’ & E=110°23,097’. Habitat berada pada ketinggian 1.000-1.250 m dpl. Berdasarkan pengamatan di Kebun Biologi Dendrobium agrostophyllum memiliki ciri bunga berwarna kuning, labellum menggulung kedepan. Bunga menggerombol di ujung batang berjumlah 4-5 kuntum, tangkai bunga berwarna hijau. 6. Dendrobium aphyllum Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna cokelat, ujung akar membulat, pseudobulb 8 cm, ujung akar bulat. Batang berwarna hijau, batang basah, percabangan simpodial, bentuk bulat, arah tumbuh menggantung. Panjang batang 30 cm. Batang berbentuk silindris yang tersusun tegak atau menggantung. Daun berwarna hijau, panjang ujung hijau membulat, panjang daun 3-10 cm, lebar daun 1-3 cm. daun liat seperti kulit (subcoriaceous). Bunga dengan warna kelopak dan mahkota berwarna kuning pucat dengan uraturat merah muda, labellum bulat, kolum tampak jelas, pseudobulb ukuran besar. Inflorescens, bunga majemuk pendek, lateral dari daun batang. Tanaman Penopang 1. Michelia alba 2. Cinnamomum burmanii Nama Indonesia Identifikasi Klasifikasi Berdasarkan deskripsi yang Kingdom : Plantae dikemukakan oleh Dyah Rahmatia & Divisi : Spermatophyta 24 Pipit Fitriana. (2009), tumbuhan dengan Kelas uraian di atas adalah Dendrobium Ordo Famili aphyllum Genus Spesies : Angiospermae : Orchidales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium aphyllum Dendrobium aphyllum merupakan anggrek epifit dari Famili Orchidaceae menempel di batang Agathis sp koordinat S=07°46,494’ & E=110°23,085’, batang Aquilaria heterophylla koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,082’, batang Araucraia heterophylla koordinat S=07°46,492’ & E=110°23,090’, batang Cinnaommum burmanii koordinat S=07°46,497’ & E=110°23,085’. Menurut Ita Kusumawati, dkk (2015: 26) Dendrobium aphyllum memiliki ciri perbungaan muncul pada ruas batang. Bunga berwarna ungu pucat, bibir berwarna kuning pucat keputih-putihan. Bibir bunga agak menggulung berbentuk seperti terompet. 7. Dendrobium crumenatum Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna putih, ujung akar runcing, batang akar bulat, bulu-bulu akar. Batang simpodial, bentuk bulat, pseudobulb panjang 2 cm. Batang bercabang memiliki ruas 1-2. Panjang batang 40-60 cm. Daun berwarna hijau, tepi daun rata, ujung membulat, bentuk daun ellips, lebar daun 3 cm. Panjang daun 8 cm. Daun beruas, tumpul. Daun kelopak yang ditengah panjang, bentuk daun runcing, panjang daun kelopak 2,5 cm. Daun tajuk yang 2 helai panjang 2-2,5 cm. v Tanaman Penopang 1. Achras zapota 2. Agathis sp 3. Mangifera indica 4. Michelia alba 5. Styrax pinnata 6. Syzygium aqueum 7. Tectona grandis Nama Indonesia Anggrek merpati 25 Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Dyah Rahmatia & Pipit pitriana. (2009), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Dendrobium crumenatum Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium Spesies :Dendrobium crumenatum Dendrobium crumenatum dari Famili Orchidaceae dikenal dengan sebutan anggrek merpati karena mempunyai tandan bunga di ujung, pelepah dari daun yang tidak sempurna pada pangkalnya, bunga warna putih, tangkai bunga pada pangkal bersisik mirip burung merpati. Dendrobium crumenatum menempel di batang Achras zapota koordinat S=07°46,495’ & E=110°23,084’, batang Agathis sp koordinat S=07°46,495’ & E=110°23,084’, batang Mangifera indica koordinat S=07°46,494’ & E=110°23,088’, batang Michelia alba koordinat S=07°46,497’ & E=110°23,085’, E=110°23,090’, batang batang Styrax Syzygium pinnata koordinat S=07°46,491’ & aqueum koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,080’ dan batang Tectona grandis koordinat S=07°46,493’ & E=110°23,083’. Berdasarkan pengamatan Dendrobium crumenatum bunga berwarna putih, sepal 2,5 cm, mahkota bunga berwarna kuning, lebarnya 5 cm, putik dan benang sari berwarna kuning, tumbuhan berbunga banyak (Planta multiflora), bunga pada ujung batang (flosterminalis). Menurut SM Latif (1960:235), Dendrobium crumenatum memiliki ciri daunnya berjumlah jarang, bentuk daun bulat, ujung daun tumpul. Tangkai bunga di ujung batang, tandan bunga di ujung. 26 Menurut Steenis (1975:170) Dendrobium crumenatum memiliki tandan bunga di ujung, pelepah dari daun yang tidak sempurna pada pangkalnya. Panjang daun kelopak 2,5 cm, daun mahkota lateral panjang 2-2,5 cm, bentuk memanjang sampai bentuk lanset. 8. Dendrobium labulatum Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna hitam, ujung akar runcing, batang akar bulat. Batang berwarna hijau, batang basah, bentuk pipih arah tumbuh menggantung (dependens/pendulous). Batang menjuntai kebawah oleh daun yang tersusun seperti rambut yang dikepang. Daun berwarna hijau, bentuk segitiga, beralur, tebal berdaging. Panjang daun 3,3 cm, lebar Tanaman Penopang daun 2,5 cm. Daun lebih kecil pada 1. Araucaria heterophylla (Cemara ujung dan tersebar mengarah ke norfolk) bagian pangkal. Nama Indonesia Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Ita Kusumawati (2015), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Dendrobium labulatum Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili : Ochidaceae Genus : Dendrobium Spesies : Dendrobium labulatum Dendrobium labulatum merupakan anggrek epifit simpodial dari Famili Orchidaceae menumpang di batang Araucaria heterophylla (Cemara Norflok) dari S=07°46,492’ & E=110°23,090’. Menurut Ita Kusumawati (2015), Dendrobium labulatum tinggal di hutan hujan dataran rendah pada ketinggian 500-1.200 m dpl. Dendrobium labulatum memiliki mahkota bunga warna ungu, putik dan benang 27 sari warna kuning, kelopak bunga warna hijau termasuk tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora) dan bunga pada ujung batang (flos terminalis). Berdasarkan pengamatan Dendrobium labulatum memiliki tangkai bunga di ujung batang. Bunga mekar pada musim hujan. Menurut Ita Kusumawati (2015:27), Dendrobium labulatum, berbunga hanya 1 atau 2 bunga yang terbuka pada satu waktu dan muncul dari batang. 9. Mycaranthes latifofia Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna cokelat, batang akar bulat, ujung runcing. Batang berwarna hijau, memiliki batang amat pendek. Batang simpodial. Daun berwarna hijau, daun amat panjang, tepi daun rata, ujung runcing. Daun berjumlah 5 helai. Panjang daun 22,5 cm, lebar daun 2,5 cm. Tanaman Penopang 1. Pohon mati Nama Indonesia Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Dyah Rahmatia & Pipit pitriana. (2009), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Mycaranthes latifofia Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Mycaranthes Spesies : Mycaranthes latifofia Mycaranthes latifofia dari Famili Orchidaceae menempel di batang pohon mati koordinat S=07°46,494’ & E=110°23,089’, pada ketinggian 700-1.600 m dpl pada percabanagan utama pohon besar. Menurut Ita Kusumawati (105:33) 28 daun berjumlah 14 helai, bentuk pita memanjang dengan ujung lancip. Perbungaan muncul di ujung batang di sela-sela daunnya, tersusun dalam bentuk tandan. Perhiasan bunga berwarna kuning, dan didominasi warna merah hati. Kelopaknya berbintik-bintik merah, bibir bunga menonjol ke depan. Cuping bunga sampai berbintik merah merentang datar ke samping. Cuping tengah sangat kecil dibandingkan kedua cuping sampingnya berwarna putih dan ujungnya membelah seperti gigi. Berdasarkan pengamatan Mycaranthes latifofia menumpang di permukaan pohon mati yang sudah menjadi humus, mengambil unsur hara dengan akar udara. Berdasarkan pengamatan di Kebun Biologi UNY Mycaranthes latifofia bunganya putih, sepal 2,5 cm, mahkota bunga berwarna kuning, putik dan benang sari berwarna kuning. 10. Phalenopsis amabilis Gambar Spesimen Tanaman Penopang 1. Agathis sp Nama Indonesia Anggrek bulan Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh SM Latif(1960), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Phalenopsis amabilis 29 Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna hijau, ujung akar membulat. Batang berwarna hijau, simpodial, dan amat pendek. Daun berwarna hijau, berbentuk jorong, tersusun rapat, berdaging dengan panjang daun 20 cm-30 cm dan lebar 7 cm-12 cm. Daun tajuk putih, membundar hamper-hampir bulat atau kesegian. Daun berjumlah 3-8 helai. Pinggirnya tumpul dan ke pangkalnya kecil. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili Genus Spesies : Orchidaceae : Phalaenopsis : Phalaenopsis amabilis Phalaenopsis amabilis dari Famili Orchidaceae dikenal dengan sebutan Anggrek Bulan menumpang di batang Agathis sp koordinat S=07°46,494’ & E=110°23,085’. Menurut SM Latif (1960:298) Phalaenopsis amabilis memiki ciri tangkai bunga sampai ± 80 cm. Kedudukan bunganya rata, labelumnya berbentuk jangkar, agak meruncing. Daun kelopak warna putih, panjang agak meruncing kebawah. Daun yang ditengah bulat telur memanjang agak bundar di ujungnya. Berdasarkan pengamatan di Kebun Biologi UNY, Anggrek bulan berbatang amat pendek hanya daun-daun dan akar-akarnya saja. Akar-akar berkilat bagai perak atau alumunium, bentuk pipih, apabila melekat pada benda tempat tinggalnya. Bunga dalam rangkaian yang berbentuk tandan, bercabang, tangkai bunga 15 cm – 100 cm. Daun mahkota berbentuk bundar, melebar dengan pangkal yan kecil dan ujung tumpul. Bibir bunga bertaju tiga, berwarna kuning. 11. Vanda sp Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Akar berwarna putih, bentuk akar bulat, ujung akar membulat. Akar panjang, kasar dan suram. Batang berwarna hijau, panjang batang 20 cm. Lebar daun 2,5 cm, daun dua jajar beruas, bentuk daun pedang. Daun tebal berbentuk silindris. Tngkai bunga diketiak daun, menembus daun pelindung. Daun tebal, berbentuk silindris. Bunga berwarna ungu. Daun tebal, berbentuk silindris. Daun kelopak dan daun tajuk bentuk warnanya sama, pangkalnya kecil. 30 Tanaman Penopang 1. Agathis sp Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh SM Latif (1960), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Vanda sp Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Vanda Spesies : Vanda sp Vanda sp merupakan Anggrek epifit dari Famili Orchidaceae menumpang di batang Agathis sp koordinat S=07°46,494’ & E=110°23,085’. Vanda sp berbatang yang tegap, lebih 100 cm, bercabang, daunnya banyak, dua baris berhadapan tebal, ujung tidak sama memiliki bentuk berbelahan, panjang sampai ± 45 cm dan lebarnya ± 4 cm. Bunga berwarna ungu. Bunganya tumbuh dari ujung batang (SM. Latif. 1960:340). Menurut J. N Rentoul (1982), Keluarga Vanda monopodial, daun terus menerus memanjang utama berasal dari sisi mana tunas mungkin muncul, dedaunan bervariasi disalurkan daun Phalaenopsis dan genera mirip dengan sangat beralur dan dedaunan hampir silinder yang disebut silinder berasal dari Vandas dan Aerides. Bunga ukuran vanda normal 6 sampai 8 cm berasal dari batang utama cara yang mirip dengan akar pada ujung batang, dengan labelum dan dagu atau memacu terselip di arah batang pada bagian dalam klaster. Tangkai bunga diketiak daun, menembus daun pelindung atau berhadapan dengan daun, berbunga sedikit atau banyak, bercabang atau tidak. Bunga besar atau sedang, resupinat, berdaging, daun kelopak dan daun tajuk berbeda (SM Latif, 1960:328). 31 Menurut Van Steenis (1975:169) Vanda sp bunga berjumlah 5-6, daun pelindung panjang 6 cm, bunga diameter 7,5-10 cm. daun kelopk bulat telur diameter 3 cm, 2 yang disamping hamper bentuk belah ketupat, dengan ujung tulang daun yang membengkok kembali vertical, bibir bunga panjang 3 cm. Daun mahkota lateral horizontal, dengan sisi belakang putih dan sisi muka ros ungu. Bibir bunga panjang 4 cm, bertaju 3, bentuk pipih panjang 2 cm dan lebar 2 cm, taju samping panjang 2 cm, persegi empat atau bulat. Bunga memiliki ciri khas berbintik-bintik emrah taju tengah bentuk jantung terbalik, panjang 3 cm, dengan ujung yang terbelah dalam dan tepi sisi yang menggulung, pangkal kuning berbintik emrah. Vanda sp memiliki tepung sari (polinia) 4. 32 C. Deskripsi Morfologi Tumbuhan Epifit Pteridophyta Berikut ini pembahasan masing-masing jenis epifit Pteridophyta (tumbuhan paku) di area Kebun Biologi FMIPA UNY, dijumpai 9 jenis epifit berdasarkan ciri-ciri morfologinya, yakni: 12. Asplenium nidus Gambar Spesimen Tumbuhan Penopang 1. Manihot sp 2. Pohon mati 3. Eugenia cumini (Duwet) Nama Indonesia Pakis sarang burung Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Asplenium nidus. Ciri-Ciri Panjang daun 84 cm-108 cm, lebar daun 11 cm-13,5 cm. Ujung daun umumnya meruncing atau terkadang membulat, tepinya rata dengan permukaan yang berombak. Daun bagian bawah berwarna lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang daunnya, pada daun yang tua dapat terlihat spora yang keluar pada garis-garis cokelat tersebut. Letak daun tersusun melingkar pada batang yang sangat pendek. Daun yang tertancap melingkar pada batang jika dilihat dari samping tampak seperti sarang burung. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Polypodiopsida Ordo : Polyppodiales Famili : Aspleniaceae Genus : Asplenium Spesies : Asplenium nidus Asplenium nidus termasuk dalam Famili Aspleniaceae umumnya dikenal dengan sebutan pakis sarang burung karena susunan daunnya yang melingkar, menyerupai sarang burung yang menempel di pohon-pohon jika dilihat dari samping. Tumbuhan paku jenis ini memiliki struktur daun tunggal dengan ukuran 33 yang bervariasi, panjang daun dapat mencapai 150 cm dan lebar daun hingga 30 cm (Setijati Sastrapradja, 1979: 39). Warna daun hijau, tulang daun memanjang dari pangkal batang hingga ujung daun. Daun tersusun melingkar pada batang yang pendek. Asplenium nidus dikenal sebagai tumbuhan yang dapat digunakan sebagai tanaman hias. Asplenium nidus tumbuh menempel di pohon Eugenia cumini koordinat S=07°46,494’ & E=110°23,085’, Manihot sp koordinat S=07°46,492’ & E=110°23,097’, pohon mati koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’. Asplenium nidus menempel di pohon mati membentuk humusnya sendiri di pohon yang ditumpanginya dari daun-daun yang melapuk. Akar Asplenium nidus menembus jaringan pembuluh, pada batang yang melekat pada cabang-cabang besar pepohonan. Asplenium nidus hidup dalam bentuk koloni di batang bebas, karena ketergantungannya terhadap iklim mikro. Menurut Van Steenis (1975:99) Asplenium nidus umumnya epifit memiliki ciri khas rimpang tegak, pendek, bersisik. Daun tunggal, bertulang daun menyirip, tidak beruas dengan akar rimpang dan rapat berjejal. Sori berjumlah banyak. Asplenium nidus hidup di daerah yang tidak begitu kering, mulai dari mangrove sampai 2.000 m. Daerah perkebunan yang sangat teduh, juga di tanam menjadi tanaman hias. 34 13. Drymoglossum piloselloides Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Panjang daun 2-4 cm, Lebar daun 1-3 cm. Bentuk daun oval, ujung daun membulat dan memiliki tulang daun tengah. Rimpang menjulur dan tertutup oleh sisik yang kecil dan bulat berwarna cokelat. Daun warna hijau menempel di batang yang pendek. Ujung akar runcing, batang akar bulat, cabang-cabang akar menjalar, dengan bulu-bulu akar (pilus radicalis) yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan selsel kulit luar akar yang panjang menjalar di permukaan pohon yang ditumpanginya. Tanaman Penopang 1. Cycas rumpii 2. Pterocarpus indicus Nama Indonesia Picisan, Duduwitan, Pakis duwitan atau Sisik naga Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Drymoglossum piloselloides. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Ordo : Polypodiales Famili : Polypodiaceae Genus : Drymoglosum Spesies :Drymoglosum pilloseloides (L.) Presl Drymoglossum piloselloides/Pyrrosia piloselloides umumnya dikenal dengan sebutan Picisan, Duduwitan, Pakis Duwitan atau sisik naga karena bentuk daun bertangkai pendek atau duduk, oval memanjang. Ujung daun membulat atau tumpul, berdaging. Daun tertancap di batang pohon dengan jarak pada akar rimpang, dan beruas memiliki tepi daun yang rata, dimorp. Akar rimpang memiliki panjang 5-22 cm. Drmoglossum piloselloides tumbuh rapat menutupi batang pohon Cycas rumphii koordinat S=07°46,449’ & E=110°23,109’, dan 35 Pterocarpus indicus koordinat S=07°46,486’ & E=110°23,096’, Drymoglosum piloselloides/Pyrrosia piloselloides pada saat dewasa rambut jarang dibagian bawah, urat berjalan mendekat, kerapkali tak terlihat. (Steenis,1975: 96). Drymoglossum piloselloides alat reproduksi vegetatif dengan stek daun memiliki sori tebal dan berdaging, dengan permukaan daun halus mengkilat. Sori dari Drymoglossum dengan garis-garis lurus dan sori dari Pyrrosia bundar, terpisah dan tegak berbeda. 14. Drynaria sparsisora Gambar Spesimen Tanaman Penopang 1.Angsana (Pterocarpus indicus) Nama Indonesia Langlayangan Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Drynaria sparsisora Ciri-Ciri Morfologi Panjang daun menjari 11 - 53,5 cm dan lebar daun 1,5 - 4,7 cm. Daun berwarna hijau tua. Tepi daun berombak. Daun penyangga lebih tipis, pendek dan melebar di bagian tengah. Entalnya kecil dibagian pangkal, ental warna sokelat ditutupi dau warna hijau mua. Bentuk daun memanjang ujung runcing. Tulang daun keras. Rimpang kecil ditutupi oleh sisik. Bentuk bercangap, sori kecil, terletak tidak beraturan diantara jarak tulang daun batang kayu berbentu bersegi, permukaan licin, arah tumbuh serong ke atas, tidak bercabang. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Polypodiopsida Ordo : Pteriales Famili : Pteridaceae Genus : Drynaria Spesies : Drynaria sparsisora 36 Drynaria sparsisora dikenal sebagai langlayangan karena rimpangnya kecil dan ditutupi oleh sisik yang pendek dan keras. Bentuk daunnya bercangap seperti halnya daun kepala tupai. Sori terletak kecil-kecil di antara anak tulang daun dan tersebar tak beraturan (Setiaji Sastrapradja. 1979:29) Di Kebun Biologi Drynaria sparsisora menempel di batang Angsana (Pterocarpus indicus) koordinat S=07°46,486’ & E=110°23,096’, dan batang pohon mati yang menempel pohon Srikaya (Annona squamosa) koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’. Di alam dapat ditemukan pada batu-batuan, di daerah yang terbuka dan di sepanjang tepi sungai, pohon-pohon tinggi hidup secara epifit. Akar rimpang Drynaria sparsisora di Jawa biasa dipakai untuk mengompres bagian tubuh yang memar atau bengkak dan di Makasar ental muda digunakan untuk sayuran (Setiaji Sastrapradja. 1979 :29). Menurut Balgooy (1998), Drynaria sparsisora memiliki rimpang tebal 0,7 cm, pendek, phyllopods dalam dua baris, berdekatan, helai vaskular 3-12, daun dimorfik, hampir sessile, indumenta/ bulu-bulu terdiri dari rambut stellata dengan lurus dan pada permukaan membentuk lapisan yang berbeda, Drynaria sparsisora epifit, spiral memanjat kadang-kadang terrestrial, hingga 35 m di atas permukaan tanah; dalam berbagai jenis hutan primer dan sekunder. 37 15. Drynaria quercifolia Gambar Spesimen Tanaman Penopang 1. Pohon mati Nama sinonim Paku daun kepala tupai Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Drynaria quercifolia. Ciri-Ciri Morfologi Panjang daun 83 cm, lebar 2,3 cm. Daun menjari berwarna hijau, ujung runcing, tepinya rata dengan permukaan agak berombak. Akar rimpang panjang melintang memanjat dan berukuran tebal. Tulang daun bulat, permukaanya licin, dan permukaan bawah daun ada sori. Batang berkayu, bentuk bersegi, permukaan licin, arah tumbuh sorong ke atas, dan tidak bercabang. Akar warna cokelat. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Ordo : Polypodiales Famili : Polypodiaceae Genus : Drynaria Spesies : Drynaria quercifolia Drynaria quercifolia dikenal dengan sebutan paku daun kepala tupai karena mempunyai rimpang yang besar dan menjalar. Rimpang ini ditutupi oleh sisik yang halus dan lebat dan berwarna coklat seperti bulu kepala tupai. Tajuk daun berbentuk lanset garis, tepi rata, yang terbawah kerapkali kecil. Helaian daun mencapai panjang 30-150 cm (Steenis, 1975: 94). Di Kebun Biologi Drynaria quercifolia dijumpai tumbuh menempel di batang pohon yang telah mati di dekat 38 pohon srikaya (Annona squamosa) koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’. Tumbuh bersama rumpun Asplenium nidus dan Nephrolepis falcata. Sori Drynaria quercifolia antara tulang daun lateral dari tajuk daun, agak teratur dalam deretan yang rangkap di kedua belah sisi dari tulang tengah daun. Menurut Steenis (1975), Drynaria quercifolia dapat dijumpai hidup di kawasan mangrove sampai Indonesia gunung yang rendah, hutan sekunder, dan di atas pohon di Indonesia perkebunan. Drynaria quercifolia banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan berpotensi sebagai obat antibakteri dan obat penyakit kulit (Anti Dermatophytic). 16. Nephrolepis cordifolia Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Daun tunggal, panjang anak daun 5 cm, lebar anak daun 1,5 cm, tangkai daunnya rapat, panjang ibu tangkai daun 10 - 30 cm. Bentuk daun memanjang, ujungnya membulat, tepi daun rata. Anak-anak daun fertile paling panjang 4 cm, kecuali itu sori jauh dari daun. Akar rimpang yang padat dan panjang. Terdapat bulu-bulu berwarna coklat tua pada permukaan tangkai daun. Tunas liar dengan umbi pengeram. Tanaman Penopang 1. Pohon mati Nama Indonesia Paku sepat Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Setiaji Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Nephrolepis cordifolia 39 Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Ordo : Polypodiales Famili :Lomariopsidaceae/ Dryopteridaceae Genus : Nephrolepis Spesies : Nephrolepis cordifolia Nephrolepis cordifolia sering pula disebut paku cecerenean atau paku sepat (Sunda) karena tumbuhnya berumpun dengan rimpang yang padat dan panjang. Nephrolepis cordifolia memiliki ciri morfologi yakni, berdaun lebat, helaian daun 20-120 kali 5-16 cm. Anak daun duduk tepinya beringgit bergerigi ringan. Akar rimpang tegak, berdaun rapat, umbi pengeram bersisik panjang 1-3 cm, jumlah anak daun 25-100 kali 3-8 cm, anak daun fertil 1,5-4 kali 0,5-1,5 cm, beringgit dalam sorus. (Steenis, 1975: 97) Di Kebun Biologi Nephrolepis cordifolia dijumpai tumbuh menempel di batang pohon yang telah mati di dekat pohon srikaya (Annona squamosa) koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’. Tumbuh bersama rumpun Asplenium nidus dan Drynaria quercifolia. Menurut Steenis (1975) Nephrolepis cordifolia dapat dijumpai hidup di hutan belukar dan rimba rumput, tanaman di ketinggian 1.000-2.000 m, lereng dan lereng batu, hutan kampung, batang pohon. Nephrolepis cordifolia umum sebagai tanaman hias, karena hidup di dalam tanah, membentuk koloni dengan membentuk tunas-tunas di sampingnya. 17. Platycerium bifurcatum Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Panjang daun 53,5 cm, lebar daun 13,5 cm dan tepi daun rata halus. Berwarna hijau. Rumbai daun 7 20an. Daun sarang bentuknya ginjal. Permukaan bawahnya daun penyangga berbulu tipis. Kantungkantung spora 0,3 mm terdapat di ujung daun bagian bawah sehingga keluar anakan yang kelak dapat dipisahkan dan dipindahkan sebagai tumbuhan baru. 40 Tanaman Penopang 1. Dracaena fragrans 2. Pohon mati 3. Spathodea campanulata Nama Indonesia Simbar menjangan Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Platycerium bifurcatum Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Ordo : Polypodiales Famili : Polypodiaceae Genus : Platycerium Spesies : Platycerium bifurcatum Platycerium bifurcatum disebut simbar menjangan karena rimpangrimpangnya tertutup oleh daun-daun penyangganya sehingga tidak kelihatan. Daun penyangganya mempunyai lebar dan panjang yang hampir sama. Daun berjumbai, bentuknya seperti pita bercabang-cabang menyerupai tanduk uncal (Setiaji Sastrapradja. 1979: 109). Menurut Balgooy (1998) Asplenium bifurcatum daun memiliki pelepah, dikotom bercabang dengan lobus, asimetris, sporangia dengan 18-22, apical pada lobus. Paku jenis ini menempel di batang pohon (famili Dicotyledoneae) yakni, Dracaena fragrans koordinat S=07°46,490’ & E=110°23,094’, dan Spathodea companulata koordinat S=07°46,493’ & E=110°23,086’. Rumbai daun Playcerium bifurcatum pada Dracaena fragrans dan pohon mati ada 7 sedangkan rumbai daun pada Spathodea companulata ada 20an. Kemungkinan dipengaruhi Sphatodea companulata memiliki perawakan batang tinggi besar hingga 15 m. 41 Sphatodea companulata diperkaya sumber hara dan nitrogen yang turun bersama air hujan. Playcerium bifurcatum dikenal sebagai tumbuhan yang dapat digunakan sebagai tanaman hias. Tumbuh menempel pada batang pohon Indonesia dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl (Steenis. 1975:92). Menurut Balgooy (1998) Playcerium bifurcatum daun memiliki pelepah, dichotomously bercabang dengan lobus, bentuk asimetris, sporangia dengan jumlah 18-22 sel. Spora 64 per sporangium. Platycerium bifurcatum habitat epifit dan epilitik, tumbuh dalam kelompok. 18. Pyrrosia sp Gambar Spesimen Tanaman Penopang 1.Cycas revoluta Nama Indonesia Paku purba Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Pyrrosia sp 42 Ciri-Ciri Morfologi Panjang daun 2 - 5 cm, lebar daun 0,5 - 2 cm. Bentuk daun oval atau memanjang, ujung daun bulat dan memiliki tulang daun tengah. Berwarna hijau, permukaan halus, tepi agak begelombang. Letak daun tersusun pada batang yang sangat pendek membentuk rumpun. Akar tebal 0,7 cm dan pendek, filopods 2 baris. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Ordo : Polypodiales Famili : Polypodiaceae Genus : Pyrrosia Spesies : Pyrrosia sp Pyrrosia sp berbeda dengan Pyrrosia piloseloides. Di Kebun Biologi Pyrrosia sp dijumpai di batang pohon daun berduri sejenis Cycas revoluta koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’ . Akar tidak panjang dan kecil. Daun yang satu dan yang lainnya tumbuh membentuk rumpun. Daunnya ada yang mandul ada yang membawa spora. Daun tunggal berlekuk yang berlekuk sebagian, daun muda bentuk spiral. Pyrrosia sp tumbuh subur mengelilingi batang pohon Cycas revoluta. Berdasarkan pengamatan, Pyrrosia sp menumpang pada permukaan Cycas revoluta memiliki garis spiral yang tampak melingkar batang, bentuk batang bulat, dan memperlihatkan bekas-bekas daun. Menurut Balgooy (1998), Pyrrosia sp habitat epifitik, epilitik atau terestrial. Rimpang berukuran0,7 cm, filopod dalam dua baris. Daun mono atau dimorfik. Urat-urat daun sebagian besar yang berbeda, urat ikat membentuk satu atau beberapa seri areoles persegi panjang. Indument terdiri dari rambut stellate, dengan lurus dan pada permukaan yang lebih rendah, anulus dengan 9-22 sel. 19. Pyrrosia longifolia Gambar Spesimen Ciri-Ciri Morfologi Panjang daun 15 cm – 16 cm, lebar daun 1 - 2 cm. Daun berwarna hijau. Tepinya berombak. Bentuk daun memanjang ujung bulat. Lebar daun lebih pendek. Akar warna hitam tebal 2-3 mm, daun pakis umumnya 20-60 cm, permukaan daun halus mengkilat. 43 Tanaman Penopang 1. Cycas rumphii 2. Pohon daun berduri (Cycas revoluta) Nama Indonesia Pirosia Identifikasi Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Setijati Sastrapradja, dkk. (1979), tumbuhan dengan uraian di atas adalah Pyrrosia longifolia Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Polypodiopsida Ordo : Pteriales Famili : Pteridaceae Genus : Pyrrosia Spesies : Pyrrosia longifolia Pyrrosia longifolia dikenal sebagai Pirosia karena memiliki rimpang tebal 1,8-2,7 mm, panjang, filopod, 2-6 cm, tunas sekitar setengah sepanjang ruas. Schelerenzyma memiliki untai banyak, tersebar dalam silinder vaskular, lamina 0,7-2 cm, setiap areola sangat cekung. Pyrrosia longifolia menempel pada Cycas rumphii koordinat S=07°46,449’ & E=110°23,109’ dan Pohon daun berduri (Cycas revoluta) koordinat S=07°46,491’ & E=110°23,089’. Daun monoporfik, batang untuk 0,5-10 cm, lamina adalah 10119 oleh 0,7-2 cm atau lebih. Rizoma menjalar, daun fertil dan steril, sorus bundar seluruh sisi bawah bagian atas daun, tanpa indusium, spora tidak teratur. (Balgooy. 1998:164) Menurut Balgooy (1998) Pyrrosia longifolia altitude dari permukaan laut ke 300-1000 m, jarang epilithic atau terrestrial. Pyrrosia longifolia memiliki phyllopods 2-6 cm, schlerencyma selubung yang berbeda, schlerencyma untai banyak. Sisik bersinar cokelat atau kehitaman. Lamina 10-119 panjang 0,7-2 cm. Sori apical di aetiap areole, panjang 1 mm. Spora dibundel pusat dengan singkat. Spora tidak teratur. 44 D. Kondisi Lingkungan Abiotik di Kebun Biologi FMIPA UNY Tabel 3. Keadaan mikroklimat Suhu Intensitas Udara Tanggal Cahaya (°C) (Lux) 11 Januari 13-826 40 2017 09.00 12.00 Kelembapan Udara (%) 58-87 Kecepatan Angin (m/s) 9 m/s Habitat berarti satu set kondisi yang cocok untuk kelangsungan hidup organisme, atau lebih sederhana, di mana saja suatu kehidupan. Setiap organisme terbatas dalam adaptasi terhadap lingkungan ditentukan oleh faktor-faktor di luar kendali. Faktor-faktor dalam lingkungan yang memungkinkan atau memaksa suatu organisme untuk membuat pilihan tertentu. Pilihan ini dapat dimodifikasi oleh berbagai kondisi (Lederer. 1984: 245&246). Misalnya Asplenium nidus karena factor lingkungan. Sori jumlahnnya banyak di daerah yang tidak begitu kering, mulai dari mangrove sampai 2.000 m, daerah perkebunan yang sangat teduh, selain itu juga ditanam menjadi tanaman hias. Suhu udara dan kelembapan udara berhubungan dengan fotosintesis, Asplenium nidus tidak ada batang yang sesungguhnya di atas tanah. Akar memiliki sisik, daun steril dengan simpul urat daun tumbuh sejajar ke arah tepi daun. Pakupakuan dengan akar rimpang yang memanjat dan tersebar rata seluas sisi bawah daun fertil atau anak daun fertil. 45 Intensitas hubungan dengan kebutuhan cahaya untuk fotosintesis yang sesuai dibutuhkan pada Asplenium nidus sporangium terkumpul menjadi spora (sori) bentuk bulat, bentuk garis, mempunyai atau tak mempunyai selaput penutup. Suhu udara dan kelembapan udara (%), kecepatan angin (m/s). Misalnya, Steenis (1975:170) Dendrobium crumenatum di daerah teretntu tanaman ini berbunga periodik dan serentak, setelah udara mendadak sedikit mendingin, misalnya karena hujan. Dendrobium crumenatum menempel pada pohon tetapi tidak seperti tumbuhan parasit. Tumbuhan ini tidak mengambil apa pun dari tuan rumahnya. Akarnya yang khusus mengumpulkan air langsung dari hujan dan embun yang biasanya disimpan dalam batang atau daun. Berbeda dengan tumbuhan paku tumbuhan merambat tidak merusak tumbuhan tuan rumahnya pada batang pohon, akar membelit tumbuhan penopangnya untuk mencapai tempat yang lebih menggunakan sulur atau akar nafas yang menancap kuat pada tumbuhan yang ditumpanginya. 46 E. Hubungan Tanaman Epifit dan Tanaman Penopang Menurut Gesta Rama Noprian Nawawi, Indriyanto dan Duryat (2014), “Tidak terdapat asosiasi secara khusus antara epifit dengan jenis penopangnya, akan tetapi epifit tumbuh pada jenis tumbuhan penopang yang umumnya memiliki karakteristik tekstur kulit tebal, beralur, berserabut dan memiliki kulit yang keras.” Pohon yang ditumpanginya dicatat spesiesnya serta diamati zona keberadaannya di pohon. Data karakter morfologi anggrek alam yang ditemukan dianalisis deskriptif berdasarkan sifat dan karakter morfologinya. Lokasi keberadaan anggrek dicatat dengan mengguanakan GPS (Global Positioning System) Spermatophyta ada famili Orchidaceae dengan uraian 11 spesies yaitu Agrostophyllum cyathiforme (1) , Appendicula sp (1) , Catleya sp (1), Coelogyne spesiosa (3), Dendrobium agrostophyllum (7), Dendrobium aphyllum (19), Dendrobium crumentum (27), Dendrobium labulatum (1), Mycaranthes latifofia (1), Phalaenopsis amabilis (6) dan Vanda sp (1). Tumbuhan epifit Pteridohyta di kawasan Kebun Biologi FMIPA UNY mewakili 3 Famili menurut George H. M. Lawrence. (1968) yaitu Aspleniaceae, Nephrolepidaceae, dan Polypodiaceae. Terdiri dari 8 spesies yaitu Asplenium nidus (3), Drymoglosum piloselloides (4), Drynaria quercifolia (4), Drynaria sparsisora (1), Nephrolepis cordifolis (1), Platycerium bifurcatum (3), Pyrrosia longifolia (2) dan Pyrrosia sp (1). 47 Tanaman penopang antara lain Achras zapota, Agathis sp, Aleurites mollucana, Annona squamosa, Aquilaria malaciensis, Araucaria heterophylla, Cinamommum burmanii, Cycas rumpii, Dimorcapus longan, Dracaena fragrans, Eugenia cumini, Ixora sp, Lansium domesticum, Malaleuca leucadendron, Mangifera indica, Manihot sp, Michelia alba, Mimusoph elengi, Ochna serrulata, Pterocarpus indicus, Sphatodea campanulata, Styrax pinnata, Syzyqium aqueum dan Tectona grandis. Tanaman penopang terdiri dari Divisi Spermatophyta. Tanaman Spermatophyta memiliki ciri pohon, tinggi sampai 40 m. Batang jauh di atas tanah baru bercabang. Bagian yang muda dan bagian sisi bawah daun berbulu vilt rapat, berbentuk bintang. Daun bertangkai pendek, kadang-kadang duduk, ellips atau sedikit banyak bulat telur, dengan ujung yang berbentuk baji dan bagian pangkal yang menyempit, pada cabang yang berbunga, 23-40 kali 11-21 cm. Pohon struktur kulit kayu keras mampu menopang tanaman epifit untuk hidup. Struktur morfologi pohon membuat kanopi menjadi semakin rapat mempengaruhi kondisi sekitar untuk tumbuh tanaman lain. 48 F. Pemetaan sebaran Tumbuhan Epifit Lokasi jangkauan koordinat ditentukan dengan GPS. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan. Data primer yang diambil meliputi jumlah dan jenis epifit, jenis tumbuhan penopang, karakteristik tumbuhan penopang dan mengetahui jumlah jenis tumbuhan penopang yang berasosiasi dengan jenis epifit di Kebun Biologi FMIPA UNY. Tabel 4. Lokasi ditemukannya Tumbuhan Epifit Spermatophyta di Kebun Biologi FMIPA UNY No. Tumbuhan Tumbuhan Koordinat Ciri-ciri Morfologi epifit penopang Akar Batang Daun Bunga Spermatophyta 1. Agrostophyllum Aleurites S=07°46,496’& √ √ √ E=110°23,085’ cyathifome molucana 2. Appendicula sp Annona S=07º46,493’& √ √ √ E= 110º23,097’ squamosa 3. Cattleya sp Agathis sp S=07°46,494’& √ √ √ E=110°23,085’ 4. Coelogyne S=07°46,491’& √ √ √ Syzygium E=110°23,080’. spesiosa aqueum S=07°46,496’& 5. Dendrobium √ √ √ Aleurites E=110°23,085’ Agrostophyllum molucana Ixora sp S=07°46,494’& √ √ √ E=110°23,083’ √ √ √ S=07°46,493’& Amaranthus sp E=110°23,097’ 6. Dendrobium Agathis sp S=07°46,494’& √ √ √ √ E=110°23,085’ aphyllum ‐ √ √ √ S=07°46,491’& Aquilaria E=110°23,082’ heterophylla ‐ √ √ √ S=07°46,492’& Araucraia E=110°23,090’ heterophylla ‐ √ √ √ Cinamommum S=07°46,497’& E=110°23,085’ burmanii 7. Dendrobium √ √ √ Achras zapota S=07°46,495’& crumenatum E=110°23,084’ Agathis sp S=07°46,495’& √ √ √ E=110°23,084’ √ √ √ S=07°46,494’& Mangifera E=110°23,088’ indica √ √ √ Michelia alba S=07°46,497’& 49 8. 9. 10. 11. Dendrobium labulatum Mycaranthes latifofia Phalaenopsis amabilis Vanda sp Styrax pinnata Syzygium aqueum Tectona grandis Araucaria heterophylla Pohon mati Agathis sp Agathis sp E=110°23,085’ S=07°46,491’& E=110°23,090’ S=07°46,491’& E=110°23,080’ S=07°46,493’& E=110°23,083’ S=07°46,492’& E=110°23,090’ S=07°46,494’& E=110°23,089’ S=07°46,494’& E=110°23,085” S=07°46,494’& E=110°23,085’ √ √ √ - √ √ √ - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ - √ √ √ - Keterangan: √ = teramati - = tidak teramati pada saat penelitian Tabel 5. Tabel Lokasi Biologi FMIPA UNY No. Tumbuhan epifit Pteridophyta 1. Asplenium nidus 2. 3. Drymoglosum piloselloides Drynaria sparsisora 4. Drynaria quercifolia 5. Nephrolepis cordifolia ditemukannya Tumbuhan Epifit Pteridophyta di Kebun Tumbuhan penopang Koordinat S=07°46,494’& E=110°23,085’ S=07°46,492’& E=110°23,097’ Pohon mati S=07°46,491’& E=110°23,089’ S=07°46,449’& Cycas E=110°23,109’ rumphii S=07°46,486’& Pterocarpus E=110°23,096’ indicus S=07°46,486’& Pterocarpus E=110°23,096’ indicus Pohon mati S=07°46,491’& E=110°23,089’ (menempel Annona squamosa) Pohon mati S=07°46,491’& E=110°23,089’ (menempel Annona squamosa) Pohon mati S=07°46,491’& (menempel E=110°23,089’ Eugenia cumini Manihot sp 50 Ciri-ciri Morfologi Akar Batang Daun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Annona squamosa) Dracaena fragrans Sphatodea companulata Cycas sp S=07°46,490’& E=110°23,094’ S=07°46,493’& E=110°23,086’ 7. Pyrrosia sp S=07°46,491’& E=110°23,089’ 8. Pyrrosia Cycass rumpii S=07°46,449’& E=110°23,109’ longifolia Cycas sp S=07°46,491’& E=110°23,089’ Keterangan: √ = teramati - = tidak teramati pada saat penelitian 6. Playcerium bifurcatum 51 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √