HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU TINDAKAN UNIVERSAL PRECAUTION PADA PERAWAT DI RSUD KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Istanto ST.14033 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 Istanto Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Tindakan Universal Precaution Pada Perawat di RSUD Kota Surakarta Abstrak Universal precautions merupakan upaya pencegahan infeksi yang telah mengalami perjalanan panjang, dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial (infeksi yang ditimbulkan dari tindakan medis) yang terus menjadi ancaman bagi petugas kesehatan dan pasien (Depkes RI, 2010). Hasil observasi di RSUD Kota Surakarta pada bulan Agustus 2015 didapat 8 dari 10 perawat yang tidak memakai sarung tangan steril saat melakukan tindakan invasif ke pasien seperti pemasangan infus dan melepas infus. Hasil observasi di ruangan juga didapatkan 6 dari 10 perawat tidak mencuci tangan dengan benar saat sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Hasil wawancara dengan perawat ruangan yang ditemui peneliti didapatkan 8 dari 10 perawat tidak mengetahui istilah universal precaution. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta. Rancangan penelitian cross sectional. Teknik sampling Consecutive Sampling. Sampel penelitian sebanyak 80 perawat. Variabel yang diamati pengetahuan, sikap dan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta. Penelitian menggunakan uji statistik chi-square. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta dengan nilai χ2hitung adalah sebesar 2,210 (p= 0,331 > 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta dengan nilai χ2hitung adalah sebesar 5,091 (p= 0,024 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perawat di RSUD Kota Surakarta untuk meningkatkan usaha pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku universal precautions serta diberlakukan di semua unit pelayanan kesehatan maupun perorangan. Kata Kunci Daftar pustaka : pengetahuan, sikap, perilaku, universal precaution : 42 (2000-2015) BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2016 Istanto Correlation of Knowledge and Attitude to the Behavior of Universal Precaution of the Nurses of General Local Hospital of Surakarta City ABSTRACT Universal precaution is an effort to prevent infections, which have a long history as of the recognition of nosocomial infections (infections caused by medical treatment) which continuously become a threat to the health taskforces and clients (Department of Health of the Republic of Indonesia). The objective of this research is to investigate the correlation of the knowledge and the attitude to the behavior of universal precaution of the nurses of Local General Hospital of Surakarta. The research used the cross-sectional design. Its samples were taken by using the consecutive sampling and consisted of 80 nurses. The variables observed were knowledge, attitude, and behavior of universal precaution of the nurses of the hospital. The data of research were analyzed by using the statistical test of chi-square. There was not any significant correlation between the knowledge and the behavior of universal precaution of the nurses as indicated by the value of χ2count = 2.210 (p= 0.331 > 0.05). There was a significant correlation between the attitude and the behavior of universal precaution of the nurses as shown by the value of χ2count = 5.091 (p= 0.024 < 0.05) so that H0 was not verified, but Ha was verified. The results of this research are expected to be considered by the nurses of the hospital as to improve the effort of preventing and controlling infectious diseases by improving the behavior of universal precautions at all health units and individuals. Keywords References : Knowledge, attitude, behavior, universal precaution : 42 (2000-2015) 1 kaca mata pelindung, masker muka, PENDAHULUAN Universal Precaution atau yang sarung tangan dan celemek untuk dalam istilah Indonesia dikenal dengan mencegah kemungkinan percikan dari kewaspadaan universal merupakan suatu tubuh. Universal precautions diharapkan cara untuk akan mendapat perlindungan maksimal meminimalkan pajanan darah dan cairan dari infeksi yang telah diagnosis maupun tubuh tanpa yang belum diketahui (Kurniawati dan memperdulikan status infeksi. Pencegahan Nursalam, 2007). Universal precautions penularan infeksi nosokomial dengan juga berguna untuk menurunkan transmisi pemutusan rantai penularan pada jalan infeksi masuk (portal of entry) dilakukan dengan operasi, pneumonia, sepsis, dan phlebitis memperhatikan teknik aseptik pada setiap pada individu dan tenaga kesehatan, tindakan terhadap pasien (Patricia A. et al, sehingga dapat diberlakukan di semua 2002) dalam (Yulianti, dkk. 2011). unit penanganan dari Salah semua satu baru pasien strategi yang saluran pelayanan adalah peningkatan infeksi kesehatan luka maupun perorangan (Nasronudin, 2007). bermanfaat dalam pengendalian infeksi nosokomial kemih, Universal precautions tidak hanya melindungi petugas dari risiko kemampuan petugas kesehatan dalam terpajan metode universal precautions (Depkes, melindungi 2010). Universal precautions merupakan kecenderungan rentan terhadap segala upaya pencegahan infeksi yang telah infeksi yang mungkin terbawa oleh mengalami perjalanan panjang, dimulai petugas (Kurniawati & Nursalam, 2007). sejak Usaha pencegahan dan pengendalian dikenalnya infeksi nosokomial oleh infeksi klien yang mempunyai penyakit medis) yang terus menjadi ancaman bagi dilakukan dengan meningkatkan perilaku petugas kesehatan dan pasien (Depkes RI, universal precautions 2010). Pedoman ini untuk mencegah Tindakan universal transmisi dari berbagai penyakit yang diperlukan kemampuan perawat untuk ditularkan melalui darah di lingkungan mencegah infeksi, ditunjang oleh sarana fasilitas pelayanan kesehatan. Tindakan dan prasarana, serta Standar Operasional meliputi Prosedur (SOP) yang mengatur langkah- pengelolaan alat kesehatan, cuci tangan langkah tindakan universal precautions untuk mencegah infeksi silang, dan (Kurniawati & Nursalam, 2007). precautions penggunaan alat pelindung diri misalnya antara juga (infeksi yang ditimbulkan dari tindakan universal infeksi namun lain bagi dapat perawat. precautions 2 Hasil penelitian dari Kusmiyati akhirnya memicunya untuk berperilaku (2009), bahwa faktor yang mempengaruhi sesuai rendahnya dalam dimilikinya tersebut. Sikap merupakan tindakan universal precautions yaitu: reaksi atau respon seseorang yang masih pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana tertutup suatu stimulus atau objek. Sikap alat pelindung pribadi dan motivasi tidak dapat dilihat langsung, tetapi dapat perawat. Ketidakpatuhan atau keengganan ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku petugas yang perilaku untuk perawat melakukan prosedur dengan tertutup. pengetahuan Sikap yang secara nyata karena menunjukkan konotasi adanya kesesuaian dianggap terlalu merepotkan dan tidak reaksi terhadap stimulus tertentu yang nyaman. Tugas perawat yang sangat dalam banyak merupakan reaksi yang bersifat emosional universal adalah precautions juga menyebabkan menjadi perawat faktor sulit lain untuk kehidupan sehari-hari adalah terhadap stimulus sosial. Penelitian yang dilakukan oleh menerapkan universal precautions. Penerapan universal precaution Anwar (2005), menunjukkan bahwa dalam praktek sehari-hari dipengaruhi prosedur tindakan pencegahan universal berbagai faktor, diantaranya adalah faktor masih sering diabaikan, faktor-faktor perilaku. Perilaku manusia dipengaruhi yang mempengaruhi yaitu kurangnya oleh pengetahuan dan minimnya dana yang dua faktor besar mempengaruhinya pengetahuan dan yang yaitu faktor sikap. Perilaku dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan prosedur tindakan merupakan hasil daripada segala macam pencegahan universal (Anwar, 2005). pengalaman Penelitian serta interaksi manusia yang dilakukan Giharyati dengan lingkungannya yang terwujud (2004), ada 2 orang perawat kamar bedah dalam bentuk pengetahuan, sikap dan di RS Roemani Semarang yang terinfeksi tindakan. Hepatitis, hal ini dapat terjadi karena Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap kurangnya stimulus yang berasal dari luar maupun menjalankan dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010). pencegahan universal khususnya dalam Notoatmodjo (2005) menyatakan disiplin perawat prosedur dalam tindakan pemakaian alat pelindung pribadi. Di RSUD Kota Surakarta belum bahwa pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan dan perilaku pernah dilakukan penelitian seseorang. Adanya pengetahuan akan perilaku menimbulkan kesadaran seseorang yang Berdasarkan observasi di lapangan pada pencegahan tentang universal. 3 bulan Agustus 2015 didapat 8 dari 10 tindakan perawat yang tidak memakai sarung perawat di RSUD Kota Surakarta”. universal pada precaution tangan steril saat melakukan tindakan invasif ke pasien seperti pemasangan infus Perumusan Masalah dan melepas infus. Hasil observasi di “Apakah ada hubungan pengetahuan dan ruangan juga didapatkan 6 dari 10 perawat sikap dengan perilaku tindakan universal tidak mencuci tangan dengan benar saat precaution pada perawat di RSUD Kota sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Surakarta?“ Hasil wawancara dengan perawat ruangan yang ditemui peneliti didapatkan Tujuan Penelitian 8 dari 10 perawat tidak mengetahui istilah 1. Tujuan umum universal precaution. Sementara hasil Untuk wawancara dengan koordinator ruangan pengetahuan pada bulan Agustus 2015 didapatkan perilaku bahwa 4 dari 10 perawat bersikap acuh precaution pada perawat di RSUD terhadap tindakan universal precaution, Kota Surakarta. misalnya apabila telah diketahui bahwa pasien yang dihadapi tidak terinfeksi mengetahui dan hubungan sikap dengan tindakan universal 2. Tujuan khusus 2.1. Mengidentifikasi Hepatitis B. Padahal banyak penyakit perawat infeksi lain selain Hepatitis B yang precaution mungkin diderita pasien dan mungkin Surakarta. pengetahuan tentang di universal RSUD Kota penyakit itu jauh lebih berbahaya dari 2.2. Mengidentifikasi sikap perawat Hepatitis B, seperti HIV dan Hepatitis C. tentang universal precaution di Kurangnya RSUD Kota Surakarta. sosialisasi SOP menjadi kendala bagi perawat dalam melakukan 2.3. Mengidentifikasi tindakan pencegahan universal. Terlebih perawat SOP tentang universal precaution sedang precaution dalam proses penyusunan sehingga belum Surakarta. disahkan oleh pembuat kebijakan. Berdasarkan fenomena di atas, perilaku tentang universal di RSUD Kota 2.4. Menganalisa pengetahuan hubungan dengan perilaku maka penulis tertarik untuk melakukan universal penelitian perawat di RSUD Kota Surakarta. tentang “Hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku 2.5. Menganalisa dengan pada precaution hubungan perilaku sikap universal 4 precaution pada perawat di RSUD penularan penyakit pada pasien dan Kota Surakarta. tenaga kesehatan. 4. Masyarakat Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat 1. Bagi RSUD Kota Surakarta memberi informasi bagi masyarakat Memberikan masukan bagi RSUD sebagai bahan kajian pengetahuan Kota terutama yang berkaitan di bidang Surakarta sebagai layanan kesehatan untuk mengetahui sejauh pelayanan mana diharapkan masyarakat juga dapat pengetahuan dan perilaku keperawatan, perawat dalam penerapan universal memberikan precaution yang merupakan salah satu dalam strategi dan keperawatan penularan penyakit, sehingga bisa masyarakat. pengendalian menjadi pertimbangan untuk kebijakan dalam menentukan mencegah infeksi infeksi dan penularan penyakit. masukan dan peningkatan sesuai saran layanan harapan 5. Peneliti Sebagai masukan bagi penulis untuk mengetahui sejauh pengetahuan, 2. Perawat di RSUD Kota Surakarta sehingga sikap dan mana perilaku perawat dalam penerapan universal Memberi masukan kepada profesi precaution yang merupakan salah keperawatan RSUD Kota Surakarta satu strategi pengendalian infeksi dan mengenai penularan penyakit, sehingga bisa pentingnya menerapkan tindakan pencegahan universal untuk menjadi mencegah menentukan terjadinya infeksi dan pertimbangan untuk kebijakan dalam penularan penyakit pada pasien dan mencegah tenaga kesehatan. penyakit bagi dirinya sendiri dan 3. Instansi Pendidikan infeksi dan penularan petugas lain. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan perkembangan ilmu bagi pengetahuan, LANDASAN TEORI 1. Pengetahuan khususnya disiplin ilmu keperawatan Pengetahuan (knowledge) merupakan mengenai menerapkan domain yang sangat penting untuk untuk dikuasai, karena dengan mengetahui dan sesuatu kita dapat melaksanakan dan universal mencegah pentingnya precautions terjadinya infeksi 5 menjadikan pedoman untuk tindakan menyampaikan setuju tidaknya selanjutnya (Sastroasmoro, 2008). mereka terhadap pernyataan itu. Pengetahuan Responden diketahui seseorang dan dapat diinterprestasikan diminta menunjukkan untuk seberapa besar dengan skala yang bersifat kualitatif, kesetujuan yaitu (A. Wawan dan Dewi, 2011): ketidaksetujuannya pada masing- a. Baik : hasil presentase 76% - masing item sikap tersebut. b. Skala 100%. b. Cukup : hasil presentase 56% 75%. Sikap adalah dalam hal of Summated Ratings) (1932) metodenya yang 2. Sikap (Method Likert Likert c. Kurang : hasil presentase < 56%. atau mengajukan sebagai alternatif lebih sederhana keteraturan tertentu dibandingkan dengan perasaan (afeksi), Thurstone. Skala Thurstone yang pemikiran (kognisi), dan predisposisi terdiri tindakan (konasi) seseroang terhadap disederhanakan sutatu aspek di lingkungan sekitarnya kelompok, yaitu yang favorabel (Azwar, 2012). dan unfavorabel. Sedangkan item Beberapa teknik pengukuran sikap yang antara lain (A. Wawan dan Dewi, Untuk mengatasi hilangnya netral 2011): tersebut, a. Skala Thurstone (Method of dari netral 11 skala point menjadi tidak Likert dua disertakan. menggunakan teknik konstruksi test yang lain. Equel-Appearing Intervals) Masing-masing responden Metode diminta egreement ini mencoba melakukan seseorang atau disegreement untuk masing- pada rentangan kontinum dari masing item dalam skala yang yang sangat unfavorabel hingga terdiri dari 5 point (sangat setuju, sangat favorabel terhadap suatu setuju, ragu-ragu, tidak setuju, obyek sikap. Favorabilitas penilai sangat tidak setuju). Semua item diekspresikan melalui titik skala yang favorabel kemudian diubah rating yang memiliki rentang 1- nilainya dalam angka, yaitu untuk 11. Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 sangat 7 8 9 10 11 sangat setuju. Tugas sedangkan untuk yang sangat penilai tidak menempatkan ini sikap buka untuk setuju setuju nilainya nilainya 5 1. 6 yang suatu cara untuk mencegah penularan unfavorabel nilai skala sangat penyakit dari cairan tubuh, baik dari setuju adalah 1 sedangkan untuk pasien ke petugas kesehatan dan yang sangat tidak setuju nilainya sebaliknya juga dari pasien ke pasien 5. lainnya (Kurniawati dan Nursalam, Sebaliknya, untuk item 2007). Nasronudin (2007), universal 3. Perilaku Perilaku adalah merupakan suatu keseluruhan dari perbuatan yang pedoman yang ditetapkan oleh the dilakukan seseorang akibat kegiatan Centers for Disease Control and kognitif, afektif dan motorik (Pieter Prevention CDC Atlanta dan the dan Lubis, 2010). Occupational Secara lebih operasional perilaku Administration dapat respon mencegah transmisi dari berbagai organisme atau seseorang terhadap penyakit yang ditularkan melalui rangsangan (stimulus) dari luar subjek darah tersebut. Respon ini bernentuk dua pelayanan kesehatan. penghayatan dan diartikan suatu precautions di Safety and Health (OSHA), untuk lingkungan fasilitas macam, yakni (A. Wawan dan Dewi, Kerangka Konsep 2011): a. Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan Hipotesis pengetahuan. HA1 = Ada b. Bentuk aktif, yaitu apabila itu jelas dapat perilaku diobservasi secara langsung, karena perilaku tersebut sudah hubungan pengetahuan dengan antara perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta. H01 = Tidak ada hubungan tampak dalam bentuk tindakan pengetahuan nyata (overt behaviour). tindakan universal precaution pada 4. Universal Precaution Kewaspadaan Universal (KU) atau Universal Precautions (UP) adalah dengan antara perilaku perawat di RSUD Kota Surakarta. HA2 = Ada hubungan antara sikap dengan perilaku tindakan universal 7 precaution pada perawat di RSUD dihubungkan dengan penyebab (variabel Kota Surakarta. dependen) (Nursalam, 2013). H02 = Tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku tindakan universal Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta pada bulan Agustus - Kota Surakarta. Desember 2015. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Jenis Penelitian Jenis penelitian penelitian kuantitatif, ini Populasi dalam penelitian ini adalah yaitu lebih menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan adalah semua semua perawat di RSUD Kota Surakarta, dengan jumlah populasi 100 perawat. dasarnya, Penelitian ini menarik sampel pendekatan kuantitatif dilakukan pada dengan menggunakan rumus Slovin penelitian dalam Husein Umar (2007: 78) yaitu: metoda statistika. Pada interensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada n= suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel Maka pendekatan penelitian menggunakan yaitu menekankan jenis waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Dalam studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena sampel dalam RSUD Kota Surakarta. Teknik sampling dalam penelitian ini crossectional yang didapat penelitian ini sebanyak 80 perawat di besar (Azwar, 2012). Penelitian N 1 + Ne 2 (variabel independen) ini adalah Consecutive Sampling. Consecutive Sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Perawat dengan masa kerja minimal 1 tahun 2. Bersedia menjadi responden. 8 Kriteria eksklusi dalam penelitian masing-masing variabel dinyatakan valid ini adalah: (nilai 0,364-0,701 > 0,361) digunakan 1. Perawat yang sedang cuti/libur. pada penelitian berikutnya. Hasil pengujian reliabilitas pada Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran variabel pengetahuan, sikap dan perilaku diperoleh nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 sehingga seluruh uji instrumen yang terdiri dari validitas dan reliabilitas memenuhi persyaratan untuk dipakai dalam pengambilan keputusan penelitian. Analisa Data 1. Analisa Univariat Analisis univariat dilakukan secara deskriptif, yaitu menampilkan proporsi prosentase untuk variabel pengetahuan perilaku dan sikap tindakan dengan universal precaution pada perawat. 2. Analisa Bivariat Pada penelitian ini digunakan uji chisquare, yaitu untuk menguji hipotesis Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil pengujian bila dalam populasi terdiri atas dua validitas diketahui bahwa item pertanyaan tentang pengetahuan no. 6 dan 9, item pertanyaan tentang sikap no. 1, 12 dan 16, item pertanyaan tentang perilaku no. 2 dan 14 dinyatakan tidak valid, hal ini karena nilai -0,008-0,280 < 0,361. Selanjutnya butir atau lebih kelas dimana datanya berbentuk kategorik. Rumus chiseperti square ( F0 − Fh ) 2 x =¦ Fh i =1 k 2 Keterangan: masing X2 = Chi kuadrat didrop dan tidak bawah (Sugiyono, 2007): pertanyaan yang tidak valid dari masingvariabel di digunakan pada penelitian berikutnya, F0 = Frekuensi yang diobservasi sedangkan sisanya butir pertanyaan dari Fh = Frekuensi yang diharapkan ini 9 Dasar digunakan taraf signifikan yaitu Keperawatan sebanyak 52 responden Į (0,05) (65,0%). a. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis 1.4. Lama Bekerja penelitian ditolak. b. Jika nilai p 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. HASIL PENELITIAN Hasil distribusi berdasarkan lama bekerja 1. Analisis Univariat responden dapat diketahui bahwa sebagian besar lama bekerja antara 1 - 7 1.1. Umur tahun sebanyak 76 responden (95,0%). 1.5. Tingkat pengetahuan perawat tentang universal precaution Hasil distribusi berdasarkan umur responden dapat diketahui bahwa sebagian besar umur 21 - 30 tahun sebanyak 63 Hasil perhitungan berdasarkan tingkat responden (78,8%). pengetahuan responden dapat diketahui 1.2. Jenis Kelamin bahwa sebagian besar responden penelitian dengan tingkat pengetahuan perawat tentang universal precaution Hasil distribusi berdasarkan jenis kelamin responden dapat diketahui bahwa sebagian besar perempuan sebanyak 43 responden pada kategori cukup, yaitu sebanyak 43 responden (53,8%). 1.6. Sikap perawat tentang universal precaution (53,8%). 1.3. Pendidikan Hasil perhitungan berdasarkan sikap perawat dapat diketahui bahwa sebagian Hasil distribusi berdasarkan pendidikan responden dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidikan terakhir D3 besar sikap perawat tentang universal precaution pada kategori sikap positif (sikap mendukung), yaitu sebanyak 67 responden (72,8%). 10 1.7. Perilaku tindakan perawat tentang 0,05) sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. universal precaution Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di Hasil perhitungan berdasarkan perilaku RSUD Kota Surakarta. tindakan perawat dapat diketahui bahwa sebagian besar perilaku tindakan perawat tentang universal pada precaution kategori perilaku baik, yaitu sebanyak 45 PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden 1.1. Umur Hasil distribusi berdasarkan umur responden (56,2%). responden dapat diketahui bahwa 2. Analisis Bivariat sebagian besar umur antara 21 30 tahun sebanyak 63 responden (78,8%), sedangkan paling sedikit umur antara 41 - 50 tahun sebanyak 1 responden (1,2%). Hal tersebut mengindikasikan bahwa perawat di RSUD Kota Hasil perhitungan pada tabel 4.8 diketahui tingkat universal pengetahuan precaution perawat tentang sebagian besar kategori cukup dengan perilaku tindakan universal precaution pada kategori perilaku baik, yaitu sebanyak 25 orang (31,2%), sedangkan yang paling sedikit pada kategori kurang dengan perilaku tindakan universal precaution pada kategori perilaku tidak baik sebanyak 6 orang (7,5%). Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8 dengan menggunakan alat analisis chisquare (Ȥ2) dapat diketahui bahwa nilai χ2hitung adalah sebesar 2,210 (p= 0,331 > Surakarta didominasi oleh ratarata umur yang cenderung masih muda dan produktif untuk bekerja. Menurut Mubarak dkk (2007), umur dengan seseorang bertambahnya akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, perubahan ukuran, yaitu perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan 11 mental taraf berfikir seseorang D III perawat. semakin matang dan dewasa. kemudian hari tetap diberikan kesempatan 1.2. Jenis kelamin Namun kepada di pegawai Hasil distribusi berdasarkan jenis tersebut untuk melanjutkan ke kelamin jenjang pendidikan yang lebih responden dapat diketahui bahwa sebagian besar tinggi, perempuan keperawatan sebanyak responden (53,8%), 43 sedangkan yaitu jenjang serta S I program profesi perawat. laki-laki sebanyak 37 responden Pendidikan (46,2%). Hal ini mengindikasikan yang diberikan seseorang kepada bahwa perawat di RSUD Kota orang lain terhadap suatu hal agar Surakarta didominasi oleh mereka dapat memahami. Tidak perempuan. Menurut Mubarak dapat dipungkiri bahwa makin jenis kelamin dkk (2007) tinggi berarti bimbingan pendidikan seseorang terbentuk dalam dimensi biologis. semakin mudah pula mereka Jenis menerima informasi, dan pada kelamin seseorang mengacu berperilaku pada dan akhirnya makin banyak pula mencerminkan penampilan sesuai pengetahuan yang dimilikinya. dengan jenis kelaminnya. Sebaliknya, tingkat 1.3. Pendidikan Hasil distribusi pendidikan berdasarkan responden dapat jika seseorang pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap diketahui bahwa sebagian besar penerimaan informasi dan nilai- pendidikan terakhir D3 nilai Keperawatan sebanyak 52 (Mubarak dkk, 2007). responden (65,0%), sedangkan S1 Keperawatan sebanyak 28 baru diperkenalkan 1.4. Lama bekerja Hasil distribusi berdasarkan lama responden (35,0%). Hal tersebut bekerja mengindikasikan bahwa perawat diketahui bahwa sebagian besar di Surakarta lama bekerja antara 1 - 7 tahun pendidikan sebanyak 76 responden (95,0%), terakhir D3 Keperawatan. Hal ini sedangkan paling sedikit lama dikarenakan formasi penerimaan bekerja antara 15 - 20 tahun pegawai terutama perawat adalah hanya 1 responden (1,2%). Hal RSUD didominasi Kota oleh responden dapat 12 ini mengindikasikan bahwa pada kategori yaitu responden atau perawat di RSUD Kota Surakarta sebanyak kebanyakan dengan lama bekerja 53,8%. Hasil tersebut ditunjukkan antara 1 - 7 tahun. Hal ini dengan prosedur penerapan APD dikarenakan Surakarta yang 43 cukup, RSUD Kota dalam standard precaution belum merupakan institusi sepenuhnya dijalankan dengan berdiri, baik belum lama oleh perawat. sehingga banyak pegawai yang pengetahuan baru direkrut. dapat dipengaruhi oleh beberapa Ada kecenderungan pengalaman faktor. yang kurang baik dari seseorang berupa karakteristik responden akan berusaha untuk melupakan, yaitu usia dan jenis pendidikan namun jika pengalaman terhadap responden. Pada hasil penelitian objek tersebut didapatkan maka secara menyenangkan psikologis akan Faktor yang dalam responden menimbulkan sehingga sikap positif perawat tentang usia menunjukkan bahwa berada dalam masa transisi baik transisi secara fisik Kota Surakarta transisi perhitungan rata-rata dapat kelompok usia dewasa muda. universal precaution di RSUD Hasil tersebut Pada tahap usia ini, merupakan (Mubarak dkk, 2007). 1.5. Pengetahuan responden responden adalah 21 - 30 tahun timbul kesan yang membekas emosi pada Tingkat berdasarkan (phisically peran transition) transition), sosial (social serta transisi tingkat pengetahuan responden intelektual (cognitive transition) dapat diketahui bahwa tingkat (Santrock pengetahuan pada kategori kurang penelitian juga diperoleh bahwa sebanyak 9 responden atau 11,2%, sebagian cukup sebanyak 43 responden responden atau 53,8% dan baik sebanyak 28 keperawatan yaitu sebanyak 65 % responden atau 35,0%. Maka yang juga sangat berpengaruh dapat disimpulkan sebagian besar terhadap responden tingkat universal penelitian dengan responden pengetahuan tentang precaution. precaution 1999). besar Pada pendidikan adalah tingkat tentang hasil D3 pengetahuan universal 13 Penelitiannya Yulianti, dkk 1.6. Sikap perawat tentang universal (2011) yang dilaksanakan di RS precaution PKU Surakarta Muhammadiyah, terhadap Yogyakarta di RSUD Kota Hasil perhitungan berdasarkan 34 tenaga perawat menunjukkan hasil bahwa bahwa perawat dengan negatif (sikap tidak mendukung) sebanyak sebanyak 26 persentase 76,47% tingkat pengetahuan tentang universal sikap perawat dapat diketahui pada kategori 29 sikap responden atau 36,2% dan sikap positif (sikap precaution pada kategori tinggi. mendukung) Seorang sebanyak 51 perawat dikatakan responden atau 63,8%. Maka jika memiliki dapat disimpulkan sebagian besar pengetahuan, keterampilan serta sikap perawat tentang universal memiliki sikap profesional sesuai precaution pada kategori sikap kode etik profesi pengetahuan positif (sikap mendukung), yaitu perawat dapat terus meningkat sebanyak apabila rumah sakit dapat terus 72,8%. Hal ini berarti sebagian meningkatkan besar profesional, kemampuan 67 responden perawat RSUD atau Kota dengan berbagai pelatihan dan Surakarta merasa senang dan edukasi berkesinambungann bagi nyaman seluruh karyawan pada semua menempatkan aspek penerapan universal precaution. pencegahan Pengetahuan infeksi. (knowledge) Hasil serta mampu diri penelitian menunjukkan merupakan domain yang sangat bahwa penting untuk dikuasai, karena pentingnya dengan mengetahui sesuatu kita menerapkan universal precaution dapat sebagai melaksanakan menjadikan (Sastroasmoro, 2008). menyadari mengetahui upaya dan pencegahan untuk penularan penyakit, serta sebagai selanjutnya pendukung program keselamatan pedoman tindakan dan responden dalam dan kesehatan kerja bagi petugas. Sebagian besar responden juga merasa tidak terbatasi aktifitas dan interaksinya dengan pasien saat penerapan universal 14 precaution. Hal ini ditunjukkan Hasil perhitungan berdasarkan dengan lebih dari 90% responden perilaku tindakan perawat dapat menyatakan setuju dan sangat diketahui bahwa pada kategori setujuterhadap pernyataan sikap perilaku tidak baik sebanyak 35 pada kuisioner no 1 – 3. Hal ini responden menunjukkan bahwa responden perilaku mampu menerima, menghargai responden atau 56,2%. Maka dan jawab dapat disimpulkan sebagian besar terhadap stimulus dalam hal ini perilaku tindakan perawat tentang penerapan universal precaution. universal Haryanti (2009) dalam (Moch. kategori Udin, sebanyak dan bertanggung 2012) penelitiannya di atau baik 43,8% dan sebanyak 45 pada precaution perilaku 45 baik, yaitu responden atau RSUD Salatiga mengidentifikasi 56,2%. Hal ini berarti bahwa 40% sebagian perawat yang bersikap besar perawat bertanggungjawab dengan baik menyadari pentingnya tindakan terhadap penggunaan APD. Setiap universal individu memiliki sikap yang upaya pengendalian infeksi yang berbeda-beda harus diterapkan dalam pelayanan satu sama lain. sebagai precaution Individu memiliki sikap yang kesehatan. positif ketika individu merasa perawat senang dan mampu menempatkan precaution dirinya pada tingkatan sikap yang stimulus motivasi, persepsi dan ada Menurut kognitif. Program pelatihan APD Azwar (2009) Sikap seseorang dapat membantu responden untuk terhadap meningkatkan (Sarlito, perasaan memihak 2009). suatu Perilaku tentang tindakan universal dipengaruhi oleh kemampuan objek adalah mendukung atau kognitif dan keterampilan ketika maupun bekerja. Habni (2009) dalam (favorable) perasaan tidak mendukung atau (Moch. tidak penelitiannya menjelaskan bahwa memihak (unfavorable) 76% pada objek tersebut. Udin, perawat 2012) yang dalam tidak 1.7. Perilaku tindakan perawat tentang mendapatkan pelatihan tentang di RSUD pencegahan infeksi nosokomial universal precaution Kota Surakarta cenderung yang memiliki tidak sesuai perilaku dalam 15 melakukan pencegahan infeksi (2005) menyatakan nosokomial. pengetahuan Sudhiarti dan Sholikah (2012) dalam menyatakan perilaku bahwa komponen bahwa merupakan membentuk pedoman tindakan seseorang. dan Adanya perilaku dalam struktur bersikap pengetahuan menunjukan bagaimana kesadaran seseorang yang akhirnya kecenderungan berperilaku yang memicunya untuk berperilaku sesuai ada dengan pengetahuan yang dimilikinya dalam diri seseorang akan menimbulkan berkaitan dengan objek sikap tersebut. yang perubahan Pratek suatu keprofesian memerlukan perilaku yang terjadi dalam diri suatu dasar pengetahuan dari praktek seseorang dapat diketahui melalui dan persepsi, akan tetapi setiap orang Pengembangan mempunyai dalam dihadapinya, berbeda, persepsi meskipun yang mengamati objek yang sama. 2. Hubungan antara pengetahuan ilmu ilmiah. ini penting pengembangan profesi keperawatan, karena perawat yang melakukan suatu tindakan atas dasar pengetahuan pengetahuan dan informasi secara dengan perilaku tindakan universal ilmiah precaution pada perawat di RSUD profesianal dan mempunyai tanggung Kota Surakarta jawab yang besar kepada klien serta Hasil penelitian ini adalah tidak ada akan hubungan antara pencapaian pengetahuan dengan perilaku tindakan (Nursalam, universal precaution pada perawat di pendapat RSUD Kota Surakarta. Secara teori perawat memahami tentang universal memang disebutkan bahwa semakin precaution, tinggi tingkat pengetahuan responden mematuhi prosedur yang ada karena tentang precaution, perawat menyadari hal itu tidak diharapkan mempunyai perilaku yang hanya bermanfaat untuk pasien saja, sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa namun juga untuk perawat sendiri. terdapat selain Hasil penelitian juga menunjukkan dapat bahwa responden hanya mengetahui yang signifikan universal faktor pengetahuan mempengaruhi lain yang perilaku tindakan universal precaution. Notoatmodjo saja akan menjadi membantu perawat meningkatkan identitas 2000). tersebut maka namun profesi Sebagaimana diatas, perawat belum ketika akan bisa mengaplikasikannya. Hal ini sesuai 16 dalam Hasil penelitian ini tidak sejalan Notoatmojo (2003) yang menyatakan dengan penelitian Kusmiyati (2009) bahwa domain pengetahuan berawal dan Mahardini (2010) dengan hasil dari tahu hingga domain aplikasi. penelitian diperoleh ada hubungan Domain yang dengan teori tahu Bloom hanya mengetahui signifikan antara tingkat prinsip-prinsip universal precaution, pengetahuan namun belum bisa menerapkannya kepatuhan perawat dalam penerapan dalam perilaku ketika bekerja. Lebih universal precautions. jauh lagi Bloom juga menyatakan Sedangkan penelitiannya Moch. Udin bahwa Kurnia Putra (2012) sejalan dengan perilaku tidak hanya perawat dipengaruhi oleh pengetahuan saja hasil (faktor predisposisi), menunjukkan dapat akan tetapi dipengaruhi oleh faktor penelitian saat hasil dengan ini yang bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendukung dan faktor pendorong. pengetahuan Faktor meliputi penggunaan APD (Alat Pelindung ketersediaan sarana dan prasarana di Diri). Hasil penelitian lain, yang rumah sejalan dengan penelitian ini adalah pendukung sakit yang dapat dengan mempengaruhi penerapan universal penelitian precautions pada responden. Faktor Setiana (2011) tentang pengetahuan, pendorong yang dapat mempengaruhi sikap dan praktek mahasiswa profesi responden dalam penerapan universal Fakultas precautions meliputi sumber daya terhadap perilaku pencegahan infeksi manusia yang berinteraksi langsung di RSUD dr Karyadi Semarang pada dengan daya 54 responden, didapatkan hasil bahwa manusia yang berinteraksi langsung tidak ada hubungan antara tingkat dengan responden adalah perawat pengetahuan dan praktik mahasiswa pelaksana lain, kepala ruang, dokter profesi dan Diponegoro responden. tenaga medis Sumber lain. Perawat yang perilaku dilakukan Kedokteran Fakutas terhadap oleh Diponegoro Kedokteran perilaku pelaksana lain serta kepala ruang pencegahan infeksi dengan nilai p- sebagai partner kerja dapat melakukan value (p=0,295 > 0,005). Hasil pengawasan responden penelitian ini juga sesuai dengan universal penelitian Ilya Kagan (2009) bahwa dalam precautions. terhadap penerapan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan 17 universal Kota Surakarta. Disimpulkan bahwa precaution. Dalam penelitiannya juga semakin baik sikap yang dimiliki dijelaskan bahwa terdapat faktor lain perawat selain precautions tindakan mematuhi engetahuan mempengaruhi yang tindakan dapat mematuhi tentang universal maka diharapkan semakin baik pula perilaku yang universal precaution. ditunjukkannya. Dalam hal ini sikap Hasil penelitian yang dilakukan oleh akan terwujud dalam bentuk perilaku Elshafi tergantung pada situasi-situasi yang dkk (1995) tentang the relationship between the knowledge of dihadapi perawat saat itu. nursing staff and their compliance to Hasil penelitian ini sesuai dengan universal precaution for prevention of teori hepatitis B viral infection dalam Notoatmojo (2003) yang menjelaskan Journal Health bahwa perilaku merupakan fungsi Assosiation yang dilakukan terhadap dari faktor predisposisi yaitu faktor perawat Rumah Sakit Santa Fever yang ada dalam diri individu yang di dengan interview melalui kuisioner dalamnya terdapat dan observasi ceklist, juga sejalan individu. Sikap dengan penelitian ini. Penelitian ini mempengaruhi tindakan responden menyatakan dalam Egypt hubungan Public bahwa yang tidak signifikan ada antara perilaku Bloom sikap dari individu penerapan precautions. dalam universal Tindakan universal pengatahuan perawat dengan kinerja precautions diperlukan kemampuan prawat dalam universal precaution. perawat untuk mencegah infeksi, Penelitian ditunjang oleh sarana dan prasarana, perlunya ini menggambarkan peningkatan pengetahuan serta Standar Operasional Prosedur dan pelatihan in servis tentang kontrol (SOP) infeksi pada tenaga keperawatan. langkah 3. Hubungan antara sikap dengan perilaku tindakan universal yang mengatur tindakan langkahuniversal precautions (Kurniawati & Nursalam, 2007). Notoatmodjo (2005) precaution pada perawat di RSUD menyatakan bahwa sikap belum tentu Kota Surakarta terwujud dalam bentuk tindakan, Hasil penelitian ini adalah ada sebab untuk mewujudkan tindakan hubungan yang signifikan antara sikap perlu faktor lain, yaitu adanya dengan perilaku tindakan universal fasilitas atau sarana dan prasarana precaution pada perawat di RSUD sebagai mediator agar sikap dapat 18 meningkat menjadi tindakan. Fishbein Kedua, adanya acuan atau referensi (1980, dari dalam Azwar 2007), seseorang yang dipercayai. tindakan Perilaku seseorang dapat dipengaruhi beralasan dengan melihat penyebab oleh orang yang dianggap penting timbulnya perilaku atau hubungan oleh sikap dengan perilaku. Teori tindakan masyarakat. Apabila seseorang itu beralasan mengatakan bahwa sikap dipercaya, maka apa yang dilakukan mempengarhi perilaku lewat proses atau dikatakannya akan cenderung pengambilan keputusan yang teliti dan untuk diikuti. Ketiga, sumber daya beralasan serta dampaknya terbatas yang tersedia. Adanya sumber daya pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak seperti fasilitas, uang, waktu, tenaga banyak ditentukan oleh sikap umum, kerja akan mempengaruhi terjadinya tetapi mengemukakan oleh terhadap teori sikap ssuatu. dirinya seperti tokoh yang spesifik perilaku seseorang atau masyarakat. Kedua, perilaku Pengaruh ini dapat bersifat positif dipengaruhi tidak hanya oleh sikap, maupun tetapi juga oleh norma – norma kebudayaan, kebiasaan, nilai, maupun subjektif yakni keyakinan individu tradisi yang ada di masyarakat. mengenai apa yang Hasil penelitian ini sejalan dengan inginkan agar individu orang lain negatif. Keempat, perbuat. penelitian Ketiga, sikap bersama suatu perilaku Mahardini beserta subjektif penelitian diperoleh ada hubungan membentuk suatu intensi atau niat yang signifikan antara sikap dengan untuk berperilaku tertentu. perilaku perawat dalam menjalankan Menurut teori WHO, terdapat 4 universal determinan seseorang Moch. Udin Kurnia Putra (2012) berperilaku. Pertama, pemikiran dan tentang hubungan pengetahuan dan perasaan. dan sikap dengan perilaku penggunaan perasaan seseorang atau dapat disebut alat pelindung diri pada mahasiswa pula pertimbangan pribadi terhadap profesi obyek kesehatan merupakan langkah Universita Indonesia (2012), pada awal seseorang untuk berperilaku. 113 responden menunjukkan hasil Pemikiran bahwa norma-norma mengapa Hasil dan pemikiran perasaan dapat Kusmiyati (2010) (2009) dengan terdapat antara hasil Penelitian precautions. Fakultas dan Keperawatan hubungan sikap yang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti signifikan dengan pengetahuan, kepercayaan, dan sikap. perilaku penggunaan alat pelindung 19 diri pada mahasiswa profesi Fakultas KESIMPULAN DAN SARAN Keperawatan Kesimpulan Universita Indonesia 2012 dengan nilai p-value ( p=0,004 < 0,005 ). sejalan Hasil penelitian ini juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudhiharti, Solihah (2011) tentang pengetahuan dan Hubungan sikap dengan perilaku perawat dalam pembuangan sampah medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Yogyakarta pada 60 responden yang menunjukkan hubungan yang kuat dan positip antara sikap dan perilaku perawat dengan 1. Tingkat pengetahuan tentang universal perawat precaution sebagian besar dengan kategori cukup, yaitu sebanyak 43 responden atau 53,8%. 2. Sikap perawat tentang universal precaution sebagian besar dengan kategori sikap positif (sikap mendukung), yaitu sebanyak 67 responden atau 72,8%. 3. Perilaku tindakan perawat tentang nilai p-value (p=0,000 < 0,005), universal dengan nilai correlation coefisien r= besar dengan kategori perilaku 0,414. Yang mempunyai arti bahwa baik, yaitu sebanyak 45 responden sikap mempunyai kontribusi terhadap atau 56,2%. perilaku perawat sebesar 41,4%. 4. Tidak Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Resfi,. Rahmalia,. Jumaini (2012) tentang faktor – faktor yang precaution ada sebagian hubungan signifikan antara dengan perilaku yang pengetahuan tindakan universal precaution pada perawat perawat di RSUD Kota Surakarta dengan terhadap upaya pencegahan infeksi nilai χ2hitung adalah sebesar 2,210 luka post operasi pada pasien bedah (p= 0,331 > 0,05) sehingga H0 ekstremitas diterima dan Ha ditolak. mempengaruhi perilaku bawah RSUD Arifin Ahmad Riau pada 73 responden, 5. Ada hubungan yang signifikan antara menunjukkan hasil bahwa tidak ada sikap hubungan yang bermakna antara sikap universal precaution pada perawat di dengan upaya pencegahan infeksi luka RSUD Kota Surakarta dengan nilai post bedah χ2hitung adalah sebesar 5,091 (p= 0,024 ekstremitas bawah dengan nilai p- < 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha value (p=0,922>0,005) diterima. operasi pada pasien dengan perilaku tindakan 20 Saran 1. Tingkat pengetahuan perawat tentang universal precaution sebagian besar dengan kategori cukup, yaitu Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. sebanyak 43 responden atau 53,8%. 2. Sikap perawat tentang universal precaution sebagian besar dengan kategori sikap mendukung), positif yaitu (sikap sebanyak 67 responden atau 72,8%. 3. Perilaku tindakan perawat tentang universal precaution sebagian besar dengan kategori perilaku baik, yaitu sebanyak 45 responden atau 56,2%. 4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta dengan nilai χ2hitung adalah sebesar 2,210 (p= 0,331 > 0,05) sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. 5. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. A. Wawan dan Dewi M. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Depdikbud. 2001. Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka. Depkes, RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta dengan nilai χ2hitung adalah sebesar 5,091 (p= 0,024 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2000. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Dahlan. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Deskriptif, Bivariat, dan Multivariate, Dilengkapi dengan Menggunakan SPSS. Salemba Medika: Jakarta. Dharma, Kusuma Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media. Gerungan. 1996. Psikologi Sosial. Bandung: Penerbit PT. Eresco. 21 Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Herpan dan Wardani, Yuniar. 2012. Analisis Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Jurnal KESMAS UAD Volume 6, No. 3, September 2012, ISSN :19780575. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. placement. Adelaide: Tswane University of Technology. Moch. Udin Kurnia Putra. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Mahasiswa Profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Skripsi. Universitas Indonesia. Moenir. 1992. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat. A.A.A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Husein Umar. 2007. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nasronudin. 2007. Penyakit Infeksi Di Indonesia Solusi Kini Dan Mendatang. Surabaya: Airlangga University Press. Kurniawati & Nursalam. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi. Jakarta: Salemba Medika. Nawawi, H. 2000. Administrasi Personel Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Jakarta: Haji Intermedia. Kusmiyati, S. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Universal Precautions di Ruang ICU Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Semarang : Skripsi tidak dipublikasikan. Mahardini, R. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Menerapkan Universal Precaution Ketika Melakukan Kemoterapi Pasien Kanker Di Baangsal RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Maja, TMM. 2009. Precaution use by occupational health nursing students during clinical Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 22 Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. Patricia A. Dempsey & Arthur D. Dempsey. 2002. Riset Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC. Pieter, Herri Zan dan Lubis, Namora Lumongga. 2010. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana. Soetjipto dan Sjafioedin. 1994. Metodologi Ilmu Sosial. Jakarta. Sarlito, Sarwono W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Sudiharti dan Solikhah. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Perawat dalam Pembuangan Sampah Medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal KESMAS UAD Volume 6, No. 1, Januari Tahun 2012, ISSN:1978-0575. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tietjen, Linda. 2004. Panduan Pecegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Penerjemah Saifuddin, Abdul dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset. WHO. 2004. Practical guidelines for infection control in health care facility India: WHO Regional office South East Asia. WHO dalam Prosedur Tetap RSUD Kota Surakarta. 2015. Prosedur Tetap Keperawatan RSUD Kota Surakarta. Yulianti, dkk. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Penerapan Universal Precaution Pada Perawat di Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal KES MAS Vol. 5, No. 2, Juni 2011 : 162-232. ISSN : 1978 – 0575.