program studi s-1 keperawatan stikes kusuma husada surakarta 2016

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU
TINDAKAN UNIVERSAL PRECAUTION PADA PERAWAT
DI RSUD KOTA SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Istanto
ST.14033
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
Istanto
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Tindakan
Universal Precaution Pada Perawat di RSUD Kota Surakarta
Abstrak
Universal precautions merupakan upaya pencegahan infeksi yang telah
mengalami perjalanan panjang, dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial (infeksi
yang ditimbulkan dari tindakan medis) yang terus menjadi ancaman bagi petugas
kesehatan dan pasien (Depkes RI, 2010). Hasil observasi di RSUD Kota Surakarta pada
bulan Agustus 2015 didapat 8 dari 10 perawat yang tidak memakai sarung tangan steril
saat melakukan tindakan invasif ke pasien seperti pemasangan infus dan melepas infus.
Hasil observasi di ruangan juga didapatkan 6 dari 10 perawat tidak mencuci tangan
dengan benar saat sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Hasil wawancara dengan
perawat ruangan yang ditemui peneliti didapatkan 8 dari 10 perawat tidak mengetahui
istilah universal precaution. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap dengan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di
RSUD Kota Surakarta.
Rancangan penelitian cross sectional. Teknik sampling Consecutive Sampling.
Sampel penelitian sebanyak 80 perawat. Variabel yang diamati pengetahuan, sikap dan
perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta. Penelitian
menggunakan uji statistik chi-square.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku
tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta dengan nilai χ2hitung
adalah sebesar 2,210 (p= 0,331 > 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara sikap
dengan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta
dengan nilai χ2hitung adalah sebesar 5,091 (p= 0,024 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima.
Rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
perawat di RSUD Kota Surakarta untuk meningkatkan usaha pencegahan dan
pengendalian penyakit infeksi dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku universal
precautions serta diberlakukan di semua unit pelayanan kesehatan maupun perorangan.
Kata Kunci
Daftar pustaka
: pengetahuan, sikap, perilaku, universal precaution
: 42 (2000-2015)
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA
2016
Istanto
Correlation of Knowledge and Attitude to the Behavior of
Universal Precaution of the Nurses of General Local Hospital of Surakarta City
ABSTRACT
Universal precaution is an effort to prevent infections, which have a long history
as of the recognition of nosocomial infections (infections caused by medical treatment)
which continuously become a threat to the health taskforces and clients (Department of
Health of the Republic of Indonesia). The objective of this research is to investigate the
correlation of the knowledge and the attitude to the behavior of universal precaution of
the nurses of Local General Hospital of Surakarta.
The research used the cross-sectional design. Its samples were taken by using the
consecutive sampling and consisted of 80 nurses. The variables observed were
knowledge, attitude, and behavior of universal precaution of the nurses of the hospital.
The data of research were analyzed by using the statistical test of chi-square.
There was not any significant correlation between the knowledge and the
behavior of universal precaution of the nurses as indicated by the value of χ2count = 2.210
(p= 0.331 > 0.05). There was a significant correlation between the attitude and the
behavior of universal precaution of the nurses as shown by the value of χ2count = 5.091 (p=
0.024 < 0.05) so that H0 was not verified, but Ha was verified.
The results of this research are expected to be considered by the nurses of the
hospital as to improve the effort of preventing and controlling infectious diseases by
improving the behavior of universal precautions at all health units and individuals.
Keywords
References
: Knowledge, attitude, behavior, universal precaution
: 42 (2000-2015)
1
kaca mata pelindung, masker muka,
PENDAHULUAN
Universal Precaution atau yang
sarung
tangan
dan
celemek
untuk
dalam istilah Indonesia dikenal dengan
mencegah kemungkinan percikan dari
kewaspadaan universal merupakan suatu
tubuh. Universal precautions diharapkan
cara
untuk
akan mendapat perlindungan maksimal
meminimalkan pajanan darah dan cairan
dari infeksi yang telah diagnosis maupun
tubuh
tanpa
yang belum diketahui (Kurniawati dan
memperdulikan status infeksi. Pencegahan
Nursalam, 2007). Universal precautions
penularan infeksi nosokomial dengan
juga berguna untuk menurunkan transmisi
pemutusan rantai penularan pada jalan
infeksi
masuk (portal of entry) dilakukan dengan
operasi, pneumonia, sepsis, dan phlebitis
memperhatikan teknik aseptik pada setiap
pada individu dan tenaga kesehatan,
tindakan terhadap pasien (Patricia A. et al,
sehingga dapat diberlakukan di semua
2002) dalam (Yulianti, dkk. 2011).
unit
penanganan
dari
Salah
semua
satu
baru
pasien
strategi
yang
saluran
pelayanan
adalah
peningkatan
infeksi
kesehatan
luka
maupun
perorangan (Nasronudin, 2007).
bermanfaat dalam pengendalian infeksi
nosokomial
kemih,
Universal
precautions
tidak
hanya melindungi petugas dari risiko
kemampuan petugas kesehatan dalam
terpajan
metode universal precautions (Depkes,
melindungi
2010). Universal precautions merupakan
kecenderungan rentan terhadap segala
upaya pencegahan infeksi yang telah
infeksi yang mungkin terbawa oleh
mengalami perjalanan panjang, dimulai
petugas (Kurniawati & Nursalam, 2007).
sejak
Usaha pencegahan dan pengendalian
dikenalnya
infeksi
nosokomial
oleh
infeksi
klien
yang
mempunyai
penyakit
medis) yang terus menjadi ancaman bagi
dilakukan dengan meningkatkan perilaku
petugas kesehatan dan pasien (Depkes RI,
universal
precautions
2010). Pedoman ini untuk mencegah
Tindakan
universal
transmisi dari berbagai penyakit yang
diperlukan kemampuan perawat untuk
ditularkan melalui darah di lingkungan
mencegah infeksi, ditunjang oleh sarana
fasilitas pelayanan kesehatan. Tindakan
dan prasarana, serta Standar Operasional
meliputi
Prosedur (SOP) yang mengatur langkah-
pengelolaan alat kesehatan, cuci tangan
langkah tindakan universal precautions
untuk mencegah infeksi silang, dan
(Kurniawati & Nursalam, 2007).
precautions
penggunaan alat pelindung diri misalnya
antara
juga
(infeksi yang ditimbulkan dari tindakan
universal
infeksi
namun
lain
bagi
dapat
perawat.
precautions
2
Hasil penelitian dari Kusmiyati
akhirnya memicunya untuk berperilaku
(2009), bahwa faktor yang mempengaruhi
sesuai
rendahnya
dalam
dimilikinya tersebut. Sikap merupakan
tindakan universal precautions yaitu:
reaksi atau respon seseorang yang masih
pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana
tertutup suatu stimulus atau objek. Sikap
alat pelindung pribadi dan motivasi
tidak dapat dilihat langsung, tetapi dapat
perawat. Ketidakpatuhan atau keengganan
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
petugas
yang
perilaku
untuk
perawat
melakukan
prosedur
dengan
tertutup.
pengetahuan
Sikap
yang
secara
nyata
karena
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
dianggap terlalu merepotkan dan tidak
reaksi terhadap stimulus tertentu yang
nyaman. Tugas perawat yang sangat
dalam
banyak
merupakan reaksi yang bersifat emosional
universal
adalah
precautions
juga
menyebabkan
menjadi
perawat
faktor
sulit
lain
untuk
kehidupan
sehari-hari
adalah
terhadap stimulus sosial.
Penelitian yang dilakukan oleh
menerapkan universal precautions.
Penerapan universal precaution
Anwar
(2005),
menunjukkan
bahwa
dalam praktek sehari-hari dipengaruhi
prosedur tindakan pencegahan universal
berbagai faktor, diantaranya adalah faktor
masih sering diabaikan, faktor-faktor
perilaku. Perilaku manusia dipengaruhi
yang mempengaruhi yaitu kurangnya
oleh
pengetahuan dan minimnya dana yang
dua
faktor
besar
mempengaruhinya
pengetahuan
dan
yang
yaitu
faktor
sikap.
Perilaku
dibutuhkan
untuk
mendukung
pelaksanaan
prosedur
tindakan
merupakan hasil daripada segala macam
pencegahan universal (Anwar, 2005).
pengalaman
Penelitian
serta
interaksi
manusia
yang
dilakukan
Giharyati
dengan lingkungannya yang terwujud
(2004), ada 2 orang perawat kamar bedah
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
di RS Roemani Semarang yang terinfeksi
tindakan.
Hepatitis, hal ini dapat terjadi karena
Perilaku
merupakan
respon/reaksi seorang individu terhadap
kurangnya
stimulus yang berasal dari luar maupun
menjalankan
dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010).
pencegahan universal khususnya dalam
Notoatmodjo (2005) menyatakan
disiplin
perawat
prosedur
dalam
tindakan
pemakaian alat pelindung pribadi.
Di RSUD Kota Surakarta belum
bahwa pengetahuan merupakan pedoman
dalam membentuk tindakan dan perilaku
pernah
dilakukan
penelitian
seseorang. Adanya pengetahuan akan
perilaku
menimbulkan kesadaran seseorang yang
Berdasarkan observasi di lapangan pada
pencegahan
tentang
universal.
3
bulan Agustus 2015 didapat 8 dari 10
tindakan
perawat yang tidak memakai sarung
perawat di RSUD Kota Surakarta”.
universal
pada
precaution
tangan steril saat melakukan tindakan
invasif ke pasien seperti pemasangan infus
Perumusan Masalah
dan melepas infus. Hasil
observasi di
“Apakah ada hubungan pengetahuan dan
ruangan juga didapatkan 6 dari 10 perawat
sikap dengan perilaku tindakan universal
tidak mencuci tangan dengan benar saat
precaution pada perawat di RSUD Kota
sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Surakarta?“
Hasil
wawancara
dengan
perawat
ruangan yang ditemui peneliti didapatkan
Tujuan Penelitian
8 dari 10 perawat tidak mengetahui istilah
1. Tujuan umum
universal precaution. Sementara hasil
Untuk
wawancara dengan koordinator ruangan
pengetahuan
pada bulan Agustus 2015 didapatkan
perilaku
bahwa 4 dari 10 perawat bersikap acuh
precaution pada perawat di RSUD
terhadap tindakan universal precaution,
Kota Surakarta.
misalnya apabila telah diketahui bahwa
pasien yang dihadapi tidak terinfeksi
mengetahui
dan
hubungan
sikap
dengan
tindakan
universal
2. Tujuan khusus
2.1. Mengidentifikasi
Hepatitis B. Padahal banyak penyakit
perawat
infeksi lain selain Hepatitis B yang
precaution
mungkin diderita pasien dan mungkin
Surakarta.
pengetahuan
tentang
di
universal
RSUD
Kota
penyakit itu jauh lebih berbahaya dari
2.2. Mengidentifikasi sikap perawat
Hepatitis B, seperti HIV dan Hepatitis C.
tentang universal precaution di
Kurangnya
RSUD Kota Surakarta.
sosialisasi
SOP
menjadi
kendala bagi perawat dalam melakukan
2.3. Mengidentifikasi
tindakan pencegahan universal. Terlebih
perawat
SOP tentang universal precaution sedang
precaution
dalam proses penyusunan sehingga belum
Surakarta.
disahkan oleh pembuat kebijakan.
Berdasarkan fenomena di atas,
perilaku
tentang
universal
di RSUD Kota
2.4. Menganalisa
pengetahuan
hubungan
dengan
perilaku
maka penulis tertarik untuk melakukan
universal
penelitian
perawat di RSUD Kota Surakarta.
tentang
“Hubungan
pengetahuan dan sikap dengan perilaku
2.5. Menganalisa
dengan
pada
precaution
hubungan
perilaku
sikap
universal
4
precaution pada perawat di RSUD
penularan penyakit pada pasien dan
Kota Surakarta.
tenaga kesehatan.
4. Masyarakat
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
1. Bagi RSUD Kota Surakarta
memberi informasi bagi masyarakat
Memberikan masukan bagi RSUD
sebagai bahan kajian pengetahuan
Kota
terutama yang berkaitan di bidang
Surakarta
sebagai
layanan
kesehatan untuk mengetahui sejauh
pelayanan
mana
diharapkan masyarakat juga dapat
pengetahuan
dan
perilaku
keperawatan,
perawat dalam penerapan universal
memberikan
precaution yang merupakan salah satu
dalam
strategi
dan
keperawatan
penularan penyakit, sehingga bisa
masyarakat.
pengendalian
menjadi
pertimbangan
untuk
kebijakan
dalam
menentukan
mencegah
infeksi
infeksi
dan
penularan
penyakit.
masukan
dan
peningkatan
sesuai
saran
layanan
harapan
5. Peneliti
Sebagai masukan bagi penulis untuk
mengetahui
sejauh
pengetahuan,
2. Perawat di RSUD Kota Surakarta
sehingga
sikap
dan
mana
perilaku
perawat dalam penerapan universal
Memberi masukan kepada profesi
precaution yang merupakan salah
keperawatan RSUD Kota Surakarta
satu strategi pengendalian infeksi dan
mengenai
penularan penyakit, sehingga bisa
pentingnya
menerapkan
tindakan pencegahan universal untuk
menjadi
mencegah
menentukan
terjadinya
infeksi
dan
pertimbangan
untuk
kebijakan
dalam
penularan penyakit pada pasien dan
mencegah
tenaga kesehatan.
penyakit bagi dirinya sendiri dan
3. Instansi Pendidikan
infeksi
dan
penularan
petugas lain.
Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan
masukan
perkembangan
ilmu
bagi
pengetahuan,
LANDASAN TEORI
1. Pengetahuan
khususnya disiplin ilmu keperawatan
Pengetahuan (knowledge) merupakan
mengenai
menerapkan
domain yang sangat penting untuk
untuk
dikuasai, karena dengan mengetahui
dan
sesuatu kita dapat melaksanakan dan
universal
mencegah
pentingnya
precautions
terjadinya
infeksi
5
menjadikan pedoman untuk tindakan
menyampaikan setuju tidaknya
selanjutnya (Sastroasmoro, 2008).
mereka terhadap pernyataan itu.
Pengetahuan
Responden
diketahui
seseorang
dan
dapat
diinterprestasikan
diminta
menunjukkan
untuk
seberapa
besar
dengan skala yang bersifat kualitatif,
kesetujuan
yaitu (A. Wawan dan Dewi, 2011):
ketidaksetujuannya pada masing-
a. Baik : hasil presentase 76% -
masing item sikap tersebut.
b. Skala
100%.
b. Cukup : hasil presentase 56% 75%.
Sikap
adalah
dalam
hal
of
Summated Ratings)
(1932)
metodenya
yang
2. Sikap
(Method
Likert
Likert
c. Kurang : hasil presentase < 56%.
atau
mengajukan
sebagai
alternatif
lebih
sederhana
keteraturan
tertentu
dibandingkan
dengan
perasaan
(afeksi),
Thurstone. Skala Thurstone yang
pemikiran (kognisi), dan predisposisi
terdiri
tindakan (konasi) seseroang terhadap
disederhanakan
sutatu aspek di lingkungan sekitarnya
kelompok, yaitu yang favorabel
(Azwar, 2012).
dan unfavorabel. Sedangkan item
Beberapa teknik pengukuran sikap
yang
antara lain (A. Wawan dan Dewi,
Untuk mengatasi hilangnya netral
2011):
tersebut,
a. Skala
Thurstone
(Method
of
dari
netral
11
skala
point
menjadi
tidak
Likert
dua
disertakan.
menggunakan
teknik konstruksi test yang lain.
Equel-Appearing Intervals)
Masing-masing
responden
Metode
diminta
egreement
ini
mencoba
melakukan
seseorang
atau disegreement untuk masing-
pada rentangan kontinum dari
masing item dalam skala yang
yang sangat unfavorabel hingga
terdiri dari 5 point (sangat setuju,
sangat favorabel terhadap suatu
setuju, ragu-ragu, tidak setuju,
obyek sikap. Favorabilitas penilai
sangat tidak setuju). Semua item
diekspresikan melalui titik skala
yang favorabel kemudian diubah
rating yang memiliki rentang 1-
nilainya dalam angka, yaitu untuk
11. Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6
sangat
7 8 9 10 11 sangat setuju. Tugas
sedangkan untuk yang sangat
penilai
tidak
menempatkan
ini
sikap
buka
untuk
setuju
setuju
nilainya
nilainya
5
1.
6
yang
suatu cara untuk mencegah penularan
unfavorabel nilai skala sangat
penyakit dari cairan tubuh, baik dari
setuju adalah 1 sedangkan untuk
pasien ke petugas kesehatan dan
yang sangat tidak setuju nilainya
sebaliknya juga dari pasien ke pasien
5.
lainnya (Kurniawati dan Nursalam,
Sebaliknya,
untuk
item
2007). Nasronudin (2007), universal
3. Perilaku
Perilaku
adalah
merupakan
suatu
keseluruhan
dari
perbuatan
yang
pedoman yang ditetapkan oleh the
dilakukan seseorang akibat kegiatan
Centers for Disease Control and
kognitif, afektif dan motorik (Pieter
Prevention CDC Atlanta dan the
dan Lubis, 2010).
Occupational
Secara lebih operasional perilaku
Administration
dapat
respon
mencegah transmisi dari berbagai
organisme atau seseorang terhadap
penyakit yang ditularkan melalui
rangsangan (stimulus) dari luar subjek
darah
tersebut. Respon ini bernentuk dua
pelayanan kesehatan.
penghayatan
dan
diartikan
suatu
precautions
di
Safety
and
Health
(OSHA),
untuk
lingkungan
fasilitas
macam, yakni (A. Wawan dan Dewi,
Kerangka Konsep
2011):
a. Bentuk
pasif
adalah
respon
internal, yaitu yang terjadi di
dalam diri manusia dan tidak
secara langsung dapat terlihat oleh
orang lain, misalnya berpikir,
tanggapan atau sikap batin dan
Hipotesis
pengetahuan.
HA1 = Ada
b. Bentuk
aktif,
yaitu
apabila
itu
jelas
dapat
perilaku
diobservasi
secara
langsung,
karena perilaku tersebut sudah
hubungan
pengetahuan
dengan
antara
perilaku
tindakan universal precaution pada
perawat di RSUD Kota Surakarta.
H01 = Tidak
ada
hubungan
tampak dalam bentuk tindakan
pengetahuan
nyata (overt behaviour).
tindakan universal precaution pada
4. Universal Precaution
Kewaspadaan Universal (KU) atau
Universal Precautions (UP) adalah
dengan
antara
perilaku
perawat di RSUD Kota Surakarta.
HA2 = Ada
hubungan
antara
sikap
dengan perilaku tindakan universal
7
precaution pada perawat di RSUD
dihubungkan dengan penyebab (variabel
Kota Surakarta.
dependen) (Nursalam, 2013).
H02 = Tidak ada hubungan antara sikap
dengan perilaku tindakan universal
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD
precaution pada perawat di RSUD
Kota Surakarta pada bulan Agustus -
Kota Surakarta.
Desember 2015.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
penelitian
kuantitatif,
ini
Populasi dalam penelitian ini
adalah
yaitu
lebih
menekankan analisisnya pada data-data
numerikal (angka) yang diolah dengan
adalah semua semua perawat di RSUD
Kota Surakarta, dengan jumlah populasi
100 perawat.
dasarnya,
Penelitian ini menarik sampel
pendekatan kuantitatif dilakukan pada
dengan menggunakan rumus Slovin
penelitian
dalam Husein Umar (2007: 78) yaitu:
metoda
statistika.
Pada
interensial
(dalam
rangka
pengujian hipotesis) dan menyandarkan
kesimpulan
hasilnya
pada
n=
suatu
probabilitas kesalahan penolakan hipotesis
nihil.
Pada
umumnya,
penelitian
kuantitatif merupakan penelitian sampel
Maka
pendekatan
penelitian
menggunakan
yaitu
menekankan
jenis
waktu
pengukuran atau observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali
pada satu saat. Pada jenis ini, variabel
independen dan dependen dinilai secara
simultan pada suatu saat, jadi tidak ada
tindak lanjut. Dalam studi ini akan
diperoleh prevalensi atau efek suatu
fenomena
sampel
dalam
RSUD Kota Surakarta.
Teknik sampling dalam penelitian
ini
crossectional
yang
didapat
penelitian ini sebanyak 80 perawat di
besar (Azwar, 2012).
Penelitian
N
1 + Ne 2
(variabel
independen)
ini
adalah
Consecutive
Sampling.
Consecutive Sampling yaitu pemilihan
sampel dengan menetapkan subjek yang
memenuhi kriteria penelitian dimasukkan
dalam penelitian sampai kurun waktu
tertentu, sehingga jumlah responden dapat
terpenuhi (Nursalam, 2008).
Kriteria inklusi dalam penelitian
ini adalah:
1. Perawat dengan masa kerja minimal 1
tahun
2. Bersedia menjadi responden.
8
Kriteria eksklusi dalam penelitian
masing-masing variabel dinyatakan valid
ini adalah:
(nilai 0,364-0,701 > 0,361) digunakan
1. Perawat yang sedang cuti/libur.
pada penelitian berikutnya.
Hasil pengujian reliabilitas pada
Variabel,
Definisi
Operasional
dan
Skala Pengukuran
variabel pengetahuan, sikap dan perilaku
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha > 0,60
sehingga seluruh uji instrumen yang
terdiri dari validitas dan reliabilitas
memenuhi persyaratan untuk dipakai
dalam pengambilan keputusan penelitian.
Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat dilakukan secara
deskriptif,
yaitu
menampilkan
proporsi prosentase untuk variabel
pengetahuan
perilaku
dan
sikap
tindakan
dengan
universal
precaution pada perawat.
2. Analisa Bivariat
Pada penelitian ini digunakan uji chisquare, yaitu untuk menguji hipotesis
Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil
pengujian
bila dalam populasi terdiri atas dua
validitas
diketahui bahwa item pertanyaan tentang
pengetahuan no. 6 dan 9, item pertanyaan
tentang sikap no. 1, 12 dan 16, item
pertanyaan tentang perilaku no. 2 dan 14
dinyatakan tidak valid, hal ini karena nilai
-0,008-0,280 < 0,361. Selanjutnya butir
atau lebih kelas dimana datanya
berbentuk kategorik. Rumus chiseperti
square
( F0 − Fh ) 2
x =¦
Fh
i =1
k
2
Keterangan:
masing
X2 = Chi kuadrat
didrop
dan
tidak
bawah
(Sugiyono, 2007):
pertanyaan yang tidak valid dari masingvariabel
di
digunakan pada penelitian berikutnya,
F0 = Frekuensi yang diobservasi
sedangkan sisanya butir pertanyaan dari
Fh = Frekuensi yang diharapkan
ini
9
Dasar digunakan taraf signifikan yaitu
Keperawatan sebanyak 52 responden
Į (0,05)
(65,0%).
a. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis
1.4. Lama Bekerja
penelitian ditolak.
b. Jika nilai p ” 0,05 maka hipotesis
penelitian diterima.
HASIL PENELITIAN
Hasil distribusi berdasarkan lama bekerja
1. Analisis Univariat
responden
dapat
diketahui
bahwa
sebagian besar lama bekerja antara 1 - 7
1.1. Umur
tahun sebanyak 76 responden (95,0%).
1.5. Tingkat
pengetahuan
perawat
tentang universal precaution
Hasil
distribusi
berdasarkan
umur
responden dapat diketahui bahwa sebagian
besar umur 21 - 30 tahun sebanyak 63
Hasil perhitungan berdasarkan tingkat
responden (78,8%).
pengetahuan responden dapat diketahui
1.2. Jenis Kelamin
bahwa
sebagian
besar
responden
penelitian dengan tingkat pengetahuan
perawat tentang universal precaution
Hasil distribusi berdasarkan jenis kelamin
responden dapat diketahui bahwa sebagian
besar perempuan sebanyak 43 responden
pada kategori cukup, yaitu sebanyak 43
responden (53,8%).
1.6. Sikap perawat tentang universal
precaution
(53,8%).
1.3. Pendidikan
Hasil
perhitungan
berdasarkan
sikap
perawat dapat diketahui bahwa sebagian
Hasil distribusi berdasarkan pendidikan
responden dapat diketahui bahwa sebagian
besar
pendidikan
terakhir
D3
besar sikap perawat tentang universal
precaution pada kategori sikap positif
(sikap mendukung), yaitu sebanyak 67
responden (72,8%).
10
1.7. Perilaku tindakan perawat tentang
0,05) sehingga H0 diterima dan Ha
ditolak.
universal precaution
Hal ini berarti tidak ada
hubungan
yang
signifikan
antara
pengetahuan dengan perilaku tindakan
universal precaution pada perawat di
Hasil perhitungan berdasarkan perilaku
RSUD Kota Surakarta.
tindakan perawat dapat diketahui bahwa
sebagian besar perilaku tindakan perawat
tentang
universal
pada
precaution
kategori perilaku baik, yaitu sebanyak 45
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
1.1. Umur
Hasil distribusi berdasarkan umur
responden (56,2%).
responden dapat diketahui bahwa
2. Analisis Bivariat
sebagian besar umur antara 21 30 tahun sebanyak 63 responden
(78,8%), sedangkan paling sedikit
umur antara 41 - 50 tahun
sebanyak 1 responden (1,2%).
Hal
tersebut
mengindikasikan
bahwa perawat di RSUD Kota
Hasil perhitungan pada tabel 4.8 diketahui
tingkat
universal
pengetahuan
precaution
perawat
tentang
sebagian
besar
kategori cukup dengan perilaku tindakan
universal
precaution
pada
kategori
perilaku baik, yaitu sebanyak 25 orang
(31,2%), sedangkan yang paling sedikit
pada kategori kurang dengan perilaku
tindakan
universal
precaution
pada
kategori perilaku tidak baik sebanyak 6
orang (7,5%).
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel
4.8 dengan menggunakan alat analisis chisquare (Ȥ2) dapat diketahui bahwa nilai
χ2hitung adalah sebesar 2,210 (p= 0,331 >
Surakarta didominasi oleh ratarata umur yang cenderung masih
muda
dan
produktif
untuk
bekerja. Menurut Mubarak dkk
(2007),
umur
dengan
seseorang
bertambahnya
akan
terjadi
perubahan pada aspek psikis dan
psikologis (mental). Pertumbuhan
fisik secara garis besar ada empat
kategori
perubahan,
perubahan
ukuran,
yaitu
perubahan
proporsi, hilangnya ciri-ciri lama
dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini
terjadi akibat pematangan fungsi
organ. Pada aspek psikologis dan
11
mental taraf berfikir seseorang
D
III
perawat.
semakin matang dan dewasa.
kemudian hari tetap diberikan
kesempatan
1.2. Jenis kelamin
Namun
kepada
di
pegawai
Hasil distribusi berdasarkan jenis
tersebut untuk melanjutkan ke
kelamin
jenjang pendidikan yang lebih
responden
dapat
diketahui bahwa sebagian besar
tinggi,
perempuan
keperawatan
sebanyak
responden (53,8%),
43
sedangkan
yaitu
jenjang
serta
S
I
program
profesi perawat.
laki-laki sebanyak 37 responden
Pendidikan
(46,2%). Hal ini mengindikasikan
yang diberikan seseorang kepada
bahwa perawat di RSUD Kota
orang lain terhadap suatu hal agar
Surakarta
didominasi
oleh
mereka dapat memahami. Tidak
perempuan.
Menurut
Mubarak
dapat dipungkiri bahwa makin
jenis
kelamin
dkk
(2007)
tinggi
berarti
bimbingan
pendidikan
seseorang
terbentuk dalam dimensi biologis.
semakin mudah pula mereka
Jenis
menerima informasi, dan pada
kelamin
seseorang
mengacu
berperilaku
pada
dan
akhirnya
makin
banyak
pula
mencerminkan penampilan sesuai
pengetahuan yang dimilikinya.
dengan jenis kelaminnya.
Sebaliknya,
tingkat
1.3. Pendidikan
Hasil
distribusi
pendidikan
berdasarkan
responden
dapat
jika
seseorang
pendidikannya
rendah,
akan menghambat perkembangan
sikap
seseorang
terhadap
diketahui bahwa sebagian besar
penerimaan informasi dan nilai-
pendidikan
terakhir
D3
nilai
Keperawatan
sebanyak
52
(Mubarak dkk, 2007).
responden (65,0%), sedangkan S1
Keperawatan
sebanyak
28
baru
diperkenalkan
1.4. Lama bekerja
Hasil distribusi berdasarkan lama
responden (35,0%). Hal tersebut
bekerja
mengindikasikan bahwa perawat
diketahui bahwa sebagian besar
di
Surakarta
lama bekerja antara 1 - 7 tahun
pendidikan
sebanyak 76 responden (95,0%),
terakhir D3 Keperawatan. Hal ini
sedangkan paling sedikit lama
dikarenakan formasi penerimaan
bekerja antara 15 - 20 tahun
pegawai terutama perawat adalah
hanya 1 responden (1,2%). Hal
RSUD
didominasi
Kota
oleh
responden
dapat
12
ini
mengindikasikan
bahwa
pada
kategori
yaitu
responden
atau
perawat di RSUD Kota Surakarta
sebanyak
kebanyakan dengan lama bekerja
53,8%. Hasil tersebut ditunjukkan
antara 1 - 7 tahun. Hal ini
dengan prosedur penerapan APD
dikarenakan
Surakarta
yang
43
cukup,
RSUD
Kota
dalam standard precaution belum
merupakan
institusi
sepenuhnya dijalankan dengan
berdiri,
baik
belum
lama
oleh
perawat.
sehingga banyak pegawai yang
pengetahuan
baru direkrut.
dapat dipengaruhi oleh beberapa
Ada kecenderungan pengalaman
faktor.
yang kurang baik dari seseorang
berupa karakteristik responden
akan berusaha untuk melupakan,
yaitu usia dan jenis pendidikan
namun jika pengalaman terhadap
responden. Pada hasil penelitian
objek
tersebut
didapatkan
maka
secara
menyenangkan
psikologis
akan
Faktor
yang
dalam
responden
menimbulkan
sehingga
sikap
positif
perawat
tentang
usia
menunjukkan
bahwa
berada
dalam
masa transisi baik transisi secara
fisik
Kota Surakarta
transisi
perhitungan
rata-rata
dapat
kelompok usia dewasa muda.
universal precaution di RSUD
Hasil
tersebut
Pada tahap usia ini, merupakan
(Mubarak dkk, 2007).
1.5. Pengetahuan
responden
responden adalah 21 - 30 tahun
timbul kesan yang membekas
emosi
pada
Tingkat
berdasarkan
(phisically
peran
transition)
transition),
sosial
(social
serta
transisi
tingkat pengetahuan responden
intelektual (cognitive transition)
dapat diketahui bahwa tingkat
(Santrock
pengetahuan pada kategori kurang
penelitian juga diperoleh bahwa
sebanyak 9 responden atau 11,2%,
sebagian
cukup sebanyak 43 responden
responden
atau 53,8% dan baik sebanyak 28
keperawatan yaitu sebanyak 65 %
responden atau 35,0%. Maka
yang juga sangat berpengaruh
dapat disimpulkan sebagian besar
terhadap
responden
tingkat
universal
penelitian
dengan
responden
pengetahuan
tentang
precaution.
precaution
1999).
besar
Pada
pendidikan
adalah
tingkat
tentang
hasil
D3
pengetahuan
universal
13
Penelitiannya
Yulianti,
dkk
1.6. Sikap perawat tentang universal
(2011) yang dilaksanakan di RS
precaution
PKU
Surakarta
Muhammadiyah,
terhadap
Yogyakarta
di RSUD Kota
Hasil perhitungan berdasarkan
34
tenaga
perawat
menunjukkan
hasil
bahwa
bahwa
perawat
dengan
negatif (sikap tidak mendukung)
sebanyak
sebanyak
26
persentase
76,47%
tingkat
pengetahuan
tentang
universal
sikap perawat dapat diketahui
pada
kategori
29
sikap
responden
atau
36,2% dan sikap positif (sikap
precaution pada kategori tinggi.
mendukung)
Seorang
sebanyak
51
perawat
dikatakan
responden atau 63,8%. Maka
jika
memiliki
dapat disimpulkan sebagian besar
pengetahuan, keterampilan serta
sikap perawat tentang universal
memiliki sikap profesional sesuai
precaution pada kategori sikap
kode etik profesi pengetahuan
positif (sikap mendukung), yaitu
perawat dapat terus meningkat
sebanyak
apabila rumah sakit dapat terus
72,8%. Hal ini berarti sebagian
meningkatkan
besar
profesional,
kemampuan
67
responden
perawat
RSUD
atau
Kota
dengan berbagai pelatihan dan
Surakarta merasa senang dan
edukasi berkesinambungann bagi
nyaman
seluruh karyawan pada semua
menempatkan
aspek
penerapan universal precaution.
pencegahan
Pengetahuan
infeksi.
(knowledge)
Hasil
serta
mampu
diri
penelitian
menunjukkan
merupakan domain yang sangat
bahwa
penting untuk dikuasai, karena
pentingnya
dengan mengetahui sesuatu kita
menerapkan universal precaution
dapat
sebagai
melaksanakan
menjadikan
(Sastroasmoro, 2008).
menyadari
mengetahui
upaya
dan
pencegahan
untuk
penularan penyakit, serta sebagai
selanjutnya
pendukung program keselamatan
pedoman
tindakan
dan
responden
dalam
dan kesehatan kerja bagi petugas.
Sebagian besar responden juga
merasa tidak terbatasi aktifitas
dan interaksinya dengan pasien
saat
penerapan
universal
14
precaution. Hal ini ditunjukkan
Hasil perhitungan berdasarkan
dengan lebih dari 90% responden
perilaku tindakan perawat dapat
menyatakan setuju dan sangat
diketahui bahwa pada kategori
setujuterhadap pernyataan sikap
perilaku tidak baik sebanyak 35
pada kuisioner no 1 – 3. Hal ini
responden
menunjukkan bahwa responden
perilaku
mampu menerima, menghargai
responden atau 56,2%. Maka
dan
jawab
dapat disimpulkan sebagian besar
terhadap stimulus dalam hal ini
perilaku tindakan perawat tentang
penerapan universal precaution.
universal
Haryanti (2009) dalam (Moch.
kategori
Udin,
sebanyak
dan
bertanggung
2012)
penelitiannya
di
atau
baik
43,8%
dan
sebanyak
45
pada
precaution
perilaku
45
baik,
yaitu
responden
atau
RSUD Salatiga mengidentifikasi
56,2%. Hal ini berarti bahwa
40%
sebagian
perawat
yang
bersikap
besar
perawat
bertanggungjawab dengan baik
menyadari pentingnya tindakan
terhadap penggunaan APD. Setiap
universal
individu memiliki sikap yang
upaya pengendalian infeksi yang
berbeda-beda
harus diterapkan dalam pelayanan
satu
sama
lain.
sebagai
precaution
Individu memiliki sikap yang
kesehatan.
positif ketika individu merasa
perawat
senang dan mampu menempatkan
precaution
dirinya pada tingkatan sikap yang
stimulus motivasi, persepsi dan
ada
Menurut
kognitif. Program pelatihan APD
Azwar (2009) Sikap seseorang
dapat membantu responden untuk
terhadap
meningkatkan
(Sarlito,
perasaan
memihak
2009).
suatu
Perilaku
tentang
tindakan
universal
dipengaruhi
oleh
kemampuan
objek
adalah
mendukung
atau
kognitif dan keterampilan ketika
maupun
bekerja. Habni (2009) dalam
(favorable)
perasaan tidak mendukung atau
(Moch.
tidak
penelitiannya menjelaskan bahwa
memihak
(unfavorable)
76%
pada objek tersebut.
Udin,
perawat
2012)
yang
dalam
tidak
1.7. Perilaku tindakan perawat tentang
mendapatkan pelatihan tentang
di RSUD
pencegahan infeksi nosokomial
universal precaution
Kota Surakarta
cenderung
yang
memiliki
tidak
sesuai
perilaku
dalam
15
melakukan
pencegahan infeksi
(2005)
menyatakan
nosokomial.
pengetahuan
Sudhiarti dan Sholikah (2012)
dalam
menyatakan
perilaku
bahwa
komponen
bahwa
merupakan
membentuk
pedoman
tindakan
seseorang.
dan
Adanya
perilaku dalam struktur bersikap
pengetahuan
menunjukan
bagaimana
kesadaran seseorang yang akhirnya
kecenderungan berperilaku yang
memicunya untuk berperilaku sesuai
ada
dengan pengetahuan yang dimilikinya
dalam
diri
seseorang
akan
menimbulkan
berkaitan dengan objek sikap
tersebut.
yang
perubahan
Pratek suatu keprofesian memerlukan
perilaku yang terjadi dalam diri
suatu dasar pengetahuan dari praktek
seseorang dapat diketahui melalui
dan
persepsi, akan tetapi setiap orang
Pengembangan
mempunyai
dalam
dihadapinya,
berbeda,
persepsi
meskipun
yang
mengamati
objek yang sama.
2. Hubungan
antara
pengetahuan
ilmu
ilmiah.
ini
penting
pengembangan
profesi
keperawatan, karena perawat yang
melakukan suatu tindakan atas dasar
pengetahuan
pengetahuan dan informasi secara
dengan perilaku tindakan universal
ilmiah
precaution pada perawat di RSUD
profesianal dan mempunyai tanggung
Kota Surakarta
jawab yang besar kepada klien serta
Hasil penelitian ini adalah tidak ada
akan
hubungan
antara
pencapaian
pengetahuan dengan perilaku tindakan
(Nursalam,
universal precaution pada perawat di
pendapat
RSUD Kota Surakarta. Secara teori
perawat memahami tentang universal
memang disebutkan bahwa semakin
precaution,
tinggi tingkat pengetahuan responden
mematuhi prosedur yang ada karena
tentang
precaution,
perawat menyadari hal itu tidak
diharapkan mempunyai perilaku yang
hanya bermanfaat untuk pasien saja,
sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa
namun juga untuk perawat sendiri.
terdapat
selain
Hasil penelitian juga menunjukkan
dapat
bahwa responden hanya mengetahui
yang
signifikan
universal
faktor
pengetahuan
mempengaruhi
lain
yang
perilaku
tindakan
universal precaution. Notoatmodjo
saja
akan
menjadi
membantu
perawat
meningkatkan
identitas
2000).
tersebut
maka
namun
profesi
Sebagaimana
diatas,
perawat
belum
ketika
akan
bisa
mengaplikasikannya. Hal ini sesuai
16
dalam
Hasil penelitian ini tidak sejalan
Notoatmojo (2003) yang menyatakan
dengan penelitian Kusmiyati (2009)
bahwa domain pengetahuan berawal
dan Mahardini (2010) dengan hasil
dari tahu hingga domain aplikasi.
penelitian diperoleh ada hubungan
Domain
yang
dengan
teori
tahu
Bloom
hanya
mengetahui
signifikan
antara
tingkat
prinsip-prinsip universal precaution,
pengetahuan
namun belum bisa menerapkannya
kepatuhan perawat dalam penerapan
dalam perilaku ketika bekerja. Lebih
universal precautions.
jauh lagi Bloom juga menyatakan
Sedangkan penelitiannya Moch. Udin
bahwa
Kurnia Putra (2012) sejalan dengan
perilaku
tidak
hanya
perawat
dipengaruhi oleh pengetahuan saja
hasil
(faktor predisposisi),
menunjukkan
dapat
akan tetapi
dipengaruhi
oleh
faktor
penelitian
saat
hasil
dengan
ini
yang
bahwa
tidak
terdapat hubungan antara tingkat
pendukung dan faktor pendorong.
pengetahuan
Faktor
meliputi
penggunaan APD (Alat Pelindung
ketersediaan sarana dan prasarana di
Diri). Hasil penelitian lain, yang
rumah
sejalan dengan penelitian ini adalah
pendukung
sakit
yang
dapat
dengan
mempengaruhi penerapan universal
penelitian
precautions pada responden. Faktor
Setiana (2011) tentang pengetahuan,
pendorong yang dapat mempengaruhi
sikap dan praktek mahasiswa profesi
responden dalam penerapan universal
Fakultas
precautions meliputi sumber daya
terhadap perilaku pencegahan infeksi
manusia yang berinteraksi langsung
di RSUD dr Karyadi Semarang pada
dengan
daya
54 responden, didapatkan hasil bahwa
manusia yang berinteraksi langsung
tidak ada hubungan antara tingkat
dengan responden adalah perawat
pengetahuan dan praktik mahasiswa
pelaksana lain, kepala ruang, dokter
profesi
dan
Diponegoro
responden.
tenaga
medis
Sumber
lain.
Perawat
yang
perilaku
dilakukan
Kedokteran
Fakutas
terhadap
oleh
Diponegoro
Kedokteran
perilaku
pelaksana lain serta kepala ruang
pencegahan infeksi dengan nilai p-
sebagai partner kerja dapat melakukan
value (p=0,295 > 0,005). Hasil
pengawasan
responden
penelitian ini juga sesuai dengan
universal
penelitian Ilya Kagan (2009) bahwa
dalam
precautions.
terhadap
penerapan
tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan dengan
17
universal
Kota Surakarta. Disimpulkan bahwa
precaution. Dalam penelitiannya juga
semakin baik sikap yang dimiliki
dijelaskan bahwa terdapat faktor lain
perawat
selain
precautions
tindakan
mematuhi
engetahuan
mempengaruhi
yang
tindakan
dapat
mematuhi
tentang
universal
maka
diharapkan
semakin baik pula perilaku yang
universal precaution.
ditunjukkannya. Dalam hal ini sikap
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
akan terwujud dalam bentuk perilaku
Elshafi
tergantung pada situasi-situasi yang
dkk
(1995)
tentang
the
relationship between the knowledge of
dihadapi perawat saat itu.
nursing staff and their compliance to
Hasil penelitian ini sesuai dengan
universal precaution for prevention of
teori
hepatitis B viral infection dalam
Notoatmojo (2003) yang menjelaskan
Journal
Health
bahwa perilaku merupakan fungsi
Assosiation yang dilakukan terhadap
dari faktor predisposisi yaitu faktor
perawat Rumah Sakit Santa Fever
yang ada dalam diri individu yang di
dengan interview melalui kuisioner
dalamnya
terdapat
dan observasi ceklist, juga sejalan
individu.
Sikap
dengan penelitian ini. Penelitian ini
mempengaruhi tindakan responden
menyatakan
dalam
Egypt
hubungan
Public
bahwa
yang
tidak
signifikan
ada
antara
perilaku
Bloom
sikap
dari
individu
penerapan
precautions.
dalam
universal
Tindakan
universal
pengatahuan perawat dengan kinerja
precautions diperlukan kemampuan
prawat dalam universal precaution.
perawat untuk mencegah infeksi,
Penelitian
ditunjang oleh sarana dan prasarana,
perlunya
ini
menggambarkan
peningkatan
pengetahuan
serta Standar Operasional Prosedur
dan pelatihan in servis tentang kontrol
(SOP)
infeksi pada tenaga keperawatan.
langkah
3. Hubungan antara sikap dengan
perilaku
tindakan
universal
yang
mengatur
tindakan
langkahuniversal
precautions (Kurniawati & Nursalam,
2007).
Notoatmodjo
(2005)
precaution pada perawat di RSUD
menyatakan bahwa sikap belum tentu
Kota Surakarta
terwujud dalam bentuk tindakan,
Hasil
penelitian
ini
adalah
ada
sebab untuk mewujudkan tindakan
hubungan yang signifikan antara sikap
perlu
faktor
lain,
yaitu
adanya
dengan perilaku tindakan universal
fasilitas atau sarana dan prasarana
precaution pada perawat di RSUD
sebagai mediator agar sikap dapat
18
meningkat menjadi tindakan. Fishbein
Kedua, adanya acuan atau referensi
(1980,
dari
dalam
Azwar
2007),
seseorang
yang
dipercayai.
tindakan
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi
beralasan dengan melihat penyebab
oleh orang yang dianggap penting
timbulnya perilaku atau hubungan
oleh
sikap dengan perilaku. Teori tindakan
masyarakat. Apabila seseorang itu
beralasan mengatakan bahwa sikap
dipercaya, maka apa yang dilakukan
mempengarhi perilaku lewat proses
atau dikatakannya akan cenderung
pengambilan keputusan yang teliti dan
untuk diikuti. Ketiga, sumber daya
beralasan serta dampaknya terbatas
yang tersedia. Adanya sumber daya
pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak
seperti fasilitas, uang, waktu, tenaga
banyak ditentukan oleh sikap umum,
kerja akan mempengaruhi terjadinya
tetapi
mengemukakan
oleh
terhadap
teori
sikap
ssuatu.
dirinya
seperti
tokoh
yang
spesifik
perilaku seseorang atau masyarakat.
Kedua,
perilaku
Pengaruh ini dapat bersifat positif
dipengaruhi tidak hanya oleh sikap,
maupun
tetapi juga oleh norma – norma
kebudayaan, kebiasaan, nilai, maupun
subjektif yakni keyakinan individu
tradisi yang ada di masyarakat.
mengenai
apa
yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan
inginkan
agar
individu
orang
lain
negatif.
Keempat,
perbuat.
penelitian
Ketiga, sikap bersama suatu perilaku
Mahardini
beserta
subjektif
penelitian diperoleh ada hubungan
membentuk suatu intensi atau niat
yang signifikan antara sikap dengan
untuk berperilaku tertentu.
perilaku perawat dalam menjalankan
Menurut teori WHO, terdapat 4
universal
determinan
seseorang
Moch. Udin Kurnia Putra (2012)
berperilaku. Pertama, pemikiran dan
tentang hubungan pengetahuan dan
perasaan.
dan
sikap dengan perilaku penggunaan
perasaan seseorang atau dapat disebut
alat pelindung diri pada mahasiswa
pula pertimbangan pribadi terhadap
profesi
obyek kesehatan merupakan langkah
Universita Indonesia (2012), pada
awal seseorang untuk berperilaku.
113 responden menunjukkan hasil
Pemikiran
bahwa
norma-norma
mengapa
Hasil
dan
pemikiran
perasaan
dapat
Kusmiyati
(2010)
(2009)
dengan
terdapat
antara
hasil
Penelitian
precautions.
Fakultas
dan
Keperawatan
hubungan
sikap
yang
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
signifikan
dengan
pengetahuan, kepercayaan, dan sikap.
perilaku penggunaan alat pelindung
19
diri pada mahasiswa profesi Fakultas
KESIMPULAN DAN SARAN
Keperawatan
Kesimpulan
Universita
Indonesia
2012 dengan nilai p-value ( p=0,004 <
0,005 ).
sejalan
Hasil penelitian ini juga
dengan
penelitian
yang
dilakukan oleh Sudhiharti, Solihah
(2011)
tentang
pengetahuan
dan
Hubungan
sikap
dengan
perilaku perawat dalam pembuangan
sampah
medis
di
Rumah
Sakit
Muhammadiyah Yogyakarta pada 60
responden
yang
menunjukkan
hubungan yang kuat dan positip antara
sikap dan perilaku perawat dengan
1. Tingkat
pengetahuan
tentang
universal
perawat
precaution
sebagian besar dengan kategori
cukup,
yaitu
sebanyak
43
responden atau 53,8%.
2. Sikap perawat tentang universal
precaution sebagian besar dengan
kategori
sikap
positif
(sikap
mendukung), yaitu sebanyak 67
responden atau 72,8%.
3. Perilaku tindakan perawat tentang
nilai p-value (p=0,000 < 0,005),
universal
dengan nilai correlation coefisien r=
besar dengan kategori perilaku
0,414. Yang mempunyai arti bahwa
baik, yaitu sebanyak 45 responden
sikap mempunyai kontribusi terhadap
atau 56,2%.
perilaku perawat sebesar 41,4%.
4. Tidak
Namun penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Resfi,. Rahmalia,. Jumaini (2012)
tentang
faktor
–
faktor
yang
precaution
ada
sebagian
hubungan
signifikan
antara
dengan
perilaku
yang
pengetahuan
tindakan
universal precaution pada perawat
perawat
di RSUD Kota Surakarta dengan
terhadap upaya pencegahan infeksi
nilai χ2hitung adalah sebesar 2,210
luka post operasi pada pasien bedah
(p= 0,331 > 0,05) sehingga H0
ekstremitas
diterima dan Ha ditolak.
mempengaruhi
perilaku
bawah
RSUD
Arifin
Ahmad Riau pada 73 responden,
5. Ada hubungan yang signifikan antara
menunjukkan hasil bahwa tidak ada
sikap
hubungan yang bermakna antara sikap
universal precaution pada perawat di
dengan upaya pencegahan infeksi luka
RSUD Kota Surakarta dengan nilai
post
bedah
χ2hitung adalah sebesar 5,091 (p= 0,024
ekstremitas bawah dengan nilai p-
< 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha
value (p=0,922>0,005)
diterima.
operasi
pada
pasien
dengan
perilaku
tindakan
20
Saran
1. Tingkat pengetahuan perawat tentang
universal precaution sebagian besar
dengan
kategori
cukup,
yaitu
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
sebanyak 43 responden atau 53,8%.
2. Sikap
perawat
tentang
universal
precaution sebagian besar dengan
kategori
sikap
mendukung),
positif
yaitu
(sikap
sebanyak
67
responden atau 72,8%.
3. Perilaku tindakan perawat tentang
universal precaution sebagian besar
dengan kategori perilaku baik, yaitu
sebanyak 45 responden atau 56,2%.
4. Tidak ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan perilaku
tindakan universal precaution pada
perawat di RSUD Kota Surakarta
dengan nilai χ2hitung adalah sebesar
2,210 (p= 0,331 > 0,05) sehingga H0
diterima dan Ha ditolak.
5. Ada hubungan yang signifikan antara
sikap
dengan
perilaku
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori
dan Pengukurannya. Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2012. Metode Penelitian.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
A. Wawan dan Dewi M. 2011. Teori &
Pengukuran Pengetahuan, Sikap
dan
Perilaku
Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Depdikbud. 2001. Pedoman Pembinaan
Program Bimbingan di Sekolah.
Jakarta: Balai Pustaka.
Depkes, RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan
Kewaspadaan
Universal
di
Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Direktorat Jendral Pemberantasan
Penyakit
Menular
dan
Penyehatan Lingkungan.
tindakan
universal precaution pada perawat di
RSUD Kota Surakarta dengan nilai
χ2hitung adalah sebesar 5,091 (p= 0,024
< 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2000. Psikologi Sosial.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dahlan. 2008. Statistik untuk Kedokteran
dan
Kesehatan,
Deskriptif,
Bivariat,
dan
Multivariate,
Dilengkapi dengan Menggunakan
SPSS. Salemba Medika: Jakarta.
Dharma,
Kusuma
Kelana.
2011.
Metodologi
Penelitian
Keperawatan:
Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan
Hasil Penelitian. Jakarta: Trans
Info Media.
Gerungan. 1996. Psikologi Sosial.
Bandung: Penerbit PT. Eresco.
21
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS. Edisi Keempat. Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro.
Herpan dan Wardani, Yuniar. 2012.
Analisis
Perawat
dalam
Pengendalian Infeksi Nosokomial
di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul
Yogyakarta.
Jurnal
KESMAS UAD Volume 6, No. 3,
September 2012, ISSN :19780575. Yogyakarta: Universitas
Ahmad Dahlan.
placement. Adelaide: Tswane
University of Technology.
Moch.
Udin Kurnia Putra. 2012.
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dan Sikap Dengan Perilaku
Penggunaan Alat Pelindung Diri
pada Mahasiswa Profesi Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia. Skripsi. Universitas
Indonesia.
Moenir. 1992. Manajemen Pelayanan
Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat. A.A.A. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan
dan
Tekhnik
Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007.
Promosi
Kesehatan
Sebuah
Pengantar
Proses
Belajar
Mangajar dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Husein Umar. 2007. Metode Penelitian
Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Nasronudin. 2007. Penyakit Infeksi Di
Indonesia Solusi Kini Dan
Mendatang. Surabaya: Airlangga
University Press.
Kurniawati & Nursalam. 2007. Asuhan
Keperawatan
pada
Pasien
Terinfeksi.
Jakarta:
Salemba
Medika.
Nawawi, H. 2000. Administrasi Personel
Untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja. Jakarta: Haji Intermedia.
Kusmiyati, S. 2009. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Perilaku
Universal Precautions di Ruang
ICU Rumah Sakit Telogorejo
Semarang. Semarang : Skripsi
tidak dipublikasikan.
Mahardini, R. 2010. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Kepatuhan
Perawat Menerapkan Universal
Precaution Ketika Melakukan
Kemoterapi Pasien Kanker Di
Baangsal RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Maja, TMM. 2009. Precaution use by
occupational
health
nursing
students
during
clinical
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo,
S.
2007.
Promosi
Kesehatan, Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
22
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika.
Patricia A. Dempsey & Arthur D.
Dempsey.
2002.
Riset
Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Pieter, Herri Zan dan Lubis, Namora
Lumongga. 2010. Pengantar
Psikologi dalam Keperawatan.
Jakarta: Kencana.
Soetjipto
dan
Sjafioedin.
1994.
Metodologi Ilmu Sosial. Jakarta.
Sarlito, Sarwono W. 2009. Pengantar
Psikologi
Umum.
Jakarta:
Rajawali Press.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan: Penuntun Praktis
Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra
Cendikia Press.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods
For
Business:
Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis, Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Sudiharti dan Solikhah. 2012. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku
Perawat
dalam
Pembuangan Sampah Medis di
Rumah
Sakit
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta.
Jurnal KESMAS UAD Volume 6,
No. 1, Januari Tahun 2012,
ISSN:1978-0575.
Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan.
Sugiyono.
2007.
Statistik
Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tietjen, Linda. 2004. Panduan Pecegahan
Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dengan Sumber Daya
Terbatas. Penerjemah Saifuddin,
Abdul dkk. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.
Walgito,
Bimo.
2010.
Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta:
C.V Andi Offset.
WHO. 2004. Practical guidelines for
infection control in health care
facility India: WHO Regional
office South East Asia.
WHO dalam Prosedur Tetap RSUD Kota
Surakarta. 2015. Prosedur Tetap
Keperawatan
RSUD
Kota
Surakarta.
Yulianti, dkk. 2011. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Perawat Dengan
Penerapan Universal Precaution
Pada Perawat di Bangsal Rawat
Inap
Rumah
Sakit
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta.
Jurnal KES MAS Vol. 5, No. 2,
Juni 2011 : 162-232. ISSN : 1978
– 0575.
Download