Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Kaum muslimin dan muslimat dimulyakan Allah yang kami hormati. Di malam yang cerah ini patutlah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah Swt, karena kita masih diberi anugerah kepada Allah berupa kesehatan jasmani maupun rokhani, sehingga bisa berkumpul di masjid yang mulya, tanpa ada halangan suatu apapun. Juga nikmat Allah yang amat besar berupa iman dan Islam, sehingga kita tergolong orang beriman akan sadar kewajiban yang telah dibebankan terhadap kita semua akan kewajiban, sehingga mau menjalankannya dengan penuh keikhlasan semata-mata mencari ridla Allah Swt, amiin. Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati. Kedua kalinya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw, karena beliau yang menyebarkan kebenaran, yakni agama Islam, agama yang membawa rakhmat bagi penganutnya. Mudah-mudahan kita tergolong umat Muhammad yang benar-benar setia kepadanya dalam arti menjalankan segala yang baik dan meninggalkan yang dilarang Allah Swt. Hadirin sekalian yang kami hormati, malam ini tanggai 10 Muharram, atau disebut juga kata orang jawa 10 Suro. Pada tanggal 10 Muharram ini Allah menjadikan sejarah kebangkitan dan kejatuhan sebagai pelajaran bagi umat-umat yang datang kemudian. Juga merupakan pemisah antara. orang-orang beriman kepada Allah dan orang yang ingkar kepada-Nya. Pada tanggal sepuluh Muharram tersebut Allah telah memberikan kemenangan terhadap para Nabi terdahulu, setelah mereka sekuat tenaga menegakkan kalimatullah. Dalam hal ini bisa dibuktikan dalam sejarah, seperti halnya, kemenangan nabi Ibrahim terhadap raja Namrudz, kemenangan nabi Musa dalam menghadapi angkara murka Nabi raja Fir’aun, kemenangan nabi Muhammad terhadap kaumnya yang ingkar, kemenangan nabi Yunus As, dan lain-lain. Dalam hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam Surat Ali Imran ayat 140, yang artinya: Hari-hari kememngan itu Kami pergelarkan diantara mannsia supaya jelas bagi Allah mana orang-orang yang beriman itu (dengan orangorang yang kafir), dan dijadikan-Nya sebagian daripadanya menjadi kesaksian-kesaksian (Syuhada ). Tuhan tidak menyukai orang-orang zalim. Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati Bagi kita yang terpenting dalam memperingati tanggal 10 Muharram mengambil pelajaran kejadian serta nilai-nilai pada masa silam. Dengan demikian menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai hari peningkatan beribadah kepada Allah Swt. Seperti halnya melaksanakan puasaAsySyura’ sebagaimana yang dijelaskan Nabi Saw. dalam sabdanya: Artinya: Puasa pada hari Asy-Syura ’itu menghapuskan dosa pada setahun yang lampau. (HR. Muslim). Itulah keistimewaan yang diberikan kepada hamba-Nya yang mau melaksanakan puasa Asy-Syura Selain berpuasa sunat kita semua dianjurkan agar menyantuni, kaum kafir miskin orang-orang yang terlantar, membutuhkan bantuan saudara, karena tanggal tersebut mempunyai keistimewaan, yakni akan dilapangkan pada tahun berikutnya. Berkaitan dengan masalah tersebut, sebagaimana yang disabdakan nabi Saw. Artinya: Barangsiapa melapangkan kepada keluarganya dan ahlinya pada hari Asy-Syura, akan Tuhan akan memberikan kelapangan pula kepadanya dalam periode tahun yang bersangkutan. HR. Baihaqi). Demikianlah pidato sambutan kami pada peringatan tanggal 10 Muharram, semoga bisa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan ita kepada Allah Swt, dengan menjalankan berbagai amal shaleh, dan meninggalkan larangan-Nya. Apa yang saya sampaikan dengan begitu singkat, dan mungkin saja kurang begitu jelas, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Billahi taufiq wal hidayat. Wassalamu ’ alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Syahidnya Husain bin Ali Tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10 Oktober 680 merupakan hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang. Pertempuran ini terjadi antara pasukanBani Hasyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali beranggotakan sekitar 70-an orang melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu. Pada hari itu hampir semua pasukan Husain bin Ali, termasuk Husain-nya sendiri syahid terbunuh, kecuali pihak perempuan, serta anak Husain yang sakit bernama Ali zainal abidin bin Husain. Kemudian oleh Ibnu Ziyad mereka dibawa menghadap Khalifah di Damaskus, dan kemudian yang selamat dikembalikan ke Madinah Sebelum Islam, Hari Asyura sudah menjadi hari peringatan dimana beberapa orang Mekkah biasanya melakukan puasa. Ketika Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah, ia mengetahui bahwa Yahudi di daerah tersebut berpuasa pada hari Asyura - bisa jadi saat itu merupakan hari besar Yahudi Yom Kippur. Saat itu, Muhammad menyatakan bahwa Muslim dapat berpuasa pada hari-hari itu.[1][2] Di kalangan suku Banjar yang merupakan muslim Sunni di Kalimantan, Hari Asyura dirayakan ekspresi kegembiraan dengan membuat bubur Asyura yang terbuat dari beras dan campuran 41 macam bahan yang berasal dari sayuran, umbi-umbian dan kacang-kacangan. Bubur Asyura tersebut akan disajikan sebagai hidangan berbuka puasa sunat Hari Asyura.[4][5][6][7] Asyura merupakan peringatan hal-hal di bawah ini dimana Muslim, khususnya Sunni percaya terjadi pada tanggal 10 Muharram. Bebasnya Nabi Nuh dan ummatnya dari banjir besar. Nabi Ibrahim selamat dari apinya Namrudz. Kesembuhan Nabi Yakub dari kebutaan dan ia dibawa bertemua dengan Nabi Yusuf pada hari Asyura. Nabi Musa selamat dari pasukan Fir'aun saat menyeberangi Laut Merah. Nabi Isa diangkat ke surga setelah usaha Roma untuk menangkap dan menyalibnya gagal.