ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS
SEBAGAI PERPANJANGAN EKARISTI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Bagus Efendi
NIM: 101124063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Tuhan Yesus dan Alm. kedua orang tua saya
Keluarga besar saya dan siapa saja yang telah
mendukung saya dengan caranya masing-masing
selama kuliah di PAK-USD Yogyakarta hingga selesainya penyusunan skripsi.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,
maka pintu akan dibukakan bagimu”.
(Mat 6: 7)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Agustus 2016
Penulis
Bagus Efendi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta:
Nama
: Bagus Efendi
Nomor Mahasiswa
: 101124063
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul
ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI PERPANJANGAN
EKARISTI beserta perangkat yang diperlukan (bila ada) saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 29 Agustus 2016
Penulis,
Bagus Efendi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS
SEBAGAI PERPANJANGAN EKARISTI. Skripsi ini membahas tentang peran
Adorasi Ekaristi sebagai suatu devosi terhadap Sakramen Ekaristi. Alasan
mendasar bagi penulis mengambil judul skripsi tersebut adalah masih kurangnya
informasi tentang Adorasi Ekaristi di kalangan umat profan, khususnya di paroki
santo Petrus dan santo Paulus Klepu, Sleman, Yogyakarta.
Disadari bahwa kegiatan Adorasi ini sedang bergeliat di berbagai daerah,
namun ternyata di kalangan umat awam masih sedikit yang mengetahui apa itu
Adorasi. Oleh karena itu perlu kiranya untuk memperkenalkan kembali Adorasi
Ekaristi di kalangan umat.
Skripsi ini terdiri atas 5 bab. Dibuka dengan pendahuluan, Pengertian
Adorasi Ekaristi, Sejarah, dan Perkembangan, Sejarah, Pengertian, dan
Perkembangan Ekaristi, Adorasi Sakramen Mahakudus Sebagai Perpanjangan
Ekaristi, dan yang terakhir Penutup.
Membicarakan Adorasi sama dengan berbicara mengenai kebaikan Tuhan
dan cinta kasih-Nya terhadap kita sebagai umat. Tuhan yang merindukan kita, bisa
kita jumpai dengan Adorasi. Adorasi menjadi sarana untuk umat bertemu secara
langsung terhadap Tuhan.
Usaha yang dilakukan oleh penulis untuk menjawab pertanyaan tentang
kurangnya pemahaman dan penghayatan adorasi Ekaristi adalah dengan cara
mengadakan rekoleksi model katekese Shared Christian Praxis (SCP) di Paroki
Santo Petrus dan Paulus Klepu selama 3 bulan berturut-turut.
Penulis berharap, skripsi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat terutama
sebagai sarana informasi mengenai Adorasi. Semoga Adorasi bisa terus
berkembang demi kebaikan setiap orang.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The title of this undergraduate thesis is THE ADORATION OF THE
SACRAMENT OF EUCHARIST AS THE EXTENSION OF EUCHARIST.
This undergraduate thesis is exploring about the role of Adoration as a devotion to
the Sacrament of Eucharist. The reason of the writer in deciding this title is the
lack of information about Adoration for the people, especially in Santo Petrus dan
Santo Paulus Parish Klepu, Sleman, Yogyakarta.
It is recognized that the Adoration activity is alive in many places, but
among the faithful there are not many people who know about what is adoration.
That is why the reintroducing of Adoration is needed for the people.
This undergraduate thesis is consisting of 5 parts. It is opened by the
Opening, the understanding of Eucharist, history, and its development, the second
part is History, Understanding, and the development of Adoration, The third part
is Adoration as the extension of the Eucharist, and the last part is the conclusion.
Discussing about adoration is equal with discussing about God’s love and
His kindness to us as His people. God, who is missing us, can be found in
Adoration. Adoration becomes the way for the people to find God directly.
To answer such problems and challenges I propose a recollection program,
in the catechesis model of Shared Christian Praxis (SCP) for the Parish of Santo
Petrus dan Paulus Klepu.
The writer is hoping that this undergraduate thesis can be useful for the
people especially as a tool to get information about Adoration, hoping that
Adoration can be developed for the goodness of the people.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena segala kebaikan dan
rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul ADORASI
SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI PERPANJANGAN EKARISTI.
Skripsi ini merupakan karya ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan di FKIP-JIP-Prodi PAK Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Skripsi ini disusun atas dasar keprihatinan penulis terhadap
kurangnya pemahaman umat mengenai Adorasi Sakramen Mahakudus yang
berkaitan dengan perayaan Ekaristi.
Proses penulisan Skripsi ini berjalan dengan baik karena dukungan dan
kebaikan dari banyak orang sehingga memampukan penulis untuk tetap semangat
meskipun banyak tantangan dan kesulitan yang dialami. Penulis sangat berterima
kasih kepada berbagai pihak yang telah menyumbangkan ide dan gagasannya,
kemudahan dan kesempatan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Secara
khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Drs. F.X. Heryatno W.W. SJ., M.Ed selaku Kaprodi PAK Universitas Sanata
Dharma yang telah berkenan membimbing dan mendukung penulis selama
kuliah di kampus PAK-USD.
2.
Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ sebagai pembimbing utama dalam skripsi ini yang
penuh kesabaran, kerelaan, kemudahan dalam mendampingi, membimbing
penulis selama penyusunan skripsi ini dari awal hingga selesai.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum sebagai dosen penguji II sekaligus
dosen pembimbing akademik yang memberi semangat, keramahan, masukan
dan dukungan serta kelancaran baik selama kuliah dan secara khusus dalam
penyusunan skripsi ini.
4.
Yoseph Kristianto, SFK.,M.Pd sebagai dosen penguji III yang bersedia
meluangkan waktu dan memberikan masukan dan dukungan kepada penulis.
5.
Para dosen dan staf karyawan yang telah membimbing dan memberi
dukungan selama penulis kuliah di PAK Sanata Dharma Yogyakarta.
6.
Emanuel Maria Supranowo yang telah membantu saya untuk tekun dalam doa
Adorasi Sakramen Mahakudus dan memberikan saya wejangan yang sama
seperti Yesus memberikan wejangan kepada para murid yaitu bertolaklah ke
tempat yang dalam.
7.
Tri Widianto dan teman-teman OMK St. Petrus dan Paulus Klepu yang selalu
memberikan semangat dan doa selama saya berproses mengerjakan skripsi.
8.
Yunarto selaku pegawai sekretariat Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu yang
berkenan untuk meminjamkan buku Adorasi.
9.
Teman-teman seperjuangan selama kuliah, angkatan 2010 yang telah
memberi dukungan, semangat, kegembiraan dan kebersamaan yang
meneguhkan dalam perjuangan selama studi bersama di PAK-USD.
10. Alm. Kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan dan memberikan
perhatian yang istimewa dan segenap anggota keluarga saya yang
memberikan semangat dan dukungan selama penulis menempuh studi di
Yogyakarta.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam skripsi ini masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki dan penulis membutuhkan koreksi dari
pembaca, baik dari segi penulisan maupun dari segi isi. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan saran dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
sekalian. Terima kasih.
Yogyakarta, 29 Agustus 2016
Penulis
Bagus Efendi
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...........................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
viii
ABSTRACT ......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
5
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................
5
D. Manfaat Penulisan .........................................................................
6
E. Metode Penulisan ..........................................................................
6
F. Sistematika Penulisan ....................................................................
7
BAB II. PENGERTIAN ADORASI EKARISTI, SEJARAH, DAN
PERKEMBANGANNYA ................................................................
8
A. Sejarah Ekaristi .............................................................................
8
B. Pengertian Ekaristi ........................................................................
13
C. Makna Ekaristi ..............................................................................
17
D. Ekaristi dan Tanggungjawab Sosial ..............................................
18
E. Sejarah Dan Pengertian Adorasi Ekaristi ......................................
21
F. Waktu Untuk Adorasi ...................................................................
25
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Tempat Adorasi .............................................................................
27
H. Tata Cara Melakukan Adorasi ......................................................
30
I. Perkembangan Adorasi dalam Gereja ...........................................
32
1. Adorasi Menurut Konsili Vatikan II .......................................
32
2. Adorasi Ekaristi Dalam Sacrosanctum Concilium ..................
33
3. Adorasi Ekaristi Dalam Presbyterum Ordinarium ..................
33
4. Adorasi Ekaristi Menurut Paus Yohanes Paulus II dan
Benedictus XVI .......................................................................
34
J. Makna Adorasi Sakramen Mahakudus .........................................
37
BAB III. ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI
PERPANJANGAN EKARISTI DI PAROKI SANTO PETRUS
DAN PAULUS KLEPU ..................................................................
38
A. Paroki Santo Petrus dan Paulus .....................................................
38
B. Adorasi Ekaristi Menjadi Perpanjangan Ekaristi ..........................
40
BAB IV. USULAN PROGRAM UNTUK PENGHAYATAN ADORASI
SAKRAMEN MAHAKUDUS BAGI UMAT DI PAROKI SANTO
PETRUS DAN PAULUS KLEPU ...................................................
45
A. Latar Belakang Pemilihan Program ..............................................
46
B. Alasan Pemilihan Tema ................................................................
48
C. Rumusan Tema dan Tujuan ..........................................................
50
D. Penjabaran Program ......................................................................
52
E. Petunjuk Pelaksanaan Program .....................................................
56
F. Contoh Persiapan Program Katekese SCP untuk Umat di
Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu ..........................................
57
1. Identitas ...................................................................................
57
2. Pemikiran Dasar ......................................................................
59
3. Pengembangan Langkah-langkah ...........................................
61
G. Contoh Pendalaman Iman untuk Remaja ......................................
75
1. Identitas ...................................................................................
75
2. Pemikiran Dasar ......................................................................
76
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengembangan Langkah-langkah ...........................................
78
H. Contoh Pendalaman Iman untuk Orang Tua .................................
90
1. Identitas ...................................................................................
90
2. Pemikiran Dasar ......................................................................
91
3. Pengembangan Langkah-langkah ...........................................
93
BAB V. PENUTUP ........................................................................................
109
A. Kesimpulan ...................................................................................
109
B. Saran dan Kritik ............................................................................
111
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
114
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kesaksian Iman ..............................................................
(1)
Lampiran 2: Foto Prosesi ....................................................................
(7)
Lampiran 3: Doa dalam Adorasi Sakramen Mahakudus .................... (10)
Lampiran 4: Kumpulan Lagu untuk Adorasi Sakramen Mahakudus... (11)
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada
Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama
Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985,
hal. 8.
Yoh
: Yohanes
Luk
: Lukas
Kor
: Korintus
Mat
: Matius
Mrk
: Markus
Kol
: Kolose
Yak
: Yakobus
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT
: Catechesi Tradendei, Anjuran Apostolik Paus Yohanes II kepada
para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese
masa kini, 16 Oktober 1979.
DS
: Kumpulan-Ringkasan pengakuan Iman dan dokumen Gereja.
EE
: Ecclesia De Euchristia, Surat Ensiklik Paus Yohanes Paulus II
kepada para uskup, imam, dan diakon, penyandang hidup bakti,
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pria dan perempuan dan segenap para beriman tentang Ekaristi
dan hubungannya dengan Gereja, 17 April 2003.
LG
: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang
Gereja, 21 November 1964.
PO
: Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Pelayanan dan Penyesuaian Hidup Religius, 28 Oktober 1965.
RS
: Redemptionis Sacramentum, Intruksi VI Kongregasi Ibadat dan
Tata Tertib Sakramen mengenai sejumlah hal yang perlu
dilaksanakan atau pun dihindari berkaitan dengan Ekaristi
Mahakudus, 25 Maret 2004.
SC
: Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II mengenai
Liturgi, 4 Desember 1965.
SCar
: Sacramentum Caritatis, Anjuran Apostolik Pasca-Sinode Paus
Benedictus XVI kepada para uskup, imam, biarawan-biarawati,
dan kaum beriman awam mengenai Ekaristi sebagai sumber dan
puncak kehidupan serta Perutusan Gereja, 22 Februari 2007.
C. Singkatan Lainnya
Rm
: Romo
Pr
: Projo
DSA
: Doa Syukur Agung
Art
: Artikel
SCP
: Shared Christian Paxis
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
MB
: Madah Bakti
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mulanya manusia dicipta mengemban tugas mulia dari Allah.
Hendaklah manusia berkembang, beranak-pinak, memenuhi dan menguasai bumi.
Namun janganlah lupa bahwa hidup ini adalah titipan ujian. Yang dimaksud
dengan titipan ujian adalah bahwa pada kehidupan ini kita akan berkutat dengan
ujian-ujian dan cobaan dari Allah. Ujian-ujian tersebut menjadi sarana bagi
manusia membuktikan kualitas dan kapasitas cintanya kepada Allah dan hukumNYA.
Manusia bisa membuktikan kapasitas cinta yang besar kepada Allah
apabila ketika berhadapan dengan setiap cobaan-cobaan dari Allah dia tetap
berpegang pada ajaran kasih Allah. Hal ini seperti yang terjadi pada kisah Nabi
Ayub. Betapa Ayub bertubi-tubi menghadapi ujian dari Allah, namun dia tetap
pasrah dan berserah pada Allah. Hal ini menunjukkan kapasitas kasih kepada
Allah yang luar biasa.
Sedemikian pula halnya dengan kualitas kasih kepada Allah. Banyak kisah
yang menunjukkan kualitas kasih yang istimewa pada Allah. Bisa mengambil
contoh dari kisah para martir dan para rasul. Bagaimana Stefanus rela dirajam
demi mempertahankan kasihnya pada Allah. Demikian pula Petrus yang mati
tersalibterbalik, dengan kepala di bawah karena ia merasa tidak layak mati dengan
cara yang sama dengan Yesus sang guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Generasi pada zaman sekarang menjadi generasi yang beruntung. Orang
terlahir pada zaman ketika Gereja sudah mapan. Orang tidak mengalami masa
Gereja in diaspora atau masa dimana Gereja menyebar. Orang juga menjumpai
pertentangan dengan hukum, bahkan sudah mendapat perlindungan hukum karena
Gereja sudah diterima dan diakui masyarakat. Orang juga tidak perlu bersembunyi
ketika beribadah.
Namun demikian, bukan berarti Gereja jaman sekarang tidak memiliki
tantangan. Dalam hal ini, harus diinsyafi bahwa Gereja tetap memiliki gelombang
tantangan yang tidak mudah untuk dilalui. Berhadapan dengan budaya jaman
yang berpotensi menggerus iman. Budaya kebersamaan mulai bergeser dengan
individualitas. Banyaknya jumlah umat yang berpindah haluan juga menjadi
bahan refleksi yang baik bagi semua orang bahwa ternyata Gereja bukan tanpa
ancaman. Ancaman-ancaman yang dahulu muncul hanya bertransformasi. Dahulu
orang dituntut mengingkari iman dengan ancaman pidana, siksaan, bahkan
pembunuhan tetapi sekarang orang mendapat penawaran untuk mengingkari iman
dengan cara yang lebih halus dan menjanjikan kenikmatan dunia. Contoh godaan
jaman sekarang antara lain teknologi yang diterima dengan ketidaksiapan. Hal
yang seharusnya membantu meringankan beban justru menjadi penghambat iman,
contohnya TV yang menjadi sarana informasi justru menjadi penghambat umat
untuk beribadah karena tontonan-tontonan yang lebih menarik dari homili Romo.
Ada ungkapan bahwa hal yang lebih sukar daripada memenangi suatu
pertandingan adalah mempertahankan kemenangan itu. Saat ini anggaplah Gereja
sudah memenangi suatu pertandingan dengan adanya pengakuan dan penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dari dunia. Bukan berarti hal tersebut menjadi akhir perjuangan bagi Gereja.
Masih
banyak
perjuangan
untuk
mempertahankan
kedaulatan
dan
mempertahankan anggota-anggota Gereja.
Menyadari akan hal itu, perlu disadari bahwa perlu ada “senjata” untuk
menghadapi tantangan-tantangan jaman tersebut. Selain tindakan nyata yang
berlandaskan cinta dan kasih sayang, tentu senjata utama yang harus dimiliki
adalah doa dan devosi. Ada banyak devosi yang dimiliki Gereja. Sebut saja devosi
kepada Bunda Maria dan devosi Sakramen Maha Kudus sebagai contohnya.
Devosi kepada Sakramen Mahakudus saat ini cukup gencar dilakukan di
berbagai daerah. Salah satu bentuk devosi yang sering dilakukan adalah Adorasi
Sakramen Mahakudus. Banyak yang menyatakan bahwa hati terasa lebih nyaman
dan lega setelah berhadapan secara langsung dengan Allah dalam wujud
Sakramen di kapel-kapel Adorasi. Selain itu tidak sedikit juga yang menyatakan
telah merasakan anugerah dari Allah setelah melakoni Adorasi secara berturutturut.
Munculnya kesaksian-kesaksian pasca Adorasi mampu menguatkan iman
umat Gereja. Anugerah yang muncul dari adorasi bukan semata untuk individu
yang beradorasi tetapi nyata untuk orang-orang lain di seluruh penjuru dunia.
Kasih Allah memancar dari kapel Adorasi tersebut secara langsung dan
menyentuh hati setiap manusia. Kesaksian-kesaksian pasca adorasi menjadi
pendorong semangat yang nyata bagi umat Allah dan hal inilah yang semakin
menguatkan iman akan Dia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Adorasi juga menjadi wujud cinta dan kasih manusia kepada Allah.
Ajakan untuk berjaga selama satu jam ini menjadi ajakan secara langsung dari
Yesus kepada umat Allah. Injil Markus dan Matius menyatakan secara gamblang
ajakan ini. Ketika itu Yesus memasuki masa-masa akhir kebersamaan dengan para
rasul karena setelah itu Yesus ditangkap dan sampai pada akhirnya dihukum salib
hingga wafat.
Oleh karena itu, adorasi bukan hanya menjadi senjata yang ampuh untuk
menghadapi masa-masa penuh tantangan ini namun juga menjadi sarana
penyempurnaan cinta kasih Gereja terhadap Allah. Menjelang akhir masa
hidupnya, Yesus tidak meminta dipuji dan disembah. Yesus hanya meminta
sesuatu yang sederhana, ditemani. Sebagai individu yang mengasihi Yesus, tentu
kita tidak akan sanggup mentidakkan permintaan sederhana yang penuh makna
tersebut.
Kristus adalah Tuhan yang transenden sekaligus Tuhan yang Imanen. Ia
begitu tinggi dan agung serta jauh di luar nalar logika,namun Ia juga dekat sebagai
sahabat dan guru. Melalui Ekaristi berati menyembah Tuhan yang tinggi dan
agung. Melalui Adorasi Ekaristi ini bukan hanya menyembah dan mengagumi
Tuhan, namun juga bermain dan bercengkerama secara langsung dengan Tuhan
dalam rupa Sakramen sebagai sahabat-Nya. Menjadi sahabat yang ada untuk
menemani dan berkenan ditemani-NYA. Dalam bukunya yang berjudul: Menimba
Rahmat Adorasi Rm. Fl. Hartanta dkk memaparkan dan memunculkan kisah dan
kesaksian-kesaksian tentang Adorasi Ekaristi (Hartanta, 2012: 101-164).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih judul skripsi Adorasi
Sakramen Mahakudus Sebagai Perpanjangan Ekaristi.
B. Rumusan Masalah
Fenomena munculnya berbagai kegiatan Devosi Ekaristi, khususnya
Adorasi kepada Sakramen Mahakudus, menjadi topik utama pembahasan di dalam
skripsi ini. Oleh sebab itu penulis membatasi pembahasan dalam skripsi ini
dengan adanya pembahasan dengan mengenai hal tersebut bisa menjadi sangat
luas. Mengingat hal tersebut, pada sub bab ini penulis memaparkan inti pokok dari
seluruh pembahasan.
Pada intinya, di dalam skripsi ini, pembahasan akan menjawab beberapa
pertanyaan. Pertanyaan tersebut yang menjadi batasan untuk ulasan materi.
Pertanyaan-pertanyaan yang berusaha dijawab penulis antara lain:
1. Apa itu Adorasi Ekaristi, sejarah, dan perkembangannya?
2. Apa itu Ekaristi, sejarah, dan perkembangannya?
3. Bagaimana hubungan antara Ekaristi dengan Devosi Ekaristi, khususnya
Adorasi Sakramen Mahakudus?
C. Tujuan Penulisan
Pada bagian ini penulis memaparkan tujuan dari penulisan skripsi yang
berjudul Adorasi sebagai Perpanjangan Ekaristi. Terdapat tiga tujuan dari
penulisan skripsi ini. Tiga tujuan tersebut yaitu:
1. Menjelaskan Devosi Ekaristi terutama tentang pengertian, sejarah dan
perkembangannya, serta tatacara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Menjelaskan tentang perayaan Ekaristi terutama tentang sejarah dan
perkembangannya.
3. Memaparkan hubungan antara perayaan Ekaristi dengan praktek devosi
Ekaristi.
D. Manfaat Penulisaan
Pada bagian ini penulis membahas mengenai manfaat dari penulisan skripsi
ini. Terdapat tiga manfaat, yaitu:
1. Penulis maupun pembaca memperoleh pengetahuan lebih mendalam mengenai
Adorasi Ekaristi, terutama pada sejarah dan perkembangannya.
2. Penulis maupun pembaca memperoleh pengetahuan lebih mendalam mengenai
Ekaristi, dari pengertian, sejarah, dan perkembangannya.
3. Penulis dan pembaca memperoleh pengertian tentang bagaimana posisi devosi
Ekaristi disandingkan dengan Ekaristi sehingga tidak lagi ada praktek-praktek
devosi yang menyimpang atau salah kaprah.
E. Metode Penulisan
Penulisan skripsi ini didasarkan pada studi pustaka. Penulis mempelajari
dokumen-dokumen berupa buku dari berbagai sumber.
Buku yang pertama adalah karya Rm. E. Martasudjita, Pr yang berjudul
Adorasi Ekaristi : Tuntunan Ringkas. Buku ini diterbitkan oleh Yayasan Kanisius
pada tahun 2007. Buku inilah yang menjadi sumber utama tentang Adorasi
Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Buku yang kedua juga merupakan karya Rm. E. Martasudjita, Pr. Buku
yang kedua ini berjudul Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral. Buku
ini dicetak dan diterbitkan oleh Yayasan Kanisius pada tahun 2005. Buku inilah
yang menyediakan pengetahuan tentang Ekaristi.
Buku ketiga ditulis oleh Rm. Fl. Hartanta, Pr, dkk. Buku yang ketiga ini
berjudul Menimba Rahmat Adorasi. Buku ini berisi pengetahuan tentang Adorasi
(khususnya di paroki st. Petrus dan st. Paulus Klepu) dan kesaksian pengalaman
beradorasi dari beberapa umat Gereja.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi yang berjudul “Adorasi Sakramen Mahakudus sebagai
Perpanjangan
Ekaristi”
diuraikandalam
lima
bab.
Penulisanakanmulaidenganpendahuluanyang akandipaparkan secara jelas pada
setiapbabnya. Kemudiandiakhiridenganpenutupkesimpulan dan saran.
Bab I
: Pendahuluan yang akan memuat latar belakang, rumusan masalah,
metode penulisan.
Bab II
: Memaparkan sejarah, perkembangan, dan pengertian Adorasi.
Memaparkan sejarah, perkembangan, dan pengertian Ekaristi.
Bab III
: Memaparkan Adorasi Sakramen Mahakudus sebagai Perpanjangan
Ekaristi di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu.
Bab IV
: Menguraikan usulan program rekoleksi sebagai salah satu cara untuk
memahami adorasi Ekaristi dalam meningkatkan penghayatan iman
umat dalam kehidupan konkret di masyarakat.
Bab V
: Penutup rangkaian dari skripsi dengan kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENGERTIAN ADORASI EKARISTI, SEJARAH, DAN
PERKEMBANGANNYA
Pada bagian ini akan dibahas secara lebih mendalam tentang Ekaristi dan
Adorasi Ekaristi. Pembahasan dimulai dari sejarah dan pengertian sampai alasan
bagi umat untuk melakukan Adorasi Ekaristi dan Ekaristi.
A. Sejarah Ekaristi
Kata Ekaristi tentu sudah sangat akrab bagi orang yang beragama Katolik.
Menjadi kegiatan rutin satu minggu (minimal satu kali dalam satu minggu) umat
Katolik merayakan hal ini sebagai bentuk ibadah.
Ekaristi sudah menjadi ciri khas dari umat beragama Katolik. Setidaknya
satu minggu sekali kegiatan ini dilakukan secara bersama- sama di gereja (atau
tempat lain seperti tempat ziarah, goa Maria, dsb). Walaupun ini sudah dilakukan
secara rutin dan sudah menjadi ciri khas sebagai umat Katolik namun bukan
berarti sejarah Ekaristi sudah dipahami sebagaimana mestinya.
Sejarah Ekaristi sangatlah luas. Hal tersebut menjadi luas karena harus
merangkum fenomena yang terjadi sejak lebih dari dua ribu tahun yang lampau
sampai saat ini. Sejarah awal Ekaristi tidak bisa lepas dari berbagai kejadian yang
terjadi pada masa Yesus masih berkarya di dunia ini. Misteri pokok Ekaristi
bahkan berasal secara berkelanjutan dari masa ini.
Ekaristi bermula pada masa perjamuan Paskah yang sering disebut sebagai
perjamuan malam terakhir. Pada masa ini belum ada nama Ekaristi. Akan tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
inilah yang menjadi “batu pertama” munculnya Ekaristi. Menurut E. Martasudjita,
dalam bukunya yang berjudul Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral.
Dalam buku tersebut Rm. E. Martasudjita mengungkapkan:
Secara monumental penetapan Ekaristi memang dilakukan oleh Yesus
sendiri pada perjamuan malam terakhir. Namun penetapan Ekaristi oleh
Yesus pada perjamuan malam terakhir itu tidak bisa dilepaskan dari
seluruh kerangka hidup, karya, dan perutusan Yesus. Seluruh hidup dan
karya Yesus hanyalah tertuju untuk mewartakan Kerajaan Allah
(Martasudjita, 2005:35).
Selanjutnya, Ekaristi berkembang sejak misi para Rasul. Pada masa ini
Gereja memasang “jantung” pada perayaan berulang mengenang misteri Illahi.
Kisah para Rasul bab 2 ayat 46-47 menjelaskan hal ini:
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari
dalam bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing- masing
secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus
hati sambil memuji Allah.
Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa Ekaristi awal berjalan. Ada hal
yang menjadi poin-poin penting Ekaristi yang muncul dalam perikop tersebut.
Hal-hal tersebut antara lain kebersamaan, pemecahan roti serta perjamuan
bersama, dan yang paling penting secara bersama berdoa sambil memuji Allah.
Berulang kali juga sudah disebutkan mengenai perayaan Ekaristi yang
dilakukan sekali dalam satu minggu. Selain itu perayaan Ekaristi juga identik
dengan hari Minggu. Mengapa hari minggu? Hal ini mengangkat kisah Jemaat
perdana yang berkebiasaan berkumpul pada hari minggu (bdk. Yoh 20:19.26; Luk
24: 1.33; 1Kor 16:2) karena pada hari tersebut Yesus bangkit (bdk. Mat 28:1;
Mrk 16:1; Luk 24:1; Yoh 20:1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut E. Martasudjitadalam bukunya yang berjudul Ekaristi Tinjauan
Teologis, Liturgis, dan Pastoral juga mengutip ungkapan dalam Konsili Vatikan
II untuk menjelaskan alasan perayaan Ekaristi yang diselenggarakan dalam hari
Minggu.
Berdasarkan tradisi para Rasul yang berasal mula pada hari kebangkitan
Kristus sendiri, Gereja merayakan misteri Paskah sekali seminggu, pada hari yang
tepat sekali disebut hari Tuhan atau hari Minggu. Pada hari itu Umat beriman
wajib berkumpul untuk mendengarkan sabda Allah dan ikut serta dalam perayaan
Ekaristi, dan dengan demikian mengenangkan sengsara, kebangkitan, dan
kemuliaan Tuhan Yesus (Martasudjita, 2005:37).
Terdapat dua inti pokok dari perayaan Ekaristi. Keduanya merupakan
misteri yang dirayakan bersama dalam perayaan Ekaristi. Yang pertama adalah
Liturgi sabda. Dalam Liturgi Sabda dibacakan kitab- kitab dalam Kitab Suci,
meliputi bacaan dari Kitab Perjanjian Lama, Kitab Perjanjian Baru, dan bacaan
Injil. Yang kedua adalah Liturgi Ekaristi. Pada Liturgi Ekaristi ada dua kegiatan
utama yaitu Doa Syukur Agung (DSA) dan Komuni.
Pada masa abad-abad pertama menjadi masa Gereja in diaspora. Maksud
dari Gereja in diaspora artinya masa dimana Gereja menjamur dan menyebar
demi menjaga keselamatan bersama dan tetap bisa beribadah kepada Allah karena
memang saat itu Gereja masih ilegal. Pada masa Abad-abad pertama ini belum
terdapat tata perayaan Ekaristi yang baku seperti saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tanpa adanya tata perayaan Ekaristi bukan berarti bahwa kegiatan Ekaristi
berjalan secara semrawut. Santo Yustinus martir (†165) pernah menjelaskan
bentuk Ekaristi pada masa itu:
Pada hari yang disebut Minggu, semua yang tinggal di kota dan desa
berkumpul untuk suatu perayaan bersama. Kemudian tulisan yang
ditinggalkan oleh para rasul atau tulisan dari para nabi dibacakan selama
waktu mengizinkan. Setelah pembaca menyelesaikan tugasnya, pemimpin
memberikan suatu amanat (homili) yang isinya mengingatkan umat
beriman agar hidup sesuai dengan ajaran-ajaran mulia itu. Kemudian kami
semua bersama-sama berdiri dan memanjatkan doa. Setelah doa-doa itu
berakhir..., roti, anggur, dan air dibawa dan pemimpin menyampaikan doadoa dan doa syukur agung- sesuai kemampuannya. Umat menjawab doa
syukur itu dengan menjawab “Amin”. Kemudian bahan-bahan yang
atasnya telah disampaikan doa syukur itu (maksudnya: roti dan anggur
ekaristi) dibagikan kepada seluruh umat yang hadir, dan diakon-diakon
mengambil beberapa untuk dikirimkan kepada mereka yang tidak hadir.
Sebagai tambahan, orang-orang yang berkecukupan mengumpulkan
sumbangan sesuai dengan kerelaan mereka. Sumbangan yang terkumpul
itu dibawa dan diurus oleh pemimpin umat untuk digunakan bagi
keperluan menolong para janda dan yatim piatu (Apologia, 67 dalam
Martasudjita, 2005:45).
Pemaparan tersebut menjadi informasi tentang perayaan Ekaristi pada
masa abad awal. Ekaristi pada masa itu ternyata sudah meliputi dua inti pokok
Ekaristi yaitu Liturgi Sabda serta Liturgi Ekaristi. Selain itu budaya kolekte juga
sudah mulai berjalan.
Pada masa Abad IV-VI menjadi masa yang segar bagi Gereja. Kaisar
Konstantinus memberi kebebasan bagi agama Kristiani melalui edik Milan pada
tahun 313. Semenjak masa itu Gereja berkembang dengan cukup pesat. Masa ini
memberi wajah baru bukan hanya bagi Gereja tetapi juga dalam bidang Liturgi.
Bahkan masa ini sempat disebut masa kreatif perkembangan Gereja. Pada masa
ini terdapat perkembangan luar biasa dalam Liturgi yaitu munculnya Doa Syukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Agung Kanon Romawi. Liturgi ritus Romawi memiliki ciri yang khas yaitu
singkat, padat, jelas, serta bentuk kokohnya.
Pada abad pertengahan, Gereja diwarnai dengan nuansa gotik. Hal ini
nampak pada seni bangunan gereja yang menyukai bentuk-bentuk lengkung dan
lancip. Model bangunan ini nampak pada Gereja Katedral Jakarta. Gereja
Katedral Jakarta dibangun mengikuti model era neo-gotik.
Pada masa pertengahan juga berkembang misa votiv. Misa votiv ini berarti
misa atau Ekaristi dengan ujud tertentu. Berasal dari kata bahasa Latin Votum
yang berarti janji atau harapan atau keinginan.
Perkembangan selanjutnya adalah masa abad XVI-XX yang dibuka
dengan kejadian-kejadian reformatif. Pada masa ini muncul tokoh-tokoh
reformatif Gereja, sebut saja Martin Luther, Johanes Calvin, Zwingli, dan lainlain. Pergerakan reformatif ini umumnya berkaitan dengan fenomena realis
praesentia. Bahkan di Inggris berkembang Gereja Anglikan yang didirikan oleh
raja Henry VIII karena kekecewaanya kepada sri Paus yang tidak mengabulkan
permohonan cerainya untuk menikahi wanita lain.
Kegaduhan yang terjadi di dalam Gereja pada masa ini segera ditanggapi
dengan adanya konsili Trente. Konsili ini memakan waktu yang cukup panjang
yaitu mulai tahun 1545 sampai pada tahun 1563. Hal ini disebabkan kondisi
Gereja yang memang tidak mudah pada saat itu sehingga konsili tersebut
beberapa kali terhenti dan jeda terkadang memakan waktu beberapa tahun. Pada
masa ini keseragaman dan kesatuan Gereja sungguh memperoleh perhatian. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
ini untuk menghindari perpecahan Gereja yang berkelanjutan. Bahasa Latin pun
dipilih sebagai bahasa Liturgi secara global.
Perkembangan selanjutnya adalah seperti yangdirasakan saat ini. Gereja
berkembang dengan semangat konsili Vatikan II. Tersebutlah Paus Yohanes
XXIII atau dengan nama asli Angelo Roncalli yang membawa perubahan wajah
Gereja. Paus Yohanes XXIII terpilih sebagai Paus ketika sudah menginjak usia
lanjut (77 tahun) dan pada mulanya hanya dianggap sebagai Paus transisi. Tidak
disangka justru beliau yang membawa angin segar ke dalam Gereja dengan roh
atau semangat dasar Aggiornamento. Hal ini membawa Gereja pada sikap yang
lebih terbuka. Pada masa ini lahirlah konstitusi Ekaristi Sacrosanctum Concilium
(SC) yang menjadi puncak seluruh perjuangan pembaruan Gereja. Pada masa ini,
umat pribumi boleh menggunakan bahasa masing-masing untuk merayakan
Ekaristi.
B. Pengertian Ekaristi
Ekaristi memiliki beberapa nama. Sebagian umat beriman menyebut kata
Ekaristi, Misa, Perjamuan Tuhan, Sacrificium dan Oblatio, dan Sinaksis.
Istilah Ekaristi berasal dari kata Yunani “Eucharistia”. Kata Eucharistia
berarti puji dan syukur. Menurut sebagian umat kata Ekaristi ini lebih cocok untuk
mewakili peribadatan Gereja. Hal ini mengarah pada seluruh perayaan sepanjang
Ekaristi yang meliputi Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi.
Istilah Misa bermula dari ungkapan pembubaran pada akhir upacara
peribadatan Gereja. Pada saat pembubaran tersebut muncul kalimat “Ite missa est”
yang berarti “Pergilah, kalian diutus”. Dengan sekilas saja tampak bahwa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kalimat tersebut menekankan segi perutusan umat. Setelah orang merayakan
penebusan dalam perayaan Ekaristi, tibalah saatnya untuk bersiap menjadi agen
yang diutus untuk mewartakan cinta- kasih Allah dalam kehidupan konkret di
dunia nyata. Rm. Martasudjita dalam bukunya mengungkapkan, “Sejak abad V
perayaan Ekaristi disebut misa. Istilah ini digunakan untuk menunjuk seluruh
perayaan Ekaristi dengan mau menekankan aspek perutusan untuk melayani
Tuhan dan sesama serta mewartakan kabar kabar baik kepada segala bangsa
(Martasudjita, 2003:269).
Selain dari dua istilah di atas masih ada beberapa istilah yang digunakan.
Seperti pada istilah Perjamuan Tuhan (Dominica Cena). Hal ini berdasar pada
ungkapan yang digunakan santo Paulus untuk menyebut Ekaristi (bdk. 1Kor
10:21; 11: 20). Selain itu Yesus juga sering mengumpamakan kedatangan Tuhan
kembali dengan istilah perjamuan (bdk. Mat25: 10; Mat 22: 1-10). Secara garis
besar santo Paulus mencoba menghubungkan perayaan Ekaristi dengan kehadiran
Tuhan pada akhir masa. Selain ini masih ada pula istilah lain seperti Sacrificium
dan Oblatio yang berarti kurban dan persembahan, dan Sinaksis yang berarti
pertemuan Jemaat pada bahasa Yunani.
Dalam Lumen Gentium disebutkan, “Dengan ikut serta dalam korban
Ekaristi,
sumber
dan
puncak
hidup
seluruh
hidup
kristiani,
mereka
mempersembahkan anak Domba Ilahi dan diri sendiri bersama dengan-Nya
kepada Allah (Lumen Gentium: 11). Tentu ada alasan mengapa Ekaristi disebut
sebagai sumber dan puncak hidup seluruh hidup kristiani. Hal ini karena Ekaristi
menjadi puncak kebersamaan umat kristiani dengan Tuhan maupun sesama umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dalam bukunya yang berjudul Sakramen-sakramen Gereja, Rm. Martasudjita
memaparkan alasan tersebut demikian, “Di dalam perayaan Ekaristi, seluruh
misteri kehidupan bersama Allah dan manusia yang mengalami kepenuhannya
dalam Kristus dirayakan dan dihadirkan bagi umat beriman. Tidak ada acara atau
kegiatan Gereja lainnya yang mampu melebihi perayaan Ekaristi, saat mana
Gereja secara resmi dan meriah mengungkapkan dan melaksanakan dirinya
sebagai sakramen kebersamaan dengan Yesus Kristus (Martasudjita, 2003: 266).
Dikatakan juga bahwa sakramen-sakramen lainnya berhubungan erat dengan
Ekaristi dan terarah kepadanya (PO 5; lih. UR 22). Ekaristi merupakan tanda dan
sarana, yang artinya “sakramen” persatuan dengan Allah dan kesatuan antar
manusia. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa Ekaristi adalah Sakramen yang
utama. Ekaristi juga tampak sebagai pusat dan matahari bukan hanya untuk Gereja
tetapi juga untuk seluruh umat manusia dan alam semesta yang tidak berjiwa.
Ekaristi membuat Gereja berkembang secara kualitatif dalam kekuatannya dengan
ditunjukkan mampu mengubah Gereja menjadi semakin serupa dengan Kristus.
Paus Benedictus XVI menyebutkan bahwa semua sakramen dan bahkan semua
pelayanan gerejawi dan karya kerasulannya berhubungan erat dengan Ekaristi
(SCar art. 16). Paus Benedictus XVI menekankan bahwa makna Ekaristi sebagai
karunia bagi umat untuk menempuh perjalanan menuju tanah air surgawi melaui
karunia yang memungkinkan orang untuk mencicipi kepenuhan eskaltologis
(SCar art. 30). Menurut Paus Benedictus XVI, makna eskatologis dari Ekaristi
menunjukkan bahwa Perayaan Ekaristi secara sakramental menggenapi himpunan
eskatologis umat Allah (SCar. 31). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perayaan Ekaristi menjadi perayaan yang sungguh luar biasa dan agung karena
dikehendaki oleh Tuhan untuk menghadirkan seluruh misteri penebusanNya
dalam ruang dan waktu agar dapat dialami oleh umat beriman yaitu dalam rupa
roti dan anggur yang suci. Ekaristi juga menghadirkan apa yang sebenarnya akan
dianugerahkan pada akhir zaman yang tidak lain adalah hidup Allah sendiri.
Sehingga umat akan memperoleh keselamatan abadi di Surga. Ekaristi juga bisa
disebut sebagai materai kemuliaan yang akan datang (EE 18). Dalam tulisannya,
Paus Yohanes Paulus II menegaskan makna eskatologis Ekaristi :
Aklamasi umat, menyusul konsekrasi, dengan tepat mengakhiri Ekaristi
dengan visi eskatologis (lih. 1 Kor 11:26): sampai Tuhan datang dalam
kemuliaan. Ekaristi adalah upaya mengejar tujuan, penciptaan cita rasa
kepenuhan suka cita yang dijanjikan oleh Kristus (lih. Yoh 15:11) ...Para
penyantap Tubuh Kristus dalam Ekaristi tidak perlu menunggu akhir dunia
menerima hidup kekal: mereka telah memilikinya di dunia ini, sebagai
buah sulung kepenuhan yang akan datang, yang memuaskan manusia tidak
kurang suatu apa pun. Sebab dalam Ekaristi kita juga menerima jaminan
kebangkitan tubuh pada akhir zaman: “Barang siapa makan tubuhKu dan
minum darahKu memiliki hidup kekal, dan Aku akan membangkitkannya
pada hari akhir” (Yoh 6:54). Jaminan kebangkitan kita kelak beroleh
dasarnya pada kenyataan bahwa tubuh Putra Manusia yang kita santap
adalah tubuh mulia Tuhan yang dibangkitkan. Kita seolah mencerna
rahasia kebangkitan. Itulah sebabnya, santo Ignatius Anthiokia dengan
tepat merumuskan Ekaristi sebagai penawar ketidakmatian, penangkal
kematian (EE 18).
Paus Yohanes Paulus II juga menyampaikan bahwa “Ekaristi adalah
secercah penampakan surga di atas bumi. Ekaristi adalah seberkas sinar mulia dari
Yerusalem surgawi yang menembus awan sejarah dan menaungi peziarahan kita”
(EE 19). Ekaristi juga tidak bisa dilepaskan dari tugas perutusan para murid dan
tugas perutusan sosial Gereja.
Apapun sebutannya, yang pasti adalah Ekaristi merupakan puncak misteri
iman Gereja. Ekaristi menjadi jalan utama bagi umat untuk berdoa dan bertemu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dengan Tuhan. Melalui Ekaristi pula orang mengenang karya keselamatan oleh
Yesus Kristus. Sedangkan Devosi Ekaristi menjadi sarana untuk menjawab
ungkapan kasih Tuhan yang tersampaikan melalui Ekaristi.
C. Makna Ekaristi
Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri bersama umat Allah.
Dengan
merayakan
Ekaristi,
umat
beriman
merayakan
karya
Misteri
Penyelamatan Allah dalam diri Yesus Kristus dan sekaligus melaksanakan amanat
Yesus yaitu “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Aku”. Melalui misteri ini,
Ekaristi menjadi sumber dan puncak seluruh hidup umat Kristiani yang
berpangkal dalam diri Yesus (Martasudjita, 2016:57).
Ekaristi juga disebut sebagai wujud kesatuan umat, dengan bernyanyi
bersama dan doa bersama, serta memakan Roti yang satu dan sama, orang yang
ikut dalam perayaan Ekaristi dipersatukan oleh Allah melalui sebuah ikatan cinta
yang membentuk satu tubuh dalam diri Yesus. Dengan demikian, kehadiran dan
partisipasi aktif umat dalam perayaan Ekaristi menjadi bukti bahwa Ekaristi
merupakan perayaan umat (LG, art. 3).
Pada saat merayakan Ekaristi, orang menyambut Tubuh Kristus yang
dikurbankan bagi umatnya. Kurban Kristus yang disambut dan dirayakan dalam
Ekaristi adalah sebagai Kurban Kristus yang memberikan dirinya untuk dunia.
Kristus sendiri sebagai lambang Roti Ekaristi yang dipecah-pecah dan kemudian
dibagi kepada seluruh umat untuk disantap sebagai santapan rohani sebagai
peringatan akan karya penebusan Kristus untuk dunia (Martasudjita, 2016:137).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
D. Ekaristi dan Tanggung Jawab Sosial
Hidup orang beriman Katolik tidak hanya berhenti sampai pada taraf doa
dan pujian di dalam gereja. Hidup menggereja secara katolik yang bernafaskan
ekaristi bukan sekedar merayakan misteri penebusan dalam doa dan nyanyinyanyian dalam perayaan ekaristi. Perayaan Ekaristi adalah puncak dari segala
kegiatan keimanan umat Katolik namun akan menjadi tidak lengkap apabila tidak
disertai dengan aksi yang nyata sebagai manusia yang bersifat sosial (manusia
bersifat individu sekaligus sosial).
Berbicara mengenai hidup doa dan hidup sosial, Paus Yohanes Paulus II
merespon dalam Ecclesia de Eucharistia, “...... Pastilah visi Kristiani mengarah
kepada penantian „langit dan bumi yang baru‟ (Why. 21:1). Hal ini justru
menambah, dan bukan mengurangi, rasa tanggung jawab kita terhadap dunia
dewasa ini. Saya ingin sungguh-sungguh menegaskan pada awal millenium baru
ini, agar umat kristiani lebih merasa wajib melaksanakan tugasnya, dan tidak
melupakan sebagai warga dunia..."(Ecclesia de Eucharistia:20). Melalui pesan
tersebut, Bapa Paus Yohanes Paulus II pada masa itu sudah mengajak umat
kristiani untuk menjadi lebih peka pada apa yang muncul dalam masyarakat dan
turut ambil bagian dalam pelayanan yang nyata dalam masyarakat.
Banyak sekali pertanyaan dalam masyarakat yang mempertanyakan, mana
yang lebih baik antara rajin beribadah tetapi kurang mampu bergerak aktif dalam
masyarakat atau menjadi aktifis dalam masyarakat namun tidak pernah (jarang)
beribadah?
Untuk
hal
tersebut
Martasudjita
menjawab:
“Tidak
boleh
dipisahkannya antara hidup doa dan hidup sosial, antara lex orandi, lex credendi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dan juga lex vivendi atau tentang apa yang didoakan, diimani, dan dihayati
(Martasudjita, 2016:133). Hal tersebut menjadi jawaban antara mana yang lebih
baik dari kedua pernyataan yang tadi diperdebatkan, bahwa sebenarnya tidak ada
yang lebih baik dari beribadah saja dan menjadi aktifis sosial saja karena
keduanya adalah hal yang lekat dan saling menyempurnakan satu sama lain. Lebih
dalam Rm. Martasudjita bahkan menyatakan, “Dikotomi yang memisahkan hidup
doa dan hidup sosial dapat berbahaya, karena justru tidak sesuai dengan peristiwa
pewahyuan Allah yang justru menjadi manuisa, yakni Yang Illahi yang berkenan
masuk ke dalam sejarah umat manusia, sehingga perjalanan hidup manusia selalu
merupakan perjalanan hidup bersama Allah sendiri.” (Martasudjita, 2016:134).
Hal ini bahkan terungkap dengan ungkapan yang lebih keras bahwa pemisahan
hidup doa dan hidup sosial dapat menjadi berbahaya. Hal tersebut menjadi
peneguhan bahwa hidup sosial dan hidup doa merupakan satu tubuh dan tidak
sebaiknya terpisah-pisah.
Hidup doa dan hidup sosial yang sebaiknya berjalan seimbang juga
muncul dalam tata cara doa dalam perayaan Ekaristi. Pada ujung akhir perayaan
Ekaristi, Imam akan menyerukan, “Ite, missa est!” atau dalam bahasa Indonesia
menjadi, “Pergilah, engkau diutus!”. Seruan perutusan ini bahkan menjadi akar
dari munculnya kata Misa untuk menyebut perayaan Ekaristi, oleh sebab itu
hendaknya orang selalu ingat bahwa Yesus yang menjadi roti perjamuan juga
mewariskan perutusan agar setiap orang melakukan hal yang sama. Yesus pun
mengungkapkan hal tersebut dengan suatu peristiwa dalam Injil Matius: “Kamu
sendiri harus memberi mereka makan” (bdk. Mat 14:16). Hal ini menjadi perintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sekaligus contoh bahwa sebagai umat beriman kita harus peka terhadap situasi
yang terjadi dalam masyarakat dan berani memunculkan aksi sebagai respon atas
apa yang timbul dalam masyarakat. Dalam bacaan tesebut, tampak adanya
kepekaan terhadap banyaknya orang yang kelaparan dan murid-murid Yesus
menanggapi dengan aksi solidaritas pembagian makanan yang sudah digandakan
Yesus.
Kemudian untuk generasi saat ini, hal apa yang bisa dilakukan sebagai
pemenuhan akan perutusan? Tentu sangat banyak yang hal yang bisa dilakukan.
Masih banyak keprihatinan sosial yang muncul di dalam kehidupan berasma.
Masih banyak orang yang kelaparan (dalam arti yang sebenarnya) yang
membutuhkan bantuan. Atau setidaknya kalau orang belum bisa membantu
mereka yang kelaparan, hal paling mudah untuk dilakukan adalah dengan berbela
rasa dengan tidak pernah menyia-nyiakan makanan. Dengan hal sederhana
menghabiskan makanan orang tidak hanya berbela rasa terhadap mereka yang
kurang beruntung namun juga sebagai wujud penghargaan akan setiap tetes
keringat para petani sekaligus wujud ungkapan terima kasih kepada para petani.
Selain itu tentu masih banyak hal lain yang membutuhkan perhatian mulai
dari Hal-hal yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. Marilah ikut andil
sesuai kapasitas dan kemampuan agar menjadi lebih mulia nama Tuhan dan
tercipta suatu peradaban kasih yang nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
E. Sejarah dan Pengertian Adorasi Ekaristi
Dalam bukunya yang berjudul Adorasi Ekaristi: Tuntunan Ringkas, E.
Martasudjita,(2007: 11) menawarkan empat pengertian mengenai Adorasi.
Keempat pengertian tersebut adalah:
1. Adorasi Ekaristi adalah sebuah ibadat atau doa yang dilaksanakan umat
beriman di hadapan Ekaristi Mahakudus atau Sakramen Mahakudus yang
ditakhtakan.
2. Adorasi Ekaristi juga bisa disebut pujian kepada Sakramen Mahakudus, pujian
kepada Ekaristi Mahakudus, kebaktian kepada Sakramen Mahakudus, atau
sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus.
3. Demikian pula, sebutan Salve atau Astuti menunjuk Adorasi Ekaristi atau
pujian kepada Sakramen Mahakudus ini.
4. Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bentuk dari macam-macam bentuk
devosi Ekaristi yang hidup dalam Gereja Katolik.
Demikan sebenarnya Adorasi berasal dari bahasa Latin: Adorare. Adorare
berarti menyembah atau bersembah sujud. Hal ini mengacu pada kegiatan yang
terjadi sepanjang kegiatan adorasi yang adalah untuk bersembah sujud kepada
Tuhan dalam wujud Hosti yang terberkati. Hal ini juga dipaparkan dalamkamus
Teologi, “Penghormatan tertinggi yang diperuntukkan hanya bagi Allah (Kel
20:1-4;Yoh 4:23), pencipta, Penyelamat, dan Yang menguduskan kita....”
(O‟Collins, 1996:16).
Dalam hal ini, iman kita sungguh terwujud. Secara nyata orang
memandang kepada roti bulat berwarna putih, namun secara iman orang sungguh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
meyakini bahwa Tuhan yang sungguh hadir. Roti adalah realis praesentia dimana
Tuhan sungguh secara real hadir dalam Ekaristi Mahakudus. Itulah mengapa
orang datang bersujud-sembah di hadapan Hosti yang terberkati.
Selain daripada itu, Yesus sendiri dengan tegas menyatakan ketika dalam
perjamuan yang terakhir sebelum sengsara-Nya: “ Inilah tubuh-KU...”. Mata
orang mungkin hanya melihat sebentuk roti, namun hati dan iman yang
sesungguhnya bertemu dengan Tuhan. Santo Sirilus dari Yerusalem, seperti
terkutip dalam buku E. Martasudjita, menyebutkan dengan indah: Dalam rupa roti
dan anggur, jangan hanya melihat unsur alamiah sebab Tuhan telah tegas
mengatakan bahwa itu adalah tubuh dan darah-Nya; iman memastikan bagimu,
kendati indra menunjuk kepada yang lain”.
Dalam bukunya, Menimba Rahmat Adorasi, Fl. Hartanta, menuliskan:
Adorasi sebagai peristiwa perjumpaan dengan Allah yang selalu, terusmenerus, dan tiada henti mendekati manusia. Boleh dikatakan Adorasi
adalah peristiwa nyedhaki sing ditresnani, nresnani sing nyedhaki. Artinya
adalah Allah yang senantiasa, dengan berbagai cara mendekati manusia
yang dicintaiNya dan mengundang manusia untuk mencintai mendekati
Allah (Hartanta, 2012: 5).
Sejarah Adorasi Ekaristi tidak bisa terlepas dari sejarah devosi Ekaristi.
Sejarah Adorasi ekaristi merupakan satu bagian dari perkembangan sejarah devosi
Ekaristi. Adorasi Ekaristi muncul atas dasar rasa rindu para umat Allah untuk
bertemu dengan Tuhan. Rasa rindu para umat untuk bisa berinteraksi secara
langsung dengan Tuhan. Interaksi ini benar-benar bersifat pribadi antara individu
dan Tuhan. Sebagaimana sepasang kekasih yang saling merindukan tentu akan
sangat sakit apabila tidak segera terpuaskan rasa rindu tersebut. Walau dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
wujud sebuah roti namun iman kita percaya bahwa Tuhan benar-benar hadir
bersama kita dalam wujud yang memang tersamarkan.
Namun seturut sejarah devosi Ekaristi yang pernah terjadi, Gereja pun
pernah mengalami masa kelam. Devosi yang bertujuan mulia ini diterima dengan
pemahaman yang kurang tepat. Akibatnya banyak praktek-praktek devosi yang
cenderung bersifat magis dan berlebihan. Misalnya seperti yang dipaparkan
Martasudjita dalam bukunya: “ Sayangnya, praktek umat beriman sering
kebablasan dan jatuh ke magis. Misalnya saja, keyakinan bahwa orang akan
mendapat berkat dan rahmat apabila bisa memandang Sakramen Mahakudus itu
sesering mungkin, tetapi mereka lupa untuk menyambut hosti suci dalam komuni”
(Martasudjita, 2007: 17).
Hal-hal menyimpang tersebut yang memancing munculnya tokoh-tokoh
gerakan reformasi dalam Gereja, sebut saja misalnya: Huldrich Zwingli, Martin
Luther, dan Yohanes Calvin. Kaum reformator ini menolak adanya praktek devosi
Ekaristi dalam Gereja Katolik ini dan membentuk Gereja-gereja yang baru.
Namun walau demikian bukan berarti gereja tidak serta merta meniadakan
praktek devosi Ekaristi dan adorasi Ekaristi. Gereja hanya mengoreksi bagi pelaku
devosi yang menyimpang dan tetap menjaga eksistensi dari devosi Ekaristi dan
adorasi Ekaristi karena dipercaya itulah jalan bagi umat beriman untuk berjumpa
secara langsung dan pribadi dengan Tuhan. Kemantapan untuk menjaga eksistensi
dari devosi Ekaristi dan Adorasi ini seperti terkutip dalam Konsili Trente pada
abad XVI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Siapa berkata bahwa dalam Sakramen Ekaristi yang kudus Kristus sang
Putra Allah yang tunggal tidak boleh disembah dengan kebaktian lahiriah dari
sembah sujud kepada Allah, dan oleh karenanya Dia tidak boleh dihormati
melalui perayaan pesta khusus, dan orang tidak boleh mengaraknya berkeliling
secara meriah dalam prosesi (Sakramen Mahakudus) sesuai dengan adat dan
kebiasaan Gereja Kudus yang terpuji dan umum, atau orang tidak boleh
menunjukkan secara umum kepada umat penyembah (kepada Sakramen
Mahakudus), dan karenanya penyembahannya dipandang penyembah berhala,
terkucillah dia! (kanon 6-DS 1656/NR 582).
Akibat dari munculnya kaum reformator dan ajaran konsili Trente pada
abad XVI membuat devosi Ekaristi dan Adorasi Ekaristi menjadi semakin marak.
Banyak kapel-kapel devosi dan peralatan, seperti monstran misalnya, yang dibuat
dengan lebih indah dan meriah. Bahkan muncul pula kongregasi yang
menempatkan devosi kepada Sakramen Mahakudus sebagai spiritualitasnya.
Menyadari bahwa adanya hubungan erat antara devosi kepada Sakramen
Mahakudus (yang termasuk juga di dalamnya adalah Adorasi Ekaristi) maka
Gereja tetap mendukung adanya devosi tersebut. Bahkan dengan diadakan
pembaruan teologi dan dengan adanya konsili Vatikan II menganjurkan dan
mendukung eksistensi devosi Ekaristi di dalam Gereja. Namun agar tidak kembali
terjatuh dalam hal magis seperti yang pernah terjadi, perlu diingat bersama adanya
kesatuan antara devosi Ekaristi dan perayaan Ekaristi itu sendiri.
Melakukan kegiatan Adorasi Ekaristi, terutama untuk pentahktaan
panjang, bukan berarti tanpa hambatan. Sering kali Pelaku Adorasi Ekaristi akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berhadapan dengan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat accidental yang membuat
pelaku Adorasi Ekaristi ini tidak hadir dalam gilirannya. Terkadang pula (cukup
sering) para pelaku Adorasi Ekaristi harus mengadu komitmen dan rasa rindu
kepada Tuhan dengan rasa lelah, jenuh, dan bosan.
Hambatan-hambatan tersebut tentu membawa konsekuensi pada pelaku
Adorasi Ekaristi tersebut dan yang lain. Salah satu konsekuensi yang cukup adil
adalah dengan membicarakan hal tersebut dengan sesama pelaku Adorasi Ekaristi
sehingga memungkinkan untuk bertukar jadwal sementara. Terkadang faktor
cuaca (khususnya hujan) juga membuat pelaku merasa lebih nyaman untuk tetap
berada di rumah. Sebenarnya pada saat-saat seperti itulah cinta seseorang kepada
Tuhan diuji.
F. Waktu Untuk Adorasi
Waktu untuk melakukan Adorasi Ekaristi sesungguhnya menjadi hal yang
sangat fleksibel. Setiap orang memiliki hak untuk menentukan sendiri waktu yang
akan diluangkan untuk bersama dengan Yesus.
Terkadang orang menganggap Adorasi Ekaristi sama halnya dengan
Visitatio Sanctissimi atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Namun
sebenarnya ada perbedaan antara Adorasi dan kunjungan kepada Sakramen
Mahakudus. Durasi waktu untuk kunjungan kepada sakramen Mahakudus relatif
lebih singkat dan dilakukan disela-sela kegiatan (waktu senggang) tanpa ada
susunan tata cara yang khusus sedangkan pada Adorasi Ekaristi orang benar-benar
menyisihkan waktu
untuk bersama dengan Tuhan dan memiliki tata cara
tersendiri. Visitasi atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus berkembang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sejak abad XII dengan adanya tulisan yang ditunjukkan kepada beberapa rubiah
yang tinggal di dekat gereja: Arahkanlah pikiran-pikiranmu kepada Tubuh dan
Darah Tuhan yang mulia di atas altar dan berlututlah di hadapanNya. Dan
ucapkanlah: salam wahai Dikau Sang Pencipta! Salam betapa mulia penebusan
kami! Salam, penuhilah harapan kami!”(Martasudjita, 2005:432). Makna visitasi
bisa diartikan sebagai wujud rasa hormat umat beriman kepada Sakramen
Mahakudus yang berada di dalam Tabernakel atas karya penebusan Tuhan kita
Yesus Kristus yang hadir di dalam perayaan Ekaristi.
Durasi waktu Adorasi adalah satu jam penuh. Waktu tersebut dipilih
sendiri secara merdeka. Yang terpenting adalah bisa bersama-sama dengan Tuhan
selama satu jam tersebut.
Perkembangan lebih lanjut dari Adorasi Ekaristi adalah Adorasi Ekaristi
abadi. Adorasi Ekaristi abadi dilakukan secara personal atau pribadi dimana setiap
orang mendapat waktu satu jam untuk bersama Yesus. Setelah satu jam orang
tersebut akan digantikan oleh orang yang lainnya juga selama satu jam. Hal
tersebut berlaku terus menerus selama 24 jam dalam satu hari, 7 hari dalam satu
minggu dan seterusnya.
Untuk mempermudah, diambil sebuah ilustrasi singkat. Sebut saja Richard
beradorasi pada hari Senin pukul 12.00 WIB- 13.00 WIB. Kemudian Clara akan
beradorasi pada pukul 13.00 WIB- 14.00 WIB pada hari yang sama. Dengan kata
lain, Clara menggantikan Richard untuk berjaga bersama dengan Tuhan.
Selanjutnya Clara pun akan digantikan oleh orang yang lain lagi. Demikian terus
menerus sehingga waktu 24 jam dalam sehari bisa terpenuhi oleh orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
berbeda-beda, selanjutnya proses tersebut terus berjalan secara berulang-ulang
selama 7 hari dalam satu minggu, 30 hari selama satu bulan, dan sampai waktu
yang tidak terbatas.
Waktu yang (idealnya) satu jam mengacu kepada pertanyaan Yesus
kepada para Rasul ketika di Getsemani: “Tidakkah kalian bisa berjaga satu jam
saja bersama-sama dengan aku?” dan hal ini menunjukkan bahwa Tuhan juga
memiliki kerinduan untuk bersama secara intim dengan umat-Nya.
Adorasi Ekaristi terkadang berbenturan dengan masalah jumlah umat yang
tidak mencukupi untuk memenuhi waktu 24 jam. Bagaimanapun Adorasi adalah
masalah kerinduan untuk bersama dengan Tuhan, tentu tidak ada yang boleh dan
bisa memaksa seseorang untuk beradorasi. Apabila hal ini terjadi, maka Sakramen
boleh disimpan kembali pada waktu yang sudah disepakati bersama. Seperti pada
yang tertulis pada buku karya Rm. E. Martasudjita, Pr. (2007:36).
Bilamana pentakhtaan terus-menerus tidak mungkin dilaksanakan, seperti
karena jumlah umat yang hadir tidak mencukupi (dalam kasus Adorasi Sehari atau
Adorasi Abadi), Sakramen Mahakudus boleh disimpan kembali dalam tabernakel
pada jam-jam yang sudah ditentukan dan diumumkan sebelumnya.
G. Tempat Adorasi
Tempat untuk melakukan Adorasi pada umumnya berada di kapel atau
gereja. Tempat untuk melakukan Adorasi hendaklah menjadi tempat yang tenang
dan aman. Mengapa untuk melakukan Adorasi memerlukan tempat yang tenang
dan hening? Karena dalam melakukan adorasi orang perlu membangun diri dan
konsentrasi untuk berhadapan dengan Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Keperluan ketika melakukan Adorasi adalah untuk berjumpa dengan
Tuhan dan memuaskan rasa rindu kepada-Nya. Adapun juga berhak berdoa
memohon untuk kehidupan orang itu sendiri. Karena tujuan yang pertama dan
utama adalah untuk berjumpa dengan Tuhan, maka tidaklah menjadi perlu untuk
bercakap-cakap dengan orang lain apabila Adorasi ini dilakukan secara bersamasama atau komunal (biasanya terjadi pada saat pembukaan dan penutupan
adorasi).
Ada ungkapan bahwa Tuhan bisa dijumpai dimana saja, bahkan di tengahtengah keramaian. Hal tersebut memang benar. Dimanapun dan apapun yang
orang lakukan, maka akan bertemu dengan Tuhan apabila mau mencari dan atau
menyadari. Namun, ketika berhadapan dengan Tuhan, cukuplah bercakap-cakap
dengan Tuhan saja dari hati ke hati. Sebab dari itu tempat untuk melakukan
Adorasi secara otomatis akan menjadi tempat yang hening dan tenang.
Umat di wilayah Kleben, Paroki St. Petrus dan St. Paulus Klepu
melakukan Adorasi Ekaristi abadi dengan dua cara. Masing-masing cara
dibedakan dari tempatnya. Cara pertama dilakukan dari kapel Adorasi yang ada di
kapel wilayah tersebut. Cara kedua adorasi secara berkeliling setiap lingkungan.
Dalam metode ini, kapel Adorasi menggunakan salah satu ruangan dalam rumah
milik warga yang bersedia.
Perlu diketahui, Wilayah kleben terdiri atas lima lingkungan, antara lain:
Lingkungan Sta. Maria kleben, Lingkungan St. Thomas Aquinas Jering Kulon,
Lingkungan St. Yosef Kleben, Sta. Theresia Jering Tengah, dan St. Martinus
Jering Wetan. Pada masing-masing lingkungan telah tersedia beberapa rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yang mana telah disediakan untuk menjadi kapel Adorasi. Hal ini tentu sudah
melalui persetujuan dari pemilik rumah tersebut.
Alasan dari metode tersebut adalah untuk membawa Tuhan menjadi lebih
dekat dengan umat-Nya. Tentu perludiingat ratapan Yesus pada Injil Lukas 13:
34B,” Berkali- kali aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk
ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya...” Sabda tersebut
menunjukkan betapa rindunya Tuhan untuk bisa bersama-sama dengan umat-Nya.
Mengacu pada Lukas 13:34B tersebut dan bersambut dengan rasa rindu
umat di Wilayah Kleben maka melalui peran Rm. Patrick Barry dirintislah metode
Adorasi Ekaristi Abadi berkeliling lima lingkungan dalam satu wilayah
tersebut.Mungkin timbul juga pertanyaan, “bukankah sudah ada Adorasi Ekaristi
Abadi juga di kapel, tidakkah itu saja cukup?”, maka jawabannya jelas: kalau bisa
membawa Tuhan lebih dekat dengan umat-Nya, kenapa tidak? Mengingat di
wilayah tersebut terdapat beberapa umat yang sudah lanjut usia dan juga sakitsakitan yang mana tidak memungkinkan untuk berkunjung ke kapel maka adanya
Adorasi Ekaristi Abadi di lingkungan ini tentu sangat membantu. Mereka yang
sebelumnya harus memendam rasa rindu kepada Tuhan karena sakit atau alasan
lain menjadi bisa berjumpa dengan Tuhan dan melampiaskan ungkapan rindu
masing-masing.
Penataan ruangan untuk menjadi kapel Adorasi Ekaristi Abadi di rumah
penduduk juga cukup sederhana, yang wajib tersedia adalah meja dan lilin.
Selebihnya, Hosti Suci akan dikirim oleh prodiakon dengan keadaan sudah di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dalam Monstran. Dengan demikian, Tuhan telah menjadi semakin dekat dengan
umat-Nya.
H. Tata Cara Melakukan Adorasi
Dalam Adorasi Ekaristi menjadi kebebasan orang untuk mengungkapkan
akan apa yang ingin dicurahkan bersama Yesus. Memang ada tatanan khusus di
awal, namun akan ada banyak waktu bebas yang bisa digunakan untuk lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.
Memang ada rumusan doa khusus untuk Adorasi Ekaristi. Namun bukan
berarti orang tidak boleh mendaraskan doa yang lain seperti misalnya doa Rosario
atau atau doa- doa yang lain. Rituale Romanum memberi kelonggaran bagi umat
untuk mendaraskan doa-doa devosi untuk mengisi doa di depan Sakramen
Mahakudus dengan catatan selaras dengan misteri iman akan Yesus Kristus.
Walaupun demikian, Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang juga
menerbitkan buku doa untuk Adorasi Ekaristi Pujian Kepada Sakramen
Mahakudus (Komisi Liturgi KAS:Kanisius,1998).
Adorasi Ekaristi menjadi sarana bertemu dan menjadi lebih dekat dengan
Tuhan. Pada prakteknya dalam Adorasi ini orang tidak harus selalu berdoa. Para
pelaku Adorasi bahkan cukup hanya duduk dan hening dalam hadirat Tuhan yang
hadir dalam Sakramen Mahakudus. Terkadang bahkan para pelaku Adorasi
tertidur di dalam kapel Adorasi. Hal ini menjadi sesuatu yang sebenarnya tidak
buruk. Pelaku Adorasi yang tertidur mengindikasikan bahwa mereka merasakan
kenyamanan serta kedamaian berada dekat dengan Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menurut E. Martasudjita, (20007:36) dalam bukunya urutan tata cara
Adorasi Ekaristi adalah sebagai berikut:
1. Pentakhtaan (yakni sakramen Mahakudus dimasukkan ke dalam Monstran dan
ditakhtakan).
2. Adorasi atau sembah sujud yang terdiri atas: bacaan dari Kitab Suci, doa-doa
dan nyanyian-nyanyian, homili atau renungan singkat, waktu hening
(secukupnya).
3. Pemberkatan dengan Sakramen Mahakudus, yang biasanya didahului dengan
Tantum Ergo dan doa singkat, dan sesudahnya doa Terpujilah Allah.
4. Mengembalikan Sakramen Mahakudus ke Tabernakel.
Tata cara tersebut biasa digunakan dalam Adorasi Ekaristi 30 menit atau
lebih pada pentakhtaan singkat. Selebihnya waktu bisa diisi dengan doa-doa
devosi yang lain atau sekedar mencurahkan isi hati kepada Tuhan untuk
memperoleh penguatan moril. Hal ini mengacu kepada sabda Yesus,” Marilah
kepada-Ku semua yang letih, lesu, dan berbeban berat. Aku akan memberikan
kelegaan bagimu”(Mat11:28). Adorasi Ekaristi sungguh sangat bermanfaat.
Ketika para pelaku Adorasi Ekaristi ini merasa hidupnya dalam himpitan masalah
yang cukup berat, sering kali mereka mencurahkan semua kepada Tuhan yang
dalam rupa Sakramen Mahakudus. Setelah itu mereka akan memperoleh
penghiburan dan kelegaan. Tidak jarang secara tidak disangka mereka menjumpai
solusi untuk masalah-masalah mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
I. Perkembangan Adorasi Dalam Gereja
1. Adorasi Ekaristi Menurut Konsili Vatikan II
Konsili Vatikan II yang dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 1962
sampai dengan tanggal 8 Desember 1965 menghasilkan enam belas dokumen
Gereja yang terdiri dari : 4 konstitusi, 9 dekrit, dan 3 pernyataan. Tujuan dari
konsili ini dimaksudkan untuk meningkatkan kehidupan iman kristiani dalam
kehidupan sehari-hari (SC 1). Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bagian dari
Gereja, maka Gereja mempunyai kewajiban untuk mengatur kegiatan-kegiatan
umat beriman dalam upaya meningkatkan kehidupan rohani. Adorasi Ekaristi
mampu membantu orang untuk menemukan kedalaman iman, kedalaman batin,
dan rohani, sehingga orang mampu menyeimbangkan doa dengan perbuatan di
kehidupan masyarakat (Martasudjita, 2012:83).
Konsili Vatikan II juga menetapkan ajaran mengenai yang berkaitan
dengan Adorasi Ekaristi yang merupakan salah satu bentuk Devosi Ekaristi.
Adorasi Ekaristi merupakan perayaan iman untuk seluruh umat beriman di seluruh
dunia ini. Maka Gereja mengeluarkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan
devosi Ekaristi antara lain Sacrosanctum Concilium yang membahas mengenai
liturgi, Lumen Gentium sebagai konstitusi dogmatis, dan juga Presbyterorum
Ordinis yaitu dekrit tentang pelayanan dankehidupan para imam. Orang beriman
dalam menyembah Allah memerlukan sebuah sarana dan juga dalam menyembah
Kristus yang hadir di dalam Ekaristi (O‟Collins, 1996:16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Adorasi Ekaristi Dalam Sacrosanctum Concilium
Konstitusi ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan kehidupan umatnya,
maka diadakan pembaharuan dan pengembangan dalam bidang Liturgi (SC 1).
Liturgi merupakan salah satu cara untuk membantu umat beriman dalam
menghayati dan memaknai misteri karya penebusan dalam diri Yesus Kristus
yang
mengorbankan
Tubuh
dan
Darah-Nya.
Dengan
demikian
Allah
menghendaki umat-Nya selamat dengan mengutus Putra-Nya yang Tunggal untuk
memperbaiki relasi manusia dengan Allah sendiri dengan puncaknya sengsara,
wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus. Kristus sungguh-sunguh hadir dalam diri
pelayan Gereja yaitu Imam maupun dalam rupa Roti dan Anggur sebagai lambang
Tubuh dan Darah Kristus. Misteri Ekaristi dipandang sebagai pusat dari seluruh
kegiatan Liturgi (SC 6), maka seluruh perayaan Ekaristi termasuk juga Adorasi
Ekaristi mengalir dan tertuju kepada Ekaristi yang merupakan pusat dan puncak.
3. Adorasi Ekaristi Dalam Presbyterorum Ordinis
Dalam perayaan Ekaristi, secara lahiriah imam merupakan pemimpin bagi
jemaat, yang menduduki tempat yang paling tinggi sebagai pemimpin dalam
perayaan Ekaristi. Tugas utama pemimpin adalah (PO 5) :
a. Sebagai wakil Kristus dalam peryaan Ekaristi melalui tindakan Roh Kudus.
b. Penyalur utama misteri-misteri Allah kepada jemaat dan sekaligus sebagai
pendorong dan pelindung bagi seluruh kehidupan liturgi.
c. Sebagai penolong umat untuk mencapai tujuan Perayaan Ekaristi untuk bisa
sampai kepada Allah Bapa dan dipersatukan denganNya.
d. Sebagai pelayan umat dalam menyanyi dan mengucap doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Para imam juga mencari dan memohon kepada Allah Bapa semangat
sembah sujud yang sejati (PO 18). Peran para imam dalam Adorasi juga sangat
penting terutama pada saat pemberkatan umat dengan Sakramen Mahakudus yang
sudah ditakhtakan di dalam Monstran. Perberkatan melalui Sakramen Mahakudus
inilah yang diharapkan oleh umat beriman pada umumnya (Martasudjita,
2007:36).
4. Adorasi Ekaristi Menurut Paus Yohanes Paulus II dan Benedictus XVI
PausYohanes Paulus II dan Benedictus XVI menyatakan bahwa Adorasi
Ekaristi itu “memperpanjang dan memperdalam segala yang terjadi dalam
perayaan Ekaristi sendiri” (Scar. 66). Paus Benedictus juga menyebutkan bahwa
Adorasi Ekaristi hanyalah konsekuensi alami dari Perayaan Ekaristi itu sendiri
(SC art. 66). Dengan demikian kecintaan umat akan Ekaristi akan mendorong
umat untuk beradorasi Ekaristi, sehingga Adorasi Ekaristi akan membawa umat
semakin mengobarkan cinta umat kepada Perayaan Ekaristi. Dalam Sinode Para
Uskup tahun 2005 ditegaskan bahwa hubungan antara Perayaan Ekaristi dengan
Adorasi Ekaristi sungguh hakiki. Umat beriman juga diharapkan untuk
mengunjungi Sakramen Mahakudus setiap hari sebagai tanda ungkapan syukur
dan cinta kasih kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus (RS
15). Kesempatan dalam beradorasi dalam waktu yang singkat maupun lebih lama
dan bahkan terus menerus yang melibatkan peran serta umat beriman, sangat
memperhatikan sembah sujud dan bahkan menjadi suatu kebiasaan setiap hari dan
menjadi sumber kesucian bagi umat (RS 136).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Paus Yohanes Paulus II berbicara khusus tentang hubungan Ekaristi
dengan Gereja itu sendiri. Perayan keselamatan serta kehadiran YesusKristus
yang diwujudkan dalam rupa roti dan anggur yang menjadi Tubuh dan Darah
Kristus yang dirayakan oleh seluruh Gereja di seluruh dunia. Maka Gereja yang
hidup dari Ekaristi karena di dalamnya terdapat suatu kekayaan rohani Gereja
yaitu Kristus (EE 11). Adorasi Ekaristi juga harus dipahami dalam kerangka dan
alur tentangkasih Allah yang berpuncak dalam Misteri Paskah. Adorasi Ekaristi
tidak lain adalah tanggapan umat untuk bersyukur atas kasih Allah yang tiada tara
dengan cara bersujud dan menyembah di dalam keheningan kontemplasi. Tanpa
Adorasi orang tidak akan bisa masuk ke dalam misteri paskah yang tidak mudah
untuk dicerna dan ditangkap. Paus Yohanes Paulus II juga mengajak para imam
untuk rajin berdevosi Ekaristi dalam hidup sehari-hari. Dengan ditegaskan melalui
ungkapan:
Kepada para imam, Konsili Vatikan II menganjurkan, selain Ekaristi
harian, juga devosi kepada Ekaristi Mahakudus, dan khususnya
wawancara pribadi dengan Kristus, visitasi dan sembah sujud kepada
Sakramen Mahakudus (PO 18). Iman yang dalam dan cinta kepada
Ekaristi tidak dapat membiarkan kehadiran Kristus di tabernakel tinggal
sendirian. Dalam Perjanjian Lama kita membaca bahwa Allah tinggal
dalam sebuah kemah (atau tabernakel), yang disebut Kemah Pertemuan
(Kel 33:7). Pertemuan itu diinginkan oleh Allah. Maka dapat dikatakan
bahwa daam tabernakel Ekaristi, Kristus juga hadir untuk berwawancara
dengan umat Allah yang baru dan dengan pengikutNya secara pribadi.
Para imam adalah orang pertama yang dipanggil untuk masuk ke kemah
pertemuan itu, untuk mengunjungi Krstus di dalam tabernakel untuk
pembicaraan harian (Martasudjita, 2012:46).
Paus Yohanes Paulus II juga mengajak umat untuk tidak hitung-hitungan
dengan waktu untuk menjumpai Tuhan dalam Adorasi dan kontemplasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
penuh iman dan siap untuk memberi silih bagi dosa besar dan kejahatan di dunia
(Martassudjita, 2012:64).
Paus Benedictus XVI dalam homilinya di Koln, Jerman, tahun 2005
berkata : “Adorasi adalah ad-oratio yang artinya kontak dari mulut ke mulut”.
Paus Benedictus juga menegaskan bahwa Adorasi Ekaristi merupakan tindakan
sembah sujud yang dijiwai dan dipenuhi oleh rasa cinta kasih yang mendalam
kepada Kristus dengan sebuah ciuman dan pelukan yang penuh kasih sayang
kepada Tuhan yang telah mengasihi dan memberikan hidupNya untuk menebus
dosa seluruh manusia (Martasudjita,2012:28). Penegasan Paus Benedictus XVI
(Martasudjita, 2012:28):
Dalam Ekaristi, Putra Allah datang untuk menjumpai kita dan ingin
menjadi satu dengan kita; Adorasi Ekaristi hanyalah konsekuensi alami
dari Perayaan Ekaristi, yang adalah tindakan paling luhur dari Gereja.
Menerima Ekaristi berarti menyembah Dia yang kita terima. Hanya
dengan cara ini kita menjadi satu dengan Dia dan sungguh boleh mencicipi
keindahan liturgi surgawi. Kegiatan Adorasi di luar Misa memperpanjang
dan mengintensifkan segala yang terjadi dalam perayaan Ekaristi sendiri.
sungguh hanya dalam Adorasi penyambutan yang mendalam dan tulus
dapat menjadi matang (Scar, art. 66).
Paus Benedictus XVI juga menegaskan bahwa dengan beradorasi orang
dapat menyambut Tuhan dalam Ekaristi secara matang dan mendalam. Karena
Adorasi Ekaristi bukanlah acara tambahan atau sekedar kegiatan yang bisa seluruh
umat untuk beradorasi Ekaristi baik itu secara pribadi maupun bersama-sama
dalam sebuah komunitas. Karena dengan beradorasi akan mengalir sebuah
katekese yang serasi yang memampukan umat beriman mengalami perayaan
liturgis dengan lebih penuh dan berbuah (Martasudjita, 2012:29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
J. Makna Adorasi Sakramen Mahakudus
Adorasi Sakramen Mahakudus yang merupakan tindakan penyembahan
kepada Tuhan yang hadir dalam rupa Hosti yang telah dikonsekrasikan. Berarti
orang pada janji yang diberikan oleh Yesus dalam perjamuan terakhir yang
mengatakan, “Inilah Tubuh-Ku” dan “Inilah Darah-Ku”, yang dalam konsekrasi
oleh para iman hosti dirubah menjadi Tubuh Kristus dan anggur menjadi Darah
Kristus. Dengan demikian, berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus sama halnya
berdoa di hadapan Allah sendiri.
Dengan demikian makna lain dari Adorasi Sakramen Mahakudus bisa
dikatakan praktek
sehari-hari yang sungguh penting dan menjadi sumber
kekudusan yang tidak akan pernah habis. Karena sangat menyenangkan
menghabiskan waktu bersama Kristus dan untuk merasakan kasih Kristus yang
tidak terbatas. Oleh karena itu Adorasi Sakramen Mahakudus disebut sebagai
perpanjangan dan pendalaman dari Ekaristi. Orang dapat menikmati dan
merasakan kesatuan dengan Allah yang mengasihi dan mencintai umatnya
(Martasudjita, 2016:108).
Dengan kata lain, Adorasi Sakramen Mahakudus sebagai salah satu cara
atau jalan di luar perayaan Ekaristi bagi umat untuk semakin mendekatkan diri
dengan Kristus dan semakin mencintai Ekaristi. Karena sebagai perpanjangan dari
perayaan Ekaristi yang menjadi kesempatan bagi umat untuk berjumpa secara
pribadi dengan Kristus dan orang juga mengambil bagian dalam menghadirkan
karya penebusan Kristus atas dosa-dosa dunia yang sebagai puncaknya dirayakan
secara bersama-sama di dalam Ekaristi (Martasudjita, 2016:107).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI PERPANJANGAN
EKARISTI DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU
Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bentuk peryaan iman. Dalam
perayaan iman tersebut umat mengungkapkan iman atas kebaikan Allah yang
telah menyelamatkan manusia melalui PuteraNya Yesus Kristus dengan
mengorbankan Tubuh dan DarahNya untuk menebus dosa umat manusia.
Berbicara tentang Adorasi Ekaristi, tentu saja berbicara tentang orientasi pada
pengalaman konkret hidup yang dikembangkan dalam berbagai segi kehidupan
umat beriman. Untuk lebih lanjutnya akan dipaparkan penjelasan mengenai
Adorasi Sakramen Mahakudus sebagai perpanjangan Ekaristi.
A. Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu
Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu berlokasi di Kecamatan Minggir
Kabupaten Sleman. Lokasi ini sesuai dengan namanya terletak di pinggir sebelah
barat kabupaten Sleman dan berbatasan langsung dengan kabupaten Kulon Progo.
Pada awalnya Paroki ini sebenarnya merupakan wilayah pewartaan dari paroki
Kotabaru. Perkembangan awal dimulai oleh Rm. F. Strater, SJ. Pada waktu itu
Rm Strater mendirikan beberapa sekolah untuk kaum pribumi di wilayah Klepu
dan sekitarnya. Hal tersebut juga disertai pewartaan agama. Pada tahun 1930,
tepatnya tanggal 29 Juni 1930, sesuai dengan pesta santo pelindungnya, resmi
berdiri stasi Klepu-Ngijon. Rm. Strater, SJ yang menjadi perrintis dan pendiri
stasi tersebut melanjutkan karya pewartaan di wilayah ini. Pada masa pendudukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Jepang, Rm. Strater, SJ dianggap memihak kepada Belanda sehingga beliau
diasingkan ke Sukamiskin. Pada masa itulah peran pewartaan sedikit-banyak
terbantu oleh peran pewarta awam. Ekaristi diadakan oleh Romo-romo pribumi
dan non Belanda yang secara berkala melakukan kunjungan. Para Romo ini
dibantu oleh umat awam seperti R.G. Tarub Hardja Adisoemarto dan beberapa
orang lain untuk mengumpulkan umat dan melakukan pewartaan.“Romo
Hardaparmoko dikenal sebagai bapak pendiri Paroki Klepu. Pada tahun 1955,
Stasi Klepu-Ngijon resmi menjadi Paroki Klepu“ (Buku Kenangan Ulang tahun
Paroki Klepu ke 80: 15).
Paroki yang kini telah berusia 86 tahun ( sejak 19 Juni 1930) dan memiliki
umat lebih dari 9000 orang ini telah mengadakan Adorasi abadi di beberapa kapel.
Hal ini menunjukkan bahwa umat paroki santo Petrus dan Paulus Klepu memiliki
keterbukaan untuk menerima dan menanggapi kerinduan pada perjumpaan yang
intim dengan Tuhan. Setidaknya sudah ada tiga kapel yang digunakan untuk
melakukan Adorasi abadi di Paroki Klepu ini. Tiga kapel tersebut antara lain
Kapel Pojok, Kapel Kleben, dan kapel adorasi Goa Maria Ratu Perdamaian
Sendang Jatiningsih.
Paroki ini mengikuti teladan santo pelindungnya yaitu santo Petrus dan
santo Paulus. Santo Petrus menjadi teladan bagaimana kokohnya iman akan Allah
Bapa. Santo Petrus menjadi inspirasi bagaimana hatinya yang tegar bahkan diakui
Yesus sendiri dengan menjadikannya batu karang pondasi Gereja.
Santo Paulus menjadi contoh yang lain. Santo Paulus menjadi tokoh yang
melegenda dalam pertobatan. Ia yang dulu bernama Saulus pada mulanya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pemburu kaum Kristiani. Hingga pada suatu kali, ia berjumpa dengan Tuhan dan
memperoleh pertobatan. Ia yang dulu menganiaya pengikut Kristus, kini berkata
bahwa Yesus adalah kebenaran. “Ia berbicara sangat bagus hingga semakin
banyak orang Yahudi di kota Damaskus menjadi pengikut Kristus” (Self,
2009:14). Santo Petrus dan Paulus menggerakkan umat untuk berkumpul, berdoa,
dan berbagi sebagai salah satu buktinya yaitu jemaat Gereja Perdana. Dalam
suratnya, Petrus dan Paulus memang lebih menekankan pada segi pewartaan.
Tetapi dalam pewartaan itu senatiasa mengingatkan umat untuk setia kepada
Kristus dengan salah satu caranya yaitu tekun dalam hidup doa tanpa
meninggalkan kesaksian hidup.
Kedua tokoh tersebut menjadi inspirasi umat paroki santo Petrus dan
Paulus betapa mengikut Yesus tidak selalu terasa mudah. Bagaimana mereka
berjuang untuk mewartakan Kasih Allah dalam ancaman kematian menjadi
contoh nyata bahwa kita juga harus memanggul salib kita. Oleh karena itu,
Adorasi menjadi oase pelepas dahaga jiwa ketika merasa lelah dan haus dalam
pemanggulan salib kita. Melalui Adorasi ekaristi, para umat Katolik Paroki Klepu
menimba semangat dan kekuatan lebih untuk setia dalam mengikuti Yesus.
B. Adorasi Ekaristi Menjadi Perpanjangan Ekaristi
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pertanyaan ketiga dalam
perumusan masalah. Di sini akan diulas mengenai hubungan antara perayaan
Ekaristi dengan Devosi Ekaristi, khususnya Adorasi Ekaristi.
Dalam bukunya, E. Martasudjita, menyatakan: “ Devosi Ekaristi
merupakan ungkapan iman orang kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
seluruh misteri penebusan-Nya sebagaimana dirayakan secara sakramental dalam
perayaan Ekaristi. Inilah segi kristologis dari devosi Ekaristi” (Martasudjita.
2005:418). Hal tersebut berarti bahwa secara kristologis devosi Ekaristi sudah
menjadai salah satu bentuk bagaimana umat beriman menyatakan cinta kasihnya
kepada Tuhan. Hal ini menjadi hal yang lebih nyata daripada sekedar mengikuti
Ekaristi wajib, bila dipandang secara harafiah, untuk menyatakan seberapa besar
cinta seorang umat kepada Tuhan.
Tanpa bermaksud untuk merendahkan Ekaristi mingguan, hanya saja
Ekaristi mingguan tidak bisa menjadi satu-satunya tolok ukur seorang umat
merindukan perjumpaan dengan Tuhan. Hal ini disebabkan oleh sifat wajib yang
melekat pada Ekaristi wajib setiap minggu. Ada kemungkinan umat hadir dalam
Ekaristi mingguan hanya sekedar memenuhi kewajiban dan bukan karena orang
benar-benar merasa rindu untuk berjumpa dengan Tuhan. Lain halnya dengan
devosi Ekaristi yang bersifat fakultatif. Oleh sebab devosi Ekaristi bersifat
fakultatif dan menjadi pilihan umat secara pribadi, hal ini pada satu aspek lebih
menyatakan kesungguhan hati umat Gereja dalam mencintai Tuhan.
Pada aspek lain, devosi Ekaristi menjadi wujud konkret dari perayaan
Ekaristi. Yesus Kristus dihadirkan selama perayaan Ekaristi dan Doa Syukur
Agung dan selama itu pula karya penyelamatan-Nya kita kenangkan.
Dalam devosi Ekaristi, sembah sujud dan bakti kepada Tuhan Yesus
Kristus yang hadir dalam Ekaristi itu membawa serta iman seluruh Gereja
sepanjang zaman. Inilah segi eklesiologis devosi Ekaristi (Martasudjita,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2005:419). Hal ini menyatakan bahwa hal yang kita lakukan selama melakukan
devosi Ekaristi tidak lepas dari akar iman ke-Katolikan.
Devosi Ekaristi dapat dikatakan sebagai perpanjangan madah syukur
komuni. Inilah segi liturgis devosi Ekaristi. (Martasudjita,2005:420). Saat
menerima komuni orang mengimani apa yang diterima adalah Tuhan sendiri.
Namun tentu hal ini tidak hanya berhenti pada penerimaan akan Tuhan saja,
devosi Ekaristi menjadi salah satu sarana untuk mengucap syukur kepada Tuhan.
Devosi Ekaristi juga tidak bisa lepas dari perayaan liturgis dalam Ekaristi sebab
sakramen (Hosti) yang digunakan dalam Adorasi , misalnya haruslah diambil dari
Hosti yang telah dikonsakrir pada perayaan Ekaristi sebelumnya. Paus Benedictus
juga menjelaskan bahwa Adorasi Ekaristi sebagai perpanjangan dan pendalaman
dari apa yang dirayakan dalam Ekaristi. Artinya orang dapat berlama-lama tinggal
dalam Kristus dan Kristus di dalam pribadi setiap orang. Sehingga orang dapat
menikmati kesatuan dengan Allah Tritunggal. Dengan beradorasi Ekaristi
membantu setiap umat untuk serupa dengan Kristus sendiri yang telah diterima
dalam bentuk Komuni Suci dan memungkinkan setiap orang menikmati
keindahan kasih Allah dan kesatuan denganNya dalam suasana hening dan
leluasa, ataupun memungkinkan setiap orang untuk dapat menyampaikan ucapan
syukur, permohonan, dan silih. Adorasi Ekaristi yang memperdalam Ekaristi juga
mendorong dan mengobarkan manusia untuk berbuat kasih kepada sesama dalam
tindakan yang konkret. Adorasi Ekaristi mampu membuat orang untuk semakin
terlibat aktif di masyarakat dalam usaha membangun kehidupan bersama yang
penuh kasih dan damai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Devosi Ekaristi dapat memenuhi kerinduan dan dambaan batin-afektif dari
umat beriman. Inilah segi Pastoral dari devosi Ekaristi (Martasudjita, 2005: 420).
Apabila dalam perayaan Ekaristi kita terpaku pada rumusan dan bentuk baku akan
kegiatan dan doa-doa, maka devosi Ekaristi menawarkan hal yang lebih fleksibel
karena dalam devosi Ekaristi rangkaian upacara dan ketepatan rumusan bukan
menjadi hal yang terpenting. Yang terpenting sekali dalam devosi Ekaristi adalah
bagaimana seseorang bisa sungguh merasakan kehadiran Tuhan bersama
dengannya. Pada saat kehadiran Tuhan inilah seseorang bisa dengan bebas
berkomunikasi dengan Tuhan tentang apapun seperti berkeluh-kesah, mengucap
syukur, menghaturkan permohonan dan lain-lain. Segala bentuk perasaan dari
umat beriman saat melakukan devosi Ekaristi bisa secara bebas disampaikan
secara langsung kepada Tuhan. Dengan ini pula penghayatan terhadap perayaan
Misa terasa lebih mendalam dan bermakna.
Devosi Ekaristi juga memungkinkan pertumbuhan rohani umat beriman
secara lebih mendalam dan seimbang. Inilah segi mistik-spiritual devosi Ekaristi
(Martasudjita, 2005:421).
Dalam perayaan Ekaristi seseorang telah ikut
berpartisipasi dalam misteri penebusan dan tampak nyata dalam komuni kudus.
Pada saat yang sama seseorang tersebut dipersatukan dengan Tuhan secara
sakramental. Kejadian istimewa tersebut dihayati, disadari, dan disyukuri dalam
devosi Ekaristi. Hal tersebut tampak dalam rangkaian doa dan tata gerak dalam
devosi Ekaristi seperti misalnya membungkuk dan menyembah. Terdapat
ungkapan indah dalam Eucharisticum Mysterium:
Dalam Roh Kudus, mereka mempersembahkan seluruh hidupnya bersama
Kristus kepada Bapa, dan sebagai ganti yang mengagumkan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mempersembahkan seluruh hidupnya bersama Kristus kepada Bapa, dan
sebagai ganti yang mengagumkan mereka memperoleh pertumbuhan iman,
harapan, serta kasih (Eucharisticum MysteriumdalamMartasudjita
2005:422).
Tentunya melakukan devosi Ekaristi juga harus dilakukan secara sehat
dalam artian bahwa harus diingat devosi Ekaristi seperti Adorasi Ekaristi tidak
boleh terlepas dari perayaan Ekaristi. Jangan sampai ada ketimpangan dimana
seseorang rajin melakukan devosi tetapi kurang aktif dalam mengikuti perayaan
Ekaristi. Hal ini karena devosi Ekaristi menjadi wujud syukur atas seluruh misteri
iman yang dirayakan dalam Ekaristi. Selain itu seseorang yang rajin berdevosi
Ekaristi yang sehat juga membawa membawa seseorang pada kesatuan dengan
Tuhan dan sesama. Apabila seseorang menikmati kesatuan dengan Tuhan, sebagai
buahnya dia juga akan menikmati kesatuan dengan sesamanya. Selanjutnya
seseorang yang rajin melakukan devosi Ekaristi sewajarnya membawa semangat
Roh Kudus ini dalam kegiatan sehari-hari untuk memancarkan kasih Tuhan secara
nyata melalui segala tindakannya.
Dari sebab-sebab itulah dapat dikatakan bahwa Devosi Ekaristi, khususnya
Adorasi Ekaristi, apabila dilakukan secara sehat akan menjadi penyempurnaan
Ekaristi dan iman Katolik seseorang. Hendaknya seseorang menjadikan Adorasi
sebagai jawaban nyata perutusan, Ite missa est.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
USULAN PROGRAM KATEKESE UNTUK PENGHAYATAN ADORASI
SAKRAMEN MAHAKUDUS BAGI UMAT DI PAROKI
ST. PETRUS DAN PAULUS KLEPU
Program katekese merupakan suatu usulan bagi pelaksanaan katekese
dalam usaha menghayati adorasi Sakramen Mahakudus dalam kehidupan seharihari demi meningkatkan wujud konkret perkembangan iman umat di Paroki St.
Petrus dan Paulus Klepu. Suatu kegiatan atau program dikatakan berhasil dan
berjalan dengan baik apabila semuanya dipersiapkan dengan sungguh-sungguh.
Adorasi Sakramen Mahakudus merupakan salah satu kegiatan rohani yang paling
utama setelah Ekaristi bagi umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, karena
saling berkaitan erat dan sungguh sangat membantu umat untuk meningkatkan
iman umat sehingga mampu untuk mewujudnyatakan imannya dalam tindakan
yang konkret dalam kehidupan sosial masyarakat. Sebagai salah satu contohnya
umat di wilayah Kleben melaksanakan kegiatan Adorasi Sakramen Mahakudus
dengan cara keliling lingkungan-lingkungan. Langkah ini dilakukan upaya umat
bisa tekun dalam doa dan lebih dekat dengan Tuhan. Selain itu juga untuk
membantu umat yang sudah tua dan sakit-sakitan supaya bisa berdoa dan
bercengkerama dengan Tuhan di depan Sakramen Mahakudus.
Dalam rangka menanggapi dan menyikapi situasi ini, akan diadakan
kegiatan katekese dalam usaha menghayati adorasi Sakramen Mahakudus di
masing-masing wilayah kapel adorasi maupun di lingkup Paroki. Program ini
sebagai salah satu tawaran untuk umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
semakin
memahami
adorasi
Sakramen
Mahakudus
sehingga
mampu
menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari dan dengan demikian dalam
kehidupan bersosial akan menjadi lebih baik dan imannya akan semakin tampak
dalam setiap tindakan yang nyata. Oleh karena itu, usulan program ini terdiri dari
latar belakang pemilihan program, alasan pemilihan tema, usulan tema, dan
penjabaran program sebagai dasar untuk lebih menghayati adorasi Sakramen
Mahakudus.
A. Latar Belakang Pemilihan Program
Pola hidup umat beriman ditandai dengan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat yang ditandai dengan mewujudnyatakan iman itu lewat tindakan
dan perkataan yang sesuai dengan ajaran Yesus sendiri. Namun pada
kenyataannya umat belum mampu mewujudnyatakannya dengan baik imannya
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, seringkali mengalami berbagai
tantangan dan hambatan. Tantangan atau hambatan itu seringkali muncul baik dari
dalam dirinya maupun karena situasi zaman dengan segala perkembangannya
yang sangat pesat. Salah satu cara untuk meningkatkan iman umat yang berperan
penting untuk menghadapi tantangan zaman sekarang adalah doa. Pada umumnya
orang lebih berorientasi pada sebuah karya yang bisa menghasilkan sesuatu yang
mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang terutama dalam hal
jasmani. Demi menyelesaikan tugas dan pekerjaanya orang lebih mengutamakan
kerja daripada untuk berdoa, sehingga hidupnya disibukkan dengan bekerja tanpa
memperdulikan lingkungan sekitar dan orang lain, bahkan dengan Yesus sendiri
orang akan lupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Situasi seperti ini harus menjadi prioritas dan diberikan perhatian agar
umat semakin menyadari untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Maka umat
diharapkan untuk mampu bergerak dalam situasi apapun dan dalam berbagai
bidang kehidupan di masyarakat. Dan pada akhirnya umat diharapkan untuk
terlibat aktif sehingga seimbang antara doa dan tindakan yang nyata sebagai
perwujudan akan imannya. Namun dalam kenyataan yang terjadi,tidak sedikit
umat yang begitu semangat hanya dalam berkarya atau hanya dalam doa saja dan
mengabaikan yang lain. Padahal doa merupakan salah satu sumber kekuatan
seseorang dalam melaksanakan berbagai kegiatan-kegiatan yang lain. Bagi umat
di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, penyembahan kepada Sakaramen
Mahakudus sebagai perwujudan dalam meneladan spiritualitas Petrus dan Paulus
dalam mengabdi Yesus yang dijadikan sebagai Santo pelindung Paroki. Sehingga
penyembahan kepada Sakramen Mahakudus menjadi devosi utama dengan
mengadakan adorasi Sakramen Mahakudus setiap hari. Pada umumnya mereka
ingin mewujudkan penghayatan devosi kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Namun devosi ini bukanlah merupakan tujuan yang utama
dalam beradorasi. Banyak umat yang mengikuti adorasi dengan motivasi yang
berbeda. Tidak sedikit umat yang mengikuti adorasi dengan motivasi untuk
mohon berkat, permohonan pribadi, bahkan sebagai tempat untuk berkeluh kesah.
Tetapi ada pula yang sungguh-sungguh untuk mengungkapkan syukur dan
memuliakan nama Tuhan, serta menyakini bahwa Tuhan Yesus yang hadir dalam
Sakramen Mahakudus mampu memberi ketenangan dan ketentraman batin
sehingga semakin meneguhkan iman, harapan dan kasih kepada Tuhan Yesus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dari
hasil
pengamatan
penulis,
umat
yang
beradorasi
tentang
penyembahan kepada Sakramen Mahakudus, banyak yang belum sepenuhnya
menghayati adorasi Sakramen Mahakudus dalam kehidupan sehari-hari. Adorasi
masih hanya berhenti di kapel atau hanya berhenti pada saat sembah sujud di
depan Sakramen Mahakudus yang bertakhta di altar. Melihat kenyataan seperti
itu, penulis berpendapat bahwa perlu adanya program katekese bagi umat di
Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu yang setiap hari mengadakan adorasi
Sakramen Mahakudus, agar mereka semakin memahami makna dan menghayati
adorasi Sakramen Mahakudus dalam kehidupan sehai-hari. Banyak bentuk
pendampingan iman yang bisa dibuat untuk meningkatkan penghayatan devosi
kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, namun penulis
memilih pendampingan iman melalui katekese dengan maksud supaya umat
semakin mengalami, merasakan, dan memahami makna adorasi Sakramen
Mahakudus. Program katekese yang diusulkan diharapkan mampu untuk
membantu umat agar mampu memahami makna dan menghayati adorasi
Sakramen Mahakudus secara sehat dan benar sesuai dengan ajaran Gereja. Dan
dalam usaha untuk mencapai pemahaman dan penghayatan ini dibutuhkan suatu
program yang jelas dan terarah sehingga pemahaman dan penghayatan adorasi
semakin meningkat.
B. Alasan Pemilihan Tema
Pelaksanaan penyembahan kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam
Sakramen Mahakudus lewat adorasi Sakramen Mahakudus di Paroki St. Petrus
dan Paulus Klepu berlangsung dengan baik, jelas, dan teratur setiap hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Keteraturan ini tampak dalam penyediaan waktu yang tetap, susunan pelaksanaan
adorasi yang teratur, jadwal jaga bakti, dan buku-buku doa yang sangat
mendukung suasana hormat bakti dan sembah sujud kepada Tuhan yang hadir
dalam Sakramen Mahakudus setiap hari. Namun, berdasarkan pengamatan
penulis, keteraturan dan suasana yang mendukung ini belum tentu menjamin
bahwa umat sudah memahami dan menghayati makna adorasi Sakramen
Mahakudus atau penyembahan kepada Tuhan yang hadir dalam Sakramen
Mahakudus yang ditakhtakan di altar secara baik dan benar sesuai dengan ajaran
Gereja dan iman kristiani. Umat yang hadir di hadapan Sakramen Mahakudus
setiap hari dengan berbagai motivasi dan tujuan utama untuk memohon berkat
bagi segala permohonan baik untuk diri sendiri dalam menjalani kehidupan ini
maupun untuk orang lain yang memohon bantuan doa. Bahkan adorasi Sakramen
Mahakudus sebagai tempat untuk berkeluh kesah dan mengaduh atas semua
pengalaman dan peristiwa yang dialami dalam mengarungi kehidupan.
Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa umat belum secara baik dan
benar memahami dan menghayati makna adorasi atau penyembahan kepada
Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, yang dapat membantu
umat dalam menghayati iman seturut teladan Yesus yang berkorban untuk
kebahagiaan umat manusia. Dengan demikian penulis mengusulkan tema umum
program rekoleksi dalam rumusan “ Makna adorasi Sakramen Mahakudus bagi
penghayatan iman umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu dalam kehidupan
konkret di masyarakat.” Dalam tema umum ini masih akan dijelaskan dan
dijabarkan dalam 4 (empat) tema khusus. Menurut penulis 4 (empat) sub tema itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
harus dipahami oleh umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu agar sampai pada
pemahaman akan makna adorasi Sakramen Mahakudus yang berdampak pada
penghayatan akan iman serta peningkatan hidup dalam berdampingan di
masyarakat. Tema dan sub tema dibuat untuk menjawab permasalahan yang
dihadapi penulis seperti yang telah teruang dan diutarakan dalam Bab I. Adapun
sub-sub tema yang telah diusulkan adalah adorasi Sakramen Mahakudus sebagai
perwujudan meneladan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam mengabdi kepada
Yesus, adorasi Sakramen Mahakudus merupakan penyembahan kepada Tuhan
Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, memahami adorasi Sakramen
Mahakudus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Ekaristi, dan
mengahayati pengorbanan Yesus dalam Sabda dan KaryaNya.
C. Rumusan Tema dan Tujuan
Tema umum dan tema-tema khusus ini akan disajikan bersama dengan
tujuannya masing-masing sebagai berikut:
Tema umum : Makna adorasi Sakramen Mahakudus bagi penghayatan iman
umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu dalam kehidupan
konkret di masyarakat.
Tujuan umum : Pendamping dan peserta menghayati makna adorasi Sakramen
Mahakudus, sehingga tumbuh kerelaan untuk berkorban dalam
kehidupan di masyarakat.
Tema dan tujuan umum ini dijabarkan dalam tema dan tujuan khusus
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tema I
: Adorasi Ekaristi sebagai perwujudanmeneladan spiritualitas St.
Petrus dan Paulusdalam kehidupan setiap hari.
Tujuan 1
: Pendarnping bersama peserta semakin terdorong untukadorasi
Ekaristi sebagai perwujudan meneladan spiritualitasSt. Petrus dan
Paulus dalam kehidupan setiap hari.
Tema 2
: Adorasi Ekaristi merupakan
penyembahan kepada Tuhan
Yesusyang hadir dalam Sakamen Mahakudus.
Tujuan 2
: Pendamping
dan
Tuhanyang nyata
peserta
dalam
semakin
menyadari
kehadiran
Sakramen Mahakudus, sehingga
merekatergerak hatinya untuk menyembah Sakamen Mahakudus
denganhormat
dan
penuh
bakti
dalam
adorasi
dan
yang
tidak
dalamkehidupan setiap hari.
Tema 3
: Memahami
adorasi
Ekaristi
sebagai
bagian
terpisahkandari perayaan Ekaristi.
Tujuan 3
: Pendamping
dan
peserta
semakin
memahami
hubungan
antaraadorasi dan perayaan Ekaristi yang tidak terpisahkan
sehinggamereka dapat merasakan kehadiran Tuhan yang sama
baikdalam adorasi maupun dalam perayaan Ekaristi setiap hari.
Tema 4
: Menghayati pengorbanan Yesus dalam Sabda dan karyaNya.
Tujuan 4
: Pendamping dan peserta semakin menyadari sikap dan tindakan
Yesus yang berkorban untuk keselamatan umat manusia,sehingga
mereka dapat meneladan Yesus dalam meningkatkan iman untuk
berkorban demi kepentingan bersama dalam hidupsehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Penjabaran Program
Tema Umum : Makna adorasi Ekaristi bagi penghayatan iman umatdi Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu dalam kehidupan konkret
di masyarakat.
Tujuan umum : Pendamping dan peserta menghayati makna adorasi Ekaristi sehingga tumbuh kerelaan berkorban dalam kehidupan
di masyarakat.
No
Tema
(1)
1.
(2)
Adorasi
Ekaristi
sebagai
perwujudan
meneladan
spiritualitas
St. Petrus
dan Paulus
dalam
kehidupan
setiap hari.
Tujuan
Tema
(3)
Pendarnping
bersama
peserta
semakin
terdorong
untuk adorasi
Ekaristi
sebagai
perwujudan
meneladan
spiritualitas
St. Petrus
dan Paulus
dalam
kehidupan
setiap hari.
Judul
Pertemuan
(4)
a. Adorasi
Ekaristi
merupakan
wujud
konkret
spiritualitas
St. Petrus
dan Paulus.
Tujuan
Pertemuan
(5)
Pendamping
bersama
peserta
semakin
mampu
memahami
bahwa
adorasi
Ekaristi
merupakan
perwujudan
spiritualitas
St. Petrus dan
Paulus dalam
kehidupan
setiap hari.
Uraian
Materi
(6)
- Arti adorasi
- Adorasi
Ekaristi
dalam Gereja
Katolik
- Spiritualitas
St. Petrus dan
Paulus.
- Pandangan
Romo Paroki
tentang
adorasi
Ekaristi.
- Pelaksanaan
kebaktian
dalam hidup
nyata.
Metode
Sarana
(7)
- Sharing
kelompok
- Informasi
- Tanya
jawah
- Refleksi
pribadi
(8)
-Buku
Spiritualitas
St.Petrus
dan Paulus.
-Teks lagu
- Kitab
Suci.
- Salib.
- LCD
- Laptop
- Slide
Sumber
Bahan
(9)
- Yoh 15:1-8
- Martasudjita,
2000:47
- Bergant
Dianne &
Karris,
Robert (Ed.).
(2002).Tafsir
Alkitab
Perjanjian
Baru.
Yogyakarta:
Kanisius, hal
190.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
2.
(2)
Memaknai
kekuatan
doa dan
Adorasi
penyembahan
kepada
Tuhan
Yesus yang
hadir dalam
Sakamen
Mahakudus
di dalam
kehidupan
sehari-hari.
(3)
(4)
Pendamping b. Sakramen
dan peserta
Mahakudus
semakin
kehadiran
menyadari
nyata Yesus
kehadiran
Kristus.
Tuhan yang
nyata dalam
Sakramen
Mahakudus,
sehingga
mereka
tergerak
hatinya untuk
menyembah
Sakramen
Mahakudus
dengan hormat
dan penuh
bakti dalam
adorasi dan
dalam hidup
setiap hari.
(5)
Bersama
pendamping
peserta
menyadari
danmeyakini
bahwa Tuhan
sungguh
hadir dalam
kehidupan
sehari-hari
sehingga
melalui doa
dan
Sakramen
mahakudus
mereka dapat
bersatu
dengan
Tuhan dalam
adorasi, dan
menyembah
Nya dalam
seluruh
perjalanan
hidupnya.
(6)
- Adorasi
merupakan
bentuk relasi
yang akrab
dengan
Tuhan.
- Adorasi
sebagai doa.
- Kehadiran
Kristus yang
sungguh
nyata dalam
adorasi
Ekaristi
dalam
kehidupan
sehari-hari.
(7)
- Sharing
kelompok
- Tanyajawab
- Informasi
- Refleksi
pribadi
- Cerpen
tentang
Doa.
(8)
- Teks lagu
- Madah
Bakti
- Kitab Suci
- Salib,
Lilin
(9)
- Matius 7:712
- Bergant &
Karris, 2002:
190-191.
- Martasudjita,
2000 : 4l
- Martasudjita,
2007 : 13
- Darminta,
1981:7-8
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
(2)
3. Memahami
doa devosi
dalam
adorasi
sebagai
bagian yang
tidak
terpisahkan
dari
perayaan
Ekaristi
(3)
(4)
d.
Hubungan
Pendamping
adorasi
dan peserta
Ekaristi dan
semakin
perayaan
memahami
Ekaristi
hubungan
antara adorasi
dan perayaan
Ekaristi yang
tidak
terpisahkan
sehingga
mereka dapat
merasakan
kehadiran
Tuhan yang
sama baik
dalam adorasi
maupun
dalam
perayaan
Ekaristi.
(5)
(6)
Bersama
pendamping
peserta diajak
untuk
memaknai
doa
devosi
dalam adorasi
sebaga bagian
dari Ekaristi,
sehingga
dapat lebih
mendalami
arti ekaristi
sebagai
puncak
perayaan
iman.
- Arti devosi
- Manfaat
devosi
- Tujuan devosi
- Teologi devosi
- Ekaristi
- Adorasi
- Ekaristi adalah
bagian dari
devosi Ekaristi
- Devosi-devosi
- Ekaristi
(7)
- Sharing
kelompok
- Diskusi
- Tanya
jawab
- Informasi
- Refleksi
pribadi
(8)
- Buku
Madah
Bakti
- Kitab Suci
- Salib
- Lilin
- Video
“Kongres Ekaristi
KAS"
- LCD
- Laptop
(9)
- Matius 6:5-15
- Martasudjita,
2000: 49.
- LG I1
- Bergant &
Karris, 2002 :
173
- O'Collins,
1996:38.
- Heuken,
1989:320.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
4.
(2)
Menghayati
pengorbanan
Yesus dalam
Sabda dan
karyaNya
(4)
(3)
f.
Pengorbanan
Pendamping
diri Yesus
dan peserta
karena
semakin
cintaNya
menyadari
kepada umat
sikap dan
manusia
tindakan
Yesus yang
berkorban
untuk
keselamatan
umat
manusia,
sehingga
mereka dapat
meneladani
Yesus dalam
meningkatkan
hidup rohani
dana
pelayanan
terhadap
sesama
manusia setiap
hari.
(5)
(6)
Bersama
- Arti simbol
pendamping,
"pengorbanan
peserta
" dalam Kitab
merefleksikan
Suci
cinta Yesus
- Pengorbanan
yang menjadi
diri Yesus
lambang
sebagai tanda
penyerahan diri cinta
sehingga dapat - Adorasi
mewujudkan
Ekaristi
kasih Kristus
sebagai tanda
dalam
pengorbanan
kehidupan
Yesus kepada
konkret dengan Bapa dan
melibatkan diri
manusia
dalam
kehidupan
berkomunitas
(7)
- Sharing
kelompok
- Diskusi
- Tanya
jawab
- Informasi
- Refleksi
pribadi
(8)
- Buku
Madah
Bakti
- Kitab Suci
- Salib
- Lilin
- Film
"Christ of
Passion"
- LCD
- Laptop
(9)
- Luk 10:25-37
- Bergant &
Karris,
2002:135.
- Hayon N.
1986: 20-39.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
E. Petunjuk Pelaksanaan Program
Program rekoleksi ini diusulkan dalam bentuk katekese model SCP yang
dilaksanakan satu bulan sekali yang berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Program
pendampingan katekese ini direncanakan dalam rangka untuk semakin
meningkatkan iman umat dalam tindakan yang nyata yang tidak hanya berhenti di
dalam doa saja. Program pendampingan katekese ini dimulai pada bulan Juni
2017 dan berakhir bulan Agustus 2017 Setiap pertemuan atau pendampingan
katekese berlangsung selama I (satu) hari pada setiap akhir pekan yaitu hari Sabtu
soresampai dengan Minggu siang. Program katekese ini hendaknya dilaksanakan
pada hariSabtu-Minggu pekan pertama. Oleh karena itu, penulis menawarkan
acara rekoleksi itu diisi dengan katekese. Model katekese yang diusulkan
adalahkatekese umat model Shared Chrislian Praxis yang terdiri dari 5 (lima)
langkahyaitu mengungkapkan pengalaman hidup, mendalami pengalaman
hidup,menggali pengalaman iman kristiani, menerapkan iman dalam hidup
konkretpeserta, mengusahakan suatu tindakannyata (Sumarno Ds.,2006: 19-22).
Program ini diusulkan kepada Romo FX. Murdi Susanto, Pr sebagai Pastor
kepala di Paroki St.Petrus dan Paulus Klepu. Katekese ini dipandu oleh para
alumni Pendidikan Agama Katolik yang berdomisili di Paroki St. Petrus dan
Paulus Klepu. Penulismenawarkan jadwal rekoleksi sebagai berikut:
Hari/Tanggal
Waktu
Acara
Sabtu, 9 Juni 2017
17.00 - 17.30
17.30- 19.00
Pembukaan dan Pengantar
Langkah l: Mengungkapkan pengalaman
hidup umat tentang adorasi
Langkah II: Mendalami pengalaman
umat tentang adorasi
20.00-21.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Minggu, 10 Juni
2017
09.00-10.00
10.30-11.30
11.30-12.30
Langkah III: Menggali pengalaman iman
Kristiani lewat spiritualitas St. Petrus dan
Paulus sebagai pelindung Paroki
Langkah IV: Menerapkan spiritualitas St.
Petrus dan Paulus dalam situasi konkret
umat di Paroki St. Petrus dan Paulus
Klepu
Langkah
V:
Mengusahakan
suatutindakan konkret dalam hidup umat
di dalam kegiatan sosial di masyarakat
umum
F. Contoh Persiapan Program Katekese SCP untuk Umat di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Klepu
1. Identitas
a. Tema
: Adorasi
Ekaristi
merupakan
wujud
konkret
spiritualitas St. Petrus dan Paulus.
b. Tujuan
: Pendamping bersama peserta semakin mampu
memahami bahwa adorasi Ekaristi merupakan
perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus
sehari-hari.
c. Peserta
: Orang Tua dan Remaja di Paroki St. Petrus dan
Paulus Klepu.
d. Tempat
: Rumah retret wisma Alouysius.
e. Waktu
: Sabtu, 9 Juni 2017 Pkl. 17.00 Wib s/d Minggu 10
Juni 2017 pkl. 12.30 WIB.
f. Model
: Shared Christian Praxis
g. Metode
: Sharing, refleksi pribadi, informasi, tanya jawab.
h. Sarana
: - Kitab Suci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
- Teks lagu
- Slides
- LCD
- Laptop
- Buku PH
- Buku Spiritualitas St. Petrus dan Paulus.
- Salib
i. Sumber bahan
: - Yoh l5:1-8
-Bergant, Diame & Karris, Robert (Ed.). (2002).
Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta:
Kanisius, hal. 190.
-Martasudjita, E. (2000). Mencintai Ekaristi.
Yogyakarta : Kanisius, hal. 47.
j. Jadwal rekoleksi
: Hari Sabtu :
Pkl. 17.00-17.30 : Pengantar dan pembukaan
Pkl. 17.30-18.00 : Menonton dan merenungkan slide
“Menampilkau Wajah Allah
dalam dunia".
Pk1.18.00-19.00 : Langkah I : Mengungkapkan
pengalaman hidup umat berkaitan
dengan adorasi.
Pkl. 19.00-20.00 : Makan malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pkl. 20.00-20.45 : Langkah II : Mendalami
pengalaman umat dalam adorasi.
Pkl. 20.45-21-00 : Doa malam bersama.
Hari Minggu
Pkl. 09.00-10.00:Langkah III : Menggali
pengalaman iman Kristiani dalam
spiritualitas St. Petrus dan
Paulus.
Pkl. 10.00-10.30 :Snack.
Pkl. 10.30-11.30 :Langkah : Menerapkan
spiritualitas St. Petrus dan Paulus
dalam situasi konkret umat.
Pkl. 11.30-12.30 :Langkah V : Mengusahakan suatu
tindakan konkret dalam hidup
umat di dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Pemikiran Dasar
Dalam pengalaman nyata yang dialami Bapak/ibu dan teman-teman,
banyak dari mereka yang kurang memahami adorasi Ekaristi. Pelaksanaan adorasi
Ekaristi oleh umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu masih sebatas acara
rutinitas belaka. Rasa mengantuk ketika adorasi di depan Sakramen Mahakudus,
kurang hening di hadapan Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus dan
rasa jenuh yang selalu muncul merupakan pengalaman-pengalaman yang selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mewarnai hidup umat saat adorasi. Padahal kesempatan adorasi merupakan salah
satu sarana perjumpaan langsung dengan Tuhan yang hadir Tuhan yang hadir
dalam diri PuteraNya Yesus Kristus yang bertakhta dalam Sakramen Mahakudus.
Dengan berbagai pengalaman ini membuat umat kurang menghayati adorasi
Ekaristi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus yang akan
diwujudkan dalam kehidupan di masyarakat setiap hari.
Yoh 15:1-8 merupakan kisah Yesus sebagai pokok anggur yang benar dan
BapaNyalah sebagai pengusahanya. Pokok anggur yang benar itu mempunyai
ranting-ranting yang baik dan menghasilkan buah-buah yang bagus. Bagianbagian dari pohon ini adalah para murid yang telah menerima sabda Yesus yang
memberi hidup, para murid diundang didorong untuk terus hidup dan tetap tinggal
dalam Yesus. Kesatuan bukan antar manusia, melahirkan kesatuan antara manusia
dengan Allah. Dan kesatuan ini hanya mungkin terjadi lewat Yesus Kristus yang
digambarkan sebagai pokok anggur yang dengan rantingnya. Yesus pun
menghendaki agar para muridNya bersatu dengan dirinya bagaikan pokok anggur
dengan rantingnya.
Dari pertemuan ini, penulis berharap umat di Paroki St. Petrus dan Paulus
semakin mampu untuk memahami adorasi Ekaristi sebagai perwujudan
spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam kehidupan setiap hari berdasarkan
pedoman hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
3. Pengembangan Langkah-langkah
a. Pembukaan
1) Pengantar
Bapak, ibu, dan saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada 3 (tiga)
bulan yang akan datang, kita akan mendalami khusus tentang adorasi Ekaristi
yang menjadi devosi utama bagi kita sebagai umat di Paroki St. Petrus dan Paulus.
Hari ini merupakan pertemuan pertama, maka pada kesempatan ini sebagai umat
yang melaksanakan adorasi setiap hari, kita perlu memahami bahwa adorasi
Ekaristi merupakan salah satu cara perwujudan meneladan spiritulaitas St. Petrus
dan Paulus. Sebagai anggota jemaat yang menghidupi semangat pelayanan St.
Petrus dan Paulus, umat perlu mengetahui dan memahami bahwa penyembahan
kepada Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus atau adorasi merupakan
salah satu tindakan untuk bersatu dengan Tuhan. Dalam adorasi kita menyembah
Tuhan Yesus yang sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Sebagai umat
Kristiani, perlu memahami dan memaknai adorasi Ekaristi sebagai perwujudan
spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam kehidupan setiap hari.
2) Lagu Pembukaan : "Kusiapkan Hatiku Tuhan" (Lampiran 4)
3) Doa pembukaan
Allah Bapa yang maha baik, kami menghaturkan pujian dan syukur yang
berlimpah kepadaMu atas segala rahmat dan berkat yang Engkau limpahkan
kepada kami secara khsusus pada kesempatan ini, Engkau memperkenankan kami
berkumpul di sini untuk mendalami lebih jauh adorasi Ekaristi yang menjadi
bagian dari hidup kami setiap hari sehingga dengan demikian kami semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
menyadari kehadiranMu yang nyata dalam Sakramen Mahakudus dan memahami
balrwa adorasi merupakan perwujudan dari spiritualitas St. Petrus dan Paulus
sehingga mampu menghayatinya dalam kehidupan kami setiap hari lewat karyakarya bakti kami yang Engkau berikan kepada kami. Semuanya ini kami mohon
dengan perantaraan PuteraMu Yesus Kristus yang hidup bersama Engkau dalam
persekutuan Roh Kudus sepanjang segala masa. Amin.
b. Langkah I : Mengungkapkan Pengalaman Hidup umat
1) Peserta diberi kesempatan untuk menonton slide "Menampilkan Wajah
Tuhan dalam Dunia".
2) Pendamping meminta beberapa peserta untuk menceritakan kembali
dengan singkat isi pokok slide "Menampilkan Wajah Tuhan dalam Dunia"
tersebut.
3) lnti pokok slide "Menampilkan Wajah Tuhan dalam Dunia'' adalah sebagai
berikut :
Slide "Menampilkan Wajah Tuhan dalam Dunia" menggambarkan
situasi dunia saat ini dengan segala gejolaknya. Perkembangan teknologi
yang begitu pesat membuat manusia mampu melakukan apa saja tanpa
harus banyak berkorban karena dikuasai oleh teknologi canggih. Berbagai
tindakan kejahatan maupun kebaikan selalu mewarnai hidup manusia.
Hidup manusia seakan bergantung sepenuhnya pada kenikmatan duniawi.
Dan ketika kenikmatan itu tidak diperolehnya di dunia yang berkembang
saat ini, orang merasa hidupnya telah hancur dan tidak ada harapan untuk
hidup. Kehormatan, kekuasaan, uang yang selalu dikejar-kejar oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
manusia saat ini membuat orang tidak mau lagi menghargai orang lain.
Dalam situasi yang demikian justru manusia merasa kehilangan orangorang yang dicintai bahkan kehilangan makna hidupnya sendiri. Dan pada
saat yang demikian manusia mulai berusaha mencari jawaban atas
kegalauan dan kehampaan di dalam hidupnya. Hanya pada Dialah semua
kekalutan hidup akan terjawab. Dengan mendengarkan suaraNya dan
selalu tinggal pada Dia segala pergulatan hidup akan menjadi ringan dan
hidup kita semakin tenang dan bahagia.
4) Peserta diajak untuk sharing berdua-dua lalu diungkapkan dalam
kelompok besar dengan pertanyaan sebagai berikut:
a) Kesulitan apa yang dialami manusia dalam slide “Menampilkan Wajah
Tuhan dalam Dunia” itu?
b) Ceritakan pengalaman, kesulitan apa saja yang pernah Bapak/ibualami
dalam adorasi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus?
5) Pendamping memberikan suatu arah rangkuman sebagai peneguhan
Dalam slide “Menampilkan Wajah Tuhan dalarn Dunia” tadi kita
melihat perjuangan manusia dalam menjalani hidup di zaman teknologi
canggih ini. Manusia terpesona dengan kenikmatan duniawi. Manusia
sangat berjuang untuk memperoleh kekuasaan, kehormatan dan kekayaan
atau uang yang akhirnya membawa mereka sampai pada kehancuran.
Mengapa hal ini terjadi?
Karena manusia dikuasai oleh teknologi yang menjanjikan
kenikmatan
sesaat.
Ketidakmampuan
manusia
dalam
menyikapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
perkembangan teknologi membuat hidupnya tidak tenang bahkan
merasakan kehilangan makna hidup. Dalam situasi yang demikian,
manusia baru menyadari bahwa dirinya sudah terpisah jauh dari Tuhan.
Akibat dari perkembangan teknologi itu, manusia semakin egois, manusia
mengandalkan kekuatannya sendiri dan sampai pada suatu pengalaman
yang menyadarkan mereka bahwa sebenarnya hidup mereka tidak tenang
dan bahagia. Dengan kesadaran inilah akhirnya manusia mulai mencari
jawaban yaitu Tuhan sendiri yang telah membuka hatiNya untuk setiap
orang yang datang kepadaNya.
Begitupun dengan pengalaman kita Suka cita, kegembiraan, kasih
mewarnai hidup kita. Tetapi tidak jarang pula berbagai kegiatan yang kita
lakukan dalam hal doa berlalu tanpa makna. Bapak dan Ibu di lingunganlingkungan seringkali mengalami kesulitan dalam adorasi entah itu
disadari atau tidak. Hal ini terjadi kurang mampu menyadari kehadiran
Tuhan, sulit mengalami perjumpaan dengan Tuhan, adorasi acara rutinitas
harian, suasana hati yang kurang mantap dalam mengikuti adorasi, adanya
keraguan akan kehadiran Tuhan Yesus dalam Sakramen Mahakudus serta
motivasi yang beranekaragam dalam diri setiap pribadi sehingga adorasi
yang kita adakan setiap hari berlalu tanpa makna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Peserta Dalam Adorasi
1) Lagu "Penuhi Kami ya Tuhan”, (Lampiran 4)
2) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman di atas dengan
bantuan pertanyaan sebagai berikut yang didahului dengan diskusi dalam
kelompok besar.
a) Cara mana sajakah yang akan dilakukan peserta dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan adorasi?
3) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping
memberikan arah rangkuman singkat sbb :
Setiap orang pasti mempunyai dan keterbatasan dalam hidupnya.
Suka-duka jatuh bangun selalu silih berganti dan senantiasa mewarnai
hidup seseorang. Pada dasarnya setiap orang juga mempunyai kemampuan
untuk mengatasi keterbatasannya. Setiap orang mengalami kesulitan dalam
doa bukan hal yang sangat asing. Hal itu selalu mewamai perjalanan hidup
rohani setiap orang. Berbagai kesulitan yang dialami oleh hampir setiap
orang disebabkan oleh kurangnya kesiapan hati untuk menghadap Tuhan,
pengetahuan tentang adorasi kurang, kurangnya iman akan kehadiran
Tuhan dalam berbagai bentuk dan kesempatan. Tentu saja setiap orangpun
tidak ingin hal ini terus terhanyut dalam kesulitan-kesulitan yang
senantiasa
menghantui
hidupnya.
Oleh
karena
itu,
pengetahuan
pengetahuan tentang adorasi, teori-teori yang berkaitan dengan adorasi dan
penjelasan tentang adorasi baik dari kongregasi maupun dari ajaran Gereja
Katolik. Pengetahuan ataupun pengalaman kehadiran Kristus dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
adorasi Ekaristi menurut Gereja maupun Bapa-bapa Gereja sangat penting
dipelajari sehingga dengan demikian mendukung dan meneguhkan iman
peserta yang masih mengalami kesulitan serta keragu-raguan akan
kehadiran Tuhan dalam Sakamen Mahakudus.
4) Doa Malam Bersama
a) Doa Malam : "Doa Malam I" (MB, no. 38; bdk. Lampiran )
b) Lagu : "Dalam TarganMu ya Tuhan" (MB, no. 563; bdk' Lampiran ).
d. Langkah III : Menggali Pengalaman lman Kristiani Umat Dalam
Meneladan Spiritualitas St. Petrus dan Paulus.
1) Doa pembuka : "Litani Kehadiran Tuhan" (MB, no. 18; bdk Lampiran 3)
2) Lagu : "SabdaMu Bagai Air Segar (KE, no. 49; bdk. Lampiran 4).
3) Salah seorang peserta membacakan perikop Kitab Suci dari Yoh 15:1-8
dan peserta yang lain mendengarkan dan membaca dalam hati.
4) Peserta diberi waktu untuk hening sejenak membaca dan merenungkan
secara pribadi perikop itu dan menanggapiaya dengan bantuan pertanyaan:
a) Ayat-ayat mana sehubungan dengan adorasi sebagai perwujudan
spiritualitas St. Petrus dan Paulus?
b) Sikap-sikap mana yang ditanamkan Yesus dalam adorasi?
5) Peserta diajak untuk mencari dan menemukan sendiri pesan inti perikop
sehubungan dengan dua pertanyaan di atas.
6) Pendamping memberikan tafsir dari Yoh l5:l-8 dan menghubungkannya
dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan,
misalnya sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Yohanes l5:l-8 merupakan bagian monolog yang terpanjang dalam
Injil Yohanes. Monolog ini berisi alegori tentang pohon anggur. Yesus
adalah pokok anggur yang benar (ayat I dan 5) yang sangat diperhatikan
secara pribadi oleh Bapa. Pokok anggur itu mempunyai cabang-cabang
yang bersemi dan menghasilkan buah-buah yang bagus. persatuan manusia
dengan Yesus Kristus melalui kurnia penyerahan diri akan lebih erat dan
hidup. Hidup manusia akan menjadi subur apabila selalu menyatukan diri
dengan Yesus Kristus sebagaimana Yesus dan Bapa adalah satu.
Pada ayat 2 dikatakan bahwa Bapa sebagaimana pengusaha yang
memotong dan membersihkan. Pembersihan yang dilakukan dengan
Fiiman yang disampaikan oleh Yesus kepada para muridNya. Dampak dari
pembersihan yang dilakukan Bapa; hubungan semakin erat, hidup lebih
bersemangat dan menghasilkan buah yang banyak. persatuan dengan
Yesus akan menjadi lebih subur bila disirami dengan Firman Tuhan.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu (ayat 4) adalah ajakan
Yesus kepada para muridNya untuk selalu bersatu denganNya. Suatu
gambaran persatuan paling erat antara pokok dan ranting. Pokok anggur
hidup, tumbuh dan berkembang serta berbuah yang banyak dalam ranting
karena ranting tinggal dan bersatu dalam pokok. Tetapi tanpa tinggal
bersama Yesus sebagai pokok anggur, ranting tidak akan menghasilkan
buah yang banyak sebab seperti sabdaNya: “Sebab di luar Aku kamu tidak
dapat berbuat apa-apa” (ayat 5). Sedangkan ayat 3 dan 7 menjelaskan
bagian-bagian pohon adalah para murid yang telah menerima sabda Yesus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
yang memberi hidup. Para murid diundang, didorong untuk terus hidup,
dan tetap tinggal dalam Yesus. Kata tinggal adalah suatu penekanan
mengenai kebersamaan yang terus menerus antara Yesus dan para
muridNya. Hubungan yang tidak terpisahkan antara Yesus dan para
muridNya ini seperti hubungan Yesus dengan BapaNya. Persatuan dengan
Kristus yang berlangsung terus-menerus oleh para murid dan seluruh
Gereja sebagai kenangan akan karya keselamatan Allah yang terdadi
dalam diri puteraNya yang tunggal Yesus Kristus dilambangkan dalam
perayaan Ekaristi.
Sikap-sikap yang nampak dalam perikop ini yang dikehendaki oleh
Yesus adalah supaya selalu tinggal di dalam Dia, hidup dihadiratNya
keheningan lahir maupun batin dan hidup selalu berpusat padaNya. Yesus
sebagai pokok anggur yang benar dan para pengikutNya bisa hidup
bersemi subur bila menjadi ranting-ranting hidup yang tumbuh dari pokok
itu. Hal ini bisa terjadi apabila bersatu dan melekat pada Yesus,
kesiapsediaan untuk dipangkas pada bagian-bagian hidup yang dapat
menghambat perkembangan sabdaNya, tekun menyirami hidup dengan
sabdaNya supaya tetap bersatu denganNya sehingga menghasilkan buah
yang berkelimpahan dalam pelayanan di tengah umat setiap hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
e. Langkah IV : Menerapkan Iman Kristiani Dalam Situasi Konkret
Peserta.
1) Pengantar
Bapak, ibu, dan saudara yang terkasih, kita sudah menemukan
sikap-sikap yang dikehendaki oleh Yesus bagi hidup kita untuk selalu
tinggal bersama Dia dan menyembahNya dalam seluruh hidup kita, tekun
menyirami hidup dengan sabdaNya dan hidup selalu berpusat padaNya.
Hal ini tidak mungkin terjadi bila tanpa disertai kesiapsediaan untuk
membiasakan diri dalam mewujudkan sikap-sikap yang dikehendaki
Yesus dalam kehidupan kita setiap hari, karena banyak kelemahan dan
hambatan yang kita hadapi dalam hidup ini baik dari diri sendiri,
komunitas, tempat kita bekerja, relasi maupun dari lingkungan yang lebih
luas.
Semoga penemuan kita ini membawa rahmat dan berkat bagi kita
karena Tuhan yang menawarkan dan menyemangati kita dalam
menghayati hidup di dalam dan bersama PuteraNya yang kita wujudkan
dalam adorasi Ekaristi setiap hari.
2) Sebagai bahan refleksi agar kita semakin dimampukan untuk menghayati
adorasi sebagai perwujudan spiritulaitas St. Petrus dan Paulus, marilah kita
mencoba merenungkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a) Apakah yang dikehendaki Yesus bagi hidupku lewat adorasi Ekaristi
sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b) Sikap-sikap mana yang bisa kita perjuangkan agar semakin
menghayati adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spirutualitas St.
Petrus dan Paulus di tengah-tengah masyarakat umum?
(1) Saat hening diiringi instrumen Taize untuk mengiringi renungan
secara pribadi akan pesan Injil dengan situasi konkret yang dialami
para peserta.
(2) Kemudian diberi kasempatan untuk bersharing dengan teman
sebelahnya, lalu hasil renungan pibadi dan kelompok diungkapkan
dalam kelompok yang besar.
Sebagai bahan renungan dalam langkah konfrontasi ini dapat
diberi arah rangkuman singkat dari hasil-hasit renungan pribadi dan
kelompok, misalnya sebagai berikut :
3) Suatu contoh arah rangkuman penerapan pada situasi para peserta :
Dalam perikop Yohanes 15:l-8 berbicara mengenai Yesus Kristus
sebagai pokok anggur yang benar yang mempunyai ranting-ranting yang
bersemi dan menghasilkan buah yang lebat apabila selalu bersatu dengan
pokoknya. Yesus sendiri telah banyak menawarkan keheningan lahir dan
batin, selalu bersatu denganNya dalam seluuh kegiatan kita setiap hari,
hidup berpusat padaNya serta nilai-nilai lainnya yang berguna untuk
kegiatan adorasi yang para peserta laksanakan setiap hari sebagai
perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus. Marilah dengan kerelaan
hati dan keterbukaan hati menyadari bahkan berani melepaskan hal-hal
yang menghambat kemampuan kita untuk mewujudkan spiritualitas St.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Petrus dan Paulus dengan selalu tinggal dan bersatu pada Dia terutama
ketika adorasi di depan Sakramen Mahakudus dan hal ini akan terjadi bila
kita dengan rendah hati memohon bantuan rahmat Allah agar hidup kita
dipenuhi dengan Roh dan kebenaran untuk menyembah Tuhan yang hadir
dalam Sakramen Mahakudus.
f. Langkah V : Mengusahakan Suatu Aksi Konkret Dalam Hidup Para
Peserta.
1) Pengantar
Bapak, ibu, dan saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus.
Setelah kita bersama-sama menggali pengalaman lewat slide dimana cara
hidup manusia di zaman ini dengan adanya perkembangan teknologi selalu
mencari kenikmatan duniawi yang hanya dinikmati sesaat. Namun justru
dengan kenikmatan sesaat inilah manusia kehilangan arah, kehilangan
makna hidup karena terpisah dari sang sumber hidup. Banyak orang
mengalami kesulitan untuk mendengarkan tawaran kasihNya apalagi
tinggal bersama dengan Dia. Pengalaman kesulitan ini, juga melanda
kehidupan para peserta dalam menghayati adorasi Ekaristi sebagai
perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus. Dan Tuhan Yesus
mengingatkan kita agar selalu tinggal bersama dan bersatu dengan Dia
sebagai pokok anggur sejati, Hal ini memberi semangat serta harapan baru
bagi kita untuk menemukan nilai-nilai dari sabda Yesus yang
mengharapkan persatuan kita denganNya secara terus-menerus. Dalam
seluruh pengalaman hidup yang sudah kita alami sebagai usaha untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menghayati adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spiritualitas St.Petrus dan
Paulus menyadarkan kita bahwa Allah sungguh hadir memberi peneguhan,
semangat kegembiraan, bahkan dalam kesulitan yang kita hadapi untuk
menyembah dan bersatu mesra dengan Tuhan dalam adorasi Ekaristi yang
kita lakukan setiap hari. Maka sepatutnya kita bersyukur kepada Tuhan
karena Dia memberi kesempatan kepada kita untuk menggali pengalaman
hidup dan pengalaman iman kita selama ini dan mengusahakan suatu
tindakan konkret agar penghayatan kira menjadi lebih baik dari waktu ke
waktu dalam seluruh perjalanan dan perjuangan hidup kita masing-masing.
2) Memikirkan niat-niat dan betuk keterlibatan yang baru
Marilah sekarang kita memikirkan niat-niat secara pribadi sebagai
bentuk keterlibatan kita yang baru untuk lebih menghayati adorasi Ekaristi
sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam kehidupan
setiap hari.
Berikut ini adalah pertanyaan penuntun untuk membantu para
suster merumuskan niat-niat :
Niat-niat apa yang hendak kita lakukan untuk meningkatkan penghayatan
hidup kita dalam adorasi sebagai perwujudan spiritulitas St. Petrus dan
Paulus?
Dalam suasana hening diberi kepada para peserta untuk memikirkan
niat-niat secara pribadi dan niat-niat bersama dalam yang akan dilakukan
di dalam kehidupan bermasyarakat. Diiringi musik instrumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3) Kemudian diberi kesempatan untuk mengungkapkan niat-niat pribadi
kemudian para suster mendiskusikan niat-niat bersama yang akan menjadi
program bersama di tengah-tengah masyarakat.
g. Penutup
Setelah merumuskan niat pribadi dan bersama dan sebelum menutup
seluruh rangkaian acara rekoleksi sejak kemarin sampai hari ini, akan
diadakan adorasi bersama.
1) Pelaksanaan adorasi yang diawali dengan lagu pembuka dan doa singkat.
2) Pemimpin atau fasilitator melanjutkan acara penutupan rekoleksi.
3) Bapak, ibu, dan saudara yang terkasih, setelah selesai merumuskan niatniat pribadi dan bersama, marilah kita menyalakan lilin yang telah
disediakan untuk masing-masing peserta satu lilin. Semoga terang lilin ini
menyemangati hidup kita dalam menyembah Tuhan Yesus Kristus dan
selalu tinggal dan bersatu dengan seluruh perjalanan dan perjuangan hidup
kita terutama ketika kita berada di depan Sakramen Mahakudus dan juga
dalam pelayanan setiap hari. Semoga kesetiaan Tuhan Yesus pada
BapaNya menyadarkan kita untuk selalu bersatu denganNya dalam seluruh
perjalanan hidup setiap saat hingga hidup kita lebih berkenan pada Bapa.
4) Kesempatan doa umat secara spontan dan penyerahan niat-niat yang sudah
disepakati lalu dibakar pada tempat yang sudah disediakan di depan
Sakramen Mahakudus.
5) Nyanyian Bapa Kami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
6) Doa Penutup :
Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang, kami menghaturkan
pujian dan struktur yang berlimpah kepadaMu karena Engkau telah
memanggil dan memilih kami untuk mengikuti Engkau di jalan yang
khusus ini, Kami Engkau perkenankan untuk menggali pengalaman hidup
yang telah kami alami dalam mewujudkan meneladan spiritualitas St.
Petrus dan Paulus lewat sembah bakti kami kepadaMu. Kami menyadari
bahwa sering kali kami kurang mampu hidup bersatu dan tinggal
bersamaMu baik dalam adorasi maupun dalam pelayanan hidup kami
setiap hari sebagai wujud konkret penghayatan kami akan spiritualitas St.
Petrus dan Paulus. Maka kami mohon ya Bapa. berilah kami iman yang
teguh, harapan yang kokoh dan cinta kasih yang ikhlas kepadaMu agar
kami selalu tinggal dan bersatu dengan Engkau sehingga kami mampu
menyembah Engkau dengan tulus ikhlas dalam seluruh hidup kami
terutama ketika kami memuji dan menyembah Engkau lewat puteraMu
Yesus Kristus yang bersemayam dalam Sakramen Mahakudus dan semoga
hidup kami menjadi pujian bagi namaMu dan demi kebahagiaan sesama
yang kami layani setiap hari. Semuanya ini kami mohon dengan
perantaraan Kristus Tuhan dan Juru selamat kami yang hidup dan berkuasa
kini dan sepanjang masa. Amin..
7) Sebelum Sakramen di dalam Monstran dikembalikan ke Tabernakel akan
diadakan pemberkatan kepada para peserta oleh Romo Paroki sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
bekat dalam perjalanan hidup para peserta untuk mewujudkan spiritualitas
St. Petrus dan Paulus dalam adorasi dan dalam kehidupan setiap hari.
8) Adorasi ditutup dengan lagu Tantum.Ergo (Lampiran 4)
9) Sakramen Mahakudus dikembalikan ke tabernakel.
G. Contoh Pendalaman Iman untuk Remaja
1. Identitas
a. Tema
:Memaknai kekuatan doa dan Adorasi penyembahan
kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakamen
Mahakudus di dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan
: Bersama
pendamping
peserta
menyadari
dan
meyakini bahwa Tuhan sungguh hadir dalam
kehidupan sehari-hari.sehingga melalui doa dan
Sakramen mahakudus mereka dapat bersatu dengan
Tuhan dalam adorasi, dan menyembahNya dalam
seluruh perjalanan hidupnya.
c. Peserta
: Remaja
d. Tempat
: Aula pertemuan Stasi Pojok, Paroki Klepu
e. Hari/tgl
: Minggu, 9 Juli 2017
f. Waktu
: Pukul 10.00 WIB
g. Model
: Shared Christian Praxis
h. Metode
: Pertanyaan
Refleksi pribadi
Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
i. Sarana
: Lilin dan Salib
Buku Kidung Adi
Teks lagu “Ndedonga”
Teks Kitab Suci Mat 7: 7-12
Teks cerita kisah nyata:“Hidupku dalam kasih
Tuhan”
j. Sumber Bahan
: Matius 7: 7-12
Panitia APP KAS. 2011. Ya Iki Wong Katolik
Sejati. Semarang. Hal 4
Frisque, J. 1972. Gereja Mendengarkan Sabda
Tuhan.Yogyakarta: Kanisius. Hal 133
LBI. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta.
Hal 45
2. Pemikiran Dasar
Di zaman kemajuan, banyak sekali manusia yang lebih mementingkan
kepentingan usaha atau bisnis yang menjanjikan uang daripada meluangkan waktu
sebentar untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak dapat dipungkiri
apabila manusia jarang menyadari bahwa kebahagiaan di dunia ini bukanlah
segalanya karena kebahagiaan yang sejati adalah di surga bersama dengan Tuhan
Yesus. Banyak yang dapat kita laksanakan supaya mendapat kekuatan di dunia
yaitu menjadi orang Katolik sejati. Maka dari itu, kita harus berdoa dan
menjalankan ajaran Tuhan, akan tetapi masih sedikit orang yang mau berdoa
dengan hati yang tenang dan ikhlas dan kebanyakan orang mau berdoa ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
sedang menghadapi masalah yang berat. Hal ini menyadarkan kita agar kita
berdoa dengan teratur baik untuk bersyukur dan memohon kepada Tuhan dalam
suka ataupun duka. Doa adalah salah satu cara yang memberi kekuatan dalam
hidup, apabila kita bisa pasrah dan membuka hati kita pada Tuhan. Salah satu
bentuk doa adalah Doa Adorasi. Adorasi berasal dari bahasa latin yaitu Adorare
yang berarti menyembah atau bersembah sujud. Melalui Adorasi umat diajak
untuk menyadari dan meyakini bahwa Tuhan sungguh hadir dalam kehidupan
sehari-hari.sehingga melalui doa dan Sakramen mahakudus mereka dapat bersatu
dengan Tuhan dalam adorasi, dan menyembahNya dalam seluruh perjalanan
hidupnya.
Injil Mat 7: 7-12 menguraikan tentang kekuatan doa. Tuhan Yesus
mengajak manusia agar tanpa lelah memohon dan berusaha dalam menjalani
hidup. Dengan berdoa, maka bisa dekat dengan Tuhan asalkan secara tulus dan
penuh kepercayaan dalam memohon. Dalam bacaan tersebut ditegaskan akan
pentingnya berdoa karena doa memberi kekuatan. Melalui Adorasi manusia diajak
dekat dengan Tuhan yang sangat mencintai manusia walaupun
mempunyai
banyak kesalahan dan dosa. Tuhan tahu apa yang menjadi permohonana manusia,
akan tetapi lebih baik jika manusia mau berdoa dengan ketulusan dan jangan
sampai lupa bahwa harus berusaha supaya apa yang menjadi permohonan dapat
dikabulkan dan diberkahi oleh Tuhan. Tuhan sangat cinta kepada manusia apa
adanya dan manusia juga perlu menyadari bahwa doa memberi kekuatan dalam
hidup yang semakin lama semakin penuh godaan. Tuhan juga terbuka dan
mencintai manusia, maka kita juga harus melakukan hal yang sama kepada Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dan sesama dalam hidup sehari-hari, contohnya di keluarga, lingkungan
masyarakat atau Gereja.
Dari pertemuan ini kita diajak supaya bisa menyadari kekuatan doa dalam
menjalani hidup baik suka maupun duka, sehingga iman kita semakin diteguhkan
dan bisa mewujudkan sikap menjadi murid Yesus yang sejati, yaitu menjalankan
ajaranNya dalam hidup sehari-hari baik di keluarga, masyarakat dan Gereja.
Dengan begitu kita bisa pelan-pelan menjadi orang Katolik sejati dan menjalani
hidup yang penuh tantangan dengan bersyukur dan jangan lupa juga harus berdoa
baik suka atau duka. Dan bila jika kita menyadari dan menghayati ajaran Tuhan,
maka kita semua tidak merasa berat untuk berdoa apabila doa kita belum
dikabulkan, akan tetapi kita harus merasa senang dan tak hentinya memohon
kepada Tuhan dengan penuh kepercayaan.
3. Pengembangan Langkah-langkah
a. Pembukaan
1) Pengantar
Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada pagi hari
ini kita bersama dapat berkumpul di tempat ini, karena cinta Tuhan kepada
kita semua yang senantiasa melindungi dan memberkati kita semua. Kita
berkumpul menjadi satu keluarga yang percaya pada Tuhan Yesus, untuk
menyadari makna doa sebagai kekuatan dalam hidup. Tuhan dengan hati
yang terbuka dan penuh cinta kasih, sudah mengajarkan kepada kita
berdoa kepada Bapa di surga. Maka dari itu, Tuhan Yesus bisa menjadi
teladan untuk kita semua, supaya kita bisa menyadari bahwa doa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
memberi kekuatan untuk menjalani hidup baik suka atau duka sehingga
iman kepercayaan kita diteguhkan dan bisa mewujudkan sikap yang
menggambarkan murid Yesus. Dengan begitu, iman kita semakin lama
semakin mantap dan tidak mudah tergoda oleh cobaan hidup atau
permasalahan sehari-hari.
2) Lagu Pembukaan: “Siapkanlah Tuhan Datang” (Lampiran 4).
3) Doa Pembukaan:
Tuhan Yesus yang Maha baik, kami hambaMu mengucapkan
terimakasih karena Engkau telah memberi kekuatan dan berkah kepada
kami semua sehingga pada malam hari ini kami semua dapat berkumpul di
tempat ini dengan senang hati. Saat ini, kami semua akan bersama-sama
menyadari dan menghayati menjadi orang Katolik yang sejati yaitu dalam
menyadari kekuatan doa untuk menjalani hidup baik suka maupun duka
sehingga iman kami semakin diteguhkan dan bisa mewujudkan sikap
menjadi murid Yesus yang sejati. Ya Tuhan, kami menyadari apabila kami
semua adalah orang yang lemah dan mempunyai banyak kesalahan, akan
tetapi kami memohon dengan hati yang terbuka dan rendah diri. Tuhan
senantiasa mendampingi sehingga iman kepercayaan kami bisa lebih baik
dan mampu menjalankan ajaranMu. Kami mohon, semoga Tuhan mau
mendengarkan dan mengabulkan permohonan ini. Kami haturkan doa ini,
dengan perantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
b. Langkah I: Mengungkap pengalaman hidup umat
1) Pendamping menceritakan kisah nyata hidup Olin “Hidupku dalam kasih
Tuhan”.
2) Intisari cerita “Hidupku dalam kasih Tuhan”
Cerita ini menggambarkan perjalanan hidup Olin. Olin ini tidak
tahu keluarganya akan tetapi Olin senantiasa gembira dalam menjalani
hidup. Banyak sekali suka dan duka yang sudah Olin rasakan, akan tetapi
Tuhan mendampingi Olin. Tantangan dan cobaan hidup Olin menjadikan
Olin anak yang mandiri, tegar dan kuat dalam hidup ini. Olin yakin bahwa
semua itu, ada hikmahnya. Olin percaya bahwa Tuhan akan selalu
memberi kekuatan untuk mengahadapi cobaan tersebut. Olin senantiasa
sabar, dan percaya apabila kemurahan dan cinta Tuhan kepada Olin.
Tuhan mau menjaga dan Olin menjadi dekat denganNya dengan berdoa,
sehingga Olin merasa apabila doa tersebut menjadi bagian dalam
hidupnya. Itu semua yang menjadikan Olin menjadi kuat, tekun dalam
pengharapan, dan berdoa kepada Tuhan. Pada akhirnya Olin mendapat
kebahagiaan menyelesaikan belajarnya di Papua dan melanjutkan
kuliahnya. Semua yang dialami Olin tersebut merupakan jalan Tuhan
untuk hidup Olin.
a) Pengungkapan pengalaman: Umat diajak untuk mendalami cerita
tersebut dengan tutunan beberapa pertanyaan:
(1) Kesulitan-kesulitan apa yang dialami oleh Olin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
(2) Apakah teman-teman mempunyai pengalaman yang sama dengan
pengalaman Olin?
b) Suatu Contoh Arah Rangkuman:
Dalam certita tadi, Olin senantiasa sabar dan menerima apa yang
terjadi dalam hidupnya. Banyak sekali cobaan yang sudah dilewati Olin
akan tetapi Olin bisa melewati karena berpegangan pada Tuhan dan
berusaha. Walaupun Olin tidak tahu siapa orangtua dan keluarganya, akan
tetapi banyak sekali sesama yang mengasihinya, dan Tuhan adalah guru
dan orangtua sejati untuk Olin. Dalam hidupnya Olin tidak mudah terbawa
arus yang jahat oleh orang lain karena Olin berdoa pada Tuhan, dan Tuhan
memberi kekuatan.
Begitupun dalam pengalaman kita hendaknya juga menyadari akan
pentingnya doa dan mendekatkan hati kita pada Tuhan, jangan sampai
kita terbawa arus akan kebahagian duniawi. Dengan berdoa, kita juga bisa
menyadari apabila banyak sekali saudara yang mencintai kita, terutama
Tuhan.
c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Umat
1) Umat diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita di atas
dengan dibantu pertanyan sebagai berikut:
a) Cara apa yang dipakai Olin dalam menghadapi kesulitan hidup?
b) Cara
mana sajakah yang bapak/ibu gunakan dalam menghadapi
kesulitan hidup?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh umat, pendamping memberikan
arahan rangkuman singkat, misalnya:
Kehidupan di dunia ini tidak mudah karena banyak sekali
kesusahan yang kita hadapi dan jalani, tetapi semua itu dapat kita lewati
dengan hati yang sabar dan menerima. Jangan sampai kita semua berdoa
jika baru mengalami cobaan atau masalah, tetapi kita harus berdoa kepada
Tuhan sekarang dan selama-lamanya. Kadangkala kita merasa doa kita
tidak didengarkan Tuhan, karena tidak segera dikabulkan Tuhan dan
jangan sampai kita kecewa. Tanpa kenal lelah, kita semua harus menyadari
bahwa doa memberi kekuatan untuk kita semua. Selain berdoa kita juga
harus berusaha, karena jika hanya berdoa dan tidak berusaha maka tidak
seimbang, kita sudah mendengar ora et labora artinya berdoa dan
berusaha. Kita harus percaya kepada Tuhan bahwa Tuhan cinta kepada
kita sehingga kita juga harus melaksanakan ajaranNya.
d. Langkah III: Menggali pengalaman iman Kristiani
1) Salah seorang umat dimohon bantuannya untuk membacakan perikope
langsung dari Kitab Suci, Injil Matius 7: 7-12.
2) Umat diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi
merenungkan dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu
beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
a) Ayat-ayat mana saja yang menunjukkan hal-hal yang berhubungan
dengan berdoa dalam bacaan tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
b) Sikap-sikap mana saja yang ingin diajarkan Tuhan kepada kita semua
dalam bacaan tersebut?
3) Umat diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikope
sehubungan dengan jawaban atas 2 (dua) pertanyaan b. di atas.
4) Pendamping memberikan tafsir dari Injil Matius 7: 7-12 dan
menghubungkannya dengan tanggapan umat dalam hubungan dengan
tema dan tujuan, misalnya sebagai berikut:
Injil Matius 7: 7-12 merupakan perikope yang sangat mengesankan
dan menggambarkan tentang hal pengabulan doa. Ketekunan dalam doa
permohonan sangat perlu, karena doa itu pasti dikabulkan karena tujuan
utamanya ialah menambah kesadaran akan ketergantungan manusia pada
Allah. Ayat 7 ini merupakan ayat yang begitu indah dan didengarkan
karena serangkaian ajakan Tuhan dan pada akhirnya Tuhan akan
mengabulkan. Yesus menekankan pentingnya usaha yang berkepanjangan
dalam doa. Pada ayat 8 ini Tuhan lebih menekankan ajakannya agar tidak
henti-hentinya dan terus berusaha untuk memohon kepadaNya. Pintu yang
dimaksud disini adalah doa permohonan. Tuhan mengajarkan agar tidak
henti-hentinya untuk berusaha dan memohon. Secara lebih dalam, ayat 8
ini merupakan ayat yang berisi perbandingan dan setiap doa yang
dijalankan dengan tekun serta setia akan mendapat ganjarannya, orang
yang meminta, menerima dan mencari, mendapat. Tuhan senantiasa
membuka diriNya untuk mendengarkan doa-doa, ketoklah maka akan
dibukakan. Ayat 9 ini Yesus mengambil contoh apa yang terjadi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
hidup manusia agar manusia mudah memahami dan menyadari akan
makna doa itu. Maka Yesus memakai beberapa benda yang digunakan
untuk membandingkan, seperti batu dan roti. Selain itu, menekankan
bahwa Allah mendengarkan doa kita sebagai seorang Bapa bijaksana yang
senantiasa memberikan anaknya apa yang betul-betul dibutuhkan. Tuhan
sangat mencintai manusia dengan memberi apa yang dibutuhkan bukan
apa yang diinginkan. Pasti apa yang diberikan Tuhan merupakan yang
terbaik bagi manusia. Pada ayat 9 juga memberi kesadaran pada manusia
bahwa manusia juga hendaknya mengasihi sesamanya dan Tuhanpun lebih
besar mengasihi manusia.
Setiap doa yang benar mesti dilandasi oleh suatu kepercayaan
dasar bahwa Allah adalah “ibu-bapa” yang penuh kasih dan baik yang mau
mendengarkan permintaan anak-anaknya. Dalam doa perlu dibangun relasi
yang akrab dengan Allah Bapa yang dilandasi oleh kepercayaan akan
kasihNya tanpa syarat dan kebaikanNya yang tidak berkesudahan. Dengan
mengajukan pertanyaan “adakah seorang dari padamu yang memberi batu
kepada anaknya, jika ia meminta roti”, Yesus seolah-olah menantang dan
menyakinkan setiap orang untuk berdoa dengan motivasi utama yakni
percaya akan kasih dan kebaikan Allah.
Pada ayat 11 ini, Yesus menegaskan Bapa di surga adalah Maha
pengasih karena Bapa akan memberikan yang baik kepada manusia yang
meminta kepadaNya dengan berdoa. Selain itu, Yesus menyadarkan
manusia bahwa manusia yang memiliki banyak dosa, tahu dan paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
bagaimana memberi yang baik kepada sesama, maka Tuhan yang
bijaksana lebih tahu apa yang diminta manusia asalkan manusia mau
berdoa dan tidak henti-hentinya memohon kepadaNya. Di antara hal-hak
baik yang diberikan Bapa adalah semakin peka dalam menjalin hubungan
dengan Allah, dan karenanya manusia akan makin menyadari hubungan
dengan sesama sebagai saudara.
Selain usaha yang tekun serta relasi akrab dengan Allah dan
kepercayaan akan kasih dan kebaikanNya, doa yang sejati melahirkan aksi
nyata dan mengalirkan relasi kasih kepada orang lain. Ayat 12 ini
seringkali disebut aturan emas karena pada ayat 12 ini mengenai perlakuan
terhadap orang lain seperti menghendaki sesama memperlakuan hal yang
sama (khas dari Yesus). Cinta kepada sesama dirumuskan oleh Yesus
dalam bentuk suatu aturan emas atau golden rule yang menjadi sebuah
prinsip hidup “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”.
e. Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat konkrit
1) Pengantar
Dalam pembicaraan tadi kita sudah menemukan sikap-sikap mana
saja yang sudah diajarkan Tuhan. Sikap Yesus tadi menggambarkan bila
Tuhan cinta kepada kita semua, dan mengajarkan kekuatan doa. Seperti
tema APP KAS tahun 2011 yang lalu yaitu “orang Katolik sejati”, kita
harus bisa menunjukkan apabila kita ini orang Katolik sejati salah satu
caranya yaitu dengan berdoa kepada Tuhan, karena doa menjadikan kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dekat kepada Tuhan dan dengan berdoa kita bisa menemukan hidup yang
sejati. Kadangkala kita berdoa kepada Tuhan apabila mengahadapi cobaan
dan tidak meluangkan waktu untuk berdoa, tetapi bila doa kita tidak
dikabulkan kita kecewa. Maka dalam pertemuan ini, kita bersama dengan
Tuhan menyadari apabila menjadi murid Yesus tidak mudah, akan tetapi
lewat doa kita semakin kuat menjalani hidup di dunia yang semakin
modern.
a) Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan
menyandarkan diri pada Allah satu-satunya pedoman bagi langkah
hidup kita dalam menapaki hidup di dunia ini dengan berdoa, kita bisa
melihat situasi konkrit di lingkungan keluarga, masyarakat atau Gereja
dengan mencoba merenungkan pertanyaan-pertanyaan tersebut:
(1) Apa makna berdoa yang memberi kekuatan dalam hidup sebagai
murid Yesus apabila menghadapi cobaan di keluarga, masyarakat
atau Gereja?
b) Saat hening untuk merenungkan pribadi bacaan Injil tersebut dan
situasi konkret teman-teman untuk menjadi murid Yesus dengan
panduan pertanyaan di atas. Kemudian peserta diberi kesempatan
secukupnya untuk mengungkapkan hasil-hasil renungan pribadinya itu.
Akhirnya, sebagai bahan renungan dalam langkah konfrontasi ini
pendamping dapat memberi arah rangkuman singkat sesuai dengan
hasil-hasil renungan pribadi mereka, misalnya suatu contoh arah
rangkuman penerapan pada situasi umat:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Berdoa merupakan hal yang mudah tetapi banyak sekali cobaan
yang kita alami ketika berdoa, contohnya: kita lebih senang menonton
televisi daripada meluangkan waktu untuk berdoa. Doa memberi
kekuatan dalam hidup kita karena Tuhan cinta kita semua, jika kita
percaya padaNya pasti akan dikabulkan.
(Pendamping menunjukkan pisau yang menjadi salah satu
sarana). Teman-teman, hidup dan hati kita bisa kita umpamakan pisau
ini. Pisau ini menjadi baik dan bisa digunakan sebagaimana mestinya
karena dirawat/ diasah sehingga tidak mudah rusak atau berkarat.
Seperti halnya bagaimana cara kita membuat hidup bermakna dan
kuat, caranya dengan menjalankan ajaranNya dan jangan lupa tekun
dalam berdoa. Dengan tekun berdoa maka kita tetap kokoh dalam
menjalani hidup baik suka atau duka serta menjadi dekat dengan
Tuhan.
f. Langkah V: Mengusahakan aksi konkrit
1) Pengantar
Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan Yesus, setelah kita
bersama-sama menggali pengalaman kita menjadi murid Yesus lewat
cerita “Hidupku dalam kasih Tuhan”, Olin mengalami cobaan hidup yang
berat, tetapi Olin dengan sabar dan berdoa dalam menjalani hidup ini.
Seperti halnya hidup kita saat ini yang menghadapi banyak sekali cobaan
yang silih berganti bahkan seolah-olah tidak ada jalan keluarnya, tetapi
Tuhan tidak meninggalkan kita semua karena Tuhan ada di hati kita. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pengalaman iman Matius dalam Injilnya kita pelan-pelan paham siapa
Yesus sebagai Bapa sejati, yang memberi pertolongan dan cinta pada kita
semua. Tuhan mengajak kita supaya menyadari perlunya berdoa yang
memberi kekuatan dalam hidup. Dalam hidup kita diharapkan agar
menyadari bahwa Tuhan mendampingi dan membimbing kita sehingga
semua kesulitan serta permasalahan yang kita hadapi dapat teratasi.
2) Memikirkan niat-niat dan bentuk keterlibatan kita yang baru untuk lebih
meningkatkan pelayanan kita, khususnya dalam tugas kita sebagai orang
Katolik sejati. Berikut ini adalah pertanyaan penuntun dalam mewujudkan
niat-niat:
a) Niat-niat apa saja yang akan kita lakukan supaya kita dapat menyadari
kekuatan doa dalam hidup baik di lingkungan keluarga, masyarakat,
Gereja, terlebih di stasi Pojok?
b) Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam mewujudkan niatniat tadi?
3) Selanjutnya umat diberi kesempatan dalam suasana hening memikirkan
sendiri-sendiri tentang niat-niat pribadi/bersama yang akan dilakukan.
4) Niat-niat pribadi dapat diungkapkan untuk saling meneguhkan.
5) Kemudian, pendamping mengajak umat untuk membicarakan dan
mendiskusikan bersama guna menentukan niat bersama konkrit, yang
dapat segera diwujudkan agar mereka bisa memperbaharui sikap menjadi
murid Yesus dan orang Katolik yang sejati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
g. Penutup
1) Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, kemudian semua
bisa menyanyikan bersama lagu “Pujilah Semua Bangsa” (Lampiran 4).
2) Kesempatan hening sejenak untuk merenungkan isi lagu tersebut.
Sementara itu lilin dan salib diletakkan di tengah umat untuk kemudian
dinyalakan.
3) Kesempatan Doa umat spontan yang diawali oleh pendamping dengan
menghubungkan dengan kebutuhan dan situasi umat di stasi Pojok. Setelah
itu doa umat disusul secara spontan oleh umat yang lain. Akhir doa umat
ditutup dengan doa penutup dari pendamping yang merangkum
keseluruhan SCP ini.
4) Doa Penutup:
Tuhan Yang Maha Kuasa, kami semua berterimakasih atas berkah dan
pertolonganMu, sehingga kami semua bisa menyadari kekuatan doa dalam
hidup. Kami juga mengucapkan terimakasih karena Engkau telah
memanggil kami menjadi murid-Mu, semoga kami bisa menjadi orang
Katolik sejati. Ya Tuhan, Engkau telah membimbing dan mendampingi
kami ketika kami mengahadapi permasalahan hidup. Kadang kala kami
meninggalkan Engkau tetapi Engkau tetap cinta kepada kami semua. Kami
mohon, Tuhan membantu kami agar semakin menyadari bahwa doa adalah
bagian dalam hidup kami. Ya Tuhan, semoga Engkau menuntun hidup
kami dimana saja dan memberi kekuatan hidup melalui doa. Akhirnya,
semoga kami semua bisa meneladani sabda Tuhan dan menjalankanNya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dalam hidup ini. Doa ini kami serahkan kedalam tanganMu, dengan
perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus. Amin.
5) Lagu Penutup: “Tuhan Dengarlah Doaku Ini” (Lampiran 4).
H. Contoh Pendalaman Iman untuk Orang Tua
1. Identitas
a. Tema
: Memahami doa devosi dalam adorasi sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari perayaan Ekaristi.
b. Tujuan
:Bersama pendamping peserta diajak untuk memaknai
doa devosi dalam adorasi sebagai bagian dari
Ekaristi, sehingga dapat lebih mendalami arti
ekaristi sebagai puncak perayaan iman.
c. Peserta
: Orang Tua
d. Tempat
: Wisma Alouysius, Paroki St. Petrus dan Paulus
Klepu
e. Hari/tanggal
: Minggu, 6 Agustus 2017
f. Waktu
: 10.00 WIB
g. Model
: Shared Christian Praxis
h. Metode
: Sharing
Tanya jawab
Refleksi pribadi
Informasi
i. Sarana
: Lilin dan Salib
Madah Bakti “Tuhan Yang Mahakuasa” (Hal 399)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Teks Lagu “Tinggalah Bersama Aku”
Teks Kitab Suci Mat 6:5-15
Teks cerita “Kembalilah kepada Tuhan”
j. Sumber Bahan
: Mat 6:5-15
Panitia APP KAS. 2011. Ya Iki Wong Katolik Sejati.
Semarang, Hal 21
Martasudjita, 2000: 49.
LBI. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta,
Hal 136-137
LBI. Tafsir Injil Matius. Yogyakarta. Kanisius,Hal
151-152
2. Pemikiran Dasar
Pada kenyataannya masih banyak orang-orang pada zaman sekarang ini
yang kurang yakin dan percaya pada kebesaran kuasa Allah. Mereka masih
mempunyai keraguan di dalam hati mereka, dan beranggapan bahwa dengan
kuasa duniawi mereka lebih cepat menemukan kebahagiaan yang ingin dicapai
misalnya: tidak sedikit dalam sebuah keluarga yang saat ini mengikuti pesugihan,
percaya pada dukun, dan masih banyak lagi tindakan yang dilakukan dalam
keluarga hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hal tersebut
menandakan bahwa manusia lebih percaya pada hal magis bukan pada kebesaran
kuasa Allah. Selain itu, dalam hidup ini setiap manusia juga dihadapkan pada
situasi konkret yang dialami. Situasi konkret itu adalah terkadang manusia sering
lari dan mencari jalan pintas ketika menghadapi setiap masalah. Situasi sulit juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
sering dialami oleh orang Katolik sehingga dapat menimbulkan sikap ragu-ragu,
bimbang, cemas, takut bahkan kadang merasa Tuhan itu tidak adil pada hidup ini.
Selain itu, kita juga merasa tidak percaya pada Tuhan jika doa kita tidak kunjung
dikabulkan Tuhan. Pada dasarnya apa yang kita hadapi tersebut merupakan kuasa
Allah karena Allah yang menghendaki. Maka dari itu, manusia perlu semakin
dekat dengan Tuhan. Untuk menjadi dekat dengan Tuhan salah satu caranya
adalah melalui Devosi. Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan
seluruh pribadi kepada Allah dan kehendakNya sebagai perwujudan cinta kasih,
atau yang lebih lazim devosi adalah kebaktian khusus.
Dalam hidup keluarga sering terjadi relasi antar anggota keluarga sering
renggang karena ada perbedaan pendapa karena dalam keluarga tak jarang pula
sering terjadi debat atau pertengkaran tapi tak jarang pula kita juga merasakan
bahwa Allah berkuasa akan apa yang terjadi dalam hidup kita.
Injil Matius 6:5-15 mengajak kita untuk berdoa sesuai dengan ajaran
Yesus yaitu berdoa di tempat yang tersembunyi, hal tersebut memberi kesadaran
pada manusia bahwa hendaknya membangun hubungan akrab dengan Allah dan
percaya akan kuasa Allah. Yesus mengajarkan doa yang tidak bertele-tele dan
sederhana. Doa yang berasal dari hati yang menunjukkan relasi hubungan yang
intim dengan Allah.
Melalui pertemuan ini kita diajak supaya bisa menyadari hadirnya kuasa
Allah melallui devosi dalam hidup keluarga, sehingga iman semakin diteguhkan
dan mampu mengatasi kesulitan dalam hidup sehari-hari terlebih di keluarga.
Maka dengan keyakinan tersebut orang tidak lagi merasakan ketakutan ataupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
goyah disaat mengalami suatu kesulitan dalam hidup, terutama bagaimana kita
hidup dalam kehidupan keluarga. Dengan memiliki kesadaran dan keyakinan akan
kebesaran kuasa Allah, kita mampu mengusahakan diri agar dapat mengatasi
setiap kesulitan yang dialami di tengah keluarga.
3. Pengembangan Langkah-langkah
a. Pembukaan
1) Pengantar
Bapak/Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita menjadi satu
keluarga yang percaya pada Tuhan Yesus, untuk menyadari kuasa Allah
dalam hidup terlebih di tengah keluarga. Seperti yang sudah kita lihat
bersama bahwa pada zaman modern ini masih banyak orang yang masih
kurang yakin dan percaya pada kebesaran kuasa Allah. Mereka masih
memiliki keraguan dan belum mempunyai kesadaran akan kebesaran
kuasa Allah, misalnya: tak jarang pula masih ada keluarga yang percaya
pada kuasa magis dan seringkali hubungan dalam keluarga renggang
karena perdebatan. Dalam pertemuan kali ini, kita nanti juga akan
mendengarkan Injil Matius 6;5-15 yang mengisahkan
mengenai hal
tentang berdoa. Perikop tersebut ingin mengingatkan kepada stiap orang
agar terus tekun dalam dan berusaha untuk percaya akan kuasa Allah
dalam hidup terlebih dalam keluarga, dan dengan menyadari kuasa Allah
tersebut maka kita dapat mengatasi kesulitan yang kita alami dalam hidup
keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Bapak/Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, semoga dengan
pertemuan ini kita semakin percaya dan yakin bahwa dengan kuasa Allah
maka kita dapat mengatasi kesulitan yang kita alami dalam kehidupan
keluarga.
2) Lagu Pembukaan: Madah Bakti “Tuhan Yang Mahakuasa” Hal 399
3) Doa Pembukaan:
Allah Bapa Yang Maha Kasih, kami bersyukur kepadaMu atas
berkat dan rahmatMu yang telah Kau berikan sehingga kami dapat
berkumpul di tempat ini. Kami menyadari bahwa selama ini, kami belum
mempunyai kesadaran dan keyakinan yang kuat akan kebesaran kuasaMu.
Semoga dalam kesempatan ini kami bersama-sama dapat menumbuhkan
kesadaran dalam diri kami masing-masing akan kebesaran kuasaMu dalam
hidup kelurga. Dalam kesempatan ini, kami juga diajak untuk mendalami
Injil Matius 6:5-15 yang memberi pemahaman baru kepada kami bahwa
kuasa Allah hadir dan kuasaNya jauh lebih besar dan lebih ampuh
daripada kuasa manapun di bumi ini termasuk kuasa setan. Semoga apa
yang akan kami jalani bersama nanti dapat menjadikan kami sadar dan
yakin bahwa kesulitan dalam hidup kelurga pasti akan terselesaikan oleh
karena bantuanMu. Doa ini kami sampaikan kehadiratMu dengan
perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus. Amin.
b. Langkah I: Mengungkap pengalaman hidup umat
1) Peserta diajak untuk mendengarkan sebuah cerita “ Kembalilah kepada
Tuhan”, yang diambil dari: Sumber: KWI. 2003. Buku Guru PAK SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
kelas III. Seri Murid-Murid Yesus. Yogyakarta: Kanisius. Hal 103. (Teks
cerita terlampir)
Intisari cerita “Kembalilah kepada Tuhan”
Cerita tadi mengisahkan seorang Bapak yang bernama Bapak
John, awalnya ia memiliki kekayaan yang berlimpah dan dalam
hidupnya ia menjadi sombong, iri dan menindas orang yang lemah.
Pada suatu saat bisnis Pak John mengalami kemerosotan, dan
kekayaan mereka menjadi habis untuk membayar hutang. Kekayaan
melimpah yang dimiliki Pak John hilang seketika dan dengan itu
semua Bapak John akhirnya menyadari bahwa hal tersebut karena
kuasa Allah untuk menyadarkannya. dan akhirnya Pak John meminta
maaf kepada warga dan menjalin hubungan yang baik dengan warga.
2) Pengungkapan pengalaman: Umat diajak untuk mendalami cerita tersebut
dengan tutunan beberapa pertanyaan:
a) Ceritakanlah kesulitan Bapak John dalam menyadari bahwa kuasa
Allah itu hadir dalam hidupnya?
b) Ceritakanlah kesulitan yang teman-teman alami yang menyadarkan
bahwa kuasa Allah hadir dalam kehidupan keluarga? Apa yang
dimaksud dengan Devosi Ekaristi dan apa tujuannya menurut temanteman?
3) Suatu Contoh Arah Rangkuman
Dalam cerita tersebut menggambarkan ketika Pak John mengalami
kegagalan dalam hidupnya. Kekayaan yang dimiliki Pak John membuat ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
menjadi sombong dan seketika apa yang ia miliki hilang untuk membayar
hutang. Pak John menyadari bahwa kegagalan telah ditentukan oleh Allah
di dalam hidupnya agar ia menyadari segala tindakan yang telah ia
lakukan selama ini.
Begitu pula dalam pengalaman kita sehari-hari, terutama
pengalaman bapak/ibudi dalam kehidupan keluarga. Kehadiran kuasa
Allah itu bisa dirasakan lewat tindakan dan sikap kita sehari-hari terlebih
di tengah keluarga. Misalnya, keberhasilan yang kita capai/raih dalam
hidup keluarga, dapat memenuhi kebutuhan hidup kelurga, dapat
menyekolahkan anak merupakan contoh dari kuasa Allah yang selalu hadir
dalam hidup ini. Devosi Ekaristi adalah ungkapan iman kita kepada Tuhan
Yesus Kristus yang hadir dengan seluruh misteri penebusanNya
sebagaimana dirayakan secara sakramental dalam perayaan Ekaristi.
Perayaan iman Gereja yang menghadirkan Kristus dan seluruh misteri
penebusanNya berlangsung dalam Misa Kudus. Devosi Ekaristi juga
merupakan ungkapan lahir dari umat beriman kepada Tuhan Yesus Kristus
yang hadir dalam Ekaristi, dalam rupa roti dan anggur dan tidak bisa
dipisahkan
dari
keseluruhan
makna
teologis
Perayaan
Ekaristi
sebagaimana dipahami oleh Gereja. Meskipun seolah kita hanya
memandang dan menyembah Sakramen Mahakudus, yakni Kristus yang
hadir dalam rupa roti, kita sebenarnya sedang mengungkapkan pujian
syukur, sembah dan sujud, serta kekaguman atas misteri Allah yang
terwujud dalam karya penebusan Kristus yang dirayakan dalam Perayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Ekaristi. Devosi Ekaristi dapat dikatakan sebagai perpanjangan madah
syukur komuni. Devosi Ekaristi juga memungkinkan umat beriman untuk
menyampaikan segala isi hati dan perasaannya kepada Tuhan.
Bentuk-bentuk devosi Ekaristi dibagi menjadi dua yaitu secara
komunal atau bersama dan secara personal atau pribadi. Devosi Ekaristi
secara komunal meliputi adorasi Ekaristi, prosesi atau Perarakan
Sakramen Mahakudus, dan Kongres Ekaristi. Devosi Ekaristi secara
personal seperti doa syukur sesudah komuni saat Misa Kudus dan visitasi
atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus.
c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Umat
1) Umat diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita di atas
dengan dibantu pertanyan dan pemutaran film Kongres Ekaristi
Keuskupan Agung Semarang sebagai berikut:
a) Mengapa Bapak/Ibu sulit untuk menyadari kuasa Allah dalam hidup
keluarga?
b) Apa Kongres Ekaristi menurut Rm. E. Martasudjita?
2) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh umat, pendamping memberikan
arahan rangkuman singkat, misalnya:
Bapak/Ibu yang terkasih, tadi telah mengungkapkan kesulitan
dalam menyadari kuasa Allah dalam hidup keluarga, seperti contoh:
Bapak/Ibu kurang bersyukur atas apa yang Tuhan berikan dalam keluarga
karena apa yang kita minta tak sesuai dengan apa yang diberikan Tuhan.
Akan tetapi pada saat teman-teman menyadari akan peranan kuasa Allah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dalam menghadapi kesulitan di keluarga, kita semua seringkali
menanggapi peranan kuasa Allah dengan berdoa mengucap syukur kepada
Tuhan karena kesulitan hidup yang dialami mendapat pencerahan dan
pelan-pelan terselesaikan dan senantiasa tetap berdoa kepada Tuhan agar
selalu mendapat kekuataan. Bapak/Ibu yang terkasih dalam video tadi juga
telah dilihat bersama-sama pengalaman dari peserta yang mengikuti
Kongres Ekaristi. Berbagai kegiatan-kegiatan yang merangkul umat untuk
semakin tekun dalam doa juga ditunjukkan dalam video tadi. Ditampilkan
juga kesan-kesan peserta yang mengikuti Kongres Ekaristi yang pertama
di Keuskupan Agung Semarang.
Disampaikan juga oleh Rm E.Martasudjita,Pr bahwa Kongres
Ekaristi merupakan salah satu bentuk devosi. Kongres Ekaristi juga bisa
dikatakan melangkah bersama yang berarti umat beriman yang berkumpul
bersama untuk melangkah bersama mengadakan kegiatan-kegiatan,
memaknai Ekaristi, mendalami dan menghayati Ekaristi, dan pada
akhirnya diwujudnyatakan di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sejarah
Kongres Ekaristi pertama kali diadakan di Prancis pada abad ke-19 yang
diadakan empat tahun sekali. Perkembangan Kongres Ekaristi di Indonesia
pertama kali diadakan di Batavia pada tahun 1939. Di semarang pertama
kali diadakan Kongres Ekaristi dikarenakan ada faktor menurut Rm E.
Martasudjita, Pr yaitu gerakan yang hidup di tengah umat mengenai
Kongres Ekaristi Internasional di Kanada dan tahun Remaja yang
menggerakkan orang. Dengan diadakan Kongres Ekaristi ini diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
bahwa umat beriman semakin mendalami kekayaan yang agung dan luhur
dari Ekaristi dan bentuk-bentuk devosi Ekaristi. Umat juga diharapkan
dapat mengalami kekayaan misteri Ekaristi yang Agung yang menyentuh
dan menyapa dari seluruh kekayaan devosi-devosi Ekaristi. Umat juga
diharapkan dapat mengambil point-point apa yang bisa diambil untuk
perjuangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ditegaskan pula
bahwa melalui perarakan Sakramen Mahakudus berarti bahwa Tuhan hadir
tengah-tengah umat dan memberikan rahmat yang belimpah bagi mereka
yang mengandalkan kekuatan doa dan pertolongan dari Tuhan.
d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani
1) Salah seorang umat dimohon bantuannya untuk membacakan perikop
langsung dari Kitab Suci, Injil Matius 6:5-15 dan peserta lainnya membaca
teks foto copy yang telah dibagikan .
2) Umat diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi
merenungkan dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu
beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
a) Ayat-ayat mana saja yang menunjukkan kuasa cara berdoa yang sesuai
dengan ajaran Yesus? Mengapa?
b) Apakah cara berdoa anda sudah baik? Jelaskan!
3) Umat diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikop
sehubungan dengan jawaban atas 2 (dua) pertanyaan b. di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4) Pendamping
memberikan
tafsir
dari
Injil
Matius
6:5-15
dan
menghubungkannya dengan tanggapan umat dalam hubungan dengan tema
dan tujuan, misalnya sebagai berikut:
Ayat 6 merupakan jawaban dari ayat 5. Ayat ini merupakan
teguran terhadap kebiasaan doa yang dilakukan oleh orang-orang munafik.
Ayat 6 mengajarkan kita bahwa doa bukanlah suatu demonstrasi rohani
melainkan hubungan pribadi antara Allah dengan kita.
Ayat 7 dan 8 mengajarkan kita kalau berdoa jangan bertele-tele.
Sejujurnya dengan menaikan kata-kata yang indah dalam doa seperti
berpuisi apakah sebenarnya kita ingin menyenangkan hati Allah atau ingin
mendapat pujian dari manusia tentang keindahan doa kita? Kebanyakan
dari doa kita ketika berdoa kita sadar kita tidak sanggup untuk mengatasi
masalah-masalah yang kita hadapi, kita perlu bantuan dari Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan di sini :
a) Doa seharusnya berasal dari hati kita, baik apakah karena
kebutuhan kita atau karena memang kita memiliki suatu relasi
dengan Allah.
b) Kita dapat berdoa di mana saja karena Allah memang hadir.
c) Doa yang benar seharusnya merupakan suatu hubungan yang
pribadi dengan Allah bukan tradisi.
d) Karena berdoa berasal dari hati, hendaklah kita mengatakan isi hati
kita apa adanya kepada Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Ayat 9, memanggil Bapa kepada Allah menunjukkan bahwa kita
berdoa selayaknya seorang anak kepada bapanya. Sekali lagi doa
merupakan suatu relasi, yaitu antara seorang anak dengan bapanya.
Seharusnya kita tahu dan percaya bahwa kita itu anak Tuhan. Kita
memiliki akses kepada Tuhan sama seperti seorang anak kepada bapanya.
Jadi ayat 9 mengandung arti pujian dan komitmen kita kepada Tuhan.
Ayat 10,”datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi
seperti di dalam Surga”. Dengan sadar kita melepaskan kerajaan kita dan
menyerahkan hidup kita untuk turut dengan kehendak Tuhan. Kita harus
belajar mencari tahu apa yang menjadi kehenddak Tuhan dalam hidup kita
dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan hidup yang sesunguhnya.
Kehendak Allah adalah yang terbaik dalam hidup kita. Dengan berdoa
datanglah KerajaanMu, ini mengingatkan kita bahwa dunia membutuhkan
Tuhan. Adalah tugas kita untuk merealisasikan kerajaan Allah untuk
dinyatakan di muka bumi secara luas.
Ayat 11 merupakan permohonan supaya Tuhan mencukupkan
kebutuhan kita dalam hidup sehari-hari. Selain merupakan suatu
permohonan, ini juga merupakan suatu pernyataan iman bahwa kita hidup
sehari-hari berdasarkan kemurahan Allah. Hidup kita adalah suatu
kepercayaan yang diberikan Allah atas kita. Kalau kita mengerti bahwa
hidup adalah suatu kepercayaan yang diberikan Allah setiap hari, kita juga
tidak pelit untuk menjadi berkat bagi orang lain juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Ayat 12 adalah suatu permohonan supaya kita mendapatkan
ketenangan batin. Kita sering merasa gelisah sebagai akibat dari hati
nurani kita yang terusik oleh dosa yang kita lakukan atau karena perasaan
bersalah yang kita rasakan. Karena itu, kita memerlukan pengampunan
dari Allah untuk mendapatkan ketenangan batin. Pengampunan memiliki
dua aspek. Pertama yaitu menerima yang melegakan kita. Kedua adalah
suatu pelepasan dengan membuang segala kemarahan, kepahitan dan
kebencian kita. Untuk mendapatkan ketenangan batin hendaklah kita
hidup berdamai satu sama lain.
Ayat 13,”Janganlah membawa kami ke dalam percobaan..., apakah
Allah mencobai manusia? Dalam pikiran orang Yahudi, Tuhan maha tahu.
Segala sesuatu terjadi di dalam sepengetahuan Allah, termasuk percobaan
itu terjadi seizin dari Allah sehingga orang Yahudi mengatakan bahwa
percobaan itu terjadi dari Tuhan juga. Ayat 13 bukanlah suatu permohonan
bahwa kita akan dihindarkandari segala pecobaan. Ayat 13b merupakan
penutup bagi suatu doa, yaitu pernyataan iman dan pujian kepada Tuhan.
Di akhir doa kita percaya doa yang kita katakan adalah doa kepada Allah
Yang Maha Kuasa, Allah yang Maha mampu. Kata amin mengingatkan
kita bahwa kita setuju dan percaya akan siapa yang kita percayai.
Ayat 14 dan 15 menjelaskan adlah sulit untuk menerima
pengampunan dari Allah selama masih ada kebencian, kemarahan, dan
kepahitan yang mengganjal hati kita. Untuk mendapatkan ketenangan
batin hendaklah kita hidup berdamai satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
e. Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat konkrit
1) Pengantar
Dalam pembicaraan tadi kita sudah menemukan sikap-sikap
keyakinan yang dilakukan Yesus untuk menunjukkan kuasa Allah. Sikap
Yesus tersebut diterapkan dalam situasi Bapak/ibu terlebih dalam
keluarga. Bapak/Ibu yang terkasih, kita terpanggil untuk meneladan sikapsikap yang diperjuangkan Yesus Kristus. Meskipun dalam perjalanan
hidup kelurga, kita seringkali tidak mampu berbuat banyak karena
banyaknya tanggungjawab, tugas dan kesulitan yang harus kita selesaikan
dalam hidup keluarga. Namun dalam pertemuan kali ini yang merupakan
saat berahmat, Allah menyadarkan kembali sikap kita akan kuasa Allah
dalam keluarga, terlebih di dalam kehidupan masyarakat secara umum.
Dengan mengambil dari kisah cerita dan tanyangan film Kongres Ekaristi
umat semakin disadarkan kembali untuk semakin tekun dalam doa dan
lebih mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup sehari-hari.
2) Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan menyadari
sikap kita dalam usaha kita untuk semakin yakin akan kuasa Allah, dengan
merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
a) Sikap-sikap
mana
yang
bisa
kita
perjuangkan
untuk
dapat
mengandalkan akan kuasa Allah dalam mengatasi kesulitan hidup
keluarga?
3) Saat hening diiringi dengan musik instrumental dari laptop, untuk
mengiringi renungan akan pesan Injil dengan situasi konkrit Bapak/Ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
dengan panduan diatas. Kemudian peserta diberi kesempatan secukupnya
untuk mengungkapkan hasil-hasil permenungan pribadinya itu. Akhirnya
sebagai bahan renunagn dalam langkah konfrontasi ini pendamping dapat
memberi arah rangkuman singkat sesuai dengan hasil-hasil pribadi
mereka, misalnya sebagai berikut:
4) Suatu Contoh arah rangkuman penerapan pada situasi umat:
Yesus telah banyak menunjukkan kuasa Allah yang senantiasa
hadir dalam kita terlebih dalam hidup keluarga. Marilah kita kembali
menyadari sikap dan tindakan kita dalam menyadari kebesaran kuasa
Allah sebagai seorang manusia terlebih di tengah keluarga. Hendaknya
kita menjadi saksi Kristus di tengah keluarga kita dengan cara hidup
sebagai teladan kehidupan beriman yang percaya dan yakin akan
kuasaNya. Oleh karena itu, kita harus berani dalam menanggalkan hal-hal
yang mejauhkan dari Tuhan, misal: hal-hal magis/perdebatan tapi kita
hendaknya semakin berani untuk berpegang teguh dan percaya akan
kuasaNya dalam mengatasi kesulitan hidup keluarga. Tidaklah mudah
untuk yakin akan kuasa Allah seperti yang telah dilakukan orang Farisi
kepada Yesus. Namun dengan kekuatan dan keyakinan pasti kita mampu
meneladani Yesus tapi hanya dengan rahmat dan kekuataan Allah sendiri,
maka Allah pun akan memampukan kita untuk meneladan Yesus yang
percaya dan yakin akan kuasa Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
f. Langkah V: Mengusahakan Aksi Konkrit
1) Pengantar
Bapak/Ibu yang terkasih dalam Tuhan Yesus, setelah kita bersamasama menggali pengalaman kita menjadi murid Yesus lewat cerita
“Kembalilah kepada Tuhan”, dimana Bapak John memiliki kekayaan yang
melimpah tapi hilang seketika untuk membayar hutang, dan akhirnya ia
menyadari akan kuasa Allah dalam hidupnya, sehingga ia bertobat dan
mentaati ajaran Tuhan sehingga keluarga Bapak John menemukan
kedamaian dan mampu mengatasi kesulitan hidup. Demikianpun
pengalaman kita dalam keluarga yang kadang kita kurang bersyukur atas
apa yang Tuhan berikan dalam keluarga karena apa yang kita minta tidak
sesuai dengan apa yang diberikan Tuhan dan seringkali memang agak sulit
serta kecewa terhadap apa yang terjadi dalam keluarga, meskipun kita
berbuat yang terbaik demi keluarga karena kita mempunyai harapan dan
yakin terhadap keluarga dan terkadang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Dari pengalaman Lukas dalam Injilnya kita memahami akan kebesaran
kuasa Allah yang hadir dalam diri Yesus. Ia adalah Maha kuasa yang hadir
dan menyakinkan manusia bahwa jika yakin dan percaya maka kuasa
Allah akan mampu hadir untuk mengatasi setiap kesulitan. Akhirnya,
pengalaman kita dalam keluarga diterangi dengan teladan Yesus sendiri
sebagai Maha kuasa. Kita telah mendapat cara pandang baru, semangat
baru, harapan baru, kemauan untuk semakin mengandalkan kuasa Allah
dan meningkatkan penghayatan akan hadirnya kuasa Allah di tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
keluarga. Dalam seluruh perjalanan hidup keluarga kita, kita senantiasa
perlu menyadari bahwa Allah sungguh meneguhkan, dan hadir dalam
hidup kita terlebih di tengah keluarga, bahkan dalam kesulitan dan
permasalahan yang kita hadapi dalam hidup keluarga. Marilah kita
sekarang memikirkan niat dan tindakan apa yang dapat kita perbuat untuk
menyadari kuasa Allah dalam hidup keluarga.
2) Selanjutnya peserta diberi kesempatan dalam suasana hening selama 3
menit untuk memikirkan sendiri-sendiri tentang niat-niat
yang akan
dilakukan menyadari akan kehadiran kuasa Allah dalam hidup, sehingga
umat dapat mengatasi kesulitan dalam hidup baik dalam keluarga,
masyarakat, atau Gereja.
a) Niat-niat apa saja yang hendak bapak/ibu lakukan untuk dapat
mengandalkan akan kuasa Allah dalam mengatasi kesulitan hidup
keluarga?
3) Kemudian, niat-niat pribadi diungkapkan agar semakin menyadari bahwa
kuasa Allah hadir
dalam hidup ini dan dapat mewujudkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4) Kemudian, pendamping mengajak umat untuk membicarakan dan
mendiskusikan bersama guna menentukan niat bersama konkrit, yang
dapat segera diwujudkan agar mereka semakin menyadari akan kuasa
Allah dalam hidup keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
g. Penutup
1) Setelah itu salib dan lilin yang telah bernyala diletakkan di tengah-tengah
umat.
2) Kesempatan Doa umat spontan yang diawali oleh pendamping dengan
menghubungkan dengan kebutuhan dan situasi umat di Paroki St. Petrus
dan Paulus. Setelah itu doa umat disusul secara spontan oleh umat yang
lain. Akhir doa umat ditutup dengan doa penutup dari pendamping yang
merangkum keseluruhan SCP ini.
3) Doa Penutup:
Tuhan Yesus Kristus, Allah Maha Kuasa kami mengucap syukur atas
kuasaMu yang hadir dalam hidup kami terlebih di tengah keluarga.
Engkau telah memberikan teladan bagaimana untuk yakin dan percaya
akan kuasaMu. Engkau telah membimbing kami dalam menghadapi
bermacam kesulitan untuk tetap mengandalkan kuasaMu dalam hidup
keluarga. Tanpa bantuan dan kekuatan-Mu, kami sering tidak percaya dan
yakin akan kuasa-Mu. Oleh karena itu, buatlah kami semakin merasakan
kedamaian dan rasa syukur dalam hidup keluarga serta semakin menyadari
akan sikap percaya dan yakin sebagai hamba-Mu, sehingga kami mampu
menghidupi kuasaMu dan memberi kesaksian dalam hidup sehari-hari
khususnya di tengah keluarga. Semoga apa yang telah kami dalami
bersama ini dapat membuat kami lebih yakin akan kebesaran kuasaMu.
Dan dengan keyakinan tersebut, kami umat-Mu telah merencanakan niatniat yang akan kami laksanakan dalam hidup keluarga bagi perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
iman, semoga dengan bimbingan kuasa-Mu, niat-niat kami tersebut dapat
kami lakukan dengan sebaik mungkin sehingga kami dapat lebih
menyadari dan yakin akan kebesaranMu. Doa ini kami sampaikan dengan
perantaraan Kristus Tuhan kami.
4) Sesudah Doa Penutup, pertemuan diakhiri dengan menyanyikan lagu
“Mukjizat Itu Nyata”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini, akan disampaikan kesimpulan serta kritik dan saran dari
penulis. Adorasi Sakramen Mahakudus bagi umat di Paroki Santo Petrus dan
Paulus Klepu merupakan sumber yang mengalirkan segala rahmat yang mampu
membantu umat dalam meningkatkan hidup rohaninya. Namun penghayatan
Adorasi
kepada
Sakramen
Mahakudus
masih
perlu
ditingkatkan
dan
diperjuangkan secara terus-menerus agar sungguh menjadi sumber kekuatan
rohani bagi setiap umat.
A. Kesimpulan
Perayaan Ekaristi adalah kewajiban mutlak bagi setiap orang yang
mengimani Kristus. Namun terkadang kegiatan Ekaristi hanya terhenti sebagai
kegiatan di dalam gereja dan kadang pula diikuti sekedar untuk memenuhi
kewajiban. Hal tersebut tentu tidak selaras dengan ide dasar Ekaristi yang
sebenarnya adalah sarana untuk berpartisipasi dalam misteri penyelamatan Tuhan.
Oleh sebab itu lahirlah Adorasi Ekaristi dan devosi-devosi Ekaristi yang
lainnya sebagai sarana pemenuhan dari perayaan Ekaristi. Dalam Adorasi atau
devosi-devosi Ekaristi lainnya orang secara sadar dan bebas berpartisipasi dalam
karya keselamatan tersebut.
Efek dari karya keselamatan tersebut pertama kali dirasakan oleh pelaku
Adorasi atau devosi Ekaristi lainnya. Setelah itu, hendaknya pelaku Adorasi ini
membawa buah-buah keselamatan tersebut kepada orang lain melalui tindakan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tindakan yang dilakukan sehari-hari. Hal tersebut menjadi sarana pewartaan
keselamatan dari Tuhan yang efektif.
Adorasi yang dilakukan secara sehat menjadi sarana umat beriman untuk
berkomunikasi secara langsung dengan Tuhan. Rahmat kasih Allah juga secara
langsung memancar menyinari seluruh dunia ini melalui kapel-kapel Adorasi. Hal
ini menjadi jawaban atas ajakan Yesus untuk berjaga bersama-Nya satu jam saja
yang disampaikan kepada kita melalui para Rasul pada malam penangkapan-Nya.
Orang berdoa hadir untuk menemani Tuhan, walau pada faktanya Tuhan juga
yang hadir dan menemani kita pada saat yang sama untuk mendengar keluh-kesah
serta kepasrahan diri untuk situasi- situasi berat.
Dari kegiatan saling menemani itulah tampak sekali wujud kasih Allah
kepada umatnya dan kasih umat kepada Tuhannya. Hal ini menunjukkan sebegitu
dekatnya Tuhan pada umat-Nya. Ia tampil bukan hanya sebagai Tuhan yang
agung yang harus selalu disembah dan dipuja melainkan Ia hadir dengan
sederhana sebagai sahabat yang mau menemani dan mendengarkan kita semua.
Orang juga percaya Tuhan tidak hanya berhenti sebagai pendengar, Ia akan
berkarya denganmenanggapi seluruh isi hati yang telahdicurahkan kepada-Nya.
Hal-hal tersebut yang membuat Adorasi Ekaristi dan devosi-devosi
Ekaristi lainnya menjadi pemenuhan dan penyempurnaan atas Ekaristi dan iman
Katolik. Untuk menyikapi berbagai permasalah yang dialami oleh umat dalam
memahami dan menghayati Adorasi Sakramen Mahakudus di dalam kehidupan
sehari-hari, baik itu dalam kehidupan pribadi maupun bersama, maka diperlukan
adanya sebuah katekese yang membantu umat dalam memahami dan menghayati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Adorasi Sakramen Mahakudus. Dengan adanya katekese diharapkan mampu
membantu umat untuk meningkatkan hidup rohani umat dan kemampuan
mengaktualisasi dalam kehidupan sehari-hari dalam karya pelayanan di dalam
kehidupan bermasyarakat.
B. Kritik dan Saran
Sudah banyak sekali bermunculan kapel-kapel Adorasi. Hampir setiap
paroki memiliki ruangan yang dikhususkan untuk melakukan Adorasi Ekaristi.
Namun patut disayangkan, belum terlalu banyak umat yang berkenan berkunjung
untuk bertemu- sapa dengan Tuhan melalui Adorasi Ekaristi dan devosi-devosi
yang lainnya. Padahal seandainya orang mau menanggapi kegiatan istimewa ini,
sungguh akan sangat terasa bagaimana Tuhan hadir dan menyapa semua.
Percayalah Tuhan memiliki kerinduan yang sama bahkan mungkin lebih
dalam kepada umat-Nya. Hal ini yang menjadi modal pertama dalam melakukan
Adorasi atau devosi Ekaristi lainnya. Untuk selanjutnya akan menjadi sangat
sederhana dan menyenangkan, cukup hadir dan nikmati saja waktu bersama-sama
dengan Tuhan. Bukan berarti orang akan serta merta terlepas dari masalah atau
beban, tapi perlu diketahui bahwa Tuhan yang agung dan perkasa ada untuk
menghadapi semua masalah-masalah itu.
Terdapat banyak Paroki yang sekarang sudah menyediakan Kapel Adorasi.
Di Paroki Santo Petrus dan Santo Paulus Klepu misalnya, terdapat beberapa titik
Kapel Adorasi. Kapel yang paling mudah dijangkau dan (mungkin) sudah banyak
diketahui lokasinya adalah Kapel Adorasi Abadi di Goa Maria Ratu Perdamaian
Sendang Jatiningsih. Selain itu ada juga kapel di wilayah Pojok dan Kleben.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kapel-kapel Adorasi ini bersifat terbuka. Setiap orang, siapa pun, boleh
berkunjung dan berdoa kapan pun. Hal ini yang selama ini masih dinilai kurang.
Sering kali yang berkunjung ke kapel Adorasi adalah orang-orang yang sama. Itu
pun sebagian karena memang secara sadar ingin melakukan dan sebagian sekedar
memenuhi tanggung jawab atas kesepakatannya melakukan Adorasi.
Padahal sudah banyak hal baik yang secara nyata muncul di dalam hidup
para pelaku Adorasi. Hal ini akan tampak dalam lampiran, dimana terdapat
banyak kesaksian tentang hal baik yang diterima sebagai karunia oleh para pelaku
Adorasi.
Saran penulis bagi pelaku Adorasi adalah selayaknya para pelaku Adorasi
menjadi terang dan garam bagi sesama. Melakukan perwartaan sebagai saksisaksi karya Allah yang luar biasa dalam peristiwa Adorasi. Selain itu pelaku
Adorasi sudah selayaknya semakin berperilaku yang menunjukkan pribadi yang
semakin dekat dalam relasi dengan Allah. Dan perlu diketahui juga bahwa Allah
sendiri adalah Kasih. Dan Kasih itu adalah cara bertindak Allah yang paling
mendasar.Kasih itu menjadi sumber hukum yang terpenting dan utama (lih. Mat
22:40; Yoh 15:12; Kol 3:4; Yak 2:8). Dalam hal ini berarti bahwa semakin dekat
dengan Allah juga dekat dengan sesama. Sebagai contoh Teresa dari Calcuta
menghidupi kasih Ekaristi melaui sebuah penyerahan seluruh hidupnya untuk
melayani sesama bahkan sampai akhir hidupnya.
Maka dari itu, Adorasi yang merupakan perpanjangan dari Ekaristi itu
sendiri adalah tempat untuk belajar. Sebagai manusia diharapkan untuk tidak
mementingkan ego diri sendiri dan tidak hanya memikirkan kehendak pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
saja. Tetapi orang juga diajak untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia
yang solider. Karena Gereja sendiri melalui ajaran social Gereja mengajak umat
untuk solider terhadap sesama. Dalam perayaan Ekaristi di akhir perayaan, umat
diutus untuk mewartakan kabar gembira dan karya penebusan Yesus. Oleh karena
itu, melalui Ekaristi dan Adorasi kepada Sakramen Mahakudus, Semua diajak
untuk menumbuhkan dan mewujudkan budaya kasih itu di dalam masyarakat
bahkan di tengah-tengah dunia. Seperti halnya tertulis dalam Kitab Suci bahwa
iman tanpa perbuatan adalah mati. Maka dari itu, sebagai hambaNya dituntut
untuk tidak hanya berhenti di dalam doa saja, tetapi juga harus mengimbanginya
dengan perbuatan-perbuatan kasih sebagai perwujudan iman kepada Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Bergant, Dianne, dkk.(Ed). (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta:
Kanisius.
Cantalamessa, Raniero. (1994). Ekaristi Gaya Pengudusan Kita. Ende: Nusa
Indah.
Crichton, J.D. (1987). Perayaan Ekaristi: Peran Serta Umat Dalam Ibadat.
Yogyakarta: Kanisius.
Hartanta, Fl., dkk. (2012). Menimba Rahmat Adorasi. Yogyakarta: Paroki Klepu.
Hayon, Nicolaus. (1986). Ekaristi Perayaan Dalam Bentuk Tanda. Ende: Nusa
Indah.
Heuken, Adolf. (1975). Ensiklopedi Populer Tentang Gereja. Jakarta: Yayasan
Kanisius.
Konferensi Waligereja Indonesia. (2010). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius.
Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana,
Penerjemah). Jakarta: Obor (Dokumen asli diterbitkan tahun 1962).
__________. (2014). Ecclesia de Eucharistia. Jakarta: Departemen Dokumentasi
dan Penerangan Konferensi Wali Gereja Indonesia.
__________. (2010). Lumen Gentium.Jakarta: Departemen Dokumentasi dan
Penerangan Konferensi Wali Gereja Indonesia.
KrispurwanaCahyadi, T. (2012). Ekaristi dan Dunia Kehidupan. Yogyakarta:
Kanisius.
Martasudjita, E. (2003). Sakramen- Sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius.
__________.(2005). Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral.
Yogyakarta: Kanisius.
__________. (2007). Adorasi Ekaristi: Tuntunan Ringkas. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (2008). Kongres Ekaristi Apa Itu?. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (2012). Ekaristi: Makna dan Kedalamannya Bagi Pengutusan Di
Tengah Dunia. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (2014). Mencintai Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (2016). Ekaristi: Sumber Peradaban dan Kasih. Kanisius.
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
__________. (2016b). Ekaristi Sumber Peradaban Kasih. Yogyakarta: Kanisius.
O‟Collins, G., dkk. (1996). Kamus Teologi.Yogyakarta: Kanisius.
Pusat Musik Liturgi. (2000). Madah Bakti: Buku Doa dan Nyanyian. Yogyakarta:
PML.
Self, D. (2009). Paulus.Yogyakarta: Kanisius.
Sumarno DS, M. (2006). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama
Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki Semester V,
Program Studi IPPAK, USD.
Tim Warta Paroki. (2010). Buku Kenangan Hari Jadi Paroki Santo Petrus dan
Santo Paulus Klepu ke- 80. Yogyakarta: Paroki Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1: Kesaksian Iman
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2: Foto Prosesi
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3: Doa dalam Adorasi Sakramen Mahakudus
Litani Kehadiran Allah (MB. 18)
Hadirlah di sini ya Allah, tinggallah di tengah kami.
Hadirlah di sini, terangilah hidup kami.
Bukalah mata hati kami, agar kami melihat Engkau.
Gerakkanlah hati kami, agar selalu mengharapkan Dikau.
Tunjukkanlah bahwa Engkau dekat, agar kami meraskan kehadiranMu.
Tunjukkanlah kekuatanMu dan bebaskanlah kami.
Hadirlah di sini, supaya kami hidup.
Engkau kuat laksana api, kobarkan semangat kami.
Engkau fajar di pagi hari, terangilah mata kami.
Allah segala kekuatan, Allah bagi manusia.
Tunjukkanlah wajahMu, berilah kami hidupMu.
Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati.
Dekatlah pada kami, agar kami hidup.
Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami.
Dari abad ke abad, Engkau selalu setia.
Untuk masa kini pun, Engkaulah Allah bagi manusia.
Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat meilhat Engkau?
Engkau jauh tidak terhingga, namun dekat pula.
Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami.
Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati.
Bila Engkau tidak ada, apa gunanya kami hidup.
Jadilah nafas kami, darah dalam nadi kami.
Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada.
Kami ingin melihat Engkau sungguh dan dari dekat.
Bukakanlah tanganMu, agar kami mendapat makan.
Janganlah berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati.
Jangan biarkan kami kembali menjadi debu.
Utuslah RohMu, agar segalanya menjadi baru.
Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin.
Untuk semua maunsia, yang tua dan yang muda.
Engkau lubuk segala hati, terang hati kami.
Kami berseru kepadaMu, hadirlah di sini.
Di tempat ini, jadilah damaiMu.
Di dalam rumah kami, tinggallah damaiMu.
Tampakkanlah diriMu, dan ciptakanlah damai.
Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan.
Jadilah Engkau masa depan, bagi hidup kami di sini.
Pada Dikau kami percaya, dalam gDikau yang hidup.
Engkau tidak pernah mengecewakan orang yang percaya padaMu.
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4: Kumpulan Lagu untuk Adorasi Sakramen Mahakudus
a. Kusiapkan Hatiku Tuhan
Kusiapkan hatiku Tuhan tuk dengar FirmanMu saat ini
Kusujud menyembahMu Tuhan dalam hadiratMu saat ini
Curahkan urapanMu Tuhan bagi jemaatMu saat ini
Ku siapkan hatiku Tuhan tuk dengar FirmanMU saat ini
FirmanMu Tuhan tiada berubah
Dahulu sekarang, selama-lamanya tiada berubah
FirmanMu Tuhan penolong hidupku
Kusiapkan hatiku Tuhan tuk dengar FirmanMU
b. SabdaMU Bagai Air Segar
SabdaMu Bapa bagai air segar
Sejuk dan damai saat ku dengar
Mengalir tenang tiada henti
Sumber hidup dan kasih sejati
SabdaMu Bapa bagai air segar
Membasahi, menyuburkan bumi
Menggugah jiwa segarkan hati
Tuk bersaksi
Refr.
Dorongah diriku ini jadi saksi kasih Illahi
Berbekal sabdaMu wartakan janji
Bekerja di ladangMu jadi saksi abadi
Hari ini sampai akhir nanti
c. Dalam TanganMu
Dalam tanganMu Tuhan ku serahkan hidupku 2x
Engkau menyelamatkan kami Tuhan, Allah yang benar
Ku serahkan hidupku
Terpujilah Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Dalam tanganMu ya Tuhanku serahkan hidupku
d. Tantum Ergo
Tantum Ergo sacramentum
Veneremur cernui
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Et antiquum documentum
Genitori genitoque
Laus et jubilatio
Salus, honor, firtus quoque
Sit et benedictio
Procedenti ab utroque
Compar sit laudatio
e. Panis Angelicus
Panis Angelicus fit panis hominum
Dat panis caelicus figures terminum
O resmirabilis manducat Dominum pauper,
Pauper servus et humilis, pauper sevus et humilis
f. Jesus Dulcis Memori
Yesus roti dari surga
Yang memberi hidup jiwa
Pada yang lapar dan haus
Kepuasan diberi Yesus 2x
Yesus roti kehidupan
Dan jaminan kebangkitan
Berilah hidup abadi
Dan bahagia pada kami 2x
Yesus dalam Hosti Suci
Terimalah sembah kami
Kami bersyukur kepadaMu
Karena cinta dan kurbanMU 2x
g. Adoramus te Domine
o....... adoramus te Domine
(dinyanyikan berulang-ulang)
h. Adoramus Jesu Christe
Adoramus te Jesu Christe
Alleluia, Alleluia 2x
Et laudemus te, Alleluia 2x
(dinyanyikan berulang-ulang)
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i. Pujilah Tuhan
Pujilah Tuhan, pujilah namaNya
Pujilah Tuhan, sumber kehidupan
(dinyanyikan berulang-ulang)
j. Penuhi kami ya Tuhan
Penuhi kami ya Tuhan
Dengan damaiMu
Penuhi kami ya Tuhan
Allelui
(dinyanyikan berulang-ulang)
k. Dalam Tuhan
Dalam Tuhan aku bersyukur
Dengan lagu pujian
Tuhanlah penyelamatku
Dalam Dialah suka-cita, dalam Dialah suka-cita
(dinyanyikan berulang-ulang)
l. Janganlah cemas
Janganlah cemas, janganlah takut
Di dalam Tuhan berlimpah rahmat
Janganlah cemas, janganlah takut
Serahkan Tuhan
m. Hati Yesus bagai laut
Hati Yesus bagai laut penuh kemurahan
Siang malam mohon patut akan perjanjian 2x
Hati Yesus bagai puri penuh kekayaan
Kami mohon memasuki menyambut santapan 2x
Hati Yesus matahari penuh sinar indah
Kami mohon disinari dengan sinar berkah
n. Ya Hati Yesus Raja Cinta
Ya hati Yesus Raja cinta ditembusi tombak bengis
Yang rela menanggung sengsara demi selamat dunia
Ampunilah kami ya Tuhan sebab besarlah kasihMu
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ya hati Raja cinta sumber kasih yang abadi
Dengan darahMu yang terindah Kau pulihkan dosa kami
Oh alangkah kejamnya kami terus menyakitiMu
Ampunilah kami ya Tuhan sebab besarlah kasihMu
Ya hati Yesus Raja cinta terimalah hati kami
Yang dengan rela kami serah pemabalas kasihMu mesra
Nyalakanlah senatisa cintaku akan Dikau
Ampunilah kami ya Tuhan sebab besarlah kasihMu
o. Siapkanlah Tuhan Datang
Siapkanlah Tuhan datang
Siapkanlah, berjagalah
(dinyanyikan berulang-ulang)
p. Pujilah Semua Bangsa
Pujilah semua bangsa, puji Tuhan kita
(dinyanyikan berulang-ulang)
q. Tuhan Dengarlah Doaku Ini
Tuhan dengarlah doaku ini, hadirlah di sini
Tuhan dengarlah doaku ini, dengarkanlah aku
(dinyanyikan berulang-ulang)
(14)
Download