PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI PERPANJANGAN EKARISTI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Bagus Efendi NIM: 101124063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan kepada: Tuhan Yesus dan Alm. kedua orang tua saya Keluarga besar saya dan siapa saja yang telah mendukung saya dengan caranya masing-masing selama kuliah di PAK-USD Yogyakarta hingga selesainya penyusunan skripsi. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “Mintalah, maka akan diberikan; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”. (Mat 6: 7) v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 29 Agustus 2016 Penulis Bagus Efendi vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama : Bagus Efendi Nomor Mahasiswa : 101124063 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI PERPANJANGAN EKARISTI beserta perangkat yang diperlukan (bila ada) saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 29 Agustus 2016 Penulis, Bagus Efendi vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Judul skripsi ini adalah ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI PERPANJANGAN EKARISTI. Skripsi ini membahas tentang peran Adorasi Ekaristi sebagai suatu devosi terhadap Sakramen Ekaristi. Alasan mendasar bagi penulis mengambil judul skripsi tersebut adalah masih kurangnya informasi tentang Adorasi Ekaristi di kalangan umat profan, khususnya di paroki santo Petrus dan santo Paulus Klepu, Sleman, Yogyakarta. Disadari bahwa kegiatan Adorasi ini sedang bergeliat di berbagai daerah, namun ternyata di kalangan umat awam masih sedikit yang mengetahui apa itu Adorasi. Oleh karena itu perlu kiranya untuk memperkenalkan kembali Adorasi Ekaristi di kalangan umat. Skripsi ini terdiri atas 5 bab. Dibuka dengan pendahuluan, Pengertian Adorasi Ekaristi, Sejarah, dan Perkembangan, Sejarah, Pengertian, dan Perkembangan Ekaristi, Adorasi Sakramen Mahakudus Sebagai Perpanjangan Ekaristi, dan yang terakhir Penutup. Membicarakan Adorasi sama dengan berbicara mengenai kebaikan Tuhan dan cinta kasih-Nya terhadap kita sebagai umat. Tuhan yang merindukan kita, bisa kita jumpai dengan Adorasi. Adorasi menjadi sarana untuk umat bertemu secara langsung terhadap Tuhan. Usaha yang dilakukan oleh penulis untuk menjawab pertanyaan tentang kurangnya pemahaman dan penghayatan adorasi Ekaristi adalah dengan cara mengadakan rekoleksi model katekese Shared Christian Praxis (SCP) di Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu selama 3 bulan berturut-turut. Penulis berharap, skripsi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat terutama sebagai sarana informasi mengenai Adorasi. Semoga Adorasi bisa terus berkembang demi kebaikan setiap orang. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT The title of this undergraduate thesis is THE ADORATION OF THE SACRAMENT OF EUCHARIST AS THE EXTENSION OF EUCHARIST. This undergraduate thesis is exploring about the role of Adoration as a devotion to the Sacrament of Eucharist. The reason of the writer in deciding this title is the lack of information about Adoration for the people, especially in Santo Petrus dan Santo Paulus Parish Klepu, Sleman, Yogyakarta. It is recognized that the Adoration activity is alive in many places, but among the faithful there are not many people who know about what is adoration. That is why the reintroducing of Adoration is needed for the people. This undergraduate thesis is consisting of 5 parts. It is opened by the Opening, the understanding of Eucharist, history, and its development, the second part is History, Understanding, and the development of Adoration, The third part is Adoration as the extension of the Eucharist, and the last part is the conclusion. Discussing about adoration is equal with discussing about God’s love and His kindness to us as His people. God, who is missing us, can be found in Adoration. Adoration becomes the way for the people to find God directly. To answer such problems and challenges I propose a recollection program, in the catechesis model of Shared Christian Praxis (SCP) for the Parish of Santo Petrus dan Paulus Klepu. The writer is hoping that this undergraduate thesis can be useful for the people especially as a tool to get information about Adoration, hoping that Adoration can be developed for the goodness of the people. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena segala kebaikan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI PERPANJANGAN EKARISTI. Skripsi ini merupakan karya ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan di FKIP-JIP-Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini disusun atas dasar keprihatinan penulis terhadap kurangnya pemahaman umat mengenai Adorasi Sakramen Mahakudus yang berkaitan dengan perayaan Ekaristi. Proses penulisan Skripsi ini berjalan dengan baik karena dukungan dan kebaikan dari banyak orang sehingga memampukan penulis untuk tetap semangat meskipun banyak tantangan dan kesulitan yang dialami. Penulis sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah menyumbangkan ide dan gagasannya, kemudahan dan kesempatan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. F.X. Heryatno W.W. SJ., M.Ed selaku Kaprodi PAK Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan membimbing dan mendukung penulis selama kuliah di kampus PAK-USD. 2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ sebagai pembimbing utama dalam skripsi ini yang penuh kesabaran, kerelaan, kemudahan dalam mendampingi, membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini dari awal hingga selesai. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum sebagai dosen penguji II sekaligus dosen pembimbing akademik yang memberi semangat, keramahan, masukan dan dukungan serta kelancaran baik selama kuliah dan secara khusus dalam penyusunan skripsi ini. 4. Yoseph Kristianto, SFK.,M.Pd sebagai dosen penguji III yang bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan dan dukungan kepada penulis. 5. Para dosen dan staf karyawan yang telah membimbing dan memberi dukungan selama penulis kuliah di PAK Sanata Dharma Yogyakarta. 6. Emanuel Maria Supranowo yang telah membantu saya untuk tekun dalam doa Adorasi Sakramen Mahakudus dan memberikan saya wejangan yang sama seperti Yesus memberikan wejangan kepada para murid yaitu bertolaklah ke tempat yang dalam. 7. Tri Widianto dan teman-teman OMK St. Petrus dan Paulus Klepu yang selalu memberikan semangat dan doa selama saya berproses mengerjakan skripsi. 8. Yunarto selaku pegawai sekretariat Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu yang berkenan untuk meminjamkan buku Adorasi. 9. Teman-teman seperjuangan selama kuliah, angkatan 2010 yang telah memberi dukungan, semangat, kegembiraan dan kebersamaan yang meneguhkan dalam perjuangan selama studi bersama di PAK-USD. 10. Alm. Kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan dan memberikan perhatian yang istimewa dan segenap anggota keluarga saya yang memberikan semangat dan dukungan selama penulis menempuh studi di Yogyakarta. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dan penulis membutuhkan koreksi dari pembaca, baik dari segi penulisan maupun dari segi isi. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih. Yogyakarta, 29 Agustus 2016 Penulis Bagus Efendi xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvi BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 5 D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 6 E. Metode Penulisan .......................................................................... 6 F. Sistematika Penulisan .................................................................... 7 BAB II. PENGERTIAN ADORASI EKARISTI, SEJARAH, DAN PERKEMBANGANNYA ................................................................ 8 A. Sejarah Ekaristi ............................................................................. 8 B. Pengertian Ekaristi ........................................................................ 13 C. Makna Ekaristi .............................................................................. 17 D. Ekaristi dan Tanggungjawab Sosial .............................................. 18 E. Sejarah Dan Pengertian Adorasi Ekaristi ...................................... 21 F. Waktu Untuk Adorasi ................................................................... 25 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G. Tempat Adorasi ............................................................................. 27 H. Tata Cara Melakukan Adorasi ...................................................... 30 I. Perkembangan Adorasi dalam Gereja ........................................... 32 1. Adorasi Menurut Konsili Vatikan II ....................................... 32 2. Adorasi Ekaristi Dalam Sacrosanctum Concilium .................. 33 3. Adorasi Ekaristi Dalam Presbyterum Ordinarium .................. 33 4. Adorasi Ekaristi Menurut Paus Yohanes Paulus II dan Benedictus XVI ....................................................................... 34 J. Makna Adorasi Sakramen Mahakudus ......................................... 37 BAB III. ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI PERPANJANGAN EKARISTI DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU .................................................................. 38 A. Paroki Santo Petrus dan Paulus ..................................................... 38 B. Adorasi Ekaristi Menjadi Perpanjangan Ekaristi .......................... 40 BAB IV. USULAN PROGRAM UNTUK PENGHAYATAN ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS BAGI UMAT DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU ................................................... 45 A. Latar Belakang Pemilihan Program .............................................. 46 B. Alasan Pemilihan Tema ................................................................ 48 C. Rumusan Tema dan Tujuan .......................................................... 50 D. Penjabaran Program ...................................................................... 52 E. Petunjuk Pelaksanaan Program ..................................................... 56 F. Contoh Persiapan Program Katekese SCP untuk Umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu .......................................... 57 1. Identitas ................................................................................... 57 2. Pemikiran Dasar ...................................................................... 59 3. Pengembangan Langkah-langkah ........................................... 61 G. Contoh Pendalaman Iman untuk Remaja ...................................... 75 1. Identitas ................................................................................... 75 2. Pemikiran Dasar ...................................................................... 76 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Pengembangan Langkah-langkah ........................................... 78 H. Contoh Pendalaman Iman untuk Orang Tua ................................. 90 1. Identitas ................................................................................... 90 2. Pemikiran Dasar ...................................................................... 91 3. Pengembangan Langkah-langkah ........................................... 93 BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 109 A. Kesimpulan ................................................................................... 109 B. Saran dan Kritik ............................................................................ 111 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 114 LAMPIRAN Lampiran 1: Kesaksian Iman .............................................................. (1) Lampiran 2: Foto Prosesi .................................................................... (7) Lampiran 3: Doa dalam Adorasi Sakramen Mahakudus .................... (10) Lampiran 4: Kumpulan Lagu untuk Adorasi Sakramen Mahakudus... (11) xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8. Yoh : Yohanes Luk : Lukas Kor : Korintus Mat : Matius Mrk : Markus Kol : Kolose Yak : Yakobus B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja CT : Catechesi Tradendei, Anjuran Apostolik Paus Yohanes II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979. DS : Kumpulan-Ringkasan pengakuan Iman dan dokumen Gereja. EE : Ecclesia De Euchristia, Surat Ensiklik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, imam, dan diakon, penyandang hidup bakti, xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pria dan perempuan dan segenap para beriman tentang Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja, 17 April 2003. LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964. PO : Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pelayanan dan Penyesuaian Hidup Religius, 28 Oktober 1965. RS : Redemptionis Sacramentum, Intruksi VI Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau pun dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 25 Maret 2004. SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II mengenai Liturgi, 4 Desember 1965. SCar : Sacramentum Caritatis, Anjuran Apostolik Pasca-Sinode Paus Benedictus XVI kepada para uskup, imam, biarawan-biarawati, dan kaum beriman awam mengenai Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan serta Perutusan Gereja, 22 Februari 2007. C. Singkatan Lainnya Rm : Romo Pr : Projo DSA : Doa Syukur Agung Art : Artikel SCP : Shared Christian Paxis KWI : Konferensi Waligereja Indonesia MB : Madah Bakti xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada mulanya manusia dicipta mengemban tugas mulia dari Allah. Hendaklah manusia berkembang, beranak-pinak, memenuhi dan menguasai bumi. Namun janganlah lupa bahwa hidup ini adalah titipan ujian. Yang dimaksud dengan titipan ujian adalah bahwa pada kehidupan ini kita akan berkutat dengan ujian-ujian dan cobaan dari Allah. Ujian-ujian tersebut menjadi sarana bagi manusia membuktikan kualitas dan kapasitas cintanya kepada Allah dan hukumNYA. Manusia bisa membuktikan kapasitas cinta yang besar kepada Allah apabila ketika berhadapan dengan setiap cobaan-cobaan dari Allah dia tetap berpegang pada ajaran kasih Allah. Hal ini seperti yang terjadi pada kisah Nabi Ayub. Betapa Ayub bertubi-tubi menghadapi ujian dari Allah, namun dia tetap pasrah dan berserah pada Allah. Hal ini menunjukkan kapasitas kasih kepada Allah yang luar biasa. Sedemikian pula halnya dengan kualitas kasih kepada Allah. Banyak kisah yang menunjukkan kualitas kasih yang istimewa pada Allah. Bisa mengambil contoh dari kisah para martir dan para rasul. Bagaimana Stefanus rela dirajam demi mempertahankan kasihnya pada Allah. Demikian pula Petrus yang mati tersalibterbalik, dengan kepala di bawah karena ia merasa tidak layak mati dengan cara yang sama dengan Yesus sang guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Generasi pada zaman sekarang menjadi generasi yang beruntung. Orang terlahir pada zaman ketika Gereja sudah mapan. Orang tidak mengalami masa Gereja in diaspora atau masa dimana Gereja menyebar. Orang juga menjumpai pertentangan dengan hukum, bahkan sudah mendapat perlindungan hukum karena Gereja sudah diterima dan diakui masyarakat. Orang juga tidak perlu bersembunyi ketika beribadah. Namun demikian, bukan berarti Gereja jaman sekarang tidak memiliki tantangan. Dalam hal ini, harus diinsyafi bahwa Gereja tetap memiliki gelombang tantangan yang tidak mudah untuk dilalui. Berhadapan dengan budaya jaman yang berpotensi menggerus iman. Budaya kebersamaan mulai bergeser dengan individualitas. Banyaknya jumlah umat yang berpindah haluan juga menjadi bahan refleksi yang baik bagi semua orang bahwa ternyata Gereja bukan tanpa ancaman. Ancaman-ancaman yang dahulu muncul hanya bertransformasi. Dahulu orang dituntut mengingkari iman dengan ancaman pidana, siksaan, bahkan pembunuhan tetapi sekarang orang mendapat penawaran untuk mengingkari iman dengan cara yang lebih halus dan menjanjikan kenikmatan dunia. Contoh godaan jaman sekarang antara lain teknologi yang diterima dengan ketidaksiapan. Hal yang seharusnya membantu meringankan beban justru menjadi penghambat iman, contohnya TV yang menjadi sarana informasi justru menjadi penghambat umat untuk beribadah karena tontonan-tontonan yang lebih menarik dari homili Romo. Ada ungkapan bahwa hal yang lebih sukar daripada memenangi suatu pertandingan adalah mempertahankan kemenangan itu. Saat ini anggaplah Gereja sudah memenangi suatu pertandingan dengan adanya pengakuan dan penerimaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 dari dunia. Bukan berarti hal tersebut menjadi akhir perjuangan bagi Gereja. Masih banyak perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan dan mempertahankan anggota-anggota Gereja. Menyadari akan hal itu, perlu disadari bahwa perlu ada “senjata” untuk menghadapi tantangan-tantangan jaman tersebut. Selain tindakan nyata yang berlandaskan cinta dan kasih sayang, tentu senjata utama yang harus dimiliki adalah doa dan devosi. Ada banyak devosi yang dimiliki Gereja. Sebut saja devosi kepada Bunda Maria dan devosi Sakramen Maha Kudus sebagai contohnya. Devosi kepada Sakramen Mahakudus saat ini cukup gencar dilakukan di berbagai daerah. Salah satu bentuk devosi yang sering dilakukan adalah Adorasi Sakramen Mahakudus. Banyak yang menyatakan bahwa hati terasa lebih nyaman dan lega setelah berhadapan secara langsung dengan Allah dalam wujud Sakramen di kapel-kapel Adorasi. Selain itu tidak sedikit juga yang menyatakan telah merasakan anugerah dari Allah setelah melakoni Adorasi secara berturutturut. Munculnya kesaksian-kesaksian pasca Adorasi mampu menguatkan iman umat Gereja. Anugerah yang muncul dari adorasi bukan semata untuk individu yang beradorasi tetapi nyata untuk orang-orang lain di seluruh penjuru dunia. Kasih Allah memancar dari kapel Adorasi tersebut secara langsung dan menyentuh hati setiap manusia. Kesaksian-kesaksian pasca adorasi menjadi pendorong semangat yang nyata bagi umat Allah dan hal inilah yang semakin menguatkan iman akan Dia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Adorasi juga menjadi wujud cinta dan kasih manusia kepada Allah. Ajakan untuk berjaga selama satu jam ini menjadi ajakan secara langsung dari Yesus kepada umat Allah. Injil Markus dan Matius menyatakan secara gamblang ajakan ini. Ketika itu Yesus memasuki masa-masa akhir kebersamaan dengan para rasul karena setelah itu Yesus ditangkap dan sampai pada akhirnya dihukum salib hingga wafat. Oleh karena itu, adorasi bukan hanya menjadi senjata yang ampuh untuk menghadapi masa-masa penuh tantangan ini namun juga menjadi sarana penyempurnaan cinta kasih Gereja terhadap Allah. Menjelang akhir masa hidupnya, Yesus tidak meminta dipuji dan disembah. Yesus hanya meminta sesuatu yang sederhana, ditemani. Sebagai individu yang mengasihi Yesus, tentu kita tidak akan sanggup mentidakkan permintaan sederhana yang penuh makna tersebut. Kristus adalah Tuhan yang transenden sekaligus Tuhan yang Imanen. Ia begitu tinggi dan agung serta jauh di luar nalar logika,namun Ia juga dekat sebagai sahabat dan guru. Melalui Ekaristi berati menyembah Tuhan yang tinggi dan agung. Melalui Adorasi Ekaristi ini bukan hanya menyembah dan mengagumi Tuhan, namun juga bermain dan bercengkerama secara langsung dengan Tuhan dalam rupa Sakramen sebagai sahabat-Nya. Menjadi sahabat yang ada untuk menemani dan berkenan ditemani-NYA. Dalam bukunya yang berjudul: Menimba Rahmat Adorasi Rm. Fl. Hartanta dkk memaparkan dan memunculkan kisah dan kesaksian-kesaksian tentang Adorasi Ekaristi (Hartanta, 2012: 101-164). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih judul skripsi Adorasi Sakramen Mahakudus Sebagai Perpanjangan Ekaristi. B. Rumusan Masalah Fenomena munculnya berbagai kegiatan Devosi Ekaristi, khususnya Adorasi kepada Sakramen Mahakudus, menjadi topik utama pembahasan di dalam skripsi ini. Oleh sebab itu penulis membatasi pembahasan dalam skripsi ini dengan adanya pembahasan dengan mengenai hal tersebut bisa menjadi sangat luas. Mengingat hal tersebut, pada sub bab ini penulis memaparkan inti pokok dari seluruh pembahasan. Pada intinya, di dalam skripsi ini, pembahasan akan menjawab beberapa pertanyaan. Pertanyaan tersebut yang menjadi batasan untuk ulasan materi. Pertanyaan-pertanyaan yang berusaha dijawab penulis antara lain: 1. Apa itu Adorasi Ekaristi, sejarah, dan perkembangannya? 2. Apa itu Ekaristi, sejarah, dan perkembangannya? 3. Bagaimana hubungan antara Ekaristi dengan Devosi Ekaristi, khususnya Adorasi Sakramen Mahakudus? C. Tujuan Penulisan Pada bagian ini penulis memaparkan tujuan dari penulisan skripsi yang berjudul Adorasi sebagai Perpanjangan Ekaristi. Terdapat tiga tujuan dari penulisan skripsi ini. Tiga tujuan tersebut yaitu: 1. Menjelaskan Devosi Ekaristi terutama tentang pengertian, sejarah dan perkembangannya, serta tatacara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 2. Menjelaskan tentang perayaan Ekaristi terutama tentang sejarah dan perkembangannya. 3. Memaparkan hubungan antara perayaan Ekaristi dengan praktek devosi Ekaristi. D. Manfaat Penulisaan Pada bagian ini penulis membahas mengenai manfaat dari penulisan skripsi ini. Terdapat tiga manfaat, yaitu: 1. Penulis maupun pembaca memperoleh pengetahuan lebih mendalam mengenai Adorasi Ekaristi, terutama pada sejarah dan perkembangannya. 2. Penulis maupun pembaca memperoleh pengetahuan lebih mendalam mengenai Ekaristi, dari pengertian, sejarah, dan perkembangannya. 3. Penulis dan pembaca memperoleh pengertian tentang bagaimana posisi devosi Ekaristi disandingkan dengan Ekaristi sehingga tidak lagi ada praktek-praktek devosi yang menyimpang atau salah kaprah. E. Metode Penulisan Penulisan skripsi ini didasarkan pada studi pustaka. Penulis mempelajari dokumen-dokumen berupa buku dari berbagai sumber. Buku yang pertama adalah karya Rm. E. Martasudjita, Pr yang berjudul Adorasi Ekaristi : Tuntunan Ringkas. Buku ini diterbitkan oleh Yayasan Kanisius pada tahun 2007. Buku inilah yang menjadi sumber utama tentang Adorasi Ekaristi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Buku yang kedua juga merupakan karya Rm. E. Martasudjita, Pr. Buku yang kedua ini berjudul Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral. Buku ini dicetak dan diterbitkan oleh Yayasan Kanisius pada tahun 2005. Buku inilah yang menyediakan pengetahuan tentang Ekaristi. Buku ketiga ditulis oleh Rm. Fl. Hartanta, Pr, dkk. Buku yang ketiga ini berjudul Menimba Rahmat Adorasi. Buku ini berisi pengetahuan tentang Adorasi (khususnya di paroki st. Petrus dan st. Paulus Klepu) dan kesaksian pengalaman beradorasi dari beberapa umat Gereja. F. Sistematika Penulisan Skripsi yang berjudul “Adorasi Sakramen Mahakudus sebagai Perpanjangan Ekaristi” diuraikandalam lima bab. Penulisanakanmulaidenganpendahuluanyang akandipaparkan secara jelas pada setiapbabnya. Kemudiandiakhiridenganpenutupkesimpulan dan saran. Bab I : Pendahuluan yang akan memuat latar belakang, rumusan masalah, metode penulisan. Bab II : Memaparkan sejarah, perkembangan, dan pengertian Adorasi. Memaparkan sejarah, perkembangan, dan pengertian Ekaristi. Bab III : Memaparkan Adorasi Sakramen Mahakudus sebagai Perpanjangan Ekaristi di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. Bab IV : Menguraikan usulan program rekoleksi sebagai salah satu cara untuk memahami adorasi Ekaristi dalam meningkatkan penghayatan iman umat dalam kehidupan konkret di masyarakat. Bab V : Penutup rangkaian dari skripsi dengan kesimpulan dan saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II PENGERTIAN ADORASI EKARISTI, SEJARAH, DAN PERKEMBANGANNYA Pada bagian ini akan dibahas secara lebih mendalam tentang Ekaristi dan Adorasi Ekaristi. Pembahasan dimulai dari sejarah dan pengertian sampai alasan bagi umat untuk melakukan Adorasi Ekaristi dan Ekaristi. A. Sejarah Ekaristi Kata Ekaristi tentu sudah sangat akrab bagi orang yang beragama Katolik. Menjadi kegiatan rutin satu minggu (minimal satu kali dalam satu minggu) umat Katolik merayakan hal ini sebagai bentuk ibadah. Ekaristi sudah menjadi ciri khas dari umat beragama Katolik. Setidaknya satu minggu sekali kegiatan ini dilakukan secara bersama- sama di gereja (atau tempat lain seperti tempat ziarah, goa Maria, dsb). Walaupun ini sudah dilakukan secara rutin dan sudah menjadi ciri khas sebagai umat Katolik namun bukan berarti sejarah Ekaristi sudah dipahami sebagaimana mestinya. Sejarah Ekaristi sangatlah luas. Hal tersebut menjadi luas karena harus merangkum fenomena yang terjadi sejak lebih dari dua ribu tahun yang lampau sampai saat ini. Sejarah awal Ekaristi tidak bisa lepas dari berbagai kejadian yang terjadi pada masa Yesus masih berkarya di dunia ini. Misteri pokok Ekaristi bahkan berasal secara berkelanjutan dari masa ini. Ekaristi bermula pada masa perjamuan Paskah yang sering disebut sebagai perjamuan malam terakhir. Pada masa ini belum ada nama Ekaristi. Akan tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 inilah yang menjadi “batu pertama” munculnya Ekaristi. Menurut E. Martasudjita, dalam bukunya yang berjudul Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral. Dalam buku tersebut Rm. E. Martasudjita mengungkapkan: Secara monumental penetapan Ekaristi memang dilakukan oleh Yesus sendiri pada perjamuan malam terakhir. Namun penetapan Ekaristi oleh Yesus pada perjamuan malam terakhir itu tidak bisa dilepaskan dari seluruh kerangka hidup, karya, dan perutusan Yesus. Seluruh hidup dan karya Yesus hanyalah tertuju untuk mewartakan Kerajaan Allah (Martasudjita, 2005:35). Selanjutnya, Ekaristi berkembang sejak misi para Rasul. Pada masa ini Gereja memasang “jantung” pada perayaan berulang mengenang misteri Illahi. Kisah para Rasul bab 2 ayat 46-47 menjelaskan hal ini: Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing- masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati sambil memuji Allah. Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa Ekaristi awal berjalan. Ada hal yang menjadi poin-poin penting Ekaristi yang muncul dalam perikop tersebut. Hal-hal tersebut antara lain kebersamaan, pemecahan roti serta perjamuan bersama, dan yang paling penting secara bersama berdoa sambil memuji Allah. Berulang kali juga sudah disebutkan mengenai perayaan Ekaristi yang dilakukan sekali dalam satu minggu. Selain itu perayaan Ekaristi juga identik dengan hari Minggu. Mengapa hari minggu? Hal ini mengangkat kisah Jemaat perdana yang berkebiasaan berkumpul pada hari minggu (bdk. Yoh 20:19.26; Luk 24: 1.33; 1Kor 16:2) karena pada hari tersebut Yesus bangkit (bdk. Mat 28:1; Mrk 16:1; Luk 24:1; Yoh 20:1). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Menurut E. Martasudjitadalam bukunya yang berjudul Ekaristi Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral juga mengutip ungkapan dalam Konsili Vatikan II untuk menjelaskan alasan perayaan Ekaristi yang diselenggarakan dalam hari Minggu. Berdasarkan tradisi para Rasul yang berasal mula pada hari kebangkitan Kristus sendiri, Gereja merayakan misteri Paskah sekali seminggu, pada hari yang tepat sekali disebut hari Tuhan atau hari Minggu. Pada hari itu Umat beriman wajib berkumpul untuk mendengarkan sabda Allah dan ikut serta dalam perayaan Ekaristi, dan dengan demikian mengenangkan sengsara, kebangkitan, dan kemuliaan Tuhan Yesus (Martasudjita, 2005:37). Terdapat dua inti pokok dari perayaan Ekaristi. Keduanya merupakan misteri yang dirayakan bersama dalam perayaan Ekaristi. Yang pertama adalah Liturgi sabda. Dalam Liturgi Sabda dibacakan kitab- kitab dalam Kitab Suci, meliputi bacaan dari Kitab Perjanjian Lama, Kitab Perjanjian Baru, dan bacaan Injil. Yang kedua adalah Liturgi Ekaristi. Pada Liturgi Ekaristi ada dua kegiatan utama yaitu Doa Syukur Agung (DSA) dan Komuni. Pada masa abad-abad pertama menjadi masa Gereja in diaspora. Maksud dari Gereja in diaspora artinya masa dimana Gereja menjamur dan menyebar demi menjaga keselamatan bersama dan tetap bisa beribadah kepada Allah karena memang saat itu Gereja masih ilegal. Pada masa Abad-abad pertama ini belum terdapat tata perayaan Ekaristi yang baku seperti saat ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 Tanpa adanya tata perayaan Ekaristi bukan berarti bahwa kegiatan Ekaristi berjalan secara semrawut. Santo Yustinus martir (†165) pernah menjelaskan bentuk Ekaristi pada masa itu: Pada hari yang disebut Minggu, semua yang tinggal di kota dan desa berkumpul untuk suatu perayaan bersama. Kemudian tulisan yang ditinggalkan oleh para rasul atau tulisan dari para nabi dibacakan selama waktu mengizinkan. Setelah pembaca menyelesaikan tugasnya, pemimpin memberikan suatu amanat (homili) yang isinya mengingatkan umat beriman agar hidup sesuai dengan ajaran-ajaran mulia itu. Kemudian kami semua bersama-sama berdiri dan memanjatkan doa. Setelah doa-doa itu berakhir..., roti, anggur, dan air dibawa dan pemimpin menyampaikan doadoa dan doa syukur agung- sesuai kemampuannya. Umat menjawab doa syukur itu dengan menjawab “Amin”. Kemudian bahan-bahan yang atasnya telah disampaikan doa syukur itu (maksudnya: roti dan anggur ekaristi) dibagikan kepada seluruh umat yang hadir, dan diakon-diakon mengambil beberapa untuk dikirimkan kepada mereka yang tidak hadir. Sebagai tambahan, orang-orang yang berkecukupan mengumpulkan sumbangan sesuai dengan kerelaan mereka. Sumbangan yang terkumpul itu dibawa dan diurus oleh pemimpin umat untuk digunakan bagi keperluan menolong para janda dan yatim piatu (Apologia, 67 dalam Martasudjita, 2005:45). Pemaparan tersebut menjadi informasi tentang perayaan Ekaristi pada masa abad awal. Ekaristi pada masa itu ternyata sudah meliputi dua inti pokok Ekaristi yaitu Liturgi Sabda serta Liturgi Ekaristi. Selain itu budaya kolekte juga sudah mulai berjalan. Pada masa Abad IV-VI menjadi masa yang segar bagi Gereja. Kaisar Konstantinus memberi kebebasan bagi agama Kristiani melalui edik Milan pada tahun 313. Semenjak masa itu Gereja berkembang dengan cukup pesat. Masa ini memberi wajah baru bukan hanya bagi Gereja tetapi juga dalam bidang Liturgi. Bahkan masa ini sempat disebut masa kreatif perkembangan Gereja. Pada masa ini terdapat perkembangan luar biasa dalam Liturgi yaitu munculnya Doa Syukur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 Agung Kanon Romawi. Liturgi ritus Romawi memiliki ciri yang khas yaitu singkat, padat, jelas, serta bentuk kokohnya. Pada abad pertengahan, Gereja diwarnai dengan nuansa gotik. Hal ini nampak pada seni bangunan gereja yang menyukai bentuk-bentuk lengkung dan lancip. Model bangunan ini nampak pada Gereja Katedral Jakarta. Gereja Katedral Jakarta dibangun mengikuti model era neo-gotik. Pada masa pertengahan juga berkembang misa votiv. Misa votiv ini berarti misa atau Ekaristi dengan ujud tertentu. Berasal dari kata bahasa Latin Votum yang berarti janji atau harapan atau keinginan. Perkembangan selanjutnya adalah masa abad XVI-XX yang dibuka dengan kejadian-kejadian reformatif. Pada masa ini muncul tokoh-tokoh reformatif Gereja, sebut saja Martin Luther, Johanes Calvin, Zwingli, dan lainlain. Pergerakan reformatif ini umumnya berkaitan dengan fenomena realis praesentia. Bahkan di Inggris berkembang Gereja Anglikan yang didirikan oleh raja Henry VIII karena kekecewaanya kepada sri Paus yang tidak mengabulkan permohonan cerainya untuk menikahi wanita lain. Kegaduhan yang terjadi di dalam Gereja pada masa ini segera ditanggapi dengan adanya konsili Trente. Konsili ini memakan waktu yang cukup panjang yaitu mulai tahun 1545 sampai pada tahun 1563. Hal ini disebabkan kondisi Gereja yang memang tidak mudah pada saat itu sehingga konsili tersebut beberapa kali terhenti dan jeda terkadang memakan waktu beberapa tahun. Pada masa ini keseragaman dan kesatuan Gereja sungguh memperoleh perhatian. Hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 ini untuk menghindari perpecahan Gereja yang berkelanjutan. Bahasa Latin pun dipilih sebagai bahasa Liturgi secara global. Perkembangan selanjutnya adalah seperti yangdirasakan saat ini. Gereja berkembang dengan semangat konsili Vatikan II. Tersebutlah Paus Yohanes XXIII atau dengan nama asli Angelo Roncalli yang membawa perubahan wajah Gereja. Paus Yohanes XXIII terpilih sebagai Paus ketika sudah menginjak usia lanjut (77 tahun) dan pada mulanya hanya dianggap sebagai Paus transisi. Tidak disangka justru beliau yang membawa angin segar ke dalam Gereja dengan roh atau semangat dasar Aggiornamento. Hal ini membawa Gereja pada sikap yang lebih terbuka. Pada masa ini lahirlah konstitusi Ekaristi Sacrosanctum Concilium (SC) yang menjadi puncak seluruh perjuangan pembaruan Gereja. Pada masa ini, umat pribumi boleh menggunakan bahasa masing-masing untuk merayakan Ekaristi. B. Pengertian Ekaristi Ekaristi memiliki beberapa nama. Sebagian umat beriman menyebut kata Ekaristi, Misa, Perjamuan Tuhan, Sacrificium dan Oblatio, dan Sinaksis. Istilah Ekaristi berasal dari kata Yunani “Eucharistia”. Kata Eucharistia berarti puji dan syukur. Menurut sebagian umat kata Ekaristi ini lebih cocok untuk mewakili peribadatan Gereja. Hal ini mengarah pada seluruh perayaan sepanjang Ekaristi yang meliputi Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi. Istilah Misa bermula dari ungkapan pembubaran pada akhir upacara peribadatan Gereja. Pada saat pembubaran tersebut muncul kalimat “Ite missa est” yang berarti “Pergilah, kalian diutus”. Dengan sekilas saja tampak bahwa dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 kalimat tersebut menekankan segi perutusan umat. Setelah orang merayakan penebusan dalam perayaan Ekaristi, tibalah saatnya untuk bersiap menjadi agen yang diutus untuk mewartakan cinta- kasih Allah dalam kehidupan konkret di dunia nyata. Rm. Martasudjita dalam bukunya mengungkapkan, “Sejak abad V perayaan Ekaristi disebut misa. Istilah ini digunakan untuk menunjuk seluruh perayaan Ekaristi dengan mau menekankan aspek perutusan untuk melayani Tuhan dan sesama serta mewartakan kabar kabar baik kepada segala bangsa (Martasudjita, 2003:269). Selain dari dua istilah di atas masih ada beberapa istilah yang digunakan. Seperti pada istilah Perjamuan Tuhan (Dominica Cena). Hal ini berdasar pada ungkapan yang digunakan santo Paulus untuk menyebut Ekaristi (bdk. 1Kor 10:21; 11: 20). Selain itu Yesus juga sering mengumpamakan kedatangan Tuhan kembali dengan istilah perjamuan (bdk. Mat25: 10; Mat 22: 1-10). Secara garis besar santo Paulus mencoba menghubungkan perayaan Ekaristi dengan kehadiran Tuhan pada akhir masa. Selain ini masih ada pula istilah lain seperti Sacrificium dan Oblatio yang berarti kurban dan persembahan, dan Sinaksis yang berarti pertemuan Jemaat pada bahasa Yunani. Dalam Lumen Gentium disebutkan, “Dengan ikut serta dalam korban Ekaristi, sumber dan puncak hidup seluruh hidup kristiani, mereka mempersembahkan anak Domba Ilahi dan diri sendiri bersama dengan-Nya kepada Allah (Lumen Gentium: 11). Tentu ada alasan mengapa Ekaristi disebut sebagai sumber dan puncak hidup seluruh hidup kristiani. Hal ini karena Ekaristi menjadi puncak kebersamaan umat kristiani dengan Tuhan maupun sesama umat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 Dalam bukunya yang berjudul Sakramen-sakramen Gereja, Rm. Martasudjita memaparkan alasan tersebut demikian, “Di dalam perayaan Ekaristi, seluruh misteri kehidupan bersama Allah dan manusia yang mengalami kepenuhannya dalam Kristus dirayakan dan dihadirkan bagi umat beriman. Tidak ada acara atau kegiatan Gereja lainnya yang mampu melebihi perayaan Ekaristi, saat mana Gereja secara resmi dan meriah mengungkapkan dan melaksanakan dirinya sebagai sakramen kebersamaan dengan Yesus Kristus (Martasudjita, 2003: 266). Dikatakan juga bahwa sakramen-sakramen lainnya berhubungan erat dengan Ekaristi dan terarah kepadanya (PO 5; lih. UR 22). Ekaristi merupakan tanda dan sarana, yang artinya “sakramen” persatuan dengan Allah dan kesatuan antar manusia. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa Ekaristi adalah Sakramen yang utama. Ekaristi juga tampak sebagai pusat dan matahari bukan hanya untuk Gereja tetapi juga untuk seluruh umat manusia dan alam semesta yang tidak berjiwa. Ekaristi membuat Gereja berkembang secara kualitatif dalam kekuatannya dengan ditunjukkan mampu mengubah Gereja menjadi semakin serupa dengan Kristus. Paus Benedictus XVI menyebutkan bahwa semua sakramen dan bahkan semua pelayanan gerejawi dan karya kerasulannya berhubungan erat dengan Ekaristi (SCar art. 16). Paus Benedictus XVI menekankan bahwa makna Ekaristi sebagai karunia bagi umat untuk menempuh perjalanan menuju tanah air surgawi melaui karunia yang memungkinkan orang untuk mencicipi kepenuhan eskaltologis (SCar art. 30). Menurut Paus Benedictus XVI, makna eskatologis dari Ekaristi menunjukkan bahwa Perayaan Ekaristi secara sakramental menggenapi himpunan eskatologis umat Allah (SCar. 31). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 perayaan Ekaristi menjadi perayaan yang sungguh luar biasa dan agung karena dikehendaki oleh Tuhan untuk menghadirkan seluruh misteri penebusanNya dalam ruang dan waktu agar dapat dialami oleh umat beriman yaitu dalam rupa roti dan anggur yang suci. Ekaristi juga menghadirkan apa yang sebenarnya akan dianugerahkan pada akhir zaman yang tidak lain adalah hidup Allah sendiri. Sehingga umat akan memperoleh keselamatan abadi di Surga. Ekaristi juga bisa disebut sebagai materai kemuliaan yang akan datang (EE 18). Dalam tulisannya, Paus Yohanes Paulus II menegaskan makna eskatologis Ekaristi : Aklamasi umat, menyusul konsekrasi, dengan tepat mengakhiri Ekaristi dengan visi eskatologis (lih. 1 Kor 11:26): sampai Tuhan datang dalam kemuliaan. Ekaristi adalah upaya mengejar tujuan, penciptaan cita rasa kepenuhan suka cita yang dijanjikan oleh Kristus (lih. Yoh 15:11) ...Para penyantap Tubuh Kristus dalam Ekaristi tidak perlu menunggu akhir dunia menerima hidup kekal: mereka telah memilikinya di dunia ini, sebagai buah sulung kepenuhan yang akan datang, yang memuaskan manusia tidak kurang suatu apa pun. Sebab dalam Ekaristi kita juga menerima jaminan kebangkitan tubuh pada akhir zaman: “Barang siapa makan tubuhKu dan minum darahKu memiliki hidup kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada hari akhir” (Yoh 6:54). Jaminan kebangkitan kita kelak beroleh dasarnya pada kenyataan bahwa tubuh Putra Manusia yang kita santap adalah tubuh mulia Tuhan yang dibangkitkan. Kita seolah mencerna rahasia kebangkitan. Itulah sebabnya, santo Ignatius Anthiokia dengan tepat merumuskan Ekaristi sebagai penawar ketidakmatian, penangkal kematian (EE 18). Paus Yohanes Paulus II juga menyampaikan bahwa “Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi. Ekaristi adalah seberkas sinar mulia dari Yerusalem surgawi yang menembus awan sejarah dan menaungi peziarahan kita” (EE 19). Ekaristi juga tidak bisa dilepaskan dari tugas perutusan para murid dan tugas perutusan sosial Gereja. Apapun sebutannya, yang pasti adalah Ekaristi merupakan puncak misteri iman Gereja. Ekaristi menjadi jalan utama bagi umat untuk berdoa dan bertemu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 dengan Tuhan. Melalui Ekaristi pula orang mengenang karya keselamatan oleh Yesus Kristus. Sedangkan Devosi Ekaristi menjadi sarana untuk menjawab ungkapan kasih Tuhan yang tersampaikan melalui Ekaristi. C. Makna Ekaristi Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri bersama umat Allah. Dengan merayakan Ekaristi, umat beriman merayakan karya Misteri Penyelamatan Allah dalam diri Yesus Kristus dan sekaligus melaksanakan amanat Yesus yaitu “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Aku”. Melalui misteri ini, Ekaristi menjadi sumber dan puncak seluruh hidup umat Kristiani yang berpangkal dalam diri Yesus (Martasudjita, 2016:57). Ekaristi juga disebut sebagai wujud kesatuan umat, dengan bernyanyi bersama dan doa bersama, serta memakan Roti yang satu dan sama, orang yang ikut dalam perayaan Ekaristi dipersatukan oleh Allah melalui sebuah ikatan cinta yang membentuk satu tubuh dalam diri Yesus. Dengan demikian, kehadiran dan partisipasi aktif umat dalam perayaan Ekaristi menjadi bukti bahwa Ekaristi merupakan perayaan umat (LG, art. 3). Pada saat merayakan Ekaristi, orang menyambut Tubuh Kristus yang dikurbankan bagi umatnya. Kurban Kristus yang disambut dan dirayakan dalam Ekaristi adalah sebagai Kurban Kristus yang memberikan dirinya untuk dunia. Kristus sendiri sebagai lambang Roti Ekaristi yang dipecah-pecah dan kemudian dibagi kepada seluruh umat untuk disantap sebagai santapan rohani sebagai peringatan akan karya penebusan Kristus untuk dunia (Martasudjita, 2016:137). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 D. Ekaristi dan Tanggung Jawab Sosial Hidup orang beriman Katolik tidak hanya berhenti sampai pada taraf doa dan pujian di dalam gereja. Hidup menggereja secara katolik yang bernafaskan ekaristi bukan sekedar merayakan misteri penebusan dalam doa dan nyanyinyanyian dalam perayaan ekaristi. Perayaan Ekaristi adalah puncak dari segala kegiatan keimanan umat Katolik namun akan menjadi tidak lengkap apabila tidak disertai dengan aksi yang nyata sebagai manusia yang bersifat sosial (manusia bersifat individu sekaligus sosial). Berbicara mengenai hidup doa dan hidup sosial, Paus Yohanes Paulus II merespon dalam Ecclesia de Eucharistia, “...... Pastilah visi Kristiani mengarah kepada penantian „langit dan bumi yang baru‟ (Why. 21:1). Hal ini justru menambah, dan bukan mengurangi, rasa tanggung jawab kita terhadap dunia dewasa ini. Saya ingin sungguh-sungguh menegaskan pada awal millenium baru ini, agar umat kristiani lebih merasa wajib melaksanakan tugasnya, dan tidak melupakan sebagai warga dunia..."(Ecclesia de Eucharistia:20). Melalui pesan tersebut, Bapa Paus Yohanes Paulus II pada masa itu sudah mengajak umat kristiani untuk menjadi lebih peka pada apa yang muncul dalam masyarakat dan turut ambil bagian dalam pelayanan yang nyata dalam masyarakat. Banyak sekali pertanyaan dalam masyarakat yang mempertanyakan, mana yang lebih baik antara rajin beribadah tetapi kurang mampu bergerak aktif dalam masyarakat atau menjadi aktifis dalam masyarakat namun tidak pernah (jarang) beribadah? Untuk hal tersebut Martasudjita menjawab: “Tidak boleh dipisahkannya antara hidup doa dan hidup sosial, antara lex orandi, lex credendi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 dan juga lex vivendi atau tentang apa yang didoakan, diimani, dan dihayati (Martasudjita, 2016:133). Hal tersebut menjadi jawaban antara mana yang lebih baik dari kedua pernyataan yang tadi diperdebatkan, bahwa sebenarnya tidak ada yang lebih baik dari beribadah saja dan menjadi aktifis sosial saja karena keduanya adalah hal yang lekat dan saling menyempurnakan satu sama lain. Lebih dalam Rm. Martasudjita bahkan menyatakan, “Dikotomi yang memisahkan hidup doa dan hidup sosial dapat berbahaya, karena justru tidak sesuai dengan peristiwa pewahyuan Allah yang justru menjadi manuisa, yakni Yang Illahi yang berkenan masuk ke dalam sejarah umat manusia, sehingga perjalanan hidup manusia selalu merupakan perjalanan hidup bersama Allah sendiri.” (Martasudjita, 2016:134). Hal ini bahkan terungkap dengan ungkapan yang lebih keras bahwa pemisahan hidup doa dan hidup sosial dapat menjadi berbahaya. Hal tersebut menjadi peneguhan bahwa hidup sosial dan hidup doa merupakan satu tubuh dan tidak sebaiknya terpisah-pisah. Hidup doa dan hidup sosial yang sebaiknya berjalan seimbang juga muncul dalam tata cara doa dalam perayaan Ekaristi. Pada ujung akhir perayaan Ekaristi, Imam akan menyerukan, “Ite, missa est!” atau dalam bahasa Indonesia menjadi, “Pergilah, engkau diutus!”. Seruan perutusan ini bahkan menjadi akar dari munculnya kata Misa untuk menyebut perayaan Ekaristi, oleh sebab itu hendaknya orang selalu ingat bahwa Yesus yang menjadi roti perjamuan juga mewariskan perutusan agar setiap orang melakukan hal yang sama. Yesus pun mengungkapkan hal tersebut dengan suatu peristiwa dalam Injil Matius: “Kamu sendiri harus memberi mereka makan” (bdk. Mat 14:16). Hal ini menjadi perintah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 sekaligus contoh bahwa sebagai umat beriman kita harus peka terhadap situasi yang terjadi dalam masyarakat dan berani memunculkan aksi sebagai respon atas apa yang timbul dalam masyarakat. Dalam bacaan tesebut, tampak adanya kepekaan terhadap banyaknya orang yang kelaparan dan murid-murid Yesus menanggapi dengan aksi solidaritas pembagian makanan yang sudah digandakan Yesus. Kemudian untuk generasi saat ini, hal apa yang bisa dilakukan sebagai pemenuhan akan perutusan? Tentu sangat banyak yang hal yang bisa dilakukan. Masih banyak keprihatinan sosial yang muncul di dalam kehidupan berasma. Masih banyak orang yang kelaparan (dalam arti yang sebenarnya) yang membutuhkan bantuan. Atau setidaknya kalau orang belum bisa membantu mereka yang kelaparan, hal paling mudah untuk dilakukan adalah dengan berbela rasa dengan tidak pernah menyia-nyiakan makanan. Dengan hal sederhana menghabiskan makanan orang tidak hanya berbela rasa terhadap mereka yang kurang beruntung namun juga sebagai wujud penghargaan akan setiap tetes keringat para petani sekaligus wujud ungkapan terima kasih kepada para petani. Selain itu tentu masih banyak hal lain yang membutuhkan perhatian mulai dari Hal-hal yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. Marilah ikut andil sesuai kapasitas dan kemampuan agar menjadi lebih mulia nama Tuhan dan tercipta suatu peradaban kasih yang nyata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 E. Sejarah dan Pengertian Adorasi Ekaristi Dalam bukunya yang berjudul Adorasi Ekaristi: Tuntunan Ringkas, E. Martasudjita,(2007: 11) menawarkan empat pengertian mengenai Adorasi. Keempat pengertian tersebut adalah: 1. Adorasi Ekaristi adalah sebuah ibadat atau doa yang dilaksanakan umat beriman di hadapan Ekaristi Mahakudus atau Sakramen Mahakudus yang ditakhtakan. 2. Adorasi Ekaristi juga bisa disebut pujian kepada Sakramen Mahakudus, pujian kepada Ekaristi Mahakudus, kebaktian kepada Sakramen Mahakudus, atau sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus. 3. Demikian pula, sebutan Salve atau Astuti menunjuk Adorasi Ekaristi atau pujian kepada Sakramen Mahakudus ini. 4. Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bentuk dari macam-macam bentuk devosi Ekaristi yang hidup dalam Gereja Katolik. Demikan sebenarnya Adorasi berasal dari bahasa Latin: Adorare. Adorare berarti menyembah atau bersembah sujud. Hal ini mengacu pada kegiatan yang terjadi sepanjang kegiatan adorasi yang adalah untuk bersembah sujud kepada Tuhan dalam wujud Hosti yang terberkati. Hal ini juga dipaparkan dalamkamus Teologi, “Penghormatan tertinggi yang diperuntukkan hanya bagi Allah (Kel 20:1-4;Yoh 4:23), pencipta, Penyelamat, dan Yang menguduskan kita....” (O‟Collins, 1996:16). Dalam hal ini, iman kita sungguh terwujud. Secara nyata orang memandang kepada roti bulat berwarna putih, namun secara iman orang sungguh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 meyakini bahwa Tuhan yang sungguh hadir. Roti adalah realis praesentia dimana Tuhan sungguh secara real hadir dalam Ekaristi Mahakudus. Itulah mengapa orang datang bersujud-sembah di hadapan Hosti yang terberkati. Selain daripada itu, Yesus sendiri dengan tegas menyatakan ketika dalam perjamuan yang terakhir sebelum sengsara-Nya: “ Inilah tubuh-KU...”. Mata orang mungkin hanya melihat sebentuk roti, namun hati dan iman yang sesungguhnya bertemu dengan Tuhan. Santo Sirilus dari Yerusalem, seperti terkutip dalam buku E. Martasudjita, menyebutkan dengan indah: Dalam rupa roti dan anggur, jangan hanya melihat unsur alamiah sebab Tuhan telah tegas mengatakan bahwa itu adalah tubuh dan darah-Nya; iman memastikan bagimu, kendati indra menunjuk kepada yang lain”. Dalam bukunya, Menimba Rahmat Adorasi, Fl. Hartanta, menuliskan: Adorasi sebagai peristiwa perjumpaan dengan Allah yang selalu, terusmenerus, dan tiada henti mendekati manusia. Boleh dikatakan Adorasi adalah peristiwa nyedhaki sing ditresnani, nresnani sing nyedhaki. Artinya adalah Allah yang senantiasa, dengan berbagai cara mendekati manusia yang dicintaiNya dan mengundang manusia untuk mencintai mendekati Allah (Hartanta, 2012: 5). Sejarah Adorasi Ekaristi tidak bisa terlepas dari sejarah devosi Ekaristi. Sejarah Adorasi ekaristi merupakan satu bagian dari perkembangan sejarah devosi Ekaristi. Adorasi Ekaristi muncul atas dasar rasa rindu para umat Allah untuk bertemu dengan Tuhan. Rasa rindu para umat untuk bisa berinteraksi secara langsung dengan Tuhan. Interaksi ini benar-benar bersifat pribadi antara individu dan Tuhan. Sebagaimana sepasang kekasih yang saling merindukan tentu akan sangat sakit apabila tidak segera terpuaskan rasa rindu tersebut. Walau dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 wujud sebuah roti namun iman kita percaya bahwa Tuhan benar-benar hadir bersama kita dalam wujud yang memang tersamarkan. Namun seturut sejarah devosi Ekaristi yang pernah terjadi, Gereja pun pernah mengalami masa kelam. Devosi yang bertujuan mulia ini diterima dengan pemahaman yang kurang tepat. Akibatnya banyak praktek-praktek devosi yang cenderung bersifat magis dan berlebihan. Misalnya seperti yang dipaparkan Martasudjita dalam bukunya: “ Sayangnya, praktek umat beriman sering kebablasan dan jatuh ke magis. Misalnya saja, keyakinan bahwa orang akan mendapat berkat dan rahmat apabila bisa memandang Sakramen Mahakudus itu sesering mungkin, tetapi mereka lupa untuk menyambut hosti suci dalam komuni” (Martasudjita, 2007: 17). Hal-hal menyimpang tersebut yang memancing munculnya tokoh-tokoh gerakan reformasi dalam Gereja, sebut saja misalnya: Huldrich Zwingli, Martin Luther, dan Yohanes Calvin. Kaum reformator ini menolak adanya praktek devosi Ekaristi dalam Gereja Katolik ini dan membentuk Gereja-gereja yang baru. Namun walau demikian bukan berarti gereja tidak serta merta meniadakan praktek devosi Ekaristi dan adorasi Ekaristi. Gereja hanya mengoreksi bagi pelaku devosi yang menyimpang dan tetap menjaga eksistensi dari devosi Ekaristi dan adorasi Ekaristi karena dipercaya itulah jalan bagi umat beriman untuk berjumpa secara langsung dan pribadi dengan Tuhan. Kemantapan untuk menjaga eksistensi dari devosi Ekaristi dan Adorasi ini seperti terkutip dalam Konsili Trente pada abad XVI. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Siapa berkata bahwa dalam Sakramen Ekaristi yang kudus Kristus sang Putra Allah yang tunggal tidak boleh disembah dengan kebaktian lahiriah dari sembah sujud kepada Allah, dan oleh karenanya Dia tidak boleh dihormati melalui perayaan pesta khusus, dan orang tidak boleh mengaraknya berkeliling secara meriah dalam prosesi (Sakramen Mahakudus) sesuai dengan adat dan kebiasaan Gereja Kudus yang terpuji dan umum, atau orang tidak boleh menunjukkan secara umum kepada umat penyembah (kepada Sakramen Mahakudus), dan karenanya penyembahannya dipandang penyembah berhala, terkucillah dia! (kanon 6-DS 1656/NR 582). Akibat dari munculnya kaum reformator dan ajaran konsili Trente pada abad XVI membuat devosi Ekaristi dan Adorasi Ekaristi menjadi semakin marak. Banyak kapel-kapel devosi dan peralatan, seperti monstran misalnya, yang dibuat dengan lebih indah dan meriah. Bahkan muncul pula kongregasi yang menempatkan devosi kepada Sakramen Mahakudus sebagai spiritualitasnya. Menyadari bahwa adanya hubungan erat antara devosi kepada Sakramen Mahakudus (yang termasuk juga di dalamnya adalah Adorasi Ekaristi) maka Gereja tetap mendukung adanya devosi tersebut. Bahkan dengan diadakan pembaruan teologi dan dengan adanya konsili Vatikan II menganjurkan dan mendukung eksistensi devosi Ekaristi di dalam Gereja. Namun agar tidak kembali terjatuh dalam hal magis seperti yang pernah terjadi, perlu diingat bersama adanya kesatuan antara devosi Ekaristi dan perayaan Ekaristi itu sendiri. Melakukan kegiatan Adorasi Ekaristi, terutama untuk pentahktaan panjang, bukan berarti tanpa hambatan. Sering kali Pelaku Adorasi Ekaristi akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 berhadapan dengan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat accidental yang membuat pelaku Adorasi Ekaristi ini tidak hadir dalam gilirannya. Terkadang pula (cukup sering) para pelaku Adorasi Ekaristi harus mengadu komitmen dan rasa rindu kepada Tuhan dengan rasa lelah, jenuh, dan bosan. Hambatan-hambatan tersebut tentu membawa konsekuensi pada pelaku Adorasi Ekaristi tersebut dan yang lain. Salah satu konsekuensi yang cukup adil adalah dengan membicarakan hal tersebut dengan sesama pelaku Adorasi Ekaristi sehingga memungkinkan untuk bertukar jadwal sementara. Terkadang faktor cuaca (khususnya hujan) juga membuat pelaku merasa lebih nyaman untuk tetap berada di rumah. Sebenarnya pada saat-saat seperti itulah cinta seseorang kepada Tuhan diuji. F. Waktu Untuk Adorasi Waktu untuk melakukan Adorasi Ekaristi sesungguhnya menjadi hal yang sangat fleksibel. Setiap orang memiliki hak untuk menentukan sendiri waktu yang akan diluangkan untuk bersama dengan Yesus. Terkadang orang menganggap Adorasi Ekaristi sama halnya dengan Visitatio Sanctissimi atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Namun sebenarnya ada perbedaan antara Adorasi dan kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Durasi waktu untuk kunjungan kepada sakramen Mahakudus relatif lebih singkat dan dilakukan disela-sela kegiatan (waktu senggang) tanpa ada susunan tata cara yang khusus sedangkan pada Adorasi Ekaristi orang benar-benar menyisihkan waktu untuk bersama dengan Tuhan dan memiliki tata cara tersendiri. Visitasi atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus berkembang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 sejak abad XII dengan adanya tulisan yang ditunjukkan kepada beberapa rubiah yang tinggal di dekat gereja: Arahkanlah pikiran-pikiranmu kepada Tubuh dan Darah Tuhan yang mulia di atas altar dan berlututlah di hadapanNya. Dan ucapkanlah: salam wahai Dikau Sang Pencipta! Salam betapa mulia penebusan kami! Salam, penuhilah harapan kami!”(Martasudjita, 2005:432). Makna visitasi bisa diartikan sebagai wujud rasa hormat umat beriman kepada Sakramen Mahakudus yang berada di dalam Tabernakel atas karya penebusan Tuhan kita Yesus Kristus yang hadir di dalam perayaan Ekaristi. Durasi waktu Adorasi adalah satu jam penuh. Waktu tersebut dipilih sendiri secara merdeka. Yang terpenting adalah bisa bersama-sama dengan Tuhan selama satu jam tersebut. Perkembangan lebih lanjut dari Adorasi Ekaristi adalah Adorasi Ekaristi abadi. Adorasi Ekaristi abadi dilakukan secara personal atau pribadi dimana setiap orang mendapat waktu satu jam untuk bersama Yesus. Setelah satu jam orang tersebut akan digantikan oleh orang yang lainnya juga selama satu jam. Hal tersebut berlaku terus menerus selama 24 jam dalam satu hari, 7 hari dalam satu minggu dan seterusnya. Untuk mempermudah, diambil sebuah ilustrasi singkat. Sebut saja Richard beradorasi pada hari Senin pukul 12.00 WIB- 13.00 WIB. Kemudian Clara akan beradorasi pada pukul 13.00 WIB- 14.00 WIB pada hari yang sama. Dengan kata lain, Clara menggantikan Richard untuk berjaga bersama dengan Tuhan. Selanjutnya Clara pun akan digantikan oleh orang yang lain lagi. Demikian terus menerus sehingga waktu 24 jam dalam sehari bisa terpenuhi oleh orang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 berbeda-beda, selanjutnya proses tersebut terus berjalan secara berulang-ulang selama 7 hari dalam satu minggu, 30 hari selama satu bulan, dan sampai waktu yang tidak terbatas. Waktu yang (idealnya) satu jam mengacu kepada pertanyaan Yesus kepada para Rasul ketika di Getsemani: “Tidakkah kalian bisa berjaga satu jam saja bersama-sama dengan aku?” dan hal ini menunjukkan bahwa Tuhan juga memiliki kerinduan untuk bersama secara intim dengan umat-Nya. Adorasi Ekaristi terkadang berbenturan dengan masalah jumlah umat yang tidak mencukupi untuk memenuhi waktu 24 jam. Bagaimanapun Adorasi adalah masalah kerinduan untuk bersama dengan Tuhan, tentu tidak ada yang boleh dan bisa memaksa seseorang untuk beradorasi. Apabila hal ini terjadi, maka Sakramen boleh disimpan kembali pada waktu yang sudah disepakati bersama. Seperti pada yang tertulis pada buku karya Rm. E. Martasudjita, Pr. (2007:36). Bilamana pentakhtaan terus-menerus tidak mungkin dilaksanakan, seperti karena jumlah umat yang hadir tidak mencukupi (dalam kasus Adorasi Sehari atau Adorasi Abadi), Sakramen Mahakudus boleh disimpan kembali dalam tabernakel pada jam-jam yang sudah ditentukan dan diumumkan sebelumnya. G. Tempat Adorasi Tempat untuk melakukan Adorasi pada umumnya berada di kapel atau gereja. Tempat untuk melakukan Adorasi hendaklah menjadi tempat yang tenang dan aman. Mengapa untuk melakukan Adorasi memerlukan tempat yang tenang dan hening? Karena dalam melakukan adorasi orang perlu membangun diri dan konsentrasi untuk berhadapan dengan Allah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Keperluan ketika melakukan Adorasi adalah untuk berjumpa dengan Tuhan dan memuaskan rasa rindu kepada-Nya. Adapun juga berhak berdoa memohon untuk kehidupan orang itu sendiri. Karena tujuan yang pertama dan utama adalah untuk berjumpa dengan Tuhan, maka tidaklah menjadi perlu untuk bercakap-cakap dengan orang lain apabila Adorasi ini dilakukan secara bersamasama atau komunal (biasanya terjadi pada saat pembukaan dan penutupan adorasi). Ada ungkapan bahwa Tuhan bisa dijumpai dimana saja, bahkan di tengahtengah keramaian. Hal tersebut memang benar. Dimanapun dan apapun yang orang lakukan, maka akan bertemu dengan Tuhan apabila mau mencari dan atau menyadari. Namun, ketika berhadapan dengan Tuhan, cukuplah bercakap-cakap dengan Tuhan saja dari hati ke hati. Sebab dari itu tempat untuk melakukan Adorasi secara otomatis akan menjadi tempat yang hening dan tenang. Umat di wilayah Kleben, Paroki St. Petrus dan St. Paulus Klepu melakukan Adorasi Ekaristi abadi dengan dua cara. Masing-masing cara dibedakan dari tempatnya. Cara pertama dilakukan dari kapel Adorasi yang ada di kapel wilayah tersebut. Cara kedua adorasi secara berkeliling setiap lingkungan. Dalam metode ini, kapel Adorasi menggunakan salah satu ruangan dalam rumah milik warga yang bersedia. Perlu diketahui, Wilayah kleben terdiri atas lima lingkungan, antara lain: Lingkungan Sta. Maria kleben, Lingkungan St. Thomas Aquinas Jering Kulon, Lingkungan St. Yosef Kleben, Sta. Theresia Jering Tengah, dan St. Martinus Jering Wetan. Pada masing-masing lingkungan telah tersedia beberapa rumah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 yang mana telah disediakan untuk menjadi kapel Adorasi. Hal ini tentu sudah melalui persetujuan dari pemilik rumah tersebut. Alasan dari metode tersebut adalah untuk membawa Tuhan menjadi lebih dekat dengan umat-Nya. Tentu perludiingat ratapan Yesus pada Injil Lukas 13: 34B,” Berkali- kali aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya...” Sabda tersebut menunjukkan betapa rindunya Tuhan untuk bisa bersama-sama dengan umat-Nya. Mengacu pada Lukas 13:34B tersebut dan bersambut dengan rasa rindu umat di Wilayah Kleben maka melalui peran Rm. Patrick Barry dirintislah metode Adorasi Ekaristi Abadi berkeliling lima lingkungan dalam satu wilayah tersebut.Mungkin timbul juga pertanyaan, “bukankah sudah ada Adorasi Ekaristi Abadi juga di kapel, tidakkah itu saja cukup?”, maka jawabannya jelas: kalau bisa membawa Tuhan lebih dekat dengan umat-Nya, kenapa tidak? Mengingat di wilayah tersebut terdapat beberapa umat yang sudah lanjut usia dan juga sakitsakitan yang mana tidak memungkinkan untuk berkunjung ke kapel maka adanya Adorasi Ekaristi Abadi di lingkungan ini tentu sangat membantu. Mereka yang sebelumnya harus memendam rasa rindu kepada Tuhan karena sakit atau alasan lain menjadi bisa berjumpa dengan Tuhan dan melampiaskan ungkapan rindu masing-masing. Penataan ruangan untuk menjadi kapel Adorasi Ekaristi Abadi di rumah penduduk juga cukup sederhana, yang wajib tersedia adalah meja dan lilin. Selebihnya, Hosti Suci akan dikirim oleh prodiakon dengan keadaan sudah di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 dalam Monstran. Dengan demikian, Tuhan telah menjadi semakin dekat dengan umat-Nya. H. Tata Cara Melakukan Adorasi Dalam Adorasi Ekaristi menjadi kebebasan orang untuk mengungkapkan akan apa yang ingin dicurahkan bersama Yesus. Memang ada tatanan khusus di awal, namun akan ada banyak waktu bebas yang bisa digunakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Memang ada rumusan doa khusus untuk Adorasi Ekaristi. Namun bukan berarti orang tidak boleh mendaraskan doa yang lain seperti misalnya doa Rosario atau atau doa- doa yang lain. Rituale Romanum memberi kelonggaran bagi umat untuk mendaraskan doa-doa devosi untuk mengisi doa di depan Sakramen Mahakudus dengan catatan selaras dengan misteri iman akan Yesus Kristus. Walaupun demikian, Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang juga menerbitkan buku doa untuk Adorasi Ekaristi Pujian Kepada Sakramen Mahakudus (Komisi Liturgi KAS:Kanisius,1998). Adorasi Ekaristi menjadi sarana bertemu dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Pada prakteknya dalam Adorasi ini orang tidak harus selalu berdoa. Para pelaku Adorasi bahkan cukup hanya duduk dan hening dalam hadirat Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. Terkadang bahkan para pelaku Adorasi tertidur di dalam kapel Adorasi. Hal ini menjadi sesuatu yang sebenarnya tidak buruk. Pelaku Adorasi yang tertidur mengindikasikan bahwa mereka merasakan kenyamanan serta kedamaian berada dekat dengan Tuhan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Menurut E. Martasudjita, (20007:36) dalam bukunya urutan tata cara Adorasi Ekaristi adalah sebagai berikut: 1. Pentakhtaan (yakni sakramen Mahakudus dimasukkan ke dalam Monstran dan ditakhtakan). 2. Adorasi atau sembah sujud yang terdiri atas: bacaan dari Kitab Suci, doa-doa dan nyanyian-nyanyian, homili atau renungan singkat, waktu hening (secukupnya). 3. Pemberkatan dengan Sakramen Mahakudus, yang biasanya didahului dengan Tantum Ergo dan doa singkat, dan sesudahnya doa Terpujilah Allah. 4. Mengembalikan Sakramen Mahakudus ke Tabernakel. Tata cara tersebut biasa digunakan dalam Adorasi Ekaristi 30 menit atau lebih pada pentakhtaan singkat. Selebihnya waktu bisa diisi dengan doa-doa devosi yang lain atau sekedar mencurahkan isi hati kepada Tuhan untuk memperoleh penguatan moril. Hal ini mengacu kepada sabda Yesus,” Marilah kepada-Ku semua yang letih, lesu, dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan bagimu”(Mat11:28). Adorasi Ekaristi sungguh sangat bermanfaat. Ketika para pelaku Adorasi Ekaristi ini merasa hidupnya dalam himpitan masalah yang cukup berat, sering kali mereka mencurahkan semua kepada Tuhan yang dalam rupa Sakramen Mahakudus. Setelah itu mereka akan memperoleh penghiburan dan kelegaan. Tidak jarang secara tidak disangka mereka menjumpai solusi untuk masalah-masalah mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 I. Perkembangan Adorasi Dalam Gereja 1. Adorasi Ekaristi Menurut Konsili Vatikan II Konsili Vatikan II yang dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 1962 sampai dengan tanggal 8 Desember 1965 menghasilkan enam belas dokumen Gereja yang terdiri dari : 4 konstitusi, 9 dekrit, dan 3 pernyataan. Tujuan dari konsili ini dimaksudkan untuk meningkatkan kehidupan iman kristiani dalam kehidupan sehari-hari (SC 1). Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bagian dari Gereja, maka Gereja mempunyai kewajiban untuk mengatur kegiatan-kegiatan umat beriman dalam upaya meningkatkan kehidupan rohani. Adorasi Ekaristi mampu membantu orang untuk menemukan kedalaman iman, kedalaman batin, dan rohani, sehingga orang mampu menyeimbangkan doa dengan perbuatan di kehidupan masyarakat (Martasudjita, 2012:83). Konsili Vatikan II juga menetapkan ajaran mengenai yang berkaitan dengan Adorasi Ekaristi yang merupakan salah satu bentuk Devosi Ekaristi. Adorasi Ekaristi merupakan perayaan iman untuk seluruh umat beriman di seluruh dunia ini. Maka Gereja mengeluarkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan devosi Ekaristi antara lain Sacrosanctum Concilium yang membahas mengenai liturgi, Lumen Gentium sebagai konstitusi dogmatis, dan juga Presbyterorum Ordinis yaitu dekrit tentang pelayanan dankehidupan para imam. Orang beriman dalam menyembah Allah memerlukan sebuah sarana dan juga dalam menyembah Kristus yang hadir di dalam Ekaristi (O‟Collins, 1996:16). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 2. Adorasi Ekaristi Dalam Sacrosanctum Concilium Konstitusi ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan kehidupan umatnya, maka diadakan pembaharuan dan pengembangan dalam bidang Liturgi (SC 1). Liturgi merupakan salah satu cara untuk membantu umat beriman dalam menghayati dan memaknai misteri karya penebusan dalam diri Yesus Kristus yang mengorbankan Tubuh dan Darah-Nya. Dengan demikian Allah menghendaki umat-Nya selamat dengan mengutus Putra-Nya yang Tunggal untuk memperbaiki relasi manusia dengan Allah sendiri dengan puncaknya sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus. Kristus sungguh-sunguh hadir dalam diri pelayan Gereja yaitu Imam maupun dalam rupa Roti dan Anggur sebagai lambang Tubuh dan Darah Kristus. Misteri Ekaristi dipandang sebagai pusat dari seluruh kegiatan Liturgi (SC 6), maka seluruh perayaan Ekaristi termasuk juga Adorasi Ekaristi mengalir dan tertuju kepada Ekaristi yang merupakan pusat dan puncak. 3. Adorasi Ekaristi Dalam Presbyterorum Ordinis Dalam perayaan Ekaristi, secara lahiriah imam merupakan pemimpin bagi jemaat, yang menduduki tempat yang paling tinggi sebagai pemimpin dalam perayaan Ekaristi. Tugas utama pemimpin adalah (PO 5) : a. Sebagai wakil Kristus dalam peryaan Ekaristi melalui tindakan Roh Kudus. b. Penyalur utama misteri-misteri Allah kepada jemaat dan sekaligus sebagai pendorong dan pelindung bagi seluruh kehidupan liturgi. c. Sebagai penolong umat untuk mencapai tujuan Perayaan Ekaristi untuk bisa sampai kepada Allah Bapa dan dipersatukan denganNya. d. Sebagai pelayan umat dalam menyanyi dan mengucap doa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Para imam juga mencari dan memohon kepada Allah Bapa semangat sembah sujud yang sejati (PO 18). Peran para imam dalam Adorasi juga sangat penting terutama pada saat pemberkatan umat dengan Sakramen Mahakudus yang sudah ditakhtakan di dalam Monstran. Perberkatan melalui Sakramen Mahakudus inilah yang diharapkan oleh umat beriman pada umumnya (Martasudjita, 2007:36). 4. Adorasi Ekaristi Menurut Paus Yohanes Paulus II dan Benedictus XVI PausYohanes Paulus II dan Benedictus XVI menyatakan bahwa Adorasi Ekaristi itu “memperpanjang dan memperdalam segala yang terjadi dalam perayaan Ekaristi sendiri” (Scar. 66). Paus Benedictus juga menyebutkan bahwa Adorasi Ekaristi hanyalah konsekuensi alami dari Perayaan Ekaristi itu sendiri (SC art. 66). Dengan demikian kecintaan umat akan Ekaristi akan mendorong umat untuk beradorasi Ekaristi, sehingga Adorasi Ekaristi akan membawa umat semakin mengobarkan cinta umat kepada Perayaan Ekaristi. Dalam Sinode Para Uskup tahun 2005 ditegaskan bahwa hubungan antara Perayaan Ekaristi dengan Adorasi Ekaristi sungguh hakiki. Umat beriman juga diharapkan untuk mengunjungi Sakramen Mahakudus setiap hari sebagai tanda ungkapan syukur dan cinta kasih kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus (RS 15). Kesempatan dalam beradorasi dalam waktu yang singkat maupun lebih lama dan bahkan terus menerus yang melibatkan peran serta umat beriman, sangat memperhatikan sembah sujud dan bahkan menjadi suatu kebiasaan setiap hari dan menjadi sumber kesucian bagi umat (RS 136). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Paus Yohanes Paulus II berbicara khusus tentang hubungan Ekaristi dengan Gereja itu sendiri. Perayan keselamatan serta kehadiran YesusKristus yang diwujudkan dalam rupa roti dan anggur yang menjadi Tubuh dan Darah Kristus yang dirayakan oleh seluruh Gereja di seluruh dunia. Maka Gereja yang hidup dari Ekaristi karena di dalamnya terdapat suatu kekayaan rohani Gereja yaitu Kristus (EE 11). Adorasi Ekaristi juga harus dipahami dalam kerangka dan alur tentangkasih Allah yang berpuncak dalam Misteri Paskah. Adorasi Ekaristi tidak lain adalah tanggapan umat untuk bersyukur atas kasih Allah yang tiada tara dengan cara bersujud dan menyembah di dalam keheningan kontemplasi. Tanpa Adorasi orang tidak akan bisa masuk ke dalam misteri paskah yang tidak mudah untuk dicerna dan ditangkap. Paus Yohanes Paulus II juga mengajak para imam untuk rajin berdevosi Ekaristi dalam hidup sehari-hari. Dengan ditegaskan melalui ungkapan: Kepada para imam, Konsili Vatikan II menganjurkan, selain Ekaristi harian, juga devosi kepada Ekaristi Mahakudus, dan khususnya wawancara pribadi dengan Kristus, visitasi dan sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus (PO 18). Iman yang dalam dan cinta kepada Ekaristi tidak dapat membiarkan kehadiran Kristus di tabernakel tinggal sendirian. Dalam Perjanjian Lama kita membaca bahwa Allah tinggal dalam sebuah kemah (atau tabernakel), yang disebut Kemah Pertemuan (Kel 33:7). Pertemuan itu diinginkan oleh Allah. Maka dapat dikatakan bahwa daam tabernakel Ekaristi, Kristus juga hadir untuk berwawancara dengan umat Allah yang baru dan dengan pengikutNya secara pribadi. Para imam adalah orang pertama yang dipanggil untuk masuk ke kemah pertemuan itu, untuk mengunjungi Krstus di dalam tabernakel untuk pembicaraan harian (Martasudjita, 2012:46). Paus Yohanes Paulus II juga mengajak umat untuk tidak hitung-hitungan dengan waktu untuk menjumpai Tuhan dalam Adorasi dan kontemplasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 penuh iman dan siap untuk memberi silih bagi dosa besar dan kejahatan di dunia (Martassudjita, 2012:64). Paus Benedictus XVI dalam homilinya di Koln, Jerman, tahun 2005 berkata : “Adorasi adalah ad-oratio yang artinya kontak dari mulut ke mulut”. Paus Benedictus juga menegaskan bahwa Adorasi Ekaristi merupakan tindakan sembah sujud yang dijiwai dan dipenuhi oleh rasa cinta kasih yang mendalam kepada Kristus dengan sebuah ciuman dan pelukan yang penuh kasih sayang kepada Tuhan yang telah mengasihi dan memberikan hidupNya untuk menebus dosa seluruh manusia (Martasudjita,2012:28). Penegasan Paus Benedictus XVI (Martasudjita, 2012:28): Dalam Ekaristi, Putra Allah datang untuk menjumpai kita dan ingin menjadi satu dengan kita; Adorasi Ekaristi hanyalah konsekuensi alami dari Perayaan Ekaristi, yang adalah tindakan paling luhur dari Gereja. Menerima Ekaristi berarti menyembah Dia yang kita terima. Hanya dengan cara ini kita menjadi satu dengan Dia dan sungguh boleh mencicipi keindahan liturgi surgawi. Kegiatan Adorasi di luar Misa memperpanjang dan mengintensifkan segala yang terjadi dalam perayaan Ekaristi sendiri. sungguh hanya dalam Adorasi penyambutan yang mendalam dan tulus dapat menjadi matang (Scar, art. 66). Paus Benedictus XVI juga menegaskan bahwa dengan beradorasi orang dapat menyambut Tuhan dalam Ekaristi secara matang dan mendalam. Karena Adorasi Ekaristi bukanlah acara tambahan atau sekedar kegiatan yang bisa seluruh umat untuk beradorasi Ekaristi baik itu secara pribadi maupun bersama-sama dalam sebuah komunitas. Karena dengan beradorasi akan mengalir sebuah katekese yang serasi yang memampukan umat beriman mengalami perayaan liturgis dengan lebih penuh dan berbuah (Martasudjita, 2012:29). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 J. Makna Adorasi Sakramen Mahakudus Adorasi Sakramen Mahakudus yang merupakan tindakan penyembahan kepada Tuhan yang hadir dalam rupa Hosti yang telah dikonsekrasikan. Berarti orang pada janji yang diberikan oleh Yesus dalam perjamuan terakhir yang mengatakan, “Inilah Tubuh-Ku” dan “Inilah Darah-Ku”, yang dalam konsekrasi oleh para iman hosti dirubah menjadi Tubuh Kristus dan anggur menjadi Darah Kristus. Dengan demikian, berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus sama halnya berdoa di hadapan Allah sendiri. Dengan demikian makna lain dari Adorasi Sakramen Mahakudus bisa dikatakan praktek sehari-hari yang sungguh penting dan menjadi sumber kekudusan yang tidak akan pernah habis. Karena sangat menyenangkan menghabiskan waktu bersama Kristus dan untuk merasakan kasih Kristus yang tidak terbatas. Oleh karena itu Adorasi Sakramen Mahakudus disebut sebagai perpanjangan dan pendalaman dari Ekaristi. Orang dapat menikmati dan merasakan kesatuan dengan Allah yang mengasihi dan mencintai umatnya (Martasudjita, 2016:108). Dengan kata lain, Adorasi Sakramen Mahakudus sebagai salah satu cara atau jalan di luar perayaan Ekaristi bagi umat untuk semakin mendekatkan diri dengan Kristus dan semakin mencintai Ekaristi. Karena sebagai perpanjangan dari perayaan Ekaristi yang menjadi kesempatan bagi umat untuk berjumpa secara pribadi dengan Kristus dan orang juga mengambil bagian dalam menghadirkan karya penebusan Kristus atas dosa-dosa dunia yang sebagai puncaknya dirayakan secara bersama-sama di dalam Ekaristi (Martasudjita, 2016:107). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS SEBAGAI PERPANJANGAN EKARISTI DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bentuk peryaan iman. Dalam perayaan iman tersebut umat mengungkapkan iman atas kebaikan Allah yang telah menyelamatkan manusia melalui PuteraNya Yesus Kristus dengan mengorbankan Tubuh dan DarahNya untuk menebus dosa umat manusia. Berbicara tentang Adorasi Ekaristi, tentu saja berbicara tentang orientasi pada pengalaman konkret hidup yang dikembangkan dalam berbagai segi kehidupan umat beriman. Untuk lebih lanjutnya akan dipaparkan penjelasan mengenai Adorasi Sakramen Mahakudus sebagai perpanjangan Ekaristi. A. Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu berlokasi di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Lokasi ini sesuai dengan namanya terletak di pinggir sebelah barat kabupaten Sleman dan berbatasan langsung dengan kabupaten Kulon Progo. Pada awalnya Paroki ini sebenarnya merupakan wilayah pewartaan dari paroki Kotabaru. Perkembangan awal dimulai oleh Rm. F. Strater, SJ. Pada waktu itu Rm Strater mendirikan beberapa sekolah untuk kaum pribumi di wilayah Klepu dan sekitarnya. Hal tersebut juga disertai pewartaan agama. Pada tahun 1930, tepatnya tanggal 29 Juni 1930, sesuai dengan pesta santo pelindungnya, resmi berdiri stasi Klepu-Ngijon. Rm. Strater, SJ yang menjadi perrintis dan pendiri stasi tersebut melanjutkan karya pewartaan di wilayah ini. Pada masa pendudukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Jepang, Rm. Strater, SJ dianggap memihak kepada Belanda sehingga beliau diasingkan ke Sukamiskin. Pada masa itulah peran pewartaan sedikit-banyak terbantu oleh peran pewarta awam. Ekaristi diadakan oleh Romo-romo pribumi dan non Belanda yang secara berkala melakukan kunjungan. Para Romo ini dibantu oleh umat awam seperti R.G. Tarub Hardja Adisoemarto dan beberapa orang lain untuk mengumpulkan umat dan melakukan pewartaan.“Romo Hardaparmoko dikenal sebagai bapak pendiri Paroki Klepu. Pada tahun 1955, Stasi Klepu-Ngijon resmi menjadi Paroki Klepu“ (Buku Kenangan Ulang tahun Paroki Klepu ke 80: 15). Paroki yang kini telah berusia 86 tahun ( sejak 19 Juni 1930) dan memiliki umat lebih dari 9000 orang ini telah mengadakan Adorasi abadi di beberapa kapel. Hal ini menunjukkan bahwa umat paroki santo Petrus dan Paulus Klepu memiliki keterbukaan untuk menerima dan menanggapi kerinduan pada perjumpaan yang intim dengan Tuhan. Setidaknya sudah ada tiga kapel yang digunakan untuk melakukan Adorasi abadi di Paroki Klepu ini. Tiga kapel tersebut antara lain Kapel Pojok, Kapel Kleben, dan kapel adorasi Goa Maria Ratu Perdamaian Sendang Jatiningsih. Paroki ini mengikuti teladan santo pelindungnya yaitu santo Petrus dan santo Paulus. Santo Petrus menjadi teladan bagaimana kokohnya iman akan Allah Bapa. Santo Petrus menjadi inspirasi bagaimana hatinya yang tegar bahkan diakui Yesus sendiri dengan menjadikannya batu karang pondasi Gereja. Santo Paulus menjadi contoh yang lain. Santo Paulus menjadi tokoh yang melegenda dalam pertobatan. Ia yang dulu bernama Saulus pada mulanya adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 pemburu kaum Kristiani. Hingga pada suatu kali, ia berjumpa dengan Tuhan dan memperoleh pertobatan. Ia yang dulu menganiaya pengikut Kristus, kini berkata bahwa Yesus adalah kebenaran. “Ia berbicara sangat bagus hingga semakin banyak orang Yahudi di kota Damaskus menjadi pengikut Kristus” (Self, 2009:14). Santo Petrus dan Paulus menggerakkan umat untuk berkumpul, berdoa, dan berbagi sebagai salah satu buktinya yaitu jemaat Gereja Perdana. Dalam suratnya, Petrus dan Paulus memang lebih menekankan pada segi pewartaan. Tetapi dalam pewartaan itu senatiasa mengingatkan umat untuk setia kepada Kristus dengan salah satu caranya yaitu tekun dalam hidup doa tanpa meninggalkan kesaksian hidup. Kedua tokoh tersebut menjadi inspirasi umat paroki santo Petrus dan Paulus betapa mengikut Yesus tidak selalu terasa mudah. Bagaimana mereka berjuang untuk mewartakan Kasih Allah dalam ancaman kematian menjadi contoh nyata bahwa kita juga harus memanggul salib kita. Oleh karena itu, Adorasi menjadi oase pelepas dahaga jiwa ketika merasa lelah dan haus dalam pemanggulan salib kita. Melalui Adorasi ekaristi, para umat Katolik Paroki Klepu menimba semangat dan kekuatan lebih untuk setia dalam mengikuti Yesus. B. Adorasi Ekaristi Menjadi Perpanjangan Ekaristi Pada bagian ini akan dibahas mengenai pertanyaan ketiga dalam perumusan masalah. Di sini akan diulas mengenai hubungan antara perayaan Ekaristi dengan Devosi Ekaristi, khususnya Adorasi Ekaristi. Dalam bukunya, E. Martasudjita, menyatakan: “ Devosi Ekaristi merupakan ungkapan iman orang kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 seluruh misteri penebusan-Nya sebagaimana dirayakan secara sakramental dalam perayaan Ekaristi. Inilah segi kristologis dari devosi Ekaristi” (Martasudjita. 2005:418). Hal tersebut berarti bahwa secara kristologis devosi Ekaristi sudah menjadai salah satu bentuk bagaimana umat beriman menyatakan cinta kasihnya kepada Tuhan. Hal ini menjadi hal yang lebih nyata daripada sekedar mengikuti Ekaristi wajib, bila dipandang secara harafiah, untuk menyatakan seberapa besar cinta seorang umat kepada Tuhan. Tanpa bermaksud untuk merendahkan Ekaristi mingguan, hanya saja Ekaristi mingguan tidak bisa menjadi satu-satunya tolok ukur seorang umat merindukan perjumpaan dengan Tuhan. Hal ini disebabkan oleh sifat wajib yang melekat pada Ekaristi wajib setiap minggu. Ada kemungkinan umat hadir dalam Ekaristi mingguan hanya sekedar memenuhi kewajiban dan bukan karena orang benar-benar merasa rindu untuk berjumpa dengan Tuhan. Lain halnya dengan devosi Ekaristi yang bersifat fakultatif. Oleh sebab devosi Ekaristi bersifat fakultatif dan menjadi pilihan umat secara pribadi, hal ini pada satu aspek lebih menyatakan kesungguhan hati umat Gereja dalam mencintai Tuhan. Pada aspek lain, devosi Ekaristi menjadi wujud konkret dari perayaan Ekaristi. Yesus Kristus dihadirkan selama perayaan Ekaristi dan Doa Syukur Agung dan selama itu pula karya penyelamatan-Nya kita kenangkan. Dalam devosi Ekaristi, sembah sujud dan bakti kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi itu membawa serta iman seluruh Gereja sepanjang zaman. Inilah segi eklesiologis devosi Ekaristi (Martasudjita, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 2005:419). Hal ini menyatakan bahwa hal yang kita lakukan selama melakukan devosi Ekaristi tidak lepas dari akar iman ke-Katolikan. Devosi Ekaristi dapat dikatakan sebagai perpanjangan madah syukur komuni. Inilah segi liturgis devosi Ekaristi. (Martasudjita,2005:420). Saat menerima komuni orang mengimani apa yang diterima adalah Tuhan sendiri. Namun tentu hal ini tidak hanya berhenti pada penerimaan akan Tuhan saja, devosi Ekaristi menjadi salah satu sarana untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Devosi Ekaristi juga tidak bisa lepas dari perayaan liturgis dalam Ekaristi sebab sakramen (Hosti) yang digunakan dalam Adorasi , misalnya haruslah diambil dari Hosti yang telah dikonsakrir pada perayaan Ekaristi sebelumnya. Paus Benedictus juga menjelaskan bahwa Adorasi Ekaristi sebagai perpanjangan dan pendalaman dari apa yang dirayakan dalam Ekaristi. Artinya orang dapat berlama-lama tinggal dalam Kristus dan Kristus di dalam pribadi setiap orang. Sehingga orang dapat menikmati kesatuan dengan Allah Tritunggal. Dengan beradorasi Ekaristi membantu setiap umat untuk serupa dengan Kristus sendiri yang telah diterima dalam bentuk Komuni Suci dan memungkinkan setiap orang menikmati keindahan kasih Allah dan kesatuan denganNya dalam suasana hening dan leluasa, ataupun memungkinkan setiap orang untuk dapat menyampaikan ucapan syukur, permohonan, dan silih. Adorasi Ekaristi yang memperdalam Ekaristi juga mendorong dan mengobarkan manusia untuk berbuat kasih kepada sesama dalam tindakan yang konkret. Adorasi Ekaristi mampu membuat orang untuk semakin terlibat aktif di masyarakat dalam usaha membangun kehidupan bersama yang penuh kasih dan damai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Devosi Ekaristi dapat memenuhi kerinduan dan dambaan batin-afektif dari umat beriman. Inilah segi Pastoral dari devosi Ekaristi (Martasudjita, 2005: 420). Apabila dalam perayaan Ekaristi kita terpaku pada rumusan dan bentuk baku akan kegiatan dan doa-doa, maka devosi Ekaristi menawarkan hal yang lebih fleksibel karena dalam devosi Ekaristi rangkaian upacara dan ketepatan rumusan bukan menjadi hal yang terpenting. Yang terpenting sekali dalam devosi Ekaristi adalah bagaimana seseorang bisa sungguh merasakan kehadiran Tuhan bersama dengannya. Pada saat kehadiran Tuhan inilah seseorang bisa dengan bebas berkomunikasi dengan Tuhan tentang apapun seperti berkeluh-kesah, mengucap syukur, menghaturkan permohonan dan lain-lain. Segala bentuk perasaan dari umat beriman saat melakukan devosi Ekaristi bisa secara bebas disampaikan secara langsung kepada Tuhan. Dengan ini pula penghayatan terhadap perayaan Misa terasa lebih mendalam dan bermakna. Devosi Ekaristi juga memungkinkan pertumbuhan rohani umat beriman secara lebih mendalam dan seimbang. Inilah segi mistik-spiritual devosi Ekaristi (Martasudjita, 2005:421). Dalam perayaan Ekaristi seseorang telah ikut berpartisipasi dalam misteri penebusan dan tampak nyata dalam komuni kudus. Pada saat yang sama seseorang tersebut dipersatukan dengan Tuhan secara sakramental. Kejadian istimewa tersebut dihayati, disadari, dan disyukuri dalam devosi Ekaristi. Hal tersebut tampak dalam rangkaian doa dan tata gerak dalam devosi Ekaristi seperti misalnya membungkuk dan menyembah. Terdapat ungkapan indah dalam Eucharisticum Mysterium: Dalam Roh Kudus, mereka mempersembahkan seluruh hidupnya bersama Kristus kepada Bapa, dan sebagai ganti yang mengagumkan mereka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 mempersembahkan seluruh hidupnya bersama Kristus kepada Bapa, dan sebagai ganti yang mengagumkan mereka memperoleh pertumbuhan iman, harapan, serta kasih (Eucharisticum MysteriumdalamMartasudjita 2005:422). Tentunya melakukan devosi Ekaristi juga harus dilakukan secara sehat dalam artian bahwa harus diingat devosi Ekaristi seperti Adorasi Ekaristi tidak boleh terlepas dari perayaan Ekaristi. Jangan sampai ada ketimpangan dimana seseorang rajin melakukan devosi tetapi kurang aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Hal ini karena devosi Ekaristi menjadi wujud syukur atas seluruh misteri iman yang dirayakan dalam Ekaristi. Selain itu seseorang yang rajin berdevosi Ekaristi yang sehat juga membawa membawa seseorang pada kesatuan dengan Tuhan dan sesama. Apabila seseorang menikmati kesatuan dengan Tuhan, sebagai buahnya dia juga akan menikmati kesatuan dengan sesamanya. Selanjutnya seseorang yang rajin melakukan devosi Ekaristi sewajarnya membawa semangat Roh Kudus ini dalam kegiatan sehari-hari untuk memancarkan kasih Tuhan secara nyata melalui segala tindakannya. Dari sebab-sebab itulah dapat dikatakan bahwa Devosi Ekaristi, khususnya Adorasi Ekaristi, apabila dilakukan secara sehat akan menjadi penyempurnaan Ekaristi dan iman Katolik seseorang. Hendaknya seseorang menjadikan Adorasi sebagai jawaban nyata perutusan, Ite missa est. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV USULAN PROGRAM KATEKESE UNTUK PENGHAYATAN ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS BAGI UMAT DI PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KLEPU Program katekese merupakan suatu usulan bagi pelaksanaan katekese dalam usaha menghayati adorasi Sakramen Mahakudus dalam kehidupan seharihari demi meningkatkan wujud konkret perkembangan iman umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. Suatu kegiatan atau program dikatakan berhasil dan berjalan dengan baik apabila semuanya dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Adorasi Sakramen Mahakudus merupakan salah satu kegiatan rohani yang paling utama setelah Ekaristi bagi umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, karena saling berkaitan erat dan sungguh sangat membantu umat untuk meningkatkan iman umat sehingga mampu untuk mewujudnyatakan imannya dalam tindakan yang konkret dalam kehidupan sosial masyarakat. Sebagai salah satu contohnya umat di wilayah Kleben melaksanakan kegiatan Adorasi Sakramen Mahakudus dengan cara keliling lingkungan-lingkungan. Langkah ini dilakukan upaya umat bisa tekun dalam doa dan lebih dekat dengan Tuhan. Selain itu juga untuk membantu umat yang sudah tua dan sakit-sakitan supaya bisa berdoa dan bercengkerama dengan Tuhan di depan Sakramen Mahakudus. Dalam rangka menanggapi dan menyikapi situasi ini, akan diadakan kegiatan katekese dalam usaha menghayati adorasi Sakramen Mahakudus di masing-masing wilayah kapel adorasi maupun di lingkup Paroki. Program ini sebagai salah satu tawaran untuk umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu agar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 semakin memahami adorasi Sakramen Mahakudus sehingga mampu menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari dan dengan demikian dalam kehidupan bersosial akan menjadi lebih baik dan imannya akan semakin tampak dalam setiap tindakan yang nyata. Oleh karena itu, usulan program ini terdiri dari latar belakang pemilihan program, alasan pemilihan tema, usulan tema, dan penjabaran program sebagai dasar untuk lebih menghayati adorasi Sakramen Mahakudus. A. Latar Belakang Pemilihan Program Pola hidup umat beriman ditandai dengan hidup dalam kehidupan bermasyarakat yang ditandai dengan mewujudnyatakan iman itu lewat tindakan dan perkataan yang sesuai dengan ajaran Yesus sendiri. Namun pada kenyataannya umat belum mampu mewujudnyatakannya dengan baik imannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, seringkali mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Tantangan atau hambatan itu seringkali muncul baik dari dalam dirinya maupun karena situasi zaman dengan segala perkembangannya yang sangat pesat. Salah satu cara untuk meningkatkan iman umat yang berperan penting untuk menghadapi tantangan zaman sekarang adalah doa. Pada umumnya orang lebih berorientasi pada sebuah karya yang bisa menghasilkan sesuatu yang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang terutama dalam hal jasmani. Demi menyelesaikan tugas dan pekerjaanya orang lebih mengutamakan kerja daripada untuk berdoa, sehingga hidupnya disibukkan dengan bekerja tanpa memperdulikan lingkungan sekitar dan orang lain, bahkan dengan Yesus sendiri orang akan lupa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Situasi seperti ini harus menjadi prioritas dan diberikan perhatian agar umat semakin menyadari untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Maka umat diharapkan untuk mampu bergerak dalam situasi apapun dan dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Dan pada akhirnya umat diharapkan untuk terlibat aktif sehingga seimbang antara doa dan tindakan yang nyata sebagai perwujudan akan imannya. Namun dalam kenyataan yang terjadi,tidak sedikit umat yang begitu semangat hanya dalam berkarya atau hanya dalam doa saja dan mengabaikan yang lain. Padahal doa merupakan salah satu sumber kekuatan seseorang dalam melaksanakan berbagai kegiatan-kegiatan yang lain. Bagi umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, penyembahan kepada Sakaramen Mahakudus sebagai perwujudan dalam meneladan spiritualitas Petrus dan Paulus dalam mengabdi Yesus yang dijadikan sebagai Santo pelindung Paroki. Sehingga penyembahan kepada Sakramen Mahakudus menjadi devosi utama dengan mengadakan adorasi Sakramen Mahakudus setiap hari. Pada umumnya mereka ingin mewujudkan penghayatan devosi kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. Namun devosi ini bukanlah merupakan tujuan yang utama dalam beradorasi. Banyak umat yang mengikuti adorasi dengan motivasi yang berbeda. Tidak sedikit umat yang mengikuti adorasi dengan motivasi untuk mohon berkat, permohonan pribadi, bahkan sebagai tempat untuk berkeluh kesah. Tetapi ada pula yang sungguh-sungguh untuk mengungkapkan syukur dan memuliakan nama Tuhan, serta menyakini bahwa Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus mampu memberi ketenangan dan ketentraman batin sehingga semakin meneguhkan iman, harapan dan kasih kepada Tuhan Yesus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Dari hasil pengamatan penulis, umat yang beradorasi tentang penyembahan kepada Sakramen Mahakudus, banyak yang belum sepenuhnya menghayati adorasi Sakramen Mahakudus dalam kehidupan sehari-hari. Adorasi masih hanya berhenti di kapel atau hanya berhenti pada saat sembah sujud di depan Sakramen Mahakudus yang bertakhta di altar. Melihat kenyataan seperti itu, penulis berpendapat bahwa perlu adanya program katekese bagi umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu yang setiap hari mengadakan adorasi Sakramen Mahakudus, agar mereka semakin memahami makna dan menghayati adorasi Sakramen Mahakudus dalam kehidupan sehai-hari. Banyak bentuk pendampingan iman yang bisa dibuat untuk meningkatkan penghayatan devosi kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, namun penulis memilih pendampingan iman melalui katekese dengan maksud supaya umat semakin mengalami, merasakan, dan memahami makna adorasi Sakramen Mahakudus. Program katekese yang diusulkan diharapkan mampu untuk membantu umat agar mampu memahami makna dan menghayati adorasi Sakramen Mahakudus secara sehat dan benar sesuai dengan ajaran Gereja. Dan dalam usaha untuk mencapai pemahaman dan penghayatan ini dibutuhkan suatu program yang jelas dan terarah sehingga pemahaman dan penghayatan adorasi semakin meningkat. B. Alasan Pemilihan Tema Pelaksanaan penyembahan kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus lewat adorasi Sakramen Mahakudus di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu berlangsung dengan baik, jelas, dan teratur setiap hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Keteraturan ini tampak dalam penyediaan waktu yang tetap, susunan pelaksanaan adorasi yang teratur, jadwal jaga bakti, dan buku-buku doa yang sangat mendukung suasana hormat bakti dan sembah sujud kepada Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus setiap hari. Namun, berdasarkan pengamatan penulis, keteraturan dan suasana yang mendukung ini belum tentu menjamin bahwa umat sudah memahami dan menghayati makna adorasi Sakramen Mahakudus atau penyembahan kepada Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus yang ditakhtakan di altar secara baik dan benar sesuai dengan ajaran Gereja dan iman kristiani. Umat yang hadir di hadapan Sakramen Mahakudus setiap hari dengan berbagai motivasi dan tujuan utama untuk memohon berkat bagi segala permohonan baik untuk diri sendiri dalam menjalani kehidupan ini maupun untuk orang lain yang memohon bantuan doa. Bahkan adorasi Sakramen Mahakudus sebagai tempat untuk berkeluh kesah dan mengaduh atas semua pengalaman dan peristiwa yang dialami dalam mengarungi kehidupan. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa umat belum secara baik dan benar memahami dan menghayati makna adorasi atau penyembahan kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, yang dapat membantu umat dalam menghayati iman seturut teladan Yesus yang berkorban untuk kebahagiaan umat manusia. Dengan demikian penulis mengusulkan tema umum program rekoleksi dalam rumusan “ Makna adorasi Sakramen Mahakudus bagi penghayatan iman umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu dalam kehidupan konkret di masyarakat.” Dalam tema umum ini masih akan dijelaskan dan dijabarkan dalam 4 (empat) tema khusus. Menurut penulis 4 (empat) sub tema itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 harus dipahami oleh umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu agar sampai pada pemahaman akan makna adorasi Sakramen Mahakudus yang berdampak pada penghayatan akan iman serta peningkatan hidup dalam berdampingan di masyarakat. Tema dan sub tema dibuat untuk menjawab permasalahan yang dihadapi penulis seperti yang telah teruang dan diutarakan dalam Bab I. Adapun sub-sub tema yang telah diusulkan adalah adorasi Sakramen Mahakudus sebagai perwujudan meneladan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam mengabdi kepada Yesus, adorasi Sakramen Mahakudus merupakan penyembahan kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, memahami adorasi Sakramen Mahakudus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Ekaristi, dan mengahayati pengorbanan Yesus dalam Sabda dan KaryaNya. C. Rumusan Tema dan Tujuan Tema umum dan tema-tema khusus ini akan disajikan bersama dengan tujuannya masing-masing sebagai berikut: Tema umum : Makna adorasi Sakramen Mahakudus bagi penghayatan iman umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu dalam kehidupan konkret di masyarakat. Tujuan umum : Pendamping dan peserta menghayati makna adorasi Sakramen Mahakudus, sehingga tumbuh kerelaan untuk berkorban dalam kehidupan di masyarakat. Tema dan tujuan umum ini dijabarkan dalam tema dan tujuan khusus sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Tema I : Adorasi Ekaristi sebagai perwujudanmeneladan spiritualitas St. Petrus dan Paulusdalam kehidupan setiap hari. Tujuan 1 : Pendarnping bersama peserta semakin terdorong untukadorasi Ekaristi sebagai perwujudan meneladan spiritualitasSt. Petrus dan Paulus dalam kehidupan setiap hari. Tema 2 : Adorasi Ekaristi merupakan penyembahan kepada Tuhan Yesusyang hadir dalam Sakamen Mahakudus. Tujuan 2 : Pendamping dan Tuhanyang nyata peserta dalam semakin menyadari kehadiran Sakramen Mahakudus, sehingga merekatergerak hatinya untuk menyembah Sakamen Mahakudus denganhormat dan penuh bakti dalam adorasi dan yang tidak dalamkehidupan setiap hari. Tema 3 : Memahami adorasi Ekaristi sebagai bagian terpisahkandari perayaan Ekaristi. Tujuan 3 : Pendamping dan peserta semakin memahami hubungan antaraadorasi dan perayaan Ekaristi yang tidak terpisahkan sehinggamereka dapat merasakan kehadiran Tuhan yang sama baikdalam adorasi maupun dalam perayaan Ekaristi setiap hari. Tema 4 : Menghayati pengorbanan Yesus dalam Sabda dan karyaNya. Tujuan 4 : Pendamping dan peserta semakin menyadari sikap dan tindakan Yesus yang berkorban untuk keselamatan umat manusia,sehingga mereka dapat meneladan Yesus dalam meningkatkan iman untuk berkorban demi kepentingan bersama dalam hidupsehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Penjabaran Program Tema Umum : Makna adorasi Ekaristi bagi penghayatan iman umatdi Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu dalam kehidupan konkret di masyarakat. Tujuan umum : Pendamping dan peserta menghayati makna adorasi Ekaristi sehingga tumbuh kerelaan berkorban dalam kehidupan di masyarakat. No Tema (1) 1. (2) Adorasi Ekaristi sebagai perwujudan meneladan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam kehidupan setiap hari. Tujuan Tema (3) Pendarnping bersama peserta semakin terdorong untuk adorasi Ekaristi sebagai perwujudan meneladan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam kehidupan setiap hari. Judul Pertemuan (4) a. Adorasi Ekaristi merupakan wujud konkret spiritualitas St. Petrus dan Paulus. Tujuan Pertemuan (5) Pendamping bersama peserta semakin mampu memahami bahwa adorasi Ekaristi merupakan perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam kehidupan setiap hari. Uraian Materi (6) - Arti adorasi - Adorasi Ekaristi dalam Gereja Katolik - Spiritualitas St. Petrus dan Paulus. - Pandangan Romo Paroki tentang adorasi Ekaristi. - Pelaksanaan kebaktian dalam hidup nyata. Metode Sarana (7) - Sharing kelompok - Informasi - Tanya jawah - Refleksi pribadi (8) -Buku Spiritualitas St.Petrus dan Paulus. -Teks lagu - Kitab Suci. - Salib. - LCD - Laptop - Slide Sumber Bahan (9) - Yoh 15:1-8 - Martasudjita, 2000:47 - Bergant Dianne & Karris, Robert (Ed.). (2002).Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, hal 190. 52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (1) 2. (2) Memaknai kekuatan doa dan Adorasi penyembahan kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakamen Mahakudus di dalam kehidupan sehari-hari. (3) (4) Pendamping b. Sakramen dan peserta Mahakudus semakin kehadiran menyadari nyata Yesus kehadiran Kristus. Tuhan yang nyata dalam Sakramen Mahakudus, sehingga mereka tergerak hatinya untuk menyembah Sakramen Mahakudus dengan hormat dan penuh bakti dalam adorasi dan dalam hidup setiap hari. (5) Bersama pendamping peserta menyadari danmeyakini bahwa Tuhan sungguh hadir dalam kehidupan sehari-hari sehingga melalui doa dan Sakramen mahakudus mereka dapat bersatu dengan Tuhan dalam adorasi, dan menyembah Nya dalam seluruh perjalanan hidupnya. (6) - Adorasi merupakan bentuk relasi yang akrab dengan Tuhan. - Adorasi sebagai doa. - Kehadiran Kristus yang sungguh nyata dalam adorasi Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari. (7) - Sharing kelompok - Tanyajawab - Informasi - Refleksi pribadi - Cerpen tentang Doa. (8) - Teks lagu - Madah Bakti - Kitab Suci - Salib, Lilin (9) - Matius 7:712 - Bergant & Karris, 2002: 190-191. - Martasudjita, 2000 : 4l - Martasudjita, 2007 : 13 - Darminta, 1981:7-8 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (1) (2) 3. Memahami doa devosi dalam adorasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Ekaristi (3) (4) d. Hubungan Pendamping adorasi dan peserta Ekaristi dan semakin perayaan memahami Ekaristi hubungan antara adorasi dan perayaan Ekaristi yang tidak terpisahkan sehingga mereka dapat merasakan kehadiran Tuhan yang sama baik dalam adorasi maupun dalam perayaan Ekaristi. (5) (6) Bersama pendamping peserta diajak untuk memaknai doa devosi dalam adorasi sebaga bagian dari Ekaristi, sehingga dapat lebih mendalami arti ekaristi sebagai puncak perayaan iman. - Arti devosi - Manfaat devosi - Tujuan devosi - Teologi devosi - Ekaristi - Adorasi - Ekaristi adalah bagian dari devosi Ekaristi - Devosi-devosi - Ekaristi (7) - Sharing kelompok - Diskusi - Tanya jawab - Informasi - Refleksi pribadi (8) - Buku Madah Bakti - Kitab Suci - Salib - Lilin - Video “Kongres Ekaristi KAS" - LCD - Laptop (9) - Matius 6:5-15 - Martasudjita, 2000: 49. - LG I1 - Bergant & Karris, 2002 : 173 - O'Collins, 1996:38. - Heuken, 1989:320. 54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (1) 4. (2) Menghayati pengorbanan Yesus dalam Sabda dan karyaNya (4) (3) f. Pengorbanan Pendamping diri Yesus dan peserta karena semakin cintaNya menyadari kepada umat sikap dan manusia tindakan Yesus yang berkorban untuk keselamatan umat manusia, sehingga mereka dapat meneladani Yesus dalam meningkatkan hidup rohani dana pelayanan terhadap sesama manusia setiap hari. (5) (6) Bersama - Arti simbol pendamping, "pengorbanan peserta " dalam Kitab merefleksikan Suci cinta Yesus - Pengorbanan yang menjadi diri Yesus lambang sebagai tanda penyerahan diri cinta sehingga dapat - Adorasi mewujudkan Ekaristi kasih Kristus sebagai tanda dalam pengorbanan kehidupan Yesus kepada konkret dengan Bapa dan melibatkan diri manusia dalam kehidupan berkomunitas (7) - Sharing kelompok - Diskusi - Tanya jawab - Informasi - Refleksi pribadi (8) - Buku Madah Bakti - Kitab Suci - Salib - Lilin - Film "Christ of Passion" - LCD - Laptop (9) - Luk 10:25-37 - Bergant & Karris, 2002:135. - Hayon N. 1986: 20-39. 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 E. Petunjuk Pelaksanaan Program Program rekoleksi ini diusulkan dalam bentuk katekese model SCP yang dilaksanakan satu bulan sekali yang berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Program pendampingan katekese ini direncanakan dalam rangka untuk semakin meningkatkan iman umat dalam tindakan yang nyata yang tidak hanya berhenti di dalam doa saja. Program pendampingan katekese ini dimulai pada bulan Juni 2017 dan berakhir bulan Agustus 2017 Setiap pertemuan atau pendampingan katekese berlangsung selama I (satu) hari pada setiap akhir pekan yaitu hari Sabtu soresampai dengan Minggu siang. Program katekese ini hendaknya dilaksanakan pada hariSabtu-Minggu pekan pertama. Oleh karena itu, penulis menawarkan acara rekoleksi itu diisi dengan katekese. Model katekese yang diusulkan adalahkatekese umat model Shared Chrislian Praxis yang terdiri dari 5 (lima) langkahyaitu mengungkapkan pengalaman hidup, mendalami pengalaman hidup,menggali pengalaman iman kristiani, menerapkan iman dalam hidup konkretpeserta, mengusahakan suatu tindakannyata (Sumarno Ds.,2006: 19-22). Program ini diusulkan kepada Romo FX. Murdi Susanto, Pr sebagai Pastor kepala di Paroki St.Petrus dan Paulus Klepu. Katekese ini dipandu oleh para alumni Pendidikan Agama Katolik yang berdomisili di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. Penulismenawarkan jadwal rekoleksi sebagai berikut: Hari/Tanggal Waktu Acara Sabtu, 9 Juni 2017 17.00 - 17.30 17.30- 19.00 Pembukaan dan Pengantar Langkah l: Mengungkapkan pengalaman hidup umat tentang adorasi Langkah II: Mendalami pengalaman umat tentang adorasi 20.00-21.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Minggu, 10 Juni 2017 09.00-10.00 10.30-11.30 11.30-12.30 Langkah III: Menggali pengalaman iman Kristiani lewat spiritualitas St. Petrus dan Paulus sebagai pelindung Paroki Langkah IV: Menerapkan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam situasi konkret umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu Langkah V: Mengusahakan suatutindakan konkret dalam hidup umat di dalam kegiatan sosial di masyarakat umum F. Contoh Persiapan Program Katekese SCP untuk Umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu 1. Identitas a. Tema : Adorasi Ekaristi merupakan wujud konkret spiritualitas St. Petrus dan Paulus. b. Tujuan : Pendamping bersama peserta semakin mampu memahami bahwa adorasi Ekaristi merupakan perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus sehari-hari. c. Peserta : Orang Tua dan Remaja di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. d. Tempat : Rumah retret wisma Alouysius. e. Waktu : Sabtu, 9 Juni 2017 Pkl. 17.00 Wib s/d Minggu 10 Juni 2017 pkl. 12.30 WIB. f. Model : Shared Christian Praxis g. Metode : Sharing, refleksi pribadi, informasi, tanya jawab. h. Sarana : - Kitab Suci PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 - Teks lagu - Slides - LCD - Laptop - Buku PH - Buku Spiritualitas St. Petrus dan Paulus. - Salib i. Sumber bahan : - Yoh l5:1-8 -Bergant, Diame & Karris, Robert (Ed.). (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, hal. 190. -Martasudjita, E. (2000). Mencintai Ekaristi. Yogyakarta : Kanisius, hal. 47. j. Jadwal rekoleksi : Hari Sabtu : Pkl. 17.00-17.30 : Pengantar dan pembukaan Pkl. 17.30-18.00 : Menonton dan merenungkan slide “Menampilkau Wajah Allah dalam dunia". Pk1.18.00-19.00 : Langkah I : Mengungkapkan pengalaman hidup umat berkaitan dengan adorasi. Pkl. 19.00-20.00 : Makan malam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Pkl. 20.00-20.45 : Langkah II : Mendalami pengalaman umat dalam adorasi. Pkl. 20.45-21-00 : Doa malam bersama. Hari Minggu Pkl. 09.00-10.00:Langkah III : Menggali pengalaman iman Kristiani dalam spiritualitas St. Petrus dan Paulus. Pkl. 10.00-10.30 :Snack. Pkl. 10.30-11.30 :Langkah : Menerapkan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam situasi konkret umat. Pkl. 11.30-12.30 :Langkah V : Mengusahakan suatu tindakan konkret dalam hidup umat di dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Pemikiran Dasar Dalam pengalaman nyata yang dialami Bapak/ibu dan teman-teman, banyak dari mereka yang kurang memahami adorasi Ekaristi. Pelaksanaan adorasi Ekaristi oleh umat di Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu masih sebatas acara rutinitas belaka. Rasa mengantuk ketika adorasi di depan Sakramen Mahakudus, kurang hening di hadapan Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus dan rasa jenuh yang selalu muncul merupakan pengalaman-pengalaman yang selalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 mewarnai hidup umat saat adorasi. Padahal kesempatan adorasi merupakan salah satu sarana perjumpaan langsung dengan Tuhan yang hadir Tuhan yang hadir dalam diri PuteraNya Yesus Kristus yang bertakhta dalam Sakramen Mahakudus. Dengan berbagai pengalaman ini membuat umat kurang menghayati adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus yang akan diwujudkan dalam kehidupan di masyarakat setiap hari. Yoh 15:1-8 merupakan kisah Yesus sebagai pokok anggur yang benar dan BapaNyalah sebagai pengusahanya. Pokok anggur yang benar itu mempunyai ranting-ranting yang baik dan menghasilkan buah-buah yang bagus. Bagianbagian dari pohon ini adalah para murid yang telah menerima sabda Yesus yang memberi hidup, para murid diundang didorong untuk terus hidup dan tetap tinggal dalam Yesus. Kesatuan bukan antar manusia, melahirkan kesatuan antara manusia dengan Allah. Dan kesatuan ini hanya mungkin terjadi lewat Yesus Kristus yang digambarkan sebagai pokok anggur yang dengan rantingnya. Yesus pun menghendaki agar para muridNya bersatu dengan dirinya bagaikan pokok anggur dengan rantingnya. Dari pertemuan ini, penulis berharap umat di Paroki St. Petrus dan Paulus semakin mampu untuk memahami adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam kehidupan setiap hari berdasarkan pedoman hidup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 3. Pengembangan Langkah-langkah a. Pembukaan 1) Pengantar Bapak, ibu, dan saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada 3 (tiga) bulan yang akan datang, kita akan mendalami khusus tentang adorasi Ekaristi yang menjadi devosi utama bagi kita sebagai umat di Paroki St. Petrus dan Paulus. Hari ini merupakan pertemuan pertama, maka pada kesempatan ini sebagai umat yang melaksanakan adorasi setiap hari, kita perlu memahami bahwa adorasi Ekaristi merupakan salah satu cara perwujudan meneladan spiritulaitas St. Petrus dan Paulus. Sebagai anggota jemaat yang menghidupi semangat pelayanan St. Petrus dan Paulus, umat perlu mengetahui dan memahami bahwa penyembahan kepada Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus atau adorasi merupakan salah satu tindakan untuk bersatu dengan Tuhan. Dalam adorasi kita menyembah Tuhan Yesus yang sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Sebagai umat Kristiani, perlu memahami dan memaknai adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam kehidupan setiap hari. 2) Lagu Pembukaan : "Kusiapkan Hatiku Tuhan" (Lampiran 4) 3) Doa pembukaan Allah Bapa yang maha baik, kami menghaturkan pujian dan syukur yang berlimpah kepadaMu atas segala rahmat dan berkat yang Engkau limpahkan kepada kami secara khsusus pada kesempatan ini, Engkau memperkenankan kami berkumpul di sini untuk mendalami lebih jauh adorasi Ekaristi yang menjadi bagian dari hidup kami setiap hari sehingga dengan demikian kami semakin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 menyadari kehadiranMu yang nyata dalam Sakramen Mahakudus dan memahami balrwa adorasi merupakan perwujudan dari spiritualitas St. Petrus dan Paulus sehingga mampu menghayatinya dalam kehidupan kami setiap hari lewat karyakarya bakti kami yang Engkau berikan kepada kami. Semuanya ini kami mohon dengan perantaraan PuteraMu Yesus Kristus yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus sepanjang segala masa. Amin. b. Langkah I : Mengungkapkan Pengalaman Hidup umat 1) Peserta diberi kesempatan untuk menonton slide "Menampilkan Wajah Tuhan dalam Dunia". 2) Pendamping meminta beberapa peserta untuk menceritakan kembali dengan singkat isi pokok slide "Menampilkan Wajah Tuhan dalam Dunia" tersebut. 3) lnti pokok slide "Menampilkan Wajah Tuhan dalam Dunia'' adalah sebagai berikut : Slide "Menampilkan Wajah Tuhan dalam Dunia" menggambarkan situasi dunia saat ini dengan segala gejolaknya. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat manusia mampu melakukan apa saja tanpa harus banyak berkorban karena dikuasai oleh teknologi canggih. Berbagai tindakan kejahatan maupun kebaikan selalu mewarnai hidup manusia. Hidup manusia seakan bergantung sepenuhnya pada kenikmatan duniawi. Dan ketika kenikmatan itu tidak diperolehnya di dunia yang berkembang saat ini, orang merasa hidupnya telah hancur dan tidak ada harapan untuk hidup. Kehormatan, kekuasaan, uang yang selalu dikejar-kejar oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 manusia saat ini membuat orang tidak mau lagi menghargai orang lain. Dalam situasi yang demikian justru manusia merasa kehilangan orangorang yang dicintai bahkan kehilangan makna hidupnya sendiri. Dan pada saat yang demikian manusia mulai berusaha mencari jawaban atas kegalauan dan kehampaan di dalam hidupnya. Hanya pada Dialah semua kekalutan hidup akan terjawab. Dengan mendengarkan suaraNya dan selalu tinggal pada Dia segala pergulatan hidup akan menjadi ringan dan hidup kita semakin tenang dan bahagia. 4) Peserta diajak untuk sharing berdua-dua lalu diungkapkan dalam kelompok besar dengan pertanyaan sebagai berikut: a) Kesulitan apa yang dialami manusia dalam slide “Menampilkan Wajah Tuhan dalam Dunia” itu? b) Ceritakan pengalaman, kesulitan apa saja yang pernah Bapak/ibualami dalam adorasi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus? 5) Pendamping memberikan suatu arah rangkuman sebagai peneguhan Dalam slide “Menampilkan Wajah Tuhan dalarn Dunia” tadi kita melihat perjuangan manusia dalam menjalani hidup di zaman teknologi canggih ini. Manusia terpesona dengan kenikmatan duniawi. Manusia sangat berjuang untuk memperoleh kekuasaan, kehormatan dan kekayaan atau uang yang akhirnya membawa mereka sampai pada kehancuran. Mengapa hal ini terjadi? Karena manusia dikuasai oleh teknologi yang menjanjikan kenikmatan sesaat. Ketidakmampuan manusia dalam menyikapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 perkembangan teknologi membuat hidupnya tidak tenang bahkan merasakan kehilangan makna hidup. Dalam situasi yang demikian, manusia baru menyadari bahwa dirinya sudah terpisah jauh dari Tuhan. Akibat dari perkembangan teknologi itu, manusia semakin egois, manusia mengandalkan kekuatannya sendiri dan sampai pada suatu pengalaman yang menyadarkan mereka bahwa sebenarnya hidup mereka tidak tenang dan bahagia. Dengan kesadaran inilah akhirnya manusia mulai mencari jawaban yaitu Tuhan sendiri yang telah membuka hatiNya untuk setiap orang yang datang kepadaNya. Begitupun dengan pengalaman kita Suka cita, kegembiraan, kasih mewarnai hidup kita. Tetapi tidak jarang pula berbagai kegiatan yang kita lakukan dalam hal doa berlalu tanpa makna. Bapak dan Ibu di lingunganlingkungan seringkali mengalami kesulitan dalam adorasi entah itu disadari atau tidak. Hal ini terjadi kurang mampu menyadari kehadiran Tuhan, sulit mengalami perjumpaan dengan Tuhan, adorasi acara rutinitas harian, suasana hati yang kurang mantap dalam mengikuti adorasi, adanya keraguan akan kehadiran Tuhan Yesus dalam Sakramen Mahakudus serta motivasi yang beranekaragam dalam diri setiap pribadi sehingga adorasi yang kita adakan setiap hari berlalu tanpa makna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Peserta Dalam Adorasi 1) Lagu "Penuhi Kami ya Tuhan”, (Lampiran 4) 2) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman di atas dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut yang didahului dengan diskusi dalam kelompok besar. a) Cara mana sajakah yang akan dilakukan peserta dalam menghadapi kesulitan-kesulitan adorasi? 3) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan arah rangkuman singkat sbb : Setiap orang pasti mempunyai dan keterbatasan dalam hidupnya. Suka-duka jatuh bangun selalu silih berganti dan senantiasa mewarnai hidup seseorang. Pada dasarnya setiap orang juga mempunyai kemampuan untuk mengatasi keterbatasannya. Setiap orang mengalami kesulitan dalam doa bukan hal yang sangat asing. Hal itu selalu mewamai perjalanan hidup rohani setiap orang. Berbagai kesulitan yang dialami oleh hampir setiap orang disebabkan oleh kurangnya kesiapan hati untuk menghadap Tuhan, pengetahuan tentang adorasi kurang, kurangnya iman akan kehadiran Tuhan dalam berbagai bentuk dan kesempatan. Tentu saja setiap orangpun tidak ingin hal ini terus terhanyut dalam kesulitan-kesulitan yang senantiasa menghantui hidupnya. Oleh karena itu, pengetahuan pengetahuan tentang adorasi, teori-teori yang berkaitan dengan adorasi dan penjelasan tentang adorasi baik dari kongregasi maupun dari ajaran Gereja Katolik. Pengetahuan ataupun pengalaman kehadiran Kristus dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 adorasi Ekaristi menurut Gereja maupun Bapa-bapa Gereja sangat penting dipelajari sehingga dengan demikian mendukung dan meneguhkan iman peserta yang masih mengalami kesulitan serta keragu-raguan akan kehadiran Tuhan dalam Sakamen Mahakudus. 4) Doa Malam Bersama a) Doa Malam : "Doa Malam I" (MB, no. 38; bdk. Lampiran ) b) Lagu : "Dalam TarganMu ya Tuhan" (MB, no. 563; bdk' Lampiran ). d. Langkah III : Menggali Pengalaman lman Kristiani Umat Dalam Meneladan Spiritualitas St. Petrus dan Paulus. 1) Doa pembuka : "Litani Kehadiran Tuhan" (MB, no. 18; bdk Lampiran 3) 2) Lagu : "SabdaMu Bagai Air Segar (KE, no. 49; bdk. Lampiran 4). 3) Salah seorang peserta membacakan perikop Kitab Suci dari Yoh 15:1-8 dan peserta yang lain mendengarkan dan membaca dalam hati. 4) Peserta diberi waktu untuk hening sejenak membaca dan merenungkan secara pribadi perikop itu dan menanggapiaya dengan bantuan pertanyaan: a) Ayat-ayat mana sehubungan dengan adorasi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus? b) Sikap-sikap mana yang ditanamkan Yesus dalam adorasi? 5) Peserta diajak untuk mencari dan menemukan sendiri pesan inti perikop sehubungan dengan dua pertanyaan di atas. 6) Pendamping memberikan tafsir dari Yoh l5:l-8 dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan, misalnya sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Yohanes l5:l-8 merupakan bagian monolog yang terpanjang dalam Injil Yohanes. Monolog ini berisi alegori tentang pohon anggur. Yesus adalah pokok anggur yang benar (ayat I dan 5) yang sangat diperhatikan secara pribadi oleh Bapa. Pokok anggur itu mempunyai cabang-cabang yang bersemi dan menghasilkan buah-buah yang bagus. persatuan manusia dengan Yesus Kristus melalui kurnia penyerahan diri akan lebih erat dan hidup. Hidup manusia akan menjadi subur apabila selalu menyatukan diri dengan Yesus Kristus sebagaimana Yesus dan Bapa adalah satu. Pada ayat 2 dikatakan bahwa Bapa sebagaimana pengusaha yang memotong dan membersihkan. Pembersihan yang dilakukan dengan Fiiman yang disampaikan oleh Yesus kepada para muridNya. Dampak dari pembersihan yang dilakukan Bapa; hubungan semakin erat, hidup lebih bersemangat dan menghasilkan buah yang banyak. persatuan dengan Yesus akan menjadi lebih subur bila disirami dengan Firman Tuhan. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu (ayat 4) adalah ajakan Yesus kepada para muridNya untuk selalu bersatu denganNya. Suatu gambaran persatuan paling erat antara pokok dan ranting. Pokok anggur hidup, tumbuh dan berkembang serta berbuah yang banyak dalam ranting karena ranting tinggal dan bersatu dalam pokok. Tetapi tanpa tinggal bersama Yesus sebagai pokok anggur, ranting tidak akan menghasilkan buah yang banyak sebab seperti sabdaNya: “Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (ayat 5). Sedangkan ayat 3 dan 7 menjelaskan bagian-bagian pohon adalah para murid yang telah menerima sabda Yesus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 yang memberi hidup. Para murid diundang, didorong untuk terus hidup, dan tetap tinggal dalam Yesus. Kata tinggal adalah suatu penekanan mengenai kebersamaan yang terus menerus antara Yesus dan para muridNya. Hubungan yang tidak terpisahkan antara Yesus dan para muridNya ini seperti hubungan Yesus dengan BapaNya. Persatuan dengan Kristus yang berlangsung terus-menerus oleh para murid dan seluruh Gereja sebagai kenangan akan karya keselamatan Allah yang terdadi dalam diri puteraNya yang tunggal Yesus Kristus dilambangkan dalam perayaan Ekaristi. Sikap-sikap yang nampak dalam perikop ini yang dikehendaki oleh Yesus adalah supaya selalu tinggal di dalam Dia, hidup dihadiratNya keheningan lahir maupun batin dan hidup selalu berpusat padaNya. Yesus sebagai pokok anggur yang benar dan para pengikutNya bisa hidup bersemi subur bila menjadi ranting-ranting hidup yang tumbuh dari pokok itu. Hal ini bisa terjadi apabila bersatu dan melekat pada Yesus, kesiapsediaan untuk dipangkas pada bagian-bagian hidup yang dapat menghambat perkembangan sabdaNya, tekun menyirami hidup dengan sabdaNya supaya tetap bersatu denganNya sehingga menghasilkan buah yang berkelimpahan dalam pelayanan di tengah umat setiap hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 e. Langkah IV : Menerapkan Iman Kristiani Dalam Situasi Konkret Peserta. 1) Pengantar Bapak, ibu, dan saudara yang terkasih, kita sudah menemukan sikap-sikap yang dikehendaki oleh Yesus bagi hidup kita untuk selalu tinggal bersama Dia dan menyembahNya dalam seluruh hidup kita, tekun menyirami hidup dengan sabdaNya dan hidup selalu berpusat padaNya. Hal ini tidak mungkin terjadi bila tanpa disertai kesiapsediaan untuk membiasakan diri dalam mewujudkan sikap-sikap yang dikehendaki Yesus dalam kehidupan kita setiap hari, karena banyak kelemahan dan hambatan yang kita hadapi dalam hidup ini baik dari diri sendiri, komunitas, tempat kita bekerja, relasi maupun dari lingkungan yang lebih luas. Semoga penemuan kita ini membawa rahmat dan berkat bagi kita karena Tuhan yang menawarkan dan menyemangati kita dalam menghayati hidup di dalam dan bersama PuteraNya yang kita wujudkan dalam adorasi Ekaristi setiap hari. 2) Sebagai bahan refleksi agar kita semakin dimampukan untuk menghayati adorasi sebagai perwujudan spiritulaitas St. Petrus dan Paulus, marilah kita mencoba merenungkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : a) Apakah yang dikehendaki Yesus bagi hidupku lewat adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 b) Sikap-sikap mana yang bisa kita perjuangkan agar semakin menghayati adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spirutualitas St. Petrus dan Paulus di tengah-tengah masyarakat umum? (1) Saat hening diiringi instrumen Taize untuk mengiringi renungan secara pribadi akan pesan Injil dengan situasi konkret yang dialami para peserta. (2) Kemudian diberi kasempatan untuk bersharing dengan teman sebelahnya, lalu hasil renungan pibadi dan kelompok diungkapkan dalam kelompok yang besar. Sebagai bahan renungan dalam langkah konfrontasi ini dapat diberi arah rangkuman singkat dari hasil-hasit renungan pribadi dan kelompok, misalnya sebagai berikut : 3) Suatu contoh arah rangkuman penerapan pada situasi para peserta : Dalam perikop Yohanes 15:l-8 berbicara mengenai Yesus Kristus sebagai pokok anggur yang benar yang mempunyai ranting-ranting yang bersemi dan menghasilkan buah yang lebat apabila selalu bersatu dengan pokoknya. Yesus sendiri telah banyak menawarkan keheningan lahir dan batin, selalu bersatu denganNya dalam seluuh kegiatan kita setiap hari, hidup berpusat padaNya serta nilai-nilai lainnya yang berguna untuk kegiatan adorasi yang para peserta laksanakan setiap hari sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus. Marilah dengan kerelaan hati dan keterbukaan hati menyadari bahkan berani melepaskan hal-hal yang menghambat kemampuan kita untuk mewujudkan spiritualitas St. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Petrus dan Paulus dengan selalu tinggal dan bersatu pada Dia terutama ketika adorasi di depan Sakramen Mahakudus dan hal ini akan terjadi bila kita dengan rendah hati memohon bantuan rahmat Allah agar hidup kita dipenuhi dengan Roh dan kebenaran untuk menyembah Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. f. Langkah V : Mengusahakan Suatu Aksi Konkret Dalam Hidup Para Peserta. 1) Pengantar Bapak, ibu, dan saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus. Setelah kita bersama-sama menggali pengalaman lewat slide dimana cara hidup manusia di zaman ini dengan adanya perkembangan teknologi selalu mencari kenikmatan duniawi yang hanya dinikmati sesaat. Namun justru dengan kenikmatan sesaat inilah manusia kehilangan arah, kehilangan makna hidup karena terpisah dari sang sumber hidup. Banyak orang mengalami kesulitan untuk mendengarkan tawaran kasihNya apalagi tinggal bersama dengan Dia. Pengalaman kesulitan ini, juga melanda kehidupan para peserta dalam menghayati adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus. Dan Tuhan Yesus mengingatkan kita agar selalu tinggal bersama dan bersatu dengan Dia sebagai pokok anggur sejati, Hal ini memberi semangat serta harapan baru bagi kita untuk menemukan nilai-nilai dari sabda Yesus yang mengharapkan persatuan kita denganNya secara terus-menerus. Dalam seluruh pengalaman hidup yang sudah kita alami sebagai usaha untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 menghayati adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spiritualitas St.Petrus dan Paulus menyadarkan kita bahwa Allah sungguh hadir memberi peneguhan, semangat kegembiraan, bahkan dalam kesulitan yang kita hadapi untuk menyembah dan bersatu mesra dengan Tuhan dalam adorasi Ekaristi yang kita lakukan setiap hari. Maka sepatutnya kita bersyukur kepada Tuhan karena Dia memberi kesempatan kepada kita untuk menggali pengalaman hidup dan pengalaman iman kita selama ini dan mengusahakan suatu tindakan konkret agar penghayatan kira menjadi lebih baik dari waktu ke waktu dalam seluruh perjalanan dan perjuangan hidup kita masing-masing. 2) Memikirkan niat-niat dan betuk keterlibatan yang baru Marilah sekarang kita memikirkan niat-niat secara pribadi sebagai bentuk keterlibatan kita yang baru untuk lebih menghayati adorasi Ekaristi sebagai perwujudan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam kehidupan setiap hari. Berikut ini adalah pertanyaan penuntun untuk membantu para suster merumuskan niat-niat : Niat-niat apa yang hendak kita lakukan untuk meningkatkan penghayatan hidup kita dalam adorasi sebagai perwujudan spiritulitas St. Petrus dan Paulus? Dalam suasana hening diberi kepada para peserta untuk memikirkan niat-niat secara pribadi dan niat-niat bersama dalam yang akan dilakukan di dalam kehidupan bermasyarakat. Diiringi musik instrumen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 3) Kemudian diberi kesempatan untuk mengungkapkan niat-niat pribadi kemudian para suster mendiskusikan niat-niat bersama yang akan menjadi program bersama di tengah-tengah masyarakat. g. Penutup Setelah merumuskan niat pribadi dan bersama dan sebelum menutup seluruh rangkaian acara rekoleksi sejak kemarin sampai hari ini, akan diadakan adorasi bersama. 1) Pelaksanaan adorasi yang diawali dengan lagu pembuka dan doa singkat. 2) Pemimpin atau fasilitator melanjutkan acara penutupan rekoleksi. 3) Bapak, ibu, dan saudara yang terkasih, setelah selesai merumuskan niatniat pribadi dan bersama, marilah kita menyalakan lilin yang telah disediakan untuk masing-masing peserta satu lilin. Semoga terang lilin ini menyemangati hidup kita dalam menyembah Tuhan Yesus Kristus dan selalu tinggal dan bersatu dengan seluruh perjalanan dan perjuangan hidup kita terutama ketika kita berada di depan Sakramen Mahakudus dan juga dalam pelayanan setiap hari. Semoga kesetiaan Tuhan Yesus pada BapaNya menyadarkan kita untuk selalu bersatu denganNya dalam seluruh perjalanan hidup setiap saat hingga hidup kita lebih berkenan pada Bapa. 4) Kesempatan doa umat secara spontan dan penyerahan niat-niat yang sudah disepakati lalu dibakar pada tempat yang sudah disediakan di depan Sakramen Mahakudus. 5) Nyanyian Bapa Kami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 6) Doa Penutup : Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang, kami menghaturkan pujian dan struktur yang berlimpah kepadaMu karena Engkau telah memanggil dan memilih kami untuk mengikuti Engkau di jalan yang khusus ini, Kami Engkau perkenankan untuk menggali pengalaman hidup yang telah kami alami dalam mewujudkan meneladan spiritualitas St. Petrus dan Paulus lewat sembah bakti kami kepadaMu. Kami menyadari bahwa sering kali kami kurang mampu hidup bersatu dan tinggal bersamaMu baik dalam adorasi maupun dalam pelayanan hidup kami setiap hari sebagai wujud konkret penghayatan kami akan spiritualitas St. Petrus dan Paulus. Maka kami mohon ya Bapa. berilah kami iman yang teguh, harapan yang kokoh dan cinta kasih yang ikhlas kepadaMu agar kami selalu tinggal dan bersatu dengan Engkau sehingga kami mampu menyembah Engkau dengan tulus ikhlas dalam seluruh hidup kami terutama ketika kami memuji dan menyembah Engkau lewat puteraMu Yesus Kristus yang bersemayam dalam Sakramen Mahakudus dan semoga hidup kami menjadi pujian bagi namaMu dan demi kebahagiaan sesama yang kami layani setiap hari. Semuanya ini kami mohon dengan perantaraan Kristus Tuhan dan Juru selamat kami yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.. 7) Sebelum Sakramen di dalam Monstran dikembalikan ke Tabernakel akan diadakan pemberkatan kepada para peserta oleh Romo Paroki sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 bekat dalam perjalanan hidup para peserta untuk mewujudkan spiritualitas St. Petrus dan Paulus dalam adorasi dan dalam kehidupan setiap hari. 8) Adorasi ditutup dengan lagu Tantum.Ergo (Lampiran 4) 9) Sakramen Mahakudus dikembalikan ke tabernakel. G. Contoh Pendalaman Iman untuk Remaja 1. Identitas a. Tema :Memaknai kekuatan doa dan Adorasi penyembahan kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakamen Mahakudus di dalam kehidupan sehari-hari. b. Tujuan : Bersama pendamping peserta menyadari dan meyakini bahwa Tuhan sungguh hadir dalam kehidupan sehari-hari.sehingga melalui doa dan Sakramen mahakudus mereka dapat bersatu dengan Tuhan dalam adorasi, dan menyembahNya dalam seluruh perjalanan hidupnya. c. Peserta : Remaja d. Tempat : Aula pertemuan Stasi Pojok, Paroki Klepu e. Hari/tgl : Minggu, 9 Juli 2017 f. Waktu : Pukul 10.00 WIB g. Model : Shared Christian Praxis h. Metode : Pertanyaan Refleksi pribadi Informasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 i. Sarana : Lilin dan Salib Buku Kidung Adi Teks lagu “Ndedonga” Teks Kitab Suci Mat 7: 7-12 Teks cerita kisah nyata:“Hidupku dalam kasih Tuhan” j. Sumber Bahan : Matius 7: 7-12 Panitia APP KAS. 2011. Ya Iki Wong Katolik Sejati. Semarang. Hal 4 Frisque, J. 1972. Gereja Mendengarkan Sabda Tuhan.Yogyakarta: Kanisius. Hal 133 LBI. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta. Hal 45 2. Pemikiran Dasar Di zaman kemajuan, banyak sekali manusia yang lebih mementingkan kepentingan usaha atau bisnis yang menjanjikan uang daripada meluangkan waktu sebentar untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak dapat dipungkiri apabila manusia jarang menyadari bahwa kebahagiaan di dunia ini bukanlah segalanya karena kebahagiaan yang sejati adalah di surga bersama dengan Tuhan Yesus. Banyak yang dapat kita laksanakan supaya mendapat kekuatan di dunia yaitu menjadi orang Katolik sejati. Maka dari itu, kita harus berdoa dan menjalankan ajaran Tuhan, akan tetapi masih sedikit orang yang mau berdoa dengan hati yang tenang dan ikhlas dan kebanyakan orang mau berdoa ketika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 sedang menghadapi masalah yang berat. Hal ini menyadarkan kita agar kita berdoa dengan teratur baik untuk bersyukur dan memohon kepada Tuhan dalam suka ataupun duka. Doa adalah salah satu cara yang memberi kekuatan dalam hidup, apabila kita bisa pasrah dan membuka hati kita pada Tuhan. Salah satu bentuk doa adalah Doa Adorasi. Adorasi berasal dari bahasa latin yaitu Adorare yang berarti menyembah atau bersembah sujud. Melalui Adorasi umat diajak untuk menyadari dan meyakini bahwa Tuhan sungguh hadir dalam kehidupan sehari-hari.sehingga melalui doa dan Sakramen mahakudus mereka dapat bersatu dengan Tuhan dalam adorasi, dan menyembahNya dalam seluruh perjalanan hidupnya. Injil Mat 7: 7-12 menguraikan tentang kekuatan doa. Tuhan Yesus mengajak manusia agar tanpa lelah memohon dan berusaha dalam menjalani hidup. Dengan berdoa, maka bisa dekat dengan Tuhan asalkan secara tulus dan penuh kepercayaan dalam memohon. Dalam bacaan tersebut ditegaskan akan pentingnya berdoa karena doa memberi kekuatan. Melalui Adorasi manusia diajak dekat dengan Tuhan yang sangat mencintai manusia walaupun mempunyai banyak kesalahan dan dosa. Tuhan tahu apa yang menjadi permohonana manusia, akan tetapi lebih baik jika manusia mau berdoa dengan ketulusan dan jangan sampai lupa bahwa harus berusaha supaya apa yang menjadi permohonan dapat dikabulkan dan diberkahi oleh Tuhan. Tuhan sangat cinta kepada manusia apa adanya dan manusia juga perlu menyadari bahwa doa memberi kekuatan dalam hidup yang semakin lama semakin penuh godaan. Tuhan juga terbuka dan mencintai manusia, maka kita juga harus melakukan hal yang sama kepada Tuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 dan sesama dalam hidup sehari-hari, contohnya di keluarga, lingkungan masyarakat atau Gereja. Dari pertemuan ini kita diajak supaya bisa menyadari kekuatan doa dalam menjalani hidup baik suka maupun duka, sehingga iman kita semakin diteguhkan dan bisa mewujudkan sikap menjadi murid Yesus yang sejati, yaitu menjalankan ajaranNya dalam hidup sehari-hari baik di keluarga, masyarakat dan Gereja. Dengan begitu kita bisa pelan-pelan menjadi orang Katolik sejati dan menjalani hidup yang penuh tantangan dengan bersyukur dan jangan lupa juga harus berdoa baik suka atau duka. Dan bila jika kita menyadari dan menghayati ajaran Tuhan, maka kita semua tidak merasa berat untuk berdoa apabila doa kita belum dikabulkan, akan tetapi kita harus merasa senang dan tak hentinya memohon kepada Tuhan dengan penuh kepercayaan. 3. Pengembangan Langkah-langkah a. Pembukaan 1) Pengantar Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada pagi hari ini kita bersama dapat berkumpul di tempat ini, karena cinta Tuhan kepada kita semua yang senantiasa melindungi dan memberkati kita semua. Kita berkumpul menjadi satu keluarga yang percaya pada Tuhan Yesus, untuk menyadari makna doa sebagai kekuatan dalam hidup. Tuhan dengan hati yang terbuka dan penuh cinta kasih, sudah mengajarkan kepada kita berdoa kepada Bapa di surga. Maka dari itu, Tuhan Yesus bisa menjadi teladan untuk kita semua, supaya kita bisa menyadari bahwa doa dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 memberi kekuatan untuk menjalani hidup baik suka atau duka sehingga iman kepercayaan kita diteguhkan dan bisa mewujudkan sikap yang menggambarkan murid Yesus. Dengan begitu, iman kita semakin lama semakin mantap dan tidak mudah tergoda oleh cobaan hidup atau permasalahan sehari-hari. 2) Lagu Pembukaan: “Siapkanlah Tuhan Datang” (Lampiran 4). 3) Doa Pembukaan: Tuhan Yesus yang Maha baik, kami hambaMu mengucapkan terimakasih karena Engkau telah memberi kekuatan dan berkah kepada kami semua sehingga pada malam hari ini kami semua dapat berkumpul di tempat ini dengan senang hati. Saat ini, kami semua akan bersama-sama menyadari dan menghayati menjadi orang Katolik yang sejati yaitu dalam menyadari kekuatan doa untuk menjalani hidup baik suka maupun duka sehingga iman kami semakin diteguhkan dan bisa mewujudkan sikap menjadi murid Yesus yang sejati. Ya Tuhan, kami menyadari apabila kami semua adalah orang yang lemah dan mempunyai banyak kesalahan, akan tetapi kami memohon dengan hati yang terbuka dan rendah diri. Tuhan senantiasa mendampingi sehingga iman kepercayaan kami bisa lebih baik dan mampu menjalankan ajaranMu. Kami mohon, semoga Tuhan mau mendengarkan dan mengabulkan permohonan ini. Kami haturkan doa ini, dengan perantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 b. Langkah I: Mengungkap pengalaman hidup umat 1) Pendamping menceritakan kisah nyata hidup Olin “Hidupku dalam kasih Tuhan”. 2) Intisari cerita “Hidupku dalam kasih Tuhan” Cerita ini menggambarkan perjalanan hidup Olin. Olin ini tidak tahu keluarganya akan tetapi Olin senantiasa gembira dalam menjalani hidup. Banyak sekali suka dan duka yang sudah Olin rasakan, akan tetapi Tuhan mendampingi Olin. Tantangan dan cobaan hidup Olin menjadikan Olin anak yang mandiri, tegar dan kuat dalam hidup ini. Olin yakin bahwa semua itu, ada hikmahnya. Olin percaya bahwa Tuhan akan selalu memberi kekuatan untuk mengahadapi cobaan tersebut. Olin senantiasa sabar, dan percaya apabila kemurahan dan cinta Tuhan kepada Olin. Tuhan mau menjaga dan Olin menjadi dekat denganNya dengan berdoa, sehingga Olin merasa apabila doa tersebut menjadi bagian dalam hidupnya. Itu semua yang menjadikan Olin menjadi kuat, tekun dalam pengharapan, dan berdoa kepada Tuhan. Pada akhirnya Olin mendapat kebahagiaan menyelesaikan belajarnya di Papua dan melanjutkan kuliahnya. Semua yang dialami Olin tersebut merupakan jalan Tuhan untuk hidup Olin. a) Pengungkapan pengalaman: Umat diajak untuk mendalami cerita tersebut dengan tutunan beberapa pertanyaan: (1) Kesulitan-kesulitan apa yang dialami oleh Olin? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 (2) Apakah teman-teman mempunyai pengalaman yang sama dengan pengalaman Olin? b) Suatu Contoh Arah Rangkuman: Dalam certita tadi, Olin senantiasa sabar dan menerima apa yang terjadi dalam hidupnya. Banyak sekali cobaan yang sudah dilewati Olin akan tetapi Olin bisa melewati karena berpegangan pada Tuhan dan berusaha. Walaupun Olin tidak tahu siapa orangtua dan keluarganya, akan tetapi banyak sekali sesama yang mengasihinya, dan Tuhan adalah guru dan orangtua sejati untuk Olin. Dalam hidupnya Olin tidak mudah terbawa arus yang jahat oleh orang lain karena Olin berdoa pada Tuhan, dan Tuhan memberi kekuatan. Begitupun dalam pengalaman kita hendaknya juga menyadari akan pentingnya doa dan mendekatkan hati kita pada Tuhan, jangan sampai kita terbawa arus akan kebahagian duniawi. Dengan berdoa, kita juga bisa menyadari apabila banyak sekali saudara yang mencintai kita, terutama Tuhan. c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Umat 1) Umat diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita di atas dengan dibantu pertanyan sebagai berikut: a) Cara apa yang dipakai Olin dalam menghadapi kesulitan hidup? b) Cara mana sajakah yang bapak/ibu gunakan dalam menghadapi kesulitan hidup? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 2) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh umat, pendamping memberikan arahan rangkuman singkat, misalnya: Kehidupan di dunia ini tidak mudah karena banyak sekali kesusahan yang kita hadapi dan jalani, tetapi semua itu dapat kita lewati dengan hati yang sabar dan menerima. Jangan sampai kita semua berdoa jika baru mengalami cobaan atau masalah, tetapi kita harus berdoa kepada Tuhan sekarang dan selama-lamanya. Kadangkala kita merasa doa kita tidak didengarkan Tuhan, karena tidak segera dikabulkan Tuhan dan jangan sampai kita kecewa. Tanpa kenal lelah, kita semua harus menyadari bahwa doa memberi kekuatan untuk kita semua. Selain berdoa kita juga harus berusaha, karena jika hanya berdoa dan tidak berusaha maka tidak seimbang, kita sudah mendengar ora et labora artinya berdoa dan berusaha. Kita harus percaya kepada Tuhan bahwa Tuhan cinta kepada kita sehingga kita juga harus melaksanakan ajaranNya. d. Langkah III: Menggali pengalaman iman Kristiani 1) Salah seorang umat dimohon bantuannya untuk membacakan perikope langsung dari Kitab Suci, Injil Matius 7: 7-12. 2) Umat diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu beberapa pertanyaan, sebagai berikut: a) Ayat-ayat mana saja yang menunjukkan hal-hal yang berhubungan dengan berdoa dalam bacaan tersebut? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 b) Sikap-sikap mana saja yang ingin diajarkan Tuhan kepada kita semua dalam bacaan tersebut? 3) Umat diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikope sehubungan dengan jawaban atas 2 (dua) pertanyaan b. di atas. 4) Pendamping memberikan tafsir dari Injil Matius 7: 7-12 dan menghubungkannya dengan tanggapan umat dalam hubungan dengan tema dan tujuan, misalnya sebagai berikut: Injil Matius 7: 7-12 merupakan perikope yang sangat mengesankan dan menggambarkan tentang hal pengabulan doa. Ketekunan dalam doa permohonan sangat perlu, karena doa itu pasti dikabulkan karena tujuan utamanya ialah menambah kesadaran akan ketergantungan manusia pada Allah. Ayat 7 ini merupakan ayat yang begitu indah dan didengarkan karena serangkaian ajakan Tuhan dan pada akhirnya Tuhan akan mengabulkan. Yesus menekankan pentingnya usaha yang berkepanjangan dalam doa. Pada ayat 8 ini Tuhan lebih menekankan ajakannya agar tidak henti-hentinya dan terus berusaha untuk memohon kepadaNya. Pintu yang dimaksud disini adalah doa permohonan. Tuhan mengajarkan agar tidak henti-hentinya untuk berusaha dan memohon. Secara lebih dalam, ayat 8 ini merupakan ayat yang berisi perbandingan dan setiap doa yang dijalankan dengan tekun serta setia akan mendapat ganjarannya, orang yang meminta, menerima dan mencari, mendapat. Tuhan senantiasa membuka diriNya untuk mendengarkan doa-doa, ketoklah maka akan dibukakan. Ayat 9 ini Yesus mengambil contoh apa yang terjadi dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 hidup manusia agar manusia mudah memahami dan menyadari akan makna doa itu. Maka Yesus memakai beberapa benda yang digunakan untuk membandingkan, seperti batu dan roti. Selain itu, menekankan bahwa Allah mendengarkan doa kita sebagai seorang Bapa bijaksana yang senantiasa memberikan anaknya apa yang betul-betul dibutuhkan. Tuhan sangat mencintai manusia dengan memberi apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan. Pasti apa yang diberikan Tuhan merupakan yang terbaik bagi manusia. Pada ayat 9 juga memberi kesadaran pada manusia bahwa manusia juga hendaknya mengasihi sesamanya dan Tuhanpun lebih besar mengasihi manusia. Setiap doa yang benar mesti dilandasi oleh suatu kepercayaan dasar bahwa Allah adalah “ibu-bapa” yang penuh kasih dan baik yang mau mendengarkan permintaan anak-anaknya. Dalam doa perlu dibangun relasi yang akrab dengan Allah Bapa yang dilandasi oleh kepercayaan akan kasihNya tanpa syarat dan kebaikanNya yang tidak berkesudahan. Dengan mengajukan pertanyaan “adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti”, Yesus seolah-olah menantang dan menyakinkan setiap orang untuk berdoa dengan motivasi utama yakni percaya akan kasih dan kebaikan Allah. Pada ayat 11 ini, Yesus menegaskan Bapa di surga adalah Maha pengasih karena Bapa akan memberikan yang baik kepada manusia yang meminta kepadaNya dengan berdoa. Selain itu, Yesus menyadarkan manusia bahwa manusia yang memiliki banyak dosa, tahu dan paham PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 bagaimana memberi yang baik kepada sesama, maka Tuhan yang bijaksana lebih tahu apa yang diminta manusia asalkan manusia mau berdoa dan tidak henti-hentinya memohon kepadaNya. Di antara hal-hak baik yang diberikan Bapa adalah semakin peka dalam menjalin hubungan dengan Allah, dan karenanya manusia akan makin menyadari hubungan dengan sesama sebagai saudara. Selain usaha yang tekun serta relasi akrab dengan Allah dan kepercayaan akan kasih dan kebaikanNya, doa yang sejati melahirkan aksi nyata dan mengalirkan relasi kasih kepada orang lain. Ayat 12 ini seringkali disebut aturan emas karena pada ayat 12 ini mengenai perlakuan terhadap orang lain seperti menghendaki sesama memperlakuan hal yang sama (khas dari Yesus). Cinta kepada sesama dirumuskan oleh Yesus dalam bentuk suatu aturan emas atau golden rule yang menjadi sebuah prinsip hidup “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”. e. Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat konkrit 1) Pengantar Dalam pembicaraan tadi kita sudah menemukan sikap-sikap mana saja yang sudah diajarkan Tuhan. Sikap Yesus tadi menggambarkan bila Tuhan cinta kepada kita semua, dan mengajarkan kekuatan doa. Seperti tema APP KAS tahun 2011 yang lalu yaitu “orang Katolik sejati”, kita harus bisa menunjukkan apabila kita ini orang Katolik sejati salah satu caranya yaitu dengan berdoa kepada Tuhan, karena doa menjadikan kita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 dekat kepada Tuhan dan dengan berdoa kita bisa menemukan hidup yang sejati. Kadangkala kita berdoa kepada Tuhan apabila mengahadapi cobaan dan tidak meluangkan waktu untuk berdoa, tetapi bila doa kita tidak dikabulkan kita kecewa. Maka dalam pertemuan ini, kita bersama dengan Tuhan menyadari apabila menjadi murid Yesus tidak mudah, akan tetapi lewat doa kita semakin kuat menjalani hidup di dunia yang semakin modern. a) Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan menyandarkan diri pada Allah satu-satunya pedoman bagi langkah hidup kita dalam menapaki hidup di dunia ini dengan berdoa, kita bisa melihat situasi konkrit di lingkungan keluarga, masyarakat atau Gereja dengan mencoba merenungkan pertanyaan-pertanyaan tersebut: (1) Apa makna berdoa yang memberi kekuatan dalam hidup sebagai murid Yesus apabila menghadapi cobaan di keluarga, masyarakat atau Gereja? b) Saat hening untuk merenungkan pribadi bacaan Injil tersebut dan situasi konkret teman-teman untuk menjadi murid Yesus dengan panduan pertanyaan di atas. Kemudian peserta diberi kesempatan secukupnya untuk mengungkapkan hasil-hasil renungan pribadinya itu. Akhirnya, sebagai bahan renungan dalam langkah konfrontasi ini pendamping dapat memberi arah rangkuman singkat sesuai dengan hasil-hasil renungan pribadi mereka, misalnya suatu contoh arah rangkuman penerapan pada situasi umat: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Berdoa merupakan hal yang mudah tetapi banyak sekali cobaan yang kita alami ketika berdoa, contohnya: kita lebih senang menonton televisi daripada meluangkan waktu untuk berdoa. Doa memberi kekuatan dalam hidup kita karena Tuhan cinta kita semua, jika kita percaya padaNya pasti akan dikabulkan. (Pendamping menunjukkan pisau yang menjadi salah satu sarana). Teman-teman, hidup dan hati kita bisa kita umpamakan pisau ini. Pisau ini menjadi baik dan bisa digunakan sebagaimana mestinya karena dirawat/ diasah sehingga tidak mudah rusak atau berkarat. Seperti halnya bagaimana cara kita membuat hidup bermakna dan kuat, caranya dengan menjalankan ajaranNya dan jangan lupa tekun dalam berdoa. Dengan tekun berdoa maka kita tetap kokoh dalam menjalani hidup baik suka atau duka serta menjadi dekat dengan Tuhan. f. Langkah V: Mengusahakan aksi konkrit 1) Pengantar Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan Yesus, setelah kita bersama-sama menggali pengalaman kita menjadi murid Yesus lewat cerita “Hidupku dalam kasih Tuhan”, Olin mengalami cobaan hidup yang berat, tetapi Olin dengan sabar dan berdoa dalam menjalani hidup ini. Seperti halnya hidup kita saat ini yang menghadapi banyak sekali cobaan yang silih berganti bahkan seolah-olah tidak ada jalan keluarnya, tetapi Tuhan tidak meninggalkan kita semua karena Tuhan ada di hati kita. Dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 pengalaman iman Matius dalam Injilnya kita pelan-pelan paham siapa Yesus sebagai Bapa sejati, yang memberi pertolongan dan cinta pada kita semua. Tuhan mengajak kita supaya menyadari perlunya berdoa yang memberi kekuatan dalam hidup. Dalam hidup kita diharapkan agar menyadari bahwa Tuhan mendampingi dan membimbing kita sehingga semua kesulitan serta permasalahan yang kita hadapi dapat teratasi. 2) Memikirkan niat-niat dan bentuk keterlibatan kita yang baru untuk lebih meningkatkan pelayanan kita, khususnya dalam tugas kita sebagai orang Katolik sejati. Berikut ini adalah pertanyaan penuntun dalam mewujudkan niat-niat: a) Niat-niat apa saja yang akan kita lakukan supaya kita dapat menyadari kekuatan doa dalam hidup baik di lingkungan keluarga, masyarakat, Gereja, terlebih di stasi Pojok? b) Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam mewujudkan niatniat tadi? 3) Selanjutnya umat diberi kesempatan dalam suasana hening memikirkan sendiri-sendiri tentang niat-niat pribadi/bersama yang akan dilakukan. 4) Niat-niat pribadi dapat diungkapkan untuk saling meneguhkan. 5) Kemudian, pendamping mengajak umat untuk membicarakan dan mendiskusikan bersama guna menentukan niat bersama konkrit, yang dapat segera diwujudkan agar mereka bisa memperbaharui sikap menjadi murid Yesus dan orang Katolik yang sejati. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 g. Penutup 1) Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, kemudian semua bisa menyanyikan bersama lagu “Pujilah Semua Bangsa” (Lampiran 4). 2) Kesempatan hening sejenak untuk merenungkan isi lagu tersebut. Sementara itu lilin dan salib diletakkan di tengah umat untuk kemudian dinyalakan. 3) Kesempatan Doa umat spontan yang diawali oleh pendamping dengan menghubungkan dengan kebutuhan dan situasi umat di stasi Pojok. Setelah itu doa umat disusul secara spontan oleh umat yang lain. Akhir doa umat ditutup dengan doa penutup dari pendamping yang merangkum keseluruhan SCP ini. 4) Doa Penutup: Tuhan Yang Maha Kuasa, kami semua berterimakasih atas berkah dan pertolonganMu, sehingga kami semua bisa menyadari kekuatan doa dalam hidup. Kami juga mengucapkan terimakasih karena Engkau telah memanggil kami menjadi murid-Mu, semoga kami bisa menjadi orang Katolik sejati. Ya Tuhan, Engkau telah membimbing dan mendampingi kami ketika kami mengahadapi permasalahan hidup. Kadang kala kami meninggalkan Engkau tetapi Engkau tetap cinta kepada kami semua. Kami mohon, Tuhan membantu kami agar semakin menyadari bahwa doa adalah bagian dalam hidup kami. Ya Tuhan, semoga Engkau menuntun hidup kami dimana saja dan memberi kekuatan hidup melalui doa. Akhirnya, semoga kami semua bisa meneladani sabda Tuhan dan menjalankanNya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 dalam hidup ini. Doa ini kami serahkan kedalam tanganMu, dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus. Amin. 5) Lagu Penutup: “Tuhan Dengarlah Doaku Ini” (Lampiran 4). H. Contoh Pendalaman Iman untuk Orang Tua 1. Identitas a. Tema : Memahami doa devosi dalam adorasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Ekaristi. b. Tujuan :Bersama pendamping peserta diajak untuk memaknai doa devosi dalam adorasi sebagai bagian dari Ekaristi, sehingga dapat lebih mendalami arti ekaristi sebagai puncak perayaan iman. c. Peserta : Orang Tua d. Tempat : Wisma Alouysius, Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu e. Hari/tanggal : Minggu, 6 Agustus 2017 f. Waktu : 10.00 WIB g. Model : Shared Christian Praxis h. Metode : Sharing Tanya jawab Refleksi pribadi Informasi i. Sarana : Lilin dan Salib Madah Bakti “Tuhan Yang Mahakuasa” (Hal 399) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Teks Lagu “Tinggalah Bersama Aku” Teks Kitab Suci Mat 6:5-15 Teks cerita “Kembalilah kepada Tuhan” j. Sumber Bahan : Mat 6:5-15 Panitia APP KAS. 2011. Ya Iki Wong Katolik Sejati. Semarang, Hal 21 Martasudjita, 2000: 49. LBI. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta, Hal 136-137 LBI. Tafsir Injil Matius. Yogyakarta. Kanisius,Hal 151-152 2. Pemikiran Dasar Pada kenyataannya masih banyak orang-orang pada zaman sekarang ini yang kurang yakin dan percaya pada kebesaran kuasa Allah. Mereka masih mempunyai keraguan di dalam hati mereka, dan beranggapan bahwa dengan kuasa duniawi mereka lebih cepat menemukan kebahagiaan yang ingin dicapai misalnya: tidak sedikit dalam sebuah keluarga yang saat ini mengikuti pesugihan, percaya pada dukun, dan masih banyak lagi tindakan yang dilakukan dalam keluarga hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hal tersebut menandakan bahwa manusia lebih percaya pada hal magis bukan pada kebesaran kuasa Allah. Selain itu, dalam hidup ini setiap manusia juga dihadapkan pada situasi konkret yang dialami. Situasi konkret itu adalah terkadang manusia sering lari dan mencari jalan pintas ketika menghadapi setiap masalah. Situasi sulit juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 sering dialami oleh orang Katolik sehingga dapat menimbulkan sikap ragu-ragu, bimbang, cemas, takut bahkan kadang merasa Tuhan itu tidak adil pada hidup ini. Selain itu, kita juga merasa tidak percaya pada Tuhan jika doa kita tidak kunjung dikabulkan Tuhan. Pada dasarnya apa yang kita hadapi tersebut merupakan kuasa Allah karena Allah yang menghendaki. Maka dari itu, manusia perlu semakin dekat dengan Tuhan. Untuk menjadi dekat dengan Tuhan salah satu caranya adalah melalui Devosi. Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendakNya sebagai perwujudan cinta kasih, atau yang lebih lazim devosi adalah kebaktian khusus. Dalam hidup keluarga sering terjadi relasi antar anggota keluarga sering renggang karena ada perbedaan pendapa karena dalam keluarga tak jarang pula sering terjadi debat atau pertengkaran tapi tak jarang pula kita juga merasakan bahwa Allah berkuasa akan apa yang terjadi dalam hidup kita. Injil Matius 6:5-15 mengajak kita untuk berdoa sesuai dengan ajaran Yesus yaitu berdoa di tempat yang tersembunyi, hal tersebut memberi kesadaran pada manusia bahwa hendaknya membangun hubungan akrab dengan Allah dan percaya akan kuasa Allah. Yesus mengajarkan doa yang tidak bertele-tele dan sederhana. Doa yang berasal dari hati yang menunjukkan relasi hubungan yang intim dengan Allah. Melalui pertemuan ini kita diajak supaya bisa menyadari hadirnya kuasa Allah melallui devosi dalam hidup keluarga, sehingga iman semakin diteguhkan dan mampu mengatasi kesulitan dalam hidup sehari-hari terlebih di keluarga. Maka dengan keyakinan tersebut orang tidak lagi merasakan ketakutan ataupun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 goyah disaat mengalami suatu kesulitan dalam hidup, terutama bagaimana kita hidup dalam kehidupan keluarga. Dengan memiliki kesadaran dan keyakinan akan kebesaran kuasa Allah, kita mampu mengusahakan diri agar dapat mengatasi setiap kesulitan yang dialami di tengah keluarga. 3. Pengembangan Langkah-langkah a. Pembukaan 1) Pengantar Bapak/Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita menjadi satu keluarga yang percaya pada Tuhan Yesus, untuk menyadari kuasa Allah dalam hidup terlebih di tengah keluarga. Seperti yang sudah kita lihat bersama bahwa pada zaman modern ini masih banyak orang yang masih kurang yakin dan percaya pada kebesaran kuasa Allah. Mereka masih memiliki keraguan dan belum mempunyai kesadaran akan kebesaran kuasa Allah, misalnya: tak jarang pula masih ada keluarga yang percaya pada kuasa magis dan seringkali hubungan dalam keluarga renggang karena perdebatan. Dalam pertemuan kali ini, kita nanti juga akan mendengarkan Injil Matius 6;5-15 yang mengisahkan mengenai hal tentang berdoa. Perikop tersebut ingin mengingatkan kepada stiap orang agar terus tekun dalam dan berusaha untuk percaya akan kuasa Allah dalam hidup terlebih dalam keluarga, dan dengan menyadari kuasa Allah tersebut maka kita dapat mengatasi kesulitan yang kita alami dalam hidup keluarga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Bapak/Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, semoga dengan pertemuan ini kita semakin percaya dan yakin bahwa dengan kuasa Allah maka kita dapat mengatasi kesulitan yang kita alami dalam kehidupan keluarga. 2) Lagu Pembukaan: Madah Bakti “Tuhan Yang Mahakuasa” Hal 399 3) Doa Pembukaan: Allah Bapa Yang Maha Kasih, kami bersyukur kepadaMu atas berkat dan rahmatMu yang telah Kau berikan sehingga kami dapat berkumpul di tempat ini. Kami menyadari bahwa selama ini, kami belum mempunyai kesadaran dan keyakinan yang kuat akan kebesaran kuasaMu. Semoga dalam kesempatan ini kami bersama-sama dapat menumbuhkan kesadaran dalam diri kami masing-masing akan kebesaran kuasaMu dalam hidup kelurga. Dalam kesempatan ini, kami juga diajak untuk mendalami Injil Matius 6:5-15 yang memberi pemahaman baru kepada kami bahwa kuasa Allah hadir dan kuasaNya jauh lebih besar dan lebih ampuh daripada kuasa manapun di bumi ini termasuk kuasa setan. Semoga apa yang akan kami jalani bersama nanti dapat menjadikan kami sadar dan yakin bahwa kesulitan dalam hidup kelurga pasti akan terselesaikan oleh karena bantuanMu. Doa ini kami sampaikan kehadiratMu dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus. Amin. b. Langkah I: Mengungkap pengalaman hidup umat 1) Peserta diajak untuk mendengarkan sebuah cerita “ Kembalilah kepada Tuhan”, yang diambil dari: Sumber: KWI. 2003. Buku Guru PAK SD PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 kelas III. Seri Murid-Murid Yesus. Yogyakarta: Kanisius. Hal 103. (Teks cerita terlampir) Intisari cerita “Kembalilah kepada Tuhan” Cerita tadi mengisahkan seorang Bapak yang bernama Bapak John, awalnya ia memiliki kekayaan yang berlimpah dan dalam hidupnya ia menjadi sombong, iri dan menindas orang yang lemah. Pada suatu saat bisnis Pak John mengalami kemerosotan, dan kekayaan mereka menjadi habis untuk membayar hutang. Kekayaan melimpah yang dimiliki Pak John hilang seketika dan dengan itu semua Bapak John akhirnya menyadari bahwa hal tersebut karena kuasa Allah untuk menyadarkannya. dan akhirnya Pak John meminta maaf kepada warga dan menjalin hubungan yang baik dengan warga. 2) Pengungkapan pengalaman: Umat diajak untuk mendalami cerita tersebut dengan tutunan beberapa pertanyaan: a) Ceritakanlah kesulitan Bapak John dalam menyadari bahwa kuasa Allah itu hadir dalam hidupnya? b) Ceritakanlah kesulitan yang teman-teman alami yang menyadarkan bahwa kuasa Allah hadir dalam kehidupan keluarga? Apa yang dimaksud dengan Devosi Ekaristi dan apa tujuannya menurut temanteman? 3) Suatu Contoh Arah Rangkuman Dalam cerita tersebut menggambarkan ketika Pak John mengalami kegagalan dalam hidupnya. Kekayaan yang dimiliki Pak John membuat ia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 menjadi sombong dan seketika apa yang ia miliki hilang untuk membayar hutang. Pak John menyadari bahwa kegagalan telah ditentukan oleh Allah di dalam hidupnya agar ia menyadari segala tindakan yang telah ia lakukan selama ini. Begitu pula dalam pengalaman kita sehari-hari, terutama pengalaman bapak/ibudi dalam kehidupan keluarga. Kehadiran kuasa Allah itu bisa dirasakan lewat tindakan dan sikap kita sehari-hari terlebih di tengah keluarga. Misalnya, keberhasilan yang kita capai/raih dalam hidup keluarga, dapat memenuhi kebutuhan hidup kelurga, dapat menyekolahkan anak merupakan contoh dari kuasa Allah yang selalu hadir dalam hidup ini. Devosi Ekaristi adalah ungkapan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dengan seluruh misteri penebusanNya sebagaimana dirayakan secara sakramental dalam perayaan Ekaristi. Perayaan iman Gereja yang menghadirkan Kristus dan seluruh misteri penebusanNya berlangsung dalam Misa Kudus. Devosi Ekaristi juga merupakan ungkapan lahir dari umat beriman kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi, dalam rupa roti dan anggur dan tidak bisa dipisahkan dari keseluruhan makna teologis Perayaan Ekaristi sebagaimana dipahami oleh Gereja. Meskipun seolah kita hanya memandang dan menyembah Sakramen Mahakudus, yakni Kristus yang hadir dalam rupa roti, kita sebenarnya sedang mengungkapkan pujian syukur, sembah dan sujud, serta kekaguman atas misteri Allah yang terwujud dalam karya penebusan Kristus yang dirayakan dalam Perayaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 Ekaristi. Devosi Ekaristi dapat dikatakan sebagai perpanjangan madah syukur komuni. Devosi Ekaristi juga memungkinkan umat beriman untuk menyampaikan segala isi hati dan perasaannya kepada Tuhan. Bentuk-bentuk devosi Ekaristi dibagi menjadi dua yaitu secara komunal atau bersama dan secara personal atau pribadi. Devosi Ekaristi secara komunal meliputi adorasi Ekaristi, prosesi atau Perarakan Sakramen Mahakudus, dan Kongres Ekaristi. Devosi Ekaristi secara personal seperti doa syukur sesudah komuni saat Misa Kudus dan visitasi atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Umat 1) Umat diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita di atas dengan dibantu pertanyan dan pemutaran film Kongres Ekaristi Keuskupan Agung Semarang sebagai berikut: a) Mengapa Bapak/Ibu sulit untuk menyadari kuasa Allah dalam hidup keluarga? b) Apa Kongres Ekaristi menurut Rm. E. Martasudjita? 2) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh umat, pendamping memberikan arahan rangkuman singkat, misalnya: Bapak/Ibu yang terkasih, tadi telah mengungkapkan kesulitan dalam menyadari kuasa Allah dalam hidup keluarga, seperti contoh: Bapak/Ibu kurang bersyukur atas apa yang Tuhan berikan dalam keluarga karena apa yang kita minta tak sesuai dengan apa yang diberikan Tuhan. Akan tetapi pada saat teman-teman menyadari akan peranan kuasa Allah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 dalam menghadapi kesulitan di keluarga, kita semua seringkali menanggapi peranan kuasa Allah dengan berdoa mengucap syukur kepada Tuhan karena kesulitan hidup yang dialami mendapat pencerahan dan pelan-pelan terselesaikan dan senantiasa tetap berdoa kepada Tuhan agar selalu mendapat kekuataan. Bapak/Ibu yang terkasih dalam video tadi juga telah dilihat bersama-sama pengalaman dari peserta yang mengikuti Kongres Ekaristi. Berbagai kegiatan-kegiatan yang merangkul umat untuk semakin tekun dalam doa juga ditunjukkan dalam video tadi. Ditampilkan juga kesan-kesan peserta yang mengikuti Kongres Ekaristi yang pertama di Keuskupan Agung Semarang. Disampaikan juga oleh Rm E.Martasudjita,Pr bahwa Kongres Ekaristi merupakan salah satu bentuk devosi. Kongres Ekaristi juga bisa dikatakan melangkah bersama yang berarti umat beriman yang berkumpul bersama untuk melangkah bersama mengadakan kegiatan-kegiatan, memaknai Ekaristi, mendalami dan menghayati Ekaristi, dan pada akhirnya diwujudnyatakan di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sejarah Kongres Ekaristi pertama kali diadakan di Prancis pada abad ke-19 yang diadakan empat tahun sekali. Perkembangan Kongres Ekaristi di Indonesia pertama kali diadakan di Batavia pada tahun 1939. Di semarang pertama kali diadakan Kongres Ekaristi dikarenakan ada faktor menurut Rm E. Martasudjita, Pr yaitu gerakan yang hidup di tengah umat mengenai Kongres Ekaristi Internasional di Kanada dan tahun Remaja yang menggerakkan orang. Dengan diadakan Kongres Ekaristi ini diharapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 bahwa umat beriman semakin mendalami kekayaan yang agung dan luhur dari Ekaristi dan bentuk-bentuk devosi Ekaristi. Umat juga diharapkan dapat mengalami kekayaan misteri Ekaristi yang Agung yang menyentuh dan menyapa dari seluruh kekayaan devosi-devosi Ekaristi. Umat juga diharapkan dapat mengambil point-point apa yang bisa diambil untuk perjuangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ditegaskan pula bahwa melalui perarakan Sakramen Mahakudus berarti bahwa Tuhan hadir tengah-tengah umat dan memberikan rahmat yang belimpah bagi mereka yang mengandalkan kekuatan doa dan pertolongan dari Tuhan. d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani 1) Salah seorang umat dimohon bantuannya untuk membacakan perikop langsung dari Kitab Suci, Injil Matius 6:5-15 dan peserta lainnya membaca teks foto copy yang telah dibagikan . 2) Umat diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu beberapa pertanyaan, sebagai berikut: a) Ayat-ayat mana saja yang menunjukkan kuasa cara berdoa yang sesuai dengan ajaran Yesus? Mengapa? b) Apakah cara berdoa anda sudah baik? Jelaskan! 3) Umat diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikop sehubungan dengan jawaban atas 2 (dua) pertanyaan b. di atas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 4) Pendamping memberikan tafsir dari Injil Matius 6:5-15 dan menghubungkannya dengan tanggapan umat dalam hubungan dengan tema dan tujuan, misalnya sebagai berikut: Ayat 6 merupakan jawaban dari ayat 5. Ayat ini merupakan teguran terhadap kebiasaan doa yang dilakukan oleh orang-orang munafik. Ayat 6 mengajarkan kita bahwa doa bukanlah suatu demonstrasi rohani melainkan hubungan pribadi antara Allah dengan kita. Ayat 7 dan 8 mengajarkan kita kalau berdoa jangan bertele-tele. Sejujurnya dengan menaikan kata-kata yang indah dalam doa seperti berpuisi apakah sebenarnya kita ingin menyenangkan hati Allah atau ingin mendapat pujian dari manusia tentang keindahan doa kita? Kebanyakan dari doa kita ketika berdoa kita sadar kita tidak sanggup untuk mengatasi masalah-masalah yang kita hadapi, kita perlu bantuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan di sini : a) Doa seharusnya berasal dari hati kita, baik apakah karena kebutuhan kita atau karena memang kita memiliki suatu relasi dengan Allah. b) Kita dapat berdoa di mana saja karena Allah memang hadir. c) Doa yang benar seharusnya merupakan suatu hubungan yang pribadi dengan Allah bukan tradisi. d) Karena berdoa berasal dari hati, hendaklah kita mengatakan isi hati kita apa adanya kepada Tuhan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Ayat 9, memanggil Bapa kepada Allah menunjukkan bahwa kita berdoa selayaknya seorang anak kepada bapanya. Sekali lagi doa merupakan suatu relasi, yaitu antara seorang anak dengan bapanya. Seharusnya kita tahu dan percaya bahwa kita itu anak Tuhan. Kita memiliki akses kepada Tuhan sama seperti seorang anak kepada bapanya. Jadi ayat 9 mengandung arti pujian dan komitmen kita kepada Tuhan. Ayat 10,”datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di dalam Surga”. Dengan sadar kita melepaskan kerajaan kita dan menyerahkan hidup kita untuk turut dengan kehendak Tuhan. Kita harus belajar mencari tahu apa yang menjadi kehenddak Tuhan dalam hidup kita dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan hidup yang sesunguhnya. Kehendak Allah adalah yang terbaik dalam hidup kita. Dengan berdoa datanglah KerajaanMu, ini mengingatkan kita bahwa dunia membutuhkan Tuhan. Adalah tugas kita untuk merealisasikan kerajaan Allah untuk dinyatakan di muka bumi secara luas. Ayat 11 merupakan permohonan supaya Tuhan mencukupkan kebutuhan kita dalam hidup sehari-hari. Selain merupakan suatu permohonan, ini juga merupakan suatu pernyataan iman bahwa kita hidup sehari-hari berdasarkan kemurahan Allah. Hidup kita adalah suatu kepercayaan yang diberikan Allah atas kita. Kalau kita mengerti bahwa hidup adalah suatu kepercayaan yang diberikan Allah setiap hari, kita juga tidak pelit untuk menjadi berkat bagi orang lain juga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Ayat 12 adalah suatu permohonan supaya kita mendapatkan ketenangan batin. Kita sering merasa gelisah sebagai akibat dari hati nurani kita yang terusik oleh dosa yang kita lakukan atau karena perasaan bersalah yang kita rasakan. Karena itu, kita memerlukan pengampunan dari Allah untuk mendapatkan ketenangan batin. Pengampunan memiliki dua aspek. Pertama yaitu menerima yang melegakan kita. Kedua adalah suatu pelepasan dengan membuang segala kemarahan, kepahitan dan kebencian kita. Untuk mendapatkan ketenangan batin hendaklah kita hidup berdamai satu sama lain. Ayat 13,”Janganlah membawa kami ke dalam percobaan..., apakah Allah mencobai manusia? Dalam pikiran orang Yahudi, Tuhan maha tahu. Segala sesuatu terjadi di dalam sepengetahuan Allah, termasuk percobaan itu terjadi seizin dari Allah sehingga orang Yahudi mengatakan bahwa percobaan itu terjadi dari Tuhan juga. Ayat 13 bukanlah suatu permohonan bahwa kita akan dihindarkandari segala pecobaan. Ayat 13b merupakan penutup bagi suatu doa, yaitu pernyataan iman dan pujian kepada Tuhan. Di akhir doa kita percaya doa yang kita katakan adalah doa kepada Allah Yang Maha Kuasa, Allah yang Maha mampu. Kata amin mengingatkan kita bahwa kita setuju dan percaya akan siapa yang kita percayai. Ayat 14 dan 15 menjelaskan adlah sulit untuk menerima pengampunan dari Allah selama masih ada kebencian, kemarahan, dan kepahitan yang mengganjal hati kita. Untuk mendapatkan ketenangan batin hendaklah kita hidup berdamai satu sama lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 e. Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat konkrit 1) Pengantar Dalam pembicaraan tadi kita sudah menemukan sikap-sikap keyakinan yang dilakukan Yesus untuk menunjukkan kuasa Allah. Sikap Yesus tersebut diterapkan dalam situasi Bapak/ibu terlebih dalam keluarga. Bapak/Ibu yang terkasih, kita terpanggil untuk meneladan sikapsikap yang diperjuangkan Yesus Kristus. Meskipun dalam perjalanan hidup kelurga, kita seringkali tidak mampu berbuat banyak karena banyaknya tanggungjawab, tugas dan kesulitan yang harus kita selesaikan dalam hidup keluarga. Namun dalam pertemuan kali ini yang merupakan saat berahmat, Allah menyadarkan kembali sikap kita akan kuasa Allah dalam keluarga, terlebih di dalam kehidupan masyarakat secara umum. Dengan mengambil dari kisah cerita dan tanyangan film Kongres Ekaristi umat semakin disadarkan kembali untuk semakin tekun dalam doa dan lebih mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup sehari-hari. 2) Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan menyadari sikap kita dalam usaha kita untuk semakin yakin akan kuasa Allah, dengan merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut: a) Sikap-sikap mana yang bisa kita perjuangkan untuk dapat mengandalkan akan kuasa Allah dalam mengatasi kesulitan hidup keluarga? 3) Saat hening diiringi dengan musik instrumental dari laptop, untuk mengiringi renungan akan pesan Injil dengan situasi konkrit Bapak/Ibu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 dengan panduan diatas. Kemudian peserta diberi kesempatan secukupnya untuk mengungkapkan hasil-hasil permenungan pribadinya itu. Akhirnya sebagai bahan renunagn dalam langkah konfrontasi ini pendamping dapat memberi arah rangkuman singkat sesuai dengan hasil-hasil pribadi mereka, misalnya sebagai berikut: 4) Suatu Contoh arah rangkuman penerapan pada situasi umat: Yesus telah banyak menunjukkan kuasa Allah yang senantiasa hadir dalam kita terlebih dalam hidup keluarga. Marilah kita kembali menyadari sikap dan tindakan kita dalam menyadari kebesaran kuasa Allah sebagai seorang manusia terlebih di tengah keluarga. Hendaknya kita menjadi saksi Kristus di tengah keluarga kita dengan cara hidup sebagai teladan kehidupan beriman yang percaya dan yakin akan kuasaNya. Oleh karena itu, kita harus berani dalam menanggalkan hal-hal yang mejauhkan dari Tuhan, misal: hal-hal magis/perdebatan tapi kita hendaknya semakin berani untuk berpegang teguh dan percaya akan kuasaNya dalam mengatasi kesulitan hidup keluarga. Tidaklah mudah untuk yakin akan kuasa Allah seperti yang telah dilakukan orang Farisi kepada Yesus. Namun dengan kekuatan dan keyakinan pasti kita mampu meneladani Yesus tapi hanya dengan rahmat dan kekuataan Allah sendiri, maka Allah pun akan memampukan kita untuk meneladan Yesus yang percaya dan yakin akan kuasa Allah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 f. Langkah V: Mengusahakan Aksi Konkrit 1) Pengantar Bapak/Ibu yang terkasih dalam Tuhan Yesus, setelah kita bersamasama menggali pengalaman kita menjadi murid Yesus lewat cerita “Kembalilah kepada Tuhan”, dimana Bapak John memiliki kekayaan yang melimpah tapi hilang seketika untuk membayar hutang, dan akhirnya ia menyadari akan kuasa Allah dalam hidupnya, sehingga ia bertobat dan mentaati ajaran Tuhan sehingga keluarga Bapak John menemukan kedamaian dan mampu mengatasi kesulitan hidup. Demikianpun pengalaman kita dalam keluarga yang kadang kita kurang bersyukur atas apa yang Tuhan berikan dalam keluarga karena apa yang kita minta tidak sesuai dengan apa yang diberikan Tuhan dan seringkali memang agak sulit serta kecewa terhadap apa yang terjadi dalam keluarga, meskipun kita berbuat yang terbaik demi keluarga karena kita mempunyai harapan dan yakin terhadap keluarga dan terkadang tidak sesuai dengan kenyataannya. Dari pengalaman Lukas dalam Injilnya kita memahami akan kebesaran kuasa Allah yang hadir dalam diri Yesus. Ia adalah Maha kuasa yang hadir dan menyakinkan manusia bahwa jika yakin dan percaya maka kuasa Allah akan mampu hadir untuk mengatasi setiap kesulitan. Akhirnya, pengalaman kita dalam keluarga diterangi dengan teladan Yesus sendiri sebagai Maha kuasa. Kita telah mendapat cara pandang baru, semangat baru, harapan baru, kemauan untuk semakin mengandalkan kuasa Allah dan meningkatkan penghayatan akan hadirnya kuasa Allah di tengah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 keluarga. Dalam seluruh perjalanan hidup keluarga kita, kita senantiasa perlu menyadari bahwa Allah sungguh meneguhkan, dan hadir dalam hidup kita terlebih di tengah keluarga, bahkan dalam kesulitan dan permasalahan yang kita hadapi dalam hidup keluarga. Marilah kita sekarang memikirkan niat dan tindakan apa yang dapat kita perbuat untuk menyadari kuasa Allah dalam hidup keluarga. 2) Selanjutnya peserta diberi kesempatan dalam suasana hening selama 3 menit untuk memikirkan sendiri-sendiri tentang niat-niat yang akan dilakukan menyadari akan kehadiran kuasa Allah dalam hidup, sehingga umat dapat mengatasi kesulitan dalam hidup baik dalam keluarga, masyarakat, atau Gereja. a) Niat-niat apa saja yang hendak bapak/ibu lakukan untuk dapat mengandalkan akan kuasa Allah dalam mengatasi kesulitan hidup keluarga? 3) Kemudian, niat-niat pribadi diungkapkan agar semakin menyadari bahwa kuasa Allah hadir dalam hidup ini dan dapat mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. 4) Kemudian, pendamping mengajak umat untuk membicarakan dan mendiskusikan bersama guna menentukan niat bersama konkrit, yang dapat segera diwujudkan agar mereka semakin menyadari akan kuasa Allah dalam hidup keluarga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 g. Penutup 1) Setelah itu salib dan lilin yang telah bernyala diletakkan di tengah-tengah umat. 2) Kesempatan Doa umat spontan yang diawali oleh pendamping dengan menghubungkan dengan kebutuhan dan situasi umat di Paroki St. Petrus dan Paulus. Setelah itu doa umat disusul secara spontan oleh umat yang lain. Akhir doa umat ditutup dengan doa penutup dari pendamping yang merangkum keseluruhan SCP ini. 3) Doa Penutup: Tuhan Yesus Kristus, Allah Maha Kuasa kami mengucap syukur atas kuasaMu yang hadir dalam hidup kami terlebih di tengah keluarga. Engkau telah memberikan teladan bagaimana untuk yakin dan percaya akan kuasaMu. Engkau telah membimbing kami dalam menghadapi bermacam kesulitan untuk tetap mengandalkan kuasaMu dalam hidup keluarga. Tanpa bantuan dan kekuatan-Mu, kami sering tidak percaya dan yakin akan kuasa-Mu. Oleh karena itu, buatlah kami semakin merasakan kedamaian dan rasa syukur dalam hidup keluarga serta semakin menyadari akan sikap percaya dan yakin sebagai hamba-Mu, sehingga kami mampu menghidupi kuasaMu dan memberi kesaksian dalam hidup sehari-hari khususnya di tengah keluarga. Semoga apa yang telah kami dalami bersama ini dapat membuat kami lebih yakin akan kebesaran kuasaMu. Dan dengan keyakinan tersebut, kami umat-Mu telah merencanakan niatniat yang akan kami laksanakan dalam hidup keluarga bagi perkembangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 iman, semoga dengan bimbingan kuasa-Mu, niat-niat kami tersebut dapat kami lakukan dengan sebaik mungkin sehingga kami dapat lebih menyadari dan yakin akan kebesaranMu. Doa ini kami sampaikan dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. 4) Sesudah Doa Penutup, pertemuan diakhiri dengan menyanyikan lagu “Mukjizat Itu Nyata” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP Pada bagian ini, akan disampaikan kesimpulan serta kritik dan saran dari penulis. Adorasi Sakramen Mahakudus bagi umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu merupakan sumber yang mengalirkan segala rahmat yang mampu membantu umat dalam meningkatkan hidup rohaninya. Namun penghayatan Adorasi kepada Sakramen Mahakudus masih perlu ditingkatkan dan diperjuangkan secara terus-menerus agar sungguh menjadi sumber kekuatan rohani bagi setiap umat. A. Kesimpulan Perayaan Ekaristi adalah kewajiban mutlak bagi setiap orang yang mengimani Kristus. Namun terkadang kegiatan Ekaristi hanya terhenti sebagai kegiatan di dalam gereja dan kadang pula diikuti sekedar untuk memenuhi kewajiban. Hal tersebut tentu tidak selaras dengan ide dasar Ekaristi yang sebenarnya adalah sarana untuk berpartisipasi dalam misteri penyelamatan Tuhan. Oleh sebab itu lahirlah Adorasi Ekaristi dan devosi-devosi Ekaristi yang lainnya sebagai sarana pemenuhan dari perayaan Ekaristi. Dalam Adorasi atau devosi-devosi Ekaristi lainnya orang secara sadar dan bebas berpartisipasi dalam karya keselamatan tersebut. Efek dari karya keselamatan tersebut pertama kali dirasakan oleh pelaku Adorasi atau devosi Ekaristi lainnya. Setelah itu, hendaknya pelaku Adorasi ini membawa buah-buah keselamatan tersebut kepada orang lain melalui tindakan- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 tindakan yang dilakukan sehari-hari. Hal tersebut menjadi sarana pewartaan keselamatan dari Tuhan yang efektif. Adorasi yang dilakukan secara sehat menjadi sarana umat beriman untuk berkomunikasi secara langsung dengan Tuhan. Rahmat kasih Allah juga secara langsung memancar menyinari seluruh dunia ini melalui kapel-kapel Adorasi. Hal ini menjadi jawaban atas ajakan Yesus untuk berjaga bersama-Nya satu jam saja yang disampaikan kepada kita melalui para Rasul pada malam penangkapan-Nya. Orang berdoa hadir untuk menemani Tuhan, walau pada faktanya Tuhan juga yang hadir dan menemani kita pada saat yang sama untuk mendengar keluh-kesah serta kepasrahan diri untuk situasi- situasi berat. Dari kegiatan saling menemani itulah tampak sekali wujud kasih Allah kepada umatnya dan kasih umat kepada Tuhannya. Hal ini menunjukkan sebegitu dekatnya Tuhan pada umat-Nya. Ia tampil bukan hanya sebagai Tuhan yang agung yang harus selalu disembah dan dipuja melainkan Ia hadir dengan sederhana sebagai sahabat yang mau menemani dan mendengarkan kita semua. Orang juga percaya Tuhan tidak hanya berhenti sebagai pendengar, Ia akan berkarya denganmenanggapi seluruh isi hati yang telahdicurahkan kepada-Nya. Hal-hal tersebut yang membuat Adorasi Ekaristi dan devosi-devosi Ekaristi lainnya menjadi pemenuhan dan penyempurnaan atas Ekaristi dan iman Katolik. Untuk menyikapi berbagai permasalah yang dialami oleh umat dalam memahami dan menghayati Adorasi Sakramen Mahakudus di dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam kehidupan pribadi maupun bersama, maka diperlukan adanya sebuah katekese yang membantu umat dalam memahami dan menghayati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 Adorasi Sakramen Mahakudus. Dengan adanya katekese diharapkan mampu membantu umat untuk meningkatkan hidup rohani umat dan kemampuan mengaktualisasi dalam kehidupan sehari-hari dalam karya pelayanan di dalam kehidupan bermasyarakat. B. Kritik dan Saran Sudah banyak sekali bermunculan kapel-kapel Adorasi. Hampir setiap paroki memiliki ruangan yang dikhususkan untuk melakukan Adorasi Ekaristi. Namun patut disayangkan, belum terlalu banyak umat yang berkenan berkunjung untuk bertemu- sapa dengan Tuhan melalui Adorasi Ekaristi dan devosi-devosi yang lainnya. Padahal seandainya orang mau menanggapi kegiatan istimewa ini, sungguh akan sangat terasa bagaimana Tuhan hadir dan menyapa semua. Percayalah Tuhan memiliki kerinduan yang sama bahkan mungkin lebih dalam kepada umat-Nya. Hal ini yang menjadi modal pertama dalam melakukan Adorasi atau devosi Ekaristi lainnya. Untuk selanjutnya akan menjadi sangat sederhana dan menyenangkan, cukup hadir dan nikmati saja waktu bersama-sama dengan Tuhan. Bukan berarti orang akan serta merta terlepas dari masalah atau beban, tapi perlu diketahui bahwa Tuhan yang agung dan perkasa ada untuk menghadapi semua masalah-masalah itu. Terdapat banyak Paroki yang sekarang sudah menyediakan Kapel Adorasi. Di Paroki Santo Petrus dan Santo Paulus Klepu misalnya, terdapat beberapa titik Kapel Adorasi. Kapel yang paling mudah dijangkau dan (mungkin) sudah banyak diketahui lokasinya adalah Kapel Adorasi Abadi di Goa Maria Ratu Perdamaian Sendang Jatiningsih. Selain itu ada juga kapel di wilayah Pojok dan Kleben. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 Kapel-kapel Adorasi ini bersifat terbuka. Setiap orang, siapa pun, boleh berkunjung dan berdoa kapan pun. Hal ini yang selama ini masih dinilai kurang. Sering kali yang berkunjung ke kapel Adorasi adalah orang-orang yang sama. Itu pun sebagian karena memang secara sadar ingin melakukan dan sebagian sekedar memenuhi tanggung jawab atas kesepakatannya melakukan Adorasi. Padahal sudah banyak hal baik yang secara nyata muncul di dalam hidup para pelaku Adorasi. Hal ini akan tampak dalam lampiran, dimana terdapat banyak kesaksian tentang hal baik yang diterima sebagai karunia oleh para pelaku Adorasi. Saran penulis bagi pelaku Adorasi adalah selayaknya para pelaku Adorasi menjadi terang dan garam bagi sesama. Melakukan perwartaan sebagai saksisaksi karya Allah yang luar biasa dalam peristiwa Adorasi. Selain itu pelaku Adorasi sudah selayaknya semakin berperilaku yang menunjukkan pribadi yang semakin dekat dalam relasi dengan Allah. Dan perlu diketahui juga bahwa Allah sendiri adalah Kasih. Dan Kasih itu adalah cara bertindak Allah yang paling mendasar.Kasih itu menjadi sumber hukum yang terpenting dan utama (lih. Mat 22:40; Yoh 15:12; Kol 3:4; Yak 2:8). Dalam hal ini berarti bahwa semakin dekat dengan Allah juga dekat dengan sesama. Sebagai contoh Teresa dari Calcuta menghidupi kasih Ekaristi melaui sebuah penyerahan seluruh hidupnya untuk melayani sesama bahkan sampai akhir hidupnya. Maka dari itu, Adorasi yang merupakan perpanjangan dari Ekaristi itu sendiri adalah tempat untuk belajar. Sebagai manusia diharapkan untuk tidak mementingkan ego diri sendiri dan tidak hanya memikirkan kehendak pribadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 saja. Tetapi orang juga diajak untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang solider. Karena Gereja sendiri melalui ajaran social Gereja mengajak umat untuk solider terhadap sesama. Dalam perayaan Ekaristi di akhir perayaan, umat diutus untuk mewartakan kabar gembira dan karya penebusan Yesus. Oleh karena itu, melalui Ekaristi dan Adorasi kepada Sakramen Mahakudus, Semua diajak untuk menumbuhkan dan mewujudkan budaya kasih itu di dalam masyarakat bahkan di tengah-tengah dunia. Seperti halnya tertulis dalam Kitab Suci bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Maka dari itu, sebagai hambaNya dituntut untuk tidak hanya berhenti di dalam doa saja, tetapi juga harus mengimbanginya dengan perbuatan-perbuatan kasih sebagai perwujudan iman kepada Allah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Bergant, Dianne, dkk.(Ed). (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Cantalamessa, Raniero. (1994). Ekaristi Gaya Pengudusan Kita. Ende: Nusa Indah. Crichton, J.D. (1987). Perayaan Ekaristi: Peran Serta Umat Dalam Ibadat. Yogyakarta: Kanisius. Hartanta, Fl., dkk. (2012). Menimba Rahmat Adorasi. Yogyakarta: Paroki Klepu. Hayon, Nicolaus. (1986). Ekaristi Perayaan Dalam Bentuk Tanda. Ende: Nusa Indah. Heuken, Adolf. (1975). Ensiklopedi Populer Tentang Gereja. Jakarta: Yayasan Kanisius. Konferensi Waligereja Indonesia. (2010). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius. Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor (Dokumen asli diterbitkan tahun 1962). __________. (2014). Ecclesia de Eucharistia. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Wali Gereja Indonesia. __________. (2010). Lumen Gentium.Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Wali Gereja Indonesia. KrispurwanaCahyadi, T. (2012). Ekaristi dan Dunia Kehidupan. Yogyakarta: Kanisius. Martasudjita, E. (2003). Sakramen- Sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius. __________.(2005). Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral. Yogyakarta: Kanisius. __________. (2007). Adorasi Ekaristi: Tuntunan Ringkas. Yogyakarta: Kanisius. __________. (2008). Kongres Ekaristi Apa Itu?. Yogyakarta: Kanisius. __________. (2012). Ekaristi: Makna dan Kedalamannya Bagi Pengutusan Di Tengah Dunia. Yogyakarta: Kanisius. __________. (2014). Mencintai Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius. __________. (2016). Ekaristi: Sumber Peradaban dan Kasih. Kanisius. Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 __________. (2016b). Ekaristi Sumber Peradaban Kasih. Yogyakarta: Kanisius. O‟Collins, G., dkk. (1996). Kamus Teologi.Yogyakarta: Kanisius. Pusat Musik Liturgi. (2000). Madah Bakti: Buku Doa dan Nyanyian. Yogyakarta: PML. Self, D. (2009). Paulus.Yogyakarta: Kanisius. Sumarno DS, M. (2006). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki Semester V, Program Studi IPPAK, USD. Tim Warta Paroki. (2010). Buku Kenangan Hari Jadi Paroki Santo Petrus dan Santo Paulus Klepu ke- 80. Yogyakarta: Paroki Klepu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1: Kesaksian Iman (1) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2: Foto Prosesi (7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3: Doa dalam Adorasi Sakramen Mahakudus Litani Kehadiran Allah (MB. 18) Hadirlah di sini ya Allah, tinggallah di tengah kami. Hadirlah di sini, terangilah hidup kami. Bukalah mata hati kami, agar kami melihat Engkau. Gerakkanlah hati kami, agar selalu mengharapkan Dikau. Tunjukkanlah bahwa Engkau dekat, agar kami meraskan kehadiranMu. Tunjukkanlah kekuatanMu dan bebaskanlah kami. Hadirlah di sini, supaya kami hidup. Engkau kuat laksana api, kobarkan semangat kami. Engkau fajar di pagi hari, terangilah mata kami. Allah segala kekuatan, Allah bagi manusia. Tunjukkanlah wajahMu, berilah kami hidupMu. Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati. Dekatlah pada kami, agar kami hidup. Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami. Dari abad ke abad, Engkau selalu setia. Untuk masa kini pun, Engkaulah Allah bagi manusia. Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat meilhat Engkau? Engkau jauh tidak terhingga, namun dekat pula. Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami. Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati. Bila Engkau tidak ada, apa gunanya kami hidup. Jadilah nafas kami, darah dalam nadi kami. Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada. Kami ingin melihat Engkau sungguh dan dari dekat. Bukakanlah tanganMu, agar kami mendapat makan. Janganlah berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati. Jangan biarkan kami kembali menjadi debu. Utuslah RohMu, agar segalanya menjadi baru. Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin. Untuk semua maunsia, yang tua dan yang muda. Engkau lubuk segala hati, terang hati kami. Kami berseru kepadaMu, hadirlah di sini. Di tempat ini, jadilah damaiMu. Di dalam rumah kami, tinggallah damaiMu. Tampakkanlah diriMu, dan ciptakanlah damai. Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan. Jadilah Engkau masa depan, bagi hidup kami di sini. Pada Dikau kami percaya, dalam gDikau yang hidup. Engkau tidak pernah mengecewakan orang yang percaya padaMu. (10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4: Kumpulan Lagu untuk Adorasi Sakramen Mahakudus a. Kusiapkan Hatiku Tuhan Kusiapkan hatiku Tuhan tuk dengar FirmanMu saat ini Kusujud menyembahMu Tuhan dalam hadiratMu saat ini Curahkan urapanMu Tuhan bagi jemaatMu saat ini Ku siapkan hatiku Tuhan tuk dengar FirmanMU saat ini FirmanMu Tuhan tiada berubah Dahulu sekarang, selama-lamanya tiada berubah FirmanMu Tuhan penolong hidupku Kusiapkan hatiku Tuhan tuk dengar FirmanMU b. SabdaMU Bagai Air Segar SabdaMu Bapa bagai air segar Sejuk dan damai saat ku dengar Mengalir tenang tiada henti Sumber hidup dan kasih sejati SabdaMu Bapa bagai air segar Membasahi, menyuburkan bumi Menggugah jiwa segarkan hati Tuk bersaksi Refr. Dorongah diriku ini jadi saksi kasih Illahi Berbekal sabdaMu wartakan janji Bekerja di ladangMu jadi saksi abadi Hari ini sampai akhir nanti c. Dalam TanganMu Dalam tanganMu Tuhan ku serahkan hidupku 2x Engkau menyelamatkan kami Tuhan, Allah yang benar Ku serahkan hidupku Terpujilah Bapa dan Putera dan Roh Kudus Dalam tanganMu ya Tuhanku serahkan hidupku d. Tantum Ergo Tantum Ergo sacramentum Veneremur cernui (11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Et antiquum documentum Genitori genitoque Laus et jubilatio Salus, honor, firtus quoque Sit et benedictio Procedenti ab utroque Compar sit laudatio e. Panis Angelicus Panis Angelicus fit panis hominum Dat panis caelicus figures terminum O resmirabilis manducat Dominum pauper, Pauper servus et humilis, pauper sevus et humilis f. Jesus Dulcis Memori Yesus roti dari surga Yang memberi hidup jiwa Pada yang lapar dan haus Kepuasan diberi Yesus 2x Yesus roti kehidupan Dan jaminan kebangkitan Berilah hidup abadi Dan bahagia pada kami 2x Yesus dalam Hosti Suci Terimalah sembah kami Kami bersyukur kepadaMu Karena cinta dan kurbanMU 2x g. Adoramus te Domine o....... adoramus te Domine (dinyanyikan berulang-ulang) h. Adoramus Jesu Christe Adoramus te Jesu Christe Alleluia, Alleluia 2x Et laudemus te, Alleluia 2x (dinyanyikan berulang-ulang) (12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i. Pujilah Tuhan Pujilah Tuhan, pujilah namaNya Pujilah Tuhan, sumber kehidupan (dinyanyikan berulang-ulang) j. Penuhi kami ya Tuhan Penuhi kami ya Tuhan Dengan damaiMu Penuhi kami ya Tuhan Allelui (dinyanyikan berulang-ulang) k. Dalam Tuhan Dalam Tuhan aku bersyukur Dengan lagu pujian Tuhanlah penyelamatku Dalam Dialah suka-cita, dalam Dialah suka-cita (dinyanyikan berulang-ulang) l. Janganlah cemas Janganlah cemas, janganlah takut Di dalam Tuhan berlimpah rahmat Janganlah cemas, janganlah takut Serahkan Tuhan m. Hati Yesus bagai laut Hati Yesus bagai laut penuh kemurahan Siang malam mohon patut akan perjanjian 2x Hati Yesus bagai puri penuh kekayaan Kami mohon memasuki menyambut santapan 2x Hati Yesus matahari penuh sinar indah Kami mohon disinari dengan sinar berkah n. Ya Hati Yesus Raja Cinta Ya hati Yesus Raja cinta ditembusi tombak bengis Yang rela menanggung sengsara demi selamat dunia Ampunilah kami ya Tuhan sebab besarlah kasihMu (13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ya hati Raja cinta sumber kasih yang abadi Dengan darahMu yang terindah Kau pulihkan dosa kami Oh alangkah kejamnya kami terus menyakitiMu Ampunilah kami ya Tuhan sebab besarlah kasihMu Ya hati Yesus Raja cinta terimalah hati kami Yang dengan rela kami serah pemabalas kasihMu mesra Nyalakanlah senatisa cintaku akan Dikau Ampunilah kami ya Tuhan sebab besarlah kasihMu o. Siapkanlah Tuhan Datang Siapkanlah Tuhan datang Siapkanlah, berjagalah (dinyanyikan berulang-ulang) p. Pujilah Semua Bangsa Pujilah semua bangsa, puji Tuhan kita (dinyanyikan berulang-ulang) q. Tuhan Dengarlah Doaku Ini Tuhan dengarlah doaku ini, hadirlah di sini Tuhan dengarlah doaku ini, dengarkanlah aku (dinyanyikan berulang-ulang) (14)