Bacaan pertama: Ulangan 6:2-6 Bacaan Kedua: Ibrani 7:23-28 Bacaan Injil: Markus 12:28b-34 Tema : Dipersatukan, diteguhkan, diutus Tahun ekaristi yang ditetapkan pada tahun 2012 ini mengambil tema Dipersatukan, diteguhkan, Diutus. Sebuah tema yang diinspirasikan dari Hosti kudus dan anggur yang kita santap saat perjamuan ekaristi dan juga ekaristi itu sendiri. Apa maksudnya dipersatukan? Dipersatukan. Bila kita melihat proses pembuatan Hosti dan juga anggur yang digunakan dalam perayaan ekaristi maka sangat jelas sekali terlihat. Bulir-bulir gandum disatukan, diolah bersama untuk menghasilkan tepung terigu. Begitu pula anggur yang digunakan dari buah-buah anggur dimasukkan dalam satu tempat dan diperas bersama. Simbol ini juga ada dalam perayaan ekaristi itu sediri, semua umat kristiani tanpa melihat status dan apapun diundang masuk dalam satu perjamuan kudus. Simbolnya kita duduk bersama dalam satu atap gereja, tak peduli status, pekerjaan dan jabatan kita. Apa maksudnya diteguhkan? Melihat kembali dalam proses pembuatan hosti dan anggur, tepung terigu yang dhasilkan dari bulir gandaung yang sudah diolah, setelah dicampurkan dengan bahan yang lain kemudian dipadatkan dan dicetak menjadi hosti bulat pipih. Begitu juga anggur yang selesai diperas tidak serta merta langsung dipakai namun harus melewati tahap fermentasi yang akan menjadikan anggur layak untuk dikonsumsi. Proses fermentasi dan pemadatan tepung terigu ini yang dapat kita artikan sebagai diteguhkan. Dalam proses perjamuan ekaristi juga terjadi proses peneguhan, umat yang datang dari berbagai penjuru, yang sudah dipersatukan oleh panggilan Allah sendiri, diteguhkan dengan sabda Allah. Sabda Allah yang dibacakan dan diperdengarkan kepada umat meneguhkan iman kepercayaan kita. Setelah itu semua doa disatukan dan diperteguh dalam persembahan kudus Yesus kristus. Apa maksudnya diutus? Untuk hal ini sepertinya tidak perlu diterangkan lagi. Sangat jelas terlihat, terigu yang telah dikempalkan lalu dicetak menjadi hosti bulat pipih itu yang pada gilirannya diangkat, dikuduskan menjadi tubuh kristus dan kemudian dibagi kepada umat beriman. Begitu pula anggur yang telah siap saji dicurahkan dalam piala untuk dikuduskan menjadi darah kristus dan kemudain dibagikan secara simbolik. Kedua materi yang tadinya terpisah-pisah (bulir-bulir gandum dan buah anggur) setelah disatukan, dikuduskan an akhirnya dibagi untuk memberi hidup. Dalam peristiwa ekaristi, pada akhir imam mengatakan “pergilah kita diutus” sepertiny juga sangat gamblang bahwa semua umat yang datang dalam perayaan ekaristi walaupun datang sendiri-sendiri, namun kemudian semuanya diteguhkan bersama dalam sabda dan santapan yang dinikmati bersama. Pada akhirnya kita semua memiliki tugas yang sama yaitu ditutus untuk mewartakan kabar sukacita dan pertobatan. Diutus sebagai pewarta kabar sukacita yang bersemangat karena sudah memperoleh peneguhan dari Allah sendiri. Bacaan pertama mengisahkan perjanjian Allah dengan umat Israel. Allah menjadi Allah dan israel menjadi umat. Perjanian ini didasari oleh kasih Allah yang begitu besar bagi bangsa Israel. Kasih yang tidak hanya diucapkan semata, namun kongkret dilaksanakan dalam sejarah kehidupan bangsa Israel dan dapat dikenang turun-temurun dampai dengan saat ini. Bacaan kedua berbicara mengenai kaum Lewi yang diangkat menjadi imam bagi bangsanya. Lewi adalah sosok pribadii biasaya yang memiliki banyak kekurangan namun dipilih dan diangkat oleh Allah untuk membawakan kurban persembahan. Untuk saat ini adalah para imam yang dipilih dan diangkat dengan upacara tahbisan. Kristus harus menjadi model hidup para imam karena kristuslah imam Agung sepanjang masa yang menjadi sekaligus imam, persembahan dan altar dalam kurban yang diaksanakannya di atas salib. Bacaan Injil kali ini mengulas tentang dua perintah emas yang merupakan simpulan dari semua hukum taurat yang ada. Mngasihi Tuhan Allah dengan segenap apa yang kita miliki dan juga mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Dari Bacaan-bacaan ini kita dapat menarik beberapa hal yang dapat disatukan dengan semangat dan tema dari tahun ekaristi: - Cinta kepada Allah memerlukan sebuah perwujudan yang kongkrit, tidak hanya dengan perkataan belaka, namun juga dengan tindakan. Tindakan yang paling nyata untuk mengucap syukur adalah dengan mengikuti perayaan ekaristi yang merupakan puncak dan sumber dari iman Kristiani. - Ekaristi sebagai kenangan perjanjian baru merupakan sarana pemersatu dan peneguh yang paling kuat, sehingga bertahan sampai dengan saat ini. Dalam ekaristi, baik imam dan umat memiliki peranannya yang sama-sama penting. - Dalam ekaristi terjadi pemberian diri kristus seutuhnya untuk semua saja yang hadir. Inilah bentuk kasih kepada sesama yang sungguh nyata, “tidak ada kasih yang lebih besat selain kasih seorang yang menyerahkan nyawa untuk sahabat-sahabatnya”. Hal ini semakin meneguhkan kita bahwa hidup kitapun seharusnya berguna/berdaya untuk sesama. - Mengasihi Allah tercermin dari bagaimana kita mengasihi sesama kita, begitu pula cara kita mengasihi sesama adalah cerminan relasi kita dengan Allah sendiri. Semoga setelah berakhirnya tahun ekaristi ini, semua umat semakin mampu menghayati secara sungguh perayaan ekaristi dan memberikan makna dalam setiap ekaristi yang dirayakan. Tidak hanya sampai pada pemaknaan dan pengertian, namun akhirnya sampai pada hasil persaudaraan dan juga pelayanan yang merupakan buah-buah Ekaristi. Selamat memasuki Tahun Iman