BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pendidikan Jasmani a

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pengertian-pengertian pendidikan jasmani telah banyak dibuat dan
disusun oleh para ahli. Berikut pengertian pendidikan jasmani menurut
pendapat beberapa ahli antara lain :
Menurut Samsudin (2008:2) mendefinisikan:
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Menurut Aip Syaifuddin dan muhadi (1991:4) mendefinisikan:
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang
dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai
dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut pendidikan
jasmani tidak semata-mata mengembangkan keterampilan jasmani, tetapi
pendidikan jasmani juga dapat mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan, sikap hidup sehat, sikap sportifitas, kecerdasan emosional, dan
pembentukan karakter individu.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani mempunyai peran penting untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Menurut pendapat Aip
Syaifuddin dan muhadi (1991:5) adalah sebagai berikut :
6
7
(1) Mengacu perkembangan dan aktifitas system peredaran darah,
pencernaan, pernafasan, dan persyaratan.
(2) Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambah tinggi dan berat
badan.
(3) Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportifitas, tenggang
rasa.
(4) Meningkatkan keterampilan melalui kegiatan aktifitas jasmani dan
memiliki sifat yang positif terhadap peningkatan melalui aktifitas
jasmani.
(5) Meningkatkan kesegaran jasmani.
(6) Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani.
(7) Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktifitas jasmani.
Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup
pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya , cakupan pendidikan
jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek
mental, emosional dan spiritual. Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani
berkaitan dengan pengembangan aktifitas fisik maupun jiwa, sehingga
nantinya mempersiapkan siswa untuk terjun dalam masyarakat secara
maksimal.
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Menurut pendapat Gagne yang dikutip Agus Suprijono (2009:2)
“Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Menurut pendapat morgan
yang dikutip Agus Suprijono (2009:3) “belajar adalah perubahan perilaku
yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman”. Sedangkan menurut
pendapat JS. Husdarta dan Yudha M. Saputra (2010:2), “belajar dimaknai
sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya”.
8
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat diambil
kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang diperoleh
langsung dari suatu aktivitas dan pengalaman yang dilakukan secara terencana
oleh individu didalam suatu lingkungan.
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut pendapat Agus Suprijono (2009:13) “pembelajaran menurut
makna berarti proses, cara, perbuatan mempelajari”. Menurut Jamil
Suprihatiningrum (2012:75) “pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk
memudahkan siswa dalam belajar”.
Menurut pendapat Sanjaya yang dikutip Jamil Suprihatiningrum
(2012:76) dikatakan bahwa:
Pembelajaran adalah terjemahan dari instruction,yang diasumsikan
dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu melalui
berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak, program
televisi, gambar audio, dan lain sebagainya sehingga semua itu
mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola
proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi
guru sebagai fasilisator dalam belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melalui proses, cara dan
perbuatan pembelajaran yang melibatkan informasi dan lingkungan yang
disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar dengan
menggunakan berbagai macam alat informasi dari lingkungan yang berupa
media pembelajaran.
9
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu cara menetapkan kuantitas dan
kualitas hasil belajar. Karena tujuan pengajaran merupakan deskripsi tentang
hasil belajar yang seharusnya dicapai oleh siswa, maka penilaian hasil
belajar harus mengacu kepada isi rumusan tujuan pengajaran itu. Atas dasar
itu dapat pula dinyatakan, penilaian hasil belajar merupakan suatu cara
untuk mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan pengajaran oleh siswa.
Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan yang ingin dicapai
dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif, bidang
afektif dan bidang psikomotorik. Menurut pendapat Nana Sudjana (1991:3)
“hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotoris”.
Menurut
pendapat
Reigeluth
yang
dikutip
Jamil
Suprihatiningrum (2012:37) “hasil belajar atau pembelajaran dapat juga
dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode
(strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda”. Menurut pendapat Agus
Suprijono (2009:5) “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Sedangkan
menurut Blom yang dikutip Agus Suprijono (2009:6) “hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor”.
Berdasarkan pendapat para ahli bahwa pengertian hasil belajar
adalah suatu ukuran nilai dari kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui kemampuan yang
mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Yang perlu diingat hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja.
10
b. Aspek-aspek Hasil Belajar
Menurut Krathwohl, Bloom & Masia yang dikutip Jamil
Suprihatiningrum,(2012:38-45).
(1) Aspek kognitif
Kognitif adalah keampuan yang berhubungan dengan berpikir,
mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan
komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan
evaluatif.
(2) Aspek afektif
Afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap,
nilai, minat, dan apresiasi.
(3) Aspek psikomotorik
Psikomotorik mencangkup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik.
4. Permainan Bolavoli
a. Pengertian Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan olahraga permainan bola besar yang
dimainkan oleh dua tim di atas lapangan berbentuk persegi panjang yang
dipisahkan dengan net. Menurut pendapat Munasifah (2009:3) “Bolavoli
adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri
atas enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net, setiap
regunya hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan.” sedangkan menurut
pendapat M. Yunus (1992:1) ”Memvoli artinya memainkan atau memantulkan
bola sebelum bola jatuh atau sebelum bola menyentuh lantai.”
Menurut pendapat Ridho (2009) “Bolavoli adalah olahraga permainan
yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing memilik enam
orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bolavoli pantai yang masingmasing grup hanya memilik dua orang pemain”. Permainan ini dimainkan
oleh
dua tim yang
dipisahkan oleh sebuah net,melalui kombinasi tiga
pukulan,kemudian dimulai dengan pukulan servis yang dilakukan oleh
pemain paling kanan baris belakang pada area servis.
11
Permainan bolavoli selalu mengalami perkembangan sebagai upaya
penyempurnaan permainan agar lebih menarik. Menurut pendapat Amung
Ma’mun & Toto Subroto (2001:37) “semula bagian tubuh yang sah untuk
memainkan bola batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh
diperkenankan untuk memainkan bola.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan
bolavoli adalah permainan olahraga bola besaryang dimainkan oleh dua tim
dalam satu lapangan berbentuk empat persegi panjang yang dipisahkan oleh
net, diawali dengan pukulan servis melewati atas net ke daerah lawan
dilanjutkan hingga satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna. Untuk
mengembalikan bola ke daerah lawan, setiap tim diberikan kesempatan
memainkan bola sebanyak tiga pantulan diluar perkenaan blok dengan
menggunakan seluruh bagian tubuh.
b. Fasilitas, Alat – alat dan Perlengkapan
Dalam setiap olahraga memang secara khusus mempunyai fasilitas,
alat-alat, dan perlengkapan sendiri-sendiri. Berikut adalah fasilitas, alat-alat,
dan perlengkapan dalam bermain bolavoli :
1) Lapangan
Lapangan permainan berbentuk persegi panjang 18x9m (M.Yunus,
1992:16). Pembuatan lapangan harus ditanah yang rata dan cukup keras.
Bila dibuat dalam gedung maka lantainya harus tidak licin, rata dan tinggi
atap gedung paling sedikit tujuh meter. Garis-garis lapangan selebar 5 cm
yang terdiri dari garis tengah, garis serang, garis petak servis, garis samping
dan garis belakang lapangan (Suharno HP, 1974:5).
2) Jaring atau Net
Lebar net adalah 1 m, dan panjangnya 9,50 m. Lubang-lubang pada
net berbentuk persegi berwarna hitam berupa mata jala berukuran 10 cm tiap
12
lubang. Pada atas net tersebut terdapat pita putih horizontal lebarnya 5 cm
(M.Yunus, 1992:17). Tali pemancang jaring kalau mungkin dengan kawat
baja, bila tidak mungkin dapat memakai tali yang cukup kuat dan tidak tidak
terlalu lentur bila telah ditegangkan. Jaring harus diberi kain kanvas yang
dijahit lapis dua selebar 5 cm sepanjang tepi atas jaring. Ukuran tinggi jaring
untuk pria 2.43 meter dan untuk wanita setinggi 2.24 meter (Suharno HP,
1974:5).
3) Antena atau Rod
Rod dibuat dari bahan fiberglass ukuran panjang 180 cm garis tengah
1cm. Tongkat itu harus berwarna kontras dengan 10 cm panjang tiap-tiap
bagian berwarna dapat berwarna merah-putih, hitam-putih (Suharno HP,
1974: 5). Tinggi setiap antena di atas net 80 cm. Antena adalah bagian dari
batas net dan menandakan batas sisi ketinggian net dan batass daerah
permainan (M.Yunus, 1992: 18).
4) Bola
Bola harus terbuat dari bahan lunak (lentur), bentuknya bulat dengan
di dalamnya terbuat dari bahan karet atau sejenisnya. Warna bola adalah satu
warna yang terang, keliling bola 65-67 cm, berat bola 260-280 gram,
tekanan udara 0,40-0,45 kg/cm² (M.Yunus, 1992: 18-19).
5) Perlengkapan Pemain
Pemain-pemain hendaknya memakai kostum yang bernomor didada
dan dipunggung. Diharuskan dalam permainan memakai sepatu olahraga
(Suharno HP, 1974: 6).
c. Teknik Dasar Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang
tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab dalam permainan bolavoli
dibutuhkan koordinasi gerak yang benar – benar bisa diandalkan untuk
melakukan semua gerakan teknik yang ada dalam permainan bolavoli. Teknik
13
dalam permainan bolavoli merupakan aktivitas jasmani yang berlaku untuk
mencapai suatu hasil yang optimal. Menurut pendapat Munasifah (2009:25)
“teknik dasar bolavoli harus benar – benar dikuasai terlebih dahulu guna dapat
mengembangkan mutu prestasi permainan bolavoli”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar
bolavoli merupakan faktor yang sangat penting karena mempengaruhi
kelancaran permainan. Adapun yang dimaksud teknik dasar menurut pendaapat
M.Yunus (1992:68) “teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai
cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan
permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Sedangkan
menurut pendapat Munasifah (2009:25) “teknik adalah suatu proses melahirkan
dan pembuktian dalam ptaktik dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan
tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli.”
Secara individual penguasaan teknik dasar bolavoli akan mendukung
penampilan seorang pemain. Secara tim atau jika semua pemain mengusai
teknik dasar bolavoli dengan baik, akan meningkatkan kualitas permainan,
bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Munasifah (2009)
menyatakan bahwa, “penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan
salah satu unsur yang ikut menentukan menang kalahnya suatu regu di dalam
suatu pertandingan di samping unsur – unsur kondisi fisik, taktik dan mental”.
Sedangkan M. Yunus (1992:68) menyatakan, pentingnya penguasaan teknik
dasar mengingat hal – hal sebagai berikut:
(1) Hukuman terhadap kesalahan teknik memantulkan dan memukul
bola dalam peraturan permainan bolavoli cukup dominan bila
dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Kesalahan teknik itu
antara lain; membawa bola, menyenduk bola, mendorong bola,
mengangkat bola dan pukulan ganda.
(2) Permainan bolavoli adalah permainan dengan tempo yang cepat,
sehingga waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, dan bila tidak
menguasai teknik dasar yang sempurna akan memungkinkan
kesalahan – kesalahan teknik yang lebih besar.
14
(3) Regu yang saling bertanding dipisahkan oleh net sehingga tidak
pernah terjadi kontak badan antara pemain yang saling berlawanan,
hal ini memudahkan wasit mengawasi kesalahan teknik yang
dilakukan para pemain.
(4) Untuk mengembangkan taktik – taktik yang tinggi hanya
dimungkinkan jika teknik dikuasai dengan sempurna.
Dalam permainan bolavoli ada beberapa teknik dasar yang harus
dikuasai pemain. Ditinjau dari pelaksanaan permainan bolavoli, dilakukan
dengan bergerak tanpa bola dan memainkan bola. Menurut pendapat Dieter
Beutelstahl (2012:16) teknik bolavoli dibedakan menjadi dua yaitu :
(1) Teknik tanpa bola terdiri atas
(a) Sikap siap normal
(b) Pengambilan posisi yang tepat dan benar
(c) Langkah kaki :
(1) Gerak ke depan
(2) Gerak menyamping
(3) Gerak ke belakang
(d) Langkah kaki untuk melakukan awalan semes
(e) Langkah kaki untuk awalan blok
(f) Gerakan badan, lengan, dan kaki dalam gerak tipu
(2) Teknik dengan bola terdiri dari :
(a) Servis
(b) Passing bawah
(c) Passing atas
(d) Umpan / set – up
(e) Semes
(f) Bendungan / blok (block)
Sedangkan Munasifah (2009:26) memberikan batasan macam –
macam teknik dasar bolavoli, antara lain sebagai berikut :
(1) Teknik dengan bola
(a) Passing atas
(b) Passing bawah
(c) Set – up / umpan
(d) Smes / spike
(e) Block / membendung
(f) Service
(2) Teknik tanpa bola
15
(a)
(b)
(c)
(d)
Langkah awalan smes dan block
Langkah sebelum mengambil bola
Loncatan dan gerak tipu
Pengambilan posisi
Berdasarkan dua pendapat di atas menunjukan bahwa, pada dasarnya
teknik dasar bolavoli terdiri atas teknik tanpa bola dan teknik dengan bola.
Teknik tersebut saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan bolavoli.
Untuk dapat bermain bolavoli dengan terampil, maka teknik – teknik tersebut
harus dikuasai dengan baik dan benar dan dilakukan menurut kebutuhan atau
situasi yang dihadapi dalam permainan.
5. Servis Atas Bolavoli
a. Pengertian Servis
Pada umumnya servis merupakan tanda dimulainya permainan bolavoli
dan pergantian bola yang dilakukan dibelakang garis lapangan.Bola hasil
pukulan servis harus melewati net dan masuk ke daerah lapangan lawan.Jika
ditinjau dari sudut taktik servis merupakan suatu serangan awal untuk
mendapatkan nilai.
Menurut M. Yunus (1992:69) dikemukakan bahwa :
Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk
memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik
servis saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tetapi ditinjau dari
sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat
nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan.
Menurut H.Sunardi&Deddy Whinata Kardiyanto (2013:15), bahwa :
Pada awalnya serve hanya merupakan pukulan pembukaan untuk
memulai suatu permainan. Sesuai dengan perkembangan zaman dan
kemajuan teknik bolavoli, maka teknik serve sudah merupakan suatu
serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu mendapatkan
suatu kemenangan.
16
Pendapat serupa juga disampaikan Dieter Beutelstahl (2012:8), bahwa :
Mula-mula servis ini hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja,
cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis ini
kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk
meyerang. Jadi teknik dasar ini tak boleh kita abaikan, dan harus kita
latih dengan terus menerus. Servis yang baik sangat mempengaruhi
seluruh jalannya pertandingan. Tapi ini lebih menonjol pada
pertandingan tingkat tinggi dibandingkan dengan servis pada tingkatan
yang lebih rendah.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa servis adalah suatu
pukulan permulaan untuk menyeberangkan bola melewati net ke daerah
lapangan lawan yang dilakukan di belakang garis lapangan, selain itu servis
merupakan serangan awal untuk mendapatkan nilai.
b. Macam – macam Teknik dan Variasi Servis
Kedudukan servis yang tidak hanya sebagi pukulan pembukaan untuk
memulai suatu permainan bolavoli, melainkan juga sebagai serangan awal
untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan maka
para pelatih selalu berusaha menciptakan bentuk teknik servis yang dapat
menyukarkan lawan bahkan kalau bisa dengan servis itu langsung membunuh
lawan dan mendapat nilai. Servis terdiri dari servis tangan bawah dan servis
tangan atas.
Menurut H. Sunardi & Deddy Whinata Kardiyanto (2013:15) :
(1) Jenis Serve
(a) Underhand Serve (Serve Tangan Bawah)
(1) Back Spin Underhand Serve : Bola berputar ke belakang
(2) Top Spin (Cutting) Underhand Serve : Bola berputar ke
dalam
(3) Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar ke dalam
(4) Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar ke luar
(b) Overhead Serve (Serve Atas Kepala)
(1) Top Spin Overhead Serve : Bola berputar ke depan/ke atas
17
(2) Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar ke dalam
(3) Outside Spin Overhead Serve :Bola berputar keluar
(4) Drive Overhead Serve : Bola berputar ke bawah
(5) Floating : Bola mengambang
(6) Frontal Floating Serve : Bola mengapung ke kiri dan kanan
(c) Side Frontal Serve / Vertical Move
(d) Jump Serve
(1) Jump Serve Float (Pendek)
(2) Jump Serve Float (Panjang)
(3) Jump Serve Spin
Sedangkan menurut pendapat M.Yunus (1992:130) memberikan
batasan macam – macam teknik dan variasi servis antara lain:
(1) Menurut posisi bola terhadap badan
(a) Servis tangan bawah (Underhand servis)
(1) Back spin service
(2) Outside spin service
(3) Inside spin service
(4) Cutting underhand service
(5) Floating side underhand service
(b) Servis dari samping (side arm service)
(1) Cutting side arm service
(2) Floating side arm service
(c) Servis dari atas (overhand service)
(1) Tennis service
(2) Floating service
(3) Slider floating overhand service (overhand change – up
service)
(4) Jumping service
(5) Overhang round – hause service (hookservice atau cekis
service)
(6) Hongaria overhand service
(2) Menurut putaran bola
(a) Top spin service
(b) Back spin service
(c) Floating service
(d) Side spin service
(e) Inside spin service
(f) Outside spin service
18
Servis merupakan pukulan pertama untuk memulai permainan
bolavoli, karena kedudukannya yang dapat menentukan berjalan tidaknya
permainan bolavoli maka setiap pemain diharapkan menguasai teknik servis.
c. Teknik Dasar Servis Atas Bolavoli
Untuk melakukan servis atas bolavoli pemain harus mampu melempar
secara konsisten dan harus memiliki kekuatan serta koordinasi untuk memukul
bola ke atas jaring. Servis tangan atas membutuhkan lebih banyak koordinasi,
pemilihan waktu, dan kekuatan. Pada dasarnya teknik servis atas bolavoli
terdiri dari : awalan, perkenaan dengan bola dan gerak lanjut. H.Sunardi &
Deddy Whinata Kardiyanto (2013:16) berpendapat mengenai teknik servis atas
bolavoli sebagai berikut :
1) Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dan kedua lutut
agak ditekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola,
tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bagian
atas bola.
2) Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang
lebih 1m di atas kepala di depan bahu, dan telapak tangan kanan segera
ditarik ke belakang atas kepala dengan telapak menghadap kedepan,
berat badan dipindahkan.
3) Setelah tangan berada di belakang atas kepala dan bola berada
sejangkauan tangann
pemukul, maka bola segera dipukul dengan
telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.
4) Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat
badan dipindahkan ke kaki bagian depan. Gerakan lengan terus
dilanjutkan ke samping melewati paha yang lainnya.
19
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Teknik Servis Atas
(Sumber : Amung ma’mun & Toto Subroto, (2001: 65)
d. Macam-macam Servis Atas Bolavoli
Sejalan dengan kemajuan yang dialami oleh perkembangan permainan
bolavoli maka servis ini tidak lagi sebagai tanda saat dimulainya permainan
ataupunsekedar menyajikan, tetapi hendaknya diartikan sebagai suatu serangan
yang pertama kali bagi regu yang melakukan servis.
Adapun macam servis atas bola voli adalah terdiri dari :
1) Tenis servis
Sikap permulaan : ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih
depan dari kaki kanan. Tangan kiri menyangga bola sedang tangan kanan
memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas
kurang lebih 50 cm diatas kepala, dengan telapak tangan kanan menghadap
ke depan.
Sikap saat perkenaan bola : setelah tangan kanan berada diatas
belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka segera bola
dipukul dengan cara memukul seperti pada smash.
Sikap akhir : Setelah bola dipukul dengan top spin kemudian pemain
melangkah kedepan dengan sikap siap normal. Lihat gambar dibawah ini.
20
Gambar 2. Tenis Servis
(Sumber : M. Yunus, 1992: 77)
2) Floating Servis (mengapung)
Sikap permulaan : Sikap seperti pada saat persiapan servis tenis. Bola
dipegang tangan kiri, tangan kanan berada disamping atas setinggi pelipis.
Sikap saat perkenaan bola : Bola dilambungkan dengan tangan kiri
agakkesamping atas kanan depan tidak terlalu tinggi, begitu bola
melambungkeatas setinggi kepala maka segeralah tangan kanan dipukulkan
dibagiantengah belakang bola. Agar menghasilkan bola float maka tangan
waktumemukul tidak diikuti gerakan pergelangan tangan.
Sikap akhir : Setelah tangan kanan memukul bola maka dilanjutkan
dengan melangkah kedepan masuk masuk lapangan permainandan
mengambil sikap siap normal. Lihat gambar dibawah ini.
21
Gambar 3. Floating Servis (mengapung)
(Sumber : M. Yunus, 1992: 74)
3) Servis Cekis
Sikap permulaan : Ambil sikap berdiri menyamping dengan tubuh
bagian kiri lebih dekat jarring. Tangan kiri dan kanan bersama-sama
memegang bola. Pada saat bola akan dilambungkan maka badan diliukkan
kearahbelakang sedikit dan lutut ditekuk. Bola dilambungkan keatas,
begitu bola lepas dari tangan maka tangan kanan ditarik ke samping kanan
bawah, badan dalam keadaan meliuk kesamping kanan bawah. Bila bola
setinggi sejangkauan tangan maka secepatnya badan bersama-sama lengan
dibawa meliuk kesamping kiri.
Sikap saat perkenaan bola : Perkenaan tangan pada bola dibagian
bawahbelakang bola. Pukulan tangan pada bola dibantu dengan liukan
badan,lecutan lengan dan gerakan pergelangan tangan sedemikian bola
setelahdipukul mental dengan keras dan top spin. Karena putaran dan
kerasnyapukulan maka bola akan menjalani lintasannya dengan cepat dan
tajam jatuhnya.
22
Sikap akhir : Setelah bola berhasil dipukul maka segera berat badan
dipindahkan kekaki kiri dan terus diikuti dengan gerakan maju masuk
kelapangan permainan. Lihat gambar dibawah ini.
Gambar 4. Servis Cekis
(Sumber : M. Yunus, 1992: 76)
6. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Menurut pendapat Gerlach &
Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:3) mengatakan bahwa “media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan atau sikap”. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan
sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian dalam proses
belajar mengajar cenderung diartkan sebagai alat-alat grafis, photografis atau
elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.
23
Media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan
(yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses
belajar mengajar, penerima pesan itu ialah siswa. Pembawa pesan (media) itu
berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka.Siswa dirangsang oleh media
itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Kadang-kadang
siswa dituntut untuk menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya
dapat menerima pesan itu secara lebih lengkap.
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh
media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Dengan
perkataan lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang
disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan
mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunikasikan
dengan baik kepada siswa.
b. Hakekat Media Bantu Pembelajaran
Media bantu pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan
dalam
kegiatan
belajar
mengajar.
Kelancaran
kegiatan
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh tersedianya media bantu yang baik dan
memadai. Menurut pendapat Hujair AH. Sanaky (2011:3) Media bantu
pembelajaran adalah “sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran.” Menurut Hujair AH. Sanaky (2011:3)
Pembelajaran adalah “proses komunikasi antara pembelajaran, pengajar dan
bahan ajar.” Dapat dikatakan bahwa bentuk komunikasi tidak akan berjalan
tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan.
Media bantu pembelajaran mempunyai arti penting dalam kegiatan
pembelajaran. Media bantu pembelajaran dapat digunakan sarana untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Selain itu media bantu
pembelajaran juga bisa lebih memudahkan peserta didik dalam memahami
materi pembelajaran. Media bantu pembelajaran memiliki fungsi yang sangat
24
luas dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran yang baik dan tepat maka mendukung pencapaian hasil belajar
yang optimal. Oleh karena itu seorang guru penjas harus mampu
memanfaatkan berbagai macam media bantu pembelajaran, jika dalam materi
penjas banyak terdapat kendala. Maka dibuatlah alat bantu untuk menunjang
berlangsungnya pembelajaran bolavoli yang menarik bagi siswa. Nantinya
akan dipergunakan bola yang tidak standart dengan menggunakan alat bantu,
berupa bola gantung dalam pembelajaran servis atas bolavoli.
c. Penggunaan Media Bantu dalam Pembelajaran Penjas
Penggunaan media bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting.
Banyak kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran
materi penjas, karena keterbatasan alat bantu atau bahkan sama sekali tidak
ada media bantu yang disediakan oleh sekolah. Keluhan umum guru
pendidikan jasmani yakni keterbatasan alat. Tidak tersedianya alat dapat
menjadi faktor penghambat karena berpengaruh langsung terhadap struktur
pelajaran pengaturan siswa.
Pendapat tersebut menunjukan bahwa, media atau alat bantu dalam
pelajaran pendidikan jasmani sangat penting. Tersedianya media bantu yang
relevan dan memadai akan sangat menunjang kelancaran proses belajar
mengajar. Namun sebaliknya jika alat bantu tidak tersedia menuntut seorang
guru berkreatifitas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Terbuka untuk pendidikan jasmani untuk
membuat sendiri alat-alat sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan
bahan pelajaran.
d. Tujuan dan Manfaat Media Bantu Pembelajaran
1. Tujuan Media Bantu Pembelajran
25
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. Menurut
pendapat Hujair AH. Sanaky (2011:4) yaitu: “(a) mempermudah proses
pembelajaran di kelas, (b) meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, (c)
menjaga relevansi antar materi pelajaran dengan tujuan belajar dan, (d)
membantu konsenterasi pembelajar dalam proses pembelajaran.”
2. Manfaat Media Bantu Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. Menurut
Hujair AH. Sanaky (2011:4) Berpendapat bahwa:
a. Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajaran sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar,
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat
lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar
menguasai tujuan pengajaran dengan baik,
c. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,
pembelajaran tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga,
d. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi
juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
3. Fungsi Media Bantu Pembelajaran
Media bantu pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran.
Menurut Hujair AH. Sanaky (2011:6) Berpendapat bahwa:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Menghadirkan obyek yang sebenarnya dan obyek yang langkah,
Membuat duplikat dari obyek yang sebenarnya,
Membuat konsep abstrak kekonsep konkret,
Memberi kesamaaan presepsi,
Mengatasi hambatan waktu , tempat jumlah dan jarak
Menyajikan ulang informasi secara konsisten
Memberi suasana belajar yang tidak tertekan,santai dan menarik
sehingga dapat mencapai tujuanpembelajaran.
e. Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran dalam Servis Atas Bolavoli
Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki
sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam
26
memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang
ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan
sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan
cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang
mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang
dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya
pendidikan jasmani.
Untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran olahraga,
dalam hal ini akan dibuat alat bantu pembelajaran. Di sini juga terdapat
masalah keterbatasan peralatan, sehingga bentuk dan ukuran bola voli yang
sesungguhnya harus disederhanakan atau dimodifikasi agar pembelajaran
servis atas bolavoli dapat berlangsung dan siswa tertarik untuk mengikuti
olahraga bolavoli.
Alat bantu yang digunakan adalah bola gantung, bola gabus, tali,
jaring bola, rafia, tembok dan bilah. Bola gantung adalah bola yang
digantungkan pada tali yang terpasang pada tiang net kemudian di gantung
memakai rafia dan jaring untuk menempatkan bola gabus. Tembok yang
digaris diatas ketinggian 2 meter untuk sasaran. Net dari tali rafia digunakan
untuk memudahkan siswa dalam pelaksaan servis atas. Net dari tali rafia bisa
diatur ketinggiannya, mulai dari yang rendah sekitar 1,80 meter sampai pada
net yang memiliki ketinggian standar 2,24 meter untuk putri dan 2,43 meter
untuk putra. Dengan adanya modifikasi ketinggian net tersebut, diharapkan
siswa lebih mudah untuk menyeberangkan bola melewatinya dalam
melaksanankan proses pembelajaran servis atas bolavoli. Selain ketinggian
yang bisa diatur, siswa melakukan servis atas dengan jarak yang bertahap
yaitu dengan menggunakan bilah sebagai batas saat melakukan servis atas.
Apabila pada peraturan normal servis dilakukan di belakang garis yaitu sekitar
9 meter, tetapi dengan adanya modifikasi maka servis diawali dengan jarak 6
27
meter dan seterusnya hingga 9 meter sesuai dengan kemampuan masingmasing siswa dengan diberi petunjuk oleh guru.
Perlengkapan dan peralatan yang digunakan yaitu :
(1) Bola gabus
Gambar 5. Bola Gabus
Penggunaan bola gabus merupakan langkah awal pembelajaran
servis atas bolavoli pada siswa yang bertujuan untuk memudahkan dan
menarik minat siswa melakukan teknik dasar servis atas bolavoli.
(2) Tembok yang digaris diatas ketinggian 2 meter
Tembok yang digaris diatas ketinggian 2 meter digunakan untuk
sasaran saat melempar bola gabus yang bertujuan untuk membiasakan diri
agar saat melakukan servis atas tepat pada sasaran.
(3) Jaring Bola
Gambar 6. Jaring Bola
Jaring merupakan bagian alat dari bola gantung, penggunaan jaring
bertujuan untuk menempatkan bola gabus agar bola dapat menggantung
dan ketika dipukul bola tidak terlepas.
28
(4) Rafia
Gambar 7. Rafia
Rafia memiliki banyak kegunaan dalam penelitian ini, yaitu
digunakan untuk net dan untuk mengikat bola yang akan digantungkan
pada tali yang terpasang pada tiang net.
(5) Bilah
Bilah digunakan sebagai batas saat melakukan servis atas dengan
menggunakan
jarak
secara
bertahap
bertujuan
untuk
mengukur
kemampuan siswa dalam melaksanakan servis atas bolavoli.
(6) Tali
Gambar 8. Tali
Tali digunakan untuk menggantung bola yang telah di ikat dengan
tali rafia. Tali ini dipakai agar bola tetap menggantung ketika bola di
gunakan untuk servis atas bolavoli sehingga memudahkan siswa dalam
melakukan pembelajaran servis atas.
29
(7) Bentuk dari bola gantung yang telah dirangkai.
Gambar 9. Bola gantung yang telah dirangkai
Bola gantung adalah bola yang digantungkan pada tali yang
terpasang pada tiang net kemudian di gantung memakai rafia dan jaring untuk
menempatkan bola gabus. Penggunaan bola gantung bertujuan untuk
ketepatan dalam memukul bola dan untuk melatih sikap tangan saat akan
melakukan servis atas bolavoli. Dengan bola gantung membuat siswa tertarik
untuk mencoba melakukan servis atas dikarenakan penggunaan alat bantu
yang tidak pernah dipergunakan saat pembelajaran servis atas bola voli.
Langkah-langkah pelaksanaan servis atas bola voli menggunakan
alat bantu bola gantung diantaranya:
(1) Awalan
Siswa yang akan melakukan sevis atas berdiri satu langkah di
belakang bola gantung. Bola dipegang menggunakan salah satu tangan
yang lemah (tangan yang tidak digunakan untuk memukul) dan satu
tangan yang terkuat digunakan untuk memukul bola. Pandangan
mengarah pada area sasaran servis atau daerah tujuan servis.
(2) Perkenaan dengan bola
Bola dilambungkan dengan ketinggian kira – kira 30 sampai 45cm
dari tangan yang memegang bola. Ketika bola mencapai titik tertinggi,
30
ayunkan tangan terkuat untuk memukul secepat mungkin. Untuk
perkenaan bola dibagian tengah bawah bola dengan menggunakan bagian
permukaan tangan, pandangan ke arah bola.
(3) Gerak Lanjut
Bola dilambungkan kemudian dipukul menggunakan tangan
terkuat, bola voli dipukul hingga meluncur kedepan atas. Selanjutnya
melangkahkan salah satu kaki ke depan untuk memindahkan posisi berat
badan agar mendapatkan keseimbangan. Perhatikan gambar rangkaian
gerakan pembelajaran servis atas bolavoli menggunakan bola gantung
dibawah ini.
Gambar 10. Rangkaian gerakan pembelajaran servis atas bolavoli
menggunakan bola gantung
31
B. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran servis atas bolavoli bisa berlangsung dengan efektif dan
optimal tergantung oleh beberapa faktor. Antara lain guru, media pembelajaran dan
metode mengajar. Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani adalah media dan cara guru menyampaikan materi pelajaran.
Siswa seringkali kurang mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Sebab guru menyampaikan materi secara verbal, adapun guru juga memberikan
materi dengan contoh dalam menyampaikan materi. Dalam memberikan contoh,
gerakan yang dilakukan terlalu cepat dan tanpa adanya tahapan-tahapan sehingga
contoh yang diberikan oleh guru kurang dapat ditangkap secara optimal.
Permasalahan umum dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani adalah
kurangnya sarana dan peran aktif siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Siswa hanya sebagai objek pembelajaran yang hanya mendengarkan dan melakukan
apa
yang
disampaikan
oleh
guru.
Dalam
proses
pembelajaran
kurang
mengoptimalkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif siswa.
Media pembelajaran yang digunakan adalah bola gantung. Dengan adanya alat
bantu pembelajaran yang sudah dimodifikasi dapat membuat siswa kelas X AK 2
SMK Negeri 2 Blitar merasa senang dan tertarik untuk mengikuti mata pelajaran
olahraga. Siswa secara tidak langsung telah melakukan teknik gerakan servis atas
dalam bolavoli dan diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran.
Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan teknik dasar
servis atas dalam permainan bolavoli melalui penggunaan alat bantu pembelajaran
yang sudah dimodifikasi pada siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 2 Blitar.
Pemanfaatan alat pembelajaran serta modifikasi pembelajaran dalam permainan
bolavoli, guru dapat memberi penjelasan yang mendetail dan mempermudah siswa
dalam menangkap penjelasan teknik dasar bolavoli yaitu servis atas.
32
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, alur kerangka pemikiran
dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut:
Siswa :
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru kurang mampu
mengontrol siswa pada
pembelajaran bolavoli
khususnya servis atas
bolavoli
- Siswa kurang aktif pada saat
pembelajaran
- Siswa kurang mengerti tentang
apa yang disampaikan guru
- Hasil belajar penjas rendah
- Siswa kurang mengerti tentang
teknik dasar servis atas
- Siswa takut sakit
menggunakan bola voli yang
sebenarnya karena terlalu
keras
Penggunaan alat bantu
yaitu bola gantung,bola
gabus,net dari tali rafia,
dan bilah pada
pembelajaran servis atas
bolavoli
Siklus I : guru dan peneliti
menyusun bentuk pengajaran
yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar
servis atas bolavoli, melalui
penggunaan alat bantu yaitu
bola gantung,bola gabus, net
dari tali rafia, dan bilah.
Melalui penggunaan alat
bantu, siswa akan lebih
mudah menguasai materi
servis atas bolavoli
sehingga hasil
pembelajaran bisa
maksimal.
Siklus II : upaya perbaikan dari
tindakan silkus I sehingga
meningkatkan hasil belajar
servis atas bolavoli, melalui
penggunaan alat bantu yaitu
bola gantung,bola gabus net dari
tali rafia, dan bilah.
Gambar 11. Alur Kerangka Berpikir
Download