BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pengertian-pengertian pendidikan jasmani telah banyak dibuat dan disusun oleh para ahli. Berikut pengertian pendidikan jasmani menurut pendapat beberapa ahli antara lain : Menurut Samsudin (2008:2) mendefinisikan: Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Menurut Aip Syaifuddin dan muhadi (1991:4) mendefinisikan: Pendidikan Jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut pendidikan jasmani tidak semata-mata mengembangkan keterampilan jasmani, tetapi pendidikan jasmani juga dapat mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, sikap hidup sehat, sikap sportifitas, kecerdasan emosional, dan pembentukan karakter individu. b. Tujuan Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Menurut pendapat Aip Syaifuddin dan muhadi (1991:5) adalah sebagai berikut : 6 7 (1) Mengacu perkembangan dan aktifitas system peredaran darah, pencernaan, pernafasan, dan persyaratan. (2) Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambah tinggi dan berat badan. (3) Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportifitas, tenggang rasa. (4) Meningkatkan keterampilan melalui kegiatan aktifitas jasmani dan memiliki sifat yang positif terhadap peningkatan melalui aktifitas jasmani. (5) Meningkatkan kesegaran jasmani. (6) Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani. (7) Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktifitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya , cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek mental, emosional dan spiritual. Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani berkaitan dengan pengembangan aktifitas fisik maupun jiwa, sehingga nantinya mempersiapkan siswa untuk terjun dalam masyarakat secara maksimal. 2. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Menurut pendapat Gagne yang dikutip Agus Suprijono (2009:2) “Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Menurut pendapat morgan yang dikutip Agus Suprijono (2009:3) “belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman”. Sedangkan menurut pendapat JS. Husdarta dan Yudha M. Saputra (2010:2), “belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya”. 8 Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang diperoleh langsung dari suatu aktivitas dan pengalaman yang dilakukan secara terencana oleh individu didalam suatu lingkungan. b. Pengertian Pembelajaran Menurut pendapat Agus Suprijono (2009:13) “pembelajaran menurut makna berarti proses, cara, perbuatan mempelajari”. Menurut Jamil Suprihatiningrum (2012:75) “pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar”. Menurut pendapat Sanjaya yang dikutip Jamil Suprihatiningrum (2012:76) dikatakan bahwa: Pembelajaran adalah terjemahan dari instruction,yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu melalui berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar audio, dan lain sebagainya sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilisator dalam belajar mengajar. Berdasarkan pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melalui proses, cara dan perbuatan pembelajaran yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar dengan menggunakan berbagai macam alat informasi dari lingkungan yang berupa media pembelajaran. 9 3. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu cara menetapkan kuantitas dan kualitas hasil belajar. Karena tujuan pengajaran merupakan deskripsi tentang hasil belajar yang seharusnya dicapai oleh siswa, maka penilaian hasil belajar harus mengacu kepada isi rumusan tujuan pengajaran itu. Atas dasar itu dapat pula dinyatakan, penilaian hasil belajar merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan pengajaran oleh siswa. Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif, bidang afektif dan bidang psikomotorik. Menurut pendapat Nana Sudjana (1991:3) “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris”. Menurut pendapat Reigeluth yang dikutip Jamil Suprihatiningrum (2012:37) “hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda”. Menurut pendapat Agus Suprijono (2009:5) “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Sedangkan menurut Blom yang dikutip Agus Suprijono (2009:6) “hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor”. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa pengertian hasil belajar adalah suatu ukuran nilai dari kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui kemampuan yang mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Yang perlu diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. 10 b. Aspek-aspek Hasil Belajar Menurut Krathwohl, Bloom & Masia yang dikutip Jamil Suprihatiningrum,(2012:38-45). (1) Aspek kognitif Kognitif adalah keampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. (2) Aspek afektif Afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. (3) Aspek psikomotorik Psikomotorik mencangkup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. 4. Permainan Bolavoli a. Pengertian Permainan Bolavoli Permainan bolavoli merupakan olahraga permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim di atas lapangan berbentuk persegi panjang yang dipisahkan dengan net. Menurut pendapat Munasifah (2009:3) “Bolavoli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri atas enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net, setiap regunya hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan.” sedangkan menurut pendapat M. Yunus (1992:1) ”Memvoli artinya memainkan atau memantulkan bola sebelum bola jatuh atau sebelum bola menyentuh lantai.” Menurut pendapat Ridho (2009) “Bolavoli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing memilik enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bolavoli pantai yang masingmasing grup hanya memilik dua orang pemain”. Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang dipisahkan oleh sebuah net,melalui kombinasi tiga pukulan,kemudian dimulai dengan pukulan servis yang dilakukan oleh pemain paling kanan baris belakang pada area servis. 11 Permainan bolavoli selalu mengalami perkembangan sebagai upaya penyempurnaan permainan agar lebih menarik. Menurut pendapat Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001:37) “semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola.” Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bolavoli adalah permainan olahraga bola besaryang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan berbentuk empat persegi panjang yang dipisahkan oleh net, diawali dengan pukulan servis melewati atas net ke daerah lawan dilanjutkan hingga satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna. Untuk mengembalikan bola ke daerah lawan, setiap tim diberikan kesempatan memainkan bola sebanyak tiga pantulan diluar perkenaan blok dengan menggunakan seluruh bagian tubuh. b. Fasilitas, Alat – alat dan Perlengkapan Dalam setiap olahraga memang secara khusus mempunyai fasilitas, alat-alat, dan perlengkapan sendiri-sendiri. Berikut adalah fasilitas, alat-alat, dan perlengkapan dalam bermain bolavoli : 1) Lapangan Lapangan permainan berbentuk persegi panjang 18x9m (M.Yunus, 1992:16). Pembuatan lapangan harus ditanah yang rata dan cukup keras. Bila dibuat dalam gedung maka lantainya harus tidak licin, rata dan tinggi atap gedung paling sedikit tujuh meter. Garis-garis lapangan selebar 5 cm yang terdiri dari garis tengah, garis serang, garis petak servis, garis samping dan garis belakang lapangan (Suharno HP, 1974:5). 2) Jaring atau Net Lebar net adalah 1 m, dan panjangnya 9,50 m. Lubang-lubang pada net berbentuk persegi berwarna hitam berupa mata jala berukuran 10 cm tiap 12 lubang. Pada atas net tersebut terdapat pita putih horizontal lebarnya 5 cm (M.Yunus, 1992:17). Tali pemancang jaring kalau mungkin dengan kawat baja, bila tidak mungkin dapat memakai tali yang cukup kuat dan tidak tidak terlalu lentur bila telah ditegangkan. Jaring harus diberi kain kanvas yang dijahit lapis dua selebar 5 cm sepanjang tepi atas jaring. Ukuran tinggi jaring untuk pria 2.43 meter dan untuk wanita setinggi 2.24 meter (Suharno HP, 1974:5). 3) Antena atau Rod Rod dibuat dari bahan fiberglass ukuran panjang 180 cm garis tengah 1cm. Tongkat itu harus berwarna kontras dengan 10 cm panjang tiap-tiap bagian berwarna dapat berwarna merah-putih, hitam-putih (Suharno HP, 1974: 5). Tinggi setiap antena di atas net 80 cm. Antena adalah bagian dari batas net dan menandakan batas sisi ketinggian net dan batass daerah permainan (M.Yunus, 1992: 18). 4) Bola Bola harus terbuat dari bahan lunak (lentur), bentuknya bulat dengan di dalamnya terbuat dari bahan karet atau sejenisnya. Warna bola adalah satu warna yang terang, keliling bola 65-67 cm, berat bola 260-280 gram, tekanan udara 0,40-0,45 kg/cm² (M.Yunus, 1992: 18-19). 5) Perlengkapan Pemain Pemain-pemain hendaknya memakai kostum yang bernomor didada dan dipunggung. Diharuskan dalam permainan memakai sepatu olahraga (Suharno HP, 1974: 6). c. Teknik Dasar Bolavoli Permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab dalam permainan bolavoli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar – benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan teknik yang ada dalam permainan bolavoli. Teknik 13 dalam permainan bolavoli merupakan aktivitas jasmani yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Menurut pendapat Munasifah (2009:25) “teknik dasar bolavoli harus benar – benar dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bolavoli”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar bolavoli merupakan faktor yang sangat penting karena mempengaruhi kelancaran permainan. Adapun yang dimaksud teknik dasar menurut pendaapat M.Yunus (1992:68) “teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Sedangkan menurut pendapat Munasifah (2009:25) “teknik adalah suatu proses melahirkan dan pembuktian dalam ptaktik dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli.” Secara individual penguasaan teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang pemain. Secara tim atau jika semua pemain mengusai teknik dasar bolavoli dengan baik, akan meningkatkan kualitas permainan, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Munasifah (2009) menyatakan bahwa, “penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur – unsur kondisi fisik, taktik dan mental”. Sedangkan M. Yunus (1992:68) menyatakan, pentingnya penguasaan teknik dasar mengingat hal – hal sebagai berikut: (1) Hukuman terhadap kesalahan teknik memantulkan dan memukul bola dalam peraturan permainan bolavoli cukup dominan bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Kesalahan teknik itu antara lain; membawa bola, menyenduk bola, mendorong bola, mengangkat bola dan pukulan ganda. (2) Permainan bolavoli adalah permainan dengan tempo yang cepat, sehingga waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, dan bila tidak menguasai teknik dasar yang sempurna akan memungkinkan kesalahan – kesalahan teknik yang lebih besar. 14 (3) Regu yang saling bertanding dipisahkan oleh net sehingga tidak pernah terjadi kontak badan antara pemain yang saling berlawanan, hal ini memudahkan wasit mengawasi kesalahan teknik yang dilakukan para pemain. (4) Untuk mengembangkan taktik – taktik yang tinggi hanya dimungkinkan jika teknik dikuasai dengan sempurna. Dalam permainan bolavoli ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai pemain. Ditinjau dari pelaksanaan permainan bolavoli, dilakukan dengan bergerak tanpa bola dan memainkan bola. Menurut pendapat Dieter Beutelstahl (2012:16) teknik bolavoli dibedakan menjadi dua yaitu : (1) Teknik tanpa bola terdiri atas (a) Sikap siap normal (b) Pengambilan posisi yang tepat dan benar (c) Langkah kaki : (1) Gerak ke depan (2) Gerak menyamping (3) Gerak ke belakang (d) Langkah kaki untuk melakukan awalan semes (e) Langkah kaki untuk awalan blok (f) Gerakan badan, lengan, dan kaki dalam gerak tipu (2) Teknik dengan bola terdiri dari : (a) Servis (b) Passing bawah (c) Passing atas (d) Umpan / set – up (e) Semes (f) Bendungan / blok (block) Sedangkan Munasifah (2009:26) memberikan batasan macam – macam teknik dasar bolavoli, antara lain sebagai berikut : (1) Teknik dengan bola (a) Passing atas (b) Passing bawah (c) Set – up / umpan (d) Smes / spike (e) Block / membendung (f) Service (2) Teknik tanpa bola 15 (a) (b) (c) (d) Langkah awalan smes dan block Langkah sebelum mengambil bola Loncatan dan gerak tipu Pengambilan posisi Berdasarkan dua pendapat di atas menunjukan bahwa, pada dasarnya teknik dasar bolavoli terdiri atas teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tersebut saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan bolavoli. Untuk dapat bermain bolavoli dengan terampil, maka teknik – teknik tersebut harus dikuasai dengan baik dan benar dan dilakukan menurut kebutuhan atau situasi yang dihadapi dalam permainan. 5. Servis Atas Bolavoli a. Pengertian Servis Pada umumnya servis merupakan tanda dimulainya permainan bolavoli dan pergantian bola yang dilakukan dibelakang garis lapangan.Bola hasil pukulan servis harus melewati net dan masuk ke daerah lapangan lawan.Jika ditinjau dari sudut taktik servis merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai. Menurut M. Yunus (1992:69) dikemukakan bahwa : Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tetapi ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Menurut H.Sunardi&Deddy Whinata Kardiyanto (2013:15), bahwa : Pada awalnya serve hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknik bolavoli, maka teknik serve sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu mendapatkan suatu kemenangan. 16 Pendapat serupa juga disampaikan Dieter Beutelstahl (2012:8), bahwa : Mula-mula servis ini hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk meyerang. Jadi teknik dasar ini tak boleh kita abaikan, dan harus kita latih dengan terus menerus. Servis yang baik sangat mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan. Tapi ini lebih menonjol pada pertandingan tingkat tinggi dibandingkan dengan servis pada tingkatan yang lebih rendah. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa servis adalah suatu pukulan permulaan untuk menyeberangkan bola melewati net ke daerah lapangan lawan yang dilakukan di belakang garis lapangan, selain itu servis merupakan serangan awal untuk mendapatkan nilai. b. Macam – macam Teknik dan Variasi Servis Kedudukan servis yang tidak hanya sebagi pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan bolavoli, melainkan juga sebagai serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan maka para pelatih selalu berusaha menciptakan bentuk teknik servis yang dapat menyukarkan lawan bahkan kalau bisa dengan servis itu langsung membunuh lawan dan mendapat nilai. Servis terdiri dari servis tangan bawah dan servis tangan atas. Menurut H. Sunardi & Deddy Whinata Kardiyanto (2013:15) : (1) Jenis Serve (a) Underhand Serve (Serve Tangan Bawah) (1) Back Spin Underhand Serve : Bola berputar ke belakang (2) Top Spin (Cutting) Underhand Serve : Bola berputar ke dalam (3) Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar ke dalam (4) Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar ke luar (b) Overhead Serve (Serve Atas Kepala) (1) Top Spin Overhead Serve : Bola berputar ke depan/ke atas 17 (2) Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar ke dalam (3) Outside Spin Overhead Serve :Bola berputar keluar (4) Drive Overhead Serve : Bola berputar ke bawah (5) Floating : Bola mengambang (6) Frontal Floating Serve : Bola mengapung ke kiri dan kanan (c) Side Frontal Serve / Vertical Move (d) Jump Serve (1) Jump Serve Float (Pendek) (2) Jump Serve Float (Panjang) (3) Jump Serve Spin Sedangkan menurut pendapat M.Yunus (1992:130) memberikan batasan macam – macam teknik dan variasi servis antara lain: (1) Menurut posisi bola terhadap badan (a) Servis tangan bawah (Underhand servis) (1) Back spin service (2) Outside spin service (3) Inside spin service (4) Cutting underhand service (5) Floating side underhand service (b) Servis dari samping (side arm service) (1) Cutting side arm service (2) Floating side arm service (c) Servis dari atas (overhand service) (1) Tennis service (2) Floating service (3) Slider floating overhand service (overhand change – up service) (4) Jumping service (5) Overhang round – hause service (hookservice atau cekis service) (6) Hongaria overhand service (2) Menurut putaran bola (a) Top spin service (b) Back spin service (c) Floating service (d) Side spin service (e) Inside spin service (f) Outside spin service 18 Servis merupakan pukulan pertama untuk memulai permainan bolavoli, karena kedudukannya yang dapat menentukan berjalan tidaknya permainan bolavoli maka setiap pemain diharapkan menguasai teknik servis. c. Teknik Dasar Servis Atas Bolavoli Untuk melakukan servis atas bolavoli pemain harus mampu melempar secara konsisten dan harus memiliki kekuatan serta koordinasi untuk memukul bola ke atas jaring. Servis tangan atas membutuhkan lebih banyak koordinasi, pemilihan waktu, dan kekuatan. Pada dasarnya teknik servis atas bolavoli terdiri dari : awalan, perkenaan dengan bola dan gerak lanjut. H.Sunardi & Deddy Whinata Kardiyanto (2013:16) berpendapat mengenai teknik servis atas bolavoli sebagai berikut : 1) Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dan kedua lutut agak ditekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bagian atas bola. 2) Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih 1m di atas kepala di depan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala dengan telapak menghadap kedepan, berat badan dipindahkan. 3) Setelah tangan berada di belakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangann pemukul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak. 4) Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat badan dipindahkan ke kaki bagian depan. Gerakan lengan terus dilanjutkan ke samping melewati paha yang lainnya. 19 Gambar 1. Rangkaian Gerakan Teknik Servis Atas (Sumber : Amung ma’mun & Toto Subroto, (2001: 65) d. Macam-macam Servis Atas Bolavoli Sejalan dengan kemajuan yang dialami oleh perkembangan permainan bolavoli maka servis ini tidak lagi sebagai tanda saat dimulainya permainan ataupunsekedar menyajikan, tetapi hendaknya diartikan sebagai suatu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan servis. Adapun macam servis atas bola voli adalah terdiri dari : 1) Tenis servis Sikap permulaan : ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih depan dari kaki kanan. Tangan kiri menyangga bola sedang tangan kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas kurang lebih 50 cm diatas kepala, dengan telapak tangan kanan menghadap ke depan. Sikap saat perkenaan bola : setelah tangan kanan berada diatas belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara memukul seperti pada smash. Sikap akhir : Setelah bola dipukul dengan top spin kemudian pemain melangkah kedepan dengan sikap siap normal. Lihat gambar dibawah ini. 20 Gambar 2. Tenis Servis (Sumber : M. Yunus, 1992: 77) 2) Floating Servis (mengapung) Sikap permulaan : Sikap seperti pada saat persiapan servis tenis. Bola dipegang tangan kiri, tangan kanan berada disamping atas setinggi pelipis. Sikap saat perkenaan bola : Bola dilambungkan dengan tangan kiri agakkesamping atas kanan depan tidak terlalu tinggi, begitu bola melambungkeatas setinggi kepala maka segeralah tangan kanan dipukulkan dibagiantengah belakang bola. Agar menghasilkan bola float maka tangan waktumemukul tidak diikuti gerakan pergelangan tangan. Sikap akhir : Setelah tangan kanan memukul bola maka dilanjutkan dengan melangkah kedepan masuk masuk lapangan permainandan mengambil sikap siap normal. Lihat gambar dibawah ini. 21 Gambar 3. Floating Servis (mengapung) (Sumber : M. Yunus, 1992: 74) 3) Servis Cekis Sikap permulaan : Ambil sikap berdiri menyamping dengan tubuh bagian kiri lebih dekat jarring. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola. Pada saat bola akan dilambungkan maka badan diliukkan kearahbelakang sedikit dan lutut ditekuk. Bola dilambungkan keatas, begitu bola lepas dari tangan maka tangan kanan ditarik ke samping kanan bawah, badan dalam keadaan meliuk kesamping kanan bawah. Bila bola setinggi sejangkauan tangan maka secepatnya badan bersama-sama lengan dibawa meliuk kesamping kiri. Sikap saat perkenaan bola : Perkenaan tangan pada bola dibagian bawahbelakang bola. Pukulan tangan pada bola dibantu dengan liukan badan,lecutan lengan dan gerakan pergelangan tangan sedemikian bola setelahdipukul mental dengan keras dan top spin. Karena putaran dan kerasnyapukulan maka bola akan menjalani lintasannya dengan cepat dan tajam jatuhnya. 22 Sikap akhir : Setelah bola berhasil dipukul maka segera berat badan dipindahkan kekaki kiri dan terus diikuti dengan gerakan maju masuk kelapangan permainan. Lihat gambar dibawah ini. Gambar 4. Servis Cekis (Sumber : M. Yunus, 1992: 76) 6. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Menurut pendapat Gerlach & Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:3) mengatakan bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap”. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian dalam proses belajar mengajar cenderung diartkan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. 23 Media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu ialah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka.Siswa dirangsang oleh media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Kadang-kadang siswa dituntut untuk menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya dapat menerima pesan itu secara lebih lengkap. Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Dengan perkataan lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunikasikan dengan baik kepada siswa. b. Hakekat Media Bantu Pembelajaran Media bantu pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kelancaran kegiatan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh tersedianya media bantu yang baik dan memadai. Menurut pendapat Hujair AH. Sanaky (2011:3) Media bantu pembelajaran adalah “sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.” Menurut Hujair AH. Sanaky (2011:3) Pembelajaran adalah “proses komunikasi antara pembelajaran, pengajar dan bahan ajar.” Dapat dikatakan bahwa bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Media bantu pembelajaran mempunyai arti penting dalam kegiatan pembelajaran. Media bantu pembelajaran dapat digunakan sarana untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Selain itu media bantu pembelajaran juga bisa lebih memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Media bantu pembelajaran memiliki fungsi yang sangat 24 luas dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang baik dan tepat maka mendukung pencapaian hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu seorang guru penjas harus mampu memanfaatkan berbagai macam media bantu pembelajaran, jika dalam materi penjas banyak terdapat kendala. Maka dibuatlah alat bantu untuk menunjang berlangsungnya pembelajaran bolavoli yang menarik bagi siswa. Nantinya akan dipergunakan bola yang tidak standart dengan menggunakan alat bantu, berupa bola gantung dalam pembelajaran servis atas bolavoli. c. Penggunaan Media Bantu dalam Pembelajaran Penjas Penggunaan media bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Banyak kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran materi penjas, karena keterbatasan alat bantu atau bahkan sama sekali tidak ada media bantu yang disediakan oleh sekolah. Keluhan umum guru pendidikan jasmani yakni keterbatasan alat. Tidak tersedianya alat dapat menjadi faktor penghambat karena berpengaruh langsung terhadap struktur pelajaran pengaturan siswa. Pendapat tersebut menunjukan bahwa, media atau alat bantu dalam pelajaran pendidikan jasmani sangat penting. Tersedianya media bantu yang relevan dan memadai akan sangat menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Namun sebaliknya jika alat bantu tidak tersedia menuntut seorang guru berkreatifitas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan diperoleh hasil belajar yang optimal. Terbuka untuk pendidikan jasmani untuk membuat sendiri alat-alat sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran. d. Tujuan dan Manfaat Media Bantu Pembelajaran 1. Tujuan Media Bantu Pembelajran 25 Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. Menurut pendapat Hujair AH. Sanaky (2011:4) yaitu: “(a) mempermudah proses pembelajaran di kelas, (b) meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, (c) menjaga relevansi antar materi pelajaran dengan tujuan belajar dan, (d) membantu konsenterasi pembelajar dalam proses pembelajaran.” 2. Manfaat Media Bantu Pembelajaran Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. Menurut Hujair AH. Sanaky (2011:4) Berpendapat bahwa: a. Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik, c. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajaran tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga, d. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. 3. Fungsi Media Bantu Pembelajaran Media bantu pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran. Menurut Hujair AH. Sanaky (2011:6) Berpendapat bahwa: a. b. c. d. e. f. g. Menghadirkan obyek yang sebenarnya dan obyek yang langkah, Membuat duplikat dari obyek yang sebenarnya, Membuat konsep abstrak kekonsep konkret, Memberi kesamaaan presepsi, Mengatasi hambatan waktu , tempat jumlah dan jarak Menyajikan ulang informasi secara konsisten Memberi suasana belajar yang tidak tertekan,santai dan menarik sehingga dapat mencapai tujuanpembelajaran. e. Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran dalam Servis Atas Bolavoli Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam 26 memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani. Untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran olahraga, dalam hal ini akan dibuat alat bantu pembelajaran. Di sini juga terdapat masalah keterbatasan peralatan, sehingga bentuk dan ukuran bola voli yang sesungguhnya harus disederhanakan atau dimodifikasi agar pembelajaran servis atas bolavoli dapat berlangsung dan siswa tertarik untuk mengikuti olahraga bolavoli. Alat bantu yang digunakan adalah bola gantung, bola gabus, tali, jaring bola, rafia, tembok dan bilah. Bola gantung adalah bola yang digantungkan pada tali yang terpasang pada tiang net kemudian di gantung memakai rafia dan jaring untuk menempatkan bola gabus. Tembok yang digaris diatas ketinggian 2 meter untuk sasaran. Net dari tali rafia digunakan untuk memudahkan siswa dalam pelaksaan servis atas. Net dari tali rafia bisa diatur ketinggiannya, mulai dari yang rendah sekitar 1,80 meter sampai pada net yang memiliki ketinggian standar 2,24 meter untuk putri dan 2,43 meter untuk putra. Dengan adanya modifikasi ketinggian net tersebut, diharapkan siswa lebih mudah untuk menyeberangkan bola melewatinya dalam melaksanankan proses pembelajaran servis atas bolavoli. Selain ketinggian yang bisa diatur, siswa melakukan servis atas dengan jarak yang bertahap yaitu dengan menggunakan bilah sebagai batas saat melakukan servis atas. Apabila pada peraturan normal servis dilakukan di belakang garis yaitu sekitar 9 meter, tetapi dengan adanya modifikasi maka servis diawali dengan jarak 6 27 meter dan seterusnya hingga 9 meter sesuai dengan kemampuan masingmasing siswa dengan diberi petunjuk oleh guru. Perlengkapan dan peralatan yang digunakan yaitu : (1) Bola gabus Gambar 5. Bola Gabus Penggunaan bola gabus merupakan langkah awal pembelajaran servis atas bolavoli pada siswa yang bertujuan untuk memudahkan dan menarik minat siswa melakukan teknik dasar servis atas bolavoli. (2) Tembok yang digaris diatas ketinggian 2 meter Tembok yang digaris diatas ketinggian 2 meter digunakan untuk sasaran saat melempar bola gabus yang bertujuan untuk membiasakan diri agar saat melakukan servis atas tepat pada sasaran. (3) Jaring Bola Gambar 6. Jaring Bola Jaring merupakan bagian alat dari bola gantung, penggunaan jaring bertujuan untuk menempatkan bola gabus agar bola dapat menggantung dan ketika dipukul bola tidak terlepas. 28 (4) Rafia Gambar 7. Rafia Rafia memiliki banyak kegunaan dalam penelitian ini, yaitu digunakan untuk net dan untuk mengikat bola yang akan digantungkan pada tali yang terpasang pada tiang net. (5) Bilah Bilah digunakan sebagai batas saat melakukan servis atas dengan menggunakan jarak secara bertahap bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melaksanakan servis atas bolavoli. (6) Tali Gambar 8. Tali Tali digunakan untuk menggantung bola yang telah di ikat dengan tali rafia. Tali ini dipakai agar bola tetap menggantung ketika bola di gunakan untuk servis atas bolavoli sehingga memudahkan siswa dalam melakukan pembelajaran servis atas. 29 (7) Bentuk dari bola gantung yang telah dirangkai. Gambar 9. Bola gantung yang telah dirangkai Bola gantung adalah bola yang digantungkan pada tali yang terpasang pada tiang net kemudian di gantung memakai rafia dan jaring untuk menempatkan bola gabus. Penggunaan bola gantung bertujuan untuk ketepatan dalam memukul bola dan untuk melatih sikap tangan saat akan melakukan servis atas bolavoli. Dengan bola gantung membuat siswa tertarik untuk mencoba melakukan servis atas dikarenakan penggunaan alat bantu yang tidak pernah dipergunakan saat pembelajaran servis atas bola voli. Langkah-langkah pelaksanaan servis atas bola voli menggunakan alat bantu bola gantung diantaranya: (1) Awalan Siswa yang akan melakukan sevis atas berdiri satu langkah di belakang bola gantung. Bola dipegang menggunakan salah satu tangan yang lemah (tangan yang tidak digunakan untuk memukul) dan satu tangan yang terkuat digunakan untuk memukul bola. Pandangan mengarah pada area sasaran servis atau daerah tujuan servis. (2) Perkenaan dengan bola Bola dilambungkan dengan ketinggian kira – kira 30 sampai 45cm dari tangan yang memegang bola. Ketika bola mencapai titik tertinggi, 30 ayunkan tangan terkuat untuk memukul secepat mungkin. Untuk perkenaan bola dibagian tengah bawah bola dengan menggunakan bagian permukaan tangan, pandangan ke arah bola. (3) Gerak Lanjut Bola dilambungkan kemudian dipukul menggunakan tangan terkuat, bola voli dipukul hingga meluncur kedepan atas. Selanjutnya melangkahkan salah satu kaki ke depan untuk memindahkan posisi berat badan agar mendapatkan keseimbangan. Perhatikan gambar rangkaian gerakan pembelajaran servis atas bolavoli menggunakan bola gantung dibawah ini. Gambar 10. Rangkaian gerakan pembelajaran servis atas bolavoli menggunakan bola gantung 31 B. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran servis atas bolavoli bisa berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Antara lain guru, media pembelajaran dan metode mengajar. Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani adalah media dan cara guru menyampaikan materi pelajaran. Siswa seringkali kurang mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sebab guru menyampaikan materi secara verbal, adapun guru juga memberikan materi dengan contoh dalam menyampaikan materi. Dalam memberikan contoh, gerakan yang dilakukan terlalu cepat dan tanpa adanya tahapan-tahapan sehingga contoh yang diberikan oleh guru kurang dapat ditangkap secara optimal. Permasalahan umum dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani adalah kurangnya sarana dan peran aktif siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Siswa hanya sebagai objek pembelajaran yang hanya mendengarkan dan melakukan apa yang disampaikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran kurang mengoptimalkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif siswa. Media pembelajaran yang digunakan adalah bola gantung. Dengan adanya alat bantu pembelajaran yang sudah dimodifikasi dapat membuat siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 2 Blitar merasa senang dan tertarik untuk mengikuti mata pelajaran olahraga. Siswa secara tidak langsung telah melakukan teknik gerakan servis atas dalam bolavoli dan diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan teknik dasar servis atas dalam permainan bolavoli melalui penggunaan alat bantu pembelajaran yang sudah dimodifikasi pada siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 2 Blitar. Pemanfaatan alat pembelajaran serta modifikasi pembelajaran dalam permainan bolavoli, guru dapat memberi penjelasan yang mendetail dan mempermudah siswa dalam menangkap penjelasan teknik dasar bolavoli yaitu servis atas. 32 Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut: Siswa : Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Guru kurang mampu mengontrol siswa pada pembelajaran bolavoli khususnya servis atas bolavoli - Siswa kurang aktif pada saat pembelajaran - Siswa kurang mengerti tentang apa yang disampaikan guru - Hasil belajar penjas rendah - Siswa kurang mengerti tentang teknik dasar servis atas - Siswa takut sakit menggunakan bola voli yang sebenarnya karena terlalu keras Penggunaan alat bantu yaitu bola gantung,bola gabus,net dari tali rafia, dan bilah pada pembelajaran servis atas bolavoli Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli, melalui penggunaan alat bantu yaitu bola gantung,bola gabus, net dari tali rafia, dan bilah. Melalui penggunaan alat bantu, siswa akan lebih mudah menguasai materi servis atas bolavoli sehingga hasil pembelajaran bisa maksimal. Siklus II : upaya perbaikan dari tindakan silkus I sehingga meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli, melalui penggunaan alat bantu yaitu bola gantung,bola gabus net dari tali rafia, dan bilah. Gambar 11. Alur Kerangka Berpikir