PENGARUH PERAWATAN PERIANAL DENGAN MINYAK KELAPA TERHADAP PENCEGAHAN TERJADINYA GANGGUAN INTEGRITAS JARINGAN KULIT PERIANAL PADA BAYI DIARE Anik Maftukhah Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri Disintegrity perianal skin tissue is one of problem at diarrhea baby. It is a change wholeness perianal skin tissue that cause by diaper dermatitis or pants that contact with feces. This reseach aim to prove the influence of perianal treatment using coconut oil to prevention disintegrity perianal skin tissue at diarrhoe baby. This is quasy experimental study. The population is diarrhea baby that taken care in Gempol Primary Health Service. Sample is used by 36 responder teken by pursuant to criteria inclution. Demography data collected by kuesioner and to know integrity perianal skin tissue used observation sheet. Than analyse Based on statistical test using Mann Withney with significance level α <0,05. The result was found that the influence of perianal treatment with coconut oil to prevention disintegrity perianal skin tissue on diarrhoea baby with significance level of p= 0,001. Based analyse result, it can be conclude that perianal treatment use coconut oil can be prevent disintegrity perianal skinn tissue on diarrhea baby couse coconut oil is emolion that contain tokoferol, laurat acid and caprilat acid. Perianal treatment on diarrhea baby in early can be prevent disintegrity perianal skin tissue so it can not be irritation. Keyword : Perianal treatment, coconut oil, disintegrity perianal skin tissue. Kulit yang lecet pada perianal dapat menjadi pintu masuk bagi kuman penyebab infeksi karena kulit berfungsi sebagai proteksi. Selain itu bayi diare yang mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal akan merasa tidak nyaman dan rewel karena nyeri terutama pada saat buang air besar dan buang air kecil. Gangguan integritas jaringan kulit perianal pada saat bayi diare disebabkan karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam karena makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Tinja tersebut kontak langsung dengan kulit perianal bayi (Ngastiah, 2005). Kulit bayi yang lebih tipis dari kulit orang dewasa juga mempengaruhi terjadinya gangguan integritas jaringan kulit perianal. (KSDAI, 2006). Gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare dapat dicegah. melalui perawatan perianal dengan menggunakan minyak kelapa. Jika komplikasi gangguan integritas jaringan kulit perianal tidak terjadi, maka integritas jaringan kulit perianal bayi tetap utuh. Latar Belakang Diare merupakan salah satu masalah pencernaan yang masih sering dialami oleh bayi di Indonesia. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare seperti infeksi bakteri, malabsorbsi, makanan dan lain-lain. Diare pada bayi dapat menimbulkan komplikasi yaitu gangguan integritas jaringan kulit perianal. Menurut (Ngastiyah, 2005) minyak kelapa merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk perawatan perianal. Minyak kelapa dapat berfungsi sebagai lotion untuk melindungi kulit dari tinja dan asam laktat. Selain itu minyak kelapa mengandung asam laurat dan asam kaprilat yang berfungsi sebagai anti jamur, dan anti bakteri (Andy Nur Alamsyah, 2006). Berdasarkan penelitian mahasiswa D IV perawat pendidik PSIK FK UNAIR pada tahun (1998) S. Fajar H terdapat 78% anak dan balita mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal di RSU Dr. Soetomo Surabaya (dikutip dari Iin S, 2004). Sedangkan di puskesmas gempol kab. Pasuruan bayi diare yang mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal sebanyak 25%. Jurnal AKP 55 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013 BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasy- Eksperiment). Populasi dalam penelitian ini adalah bayi diare di Puskesmas Gempol Kabupaten Pasuruan sebanyak 40 responden. Sampel terpilih sebanyak 36 responden, akan tetapi pada saat penelitian ada satu responden menolak meneruskan penelitian sehingga sampel menjadi 35 responden. Teknik sampling sampling yang digunakan purposive sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perawatan perianal dengan minyak kelapa.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare. Dalam penelitian ini, digunakan instrument berupa kuesioner untuk mengumpulkan data demografi yang terdiri dari 7 pertanyaan, dan lembar observasi yang terdiri dari 11 item mengenai intergritas jaringan kulit bayi diare untuk mengetahui hasil dari eksperimen yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh ibu bayi yang menjadi responden penelitian. Ibu bayi tersebut diberikan penyuluhan terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan perianal pada bayinya. Perlengkapan perawatan perianal dan minyak kelapa disediakan oleh peneliti. Perawatan perianal dilakukan setiap selesai buang air besar dan kedua kelompok perlakuan maupun kontrol diobservasi setiap hari, selama tiga hari. Untuk responden rawat jalan diobservasi dengan kunjungan rumah. Setelah data terkumpul dari hasil observasi perawatan perianal pada bayi diare dengan menggunakan minyak kelapa maupun yang tanpa menggunakan minyak kelapa selama tiga hari, kemudian dilakukan uji statistik Mann Whitney. Hasil Penelitian Pada penyajian hasil data dibagi menjadi dua bagian yaitu data umum yang menunjukkan karekteristik responden dan variable yang diukur. Pada data variable yang diukur menjelaskan tentang keadaan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare setelah dilakukan perawatan perianal pada kelompok kontrol dan pada kelompok perlakuan dengan menggunakan minyak kelapa, keadaan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare Pengaruh Perawatan Perianal Dengan Minyak Kelapa Terhadap Pencegahan Terjadinya Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada Bayi Diare ... setelah dilakukan perawatan perianal tanpa menggunakan minyak kelapa pada kelompok kontrol dan pada kelompok perlakuan serta menganalisis pengaruh perawatan perianal dengan minyak kelapa terhadap pencegahan terjadinya gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: A. Karakteristik responden 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis Kelamin 20 15 10 5 0 Laki- Perem Total 10 Jmh 7 Laki- 17 Perem Total 10 8 18 Keterangan: : Kelompok perlakuan. : Kelompok kontrol. Gambar 1 Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa responden bayi laki-laki merupakan jumlah responden terbanyak pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol. 2. Distribusi responden berdasarkan usia Karakteristik Usia 20 15 10 5 0 0-4 4-6 6-12 Total 0 jumlah 8 9 17 0-3 4-6 6-12 Total 3 10 5 18 Keterangan: : Kelompok perlakuan. : Kelompok kontrol. Gambar 2 Dari diagram batang di atas, responden berumur 46 bulan dan responden berumur 9-12 bulan sama besar pada kelompok perlakuan dan responden yang berusia 9-12 bulan merupakan responden terbesar pada kelompok kontrol. 3. Distribusi responden berdasarkan susu yang dikonsumsi Konsumsi susu 20 15 10 5 0 Jumlah Asi Form Tdk total 7 10 0 17 Asi Form Tdk total 5 13 0 18 Keterangan: 56 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013 : Kelompok perlakuan. : Kelompok kontrol. Gambar 3 Riwayat Sakit 20 15 10 Berdasarkan diagram diatas mayoritas responden mengkonsumsi susu formula baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol. 5 0 Flu Makanan yang dikonsumsi 20 15 10 5 0 Bub Nas Lai tota Tim ur i nl 4 5 5 3 Bub Nas Lai tota Tim ur i nl 17 5 9 4 0 18 Keterangan: : Kelompok perlakuan. : Kelompok kontrol. Gambar 4 0 SD 17 sab bed lain- tdk tota un ak lain ada l 0 0 0 18 18 Keterangan: :Kelompok perlakuan. : Kelompok kontrol. Gambar 5 Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa 0 18 6. Distribusi responden berdasarkan penyakit yang pernah dialami 2 14 1 0 17 SD 0 SL SL Td Tot PT TP TA k al 2 15 1 0 18 Urutan Anak Dalam Keluarga 20 15 berdasarkan distribusi riwayat alergi terhadap produk perawatan bayi sebanyak 1 responden alergi terhadap lotion bayi pada kelompok perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada responden yang alergi terhadap produk perawatan bayi. Jurnal AKP 2 Keterangan: : Kelompok perlakuan. : Kelompok kontrol. Gambar 7 Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan bahwa mayoritas ibu responden berpendidikan tamatan SLTA baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol. 8. Distribusi responden berdasarkan urutan anak dalam keluarga 5 16 SL SL Td Tot PT TP TA k al 0 Jumlah 10 1 0 5 15 0 Kul lain- tdk Tot it lain per al 16 10 Alergi Produk Perawatan Bayi 0 Flu 17 15 20 sab bed lain- tdk tota un ak lain ada l 0 20 5. Distribusi responden berdasarkan riwayat alergi terhadap produk perawatan bayi. 0 2 Pe ndidikan Ibu Re sponde n Pada diagram diatas responden kelompok perlakuan mayoritas mengkonsumsi nasi dan tim pada sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas responden pengkonsumsi tim. Jumlah 0 Keterangan: : Kelompok perlakuan. : Kelompok kontrol. Gambar 6 Dari gambar diatas sebanyak 2 responden mengalami demam berdarah pada kelompok perlakuan, sedangkan yang lain mengalami demam/ influenza. Sedangkan pada kelompok kontrol 1 responden pernah mengalami pneumoni dan 1 responden mengalami demam berdarah. 7. Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu responden 4. Distribusi responden berdasarkan makanan yang dikonsumsi Jumlah Kul lain- tdk Tot it lain per al 15 Jumlah 10 5 0 Jumlah Per Ke Ket > Tot ta du iga no al 8 5 2 2 17 Per Ke Ket > Tot ta du iga no al 6 8 2 2 18 Keterangan: : Kelompok perlakuan. : Kelompok kontrol. Gambar 8 Berdasarkan diagram diatas sebagian besar responden merupakan anak pertama pada kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol mayoritas responen merupakan anak kedua. riwayat 57 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013 9. Derajat dehidrasi Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada Bayi Diare Dengan Dehidrasi Sedang Setelah Dilakukan Perawatan Perianal Dengan Minyak Kelapa Derajat Dehidrasi diare 12 10 8 6 4 2 0 Jumlah Plk Kon Tot uan trol al 6 6 12 Plk Kon Tot uan trol al 6 6 12 Plk Kon Tot uan trol al 6 5 11 Keterangan: :Dehidrasi ringan. :Dehidrasi sedang :Dehidrasi berat. . Gambar 9 Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah responden pada dehidrasi ringan baik pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sama, begitu juga pada dehidrasi sedang. Pada dehidrasi berat responden terbesar pada kelompok perlakuan. B. Variable yang di ukur 1. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare setelah dilakukan perawatan perianal dengan minyak kelapa. a. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare dengan dehidrasi ringan setelah dilakukan perawatan perianal dengan minyak kelapa. Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada Bayi Diare Dengan Dehidrasi Ringan Setelah Dilakukan Perawatan Perianal Dengan Minyak Kelapa Gambar 10 Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa pada bayi diare dengan dehidrasi ringan setelah dilakukan perawatan perianal, tidak terjadi gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare. Keadaan kulit perianal utuh tidak lecet maupun kemerahan. b. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare dengan dehidrasi sedang setelah dilakukan perawatan perianal dengan minyak kelapa. Pengaruh Perawatan Perianal Dengan Minyak Kelapa Terhadap Pencegahan Terjadinya Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada Bayi Diare ... Gambar 11 Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa pada bayi diare dengan dehidrasi sedang setelah dilakukan perawatan perianal, tidak terjadi gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare. Keadaan kulit perianal utuh tidak lecet maupun kemerahan. c. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare dengan dehidrasi berat setelah dilakukan perawatan perianal dengan minyak kelapa. Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada Bayi Diare Dengan Dehidrasi Berat Setelah Dilakukan Perawatan Perianal Dengan Minyak Kelapa Gambar 12 Berdasarkan diagram di atas setelah dilakukan perawatan perianal tidak terjadi gangguan integritas jaringan kulit perianal. Keadaan kulit perianal utuh tidak lecet maupun kemerahan. 2. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare setelah dilakukan perawatan perianal tanpa menggunakan minyak kelapa. a. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare dengan dehidrasi rendah setelah dilakukan perawatan perianal tanpa menggunakan minyak kelapa. Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada Bayi Diare Dengan Dehidrasi Ringan Setelah Dilakukan Perawatan Perianal Tanpa Minyak Kelapa Gambar 13 Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa pada bayi diare dengan dehidrasi ringan setelah dilakukan perawatan perianal tidak terjadi gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare. Keadaan kulit perianal utuh tidak lecet maupun kemerahan. 58 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013 b. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare dengan dehidrasi sedang setelah dilakukan perawatan perianal tanpa minyak kelapa. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada Bayi Diare Dengan Dehidrasi Sedang Setelah Dilakukan Perawatan Perianal Tanpa Minyak Kelapa 50% Tidak terjadi Gangguan 50% Gangguan Ringan Gambar 14 Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa pada bayi diare dengan dehidrasi sedang setelah dilakukan perawatan perianal tanpa minyak kelapa, 3 responden mengalami ganguan integritas jaringan kulit perianal ringan. c. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare dengan dehidrasi berat setelah dilakukan perawatan perianal tanpa minyak kelapa Gangguan Berat Gambar 15 Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa pada bayi diare dengan dehidrasi sedang setelah dilakukan perawatan perianal tanpa minyak kelapa, 3 responden mengalami ganguan integritas jaringan kulit perianal ringan dan 3 responden mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal berat. 3. Pengaruh perawatan perianal dengan minyak kelapa terhadap pencegahan terjadinya gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare No. Respon den 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 Jurnal AKP Perlakuan Pre Post 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Pre 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 2 1 2 1 2 Uji test Mann withney Asymp Sig (2 tailed)=0,001 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada bayi diare yang dilakukan perawatan perianal dengan menggunakan minyak kelapa, pada rawat inap maupun rawat jalan di Puskesmas Gempol Kabupaten Pasuruan, menunjukkan bahwa responden pada diare dengan dehidrasi ringan, diare dengan dehidrasi sedang dan diare dengan dehidrasi berat tidak mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal karena minyak kelapa merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk perawatan perianal. Minyak kelapa dapat berfungsi sebagai lotion untuk melindungi kulit dari tinja dan asam laktat (Ngastiyah, 2005). Menurut (Joseph Mercola dan Rachael Droege, 2006) minyak kelapa mempunyai kandungan yang belum tentu terdapat dalam minyak maupun lotion lainnya. Minyak kelapa mengandung asam laurat dan asam kaprilat yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan perawat kulit (berfungsi sebagai anti jamur, dan anti bakteri). Minyak ini bagus untuk kulit bayi, terutama untuk melindungi dari ruam. Kandungan vitamin E yang ada dalam minyak kelapa dapat mengembalikan keremajaan kulit dengan menanggalkan sel-sel luar kulit yang mati dan mampu bertindak sebagai penghalang radikal bebas. Minyak kelapa akan meresap jauh kedalam kulit untuk Gangguan Ringan 50% 1 1 1 1 1 1 1 1 Tabel 1 Berdasarkan tabel diatas dan perhitungan dengan uji test mann withney didapatkan asymp sig (2 tailed) adalah 0,001 atau probabilitas di bawah 0,05 (0,001 < 0,05), maka H1 diterima atau ada pengaruh perawatan perianal dengan minyak kelapa terhadap pencegahan terjadinya gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare. Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal pada Bayi Diare Dengan Dehidrasi Berat Setelah Dilakukan Perawatan Perianal Tanpa Minyak Kelapa 50% 1 1 1 1 1 1 1 1 Kontrol Post 1 1 1 1 1 1 2 2 2 59 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013 menguatkan jaringan ikat sehingga kulit menjadi kuat, lembut tidak kendur dan tidak berkerut. Menurut (Nani Soraya, 2006) minyak kelapa dapat digunakan sebagai pelembut dan pelembab alami kulit karena dibuat tanpa penambahan bahan kimia. Sifat seperti ini yang tidak dimiliki oleh lotion/ krim pelindung kulit yang dijual bebas. Pemakaian lotion/ krim yang dijual secara komersial kebanyakan mengandung alkohol, pewangi sintetik dan minyak mineral yang sering menimbulkan alergi pada kulit yang sensitif. Lotion dan krim kulit komersil ini mengandung kadar air yang tinggi sehingga cepat terserap oleh kulit yang kering. Akibatnya kulit menjadi lembut dan lembab. Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama karena air yang ada dalam lotion menguap dan akhirnya kulit menjadi kering kembali. Sedangkan hasil penelitian pada bayi diare yang dilakukan perawatan perianal tanpa menggunakan minyak kelapa baik di rawat inap maupun di rawat jalan selama tiga hari di Puskesmas Gempol Kabupaten Pasuruan, tiga responden diare dengan dehidrasi sedang mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal ringan. Gangguan integritas tersebut muncul pada hari ke dua. Di sekitar kulit anus mulai merah dan ada yang mulai lecet. Sedangkan tiga responden pada diare dengan dehidrasi berat mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal ringan dan tiga responden lagi mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal berat. Gangguan integritas tersebut muncul pada hari ke dua dan ketiga. Tiga responden yang sebelumnya mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal ringan menjadi gangguan integritas jaringan kulit perianal berat. Di sekitar kulit anus mulai merah dan ada yang mulai lecet, dan pada hari ketiga mulai meluas kearah pantat berupa kulit kemerahan. Hal ini terjadi akibat seringnya berak-berak dan adanya asam laktat dalam tinja dapat menyebabkan iritasi dan lecet pada anus dan sekitarnya (Ngastiyah, 2005). Kulit bayi yang lebih tipis dari kulit orang dewasa juga mempengaruhi terjadinya gangguan integritas jaringan kulit perianal, sehingga mudah terjadi iritasi ketika kontak langsung dengan tinja yang asam (KSDI, 2006). Keadaan seperti ini sering terjadi pada pasien bayi dengan diare karena perawat terkadang kurang memperhatikan masalah tersebut. Perawat juga kurang aktif untuk memberikan informasi tentang Pengaruh Perawatan Perianal Dengan Minyak Kelapa Terhadap Pencegahan Terjadinya Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada Bayi Diare ... gangguan integritas jaringan kulit perianal. Keadaan seperti ini baru mendapat respon dari perawat, ketika ibu pasien melaporkan keadaan kulit perianal yang lecet. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka penting sekali dilakukan perawatan perianal pada bayi diare, terutama pada bayi diare berat. Dengan dilakukannya perawatan tersebut, maka kulit bayi terlindungi dari tinja yang kontak langsung dengna kulit serta sifatnya makin lama makin asam. Kesimpulan 1. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare sebelum dilakukan perawatan perianal pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol utuh/ tidak lecet. 2. Gangguan Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare dapat terjadi, terutama pada bayi diare dengan dehidrasi sedang dan berat yang tidak mendapat perawatan perianal dengan minyak kelapa. 3. Ada pengaruh perawatan perianal dengan minyak kelapa terhadap pencegahan terjadinya gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare karena minyak kelapa mengandung asam laurat dan asam kaprilat yang berfungsi sebagai pelindung dan perawat kulit serta vitamin E yang berfungsi mengembalikan keremajaan kulit. Saran Pada perawat yang bekerja di Puskesmas Gempol Kabupaten Pasuruan sebaiknya mulai menyarankan pada orang tua bayi yang diare, terutama pada bayi diare berat untuk melakukan perawatan perinal dengan menggunakan minyak kelapa setiap kali bayi setelah BAB. DAFTAR PUSTAKA Andy Nur Alamsyah. (2006). Virgin Coconut Oil: Minyak Penakluk Aneka Penyakit. Depok: Agro Media Pustaka, hal:15-17. Arikunto. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, hal:115-120. Badan POM. (2006). Virgi Coconut Oil. Naturakos. 1 Mei. 60 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013 Baerlina, & Herley Novarianto. (2005). Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Jakarta: Swadaya, hal: 19-22. Behrman & Kliesman & Arwin, (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC, hal: 1073. Burn, & Grove. (1993). The Practice Of Nursing Research Conduct, Critiques and Utilization 2nd ed Philadelphia: WB Saunders Company Carpenito. L. J (2000). Diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC, hal: 737. Dorothy Young Brockopp dan Marie Tolsma. (2000). Dasar-dasar Riset Keperawatan. Jakarta: EGC, hal: 169. Fenwick, Elizabeth (2004). 101 Tips Terpenting Merawat Bayi. Jakarta: Dian Rakyat, Iin S.(2004).Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal pada Anak Diare dengan Terjadinya Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal di Ruang Menular Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya.Tidak dipublikasikan Riset DIV Perawat Pendididk PSIK FK UNAIR. Hasan, & Alatas (ed). (2002). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika, hal: 283286. J. Kuncoro Sukartin, & Maloedin Sitanggang. (2006). Gempur Penyakit dengan VCO. Depok: Argo Media, hal: 22. Jenny, Sr .(2006). Perawatan Masa Nifas Ibu dan Bayi. Jakarta: Sahabat Setia, hal: 91-93. Joseph mercola dan Rachael Droege (2006) Khasiat Minyak Kelapa. http// www.yahgovco.worldpress.com. Tanggal 24 jam 14.10. KSDAI (2006). Penanganan Eksim pada Bayi dan Anak. Jakarta: FKUI, hal: 57. Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Auskulapius FKUI, hal: 470. Neilson Joan (1993). Perawatan Bayi Tahun Pertama . Jakarta: Arcan, hal:81. Ngastiyah (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC, hal: 223-233. Nursalam, & Susilaningrum, &Utami (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan.Jakarta: Salemba Medika, hal:36-37. Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, hal: 89-97. Jurnal AKP Nursalam, & Siti Pariani (2000). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto, hal: 65. Notoatmodjo, Sokidjo (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, hal: 19-20. Pilliteri (2002). Buku Saku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC, hal: 134. Paula Kelly. (2002). Bayi Anda Tahun Pertama. Jakarta: Arcan, hal:14. Pitono Soeparto dkk. (1999). Gangguan AbsorbsiSekresi Sindroma Diare. Surabaya: GRAMIK FKUA, hal: 78. Purbowati, Liza (2005). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Perilaku Ibu Dalam Pemberian Nutrisi Bayi Usia 6-12 Bulan Di Desa Tambak Ploso Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Tidak dipublikasikan Riset S1 PSIK FK UNAIR. Ragawaluya, Bisma (2001). Gangguan Penyakit Kulit. Bandung: Pioner jaya, hal:17. Soegito Lestari (2002). Perawatan Kulit pada Bayi dan Balita. Jakarta: FKUI, hal: 23. Santoso, Singgih (2005).Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5. Jakarta: Elek Media Komputindo, hal: 425. Soepardan Suryani (2004). Panduan Perawatan Bayi Sakit. Jakarta: Puspaswara, hal: 8. Soeparman dan Sarwono Waspandji (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: FKUI, hal:159. Soetjiningsih (1998). Tunbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC, hal: 1. Soraya Noni (2006). Cantik dengan VCO. Depok: Agro Media, hal: 19-20. Sudaryat Suratmojo (ed). (2005). Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto, hal: 7. Suharyono (ed). (1999). Gastroenterologi Anak Praktis. Jakarta: FKUI, hal: 56. Sulaiman Wahid (2005). Statistik Non Parametrik: Contoh kasus dan pemecahannya dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, hal:134. Soeparto Suryadi, & Taat Putra, & Harjanto (2005). Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: GRAMIK FKUA, hal: 78. 61 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013