ANALISA VARIASI HARIAN ANGIN TERHADAP CURAH HUJAN DI

advertisement
ANALISA VARIASI HARIAN ANGIN TERHADAP CURAH HUJAN
DI KOTA KENDARI DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI WIND ROSE
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Kependidikan (S1) pada Jurusan Pendidikan Fisika
OLEH
MUH. RAMADHAN SYAH
A1C3 10 071
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
DIBALIK KESUKSESAN SEORANG ANAK
ORANG TUA ADALAH YANG BERPERAN DI DALAMNYA
MEREKA TAK HANYA MEMBERI MATERI
TAPI JUGA DOA YANG TULUS
DEMI HADIRNYA SATU SENYUM KECILMU SEMUANYA AKAN
SAYA PERJUANGKAN (MADAN SHULO)
KARYA SEDERHANA INI KU PERSEMBAHKAN
UNTUK ORANG TUA TERCINTA DAN ALMAMATER KEBANGGANKU
iii
ABSTRAK
Muh. Ramadhan Syah (2015) telah melakukan penelitian dengan judul “Analisa
Variasi Harian Angin terhadap Curah Hujan di Kota Kendari dengan
Menggunakan Aplikasi Wind Rose”. Studi ini memberikan gambaran mengenai
variasi harian angin di kota Kendari. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini
adalah bagaimana variasi harian angin di kota Kendari dengan menggunakan
aplikasi wind rose dan bagaimana hubungan variasi angin terhadap kejadian hujan
di kota Kendari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi harian
angin serta hubungannya dengan kejadian hujan di kota Kendari. Metode yang
digunakan adalah dengan menggunakan aplikasi wind rose yang datanya
diperoleh dari Badan Metereologi dan Geofisika. Dari hasil penelitian diperoleh
bahwa : 1) variasi harian angin yang terjadi di kota Kendari sepanjang tahun pada
siang sampai sore hari umumnya bertiup dari timur laut hingga tenggara; 2)
pengaruh variasi harian angin terhadap curah hujan di kota Kendari umumnya
lebih dipengaruhi oleh angin laut.
Kata kunci : variasi harian angin, curah hujan, aplikasi wind rose.
iv
KATA PENGANTAR
Puja dan Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang selalu diberikan kepada
hamba-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
baik. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti seminar
skripsi pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan
sehingga tanpa bantuan dan bimbingan dari bapak dan ibu pembimbing kiranya
skripsi ini tidak dapat penulis wujudkan sesuai harapan. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
Safiuddin, M.Si., selaku pembimbing I dan
Bapak Dr. La Ode
Ibu Rosliana Eso, S.Si, M.Si.,
selaku pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan bimbingan,
pemikiran, dan saran yang sangat berguna bagi penulis dalam rangka penyelesaian
skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis, terutama kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2. Prof. Dr. La Iru, S.H, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo.
3. Luh Sukariasih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Fisika.
4. Rosliana Eso, S.Si.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
sekaligus pembimbing II.
v
5. Luh Sukariasih, S.Pd., M.Pd., selaku Penasehat Akademik yang selalu
memberikan pengarahan selama perkuliahan.
6. Tim Penguji penelitian Bapak Dr. H. Muh. Anas, M.Si .,selaku ketua penguji,
Bapak Drs. La Harudu, M.Si., selaku sekretaris penguji, Bapak. Drs. Ramli,
M.Si.,Ibu Dra. Sitti Kasmiati, M.Si., dan Bapak Aris Yunatas, SP., selaku
anggota penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang bermanfaat
bagi penulis.
7. Tenaga pengajar Jurusan Pendidikan Fisika FKIP, khususnya di Program
Studi Pendidikan Fisika UHO, serta Staf-staf Akademik di lingkungan FKIP
Universitas Halu Oleo.
8. Bapak Drs. La Harudu, M.Si., Ibu Dra. Sitti Kasmiati, M.Si., Bapak La Rudi
S.Pd., M.Si dan Bapak Drs.La Masi M.Pd., yang telah bersedia membantu
saya dalam proses menyelesaikan studi.
9. Aris Yunatas, SP., selaku Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG
Stasiun Meteorologi Maritim Kendari yang telah mengizinkan dan
memberikan tempat dalam melakukan penelitian.
10. Bapak Zaenuddin selaku staf BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kendari
yang telah banyak sekali membantu dan membimbing saya dalam
menyelesaikan penelitian ini.
11. Teristimewa untuk Sitti Rahmia S.Pd, Gamsir Hadia S.Pd., Jabar S.Pd.,Wa
Ode Armila S.Pd., Endah Wartaning Putri S.Pd., Irham S.Pd., Ahmad
Kurniawan S.Pd., Jamuddin S.Pd., La Ode Khoirul Aslan S.Pd., Kak Anshar
S.Pd, Ilham Firgiawan, Rasyid Makmur, Adi Sunandar, Dewa Putu Ari
vi
Diatmika, Astrianto, Zulfitri Ramadhani S.Pd., serta semua teman-teman
Laboratorium Pengembangan FKIP yang telah membantu selama penelitian.
12. Seluruh teman-teman Fisika angkatan 2010 (yang tidak bisa disebutkan satupersatu) yang telah membantu baik pada saat kuliah maupun dalam
penyusunan karya ini.
Penghargaan dan Terima kasih yang setulus-tulusnya penulis hanturkan
kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta La Bande dan Wa Kariana dengan kerja
keras dan bersusah payah menyekolahkan saya hingga keperguruan tinggi, yang
terus mendoakan dan memberi dukungan, Saudara-saudariku tercinta Syahrir
Harimu ST., Inci Dian Sari S.Pd., Surya Harimu, Syabir Harimu, Sartina
Satahu, S.Pd serta seluruh keluargaku yang tak pernah henti memberikan
dukungan, dan motivasi dalam penyelesaian penilitian ini.
Akhir kata, penulis memanjatkan Do’a, kiranya semua pihak yang telah
membantu penulis baik moril dan materi semoga mandapatkan pahala yang
berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa, dan penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penyusunan hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak penulis
sangat harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Kendari,
Oktober 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Geografis Kota Kendari ............................................................... 4
B. Angin .......................................................................................... 6
C. Curah hujan ................................................................................ 14
D. Wind Rose .................................................................................. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 22
B. Data yang digunakan .................................................................. 22
C. Metode Penelitian........................................................................ 22
D. Diagram alir ................................................................................ 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian............................................................................. 24
B. Analisis Data ............................................................................... 26
C. Hasil Penelitian ............................................................................ 27
D. Pembahasan ................................................................................ 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 67
B. Saran ........................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
No. Tabel
2.1
Tabel
Halaman
Skala Beufort klasifikasi angin berdasarkan kecepatan angin ............. 13
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Tabel
Teks
Halaman
2.1
Peta Wilayah kota Kendari .................................................................. 5
2.2
Gambar arah angin Monsun Asia ........................................................ 9
2.3
Gambar arah angin Monsun Australia ................................................ 10
2.4
Proses angin darat dan angin laut ........................................................ 11
2.5
Terjadinya angin akibat pemanasan temperatur permukaan ............... 12
2.6
Perpindahan kalor secara konveksi ………………………………….. 14
2.7
Terbentuknya awan hasil dari konveksi ............................................... 15
2.8
Rambatan kalor secara konduksi ......................................................... 15
2.9
Perpindahan kalor secara adveksi ........................................................ 16
2.10 Pola Curah Hujan di Indonesia............................................................. 19
2.11 Hasil Tampilan Wind Rose ................................................................... 21
3.1
Diagram Alir Penelitian ...................................................................... 23
4.1
Data arah dan kecepatan angin ............................................................. 25
4.2
Data curah hujan dalam tampilan Excel ............................................... 25
4.3
Tampilan awal aplikasi wind rose ........................................................ 26
4.4
Tampilan aplikasi wind rose ................................................................ 26
4.5
Hasil tampilan aplikasi wind rose ....................................................... 27
4.6
Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Januari selama 5 tahun dalam tampilan wind rose .................... 28
4.7
Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Januari selama 5 tahun dalam olahan Excel…………………….. 30
4.8
Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Februari selama 5 tahun dalam tampilan wind rose.................. 31
4.9
Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Februari selama 5 tahun dalam olahan Excel............................. 33
4.10 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Maret selama 5 tahun dalam tampilan wind rose ...................... 34
4.11 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Maret selama 5 tahun dalam olahan Excel ................................ 35
x
4.12 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan April selama 5 tahun dalam tampilan wind rose ....................... 36
4.13 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan April selama 5 tahun dalam olahan Excel .................................. 37
4.14 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Mei selama 5 tahun dalam tampilan wind rose ......................... 38
4.15 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Mei selama 5 tahun dalam olahan Excel .................................... 40
4.16 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Juni selama 5 tahun dalam tampilan wind rose ......................... 41
4.17 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Juni selama 5 tahun dalam olahan Excel ................................... 42
4.18 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Juli selama 5 tahun dalam tampilan wind rose ......................... 43
4.19 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Juli selama 5 tahun dalam olahan Excel ……………………… 45
4.20 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Agustus selama 5 tahun dalam tampilan wind rose ................... 46
4.21 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Agustus selama 5 tahun dalam olahan Excel ............................. 47
4.22 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan September selama 5 tahun dalam tampilan wind rose................ 48
4.23 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan September selama 5 tahun dalam olahan Excel ......................... 50
4.24 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Oktober selama 5 tahun dalam tampilan wind rose ................... 51
4.25 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Oktober selama 5 tahun dalam olahan Excel ............................ 52
4.26 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan November selama 5 tahun dalam tampilan wind rose ............... 53
xi
4.27 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan November selama 5 tahun dalam olahan Excel ......................... 55
4.28 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Desember selama 5 tahun dalam tampilan wind rose ............... 56
4.29 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada
Bulan Desember selama 5 tahun dalam olahan Excel .......................... 57
4.30 Curah hujan rata-rata di Kota Kendari selama 5 tahun
dari tahun 2009 sampai tahun 2013 dalam olahan Excel .................... 64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Teks
Halaman
Lampiran 1.
Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan Januari ......... 70
Lampiran 2.
Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan Februari ....... 71
Lampiran 3.
Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan Maret ........... 72
Lampiran 4.
Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan April ............ 73
Lampiran 5.
Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan Mei .............. 74
Lampiran 6.
Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan Juni .............. 75
Lampiran 7.
Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan Juli ............... 76
Lampiran 8.
Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan Agustus ....... 77
Lampiran 9.
Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan September .... 78
Lampiran 10. Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan Oktober ....... 79
Lampiran 11. Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan November .... 80
Lampiran 12. Gambar dan arah kecepatan angin pada Bulan Desember .... 81
Lampiran 13. Data curah hujan per 3 jam (mm) pada Bulan Januari dan
Bulan Februari ....................................................................... 82
Lampiran 14. Data curah hujan per 3 jam (mm) pada Bulan Maret dan
Bulan April ............................................................................ 83
Lampiran 15. Data curah hujan per 3 jam (mm) pada Bulan Mei dan
Bulan Juni .............................................................................. 84
Lampiran 16. Data curah hujan per 3 jam (mm) pada Bulan Juli dan
Bulan Agustus ....................................................................... 85
Lampiran 17. Data curah hujan per 3 jam (mm) pada Bulan September
dan Bulan Oktober ................................................................. 86
Lampiran 18. Data curah hujan per 3 jam (mm) pada Bulan November
dan Bulan Desember .............................................................. 87
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angin adalah udara yang bergerak karena terdapat perbedaan tekanan
udara secara horizontal. Massa udara akan bergerak dari daerah bertekanan
udara tinggi ke daerah dengan tekanan udara yang lebih rendah. Angin juga
dapat didefinisikan sebagai pergerakan massa udara secara mendatar karena
terdapat perbedaan suhu dan tekanan antara satu tempat dengan tempat lain.
Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang diterima oleh
permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas
matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan
tekanan udara yang cenderung lebih rendah. (Setyawan, 2012).
Wilayah Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau Sulawesi.
Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk
Kendari. Dengan keadaan kota yang mengelilingi teluk maka pergerakan
angin di sekitar teluk semakin kuat. Pergerakan angin tersebut dapat diketahui
polanya dengan menggunakan data arah dan kecepatan angin yang dilakukan
selama 24 jam (00.00 – 23.00). Dengan menggunakan aplikasi Wind rose,
yaitu suatu aplikasi pengolahan dan penyajian data angin dalam bentuk tabel
atau diagram yang menunjukkan persentasi kejadian dan kecepatan angin dari
berbagai arah, dalam waktu periode pencatatan. Pergerakan angin yang kuat
tersebut juga dapat mengakibatkan terjadinya hujan.
2
Hujan adalah curahan yang terdiri dari partikel cair, tetes air, dengan
diameter lebih besar dari 0,5 mm. Jika jatuhan partikel tersebut jatuh sampai
ke tanah disebut hujan, akan tetapi apabila jatuhan partikel tersebut tidak
mencapai tanah karena menguap lagi, maka jatuhan partikel tersebut disebut
virga. Sedangkan curah hujan adalah produk kondensasi cair total dari
atmosfer yang diukur dalam penakar hujan (Tjasyono, 2006).
Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana hubungan antara angin
dan curah hujan dimana salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya hujan
adalah adanya aliran angin yang membawa uap air. Penelitian ini juga sangat
penting diketahui banyak masyarakat karena mengingat sangat buruknya
dampak hujan bagi masyarakat jika tidak ada persiapan untuk mengantisipasi
hal tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis berencana akan melakukan
penelitian yang berkaitan dengan angin dan curah hujan di kota Kendari yang
berjudul “Analisa Variasi Harian Angin Terhadap Curah Hujan di Kota
Kendari dengan Menggunakan Aplikasi Wind Rose”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana variasi harian angin yang terjadi di kota Kendari dengan
menggunakan aplikasi wind rose?
2. Bagaimana hubungan variasi harian angin terhadap kejadian hujan di
Kota Kendari?
3
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui variasi harian angin di kota Kendari dengan menggunakan
aplikasi wind rose
2. Untuk mengetahui hubungan variasi harian angin terhadap kejadian
hujan di Kota Kendari
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat dari penelitian ini
adalah:
1. Sebagai sumber informasi mengenai variasi angin di kota Kendari
2. Memberikan informasi mengenai cara menganalisa variasi angin
terhadap curah hujan di kota Kendari dengan menggunakan aplikasi wind
rose
3. Menjadi informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya terutama dalam
bidang penelitian terkait
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Geografis Kota Kendari
a. Letak dan Batas Wilayah
Wilayah Kota Kendari dengan ibukotanya Kendari dan sekaligus
berkedudukan sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara
secara
geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara 30
54` 30`` - 40 3`
11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke
Timur diantara 1220 23` - 1220 39` Bujur Timur dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
a) Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Soropia & Kecamatan
sampara (Kabupaten Konawe)
b) Sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda
c) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan moramo (Kabupaten
Konawe Selatan)
d) Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan sampara(kabupaten
Konawe),Kecamatan Ranomeeto & Kecamatan Konda (Kabupaten
Konawe Selatan)
b. Luas wilayah
Wilayah Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi
dimana wilayah daratannya sebagian besar terdapat di daratan pulau
Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari Luas wilayah daratan kota Kendari
295,89 KM2
Tenggara.
atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi
5
Gambar 2.1 Peta Wilayah kota Kendari (http://kendari.bpk.go.id/wpcontent/uploads/2009/11/kendari.jpg)
c. Topografi
Kota Kendari merupakan perpaduan antara daerah perbukitan, datar dan
pesisir pantai dengan ketinggian antara 0 – 472 m diatas permukaan laut
(dpl). Pegunungan Nipa-nipa dengan kemiringan lebih dari 40% dan
ketinggian tertinggi 472 mdpl serta Teluk Kendari sebagai kawasan pesisir
dengan kemiringan 0 – 3%, memberikan ciri yang menonjol bagi wilayah
kota kendari.
Berdasarkan faktor kemiringan lahan, wilayah Kota Kendari terbagi atas
klasifikasi kemiringan
a) Kemiringan 0 – 3% mendominasi sebagian besar wilayah Kota Kendari
mulai dari Teluk Kendari. Klasifikasi kemiringan ini didominasi di
Kecamatan Baruga dan terkecil di Kecamatan Kendari.
6
b) Kemiringan 3 – 15% merupakan kemiringan lahan terhadap kedua terluas
di wilayah Kota Kendari, tersebar merata di 3 (tiga) kecamatan yaitu
Poasia, Baruga dan Mandonga serta sebagian kecil di Kecamatan Kendari.
c) Kemiringan 15 – 25% merupakan kelompok kemiringan lahan ketiga
terluas di Wilayah Kota Kendari, penyebarannya sebagian besar di
Kecamatan Kendari.
d) Kemiringan 25 – 40% penyebarannya terluas di Kecamatan Kendari, serta
sekitar pegunungan Nipa-nipa.
e) Kemiringan > 40% penyebarannya hanya terdapat pegunungan Nipa-nipa
atau kemiringan Poasia saja (Buku Putih Sanitasi kota Kendari tahun
2012).
Berikut ini merupakan karakteristik topografik yang meliputi bukit,
lembah dan lereng dapat mempengaruhi angin dengan tiga cara
1) Hambatan yang dihasilkan dari medan dapat mengalihkan aliran angin
melalui paksaan mekanik.
2) Udara yang dialihkan dapat mengakibatkan dalam fluktuasi skala kecil,
yang disebut dengan turbulensi.
3) Gaya gesek memperlambat angin terdekat permukaan bumi.
2. Angin
Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi, yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan.
Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat perbedaan
pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara
maka semakin kencang pula angin yang akan ditimbulkan. Salah satu faktor
7
penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien tekanan. Gaya gradien
tekanan timbul karena adanya perbedaan suhu udara. Dalam hal ini hubungan
antara permukaan bumi dalam menerima energi radiasi matahari yang sama
tapi mempunyai laju pemanasan yang berbeda-beda dari satu tempat ke
tempat yang lain. Perbedaan tekanan udara pemanasan terlihat dari suhu
udara yang berbeda langsung di atas permukaan yang terpanasi sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan yang menimbulkan perbedaan tekanan
udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Gradien tekanan ini akan
memicu terjadinya angin. Atmosfer selalu berubah membentuk sebaran
tekanan yang seragam, maka massa udara yang padat dari tekanan tinggi
mengalir ke tempat bertekanan rendah dimana massa udaranya relatif lebih
renggang (Andri, 2012).
Di daerah tropis akan terjadi angin dari daerah maksimum subtropis ke
daerah minimum equator. Angin ini disebut angin pesat timur laut di belahan
bumi utara dan angin passat tenggara di belahan bumi selatan. Angin passat
banyak membawa uap air karena berhembus di laut lepas. Akan tetapi pada
beberapa wilayah di permukaan bumi angin passat tersebut mengalami
perubahan arah akibat pengaruh lingkungan setempat. Di Indonesia yang
secara geografis terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua
samudera serta letak matahari yang berubah setiap enam bulan berada di utara
dan enam bulan berada di selatan khatulistiwa, maka angin passat tersebut
mengalami perubahan menjadi angin muson (angin musim) barat dan angin
muson timur (Darwinsyah, 2012).
8
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau berbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya
energi panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pada suatu
wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan
mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung
lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antar
daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih
sedikit menerima energi panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada
wilayah tersebut.
1) Angin Monsun
Angin monsun adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periodik yang satu dengan yang lain
polanya akan berlawanan. Angin monsoon di Indonesia ada dua macam
yaitu Angin Monsun Asia dan Angin Monsun Australia.
a. Angin Monsun Asia
Angin Monsun Asia adalah angin yang bertiup sekitar bulan
Oktober – April. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan
bumi selatan, yang menyebabkan Benua Australia musim panas,
sehingga bertekanan rendah sedangkan Benua Asia lebih dingin,
sehingga tekanannya tinggi. Menurut hukum Buys Ballot, angin
akan bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah, sehingga angin bertiup dari benua Asia menuju benua
Australia, dan karena menuju ke Selatan Khatulistiwa/Equator, maka
angin akan dibelokkan kea rah kiri. Pada waktu ini, Indonesia
khususnya akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap
9
air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui lautan luas di bagian
utara (Samudera (Lautan) Pasifik dan Laut Cina Selatan).
Gambar 2.2 Gambar arah angin Monsun Asia
b. Angin Monsun Australia
Angin Monsun Timur adalah angin yang tertiup pada bulan
April – Oktober. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan
bumi utara, sehingga menyebabkan benua Australia musim dingin,
sehingga bertekanan tinggi. Sedangkan Benua Asia lebih panas,
sehingga tekanannya rendah. Menurut hukum Buys Ballot, angin
akan bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah, sehingga angin bertiup dari benua Australia menuju benua
Asia, dank arena menuju Utara Khatulistiwa/Equator, maka angin
akan dibelokkan ke arah kanan. Pada waktu ini, Indonesia akan
mengalami musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun pasir
di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui lautan
sempit.
10
Gambar 2.3 Gambar arah angin Monsun Australia
2) Angin Lokal
Angin lokal adalah jenis angin yang hanya menghembus di wilayahwilayah dan waktu-waktu tertentu saja. Sebagai contoh angin lokal antara
lain Angin Darat dan Angin Laut, Angin Gunung dan Angin Lembah,
Angin Fohn dan lain-lain.
a. Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat dan angin laut merupakan angin periodik yang
terdapat di daerah pantai, dimana pada siang hari terdapat angin laut
yang bertiup ke daratan, sedang pada malam hari terdapat angin darat
yang tertiup dari daratan menuju laut. Pada siang hari permukaan
daratan menjadi lebih panas dari pada permukaan laut. Sehingga
tekanan udara di atas daratan pada siang hari menjadi lebih rendah
daripada di atas permukaan laut. Udara mengalir dari permukaan laut
masuk ke permukaan darat. Sedang pada malam hari permukaan
darat melepas panas lebih cepat dari permukaan laut, karena
permukaan laut menyimpan panas lebih lama daripada permukaan
11
darat. Hal tersebut menyebabkan temperatur udara di atas daratan
menjadi lebih rendah daripada di atas permukaan laut, dengan
demikian menyebabkan tekanan 10 udara di atas permukaan laut
lebih rendah daripada di atas daratan. Udara mengalir dari daratan
menuju laut (Roland, 2012).
Gambar 2.4 (a) Proses angin darat, (b) Proses angin laut
b. Angin Lembah dan Angin Gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar
lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak
gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah
ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam
hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.
c. Angin Fohn
Angin fohn atau angin terjun adalah angin yang terjadi apabila
ada gerakan massa udara yang menaiki suatu pegunungan dengan
ketinggian lebih dari 200 meter. Massa udara yang mencapai puncak
pegunungan akan mengalami kondensasi dan akhirnya timbul hujan
pada satu sisi lereng. Adapun pada lereng yang lain tidak terjadi
hujan karena terhalang tingginya pegunungan. Daerah yang tidak
mengalami hujan disebut daerah bayangan hujan.
12
3) Sistem Angin
Angin adalah gerakan horizontal udara yang relatif terhadap
permukaan bumi. Gerakan hasil udara dari perbedaan suhu yang kecil
dan skala besar serta dari rotasi bumi. Angin dapat terbentuk dari proses
konveksi. Ketika udara dekat dengan permukaan bumi dipanaskan oleh
energi matahari, udara tersebut akan mengalami penurunan densitas,
sehingga massa udara tersebut akan naik ke atas. Penurunan temperatur
yang tiba-tiba mengakibatkan partikel udara yang densitasnya lebih
rendah itu akan turun mengisi ruang yang kosong. Kemudian udara yang
lebih dingin itu memanas, naik ke atas dan proses tersebut berlangsung
terus-menerus (kontinyu).
Gambar 2.5 Terjadinya angin akibat pemanasan temperatur permukaan
Angin yang terjadi di kota Kendari dipengaruhi oleh angin lokal.
Angin lokal meliputi angin darat dan angin laut serta angin gunung
lembahan. Angin darat dan angin laut digerakkan oleh perbedaan
temperatur horizontal yang terjadi antara laut dan daratan yang
berdekatan. Perbedaan temperatur tersebut merupakan akibat dari
13
permukaan darat yang menjadi panas dan menjadi dingin lebih cepat oleh
lautan. Angin gunung lembahan terjadi akibat topografi daerah yang
kompleks oleh semua skala, dimulai dari bukit-bukit kecil hingga
pegunungan besar. Pengaruh topografi pada umumnya menyebabkan
angin
tersebut
untuk
balik
arah
dua
kali
sehari
(sumber:http://freewindowswallpapers.blogspot.com/2008/07/putingbeliung.html).
4) Klasifikasi Angin Berdasarkan Kecepatan
Angin akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda dan memiliki
nama yang berbeda berdasarkan Skala Beaufort. Skala ini ditunjukkan
oleh angka 0 sampai 12 yang berlangsung dari udara tenang dengan
angin yang kencang atau angin kencang. Angin juga dikelompokkan oleh
arah. Skala Beufort ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Skala Beufort Klasifikasi Angin Berdasarkan Kecepatan Angin
14
3. Curah Hujan
Hujan adalah hydrometeor (butiran air) yang jatuh berupa partikelpartikel air dengan diameter 0,5 mm atau lebih. Apabila jatuhan hydrometeor
tersebut tidak mencapai tanah karena menguap lagi maka disebut sebagai
virga. Sedangkan jatuhan hydrometeor itu sendiri adalah meteor yang jatuh
melalui atau melayang-layang di dalam atmosfer atau tertiup angin di udara
ke permukaan bumi ataupun mengendap-ngendap pada benda di tanah dan di
dalam udara bebas (http://repository.usu.ac.id/bitstream.pdf).
Terjadinya hujan dipengaruhi oleh konveksi diatmosfer bumi dan lautan.
Konveksi merupakan proses pemindahan panas oleh gerak massa suatu fluida
dari suatu daerah ke daerah lain. Air-air yang terdiri dari air laut, sungai dan
sebagainya mengalami proses evaporasi akibat bantuan sinar matahari hingga
menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya bergerak menuju langit bersama
uap air lainnya sampai mengalami kondensasi dan terbentuklah awan.
1) Perpindahan Kalor Pada Proses Terjadinya Hujan
a. Secara Konveksi.
Convection is heat transfer by the mass movement of a fluid
in the vertical (up/down) direction ( Andrea Lang, 2014).Konveksi
merupakan transfer kalor disertai dengan merambatnya massa secara
vertical (atas/bawah).
Gambar 2.6 Perpindahan kalor secara konveksi
15
Rambatan kalor konveksi terjadi pada fluida ataupun zat alir, seperti
pada zat cair,gas atau udara.
Gambar 2.7 Terbentuknya awan hasil dari konveksi
Udara hangat memiliki massa jenis lebih kecil dari udara
dingin hal ini membuat udara dingin lebih berat dari udara hangat.
Pada siang hari permukaan bumi terpapar oleh radiasi sinar matahari.
Pada lapisan permukaan tipis molekul telah terpanaskan secara
konduski. Padahal udara merupakan konduktor panas yang tidak
baik. Sehingga sebagian permukaan molekul udara tidak secara cepat
mentransfer panas secara konduksi. Sejumlah massa udara hangat ini
disebut buoyant dan bergerak keatas karena memiliki massa jenis
lebih kecil. Sehingga udara dingin mengambil alih tempat udara
hangat.
Gambar 2.8 Rambatan kalor secara konduksi
16
Ketika udara panas bergerak keatas, semakin rendah tekanan
udara yang di proleh, sehingga mengakibatkan udara di atas atmosfer
lebih dingin. Hal ini sesuai dengan persamaan matematis hubungan
tekanan udara dan ketinggian
Dimana, Ph
: tekanan udara setempat ( cmHg)
Pu
: tekanan udara 76 cmHg
h
: tinggitempat yang sudah di ketahui (m).
selain itu Persamaan Gas Ideal :
pV=nRT
dimana tekanan (P) dan volume (V) sebanding dengan perubahan
suhu (T).
b. Secara Adveksi
Adveksi
adalah
transfer
kalor
kearah
horizontal
(utara/timur/selatan/barat). Dalam meteology, angin bergerak secara
adveksi. Ini terjadi sepanjang waktu di bumi.
Gambar 2.9 perpindahan kalor secara adveksi
17
2) Perubahan Wujud Zat Pada Proses Terjadinya Hujan
Pada siklus hidrologi,terjadi proses perubahan wujud zat mulai dari
zat cair, gas maupun padat. Pada proses evaporasi terjadi perubahan pada
zat cair menjadi zat gas. Dari gas akan terjadi proses kondensasi sehingga
timbul tetes air di awan. Dan akhirnya jika humiditas telah mencapai
100%, maka uap air tersebut akan menjadi tetetsan air hujan. Dan jika
udara diatas awan terlampau dingin maka akan turun dalam bentuk salju
(http://www.academia.edu/10024176/kajian
proses
terjadinya
hujan
dalam perspektif fisika).
Curah hujan merupan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat
yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1
(satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang
datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak
satu liter.
Hujan yang sampai kepermukaan tanah dapat diukur dengan jalan diukur
dengan tinggi air hujan tersebut dengan cara tertentu. Hasil dari pengukuran
ini disebut curah hujan, dengan tanpa mengingat macam atau bentuk hujan
pada saat itu. Jumlah curah hujan dicatat dalam inchi atau mm (1 inchi = 25,4
mm) (Bayong, 1999).
Sekitar bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan
juga yang tidak merata. Musim ini dikenal dengan musim pancaroba atau
musim peralihan antara musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan Mei
sampai dengan Bulan Agustus, angin bertiup dari arah timur yang berasal dari
18
benua Australia yang kurang mengandung uap air. Hal ini mengakibatkan
kurangnya curah hujan di daerah ini, sehingga terjadi musim kemarau.
Pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin bertiup banyak
mengandung uap air yang berasal dari benua Asia dan Samudera Pasifik,
setelah melewati beberapa lautan. Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kota
Kendari dan sekitarnya biasanya terjadi musim hujan. Menurut data yang ada
memberikan indikasi bahwa di Kota Kendari tahun 2005 terjadi 205 hari
hujan dengan curah hujan 2.850 mm (http://sultra.bps.go.id/index.php).
BMG berdasarkan distribusi data rata-rata curah hujan bulanan,
umumnya wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) pola hujan, yaitu:
a) Pola Hujan Aquatorial
Pola hujan dengan 2 puncak hujan (bimodial) dan hampir
sepanjang tahun masuk dalam kriteria musim hujan. Biasanya terjadi
sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks.
b) Pola Hujan Monsun
Pola hujan dengan 1 puncak hujan (Unimodial) yang wilayahnya
memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode
musim kemarau.
c) Pola Hujan Lokal
Dimana hujan yang terjadi dipengaruhi oleh kondisi fisik lokal setempat
seperti topografi, posisi relief terhadap laut dan sebagainya. Wilayah
dalam pola hujan lokal ini memiliki distribusi hujan bulanan kebalikan
dengan pola monsoon. Pola local dicirikan oleh bentuk pola hujan
unimodial (satu puncak hujan tetapi bentuknya berlawanan dengan tipe
19
hujan
monsun
(http://fkhoerunnisa5.wordpress.com/2013/04/13/pola-
curah-hujan-di-indonesia).
Gambar 2.10 Pola Curah Hujan di Indonesia
(Bayong,1999).
Berikut ini merupakan Faktor Yang Mempengaruhi Curah Hujan:
a)
Faktor Garis Lintang menyebabkan perbedaan kuantitas curah hujan,
semakin rendah garis lintang semakin tinggi potensi curah hujan yang
diterima, karena di daerah lintang rendah suhunya lebih besar daripada
suhu di daerah lintang tinggi, suhu yang tinggi inilah yang akan
menyebabkan penguapan juga tinggi, penguapan inilah yang kemudian
akan menjadi hujan dengan melalui kondensasi terlebih dahulu.
b)
Faktor Ketinggian Tempat, Semakin rendah ketinggian tempat potensi
curah hujan yang diterima akan lebih banyak, karena pada umumnya
semakin rendah suatu daerah suhunya akan semakin tinggi.
c)
Jarak dari sumber air (penguapan), semakin dekat potensi hujanya semakin
tinggi.
d)
Arah angin, angin yang melewati sumber penguapan akan membawa uap
air, semakin jauh daerah dari sumber air potensi terjadinya hujan semakin
sedikit.
20
e)
Hubungan dengan deretan pegunungan disebabkan uap air yang dibawa
angin menabrak deretan pegunungan, sehingga uap tersebut dibawa keatas
sampai ketinggian tertentu akan mengalami kondensasi, ketika uap ini
jenuh dia akan jatuh diatas pegunungan sedangkan dibalik pegunungan
yang menjadi arah dari angin tadi tidak hujan (daerah bayangan hujan),
hujan ini disebut hujan orografik contohnya di Indonesia adalah angin
Brubu.
f)
Faktor perbedaan suhu tanah (daratan) dan lautan, semakin tinggi
perbedaan suhu antara keduanya potensi penguapanya juga akan semakin
tinggi.
g)
Faktor luas daratan, semakin luas daratan potensi terjadinya hujan akan
semakin kecil, karena perjalanan uap air juga akan panjang.
(https://www.academia.edu/8267917/Perubahan_Iklim_dan_Curah_Hujan
_di_Indonesia)
4. Wind Rose
Wind Rose atau biasa lebih dikenal dengan diagram kembang angin
adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk pengolahan dan penyajian data
angin dalam bentuk tabel (ringkasan) atau diagram yang berfungsi untuk
menganalisis arah dan kecepatan angin yang dihasilkan dalam bentuk
diagram sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Arah angin yang biasa
digunakan adalah 16 arah angin tetapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan
yaitu 4, 8 dan 16 arah angin, namun dalam penelitian ini digunakan 8 arah
angin dengan menampilkan diagram kembang angin yang diolah per tiga jam
mulai dari jam 00, 03, 06, 09, 12, 15, 18 dan 21 UTC (Zaenuddin, 2012).
21
Mawar angin atau cakra angin (Wind Rose) adalah sebuah metode
penggambaran informasi mengenai kecepatan dan arah angin pada suatu
lokasi tertentu. Mawar angin digambarkan dalam format melingkar dengan
skema frekuensi angin yang berhembus dari arah tertentu. Panjang setiap
mahkota menunjukkan tingkat frekuensi berhembusnya angin dari arah
tersebut, bernilai nol dipusat mawar dan terus melingkar hingga tepi mawar.
Adapun manfaat menganalisa keadaan angin dengan Wind Rose ialah
hasilnya mudah dibaca karena penyajiannya dalam bentuk diagram, sehingga
orang awam pun mudah membacanya. (Dahlia, 2012).
Gambar 2.11 Hasil Tampilan Wind Rose
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kantor Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari pada bagian Stasiun
Meteorologi Maritim Kelas II pada bulan Desember 2014.
2. Data yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan data Sekunder, yaitu data yang diambil dari
hasil pengukuran angin selama 5 tahun terakhir serta data curah hujan dalam
bentuk statistik di wilayah Kota Kendari yang dilaksanakan oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari pada bagian
Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II.
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode Wind Rose dimana metode ini
digunakan untuk menganalisa variasi arah dan kecepatan angin yang diambil
dari Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari
pada bagian Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II.
23
4. Diagram Alir
Diagram alir penelitian
BMKG
METEOROLOGI DAN
KEMARITIMAN
PENGAMBILAN DATA
DATA ANGIN
(WIND ROSE)
DATA CURAH
HUJAN
CURAH HUJAN
TINGGI
VARIASI ANGIN
KORELASI
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
CURAH HUJAN
RENDAH
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
Dalam penelitian ini menggunakan data yang diambil di kantor BMKG.
Data yang digunakan adalah data yang merupakan hasil dari pengukuran
selama 5 tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Data hasil pengukuran
tersebut kemudian diolah dengan perlakuan berbeda dimana data arah dan
kecepatan angin diolah dengan menggunakan aplikasi wind rose
dan
ditampilkan dalam bentuk diagram mawar angin. sementara data curah hujan
diolah menggunakan Excel dan ditampilkan dalam bentuk statistik.
Dalam wind rose data angin yang diolah kemudian ditampilkan dalam
bentuk diagram mawar angin. Diagram mawar angin hasil pengolahan data
angin menampilkan arah dan kecepatan angin dalam 16 arah mata angin tetapi
dalam penelitian ini hanya menggunakan 8 arah mata angin saja dengan tujuan
agar lebih mudah melihat dan menggambarkan arah mata angina itu sendiri.
Selain arah angin dalam diagram mawar angina juga menampilkan besar
kecepatan angin itu sendiri yang ditunjukan dalam satuan knots atau m/s.
Selanjutnya selain menggunakan data angin dalam penelitian ini juga
menggunakan data curah hujan dimana data hujan tersebut diolah dengan
dengan menggunakan excel dan ditampilkan dalam bentuk statistic. Hasil
pengolahan data curah hujan ditampilkan dalam bentuk grafik curah hujan tiap
bulan. Semua data yang digunakan merupakan hasil dari pengukuran selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013.
25
Berikut adalah data Arah dan Kecepatan angin hasil pengukuran selama
selama 5 tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 sebelum diolah dengan
menggunakan windrose dan data curah hujan yang ditampilkan dalam tampilan
Excel.
Gambar 4.1. Data arah dan kecepatan angin.
Gambar 4.2. Data curah hujan dalam tampilan Excel
26
B. Analisis Data
Data arah dan kecepatan angin yang diperoleh kemudian diolah dengan
menggunakan wind rose dengan tahapan sebagai berikut :
1. Setelah membuka aplikasi wind rose kemudian klik ok
Gambar 4.3. Tampilan awal aplikasi wind rose
2. Kemudian akan muncul tampilan seperti ini lalu pilih add File
Gambar 4.4. Tampilan aplikasi wind rose
27
3. Setelah file masuk kemudian pilih wind rose maka akan muncul tampilan
seperti ini
Gambar 4.5. Hasil tampilan aplikasi wind rose
C. Hasil
Hasil pengolahan data variasi arah dan kecepatan angin yang diperoleh
dari BMKG selama 5 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai 2013 akan
dihubungkan dengan data curah hujan. Data angin tersebut diolah dengan
menggunakan aplikasi wind rose dimana aplikasi ini menampilkan arah dan
kecepatan angin dalam bentuk diagram mawar angin. Diagram tersebut dalam
penelitian ini menampilkan arah delapan mata angin dengan jangka waktu tiap
3 jam. Waktu pengukuran menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC
= 08.00 WITA Sementara untuk data curah hujan selama 5 tahun juga
ditampilkan dalam bentuk statistik.
28
Adapun hasil pengamatan pada penelitian ini dapat dilihat pada uraian
berikut :
1. Bulan Januari
Pada bulan Januari dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 4.6. Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Januari selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00
UTC – 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan
bahwa angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan
kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Selanjutnya pada
pukul 03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Barat
Daya (BD) hingga Barat dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7
29
knots – 11 knots atau sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC –
09.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur Laut hingga Barat
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Utara hingga Timur Laut dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Pada pukul 12.00 UTC –
15.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots. Sementara Pada pukul 15.00
UTC – 18.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari Utara dengan
kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots. Pada pukul 18.00
UTC – 21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya
hingga Utara dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11
knots. Pada pukul 21.00 UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak bergerak
dari arah Barat Daya hingga Barat dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 4 knots – 7 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan Januari dimana nilai
yang digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel.
Dengan menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE)
dari tiap jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran
menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA.
30
Adapun hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.7 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Januari selama 5 tahun dalam olahan Excel
Dalam gambar diatras dapat dilihat bahwa untuk curah hujan
tertinggi pada bulan Januari terjadi pada pukul 09.00 dengan volume air
hujan
mencapai 402,8 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun
mencapai 80,56 mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah
hujan hasil pengukuran selama 5 tahun selama bulan Januari dengan rentan
waktu tiap 3 jam juga.
2. Bulan Februari
Pada bulan Februari dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
31
Gambar 4.8 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Februari selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Selanjutnya pada pukul
03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur Laut
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots. Sementara dari arah utara dan barat daya
kecepatan maksimum angin mencapai 11 knots – 17 knots atau sekitar 5,5
m/s – 7,5 m/s.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Utara hingga Timur Laut dengan kecepatan maksimum
angin mencapai 7 knots – 11 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC
32
angin lebih banyak bergerak dari arah Utara hinnga Timur Laut dengan
kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Sementara Pada
pukul 15.00 UTC – 18.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari
Utara dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots.
Pada pukul 18.00 UTC – 21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak
dari arah Barat Daya hingga Utara dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 4 knots – 7 knots. Pada pukul 21.00 UTC – 00.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya hingga Barat dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan Februari dimana nilai
yang digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel.
Dengan menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE)
dari tiap jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran
menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun
hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.9 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan Februari
selama 5 tahun dalam olahan Excel
33
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan Februari terjadi pada pukul 09.00 dengan volume air hujan
mencapai 306,3 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai
61,26 mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil
pengukuran selama 5 tahun selama bulan Februari dengan rentan waktu tiap
3 jam juga.
3. Bulan Maret
Pada bulan Maret dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 4.10 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Maret selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
34
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Selanjutnya pada pukul
03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur Laut
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur Laut hingga Timur dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 4 knots – 7 knots. Sementara Pada pukul 15.00 UTC – 18.00
UTC angin masih lebih banyak bergerak dari Barat Daya hingga Barat
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Pada
pukul 18.00 UTC – 21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari
arah Barat Daya hingga Barat dengan kecepatan maksimum angin mencapai
7 knots – 11 knots. Pada pukul 21.00 UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Barat Daya dengan kecepatan maksimum angin mencapai
7 knots – 11 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan Maret dimana nilai
yang digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel.
Dengan menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE)
dari tiap jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran
35
menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun
hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.11 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan Maret
selama 5 tahun dalam olahan Excel
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan Maret terjadi pada pukul 09.00 dengan volume air hujan
mencapai 367,7 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai
73,54 mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil
pengukuran selama 5 tahun selama bulan Maret dengan rentan waktu tiap 3
jam juga.
4. Bulan April
Pada bulan April dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
36
Gambar 4.12 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
April selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Selanjutnya pada pukul
03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 4 knots – 7 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan maksimum angin
37
mencapai 4 knots – 7 knots. Sementara Pada pukul 15.00 UTC – 18.00
UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul 18.00 UTC –
21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya hingga
Barat dengan kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots. Pada
pukul 21.00 UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Barat
Daya dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan April dimana nilai
yang digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel.
Dengan menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE)
dari tiap jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran
menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun
hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.13 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan April
selama 5 tahun dalam olahan Excel
38
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan April terjadi pada pukul 09.00 dengan volume air hujan
mencapai 255,5 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai
51,1 mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil
pengukuran selama 5 tahun selama bulan April dengan rentan waktu tiap 3
jam juga.
5. Bulan Mei
Pada bulan Mei dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 4.14 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Mei selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
39
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Selanjutnya pada pukul
03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur Laut hingga Timur dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 4 knots – 7 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 1 knots – 4 knots. Sementara Pada pukul 15.00 UTC – 18.00
UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul 18.00 UTC –
21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya dengan
kecepatan maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul 21.00
UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan Mei dimana nilai yang
digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel. Dengan
40
menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE) dari tiap
jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran menggunakan
zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun hasil dari
pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.15 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan Mei
selama 5 tahun dalam olahan Excel
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan Mei terjadi pada pukul 21.00 dengan volume air hujan mencapai
154,5 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai 30,9 mm.
Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil pengukuran
selama 5 tahun selama bulan Mei dengan rentan waktu tiap 3 jam juga.
6. Bulan Juni
Pada bulan Juni dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
41
Gambar 4.16 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Juni selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Selanjutnya pada pukul
03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur Laut hingga Timur dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 4 knots – 7 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan maksimum angin
42
mencapai 1 knots – 4 knots. Sementara Pada pukul 15.00 UTC – 18.00
UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul 18.00 UTC –
21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul
21.00 UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan Juni dimana nilai yang
digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel. Dengan
menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE) dari tiap
jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran menggunakan
zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun hasil dari
pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.17 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan Juni
selama 5 tahun dalam olahan Excel
43
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan Juni terjadi pada pukul 21.00 dengan volume air hujan
mencapai 154,5 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai
30,9 mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil
pengukuran selama 5 tahun selama bulan Juni dengan rentan waktu tiap 3
jam juga.
7. Bulan Juli
Pada bulan Juli dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 4.18 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Juli selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
44
maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots. Selanjutnya pada pukul
03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 1 knots – 4 knots. Sementara Pada pukul 15.00 UTC – 18.00
UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul 18.00 UTC –
21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul
21.00 UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan Juli dimana nilai yang
digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel. Dengan
menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE) dari tiap
jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran menggunakan
zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA.
45
Adapun hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.19 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan Juli
selama 5 tahun dalam olahan Excel
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan Juli terjadi pada pukul 21.00 dengan volume air hujan mencapai
246 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai 49,2 mm. Data
curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil pengukuran
selama 5 tahun selama bulan Juli dengan rentan waktu tiap 3 jam juga.
8. Bulan Agustus
Pada bulan Agustus dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
46
Gambar 4.20 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Agustus selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Selanjutnya pada pukul
03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
47
lebih banyak bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum
angin mencapai 4 knots – 7 knots. Sementara Pada pukul 15.00 UTC –
18.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan
kecepatan maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul 18.00
UTC – 21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Utara
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul
21.00 UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan Agustus dimana nilai
yang digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel.
Dengan menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE)
dari tiap jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran
menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun
hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.21 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan Agustus
selama 5 tahun dalam olahan Excel
48
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan Agustus terjadi pada pukul 21.00 dengan volume air hujan
mencapai 88 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai 17,6
mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil
pengukuran selama 5 tahun selama bulan Agustus dengan rentan waktu tiap
3 jam juga.
9. Bulan September
Pada bulan September dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 4.22 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
September selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
49
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots. Selanjutnya pada pukul
03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur Laut hingga Timur dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Utara hingga Timur Laut dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots dari arah Utara. Sementara
Pada pukul 15.00 UTC – 18.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak
dari arah Utara dengan kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots –
7knots. Pada pukul 18.00 UTC – 21.00 UTC angin masih lebih banyak
bergerak dari arah Utara dengan kecepatan maksimum angin mencapai 1
knots – 4 knots. Pada pukul 21.00 UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Barat Daya dengan kecepatan maksimum angin mencapai
4 knots – 7 knots.
50
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan September dimana
nilai yang digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel.
Dengan menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE)
dari tiap jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran
menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun
hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.23 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan September
selama 5 tahun dalam olahan Excel
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan September terjadi pada pukul 09.00 dengan volume air hujan
mencapai 118,8 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai
23,76 mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil
pengukuran selama 5 tahun selama bulan September dengan rentan waktu
tiap 3 jam juga.
51
10. Bulan Oktober
Pada bulan Oktober dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 4.24
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots. Selanjutnya pada pukul 03.00
UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur dengan
kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau sekitar 3,5
m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots.
52
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 4 knots – 7 knots. Sementara Pada pukul 15.00 UTC – 18.00 UTC
angin masih
lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul 18.00 UTC –
21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan
kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots. Pada pukul 21.00
UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan Oktober dimana nilai
yang digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel.
Dengan menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE)
dari tiap jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran
menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun
hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.25
Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Oktober selama 5 tahun dalam olahan Excel
53
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan Oktober terjadi pada pukul 09.00 dengan volume air hujan
mencapai 118,8 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai
23,76 mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil
pengukuran selama 5 tahun selama bulan Oktober dengan rentan waktu tiap
3 jam juga.
11. Bulan November
Pada bulan November dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin. Adapun hasil
yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 4.26 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
November selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
54
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots.. Selanjutnya pada pukul
03.00 UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum
angin mencapai 7 knots – 11 knots. Sementara Pada pukul 15.00 UTC –
18.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Utara dengan
kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7knots. Pada pukul 18.00
UTC – 21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Utara
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 1 knots – 4 knots. Pada pukul
21.00 UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan November dimana
nilai yang digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel.
55
Dengan menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE)
dari tiap jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran
menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun
hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.27 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan November
selama 5 tahun dalam olahan Excel
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan November terjadi pada pukul 09.00 dengan volume air hujan
mencapai 107,2 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai
21,44 mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil
pengukuran selama 5 tahun selama bulan November dengan rentan waktu
tiap 3 jam juga.
12. Bulan Desember
Pada bulan Desember dari tahun 2009 sampai tahun 2013 arah dan
kecepatan angin yang diperoleh dengan pengolahan menggunakan wind rose
ditampilkan dalam bentuk gambar atau diagram mawar angin.
56
Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 4.28 Arah dan kecepatan angin rata – rata di Kota Kendari pada Bulan
Desember selama 5 tahun dalam tampilan wind rose
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa angin pada pukul 00.00 UTC
– 03.00 UTC selama 5 tahun dari tahun 2009 – 2013 menunjukan bahwa
angin lebih dominan bergerak dari arah Barat Daya (BD) dengan kecepatan
maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots. Selanjutnya pada pukul 03.00
UTC – 06.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah Timur Laut
dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7 knots – 11 knots atau
sekitar 3,5 m/s – 5,5 m/s. Pada pukul 06.00 UTC – 09.00 UTC angin lebih
banyak bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 11 knots - 17 knots.
Selanjutnya pada pukul 09.00 UTC – 12.00 UTC angin lebih banyak
bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum angin
mencapai 7 knots – 11 knots. Pada pukul 12.00 UTC – 15.00 UTC angin
lebih banyak bergerak dari arah Timur Laut dengan kecepatan maksimum
angin mencapai 7 knots – 11 knots. Sementara Pada pukul 15.00 UTC –
57
18.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah Barat Daya dengan
kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots. Pada pukul 18.00
UTC – 21.00 UTC angin masih lebih banyak bergerak dari arah arah Barat
Daya dengan kecepatan maksimum angin mencapai 4 knots – 7 knots. Pada
pukul 21.00 UTC – 00.00 UTC angin lebih banyak bergerak dari arah
Barat Daya hingga Barat dengan kecepatan maksimum angin mencapai 7
knots – 11 knots.
Selanjutnya untuk rata-rata curah hujan di Kota Kendari selama 5
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 pada bulan Desember dimana nilai
yang digunakan adalah hasil pengolahan dengan menggunakan Excel.
Dengan menggunakan excel kita menentukan nilai rata-rata (AVERAGE)
dari tiap jam penakaran curah hujan (tiap 3 jam). Waktu pengukuran
menggunakan zona waktu UTC dimana 00.00 UTC = 08.00 WITA. Adapun
hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut
Gambar 4.29 Curah hujan rata – rata di Kota Kendari pada Bulan Desember
selama 5 tahun dalam olahan Excel
58
Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi
pada bulan Desember terjadi pada pukul 09.00 dengan volume air hujan
mencapai 247,2 mm dan rata-rata curah hujan selama 5 tahun mencapai
51,44 mm. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan hasil
pengukuran selama 5 tahun selama bulan Desember dengan rentan waktu
tiap 3 jam juga.
C.1. Variasi Harian Angin di Kota Kendari
Angin merupakan udara yang bergerak karena terdapat perbedaan
tekanan udara secara horizontal. Selain perbedaan tekanan perbedaan
suhu dan kemampuan menerima cahaya juga mampu mengalirkan angin
dari suatu tempat ketempat lain. Hal ini berarti bahwa dalam satu hari
angina tidak hanya bertiup pada satu arah dengan kecepatan yang tetap
tetapi juga bias kesegla arah dengan kecepatan yang berubah-ubah.
Keadaan angin yang seperti itulash yang dinamakan dengan variasi
harian angin.
Dari hasil pengolahan data arah dan kecepatan angin dengan
menggunakan aplikasi wind rose serta data curah hujan dengsn
mengguakan Excel kita bias melihat bahwa di Kota Kendari aktivitas
angin yang bergerak umumnya pada siang sampai sore hari bertiup dari
Timur Laut hingga Tenggara dengan kecepatan angin yang lebih besar
jika dibandingkan dengan aliran angin yang bertiup pada malam hari
dari arah Barat hingga Utara.
59
C.2. Hubungan Variasi Harian Angin dengan Cuirah Hujan
Kejadian hujan atau curah hujan yang terjadi sangat erat
kaitannya dengan aktivitas angin yang bergerak disuatu daerah. Curah
hujan yang terjadi pada suatu daerah selain dipengaruhi oleh factor
monsunal juga dipengaruhi oleh factor local seperti topografi wilayah
srta angina local yang berhembus seperti angina darat dan angina laut.
Di kota Kendari pengaruh variasi angina terhadap curah hujan
umumnya dipengaruhi oleh angina laut dimana hujan hujan umumnya terjadi
pada siang hingga sore hari sedangkan pada malam hari (angina darat) curah
hujan yang terjadi relative kecil. Walaupun dalam keadaan demikian tapi
pengaruh monsunalnya tak pernah diabaikan.
D. Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan arah dan kecepatan angin selama lima
tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 diperoleh bahwa selain dipengaruhi
oleh angin musiman atau angin munson ternyata di Kota Kendari juga
dipengaruhi oleh lokal. Selain dipengaruhi oleh angin musim Asia yang
berhembus dari Asia menuju Australia dan angin
musim Australia yang
berhembus dari Autralia menuju Asia, di Kota Kendari jugta dipengaruhi oleh
angin lokal seperti angin darat dan angin laut serta angin gunung dan angin
lembah.
Perbedaan posisi matahari yang menyinari bumi selama kurun waktu
selama enam bulan dimana pada musim Asia matahari berada di belahan bumi
selatan yang menyebabkan benua Australia musim panas sehingga bertekanan
60
rendah. Sedangkan benua Asia lebih dingin sehingga tekananya tinggi.
Sebaliknya pada musim autralia matahari berada dibelahan bumi utara
sehingga menyebabkan benua Australia musim dingin, sehingga bertekanan
tinggi.
Angin darat dan angin laut adalah salah satu jenis angin lokal yang
menjadi komponen panting dalam penelitian ini. Angin laut adalah angin yang
bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari
pukul 09.00 sampai pukul 16.00 di daerah pesisir pantai. Sedangkan angin
darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari pukul 20.00 sampai dengan pukul 06.00 di
daerah pesisir pantai.
Variasi harian unsur-unsur arah dan kecepatan angin serta curah hujan
selama lima tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 disajikan dalam
pembahasan secara bulanan mulai dari Januari hingga Desember. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara rinci.
1. Bulan Januari
Pada bulan Januari kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada
pukul 09.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 402,8 mm dan
rata-rata curah hujan bulanan mencapai 80,56 mm. Dari data pengamatan
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan dari arah
Utara hingga Timur Laut dan pada jam itu angin yang bergerak adalah
angin laut.
61
2. Bulan Februari
Pada bulan Februari kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada
pukul 09.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 306,3 mm dan
rata-rata curah hujan bulanan mencapai 61,26 mm. Dari data pengamatan
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari
arah Timur Laut dan pada jam itu angin yang bergerak adalah angin laut.
3. Bulan Maret
Pada bulan Maret kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada
pukul 09.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 367,7 mm dan
rata-rata curah hujan bulanan mencapai 73,54 mm. Dari data pengamatan
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari
arah Timur Laut dan pada jam itu angin yang bergerak adalah angin laut
4. Bulan April
Pada bulan Maret kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada
pukul 09.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 255,5 mm dan
rata-rata curah hujan bulanan mencapai 51,1 mm. Dari data pengamatan
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari
arah Utara hingga Timur Laut dan pada jam itu angin yang bergerak
adalah angin laut.
5. Bulan Mei
Pada bulan Maret kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada
pukul 21.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 154,5 mm dan
rata-rata curah hujan bulanan mencapai 30,9 mm. Dari data pengamatan
62
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari
arah Barat Daya dan pada jam itu angin yang bergerak adalah angin darat.
6. Bulan Juni
Pada bulan Juni kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada
pukul 00.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 255,9 mm dan
rata-rata curah hujan bulanan mencapai 51,18 mm. Dari data pengamatan
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari
arah Utara hingga Timur Laut dan pada jam itu angin yang bergerak
adalah angin darat
7. Bulan Juli
Pada bulan Juli kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada pukul
21.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 246 mm dan rata-rata
curah hujan bulanan mencapai 49,2 mm. Dari data pengamatan terlihat
bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari arah
Barat Daya dan pada jam itu angin yang bergerak adalah angin darat.
8. Bulan Agustus
Pada bulan Agustus kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada
pukul 21.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 88 mm dan ratarata curah hujan bulanan mencapai 17,6
mm. Dari data pengamatan
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari
arah Barat Daya hingga Barat dan pada jam itu angin yang bergerak adalah
angin darat.
63
9. Bulan September
Pada bulan September kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi
pada pukul 21.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 69,9 mm dan
rata-rata curah hujan bulanan mencapai 13,98 mm. Dari data pengamatan
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari
arah Barat Daya dan pada jam itu angin yang bergerak adalah angin laut.
10. Bulan Oktober
Pada bulan Oktober kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada
pukul 09.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 118,8 mm dan
rata-rata curah hujan bulanan mencapai 23,76 mm. Dari data pengamatan
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari
arah Barat Daya dan pada jam itu angin yang bergerak adalah angin laut.
11. Bulan November
Pada bulan November kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi
pada pukul 09.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 107,2 mm
dan rata-rata curah hujan bulanan mencapai 21,44 mm. Dari data
pengamatan terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan
bergerak dari arah Timur Laut dan pada jam itu angin yang bergerak
adalah angin laut.
12. Bulan Desember
Pada bulan Desember kita melihat bahwa hujan tinggi terjadi pada
pukul 09.00 UTC dengan jumlah curah hujan mencapai 257,2 mm dan
rata-rata curah hujan bulanan mencapai 51,44 mm. Dari data pengamatan
64
terlihat bahwa curah hujan tinggi terjadi saat angin dominan bergerak dari
arah Timur Laut dan pada jam itu angin yang bergerak adalah angin laut.
Selanjutnya untuk curah hujan bulanan Kota Kendari selama 5 tahun
dari tahun 2009 sampai tahun 2013 kita melihat bahwa curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan juli dengan jumlah curah hujan mencapai 1532,2 mm
dengan rata-rata curah hujan bulanan selama 5 tahun mencapai 364,04 mm.
Gambar 4.30 Curah hujan rata-rata di Kota Kendari selama 5 tahun dari
tahun 2009 sampai tahun 2013 dalam olahan Excel
Musim hujan berlangsung dari Oktober hingga Maret dan musim
kemarau berlangsung dari bulan April hingga bulan September. Sementara
jika kita melihat uraian diatas seharusnya pada bulan Juli di mKota Kendari
adalah musim kemarau yang artinya kalaupun ada curah hujan jumlahnya
tidak akan tinggi. Dengan demikian kita bisa melihat bahwa selain faktor
angin musiman terjadinya hujan di Kota Kendari juga dipengaruhi oleh
topografi wilayah dan angin lokal.
65
Dalam penelitian menggunakan waktu dalam UTC (Universal Time
Coordinated) yang mana UTC itu sendiri pada dasarnya sama dengan GMT
(Greenwich Mean Time) Kota Kendari merupakan daerah yang berada
diwilayah Indonesia bagian tengah yang mana dalam pembagian waktunya
wilayah Indonesia bagian tengah itu berada pada GMT + 8. Hal ini
mengartikan bahwa saat waktu yang digunakan dalam penelitin ini
menunjukan pukul 00:00 UTC itu berarti bahwa di Kota Kendari waktunya
sama dengan pukul 08:00 WITA karena akibat pengaruh pembagian waktu
tersebut.
Angin merupakan udara yang bergerak dimana arah angin
dinyatakan dalam satuan derajat dan kecepatannya dinyatakan dalam dalam
Satuan Internasional dan sering menggunakan tabel atau skala yang dikenal
dengan sebutan Skala Beaufort dengan satuan Knots yang mana knots inilah
yang membedakan jenis angin yang terjadi. Sementara dalam dunia Fisika
untuk mengukur kecepatan itu sering menggunakan satuan km/jam dan
meter per sekon (m/s). Jika dikonversikan dari knots ke km/jam ataupun m/s
maka nilainya adalah 1 knots = 0,51 m/s atau sebesar 1,85 km/hr.
Selanjutnya untuk kejadian hujan yang terjadi jika dihubungkan
dengan kecepatan angin itu sendiri,dalam skala luas kemungkinan untuk
berpengaruhnya kecepatan angin terhadap curah hujan sangat kecil. hal ini
dikarenakan faktor terjadinya hujan dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti
suhu,tekanan, kelembaban udara arah angin dan lain sebagainya. Namun
untuk skala lokal dengan mengetahui pola angin lokal disuatu daerah bisa
66
menjadi pemicu terjadinya hujan. Misalnya angin laut yang menuju daratan
yang sempit akan menimbulkan golakan angin yang akan memicu terjadinya
pertumbuhan awan-awan hujan.
Secara teknis meteorologi musim hujan dapat dianggap mulai terjadi
apabila curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) dan diikuti beberapa
dasarian berikutnya secara berturut telah melebihi 50 mm perdasarian dan
berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah
tinggi kondisinya dianggap sebagai perlaihan musim (pancaroba).
Sementara untuk musim kemarau untuk dapat dikatakan mulainya musim
kemarau apabila curah hujan perbualan dan diikuti beberapa dasarian secara
berturut.
Namun beberapa tahun terakhir perubahan iklim dirasakan sedikit
berubah. Siklus peralihan musim umumnya terjadi setiap enam bulan sekali.
Sekalipun terjadi perubahan dalam siklus pergantian musim (pancaroba),
tidak akan mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Transisi perlalihan
musim hanya satu sampai dua bulan lebih cepat atau sebaliknya. Hal ini
menunjukan bahwa perubahan siklus sangat terganrtung dari masa kedua
musim tersebut. Kalau musim kemarau lebih panjang maka transisinya agak
mundur. Sementara apabila musim kemaraunya pendek maka bulannya agak
maju. Sebagaimana daerah - daerah lain di Indonesia, Kota Kendari dikenal
dua musim yakni musim kemarau dan musim penghujan. Kedua musim ini
sangat dipengaruhi oleh arus angin yang berhembus di atas wilayah Kota
Kendari.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1.
Variasi harian angin yang terjadi di kota kendari sepanjang tahun pada
siang sampai sore hari umumnya bertiup dari Timur Laut hingga Tenggara
(angin laut) dengan kecepatan angin lebih besar sedangkan pada malam
hari angin lebih dominan bertiup dari
Barat hingga Utara dengan
kecepatan angin relatif kecil.
2.
Pengaruh variasi angin terhadap curah hujan di Kota Kendari umumnya
lebih dipengaruhi oleh angin laut dimana curah hujan umumnya terjadi
pada siang dan sore hari sedangkan pada malam hari (angin darat) curah
hujan yang terjadi relatif kecil.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang ingin penulis
sampaikan
1. Untuk peneliti selanjutnya agar dalam mengolah data angin dengan
menggunakan aplikasi windrose dapat dikembangkan untuk penelitian
dalam perencanaan pembuatan dermaga pelabuhan dan bandar udara.
2. Untuk para pembaca dengan mengetahui kondisi cuaca lokal suatu daerah
agar masyarakat lebih mempersiapkan diri akan terjadinya hujan ataupun
angin kencang.
68
DAFTAR PUSTAKA
Bayong. 1999. Tiga Daerah Iklim Indonesia. http://kadarsah.wordpress.com
/2007/ 06/29/tiga-daerah-iklim-indonesia/. Diakses pada tanggal 20
November 2014.
Dahlia. 2012. Analisa Variasi Angin Permukaan Di Bandara Gewayantana
Larantuka Menggunakan Metode Wind Rose. Akademi meteorologi
dan Geofisika. Tangerang.
Darwinsyah, 2012. Analisa Variasi Angin Permukaan dengan Menggunakan
Metode Wind Rose di Lanud Maimun Saleh Sabang dari Tahun 20062010. Akademi Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
George Lainata, R. 2012. Analisa Arah dan Kecepatan Angin di Bandara
Pattimura Ambon Periode 2004-2011. Akademi Meteorologi dan
Geofisika. Jakarta.
http://Ffpk.unair.ac.id%2Fwebo%Fkuliah.pdf/2FANGIN/Compatibility.pdf.
Diakses pada tanggal 1 Desember 2014.
http://kendari.bpk.go.id/ wp-content/uploads/ 2009/11/kendari.jpg. Diakses pada
tanggal 20 November 2014.
http://kendari.bpk.go.id /wp-content/uploads/ 2009/11/kendari.jpg. Diakses pada
tanggal 25 November 2014.
http://sultra.bpk.go.id/indekx.php?option=com_wrapper&Itemid=93.Diakses pada
tanggal 21 November 2014.
http://sultra.bpk.go.id/indekx.php?option=com_wrapper&Itemid=93.Diakses pada
tanggal 23 November 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19244/4/Chapter%2011.pdf.
Diakses pada tanggal 25 November 2014.
http://www.academia.edu/10024176/kajian_proses_terjadinya_hujan_dalam_pers
pektif_fisika.pdf. Diakses pada tanggal 25 Februari 2016.
Lang
A,2014.atmospheric
and
oceanic
sciences,
http://wwwe.aos.wisc.edu/aalopez/aos101/wk10.html#vertical.
Diakses pada tanggal 25 November
Prawirowardoyo, Susilo. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
69
Putra,
Pamungkas. 2006. Pola
http://www.kalstik.
Umum
Curah
Hujan
di
Indonesia.
Shawaludin, A. 2012. Analisis Potensi Crosswind di Bandara El-Tarik Kupang.
Akademi Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Tjasyono, Bayong. 2006. Meteorologi Indonesia Volume I. Badan Meteorologi
dan Geofisika. Bandung.
Wyrtki, K. 1987. Physical Oceanography of Southeast Asean Waters. Naga
Report N,I. 2. The university of California, La Jolla, California.
Zaenuddin.2012. Analisa Variasi Harian Unsur Cuaca di Stasiun Meteorologi
Andi Jemma Masamba Tahun 2009-2010. Akademi Meteorologi dan
Geofisika. Jakarta.
LAMPIRAN 1
Bulan Januari
70
LAMPIRAN 2
Bulan Februari
71
LAMPIRAN 3
Bulan Maret
72
LAMPIRAN 4
Bulan April
73
LAMPIRAN 5
Bulan Mei
74
LAMPIRAN 6
Bulan Juni
75
LAMPIRAN 7
Bulan Juli
76
LAMPIRAN 8
Bulan Agustus
77
LAMPIRAN 9
Bulan September
78
LAMPIRAN 10
Bulan Oktober
79
LAMPIRAN 11
Bulan November
80
LAMPIRAN 12
Bulan Desember
81
Lampiran 13
Gambar Rata-rata Curah Hujan Dari Tahun 2009 sampai 2013 di Kota
Kendari
Bulan Januari
Bulan Februari
82
Lampiran 14
Gambar Rata-rata Curah Hujan Dari Tahun 2009 sampai 2013 di Kota
Kendari
Bulan Maret
Bulan April
83
Lampiran 15
Gambar Rata-rata Curah Hujan Dari Tahun 2009 sampai 2013 di Kota
Kendari
Bulan Mei
Bulan Juni
84
Lampiran 16
Gambar Rata-rata Curah Hujan Dari Tahun 2009 sampai 2013 di Kota
Kendari
Bulan Juli
Bulan Agustus
85
Lampiran 17
Gambar Rata-rata Curah Hujan Dari Tahun 2009 sampai 2013 di Kota
Kendari
Bulan September
86
Bulan Oktober
Lampiran 18
Gambar Rata-rata Curah Hujan Dari Tahun 2009 sampai 2013 di Kota
Kendari
Bulan November
Bulan Desember
87
Lampiran 19
Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kota Kendari selama 5 tahun dari tahun 2009
sampai 2013
88
Download
Study collections