badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika stasiun meteorologi

advertisement
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA
Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB
Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123
Email : [email protected]
BMKG
ANALISIS ANGIN KENCANG DI KOTA BIMA
TANGGAL 08 NOVEMBER 2016
I.
INFORMASI HUJAN EKSTREM
LOKASI
Kota Bima
TANGGAL
DAMPAK
Selasa, 08 November 2016 Pukul (15.00-16.00 Wita)
 Satu pohon Beringin tumbang menimpa 1 kios dan Sepeda motor di Jl.
Martadinata Kel. Tanjung
 Satu pohon Mangga Tumbang menimpa rumah Penduduk
II.
DATA CURAH HUJAN
POS HUJAN
Curah hujan terukur (mm)
8 November 2016
Keterangan
Asakota Jatiwangi
-
Tidak hujan
Asakota Kolo
-
Tidak Hujan
Raba
-
Tidak Hujan
Rasanae Timur
34
Hujan Sedang
III.
ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR
1. SST dan Anomali
KETERANGAN
Data model analisis SST tanggal 9 November 2016 menunjukkan
bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia khususnya
perairan Pulau Sumbawa hangat berkisar 30 – 32°C. Analisis anomali
SST tanggal 9 November 2016 bernilai positif 1.0 s/d 2.0°C di perairan
selatan dan utara Pulau Sumbawa.
2. SOI dan NINO 3.4
nilai indeks NINO 3.4 yang dilihat berdasarkan data anomali suhu
muka laut di Pasifik tengah mengalami pendinginan sehingga wialyah
Indonesia mendapatkan suplai uap air dari Pasifik tengah. Sedangkan
Nilai Indeks Osilasi Selatan adalah -5,7, kondisi ini menunjukkan
bahwa aktifitas elnino maupun lanina termasuk dalam kategori netral.
3. Indeks Monsoon, Indeks Monsoon Australia menunjukkan nilai negatif (-4 hingga -6),
MJO dan OLR
artinya indikasi monsoon asutralia sedang giat, sehingga arah angin
dominan angin timuran dengan kecepatan mencapai 6 m/s atau sekitar
12 knot pada ketinggian 850 mb.
Madden Julian Osilasi berada pada kuadran 6. MJO tidak aktif di
wilayah perairan Indonesia.
Anonali OLR menunjukkan nilai 10 sampai 30. Nilai tersebut
menunjukkan wilayah Bima tidak berpotensi terjadi pertumbuhan
awan
4. Pola Tekanan
Data analisis medan tekanan 8 November 2016 menunjukkan adanya
Beberapa tekanan rendah di Samudera Pasifik, Samudera Hindia dan
beberapa di Benua Australia. Terdapat palung di Wilayah Pulau
Sumbawa dengan tekanan permukaan laut berkisar antara 1007 –
1012 mb. Kondisi ini berpotensi terjadinya cuaca buruk di wilayah
Pulau Sumbawa.
5. Pola Angin
Dari analisis medan angin lapisan 3000 kaki tanggal 8 November 2016
masa udara di wilayah Bima berasal dari tekanan tinggi di Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik, yang artinya wilayah Bima mendapatkan
pasokan uap air yang cukup dalam proses pertumbuhan awan.
Pertemuan angin (konvergensi) di Laut Jawa, Selat Karimata,
Gorontalo, Maluku Utara, Pulau Halmahera, Jawa Timur, Bali dan Nusa
Tenggara Barat. Belokan angin (sheraline) di Sepanjang Pulau
Sumatera, Sulawesi Tengah. Kedua kondisi tersebut (konvergensi dan
shearline) berpotensi terjadinya hujan dan angin kencang.
6. Indeks
Stabilitas Showalter Indeks tanggal 7 November 2016 menunjukkan nilai -1.
(SI, KI, dan LI)
Kondisi tersebut merupakan kondisi atmosfer yang sedang tidak stabil
dan berpeluang terjadinya pertumbuhan awan konvektif.
K-Indeks menunjukkan nilai +35. Kondisi tersebut menunjukkan
berpotensi konveksi sedang.
Lifted Indeks menunjukkan nilai -1. Kondisi tersebut berpeluang
terjadinya pengangkatan masa udara yang berpotensi terjadinya Petir
(Thunderstrom).
Kondisi ketidakstabilan atmosfer sudah terlihat satu hari sebelum
kejadian angin kencang di wilayah Bima.
7. Kelembapan Relatif Kelembapan relatif di Pulau Sumbawa pada lapisan 850mb bernilai 4050%, lapisan 700mb bernilai 50-60%. Kondisi kelembapan
menunjukkan bahwa kondisi udara di wilayah Bima tidak terlalu
lembap hingga lapisan 700mb, tetapi memungkinkan untuk terjadinya
pertumbuhan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus.
8. Citra Satelit Cuaca
1. Analisa citra satelit himawari wilayah NTB tanggal 8 November
2016 pukul 06.40 UTC (14.40 Wita) terlihat adanya pertumbuhan
awan Cumulonimbus (Cb) di Kecamatan Lambitu. Pukul 06.50 UTC
(14.50 Wita) pertumbuhan awan Cb semakin meluas ke wilayah
Kecamatan Palibelo dan Belo. Pukul 07.50 UTC (15.50 Wita)
pergerakan awan Cb menyebar hampir di seluruh Kota Bima,
Kabupaten Bima dan Dompu, hingga 08.30 UTC (16.30 Wita)
meluas ke seluruh Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu. Pukul
10.20 UTC (18.20 Wita) sel Cb semakin meluas hingga menutupi
hampir seluruh pulau Sumbawa. Awan Cb mulai meluruh untuk
wilayah kabupaten Bima dan Dompu pada pukul 13.20 UTC (20.20
WITA).
2. Berdasarkan suhu puncak awan dari gambar citra satelit, tampak
adanya liputan awan dengan suhu puncak mencapai -69 °C tidak
menutup kemungkinan merupakan awan jenis Cumulonimbus yang
berpotensi mengakibatkan hujan lebat dan angin kencang berdurasi
singkat pada siang hari di kota Bima.
9. Citra Radar Stasiun Analisa citra radar tanggal 8 November 2016 pukul 06.40 UTC (14.40
Meteorologi
M. Wita)terlihat ada pertumbuhan Cumulonimbus (Cb) di wilayah
Salahuddin Bima
Kecamatan Palibelo, Belo, Labitu dan Kilo. Pukul 07.00 UTC (15.00
Wita) pergerakan dan pertumbuhan awan semakin meluas di
Kecamatan Mpunda, Raba, Rasanae Timur, Woja, Pajo. Pukul 07.20
UTC (15.20 Wita) terlihat aktivitas awan Cb meningkat dilihat dari nilai
reflektifitas mencapai 55 dbZ. Dilihat dari velocity pada pukul 15.20
Wita adanya pertemuan angin di wilayah Kota Bima dan Kecamatan
Dompu yang mengakibatkan terjadinya angin kencang disertai hujan
dengan intensiitas Lebat. Analisis velocity vertical cut pada pukul
15.20 Wita kecepatan angin di Kota Bima yang terdeteksi oleh citra
radar mencapai 56 km/jam atau 30 knot. Kondisi tersebut meluruh
hingga pukul 07.50 Wita baik di Kota Bima, maupun Kecamatan
Dompu, Woja, Madapangga yang terkena langsung dapat hujan lebat
disertai angin kencang.
10. Analisa hodograph Analisa hodograph tanggal 8 November 2016 pukul 00.00 UTC
(Pilot Balon) di Stasiun menunjukkan perputaran anti siklonik di lapisan bawah hingga lapisan
Meteorologi
M. 925 mb yang artinya adanya pergerakan masa udara dingin secara
Salahuddin Bima
horizontal. Kondisi atmosfer dari lapisan permukaan hingga lapisan
850mb dalam kondisi labil. Analisa Hodograph pukul 06.00 UTC
menunjukkan perputaran anti sikolonik dengan kondisi masa atmosfer
dalam keadaan netral. Dari kedua analisa hodograph (00.00 & 06.00
UTC) menunjukkan peluang untuk pertumbuhan awan secara
horizontal adalah kecil.
IV.
KESIMPULAN
 Berdasarkan analisis cuaca skala Global, Suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia
relatif cukup hangat dalam meningkatkan potensi pertumbuhan awan konvektif.
 Berdasarkan analisis regional, Pola tekanan terlihat palung di Wilayah Nusa Tenggara Barat
yang berpotensi terjadinya cuaca buruk. Pola angin (streamlines) menunjukkan konvergensi
(pertemuan angin) di wilayah Nusa Tenggara Barat. Beberapa indeks stabilitas terlihat
potensi konveksi tingkat sedang dengan kelembapan udara yang cukup dalam proses
pertumbuhan awan konvektif.
 Berdasarkan analisis lokal, citra radar terpantau pertemuan angin (konvergensi) di Kota
Bima dan Kecamatan Dompu dari pukul 15.20 hingga 15.40 Wita dengan kecepatan angin
yang terdeteksi oleh radar mencapai 30 Knot. Berdasarkan analisis hodograp peluang untuk
terjadinya pertumbuhan awan secara horizontal kecil.
 Angin kencang dan hujan dengan intensitas lebat Tanggal 8 November terjadi karena adanya
pertemuan angin (konvergensi) baik dalam skala regional maupun skala lokal.
V.
PROSPEK KEDEPAN
Untuk 1-3 hari ke depan, perlu di waspadai terjadi angin kencang secara tiba-tiba dengan
durasi yang singkat di sertai hujan dengan intensitas sedang di wilayah kecamatan Bima dan
Dompu
VI.
PERINGATAN DINI
WAKTU
ISI PERINGATAN DINI
LAMPIRAN :
Gambar 1 Suhu Muka Laut tanggal 9 November 2016
Gambar 2 Anomali Suhu Muka Laut tanggal 9 November 2016
F
Ga
Gambar 3 indeks SOI (kiri) dan indeks NINO 3,4 (kanan)
Gambar 4 MJO (Kiri), Anomali OLR (Kanan) dan Indeks monsoon (Bawah)
Gambar 5 Analisis MSLP tanggal 8 November 2016
Gambar 6 Analisis angin Gradien tanggal 8 November 2016
Gambar 7 SI (Kiri), KI (Kanan) dan LI (Bawah) tanggal 7 November 2016
Gambar 8 Kelembaban relatif lapisan 850mb (kiri) dan 700mb (kanan) tgl 8 Nov 2016
a. 06.40 UTC (14.40 WITA)
d. 08.10 UTC (16.10 WITA)
b. 06.50 UTC (14.50 WITA)
e. 10.20 UTC (18.20 WITA)
c. 07.50 UTC (15.50 WITA)
f. 13.20 (20.20 WITA)
Gambar 9 Citra Satelit
Gambar 11 Citra Radar 06.40UTC (14.40Wita) (Kiri) dan 07.00UTC (15.00Wita) (Kanan)
Gambar 12 Citra Radar 07.20UTC (15.20Wita) (Kiri), Velocity 07.20UTC (15.20Wita) (Kanan)
dan 07.50UTC (15.50Wita) (Bawah)
Gambar 13 Peringatan Dini Cuaca pada grup siaga bencana Bima Dompu via Whatsapp Messenger
Bima, 9 November2016
KEPALA STASIUN METEOROLOGI
M. SALAHUDDIN BIMA
PRAKIRAWAN
DARYATNO, SP, MP
NIP. 196805021990031003
SURYA TRI DARMA PUTRA
NIP. 198803222009111001
Download