TINJAUAN SECARA METEOROLOGI TERKAIT - E

advertisement
TINJAUAN SECARA METEOROLOGI TERKAIT BENCANA BANJIR BANDANG
SIBOLANGIT TANGGAL 15 MEI 2016
I.
PENDAHULUAN
Merdeka.com - Bencana banjir bandang dan tanah longsor dilaporkan terjadi di
kawasan wisata Air Terjun Dua Warna di Sibolangit, Deli Serdang, Sumut, Minggu (15/5)
sore. Sebanyak 20-an wisatawan yang rekreasi di sana dikabarkan masih hilang. Berdasarkan
informasi dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Deli Serdang,
diperkirakan terdapat 76 wisatawan yang berkunjung ke lokasi itu.
TRIBUN-MEDAN.com – Sebanyak 21 mahasiswa dikabarkan menghilang saat
melakukan perjalanan ke Air Terjun Dua Warna usai hujan deras melanda kawasan
perkemahan Sibolangit,
Kabupaten
Deliserdang.
Sebelumnya
air
sungai
di
kawasan Sibolangit meluap, sehingga mengakibatkan banjir di beberapa tempat termasuk di
daerah wisata Penatapan, di wilayah perbatasan Kabupaten Karo dan Deliserdang.
Gambar 1. Air meluap membanjiri badan jalan Medan-Berastagi (sumber: medan.tribunnews.com)
Bencana banjir bandang yang terjadi di wilayah Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang
yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karo provinsi Sumatera Utara pada 15 Mei
2016 diindikasikan terkait dengan hujan lebat yang terjadi di wilayah tersebut dan sekitarnya
pada hari itu. Oleh karena itu, diperlukan adanya tinjauan dari sisi meteorologi terkait hujan
lebat yang terjadi untuk mengetahui kondisi atmosfer pada saat hari terjadinya bencana.
II. ANALISIS DARI SISI METEOROLOGI
II.1 CURAH HUJAN POS PENGAMATAN
Tabel 1. Curah Hujan Tiap Pos Pengamatan Sekitar Wilayah Sibolangit
Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali
II.2 ANALISIS ANGIN
Gambar 2. Analisis Streamline (sumber: www.bom.gov.au)
Dari analisis angin menggunakan streamline terlihat bahwa pada tanggal 15 Mei 2016
jam 00.00 UTC dan tanggal 15 Mei 2016 jam 12.00 UTC terdapat daerah pusat tekanan
rendah (Low Pressure Area) di wilayah Samudera Hindia sebelah barat daya dan barat laut
Sumatera. Hal ini mengakibatkan massa udara dari Asia dan Indonesia bergerak menuju
pusat tekanan rendah tersebut dan melewati wilayah Sumatera Utara sehingga terjadi
penumpukan massa udara di wilayah Sumatera Utara. Pada tanggal 15 Mei 2016 jam 12.00
UTC terlihat adanya konvergensi di sebelah utara Sumatera Utara yang sangat berpotensi
untuk terbentuknya awan-awan yang dapat mengakibatkan hujan lebat.
II. 3
PROFIL TEMPERATURE DAN RH LAPISAN ATAS
TANGGAL 15 MEI 2016 JAM 00.00 UTC
Gambar 3. Profil Temperature dan Relative Humidity Lapisan Atas
Berdasarkan analisis keadaan atmosfer secara vertikal terlihat pada umumnya di
wilayah Sumatera Utara (wilayah dalam lingkaran biru), khususnya di Sibolangit pada
tanggal 15 Mei 2016 jam 00.00 UTC keadaan temperature pada lapisan atas menunjukkan
bahwa semakin tinggi lapisan maka keadaan temperature semakin rendah. Pada lapisan
500mb dan 200mb temperature sudah mencapai dibawah 0oC. Keadaan kelembaban (Relative
Humidity) pada hari tersebut terlihat nilai RH lapisan atas berkisar antara 50%-100%. Nilai
RH paling tinggi terlihat di lapisan 500mb. Hal ini mengindikasikan bahwa pada saat itu
keadaan atmosfer di wilayah Sumatera Utara khususnya di Sibolangit cukup basah sehingga
sangat memungkinkan untuk terjadinya hujan.
II.4 ANALISIS CITRA SATELIT DAN CITRA RADAR
II.4.1 ANALISIS CITRA SATELIT
Analisis citra satelit menggunakan MTSAT Himawari 8 IR (Gambar 4) terlihat bahwa
awan yang diindikasikan sebagai awan-awan konvektif (Cumulonimbus) mulai ada sekitar
pukul 06.00 UTC di wilayah Sibolangit dan sekitarnya. Awan-awan tersebut semakin
bertumbuh banyak pada jam-jam berikutnya. Pada jam 07.00UTC awan-awan konvektif
tersebut terlihat semakin aktif pertumbuhannya di wilayah Sibolangit dan semakin meluas.
Pada jam 10.00 UTC wilayah cakupan awan-awan konvektif tersebut pun semakin luas
bahkan sudah sampai Sumatera Utara bagian utara hingga ke Aceh. Mulai pukul 11.30 UTC
awan-awan tersebut sudah mulai tampak hilang dari wilayah Kabupaten Karo, Kabupaten
Deli Serdang, dan sekitar jam 12.00 UTC sudah mulai hilang pula di wilayah Sumatera Utara
bagian utara.
Gambar 4. Citra Satelit MTSAT Himawari 8 IR tanggal 15 Mei 2016
II.4.2 ANALISIS CITRA RADAR
06.50 UTC
07.00 UTC
07.10 UTC
Gambar 5. Citra Radar CMAX(z) tanggal 15 Mei 2016
Analisis citra radar dilakukan dengan menggunakan produk CMAX(z). Pada citra
radar CMAX(z) yang dihasilkan terlihat adanya nilai reflektivitas dengan nilai yang cukup
tinggi disekitar wilayah Sibolangit. Pada jam 06.50UTC terlihat adanya echo dengan nilai
berkisar antara 38dBz-58dBz, pada jam 07.00 UTC sekitar 38dBz-63dBz dan jam 07.10
sekitar 33dBz-58dBz. Setelah dilakukan crossection (Gambar 6) jam 07.00 UTC terlihat
adanya reflektivitas yang tinggi sekitar 58dBz-63dBz pada ketinggian 2,5 – 5 km di sekitar
wilayah Sibolangit. Hal tersebut mengindikasikan di wilayah tersebut terdapat awan-awan
yang tumbuh tinggi atau awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan dengan intensitas
sedang hingga lebat.
Gambar 6. Crossection Citra Radar CMAX(z)
Tanggal 15 Mei 2016 jam 07.00UTC
III. KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis terhadap beberapa parameter cuaca, terlihat bahwa pada
tanggal 15 Mei 2016 adanya konvergensi di sekitar wilayah Sumatera Utara bagian utara
menyebabkan besarnya potensi untuk terbentuk awan-awan konvektif di wilayah tersebut,
selain itu juga akibat adanya pusat tekanan rendah di wilayah Samudera Hindia sebelah barat
laut Sumatera menyebabkan banyaknya arus udara yang melewati Sumatera Utara sehingga
terjadi penumpukan massa udara di wilayah itu. Profil vertikal juga menunjukkan keadaan
atmosfer di wilayah Sibolangit dan sekitarnya berada dalam keadaan yang cukup basah yang
berarti ketersediaan uap airnya cukup tinggi, analisis citra satelit pun menunjukkan adanya
awan-awan dengan suhu puncak awan yang cukup rendah yang diindikasikan sebagai awan
Cumulonimbus mulai dari siang hingga malam hari. Hal tersebut didukung oleh citra radar
yang menunjukkan adanya awan konvektif yang mencapai tinggi sekitar 5.000 m yang
semakin memperkuat kehadiran awan Cumulonimbus di wilayah tersebut. Semua parameter
tersebut sangat mendukung untuk dapat terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga
lebat disertai angin kencang di wilayah Sibolangit dan sekitarnya. Pos hujan di sekitar
wilayah Sibolangit juga mencatat hujan yang terjadi tanggal 15 Mei 2016 paling tinggi
sebanyak 53 mm di Tongkoh yang sudah termasuk dalam kategori hujan ekstrim, di pos
hujan Hutagadung sebanyak 9 mm, dan pos hujan Dinas Pertanian Kabanjahe sebanyak 20
mm. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hujan lebat yang terjadi di wilayah
Sibolangit dan sekitarnya pada tanggal 15 Mei 2016 menjadi salah satu pemicu terjadinya
banjir bandang di wilayah itu.
Download