Revitalisasi Industri Pariwisata Melalui Komunikasi - E

advertisement
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
Revitalisasi Industri Pariwisata Melalui
Komunikasi Pemasaran Terpadu Berbasis Online
Di Kota Bandung
Iwan Koswara
Universitas Padjadjaran, [email protected]
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya
yang besar yang memberikan modal besar bagi sektor pariwisata. Pariwisata sendiri
merupakan salah satu sektor yang menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi
negara. Dengan potensi wisata alam dan budaya yang begitu besar, pariwisata Indonesia
menjadi salah satu penyumbang devisa yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Pariwisata merupakan sektor yang prospektif dengan kenaikan realisasi investasi relatif
cukup besar. Kenaikan ini didukung dengan rencana pemerintah merevisi Perpres 39
tahun 2014 mengenai bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka untuk
penanaman modal (Bkpm. 2017). Bandung sebagai salah satu kota kreatif menyimpan
banyak destinasi wisata yang dapat memikat ribuan bahkan jutaan wisatawan untuk
mengunjunginya. Akan tetapi, keunikan atau unique selling point (USP) pariwisata
Bandung dinilai belum dapat terekspose atau dikenal dengan baik. Oleh karenanya,
revitalisasi industri pariwisata melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu
(integrated marketing communication) berbasis online penting untuk dilakukan, hal ini
dikarenakan IMC dapat membentuk identitas merk yang kuat di pasar dengan mengikat
bersama dan memperkuat semua citra dan pesan komunikasi yang disampaikan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif; yaitu proses
penyelidikan untuk memahami masalah sosial/manusia, berdasarkan penggambaran
holistik atas permasalahan yang dihadapi. Hasil kajian menunjukkan bahwa peran
komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication) berbasis online
amat besar dalam upaya promosi pariwisata Kota Bandung.
Kata Kunci : Industri Pariwisata, Komunikasi Pemasaran, Bandung.
ABSTRACT
Indonesia is a country that has a wealth of natural resources and a great culture that
provides large capital for the tourism sector. Tourism itself is one sector that becomes the
driving force in the country's economic growth. With the potential of nature and culture
so great, Indonesia tourism became one of the major foreign exchange contributors to the
Indonesian economy. Tourism is a prospective sector with relatively large increase of
investment realization. This increase is supported by the government's plan to revise
Presidential Decree 39 of 2014 on closed business fields and open business fields for
investment (Bkpm 2017). Bandung as one of the creative cities keep many tourist
destinations that can lure thousands and even millions of tourists to visit it. However, the
uniqueness or unique selling point (USP) of Bandung tourism is considered not to be
exposed or well known. Therefore, the revitalization of the tourism industry through an
integrated online marketing communications approach is important to do, this is because
IMC can establish a strong brand identity in the market by binding together and
strengthening all the images and communication messages delivered. This research uses
qualitative descriptive research method; Namely the process of inquiry to understand the
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
131
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
social / human problem, based on the holistic description of the problems encountered.
The result of the study shows that the role of integrated marketing communication
(integrated marketing communication) based online is very big in the effort of Bandung
tourism promotion.
Keywords: Tourism Industry, Marketing Communications, Bandung.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang
memiliki kekayaan sumber daya alam
dan budaya yang dapat memberikan
modal besar bagi sektor pariwisata.
Pariwisata sendiri merupakan salah satu
sektor yang menjadi motor penggerak
dalam pertumbuhan ekonomi negara.
Dengan potensi wisata alam dan budaya
yang begitu besar, pariwisata Indonesia
menjadi salah satu penyumbang devisa
yang besar bagi perekonomian Indonesia
(bkpm.go.id).
Indonesia merupakan negara yang amat
menarik untuk dikunjungi wisatawan
asing.
Akan
tetapi,
Pemerintah
Indonesia tidak berhasil menarik jumlah
turis asing yang besar. Memang betul
bahwa Indonesia mungkin mencapai
targetnya untuk menyambut 10 juta turis
asing di 2015, namun angka ini jauh
lebih rendah dari jumlah turis yang
mengunjungi negara-negara tetangga
Singapura (15 juta) atau Malaysia (27
juta). Industri pariwisata merupakan
salah satu sektor ekonomi terpenting di
Indonesia. Penting bagi industri
pariwisata
Indonesia
untuk
meningkatkan
kontribusinya
pada
produk domestik bruto (PDB) karena hal
ini akan memicu lebih banyak
pendapatan devisa (karena setiap turis
asing menghabiskan rata-rata antara
1.100 dollar AS sampai 1.200 dollar AS
per kunjungan) dan juga menyediakan
kesempatan kerja untuk masyarakat
Indonesia (berdasarkan data terakhir dari
Badan
Pusat
Statistik,
tingkat
pengangguran di negara ini mencapai
5,81% di Februari 2015). Diperkirakan
bahwa hampir 9% dari total angkatan
kerja nasional dipekerjakan di sektor
pariwisata (indonesia-investment.com,
2016).
Di bawah ini penulis menyajikan data
kunjungan wisatawan asing ke Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir yang
diperoleh Badan Pusat Statistik (BPS)
dari Januari 2013 hingga 2016. Terjadi
peningkatan jumlah pengunjung secara
signifikan dari antara tahun 2015 hingga
tahun 2016.
Tabel 1.
Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing ke
Indonesia dari Tahun 2013-2016
Bulan
Januar
i
Februa
ri
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agust
us
Septe
mber
Oktob
er
Nove
mber
Desem
ber
Total
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
Touri
st
Arriv
als
2013
614,3
28
678,4
15
725,3
16
646,1
17
700,7
08
789,5
94
717,7
84
771,0
09
770,8
78
719,9
00
807,4
22
766,9
66
8,802,
129
Tour
ist
Arriv
als
2014
753,
079
702,
666
765,
607
726,
332
752,
363
851,
475
777,
210
826,
821
791,
296
808,
767
764,
461
915,
334
9,43
5,41
1
Touri
st
Arriv
als
2015
723,0
39
786,6
53
789,5
96
749,8
82
793,4
99
815,1
48
814,2
33
850,5
42
869,1
79
825,8
18
777,9
76
913,8
28
9,729
,350
Touris
t
Arriva
ls
2016
814,30
3
888,30
9
915,01
9
901,09
5
915,20
6
857,65
1
1,032,
741
1,031,
986
1,006,
653
1,040,
651
Sumber: BPS 2017
132
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
Tabel 2.
Kunjungan Wisatawan Asing di
Indonesia (2007-2015)
Tahu
n
Wisat
awan
Asin
g
(dala
m
juta)
2
0
0
7
2
0
0
8
2
0
0
9
2
0
1
0
2
0
1
1
2
0
1
2
2
0
1
3
2
0
1
4
2
0
1
5
5.
5
1
6.
2
3
6.
3
2
7.
0
0
7.
6
5
8.
0
4
8.
8
0
9.
4
4
9.
7
3
Sumber: BPS 2017
Tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah
kedatangan turis asing di Indonesia telah
bertumbuh secara stabil dari tahun 2007
sampai 2015. Performa yang solid ini
perlu
didukung
oleh
adanya
pengembangan infrastruktur dan strategi
pemasaran di berbagai tempat wisata,
khususnya di beberapa kota di Indonesia
seperti Bandung. Kota Bandung masuk
dalam jaringan kota kreatif dunia
UNESCO (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization)
atau UNESCO Creative Cities Network
(UCCN) bersama dengan 47 kota
lainnya dari 33 negara. Selain itu,
Bandung telah menjadi tujuan utama
dalam menikmati liburan akhir pekan
terutama dari masyarakat yang berasal
dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi
kota wisata belanja, kota Bandung juga
dikenal
dengan
sejumlah
besar
bangunan
lama
berarsitektur
peninggalan Belanda. Kota Bandung
juga memiliki beberapa ruang publik
seni
seperti
museum,
gedung
pertunjukan dan galeri diantaranya
Gedung
Merdeka,
tempat
berlangsungnya Konferensi Tingkat
Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Museum Sri Baduga, yang didirikan
pada tahun 1974 dengan menggunakan
bangunan lama bekas Kawedanan
Tegalega, Museum Geologi Bandung,
Museum Wangsit Mandala Siliwangi,
Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat
Kebudayaan,
Gedung
Indonesia
Menggugat dahulunya menjadi tempat
Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya
yang fenomenal (Indonesia Menggugat)
pada masa penjajahan Belanda, Taman
Budaya Jawa Barat (TBJB) dan
Rumentang
Siang
(museumindonesia.net, 2017). Kota Bandung
dikenal juga dengan kota yang penuh
dengan kenangan sejarah perjuangan
rakyat Indonesia pada umumnya,
beberapa monumen telah didirikan
dalam memperingati beberapa peristiwa
sejarah tersebut, diantaranya Monumen
Perjuangan Jawa Barat, Monumen
Bandung Lautan Api, Monumen Penjara
Banceuy, Monumen Kereta Api dan
Taman Makam Pahlawan Cikutra.
(Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Bandung. 2017)
Dengan begitu banyaknya potensi wisata
yang menjadi aset kota. Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Bandung melalui Bandung Tourism-nya
terus berupaya untuk membangun
industri pariwisata di antaranya melalui
pengembangan Sumber Daya Manusia
dan kelembagaan kepariwisataan yang
profesional, berkarakteristik sunda dan
berwawasan global; Meningkatkan
pelestarian,
pemberdayaan,
pengembangan
dan
pemanfaatan
kebudayaan
dan
kesenian;
Mengembangkan industri pariwisata
yang
kreatif,
inovatif
dengan
memperhatikan terlaksananya sapta
pesona;
Meningkatkan
destinasi
pariwisata kota yang berdaya saing
tinggi baik pada tingkat regional,
nasional
maupun
internasional;
Meningkatkan
pemasaran
melalui
kemitraan dan kerjasama budaya dan
pariwisata
dengan
pemangku
kepentingan
dan/atau
kabupaten/kota/negara lain
(bandungtourism.com, 2017).
Berdasarkan
pengamatan
terhadap
beberapa
upaya
yang
dilakukan
pemerintah Kota Bandung, penulis
menemukan bahwa tidak terdapat upaya
pemasaran
pariwisata
melalui
pendekatan komunikasi pemasaran
terpadu yang merupakan suatu proses
komunikasi pemasaran secara global
yang
memperkenalkan
konsep
perencanaan
komprehensif
untuk
mengevaluasi peranan strategis dari
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
133
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
berbagai elemen komunikasi pemasaran.
Oleh sebab itu, penulis memandang
perlu untuk dilakukannya revitalisasi
industri pariwisata melalui pendekatan
komunikasi pemasaran terpadu
Berdasarkan paparan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. .Bagaimana upaya yang dilakukan
pemerintah Kota Bandung dalam
melakukan
revitalisasi
industri
pariwisata.
2. Bagaimana implementasi komunikasi
pemasaran terpadu berbasis online yang
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bandung melalui
Bandung
Tourism-nya
guna
merencanakan,
membina,
mengkoordinasikan, mengevaluasi, dan
mengendalikan kegiatan kebudayaan
dan pariwisata di Kota Bandung.
KAJIAN LITERATUR
Ada beberapa konsep penting yang perlu
diperhatikan dalam revitalisasi industri
pariwisata
melalui
komunikasi
pemasaran
terpadu
(integrated
marketing communcation) di Kota
Bandung. Pertama berkaitan dengan
konsep revitalisasi. Kedua industri
pariwisata, dan selanjutnya adalah
komunikasi
pemasaran
terpadu
(integrated marketing communication).
Konsep revitalisasi bisa berarti proses,
cara dan ataupun
perbuatan untuk
menghidupkan
atau
menggiatkan
kembali berbagai program. Sehingga
secara umum pengertian revitalisasi
merupakan
usaha-usaha
untuk
menjadikan sesuatu itu penting dan
perlu sekali. (Effendy dalam Marhaeni,
2016 : 60).
Industri Pariwisata dapat diartikan
sebagai sehimpunan bidang usaha yang
menghasilkan berbagai jasa dan barang
yang dibutuhkan oleh mereka yang
melakukan perjalanan wisata. Menurut
S. Medlik, setiap produk, baik yang
nyata maupun maya yang disajikan
untuk memenuhi kebutuhan tertentu
manusia, hendaknya dinilai sebagai
produk industri. Jika sebagian kecil
kesatuan produk hadir di antara berbagai
perusahaan dan organisasi sedemikian
sehingga memberi ciri pada keseluruhan
fungsi mereka serta menentukan
tempatnya dalam kehidupan ekonomi,
hendaknya dinilai sebuah industri
(Bhatia, 2008).
Komunikasi pemasaran terpadu adalah
sebuah proses perencanaan marketing
komunikasi yang memperkenalkan
konsep perencanaan komprehensif untuk
mengevaluasi peranan strategis dari
berbagai elemen komunikasi pemasaran.
Menurut Duncan (2005) Komunikasi
Pemasaran Terpadu adalah proses
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengendalian pesan suatu merek untuk
dapat menciptakan hubungan jagka
panjang dengan pelanggan. IMC
merupakan suatu sinergi, kreativitas,
integrase, dan komunikasi pemasaran
secara
terpadu
dengan
cara
memanfaatkan
beragam
elemen
komunikasi yang berbeda-beda agar
tercipta
koherensi
yang
saling
mendukung.
Tujuan yang ingin dicapai IMC adalah
untuk memengaruhi masyarakat dengan
elemen promosinya sampai ke tingkat
kognisi, afeksi, dan konasi. Elemen
promosi yang digunakan terbagi atas soft
sell dan hard sell (Duncan, 2005).
METODE PENELITIAN
Mulyana (2003 : 145) menyatakan
bahwa metodologi penelitian adalah
proses, prinsip, dan prosedur yang kita
gunakan untuk mendekati masalah dan
mencari jawaban. Dengan kata lain,
metodologi adalah suatu pendekatan
umum untuk mengkaji sebuah topik.
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Menurut
Cresswell (2002 : 1), Penelitian
kualitatif
merupakan
proses
penyelidikan untuk memahami masalah
sosial
atau
masalah
manusia,
berdasarkan penggambaran holistik atas
masalah tersebut yang dibentuk dengan
kata-kata, melaporkan dengan terperinci
sesuai sudut pandang informan, dan
disusun dalam latar ilmiah. Istilah
deskriptif
ditujukan
untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
134
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
yang ada dapat berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya. Paramita (2015), Penelitian
kualitatif tidak mengandalkan bukti
berdasarkan logika matematis, prinsip
angka,
atau
metode
statistik.
Pembicaraan yang sebenarnya, isyarat
dan tindakan sosial lainnya adalah
bahan-bahan mentah yang digunakan
untuk analisis kualitatif. Penelitian sosial
dengan pendekatan kualitatif memiliki
relasi dengan analisis data visual dan
data
verbal
yang
merefleksikan
pengalaman sehari-hari. Ciri lain
penelitian ini adalah titik beratnya pada
observasi
dan
suasana
alamiah
(naturalistik setting). Penelitan ini juga
bukan menjabarkan (analitis), tetapi
juga memadukan (sintetis). Bukan saja
melakukan klasifikasi, tetapi
juga
organisasi. Salah satu kegunaan
penelitian ini adalah sangat berguna
dalam melahirkan atau menciptakan
teori-teori tentatif. Barangkali disinilah
letak perbedaan
mendasar metode
deskriptif
kualitatif
dibandingkan
metode lainnya. Metode deskriptif tidak
menguji teori, melainkan mencari teori.
Seringkali penelitian deskriptif timbul
karena suatu peristiwa yang menarik
perhatian peneliti, tetapi belum ada
kerangka
teoritis
yang
dapat
menjelaskannya. Penelitian deskriftif
kualitatif
memerlukan
kualifikasikualifikasi yang memadai. Pertama,
peneliti harus memiliki sifat reseptif. Ia
harus selalu mencari, bukan menguji,
Kedua, ia harus memiliki kekuatan
integratif, kekuatan untuk memadukan
berbagai macam informasi yang
diterimanya menjadi satu kesatuan
penafsiran yang tepat. Jadi penelitian
deskriftif kualitatif ini bukan saja
menjabarkan, tetapi juga memadukan.
Bukan saja klasifikasi, tetapi juga
organisasi, maksudnya data tersebut
tidak hanya dipaparkan secara gamblang
namun dipadukan disangkutpautkan
dengan data lain yang berhubungan
sehingga
menjadi
suatu
temuan
lapangan yang dapat menggambarkan
secara jelas fenomena yang diteliti.
(Nugraha dan Romli, 2012 : 12).
Adapun teknik pengumpulan data,
selain dilakukan
wawancara, juga
melalui pendekatan studi literatur,
menelusuri berbagai sumber bacaan
seperti buku dan jurnal-jurnal ilmiah,
data yang didapatkan inilah yang akan
menjadi pisau analisis penulis dalam
mengkaji mengenai revitalisasi industri
pariwisata
melalui
pendekatan
komunikasi
pemasaran
terpadu
(integrated marketing communication)
berbasis online di Kota Bandung.
PEMBAHASAN
Berbicara revitalisasi, tentu bukan
perkara yang mudah, sebuah revitalisasi
menuntut persiapan dan perencanaan
yang
matang,
begitupun
dalam
revitalisasi industri pariwisata maka
dituntut berbagai terobosan-terobosan
yang
tepat
dalam
pelaksanaan
revitalisasi tersebut.
Effendy dalam
Maraheni (2016 : 60) Mengatakan
secara umum revitalisasi merupakan
usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu
itu menjadi sangat penting dan perlu
sekali.
Beragam kata revitalisasi sering
dipergunakan untuk melakukan suatu
tujuan.
Demikian
pula
dalam
pembahasan ini yakni revitalisasi
industri pariwisata melalui pendekatan
komunikasi pemasaran terpadu. Apa
sebenarnya yang harus dilakukan dalam
revitalisasi
tersebut,
tentu
harus
dipahami bahwa Industri pariwisata
pada dasarnya dipandang sebagai
kegiatan ekonomi, dan tujuan utama
pengembangan pariwisata adalah untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi, baik
bagi masyarakat maupun pemerintah
(negara). Pariwisata telah menjadi
aktivitas sosial ekonomi dominan
dewasa ini, bahkan disebut-sebut
sebagai “industri terbesar sejak akhir
abad 20” yang menyangkut “pergerakan
barang, jasa dan manusia dalam skala
terbesar yang pernah terjadi dalam
sejarah manusia.” Sejak beberapa
dasawarsa terakhir, pariwisata memang
telah terbukti menjadi industri terbesar
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
135
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
di berbagai belahan dunia (Pitana dan
Gayatri, 2005: 34). Menurut UndangUndang Pariwisata no 10 tahun 2009,
Industri Pariwisata adalah kumpulan
usaha pariwisata yang saling terkait
dalam rangka menghasilkan barang
dan/atau
jasa
bagi
pemenuhan
kebutuhan wisatawan, karena itu dalam
industri parwisata perlu diperhatikan
beberapa faktor yang akan mendukung
terhadap Industri Parwisata sebagaimana
dikatakan oleh Ramesh dalam Bungin
(197 : 2015) bahwa komponen
terpenting dalam pariwisata adalah ; 1)
akomodasi, 2). Aksessibilitas, 3)
fasilitas, 4) atraksi, dan 5) aktivitas.
Sejalan dengan pernyataan tersebut,
UNWTO (United Nations World
Tourism Organization) dalam the
International Recommendations for
Tourism Statistics 2008, menyebutkan
bahwa Industri Pariwisata meliputi;
Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan
layanan makanan dan minuman,
Angkutan penumpang, Agen Perjalanan
Wisata dan Kegiatan reservasi lainnya,
Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan
hiburan.
Terkait dengan tumbuhnya industri
pariwisata, dewasa ini maupun pada
masa yang akan datang, kebutuhan
untuk berwisata akan terus meningkat
seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk dunia, serta perkembangan
penduduk
dunia
yang
semakin
membutuhkan refreshing akibat dari
semakin tingginya kesibukan kerja.
Menurut Fandeli (1995), faktor yang
mendorong manusia berwisata adalah:
1.Keinginan untuk melepaskan diri dari
tekanan hidup sehari-hari di kota,
keinginan untuk mengubah suasana
dan memanfaatkan waktu senggang;
2.Kemajuan pembangunan dalam bidang
komunikasi dan transportasi;
3.Keinginan
untuk
melihat
dan
memperoleh pengalaman-pengalaman
baru mengenai budaya masyarakat dan
di tempat lain;
4.Meningkatkanya pendapatan yang
dapat memungkinkan seseorang dapat
dengan bebas melakukan perjalanan
yang jauh dari tempat tinggalnya.
Disamping kebutuhan masyarakat untuk
berwisata juga terdapat beberapa faktor
pendorong
pengembangan
industri
pariwisata di indonesia menurut Spilane
(1987) adalah:
1. Berkurangnya peranan minyak bumi
sebagai sumber devisa negara jika
dibandingkan dengan waktu yang
lalu;
2. Merosotnya nilai ekspor pada sektor
nonmigas;
3. Adanya kecenderungan peningkatan
pariwisata secara konsisten;
4. Besarnya potensi yang dimiliki oleh
bangsa
Indonesia
bagi
pengembangan pariwisata.
Situasi dan kondisi sosio-ekonomi
Indonesia saat ini mempelihatkan bahwa
semakin berkurangnya lahan pertanian
dan lapangan pekerjaan lainnya serta
semakin rusaknya lingkungan akibat
kegiatan industri manufaktur dan
kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya yang
mengeksploitasi sumber daya alam,
maka pariwisata perlu dikembangkan
sebagai salah satu sumber industri
andalan. Sektor pariwisata selain dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
juga akan merusak lingkungan bahkan
sebaliknya
merangsang pelestarian
lingkungan hidup. Hal ini dapat
dimaklumi
karena
pengembangan
pariwisata tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan hidup sebagai salah satu
sarana atau objek wisata (Soebagyo,
2012).
Menurut
Joyosuharto
(1995),
pengembangan pariwisata memiliki tiga
fungsi yaitu: (1) menggalakan ekonomi;
(2) memelihara kepribadian bangsa dan
kelestarian fungsi dan mutu lingkungan
hidup; (3) memupuk rasa cinta tana air
dan
bangsa.
Pariwisata
mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi,
karena dapat menyediakan lapangan
kerja, menstimulasi berbagai sektor
produksi, serta memberikan kontribusi
secara langsung bagi kemajuankemajuan dalam usaha-usaha pembuatan
dan perbaikan pelabuhan, jalan raya,
pengangkatan
serta
mendorong
pelaksanaan program kebersihan dan
kesehatan, proyek sarana budaya,
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
136
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
pelestarian lingkungan hidup dan
sebagainya yang dapat memberikan
keuntungan dan kesenangan baik kepada
masyarakat setempat maupun wisatawan
dari luar.
Berkaitan dengan pernyataan di atas,
jelas bahwa pengembangan sektor
pariwisata
tidak
mudah,
dalam
prakteknya tentu akan melibatkan
berbagai aspek didalamnya, selain
keterkaitan antar berbagai bagian atau
instansi terkait, wilayah, SDM, biaya,
tentu tidak kalah penting, bahkan
menjadi faktor yang menentukan adalah
memasarkan/mempromosikan tentang
pariwisata ini. Berdasarkan aspek itulah
maka revitalisasi terhadap industri
pariwisata
melalui
pendekatan
komunikasi pemasaran terpadu menjadi
penting untuk dilakukan.
Langkah
revitalisasi
yang dapat
dilakukan
melalui
komunikasi
pemasaran terpadu dalam industri
pariwisata yaitu; Penetapan strategi
komunikasi
pemasaran
dan
Implementasi Komunikasi Pemasaran
terpadu dengan meng-elaborasi terhadap
dimensi-dimensi komunikasi pemasaran
terpadu berbasis on line.
Adapun
langkah-langkah
tersebut,
apabila di gambarkan dalam sebuah
bagan maka akan tampak seperti berikiut
ini :
1. Menentukan strategi Komunikasi
Pemasaran
Saat menyusun strategi promosi
menggunakan Komunikasi Pemasaran
Terpadu sudah menjadi keharusan untuk
memperoleh dampak penjualan yang
sangat luar biasa. Hasil berbagai riset
membuktikan
bahwa
pengunaan
komunikasi pemasaran terpadu jauh
lebih efektif dibandingkan dengan
penggunaan alat promosi tradisional
secara terpisah.
Dalam dunia digital seperti sekarang ini,
konsep komunikasi pemasaran terpadu
adalah langkah-langkah menggabungkan
berbagai kekuatan online marketing,
yang meliputi semua bentuk kampanye
melalui e-marketing, seperti e-mail,
banner, web, blog, serta berbagai
aplikasi dari media sosial.
Suatu aktivitas mengkomunikasikan,
menyampaikan informasi pariwisata
bagi para wisatawan tidak lepas dari
peran
komunikasi
pemasaran
di
dalamnya.
Komunikasi
pemasaran
ditujukan untuk menyampaikan pesan
kepada konsumen dan pelanggan dengan
menggunakan sejumlah media dan
berbagai
saluran
yang
dapat
dipergunakan dengan harapan terjadinya
tiga
tahapan
perubahan,
yaitu:
perubahan pengetahuan, perubahan
sikap, dan perubahan tindakan yang
dikehendaki.
Penggunaan visual dan pesan yang tepat
merupakan syarat keberhasilan dari
sebuah
program
promosi
yang
dilakukan.
Serangkaian
tahapan
komunikasi dan strategi pesan disusun
sedemikian rupa atas sebuah produk
pariwisata agar menumbuhkan sebuah
keinginan
unuk
memiliki
atau
menikmati produk tersebut, sampai
dengan
mempertahankan
loyalitas
pelanggan (wisatawan). Dalam kajian
komunikasi tahapan tersebut dikenal
dengan Paradigma AIDDA (Attention,
Interest, Desire, Decision, and Action).
Sedang dalam kajian disiplin perilaku
konsumen (consumer behaviour) dikenal
istilah Three Component of Attitude
Model
CAC,
yaitu
Cognitive
(pengetahuan), affection (perasaan) dan
Conative
(kecenderungan
untuk
berperilaku) (Soemanagara, 2012).
Tujuan komunikasi secara umum adalah
untuk mencapai sejumlah perubahan,
seperti:
perubahan
pengetahuan
(knowledge change), perubahan sikap
(attitude change), perubahan perilaku
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
137
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
(behaviour change), dan perubahan
masyarakat (social change). Penjualan
produk wisata hanya dapat terjadi
apabila setidaknya terdapat perubahan
sikap pada tataran conative, atau
munculnya suatu kecenderungan untuk
melakukan sesuatu. Kecenderungan
melakukan
sesuatu
itu
adalah
kecenderungan untuk membeli produk
atau
memanfaatkan
jasa
yang
ditawarkan.
Penerapan
strategi
komunikasi Pemasaran ini tentunya akan
membutuhkan beberapa fokus perhatian
yang perlu dilakukan yaitu :
Segmentasi Potensial
Untuk
mempromosikan
produk
pariwisata, segmentasi merupakan hal
yang penting. Segmentasi memiliki ciri
khusus yang dibatasi oleh: usia, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan
batasan geografis. Dari beberapa
segmentasi yang dituju, perlu ditetapkan
segmentasi yang dianggap potensial.
Segmentasi yang dimaksud adalah
segmen yang memiliki demand.
Kesalahan dalam penetapan segmentasi
potensial ini dapat berakibat terhadap
penghamburan biaya promosi dan
penghamburan waktu yang sia-sia.
Perencanaan Media
Pemilihan dan penetapan media sangat
penting dalam mengkomunikasikan
pesan pariwisata penggabungan media
online dan offline merupakan bentuk
keterpaduan media promosi dalam
menyampaikan informasi pariwisata.
Pemilihan media promosi pariwisata
dihubungkan dengan berapa besar biaya
yang harus disiapkan berbanding dengan
jumlah raihan. Dalam hal ini sebaiknya
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Bandung melakukan riset media, hasil
riset media tersebut dapat dijadikan
input
penting
untuk
membantu
menetapkan kapan sebuah iklan
pariwisata diekspos (exposure), berapa
lama (duration) waktu yang dibutuhkan,
dan berapa kali (frequency) pesan harus
ditayangkan.
Kreatif Pesan dan Visual
Diferensi pesan dan visual dalam
kaitannya dengan kegiatan komunikasi
pemasaran
harus
dikaji
secara
komprehensif, sehingga pesan yang
disampaikan mampu menarik perhatian
dan menumbuhkan efek yang kuat.
Seperti efek suara (sound effect), efek
visual (visual effect), dan isi cerita
(scenario), harus dirancang secara
kreatif sehingga memiliki tingkat
diferensiasi yang tinggi. Kreativitas
dapat menghasilkan suatu karya yang
memiliki karakteristik pesan yang kuat.
Tujuan menghasilkan pesan yang kuat
adalah agar pesan yang disampaikan
mampu menarik perhatian dari audience.
Biaya Komunikasi dan Belanja Iklan
Pada setiap penggelaran sebuah produk
baru (product launching), sebuah produk
pariwisata dapat mengeluarkan belanjan
iklan yang cukup besar dalam jangka
waktu tertentu, khususnya pada tahapan
untuk pencapaian product awareness.
Belanja iklan yang disiapkan pada masa
penggelaran tersebut biasanya hampir
mencapai setengah dari jumlah biaya
produksi yang dibebankan kepada
produk wisata tersebut.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang
tidak dapat mengikuti perubahan peta
bisnis dan bahkan mengurangi anggaran
promosi (budget promotion) karena
mengganggap bahwa produknya cukup
dominan, bisa jadi mengalami kegagalan
di pasar. Setiap lini bisnis atau industri
pariwisata di Kota Bandung, skala kecil
atau besar, tidak bisa lepas dari
kemampuan perancangan anggaran.
Pengetahuan
empirik
memberikan
gambaran bahwa agar produk pariwisata
tidak gagal di pasaran, maka strategi
promosi harus dijaga secara terus
menerus, dan strategi ini tentu akan
berpengaruh terhadap penetapan belanja
iklan pariwisata dalam jangka menengah
dan panjang.
Riset Komunikasi Pemasaran
Keberhasilan sebuah strategi komunikasi
pemasaran produk pariwisata Kota
Bandung dapat diukur dengan seberapa
besar penjualan sebuah produk atau
penghasilan dari pemanfaatan jasa oleh
wisatawan. Dalam riset komunikasi
pemasaran, tingkat keberhasilan diukur
berdasarkan
sejauh
mana
iklan
pariwisata atau kegiatan mampu
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
138
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
mempengaruhi tingkat penjualan sebuah
produk pariwisata atau penggunaan
sebuah jasa.
Dalam konteks binis masa depan, setiap
produk dan jasa mengacu pada
standarisasi kualitas yang ditetapkan,
dan hanya produk atau jasa pariwisata
yang memiliki standar kualitas yang
unggul saja yang dapat bertahan di
pasar. Kemampuan sebuah produk
pariwisata yang mampu menunjukkan
nilai ekuitas (equity value) yang
merupakan sebuah hasil kumpulan dari
pengalaman-pengalaman wisatawan dari
hasil survei atau riset. terhadap produk
pariwisata
Riset komunikasi pemasaran juga
memberikan
gambaran
tentang
bagaimana
perubahan
strategi
komunikasi
pemasaran
dapat
mempengaruhi posisi produk pariwisata
di pasaran.
2. Implementasi
Dimensi-Dimensi
Komunikasi Pemasaran Terpadu
Berbasis Online.
Tujuan komunikasi pemasaran terpadu
adalah untuk mempengaruhi perilaku
khalayak sasarannya. Karena itu,
komunikasi pemasaran tidak hanya
digunakan
untuk
mempengaruhi
kesadaran khalayak atas sebuah merek
tapi juga mampu menggerakkan orang
untuk bertindak. Beberapa konsep
penting yang perlu diperhatikan oleh
para pemegang kepentingan khususnya
Pemerintah Kota Bandung melalui
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam
pengembangan industri pariwisata yaitu
dengan melakukan elaborasi terhadap
dimensi-dimensi komunikasi pemasaran
terpadu, yakni sebagai berkikut;
Content Marketing
Para pengguna internet atau yang lebih
dikenal dengan istilah netizen, selalu
mencari berbagai informasi melalu
internet, salah satunya informasi
mengenai destinasi wisata. Informasi
wisata apa saja yang mereka butuhkan
hampir tersedia. Oleh sebab itu, strategi
pemasaran melalui Content Marketing
dalam aktivitas pemasaran online adalah
sangat tepat karena bisa menarik
konsumen dengan beragam informasi
yang telah disediakan di website.
Informasi yang dibuat bisa berupa
artikel atau text, video, gambar atau
bahkan hasil riset tertentu.
Mobile Marketing
Merupakan
salah
satu
strategi
pemasaran online yang sedang trend
dalam aktivitas pemasaran pariwisata
saat ini. Mobile Marketing bisa
dikatakan sebagai strategi pemasaran
yang menyasar pada konsumen yang
menggunakan perangkat mobile seperti
tablet, smartphone dan lain-lain. Oleh
sebab itu, mau tidak mau pemerintah
Kota Bandung harus mendesain ulang
tampilan website mereka yang dalam hal
ini Bandung Tourism.com, sehingga
ramah atau user friendly ketika website
tersebut diakses melalui perangkat
mobile. Aktivitas pemasaran pariwisata
semacam ini dinilai sangat efektif
mengingat banyaknya masyarakat saat
ini yang menggunakan mobile phone
dalam kehidupan sehari-harinya.
Continuous Marketing
Untuk menjalankan strategi pemasaran
online
ini,
dilakukan
dengan
mengunakan media sosial seperti
Facebook,twitter,Instagram,
dan
berbagai fitur medsos lainnya.
Continuous Marketing ini menekankan
pada aktifitas promosi di jejaring media
sosial. Pemerintah Kota Bandung dapat
melakukan analisa data seperti feedback
dari masyarakat, termasuk opini mereka
untuk tetap berinovasi dan menemukan
konsep
produk
pariwisata
yang
ditawarkan.
Integrated Digital Marketing
Adalah salah satu strategi komunikasi
pemasaran online yang powerful. Sebab
disini, semua komponen sumber daya
digital digunakan secara maksimal.
Artinya, semua cara untuk memperkuat
promosi melalui online dimanfaatkan
sebaik-baiknya.
Seperti
contoh,
membuat blog atau website, melakukan
kampanye
brand
atau
iklan,
menggunakan berbagai fitur media
sosial.
Visual Marketing
Promosi ini mengedepankan bagaimana
caranya untuk menciptakan objek visual
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
139
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
yang bisa mewakili produk yang
ditawarkan kepada konsumen. Visual
marketing tidak hanya di dunia nyata
tetapi juga bisa di dunia maya seperti
Instagram, Pinterest, bahkan YouTube.
Tentu, dibutuhkan banyak pihak untuk
bekerjasama untuk bisa menyediakan
tayangan visual untuk dapat menarik
calon wisatawan.
Personalized Marketing
Penekanan
Strategi
ini
adalah
menganggap setiap konsumen itu unik.
Oleh sebab itu, setiap konsumen
diperlakukan secara berbeda. Untuk
dunia wisata, melalui strategi
ini
Pemerintah dapat menerapkan sistem ecommerce yang bisa menampilkan
produk-produk yang disediakan bisa
berbeda-beda tergantung dari masingmasing user dari mulai perbedaan
lokasi, hobi, minat, umur, gender dan
lain-lain. Dengan cara ini, diharapkan
konsumen akan lebih tertarget untuk
mengunjungi objek-objek wisata yang
ada.
Direct Marketing
Ketika Pemerintah Kota Bandung ingin
berhubungan langsung dengan customer,
maka
gunakanlah
direct-response
marketing,
dengan
menggunakan
banyak jenis media untuk menciptakan
respon masyarakat. Misal: penawaran
harga khusus, jasa tambahan, dan lain
sebagainya), the database (mendapatkan
data customer-nya dan menggunakan
data itu untuk penawaran selanjutnya)
dan the response (memberikan respon
yang baik terhadap customer, misal;
dengan membuat toll-free-line untuk
layanan customer) sedangkan back end
berusaha
mempertemukan
harapan
konsumen dengan produk, mencakup
fulfillment (yakni membuat produk atau
informasi yang diminta oleh konsumen
cocok, efektif dan tepat waktu).
Sales Promotion
Sales promotion merupakan istilah
singkat dari penawaran nilai tambah
yang dirancang untuk menggerakkan
dan mempercepat respons dari customer.
Contoh dari nilai tambah itu sendiri
adalah“kesempatan untuk memenangkan
hadiah”, potongan harga (seperti diskon
20 %, sale 50 % sample gratis dsb.
Pada konsepnya, Sales promotion
digunakan untuk memotivasi customer
agar melakukan aksi dengan membeli
produk pariwisata yang dipicu dengan
adanya penawaran produk dalam jangka
waktu terbatas.
Public Relations/MPR
Komunikasi pemasaran melalui PR
ini,merupakan pekerjaan yang sangat
luas dan beragam, tidak hanya bertugas
men-track opini publik saja, tetapi juga
bertugas mengelola corporate brand dan
menjaga
reputasinya,
termasuk
menyampaikan brand information guna
mempengaruhi calon customer.
Personal Selling
Personal selling adalah improvisasi dari
penjualan
dengan
menggunakan
komunikasi a person to person
communication. Personel selling ini
sangat
dominan
dalam
industri
pariwisata. Untuk menawarkan berbagai
produk pariwisata.
Periklanan
Adalah salah satu alat promosi yang
dapat dilakukan melalui media on line
baik dengan internet, media sosial
maupun off line marketing, seperti
media
massa,
maupun
media
komunikasi lainnya seperti poster,
famplet, baligho dsb.
Event Marketing
Event marketing adalah
peristiwa
promosional yang mempunyai fokus
utama untuk menangkap perhatian dan
melibatkan customer dalam event
tersebut. Perusahaan dan organisasi nonprofit menggunakan events
yaitu:
melibatkan sasaran khalayak, turut aktif
dalam
kegiatan
tersebut.
Untuk
meningkatkan
brand
awareness.
Misalnya Event wisata Tangkuban
Perahu.
Interactive Marketing
Interactive marketing ditujukan bagi
pemegang
kepentingan
untuk
berkomunikasi dengan customer untuk
menyajikan dan memberikan layanan
terkait dengan produk pariwisata.
Melalui cara ini diharapkan dapat
mempengaruhi promosi berbagai tempat
wisata yang ada di Kota Bandung.
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
140
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan di atas,
dapat disimpulkan bahwa hasil kajian
menunjukkan bahwa revitalisasi industri
pariwisata
melalui
pendekatan
komunikasi
pemasaran
terpadu
(integrated marketing communication)
berbasis online di Kota Bandung dapat
dilakukan 1.dengan menerapkan strategi
komunikasi pemasaran, melalui tahapan;
segmentasi
potensial,
perencanaan
media, kreatif pesan dan visual, biaya
komunikasi dan belanja iklan, serta riset
komunikasi pemasaran. Ke-2. Melalui
implementasi
dimensi
komunikasi
pemasaran terpadu yang meliputi;
content marketing, mobile marketing,
continuous marketing, integrated digital
marketing,visual marketing,personalized
marketing,direct
marketing,
sales
promotion, PR/MPR, personal selling,
periklanan,event
marketing,
dan
Interactive marketing
Hal ini penting dilakukan untuk
meningkatkan
citra
positif
Kota
Bandung sebagai kota pariwisata di
mata para wisatawan domestik maupun
manca negara. Melalui komunikasi
pemasaran terpadu
berbasis online
dapat
menciptakan
keunggulan
kompetitif, meningkatkan penjualan dan
keuntungan, menghemat biaya dan
waktu. Komunikasi pemasaran terpadu
berbasis online mengikat komunikasi
seluruh warga masyarakat (para
wisatawan) dengan mudah mengakses
tujuan
wisata,
sarana
wiasata,
akomodasi wisata, serta berbagai
fasilitas wisata lainnya, sehingga
diharapkan dengan kemudahan akses on
line ini dapat menarik minat wisatawan
untuk mengunjungi tempat wisata,
khsususya Kota Bandung sebagai sentra
wisata Jawa barat.
REFERENSI
Badan Pusat Statistik,
2017
Jakarta
Bhatia,
Arjun
Kumar.
(2008).
International
Tourism
Management. Sterling Publisher
Private Limited. New Delhi. India.
Bungin, Burhan dan Sukristyanto,Agus
(2016). Tourism Communication
Kajian Komunikasi Masa Depan.
Fikom Universitas Mercu Buana.
Jakarta. September Hal. 196-212.
Creswell. JW. (2002). Research Design
Qualitative
&
Quantitative
Approaches.
California
Sage
Publication.
Duncan Tom.(2005). Principles of
Advertising & IMC. Second
Edition. Mc. New York Graw Hill.
Fandeli, Ch. (1995). Pengertian dan
Kerangka Dasar Kepariwisataan
dalam “Dasar-Dasar Manajemen
Kepariwisataan Alam”, Editor: Ch,
Fandeli, Yogyakarta: Liberty.
Joyosuharto,S.(2000).
Aspek
Ketersediaan
dan
Tuntutan
Kebutuhan Dalam Pariwisata,
dalam “Dasar-Dasar Manajemen
Kepariwisataan Alam”, Editor: Ch,
Fandeli, Yogyakarta: Liberty.
Marhaeni. Dwi Pangastuti. (2016).
“Revitalisasi
Komunikasi
Tradisional
Pada
Era
Globalisasi”. ISKI 1 (Oktober).
Hal 59-63.
Mulyana. Deddy. (2003). Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nugraha, dan Romli. (2012). Strategi
Komunikasi Pembanguan Pada
Program Desa Peradaban Sebagai
Bentuk
Peningkatan
Citra
Pemerintah
Daerah.
Kajian
Komunikasi 1 Desember. Hal (919).
Paramita, Sinta.
(2015). “Makalah
Komunikasi
Pembangunan
Berbasis Teknologi Di Desa Wisata
Sri Gethuk Yogyakarta.” ISKI. 1
(Oktober). Hal.235-252.
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
141
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017
Pitana, I Gde dan Putu G. Gayatri.
(2005). Sosiologi Pariwisata.
Yogyakarta: Andi.
Soebagyo. (2012). Jurnal Strategi
Pengembangan Pariwisata di
Indonesia.”
Jurnal
Liquidity.Vol.1. No.2. JuliDesember 2012. hlm. 153-158.
Fakultas Ekonomi Universitas
Pancasila.
Soemanagara, Rd (2012). Strategic
Marketing
Communication
(Konsep Strategis dan Terapan).
Bandung: Alfabeta.
Spilane,
JJ.
(1987)
Parisiwata
Indonesia,
Sejarah
dan
Prospeknya.
Yogyakarta:
Kanisius.
______,
“Tourism Office” dalam
http://www.bandungtourism.co
m/office.php. Diakses pada 18
Februari 2017 pukul 14: 07
WIB.
ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika
142
Download