Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 Revitalisasi Industri Pariwisata Melalui Komunikasi Pemasaran Terpadu Berbasis Online Di Kota Bandung Iwan Koswara Universitas Padjadjaran, [email protected] ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang besar yang memberikan modal besar bagi sektor pariwisata. Pariwisata sendiri merupakan salah satu sektor yang menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi negara. Dengan potensi wisata alam dan budaya yang begitu besar, pariwisata Indonesia menjadi salah satu penyumbang devisa yang besar bagi perekonomian Indonesia. Pariwisata merupakan sektor yang prospektif dengan kenaikan realisasi investasi relatif cukup besar. Kenaikan ini didukung dengan rencana pemerintah merevisi Perpres 39 tahun 2014 mengenai bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka untuk penanaman modal (Bkpm. 2017). Bandung sebagai salah satu kota kreatif menyimpan banyak destinasi wisata yang dapat memikat ribuan bahkan jutaan wisatawan untuk mengunjunginya. Akan tetapi, keunikan atau unique selling point (USP) pariwisata Bandung dinilai belum dapat terekspose atau dikenal dengan baik. Oleh karenanya, revitalisasi industri pariwisata melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication) berbasis online penting untuk dilakukan, hal ini dikarenakan IMC dapat membentuk identitas merk yang kuat di pasar dengan mengikat bersama dan memperkuat semua citra dan pesan komunikasi yang disampaikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif; yaitu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial/manusia, berdasarkan penggambaran holistik atas permasalahan yang dihadapi. Hasil kajian menunjukkan bahwa peran komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication) berbasis online amat besar dalam upaya promosi pariwisata Kota Bandung. Kata Kunci : Industri Pariwisata, Komunikasi Pemasaran, Bandung. ABSTRACT Indonesia is a country that has a wealth of natural resources and a great culture that provides large capital for the tourism sector. Tourism itself is one sector that becomes the driving force in the country's economic growth. With the potential of nature and culture so great, Indonesia tourism became one of the major foreign exchange contributors to the Indonesian economy. Tourism is a prospective sector with relatively large increase of investment realization. This increase is supported by the government's plan to revise Presidential Decree 39 of 2014 on closed business fields and open business fields for investment (Bkpm 2017). Bandung as one of the creative cities keep many tourist destinations that can lure thousands and even millions of tourists to visit it. However, the uniqueness or unique selling point (USP) of Bandung tourism is considered not to be exposed or well known. Therefore, the revitalization of the tourism industry through an integrated online marketing communications approach is important to do, this is because IMC can establish a strong brand identity in the market by binding together and strengthening all the images and communication messages delivered. This research uses qualitative descriptive research method; Namely the process of inquiry to understand the ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 131 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 social / human problem, based on the holistic description of the problems encountered. The result of the study shows that the role of integrated marketing communication (integrated marketing communication) based online is very big in the effort of Bandung tourism promotion. Keywords: Tourism Industry, Marketing Communications, Bandung. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang dapat memberikan modal besar bagi sektor pariwisata. Pariwisata sendiri merupakan salah satu sektor yang menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi negara. Dengan potensi wisata alam dan budaya yang begitu besar, pariwisata Indonesia menjadi salah satu penyumbang devisa yang besar bagi perekonomian Indonesia (bkpm.go.id). Indonesia merupakan negara yang amat menarik untuk dikunjungi wisatawan asing. Akan tetapi, Pemerintah Indonesia tidak berhasil menarik jumlah turis asing yang besar. Memang betul bahwa Indonesia mungkin mencapai targetnya untuk menyambut 10 juta turis asing di 2015, namun angka ini jauh lebih rendah dari jumlah turis yang mengunjungi negara-negara tetangga Singapura (15 juta) atau Malaysia (27 juta). Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi terpenting di Indonesia. Penting bagi industri pariwisata Indonesia untuk meningkatkan kontribusinya pada produk domestik bruto (PDB) karena hal ini akan memicu lebih banyak pendapatan devisa (karena setiap turis asing menghabiskan rata-rata antara 1.100 dollar AS sampai 1.200 dollar AS per kunjungan) dan juga menyediakan kesempatan kerja untuk masyarakat Indonesia (berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di negara ini mencapai 5,81% di Februari 2015). Diperkirakan bahwa hampir 9% dari total angkatan kerja nasional dipekerjakan di sektor pariwisata (indonesia-investment.com, 2016). Di bawah ini penulis menyajikan data kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang diperoleh Badan Pusat Statistik (BPS) dari Januari 2013 hingga 2016. Terjadi peningkatan jumlah pengunjung secara signifikan dari antara tahun 2015 hingga tahun 2016. Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia dari Tahun 2013-2016 Bulan Januar i Februa ri Maret April Mei Juni Juli Agust us Septe mber Oktob er Nove mber Desem ber Total ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika Touri st Arriv als 2013 614,3 28 678,4 15 725,3 16 646,1 17 700,7 08 789,5 94 717,7 84 771,0 09 770,8 78 719,9 00 807,4 22 766,9 66 8,802, 129 Tour ist Arriv als 2014 753, 079 702, 666 765, 607 726, 332 752, 363 851, 475 777, 210 826, 821 791, 296 808, 767 764, 461 915, 334 9,43 5,41 1 Touri st Arriv als 2015 723,0 39 786,6 53 789,5 96 749,8 82 793,4 99 815,1 48 814,2 33 850,5 42 869,1 79 825,8 18 777,9 76 913,8 28 9,729 ,350 Touris t Arriva ls 2016 814,30 3 888,30 9 915,01 9 901,09 5 915,20 6 857,65 1 1,032, 741 1,031, 986 1,006, 653 1,040, 651 Sumber: BPS 2017 132 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 Tabel 2. Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia (2007-2015) Tahu n Wisat awan Asin g (dala m juta) 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 5. 5 1 6. 2 3 6. 3 2 7. 0 0 7. 6 5 8. 0 4 8. 8 0 9. 4 4 9. 7 3 Sumber: BPS 2017 Tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah kedatangan turis asing di Indonesia telah bertumbuh secara stabil dari tahun 2007 sampai 2015. Performa yang solid ini perlu didukung oleh adanya pengembangan infrastruktur dan strategi pemasaran di berbagai tempat wisata, khususnya di beberapa kota di Indonesia seperti Bandung. Kota Bandung masuk dalam jaringan kota kreatif dunia UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN) bersama dengan 47 kota lainnya dari 33 negara. Selain itu, Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda. Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955. Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegalega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang (museumindonesia.net, 2017). Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. 2017) Dengan begitu banyaknya potensi wisata yang menjadi aset kota. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung melalui Bandung Tourism-nya terus berupaya untuk membangun industri pariwisata di antaranya melalui pengembangan Sumber Daya Manusia dan kelembagaan kepariwisataan yang profesional, berkarakteristik sunda dan berwawasan global; Meningkatkan pelestarian, pemberdayaan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan dan kesenian; Mengembangkan industri pariwisata yang kreatif, inovatif dengan memperhatikan terlaksananya sapta pesona; Meningkatkan destinasi pariwisata kota yang berdaya saing tinggi baik pada tingkat regional, nasional maupun internasional; Meningkatkan pemasaran melalui kemitraan dan kerjasama budaya dan pariwisata dengan pemangku kepentingan dan/atau kabupaten/kota/negara lain (bandungtourism.com, 2017). Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa upaya yang dilakukan pemerintah Kota Bandung, penulis menemukan bahwa tidak terdapat upaya pemasaran pariwisata melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu yang merupakan suatu proses komunikasi pemasaran secara global yang memperkenalkan konsep perencanaan komprehensif untuk mengevaluasi peranan strategis dari ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 133 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 berbagai elemen komunikasi pemasaran. Oleh sebab itu, penulis memandang perlu untuk dilakukannya revitalisasi industri pariwisata melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu Berdasarkan paparan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. .Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah Kota Bandung dalam melakukan revitalisasi industri pariwisata. 2. Bagaimana implementasi komunikasi pemasaran terpadu berbasis online yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung melalui Bandung Tourism-nya guna merencanakan, membina, mengkoordinasikan, mengevaluasi, dan mengendalikan kegiatan kebudayaan dan pariwisata di Kota Bandung. KAJIAN LITERATUR Ada beberapa konsep penting yang perlu diperhatikan dalam revitalisasi industri pariwisata melalui komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communcation) di Kota Bandung. Pertama berkaitan dengan konsep revitalisasi. Kedua industri pariwisata, dan selanjutnya adalah komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication). Konsep revitalisasi bisa berarti proses, cara dan ataupun perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program. Sehingga secara umum pengertian revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu penting dan perlu sekali. (Effendy dalam Marhaeni, 2016 : 60). Industri Pariwisata dapat diartikan sebagai sehimpunan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata. Menurut S. Medlik, setiap produk, baik yang nyata maupun maya yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu manusia, hendaknya dinilai sebagai produk industri. Jika sebagian kecil kesatuan produk hadir di antara berbagai perusahaan dan organisasi sedemikian sehingga memberi ciri pada keseluruhan fungsi mereka serta menentukan tempatnya dalam kehidupan ekonomi, hendaknya dinilai sebuah industri (Bhatia, 2008). Komunikasi pemasaran terpadu adalah sebuah proses perencanaan marketing komunikasi yang memperkenalkan konsep perencanaan komprehensif untuk mengevaluasi peranan strategis dari berbagai elemen komunikasi pemasaran. Menurut Duncan (2005) Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pesan suatu merek untuk dapat menciptakan hubungan jagka panjang dengan pelanggan. IMC merupakan suatu sinergi, kreativitas, integrase, dan komunikasi pemasaran secara terpadu dengan cara memanfaatkan beragam elemen komunikasi yang berbeda-beda agar tercipta koherensi yang saling mendukung. Tujuan yang ingin dicapai IMC adalah untuk memengaruhi masyarakat dengan elemen promosinya sampai ke tingkat kognisi, afeksi, dan konasi. Elemen promosi yang digunakan terbagi atas soft sell dan hard sell (Duncan, 2005). METODE PENELITIAN Mulyana (2003 : 145) menyatakan bahwa metodologi penelitian adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji sebuah topik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Cresswell (2002 : 1), Penelitian kualitatif merupakan proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia, berdasarkan penggambaran holistik atas masalah tersebut yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan dengan terperinci sesuai sudut pandang informan, dan disusun dalam latar ilmiah. Istilah deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 134 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 yang ada dapat berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Paramita (2015), Penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik. Pembicaraan yang sebenarnya, isyarat dan tindakan sosial lainnya adalah bahan-bahan mentah yang digunakan untuk analisis kualitatif. Penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif memiliki relasi dengan analisis data visual dan data verbal yang merefleksikan pengalaman sehari-hari. Ciri lain penelitian ini adalah titik beratnya pada observasi dan suasana alamiah (naturalistik setting). Penelitan ini juga bukan menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan (sintetis). Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Salah satu kegunaan penelitian ini adalah sangat berguna dalam melahirkan atau menciptakan teori-teori tentatif. Barangkali disinilah letak perbedaan mendasar metode deskriptif kualitatif dibandingkan metode lainnya. Metode deskriptif tidak menguji teori, melainkan mencari teori. Seringkali penelitian deskriptif timbul karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis yang dapat menjelaskannya. Penelitian deskriftif kualitatif memerlukan kualifikasikualifikasi yang memadai. Pertama, peneliti harus memiliki sifat reseptif. Ia harus selalu mencari, bukan menguji, Kedua, ia harus memiliki kekuatan integratif, kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang diterimanya menjadi satu kesatuan penafsiran yang tepat. Jadi penelitian deskriftif kualitatif ini bukan saja menjabarkan, tetapi juga memadukan. Bukan saja klasifikasi, tetapi juga organisasi, maksudnya data tersebut tidak hanya dipaparkan secara gamblang namun dipadukan disangkutpautkan dengan data lain yang berhubungan sehingga menjadi suatu temuan lapangan yang dapat menggambarkan secara jelas fenomena yang diteliti. (Nugraha dan Romli, 2012 : 12). Adapun teknik pengumpulan data, selain dilakukan wawancara, juga melalui pendekatan studi literatur, menelusuri berbagai sumber bacaan seperti buku dan jurnal-jurnal ilmiah, data yang didapatkan inilah yang akan menjadi pisau analisis penulis dalam mengkaji mengenai revitalisasi industri pariwisata melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication) berbasis online di Kota Bandung. PEMBAHASAN Berbicara revitalisasi, tentu bukan perkara yang mudah, sebuah revitalisasi menuntut persiapan dan perencanaan yang matang, begitupun dalam revitalisasi industri pariwisata maka dituntut berbagai terobosan-terobosan yang tepat dalam pelaksanaan revitalisasi tersebut. Effendy dalam Maraheni (2016 : 60) Mengatakan secara umum revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi sangat penting dan perlu sekali. Beragam kata revitalisasi sering dipergunakan untuk melakukan suatu tujuan. Demikian pula dalam pembahasan ini yakni revitalisasi industri pariwisata melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu. Apa sebenarnya yang harus dilakukan dalam revitalisasi tersebut, tentu harus dipahami bahwa Industri pariwisata pada dasarnya dipandang sebagai kegiatan ekonomi, dan tujuan utama pengembangan pariwisata adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi masyarakat maupun pemerintah (negara). Pariwisata telah menjadi aktivitas sosial ekonomi dominan dewasa ini, bahkan disebut-sebut sebagai “industri terbesar sejak akhir abad 20” yang menyangkut “pergerakan barang, jasa dan manusia dalam skala terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia.” Sejak beberapa dasawarsa terakhir, pariwisata memang telah terbukti menjadi industri terbesar ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 135 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 di berbagai belahan dunia (Pitana dan Gayatri, 2005: 34). Menurut UndangUndang Pariwisata no 10 tahun 2009, Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan, karena itu dalam industri parwisata perlu diperhatikan beberapa faktor yang akan mendukung terhadap Industri Parwisata sebagaimana dikatakan oleh Ramesh dalam Bungin (197 : 2015) bahwa komponen terpenting dalam pariwisata adalah ; 1) akomodasi, 2). Aksessibilitas, 3) fasilitas, 4) atraksi, dan 5) aktivitas. Sejalan dengan pernyataan tersebut, UNWTO (United Nations World Tourism Organization) dalam the International Recommendations for Tourism Statistics 2008, menyebutkan bahwa Industri Pariwisata meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan Kegiatan reservasi lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan hiburan. Terkait dengan tumbuhnya industri pariwisata, dewasa ini maupun pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk berwisata akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta perkembangan penduduk dunia yang semakin membutuhkan refreshing akibat dari semakin tingginya kesibukan kerja. Menurut Fandeli (1995), faktor yang mendorong manusia berwisata adalah: 1.Keinginan untuk melepaskan diri dari tekanan hidup sehari-hari di kota, keinginan untuk mengubah suasana dan memanfaatkan waktu senggang; 2.Kemajuan pembangunan dalam bidang komunikasi dan transportasi; 3.Keinginan untuk melihat dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru mengenai budaya masyarakat dan di tempat lain; 4.Meningkatkanya pendapatan yang dapat memungkinkan seseorang dapat dengan bebas melakukan perjalanan yang jauh dari tempat tinggalnya. Disamping kebutuhan masyarakat untuk berwisata juga terdapat beberapa faktor pendorong pengembangan industri pariwisata di indonesia menurut Spilane (1987) adalah: 1. Berkurangnya peranan minyak bumi sebagai sumber devisa negara jika dibandingkan dengan waktu yang lalu; 2. Merosotnya nilai ekspor pada sektor nonmigas; 3. Adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten; 4. Besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bagi pengembangan pariwisata. Situasi dan kondisi sosio-ekonomi Indonesia saat ini mempelihatkan bahwa semakin berkurangnya lahan pertanian dan lapangan pekerjaan lainnya serta semakin rusaknya lingkungan akibat kegiatan industri manufaktur dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya yang mengeksploitasi sumber daya alam, maka pariwisata perlu dikembangkan sebagai salah satu sumber industri andalan. Sektor pariwisata selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, juga akan merusak lingkungan bahkan sebaliknya merangsang pelestarian lingkungan hidup. Hal ini dapat dimaklumi karena pengembangan pariwisata tidak dapat dipisahkan dari lingkungan hidup sebagai salah satu sarana atau objek wisata (Soebagyo, 2012). Menurut Joyosuharto (1995), pengembangan pariwisata memiliki tiga fungsi yaitu: (1) menggalakan ekonomi; (2) memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup; (3) memupuk rasa cinta tana air dan bangsa. Pariwisata mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi, karena dapat menyediakan lapangan kerja, menstimulasi berbagai sektor produksi, serta memberikan kontribusi secara langsung bagi kemajuankemajuan dalam usaha-usaha pembuatan dan perbaikan pelabuhan, jalan raya, pengangkatan serta mendorong pelaksanaan program kebersihan dan kesehatan, proyek sarana budaya, ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 136 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 pelestarian lingkungan hidup dan sebagainya yang dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik kepada masyarakat setempat maupun wisatawan dari luar. Berkaitan dengan pernyataan di atas, jelas bahwa pengembangan sektor pariwisata tidak mudah, dalam prakteknya tentu akan melibatkan berbagai aspek didalamnya, selain keterkaitan antar berbagai bagian atau instansi terkait, wilayah, SDM, biaya, tentu tidak kalah penting, bahkan menjadi faktor yang menentukan adalah memasarkan/mempromosikan tentang pariwisata ini. Berdasarkan aspek itulah maka revitalisasi terhadap industri pariwisata melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu menjadi penting untuk dilakukan. Langkah revitalisasi yang dapat dilakukan melalui komunikasi pemasaran terpadu dalam industri pariwisata yaitu; Penetapan strategi komunikasi pemasaran dan Implementasi Komunikasi Pemasaran terpadu dengan meng-elaborasi terhadap dimensi-dimensi komunikasi pemasaran terpadu berbasis on line. Adapun langkah-langkah tersebut, apabila di gambarkan dalam sebuah bagan maka akan tampak seperti berikiut ini : 1. Menentukan strategi Komunikasi Pemasaran Saat menyusun strategi promosi menggunakan Komunikasi Pemasaran Terpadu sudah menjadi keharusan untuk memperoleh dampak penjualan yang sangat luar biasa. Hasil berbagai riset membuktikan bahwa pengunaan komunikasi pemasaran terpadu jauh lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan alat promosi tradisional secara terpisah. Dalam dunia digital seperti sekarang ini, konsep komunikasi pemasaran terpadu adalah langkah-langkah menggabungkan berbagai kekuatan online marketing, yang meliputi semua bentuk kampanye melalui e-marketing, seperti e-mail, banner, web, blog, serta berbagai aplikasi dari media sosial. Suatu aktivitas mengkomunikasikan, menyampaikan informasi pariwisata bagi para wisatawan tidak lepas dari peran komunikasi pemasaran di dalamnya. Komunikasi pemasaran ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Penggunaan visual dan pesan yang tepat merupakan syarat keberhasilan dari sebuah program promosi yang dilakukan. Serangkaian tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun sedemikian rupa atas sebuah produk pariwisata agar menumbuhkan sebuah keinginan unuk memiliki atau menikmati produk tersebut, sampai dengan mempertahankan loyalitas pelanggan (wisatawan). Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan Paradigma AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, and Action). Sedang dalam kajian disiplin perilaku konsumen (consumer behaviour) dikenal istilah Three Component of Attitude Model CAC, yaitu Cognitive (pengetahuan), affection (perasaan) dan Conative (kecenderungan untuk berperilaku) (Soemanagara, 2012). Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan, seperti: perubahan pengetahuan (knowledge change), perubahan sikap (attitude change), perubahan perilaku ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 137 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 (behaviour change), dan perubahan masyarakat (social change). Penjualan produk wisata hanya dapat terjadi apabila setidaknya terdapat perubahan sikap pada tataran conative, atau munculnya suatu kecenderungan untuk melakukan sesuatu. Kecenderungan melakukan sesuatu itu adalah kecenderungan untuk membeli produk atau memanfaatkan jasa yang ditawarkan. Penerapan strategi komunikasi Pemasaran ini tentunya akan membutuhkan beberapa fokus perhatian yang perlu dilakukan yaitu : Segmentasi Potensial Untuk mempromosikan produk pariwisata, segmentasi merupakan hal yang penting. Segmentasi memiliki ciri khusus yang dibatasi oleh: usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan batasan geografis. Dari beberapa segmentasi yang dituju, perlu ditetapkan segmentasi yang dianggap potensial. Segmentasi yang dimaksud adalah segmen yang memiliki demand. Kesalahan dalam penetapan segmentasi potensial ini dapat berakibat terhadap penghamburan biaya promosi dan penghamburan waktu yang sia-sia. Perencanaan Media Pemilihan dan penetapan media sangat penting dalam mengkomunikasikan pesan pariwisata penggabungan media online dan offline merupakan bentuk keterpaduan media promosi dalam menyampaikan informasi pariwisata. Pemilihan media promosi pariwisata dihubungkan dengan berapa besar biaya yang harus disiapkan berbanding dengan jumlah raihan. Dalam hal ini sebaiknya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung melakukan riset media, hasil riset media tersebut dapat dijadikan input penting untuk membantu menetapkan kapan sebuah iklan pariwisata diekspos (exposure), berapa lama (duration) waktu yang dibutuhkan, dan berapa kali (frequency) pesan harus ditayangkan. Kreatif Pesan dan Visual Diferensi pesan dan visual dalam kaitannya dengan kegiatan komunikasi pemasaran harus dikaji secara komprehensif, sehingga pesan yang disampaikan mampu menarik perhatian dan menumbuhkan efek yang kuat. Seperti efek suara (sound effect), efek visual (visual effect), dan isi cerita (scenario), harus dirancang secara kreatif sehingga memiliki tingkat diferensiasi yang tinggi. Kreativitas dapat menghasilkan suatu karya yang memiliki karakteristik pesan yang kuat. Tujuan menghasilkan pesan yang kuat adalah agar pesan yang disampaikan mampu menarik perhatian dari audience. Biaya Komunikasi dan Belanja Iklan Pada setiap penggelaran sebuah produk baru (product launching), sebuah produk pariwisata dapat mengeluarkan belanjan iklan yang cukup besar dalam jangka waktu tertentu, khususnya pada tahapan untuk pencapaian product awareness. Belanja iklan yang disiapkan pada masa penggelaran tersebut biasanya hampir mencapai setengah dari jumlah biaya produksi yang dibebankan kepada produk wisata tersebut. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang tidak dapat mengikuti perubahan peta bisnis dan bahkan mengurangi anggaran promosi (budget promotion) karena mengganggap bahwa produknya cukup dominan, bisa jadi mengalami kegagalan di pasar. Setiap lini bisnis atau industri pariwisata di Kota Bandung, skala kecil atau besar, tidak bisa lepas dari kemampuan perancangan anggaran. Pengetahuan empirik memberikan gambaran bahwa agar produk pariwisata tidak gagal di pasaran, maka strategi promosi harus dijaga secara terus menerus, dan strategi ini tentu akan berpengaruh terhadap penetapan belanja iklan pariwisata dalam jangka menengah dan panjang. Riset Komunikasi Pemasaran Keberhasilan sebuah strategi komunikasi pemasaran produk pariwisata Kota Bandung dapat diukur dengan seberapa besar penjualan sebuah produk atau penghasilan dari pemanfaatan jasa oleh wisatawan. Dalam riset komunikasi pemasaran, tingkat keberhasilan diukur berdasarkan sejauh mana iklan pariwisata atau kegiatan mampu ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 138 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk pariwisata atau penggunaan sebuah jasa. Dalam konteks binis masa depan, setiap produk dan jasa mengacu pada standarisasi kualitas yang ditetapkan, dan hanya produk atau jasa pariwisata yang memiliki standar kualitas yang unggul saja yang dapat bertahan di pasar. Kemampuan sebuah produk pariwisata yang mampu menunjukkan nilai ekuitas (equity value) yang merupakan sebuah hasil kumpulan dari pengalaman-pengalaman wisatawan dari hasil survei atau riset. terhadap produk pariwisata Riset komunikasi pemasaran juga memberikan gambaran tentang bagaimana perubahan strategi komunikasi pemasaran dapat mempengaruhi posisi produk pariwisata di pasaran. 2. Implementasi Dimensi-Dimensi Komunikasi Pemasaran Terpadu Berbasis Online. Tujuan komunikasi pemasaran terpadu adalah untuk mempengaruhi perilaku khalayak sasarannya. Karena itu, komunikasi pemasaran tidak hanya digunakan untuk mempengaruhi kesadaran khalayak atas sebuah merek tapi juga mampu menggerakkan orang untuk bertindak. Beberapa konsep penting yang perlu diperhatikan oleh para pemegang kepentingan khususnya Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pengembangan industri pariwisata yaitu dengan melakukan elaborasi terhadap dimensi-dimensi komunikasi pemasaran terpadu, yakni sebagai berkikut; Content Marketing Para pengguna internet atau yang lebih dikenal dengan istilah netizen, selalu mencari berbagai informasi melalu internet, salah satunya informasi mengenai destinasi wisata. Informasi wisata apa saja yang mereka butuhkan hampir tersedia. Oleh sebab itu, strategi pemasaran melalui Content Marketing dalam aktivitas pemasaran online adalah sangat tepat karena bisa menarik konsumen dengan beragam informasi yang telah disediakan di website. Informasi yang dibuat bisa berupa artikel atau text, video, gambar atau bahkan hasil riset tertentu. Mobile Marketing Merupakan salah satu strategi pemasaran online yang sedang trend dalam aktivitas pemasaran pariwisata saat ini. Mobile Marketing bisa dikatakan sebagai strategi pemasaran yang menyasar pada konsumen yang menggunakan perangkat mobile seperti tablet, smartphone dan lain-lain. Oleh sebab itu, mau tidak mau pemerintah Kota Bandung harus mendesain ulang tampilan website mereka yang dalam hal ini Bandung Tourism.com, sehingga ramah atau user friendly ketika website tersebut diakses melalui perangkat mobile. Aktivitas pemasaran pariwisata semacam ini dinilai sangat efektif mengingat banyaknya masyarakat saat ini yang menggunakan mobile phone dalam kehidupan sehari-harinya. Continuous Marketing Untuk menjalankan strategi pemasaran online ini, dilakukan dengan mengunakan media sosial seperti Facebook,twitter,Instagram, dan berbagai fitur medsos lainnya. Continuous Marketing ini menekankan pada aktifitas promosi di jejaring media sosial. Pemerintah Kota Bandung dapat melakukan analisa data seperti feedback dari masyarakat, termasuk opini mereka untuk tetap berinovasi dan menemukan konsep produk pariwisata yang ditawarkan. Integrated Digital Marketing Adalah salah satu strategi komunikasi pemasaran online yang powerful. Sebab disini, semua komponen sumber daya digital digunakan secara maksimal. Artinya, semua cara untuk memperkuat promosi melalui online dimanfaatkan sebaik-baiknya. Seperti contoh, membuat blog atau website, melakukan kampanye brand atau iklan, menggunakan berbagai fitur media sosial. Visual Marketing Promosi ini mengedepankan bagaimana caranya untuk menciptakan objek visual ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 139 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 yang bisa mewakili produk yang ditawarkan kepada konsumen. Visual marketing tidak hanya di dunia nyata tetapi juga bisa di dunia maya seperti Instagram, Pinterest, bahkan YouTube. Tentu, dibutuhkan banyak pihak untuk bekerjasama untuk bisa menyediakan tayangan visual untuk dapat menarik calon wisatawan. Personalized Marketing Penekanan Strategi ini adalah menganggap setiap konsumen itu unik. Oleh sebab itu, setiap konsumen diperlakukan secara berbeda. Untuk dunia wisata, melalui strategi ini Pemerintah dapat menerapkan sistem ecommerce yang bisa menampilkan produk-produk yang disediakan bisa berbeda-beda tergantung dari masingmasing user dari mulai perbedaan lokasi, hobi, minat, umur, gender dan lain-lain. Dengan cara ini, diharapkan konsumen akan lebih tertarget untuk mengunjungi objek-objek wisata yang ada. Direct Marketing Ketika Pemerintah Kota Bandung ingin berhubungan langsung dengan customer, maka gunakanlah direct-response marketing, dengan menggunakan banyak jenis media untuk menciptakan respon masyarakat. Misal: penawaran harga khusus, jasa tambahan, dan lain sebagainya), the database (mendapatkan data customer-nya dan menggunakan data itu untuk penawaran selanjutnya) dan the response (memberikan respon yang baik terhadap customer, misal; dengan membuat toll-free-line untuk layanan customer) sedangkan back end berusaha mempertemukan harapan konsumen dengan produk, mencakup fulfillment (yakni membuat produk atau informasi yang diminta oleh konsumen cocok, efektif dan tepat waktu). Sales Promotion Sales promotion merupakan istilah singkat dari penawaran nilai tambah yang dirancang untuk menggerakkan dan mempercepat respons dari customer. Contoh dari nilai tambah itu sendiri adalah“kesempatan untuk memenangkan hadiah”, potongan harga (seperti diskon 20 %, sale 50 % sample gratis dsb. Pada konsepnya, Sales promotion digunakan untuk memotivasi customer agar melakukan aksi dengan membeli produk pariwisata yang dipicu dengan adanya penawaran produk dalam jangka waktu terbatas. Public Relations/MPR Komunikasi pemasaran melalui PR ini,merupakan pekerjaan yang sangat luas dan beragam, tidak hanya bertugas men-track opini publik saja, tetapi juga bertugas mengelola corporate brand dan menjaga reputasinya, termasuk menyampaikan brand information guna mempengaruhi calon customer. Personal Selling Personal selling adalah improvisasi dari penjualan dengan menggunakan komunikasi a person to person communication. Personel selling ini sangat dominan dalam industri pariwisata. Untuk menawarkan berbagai produk pariwisata. Periklanan Adalah salah satu alat promosi yang dapat dilakukan melalui media on line baik dengan internet, media sosial maupun off line marketing, seperti media massa, maupun media komunikasi lainnya seperti poster, famplet, baligho dsb. Event Marketing Event marketing adalah peristiwa promosional yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan customer dalam event tersebut. Perusahaan dan organisasi nonprofit menggunakan events yaitu: melibatkan sasaran khalayak, turut aktif dalam kegiatan tersebut. Untuk meningkatkan brand awareness. Misalnya Event wisata Tangkuban Perahu. Interactive Marketing Interactive marketing ditujukan bagi pemegang kepentingan untuk berkomunikasi dengan customer untuk menyajikan dan memberikan layanan terkait dengan produk pariwisata. Melalui cara ini diharapkan dapat mempengaruhi promosi berbagai tempat wisata yang ada di Kota Bandung. ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 140 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil kajian menunjukkan bahwa revitalisasi industri pariwisata melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication) berbasis online di Kota Bandung dapat dilakukan 1.dengan menerapkan strategi komunikasi pemasaran, melalui tahapan; segmentasi potensial, perencanaan media, kreatif pesan dan visual, biaya komunikasi dan belanja iklan, serta riset komunikasi pemasaran. Ke-2. Melalui implementasi dimensi komunikasi pemasaran terpadu yang meliputi; content marketing, mobile marketing, continuous marketing, integrated digital marketing,visual marketing,personalized marketing,direct marketing, sales promotion, PR/MPR, personal selling, periklanan,event marketing, dan Interactive marketing Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan citra positif Kota Bandung sebagai kota pariwisata di mata para wisatawan domestik maupun manca negara. Melalui komunikasi pemasaran terpadu berbasis online dapat menciptakan keunggulan kompetitif, meningkatkan penjualan dan keuntungan, menghemat biaya dan waktu. Komunikasi pemasaran terpadu berbasis online mengikat komunikasi seluruh warga masyarakat (para wisatawan) dengan mudah mengakses tujuan wisata, sarana wiasata, akomodasi wisata, serta berbagai fasilitas wisata lainnya, sehingga diharapkan dengan kemudahan akses on line ini dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata, khsususya Kota Bandung sebagai sentra wisata Jawa barat. REFERENSI Badan Pusat Statistik, 2017 Jakarta Bhatia, Arjun Kumar. (2008). International Tourism Management. Sterling Publisher Private Limited. New Delhi. India. Bungin, Burhan dan Sukristyanto,Agus (2016). Tourism Communication Kajian Komunikasi Masa Depan. Fikom Universitas Mercu Buana. Jakarta. September Hal. 196-212. Creswell. JW. (2002). Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. California Sage Publication. Duncan Tom.(2005). Principles of Advertising & IMC. Second Edition. Mc. New York Graw Hill. Fandeli, Ch. (1995). Pengertian dan Kerangka Dasar Kepariwisataan dalam “Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam”, Editor: Ch, Fandeli, Yogyakarta: Liberty. Joyosuharto,S.(2000). Aspek Ketersediaan dan Tuntutan Kebutuhan Dalam Pariwisata, dalam “Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam”, Editor: Ch, Fandeli, Yogyakarta: Liberty. Marhaeni. Dwi Pangastuti. (2016). “Revitalisasi Komunikasi Tradisional Pada Era Globalisasi”. ISKI 1 (Oktober). Hal 59-63. Mulyana. Deddy. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nugraha, dan Romli. (2012). Strategi Komunikasi Pembanguan Pada Program Desa Peradaban Sebagai Bentuk Peningkatan Citra Pemerintah Daerah. Kajian Komunikasi 1 Desember. Hal (919). Paramita, Sinta. (2015). “Makalah Komunikasi Pembangunan Berbasis Teknologi Di Desa Wisata Sri Gethuk Yogyakarta.” ISKI. 1 (Oktober). Hal.235-252. ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 141 Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. IV No. 2 September 2017 Pitana, I Gde dan Putu G. Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Soebagyo. (2012). Jurnal Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia.” Jurnal Liquidity.Vol.1. No.2. JuliDesember 2012. hlm. 153-158. Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila. Soemanagara, Rd (2012). Strategic Marketing Communication (Konsep Strategis dan Terapan). Bandung: Alfabeta. Spilane, JJ. (1987) Parisiwata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. ______, “Tourism Office” dalam http://www.bandungtourism.co m/office.php. Diakses pada 18 Februari 2017 pukul 14: 07 WIB. ISSN: 2355-0287, E-ISSN: 2549-3299 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 142