surya medika membangun insan kesehatan berkarakter religius

advertisement
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 7. No. 1 Januari 2011
MEMBANGUN INSAN KESEHATAN BERKARAKTER RELIGIUS
SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS TERWUJUDNYA VISI, MISI DAN
TUJUAN RUMAH SAKIT ISLAM
Oleh:
Dwi Suharyanta7
ABSTRACT
Human resource is the most important asset for organizations engaged in services are
included in the health care or hospital. A personal service is going to be successful in realizing the
vision and mission of the hospital. The hospitals which have religious background seem have a
better chance in the future and given the uniqueness of the service. The efforts to build a religious
character for the human health becomes an important and strategic step for the hospital
management of Islam, the same pattern in paradigm, committed leaders, increased confidence, the
establishment of a religious atmosphere or environment, becomes a major factor in the formation of
character. Character of religious formation for health insane care in the Islamic hospital will support
the realization of the vision, mission and goal.
Key words: Health human, religious character, Islamic hospital Vision
7
Staf Pengajar Stikes Surya Global Yogyakarta
43
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 7. No. 1 Januari 2011
PENDAHULUAN
Sumber daya insani atau sumber
daya
manusia
merupakan
asset
terpenting bagi organisasi yang bergerak
dalam bidang jasa termasuk dalam hal
ini organisasi pelayanan kesehatan atau
rumah sakit.
Sentuhan
pelayanan
yang
personal akan semakin menjadi kunci
sukses keberhasilan sebuah rumah sakit
dalam mewujudkan visi, menjalankan
misi dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Rumah sakit khusus serta rumah
sakit beridentitaskan sebuah kelompok
tertentu seperti misalnya rumah sakit
berlatar belakang agama (Rumah Sakit
Islam), nampaknya akan memiliki
peluang yang lebih baik di masa
mendatang
mengingat
adanya
kekhususan pelayanan serta basis
keterikatan emosional antara rumah sakit
dengan pasien. Tentunya apabila rumah
sakit
benar-benar
mampu
untuk
mempersiapkan sumber daya insaninya,
agar memiliki kompetensi keilmuan,
ketrampilan serta attitude di dalam
memberikan layanan untuk segmen
pasar khusus ini.
PEMBAHASAN
Upaya
membangun
insani
kesehatan berkarakter religius menjadi
langkah yang penting dan strategis bagi
rumah sakit guna mencapai visi, misi dan
tujuan rumah sakit islam.
Sebagai langkah awal komitmen
para pemimpin rumah sakit menjadi
kunci suksesnya pembangunan karakter
bagi insane kesehatan. Pengelola rumah
sakit islam ini, komitmen dan cara
pandang
para
pemimpin
dalam
mencapai tujuan, serta soliditas dalam
melangkah akan memberikan dukungan
yang kuat dalam proses pembangunan
karakter.
SURYA MEDIKA
Pembentukan karakter diawali
dengan membangun landasan yaitu
dengan terus memberikan ilmu dan
wawasan
tentang
aqidah
atau
keyakinan, untuk apa tujuan manusia
diciptakan di dunia sebagai kholifah/
pemimpin.
Tingkatkan pemahaman dan
tumbuhkan kesadaran bahwa setiap
manusia adalah pemimpin dan setiap
pemimpin
akan
dimintai
pertanggungjawaban
atas
kepemimpinnya,
seorang
pekerja/
pegawai atau pengusaha muslim dalam
melakukan berbagai aktivitas usaha
harus selalu bersandar dan berpegang
teguh pada dasar dan prinsip sebagai
berikut :
Pertama : seorang muslim harus
bekerja dengan niat yang ikhlas karena
Alloh SWT, karena dalam kacamata
syariat
bekerja
hanyalah
untuk
menegakkan ibadah agar terhindar dari
hal-hal yang diharamkan dan dalam
rangka memelihara diri dari sifat-sifat
yang tidak baik seperti meminta-minta
atau menjadi beban orang lain. Apalagi
seorang tenaga kesehatan yang bekerja
di sebuah rumah sakit yang mereka
harus melayani dan membantu orang
yang memiliki beban yang berat. Bekerja
juga bisa menjadi sarana untuk berbuat
baik kepada orang
lain dengan cara
ikut andil membangun ummat di masa
sekarang dan masa yang akan datang,
serta melepaskan ummat dari belenggu
ketergantungan orang lain dan jeratan
transaksi haram.
Kedua : seorang muslim harus
bekerja dalam hal-hal yang baik dan
usaha yang halal. Sehingga dalam
pandangan
seorang
pekerja
dan
pengusaha muslim, tidak akan sama
antara proyek dunia dengan proyek
akhirat. Baginya tidak akan sama antara
yang baik dan yang buruk, atau antara
yang halal dan yang haram, meksipun
44
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 7. No. 1 Januari 2011
yang buruk itu menairk hati dan
menggiurkan
karena
besarnya
keuntungan materi yang didapat, ia akan
selalu menghalalkan yang halal dan
mengharamkan yang haram. Bahkan
hanya berusaha mencari rizki sebatas
yang dibolehkan oleh Alloh SWT dan
Rasul-Nya.
Keempat : seorang muslim dalam
bekerja harus menunaikan hak-hak yang
harus ditunaikan, baik yang terkait
dengan hak-hak Alloh seperti zakat atau
yang terkait dengan hak-hak manusia
seperti memenuhi pembayaran hutang
atau
mentaati
perjanjian
usaha.
Menunda pembayaran hutang bagi yang
mampu
merupakan
kedzaliman.
Menyia-ntiakan amanah dan ingkar janji
bukanlah seorang muslim.
Kelima : seorang muslim harus
menghindari transaksi riba atau berbagai
bentuk usaha haram lainnya yang
menggiring ke arahnya karena dosa riba
sangat berat dan harta riba tidak berkah,
bahkan hanya akan mendatangkan
kutukan dari Alloh dan Rasul-Nya, baik di
dunia maupun di akhirat.
Keenam : seorang pegawai
muslim tidak memakan harta orang lain
dengan cara haram atau bathil, karena
kehormatan harta seseorang seperti
kehormatan darahnya. Harta seorang
muslim haram untuk diambil kecuali
dengan kerelaan hatinya dan adanya
sebab syar’i untuk mengambilnya,
seperti upah kerja, laba usaha, jual beli,
hibah, warisan, hadiah dan yang
semisalnya.
Ketujuh : seorang pengusaha
atau pekerja muslim harus menghindari
segala bentuk sikap maupun tindakan
yang bisa merugikan orang lain, ia juga
harus bisa menjadi mitra yang handal
sekaligus kompetitor
yang bermoral,
yang selalu mengedepankan kaidah
segala
yang
berbahaya
dan
membahayakan haram hukumnya.
SURYA MEDIKA
Kedelapan : seorang pegawai
atau pemimpin muslim harus berpegang
teguh pada aturan syariat dan bimbingan
islam, agar terhindar dari pelanggaran
danpenyimpangan yang mendatangkan
sanksi hokum dan cacat moral.
Kesembilan : seorang muslim
dalam bekerja dan berusaha harus
bersikap loyal kepada kaum mukmin dan
menjadikan
ukhuwah
di
atas
kepentingan bisnis, sehingga bisnis tidak
menjadi sarana untuk menciptakan
ketegangan dan permusuhan sesame
kaum muslimin. Dan ketika bersosial
jangan bicara bisnis karena berakibat
munculnya sikap tidak ikhlas dalam
beramal.
Seorang muslim harus berusaha
hidup
berkecukupan,
memerangi
kemalasan, bersemangat dalam mencari
nafkah, berdedikasi dalam menutupi
kebutuhan dan rajin bekerja demi
memelihara masa depan anak-anaknya
agar mampu hidup mandiri dan tidak
menjadi beban orang lain dan menjadi
pengemis yang menjual harga diri
merupakan manusia yan paling tercela
dan sangat dibenci islam.
Imam Ibnul Jauzi berkata : “
tidaklah ada seorang yang malas bekerja
melainkan berada dalam dua keburukan;
pertama : menelantarkan keluarga dan
meninggalkan kewajiban dengan alas an
tawakal sehinggahidupnyamenjadi batu
sandungan orang lain dan keluarganya,
berada dalam kesusahan. Kedua:
demikian itu suatu keinaan yang tidak
menimpa kecuali pada orang yang hina
dan gelandangan, sebab orang yang
bermartabat tidak akan rela kehilangan
harga diri hanya karena kemalasan
dengan dalih tawakal yang syarat
dengan hiasan kebodohan, sebab boleh
jadi seseorang tidak memiliki harta tetapi
masih neniliki kesempatan dan peluang
untuk berusaha.
45
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 7. No. 1 Januari 2011
Inilah prinsip-prinsip yan harus
dipahami dan dipegang erat oleh
seorang muslim dalam menjalankan
amanah, harapannya prinsip ini akan
melekat dalam benak dan membekas
dalam hati dan tervisualisasi dalam
perkataan, sikap, perbuatan dan akan
menjadi karakter bagi seorang insane
kesehatan muslim.
Upaya
untuk
meningkatkan
kepahaman dan wawasan keilmuan bisa
diselenggarakan majelis taklim yang
terjadwal secara rutin dan harus diikuti
seluruh pengelola rumah sakit dan
dicontohkan para pemimpin rumah sakit
untuk komitmen dan konsisten, majelis
taklim bisa dilaksanakan pada saat apel
pagi dan apel sore, atau diambil waktu
yang memungkinkan untuk bisa diikuti
sebagian besar dari para pengelola
rumah sakit. Buat bulletin atau tulisantulisan yang bisa dibagikan untuk para
pengelola.
Pastikan para pemimpin bagian
memiliki program untuk kaderisasi untuk
terus meng-upgrade ilmu dengan
harapan para pemimpin bagian memiliki
kemampuan untuk memberikan nasehat
kepadaorang-orang
di
bawah
kepemimpinannya saat kapanpun dan
dimanapun
terutama
pada
saat
melakukan koordinasi atau pun evaluasi
dalam menjalankan pekerjaan atau
amanah yang menjadi tugas dan
tanggung jawab anak buahnya.
Buat suatu program yang harus
diikuti oleh seluruh pengelola rumah
sakit, misalnya setiap insani harus
menjaga sholat wajibnya dengan cara
sholat berjamaah bagi laki-laki dan
sholat tepat waktu bagi perempuan.
Setiap insani harus membaca Al Quran
setiap hari minimal 10 ayat, beserta
maknanya, jalankan sholat lail, tegakkan
sholat dhuha, lakukan shaum/ puasa
sunnah dan selalu menjaga wudhu.
Sebagai langkah evaluasi buatkan setiap
SURYA MEDIKA
insani sebuah buku catatan amal harian
yang telah mereka lakukan, dan
kewajiban pemimpin untuk melakukan
evaluasi tiap sore hari.
Berikan reward bagi mereka yang
telah berhasil melaksanakan program
dengan tertib, bagi yang belum berhasil
melaksanakan terus diberi motivasi agar
terus semangat untuk mencoba, dan
membantu
untuk
mencari
solusi
manakala ada kendala-kendala yang
menghambat untuk bisa menjalankan
program.
Buat suasana yang kondusif
untuk setiap insani agar mampu untuk
melaksanakan program, tanpa ada rasa
malu, untuk terus belajar dan mencoba,
dukung dengan suasana religious, mulai
dari penampilan yang bisa terlihat dari
pakaian seragam, tulisan-tulisan yang
mendorong
semnagat,
kebiasaankebiasaan yang dibangun untuk memulai
aktivitas.
Dari upaya-upaya yang telah
diuraikan di atas diharapkan mampu
membentuk karakter religius bagi setiap
insane yang ada di rumah sakit, dengan
karakter yang terbangun akan terjadi
keselarasan dalam cara pandang dan
cara berpikir. Dukungan terhadap
pencapaian visi akan semakin menguat,
misi rumah sakit mudah dijalankan.
Tujuan serta sasaran yang telah
ditetapkan bisa segera tercapai, tentunya
dengan ridho Alloh SWT. Amiin.
KESIMPULAN
Pembentukan karakter religius
bagi insani kesehatan di rumah sakit
islam, menjadi suatu hal yang sangat
penting dan strategis serta harus
diperhatikan oleh manajemen rumah
sakit islam, langkah-langkah riil dan
upaya yang nyata dalam membentuk
karakter menjadi bukti kesungguhan
manajemen
rumah
sakit
dalam
46
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 7. No. 1 Januari 2011
mempersiapkan sumber daya insaninya
menghadapi peluang dan tantangan ke
depan guna mewujudkan visi, misi,
tujuan dan sasaran rumah sakit islam.
DAFTAR PUSTAKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Tahqiq
Muhammad bin Said bin Ruslan.
Al Amr Bil Ma’ruf wan Nahyu Arul
Mungkar. Penerbit : Darul Ulum al
– Islamiyah, Kairo dan Darul
Bukhari Buraidah, Saudi.
Shaikh Ahmad ad Darwisy
1419.
Fatawa. Lajnah Daimah dan Ifta,
Penerbit : Darul Ashima, Cetakan
Ketiga.
SURYA MEDIKA
Mafatihur Rizki, Fadhl Ilahi. 1428 H/
2007. Edisi Indonesia. Penerbit :
Darul Haq, Cetakan ke-12.
Ahmad
Ibrahim
Abu Sinn, 2008.
Manajemen
Syariah
Sebuah
Kajian Historis dan Kontemporer,
Penerbit : Raja Grafindo Persada.
Zainal Abidin Syamsudin, Lc. 2008.
Mencari Kunci Rizki yang Hilang,
Penerbit: Pustaka Imam Abu
Hanifah.
Cetakan
Pertama
Sya’ban 1429 H/ Agustus
Syaikh Husain al-Awayasyah . 1412 H/
1991, Wasyul Hulal fi Maratibil
Ilmi wal Amal, Penerbit Darul
Hijrah, Cetakan Pertama.
47
Download