tren dan isu legal dalam praktek keperawat profesional

advertisement
Nama kelompok : Antoni
Guruh
Joko
Hanafi
TREN DAN ISU LEGAL DALAM PRAKTEK KEPERAWAT PROFESIONAL
A. Definisi
Upaya-upaya bidang kesehatan selama ini seperti preventif, promoti, kuratif dan
rehabilitatif rupanya perlu mendapatkan refleksi dari perawat. Kritisi tersebut bukan untuk
menggugat cakupan pelayanan kesehatan, melainkan perawat perlu menciptakan model praktik
pelayanan perawatan yang khas dan berbeda, sehingga meskipun perannya tidak langsung
berdampak terhadap peningkatan indeks pembangunan manusia, namun tetap berarti (mengisi
sektor yang kosong/tidak tergarap) karena perannya tidak identik dengan profesi lain atau
sebagai sub sistem tenaga kesehatan lainnya.
Mengingat hal – hal tersebut kita perlu mencermati beberapa peristiwa di belahan dunia
lain, akan perubahan – perubahan konsep dan pengembangan kesehatan. Khususnya di negara
maju seperti Amerika, hasil riset yang dikemukakan oleh Bournet (dalam Jurnal Riset) tentang
perkembangan “Hospital At Home” atau perawatan pasien di rumah mereka sendiri, secara
kuantitatif menunjukan peningkatan dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 1970an rasionya adalah
291 ; 1 , kemudian tahun 1990an perbandingannya sekitar 120 ; 1 dan terakhir penelitian pada
tahun 2004 perbedaannya menjadi semakin tipis yaitu 12 ; 1. Masih penelitian tentang Hospital At
Home dan di Amerika menunjukan bahwa, tingkat kepuasan pasien yang di rawat di rumahnya
sendiri lebih memuaskan pasien dan keluarga dibandingkan dengan mereka yang dirawat di
rumah sakit. Bila kita melihat tren dan isu di negara lain tersebut kita dapat membuat satu
analisis bahwa, Hospital At Home akan menjadi salah satu model anyar yang perkembangannya
akan sangat pesat.
B. Klasifikasi
Implikasinya bagi perawat dan praktek keperawatan jelas hal ini merupakan angin surga,
karena dengan praktik dalam model Hospital At Home, perawat akan menunjukan eksistensinya.
Keuntungannya dalam meningkatkan peran perawat antara lain;
(1) Otonomi praktik keperawatan akan jelas dibutuhkan dan dibuktikan, mengingat
kedatangan perawat ke rumah pasien memikul tanggung jawab profesi,
(2) Perawat dimungkinkan menjadi manager/ leader dalam menentukan atau
memberikan pandangan kepada pasien tentang pilihan – pilihan tindakan atau rujukan yang
sebaiknya ditempuh pasien,
(3) Patnership, berdasarkan pengalaman di lapangan kebersamaan dan penghargaan
dengan sesama rekan sejawat serta profesi lain memperlihatkan ke-egaliterannya ,
(4) Riset dan Pengembangan Ilmu, hal ini yang paling penting, dengan adanya
konsistensi terhadap keperawatan nampak fenomena keunggulan dari Hospital At Home ini,
ketika perawat mengasuh pasien dengan jumlah paling ideal yaitu satu pasien dalam satu waktu,
interaksi tersebut selain memberikan tingkat kepuasan yang baik juga memberikan dorongan
kepada perawat untuk memecahkan masalah secara scientific approach.
`Menerapka praktek Hospital At Home juga secara tidak langsung dapat membantu
beban biaya klien, karena dapat mengurangi berbagai macam biaya, serta dapat membantu
pendidikan kesehatan bagi klien dan keluarga.
Klien pun tidak canggung lagi untuk bertanya dan berkonsultasi tantang penyakit dan
perawatanya.
Tapi dalam hal ini perawat harus memperhatikan piranti hukum. Sebab pembangunan di
bidang kesehatan diperlukan tiga faktor :
(1). perlunya perawatan kesehatan diatur dengan langkah-langkah tindakan konkrit dari
pemerintah
(2). perlunya pengaturan hukum di lingkungan sistem perawatan kesehatan
(3). perlunya kejelasan yang membatasi antara perawatan kesehatan dengan tindakan
tertentu.
Ketiga faktor tersebut memerlukan piranti hukum untuk melindungi pemberi dan
penerima jasa kesehatan, agar ada kepastian hukum dalam melaksanakan tugas profesinya.
Dalam pelayanan kesehatan (Yan-Kes), pada dasarnya merupakan hubungan “unik”, karena
hubungan tersebut bersifat interpersonal. Oleh karena itu, tidak saja diatur oleh hukum tetapi juga
oleh etika dan moral. Di dalam konteks ini, saya mencoba memberikan pemahaman kepada
kawan-kawan
perawat tentang arti penting peraturan hukum di bidang kesehatan dalam melaksanakan tugas
pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan praktek Hospital At Home perawat harus mempunyai perizinan seperti
yang tertera pada BAB III Perizinan, Pasal 8 :
1. Perawat dapat melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan,
praktek perorangan/atau berkelompok.
2. Perawat yang melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan harus
memiliki SIK (garis bawah saya).
3. Perawat yang melakukan praktek perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP (garis bawah
saya).
Pasal 15
Perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan berwenang untuk :
a. melaksanakan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,
perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi : intervensi keperawatan,
observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan.
c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dmaksud huruf a dan b harus sesuai
dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan organisasi profesi.
d. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter
(garis bawah saya).
Pengecualian pasal 15 adalah pasal 20;
(1). Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa pasien/perorangan, perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
(2). Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.
Pasal 31
(1). Perawat yang telah mendapatkan SIK aatau SIPP dilarang :
a. menjalankan praktek selain ketentuan yang tercantum dalam izin tersebut.
b. melakukan perbuatan bertentangan dengan standar profesi.
(2). Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat atau menjalankan tugas
di daerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatan lain, dikecualikan dari larangan
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) butir a.
Di dalam praktek apabila terjadi pelanggaraan praktek keperawatan, aparat penegak
hukum lebih cenderung mempergunakan Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
dan ketentuanAgar dalam melaksanakan praktek Hospital At Home tercipta adanya pemahaman yang
baik dan benar tentang beberapa piranti hukum yang mengatur pelayanan kesehatan untuk
menunjang pelaksanaan tugas di bidang keperawatan dengan baik dan benar serta sebagai
payung perlindungan bagi perawat tersebut.
C. Penutup
Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa ruang kosong praktek Hospital At Home ini
menjadi peluang bidang garap yang akan menambah tegas betapa perawat memiliki peran yang
tidak identik dan tidak tergantikan. Pengalaman di lapangan membuktikan tentang betapa
tingginya animo masyarakat akan kehadiran Hospital At Home (Nursing At Home).
hanya saja ada beberapa tantangan yang menuntut keseriusan untuk segera
mengembangkan model ini. Tantanga tersebut diantaranya adalah Infrastruktur Hospital At Home
yang sangat mahal, salahsatunya adalah keberadaan alat kesehatan, dengan konsep one tools
one patien/home, maka bisa dibayangkan kebutuhan alat kesehatan ini akan semakin
membengkak, baik kebutuhan secara jumlah ataupun mahalnya alat tersebut. Kedua adalah
sosialisasi, perlu adanya perumusan metoda sosialisasi yang efektif, ethic dan legal dalam
mengenalkan model pelayanan Hospital At Home tersebut agar tidak terjadi misinterpretasi dan
miskomunikasi.
Daftar Pustaka
http://wwwnurse-sasono.blogspot.com/2009/09/tren-dan-isu-mutakhir-praktek-perawat.html
tren dan Isu Mutakhir Praktek Perawat
http://blogs.unpad.ac.id/Kel1_FIK08/?page_id=51
http://cms.sip.co.id/hukumonline.
Download