i TINJAUAN HUKUM TERHADAP PENERAPAN HARGA TIKET

advertisement
TINJAUAN HUKUM TERHADAP PENERAPAN HARGA TIKET PESAWAT UDARA
PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA UNTUK PENERBANGAN DOMESTIK
(Analisis Peraturan Mentri Perhubungan No. 26 Tahun 2010)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)
Oleh:
HUSNUL AZMI RITONGA
NIM : 1111048000003
K O N S E N T R A SI HUKUM BISNIS
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1435 H/2015 M
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Husnul Azmi Ritonga, NIM 1111048000003, “TINJAUAN HUKUM TERHADAP
PENERAPAN HARGA TIKET PESAWAT UDARA PADA MASKAPAI GARUDA
INDONESIA UNTUK PENERBANGAN DOMESTIK (Analisis Peraturan Mentri
Perhubungan No. 26 Tahun 2010)”, Konsentrasi Hukum Bisnis, Program Studi Ilmu Hukum,
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatyullah Jakarta, 1436
H/2014 M. xi + 100 halaman. Skrpisi ini bertujuan untuk mengetahui permasalahanpermasalahan praktik Penerapan harga tiket pada maskapai Garuda Indonesia penerbangan
domestik di Indonesia. Latar Belakang skiripsi ini adalah perlindungan hukum bagi konsumen/
pemakai jasa angkutan terhadap praktik Penerpan harga tiket oleh pihak maskapai Garuda
Indonesia.
Hukum pengangkutan yang ada di Indonesia khususnya mengenai tarif batas atas tidak memberi
kepastian perlindungan hukum bagi penumpang angkutan udara. Penelitian ini menggunakan
tipe penelitian library research, yang mengkaji berbagai dokumen yang terkait dengan
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis
normatif dengan spesifikasi penelitian yaitu dpreskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah data primer yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan data sekunder
berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif. Selanjutnya ada tiga bahan hukum
yang digunakan dalam penelitian ini, yakni bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
bahan non-hukum. Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan harga
tiket tariff batas atas untuk kelas ekonomi terkait dengan perlindungan hukum bagi penumpang
angkutan udara dalam hal ini konsumen belum memiliki kerangka dan kekuatan hukum yang
jelas.
Hal ini dibuktikan bahwa Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010 tentang
Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas
Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri, memang harus diperbaiki baik dalam
teori maupun praktiknya agar hak penumpang angkutan jasa penerbangan terlindungi. Dalam hal
ini kebijakan yang sangat dibutuhkan agar menimbulkan efek bagi para pelaku.
Kata Kunci : Garuda Indonesia, Penerapan Harga Tiket, Penerbangan Domestik
Pembimbing : Prof.Dr. Abdullah Sulaiman, S.H. M.H
Daftar Pustaka : Tahun 1962 s. Tahun 2015
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Tuhan Seru Sekalian Alam. Tidak ada kata yang pantas kecuali
pujian yang terus dilafalkan oleh lisan dan tidak ada perbuatan baik dan perbuatan ketaatan
kecuali tertuju hanya kepada-Nya. Hanya Allah lah yang pantas dipuji dan hanya Allah lah yang
pantas disembah, kepada-Nya pula hamba memohon pertolongan, sehingga penulisan karya
ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad Saw yang tidak ada
tandingannya, membuat hukum dengan kemaslahatan yang mengelilinginya, menegakkan hukum
dengan penuh kebersihan akal dan jiwa sehingga setiap keputusan sesuai tidak ada yang
menentangnya. Semoga sholawat dan salam menolong hamba pada saat penghakiman di akhirat
kelak, serta memberikan atsar semangat dan keteguhan dalam perjuangan penulis dalam
menegakkan hukum di kehidupan sehari-hari hamba.
Penulisan skripsi ini bukanlah akhir dari studi dari penulis lakukan mudah-mudahan penulis
akan terus melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi lagi. Itu semua penulis persembahkan kepada
Kepada Ayahanda dan Ibunda semoga Allah swt, memelihara serta memberikan nikmat
terbaikNya. Kepada kakak-kakak dan abang tercinta mudah-mudahan Allah swt, melancarkan
semua urusan kita. Amiin.
Tidak lupa, penulis juga menyampaikan terimakasih kepada orang-orang yang turut
mempengaruhi hamba dalam mendewasakan penulis, yang terhormat:
1. Dr. H. JM Muslimin, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., MH. selaku ketua Program Studi Ilmu Hukum dan Arip
Purkon, MA selaku sekretaris Program Studi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Prof.Dr. Abdullah Sulaiman, S.H. M.H, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
menjadi pembimbing dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran, perhatian, dan
ketelitian.
vi
4. Prof Salman Manggalatung, S.H. M.H. selaku dosen pembimbing akademik dari semester
satu hingga akhir perkuliahan.
5. Bapak Nurrohim yang memberi arahan untuk selalu mengingat dan menghapal Al-qur’an
serta mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat dan segenaf dosen pembimbing
setoran hafalan Al-qura’an di fakultas syariah dan hukum.
6. Segenap staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas
untuk mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.
7. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya
dosen program studi ilmu hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus
ikhlas, semoga ilmu pengetahuan yang diajarkan dapat bermanfaat dan menjadi keberkahan
bagi penulis dan semoga Allah SWT senantiasa membalas jasa-jasa beliau serta menjadikan
semua kebaikan ini sebagai amal jariyah untuk beliau semua.
8. Orang tua, dan sanak saudara, terima kasih atas dukungan semangat yang tidak pernah
padam serta do’a, motivasi, kasih sayang, perhatian, dan bantuan (moril, materiil, dan
spiritual) yang telah diberikan dengan tulus, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi Negeri.
9. Teman-teman ilmu hukum angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik konsentrasi
hukum bisnis maupun konsentrasi hukum kelembagaan negara.
10. Keluarga besar HMI Cab. Ciputat, LKBHMI Ciputat, FKADU Jakarta, HIMLAB Jakarta
Raya, KMSU Jakarta, yang telah memberikan ilmu dalam diskusi-diskusi dan kematangan
dalam berorganisasi;
11. Teman-teman seperjuangan Muhammad Azhar Rizki Dalimunthe, Mupida Warni, Wanda,
Faisal Tanjung, Denny Arman Siregar yang bersama-sama penulis berjuang dalam
melanjutkan studi di perguruan tinggi di ibu kota ini.
vii
12. Teman-teman kos “white house” Bang Abdul Karim Munthe yang senantiasa selalu memberi
arahan dalam menyelesaikan skrisi ini, Bang Zullisan Sidqi memberi masukan, Bang juki
yang menasehati, Bang Fikri yang selalu membuat semangat dan ceria, Azhar sohibku,
Syawal semargaku, Irfan, Habib, Sapta, Adinda Eka dan spesial kepada Ibu Kos yang terus
memotivasi untuk tetap semangat dalam menyelesaikan studi penulis;
Akhirnya penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis
tuliskan, semoga doa dan harapan kita semua dikabulkan-Nya, Amiin. Wabillihi taufik
walhidayah wassalammu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, Februari 2015
Husnul Azmi Ritonga
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………………
ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………...
iii
LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………..
iv
ABSTRAK ………………………………………………………………………..
v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...
vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...
ix
PENDAHULUAN ………………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….
1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………
8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………
9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………..
10
E. Kajian Terdahulu ………………………………………………
11
F. Kerangka Terori Dan Konseptual………………………………
13
G. Metode Penelitian………………………………………………
16
H. Sistematika Penulisan…………………………………………..
20
BAB I
BAB II
PERATURAN TERHADAP HARGA
TIKET PESAWAT UDARA DI INDONESIA………………….
21
A. Pengaturan Pengangkutan Udara……………………………….
21
1. Pengertian umum Angkutan Udara…………………………
26
2. Sejarah Singkat Angkutan Udara…………………………...
30
3. Dasar Hukum Pengangkutan Udara………………………...
32
ix
B. Ketentuan-ketentuan Harga Tiket Penumpang
Pesawat Udara…………………………………………………
33
1. Tinjauan Umum Tentang Harga……………………………
33
2. Systematika Harga Dalam Pasar……………………………
37
3. Dasar hukum penetapan harga……………………………...
39
C. Penerapan Harga Tiket Penumpang Pesawat Udara Menurut
Undang-Undang………………………………………………...
BAB III
40
PERATURAN HARGA TIKET
PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA UNTUK
PENERBANGAN DOMESTIK……………………………….... .
45
A. Profil Garuda Indonesia………………………………………
45
1.
Sejarah Singkat Garuda Indonesia…………………………
45
2.
Dasar Hukum Garuda Indonesia …………………………..
50
3.
Struktur Organisasi Garuda Indonesia……………………..
52
B. Penerapan Harga Tiket Pesawat Garuda Indonesia………..
54
1.
Pengertian Harga Tiket Pesawat Udara……………………
54
2.
Penetapan Harga Tiket Pesawat Garuda Indonesia……….
57
C. Strategi Dan Kebijakan Dalam Menetapan Kenaikan
Harga Tiket Pesawat Udara Maskapai
Garuda Indonesia Pada Waktu Liburan……………………
62
D. Prinsip-Prinsip Garuda Indonesia Dalam
Menetapkan Harga……………………………………………
x
67
BAB IV
ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARGA TIKET
DI INDONSIA PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA…….
71
A. Analisis Tinjauan Hukum Terhadap Penetapan Harga
Tiket Garuda Indonesia Pada
Penerbangan Domestik …………………………………………….
71
B. Analisis Mengenai Pemakai Jasa/ Penumpang
Pesawat Udara Maskapai Garuda Indonesia Pada
Penerbangan Domestik Persfektif Perlindungan Konsumen………
77
C. Analisis Peran Pemerintah Terhadap Peraturan
Dalam Menetapkan Harga Tiket Pesawat Udara
Mengenai Tarif Batas Atas Penerbangan Domestik………………
94
PENUTUP …………………………………………………………….
99
A.
Kesimpulan………………………………………………………..
99
B.
Saran-saran………………………………………………………..
103
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. …..
104
BAB V.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Transportasi merupakan unsur yang sangat penting bagi manusia
karena tanpa transportasi manusia akan mengalami kesulitan melakukan
aktivitas untuk memenuhi kehidupan. Pentingnya transportasi pada saat ini
tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan jasa angkutan bagi mobilitas
orang serta barang di dalam negeri, dari dan keluar negeri, serta berperan
sebagai
pendorong
dan
penggerak
bagi
pertumbuhan
daerah
dan
pengembangan wilayah.1
Pada era modern ini transportasi yang cepat dan efisien adalah satu
keharusan jika tidak mau ketinggalan satu langkah dari yang lainnya.
Pemerintah mengambil kebijakan untuk meningkatkan kinerja penerbangan
nasional dan kebijakan ini berdampak positif bagi perusahaan penerbangan,
pada tahun 2010 jumlah penumpang semakin meningkat sampai mendekati
rata-rata dunia. Dengan adanya globalisasi ini kota harus mampu bekerja
dengan cerdas sebab dengan transportasi itulah kita bisa berhubungan dengan
masyarakat menengah dikarenakan beberapa maskapai penerbangan memang
menyiapkan kelas ekonomi, bisnis dan eksekutif. 2
1
Abdul Kadir, Transportai: Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Ekonomi
Nasional, (Yogyakarta: tp, ttp), h.122.
2
Chappy Hakim,dkk, Pelangi Dirgantara,(Jakarta: Compas 2010) h.74.
1
2
Munculnya banyak perusahaan penerbangan, masyarakat yang
diuntungkan. Mendadak terjadi perubahan besar di bandara-bandara Indonesia
setelah maraknya angkutan udara, seperti bandara Sumatera Utara yang
disebut bandara Internasional Kuala Namu yang baru-baru ini dibangun
dengan bangunan yang elit dan begitu modern dan luas. Disini menunjukkan
bahwa angkutan pesawat udara berkembang sangat pesat.3
Belakangan ini banyak maskapai penerbangan mencari strategi untuk
menaikkan harga tiket khususnya di hari-hari besar, kesempatan ini
dipergunakan oleh perusahaan penerbangan meningkatkan harga tiket yang
melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan pemerintah. Posisi konsumen
yang dibawah dijadikan perusahaan sebagai modal untuk meningkatkan harga
tiket pesawat. 4
Harga pesawat yang begitu melesat tinggi dapat dilihat pada bulan Juli
dan Agustus lalu yang bersamaan dengan liburan bulan Ramadhon dan
syawal. Disini yang menjadi pertanyaan adalah apakah harga-harga batas
maksimum tidak diatur oleh pemerintah? Faktanya batas maksimum harga
tiket pesawat telah diatur oleh pemerintah. Belakangan, aturan ini digugat oleh
pihak maskapai penebangan agar aturan ini dihapuskan. Seandainya batas
maksimum dihapuskan kebijakan ini sangat merugikan pihak pemakai jasa
penerbangan, terutama pada hari-hari besar.
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasioal_Kualanamu/
November 2014, Pukul 10.00 wib.
4
akses,
7
Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari Hukum
Acara Serta Kendala Implementasi. (Jakarta: Kencana 2011), h.2.
3
Dalam Keputusan Kementrian Perhubungan Nomor. KM 36/2005
tentang Tarif Referensi Untuk Penumpang Angkutan Udara, diatur bahwa
biaya operasi rata-rata angkutan udara per-penumpang per-KM Rp.376,00,atau Rp. 338.386,00,- per-jam per-penumpang. Angka itu memang sebagai
pedoman bagi pemerintah untuk mengetahui seberapa jauh maskapai
penerbangan tersebut menetapkan tarif rendah akan tetapi tanpa mengurangi
biaya keselamatan.5
Keputusan yang telah ditetapkan bahwa dalam keputusan Menteri
Perhubungan Nomor PM : 2 tahun 2014 tentang berdasarkan biaya tambahan
tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal
dalam Negri menetapkan bahwa dalam beberapa pasal di bawah ini :
(1) Biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara
niaga berjadwal kelas ekonomi adalah biaya yang dikeluarkan oleh badan
usaha angkutan udara di luar perhitungan penetapan tarif jarak dan
dibebankan kepada penumpang.
(2) Biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibedakan
berdasarkan atas biaya tambahan untuk angkutan udara yang menyangkut
pesawat udara jenis jet dan propeller.
(3) Besarnya biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
sama untuk semua kelompok pelayanan yang diberikan oleh badan usaha
angkutan udara.
(4) Pemberlakuan biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersifat sementara.6
Dalam penjelasan pasal di atas terlihat bahwa perhitungan penetapan
tarif masih kurang maksimal, belum ada yang betul-betul menetapkan hanya
berlaku/bersifat sementara, kurangnya pemerintah mensosialisasikan peratutan
5
Lihat putusan Mentri perhubungan No 36 tahun 2005 mengenai Tarif Referensi Untuk
Penumpang Angkutan Udara.
6
Lihat putusan Mentri perhubungan No 2 tahun 2014 mengenai biaya tambahan tarif
penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam Negri.
4
di atas kepada masyarakat yang menggunakan maskapai pesawat udara di
Indonesia.
Selanjutnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun
2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas
Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal
Dalam Negeri. Dijelaskan dalam pasal 1 ayat (6) : Tarif batas atas adalah
harga jasa tertinggi/maksimum yang diijinkan diberlakukan oleh badan usaha
angkutan udara niaga ber-Jadwal, yang dihitung berdasarkan komponen tarif
jarak,
pajak
pertambahan
nilai,
iuran
wajib
asuransi
dan
biaya
tuslah/tambahan (surcharge).7
Pasal 1 ayat (7) menerangkan bahwa Jarak adalah rata-rata jarak
terbang pesawat udara, dalam kilometer pada suatu rute penerbangan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Pada pasal 2 ayat (1) peraturan ini disebutkan “Tarif penumpang
pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga bejadwal dalam negeri
dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan
biaya tuslah/tambahan (surcharge), yang merupakan tarif batas atas”.
Pada pasal 2 ayat (5) Biaya tuslah/tambahan (surcharge) sebagairnana
dimaksud pada ayat (1) rnerupakan biaya yang dikenakan karena terdapat
biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan oleh badan usaha angkutan udara
diluar perhitungan penetapan tarif jarak, yang penerapannya bersifat khusus
yaitu karena kondisi dan waktu pemberlakuan tertentu, dan besarannya
ditetapkan oleh Menteri dalam peraturan tersendiri.
Kemudian pada pasal 9 ayat (1) dan (2) disebutkan “(1) Badan usaha
angkutan udara niaga berjadwal wajib menetapkan besaran tarif normal. (2)
Tarif normal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh melebihi tarif
batas atas yang ditetapkan oleh Menteri. Bila diamati peraturan ini bagus,
hanya saja yang menjadi pertanyaan adakah pengawasan intensif yang
7
Lihat peraturan Mentri perhubungan Nomor 26 tahun 2010 tentang Mekanisme
Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
5
dilakukan untuk mengontrol agar tarif masih dalam batas wajar (di bawah
batas atas).8
Salah satu contoh kasus mengenai peraturan di atas yang mengatur
batas maksimum/atas “Berdasarkan KM 26/2010, tarif batas atas JakartaMedan hanya Rp 1.847.000 di luar surcharge, tax, maupun airport tax. Saat
mengecek ke website Garuda Indonesia pada tanggal yang sama dengan tiket
kelas ekonomi, harga tiket yang tercantum Rp 2,3 juta dan tiket kelas
eksekutif pada hari dan jam yang sama ditawarkan dengan harga Rp 4,6 juta”.
Dari harga yang tercantum sebagaimana dijelaskan di atas tarif batas atas jelas
dilanggar oleh maskapai Garuda Indonesia yang menjadi pertanyaan apakah
memang kesalahan maskapai, dan apakah kesalahan agen portal. Hal ini
terjadi karena minimnya pengawasan terhadap pesawat udara.9
Dari contoh kasus di atas yang dirugikan tentu para pemakai jasa
pesawat udara, bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen? Yang
bertujuan untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan konsumen dalam hal ini adalah penumpang pesawat udara.
Upaya perlindungan konsumen itu tampak dalam UU perlindungan konsumen
di mana penumpang pesawat udara memiliki hak untuk mendapatkan
advokasi/perlindungan di dalam hukum dan juga memiliki hak untuk
8
Sarti, Wawancara dengan Sarti duos trevel melalui telpon, pendapat tentang Peraturan
Mentri Perhubungan no 26 tahun 2010. November , 2014 pukul 10.17 wib. .
9
http://sinarharapan.co/news/read/30279/tiket-pesawat-dijual-terlalu-mahal- akses, 4
April 2015, Pukul 05.30 wib.
6
mendapatkan kompensasi/ganti rugi bilamana penumpang telah melaksanakan
kewajibannya.10
Pada tahun 2007 Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii
Djamal mengingatkan maskapai penerbangan dilarang memberlakukan tarif
kelas ekonomi, di atas batas atas yang telah ditetapkan pemerintah. Musim
ramai pada angkutan Lebaran ini, maskapai kita diharapkan tidak jual tarif
kelas ekonomi di atas tarif batas atas.11
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 11/2006 tentang
Tarif Referensi untuk tarif kelas ekonomi, misalnya untuk rute JakartaMakassar Rp. 480.000, Jakarta-Medan Rp. 487.000, Jakarta-Semarang Rp.
225.000, Jakarta-Surabaya Rp. 363.000, dan Jakarta-Yogyakarta Rp. 223.000.
Kemudian tarif batas atasnya untuk masing-masing rute tersebut adalah 45
persen lebih besar dari angka referensi yang telah ditetapkan pemerintah.
Sekjen Asosiasi Perusahaan Penerbangan Sipil Indonesia (Inaca) T.
Burhanuddin, menyatakan dalam era keterbukaan dan pemberdayaan
konsumen, sudah selayaknya mereka dilibatkan. Artinya, melalui transparansi
kepada penumpang soal tarif referensi dan tarif batas atas yang ditempelkan
atau lewat brosur di setiap loket penjualan maskapai penerbangan, agar
haknya sebagai konsumen terlindungi.12
10
. Endang Sri Wahyuni, Aspek Hukum Sertifikasi Dan Keterkaitannyan dengan
Perlindungan Konsumen, (Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, 2003), h.105.
11
Berita Koran di sumatera utara waspada Pelita.com, 4 Oktober 2007.
7
Menurut E. Suherman, unsur perlindungan hukum bagi penumpang
dalam penerbangan terdiri dari unsur keselamatan, keamanan, kenyamanan,
pelayanan dan tarif serta perjanjian. Kemudian yang menjadi pokok dalam
suatu perlindungan jasa angkutan udara adalah kepentingan konsumen, karena
kepentingan konsumenlah yang menjadi alasan pokok seluruh kegiatan
angkutan pesawat udara. Kalau tanpa konsumen maka tidak ada justifikasi
bagi investasi untuk sarana dan prasarana angkutan udara yang begitu besar.
Kalau pihak maskapai tidak ada konsumen maka penerbangan di Indonesia
juga bakal perlahan-lahan tidak beroprasi lagi.13
Mestinya pemerintah memerintahkan seluruh maskapai menempelkan
tarif batas dan referensi sesuai ketentuan sehingga konsumen tak merasa ditipu
atau ragu terhadap harga tiket yang dibelinya. Burhanuddin menyatakan
bahwa selama ini tidak semua konsumen tahu bahwa dalam total harga setiap
tiket yang dibayar, ada variabel biaya yang berubah-ubah yakni biaya
tambahan bahan bakar pesawat (fuel surcharge).14 Jika ditambah beberapa
variabel di atas, umumnya selama ini, tarif batas di musim ramai penumpang
selalu dilanggar. Namun ini tak melanggar ketentuan karena yang diatur
pemerintah adalah tarif biaya pokok saja, belum termasuk fuel surcharge.15
12
. http://tabloidaviasi.com/uncategorized/pajak-sewa-pesawat-naik-maskapai-resah/akses
kamis 6 november 2014 20.31 wib.
13
.E.Suherman, Aneka Masalah Kedirgantaraan, Himpunan Makalah 1996-1995,
(Bandung: Mandar Maju,200), h.112.
14
.E.Suherman, pernyataan burhanuddin dalam Aneka Masalah Kedirgantaraan,
Himpunan Makalah, h.113.
8
Di sinilah memang terlihat bahwa ketidak jelasan mengenai tarif batas
atas untuk kelas ekonomi baik penerbangan lokal maupun Internasional, para
konsumen merasa bahwa seperti ada keterpaksaan mereka untuk mendapatkan
tiket apalagi di hari-hari besar, konsumen juga bingung untuk menyalahkan
siapa, apakah pihak maskapai dan apakah kontrol pemerintah yang masih
kurang.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang bagaimana mekanisme penjualan
harga tiket pesawat di Indonesia, atas dasar latar belakang masalah tersebut
pada penjualan tiket di maskapai penerbangan, penyusun tertarik untuk
melakukan penelitian dengan ini penyusun mengangkat tema dengan judul:
TINJAUAN
HUKUM
TERHADAP
PENERAPAN
HARGA
TIKET
PESAWAT UDARA PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA UNTUK
PENERBANGAN DOMESTIK. (Analisis Peraturan Mentri Perhubungan No.
26 Tahun 2010).
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pesawat udara dan penetapan harga tiket
pesawat udara ?
2. Apa yang harus dilakukan pihak maskapai dalam menetapkan harga tiket
pesawat udara khususnya penerbangan domestik kelas ekonomi?
15
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=38021akses, 29 September 2014, pukul 20.00 wib.
9
3. Bagaimana pandangan hukum terhadap penerapan harga tiket oleh
maskapai Garuda Indonesia?
4. Bagaimana peran pemerintah dalam prakteknya untuk mengawasi
mengenai tarif batas atas penumpang pesawat udara?
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dibahas
pada penelitian ini maka penulis membatasi masalah yang diteliti hanya
terfokus pada penerbangan rute Jakarta-medan dan sebaliknya medanjakarta pada maskpai Garuda Indonesia dan terfokus hanya pada waktu
hari besar seperti libur idul fitri, tahun baru dan hari-hari besar lainnya
pada maskapai Garuda Indonesia. Peneltian ini hanya membahas
penerapan harga tiket pesawat dan tidak membahas perlindungan
konsumen.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Peraturan Mentri perhubungan Nomor 26 tahun 2010
mengenai formulasi perhitungan tarif batas atas angkutan niaga berjadwal
tarif batas atas Jakarta-Medan hanya Rp 1.847.000 di luar surcharge, tax,
maupun airport tax. Saat mengecek ke website Garuda Indonesia pada
tanggal yang sama dengan tiket kelas ekonomi, harga tiket yang tercantum
Rp 2,3 juta dan tiket kelas eksekutif pada hari dan jam yang sama
ditawarkan dengan harga Rp 4,6 juta”.
Dari harga yang tercantum
sebagaimana dijelaskan di atas tarif batas atas jelas dilanggar oleh
10
maskapai Garuda Indonesia yang menjadi pertanyaan apakah memang
kesalahan maskapai, dan apakah kesalahan agen portal. Hal ini terjadi
karena minimnya pengawasan terhadap pesawat udara sehingga penulis
dapat merumuskan masalah yang akan diteliti. Bahwa masih banyak
maskapai-maskapai lain yang bisa diteliti penerapan harganya dan ada
juga sebagian yang melebihi aturan yang ditetapkan. Untuk mempermudah
menjawab rumusan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah secara
rinci sebagai berikut:
a. Bagaimana penetapan harga tiket pesawat pada penerbangan maskapai
Garuda Indonesia?
b. Bagaimana tinjauan hukum terhadap penerapan harga tiket pesawat
pada penerbangan maskapai Garuda Indonesia?
c. Bagaimana peran pemerintah dalam penetapan harga tiket pesawat
udara?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk Mendeskripsikan penerapan harga pesawat oleh maskapai
Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik
b. Untuk memberikan pandangan hukum terhadap strategi penerapan
harga maskpai Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik.
c. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam penetapan harga tiket
pesawat.
11
2. Manfaat penelitian
a. Evaluasi kepada pemerintah yang mengatur tentang penerbangan
b. Menambah pemahaman bagi pemakai jasa penerbangan di
Indonesia.
c. Menambah khasanah keilmuan dalam bidang hukum bagi penulis
khususnya, dan umumnya pada semua pembaca
d. Memberikan masukan bagi pengamat dibidang hukum serta pelaku
bisnis.
E. Review Studi Terlebih Dahulu
Mendukung penelaahan yang lenbih komprehensif, penyusun juga
berusaha untuk melakukan kajian awal terhadap pustaka atau karya-karya
yang mempunyai relevansi terhadap topik yang akan diteliti.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terdapat beberapa
buku, jurnal yang biasa dijadikan perbandingan maupun rujukan,
meskipun pembahasannya pada masalah etika bisnis hanya secara global.
Sedangkan, sejauh pencarian penyusunan, belum ada karya tulis (skripsi)
yang secara khusus membahas tinjauan hukum terhadap strategi penerapan
harga tiket pesawat pada maskapai penerbangan di Indonesia.
Sebelumnya terdapat beberapa skripsi yang membahas penerapan
harga tiket, diantaranya:
1. Skripsi Rudi Pradoko Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2007, Tinjauan
Hukum Islam Tehadap Penerapan Tiket di Yogyakarta, akan tetapi lebih
12
kepada tinjauan islamnya dan itupun khusus pada ibukotanya,
sedangkan penulis spesipikasinya membahas mengenai tinjauan
hukum terhadap strategi penerapan harga tiket pada maskapai di
Indonesia.
2. Skripsi Vinna Vanindia UPN “Veteran” Jawa Timur, Perlindungan
Hukum Bagi Penumpang Pesawat Udara, lebih meneliti Hak-hak
penumpang seperti pelayanan, keselamatan dan tanggung jawab
pengangkut dan asuransi dan skripsi ini juga menyingkung msalah
harga tiket standart dan promo, sedangkan penulis lebih meneliti
kepada tinjauan hukum terhadap harga batas atas.
Disini juga terdapat beberapa buku yang membahas secara umum
Tinjauan Hukum mengenai tarif penumpang pada penerbangan di
Indonesia, diantaranya :
1. Saefullah Wiradipradja, Tanggung Jawab Perusahaan penerbangan
Terhadap Penumpang Menurut hukum udara Indonesia, Jurnal hukum
Bisnis, Volume 25, No.1, tahun 2006. Penulis buku ini membahsa
perlindungan konsumen pemakai jasa penerbangan dan tanggung
jawab perusahaan penerbangan, sedang penyusun lebih membahas
mengenai tinjauan hukum terhadap penetapan harga tiket pesawat dan
pesawat yang diteliti hanya pesawat Garuda Indonesia.
2. K.Martono, Hukum Udara, Angkutan Udara, dan Hukum Angkasa,
Hukum Laut Internasional, Mandar Maju, 1995. Penulis buku ini
membahas mekanisme Hukum Udara
dan seberapa banyak yang
13
diangkut serta berapa ketinggian yang boleh ditempuh, sedangkan
penyusun lebih membahas mekanisme harga penerbangan domestik
(nasional).
F. Kerangka Teori dan konseptual
Secara umum Penerbangan merupakan suatu kegiatatan dalam
mengangkut barang dan jasa dari tujuan A ke tujuan B dan sebaliknya,
penerbangan juga berkaitan dengan bisnis karena proses penerbangan
memimiliki biaya operasional.
Angkutan udara atau pesawat udara memiliki ketentuan-ketentuan
dalam mengangkut, yang diatur oleh pemerintah. Dengan tujuan agar
aman dan tentram karena tujuan pesawat yakni membantu dalam
mengangkut secara cepat di udara dan tujuan pemerintah dalam mengatur
untuk mencapai keadilan bagi pemakai jasa penerbangan yakni konsumen.
Dalam ketentuan umum undang-undang No 1 tahun 2009
mengenai penerbangan dimuat pengertian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pengangkutan udara, baik menyangkut kegiatan
pengangkutan, asministrasi, sarana prasarana, dan kualifikasi sumber daya
manusia, dan lain-lain.
Berikut ini beberapa penjelasan ketentuan umum memuat istilahistilah yang berhubungan dengan pengangkutan udara, antara lain :
1. Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan
wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi
14
2.
penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta
fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya
Wilayah Udara adalah wilayah kedaulatan udara di atas wilayah
daratan dan perairan Indonesia.
Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di
atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena
reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk
penerbangan
Pesawat Udara Indonesia adalah pesawat udara yang mempunyai tanda
pendaftaran Indonesia dan tanda kebangsaan Indonesia
Pesawat Udara Negara adalah pesawat udara yang digunakan oleh
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia,
kepabeanan, dan instansi pemerintah lainnya untuk menjalankan fungsi
dan kewenangan penegakan hukum serta tugas lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat
udara untuk mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos untuk satu
perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain
atau beberapa bandar udara.
Angkutan Udara Niaga adalah angkutan udara untuk umum dengan
memungut pembayaran
Kelaikudaraan adalah terpenuhinya persyaratan desain tipe pesawat
udara dan dalam kondisi aman untuk beroperasi 16
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Selanjutnya Para pengguna jasa angkutan udara dapat
dikategorikan sebagai konsumen yang menggunakan jasa penerbangan
udara sehingga oleh karenanya hak-hak konsumen tersebut dilindungi
dalam Undang-Undang No.8 tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen
(UU Perlindungan Konsumen). Pasal 19 ayat 1 UU Perlindungan
Konsumen, yang menyatakan : “Pelaku usaha bertanggung jawab
memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, atau kerugian yang
diderita konsumen akibat mempergunakan barang / jasa yang dihasilkan
atau diperdagangkan. Ganti rugi sebagaimana dimaksud dapat berupa
pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis
atau setara nilainya”17
Selanjutnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun
2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif
Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga
Berjadwal Dalam Negeri. Dijelaskan dalam pasal 1 ayat (6) : Tarif batas
16
Lihat ketentuan umum undang-undang No 1 tahun 2009 mengenai penerbangan.
17
Lihat Undang-Undang No.8 tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen.
15
atas adalah harga jasa tertinggi/maksimum yang diijinkan diberlakukan
oleh badan usaha angkutan udara niaga ber-Jadwal, yang dihitung
berdasarkan komponen tarif jarak, pajak pertambahan nilai, iuran wajib
asuransi dan biaya tuslah/tambahan (surcharge).18Sebagaimana penjelasan
pasal-pasal tersebut akan dijelaskan di bawah ini sebagai berikut:
Pasal 1 ayat (7) menerangkan bahwa Jarak adalah rata-rata jarak terbang
pesawat udara, dalam kilometer pada suatu rute penerbangan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Pada pasal 2 ayat (1) peraturan ini disebutkan “Tarif penumpang
pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga bejadwal dalam negeri
dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan
biaya tuslah/tambahan (surcharge), yang merupakan tarif batas atas”.
Pada pasal 2 ayat (5) Biaya tuslah/tambahan (surcharge) sebagairnana
dimaksud pada ayat (1) rnerupakan biaya yang dikenakan karena terdapat
biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan oleh badan usaha angkutan udara
diluar perhitungan penetapan tarif jarak, yang penerapannya bersifat
khusus yaitu karena kondisi dan waktu pemberlakuan tertentu, dan
besarannya ditetapkan oleh Menteri dalam peraturan tersendiri.19
Beberapa aturan di atas menyimpulkan bahwa aturan mengenai
angkutan udara/ pesawat udara memiliki tujuan yang baik bagi penumpang
angkutan udara yakni untuk mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang
selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan berdayaguna,
dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, dengan
mengutamakan
dan
melindungi
penerbangan
nasional,
menunjang
18
Lihat peraturn mentri perhubungan no 26 tahun 2010 mengenai formulasi perhitungan
tariff batas atas angkutan niaga berjadwal dalam Negri.
19
Lihat Penjelasan pasal-pasal
November, 2014.
Peraturan Mentri Perhubungan no 26 tahun 2010.
16
pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas, sebagai pendorong, penggerak, dan
penunjang pembangunan nasional serta mempererat hubungan antar bangsa.20
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penerapan Harga Tiket Pesawat Udara dikaitkan dengan
perlindungan konsumen yakni pemakai jasa penerbangan adalah isu
utama yang diteliti dalam skripsi ini. Dengan demikian penelitian yang
cocok untuk tema ini adalah penelitian hukum yang bersifat normatif
(dogmatic).21 Suatu penelitian yang menganalisis hukum posistif
maupun asas-asas hukum, dengan melakukan penjelasan secara
sistematis ketentuan-ketentuan hukum dalam sebuah kategori hukum
tertentu, menganilisis hubungan antara ketentuan hukum, menjelaskan
dan memprediksi pengembangan kedepan.
Penelitian ini juga memfokuskan beberapa hal, sebagaimana
Spradley dalam
Sanapiah
mengumukakan
4
alternatif
untuk
menetapkan fokus yaitu :
a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh
informan.
b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing
domain.
20
Sri Ambar Wati, “Realisasi Tanggung Jawab Perdata pengangkutan Udara Terhadap
Penerbangan Domestik Pada PT Garuda Indonesia(Persero),” (Skripsi sarjana, Fakultas Ilmu
Hukum, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008),h.26.
21
h.51.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. Ke-3. (Jakarta: UI Press, 1986),
17
c. Menetapkan
fokus
yang
memiliki
nilai
temuan
untuk
pengembangan iptek
d. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan
teori-teori yang telah ada. 22
2. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik yaitu dilakukan dengan
cara menggambarkan fakta yang ada, sehingga lebih mudah untuk
dipahami, dianalisis dan disimpulkan. Penulis akan menggambarkan
menguraikan, dan menganalisis data tentang strategi penetapan harga
tiket pesawat pada maskapai penerbangan di Indonesia.
3. Pendekatan Masalah
Metode yang digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian
ini adalah yuridis normatif yaitu pendekatan yang didasarkan pada
kaedah peraturan pemerintah tentang tarif penjualan tiket pesawat
menurut hukum dan wawancara yang dilakukan kepada responden
yang dianggap berhubungan dengan penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan bahan hukum
Dalam pengumpulan data untuk memperoleh data yang valid
penyusun
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif
dengan
menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan datanya, adapun
teknik-teknik tersebut adalah :
22
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&B, memfokuskan beberapa
hal yang bisa menjadi alternative dalam melakukan penelitian. cet ke-14 (Bandung: Alfabeta,
2011), h.209.
18
a. Wawancara
Metode wawancara yang digunakan yaitu wawancara secara
langsung sebagai upaya untuk mendapatkan informasi dengan bertanya
langsung pada informan. Metode wawancara ini digunakan untuk
mendapatkan data dari subyek penelitian yaitu kepada penjual tiket
dan agen travel, staf pegawai maskapai penerbangan tentang peran
serta data-data lain yang relevan dengan penelitian.
b. Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
dengan sistematik phenomena-penomena yang diteliti. Adapun
metode observasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
observasi langsung yaitu dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap objek yang diteliti dengan mengadakan
pencatatan data seperlunya yang ada relevansinya terhadap
penulisan ini.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan, menyusun dan mengelola
dokumen atau data literal yang berkaitan dengan obyek penelitian.
Sesuai dengan jenis penelitian, maka dalam pengumpulan data
penulis menggunakan studi pustaka (library research) dengan
metode dokumentasi atau studi dokumen. Dokumentasi, dari asal
katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam
19
melaksanakan metode dokumentasi, penulis menyelidiki data-data
atau dokumen-dokumen tertulis seperti buku-buku, artikel.
Peraturan-peraturan, undang-undang, dan sebagainya.23
5. Pengelolahan dan Analisis Bahan Hukum.
Adapun
untuk
menganalisis
data
kualitatif
ini
penulis
mengunakan pola berpikir deduktif-induktif, yaitu Metode deduktifinduktif ini digunakan untuk menjelaskan bab II dan bab III. Setelah
dijelaskan tentang gambaran umum obyek penelitian, kemudian
dilakukan analisis data kualitatif menggunakan metode berpikir
induktif dengan tinjauan umum etika bisnis dalam hukum. Metode
Deduktif Dilakukan dengan cara menarik kesimpulan dari suatu
permasalahan konkret yang dihadapi, sedangkan metode induktif
dilakuakan dengan menerjemahkan berbagai sumber dengan taufik
dalam skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan
penelitian yang telah dirumuskan.24
6. Tehnik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini menggunakan
pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Juga melihat dari
23
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cet. Ke-12.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.135.
24
.Peter Mahmudi Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2005), h.14.
20
teknis penulisan-penulisan di pedoman lainnya agar menambah
wawasan pada penulian skripsi ini.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembuatan dan gambaran umum
skripsi ini, penulis menyajikan sitematika pembahasan yang dibagi
kedalam beberapa bab sebagai berikut:
Bab pertama, pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka,
kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, akan membahas tinjauan umum tentang harga,
systematika harga dalam pasar, pengertian umum tentang maskapai
penerbangan, peraturan pemerintah tentang harga tiket didalam maskapai
penerbangan.
Bab ketiga berisi tentang strategi penerapan tiket di Indonesia.
Dengan menganalisis harga tiket Jakarta-Medan atau sebaliknya pada
waktu hari besar seperti hari raya idul fitri, tahun baru dan hari besar
lainnya.
Bab keempat
penulis akan menganalisis bagaimana tinjauan
hukumnya apakah penerapan oleh maskapai penerbangan sesuai tidak
dengan undang-undang yang berlaku
Bab kelima kesimpulan akan yang dikaji yakni tinjauan hukum
penerafan harga tiket pada maskapai penerbanagan di indonesia.
BAB II
PERATURAN TERHADAP HARGA TIKET PESAWAT UDARA DI
INDONESIA
A. Pengaturan Pengangkutan Udara
Pada prinsipnya kegiatan pengangkutan udara merupakan hubungan
hukum yang bersifat perdata, akan tetapi mengingat transportasi udara telah
menjadi kebutuhan masyarakat secara luas maka diperlukan campur tangan
pemerintah dalam kegiatan pangangkutan udara yaitu menentukan kebijakankebijakan atau regulasi yang berhubungan dengan kegiatan pengangkutan udara
sehingga kepentingan konsumen pengguna jasa transportasi udara terlindungi.1
Meskipun perjanjian pengangkutan pada hakekatnya sudah harus tunduk
pada pasal-pasal dari bagian umum dari hukum perjanjian Burgerlijk Wetboek
(KUH Perdata), akan tetapi oleh undang-undang telah ditetapkan berbagai
peraturan khusus yang bertujuan untuk kepentingan umum membatasi kebebasan
dalam hal memabuat perjanjian pengangkutan, yaitu meletakkan berbagai
kewajiban khusus kepada pihak pengangkut yang tidak boleh disingkirkan dalam
perjanjian.2
1
2
R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung: PT Citra Aditya1995),h.70.
R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung: PT Citra Aditya1995),h.71.
21
22
Berkenaan dengan hal tersebut
menurut Sri Redjeki Hartono, negara
mempunyai kewajiban untuk mengatur agar kepentingan-kepentingan yang
berhadapan harus dapat dipertemukan dalam keselarasan dan harmonisasi yang
ideal. Untuk itu, negara mempunyai kewenangan untuk mengatur dan campur
tangan dalam memprediksi kemungkinan pelanggaran yang terjadi dengan
menyediakan
rangkaian
perangkat
peraturan
yang
mengatur
sekaligus
memberikan ancaman berupa sanksi apabila terjadi pelanggaran oleh siapapun,
diantaranya ialah pelaku ekonomi.3
Perangkat peraturan dapat meliputi pengaturan yang mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Menjaga keseimbangan semua pihak yang kepentingannya berhadapan.
2. Memberikan sanksi apabila memang sudah terjadi sengketa dengan cara
amenegakan hukum yang berlaku.
3. Menyiapkan lembaga penyelesaian sengketa dan hukum acaranya.4
Pelaku selanjutnya yang melanggar perlindungan konsumen, sebagaimana
dijelaskan Peraturan perlindungan konsemen dijelaskan sebagai berikut
1. Memformulasikan perlindungan konsumen melalui proses legislasi (undangundang),
3
4
Sri Redjeki Hartono , Hukum Ekonomi Indonesia, (Malang: Bayu Media 2007), h.132.
Sri Redjeki Hartono , Hukum Ekonomi Indonesia, (Malang: Bayu Media 2007), h.133.
23
2. Melakukan pendekatan secara holistic, yaitu bahwa secara khusus ada
undang-undang yang mengatur masalah perlindungan konsumen, sekaligus
menjadi “payung” undang-undang sektoral yang berdimensi konsumen,
bahwa undang-undang perlindungan konsumen adalah undang-undang
tersendiri yang dipertegas lagi dalam undang-undang sektoral.5
Beberapa langkah yang telah dilakukan untuk penerbangan Indonesia
Presiden Republik Indonesia dalam salah satu surat keputusan pada tanggal 11
Januari 2007 juga ikut andil dalam mengatur angkutan udara dengan membentuk
tim nasional evaluasi keselamatan dan keamanan transportasi (Timnas EKKT).
Tim ini bekerja 3 bulan dan telah resmi menyerahkan evaluasinya. Evaluasi
tersebut banyak yang memang perlu diperbaiki berkaitan dengan keselamatan dan
keamanan transportasi khususnya penerbangan.6
Angkutan udara juga mengatur mengenai Tanggung jawab pengangkut,
pada angkutan Udara memiliki beberapa prinsip yang dijumpai dalam bidang
angkutan udara adalah sebagi berikut:
1. Prinsip praduga bahwa pengangkut selalu bertanggung jawab atau
persumption of liability.
5
Model ini mengemuka di Kongres Konsumen Sedunia Akhir Tahun 1998 di Santiago, Cile.
Yaitu mempertanyakan bagaimana memfasilitasi konsumen dalam memperoleh keadilan (acces to
justice. Dalam sudaryatmo, Hukum dan Advokasi Konsumen. Tahun 1999. hal 81.
6
Chappy Hakim, Berdaulat Di Udara Membangun Citra Penerbangan Nasional, cet-1
(Jakarta: Buku Kompas, 2010), h.271.
24
2. Prinsip praduga bahwa pengangkut selalu tidak bertanggung jawab
3. Prinsip tanggung jawab mutlak atau absolute atau sriet liability
4. Prinsip pembatasan tanggung jawab atau limitation of liability.7
Dalam KUHPdt pasal 1365 juga menganut prinsip tanggung jawab karena
praduga bersalah. Konsep tanggung jawab hukum (legal liability concept) atas
dasar praduga bersalah (presumption of liability) mulai diterapkan dalam
konvensi Warsawa 1929.26 Menurut konsep tanggung jawab hukum praduga
bersalah (presumption of liability concept), perusahaan penerbangan dianggap
(presumed) bersalah, sehingga perusahaan penerbangan demi hukum harus
membayar ganti kerugian yang diderita oleh penumpang dan/atau pengirim
barang tanpa dibuktikan kesalahan lebih dahulu, kecuali perusahaan penerbangan
membuktikan tidak bersalah yang dikenal sebagai beban pembuktian terbalik.8
Dalam bidang penerbangan dan angkutan udara dapat dijumpai beberapa
sistem tanggung jawab dan memakai prinsip-prinsip tanggung jawab tersebut di
atas, sistem mana yang terbaik terutama bagi indonesia, tergantung kepada siapa
yang ingin dilindungi dan sampai dimana tingkat perlindungan itu. Berikut
penjelasan sistem penerbangan yaitu:
1. Sistem warsawa 1992
7
8
Chappy Hakim, Berdaulat Di Udara Membangun Citra Penerbangan Nasional, h.272.
.Abdul Kadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut, Dan Udara. (Bandung: PT
Citra Aditiya Bakti 1991), h. 28.
25
Pada prinsip ini dipergunakan untuk tanggung jawab kepada penumpang,
bagasi
tercatat
yang
sebelum
keberangkatan
pengangkut untuk diangkut dengan kargo.
diserahkan
kepada
9
2. Sistem Roma
Pada prinsip ini konvensi roma 1952 mengatur bertanggung jawab
operator pesawat asing untuk kerugian yang didrita oleh pihak ketiga.
3. Sistem Montreal
Pada prinsip ini lebih kepada negara amerika serikat, dan inti dari prinsip
ini hampir sama dengan prinsip sistem roma akan tetapi letak perbedaan
prinsip ini bertanggung jawab mutlak dan perjanjian ini berlaku bagi
penumpang yang menuju ke Amerika dan dari Amerika menuju ke luar.10
4. Sistem Guatemala, Sistem Ordonansi pengangkutan udara, dan Sistem
Flat Rate.11
Dari penjelasan di atas bahwasanya aturan angkutan udara diatur oleh
pemerintah dan
pihak pengangkut udara bertanggung jawab atas apa yang
mereka angkut, beberapa aturan tersebut menjelaskan mengenai pihak maskapai
siap bertanggung jawab atas apa yang mereka angkut, baik itu kecelakaan,
9
Tim Penulis , Analisis Dan Evaluasi Hukum Tertulis Tentang Ketentuan-Ketentuan Hukum
Yang Berkenaan Dengan Penentuan Jumlah Ganti Rugi Dalam Bidang Pengangkutan Udara,
(Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman) h.10.
10
Tim Penulis, Analisis Dan Evaluasi Hukum Tertulis Tentang Ketentuan-Ketentuan Hukum
Yang Berkenaan Dengan Penentuan Jumlah Ganti Rugi Dalam Bidang Pengangkutan Udara, h.11.
11
Tim Penulis, Analisis Dan Evaluasi Hukum Tertulis Tentang Ketentuan-Ketentuan Hukum
Yang Berkenaan Dengan Penentuan Jumlah Ganti Rugi Dalam Bidang Pengangkutan Udara, h.12.
26
kehilangan bagasi yang mereka titipkan, keterlambatan penerbangan dan lainlain.12
1. Pengertian umum Tentang Angkutan Udara
Defenisi pengangkutan secara umum menurut bahasa arti kata, angkut
berarti mengangkat dan membawa, memuat atau mengirimkan. Pengangkutan
artinya usaha membawa, mengantar atau memindahkan orang atau barang dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut Istilah pengangkutan dapat
disimpulkan yaitu sebagai suatu proses kegiatan atau gerakan dari suatu
tempat ke tempat lain.13
Pesawat udara atau angkutan udara juga dapat diartikan sebagai alat
yang ditempatkan dalam lingkungan uap sehubungan dengan kekuatan/daya
yang dipengaruhi oleh udara dan dapat pula memperoleh gaya dari reaksi
udara.14
Menurut H.M.N. Purwosutjipto mengatakan pengangkutan memiliki
arti yaitu suatu perjanjian timbal balik antara pihak pengangkut dengan
penumpang atau pengirim barang dimana pihak pengangkut mengikatkan diri
untuk menyelenggarakan pengangkutan bang/oaring dari suatu tempat ke
12
Tim Penulis, Analisis Dan Evaluasi Hukum Tertulis Tentang Ketentuan-Ketentuan Hukum
Yang Berkenaan Dengan Penentuan Jumlah Ganti Rugi Dalam Bidang Pengangkutan Udara, h.14.
13
Louis Adi Putra, “Tanggung Jawab Pengangkut Terhadap Pengangkutan Barang Melalui
Pesawat Udara Negara,” Skripsi fakultas hokum, Universitas Hasanuddin Makasar 2013. h.17.
14
Wiwoho Soedjono, Perkembangan Hukum Transportasi Serta Pengaruh Dari KonvensiKonvensi Internasional, (Yogyakarta:Liberty), h.83.
27
tempat tujuan tertentu dengan selamat sedangkan pihak lainnya (pengirim,
penerima, dan penumpang) mengikatkan dirinya untuk berkewajiban untuk
membayar sejumlah biaya tertentu dalam penyelenggaraan pengengkutan
tersebut.15
Menurut Subekti Pengangkutan adalah suatu perjanjian di mana satu
pihak menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang dari satu
tempat ke tempat lain. Sedangkan pihak lain menyanggupi akan membayar
ongkosnya.16 .
Proses pengangkutan merupakan gerak dari tempat asal dari mana
kegiatan angkutan dimulai ke tempat tujuan di mana angkutan itu diakhiri.
Soegijatna
Tjakranegara
menjelaskan
bahwa
pengangkutan
adalah
memindahkan barang atau commodity of goods dan penumpang dari suatu
tempat ketempat lain, sehingga pengangkut menghasilkan jasa angkutan atau
produksi jasa bagi masyarakat yang membutuhkan untuk pemindahan atau
pengiriman barang- barangnya.17
Dalam ketentuan umum undang-undang No 1 tahun 2009 mengenai
penerbangan dimuat pengertian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
15
Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Djambatan 1991),
16
R. Subekti. Hukum Perjanjian. PT Internasional. (Jakarta. 1985), h.1.
h.1.
17
Ahmad Zazili, “Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Pada Transportasi Udara Niaga
Berjadwal Nasional,” Tesis, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Semarang 2008. h. 33.
28
pengangkutan udara, baik menyangkut kegiatan pengangkutan, asministrasi,
sarana prasarana, dan kualifikasi sumber daya manusia, dan lain-lain.
Pengertian-pengertian dalam ketentuan umum memuat istilah-istilah
yang berhubungan dengan pengangkutan udara, antara lain :
a. Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan
wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi
penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas
penunjang dan fasilitas umum lainnya
b. Wilayah Udara adalah wilayah kedaulatan udara di atas wilayah daratan
dan perairan Indonesia.
c. Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di
atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi
udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan
d. Pesawat Terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara,
bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri.
e. Pesawat Udara Indonesia adalah pesawat udara yang mempunyai tanda
pendaftaran Indonesia dan tanda kebangsaan Indonesia
f. Pesawat Udara Negara adalah pesawat udara yang digunakan oleh Tentara
Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, kepabeanan, dan
instansi pemerintah lainnya untuk menjalankan fungsi dan kewenangan
penegakan hukum serta tugas lainnya sesuai dengan peraturan perundangundangan.
g. Pesawat Udara Sipil adalah pesawat udara yang digunakan untuk
kepentingan angkutan udara niaga dan bukan niaga
h. Pesawat Udara Sipil Asing adalah pesawat udara yang digunakan untuk
kepentingan angkutan udara niaga dan bukan niaga yang mempunyai
tanda pendaftaran dan tanda kebangsaan negara asing
i. Kelaikudaraan adalah terpenuhinya persyaratan desain tipe pesawat udara
dan dalam kondisi aman untuk beroperasi
j. Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat
udara untuk mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos untuk satu
perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain atau
beberapa bandar udara.
k. Angkutan Udara Niaga adalah angkutan udara untuk umum dengan
memungut pembayaran
l. Angkutan Udara Bukan Niaga adalah angkutan udara yang digunakan
untuk melayani kepentingan sendiri yang dilakukan untuk mendukung
kegiatan yang usaha pokoknya selain di bidang angkutan udara.
29
m. Angkutan Udara Dalam Negeri adalah kegiatan angkutan udara niaga
untuk melayani angkutan udara dari satu bandar udara ke bandar udara
lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
n. Angkutan Udara Luar Negeri adalah kegiatan angkutan udara niaga untuk
melayani angkutan udara dari satu bandar udara di dalam negeri ke bandar
udara lain di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
sebaliknya.
o. Angkutan Udara Perintis adalah kegiatan angkutan udara niaga dalam
negeri yang melayani jaringan dan rute penerbangan untuk
menghubungkan daerah terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum
terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belum
menguntungkan.18
Penjelasan undang-undang diatas mengenai istilah umum pengangkutan
pesawat udara dan jenis-jenis angkutan pesawat dapat di lihat bahwa dalam
pengangkutan udara banyak angkutan udara dan banyak jenis-jenis angkutan
udara dan berbgai macam kegunaannya, berupa kegunaan keamanan Negara,
kegunaan masyarakat dan kegunaan pejabat-pejabat di seluruh Negara, dan
semua itu harus memiliki aturan aturan baik itu keamanan, tanggung jawab biaya
dan keselamatan.
Penjelasan di atas menyimpulkan bahwa angkutan memiliki tujuantujuan yang baik masyarakat tujuan tersebut dijelaskan dalam Pasal 3
Undang-Undang No. 15 Tahun 1992 disebutkan tujuan dari angkutan, yaitu
bertujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang selamat,
aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan berdayaguna, dengan biaya
yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, dengan mengutamakan dan
melindungi penerbangan nasional, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan
18
Lihat ketentuan umum Undang-Undang No 1 Tahun 2009 mengenai Penerbangan.
30
stabilitas, sebagai pendorong, penggerak, dan penunjang pembangunan
nasional serta mempererat hubungan antar bangsa.19
2. Sejarah Singkat Angkutan Udara Di Indonesia
Pada awalnya pesawat udara/ angkutan udara itu untuk keamanan
yakni pada tahun 1946, Tentara Republik Indonesia(TRI) udara di Yogyakarta
telah membentuk Biro Rencana dan Kontruksi Pesawat Terbang. Mereka telah
menciptakan pesawat WEL-X. WEL-X adalah pesawat zogling yang
menggunakan mesin motor Harley Davidson. 1 Agustus 1954, pesawat
mereka yang diberi nama Si Kumbang berhasil diterbangkan. Pada 16
Desember 1961, diresmikan lembaga Persiapan Industri Penerbangan untuk
mengembangkan industri pesawat agar lebih maju lagi.
Selanjutnya perkembangan semakin meningkat dalam meningkatkan
pesawat udara di Indonesia, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie adalah pendiri PT.
Industri Pesawat Terbang Nusantara. Tahun 1976, IPTN mulai membuat
helicopter MBO-105 yang bekerja sama dengan MMB Jerman Barat. Tanggal
22-30 Juni 1996, masyarakat dapat menyaksikan pergelaran akbar Indonesia
Air Show `96. Kegiatan itu sangat membantu pasar industri kedirgantaraan
dikawasan Asia-Pasifik.
Setelah 15 tahun terakhir, pasar dunia penerbangan telah berubah. Para
operator
19
penerbangan
memahami
kebutuhan
penumpang
dengan
Sri Ambar Wati, “Realisasi Tanggung Jawab Perdata pengangkutan Udara Terhadap
Penerbangan Domestik Pada PT Garuda Indonesia(Persero),” (Skripsi sarjana, Fakultas Ilmu Hukum,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008),h.26.
31
mempertimbangkan menggunakan pesawat penumpang yang benar-benar
bisa mengekonomiskan perjalan penumpang. Hal itu bisa terjadi jika
kapasitas tempat duduk bertambah dengan pesawat penumpang besar bisa
mengatasi biaya. Hal itu menyebabkan penggunaan pesawat jet kecil
(kapasitas dibawah 130 penumpang) anjlok selama periode 1980-an.
Selanjutnya perkembangan juga semakin berkembangan Si Elang
Biru. Elang Biru adalah tim aerobatik angkatan udara republik Indonesia
yang lahir tahun 1995. Tim ini lahir ketika Marsekel Rito Pambudi masih
menjabat Kasau ingin TNI-AU mempunyai tim aerobatik seperti negara lain.
Umumnya anggota tim aerobatik Elang Biru memiliki jam terbang minimal
1000 jam. Hubungan antara mereka dan pesawatnya tidak hanya mampu
menghadirkan
adegan
yang mendebarkan,
tetapi
juga sebuah
seni
tampaknya muskal yaitu melukis di udara. Manuver dan tarian aerobatik
mereka membuat orang-orang terhibur.20
Semakin tahun semakin berkembang secara pesat sehingga pemerintah
membuat angkutan pesawat udara penerbangan nasional dikarenakan semakin
pesatnya pertumbuhan transportasi di Indonesia, sehingga Pada tanggal 1
maret 1950 Garuda Indonesia beroperasi penuh dengan sejumlah pesawat
yang diterima pemerintah Republik Indonesia mengudara dari perusahaan
penerbangan KLM, yang terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan delapan
20
http://www.scribd.com/doc/77426538/Sejarah-Singkat-Transportasi-Udara#scribd, akses
Sabtu 4 april 2015, pukul 06.05 wib.
32
pesawat jenis PBY Catalina Amphibi.21 Inilah yang merupakan armada
Garuda Indonesia Arways yang pertama, melayani jaringan penerbangan di
dalam Negri.
Penjelasan diatas menjelaskan beberapa tahapan pesawat udara di
Indonesia dari pesawat udara untuk keamanan Negara sampai pada
mengangkut penumpang bagi masyarakat Indonesia.
3. Dasar Hukum Pengangkutan Udara
1. Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.
2. Peraturan pemerintah nomor 77 tahun 2012 tentang Perusahaan
Umum (Perum) Lembaga Penyelenggaraan Navigasi Penerbangan
Indonesia
3. Peraturan pemerintah nomor 40 tahun 2012 tentang Pembangunan
dan pelestarian lingkungan hidup Bandar Udara
4.
Peraturan pemerintah nomor 03 tahun 2001 tentang Keamanan
dan Keselamatan Penerbangan
5. Keputusan Mentri Perhubungan Nomor 50 mengenai Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 39 (Civil Aviation Safety
Regulation
Part
39)
Tentang
Perintah
Kelayak
Udaraan
(Airwothiness Directive).
21
Aripin Hutabarat, Padamu Negri Perjalanan Garuda Indonesia, Cet-1, (Jakarta: Ganesia
PR, 1989), h.29.
33
Banyak
lagi
peraturan-peraturan
lainnya
yang
mengatur
tentang
penerbangan, akan tetapi peraturan diatas menjelaskan pokok-pokok penting
dalam pesawat udara.
B. Ketentuan-ketentuan Harga Tiket Penumpang Pesawat Udara
1. Tinjauan Umum Tentang Harga
Dalam hidup ini selalu ada harga yang harus dibayar. Ungkapan itu
pasti sering kita dengarkan dan diucapkan dalam berbagai kesempatan.
Kebenaran ungkapan tersebut memang telah cukup terbukti dalam kehidupan
kita sehari-hari bahwa selalu ada harga atau biaya yang harus dikeluarkan
untuk melakukan aktivitas.
Menurut Charles W Lamb (2003, p506) Definisi Harga adalah “
Price that wich is given up in an exchange to a cquire a good or service”.
Del I Hawkins dan Roger J Best (2004, p21) memberikan definisi harga
adalah “Price is the amount of money one must pay to obtin the right to use
the product”. Menurut Frank Bradly (2004, p221) definisi harga adalah “
Price is measure of expressed value or wanting, usually expressed in
monetary exchange. Price is the element of marketing mix that serves to generate
revenue, hence, the setting of price is a crucial decision for the organization
Dari defenisi menerut para ahli dijelaskan di atas intinya harga adalah
jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu
produk. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
34
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga
unsur lainnya (Produk, Promosi dan Distribusi) menyebabkan timbulnya
biaya.22
Dalam ilmu ekonomi ada namanya harga keseimbangan, defenisi
Harga Keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen
sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah dan konsumsi dan
dijual. Permintaan sama dengan penawaran, jika harga di bawah harga
keseimbangan, terjadi
kelebihan permintaan, ebab permintaan
akan
meningkat, dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi
harga keseimbangan, terjadi
kelebihan penawaran. Jumlah penawaran
meningkat, jumlah permintaan menurun.23
Dalam teori penentuan harga juga dijelaskan dengan besarnya
pendapatan juga tergantung atas kuantitas faktor produksi yang dipergunakan
oleh perusahaan dan tingkat harga penggunaannya yang berlaku. Oleh karena
itu ada hubungan fungsional antara tingkat harga dan kuantitas yang diberi
penghargaan, maka penentuan kuantitas yang dipergunakan dapat diturunkan
dari harganya.24
Harga berperan penting karena keputusan pilihan konsumen terhadap
suatu
produk
berkaitan
langsung
dengan
tingkat
harga.
22
Masalah
http://dilihatya.com/2346/pengertian-jasa-menurut-para-ahli, akses 29 November
pukul 20 45 wib.
23
Prathama Raharja dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi, h.38.
24
Sudarsono, Pengantar Ekonomi Mikro,Cet Ke-8 (Jakarta: LP3ES 1995), h.384.
sabtu
35
penetapan harga produk bagi produsen adalah hal yang amat penting.
Perusahaan harus bisa mengidentifikasi tingkat kemampuan daya beli
masyarakat dengan biaya modal produk serta tingkat keuntungan yang
diharapkan. Kebijakan penetapan harga sangat penting, jika suatu harga
produk sejenis yang ada di pasar, maka produk tersebut tidak laku di pasaran.
Peran perusahaan dalam menentukan harga sangat diperlukan untuk menjaga
kinerja perusahaan tersebut.25
Dalam menetapkan harga tiket pesawat udara di Indonesia memang
pihak maskapai memiliki trik-trik masing-masing perusahaan seperti adanya
promo yang dibuat, adanya paket beserta liburan serta fasilitas hotel dan
beberapa trik yang dilakukan dalam menentukan harga tiket agar tiket laku,
akan tetapi terkadang ada beberapa yang melanggar baik itu dalam
menentukan harga terlalu tinggi, tiket promo yang sangat minim sekali
harganya yang ditakutkan pada analisis-analisis pengamat dapat mengurangi
tingkat pelayanan dan keselamatan dan yang lainnya.
Hukum Indonesi ada beberapa peraturan yang harus diperbaharui dan
pembaharuan ini merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
usaha pembangunan, konesksi radar dan pembangunan lainnya yang dapat
meningkatkan
kinerja
angkutan
udara
dan
pembaharuan
itu
harus
dilaksanakan dengan cepat, terarah dan berencana. Semakin berkembang
25
M.Fuad dkk, Pengantar Bisnis, h.153.
36
pesat pembahuruan semakin banyak aktivitas penerbangan di Negara
Indonesia dan perusahaan harus merancang bagaiman dalam menetapkan
harga para calon penumpang berminat membeli tiket dengan harga yang di
sajikan oleh perusahaan penerbangan 26
Penetapan harga merupakan salah satu stratergi yang dilakukan oleh
para pelaku usaha yang bertujuan untuk menghasilkan laba yang setingghitinginya. Dengan adanya penetapan harga yang dilakukan antara pelaku
usaha, maka akan meniadakan persaingan dari segi harga bagi produk yang
mereka jual, akan tetapi dapat didasarkan pada kualitas barang, pelayanan
atau servise dan perusahaan berusaha dalam menetapkan harga memanfaatkan
sumber daya yang seefesien mungkin.27
Perusahaan juga memerhatikan prilaku pasar yang menyangkut apakah
dan bagaimanakah setiap perusahaan individu bersaing satu sama lain, stuktur
pasar menyangkut jenis pasar tempat perusahaan beroprasi. Struktur
mempengaruhi tingkat kekuatan yang dimiliki perusahaan-perusahaan
individual untuk mempengaruhi variable pasar sepeti harga produk. Dalam
struktur pasar yang dikenal sebagai persaingan sempurna, setiap perusahaan
individu merupakan pengikut harga (price taker).28
26
E. Suherman, Hukum Udara Indonesia & Internasional, (Bandung: Alumni 1979), h.180.
27
Andi fahmi Lubis dkk, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks & Kontex,(GTZ Gmbh:
Printed In Indonesia 2009), h.91.
28
Richard G.Lipsey dkk,Pengantar Mikroekonomi,(Jakarta: Erlangga 1997), h.18.
37
Dari penjelasan di atas dalam menetapkan harga semua perusahaan
memiliki tujuannya masing-masing dan pada umumnya tujuan perusahaan
adalah bagaiman memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan hasil
produksinya. Akibat yang sering terjadi tiap produsen tidak berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas produksinya secara
maksimum akan tetapi
menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan
maksimum. Inilah yang sering dilakukan pihak-pihak perusahaan baik
perusahaan pesawat udara maupun perusahaan-perusahaan lainnya.29
2. Sistematika Harga Dalam Pasar
Dunia usaha dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang sebetulnya
tidak menunjang penumbuhan sikap positif terhadap ide produktivitas
dikalangan dunia usaha.Misalnya proteksi tarif impor. Mereka juga dimanja
dengan harga jual yang relatif tinggi di pasar dalam Negri. Ini membuat
mereka tidak siap dalam persaingan usaha Internasional.30
Dalam aspek pasar dan pemasaran sekurang-kurangnya harus
melingkupi peluang pasar, langkah-langkah yang perlu dilakukan di samping
kebijaksanaan yang diperlukan. Untuk pembahasan dalam peluang pasar perlu
disajikan angka-angka permintaan dan penawaran di daerah pemasaran dari
produk yang dihasilkan pada masa lalu dan membuat perkiraan perkembangan
29
Prathama Raharja dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi & makroekonomi),(jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2008), h.24.
30
Mathias Aroef dkk. stategy siasat memicu produktivitas untuk memenangkan persaingan
global.(Jakarta: Grand Thecno-economic). h.xIiX.
38
permintaan terhadap produk yang direncanakan di masa yang akan datang,
selain itu dalam aspek pasar dan pemasaran harus diuraikan mengenai
kendala-kendala yang dihadapi dalam pasar dan pemasaran seperti pesaing,
kekuatan dan kelemahannya, serta menguraikan keunggulan-keunggulan dari
usaha yang direncanakan, penentuan market space dan market share
merupakan penentuan pasar yang didasarkan pada proyeksi permintaan dan
penawaran.
Dalam kebijakan pemasaran juga ditentukan harga pokok produk yang
dihasilkan yang dihitung berdasar biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik , selain itu dalam aspek pasar dan pemasarn perlu
diuraikan mengenai cara pendistribusian produk, promosi, pengangkutan,
penjualan, pergudangan, sistem pembayaran dan lain lain.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
dunia usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaran merupakan
pendorong untuk meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai. Pengetahuan mengenai pemasaran menjadi penting bagi perusahaan
pada saat dihadapkan pada beberapa permasalahan, seperti menurunnya
pendapatan perusahaan yang disebabkan oleh menurunnya daya beli
konsumen terhadap suatu produk sehingga mengakabatkan melambatnya
pertumbuhan perusahaan.31
31
. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1233/3/manajemen-arlina%20lbs3.pdf.txt
akses sabtu 10 januari 2015 pukul 11.30 wib.
39
Dalam
pemasaram
pasar
modal
merupakan
tempat
kegiatan
perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya, bisa katakan
pasar modal merupakan investor yang dimiliki sebuah perusahaan dan
kemudahan seperti ini membantu terciptanya aset yang likuid.32
Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan
dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam
perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya.
Pembahasan di atas fungsinya dapat dikaitkan dengan fungsi pasar
modal yakni sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi
pembiayaan suatu perusahaan/emiten. Dengan demikian pasar modal
merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional
pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang
umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit
perbankan dan bantuan luar negeri darisini perusaan dapat menjalankan
sistematika harga dalam pasar dan perusahaan dapat memiliki beberapa
alternative dalam mengembangkan pasar.
3. Dasar Hukum Penetapan Harga Pesawat Udara
a. Keputusan Kementrian Perhubungan No. KM 36/2005 tentang Tarif
Referensi Untuk Penumpang Angkutan Udara.
32
Pandji anograhadkk, Pengantar pasar modal, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA), h.15.
40
b. Keputusan Mentri Perhubungan No 59 tahun 2014 mengenai perubahan
atas peraturan Mentri perhubungan Nomor PM, 51 tahun 2014 tentang
mekanisme formulasi perhitungan dan penetapan Tarif batas atas
penumpang pelayanan kelas ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal
Dalam Negri.
c. Keputusan yang telah ditetapkan bahwa dalam keputusan Menteri
Perhubungan Nomor PM : 2 tahun 2014
tentang berdasarkan biaya
tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga
berjadwal dalam Negri.
d. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010 tentang
Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas
Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal
Dalam Negeri.33
C. Penetapan Harga Tiket Penumpang Pesawat Udara Menurut UndangUndang
Dalam menetapkan harga banyak tahap-tahap yang dilakukan dalam
perusahaan, sama halnya dengan penetapan harga perusahaan-perusahaan
lainnya tidak hanya perusahaan penerbangan saja, dapat dilihat dalam
penetapan harga di pasar monopoli, di sini ada beberapa penetapan yang
ditetapkan, salah satunya yakni menurut teori monopoli yang mungkin paling
33
Peraturan-peraturan mentri tentang penetapan pesawat udara dalam menetapkan tarif.
41
sederhana keseluruhan industri sepenuhn ya dipasok oleh satu perusahaan,
yang menetapkan satu harga untuk produknya.34
Sebagaimana Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 mengenai
angkutan udara yang menjelaskan bagian ke empat mengenai tarif pada pasal
26 dan 27 sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
Pasal 26 ayat (1) Tarif angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri
terdiri atas tarif angkutan penumpang dan tarif angkutan kargo. Kemudian
ayat (2) Tarif angkutan penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas golongan tarif pelayanan kelas ekonomi dan non-ekonomi. Dan
ayat (3) Tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dihitung berdasarkan komponen:
a. Tarif jarak;
b. Pajak;
c. Iuran wajib asuransi; dan
d. Biaya tuslah/tambahan (surcharge).
Selanjutnya pada pasal 27 menjelaskan sanksi tarif yang dijelaskan di
atas yakni pada pasal 27 ayat (5) mengatakan bahwasanya Badan usaha
angkutan udara yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) mengenai tarif batas atas dikenakan sanksi administratif berupa sanksi
34
Richard G.Lipsey dkk,Pengantar Mikroekonomi,(Jakarta: Erlangga 1997), h.36.
42
peringatan dan/atau pencabutan izin rute penerbangan. Tugas ini diwenangkan
kepada bagian mentri perhubungan.35
Mengenai Tiket pesawat udara selama ini memang masih banyak yang
kurang memahami tentang hal-hal yang menjadi hak kita,
sebagai
penumpang pesawat terbang, setelah membeli tiket pesawat. Berbagai
permasalahan yang kemudian muncul terutama saat setelah terjadinya
kecelakaan pesawat terbang. Para keluarga yang ditinggalkan akan
menghadapi banyak permasalahan dan mereka kurang paham apa-apa saja
yang menjadi hak mereka yang menjadi ahli waris. Keterjadian juga sering
otot-ototan mengenai delay, mengenai keterlambatan penerbangan.36
Permasalahan-permasalahan mengenai harga tiket penumpang pesawat
udara memiliki inti yang bermaksud para penumpang memang harus teliti
terhadap harga tiket, calo dan lain lain, agar masing-masing memperhatikan
keamanan harga ketika hendak menaiki pesawat udara dan kita harus mengerti
undang-undang yang mengatur mengenai pesawat udara, ketika kewaspadaan
penumpang pesawat udara terhadap aturan maka penyimpangan yang
dilakukan pesawat jarang terjadi.
35
Lihat Undang-Undang No.1 Tahun 2009 mengenai penerbangan, sebagaimana bagian
keempat menjelaskan mengenai tarif.
36
Chappy Hakim, Berdaulat Di Udara Membangun Citra Penerbangan Nasional, cet-1
(Jakarta: Buku Kompas 2010), h.255.
43
Berikut Peraturan-peraturan yang mengatur mengenai mekanisme
penetapan harga tiket pesawat udara khususnya penetapan udara di indonesia
untuk penerbangan domestik (nasional). Sebagai berikut:
1. Dalam Keputusan Kementrian Perhubungan No. KM 36/2005 tentang
Tarif Referensi Untuk Penumpang Angkutan Udara, diatur bahwa biaya
operasi rata-rata angkutan udara per-penumpang per-KM Rp.376,00,- atau
Rp. 338.386,00,- per-jam per-penumpang. Angka itu memang sekisar
referensi bagi pemerintah untuk mengetahui seberapa jauh maskapai
penerbangan tersebut menetapkan tarif rendah akan tetapi tanpa
mengurangi biaya keselamatan.37
2. Keputusan yang telah ditetapkan bahwa dalam keputusan Menteri
Perhubungan Nomor PM : 2 tahun 2014
tentang berdasarkan biaya
tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga
berjadwal dalam Negri menetapkan bahwa dalam beberapa pasal di bawah
ini :
(1) Biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan
udara niaga berjadwal kelas ekonomi adalah biaya yang dikeluarkan
oleh badan usaha angkutan udara di luar perhitungan penetapan tarif
jarak dan dibebankan kepada penumpang.
(2) Biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibedakan
berdasarkan atas biaya tambahan untuk angkutan udara yang
menyangkut pesawat udara jenis jet dan propeller.
(3) Besarnya biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sama untuk semua kelompok pelayanan yang diberikan
oleh badan usaha angkutan udara.
37
Lihat Keputusan Kementrian Perhubungan No. KM 36/2005 tentang Tarif Referensi Untuk
Penumpang Angkutan Udara.
44
(4) Pemberlakuan biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersifat sementara.38
3. Selanjutnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010
tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas
Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga
Berjadwal Dalam Negeri. Dijelaskan dalam pasal 1 ayat (6) : Tarif batas
atas adalah harga jasa tertinggi/maksimum yang diijinkan diberlakukan
oleh badan usaha angkutan udara niaga ber-Jadwal, yang dihitung
berdasarkan komponen tarif jarak, pajak pertambahan nilai, iuran wajib
asuransi dan biaya tuslah/ tambahan (surcharge).39
38
lihat Keputusan yang telah ditetapkan bahwa dalam keputusan Menteri Perhubungan
Nomor PM : 2 tahun 2014 tentang berdasarkan biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas
ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam Negri.
39
Lihat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010 tentang Mekanisme
Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
BAB III
PERATURAN HARGA TIKET PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA
UNTUK PENERBANGAN DOMESTIK
A. Profil Garuda Indonesia
1. Sejarah Singkat Garuda Indonesia
Sebelum Indonesia merdeka pesawat produk Garuda Indonesia sudah
lahir akan tetapi karena permasalahan dengan negara belanda yang menjajah
kita pesawat ini tidak bisa dinikmati Indonesia karena kurangnya dana dalam
membeli pesawat Garuda Indonesia, setelah diploklamirkan kemerdekaan
1945 Indonesia memerlukan pertahanan yang kuat agar tidak terjadinya
serangan balik yang dilakukan Belanda, nama Garuda Indonesia Pesawat
pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas.1
Pada tanggal 26 Januari 1949 Garuda Indonesia dianggap sebagai hari
jadi maskapai penerbangan ini. Saat itu nama maskapai ini adalah Indonesian
Airways. dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan
masyarakat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang
sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai
revolusi terhadap Belanda berakhir. 2
1
Aripin Hutabarat, Padamu Negri Perjalanan Garuda Indonesia, Cet-1, (Jakarta: Ganesia
PR, 1989), h.26.
2
Aripin Hutabarat, Padamu Negri Perjalanan Garuda Indonesia, h.27.
45
46
Adapun perusahaan penerbangan dengan nama Garuda Indonesia
Airways, dinyatakan didirikan bersamaan dengan pengakuan kedaulatan
Republik Indonesia pada 27 Desember 1949. Secara resmi, perusahaan
dengan nama tersebut dinyatakan didirikan sejak 31 maret 1950, pada tahap
mana dinyatakan sebagai perusahaan patungan antara pemerintah Republik
Indonesia dengan perusahaan penerbangan Belanda bernama KLM.
Nama Garuda Indonesia Airways N.V. diberikan sendiri oleh Presiden
Republik Indonesia Soekarno pada saat berlangsungnya perundingan
pendirian perusahaan patungan tersebut. Penerbangan pesawat Garuda
Indonesia Arways terjadi ketika rombongan pimpinan negara melakukan
perpindahan ibu kota Republik Indonesia yang lama Yogyakarta, ke ibukota
yang baru, Jakarta, pada tanggal 28 Desember 1949. 3
Pada tanggal 1 maret 1950 Garuda Indonesia Airways baru dapat
beroperasi penuh dengan sejumlah pesawat yang diterima pemerintah
Republik Indonesia mengudara dari perusahaan penerbangan KLM, yang
terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan delapan pesawat jenis PBY Catalina
Amphibi. Inilah yang merupakan armada Garuda Indonesia Arways yang
pertama, melayani jaringan penerbangan di dalam Negri. 4
Pemerintah Burma (Myamar) banyak menolong Pesawat Garuda
Indonesia pada masa awal. Oleh karena itu, pada saat diresmikan sebagai
3
Aripin Hutabarat, Padamu Negri Perjalanan Garuda Indonesia, h.28.
4
Aripin Hutabarat, Padamu Negri Perjalanan Garuda Indonesia, h.29.
47
perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma
sebuah pesawat DC-3. 5
Pada 1953, Garuda Indonesia memiliki 46 pesawat, tetapi pada 1955
pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur
penerbangan pertama ke Mekkah.
Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat. Tahun 1965 Garuda
mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat
turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju
Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet,
dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di
Haarlemmeer, Belanda, Eropa.6
Tahun 1970-an Garuda mengambil perangkat DC-9 dan juga Pesawat
Jet kecil Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan
operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara
pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Dan juga
Boeing 737, juga McDonnell Douglas MD-11.7
Penerbangan Garuda dirayakan setiap tanggal 26 januari . Seperti hari
perayaan tanggal lahir. Penetapan tanggal itu memeang unik karena melalui
5
Aripin Hutabarat, Padamu Negri Perjalanan Garuda Indonesia, h.30.
6
Asvi Warman Adam, Menguak Misteri Sejarah, (Jakarta: Buku Kompas 2010), h.214.
7
Asvi Warman Adam, Menguak Misteri Sejarah, tentang Garuda mengambil perangkat DC-9
dan juga Pesawat Jet kecil Fokker F28 h.214
48
surat Hibah. Biasanya perhibahan itu menyangkut aset atau harta warisan.akan
tetapi dalam kasus ini yang dihibahkan adalah mengenai tanggal lahir. Kepala
staf angkutan udara Ashadi Tjahjadi menghibahkan hari lahir Garuda
Indonesian Arways kepada Wieweko pimpinan Garuda Indonesian Arways
tanggal 26 januari 1979. 8
Surat hibah itu diketik rangkap 6 (tidak dicantumkan distribusi kepada
siapa saja) pada kertas dinas berlogo TNI AU dengan saksi Nugroho
Notosusanto, Kepala Pusat Sejarah ABRI, namun tidak dilengkapi dengan
nomor registrasi dan cap jabatan KASAU. Dengan kata lain, surat ini tidak
tercatat dengan surat yang pernah dikeluarkan TNI AU melainkan dapat
dianggap sebagai surat pribadi Ashadi Tjahjadi yang kebetulan memakai surat
kertas dinas.9
Pada tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, dan
maskapai ini mengalami periode ekonomi sulit. Tetapi, dalam tahun 2000-an
ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam
keadaan ekonomi yang bagus.10
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia,
garuda adalah nama burung tungga Dewa Wisnu dalam legenda pewayangan.
8
Asvi Warman Adam, Menguak Misteri Sejarah, h.214.
9
Asvi Warman Adam, Menguak Misteri Sejarah, h.215.
10
“Sejarah dan asal mula nama Garuda, Kategori: Maskapai penerbangan di Indonesia”, Dari
Wikipedia Indonesia, 4 November 2006, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia,
diakses 20 januari 2015 pukul 20.00 wib.
49
Pada tahun 2007 maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya,
dilarang terbang menuju Eropa karena kejadian yang menimpa Garuda
Indonesia Penerbangan 200. Setahun kemudian, maskapai ini menerima
sertifikasi
IATA
Operational
Safety
Audit
(IOSA)
dari IATA yang
menunjukkan Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan
penerbangan Internasional. Pada 1 Juni 2010, Garuda Indonesia melakukan
pembukaan kembali rute Amsterdam yang di tutup pada tahun 2004 dengan
pesawat Airbus A330-200 dengan kapasitas sebanyak 222 penumpang dengan
perhentian di Dubai, Uni Emirat Arab. Hal ini menunjukkan Garuda Indonesia
mulai tertarik dalam membuka rute ke Eropa. Pada tahun 2010, Garuda
mendapatkan penghargaan dari Skytrax yaitu "World's Most Improved
Airline" atas langkah Garuda yang dipimpin oleh Emirsyah Satar dalam
merombak maskapai nasional tersebut. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia
mendapat penghargaan dari Skytrax yaitu "World Best Economy Class" dan
"World Best Economy Class Seat".11
Pada tanggal 5 Maret 2014 Garuda Indonesia bergabung dengan
aliansi Sky Team sebagai anggota yang ke-20 dan berlangsung di Denpasar /
Bali. Garuda telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool FC
Inggris dan kini merupakan sponsor global untuk Liverpool FC. Pada tanggal
30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute ke Amsterdam dengan nonstop
menggunakan Boeing 777-300ER yang memiliki kabin terbaru dari semua
11
http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia, diakses 20 januari 2015 pukul 20.00 wib.
50
armada. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia membuka kembali
rute Eropa kedua mereka yaitu London dengan armada yang sempat
digunakan untuk menerbangi rute nonstop menuju Belanda.12
Begitulaah penjelasan secara singkat mengenai sejarah asal pesawat
Garuda Indonesia yang banyak memiliki cerita karena memang di Indonesia
pesawat Garuda Indonesia adalah awal transportasi baik bagi para pemerintah
dan berkembang terus menerus sehingga Garuda Indonesia bisa dinikmati
masyarakat Indonesia.
2. Dasar Hukum Pesawat Garuda Indonesia
Peraturan IATA Operational Safety Audit (IOSA) mengatur standar
kelayakan keselamatan penerbangan internasional, pesawat Garuda Indonesia
telah memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional.
Peraturan Ordonansi Pengangkutan Udara (Stbl.1939 Nomor 100)
peraturan ini diperuntukkan bagi angkutan Udara Domestik, dalam aturan ini
nmenjelaskan bagaimana prasyarat yang harus dilakukan maskapai pesawat
udara dalam mengangkut penumpang tujuan domestik.13 Konvensi Chiciago
1944 pasal 17 dan 19 yang mengatur kewajiban perihal Pendaftaran dan
Pemindahan dari Register (publik) dalam Pesawat udara .14
12
. http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia akses, Selasa 13 januari 2015, pukul 12.20
wib.
13
Basoeki Moeljomihardjo, Hukum Udara Nasional Suatu pengantar,(jakarta: LPMG-ATG
Trisakti 2006), h.1.
51
Undang-undang penerbangan 1958 nomor 83 undang-undang ini
menjelaskan aturan konsep kepemilikan pesawat udara yang dipersyaratkan
pada pesawat udara.15
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik
Negara. Peraturan BUMN ini menjelaskan peraturan mengenai perseroan,
karena garuda indonesia pada awalnya pemerintah turut serta dalam
mengembangkannya.16
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Aturan ini lebih memperjelas mengenai perusahaaan-perusahaan di Indonesia
baik itu pendiriannya, pelaksanaannya dan kemajuaannya yang diatur oleh
pemerintah.17
Beberapa aturan di atas terlihat jelas bahwa hukum mengenai pesawat
udara, syarat pendiriannya dan beberapa aturan dalam pendirian pesawat
khususnya di Negara Indonesia, dan Pesawat Garuda Indonesia sebagian besar
sudah memiliki persyaratan di atas, dikarenakan dia sudah lama beroperasi di
Indonesia dan dijelaskan juga pada era-soekarno pesawat sudah layak pakai
untuk mengangkut penumpang
14
Mieke Komar Kantaatnadja, Lembaga Jaminan Kebendaan Pesawat Udara Indonesia
Ditinjau Dari Hukum Udara, Cet-1 (Bandung: PT Alumni 1989), h.61.
15
Mieke Komar Kantaatnadja, Lembaga Jaminan Kebendaan Pesawat Udara Indonesia
Ditinjau Dari Hukum Udara, h.83.
16
17
Lihat undang-undang No:19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Lihat undang-undang No:40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
53
bertahan hingga sekarang ini. Dari berbagai pengalaman yang telah dilewati
oleh PT. Garuda Indonesia, telah banyak melakukan perbaikan untuk
mencapai steuktur organisasi yang efektif dan efisien demi kelancaran
jalannya perusahaan. 19
PT. Garuda Indonesia menggunakan bentuk organisasi garis dan staff.
Hal ini disebabkan Garuda Indonesia sebagai perusahaan angkutan udara
sangatlah membutuhkan pemimpin dan karyawan yang terampil dan
berdedikasi tinggi dalam tugas pada perusahaan tersebut, pimpinan
memberikan perintah yang bersifat komando, dalam hal ini bawahan dapat
mengerti dan melaksanakan perintah tersebut.20
Setelah dicapai kemajuan-kemajuan dalam pembuatan pesawat udara,
perkembangan pemanfaatannya menempati dua arah utama, pertama untuk
tujuan militer dan kedua untuk tujuan komersial, dalam kegiatan penerbangan
untuk tujuan komersial mulai dilaksanakan dan mulailah didirikan
perusahaan-perusahaan penerbangan.21
Perlu dikemukakan bahwa sejak lahir kegiatan penerbangan dan
angkutan udara mempunya sifat internasional yang menonjol, baik dari aspek
ekonomis-komersial maupun aspek pengaturannya. Republik Indonesia
19
https://www.google.com/search?q=struktur+organisasi+garuda+indonesia+airlines+doc,
tentang Sejarah Pesawat Garuda Indonesia akses, 22 januari 2015, pukul 08.00 wib.
20
https://www.google.com/search?q=struktur+organisasi+garuda+indonesia+airlines+doc
akses, 22 januari 2015, pukul 09.15.00 wib.
21
https://www.google.com/search?q=struktur+organisasi+garuda+indonesia+airlines+doc
akses, 22 januari 2015, pukul 09.59 wib.
54
mendirikanm Garuda Indonesia Arways N.V. Dalam tahun 1950. (dengan
akta notaris Kadiman pada tanggal 30 Maret 1950) dengan modal campuran
RI dan KLM.22
Dalam tahun 1945 saham-saham KLM dalam Garuda Indonesia
Airways diambil alih oleh RI, dan Garuda Indonesia Airways menjadi PT
sampai tahun 1960 ketika berdasarkan PP No.2 tahun 1960, Garuda Indonesia
Arways menjadi sebuah Perusahaan Negara (PN).23
B. Penerapan Harga Tiket Pesawat Udara di Indonesia.
1. Pengertian Harga Tiket Pesawat Udara
Dalam
semua
undang-undang
pengangkutan
dipakai
istilah
penumpang untuk pengangkutan orang tetapi rumusan mengenai penumpang
secara umum tidak diatur. Dalam Undang-Undang Penerbangan juga tidak
dijumpai rumusan pasal mengenai pengguna jasa. Dilihat dari pihak dalam
perjanjian pengangkutan orang, penumpang adalah orang yang mengikatkan
diri untuk membayar biaya angkutan atas dirinya yang diangkut. Dalam
perjanjian pengangkutan, penumpang mempunyai dua status yaitu sebagai
subyek karena dia adalah pihak dalam perjanjian, dan sebagai obyek karena
dia adalah muatan yang diangkut. Sebagai pihak dalam perjanjian
22
Suwardi, Karya Ilmiah Tentang Penentuan Tanggung Jawab Pengangkut Yang Terikat
Dalam Kerjasama Pengangkutan Udara Internasional, (Jakarta : Atas Kerjasama Dengan Badan
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman 1991), h.09.
23
Suwardi, Karya Ilmiah Tentang Penentuan Tanggung Jawab Pengangkut Yang Terikat
Dalam Kerjasama Pengangkutan Udara Internasional, h.10.
55
pengangkutan, penumpang harus mampu melakukan perbuatan hukum atau
mampu membuat perjanjian.24
Definisi penumpang adalah seorang yang diangkut dengan pesawat
terbang
berdasarkan
suatu
persetujuan
pengangkutan
udara.
Dalam
melaksanakan kegiatan pengangkutan penumpang, perusahaan penerbangan
mengadakan perjanjian lebih dahulu kepada penumpang, yaitu dalam bentuk
tiket. Penumpang yang akan menggunakan jasa angkutan udara wajib
memiliki tiket. Apabila penumpang telah memiliki tiket untuk sebuah
perjalanan, maka kedua pihak telah terikat pada ketentuan-ketentuan yang
telah dibuat dan pelaksanaan penerbangan dapat dilakukan.25
Ordonansi Pengangkutan Udara Pasal 5 ayat (1) menyebutkan bahwa
pengangkut udara wajib memberikan kepada para penumpang karcis
bepergian yang bertujuan untuk memastikan data penumpang dan bukti
penumpang sebagaimana yang harus memuat :
a. Tempat dan tanggal pemberian;
b. Tempat-tempat bertolak dan yang dituju;
24
Muhammad Abdulkadir. Hukum Pengangkutan Niaga, (Bandung: Citra
Aditya Bakti 1998), h.51.
25
E , Suherman. Tanggung Djawab Pengangkut Dalam Hukum Udara Indonesia, (Bandung:
Eresco. 1962), h.311.
56
c. Pendaratan antara yang mungkin diadakan, dengan ketentuan bahwa
pengangkut udara dapat mengadakan perubahan bila dipandang perlu,
berdasarkan haknya untuk berbuat demikian;
d. Nama dan alamat pengangkut udara atau para pengangkut udara;
e. Pemberitahuan tentang berlakunya ketentuan yang dibuat atas dasar
peraturan ini atau perjanjian Warsawa tentang pertanggungan jawab.26
Dalam praktik perjanjian pengangkutan udara, nama penumpang justru
harus dicantumkan dalam tiket penumpang. Pencantuman nama penumpang
perlu ditulis karena penumpang tersebut adalah pihak dalam perjanjian dan
untuk kepastian dalam angkutan udara (Abdulkadir Muhammad, 1998: 103).27
Berbicara mengenai penumpang dan tiket maka yang di butuhkan
prasyarat agar semuanya berjalan yakni harga tiket, harga tiket pesawat udara
sama halnya dengan berbicara mengenai transportasi lainnya, hanya letak
perbedaannya yakni pada umumnya lebih mahal harga tiket pesawat
dikarenakan kinerja pesawat lebih cepat tiba di tujuan, baik dalam negri
maupun luar negri dan interior dalam pesawat lebih mewah daripada pesawat
udara yang lebih murah.28
26
Basoeki Moeljomiharjo, Hukum Udara Nasional Suatu Pengantar, h.57.
27
Basoeki Moeljomiharjo, Hukum Udara Nasional Suatu Pengantar, dari Abdul Kadir
Muhammad 1998, h.103.
28
Bambang Susanto,Transportasi & Investasi Tantangan Dan Persefektif Multidimensi,
(Jakarta: Buku Kompas 2013), h.291.
57
Harga tiket pesawat udara adalah Suatu jumlah atau nominal yang
harus ditebus bagi pemakai jasa pesawat/ penumpang pesawat udara agar
dapat menggunakan transportasi udara ini ke tujuan yang kita inginkan.29
2. Penetapan Harga Tiket Pesawat Garuda Indonesia
Dalam menetapkan harga tiket pesawat harga merupakan elemen penting
dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa dilihat dalam hubungannya
dengan strategi pemasaran. Harga berinteraksi dengan seluruh elemen lainnya
dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektivitas dari setiap elemen dan
keseluruhan elemen. Tujuan yang menuntun strategi penetapan harga haruslah
merupakan bagian dari tujuan yang menuntun strategi pemasaran secara
keseluruhan. Oleh karena itu tidaklah benar bila harga dipandang sebagai
elemen yang mandiri dari bauran pemasaran, karena harga itu sendiri adalah
elemen sentral dalam bauran pemasaran.30
PT. Garuda Indonesia dalam melakukan pengangkutan penumpang
mengeluarkan 2 jenis tiket yaitu :
a. Tiket Konvensional atau Paper Ticket Tiket
Konvensional
atau
Paper
Ticket
adalah
tanda
bukti
perjanjian
pengangkutan antara pengangkut dengan penumpang yang berwujud
29
Bambang Susanto,Transportasi & Investasi Tantangan Dan Persefektif Multidimensi,
h.296.
30
Sri Ambar Wati, “Realisasi Tanggung Jawab Perdata pengangkutan Udara Terhadap
Penerbangan Domestik Pada PT Garuda Indonesia(Persero),” (Skripsi sarjana, Fakultas Ilmu Hukum,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008), h.66.
58
kertas yang diberikan kepada penumpang. Pemesanan dan pembayaran
tiket konvensional dilakukan di agen perjalanan atau di kantor-kantor
Garuda Indonesia.
b. Electronic Ticketing (E-Tiketing)
Electronic
Ticketing
(E-Tiketing)
adalah
tanda
bukti
perjanjian
pengangkutan antara pengangkut dengan penumpang, dimana penumpang
tidak memegang tiket kertas tetapi suatu slip ITR (Itinerary Receipt) yaitu
tanda terima rincian perjalanan. E-Ticketing merupakan tiket elektronik
penerbangan
yang dokumennya tercatat
dalam database Garuda
Indonesia.31
Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba
perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas barang
yang dijual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya,
karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam
kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu penetapan harga
mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi
penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.32
31
Sri Ambar Wati, “Realisasi Tanggung Jawab Perdata pengangkutan Udara Terhadap
Penerbangan Domestik Pada PT Garuda Indonesia(Persero),” (Skripsi sarjana, Fakultas Ilmu Hukum,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008), h.66.
32
Marsudi Djojodipuro, Teori Harga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Uneversitas Indonesia, 1991), h.141.
59
Sementara itu dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan
sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat
yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai (value) dapat didefinisikan
sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan dengan harga. Dengan demikian
pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen
meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Seringkali pula dalam
penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan
kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan
kemampuan barang atau jasa substitusi.33
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan
keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. Peranan
alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk
memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan
berdasarkan kekuatan membelinya, fungsi harga bisa dikatakan sebagi
lambang kekuatan. Bila permintaan akan melonjak maka harganyapun turut
melonjak, dan sebaliknya bila permintaan itu turun maka harga juga turun,
tergantung bagaimana punya peluang untuk memilih situasi.34
Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk
memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis
33
34
.Marsudi Djojodipuro, Teori Harga, h.141.
Jhon Winkler, Perang Harga Strategi Menghadapi Persaingan Harga, (Semarang: Dahara
Prize), h.19.
60
barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang
tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
Strategi penetapan harga menjadikan tantangan yang semakin meningkat
untuk banyak perusahaan, karena deregulasi, informasi dari pembeli,
persaingan global yang ketat, pertumbuhan pasar yang lambat dan peluang
perusahaan untuk meningkatkan posisi pasarnya. Harga berdampak pada
kinerja keuangan dan berpengaruh penting pada nilai penempatan posisi
merek di benak pelanggan. Harga juga memungkinkan menjadi sebuah
perwakilan
dari
ukuran
kualitas
produk
manakala
pelanggan
sulit
mengevaluasi produk yang kompleks.35
Proses penetapan harga jual suatu produk, perusahaan hendaknya
mengikuti prosedur yang terdiri dari enam langkah pokok, yaitu memilih
sasaran harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis
pesaing, memilih metode harga dan memilih harga akhir.36
Peranan perusahaan dalam proses penetapan harga jual barangnya
sangatlah berbeda-beda, tergantung daripada bentuk pasar yang dihadapinya.
Ada tiga bentuk penetapan harga jual, yakni :
a. Penetapan Harga jual oleh pasar (Market pricing)
Dalam bentuk penetapan harga jual ini, penjual tidak dapat mengkontrol
sama sekali harga yang dilempar di pasaran. Harga di sini betul-betul
35
.Marsudi Djojodipuro, Teori Harga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Uneversitas Indonesia, 1991), h.141.
36
Soemarso, Peranan Harga Pokok Dalam Penentuan Harga Jual, Cet-1, (jakarta: RINEKA
CIPTA 1990), h.13.
61
ditetapkan oleh mekanisme penawaran dan permintaan. Dalam keadaan
seperti ini, penjual tidak bisa menetapkan harga jualnya.
b. Penetapan Harga jual oleh pemerintah (Government controlled pricing).
Dalam beberapa hal, pemerintah berwenang untuk menetapkan harga
barang/jasa, terutama untuk barang/jasa yang menyangkut kepentingan
umum. Perusahaan/penjual yang bergerak dalam eksploitasi barang/jasa
tersebut di atas tidak dapat menetapkan harga jual barang/jasanya.
c. Penetapan harga jual yang dapat dikontrol oleh perusahaan (Administrated
or business controlled pricing).37
Pada situasi ini, harga ditetapkan sendiri oleh perusahaan. Penjual
menetapkan harga, dan pembeli boleh memilih. “membeli atau tidak”. Harga
ditetapkan oleh keputusan dan kebijaksanaan yang terdapat dalam perusahaan,
walaupun faktor-faktor mekanisme penawaran dan permintaan, serta
peraturan-peraturan pemerintah tetap diperhatikan. Sampai beberapa jauh
perusahaan dapat menetapkan harga, tergantung pada tingkat diferensiasi
produk, besar perusahaan dan persaingan.38
Sardjono IN menulis karya ilmiah yang berjudul “Peranan strategi
harga dalam kegiataan harga dalam kegiatan pemasaran” menulis antara lain
bahwa faktor yang perlu diperhatikan oleh pengusaha dalam melakukan
strategi penetapan harga adalah:
a. Penilaian subyektif oleh konsumen atas barang/jasa tersebut
b. Harga pokok daripada barang/jasa
c. Strategi harga oleh perusahaan-perusahaan saingan
37
Soemarso, Peranan Harga Pokok Dalam Penentuan Harga jual, h.13.
38
Soemarso , Peranan Harga Pokok Dalam Penentuan Harga Jual, h.14.
62
d. Pengaturan oleh pemerintah. 39
Apabila diteliti dari faktor-faktor diatas merupakan akibat empat pihak
yang berhubungan dengan masalah penetapan harga, pihak-pihak itu yakni
Perusahaan
itu
sendiri,
Konsumen/pembeli,
Perusahaan
saigan
dan
Pemerintah.40
Dari teori-teori diatas bahwasanya dalam menetapkan harga setiap
perusahaaan memiliki berberapa cara dalam menetapkan harga tiket maskapai
penerbangan perusahaan mereka, karena harga merupakan elemen penting
dalam memajukan perusahaan, jikalau dalam menetapkan harga mereka salah
sehingga dapat mengakibatkan kerugian, setiap perusahaan harus jeli dalam
menetapkan harga agar perusahaan mendapatkan keuntungan.
C. Strategi Dan Kebijakan Dalam Menetapan Kenaikan Harga Tiket Pesawat
Udara Maskapai Garuda Indonesia Pada Waktu Liburan.
Dalam menetapkan Harga Strategi yang mereka lakukan pada hari-hari
besar seperti idul fitri, natal, tahun baru dan hari besar lainnya karena banyak
permintaan pada waktu lebaran maka mereka akan menetapkan harga yang sangat
tinggi pada waktu lebaran, natal dan hari besar lainnya, pada waktu inilah para
39
Soemarso , Peranan Harga Pokok Dalam Penentuan Harga Jual, h.16.
40
Soemarso , Peranan Harga Pokok Dalam Penentuan Harga Jual, h.16.
63
konsumen tidak segan-segan dan mau tak mau membeli dengan harga yang
tinggi.41
Biaya produksi yang tinggi bukan merupakan senjata yang benar-benar
ampuh untuk menaikkan harga. Kesemuanya tergantung dari alam dan
pemerintah akan jenis produksi tersebut, bila pasaran memperlihat tanda-tanda
ramai, itulah saat terbaik dalam menentukan naiknya harga.42
Strategi yang lebih condong mereka lakukan Strategi yang dijelaskan
diatas, namun ada banyak strategi dan prinsip-prinsip lagi yang ditetapkan oleh
maskapai Garuda Indonesia dalam menaikkan harga disaat liburan, seperti Hari
Raya Idul Fitri, Idul Adha, Hari Natal dan liburan lainnya.
Biasanya bila para pengusaha sudah mulai menaikan harga. Mereka jadi,
kurang sensitif lagi akan posisi konsumen. Dan yang ada dalam benak mereka
adalah keuntungan. Dari sinilah terkadang harga itu sangat naik berlipat-lipat
ganda, baik itu pihak maskapai, agen perusahaan penerbangan (trevel-trevel),
bahkan calo-calo yang menjual tiket pesawat.43
Ketatnya persaingan Udara di Indonesia tidak menyurutkan investasi dari
maskapai itu sendiri untuk berekspansi, tergantung bagaimana prinsip-prinsip
yang mereka lakukan dalam menentukan harganya masing-masing.44
41
Jhon Winkler, Perang Harga Strategi Menghadapi Persaingan Harga, h.86.
42
Jhon Winkler, Perang Harga Strategi Menghadapi Persaingan Harga, h.87.
43
Jhon Winkler, Perang Harga Strategi Menghadapi Persaingan Harga, h.88.
64
Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa maupun nonjasa,
dalam melakukan kegiatan
bisnis memerlukan strategi yang mampu
menempatkan perusahaan pada posisi yang terbaik, mampu bersaing serta terus
berkembang dengan mengoptimalkan semua potensi sumber daya yang dimiliki.
Perusahaan jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan nonjasa.
Pemasaran jasa penerbangan merupakan suatu proses penyesuaian antara
permintaan penumpang pada saat ini, permintaan potensial, permintaan masa
depan, dan penawaran dari suatu maskapai penerbangan.45
Pihak Garuda Indonesia melakukan cabang untuk masyarakat menegah
dan pihak Garuda Indonesia akhirnya melepas Citilink pada juli 2012, maskapai
yang melayani kelas tarif rendah, dan banyak lagi pesawat yang dibeli oleh
garuda Indonesia, seperti 18 peawat Bombardier CRJ 1000 NexGen senilai 1,32
Miliar Dollar AS, hal ini mereka lakukan untuk memperkuat posisi mereka di
pasar regional dan domestik.46
Setelah membuka memperlebar dunia bisnis dan mempertahankan kinerja
perusahaan
Garuda
Indonesia
memerlukan
kebijakan-kebijakan
dalam
menerapkan harga, karena kebijakan menetapkan harga sangan penting agar dapat
44
Bambang Susanto, Transportasi & Investasi Tantangan Dan Persefektif Multidimensi,
45
http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/603/588 akses, 23 januari 2015, pukul
h.300.
05.30 wib.
46
h.301.
Bambang Susanto, Transportasi & Investasi Tantangan Dan Persefektif Multidimensi,
65
menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Untuk itu Joel Dean mengemukakan
pra syarat-prasyarat untuk kebijaksanaan harga yang baik yaitu:
1. Kebijaksanaan harga harus ditujukan untuk memaksimalkan laba (Sic) bagi
seluruh barang, yaitu dengan menciptakan kombinasi penjualan yang paling
menguntungkan.
2. Kebijaksanaan harga harus ditujukan untuk kesejahteraan perusahaan dalam
jangka panjang.47
3. Kebijaksanaan harga harus mencakup usaha-usaha untuk menanggulangi
situasi persaingan yang berbeda dengan anggapan semula.
4. Kebijaksanaan harga harus cukup fleksibel untuk berjaga-jaga terhadap
perubahan situasi ekonomi dari berbagai langganan.
5. Perlu disediakan cara sistematis dan tidak dikelompokkan terlebih dahulu
untuk barang-barang baru.
6. Harga-harga untuk penggantian alat-alat harus dikelompokkan berdasarkan
golongan alat-alat tersebut menurut jenis dan pabriknya. 48
Kaplen Et al menyebutkan juga adanya beberapa kebijaksanaan harga
yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menetapkan harga jual.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan itu adalah:
47
Soemarso , Peranan Harga Pokok Dalam Penentuan Harga Jual, h.19.
48
Soemarso, Peranan Harga Pokok Dalam Penentuan Harga Jual, h.20.
66
1. Kebijaksanaan untuk mencapai target pengembalian atas investasi.
2. Kebijaksanaan untuk stabilitas harga dan margin laba
3. Kebijaksanaan untuk mempertahankan/memperluas pasar.
4. Kebijaksanaan untuk mengimbangi perusahaan saingan.
5. Kebijaksanaan diferensiasi produk 49
Berdasarkan hasil analisis matriks BCG, posisi bersaing Garuda berada
pada posisi “star” yang berarti bahwa Garuda memiliki pertumbuhan long-run
opportunities, yaitu Garuda akan memiliki pangsa pasar yang relatif tinggi dalam
pertumbuhan pasar industri transpotasi udara yang relatif tinggi. Prasyarat konsep
SCA sebagai strategi pemasaran Garuda umumnya memiliki nilai baik (tinggi),
kecuali pada konsep pengenalan pesaing mempunyai nilai yang sangat baik
(sangat tinggi) dan untuk komponen sinergi memiliki nilai cukup baik (cukup
tinggi). Konsep SCA dapat diterapkan sebagai strategi pemasaran Garuda dengan
melakukan pembenahan terhadap beberapa komponen prasyarat SCA, seperti
sinergi pasar sebagai prioritas utama untuk dibenahi dan komponen pengenalan
pesaing mendapatkan prioritas.50
Maskapai garuda dilihat dari sisi keunggulannya biaya harga tiket
angkutan penumpang udara yang ditawarkan oleh Garuda tidak memiliki
keunggulan dibandingkan dengan harga tiket angkutan penumpang udara
maskapai penerbangan lain. Dari sisi diferensiasi produk terlihat bahwa Garuda
berusaha untuk membuat produknya khas. Namun, tetap saja produk Garuda
49
Soemarso, Peranan Harga Pokok Dalam Penentuan Harga Jual, h.20.
50
http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/603/588 akses, 23 januari 2015, pukul
5.45 wib.
67
ditiru oleh perusahan jasa penerbangan lain sehingga Garuda perlu menciptakan
dan memperhatikan kondisi entry barrier-nya.51
Dari sisi keberadaan litbang, sebanyak 50% responden menyatakan
keberadaan litbang bermanfaat dan sangat bermanfaat tapi pemberian
penghargaan
masih
jarang
(kadang-kadang).
Untuk
itu,
Garuda
perlu
memperbaiki reward system terutama bagi karyawan yang kreatif dan inovatif.
Data diatas juga mengindikasikan bahwa pasar dari produk-produk Garuda masih
belum fokus. Tanpa adanya fokus pasar dari produk-produk yang dihasilkan
tersebut, akan sulit bagi Garuda untuk menerapkan konsep SCA.52
Dari penjelasan diatas dalam menetapkan harga perlu strategi dan
langkah-langkah yang dimiliki perusahaan dalam menjalankannya, dan pada hari
besar kesempatan perusahaan-perusahaan untuk menaikkan dan menurunkan
harga yang mereka inginkan yaitu laba/keuntungan, dari keuntungan yang mereka
dapatkan perusahaan semakin berkembang dan semakin besar.
D. Prinsip-Prinsip Garuda Indonesia Dalam Menetapkan Harga
Garuda Indonesia dalam menetapkan harga tiket memiliki beberapa prinsip,
karena semakin pesatnya kemajuan penerbangan dan persaingan penerbngan,
sebagaimana dijelaskan dibawah ini:
51
http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/603/588 akses, 23 januari 2015, pukul
08.00 wib.
52
10.00 wib.
http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/603/588 akses, 23 januari 2015, pukul
68
1. Prinsip Efficient & Effective
Prinsip Efficient dan Efeective menjelaskan bahwa Maskapai
Garuda Indonesia senantiasa melakukan tugas yang diembannya secara teliti,
tepat, dan akurat dalam waktu sesingkat-singkat mungkin dan tenaga serta
biaya seefisien mungkin tanpa mengorbankan kualitas produk Garuda
Indonesia.
Pada prinsip ini hal-hal tersebut didasari dengan keyakinan bahwa
Garuda Indonesia berupaya menjamin pelanggan
agar dapat memperoleh
layanan yang berkualitas. Inti dari prinsip ini yakni meningkatkan kinerja
layanan pihak Garuda Indonesia terhadap penumpang pesawat udara Garuda
Indonesia. 53
2. Prinsip Loyalty
Makna Loyalty adalah menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan
tanggung jawab. Perilaku Utama dan Panduan Perilaku Loyalty. Dalam
prinsip ini Garuda Indonesia berusaha semaksimal mungkin untuk
melaksanakan setiap tugas-tugas yang di delegasikan kepadanya dengan
penuh dedikasi, tanggung jawab dan disiplin. 54
53
https://www.academia.edu/8121433/Garuda_Indonesia_Airlines_Menguak_kisah_perjalana
n_Garuda_Indonesia_menjadi_salah_satu_The_Best_Airlines_in_the_world. akses, 20 februari 2015,
pukul 19.35.00 wib
54
https://www.academia.edu/8121433/Garuda_Indonesia_Airline. akses, 20 februari 2015,
pukul 19.45.00 wib
69
Garuda Indonesia berupaya menjamin konsistensi kualitas layanan
yang diberikan kepada pelanggan. Sebagaimana prinsip diatas pada intinya
bahwa Maskapai Garuda indonesia berusaha melaksanakan tugasnya seperti
dijelaskan dibawah ini sebagai berikut:
Pertama yakni Dispilin & bertanggung jawab terhadap penerbangan dan
pengaturan mesin. Kedua Bekerja keras, cerdas & tuntas. 55
3.
Prinsip Customer Centricity
Makna nilai customer centricity adalah melayani dengan tulus dan
mengutamakan kepuasan pelanggan.
Pada prinsip ini pihak Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian
dan siap membantu serta melayani. Hal ini didasari keyakinan bahwa Garuda
Indonesia berupaya menempatkan pelanggan sebagai pusat perhatian. 56
4. Prinsip Honesty Dan Opennes
Maksud dari Honesty dan Opennes adalah menjunjung tinggi kejujuran,
ketulusan, keterbukaan dengan tetap memperhatikan perinsip kehati-hatian.
Pada prinsip ini Garuda Indonesia mengutamakan Jujur, tulus dan terbuka
kepada penumpang. Selanjutnya kepada petugas pelayanan mereka juga diemban
55
https://www.academia.edu/8121433/Garuda_Indonesia_Airlines_Menguak_kisah_perjalana
n_Garuda_Indonesia_menjadi_salah_satu_The_Best_Airlines_in_the_world. akses, 20 februari 2015,
pukul 19.57.00 wib
56
https://www.academia.edu/8121433/Garuda_Indonesia_Airlines. akses, 20 februari 2015,
pukul 19.59.00 wib
70
Menjaga Kerahasiaan Perusahaan serta berusaha memperhatikan perinsip kehatihatian dalam melayani pelanggan.
5. Prinsip Integrity
Makna dari Integrity adalah Menjaga harkat dan martabat serta
menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi
dan perusahaan.
57
Pada prinsip ini pihak Garuda Indonesia menjaga semaksimal mungkin
dalam menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela
yang dapat merusak citra dan profesi perusahaan itu sendiri.58
Dari prinsip-prinsip di atas pada intinya bahwa Garuda Indonesia mengutamakan
pelayanan serta kenyamanan bagi penumpang pesawat udara Garuda Indonesia. Prinsip
di atas juga mengutamakan keselamatan dan kualitas prosuk dari pesawat itu sendiri,
sehingga pada penerapan harga memang mereka lebih mahal sedikit dari pesawatpesawat lainnya baik penerbangan domestik maupun penerbangan internasional.
57
https://www.academia.edu/8121433/Garuda_Indonesia_Airlines_Menguak_kisah_perjalana
n_Garuda_Indonesia_menjadi_salah_satu_The_Best_Airlines_in_the_world. akses, 20 februari 2015,
pukul 19.45.00 wib
58
https://www.academia.edu/8121433/Garuda_Indonesia_Airlines. akses, 20 februari 2015,
pukul 20.00 wib
BAB IV
ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARGA TIKET DI INDONSIA PADA
MASKAPAI GARUDA INDONESIA
A. Mekanisme Penetapan Harga Tiket Penumpang Garuda Indonesia
Dalam menetapkan harga tiket penumang perlu pertimbangan dalam
menetapkan harga oleh pesawat udara, pertimbangan harga tiket bisa dari
beerbagai aspek, diantaranya:
1. Harga bahan bakar dunia yang naik dan turun (fuel surcharge). Ini hal yang
paling berperan besar pada naik dan turunnya harga tiket.
2. Biaya mendarat (landing) dan parkir serta Garbarata. Ini hanya hal terkecil
dari penentuan harga tiket pesawat, tapi juga berpengaruh kepada beban
operasional. Contohnya ketika maskapai hendak mendarat ke Tokyo, ada 2
bandara besar yaitu Narita dan Haneda. Karena pertimbangan lokasi dan
biaya, serta padatnya jadwal mendarat dan terbang dari Narita, makanya
beberapa maskapai seperti Airasia X, Cathay Pacific, Singapore Airlines dan
Garuda Indonesia lebih memilih opsi mendarat ke Haneda, bukan Narita.
PT. Garuda Indonesia dalam melakukan pengangkutan penumpang
mengeluarkan 2 jenis tiket yaitu :
1. Tiket Konvensional atau Paper Ticket Tiket
71
72
Konvensional atau Paper Ticket adalah tanda bukti perjanjian pengangkutan
antara pengangkut dengan penumpang yang berwujud kertas yang diberikan
kepada penumpang. Pemesanan dan pembayaran tiket konvensional dilakukan
di agen perjalanan atau di kantor-kantor Garuda Indonesia.
2. Electronic Ticketing (E-Tiketing)
Electronic Ticketing (E-Tiketing) adalah tanda bukti perjanjian pengangkutan
antara pengangkut dengan penumpang, dimana penumpang tidak memegang
tiket kertas tetapi suatu slip ITR (Itinerary Receipt) yaitu tanda terima rincian
perjalanan. E-Ticketing merupakan tiket elektronik penerbangan yang
dokumennya tercatat dalam database Garuda Indonesia.1
Penentu harga tiket pesawat tetap dari manajemen pengaturan harga
maskapai tersebut. Termasuk maskapai Garuda Indonesia. Cuma terkadang
pemerintah terlalu ikut campur dalam penentuan tarif batas bawah untuk
maskapai Low cost carrier (LCC) seperti Airasia. Dengan alasan keselamatan,
pemerintah melalui Ignasius Jonan (MenHub) menyatakan bahwa tarif batas
bawah akan dinaikkan dan maskapai yang sudah terbang tanpa izin resmi dari
pemerintah akan dibekukan izin terbangnya sementara2
1
Sri Ambar Wati, “Realisasi Tanggung Jawab Perdata pengangkutan Udara Terhadap
Penerbangan Domestik Pada PT Garuda Indonesia(Persero),” (Skripsi sarjana, Fakultas Ilmu Hukum,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008), h.66.
2
Ary sukma, Wawancara agen barokah trevel Yogyakarta melalui telpon, mengenai
penentuan harga dalam pesawata udara, 27 januari 2015, pukul 20.00 wib.
73
Dalam menetapkan Harga tiket Garuda Indonesia memiliki khas yang
berbeda pertimbangan yang mereka lakukan dari sisi diferensiasi produk terlihat
bahwa Garuda berusaha untuk membuat produknya khas. Namun, tetap saja
produk Garuda ditiru oleh perusahan jasa penerbangan lain sehingga Garuda perlu
menciptakan dan memperhatikan kondisi entry barrier-nya.
Dari sisi keberadaan litbang, sebanyak 50% responden menyatakan
keberadaan litbang bermanfaat dan sangat bermanfaat memerhatikan keutamaan
kualitas sehingga maskapai Garuda Indonesia walaupun kelas Ekonomi terlihat
lebih mewah daripada maskapai lain dan layanan yang mereka buat juga berbeda
dengan maskapai lain seperti lebih bergengsi, mereka menyajikan tangga pesawat
secara langsung tanpa bis dalam mengangkut penumpang naik ke pesawat, sajian
makan dan minum gratis untuk penumpang dan monitor hiburan di depan kursi
penumpang agar tidak jenuh, hal yang dilakukan Garuda Indonesia berdampak
baik sehingga konsumen seperti terhipnotis karena layanan dan kenyamanan
sehingga penumpang ingin kembali lagi menaiki maskapai Garuda Indonesia
walaupun agak mahal daripada maskapai lainnya beberapa konsumen mengalami
kepuasan sehingga bias menjadi pelanggan bagi maskapai Garuda Indonesia.3
Dalam menetapkan harga perlu hubungan dan cabang yang banyak agar
semakin banyak hubungan, baik dalam penjualan semakin banyak keuntungan
3
5.45 wib.
http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/603/588, akses 23 januari 2015 pukul
74
bagi perusahaan, semakin pesat kemajuan penerbangan perusahan pesawat udara
seperti garuda Indonesia, mereka mengadakan kerja sama oleh trevel agency.
Hubungannya Travel dengan maskapai udara seperti partner dalam kerja,
tidak lebih dari itu. Maskapai membutuhkan travel agent sebagai penyalur
kegiatan mereka dari pembukaan rute baru, diskon beberapa persen, bahkan
sampai free seat ke berbagai rute. Intinya saling membutuhkan satu sama lain.4
Istilah Travel agency dalam penerbangan pesawat udara adalah
perusahaan yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan trip atau
tour bagi seorang yang merencanakan suatu mengadakannya.
Menurut R.S. Damardjati Travel agency adalah perusahaan yang khusus
mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-orang,
termasuk kelengkapan perjalanannya, dari suatu tempat ke tempat lain, baik di
luar negeri maupun di dalam negeri itu sendiri.
Dengan semakin banyaknya maskapai penerbangan maka semakin ketat
pula persaingan dalam mencari konsumen. Dengan ketatnya dalam mencari
konsumen maka pihak maskapai penerbangan melakukan inovasi dalam hal
pelayanan maupun harga tiket itu sendiri.
Dalam hal pemasaran jasa ini pihak maskapai penerbangan yang
beroperasi tidak dapat melayani secara langsung seluruh konsumennya. Dengan
semakin banyaknya konsumen yang harus memilih jasa penerbangan, maka pihak
4
Ary sukma, Wawancara via telpon agen barokah trevel Yogyakarta melalui telpon,
mengenai hubungan trevel dengan pihak pesawat udara, Pukul 20.00 Wib, 27 januari 2015.
75
maskapai penerbangan harus mencari rekan bisnis yang mampu membantu
memasarkan produknya, dengan saling memberikan keuntungan yang seimbang
bagi kedua belah pihak. Hal ini mendorong adanya kerjasama yang terorganisir
dengan
baik
antara
maskapai
penerbangan
dan
rekan
bisnisnya.
Ini
memungkinkan bagi mereka untuk meminta para travel agent untuk mengurus
segala kebutuhan dan kepentingan perjalanan konsumen. Dan satu hal yang
penting dari travel agent adalah dia menghubungkan antara industri pariwisata
dengan maskapai penerbangan.
Travel agency atau disebut trevel transportasi melakukan kerja sama
dengan pihak maskapai di Indonesia seperti maskapai Garuda Indonesia, para
pihak saling menguntungkan satu sama lain, karena semakin pesatnya
pertumbuhan dan persaingan pesawat udara pihak maskapai kerepotan dalam
melayani pemesana tiket dan mereka melakukan kerjasama kepada trevel agar
pekerjaan dalam melayani penumpang semakin ringan, hasilnya relasi dalam
mencari penumpang semakin banyak agent trevel juga berusaha semaksimal
mungkin dalam menarik para konsumen agar membeli tiket yang mereka sajikan
dan mereka berusaha menghipnotis dengan pelayanan yang mereka sajikan.
Maskapai Garuda Indonesia Sejauh ini masih termasuk maskapai yang
stabil. Beberapa maskapai yang pernah dan sering memberi bonus untuk
penjualan yang banyak dalam satu bulan seperti Citilink dan Sriwijaya Air.
Biasanya dalam penjualan 1 bulan terjual sebanyak 30 tiket dari berbagai rute,
76
beberapa maskapai memberi bonus 1 tiket PP untuk rute yang mereka punya
termasuk Garuda Indonesia.5
Hal ini menjadi keuntungan bagi travel karena bisa menjual dan memakai
sendiri bonus yang diberikan seperti dijelaskan diatas, dan para travel juga
menjadi semakin bersemangat dalam mempromosikan harga-harga yang mereka
sajikan dan akan berdampak juga kepada maskapai itu sendiri tentunya.
Mangenai Tanggung jawab trevel dengan harga dari maskapai di
Indonesia termasuk Garuda Indonesia hanya sebatas penjualan, promosi dan
refund jika ada penumpang yang batal terbang. Akan tetapi ada beberapa tiket
seperti Airasia dan Citilink memang tidak bisa di refund sama sekali. Jadi,
pastikan sebelum anda memesan tiket harus membaca syarat dan ketentuan yang
ada di tiket.
Dalam menetapkan Harga pihak perusahaan pesawat udara akan
memikirkan biaya tersebut dan aturan-aturan dari pemerintah sehingga
mempengaruhi dalam menetapkan harga.
Peraturan dari penetapan harga seharusnya bisa dipatuhi dari semua
maskapai, cuma ada beberapa maskapai yang menggunakan harga sesuka hati
karena di rute tersebut tidak ada saingan. Seperti Wings Air rute Batam-Kepri
yang mematok harga diatas 1 juta untuk sekali terbang dalam durasi yang pendek,
5
Ari sukma, wawancara agent trevel Yogyakarta melalui telpon, mengenai kerjasama dalam
bidang pemasaran antara trevel dan maskapai penerbangan, 27 januari 2015 pukul 10.00 wib.
77
juga rute Jogja-Bandung dengan mematok harga tinggi dengan durasi terbang
pendek.
Dalam menentukan Harga ada Biaya operasional untuk Maskapai,
meliputi:
1. Izin membuka rute
2. Potensi rute yang akan dibuka
3. Penerbangan langsung (direct) tanpa mampir di bandara lain (transit)
4. Penyediaan makanan dan minuman berbayar
5. Bagasi yang harus dibayar (additional baggage charge)
6. Pemilihan kursi
7. Hiburan selama penerbangan (In-flight entertainment) 6
B. Analisis Tinjauan Hukum Terhadap Penetapan Harga Tiket Garuda
Indonesia Pada Penerbangan Domestik
Data harga yang terjual di hari-hari besar sangat melambung tinggi H-3
mendekati lebaran hampir terjual di atas 90 persen,” kata juru bicara Garuda,
Pujobroto, saat ditemui di Gedung Pos, Jakarta Pusat, Senin, 22 Agustus 2011.7
6
Ari sukma, Wawancara Agent trevel Yogyakarta melalui telpon, menjelaskan mengenai apa
itu trevel dan tanggung jawab trevel, 27 januari 2015, pukul 20.00 wib.
7
http://www.tempo.co/read/news/2011/08/22/090352957/Tiket-Mudik-Pesawat-GarudaHampir-Ludes, akses 5 April tahun 2015, pukul 04.30 wib.
78
Garuda sudah siap melayani pemudik masa Lebaran tahun ini dengan
menyiapkan sejumlah 176.442 kursi. “Bila terjadi penumpukan penumpang untuk
satu tujuan, kami berencana menggunakan pesawat Boeing 747-400 agar dapat
mengangkut lebih banyak dalam sekali terbang,” ujar Pujobroto.
Garuda memperkirakan kenaikan penumpang sebesar 15 hingga 20
persen. Garuda mengajukan permintaan izin penambangan penerbangan kepada
Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan pelayanan pada masa Lebaran.8
Menjelang Natal dan Tahun Baru, sudah 80-100 persen tiket pesawat
dipesan. Kota-kota yang banyak dikunjungi antara lain Medan, Denpasar, dan
Yogyakarta. Adapun untuk rute Jakarta-Medan, harga tiket kelas ekonomi bahkan
terjual pada harga tertinggi Rp 1,7 juta. Harga ini jauh di atas harga non-liburan
Rp 400.000-Rp 500.000.
Gede Galih Biantoro, travel counsellor dari Smailing Tour, mengatakan,
tingginya permintaan tiket pesawat bahkan berlangsung dalam periode yang lebih
panjang, 19 Desember 2010 hingga 5 Januari 2011. ”Penerbangan domestik ke
Medan (Sumatera Utara) mendominasi permintaan penumpang menjelang Natal.
Di urutan berikutnya, jurusan ke Manado (Sulawesi Utara) juga penuh,” kata Ika,
petugas tiket Rota Tour & Travel.
Harga tiket akhir tahun ini melambung hingga Rp 3 juta untuk rute
Jakarta-Medan dengan maskapai Garuda Indonesia. Penerbangan lainnya seperti
8
http://www.tempo.co/read/news/2011/08/22/090352957/Tiket-Mudik-Pesawat-GarudaHampir-Ludes, akses 5 April tahun 2015, pukul 04.30 wib.
79
Lion Air tercatat Rp 1,8 juta dengan rute yang sama. Ika menambahkan, kursi
penuh mulai dari tanggal 20 Desember 2010 hingga 3 Januari 2011 untuk rute
Jakarta-Medan dan ke Denpasar, Bali.9
Dari data-data di atas terlihat bahwa permintaan tiket pesawat melambung
sangat tinggi, dari pemintaan konsumen banyak disini kesempatan pihak
maskapai menaikkan harga dan Garuda Indonesia juga menerapkan hal tersebut
sehingga penyimpangan-penyimpangan terjadi dan begitu halnya juga dengan
maskapai-maspakapai yang lainnya itu sangat mungkin terjadi, akan tetapi
penelitian ini lebih khusus meneliti maskapai Garuda Indonesia.
Hukum udara di Indonesia dalam menetapkan harga sebenarnya sudah
diatur baik itu mengenai harga minimum maupun harga maksimum, akan tetapi
dalam berbisnis yang dicari perusahaan adalah keuntungan dan semakin baiknya
perusahaan penerbangan mereka, disini terkadang kecurangan-kecurangan terjadi
baik itu kecurangan dalam hal penetapan harga, kelayakan pesawat, tanggung
jawab pesawat udara dan yang lainnya.10
Pesawat udara khususnya di Negara Indonesia semakin tahun semakin
banyak, kemajuan sangat pesat, bahkan jenis-jenisnya semakin bertambah,
pesawat boing, air bust dan lain sebagainya, semakin banyak persaingan maka
9
Permintaan konsumen meningkat terutama beberapa kota termasuk kota medan pada waktu
hari natal dan tahun baru Lihat berita Berita Kompas.com akses 3 januari tshun 2015, pukul 05.00 wib.
10
Ari Sukma, Wawancara Agent trevel Yogyakarta melauli telpon, menjelaskan mengenai
pandangan kecurangan yang dilakukan pihak maskapai pesawat udara, 27 januari 2015, pukul 21.00
wib.
80
semakin banyak juga terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, karena dalam bisnis
apalagi bisnis mengenai transportasi yang memang masyarakat Indonesia
menggunakannya dalam aktivitas mereka sehari-hari.
Salah satu contoh kasus mengenai undang-undang yang mengatur batas
maksimum/atas “Berdasarkan Keputusan Mentri nomor 26/2010, mengatur tarif
batas atas Jakarta-Medan hanya Rp 1.847.000 di luar surcharge, tax, maupun
airport tax. Saat mengecek ke website Garuda Indonesia pada tanggal yang sama
dengan tiket kelas ekonomi, harga tiket yang tercantum Rp 2,3 juta dan tiket
kelas eksekutif pada hari dan jam yang sama ditawarkan dengan harga Rp 4,6
juta”. Dari harga yang tercantum sebagaimana dijelaskan di atas tarif batas atas
jelas dilanggar oleh maskapai Garuda Indonesia.
Penjelasan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010
tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas
Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam
Negeri. Dijelaskan dalam pasal 1 ayat (6) : Tarif batas atas adalah harga jasa
tertinggi/maksimum yang diijinkan diberlakukan oleh badan usaha angkutan
udara niaga ber-Jadwal, yang dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak
pertambahan nilai, iuran wajib asuransi dan biaya tuslah/tambahan (surcharge).11
11
Lihat Peraturan Mentri Perhubungan No 26 tahun 2010 tentang, Mekanisme Formulasi
Perhitungan dan Penerapan Tarif Batas Ataas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara
Niaga Berjadwal Dalam Negri.
81
Pasal 1 ayat (7) menerangkan bahwa Jarak adalah rata-rata jarak terbang
pesawat udara, dalam kilometer pada suatu rute penerbangan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Pada pasal 2 ayat (1) peraturan ini disebutkan “Tarif penumpang
pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga bejadwal dalam negeri dihitung
berdasarkan komponen tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan biaya
tuslah/tambahan (surcharge), yang merupakan tarif batas atas”.Pada pasal 2 ayat
(5) Biaya tuslah/tambahan (surcharge) sebagairnana dimaksud pada ayat (1)
rnerupakan biaya yang dikenakan karena terdapat biaya-biaya tambahan yang
dikeluarkan oleh badan usaha angkutan udara diluar perhitungan penetapan tarif
jarak, yang penerapannya bersifat khusus yaitu karena kondisi dan waktu
pemberlakuan tertentu, dan besarannya ditetapkan oleh Menteri dalam peraturan
tersendiri.
Kemudian pada pasal 9 ayat (1) dan (2) disebutkan “(1) Badan usaha
angkutan udara niaga berjadwal wajib menetapkan besaran tarif normal. (2) Tarif
normal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh melebihi tarif batas atas
yang ditetapkan oleh Menteri. Bila diamati peraturan ini bagus, hanya saja yang
menjadi pertanyaan adakah pengawasan intensif yang dilakukan untuk
mengontrol agar tarif masih dalam batas wajar (di bawah batas atas).12
Terlihat bahwa kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga batas atas
tidak dipatuhi oleh maskapai garuda Indonesia, pada kasus diatas langkah yang
12
Lihat Peraturan mentri KM nomor 26 tahun 2010 .
82
dilakukan belum nampak dan pelanggaran diatas juga belum ada kebijakan yang
menghukum pesawat Garuda Indonesia.
Mengenai kasus di atas aturan-aturan lain juga mengatur tarif batas atas
yang semestinya harus dipatuhi oleh maskapai-maskapai yang ada di Indonesia
khususnya penerbangan domestik, sebelum keputusan Mentri di tahun 2010 pada
contoh kasus yang terjadi di atas mengenai tarif batas atas pada tahun 2007
Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal mengingatkan maskapai
penerbangan dilarang memberlakukan tarif kelas ekonomi, di atas batas atas
yang telah ditetapkan pemerintah. Musim ramai pada angkutan Lebaran ini,
maskapai kita diharapkan tidak jual tarif kelas ekonomi di atas tarif batas atas.13
Aturan-aturan yang telah di buat oleh pemerintah dalam menyikapi hal
penerapan harga tiket sebenarnya sudah baik terlihat, akan tetapi ada beberapa
maskapai menerobos hal tersebut, sebagian lagi Trevel-Trevel pesawat udara
yang ada di Indonesia ini, ataupun calo-calo yang ada disekitar bandara.
Pemerintah juga memberikan sanksi bagi pelanggaran atas tarif dalam hal
ini sanksi atas pelanggaran tarif batas atas sebagaimana dijelaskan dalam
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 mengenai angkutan udara bagian ke
empat menjelaskan mengenai tarif pada pasal 26 dan 27 sebagaimana dijelaskan
sebagai berikut:
13
http://www.tempo.co/topik/tokoh/469/Jusman-Syafii-Djamal, akses sabtu 4 April 2015.
Pukul 16. 05 wib.
83
Pasal 26 ayat (1) Tarif angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri
terdiri atas tarif angkutan penumpang dan tarif angkutan kargo. Kemudian ayat
(2) Tarif angkutan penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
golongan tarif pelayanan kelas ekonomi dan non-ekonomi. Dan ayat (3) Tarif
penumpang pelayanan kelas ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung berdasarkan komponen:
a. tarif jarak;
b. pajak;
c. iuran wajib asuransi; dan
d. biaya tuslah/tambahan (surcharge).
Selanjutnya pada pasal 27 menjelaskan sanksi tarif yang dijelaskan di atas
yakni pada pasal 27 ayat (5) mengatakan bahwasanya Badan usaha angkutan
udara yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengenai
tarif batas atas dikenakan sanksi administratif berupa sanksi peringatan dan/atau
pencabutan izin rute penerbangan. Tugas ini diwenangkan kepada bagian mentri
perhubungan.14
Dalam mengatasi pelanggaran-pelanggaran mengenai tarif batas atas
peran pemerintah yang diharapkan para konsumen pemakai jasa penerbangan
baik itu mengenai aturan penerbangan Nasional
(Domestik) maupun
penerbangan Internasional, pemerintah harus lebih mengkontrol dan mengecek
14
Lihat Undang-Undang No.1 Tahun 2009 mengenai penerbangan, sebagaimana bagian
keempat menjelaskan mengenai tarif.
84
harga yang disajikan oleh pihak maskapai, apalagi kasus yang sering terjadi itu
di hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, idul adha, hari natal dan hari besar
lainnya, karena pada hari besar permintaan semakin banyak dan disinilah
kesempatan pihak maskapai dalam menaikkan harga mereka, terkadang mereka
tidak memikirkan para konsumen karena yang mereka pikirkan konsumen pasti
memerlukannya dikarenakan sebagian besar tradisi yang ada di Indonesia yaitu
Mudik, berkumpul keluarga di momen tersebut.
Lain halnya dengan harga bensin yang bisa dipatok pada harga tertentu
ataupun harga listrik yang bisa fixed pada level tertentu, harga tiket pesawat
udara bisa dikatakan bukan administered price murni tetapi lebih tepatnya semiadministered price. Penetapan tarif pesawat udara memperhatikan banyak
faktor turunan yang rentan mengalami perubahan, sehingga pemerntah tidak
dapat mematok harga melainkan hanya menetukan tarif batas atas atau yang
dalam istilah ekonomi disebut ceiling price. Mencermati lebih dalam Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010 disebutkan bahwa tarif batas
atas adalah harga jasa tertinggi/maksimum yang diizinkan diberlakukan oleh
badan usaha angkutan udara niaga berjadwal, yang dihitung berdasarkan
komponen tarif jarak, pajak pertambahan nilai, iuran wajib asuransi, dan biaya
tuslah/tambahan (surcharge). Besaran tarif tersebut ditetapkan setelah
berkoordinasi dengan asosiasi penerbangan nasional dan asosiasi pengguna jasa
penerbangan. Disebutkan juga bahwa penetapan tarif akan dievaluasi setiap satu
85
tahun atau terdapat perubahan signifikan yang mempengaruhi kelangsungan
kegiatan badan usaha angkutan udara (maskapai udara) yang meliputi
perubahan harga avtur dan perubahan nilai tukar rupiah yang mempengaruhi
biaya operasi pesawat dengan batasan tertentu.
Besaran tarif tersebut ditetapkan berdasarkan kelompok pelayanan jasa
yang diberikan oleh maskapai udara dengan ketentuan setinggi-tingginya 100%
dari tarif maksimum untuk pelayanan standar maksimum (full services),
setinggi-tingginya 90% dari tarif maksimum untuk pelayanan standar menengah
(medium services), dan 85% dari tarif maksimum untuk pelayanan dengan
standar minim (no frills services). Jika terjadi pelanggaran maka maskapai
udara akan dikenakan sanksi administratif berupa pengurangan frekuensi,
pembekuan rute penerbangan, dan penundaan pemberian izin rute baru.
Lalu setelah melihat begitu ketatnya peraturan menteri perhubungan
mengapa inflasi harga tiket pesawat udara bisa sedemikan tingginya pada akhir
tahun 2010? Dengan sedikit analisis maka ditemukan bahwa titik rawan justru
terdapat pada batas atas tarif tersebut. Sebagai contoh Berdasarkan Keputusan
Mentri 26/2010, mengatur tarif batas atas Jakarta-Medan hanya Rp 1.847.000 di
luar surcharge, tax, maupun airport tax.
Saat mengecek ke website Garuda Indonesia pada tanggal yang sama
dengan tiket kelas ekonomi, harga tiket yang tercantum Rp 2.300.000 dan tiket
kelas eksekutif pada hari dan jam yang sama ditawarkan dengan harga Rp
86
4.600.000. Dari harga yang tercantum sebagaimana dijelaskan di atas tarif batas
atas jelas dilanggar oleh maskapai Garuda Indonesia.. Lonjakan harga dari
harga normal mendekati tarif batas atas pada momen-momen tertentu itulah
yang diduga menyebabkan tingginya inflasi harga tiket pesawat udara.15
Dalam islam terkait dengan penerapan harga tiket pesawat juga diatur baik
itu aturan akadnya maupun tentang transaksi jual/belinya sebagaimana Alqur’an menjelaskan mengenai akad tentang akad jual dijelaskan dalam suroh
Al-maidah ayat 1 dijelaskan sebagai berikut:
       
Makna dari potongan ayat di atas adalah:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.”
(Potongan Uroh Al-maidah ayat 1)
Penjelasan dari ayat diatas bahwasanya Allah memerintahkan
kepada setiap orang yang beriman untuk memenuhi janji- janji yang telah
diikrarkan, baik janji prasetia hamba kepada Allah, maupun janji yang dibuat di
antara sesama manusia, seperti yang bertalian dengan perkawinan, perdagangan
dan sebagainya,16
Dalam bertransaksi pada tiket pesawat akad juga diperlukan bagi
pihak yang menjual tiket baik Perusahaan Garuda Indonesia, Trevel maupun
agen dalam penjualan tiket. Karena jikalau akad tidak dipenuhi maka hal yang
15
http://sinarharapan.co/news/read/30279/tiket-pesawat-dijual-terlalu-mahal- akses, 4april
2015, Pukul 05.30 wib.
16
Penjelasan surah A-maidah ayat 1 tentang akad dalam Islam.
87
terjadi
seperti
pada
kasus
diatas
yakni
terdapat
kecurangan
pada
maskapaiGaruda Indonesia melebihi tarif batas atas kelas ekonomi untruk
penerbangan domestik.
Selanjutnya Hukum Islam juga menjelaskan mengenai penentuan tarif/
penentuan harga dalam perdagangan/ jual beli, sebagaimana dijelaskan dalam
Al-qur’an mengenai mekanisme pasar berdasar pada ketentuan Allah bahwa
perniagaan harus dilakukan secara baik dengan rasa suka sama suka (antaradim
minkum/mutual goodwill). Dalam Al Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 29, Allah
SWT berfirman:
           
)92 : ‫(سورة النساء‬
             
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu[287]; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”.17
[287]. Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh
orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena
umat merupakan suatu kesatuan.
17
Lihat Al-qura’an Surat Annisa ayat 29, tentang jual-beli dalam islam/ mekanisme
penetapan harga dalam islam.
88
Allah melarang manusia memakan harta sesamanya dengan cara bathil
yaitu tidak sesuai dengan hukum syar’i seperti riba, judi dan hal serupa lainnya
yang penuh dengan tipu daya. Ibnu Jarir berkata, “Diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas ra, ada seseorang menjual baju. Si penjual berkata, “Jika kamu suka
anda dapat mengambilnya dan jika tidak anda dapat mengembalikannya dengan
tambahan satu dirham. Karena kejadian tersebut, maka Allah SWT menurunkan
ayat “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil…..”.18
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra ia berkata: “Tak
kala Allah SWT menurunkan ayat tersbut, kaum muslimin berkata, “Allah SWT
telah melarang kita untuk makan harta diantara kita dengan bathil. Sedangkan
makanan adalah harta kita yang paling utama, sehingga tidak halal bagi kita
makan di tempat orang lain.
Sebagaimana Hadist Riwayat Abu Dawud, Ibn Mazah dan at-Tirmidzi
menjelaskan mengenai penetapan harga dalam perdangan.
ٍ‫حدٌ يَطُْل ُبنِي بِمَظْلِمَةٍ فِي دَم‬
َ َ‫جوْ َأّنْ أَلْقَى اهللَ وََليْسَ أ‬
ُ ْ‫هلل ُهوَ الْمُسَعِّرُ الْقَا ِبضُ ا ْلبَاسِطُ الرَّزَاقُ وَِإنِّي َألَر‬
َ ‫ِإّنَ ا‬
ٍ‫وَالَ مَال‬
Artinya: “Sesungguhnya Allahlah Zat Yang menetapkan harga, Yang menahan,
Yang mengulurkan, dan yang Maha Pemberi rezeki. Sungguh, aku berharap
dapat menjumpai Allah tanpa ada seorang pun yang menuntutku atas
kezaliman yang aku lakukan dalam masalah darah dan tidak juga dalam
masalah harta”. (HR Abu Dawud, Ibn Majah dan at-Tirmidzi).
Para ulama menyimpulkan dari hadits tersebut bahwa haram bagi
penguasa untuk menentukan harga barang-barang karena hal itu adalah sumber
kedzaliman. Masyarakat bebas untuk melakukan transaksi dan pembatasan
terhadap mereka bertentangan dengan kebebasan ini. Pemeliharaan maslahah
pembeli tidak lebih utama daripada pemeliharaan maslahah penjual.
Apabila
keduanya saling berhadapan, maka kedua belah pihak harus diberi kesempatan
18
Lihat Terjemahan beserta penjelasan Al-quran pada surat Annisa ayat 29
89
untuk melakukan ijtihad tentang maslahah keduanya.
Pewajiban pemilik
barang untuk menjual dengan harga yang tidak diridhainya bertentangan dengan
ketetapan Allah SWT. 19
Dari aturan diatas terlihat bahwa dalam hokum islam juga mengatur
tentang mekanisme pasar, dalam menetapkan harga baik itu harga barang,
transportasi maupun jasa dan lain sebagainya.
Pergantian peraturan ini pada bulan April 2010 memberi ruang yang
lebih luas bagi maskapai udara untuk “berkreasi” dengan tarif tiket melalui
penetapan kelas-kelas tarif dengan tujuan memberikan fleksibilitas bagi calon
penumpang dalam memilih harga yang sesuai dengan pelayanan yang
diberikan. Banyaknya kelas-kelas tarif ini berpotensi menjadi moral hazard saat
permintaan tiket pesawat tinggi. Maskapai dapat menutup tarif kelas paling
dasar dengan alasan habis terjual maka dengan otomatis otomatis pembeli harus
membeli kelas yang lebih tinggi dengan harga yang lebih mahal padahal belum
tentu ada peningkatan pelayanan yang signifikan antar kelas tersebut. Apalagi
menjelang momen Idul Fitri, Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru, walaupun
harga tiket hampir menyentuh tarif maksimum tetap konsumen dengan rela hati
akan membayarnya.
Pada akhirnya resultan dari hal-hal tersebut diduga menimbulkan inflasi
yang tinggi pada kelompok transport, komunikasi, & jasa keuangan khususnya
pada tiket pesawat udara. Hal yang bisa dilakukan ke depan adalah penetapan
tarif batas atas (tarif maksimum) perlu berpedoman pada harga wajar sehingga
19
Lihat Hadist Riwayat Abu Dawud, Ibn Majah dan at-Tirmidzi beserta makna dan
penjelasannya mengenai mekanisme penetapan harga
90
interval harga dapat diperpendek dalam rangka mencegah potensi kenaikan
harga yang tajam pada momen-momen tertentu.
Pada tahun 2006 memang biaya avtur untuk seluruh maskapai yang ada
di dunia naik, nah hal ini berkesinambungan sampai tahun 2007 bahkan 2008,
2009 dan 2010, hal ini mengakibatkan ketidak seimbangan tarif yang ditentukan
oleh pihak maskapai dengan aturan pemerintah disinilah terjadi permasalahanpermasalahan mengenai tarif khusunya tarif batas atas.
Sebagaimana diberitakan di berbagai media massa, pada Mei 2006
mereka memberlakukan fuel surcharge dengan besaran Rp 20.000, dengan
dasar pertimbangan harga avtur saat itu dan pesawat yang digunakan basis
perhitungan adalah Boeing 737-400 dengan load factor 70%. Tetapi ternyata
besaran itu hanya sebuah angka yang tidak jelas asal-usulnya. Bahkan kalau
dibandingkan dengan harga fuel surcharge yang dipatok Pemerintah sangat
jauh. Dalam hal inilah maka kemudian dapat disimpulkan bahwa pada awalnya
tidak ada perhitungan baku untuk menghitung besaran fuel surcharge tersebut.
Hal inilah yang patut dicurigai kemudian mendorong fuel surcharge bergerak
liar seolah-olah menggunakan mekanisme pasar tanpa ada yang biasa
mengendalikannya. 20
Efek dari biaya avtur naik pihak maskapai merasa dirugikan karena
tidak ada kenaikan yang signifikan terhadap keuntungan, malah bisa terancam
20
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajianekonomiregional/maluku/Documents/7fdee8bf39704
73586238d1c588020ebBoksInflasiHargaTiketPesawat.pdf, akses 30 januari 2015 pukul 23.00 wib.
91
kerugian sebuah perusahaan, kejadian seperti ini membuat via maskapai, agen
trevel dan yang lainnya melakukan kecurangan dalam menetapkan harga tiket
mengenai tarif batas atas dan terjadi pelanggaran undang-undang.
Untuk Garuda misalnya, mereka dengan percaya diri menyatakan bahwa
pentarifan mereka relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan baik saat
peak maupun low season. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa dalam kaitan
dengan menganalisis tarif secara keseluruhan, memang terasa mengherankan
mengapa maskapai justru menggunakan fuel surcharge sebagai komponen tarif
dengan komposisi yang terasa aneh, padahal ruang untuk menaikkan tarif masih
terbuka pada fare basic. Hal ini bisa dilihat dari tarif aktual yang disampaikan
oleh maskapai penerbangan kepada Pemerintah yang hampir semuanya masih
berada di bawah batas atas tarif.
Implementasi besaran fuel surcharge di lapangan, sudah menyimpang
dari definisi universal fuel surcharge, yakni untuk menutup biaya yang
diakibatkan oleh kenaikan harga avtur. Fuel surcharge telah digunakan
maskapai penerbangan juga untuk menutup kenaikan biaya lainnya, dan juga
berpotensi digunakan untuk meningkatkan pendapatan melalui eksploitasi
terhadap konsumen.21
Terdapat
kelemahan
kebijakan
yang
tidak
mengantisipasi
diberlakukannya fuel surcharge sesuai mekanisme pasar. Tidak ada regulation
21
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajianekonomiregional/maluku/Documents/7fdee8bf39704
73586238d1c588020ebBoksInflasiHargaTiketPesawat.pdf, akses 30 januari 2015 pukul 23.20 wib
92
framework yang mengantisipasi bahwa fuel surcharge adalah sebuah fixed cost,
yang mudah untuk dikontrol, sehingga penetapan besarannya harus senantiasa
sesuai dengan prosentase kenaikan/penurunan harga avtur di pasar.
Pada penjelasan diatas kita kembalikan ke contoh kasus kalau
Berdasarkan Keputusan Mentri 26/2010, mengatur tarif batas atas JakartaMedan hanya Rp 1.847.000 di luar surcharge, tax, maupun airport tax. Saat
mengecek ke website Garuda Indonesia pada tanggal yang sama dengan tiket
kelas ekonomi, harga tiket yang tercantum Rp 2.300.000 dan tiket kelas
eksekutif pada hari dan jam yang sama ditawarkan dengan harga Rp 4.600.000.
kasus pada harga Jakarta-Medan yang dijelaskan bahwa harga yang dinyatakan
garuda diluar surcharge, maksud Foel Surcharge itu adalah sebuah komponen
tarif baru dalam maskapai penerbangan yang ditujukan untuk menutup biaya
yang diakibatkan oleh kenaikan harga avtur yang signifikan sebagai imbas dari
kenaikan harga minyak. Dari kasus tersebut diluar surcharge seperti
mengelabui aturan agar pemerintah tidak mengecek biaya surcharger yang di
alami oleh pihak maskapai.22
Permasalahan-permaslahan yang terjadi imbasnya kepada konsumen,
atas pelanggaran mengenai tarif batas atas untuk kelas ekonomi maupun kelas
lainnya khususnya dihari-hari besar , seperti idul-fitri, natal dan tahun baru pada
maskapai Garuda Indonesia.
22
http://sinarharapan.co/news/read/30279/tiket-pesawat-dijual-terlalu-mahal- akses, 4april
2015, Pukul 05.30 wib.
93
Peran pemerintah yang diharapkan harus lebih berperan aktif dalam
mengatasi masalah-masalah mengenai tarif, memang pemerintah sudah bagus
dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang ditetapkan mereka akan tetapi
dalam praktiknya pemerintah lebih focus pada tanggung jawab pihak maskapai
terhadap
kecelakaan,
keterlambatan,
kelayakan
dan
kelalaian
bagasi
penumpang, akan tetapi mengenai tarif dalam praktinya pemerintah masih
kurang bijaksana dalam mengkontrol dan mengambil keputusan sehingga yang
terjadi kerugian yang diderita konsumen.23
Berbicara mengenai tahap penertiban masalah tiket perlu adanya
peraturan yang diperbaiki dan perlu adanya efek jera bagi pelanggaran tiket
terhadap pihak pengangkutan, kita dapat melihat bahwa tiket merupakan suatu
perjanjian kontrak dimana sama-sama sepakakat dan ada ikrar perjanjian baik
dalam tulisan maupun lisan, dalam perjanjian dapat melihat bahwa doktrin yang
sudah diterima dimana kontrak adalah suatu perjanjian, akan tetapi dalam kasus
mengenai tiket terdapat kerincuhan dan kelalaian peraturan, dalam kasus
mengenai tiket pada umumnya dalam pengangkutan dalam situasi sekarang
terlihat bahwa sebenarnya tiket itu sendiri tidak tercatat sebagai suatu
perjanjian. Tiket itu menjadi tidak lebih hanya sebuah penawaran dan terlihat
bahwa tidak akan terkena Hukum angkasa (Air Law).
23
http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/positioning_paper_fuel_surcharge.pdf,
menjelaskan mengenai biaya fuel surcher (avtur minyak dunia menyebabkan biaya tambahan), akses
31 januari 2015. Pukul 5.00 wib.
94
Akibat kelalaian dan suatu kerincuhan mengenai aturan mengenai tarif
banyak polemic-polemik mengenai tiket, berbicara mengenai tarif atas
khususnya yang dikatkan dengan biaya keselamatan semenjak air asia baru-baru
ini jatuh bahkan pemerintah menghapuskan tarif minimum, memang peraturan
yang dibuat mengenai tarif minimum baik untuk keselamatan akan tetapi
berdampak pada tarif batas atas dan konsumen/pemaka jasa penerbangan yang
dirugikan.24
Dari uraian-uraian di atas terlihat bahwa sebenarnya pemerintah sudah
membuat peraturan khusus mengenai tarif batas atas akan tetapi dalam
praktiknya perlu diketatkan lagi dan perlu evaluasi lagi peraturan-peraturan
mengenai tarif agar hak konsumen terlindungi serta perlu kesadaran hukum bagi
maskapai dalam menentukan harga, peran peraturanlah yang dapat membuat
efek jera dan dapat membuat kestabilan dan kenyamanan baik itu mengenai
keselamatan maupun mengenai harga yang ditentukan untuk penumpang
pesawat udara baik itu penerbangan internasional maupun khususnya
penerbangan domestik, karena tujuan hokum adalah pelindung bagi masyarakat
agar terciptanya suatu keadilan.
24
Priyatna Abdurrasyid, Pertumbuhan tanggung jawab pengangkutan udara, (Jakarta:
Fikahati Aneka,2013), h.132.
95
C. Analisis Peran Pemerintah Terhadap Peraturan Dalam Menetapkan
Harga Tiket Pesawat Udara Mengenai Tarif Batas Atas Penerbangan
Domestik.
Pesawat udara semakin tahun semakin berkembang begitu pesat yang
dapat menimbulkan persaingan juga begitu ketat dikarenakan semakin tahun
semakin bertambahnya maskapai di Indonesia.
Semakin pesatnya perkembangan pesawat dapat menimbulkan kejadian
kecurangan terhadap penentuan tarif juga semakin besar, hal ini dapat terjadi
pada hari-hari besar, pemerintah juga membuat aturan-aturan mengenai tarif,
khususnya tarif batas atas sebagaimana salah satu aturan tersebut yakni
Keputusan Mentri nomor 26 tahun 2010, Mekanisme Formulasi Perhitungan
Dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negri. aturan ini intinya adalah
melindungi penumpang pesawat udara/ konsumen mengenai tariff agar pihak
maskapai yang ada di Indonesia ini tidak semena-mena dalam menetapkan
harga tarif batas atas kelas ekonomi.
Aturan mengenai tarif menegnai tarif batas bawah Menteri Perhubungan
Ignasius Jonan telah menandatangani Peraturan Menteri Perhubungan yang
mengatur kebijakan tarif batas bawah minimal 40 persen dari tarif batas atas.
Menurut Jonan, harga tiket maskapai juga harus memperhitungkan aspek
keselamatan penerbangan.
96
Tujuannya adalah kewajaran harga tiket tersebut bisa mempertahankan
unsur keselamatan dengan baik, kata Jonan di Kementerian Perhubungan
(Kemenhub), Jakarta, Selasa (6/1) malam.
Selain
menata
ketentuan
tentang tarif,
Kemenhub
juga
akan
memperketat aturan izin angkutan udara. Prosedur perizinannya akan sampai
tingkat menteri, dari yang sebelumnya hanya tingkat Direktur Jenderal
Perhubungan Udara. "Izin usaha angkutan udara yang selama ini cukup Dirjen
saja, nanti kemungkinan akan ditingkatkan ke menteri," kata Kepala Pusat
Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata di Kemenhub, Jakarta,
Selasa.25
Aturan yang dibuat oleh pemerintah terlihat bahwa memang sudah baik
dalam aturan mengenai penetapan tarif bahkan pemerintah mencabut izin rute
terhadap pesawat yang melanggar, dan terlihat bahwa dapat menimbulkan
ancaman kerugian bagi perusahaan pesawat penerbangan.
Dari beberapa aturan di atas terlihat bahwa pemerintah sudah antisipasi
hal-hal yang menjadi kecurangan terhadap hatga apalagi mentri perhubungan
yang baru membuat aturan tariff batas bawah dikarenakan kejadian air asia
baru-baru ini. Akan tetapi peran pemerintah belum maksimal terlihat mengenai
tarif batas atas.
25
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54ad0d3298c7a/menko-perekonomian-pemerintah-tidak-melarang-tiket-pesawat-murah, akses 19 februari 2015. Pukul 20.30 wib
97
Dalam prakteknya masih ada pelanggaran tarif batas atas, nah peran
pemerintah sudah baik tapi kinerja dilapangan belum maksimal, dan yang
diharapkan oleh pihak pemakai jasa penerbangan dalam hal ini penumpang
dalam prakteknya juga harus teliti mengenai harga.
Apalagi pihak maskapai penerbangan mengenai pelayanan terhadap
pembelian tiket membuat beberapa ragam dalam melayani, sekarang
penumpang bisa dengan berbagai hal baik itu dari via online, via trevel-trevel
maupun langsung ke bandara.
Kemajuan-kemajuan mengenai pesawat harus di imbangi dengan
kemjuan-kemajuan hokum juga dalam mengatasi hal-hal yang dapat
menimbulkan kecurangan, khususnya perhatian pemerintah dalam pengawasan
praktek di hari-hari besar mengenai tarif batas atas yang menjulang tinggi
sehingga menimbulkan penderita bagi penumpang khususnya kelas ekonomi.
Salah satu kecurangan tersebut Berdasarkan Keputusan Mentri nomor
26/2010, mengatur tarif batas atas Jakarta-Medan hanya Rp 1.847.000 di luar
surcharge, tax, maupun airport tax. Saat mengecek ke website Garuda Indonesia
pada tanggal yang sama dengan tiket kelas ekonomi, harga tiket yang tercantum
Rp 2,3 juta. Berita ini terlihat berita online dari Koran waspada di share ke
berita online khusus penerbangan Jakarta-medan dan medan-jakarta.26
26
http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/positioning_paper_fuel_surcharge.pdf,
menjelaskan mengenai biaya fuel surcher (avtur minyak dunia menyebabkan biaya tambahan), akses
20 februari 2015. Pukul 5.00 wib.
98
Akan tetapi dalam kasus ini pihak penumpang tidak mau repot dan
perkembangannya hanya kecurangan yang terjadi, dan kasus-kasus mengenai
tariff batas atas juga jarang terlihat mencuat kemedia karena memang ini rahasia
perusahaan itu sendiri, dari kasusu ini peran pemerintahlah yang sangat
dibutuhkan.
Saat ini yang terjadi peran pemerintah terlihat lebih focus mengenai
keselamatan, kenyamanan dan gangguan terhadap penumpang yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan hukuman bagi maskapai ganti rugi yang
diserahkan oleh warisnya, dan ini sudah terlihat baik dalam prakteknya.
Memang pada dasarnya kasus-kasus mengenai pesawat udara secara
detailnya jarang terlihat mencuat kemedia-media karena memang rahasia pihak
pesawat khususnya dalam pencitraan memang betul-betul dijaga pihak
perusahaan.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan
harga tiket pesawat udara khususnya terhadap tarif batas atas dalam praktiknya
masih ada pesawat udara yang melanggar aturan yang ditetapkan pemerintah,
khususnya pada contoh diatas untuk kelas ekonomi penerbangan domestic.
Perlu ditekankan lagi pengawasan pemerintah agar pihak maskapai tidak
ada yang melakukan kecurangan yang dapat merugikan pemakai jasa
penerbangan/ konsumen, walaupun laporan kasus secara khusus jarang terjadi
dikarenakan penumpang yang belum begitu tahu mengenai aturan tarif, mudah-
99
mudahan hal yang terjadi pada kasus Jakarta-medan dengan berpedoman
kepada kepurusan mentri perhubungan Nomor 26 tahun 2010 tidak terulang
lagi, walaupun ada aturan baru mengenai tiket pada putusan mentri tahun 2014,
akan tetapi putusan mentri sebelumnya menguatkan pada putusan mentri tahun
sebelumnya, memang secara aturan-aturan yang dibuat pemerintah sudah
semakin membaik akan tetapi kontrol pemerintah yang masih kurang dalam
mengatsi
tindakan-tindakan
kecurangan
terutama
pemerintah
harus
mengkontrol penetapan harga tiket di hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal,
Tahun Baru serta hari libur lainnya, karena disini kesempatan baik itu maskapai
langsung,
kecurangan.
trevel-trevel
maupun
agen-agen
portal
lainnya
melakukan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan dan sekaligus sebagai jawaban atas beberapa perumusan
masalahyang penulis berikan.
1. Peraturan harga tiket pesawat di Indonesia sudah diatur oleh pemerintah baik
itu tarif batas atas maupun tarif batas bawah, penjelasan tarif lebih khusus
meneliti tarif batas atas, sebagaimana dijelaskan beberapa peraturan
diantaranya:
a. Dalam Keputusan Kementrian Perhubungan No. KM 36/2005 tentang
Tarif Referensi Untuk Penumpang Angkutan Udara, diatur bahwa
biaya operasi rata-rata angkutan udara per-penumpang per-KM
Rp.376,00,- atau Rp. 338.386,00,- per-jam per-penumpang. Angka itu
memang sekisar referensi bagi pemerintah untuk mengetahui seberapa
jauh maskapai penerbangan tersebut menetapkan tarif rendah akan
tetapi tanpa mengurangi biaya keselamatan.
b. Keputusan yang telah ditetapkan bahwa dalam keputusan Menteri
Perhubungan Nomor PM : 2 tahun 2014 tentang berdasarkan biaya
tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara
99
100
niaga berjadwal dalam Negri menetapkan bahwa dalam beberapa pasal
di bawah ini :
(1) Biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi
angkutan udara niaga berjadwal kelas ekonomi adalah biaya yang
dikeluarkan oleh badan usaha angkutan udara di luar perhitungan
penetapan tarif jarak dan dibebankan kepada penumpang.
(2) Biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibedakan
berdasarkan atas biaya tambahan untuk angkutan udara yang
menyangkut pesawat udara jenis jet dan propeller.
(3) Besarnya biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sama untuk semua kelompok pelayanan yang diberikan
oleh badan usaha angkutan udara.
(4) Pemberlakuan biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bersifat sementara.
c. Selanjutnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun
2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif
Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara
Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Dijelaskan dalam pasal 1 ayat (6) :
Tarif batas atas adalah harga jasa tertinggi/maksimum yang diijinkan
diberlakukan oleh badan usaha angkutan udara niaga ber-Jadwal, yang
dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak pertambahan nilai,
iuran wajib asuransi dan biaya tuslah/ tambahan (surcharge).
2.
Peraturan penetapan harga tiket pada maskapai Garuda Indonesia sebenarnya
sama halnya dengan maskapai-maskapai udara yang lainnya seperti lion, air
asia dan lain sebagainya, baik itu mengenai tarif batas atas, tarif batas bawah
maupun tanggung jawab maskapai dalam bidang keselamatan, layanan dan
yang lainnya, yang membedakan Garuda dengan pesawat lain hanya
101
mengenai izin perusahaan dikarenakan Garuda Indonesia pemerintah ikut
serta dalam mengembangkannya seperti BUMN, sedangkan peraturan yang
lainnya sama dengan maskapai udara lainnya karena pemerintah membuat
aturan untuk semua maskapai khususnya penerbangan dalam negri.
sebagaimana aturan-aturan mengenai tarif batas atas penumpang dijelaskan
dalam aturan keputusan Mentri Perhubungan nomor 26 tahun 2010
mekanisme formulasi perhitungan penetapan tarif batas atas sebagaimana
sudah dijelaskan di atas, peraturan ini berlaku untuk semua maskapai udara di
Indonesia penerbanagn domestik.
Prinsip-prinsip penetapan harga tiket pesawat udara di Indonesia
oleh maskapai Garuda Indonesia memiliki keaneka ragaman, Garuda
Indonesia memiliki beberapa prinsip, Prinsip Efficient & Effective, Prinsip
Loyalty, Prinsip Customer Centricity, Prinsip Honesty Dan Opennes dan
Prinsip Integrity, prinsip- prinsip ini pada intinya memfokuskan kepada
pelayanan terhadap para konsumen dan menjaga kenyamanan kualitas
produk mereka dan menjaga harkat dan martabat serta menghindari dari
perbuatan tercela agar citra mereka tetap terjaga.
3. Menurut Hukum bahwasanya pihak maskapai Garuda Indonesia melanggar
peraturan pemerintah, sebagaimana pemerintah melarang praktik dalam
menetapkan harga melebihi yang diatur oleh pemerintah, hal ini di jelaskan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010 tentang
Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas
102
Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal
Dalam Negeri. Begitu juga peraturan-peraturan lainnya yang menerapkan
aturan mengenai tarif batas atas.
Maskapai Garuda Indonesia dalam menetapkan harga untuk kelas
ekonomi tarif batas atas ditemukan penetapan tarif melebihi batas atas,
walaupun memang biaya avture atau bahan bakar pesawat udara tidak stabil
yang menimbulkan ketidak stabilan laba, dan pertimbangan kualitas garuda
juga dengan pelayanan dan kenyamanan pesawat garuda Indonesia memang
lebih mahal daripada kelas ekonomy pesawat udara yang lainnuya, akan
tetapi pemerintah mengkontrol hal tersebut, sehingga maskapai udara tidak
boleh menentukan tarif batas atas melebihi apa yang ditetapkan pemerintah.
Melihat dari peraturan yang telah ditetapkan pemerintah memang
membuat pihak pesawat udara di Indonesian seperti terlalu mencampuri
sehingga seperti terjadi pembatasan keuntungan, akan tetapi tujuan
pemerintah melindungi masyarakat yang menggunakan jasa penerbangan
apalagi penerbangan nasional, walaupun peran pemerintah dalam praktiknya
masih banyak yang perlu dibenahi dan perlu lebih jauh mengkontrol sehingga
tidak terjadi kecurangan dalam menetapkan tarif.
B. Saran-saran
Sebagai penutup dari kesimpulan di atas penulis di sini akan
memberikan saran-saran terkait dengan perbaikan mengenai tarif batas
atas khususnya kelas ekonomi:
103
1. Agar Pemerintah melakukan evaluasi dan meningkatkan aturan-aturan
mengenai tarif dan membuat aturan yang membuat efek jera bagi
pelaku dalam menentukan harga baik pihak maskapai pesawat udara
maupun travel-travel yang ada, sehingga tidak mengurangi hak yang
seharusnya diterima konsumen.
2. Agar badan pengawas khususnya dalam bidang pengawasan tarif lebih
ditingkatkan lagi agar tidak terjadi pelanggaran hokum oleh pihak
pesawat udara khususnya pada waktu hari-hari besar seperti hari raya idul
fitri, idul adha, hari natal, tahun baru dan hari libur sekolah, Karena pada
waktu hari besar pemintaan semakin banyak sehingga pihak maskapai
terkadang menggunakan kesempatan ini dalam melakukan kecurangan.
3. Agar para konsumen lebih berhati-hati dalam membeli tiket pesawat
udara agar tidak menimbulkan kerugian, karena tiket sebuah kontrak jadi
lebih berhati-hati baik itu dalam pemesanan, jenis tiketnya, biaya
tambahannya dan biaya lainnya.
4. Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan, khususnya
terhadap tinjauan hokum dalam menetapkan harga tiket pada
maskapai yang ada di Indonesia khususnya di hari besar,
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdurrasyid, Priyatna. Pertumbuhan tanggung jawab pengangkutan udara, Jakarta:
Fikahati Aneka, 2013.
Adam, Asvi Warman. Menguak Misteri Sejarah. Jakarta: Buku Kompas, 2010.
Anograha, Pandji, dkk. Pengantar pasar modal. Cet. Ke-4. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA, 2003.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cet. Ke-12.
Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Aroef , Mathias, dkk. stategy siasat memicu produktivitas untuk memenangkan
persaingan global. Jakarta: Grand Thecno-economic.
Hakim , Chappy. Berdaulat Di Udara Membangun Citra Penerbangan Nasional,
Cet. Ke-1. Jakarta: Buku Kompas, 2010.
Hartono, Sri Redjeki , Hukum Ekonomi Indonesia, Malang: Bayu Media, 2007.
Hutabarat, Aripin. Padamu Negri Perjalanan Garuda Indonesia, Cet. Ke-1. Jakarta:
Ganesia PR, 1989.
Kantaatnadja, Mieke Komar. Lembaga Jaminan Kebendaan Pesawat Udara
Indonesia Ditinjau Dari Hukum Udara, Cet. Ke-1. Bandung: PT Alumni,
1989.
Lipsey , Richard G, dkk. Pengantar Mikroekonomi, Jakarta: Erlangga, 1997.
Lubis , Andi fahmi dkk. Hukum Persaingan Usaha Antara Teks & Kontex. GTZ
Gmbh: Printed In Indonesia, 2009.
Marzuki, Peter Mahmudi. Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2005.
Moeljomihardjo, Basoeki. Hukum Udara Nasional Suatu pengantar. Jakarta: LPMGATG Trisakti, 2006.
Muhammad, Abdul Kadir, Hukum Pengangkutan Darat, Laut, Dan Udara. Bandung:
PT Citra Aditiya Bakti, 1991.
104
105
Muhammad, Abdul kadir. Hukum Pengangkutan Niaga. Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1998.
Nugroho, Susanti Adi, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari
Hukum Acara Serta Kendala Implementasi. Jakarta: Kencana 2011.
Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: Djambatan,
1991.
Raharja, Prathama dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi & makroekonomi).
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.
Soedjono , Wiwoho, Perkembangan Hukum Transportasi Serta Pengaruh Dari
Konvensi-Konvensi Internasional. Yogyakarta:Liberty.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, Cet. Ke-3. Jakarta: UI Press,
1986.
Soemarso. Peranan Harga Pokok Dalam Penentuan Harga Jual. Cet. Ke-1. Jakarta:
RINEKA CIPTA, 1990.
Sri Wahyuni, Endang, Aspek Hukum Sertifikasi Dan Keterkaitannyan dengan
Perlindungan Konsumen, Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, 2003.
Subekti, R, Aneka Perjanjian. Bandung: PT Citra Aditya, 1995.
Subekti, R. Hukum Perjanjian. PT Internasional, Jakarta, 1985.
Sudarsono. Pengantar Ekonomi Mikro, Cet. Ke-8. Jakarta: LP3ES, 1995.
Sudaryatmo. acces to justice. Dalam, Hukum dan Advokasi Konsumen. Tahun 1999.
Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&B. Cet ke-14. Bandung:
Alfabeta, 2009.
Suherman, E. Hukum Udara Indonesia & Internasional. Bandung: Alumni, 1979.
Suherman, E. Aneka Masalah Hukum Kedirgantaraan, (Himpunan Makalah 19611995). Bandung: Alumni, 2000.
Suherman, E. Tanggung Djawab Pengangkut Dalam Hukum Udara Indonesia.
Bandung: Eresco, 1962.
Susanto, Bambang. Transportasi & Investasi
Multidimensi. Jakarta: Buku Kompas, 2013.
Tantangan
Dan
Persefektif
106
Suwardi, Karya Ilmiah Tentang Penentuan Tanggung Jawab Pengangkut Yang
Terikat Dalam Kerjasama Pengangkutan Udara Internasional. Jakarta : Atas
Kerjasama Dengan Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen
Kehakiman 1991.
Tim Penulis , Analisis Dan Evaluasi Hukum Tertulis Tentang Ketentuan-Ketentuan
Hukum Yang Berkenaan Dengan Penentuan Jumlah Ganti Rugi Dalam
Bidang Pengangkutan Udara. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman.
Utomo, Tomi Suryo Hak Intelektual Kekayaan. cet. ke-5. Bandung: P.T. Alumni
Bandung 2006.
Winkler, Jhon. Perang Harga Strategi Menghadapi Persaingan Harga. Cet. Ke- 4.
Semarang: Dahara Prize, 1994.
Peraturan Perundang-undangan
Keputusan mentri pehubungan Nomor PM ; 2 tahun 2014, tentang Tarif Biaya
Penumpang.
Peraturan Kepmenhub No. KM 36/2005, tentang Tarif Referensi Penumpang
Angkutan Udara.
Peraturan menteri perhubungan nomor KM 26 tahun 2010, tentang Mekanisme
Formulasi Perhitungan Dan Penerafan Tarif Batas Atas.
Undang-undang republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 mengenai penerbangan
Undang-undang republik Indonesia Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara (BUMN).
Undang-undang republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas (PT).
Undang-undang repulik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
107
Internet
http://dilihatya.com/2346/pengertian-jasa-menurut-para-ahli akses 29 November
2014, sabtu pukul 20. 45 wib.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54ad0d3298c7a/menkoperekonomian-pemerintah-tidak-melarang-tiket-pesawat-murah, akses 19 februari 2015,
pukul 20.30 wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia. akses selasa 13 januari 2015, pukul
12.20 wib.
http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/603/588, akses 23 januari 2015,
pukul 05.30 wib.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1233/3/manajemenarlina%20lbs3.pdf.txt akses sabtu 10 januari 2015, pukul 11.30 wib.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26827/4/Chapter%20I.pdf/ akses 6
november 2014, pukul 23.00 wib.
http://sinarharapan.co/news/read/30279/tiket-pesawat-dijual-terlalu-mahal- akses, 4
April 2015, pukul 05.30 wib.
http://tabloidaviasi.com/uncategorized/pajak-sewa-pesawat-naik-maskapairesah/akses kamis 6 november 2014, pukul 20.31 wib.
https://www.academia.edu/8121433/Garuda_Indonesia_Airlines_Menguak_kisah_per
jalanan_Garuda_Indonesia_menjadi_salah_satu_The_Best_Airlines_in_the_w
orld. akses, 20 februari 2015, pukul 20.00 wib.
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajianekonomiregional/maluku/Documents/7fdee8bf
3970473586238d1c588020ebBoksInflasiHargaTiketPesawat.pdf, akses 30
januari 2015, pukul 23.00 wib.
http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/positioning_paper_fuel_surcharge.pdf
, akses 31 januari 2015, pukul 05.00 wib.
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=38021 akses, 29 September 2014, pukul 20.00
wib.
https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=skripsi+mengenai tinjauan hukum islam
terhadap harga tiket pesawat/ akses, 6 November 2014, pukul 22.00 wib.
108
https://www.google.com/search?q=struktur+organisasi+garuda+indonesia+airlines+d
oc, akse 22 januari 2015, pukul 09.00 wib.
Skripsi Dan Tesis
Putra, Louis Adi. “Tanggung Jawab Pengangkut Terhadap Pengangkutan Barang
Melalui Pesawat Udara Negara,” Skripsi Sarjana, Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin, Makasar, 2013.
Wati, Sri Ambar. “Realisasi Tanggung Jawab Perdata pengangkutan Udara Terhadap
Penerbangan Domestik Pada PT Garuda Indonesia (Persero),” Skripsi Sarjana,
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008
Zazili, Ahmad. “Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Pada Transportasi Udara
Niaga Berjadwal Nasional,” Tesis Sarjana, Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro, Semarang, 2008.
Lain-lain
Ary sukma, “mengenai penentuan harga dalam pesawata udara,” Wawancara agen
barokah trevel Yogyakarta, 2015.
Lihat Al-qur’an Surat Al-Maidah & An-nisa’ dengan Terjemahannya.
Lihat Hadist Riwayat Abu Dawud, Ibn Majah dan at-Tirmidzi.
Sarti, “Pendapat tentang Peraturan Mentri Perhubungan no 26 tahun 2010,”
Wawancara dengan Sarti trevel pesawat Duos Padang, 2014.
Download