BAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR Analisis yang dilakukan dalam studi ini merupakan gabungan antara studi kelayakan dengan simulasi operasi atau analisis komputasi menggunakan perangkat lunak Vensim®. Studi ini dilakukan berdasarkan konsep yang ditawarkan oleh studi yang dilakukan oleh Hubbard, et al. (2006) dan juga studi pendahuluan oleh Fauzia (2007). Vensim® adalah suatu perangkat lunak yang dikembangkan oleh Ventana® Systems, Inc. untuk membangun pemodelan secara visual untuk mendokumentasikan, melakukan simulasi dan optimisasi terhadap model dari suatu sistem yang dinamis. Pemodelan terhadap suatu permasalahan dilakukan untuk menggambarkan keterkaitan antar variabel dan perkembangan variabel dalam suatu domain waktu yang telah ditentukan. Dengan menggunakan bantuan Vensim®, hasil-hasil dari studi awal seperti analisis daerah operasi dan analisis perlengkapan dijadikan masukan untuk mengetahui pola operasi penerbangan, sebagai suatu permasalahan yang dianalisis dalam suatu domain waktu tertentu. Permasalahan tersebut dimodelkan dan disederhanakan agar kemudian dapat dijadikan suatu gambaran dari keadaan yang mungkin dapat terjadi secara nyata. 3.2 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data dari instansi-instansi yang terkait dengan pelaksanaan operasional FAO, diantaranya adalah Departemen Perhubungan melalui Direktorat Sertifikasi dan Kelaikan Udara serta Direktorat Angkutan Udara, dan PT Angkasa Pura. Data-data yang diperoleh dari instansi tersebut merupakan bahan-bahan yang juga dibutuhkan sebagai pendukung analisis regulasi. 18 Metodologi 3.3 ANALISIS PASAR/DAERAH OPERASI Dengan sistem FAO, maka pengguna jasa udara diberikan kebebasan untuk dapat menggunakan pesawat tanpa harus terkendala oleh waktu dan daerah tujuannya. Mengacu pada hal ini, maka konsep ini hampir serupa dengan apa yang ditawarkan oleh sistem charter. Owner bebas memilih daerah tujuannya sesuai dengan kebutuhannya dan menentukan jadwal keberangkatannya sendiri. Oleh karena itu, analisis pasar/daerah operasi akan dipengaruhi oleh prediksi terhadap kebutuhan owner. Kebutuhan owner dapat diwakili oleh prediksi daerah-daerah tujuan yang potensial bagi penggunaan jasa angkutan udara, seperti daerah perkebunan atau pertambangan. Analisis terhadap kebutuhan terhadap angkutan udara tidak berjadwal, seperti charter ataupun FAO, dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap kota-kota mana saja yang dapat dijadikan daerah tujuan keberangkatan, sebagaimana yang dilakukan dalam studi yang dilakukan oleh Hubbard, et al. (2006). Pemilihan daerahdaerah tujuan dilakukan dengan memperhitungkan jarak antara kota tujuan dengan bandara yang dipilih sebagai base. 3.4 ANALISIS PERLENGKAPAN Setelah dilakukan analisis terhadap daerah-daerah yang diprediksikan menjadi daerah tujuan keberangkatan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan jenis atau tipe armada udara yang akan digunakan dan analisis sarana penunjang operasi lain, seperti bandara. Perencanaan armada merupakan analisis terhadap pesawat yang disesuaikan dengan analisis daerah operasi dan kebutuhan owner. Sedangkan analisis bandara merupakan analisis terhadap pemilihan base dan bandara-bandara daerah tujuan operasi. Analisis terhadap armada yang dibutuhkan dilakukan dengan memilih jenis pesawat berdasarkan kemampuan dan karakteristik operasionalnya. Selain itu, pesawat yang dijadikan bahan analisis terdiri dari tiga jenis pesawat dengan kapasitas maksimum hingga 20 penumpang. Hal 19 Metodologi ini dimaksudkan agar dapat pula dilakukan perbandingan antar pesawat dalam analisis biaya dan keuangan yang dilakukan. Analisis terhadap sarana operasi lain, yaitu bandara, terutama dilakukan untuk menentukan base. Base merupakan suatu bandara yang digunakan sebagai tempat awal dan berakhirnya operasi pesawat. Untuk itu, base harus memenuhi beberapa kriteria berikut, yaitu perawatan pesawat yang memadai, letak yang strategis, memiliki fasilitas handling yang memadai, dan lain-lain. 3.5 ANALISIS OPERASI Dalam analisis yang dilakukan untuk konsep FAO ini, hal yang menjadi perhatian adalah penentuan konsep operasi dari pelaksanaan penerbangan yang akan dilakukan, seperti penjadwalan pesawat, pelaksanaan perawatan, dan waktu penyediaan layanan bagi konsumen. Gambaran pelaksanaan operasi FAO ditunjukkan sebagai berikut: Gambar 3-1 Contoh Skenario Operasi Penerbangan 20 Metodologi Simulasi operasi dibuat untuk memberikan gambaran tentang bagaimana operasi FAO dilaksanakan dengan melakukan beberapa penyederhanaan dari kondisi riil yang mungkin terjadi di lapangan. Datadata yang telah diperoleh, seperti daerah operasi dan spesifikasi armada, merupakan masukan bagi simulasi operasi. Penjabaran mendalam tentang simulasi operasi akan diberikan pada bagian lain dari bab ini. 3.6 ANALISIS EKONOMI Analisis ekonomi merupakan analisis dari biaya-biaya yang dikeluarkan dalam operasi pesawat dengan sistem FAO. Perhitungan biaya dilakukan berdasarkan struktur biaya yang telah dibuat oleh Fauzia (2007). Sebagaimana disebutkan dalam laporan studi tersebut, struktur biaya yang diterapkan untuk FAO mirip dengan operasi charter. Pengelompokan biaya yang dibuat adalah sebagai berikut: Tabel 3-1 Pengelompokan Biaya Aircraft depreciation Maintenance Crew (Incentive) DIRECT OPERATING COST Cabin crew (Incentive) VARIABLE COST/HOUR Crew (Salary) Cabin Crew (Salary) Insurance Var. Fuel consumption Taxi fuel consumption FIXED COST/FLIGHT Miscellaneous Trip Expenses Marketing (Commission) VARIABLE COST/HOUR General administration (Incentive) INDIRECT OPERATING COST Marketing (Fixed) FIXED COST/HOUR General administration (Fixed) 21 Metodologi Perhitungan biaya untuk FAO pun kemudian dapat dikelompokkan sebagai berikut: Ownership Cost Management Monthly Fee (MMF) Occupied Hourly Fee (OHF) Dengan menggunakan rumusan biaya tersebut, maka biaya yang harus dikeluarkan konsumen berdasarkan share yang dimiliki dapat diketahui. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan Fauzia, diketahui bahwa FAO efektif untuk penggunaan pesawat di bawah 300 jam per tahun. Sehingga, dalam analisis biaya yang dilakukan pada studi ini adalah kepemilikan saham antara 1/16 share atau 50 jam terbang hingga 3/8 share atau 300 jam terbang per tahun. 3.7 ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu proyek berkaitan dengan investasi yang ditanamkan dalam proyek tersebut. Hasil analisis tersebut dapat memberikan gambaran bagi penanam modal tentang kelangsungan proyek di masa yang akan datang. Investasi yang dianalisis dalam operasi penerbangan FAO dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu dari sisi FMC sebagai aircraft operator dan owner dengan investasi yang ditanamkannya dalam bentuk saham. Ditinjau dari sisi FMC, maka analisis kelayakan dilakukan untuk mengetahui laju masuk dan keluar uang dalam perusahaan. Sedangkan dari 22 Metodologi sisi owner, analisis dilakukan untuk menganalisis keefektifan modal yang ditanam apakah sesuai kebutuhan, menguntungkan atau tidak. Pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh Fauzia (2007), analisis kelayakan investasi dari sistem FAO ditinjau dari sisi pemilik share. Dalam analisis tersebut, pendapatan dan penghasilan dihitung berdasarkan besarnya share. Sedangkan pada analisis yang dilakukan dalam tugas akhir ini, perhitungan kelayakan investasi ditinjau dari sisi FMC sebagai perusahaan pengelola penerbangan, Perhitungan biaya dan aliran kas dari program yang dijalankan oleh FMC dilakukan berdasarkan perhitungan akumulasi jam terbang dalam sistem kepemilikan pesawat. Perhitungan terhadap setiap tipe pesawat dibuat secara terpisah untuk mengetahui pesawat mana yang operasinya paling ekonomis dan share minimum yang harus terjual agar kerugian tidak terjadi. Metode yang digunakan untuk menguji kelayakan dari operasi penerbangan adalah metode pengujian finansial Net Present Value (NPV) atau metode nilai bersih sekarang. Persamaan nilai bersih sekarang atau NPV adalah: di mana, NPV : Net Present Value FV : Future Value i : investasi awal r : Discount rate/inflation rate t : tahun acuan terhadap tahun basis, sampai tahun ke-n n : jangka waktu analisis Jika harga NPV > 0, maka investasi layak untuk dijalankan. Sedangkan jika harga NPV < 0, maka investasi tidak layak untuk dijalankan. 23 Metodologi 3.8 SIMULASI OPERASI Simulasi operasi yang dibuat dalam studi ini menggabungkan antara perangkat lunak Vensim® dan Visual Basic for Applications pada Microsoft Excel, dengan tujuan mengintegrasikan antara studi kelayakan dengan analisis komputasi yang dapat memudahkan penerapan FAO. Analisis sistem operasi secara garis besar dilakukan dalam dua tahap, yaitu analisis perjalanan (trip generation) dan analisis ekonomi dan keuangan (economy & financial analysis). Analisis perjalanan adalah analisis terhadap kemungkinan rute-rute atau perjalanan yang dapat dilakukan oleh konsumen, yang kemudian disebut sebagai trip generation. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa perjalanan dapat terdiri dari satu daerah tujuan, berupa pasangan origindestination, ataupun terdiri dari dua atau tiga daerah tujuan yang waktu perjalanannya berada dalam rentang waktu 15 jam. Waktu yang diperhitungkan adalah block hours dan waktu tunggu pesawat maksimum selama perjalanan adalah 5 jam. Analisis yang kedua adalah analisis ekonomi dan keuangan. Hal ini dimaksudkan agar didapatkan pula gambaran pesawat yang paling baik untuk digunakan sebagai armada udara bagi program FAO di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menerapkan kerangka biaya yang telah dibuat oleh Fauzia (2007). Model simulasi yang dibuat pada Vensim® dibangun secara terpisah dari analisis kelayakan operasi penerbangan secara keseluruhan. Vensim® digunakan untuk memodelkan operasi FAO yang bergantung pada masukan (input) berupa permintaan konsumen yang dianalisis dalam rentang waktu tertentu. Masukan yang digunakan dalam model adalah berupa jumlah rute-rute perjalanan yang dihasilkan dari tahap trip generation. Kemudian, operasi FAO berdasarkan permintaan tersebut dianalisis dalam rentang waktu yang ditentukan dengan batasan jumlah armada. Keluaran (output) yang diharapkan dari pemodelan adalah gambaran permintaan owner yang diterima oleh FMC dan ketercukupan armada yang tersedia. 24 Metodologi Hasil pemodelan yang dibuat dalam Vensim® divalidasi dan diverifikasi dengan membandingkan tren permintaan yang dihasilkan dari perhitungan manual untuk jumlah masukan yang lebih kecil. Jika pada pemodelan analisis operasi, permintaan adalah jumlah rangkaian perjalanan yang dihasilkan dari jumlah tertentu kota/bandara, maka validasi dibuat dengan menganalisis jumlah rangkaian perjalanan dengan jumlah kota dan owner yang lebih sedikit. Rangkaian studi kelayakan yang dilakukan dalam tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3-2. Analisis mulai Analisis Daerah Operasi [Trip Generation] Analisis Perlengkapan [Pemilihan Armada, Bandara] Analisis Operasi Analisis ekonomi/biaya [Kepemilikan saham] Analisis Finansial Analisis Selesai Gambar 3-2 Diagram Alir Analisis Kelayakan Operasi Penerbangan 25