11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Proses

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Investasi
Proses investasi pada dasarnya hampir mirip dengan kegiatan menabung yang
sudah umum untuk dilakukan. Karena pada dasarnya, investasi dan menabung adalah
suatu proses penundaan konsumsi masa sekarang untuk disimpan sebagai bekal di
masa depan.
Perbedaan mendasar yang membedakan investasi dengan menabung pada
dasarnya terdapat di sistem dalam pelaksanaannya. Investasi menurut Jogiyanto
(2007:1) Adalah “Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi
yang efisien selama periode waktu yang tertentu”. Hal ini jelas-jelas dikemukakan
bahwa penundaan konsumsi digunakan untuk sebuah proses produksi yang efisien
yang jelas berbeda dengan kegiatan menabung.
Penundaan konsumsi sekarang lebih dialokasikan untuk diinvetasikan ke
proses produksi yang efisien tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan secara
signifikan imbal hasil atau nilai konsumsi yang sekarang pada masa mendatangnya.
Investasi ke dalam produksi yang efisien antara lain dapat berbentuk aktiva
nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat
berharga) yang diperjual-belikan di antara Investor (pemodal). Investasi dalam aktiva
keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung.
Investasi langsung dilakukan dengan membeli secara langsung aktiva
keuangan dengan melalui perantara atau tanpa perantara. Sementara investasi tidak
11
12
langsung dilakukan dengan membeli portofolio-portofolio saham yang dijual-belikan
oleh perusahaan investasi.
2.2 Saham
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham.
Jika perusahaan hanya menggunakan satu kelas saham saja, saham ini dinamakan
sebagai saham biasa. Ada kalanya perusahaan mengeluarkan kertas saham diluar
kertas saham biasa, biasanya ini dilakukan untuk menarik para investor potensial.
Saham jenis kedua ini dinamakan saham preferen. Saham ini mempunyai hak-hak
prioritas lebih dari saham biasa.
2.3 Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal di Indonesia telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya.
13
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada
tahun 2007 lahirlah Bursa Efek Indonesia yang merupakan gabungan dari Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
2.4 LQ45
LQ45 adalah indeks pasar saham di Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ45
merupakan kumpulan saham-saham 45 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai
berikut :
•
Masuk ke dalam jajaran 60 perusahaan teratas dengan kapitalisasi pasar
tertinggi dalam 12 bulan terakhir.
•
Masuk kedalam jajaran 60 perusahaan teratas dengan nilai transaksi pasar
tertinggi dalam 12 bulan terakhir.
•
Telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam 3 bulan terakhir.
•
Mempunyai kondisi finansial perusahaan yang baik.
2.5 Return
Return adalah hasil yang diperoleh dari suatu proses investasi. Return terbagi
kedalam dua jenis utama yaitu return yang realisasi dan return ekspektasi.
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan
dihitung berdasarakan data pada waktu-waktu sebelumnya atau disebut juga data
14
historisnya. Menurut Jogiyanto (2007:109) “Return realisasi berguna untuk
mengukur tingkat kinerja dari suatu perusahaan dan juga untuk menentukan return
ekspektasi dan risiko di masa mendatang”.
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapakan akan
diperoleh di masa yang mendatang. Return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
2.6 Risiko
Berbicara mengenai investasi, apabila kita berbicara mengenai return maka
kita harus pula mengenal istilah risiko. Risiko dan return mempunyai korelasi yang
positif, yang artinya semakin tinggi risiko dari sebuah investasi maka semakin besar
pula return yang akan diterima.
Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari hasil yang
diterima dari yang diekspektasi. Van Horne dan Wachowics, Jr. (1992)
mendefinisikan
risiko
sebagai
“variabilitas
return
terhadap
return
yang
diharapkan”.
2.7 Portofolio Saham
Portofolio berarti sekumpulan investasi, untuk kasus saham, berarti
sekumpulan investasi dalam bentuk saham. Proses pembentukan porfolio saham
terdiri dari mengidentifikasi saham mana yang akan dipilih dan menentukan berapa
proporsi/alokasi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut.
Proses alokasi ini dianggap sebagai komponen terpenting dalam melakukan investasi
karena melibatkan berbagai kemungkinan alokasi yang dapat dipilih. Semakin
15
banyak saham yang dipilih semakin banyak pula kemungkinan alokasi yang dapat
dipilihnya.
Menurut Husnan (1998), strategi pembentukan portofolio saham ada dua
macam, yaitu strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif merupakan tindakan
investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi dan hanya mendasarkan
pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Tujuan dari strategi pasif ini
adalah memperoleh keuntungan portofolio sebesar keuntungan indeks pasar dengan
menekankan seminimal mungkin risiko dan biaya investasi yang harus dikeluarkan.
Investor yang mengggunakan strategi pasif ini biasanya memegang sahamnya dalam
jangka waktu yang relatif lama. Mereka melakukan pembobotan untuk masingmasing sahamnya mengikuti bobot saham tersebut terhadap indeks. Indikator yang
digunakan adalah indeks pasar, yaitu IHSG dan LQ45. Strategi pasif ini banyak
dilakukan oleh manajer-manajer investasi, termasuk di Indonesia. Strategi pasif
jugalah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam skirpsi ini.
2.8 Model Markowitz
Portofolio, umumnya mengandung diversifikasi yaitu penggabungan berbagai
wahana investasi yang non-komplementer dengan maksud untuk menurunkan risiko,
sekaligus memenuhi tujuan penghasilan dari investor. Mengacu kepada Sentanoe
(1995) dalam kasus investasi saham, berbagai wahana investasi yang dimaksud
tentunya adalah berbagai macam produk saham yang terdapat di bursa. Setiap
wahana investasi mengandung dua jenis risiko, yaitu :
16
i.
Risiko yang dapat didiversifikasikan (diversifiable risk), yaitu risiko yang
khas/unik pada setiap wahana investasi tertentu berupa risiko usaha dan
risiko finansial. Risiko ini dapat dikurangi melalui diversifikasi portofolio.
ii.
Risiko yang tidak dapat didiversifikasikan (nondiversiable risk), yaitu risiko
yang dihadapi oleh setiap wahana investasi sebagai dampak dari fluktuasi
pasar pada umumnya.
Investor hanya dapat menurunkan risiko diversifikasi melalui manajemen portofolio.
Salah satu metode atau model yang dapai diandalkan untuk penurunan risiko dengan
cara pen diversifikasian portofolio ini ialah model Markowitz.
2.8.1 Diversifikasi Berdasarkan Prinsip Markowitz
Teori portofolio modern digagas oleh Henry Markowitz pada tahun 1952.
Pada dasarnya Markowitz melakukan strategi baru dalam diversifikasi portofolio
saham yang sebelumnya masih menggunakan pola yang lama.
Menurut Fabozzi (1999) diversifikasi Markowitz berusaha menggabungkan
aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif
kurang dari sempurna, dengan tujuan mengurangi risiko portofolio (varians) tanpa
mengurangi pengembalian. Diversifikasi portofolio mempertimbangkan keuntungan
rata-rata dan juga berdasarkan hubungan antar saham-saham (varians) yang
membentuk portofolio. Oleh karena itu, model ini sering juga disebut model meanvariance.
Dalam memilih portfolio, pendekatan yang dilakukan oleh Markowitz ialah
bahwa investor harus mengevaluasi portofolio berdasarkan return yang diharapkan
17
dan risiko yang diukur dari standar deviasi. Dalam jurnalnya Wawan dan Anitha
(2005) menjelaskan bahwa Markowitz lalu menurunkan sebuah konsep yang
dinamakan Markowitz Efficient Portfolio, yaitu sebuah portofolio dikatakan efisien
apabila sebuah portofolio mempunyai risiko terkecil untuk expected return yang
sama atau expected return terbesar untuk tingkat risiko yang sama.
Di dalam model Markowitz, jumlah tertimbang dari dalam nilai-nilai dalam
matriks kovarians tingkat return merupakan representasi dari keseluruhan varian,
, dari sebuah portofolio. Misalkan
adalah jumlah saham di dalam portofolio,
adalah proporsi uang/resource yang dialokasikan untuk saham i (negative untuk
menunjukkan short positions),
adalah tingkat return yang diharapkan dan
adalah tingkat return dari tiap-tiap saham. Berdasarkan apa yang telah
dirumuskan oleh Markowitz (1952) persamaan untuk Markowitz Efficient Portofolio
adalah :
Dengan konstrain/hambatan sebagai berikut :
18
Dengan menggunakan persamaan (1) diatas, dapat dihitung sebuah portofolio dengan
varians (risiko) yang paling kecil, untuk setiap tingkat return yang dikehendaki
investor. Dengan inilah maka akan terbentuk himpunan portofolio yang efisien.
Solusi dari suatu model Markowitz pada bobot portofolio atau proporsi uang
yang ditanamkan kepada masing-masing saham pada portofolio. Karena standar
deviasi, expected return dan covariance adalah input dalam analisis model
Markowitz, maka bobot alokasi saham di portfolio adalah satu-satunya variabel yang
bisa dimanipulasi untuk memaksimalkan portofolio. Untuk mengetahui titik bobot
yang optimal inilah, akan dimodifikasi rumusan Markowitz Efficient Portfolio
dengan Linear Programming berkendala fuzzy.
2.9 Optimasi
Menurut
Nash
and
Sofer
(1996)
optimasi
adalah
sarana
untuk
mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan
cara terbaik. Untuk tujuan yang lainnya, optimasi juga dapat berarti memaksimalkan
keuntungan dan meminimalkan kerugian, atau untuk tujuan yang lebih khusus lagi
seperti tema dalam skripsi ini yaitu untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan
keuntungan dalam suatu proses investasi.
Model optimasi telah digunakan dalam waktu yang sangat lama. Pada masa
sekarang, fungsinya menjadi sangat esensial mulai dari urusan bisnis, produksi
hingga efektifitas lalu lintas dan rute perjalanan. Para peneliti dan insinyur pun
semakin giat untuk melakukan penelitian dan pengembangan akan hal ini. Hal ini
mengakibatkan terus muncul dan lahirnya pengembangan-pengembangan aplikasi
baru yang merupakan produk dari teori optimasi ini.
19
Pada beberapa tahun terakhir ini, telah banyak diciptakan sofware-software
aplikasi untuk menyelesaikan berbagai bentuk permasalahan yang berkaitan dengan
optimasi, maksimisasi, dan minimisasi. Seiring dengan berjalannya waktu, software
untuk menganalisis dan menghitung permasalahan model optimasi dengan tingkat
kerumitan tinggi dengan banyak variabel juga semakin banyak diciptakan.
Dalam skripsi ini, akan dibahas aplikasi model optimasi untuk pemilihan
portofolio saham yang berhubungan erat dengan konsep Linear Programming dan
kendala fuzzy.
2.10 Linear Programming
Linear Programming adalah salah satu model matematika yang digunakan
untuk
menyelesaikan
masalah
optimasi,
yaitu
memaksimumkan
atau
meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung kepada sejumlah variabel input.
Menurut Yuwono dan Istiani (2007) hal penting yang harus kita lakukan dalam
penggunaan Linear Programming ialah mencari tahu apakah tujuan dan masalah
yang terdapat dalam suatu kasus yang akan dimodelkan, lalu membentuknya
kedalam beberapa fungsi. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam Linear
Programming adalah :
•
Fungsi Tujuan : Mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan
perumusan masalah.
•
Fungsi kendala : Untuk mengetahui sumber daya yang tersedia dan
permintaan atas sumber daya tersebut.
20
Agar persoalan dapat diselesaikan dengan menggunakan Linear Programming
maka persoalan harus dapat dirumuskan secara matematis, fungsi objektif dibuat
optimum, fungsi objektif dan kendala harus dibuat secara linear, semua batasan harus
dinyatakan dalam persamaan dan pertidaksamaan linear dan semua variabelnya harus
tidak negatif.
Dalam hal ini, Supranto (1983) memperjelas di dalam bukunya, Ia menyatakan
suatu persoalan dapat dipecahkan melalui Linear Programming, apabila memenuhi
syarat- syarat sebagai berikut ini :
1.
Tujuan (objektif) yang terdapat di dalam suatu permasalahan harus
dimodelkan dan dinyatakan dalam sebuah fungsi linier, yang
dinamakan fungsi tujuan.
2.
Harus ada alternatif pemecahan yang membuat nilai fungsi tujuan
optimum (dalam kaitannya dengan skripsi ini misalnya tingkat risiko
yang minimum)
3.
Sumber-sumber tersedia dalam jumlah yang terbatas (bahan mentah,
modal investasi, dan sebagainya). Kendala-kendala ini dinyatakan
dalam pertidaksamaan linier.
Berikut ini ialah contoh perumusan dari masalah Linear Programming
sederhana untuk diketahui.
Cari
Sedemikian rupa sehingga
= Optimum (maksimum
atau minimum).
21
Dengan kendala :
.
.
.
Keterangan :
Ada n macam barang atau item hasil produksi masing-masing sebesar
= banyaknya produksi barang yang ke- , dimana
= harga per-satuan barang ke- disebut “price”.
Ada m macam bahan mentah masing-masing tersedia
= banyaknya bahan mentah ke- ,
= banyaknya bahan mentah ke- yang dipergunakan untuk memproduksi 1
satuan barang ke-
22
unit memerlukan
unit bahan mentah .
2.10.1 Asumsi – Asumsi Linear Programming
Model Linear Programming memiliki asumsi-asumsi implisit (mutlak) tertentu
yang harus dipenuhi, sehingga dia memiliki keabsahan sebagai suatu masalah Linear
Programming. Asumsi yang menuntut hubungan fungsional dalam suatu masalah
tersebut adalah linear, additif, dapat dibagi dan deterministic. Berikut ini ialah
penjelasan dari masing-masing asumsi tersebut.
• Linearity dan Additivity
Bahwa semua fungsi tujuan dan kendala harus linier, ini berarti bahwa
bila suatu kendala melibatkan dua variabel keputusan, maka dalam diagram
dimensi dua ia akan berbentuk berupa garis lurus. Begitu juga, apabila suatu
kendala melibatkan tiga variabel akan membentuk suatu bidang datar dan
kendala yang melibatkan
variabel akan membentuk suatu hyperplane
(bentuk geometris yang rata) dalam ruang berdimensi .
Linear Programming juga mengisyaratkan bahwa jumlah variabel
kriteria dan jumlah total penggunaan sumber daya harus bersifat additif.
Dalam artian bahwa apabila dijumlahkan, seluruh sumber daya yang dipakai
untuk seluruh kegiatan harus sama jumlahnya dengan total dari seluruh
sumber daya dari masing-masing kegiatan. Additif juga dapat diartikan
sebagai tidak adanya penyesuaian pada perhitungan variabel kriteria karena
terjadinya interaksi.
23
• Divisibility
Asumsi ini berarti solusi nilai yang diperoleh
bulat. Ini berarti bahwa
, tidak selalu bilangan
dapat berupa nilai pecah. Karena itu variabel
keputusan merupakan variabel kontinyu, sebagai lawan dari variabel diskrit
atau bilangan bulat.
• Deterministic
Semua parameter model (
) diasumsikan diketahui konstan.
Meskipun begitu, dalam kenyataannya parameter model jarang bersifat
deterministik karena mereka mencerminkan kondisi masa depan maupun saat
ini. Sebagaimana diketahui, kondisi masa depan tidak ada ataupun jarang
yang bersifat pasti.
2.11 Himpunan Fuzzy
Dalam beberapa permasalahan pemodelan matematika, tidak setiap hal dapat
kita definisikan secara tegas. Banyak kriteria didalam kehidupan nyata yang tidak
bisa didefinisikan secara tegas seperti cantik, kaya, miskin, tidak terlalu buruk, tidak
terlalu baik dan sebagainya.Untuk mengatasi permasalahan himpunan dengan
batasan yang kurang tegas tersebut, maka dikaitkanlah himpunan tersebut terhadap
suatu fungsi yang menyatakan derajat kesesuaian unsur-unsur di dalam semestanya
dengan syarat konsep yang merupakan syarat himpunan tersebut. Fungsi ini disebut
fungsi keanggotaan dan nilai fungsi itu disebut derajat keanggotaan suatu unsur
dalam himpunan itu, yang selanjutnya disebut himpunan Fuzzy.
24
Derajat keanggotaan dinyatakan dalam suatu bilangan real dalam selang
tertutup [0,1]. Misalkan diberikan himpunan semesta X, maka suatu himpunan kabur
(fuzzy)
didefinisikan sebagai :
(2)
Oleh karena itu
disebut sebagai fungsi keanggotaan dari suatu himpunan kabur
dan nilai fungsi
menyatakan derajat keanggotaan
unsur
dalam
himpunan kabur .
2.11.1 Bilangan Fuzzy
Konsepsi bilangan fuzzy muncul dari banyaknya hal di kehidupan sehari-hari
yang tidak dapat terjabarkan secara jelas dan tegas. Konsepsi ini muncul dan
terdeklarasi sebagai adanya bilangan yang “tidak tepat”. Sebagai contoh, dapat
diterima bahwa ungkapan “kurang dari 6”, “lebih dari 6”, “kira-kira sekitar 6” dapat
dinyatakan dalam suatu himpunan kabur pada semesta bilangan real, dimana
bilangan 3 mempunyai derajat keanggotaan sama dengan 1 (satu), bilangan-bilangan
disekitar 3 mempunyai derajat keanggotaan kurang dari 1, dan semakin jauh dari 3
derajat keanggotaannya mendekati 0 (nol).
Bilangan fuzzy yang banyak dipakai dalam aplikasi ialah bilangan kabur
(fuzzy) segitiga dengan fungsi keanggotaan sebagai berikut :
25
(3)
Gambar 2.1 Bilangan Fuzzy Segitiga
Secara umum, empat aturan dasar dalam operasi aritmatika yaitu
juga digunakan dalam operasi antar dua buah bilangan fuzzy. Misalkan diberikan
bilangan fuzzy A dan B dan * adalah operasi aritmatika yang diberikan kepada
bilangan fuzzy A dan B, maka bilangan fuzzy A*B didefinisikan sebagai (Parmadi,
2010):
(4)
Dimana *
.
2.12 Fuzzy Linear Programming
Kumar dan Kaur (2012) menjelaskan, permasalahan Fuzzy Linear
Programming dengan kendala dan tujuannya dapat dituliskan sebagai :
26
Maksimumkan (atau minimumkan)
(5)
Dengan kendala :
Dimana
,
,
adalah
bilangan fuzzy trapesium yang simetris.
2.12.1 Solusi Fuzzy yang Optimal untuk Fuzzy Linear Programming
Himpunan dari bilangan fuzzy trapesium yang simetris
sebuah solusi fuzzy optimal dari
dikatakan sebagai
apabila syarat berikut terpenuhi :
i.
ii.
iii.
Jika terdapat himpunan bilangan fuzzy segitiga yang simetris
sehingga
dan
sedemikian
maka
(bila kasusnya ialah maksimisasi) dan
(bila kasusnya ialah minimisasi).
2.13 Model Pemilihan Portofolio Pada Kasus Teratur
27
Misalkan seorang investor memilih
asset , dimana
untuk
jumlah asset (saham). Hambatannya antara lain
dan
acak,
dengan
proporsi yang diinvestasikan pada
Nilai return
return
untuk asset ke adalah variabel
ekspektasi
dan
biaya transaksi untuk asset ke adalah
Dimana
.
Ambil
Dalam hal ini,
yang dijabarkan sebagai berikut :
adalah nilai asset diberikan dan
adalah biaya transaksi untuk tiap unit asset ke .
Jadi total biaya transaksi dideskripsikan sebagai :
Return total dideskripsikan sebagai :
Sehingga risiko total dapat diberikan sebagai berikut :
Dimana
Pada dasarnya, preferensi investor menginginkan portofolio yang tinggi
secara return namun rendah secara risiko. Hal ini dapat diformulasikan secara
28
matematis sebagai model pemrograman dengan dua fungsi tujuan (Hong-Wei Liu,
2011).
2.14 Model Pemilihan Portofolio Pada Kasus Fuzzy
Di dalam proses investasi, pengetahuan dan pengalaman para ahli sangat
penting dalam pengambilan keputusan seorang investor. Didasarkan pada
kompleksitas dan tidak terprediksinya pasar keuangan, akan sangat menyulitkan
untuk memberikan nilai yang tepat untuk prediksi atas risiko dan return, namun hal
itu dapat diatasi dengan membentuknya menjadi fungsi tujuan fuzzy. Menurut
Guohua Chen (2006) return dapat dibentuk menjadi nilai fuzzy dengan membuatnya
dalam bentuk bilangan fuzzy trapesium
Fungsi keanggotaan dari bilangan fuzzy
dimana
dapat dinotasikan sebagai :
.
29
Bilangan fuzzy trapezium akan menjadi bilangan fuzzy segitiga apabila terjadi
. Selain itu, yang menjadi pertimbangan dalam menentukan proporsi saham
yang optimal pada portofolio ialah nilai VaR atau Value at Risk. Dimana nilai ini
ialah nilai diberikan toleransi resiko yang dapat ditanggung oleh investor. Nilai VaR
dirumuskan secara fuzzy dan disimbolkan melalui bilangan fuzzy trapezium
Untuk menentukan proporsi saham optimal yang sesuai dengan tingkat return
yang maksimal pada suatu tingkat. Guohoa Chen (2006) juga telah merumuskan
pemrograman linear fuzzy untuk pemilihan portofolio saham optimal yang dapat
dikemukakan sesuai dengan model dibawah ini :
Keterangan :
30
2.15 PHP
PHP adalah bahasa pemrograman server-side yang didesain secara spesifik
untuk web. Menggunakan halaman HTML, kode PHP dapat disisipkan dan akan
tereksekusi pada saat halaman web dilihat.
PHP ditemukan pada tahun 1994 oleh seorang bernama Rasmus Ledorf. Pada
Januari 2001, PHP telah digunakan lebih dari 5 juta domain di seluruh dunia dan
terus bertambah seiring waktunya.
PHP pada dasarnya merupakan singkatan daru Personal Home Page namun
kini kepanjangannya berubah menjadi PHP Hypertext Preprocessor.
Menurut Luke dan Thomson (2001) adapun beberapa kekuatan dari bahasa
pemrograman PHP antara lain :
•
Kemampuan yang tinggi
•
Kompatibel untuk berbagai sistem database
•
Mudah dipelajari dan dipergunakan
•
Biaya yang murah dalam penggunaan
•
Ketersediaan source code.
2.16 MySQL
31
MySQL adalah sebuah relational database management system (RDBMS)
yang sangat cepat dan kuat. Database MySQL memungkinkan penggunanya untuk
secara efisien menyimpan, mencari, mengurutkan dan menerima data.
MySQL menggunakan SQL (Structured Query Language), sebuah query
language database yang mendunia. Keunggulan dari MySQL sama dengan
keunggulan yang dimiliki oleh PHP.
2.17 Waterfall Model
Menurut Sommerville (2006) Waterfall Model ialah salah satu model dalam
perancangan sebuah piranti lunak (software). Model ini adalah sebuah model klasik
yang bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun sebuah piranti lunak.
Berikut ini adalah gambar fase-fase dalam Waterfall Model :
Gambar 2.2 Proses dan fase pada Waterfall Model
32
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai fase-fase yang terjadi didalam
Waterfall Model :
i.
Requirements Analysis and Definition : Mengumpulkan kebutuhan secara
lengkap untuk kemudian dianalisis kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam
proses pembangunan proyek piranti lunak.
ii.
System and Software Design : Melakukan desain dan rencana sistem piranti
lunak setelah semua kebutuhan telah terpenuhi.
iii.
Implementation and Unit Testing : Desain program diimplementasikan
kedalam bentuk nyata melalui proses penerjemahan kedalam kode-kode
menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan (dalam hal ini
PHP). Program langsung diuji coba.
iv.
Integration and System Testing : Penyatuan unit-unit program kemudian
diuji secara keseluruhan (system testing).
v.
Operation and Maintenance : Mengoperasikan program di dalam
lingkungannya, serta melakukan perbaikan-perbaikan dan adaptasi apabila
diperlukan.
2.18 UML (Unified Modelling Language)
Menurut Fowler (2003:1) UML adalah sekompulan notasi grafis yang
digunakan untuk membantu dalam perancangan sebuah perangkat lunak, khususnya
perangkat lunak yang dirancang dengan berbasis objek. UML terdiri dari beberapa
tipe diagram, antara lain :
2.18.1 Use Case Diagram
33
Use-Case Diagram adalah diagram yang membantu untuk menentukan
fungsionalitas dan fitur-fitur perangkat lunak dari perspektif pengguna. Menurut
Pressman (2013:993) Use case menggambarkan bagaimana seorang pengguna
berinteraksi dengan suatu sistem dengan cara menentukan langkah langkah yang
diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Diagram use case memberikan
suatu gambaran besar mengenai fungsionalitas sistem.
Gambar 3.3 Contoh Use-Case Diagram
2.18.2 Activity Diagram
Menurut Pressman (2013) Activity Diagram membantu Use Case Diagram
dengan memberikan representasi grafis dari jalannya interaksi pada keadaan tertentu.
Activity Diagram menunjukkan aktivitas yang terlibat pada suatu proses atau proses
data. Mirip seperti flowchart, Activity Diagram menggunakan bentuk bentuk seperti
berikut :
34
Gambar 4.4 Contoh Activity Diagram
Tabel 2.1 Penjelasan Simbol dalam Activity Diagram
No.
Simbol
1.
Deskripsi
Rounded Rectangle sebagai bentuk untuk
Task
fungsi sistem yang spesifik.
2.
Arrows/Tanda
panah
berfungsi
untuk
menunjukkan aliran kerja pada sistem.
3.
Decision Diamonds sebagai bentuk kerja yang
memiliki cabang, bisa memiliki lebih dari 1
bentuk kerja selanjutnya.
4.
Horizontal Lines untuk menjelaskan aktivitas
paralel yang sedang terjadi.
5.
Start node berfungsi untuk menunjukkan awal
dari proses yang akan berjalan.
6.
End node berfungsi untuk menunjukkan akhir
35
dari suatu proses yang berjalan.
Download