naskah publikasi pengaruh jus buah pepaya terhadap perubahan

advertisement
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH JUS BUAH PEPAYA TERHADAP PERUBAHAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MEMPAWAH HILIR
ANGGA PRATAMA
NIM I1031131038
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
PENGARUH JUS BUAH PEPAYA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEMPAWAH HILIR
(THE EFFECT OF PAPAYA FRUIT JUICE ON BLOOD PRESSURE CHANGES
OF ELDERLY WHO SUFFERED HYPERTENSION IN THE WORK AREA OF
PUSKESMAS MEMPAWAH HILIR)
Angga Pratama*, Sukarni**, M. Nur Hidayah***
*Mahasiswa Program Studi Ners Universitas Tanjungpura
**Dosen Program Studi Ners Universitas Tanjungpura, ***RSUD Soedarso Pontianak
Email: [email protected]
ABSTRAK
Hipertensi adalah suatu masalah yang sering terjadi pada lanjut usia (usia >60 tahun). Angka
kejadian hipertensi di Kalimantan Barat sebanyak 35726 kasus, sedangkan di Kabupaten
Mempawah sebanyak 2712 kasus pada tahun 2016. Penanganan komprehensif pada hipertensi dapat
dilakukan dengan bahan alamiah. Penanganan dengan bahan alamiah dapat berupa pemberian jus
buah pepaya yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah pada lansia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh jus buah pepaya terhadap perubahan tekanan darah lansia yang
mengalami hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Mempawah Hilir. Penelitian kuantitatif
menggunakan pendekatan quasi eksperiment dengan rancangan non-equivalent pre-test and posttest control group design pada 36 lansia yang mengalami hipertensi dengan masing-masing 18 lansia
setiap kelompok. Data penelitian ini dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan MannWhitney. Hasil
tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok intervensi didapatkan masing-masing p value =
0,0001 dan p value =0,0001, sedangkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok kontrol
didapatkan masing-masing p value =0,180 dan p value =0,021. Hasil uji MannWithney tekanan
darah sistolik dan diastolik pada kedua kelompok didapatkan masing-masing p value =0,667 dan p
value=0,013. Ada pengaruh jus buah pepaya terhadap tekanan darah pada lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Mempawah Hilir, tetapi tidak terdapat perbedaan antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol.
Kata Kunci : Hipertensi, pepaya, lansia
ABSTRACT
Hypertension is a problem that often occurs in elderly (age> 60 years). The incidence of
hypertension in West Kalimantan as many as 35726 cases, while in Mempawah District as many as
2712 cases in 2016. Comprehensive treatment of hypertension can be done with natural materials.
Treatment with natural materials can be use a papaya fruit juice that is believed can lower blood
pressure in the elderly. The purpose is to figuring out the effect of papaya fruit juice on blood
pressure changes of elderly who suffered hypertension in the work area of puskesmas mempawah
hilir. Quantitative research uses quasi experiment approach with non-equivalent pre-test and posttest control group design with 36 elderly who suffered hypertension, which 18 elderly per each
group. The data of this study were analyzed using the Wilcoxon and MannWhitney tests. The results
of systolic and diastolic blood pressure in the intervention group were p value = 0.0001 and p value
= 0.0001, meanwhile the systolic and diastolic blood pressure in the control group were p value =
0,180 and p value = 0,021. MannWithney test results of systolic and diastolic blood pressure in both
groups were p value = 0.667 and p value = 0.013. There was effect of papaya fruit juice on blood
pressure changes in elderly in the Work Area of Puskesmas Mempawah, but there was no difference
between the intervention group and the control group.
Keywords: hypertension, papaya, elderly
1
PENDAHULUAN
Hipertensi
Dinas
Provinsi
keadaan
Kalimantan Barat pada tahun 2016
tekanan darah diatas normal dengan
sebanyak 35726 kasus. Penyakit
tekanan darah sistolik lebih dari
hipertensi ini merupakan penyakit
140mmHg
terbesar
diastolik
dan
adalah
Kesehatan
lebih
tekanan
dari
darah
90mmHg.
ketiga
di
Kalimantan Barat
[4]
Provinsi
. Kabupaten
hipertensi terbagi dalam dua tipe,
Mempawah merupakan kabupaten
yaitu hipertensi esensial atau primer,
dengan kejadian hipertensi sebanyak
dan hipertensi sekunder atau yang
2712 kasus dengan menduduki posisi
disebabkan oleh penyakit lainnya.
keempat.
Hipertensi
Kecamatan
merupakan
penyebab
Data
dari
Puskesmas
Mempawah
Hilir
utama dari penyakit stroke, penyakit
diketahui terdapat sebanyak 192
jantung dan gagal ginjal bahkan dapat
kasus hipertensi pada lansia [5].
menyebabkan kematian [1].
Lansia
merupakan
keadaan
Berdasarkan data World Health
seseorang dengan usia lebih dari 60
Organization (WHO) pada tahun
tahun dan mengalami proses penuaan.
2014,
yang
Proses penuaan merupakan kejadian
terjadi pada usia lebih dari 18 tahun
dimana menghilangnya kemampuan
24 % pada laki-laki, dan perempuan
jaringan
penderita
20,5 %
[2]
.
hipertensi
Jumlah orang yang
pada
tubuh
untuk
memperbaiki
diri
menderita hipertensi yang didapatkan
mempertahankan
fungsi
melalui pengukuran pada penduduk
sehingga terjadi penurunan daya
Indonesia tahun 2013, didapatkan
tahan
data sebesar 25,8%. Angka kejadian
Hipertensi merupakan penyakit yang
hipertensi pada lansia di Indonesia,
sering dialami oleh lansia [6].
yaitu pada usia 55-64 tahun sebanyak
Penatalaksanaan
tubuh
dan
tubuh
secara
perlahan.
hipertensi
45,9%, 65-74 tahun sebanyak 57,6 %
pada lansia dapat dilakukan dengan
dan pada usia lebih dari 75 tahun
terapi
sebanyak 63,8% [3].
nonfarmakologi,
Penderita
hipertensi
di
farmakologis
namun
dan
untuk
mencegah efek dari penggunaan obat-
Kalimantan Barat berdasarkan data
obatan
2
yang
berlebihan
seperti
mengalami
nyeri
kepala,
nyeri
jumlah responden sebanyak 32 orang
[11]
abdomen, pembengkakan pada sendi
.
tangan dan edema tungkai yang tejadi
Penelitian yang dilakukan oleh
karena penggunaan anti hipertensi
Farwati menunjukkan bahwa terjadi
golongan calcium channel blockers.
perubahan tekanan darah sistolik
Batuk yang persisten terjadi karena
tetapi tidak terjadi perubahan tekanan
penggunaan anti hipertensi golongan
darah diastolik di wilayah kerja
angiotensin
Puskesmas Ngampilan Yogyakarta
converting
enzyme
inhibitor. Lansia lebih disarankan
setelah
untuk
sebanyak 200 g/hari selama 7 hari
menggunakan
nonfarmakologi
terapi
seperti
berturut-turut
mengkonsumsi buah-buahan [7,8].
air,
buah
dengan
pepaya
jumlah
responden sebanyak 10 orang [12].
Buah secara umum banyak
mengandung
diberikan
Sebagian besar penelitian yang
karbohidrat,
telah dilakukan sebelumnya diketahui
vitamin, mineral (Ca, Mg, Zn, Fe, K).
bahwa
Pada
yang
kelompok usia tertentu sebagai target
yang
pemberian
penderita
diperlukan
hipertensi
adalah
nutrisi
tidak
adanya
terapi
penentuan
sehingga
pada
menggandung kalium dan membatasi
penelitian ini akan difokuskan pada
natrium. Cara meningkatkan kalium
kelompok lansia yang dimana kurang
penderita hipertensi adalah dengan
mengetahui
mengkonsumsi buah–buahan seperti
pepaya itu sendiri dan faktor-faktor
pepaya. Pepaya mengandung mineral,
yang menyebabkan ketidakpatuhan
dan kalium sebesar 257 mg/100 g dan
pengobatan hipertensi pada lansia
natrium hanya sebesar 3 mg/100 g
sehingga peneliti melakukan kajian
[9,10]
lebih lanjut tentang “Pengaruh Jus
.
Penelitian sebelumnya
pemanfaatan
buah
yang
Buah Pepaya Terhadap Perubahan
dilakukan Putrajaya menunjukkan
Tekanan Darah pada Lansia yang
bahwa pemberian jus pepaya dapat
Mengalami Hipertensi di Wilayah
menurunkan tekanan darah sistolik
Kerja Puskesmas Mempawah Hilir”.
dan tekanan darah diastolik pada
kelompok wanita usia 18-25 dengan
3
sampai 110 mmHg, berusia ≥55
METODE
Penelitian ini termasuk kedalam
tahun,
dan
mengkonsumsi
jenis penelitian kuantitatif dengan
antihipertensi
pendekatan
Sedangkan kriteria eksklusi dalam
dengan
quasy
rancangan
experimental
non-equivalent
secara
obat
penelitian
ini
pre-test and post-test control group
memiliki
gangguan
design.
seperti diare, gangguan ginjal, dan
Penelitian dilakukan selama 5
darah
pada
responden
pencernaan
yang mengkonsumsi obat herbal dan
hari berturut-turut dan kemudian
tekanan
adalah
teratur.
ramuan tradisional.
kelompok
Veriabel
independen
dalam
intervensi diukur sebelum diberikan
penelitian ini adalah terapi jus buah
terapi dan kemudian diukur kembali
pepaya veriabel dependen dalam
tekanan darahnyan setelah dilakukan
penelitian ini adalah tekanan darah
intervensi pada hari terakhir. Pada
lansia
kelompok kontrol juga dilakukan
Penelitian dilakukan di Wilayah
pemeriksaan tekanan darah namun
Kerja Puskesmas Mempawah Hilir.
tidak dilakukan intervensi.
Penelitian dilakukan setelah melalui
Populasi pada penelitian ini
adalah
lansia
di
wilayah
tahapan studi pendahuluan dimulai
kerja
dari tanggal 13 Juni sampai 23 Juni
Puskesmas Mempawah Hilir yang
berjumlah
192
Sampel
Alat dan bahan yang digunakan
didapatkan
dengan
menggunakan
pada penelitian ini adalah pulpen,
purposive sampling dengan jumlah
lembar observasi tekanan darah, dan
sampel
responden
jus buah pepaya yang akan diberikan
dengan masing-masing 18 responden
kepada responden. Alat ukur dalam
setiap kelompok yang sesuai dengan
penelitian
kriteria inklusi dan eksklusi.
spyghmomanometer
sebanyak
Kriteria
penelitian
orang.
2017.
ini
36
inklusi
adalah
dalam
stetoskop.
responden
dengan tekanan darah sistolik 140
sampai 180 mmHg dan diastolik 90
4
ini
menggunakan
raksa
dan
HASIL
Tabel 1 Karakteristik Responden
n
Intervensi
%
n
5
12
1
27,8
66,7
5,6
7
11
-
38,9
61,1
-
12
23
1
33,3
63,9
2,8
3
15
16,7
83,3
6
12
33,3
66,7
9
27
25
75
4
10
2
2
22,2
55,6
11,1
11,1
2
3
7
6
11,1
16,7
38,9
33,3
6
13
9
8
16,7
36,1
25
22,2
14
4
77,8
22,2
16
2
88,9
11,1
30
6
83,3
16,7
10
8
55,6
44,4
9
9
50
50
19
17
52,8
47,2
18
100
2
16
11,1
88,9
2
34
5,6
94,4
Variabel
Usia
45-59 Tahun
60-74 Tahun
75-90 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Lama menderita hipertensi
<1 Tahun
1-3 Tahun
3-5 Tahun
>5 Tahun
Riwayat hipertensi pada keluarga
Ya
Tidak
Kebiasaan konsumsi kopi
Ya
Tidak
Kebiasaan merokok
Ya
Tidak
Kontrol
%
n
Total
%
Tabel 2 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah diberikan Intervensi
Intervensi
Median (Min-Max)
160 (140-180)
90 (90-110)
140 (120-170)
80 (80-100)
Variabel
Sistolik
Diastolik
Sistolik
Diastolik
Sebelum
Sesudah
Kontrol
Median (Min-Max)
145 (140-180)
90 (90-110)
140 (120-180)
90 (80-100)
Tabel 3 Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
Kelompok
Intervensi
Kontrol
Tekanan Darah
Sistolik
Diastolik
Sistolik
Diastolik
n
18
18
Sebelum
Median (MinMax)
160 (140-180)
90 (90-110)
145 (140-180)
90 (90-110)
Sesudah
Median (MinMax)
140 (120-170)
80 (80-100)
140 (120-180)
90 (80-100)
p
0,0001
0,0001
0.180
0,021
Tabel 4 Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum dan Sesudah Intervensi
Pada Kedua Kelompok
Variabel
Sistolik
Diastolik
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
N
18
18
18
18
Intervensi
Median (Min-Max)
160 (140-180)
140 (120-170)
90 (90-110)
80 (80-100)
5
Kontrol
Median (Min-Max)
145 (140-180)
140 (120-180)
90 (90-110)
90 (80-100)
p
0,208
0,296
0,667
0,013
Berdasarkan
dapat
Berdasarkan hasil analisis pada
usia
tabel 2 dapat dilihat nilai tekanan
responden kelompok intervensi dan
darah responden sebelum intervensi
kelompok kontrol terbanyak adalah
pada kelompok intervensi didapatkan
pada rentang 60-74 tahun. Jumlah
bahwa nilai median tekanan darah
responden terbanyak pada kelompok
sistolik adalah 160 mmHg dengan
intervensi dan kelompok kontrol
nilai
adalah berjenis kelamin perempuan.
tertinggi 180 mmHg, sedangkan pada
disimpulkan
tabel
bahwa
Jumlah
1
jumlah
responden
pada
terendah
kelompok
140
kontrol
mmHg
nilai
dan
median
kelompok intervensi dengan lama
tekanan darah sistolik 145 mmHg
menderita hipertensi yang terbanyak
dengan nilai terendah 140 mmHg dan
yaitu
tahun,
nilai tertinggi 180 mmHg. Tekanan
sedangkan responden pada kelompok
diastolik sebelum intervensi pada
kontrol
kelompok intervensi dan kelompok
pada
rentang
dengan
lama
1-3
menderita
hipertensi yang terbanyak yaitu pada
kontrol
rentang 3-5 tahun. Jumlah responden
median 90 mmHg dengan nilai
kelompok intervensi dan kelompok
terendah 90 mmHg dan tertinggi 110
kontrol terbanyak adalah responden
mmHg.
yang memiliki riwayat hipertensi
bahwa
nilai
Nilai tekanan darah responden
pada keluarga.
Responden
didapatkan
sesudah intervensi pada kelompok
kelompok
intervensi didapatkan bahwa nilai
intervensi dan kelompok kontrol
median tekanan darah sistolik adalah
terbanyak adalah yang memiliki
140 mmHg dengan nilai terendah 120
kebiasaan
kopi.
mmHg dan tertinggi 170 mmHg,
Responden pada kelompok intervensi
sedangkan pada kelompok kontrol
tidak
dan
nilai median tekanan darah sistolik
responden pada kelompok kontrol
140 mmHg dengan nilai terendah 120
yang memiliki kebiasaan merokok
mmHg dan nilai tertinggi 180 mmHg.
sebanyak 2 orang.
Tekanan diastolik sebelum intervensi
ada
mengkonsumsi
yang
merokok
pada kelompok intervensi didapatkan
6
nilai median 80 mmHg dengan nilai
tekanan darah diastolik sebelum dan
terendah 80 mmHg dan tertinggi 100
sesudah mengalami penurunan.
mmHg dan pada kelompok kontrol
Berdasarkan hasil uji statistik
didapatkan bahwa nilai median 90
pada tabel 4 didapatkan bahwa
mmHg dengan nilai terendah 80
tekanan
mmHg dan tertinggi 100 mmHg.
dilakukan intervensi didapatkan p
darah
sistolik
setelah
Berdasarkan pada uji statistik
value =0,296 yang artinya tidak ada
pada tabel 3, tekanan darah sistolik
perbedaan yang signifikan antara
pada kelompok intervensi didapatkan
tekanan darah sistolik pada kelompok
p value = 0,0001 sehingga dapat
intervensi dan kelompok kontrol.
disimpulkan
terdapat
penurunan
Hasil uji pada tabel 4 pada
tekanan darah sistolik pada kelompok
tekanan
intervensi
setelah
diberikan intervensi didapatkan p
diberikan jus buah pepaya. Pada
value 0,013 yang artinya terdapat
kelompok kontrol didapatkan p value
perbedaan antara kelompok intervensi
= 0,180, sehingga dapat disimpulkan
dan kelompok kontrol sehingga dapat
pada kelompok kontrol tekanan darah
disimpulkan
sistolik sebelum dan sesudah tidak
perbedaan yang signifikan antara
mengalami perubahan.
kelompok intervensi dan kelompok
sebelum
dan
Berdasarkan pada tabel 3, hasil
darah
diastolik
bahwa
sesudah
tidak
ada
kontrol.
uji tekanan darah diastolik pada
PEMBAHASAN
kelompok intervensi didapatkan p
Usia
value = 0,0001, sehingga dapat
disimpulkan
tekanan
terdapat
darah
Hasil penelitian yang dilakukan
penurunan
diastolik
peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas
pada
Mempawah
kelompok intervensi sebelum dan
tahun sebanyak 23 orang. Hal ini
Pada kelompok kontrol didapatkan p
=
0,021,
sehingga
didapatkan
responden dengan rentang usia 60-74
setelah diberikan jus buah pepaya.
value
Hilir
disebabkan karena pada masa lansia,
dapat
seseorang
disimpulkan pada kelompok kontrol
akan
lebih
cenderung
mengalami hipertensi. Banyak faktor
7
yang
menyebabkan
terjadinya
Penelitian ini didukung oleh
hipertensi pada lansia, seperti pola
penelitian
Febriyani
yang
hidup yang kurang baik yang dapat
menyatakan
hormon
menyebabkan hipertensi.
merupakan antioksidan kuat sebagai
estrogen
Pada masa lansia akan terjadi
penghambat Reactive Oxygen Species
penurunan elastisitas dinding aorta,
(ROS) dan peningkatan nitrit oksida.
katub jantung menebal dan menjadi
Berkurangnya
kaku, kemampuan jantung untuk
perempuan
memompa darah semakin menurun
peningkatan indeks massa tubuh atau
dan
terjadinya
obesitas
sehingga
kontraksi dan volumenya. Kehilangan
perempuan
lebih
cenderung
elastisitas pembuluh darah terjadi
mengalami hipertensi [14].
karena
Lama Menderita Hipertensi
menyebabkan
pembuluh
menurunnya
kurangnya
darah
oksigenasi
efektifitas
perifer
sehingga
untuk
estrogen
pada
menyebabkan
Hasil
penelitian
ini
bisa
menunjukkan bahwa responden yang
menyebabkan terjadinya hipertensi
menderita hipertensi berada pada
[13]
rentang 1 sampai 3 tahun. Hipertensi
.
Jenis Kelamin
yang
Hasil penelitian ini didapatkan
bahwa
responden
merupakan
berjenis
dialami
responden
masih
terbilang belum cukup lama, semakin
terbanyak
lama seseorang mengalami hipertensi
kelamin
maka
akan
beresiko
terjadinya
perempuan. Jenis kelamin merupakan
komplikasi dan memperlambat proses
faktor resiko yang tidak bisa dirubah,
penyembuhan
perempuan
penyakit
lebih
cenderung
penyakit.
hipertensi
Lama
juga
dapat
menderita hipertensi pada saat masa
menyebabkan menurunnya kemauan
tua dibandingkan laki-laki, hal ini
untuk berobat dikarenakan sudah
disebabkan pada proses penuaan
merasa jenuh.
perempuan mengalami menopause
Pasien
dengan
hipertensi
sehingga terjadi perubahan hormonal
selama satu hingga lima tahun
didalam tubuh.
cenderung
mematuhi
proses
pengobatan dikarenakan adanya rasa
8
ingin tahu yang besar dan keinginan
peningkatan tekanan arteri. Gen yang
untuk sembuh, sedangkan pasien
berperan dalam metabolisme hormon
dengan
hipertensi
steroid
hingga
sepuluh
selama
akan
menyebabkan
tingkat
meningkatnya aldosteron sehingga
kepatuhan mengkonsumsi obat yang
menyebabkan retensi natrium di
lebih buruk karena merasa jenuh
ginjal meningkat dan menyebabkan
dengan pengobatan [15].
peningkatan curah jantung [16].
Riwayat Hipertensi pada Keluarga
Kebiasaan Konsumsi Kopi
Hasil
penelitian
menunjukkan
terbanyak
tahun
enam
bahwa
yaitu
ini
Hasil penelitian menunjukkan
responden
bahwa lebih banyak responden yang
responden
yang
mengkonsumsi
kopi.
Hal
ini
memiliki riwayat hipertensi pada
menunjukkan kurangnya informasi
keluarga. Riwayat penyakit pada
terkait kandungan kopi dan sulitnya
keluarga
genetik
untuk menghilangkan kebiasaan yang
merupakan penyebab hipertensi yang
telah terbentuk lama. Mengkonsumsi
tidak bisa dirubah. Seseorang dengan
kopi termasuk gaya hidup yang
riwayat hipertensi cenderung akan
merupakan salah satu faktor resiko
menurunkan penyakit hipertensi pada
hipertensi
keluarganya.
semakin
Gen
ataupun
dapat
faktor
yang
dapat
sering
diubah,
seseorang
mempengaruhi
mengkonsumsi kopi makan akan
tekanan darah. Gen yang berperan
semakin berisiko untuk menderita
dalam hemoestatis natrium di ginjal
hipertensi.
dan mempengaruhi pompa natrium
Rijal menyatakan bahwa kopi
dan kalium pada tubulus ginjal
mengandung
sehingga
reabsorsi
menyebabkan
hipertensi.
Kopi
natrium pada ginjal sehingga volume
menyebabkan
aktivitas
saraf
plasma
sel
parasimpatis akan menghambat aliran
meningkat sehingga menyebabkan
vena balik, kemudian menstimulasi
peningkatan aliran darah balik vena
peregangan reseptor di dalam paru
ke jantung dan terjadilah peningkatan
sehingga terjadi peningkatan impuls
curah jantung yang menyebabkan
menuju
meningkatkan
dan
cairan
ekstra
9
kafein
pusat
yang
dapat
pengaturan
kardiovaskuler
sehingga
Badung yang menyatakan bahwa
menyebabkan terjadinya peningkatan
jumlah
denyut jantung [17].
hipertensi lebih banyak yang tidak
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian
56,4%
Wulandari,
subjek
yang
mengalami
merokok dibandingkan dengan yang
sebanyak
yang
lansia
merokok.
Hasil
penelitian
yang
terbiasa
didapatkan adalah tidak terdapat
mengkonsumsi kopi. Rata-rata subjek
hubungan antara merokok dengan
mengkonsumsi dipagi hari sebagai
kejadian hipertensi pada lansia [19].
pendamping sarapan dan pada saat
Pengaruh
sore hari dengan jumlah minimal 1
terhadap Tekanan Darah
cangkir per hari dan maksimal 2
Jus
Buah
Pepaya
Hasil penelitian menunjukkan
cangkir per hari [18].
bahwa terdapat perubahan tekanan
Kebiasaan Merokok
darah sistolik dan diastolik pada
Hasil penelitian menunjukkan
kelompok
intervensi
setelah
bahwa responden banyak yang tidak
dilakukannya intervensi pemberian
merokok.
Hal
disebabkan
juas buah pepaya. Jus buah pepaya
banyaknya
responden
perempuan
merupakan satu diantara pengobatan
yang
dimana
ini
perempuan
lebih
yang berupa bahan alamiah atau
cenderung
tidak
merokok
herbal
dibandingkan
dengan
laki-laki.
mengontrol dan menurunkan tekanan
Responden mengetahui dampak dari
darah pada lansia yang menderita
bahaya
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
merokok
dapat
merusak
tubuh, merokok merupakan gaya
hidup
yang
bisa
yang
dapat
membantu
Mempawah Hilir.
mempengaruhi
Penelitian
yang
dilakukan
terjadinya hipertensi. Semakin sering
Farwati mengenai penggunaan buah
seseorang
akan
pepaya terhadap tekanan darah, hasil
meningkat resiko untuk terjadinya
penelitian ini menyatakan bahwa
hipertensi.
buah
merokok
maka
Penelitian ini didukung oleh
Arifin
di
wilayah
Puskesmas
Petang
kerja
pepaya
dapat
menurunkan
tekanan darah sistolik, namun tidak
UPT
berpengaruh pada tekanan darah
Kabupaten
diastolik.
10
Hal
ini
disebabkan
kandungan
kalium
yang
tinggi
usia,
pada
masa
lansia
terjadi
fungsi
organ
seperti
dibandingkan natrium. Idealnya rasio
penurunan
kalium
penebalan katub jantung dan otot
terhadap
natrium
dalam
makanan adalah 5:1, sedangkan pada
jantung
pepaya 92:1. Tingginya rasio kalium
terjadinya penurunan kontraksi yang
terhadap natrium sangat bermanfaat
dapat menyebabkan jantung bekerja
untuk mencegah hipertensi [12].
lebih
Penelitian
menjadi
ekstra
kaku
dan
sehingga
menyebabkan
Nugroho
tekanan darah sistolik meningkat.
menyatakan bahwa jus pepaya dapat
Tekanan darah diastolik yang dimana
menyebabkan
terjadi
darah
pada
primer.
penurunan
penderita
Kandungan
tekanan
hipertensi
dalam
ketika
jantung
sedang
relaksasi. Tekanan diastolik lebih
buah
cenderung
menurun,
hal
ini
pepaya yang berpengaruh dalam
disebabkan pada jus pepaya memiliki
penurunan tekanan darah adalah
kandungan yang memiliki fungsi
kalium,
kalium,
untuk membentuk nitrit oksida yang
magnesium dan flavonoid. Enzim
berperan sebagai vasodilator atau
papain diketahui dapat memproduksi
pelebaran pembuluh darah.
enzim
papain,
Endothelial Nitric Oxide, dimana
Penelitian
ini
menunjukkan
merupakan regulator utama tekanan
bahwa antara kelompok intervensi
darah
dan kelompok kontrol tidak terdapat
melalui
efek
vasodilatasi
potensial [20].
hubungan. Hal ini disebabkan oleh
Hasil penelitian menunjukkan
penelitian
yang
terlalu
peneliti
singkat,
bahwa tidak terjadi perubahan pada
ketidakmampuan
tekanan darah sistolik pada kelompok
mengontrol
kontrol, tetapi terjadi perubahan pada
responden, beban kerja dan gaya
tekanan darah diastolik. beberapa
hidup yang tidak sehat.
asupan
untuk
makanan
responden yang tidak mengalami
perubahan tekanan darah sistolik
KESIMPULAN
yang dimana tekanan darah sistolik
Berdasarkan hasil penelitian
terjadi ketika jantung berkontraksi.
dan pembahasan mengenai pengaruh
Hal ini dapat disebabkan oleh faktor
jus buah pepaya terhadap perubahan
11
tekanan darah lansia yang mengalami
perbedaan
hipertensi
signifikan antara kelompok intervensi
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas Mempawah Hilir, maka
dapat
disimpulkan
tekanan
darah
yang
dan kelompok kontrol.
bahwa
karakteristik responden
terbanyak
SARAN
berada pada rentang usia 60-74 tahun,
Hasil
penelitian
dijadikan
terbanyak
perempuan.
literature dalam perkuliahan berbasis
Responden dengan lama menderita
bukti ilmiah/evidence based. Terapi
hipertensi terbanyak berada pada
dengan cara mengkonsumsi jus buah
rentang 1 sampai 3 tahun, responden
pepaya untuk menurunkan tekanan
terbanyak adalah responden yang
darah ini dapat dijadikan tambahan
memiliki riwayat hipertensi pada
informasi
keluarga.
bagi
informasi
dapat
responden dengan jenis kelamin
adalah
bahan
ini
perawat
atau
dalam
Responden
terbanyak
memberikan terapi non farmakologi
responden
yang
dan dijadikan sebagai acuan dalam
mengkonsumsi kopi dan responden
memberikan intervensi khususnya
terbanyak adalah tidak memiliki
pada keperawatan komunitas dan
kebiasan merokok.
penyuluhan
adalah
Berdasarkan
hasil
analisis
buah
dengan menggunakan uji Wilcoxon
pepaya
tentang
pemanfaatan
terhadap
penderita
hipertensi.
diketahui bahwa terdapat pengaruh
jus buah pepaya terhadap tekanan
DAFTAR PUSTAKA
darah sistolik dan diastolik pada
1.
kelompok intervensi, sedangkan tidak
terjadi perubahan
tekanan darah
2.
sistolik dan terjadi perubahan tekanan
darah
diastolik
pada
kelompok
3.
analisis
4.
kontrol.
Berdasarkan
hasil
dengan menggunakan uji MannWhitney diketahui tidak terdapat
12
Kowalak, J.P, Welsh William,
Brenna Mayer. Buku Ajar
Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2011
World Health Organitation.
World Health Statistics 2015.
Geneva: WHO Press. 2015
Riskesdas. Badan Penelitian Dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementerian Kesehatan. 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten
Mempawah. Laporan Tahun
2016 Penyakit Tidak Menular
(PTM). 2017
5.
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Kalimantan Barat. Surveilans
Terpadu
Penyakit
Berbasis
Kabupaten. 2016
6. Yulinda Melda, Fajria Lili.
Perbedaan Pengaruh Terapi
Napas Dalam dan Terapi
Relaksasi Otot Progresif terhadap
Penurunan
Tekanan
Darah
Lansia Hipertensi di Posyandu
Lansia Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Padang
Tahun 2012. Ners Jurnal
Keperawatan. Volume 9, No1
Maret 2013: 88-94.
7. Supraptia
Budi,
Nilamsari
Wenny P, Hapsari Pharmasinta
P, Muzayana Husna dan Firdausi
Hadiq. Permasalahan Terkait
Obat Antihipertensi pada Pasien
Usia Lanjut di Poli Geriatri
RSUD Dr.Soetomo, Surabaya.
Jurnal Farmasi dan Ilmu
Kefarmasian Indonesia. Vol.1
No.2 Desember 2014
8. Handayani, Dwi S, Rusli Roland
dan Ibrahim Arsyik. Analisis
Karakteristik Dan Kejadian Drug
Related Problems Pada Pasien
Hipertensi
Di
Puskesmas
Temindung Samarinda. Jurnal
Sains dan Kesehatan. Vol 1. No 2
Tahun 2015
9. Zaragoza
Fransisco
T.
Classification
of
Fruits
Proximate and Mineral Content:
Principal Component, Cluster,
Meta‑Analyses. NEREIS. 7, 3950, ISSN: 1888-8550 2015
10. Aravind G, Debjit Bhowmik,
Duraivel, dan Harish. G.
Traditional and Medicinal Uses
of Carica papaya. Journal of
Medicinal Plants Studies. Vol. 1
No. 1 2013
11. Putrajaya
Lidya
Lustoyo.
Pengaruh Buah Pepaya (Carica
Papaya L.) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Normal. Skripsi
Publikasi. Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha
Tahun 2012
12. Farwati Asmi, dan Ruhyana.
Pemberian
Buah
Pepaya
Terhadap
Tekanan
Darah
Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ngampilan
Yogyakarta. Skripsi Publikasi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
‘Aisyiyah Tahun 2012
13. Erliana Mita. Pengaruh SKJ
Lansia Terhadap Tekanan Darah
dan Denyut Jantung Istirahat
Penderita Hipertensi Ringan pada
Lanjut Usia. Jurnal Multilateral.
Volume 12, No. 1, 86-99 Tahun
2013
14. Febriyani, Sundari Luh Putu
Ratna. Hubungan Indeks Massa
Tubuh
dengan
Kejadian
Hipertensi pada Perempuan
Postmenopause di Kecamatan
Denpasar
Barat.
E-Jurnal
Medika, Volume 5 Nomor 12,
Desember 2016
15. Evadewi Putu KR, Sukmayanti
Luh
MK.
Kepatuhana
Mengonsumsi
Obat
Pasien
Hipertensi di Denpasar Ditinjau
dari Kepribadian Tipe A dan Tipe
B. Jurnal Psikologi Udayana.
Vol. 1, No. 1, hal 32-42, 2013
16. Kalangi Jane A, Umboh Adrian,
Pateda V. Hubungan Faktor
Genetik dengan Tekanan Darah
pada Remaja. Jurnal e-Clinic
(eCl), Volume 3, Nomor 1,
Januari-April 2015
17. Rijal Fuad Khoiru, Suprihatin.
Peningkatan Tekanan Darah
Setelah Minum Kopi dan
13
Merokok. Jurnal STIKES, Vol 7,
No, 1 Juli 2014
18. Wulandari Ruth Ayu, Siti M.
Gaya Hidup, Konsumsi Pangan,
dan
Hubungannya
Dengan
Tekanan Darah Pada Lansia
Anggota Posbindu. J. Gizi
Pangan, Volume 10, Nomor 2,
Juli 2015
19. Arifin, M.H.B.M, Weta I Wayan,
dan Ratnawati Ni Luh K.A.
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Kelompok
Lanjut Usia Di Wilayah Kerja
Upt Puskesmas Petang I
Kabupaten Badung Tahun 2016.
E-Jurnal Medika. Vol. 5 No.7,
Juli, 2016.
20. Nugroho, Sri H.P. Pengaruh Jus
Pepaya Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertnsi Primer Di Desa
Sukoanyar Kecamatan Turi
Kabupaten Lamongan 2014.
SURYA.
Vol.03,
No.XIX,
September 2014
14
Download