Pengaruh Lifestyle Terhadap Sistem Kardiovaskuler Di Indonesia, hipertensi didapatkan pada 90 per 1000 anggota rumah tangga. Prevalensi tekanan darah tinggi meningkat seiring dengan peningkatan usia. Lebih dari setengah penduduk berusia antara 50 sampai dengan 70 tahun dan tiga perempat penduduk berusia 60 tahun atau lebih menderita tekanan darah tinggi. Sebuah studi meta analisis menunjukkan bahwa sekitar seperempat dari populasi dunia, atau sekitar satu triliun penduduk menderita hipertensi pada tahun 2010. Proporsi ini akan meningkat sebanyak 29% atau menjadi 1.56 triliun penduduk pada tahun 2025. Tekanan darah sistolik lebih dari 140mmHg pada individu berusia lebih dari 50 tahun merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskular yang penting. Selain itu, mulai tekanan darah 115/75 mmHg, setiap kenaikan darah sistolik sebanyak 20 mmHg atau tekanan darah diastolik sebanyak 10 mmHG meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular dua kali. Sebaliknya diperkirakan penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 5 mmHg di populasi akan menurunkan angka mortalitas akibat stroke 14%, akibat penyakit jantung kardiovaskular 9%, dan mortalitas secara keseluruhan 7%. Studi observasional dan acak lainnya menunjukkan bahwa reduksi tekanan darah sistolik sebesar 2 mmHg menghasilkan penurunan prevalensi hipertensi sekitar 17%, reduksi resiko penyakit jantung koroner 6% dan reduksi stroke serta transient ischemic attacks 15%. Terapi antihipertensi berkaitan dengan reduksi insiden stroke (berkisar 35%-40%), infark jantung (berkisar 20%-25%) dan gagal jantung (melebihi 50%). Pada pasien dengan hipertensi derajat satu yang mempunyai resiko penyakit jantung koroner, reduksi tekanan darah 12 mmHg selama 10 tahun akan mencegah 1 kematian dari 11 penderita yang diobati. Jika di Indonesia hipertensi didapat pada 90 per 1000 anggota rumah tangga, dengan terapi yang adekuat sekitar 7-8 kematian dapat dicegah per 1000 anggota rumah tangga. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung. Dengan menurunkan tekanan darah tinggi, angka morbiditas dan mortalitas dapat diturunkan. Mengurangi resiko tekanan darah tinggi dianjurkan dengan modifikasi gaya hidup seperti penurunan berat badan, penerapan diet kombinasi, aktivitas fisik yang teratur dan pembatasan asupan alkohol, sebagai langkah pertama penanganan tekanan darah tinggi. Masing-masing mempunyai efek penurunan tekanan darah yang berperan dalam pencegahan komplikasi efek penurunan tekanan darah yang lebih nyata.Selain itu, berhenti merokok juga dianjurkan untuk mengurangi resiko kardiovaskuler secara keseluruhan. 1/2 Pengaruh Lifestyle Terhadap Sistem Kardiovaskuler dr. Gatot Soeryo Koesoemo, PFK, MM 2/2