bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
1|
Dokumen “International Convergence of Capital Measurement and Capital Standards:
A Revised Framework” atau yang lebih dikenal dengan Kerangka Basel II yang
diterbitkan oleh BCBS (Basel Committee on Banking Supervision) pada Juni 2004 serta
edisi revisi pada Juni 2006, berisikan 3 (tiga) Pilar yang saling melengkapi dalam
rangka perhitungan modal sesuai dengan profil risiko bank serta memberikan insentif
terhadap bank-bank yang mempunyai manajemen risiko yang lebih baik. Adapun tiga
Pilar tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pilar 1 – Persyaratan Modal Minimum (Minimum Capital Requirements) yaitu
persyaratan modal minimum yang harus dipenuhi oleh bank dengan
memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional
b. Pilar 2 – Proses Review Pengawas (Supervisory Review Process) yaitu proses
review yang dilakukan oleh pengawas untuk memastikan bahwa modal bank dan
proses perhitungan modal yang digunakan sudah memadai untuk menggambarkan
profil risiko bank secara utuh; dan
c. Pilar 3 – Disiplin Pasar (Market Discipline) yaitu terkait dengan disiplin pasar
melalui transparansi dan pengungkapan (disclosure) yang memungkinkan para
pelaku pasar untuk melakukan penilaian terhadap profil risiko dan kecukupan
modal bank
Pilar 3 bertujuan untuk menciptakan transparansi kondisi keuangan bank sebagai salah
satu aspek penting dalam rangka memperkuat perbankan. Sebagaimana diketahui
bahwa ketiga pilar dalam Basel II saling mempengaruhi satu sama lain, dan Pilar 3
merupakan pendukung terhadap pemenuhan persyaratan modal minimum dan
pelaksanaan proses review dalam rangka pengawasan (supervisory review process).
Peningkatan disiplin pasar dilakukan dengan merumuskan persyaratan dan kriteria
transparansi dalam rangka meminimalisasi kesenjangan informasi untuk dapat
memberikan penilaian yang wajar dan obyektif terhadap bank-bank. Secara prinsip,
pengungkapan informasi oleh bank harus konsisten dengan pendekatan yang digunakan
dalam Pilar 1 dan Pilar 2 untuk mengukur berbagai risiko yang dihadapi dan
dampaknya terhadap kebutuhan modal bank. Kerangka pengungkapan harus konsisten
dan mudah dipahami serta dapat diperbandingkan agar pihak-pihak yang
berkepentingan dapat mengevaluasi informasi penting dari bank.
Bagi bank, pengungkapan informasi merupakan sarana efektif untuk menginformasikan
kepada pasar mengenai eksposur risiko yang ada pada bank. Pengungkapan Pilar 3 akan
menjadi sarana untuk menunjukkan keunggulan dalam mengelola risiko, hal ini dapat
berdampak positif terhadap hasil kinerja bank, sehingga dapat meningkatkan daya
kompetisi bank dalam industri.
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
5.
6.
7.
8.
2|
Bagi pengguna informasi, pengungkapan Pilar 3 akan memberikan akses yang sama
untuk menilai dan mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan bank serta risiko yang
dihadapi. Sehingga pengguna informasi dapat melakukan perbandingan antar bank
untuk menilai bank yang berkinerja baik dan yang kinerjanya kurang baik. Evaluasi
tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan oleh pengguna informasi.
Bagi pengawas, pengungkapan Pilar 3 akan menjadi sumber informasi yang bermanfaat
dalam melakukan tugas-tugas pengawasan.
Disadari bahwa pemenuhan terhadap tujuan penerapan Pilar 3 secara komprehensif
akan memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu penerapan yang memadai
memerlukan komitmen yang kuat dari dewan komisaris dan direksi bank. Untuk
memfasilitasi rencana implementasi Pilar 3, Bank Indonesia menerbitkan Consultative
Paper (CP) ini guna memberikan arah dan gambaran rencana penerapan dan
selanjutnya untuk memperoleh tanggapan dari seluruh stakeholders.
CP ini memuat berbagai kriteria dan persyaratan pengungkapan (Disclosure Pilar 3)
yang wajib dipenuhi bank dalam mempublikasikan hal-hal yang berkaitan dengan
kerangka Basel 2 khususnya mengenai permodalan, profil risiko dan proses manajemen
risiko. Tanggapan publik atas CP ini akan menjadi masukan bagi Bank Indonesia untuk
melakukan penyesuaian atas ketentuan mengenai Transparansi Kondisi Keuangan Bank
yang berlaku saat ini.
CP Pengungkapan Pilar 3 ini merupakan fase kedua dari fase pertama berdasarkan
Kerangka Basel II yang diterbitkan tahun 2004. Substansi CP Pengungkapan Pilar 3 ini
akan terus disesuaikan dengan perkembangan penerapan Basel 2. Adapun sistematika
penulisan CP ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, Bab II Ketentuan
Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bab III Persyaratan Umum, dan Bab IV
Persyaratan Khusus serta Lampiran.
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
BAB II
KETENTUAN TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK
9.
10.
11.
12.
13.
14.
3|
Dalam rangka menciptakan disiplin pasar dari peserta pasar, bank didorong untuk
meningkatkan transparansi kondisi keuangan dan kinerja bank melalui publikasi
laporan kepada masyarakat. Peraturan mengenai transparansi kondisi keuangan bank
telah diterbitkan oleh Bank Indonesia sejak tahun 2001 yaitu dengan diterbitkannya
Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang
Transparansi Kondisi Keuangan Bank serta ketentuan turunannya yaitu: SE Bank
Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan Keuangan
Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum Serta Laporan tertentu Yang
Disampaikan Kepada Bank Indonesia; SE Bank Indonesia No. 3/31/DPNP tanggal 14
Desember 2001 tentang Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan tertentu
Yang Disampaikan Kepada Bank Indonesia; SE Bank Indonesia No.3/32/DPNP tanggal
14 Desember 2001 tentang Hubungan Antar Bank, Akuntan Publik dan Bank
Indonesia.
Bagi Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), harus pula memenuhi
ketentuan transparansi kondisi keuangan yang dikeluarkan oleh otoritas pasar modal
(BAPEPAM) dan ketentuan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia.
Dari sisi standar akuntansi, Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah mengeluarkan
standar pengungkapan yaitu: PSAK 50 (2006), Instrumen Keuangan : Penyajian dan
Pengungkapan, yang merupakan adopsi dari International Accounting Standar (IAS) 32
serta Exposure Draft (ED) PSAK 60 (Revisi 2009), Instrumen Keuangan :
Pengungkapan, yang merupakan adopsi dari International Financial Reporting
Standars (IFRS) 7.
Meskipun dalam beberapa hal ada persamaan persyaratan pengungkapan yang
diwajibkan oleh regulasi otoritas lain dan standar akuntansi misalnya persyaratan
pengungkapan risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas, bank diharapkan
menyadari perbedaan pengungkapan berdasarkan kedua standar tersebut. Bank wajib
untuk melakukan pengungkapan sebagaimana yang diatur dalam standar akuntansi
maupun kerangka Basel II.
Pengungkapan Pilar 3 dan standar akuntansi yang memungkinkan untuk disinergikan
hanyalah pengungkapan kualitatif seperti kebijakan dan prosedur manajemen risiko,
proses pengendalian intern, dll. Sinergi pengungkapan kuantitatif akan cukup sulit
dilakukan mengingat perbedaan dasar pengukuran dan pengakuan berdasarkan kedua
standar tersebut.
Menyadari terdapatnya perbedaan pengungkapan yang dipersyaratkan oleh standar
akuntansi dan Basel II yang tidak dapat disinergikan terutama pengungkapan
kuantitatif, maka Bank Indonesia berpendapat pengaturan pengungkapan Pilar 3 perlu
diatur tersendiri dan dipisahkan baik format maupun media pelaporan dari
pengungkapan yang disyaratkan oleh standar akuntansi.
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
BAB III
PERSYARATAN UMUM
A. Kewenangan Pengawas
15. Pengawas memiliki wewenang untuk meminta bank mengungkapkan tambahan
informasi dan/atau informasi diluar ketentuan dan peraturan yang berlaku.
B. Kebijakan dan Prosedur
16. Bank harus mendefinisikan dengan jelas kebijakan dan prosedur pengungkapan Pilar 3
secara tertulis, disetujui oleh dewan direksi dan sekurang-kurangnya mencakup:
a. Pendekatan yang digunakan untuk menentukan hal-hal yang diungkapkan dalam
pengungkapan Pilar 3 termasuk di dalamnya definisi relevan, kewajaran, signifikansi
dan materialitas yang dijadikan acuan untuk melakukan pengungkapan;
b. Pengendalian internal dalam proses penyusunan pengungkapan, termasuk proses
verifikasi/evaluasi terhadap akurasi informasi yang dipublikasikan; dan
c. Frekuensi publikasi laporan.
C. Media Pengungkapan
17. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif melalui media publikasi baik cetak nasional, laporan tahunan, maupun media
elektronik atau website eksternal bank
18. Media publikasi lain, selain yang disebutkan pada paragraf 17, mengacu pada ketentuan
transparansi kondisi keuangan Bank.
19. Pengungkapan informasi sedapat mungkin disajikan dalam satu lokasi yang sama, jika
tidak terdapat dalam satu lokasi, maka bank harus memberikan informasi mengenai
dimana informasi tersebut dapat diperoleh/diakses oleh pengguna.
20. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 secara triwulanan, pada website
eskternal bank dan media cetak nasional yang berperedaran luas, serta harus
menyampaikan compact disc (CD) yang berisi pengungkapan Pilar 3 secara triwulanan
kepada Bank Indonesia.
21. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 secara semesteran pada website
eksternal bank, media cetak nasional yang berperedaran luas, serta harus
menyampaikan kepada Bank Indonesia pengungkapan Pilar 3 secara semesteran dalam
media CD.
22. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 secara tahunan pada website
eksternal bank, laporan tahunan dan harus menyampaikan CD yang berisi
pengungkapan Pilar 3 kepada Bank Indonesia.
23. Untuk meningkatkan transparansi kepada publik, bank wajib memiliki website
eksternal.
4|
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
24.
25.
26.
Dalam mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 melalui website dan media cetak, bank
perlu memperhatikan berbagai aspek untuk menjamin tidak terjadi misleading terhadap
informasi penting yang akan mempengaruhi pemahaman publik terhadap kondisi bank.
Apabila laporan keuangan yang dipublikasikan disusun oleh perusahaan induk di luar
negeri, maka laporan keuangan yang terkait dengan operasional bank di Indonesia
harus mencantumkan alamat website yang memuat laporan keuangan perusahaan induk
secara konsolidasi.
Bank wajib menginformasikan referensi tempat data keuangan dan informasi lain
dicantumkan apabila terdapat pengungkapan yang lebih detail sebagaimana yang
disyaratkan oleh Pengungkapan Pilar 3.
D. Ruang Lingkup Penerapan
27. Pengungkapan Pilar 3 wajib diimplementasikan oleh seluruh bank yang melakukan
kegiatan usaha secara konvensional yaitu Bank Umum dan Kantor Cabang Bank Asing.
Cakupan ini dimaksudkan agar pelaku pasar memiliki akses informasi yang setara
terhadap seluruh bank di Indonesia.
28. Pengungkapan Pilar 3 diterapkan pada level konsolidasi. Kerangka konsolidasi yang
dimaksud pada ketentuan ini mengacu pada definisi kerangka konsolidasi sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia. Bagi bank yang tidak menerapkan kerangka
konsolidasi wajib untuk mengaplikasikan Pengungkapan Pilar 3 secara individu.
E. Perbedaan Material antara Prinsip Akuntansi dengan Prinsip Pilar 3
29. Kerangka pengungkapan Pilar 3 ditegaskan tidak bertentangan dengan standar
akuntansi. Jika terdapat persyaratan dalam ketentuan Pilar 3 yang secara substansi
menyerupai dengan yang dipersyaratkan dalam standar akuntansi ataupun terdapat
pengungkapan yang disyaratkan bagi entitas yang telah mencatatkan sahamnya di bursa
berdasarkan ketentuan otoritas pasar modal, maka bank dapat menggunakan
pengungkapan tersebut untuk pemenuhan persyaratan Pengungkapan Pilar 3. Dalam hal
ini, Bank harus menjelaskan perbedaan material antara Pengungkapan Pilar 3 dengan
pengungkapan lainnya.
F. Validasi dan Verifikasi
30. Bank Indonesia tidak mensyaratkan Pengungkapan Pilar 3 wajib diaudit oleh auditor
eksternal namun apabila Bank Indonesia menilai bahwa informasi yang diungkapkan
oleh Bank tidak akurat, tidak lengkap dan misleading, Bank Indonesia dapat meminta
bank untuk melakukan audit independen dari eksternal audit terhadap Pengungkapan
Pilar 3 atas beban bank.
31. Bank harus melakukan review secara internal terhadap data dan informasi yang
tercantum di dalam Pengungkapan Pilar 3. Yang dimaksud dengan review adalah
proses validasi dan verifikasi yang dilakukan oleh pegawai/unit kerja bank yang
kompeten dan independen.
5|
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
32.
33.
34.
Validasi dan verifikasi bertujuan untuk memastikan konsistensi informasi yang
diungkapkan dengan publikasi lain yang dihasilkan oleh bank, misalnya kewajiban
pengungkapan berdasarkan standar akuntansi atau kewajiban pengungkapan
berdasarkan standar lainnya. Validasi dan verifikasi juga dimaksudkan untuk
memastikan bahwa ketidakkonsistenan informasi adalah dikarenakan perbedaan dasar
pengukuran atau penyajian sebagaimana yang diatur dalam standar-standar tersebut.
Manajemen bank bertanggungjawab terhadap keakuratan dan kelengkapan
Pengungkapan Pilar 3 serta menjamin bahwa informasi yang disajikan tersebut tidak
menyesatkan.
Untuk memastikan akuntabilitas Pengungkapan Pilar 3 yang dibuat oleh Bank,
pengesahan terhadap pengungkapan pilar 3 harus dilakukan oleh pihak manajemen
senior (Chief Executive Officer) Bank.
G. Konsistensi
35. Pengungkapan Pilar 3 harus konsisten dengan bagaimana senior manajemen dan dewan
direksi mengelola risiko bank. Pengungkapan Pilar 3 juga harus konsisten dengan
informasi lain yang diterbitkan atau disampaikan kepada Bank Indonesia maupun yang
disampaikan kepada otoritas lain dan telah direview oleh auditor eksternal.
H. Materialitas
36. Bank harus menentukan informasi-informasi yang bersifat material dalam rangka
pengungkapan Pilar 3. Oleh karena itu, Bank wajib memiliki pedoman tentang
kebijakan untuk mempublikasikan informasi yang dipandang material (materiality
concept).
37. Suatu Informasi dikatakan material apabila terdapat ketiadaan atau kesalahan
pencatatan informasi tersebut, dapat mengubah atau mempengaruhi penilaian atau
keputusan yang diambil oleh pengguna informasi tersebut. Namun demikian, definisi
mengenai informasi yang bersifat material yang digunakan dalam pengungkapan Pilar 3
mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.
I. Informasi Eksklusif (Proprietary) dan Rahasia (Confidential)
38. Dalam rangka menjaga keseimbangan antara pentingnya pengungkapan yang
bermanfaat/berarti dengan perlindungan terhadap informasi yang eksklusif dan rahasia,
bank dapat untuk tidak mengungkapkan informasi yang dipandang rahasia dan
eksklusif. Namun demikian, bank tetap wajib untuk mengungkapkan informasi terkait
secara umum disertai dengan fakta dan alasan mengapa informasi tersebut tidak dapat
diungkapkan.
39. Informasi eksklusif adalah informasi yang apabila diketahui oleh pesaing akan
mengakibatkan penurunan nilai pada investasi bank dan dapat melemahkan daya saing
bank. Contoh informasi yang bersifat eksklusif adalah informasi tentang suatu produk
atau sistem yang apabila diketahui oleh kompetitor akan menyebabkan investasi bank
pada produk/sistem tersebut menjadi kurang berharga dan melemahkan daya saing.
6|
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
40.
41.
Informasi yang bersifat rahasia adalah sesuai dengan definisi sebagaimana dijelaskan di
dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah pada
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.
Bank harus mendapat persetujuan dari pengawas mengenai informasi-informasi yang
dipandang rahasia dan eksklusif untuk dapat dikecualikan dari informasi yang
diungkapkan kepada publik.
J. Cakupan Pengungkapan
42. Bank wajib mempublikasikan Pengungkapan Pilar 3, sekurang-kurangnya meliputi :
a. Permodalan, yang mencakup struktur permodalan dan kecukupan modal sesuai
dengan ketentuan persyaratan modal minimum
b. Proses manajemen risiko dan penilaian profil risiko, yang meliputi :
1) Risiko Kredit, termasuk mitigasi risiko kredit, transaksi rekening
administratif dan tagihan counterparty credit risk serta transaksi sekuritisasi
2) Risiko Pasar
3) Risiko Operasional
4) Risiko Ekuitas
5) Risiko Suku Bunga Pada Banking Book (IRRBB)
c. Pengungkapan lain yang akan diatur oleh Bank Indonesia.
43. Cakupan informasi harus diterapkan oleh bank, baik yang menggunakan pendekatan
sederhana maupun yang menggunakan pendekatan yang lebih kompleks. Cakupan
informasi transparansi yang lebih luas dan detail diberlakukan bagi bank yang
menggunakan pendekatan yang lebih kompleks agar pihak-pihak yang berkepentingan
dapat mengukur akurasi dan efektivitas dari pendekatan yang digunakan.
44. Persyaratan pengungkapan Pilar 3 ini akan menjadi bagian dari ketentuan mengenai
Transparansi Kondisi Keuangan Bank, oleh karena itu persyaratan pengungkapan lain
yang diatur oleh ketentuan Bank Indonesia selain yang diatur dalam persyaratan ini
tetap wajib untuk dipenuhi oleh bank.
45. Dengan diberlakukan persyaratan pengungkapan Pilar 3 ini maka sistematika isi
laporan tahunan bank sekurang-kurangnya menjadi sebagai berikut :
a. Informasi Umum
b. Management Discussion & Analysis
c. Pengungkapan Pilar 3
d. Laporan Keuangan
46. Selain persyaratan pengungkapan yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia, bank
juga wajib untuk memenuhi persyaratan pengungkapan yang tercantum di dalam
standar akuntansi dan ketentuan Bapepam-LK khususnya informasi yang dimuat dalam
Laporan Tahunan.
7|
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
K. Perbandingan Informasi
47. Untuk tujuan perbandingan, bank wajib menyajikan perbandingan pengungkapan
kuantitatif dengan laporan periode sebelumnya serta menjelaskan hal-hal yang berbeda
secara material dan atau signifikan.
48. Bank wajib memberikan penjelasan bila terdapat perbedaan informasi yang disebabkan
perbedaan dasar konsolidasi untuk kepentingan akuntansi dan regulasi.
49. Pengecualian untuk tidak membandingkan pengungkapan Pilar 3 apabila :
a. Pengungkapan Pilar 3 adalah untuk yang pertama kali dilakukan.
b. Bank mengadopsi model yang berbeda (tergantung pada persetujuan yang diberikan
oleh Bank Indonesia) untuk menghitung besarnya modal untuk mengcover risiko
kredit, risiko pasar, risiko operasional dari laporan periode sebelumnya.
L. Kepatuhan
50. Bank wajib memenuhi seluruh persyaratan pengungkapan Pilar 3 serta permintaan
pengungkapan lain yang diminta oleh pengawas.
51. Kepatuhan bank untuk melakukan pengungkapan berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia akan menjadi salah satu objek dalam melakukan pemeriksaan oleh pengawas.
M. Sanksi
52. Bank harus mempublikasikan pengungkapan Pilar 3 sesuai dengan ketentuan tentang
Transparansi Kondisi Keuangan Bank yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
53. Dalam hal isi pengungkapan Pilar 3 secara material tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya maka bank dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam ketentuan yang
berlaku.
N. Frekuensi Pengungkapan
54. Bank harus mengungkapkan semua informasi sebagaimana dipersyaratkan dalam CP
ini setiap tahun dan semesteran, kecuali persyaratan pengungkapan pada paragraf 58
dan 59 dan semua pengungkapan kualitatif yang hanya dipublikasikan setiap tahun
apabila tidak ada perubahan yang material signifikan pada periode interim.
55. Untuk publikasi triwulan hanya mengungkapkan informasi kuantitatif tentang
permodalan sebagaimana tercantum pada tabel 2 dan tabel 3. Ilustrasi pengungkapan
informasi kuantitatif permodalan ini dapat dilihat pada lampiran 1. Pengungkapan ini
nantinya akan menjadi bagian dari laporan publikasi triwulan sebagaimana tercantum
pada ketentuan yang berlaku.
8|
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
BAB IV
PERSYARATAN KHUSUS
A. Ruang Lingkup Penerapan
56. Persyaratan pengungkapan dalam CP ini harus diterapkan secara individual atau secara
konsolidasi untuk bank-bank yang memiliki dan atau melakukan pengendalian terhadap
Perusahaan Anak.
Tabel 1
Ruang Lingkup Penerapan
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
Item
1
2
3
Pengungkapan Kuantitatif
9|
4
Persyaratan Pengungkapan
Nama entitas tertinggi dalam grup usaha yang
mengaplikasikan Kerangka Basel II
Penjelasan secara garis besar mengenai perbedaan
konsolidasi untuk tujuan akuntasi dan regulasi
(penerapan Basel II) temasuk deskripsi singkat
mengenai entitas dalam grup usaha yang i)
dikonsolidasikan secara penuh; ii) dikonsolidasikan
secara pro-rata; iii) diperlakukan sebagai pengurang dari
modal; iv) merupakan sumber kelebihan/surplus modal
yang diakui; dan v) tidak dikonsolidasikan dan tidak
diperlakukan sebagai pengurang modal (misal ketika
investasi dikenakan bobot risiko).
Setiap pembatasan atau larangan/hambatan utama
lainnya dalam hal perpindahan/transfer dana atau
modal berdasarkan ketentuan (regulatory capital) dalam
grup usaha.
Total kekurangan modal dari seluruh perusahaan anak
yang tidak diperhitungkan/ tidak termasuk dalam
konsolidasi, yang dikurangkan/dikeluarkan dari
perhitungan modal serta nama dari perusahaan anak
tersebut.
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
B. Permodalan
57. Bank harus mengungkapkan data dan informasi mengenai permodalan. Bagi bank yang
memiliki dan/atau melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak, kewajiban
pengungkapan berlaku bagi Bank secara individual dan Bank secara konsolidasi dengan
Perusahaan Anak.
Tabel 2
Kecukupan Modal
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
Item
1
2
3
4
5
Pengungkapan Kuantitatif
10 |
6
Persyaratan Pengungkapan
Deskripsi singkat mengenai perbedaan perhitungan
kecukupan modal berdasarkan ketentuan dan
perhitungan kecukupan modal dengan menggunakan
internal capital adequacy assessment process (ICAAP)
yang dibangun oleh bank. *)
Deskripsi singkat mengenai pendekatan yang digunakan
bank dalam menilai kecukupan modal untuk
mendukung aktivitasnya sekarang dan yang akan datang
(ICAAP) yang meliputi, namun tidak terbatas pada :
i) pengawasan dari direksi dan manajemen bank;
ii) penilaian yang komprehensif dalam
mengidentifikai dan mengukur inherent risk,
kebijakan dan upaya paripurna untuk menilai
seluruh risiko, termasuk pengendalian internal,
review dan audit; serta
iii) jumlah modal yang diperlukan untuk mengcover
seluruh risiko.
Ringkasan hasil review pengawas terhadap pendekatan
ICAAP yang digunakan oleh bank yang meliputi
kecukupan metode/pendekatan yang digunakan oleh
bank untuk mengukur kecukupan modal serta alasan
jika terdapat perbedaan hasil perhitungan yang
signifikan.
Informasi mengenai tindakan pengawasan yang
dilakukan antara lain perbaikan manajemen risiko dan
penetapan kebutuhan modal oleh individual bank
sepanjang tidak melanggar asas proprietary dan
confidential information.
Informasi dan latar belakang bank menyediakan modal
diatas batas minimum.
KPMM dan rasio modal inti :
 secara konsolidasi, sebelum dan setelah pembayaran
dividen,
 secara global (termasuk kantor cabang di negara
lain), sebelum dan setelah pembayaran dividen
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
7
8
9
 Masing-masing perusahaan anak sebelum dan setelah
pembayaran dividen
Ilustrasi pada lampiran 1
Jumlah ATMR dan jumlah modal untuk mengcover
risiko kredit dirinci sebagai berikut:
 Tagihan bruto berdasarkan kategori portfolio,
tagihan bersih setelah mitigasi risiko dan netting,
sesuai dengan ketentuan Risiko Kredit Pendekatan
Standar.
Ilustrasi pada lampiran 1
Jumlah ATMR dan jumlah modal untuk mengcover
risiko pasar dirinci sebagai berikut:
 Jumlah eksposur pada Trading Book dan ATMR
Risiko Pasar dari Metode Standar atau Metode
Internal, yang mana diantara dua metode tersebut
yang diterapkan bank.
Ilustrasi pada lampiran 1
Jumlah ATMR dan jumlah modal untuk mengcover
risiko operasional sesuai dengan salah satu pendekatan
yang digunakan oleh bank:
 Pendekatan Indikator Dasar
 Pendekatan Standar
Ilustrasi pada lampiran 1
*) Pengungkapan yang berkaitan dengan ICAAP mengacu pada ketentuan yang berlaku.
Tabel 3
Struktur Permodalan
11 |
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
Item
1
Pengungkapan Kuantitatif
2
Persyaratan Pengungkapan
Deskripsi singkat mengenai instrumen modal yang
diterbitkan oleh bank antara lain meliputi namun tidak
terbatas pada: karakteristik, jangka waktu instrumen,
data mengenai investor/kreditur, fitur opsi beli, fitur
step-up, tingkat imbal hasil, hasil peringkat (apabila
diterbitkan melalui pasar modal), dan lain-lain.
a. Jumlah Modal Inti dengan rincian sebagai berikut :
 Modal disetor
 Cadangan tambahan modal
 Modal inovatif
b. Komponen dan jumlah modal pelengkap
c. Pengurang modal bank
d. Jumlah modal bank
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
C. Manajemen Risiko
58. Untuk setiap jenis risiko (kredit, pasar, operasional, IRRBB, ekuitas), bank harus
menjelaskan tujuan dan kebijakan manajemen risiko yang meliputi :
a. Strategi dan proses
b. Struktur dan organisasi dari fungsi manajemen risiko yang relevan
c. Cakupan pelaporan risiko serta sistem pengukuran
d. Kebijakan untuk lindung nilai dan atau mitigasi risiko dan strategi dan proses untuk
pemantauan kelangsungan efektivitas dari lindung nilai/mitigasi
59. Bank harus mengungkapkan mengenai risk strategy yaitu strategi yang dijalankan
untuk memastikan kecukupan modal sesuai dengan bagaimana bank menyikapi risiko
yang diambil dan manajemen risiko. Hal ini dicerminkan oleh kebijakan bank
mengenai risiko, risk appetite, struktur risiko (saat ini dan masa datang) dan struktur
manajemen risiko bank.
D. Pengungkapan Risiko kredit
1) Persyaratan Pengungkapan Umum Risiko Kredit
Tabel 4
Pengungkapan Umum Risiko Kredit
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
12 |
Item
1
Persyaratan Pengungkapan
a. Definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan
yang mengalami penurunan nilai/ impairment (untuk
tujuan akuntansi)
b. Deskripsi dari pendekatan yang digunakan untuk
cadangan khusus dan umum. Bagi bank yang sudah
menggunakan pendekatan lebih maju diminta untuk
memberikan deskripsi mengenai metode yang
digunakan.
c. Kebijakan dan tujuan manajemen risiko kredit, yang
meliputi namun tidak terbatas pada :
1) Struktur organisasi fungsi manajemen risiko
2) Cakupan pelaporan risiko
3) Sistem pengukuran
4) Kebijakan mitigasi risiko, serta strategi dan
prosedur yang digunakan untuk memantau
keefektifan mitigasi, yang meliputi namun tidak
terbatas pada :
a) Instrumen yang digunakan, strategi dan
objective
b) Pencatatan akuntansi
c) Kebijakan atas valuasi agunan
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
Pengungkapan Kuantitatif
60.
61.
13 |
2
a. Total tagihan bruto yaitu sebelum memperhitungkan
instrumen mitigasi risiko kredit namun setelah
memperhitungkan cadangan kerugian penurunan
nilai yang dirinci berdasarkan:
1) Kategori portofolio
2) Lokasi geografis
3) Counterparty signifikan.
4) Industri
5) Sisa jangka waktu kontrak
b. Bank wajib mengungkapkan 25 terbesar debitur
berkolektibilitas macet, dengan mencantumkan nama
debitur dan atau group, jumlah fasilitas dan jumlah
baki debet.
c. Informasi berikut ini diungkapkan secara terperinci
berdasarkan geografis dan sektor ekonomi:
1) Tagihan yang mengalami penurunan nilai
(impaired loans) dan tagihan yang telah jatuh
tempo (past due loans)
2) Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai
(CKPN) baik yang dihitung secara individual
maupun kolektif.
3) Cadangan penyisihan umum (untuk masingmasing area)
4) Cadangan penyisihan khusus (untuk masingmasing area)
5) Jumlah tagihan yang dihapusbuku
d. Rekonsiliasi nilai CKPN yang dirinci secara terpisah
untuk individual dan kolektif yang meliputi :
1)
Saldo awal CKPN
2)
Jumlah hapus tagih
3)
Tambahan CKPN
4)
Kredit macet yang tertagih
5)
Penyesuaian lain-lain, misal perubahan nilai
tukar, akuisisi, penjualan anak perusahaan, dll
(termasuk perpindahan antar CKPN)
6)
Saldo akhir CKPN
e. Penghapusan biaya dan perbaikan/ pemulihan yang
telah dicatat secara langsung ke laporan laba rugi
harus diungkapkan secara terpisah
Jika posisi akhir periode merepresentasi posisi risiko bank selama periode tersebut,
maka eksposur rata-rata bruto tidak perlu untuk diungkapkan.
Jika jumlah rata-rata diungkapkan sesuai standar akuntansi atau persyaratan lain yang
menetapkan metode perhitungan untuk digunakan, maka metode tersebut harus (dapat)
digunakan. Jika tidak, eksposur rata-rata harus dihitung menggunakan interval
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
62.
63.
64.
65.
frekuensi yang paling sering dihasilkan dari sistem entitas untuk manajemen, peraturan
atau alasan lain, sepanjang rata-rata yang dihasilkan mewakili operasional bank. Dasar
yang digunakan untuk menghitung rata-rata harus dinyatakan apabila tidak dilakukan
secara harian.
Perincian berdasarkan tipe utama dari eksposur kredit, dapat merupakan perincian yang
diaplikasikan berdasarkan standar akuntasi, dan dapat berupa misalnya, i) pinjaman,
komitmen dan eksposur neraca non-derivatif off balance sheet lainnya, ii) efek utang,
iii) OTC derivatif.
Area/wilayah geografi dapat terdiri dari negara tertentu, kelompok negara atau daerah
dalam negara. Bank dapat memilih mendefinisikan wilayah geografis berdasarkan
portofolio bank yang dikelola dengan memperhatikan lokasi geografis. Kriteria yang
digunakan untuk mengalokasikan pinjaman berdasarkan wilayah geografis harus
ditentukan.
Bank dapat menggunakan pengelompokan maturitas/jatuh tempo yang sama dengan
yang digunakan pada akuntansi (berdasarkan standar akuntasi)
Bank didorong untuk menyajikan analisis pinjaman yang telah jatuh tempo.
2) Persyaratan Pengungkapan Khusus Risiko Kredit Metode Standar
Tabel 5
Pengungkapan Risiko Kredit Metode Standar
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
14 |
Item
1
Persyaratan Pengungkapan
a. Bagi bank yang menggunakan pendekatan standar
wajib mengungkapkan :
1) Nama lembaga pemeringkat yang digunakan
yaitu lembaga pemeringkat yang diakui oleh
Bank Indonesia dan bersifat solicited, serta alasan
bila terjadi penggantian sebelum waktu yang
diharuskan (berakhirnya jangka waktu);
2) Jenis/tipe eksposur yang menggunakan peringkat
dari masing-masing lembaga pemeringkat;
3) Deskripsi proses yang digunakan untuk
mentransfer peringkat yang diterbitkan oleh
lembaga pemeringkat ke aset (comparable assets)
dalam banking book;
4) Penyelarasan skala/peringkat dari masing-masing
lembaga pemeringkat yang digunakan dengan
risk buckets;
5) Penjelasan mengenai peringkat yang digunakan
yaitu peringkat domestik atau peringkat global,
peringkat instrumen atau peringkat debitur,
peringkat jangka pendek atau peringkat jangka
panjang.
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
Pengungkapan Kuantatif
2
a. Mengacu pada SE ATMR Risiko Kredit Dengan
Menggunakan Pendekatan Standar, bank wajib
mengungkapkan :
1) Pengungkapan berdasarkan bobot risiko
(termasuk eksposur yang dikurangkan) :
 Semua jumlah tagihan yang diperingkat dan
tidak diperingkat setelah mitigasi risiko
 Eksposur kredit berdasarkan
Pembiayaan/Investasi yang dikelompokkan
berdasarkan kriteria pengawas.
Ilustrasi pada lampiran 2
2)
Pengungkapan tagihan yang berperingkat dan
tidak berperingkat sesuai dengan peringkat yang
diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat.
Ilustrasi pada lampiran 3a, 3b dan 3c
3) Persyaratan Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit Metode Standar
Tabel 6 :
Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit (MRK)-Metode Standar
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
Pengungkapan
Kuantitatif
15 |
Item
1
2
Persyaratan Pengungkapan
Selain merujuk pada paragraf 58 dan 59 tentang
Pengungkapan Manajemen Risiko Kredit secara umum,
bank juga diminta untuk mengungkapkan mengenai ;
a. Kebijakan, prosedur serta indikasi penggunaan
netting pada on dan off balance sheet;
b. Kebijakan dan proses untuk penilaian dan
manajemen agunan;
c. Jenis dan deskripsi dari tipe utama agunan yang
diminta oleh bank;
d. Jenis utama garantor/credit derivative counterparty
serta kelayakannya/ reputasinya; dan
e. Informasi terkait konsentrasi risiko (kredit dan pasar)
pada mitigasi yang digunakan
Untuk setiap portofolio yang diungkapkan secara
terpisah berdasarkan pendekatan standar, bank wajib
mengungkapkan total tagihan masing-masing
portofolio/tagihan setelah aplikasi netting on dan off
balance sheet (apabila dapat diterapkan) dan hair cut
(apabila dapat diterapkan), yang dicover dengan:
1) Agunan keuangan yang memenuhi syarat dan
credit derivative; dan
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
2)
Agunan lain yang memenuhi syarat setelah
haircuts, yang diperbolehkan dalam perhitungan
kerangka perhitungan ATMR.
Ilustrasi pada lampiran 4
4) Persyaratan Pengungkapan Transaksi Rekening Administratif dan Risiko Kredit
Counterparty (Counterparty Credit Risk/CCR)
Tabel 7 :
Pengungkapan atas Transaksi Rekening Administratif
dan Risiko Kredit Counterparty.
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
Pengungkapan
Kuantitatif
Item
1
Persyaratan Pengungkapan
Terkait dengan persyaratan pengungkapan umum
sebagaimana tercantum pada paragraf 58 dan 59 di atas,
bank harus mengungkapkan :
 Limit kredit untuk eksposur kredit counterparty
untuk transaksi derivatif OTC, transaksi Repo dan
kontrak derivatif yang dibukukan pada trading dan
banking book;
 Kebijakan untuk pengamanan agunan dan penetapan
credit reserve.
 Penjelasan dampak terhadap jumlah agunan yang
harus disediakan oleh bank jika terjadi penurunan
peringkat kredit
2
Bank harus mengungkapkan informasi sebagai berikut :
 Nilai nominal, gross positif dari nilai wajar dari
kontrak, jumlah ekuivalen kredit, dan ATMR
kontrak derivatif dan
 Jumlah nominal, jumlah ekuivalen kredit dan ATMR
Rekening Administratif.
Ilustrasi pada lampiran 5
5) Persyaratan Pengungkapan Sekuritisasi
66. Bank yang melakukan transaksi sekuritisasi, harus melakukan pengungkapan kualitatif
dan kuantitatif sebagaimana tercantum pada tabel sebagai berikut :
16 |
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
Tabel 8 :
Sekuritisasi : Pengungkapan berdasarkan pendekatan standar
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
Item
1
2
3
17 |
Persyaratan Pengungkapan
Disamping pengungkapan kualitatif pada paragraf 58
dan 59, bank juga diminta untuk mengungkapkan :
 tujuan bank berkaitan dengan aktivitas sekuritisasi,
termasuk sejauh mana aktivitas ini mengalihkan
risiko kredit dari aset yang disekuritisasi kepada
entitas lain;
 terhadap risiko lain yang melekat pada aset yang
disekuritisasi (mis. risiko likuiditas)
 fungsi yang dijalankan bank dalam aktivitas
sekuritisasi aset dan penjelasan mengenai
keterlibatan bank dalam setiap fungsi; dan
 penjelasan mengenai proses untuk memantau
perubahan risiko kredit dan risiko pasar karena
aktivitas sekuritisasi (misalnya bagaimana perilaku
underlying asset berdampak terhadap eksposur
sekuritisasi); dan
 deskripsi mengenai kebijakan bank mengenai
mitigasi risiko kredit yang digunakan untuk
memitigasi risiko yang tidak dialihkan bank dalam
eksposur sekuritisasi.
Rincian dari :
 penerbit dalam aktivitas sekuritisasi aset, termasuk
apakah bank mempunyai eksposur di penerbit
tersebut baik pada neraca maupun item rekening
administratif.
 Pihak terafiliasi : (i) dimana bank bertindak sebagai
pengelola atau penasehat (ii) yang bertindak sebagai
investor baik pada eksposur sekuritisasi yang atau
dari penerbit yang menerbitkan EBA.
Ringkasan dari kebijakan akuntansi untuk aktivitas
sekuritisasi aset, termasuk :
 apakah transaksi diperlakukan sebagai penjualan atau
pembiayaan
 pengakuan keuntungan dari hasil penjualan
 metode dan asumsi utama untuk valuasi terhadap
kepemilikan yang ditahan (retained position) atau
posisi yang dibeli (purchased position), termasuk
perubahan metode dan asumsi utama yang signifikan
dibandingkan periode pelaporan terakhir serta
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
4
5
Pengungkapan Kuantitatif
(posisi trading dan banking
book)
6
7
8
9
10
18 |
dampak dari perubahan tersebut; dan
 bagaimana valuasi eksposur yang akan disekuritisasi
dan apakah pencatatan dilakukan pada banking book
atau trading book.
 kebijakan untuk mengakui kewajiban pada neraca
jika bank memberikan dukungan keuangan pada
aktivitas sekuritisasi aset.
Nama lembaga pemeringkat (ECAI) yang digunakan
untuk transaksi sekuritisasi dan jenis eksposur
sekuritisasi yang menggunakan jasa lembaga tersebut.
Penjelasan atas perubahan signifikan atas informasi
kuantitatif (misal; jumlah aset yang disekuritisasi,
perpindahan aset antara banking book dan trading book)
sejak periode sebelumnya.
Total eksposur yang disekuritisasi oleh bank dan dirinci
berdasarkan jenis eksposur dan dipisahkan berdasarkan
sekuritisasi yang dilakukan oleh pihak ketiga dimana
bank bertindak sebagai pendukung aktivitas sekuritisasi.
Untuk eksposur yang disekuritisasi oleh bank dan
mengacu pada kerangka sekuritisasi dan apakah ada
beban modal berdasarkan pilar 1:
 nilai aset bermasalah/telah jatuh tempo yang
disekuritisasi, dan;
 kerugian yang diakui oleh bank pd periode berjalan
dirinci berdasarkan jenis eksposur
Ringkasan aktivitas sekuritisasi pada tahun berjalan
termasuk jumlah eksposur yang disekuritisasi (jenis
eksposur) dan pengakuan keuntungan atau kerugian
penjualan berdasarkan jenis aset.
Jumlah agregat eksposur sekuritisasi dari item neraca
dan item rekening administratif yang tetap dimiliki atau
dibeli, dirinci berdasarkan ; jenis eksposur, bobot risiko
dan eksposur yang menjadi faktor pengurang modal.
Untuk sekuritisasi yang memiliki fitur pembelian
kembali, harus diungkapkan hal-hal berikut:
 total eksposur yang dibeli kembali berdasarkan
kepentingan penerbit dan investor
 total beban modal terhadap kepemilikan terhadap
pembalian kembali yang dilakukan bank untuk
fasilitas yang telah maupun belum ditarik; dan
 total beban modal yang disediakan untuk pembelian
kembali yang dilakukan investor baik untuk fasilitas
yang telah maupun belum ditarik; dan
dirinci berdasarkan jenis eksposur
Ilustrasi pada lampiran 6, 7 dan 8
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
E. Persyaratan Pengungkapan Risiko Pasar
67. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar,
bank yang memenuhi kriteria tertentu diwajibkan untuk menghitung beban modal risiko
pasar. Untuk perhitungan risiko pasar dalam KPMM, bank diperkenankan
menggunakan Pendekatan Standar maupun Model Internal.
68. Bank yang terkena eksposur risiko pasar harus melakukan pengungkapan sesuai dengan
pendekatan yang digunakan untuk perhitungan bobot risiko pasar. Pengungkapan dapat
bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
1) Pendekatan Standar
69. Baik untuk bank yang menggunakan pendekatan standar maupun model internal,
pengungkapan yang diperlukan meliputi:
Tabel 9
Pengungkapan Risiko Pasar Pendekatan Standar
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
Item
1
2
Pengungkapan kuantitatif
Persyaratan Pengungkapan
Persyaratan umum pengungkapan kualitatif (paragraf 58
dan 59) untuk risiko pasar termasuk portfolio yang
tercakup dalam metode standar.
Kebutuhan modal untuk mengcover :
 Risiko suku bunga
 Risiko nilai tukar
 Risiko ekuitas
 Risiko komoditi
Ilustrasi pada lampiran 1
2) Pendekatan Model Internal
70.
19 |
Untuk bank yang menggunakan pendekatan model internal dalam perhitungan bobot
risiko pasar, pengungkapan meliputi:
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
Tabel 10
Pengungkapan Risiko Pasar Pendekatan Model Internal
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan kualitatif
Item
1
2
3
Pengungkapan kuantitatif
1
Persyaratan Pengungkapan
Persyaratan umum pengungkapan kualitatif (paragraf 58
dan 59) untuk risiko pasar termasuk
 portfolio yang tercakup dalam model internal, dan
 metodologi model internal yang digunakan untuk
menghitung posisi trading
Portfolio yang dicover oleh model internal yang telah
disetujui oleh Bank Indonesia
Untuk setiap portofolio yang dicover oleh model
internal :
1) Karakteristik model yang digunakan;
2) Deskripsi stress testing yang digunakan terhadap
portofolio; dan
3) Deskripsi pendekatan yang digunakan untuk
becktesting/validasi
terhadap
akurasi
dan
konsistensi model internal dan proses permodelan.
Untuk trading portofolio yang dihitung dengan metode
internal:
a. VaR tertinggi, rata-rata dan terendah selama
periode pelaporan dan pada akhir periode; dan
b. Perbandingan antara perkiraan VaR dengan
laba/rugi aktual yang dialami bank, dengan analisis
penyimpangan (outliers) pada hasil backtesting.
Ilustrasi pada lampiran 1
F. Persyaratan Pengungkapan Risiko Operasional
71. Pengungkapan risiko operasional dibagi menjadi dua yaitu aspek kualitatif dan aspek
kuantitatif berdasarkan pendekatan yang digunakan oleh bank.
Tabel 11
Pengungkapan Risiko Operasional
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
20 |
Item
1
Persyaratan Pengungkapan
a. Ringkasan obyektif dan kebijakan manajemen risiko
operasional bank, sebagaimana yagn dipersyaratkan
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai
manajemen risiko serta ketentuan SE Ekstern
mengenai Risiko Operasional untuk masing-masing
pendekatan yang digunakan.
b. Struktur organisasi fungsi manajemen risiko
c. Cakupan pelaporan risiko
d. Sistem pengukuran
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
Pengungkapan Kuantitatif
2
e. Kebijakan mitigasi risiko, serta strategi dan prosedur
yang digunakan untuk memantau keefektifan
mitigasi :
1) Instrumen yang digunakan, strategi dan obyektif
2) Kebijakan atas valuasi agunan
3) Penggunaan asuransi (bagi bank yang
menggunakan pendekatan AMA)
Pendekatan yang digunakan oleh bank untuk mengukur
ATMR/beban modal risiko operasional
a. Jumlah modal yang dibutuhkan untuk mengcover
risiko operasional, sesuai dengan metode yang
digunakan.
Ilustrasi pada lampiran 1
G. Persyaratan Pengungkapan Risiko Ekuitas pada posisi Banking Book
72. Pengungkapan risiko ekuitas pada posisi banking book dibagi menjadi dua yaitu ; aspek
kualitatif dan aspek kuantitatif dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 12
Pengungkapan Risiko Ekuitas pada posisi Banking Book
Jenis Pengungkapan
Pengungkapan Kualitatif
Item
1
Pengungkapan Kuantitatif
2
3
21 |
Persyaratan Pengungkapan
Persyaratan pengungkapan kualitatif umum (paragraf 58
dan 59), termasuk pengungkapan mengenai:
1) Perbedaan antara ekuitas yang dimiliki untuk
mendapatkan capital gain dan yang dimiliki untuk
tujuan lain termasuk alasan strategis dan
pengembangannya
2) Pembahasan/penjelasan mengenai kebijakan
penting yang mencakup valuasi dan akuntansi
terhadap ekuitas yang dicatat pada banking book,
termasuk teknik akuntansi dan metodologi valuasi
yang digunakan, asumsi kunci dan praktek yang
mempengaruhi valuasi serta perubahan yang
signifikan pada praktek tersebut.
Nilai investasi yang dicatat dalam neraca dan nilai wajar
dari investasi tersebut. Untuk sekuritas yang nilainya
dikuotasi wajib pula mengungkapkan perbandingan nilai
saham yang dikuotasi (publicly quoted) jika nilai saham
berbeda secara signifikan dengan nilai wajar
Jenis dan sifat investasi, termasuk jumlah yang dapat
diklasifikasikan sbb :
a) Diperdagangkan secara umum
b) Dimiliki secara pribadi
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
4
5
6
Nilai kumulatif dari realisasi keuntungan/ kerugian
yang timbul dari penjualan dan likuidasi pada periode
pelaporan
Keuntungan atau kerugian
 Total keuntungan dan kerugian yang belum
direalisasikan yang diakui sebagai comprehensive
income.
Suatu analisis investasi ekuitas dengan
mengelompokkan ATMR dan ekuitas yang sama,
konsisten dengan praktek manajemen risiko.
H. Persyaratan Pengungkapan Risiko Suku Bunga Pada Banking Book (IRRBB)
73.
Pengungkapan risiko suku bunga pada banking book (IRRBB) dibagi menjadi dua yaitu
aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 13
Pengungkapan Risiko Suku Bunga pada banking Book (IRRBB)
Jenis Pengungkapan
Persyaratan Kualitatif
Persyaratan Kuantitatif
22 |
Item
1
2
Persyaratan Pengungkapan
Disamping memenuhi persyaratan pengungkapan
kualitatif umum pada paragraf 58 dan 59, bank juga
mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
 asumsi mengenai proses repricing untuk non
maturity deposit seperti giro dan tabungan
 metode pengukuran IRRBB yang digunakan
dan asumsi-asumsi yang mendasarinya
 frekuensi pengukuran dan pemantauan IRRBB
Peningkatan dan penurunan earning atau economic
value sebagai akibat skenario perubahan suku
bunga yang diterapkan di dalam stress test bank
untuk mengukur eksposur IRRBB, dirinci
berdasarkan mata uang.
Ilustrasi pada lampiran 9
Consultative Paper: Pengungkapan Pilar 3
Download