DEBRIDEMENT

advertisement
DEBRIDEMENT
dr. Nicko Perdana Hardiansyah
Definisi
• Usaha menghilangkan jaringan
nekrotik/nonvital dan jaringan yang
terkontaminasi
• Jaringan nekrotik
– menghalangi penyembuhan luka
– infeksi sistemik
– amputasi
– kematian
• Terjadi perbaikan sirkulasi  suplai
oksigen dan nutrisi ke situs luka
• Mempertahankan secara maksimal
struktur anatomi yang penting
– saraf
– pembuluh darah
– otot
– tendon
– tulang
Tujuan
• Ekstensi luka  identifikasi daerah
cedera
• Deteksi dan membuang benda asing 
terutama benda organik
• Deteksi dan membuang jaringan non
viabel
• Mengurangi kontaminasi bakteri
• Membuat luka yang dapat mentoleransi
kontaminasi bakteri  sembuh tanpa infeksi
JENIS DEBRIDEMENT
Chemical
• Bekerja secara proteolitik, fibrinolitik dan
kolagenase  tergantung dari target
jaringan yang akan dihancurkan
• Misalnya
– kolagenase (santyl) hasil fermentasi dari
Clostridium histolyticum  mencerna kolagen
dalam jaringan nekrotik
– Papain (Panafil, Accuzyme)  penghancur
protein tetapi tidak berbahaya bagi jaringan
normal
Mechanical
• Prinsip kerjanya adalah wet-to-dry dressing
• Luka ditutup dengan kassa yang telah
dibasahi normal saline, setelah kering
jaringan nekrotik akan melekat ke kassa
sehingga saat ganti verban, jaringan nekrotik
ikut terbuang
• Tindakan ini dilakukan berulang kali (2-6 kali
per hari)
• Prosedur ini membuat tidak nyaman bagi
penderita saat mengganti balutan, merusak
jaringan granulasi baru, merusak epitel yang
masih fragile
Biological
• Merupakan upaya debridement secara
biologis menggunakan larva
• Maggot Debridement Therapy (MDT)
– Larvae of Calliphoid flies of the species Phanecia
sericata (formerly known as Lucilia sericata)
• Prosedur ini dapat membersihkan jaringan
nekrotik dan infeksi tanpa rasa nyeri
sekaligus desinfeksi dan stimulasi
penyembuhan luka
Surgical Debridement
• Tindakan menggunakan skalpel, gunting,
kuret, atau instrumen lain disertai irigasi
untuk membuang jaringan nekrotik
• Tujuan  eksisi luka sampai jaringan
normal, lunak, dan tervaskularisasi
PRINSIP DAN TEKNIK
Tourniquet
• Mengurangi perdarahan
• Resiko  menambah iskemia jaringan pada
bagian yang telah cedera serta mempersulit
penilaian vitalitas jaringan
• Alternatif  mengembangkan tourniket
selama 10-20 menit  lepaskan  melihat
hasil pengisian pada kapiler (capiler flush)
untuk menilai viabilitas jaringan lunak
• Penggunaan tourniket dalam debridement 
sangat terbatas dan sebagian besar
tindakan dilakukan tanpa tourniket
Eksisi luka
• Eksisi dilakukan hingga mencapai tepian kulit
yang sehat
• Perlu diingat bahwa untuk membersihkan
kontaminasi diperlukan paparan (exposure)
yang adekuat
• Usaha membersihkan debris dengan mengorek
(poking) luka yang kecil dapat berbahaya.
• Perluasan luka asli harus dilakukan dengan penuh
perencanaan  menghidari adanya sayatan yang
tidak berguna yang akan mengganggu tatalaksana
selanjutnya
• Eksisi yang paling aman adalah mengikuti
garis untuk fasiotomi karena sayatan
ini menghindari arteri perforator yang
mungkin berguna untuk mengambil flap
kulit bila dibutuhkan
• Selain itu kadang diperlukan insisi
tambahan di luar perluasan dari luka yang
ada
Jaringan non vital
• Jaringan mati atau non vital merupakan
medium yang baik untuk pertumbuhan
bakteri oleh karena itu semua jaringan
yang meragukan sebaiknya dibuang
• Pendekatan bertahap dan sistematis
diperlukan terutama bila menghadapi luka
yang besar dan kompleks agar tidak
terjadi debridement yang tidak adekuat
• Jaringan nekrotik
–Kulit dan lemak subkutis  ekstensi
hingga ke jaringan sehat
–Fasia  indikasi eksisi: non viabel, rusak,
terkontaminasi
–Otot  hati-hati dalam eksisi, 10% massa
otot sisa dapat berfungsi baik apabila
terhubung dengan tendon
• Tendon
• Pertahankan  bukan tempat yang baik
untuk pertumbuhan bakteri
• Eksisi hanya bila terjadi kerusakan parah
• Cuci dengan cairan dengan jumlah banyak
• Tulang
• Vaskularisasi terbatas  sulit menilai vitalitas
• Usahakan pertahankan periosteum
 jaringan rentan mati
• Sendi
• Pastikan sendi bebas dari infeksi dan kotoran
• Dapat dilakukan insisi luas, alternatif 
atroskopi
• Tulang merupakan jaringan dengan
vaskularisasi yang terbatas sehingga
mempersulit penilaian vitalitasnya
• Fragmen-fragment tulang  komponen
yang sulit untuk dinilai.
• Umumnya fragmen kortikal berukuran
kecil yang tidak menempel pada jaringan
lunak dapat disingkirkan
• Bila fragment tulang masih menempel pada
jaringan lunak dan masih berdarah maka
segmen tersebut dapat dipertahankan
• Ujung fraktur pada tulang harus dikeluarkan
dari luka untuk dilakukan debridement and
irigasi
• Untuk menyingkirkan hematoma dan benda
asing debridement dapat dilakukan dengan
menggunakan kuret dan irigasi
• Secara umum, debridement pada komponen
tulang dapat dilakukan dengan konservatif
• Bila terjadi infeksi atau kemungkinan
terjadinya infeksi maka dilakukan
redibridement segera secara agresif 
menyingkirkan semua komponen tulang yang
tidak vital
• Lebih mudah untuk menangani
rekonstruksi akibat hilangnya segmen tulang
daripada melakukan tatalaksana pada
osteomielitis klinis.
• Pada patah tulang terbuka yang terinfeksi,
kesalahan yang umum dilakukan adalah
keterlambatan eksisi segmen tulang yang
tidak vital.
• Sama seperti pada tendon, maka tulang yang
tidak memiliki periosteum dan tidak tertutup
jaringan lunak akan mati
• Oleh karena itu, bila tulang tidak dapat
tertutup oleh jaringan lunak sangat penting
untuk mempertahankan periosteum.
• Pembuluh darah
– Pembuluh darah kecil
• Ligasi
• koagulasi
– Pembuluh darah besar
• biasanya telah diketahui sebelum operasi
• perencanan tentang tindakan operasi telah
diputuskan sebelumnya
– Penting untuk kelangsungan hidup jaringan
yang diperdarahi
Pencucian luka
• Irigasi tekanan tinggi
– Dasar: tekanan tinggi dapat menghambat
penempelan bakteri pada permukaan luka
secara mekanik
• Irigasi tekanan rendah
– Dasar: Efek samping tekanan tinggi terlalu
besar
– Kemungkinan rusaknya jaringan lunak lebih
rendah
Penutupan luka
• Luka kecil yang sedikit terkontaminasi
dapat langsung dijahit kembali dengan
syarat luka dapat ditutup primer
• Dapat diberikan antibiotik topikal
• Penggunaan alat bantu vacuum dressing
• Penutupan segera dari luka 
menurunkan insidens infeksi
• Modern dressing
TERIMA KASIH
Download