MODUL PERKULIAHAN Strategic Human Resource Management Pengembangan Karyawan Fakultas Program Studi Pasca Sarjana Magister Manajemen Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh Dr.Ir. Anik Herminingsih, M.Si Abstract Kompetensi Pengembangan SDM memastikan bahwa perusahaan akan memperoleh SDM dengan kompetensi dan karaktersitik sesuai dengan kebutuhan strategic perusahaan di masa yang akan datang. Mahasiswa mampu menguasai konsep dan pengembangan SDM , serta berbagai pendekatan dalam pengembangan karyawan. Pengertian Pengembangan Karyawan Untuk memenuhi tantangan karir pekerjaan dan organisasi pada abad 21, karyawan harus secara terus menerus meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kebiasaankebiasaan dalam pekerjaannya dan organisasi perusahaan berinvestasi dalam jumlah besar untuk mengembangkan sumberdaya manusia (Ilgen & Pulakos dalam Chen and Klimoski, 2007). Pengembangan merupakan bagian dari fungsi operasional manajemen sumberdaya manusia (MSDM). Pengembangan dilakukan terhadap karyawan baru maupun karyawan lama, dan harus dilaksanakan dengan perencanaan serta dilakukan secara berkesinambunan. Untuk itu perlu disusun program pengembangan karyawan. Program pengembangan karyawan hendaknya disusun dengan cermat dan didasarkan pada metode-metode ilmiah dan berpedoman pada pengetahuan ketrampilan yang dibutuhkan perusahaan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Pengembangan harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya menjadi baik dan mencapai hasil yang optimal bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Menurut Hasibuan (2005) pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Hubungan antara Pengembangan, Pelatihan dan Karir 1. Pengembangan dan Pelatihan Tabel 1. Perandingan antara Pelatihan dengan Pengembangan Karyawan Pelatihan Pengembangan Fokus Saat ini Masa mendatang Penggunaan pengalaman Rendah Tinggi Persiapan untuk pekerjaan Persiapan untuk berubah kerja Sasaran saat ini Keterlibatan Dibutuhkan Sumber : Noe et al. (2010:523) 2016 2 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sukarela 2. Pengembangan dan Karir Secara tradisional diuraikan sebagai urutan posisi yang dipegang pada pekerjaan. Ketika keahlian, pengalaman dan kinerja karyawan meningkat maka karyawan dapat bergerak dari posisinya ke posisi yang lebih tinggi. Karir pada saat ini dikenal sebagai karir yang senantiasa berubah, dimana perubahan tersebut berdasarkan arah diri dengan sasaran keberhasilan psikologis pada pekerjaan seseorang. Para karyawan mengambil tanggung jawab utama untuk mengelola karirnya. Misalnya, seorang karyawan dapat saja mengambil cuti panjang dari pekerjaannya pada saat ini untuk mengembangkan berbagai ketrampilan manajerialnya dan melakukan evaluasi dirinya, apakah lebih menyukai pekerjaan manajerial atau pekerjaan rekayasa. Perubahan kontrak psikologis antara karyawan dengan perusahaannya juga mempengaruhi perkembangan karir yang senantiasa berubah. Pada masa sekarang, kontrak psikologis jarang yang memberikan keamanan pekerjaan bagi karyawan meskipun karyawan melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Sebaliknya berbagai perusahaan dapat menawarkan peluang-peluang kepada para karyawan untuk mengikuti berbagai program pelatihan dan pengalaman kerja yang bermanfaat bagi peningkatan kelayakan kerja karyawan di masa yang akan dating. Berbagai Pendekatan Pengembangan Karyawan Disampaikan Noe et al.(2010), bahwa terdapat empat pendekatan pengembangan karyawan, yakni : 1) pendidikan formal, penilaian, berbagai pengalaman kerja, dan hubungan antar pribadi. 1. Pendidikan Formal Program pendidikan formal meliputi program di luar dan di dalam perusahaan yang dirancang khusus bagi para karyawanperusahaan, bias berupa kursus-kursus singkat yang ditawarkan oleh konsultan atau universitas. Banyak perusahaan mengandalkan program pelatihan berupa pengembangan kepemimpinan atau leadership program. 2. Penilaian Penilaian meliputi sebangai pengembangan karyawan merupakan pengumpulan informasi dan pemberian umpan balik kepada para karyawan tentang perilaku, gaya komunikasi, atau berbagai ketrampilan yang dimiliki karyawan. Umpan balik dapat diberikan oleh rekan kerja, para manajer, dan para pelanggan serta karyawan yang bersangkutan. Pemberian umpan balik dapat menjadi dasar bagi pengembangan karyawan tersebut, misalnya kemampuan apa yang perlu ditingkatkan. 2016 3 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Pendekatan Pengalaman Kerja Sebagian besar pengembangan karyawan dilakukan melalui pengalaman kerja, hubungan, masalah, tuntutan, tugas, atau ciri lain yang dihadapi karyawan pada pekerjaannya. Pengalaman kerja yang memiliki makna sebagai pengabangan karyawan adalah : a. Perluasan pekerjaan pada saat ini b. Perputaran atau rotasi pekerjaan c. Peralihan pekerjaan atau transfer d. Promosi e. Gerakan ke bawah. f. Penugasan sementara g. Proyek2, pekerjaan sukarela,cuti panjang dll. 4. Hubungan Antar Pribadi Hubungan-hubungan antar pribadi juga dapat mengembangkan berbagai ketrampilan dan meningkatkan penetahuan karyawan tentang perusahaan dan para pelanggannya dengan berinteraksi bersama anggota organisasi yang lebih berpengalaman. Hubungan-hubungan tersebut adalah : a) Mentoring (pembimbingan) dan b) Pembinaan (coaching). Manajemen Karir Pengertian Karir Menurut Gibson dkk. (1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju efektivitas karir yang merupakan batas dimana rangkaian dari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan seorang individu. Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001: 93) terdapat dua pendekatan untuk memahami makna karir, yaitu : pendekatan pertama memandang karir sebagai pemilikan (aproperty) dan/atau dari occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa karir sebagai jalur mobilitas di dalam organisasi yang tunggal seperti jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi sales representative, manajer produk, 2016 4 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id manajer marketing distrik, manajer marketing regional, dan wakil presiden divisional marketing dengan berbagai macam tugas dan fungsi pada setiap jabatan. Pendekatan kedua memandang karir sebagai suatu properti atau kualitas individual dan bukan occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa karir merupakan perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi pada setiap individu/pegawai. Berdasarkan kedua pendekatan tersebut definisi karir adalah sebagai pola pengalaman berdasarkan pekerjaan (work-related experiences) yang merentang sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan secara luas dapat dirinci ke dalam obyective events. Salah satu contoh untuk menjelaskannya melalui serangkaian posisi jabatan/pekerjaan, tugas atau kegiatan pekerjaan, dan keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan (workrelated decisions). Tidak hanya itu saja, juga mengenai interpretasi subyektif tentang peristiwa yang berkaitan dengan pekerjaan (workrelated events) baik pada masa lalu, kini dan mendatang seperti aspirasi pekerjaan, harapan, nilai, kebutuhan dan perasaan tentang pengalaman pekerjaan tertentu. Menurut Irianto (2001 : 94), pengertian karir meliputi elemen-elemen obyektif dan subyektif. Elemen obyektif berkenaan dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau posisi jabatan yang ditentukan organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk pada kemampuan seseorang dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan obyektif (misalnya dengan mengubah pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi persepsi subyektif tentang suatu situasi (misalnya dengan mengubah harapan). Simamora (2001 : 504) berpendapat bahwa kata karir dapat dipandang dari beberapa perspektif yang berbeda, antaralain dari perspektif yang obyektif dan subyektif. Dipandang dari perspektif yang subyektif, karir merupakan urut-urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama hidupnya, sedangkan dari perspektif yang obyektif, karir merupakan perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua. Kedua perspektif tersebut terfokus pada individu dan menganggap bahwa setiap individu memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasibnya sehingga individu tersebut dapat memanipulasi peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karirnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian karir adalah urutan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilainilai, dan aspirasi-aspirasi seseorang selama rentang hidupnya. Sedangkan menurut Soetjipto, dkk (2002 : 276) karir merupakan bagian dari perjalanan hidup seseorang, bahkan bagi sebagian orang merupakan suatu tujuan hidup. Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk sukses mencapai karir yang baik. Karir sebagai sarana untuk membentuk seseorang menemukan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan, 2016 5 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id merencanakan tujuan karir, secara kontinyu mengevaluasi, merevisi dan meningkatkan rancangannya. Untuk mancapai proses karir yang baik perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Karyawan bertanggungjawab terhadap karirnya sendiri. 2. Keahlian karyawan didasarkan pada usaha perjuangannya sendiri. 3. Perencanaan karir dibuat secara sadar dan sukarela tanpa ada tekanan. 4. Menggunakan continous improvement untuk menumbuhkan pribadinya. 5. Sukses dijabarkan dengan baik oleh diri karyawan sendiri. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa karir adalah merupakan suatu rangkaian perubahan nilai, sikap dan perilaku serta motivasi yang terjadi pada setiap individu selama rentang waktu kehidupannya untuk menemukan secara jelas keahlian, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karir, dan secara kontinyu mengevaluasi, merevisi dan meningkatkan rancangannya. Karir juga merupakan suatu proses kemitraan interaksi dalam tahapan dan kerja sama antara organisasi/perusahaan atau manajemen, atasan langsung dan individu itu sendiri. Pengembangan Karir Berbagai sikap karyawan dalam menghadapi dan pekerjaan berkaitan dengan karir mereka. Ada yang merasa puas dengan pekerjaan yang berbeda-beda, tetapi ada yang merasa puas dengan pekerjaan yang sama dari waktu ke waktu. Sebagaimana dikemukakan Dessler (2005) bahwa dahulu karir dipandang sebagai kemajuan linier ke atas dalam satu atau dua perusahaan atau sebagai pekerjaan yang stabil dalam sebuah profesi. Pada saat sekarang karir seseorang lebih banyak ditentukan oleh orang yang bersangkutan, bukan oleh perusahaan, dan proses perkembangan karir ditemukan oleh orang tersebut ketika menghadapi lingkungan yang berubah. Jadi ketika seseorang sales executive diberhentikan dari sebuah perusahaan, bisa saja kemudian dia menemukan kembali karirnya pada beberapa waktu kemudian sebagai seorang analis keuangan atau manajer keuangan di perusahaan yang lain. Fenomena tersebut memiliki beberapa implikasi. Salah satu hal adalah mengenai terjadinya perubahan kontrak psikologis antara pekerja dengan perusahaan tempat karyawan. Pada era sebelumnya, para karyawan bertukar kesetiaan demi keamanan pekerjaan tetapi pada era sekarang karyawan justru bertukar prestasi sebagaimana seolah sebuah pelatihan dan pembelajaran dan pengembangan bagi diri karyawan sehingga seorang karyawan memiliki eksistensi di pasar tenaga kerja. Dengan demikian suatu perusahaan tidak dapat merancang aktivitas SDM (seperti seleksi dan pelatihan) hanya untuk melayani kebutuhan perusahaan, namun juga harus bisa memenuhi kepentingan 2016 6 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id jangka panjang seorang karyawan, dimana seorang karyawan dapat mewujudkan potensi yang ada pada dirinya. Tabel 1 memberikan gambaran mengenai aktivitas SDM seperti pelatihan dan penilaian dapat memberikan fokus lebih pada perencanaan dan pengembangan karir. Tabel 1. Karir Tradisional vs Pengembangan Karir Aktivitas SDM Perencanaan Sumber Daya Manusia Pelatihan dan Pengembangan Penilaian Prestasi Fokus Tradisional Menganalisis pekerjaan, ketrampilan, tugas-tugas saat ini dan mendatang. Memproyeksikan kebutuhan Menggunakan data statistik Memberikan kesempatan untuk mempelajari ketrampilan, informasi, dan perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan. Memberikan peringkat dan atau penghargaan. Perekrutan dan Penempatan Mencocokkan kebutuhan organisasi dengan orang yang memenuhi syarat. Kompensasi dan Tunjangan Memberikan penghargaan untuk waktu, produktivitas, bakat, dan seterusnya. Fokus Pengembangan Karir Menambahkan informasi kepada data mengenai minat orang, pilihan dan sejenisnya. Memberikan informasi jalur karir. Menambahkan orientasi pertumbuhan perorangan. Menambahkan rencana pengembangan dan penetapan sasaran perorangan. Mencocokkan orang dan pekerjaan berdasarkan pada sejumlah variabel minat karir karyawan. Menambahkan aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan untuk diberikan penghargaan seperti posisi kepemimpinan. Sumber : Dessler 2005 (40). Manfaat Pengembangan Karir Menurut Greer (2001) karir diuraikan sebagai urutan posisi yang dipegang pada pekerjaan. Karir juga diuraikan dalam konteks gerakan pada organisasi, yang pada akhirnya karir diuraikan sebagai karakteristik karyawan. Setiap karir karyawan terdiri atas berbagai pekerjaan, posisi dan pengalaman yang berbeda-beda. 1. Karir yang senantiasa berubah (protean career) Karir berdasarkan arah diri dengan sasaran keberhasilan psikologis pekerjaan seseorang. Para karyawan mengambil tanggung jawab utama untuk mengelola karirnya. Contohnya, insinyur dapat memutuskan untuk mengambil cuti dari posisinya dalam manajemen pada United Way Agency selama setahun. Tugas tersebut bertujuan mengembangkan berbagai keterampilan manajerialnya dan membantu mengevaluasi dirinya, yaitu apakah ia lebih menyukai pekerjaan manajerial daripada pekerjaan rekayasa. 2016 7 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Kontrak psikologis (Psychological Contract) Perubahan kontrak psikologis antara para karyawan dengan perusahaannya telah mempengaruhi perkembangan karir yang senantiasa berubah. Kontrak psikologis merupakan berbagai harapan bahwa para pengusaha dan karyawan memiliki rasa saling memiliki. Kini, kontrak psikologis jarang menyediakan keamanan pekerjaan bagi para karyawan meskipun melakukannya dengan baik. Sebaliknya, berbagai perusahaan dapat menawarkan peluang-peluang kepada para karyawan untuk mengikuti program pelatihan dan terlibat pada pengalaman kerja yang dapat meningkatkan kelayakan kerjanya dengan para pengusaha pada saat ini dan di masa mendatang. Simamora (2004) mengemukakan bahwa jalan karir yang direncanakan dengan baik memiliki banyak kepentingannya bagi suatu organisasi antara lain: 1. Pengembangan tenaga berbakat yang tersedia secara lebih efektif. Individu kemungkinan akan lebih committed terhadap pengembangan yang menjadi bagian dari rencana karir tertentu. Dengan cara ini mereka dapat lebih memahami tujuan pengembangan karir organisasional. 2. Kesempatan penilaian diri bagi para karyawan untuk memikirkan jalur-jalur karir tradisional atau yang baru. 3. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi dan/atau lokasi geografis. 4. Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadi karyawan. Individuindividu yang melihat kebutuhan pengembangan pribadi mereka terpenuhi cenderung lebih puas dengan pekerjaan dan organisasi mereka. 5. Peningkatan loyalitas dan motivasi karyawan menyebabkan merosotnya putaran karyawan. Para karyawan yang meyakini bahwa perusahaan menaruh minat dalam perencanaan karir mereka kemungkinan akan tetap bertahan di dalam organisasi. 6. Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan oleh perpindahan karir vertikal dan horizontal. Peran Perusahaan dalam Manajemen Karir Menurut Siagian (2003), usaha-usaha yang dilakukan bagian sumber daya manusia untuk melaksanakan pengembangan karir diantaranya adalah: 1. Menyusun perencanaan karir dengan melihat perusahaan secara keseluruhan. 2. Menyebarluaskan informasi tentang pola karir yang dipakai dalam perusahaan. 3. Menghimpun data dari berbagai sumber tentang ikhwal karyawan untuk pengembangan karir. 2016 8 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Melakukan pelatihan khusus pada karyawan yang disiapkan untuk kepentingan pengembangan karir. 5. Melakukan telaah cara-cara yang tepat untuk digunakan dalam pengembangan karir. Menurut Siagian ada lima hal yang diharapkan karyawan terhadap penerapan pengembangan karir, yaitu: 1. Adanya pelaksanaan yang adil dan benar. Adanya pola yang jelas yang dapat dijadikan pegangan dalam memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk berkarir tanpa membedakan satu sama lain. 2. Adanya kepedulian para atasan langsung. Atasan langsung mengetahui kelemahan dan kelebihan seorang karyawan, sebab atasan tersebut selalu membimbing dan mengarahkan yang bersangkutan dalam tugas sehari-hari. 3. Disebarluaskannya informasi tentang kesempatan promosi. Informasi tentang perkembangan perusahaan dapat mendorong karyawan untuk menentukan langkahlangkah pengembangan tersebut, meningkatnya prestasi kerja dan berusaha memenuhi kriteria yang ditentukan untuk dapat lolos dalam kesempatan pengembangan karir. Sebaliknya, jika informasi tersebut tidak sampai pada karyawan, maka mereka akan menjadi buta tentang perkembangan perusahaan dan tidak dapat menentukan sebenarnya yang dituntut perusahaan dan peluang pengembangan karir tersebut. 4. Dilakukannya pengembangan minat untuk dipromosikan. Merupakan tugas kewajiban atasan karyawan yang bersangkutan, baik minat dan semangat kerja maupun minat yang menimbulkan gairah kerja, sehingga mereka turut berlomba dalam kesempatan pengembangan karir yang akan datang. 5. Adanya perasaan puas dalam pengembangan karir. Rasa puas yang dirasakan setiap orang berbeda sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keinginan yang bersangkutan. Setiap karyawan harus dapat mengukur tingkat kepuasannya dalam bekerja, sebab tingkat kepuasan yang tinggi harus pula diikuti oleh kemampuan dan keterampilan kerja yang lebih tinggi. Perencanaan Pengembangan Karir Menurut Antariksa (2008) Program pengembangan karir terdiri dari dua elemen utama, yaitu inisiatif organisasional dan inisiatif individual (karyawan). Inisiatif organisasional terdiri dari: 1. Sistem Job Posting Job posting system adalah proses terorganisasi yang memungkinkan karyawan internal melamar untuk mengisi posisi kosong dalam organisasi. Mereka dapat merespon posisi yang lowong dan kemudian diseleksi bersama dengan kandidat eksternal. 2016 9 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Aktivitas Mentoring Tujuan utama dari sistem mentoring adalah untuk mengenalkan para karyawan (junior) kepada jaringan pegawai senior dan berpengalaman yang mungkin dapat membimbing mereka dalam pengembangan karir. Sistem mentoring membantu mengklarifikasi ekspektasi yang diharapkan dari organisasi, memberikan asesmen dari para karyawan baru, serta menjadi media untuk berbagai keahlian atau pengalaman. 3. Career Resource Centre Career resource centre membantu karyawan untuk secara mandiri mendesain program pengembangan karir yang paling sesuai dengan dirinya. Resource centre akan memberikan self-directed, self-paced learning bagi para karyawan, dan menyediakan beragam layanan sumber daya guna mendukung para karyawan dalam merancang langkah pengembangan karirnya. 4. Manajer sebagai konselor karir Inisiatif ini memiliki beberapa keuntungan khusus dalam kaitannya dengan peran konseling karir. Dalam hal ini, manajer dapat membuat penilaian yang realistis mengenai peluangpeluang karir yang ada dalam perusahaan, dapat menggunakan informasi dari penilaian kinerja sebelumnya guna memberikan saran yang lebih realistis dalam proses perencanaan karir, serta telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengambil keputusan karir. 5. Workshop Pengembangan Karir Workshop pengembangan karir didesain untuk mendorong karyawan dalam mengambil tanggung jawab pengembangan karir mereka. Workshop juga merupakan sarana terbaik untuk mengorientasikan karyawan terhadap aspek career atau life planning, yaitu satu aspek yang merupakan komponen utama dari proses pengembangan karir. Selanjutnya inisiatif individual (karyawan) terdiri dari: 1. Perencanaan Karir Perencanaan karir merupakan proses perumusan tujuan karir dan sekaligus penyusunan rangkaian aktivitas pengembangan yang akan membantu pencapaian tujuan karir. Perencanaan karir juga dapat dipandang sebagai proses personal yang berisi tiga elemen yaitu, broad life planning, development planning, and performance planning. 2. Career Awareness Pada akhirnya karyawan sendiri yang memiliki tanggung jawab paling besar dalam merumuskan pengambangan karir bagi dirinya. Karyawanlah yang akan memutuskan sendiri beragam pilihan seperti, apakah akan tetap berada dalam organisasi atau resign, atau apakah mereka akan menerima penugasan pekerjaan khusus. 3. Career Resource Centre 2016 10 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Career resource centre berfungsi memberikan petunjuk pekerjaan, referensi edukasional, dan panduan perencanaan karir yang membantu karyawan dalam menentukan minat, nilai, dan kompetensi karir mereka. 4. Minat, Nilai, dan Analisis Kompetensi The strong-campbell interest inventories, The self directed search adalah contoh-contoh instrumen tes yang didesain untuk memberikan informasi yang penting bagi karyawan mengenai minat, nilai karir, dan kompetensi mereka. Masalah-masalah Khusus Pengembangan Karyawan 1. Pencairan Glass Ceiling Istilah glass ceiling mengacu kepada adanya hambatan kemajuan kepada tingkat pekerjaan yang lebih tinggi pada perusahaan yang berdampak merugikan bagi wanita atau kaum minoritas. Hambatan tersebut mungkin saja disebabkan kurangnya akses terhadap program-program pelatihan, pengalaman pengembangan, atau hubungan (misalnya coaching). Terdapat beberapa saran yang dikemukakan oleh Deloitte and Touche untuk pencairan glass ceiling, yakni : a. Memastikan manajemen senior mendukung dan terlibat pada program tersebut. b. Membuat kasus bisnis untuk perubahan c. Membuat masyarakat berubah d. Mengumpulkan data tentang masalah-masalah yang menyebabkan glass ceiling dengan menggunakan kelompok kerja, kelompok focus, dan kuisoner. e. Menciptakan kesadaran tentang cara sikap jenis kelamin mempengaruhi lingkungan pekerjaan. f. Memaksa tanggung jawab melalui peninjauan tingkat promosi dan berbagai keputusan penugasan. g. Memajukan pengembangan bagi seluruh karyawan. 2. Perencanaan Suksesi Perencanaan suksesi adalah identifikasi dan penelusuran dari para karyawan yang berpotensi tinggi yang mampu mengisi posisi-posisi manajerial yang lebih tinggi. Para karyawan perusahaan yang berkeyakinan bahwa mereka mampu berhasil pada posisi-posisi manajemen yang lebih tinggi ini disebut sebagai para karyawan yang berpotensi tinggi. 2016 11 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tahapan-tahapan proses pengembangan rencana suksesi adalah : a. Mengidentifikasi posisi-posisi yang termasuk dalam rencana suksesi b. Mengidentifikasi karyawan yang termasuk dalam rencana c. Mengembangkan berbagai standar untuk mengevaluasi posisi-posisi, misalnya kompetensi, pengalaman kerja, pengetahuan yang diinginkan, dan nilai pengembangan. d. Menentukan cara potensi karyawan akan diukur e. Mengembangkan peninjauan perencanaan suksesi f. Menrencanakan system perencanaan suksesi dengan system-sistem SDM yang meliputi pelatihan, pengembangan, kompensasi, serta system-sistem penempatan. g. Menentukan umpan balik yang diberikan kepada para karyawan. 3. Membantu Manajer dengan Perilaku yang Tidak Berfungsi secara Normal Noe et al. (2010) menyatakan bahwa beberapa kajian mengidentifikasi perilaku manajerial yang dapat menyebabkan manajer cakap dinyatakan menjadi racun atau manajer yang tidak efektif. Perilaku tersebut meliputi ketidakpekaan kepada orang lain, ketidakmampuan menjadi pemain tim, kesombongan, berbagai ketrampilan manajemen konflik yang buruk, ketidakmampuan memenuhi tujuan-tujuan bisnis, dan ketidakmampuan mengubah atau menyesuaikan diri selama periode peralihan. 2016 12 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Noe, Raymon A, John Hollenbeck, Barry Gerhant, Patrick M. Wright. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia Mencapai Keunggulan Bersaing. Salemba Empat. Jakarta . Dessler, Garry.2010. Manajemen Sumberdaya Manusia Walker, John. 2006. Human Resource Planning. Hasibuan, 2009. Manajemen Sumberdaya Manusia. 2016 13 Strategic Human Resource Management Dr. Anik Herminingsih, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id