KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat, karunia dan hidayahNya, Pembuatan Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pendamping Sosial Bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Sebatik dapat tersusun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan dimaksud pada tanggal 28 April s.d 02 Mei 2015. Pedoman ini dimaksudkan pula untuk mengoptimalkan proses dari hasil pelaksanaan serta manfaat diklat yang maksimal. Kami mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah memberikan masukan dan menyampaikan saran, sehingga pedoman ini dapat tersusun pada waktunya, dan diharapkan menjadi pegangan yang secara teknis dan fungsional akan terlibat dalam pelaksanaan diklat ini. Semoga pelaksanaan Diklat TKSM Sebatik ini dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kapasitas Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat dan pada akhirnya mampu meningkatkan ketahan sosial masyarakat di wilayah perbatasan Pulau Sebatik. Banjarmasin, 06 April 2015 Kepala Drs. Asep Sasa Purnama, M.Si 1 DAFTAR ISI HAL KATA PENGANTAR....................................................................... 1 DAFTAR ISI.................................................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN....................................................... 3 A. Latar Belakang................................................... 3 B. Dasar Hukum..................................................... 6 C. Tujuan Diklat...................................................... 7 PENYELENGGARAAN DIKLAT............................... 9 A. Persyaratan Peserta........................................... 9 B. Jumlah Peserta................................................... 10 C. Pelatih/Fasilitator................................................. 11 D. Penyelenggara.................................................... 12 E. Waktu dan Tempat Pelatihan.............................. 12 F. Anggaran............................................................. 12 KURIKULUM DIKLAT................................................ 14 A. Materi Dasar........................................................ 14 B. Materi Inti............................................................. 14 C. Materi Penunjang................................................ 14 D. Metode dan Media Pembelajaran ....................... 15 E. Evaluasi dan Sertifikasi....................................... 16 PENUTUP................................................................ 18 BAB II BAB III BAB IV 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Provinsi Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda, yang latar belakang pembentukannya sejalan dengan dinamika dan perkembangan kompleksitas permasalahan kesejahteraan sosial di wilayah tersebut. Kondisi infrastruktur relatif belum memadai dan medan geografis yang cukup berat, dengan bentangan wilayah perbatasan yang masih marjinal, menjadikan provinsi ini membutuhkan dukungan terpadu lintas sektor, termasuk pembangunan kesejahteraan sosial. Kemiskinan, keterpencilan, keterlantaran dan kerawanan sosial, menjadi permasalahan sosial yang cukup menonjol di wilayak Kalimantan Utara. Kabupaten Nunukan yang merupakan salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu kawasan yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga Malaysia. Salah satunya adalah kecamatan Sebatik, Pada tanggal 16 Desember 2014 lalu, Bapak Presiden Joko Widodo bersama beberapa menteri dan pejabat provinsi Kalimantan Utara telah berkunjung ke Pulau sebatik, yang berada di wilayah Kabupaten Nunukan. Sebatik sebagai pulau yang dimiliki oleh dua 3 negara yaitu Indonesia dan Malaysia, memiliki posisi strategis sekaligus potensi permasalahan yang cukup komplek. Dalam kunjungan tersebut Bapak Presiden menekankan pentingnya sinergi program pembangunan di Pulau Sebatik. Oleh karena itu sangat perlu mendapat perhatian yang lebih besar khususnya yang menyangkut pembangunan sumber daya manusia. Selama ini masalah perbatasan identik dengan daerah yang terisolir, terpencil, terbelakang dalam berbagai aspek kegiatan baik sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan. Disparitas pembangunan khususnya di daerah perbatasan dan non perbatasan yang masih terjadi memang merupakan akumulasi dari berbagai masalah yang sangat kompleks antara lain meliputi: 1. Letak geografis yang kurang menguntungkan dan jauh dari ibukota atau daerah perkotaan 2. Kurangnya sarana dan prasarana transportasi serta komunikasi sehingga mengakibatkan daerah tersebut terisolir, terpencil dan terbelakang dari orbit kegiatan sosial ekonomi. 3. Lemahnya SDM yang diakibatkan karena minimnya pendidikan yang diperoleh masyarakat serta kurangnya transportasi dan komunikasi. 4. Karena sulitnya transportasi mengakibatkan harga kebutuhan pokok masyarakat menjadi mahal. 4 5. Di lain pihak mengingat jarak geografis antar daerah perbatasan dengan Negara tetangga lebih dekat, maka daerah perbatasan rawan dengan perdagangan illegal antar Negara, yang menyebabkan kerugian ekonomi bagi Negara. 6. Kondisi wilayah daerah perbatasan rentan terhadap masuknya berbagai pengaruh negatif baik dari segi politik, ekonomi, budaya, sosial, seperti maraknya peredaran napza, trafficking dan eksploitasi terhadap perempuan dan anak. Isu perbatasan harus ditangani secara simultan dari berbagai aspek termasuk di bidang kesejahteraan sosial. Memperhatikan permasalahan, potensi dan tantangan di Pulau Sebatik khususnya dan Kabupaten Nunukan umumnya diusulkan wilayah tersebut menjadi salah satu agenda kerja Ibu Mensos RI, yang diharapkan lebih memotivasi pemerintah daerah setempat dalam pembangunan kessos. Oleh sebab itu Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional IV Kalimantan yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pengembangan SDM kesejahteraan Sosial di regional Kalimantan termasuk di sebatik menyelanggarakan Diklat Pendamping sosial bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang berbasis lapangan, pelaksanaannya akan dipusatkan di Desa Aji Kuning Kecamatan 5 Sebatik Tengah pada tanggal 28 April sampai dengan 02 Mei 2015. Diklat tersebut akan diikuti oleh 60 orang TKSM yang berasal dari 19 desa di lima kecamatan, dari unsur Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, Pendamping Program Keluarga Harapan, Garda Batas, dan organisasi sosial yang berada di Pulau Sebatik. Dengan diklat ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi peningkatan kapasitas SDM Kesejahteraan Sosial di wilayah perbatasan sebatik. B. DASAR HUKUM 1. Undang Undang RI No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial; 2. Undang Undang No. 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir miskin; 3. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 28/HUK/1997 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat 4. Undang Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil; 5. Undang Undang No. 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara; 6. Permensos No. 184 Tahun 2011 Tentang Lembaga Kesejahteraan Sosial; 6 7. Undang Undang No. 35 Tahun 2010 Tentang Narkotika; 8. Keputusan Menteri Sosial RI no. 06/HUK/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Sosial RI; 9. Keputusan Menteri Sosial RI no. 53/HUK/2003 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial; 10. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 606/PMK.06/2004 Tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 11. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) No. DIPA 027.11.2.369752/2015, tanggal 14 November 2014; C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti diklat peserta diharapkan mampu meningkatkan kapasitas sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial Wilayah Perbatasan untuk mengembangkan ketahanan dan keserasian sosial antar bangsa. 2. Tujuan Khusus Setelah diklat selesai peserta diharapkan mampu: 7 a. Memahami Kebijakan dan Pembangunan Kesejahteraan Sosial wilayah perbatasan sebatik. b. Memahami konsep diri sebagai individu, kelompok, komunitas daerah perbatasan. c. Mengkaji Permasalahan Sosial, Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di wilayah perbatasan Sebatik. d. Mampu menggerakkan dan mensinergikan penyelenggaraan kesejahteraan sosial dengan program pembangunan lainnya di wilayah tugasnya masing – masing. e. Mampu mengimplementasikan semangat menuju bangsa serumpun yang sejahtera Indonesia dan Malaysia dalam kerangka agenda Masyarakat Ekonomi ASEAN. 8 BAB II PENYELENGGARAAN DIKLAT A. PERSYARATAN PESERTA Persyaratan calon peserta diklat Pendamping Sosial Bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Sebatik adalah sebagai berikut: 1. Calon peserta diklat diharuskan membawa: a. Pas foto berwarna dengan latar belakang warna merah ukuran 3 cm x 4 cm sebanyak 4 (empat) lembar, ukuran 2 x 3 sebanyak 1 (satu) lembar. b. Surat tugas mengikuti diklat dari pimpinan lembaga/organisasi, dan bersedia mengikuti Diklat dari awal sampai akhir pembelajaran. c. Surat keterangan berbadan sehat dari institusi kesehatan. d. Khusus untuk acara pembukaan diharapkan memakai pakaian kemeja warna putih/lembut dengan bawahan celana/rok warna hitam/gelap. e. Membawa peralatan dan obat-obatan yang bersifat pribadi. f. Membawa SPPD lembar Ke-3 ( Lembar keberangkatan dan kedatangan ) yang ditanda tangani Pimpinan/Instansi terkait. 9 2. Selama Diklat, peserta mendapat fasilitas akomodasi, konsumsi, perlengkapan, uang harian dan transportasi darat/laut. 3. Calon peserta datang dan melapor pada hari Selasa, tanggal 28 April 2015, paling lambat pukul 12.00 WITA. Kegiatan akan dilanjutkan dengan pengarahan program dan pembukaan diklat, yang wajib diikuti oleh semua calon peserta. B. JUMLAH PESERTA Peserta Diklat adalah berjumlah 60 orang Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat yang terdiri dari : 1. Ketua/pengurus Karang Taruna di tiap desa di seluruh Pulau Sebatik, masing-masing desa 1 orang jumlah 19 orang 2. Ketua/pengurus IKA PSM tiap desa di seluruh Pulau Sebatik, masing-masing desa 1 orang jumlah 19 orang 3. TKSK Pulau Sebatik jumlah 5 orang 4. Pendamping PKH Pulau Sebatik 3 orang 5. Garda Batas 1 orang 6. Yayasan Mutiara Bangsa 1 orang 7. Yayasan Al Rasyid (Sekolah Tapal Batas) 1 orang 8. Yayasan Gelora Sebatik 1 orang 10 9. Unsur PSM, KT, dan tokoh-tokoh masyarakat Desa Aji Kuning 10 orang. C. NARA SUMBER /FASILITATOR Nara Sumber/Fasilitator diklat Pendamping Sosial Bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Sebatik adalah : 1. Menteri Sosial Republik Indonesia 2. Pejabat struktural di lingkungan Kementerian Sosial RI 3. Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Utara dan Dinas Sosial Kab. Nunukan 4. Praktisi yang berkompeten di bidang Kesejahteraaan Sosial khususnya kesejahteraan Sosial wilayah perbatasan 5. Widyaiswara BBPPKS Regional IV Kalimantan Adapun persyaratan yang harus dimiliki fasilitator adalah sebagai berikut: 1. Menguasai metode andragogi, baik secara teori maupun praktek. 2. Mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sesuai dengan materi yang akan disajikan. 11 3. Mempunyai pengalaman empirik menangani permasalahan sosial wilayah perbatasan. D. PENYELENGGARA Penyelenggara Diklat Pendampingan Sosial bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat Sebatik adalah Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Banjarmasin, dengan membentuk Panitia penyelenggara dan ditetapkan berdasarkan SK Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Banjarmasin Nomor : 348/BKS/BBPPKSBJM/DL/04/2015 dan Nomor : 349/BKS/BBPPKS-BJM/DL/04/2015 tanggal 07 April 2015. E. WAKTU DAN TEMPAT PELATIHAN Diklat ini diselenggarakan pada tanggal 28 April s.d 02 Mei 2015 selama 40 jam latihan di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. F. ANGGARAN Anggaran yang digunakan berasal dari anggaran Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Banjarmasin tahun 12 anggaran 2015 yaitu Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) No. DIPA 027.11.2.369752/2015, tanggal 14 November 2014. 13 BAB III KURIKULUM PELATIHAN Secara keseluruhan, diklat diselenggarakan selama 40 jam latihan dengan perincian sebagai berikut: A. MATERI DASAR 1. JAMLAT Pembangunan Kesejahteraan Sosial Wilayah Perbatasan 10 B. MATERI INTI 1. Character Building 2. Bekerja Bersama Mengkaji Potensi dan Masalah Sosial Antar Bangsa 10 15 C. MATERI PENUNJANG 1. Pembukaan 2 2. Penutupan 2 3. Pengarahan Teknis 1 JUMLAH 40 14 D. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN Diklat Pendamping Sosial Bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Sebatik ini menggunakan pendekatan Andragogi (Pembelajaran orang Dewasa) dengan prinsip sebagai berikut: 1. Fasilitator bukan satu-satunya fokus dalam proses belajar, namun peserta mempunyai potensi masing-masing. 2. Terjalinnya hubungan kemitraaan antara fasilitator antara fasilitator dengan peserta, jadi bukan hubungan yang hirarkis. Adapun metode dan media pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Metode Pembelajaran a. Ceramah : Fasilitator menjelaskan Materi kepada Peserta. b. Dialog: Pembicaraan multi arah antar peserta dan antara peserta dengan fasilitator. c. Diskusi: Pembahasan topik tertentu antar peserta yang dipandu oleh fasilitator. d. Presentasi: Peserta menyampaikan hasil diskusi di depan peserta lainnya. 15 e. Refleksi: Peserta mengaitkan proses belajar dengan kehidupan nyata. f. Curah Pendapat: Peserta saling menyampaikan gagasan dan pendapatnya secara bebas tentang topik tertentu. 2. Media Pembelajaran a. LCD Projector b. White board c. Flip chart d. Sound System e. Hand out/makalah E. EVALUASI DAN SERTIFIKASI 1. Evaluasi Evaluasi dalam diklat ini terdiri dari: a. Evaluasi penyelenggaraan diklat dilakukan peserta terhadap panitia dan fasilitator yang meliputi aspek: Pelayanan Panitia Sarana dan prasarana Kediklatan Konsumsi 16 b. Evaluasi terhadap terhadap tujuan diklat yaitu menilai keberhasilan pencapaian tujuan diklat yang dilakukan oleh panitia dan fasilitator terhadap peserta diklat melalui ujian tertulis dan observasi yang meliputi aspek: Sikap dan perilaku; yaitu kedisiplinan, keaktifan, kreativitas dan kerja sama. Pengetahuan; yaitu penguasaan materi. Keterampilan; yaitu meliputi keterampilan menyelesaikan tugas-tugas. 2. Sertifikasi Peserta yang telah mengikuti seluruh proses kegiatan diklat dan memenuhi persyaratan serta dinyatakan lulus ujian akan diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Lataihan (STTPL) sebagai penghargaan telah mengikuti Diklat Pendampingan Sosial Bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Sebatik. 17 BAB IV PENUTUP Ha-hal yang berkaitan dengan jadwal diklat sewaktu-waktu dapat berubah. Demikian Pedoman Diklat Pendamping Sosial Bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Sebatik dibuat untuk dapat dijadikan kerangka acuan dalam penyelenggaraan diklat. 18 PEDOMAN TATA TERTIB DIKLAT PENDAMPINGAN SOSIAL BAGI TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT KECAMATAN SEBATIK KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2015 A. UMUM 1. Tata Tertib ini disajikan bagi para peserta yang mengikuti Diklat Pendampingan Sosial Bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat Regional IV Kalimantan dalam rangka turut membantu keberhasilan dan menghindari berbagai macam hambatan atau kesulitan. 2. Ketertiban mudah ditegakkan bagi orang-orang yang mengutamakan rasio serta memiliki kesadaran dan toleransi yang tinggi bagi peserta diklat. 3. Hal-hal yang belum tercantum dalam Pedoman Tata Tertib ini akan diatur secara tersendiri menurut keperluan. 4. Apabila akan meninggalkan Tempat Diklat untuk suatu keperluan mendesak harus seizin panitia . 5. Peserta diharuskan turut serta menjaga ketenangan, ketertiban dan keamanan Tempat Diklat dan lingkungannya. 19 6. Setiap peserta wajib mematuhi nilai/norma dan aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis. 7. Selama mengikuti diklat setiap peserta akan dinilai sikap dan tingkah lakunya. B. ADMINISTRASI 1. Peserta pelatihan harus melapor pada hari yang telah ditentukan paling lambat pukul 12.00 WITA . 2. Setibanya di tempat pelatihan, calon peserta harus melaporkan diri pada panitia untuk : a. Mengisi buku lapor. b. Menyerahkan : 1) Surat panggilan 2) Surat Tugas/rekomendasi dari atasan langsung 3) Pas Photo berwarna ukuran 3 x 4 cm sebanyak 4 lembar dan 2 x 3 sebanyak 1 lembar. 4) Surat Keterangan sehat dari dokter pemerintah 3. Selama mengikuti diklat semua peserta berstatus sama yaitu tanpa memandang kedudukkan dan jabatan yang sedang dipangkunya. 4. Sanksi yang dikenakan bila peserta tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya : 20 Peserta yang tidak mengindahkan serta melanggar tugas dan kewajiban akan mendapat sanksi sebagai berikut : a. Teguran ringan, sedang dan berat. b. Surat Peringatan. c. Surat pemulangan untuk pelanggaran berat. C. AKOMODASI DAN KONSUMSI 1. Makan/snack hanya disediakan di tempat yang telah disediakan pada jam-jam yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal diklat. 2. Peserta wajib memperhatikan pada jam-jam makan/snack guna menjaga kelancaran diklat. 3. Peserta diharuskan berpakaian rapi pada pada waktu makan/snack. Tidak diperkenankan memakai kaos oblong, kain sarung dan celana pendek. D. DI DALAM KELAS 1. Para peserta diwajibkan mengikuti kegiatan : a. Mengikuti seluruh acara secara penuh dan sungguh-sungguh. b. Hadir 15 menit sebelum pelajaran dimulai. c. Menandatangani Daftar Hadir Peserta pada jam-jam yang telah ditetapkan oleh panitia. 21 d. Menjaga ketertiban suasana sehingga diklat berjalan lancar dan menjalankan tugas dengan baik. 2. Peserta yang karena sesuatu hal, misalnya sakit tidak dapat mengikuti diklat harus memberitahukan secara tertulis kepada penyelenggara dengan disertai keterangan yang dapat dipertangungjawabkan. 3. Peserta diklat yang karena sesuatu sebab tidak dapat mengikuti kegiatan mencapai 85 % dari seluruh jamlat atau lebih dengan alasan apapun juga tidak dapat diberikan Sertifikat. 4. Dalam rangka menjamin kelancaran dan ketertiban selama diklat, maka ditentukan seorang diantara peserta menjadi Ketua Kelas dengan tugas sebagai berikut : a. Menyiapkan peserta untuk mengikuti pembekalan, diskusi atau acara lainnya. b. Menjadi penghubung antara peserta dan penceramah, pelatih dan penyelenggara. 5. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Kelas dibantu oleh Wakil Ketua dan Sekretaris kelas serta anggota sesuai dengan kebutuhan. 6. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Kelas dipilih serta ditentukan oleh peserta sendiri. 22 7. Selama mengikuti proses kegiatandiklat, dilarang merokok, dan mematikan mobile phone/handphone. Demikian Pedoman Tata Tertib ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya dan hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diatur tersendiri menurut keperluannya. Kepala Drs. Asep Sasa Purnama, M.Si 23