1 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan. Sedangkan obligasi adalah suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati (Hartono, 2009). Pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2007). Menurut Husnan (2005), pasar modal yang efisien merupakan pasar yang harga-harga mencerminkan semua informasi informasi yang sekuritas-sekuritasnya telah relevan. cepat Semakin baru tercermin pada harga sekuritas, maka semakin efisien pasar tersebut. 2 2.1.2 Investasi Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2000). Sedangkan menurut (Halim, 2003) investasi adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan dating Menurut Hartono (2009: 6) terdapat 2 bentuk invetsasi keuangan, yaitu: 1. Investasi langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market),pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative market), atau dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan yang dapat diperoleh di perusahaan komersial. 2. Investasi tidak langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan invetasi yaitu perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke public dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam suatu portofolio. Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada sebuah atau sekumpulan aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi (Jones, 3 2004). Pengertian investasi tersebut menunjukkan bahwa tujuan investasi adalah meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang (Dhuwita,2003). 2.1.3 Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan menurut Sartono (2001) mendefinisikan Manajemen Keuangan sebagai berikut: Manajemen dana baik yang berkaitan dengan mengalokasikan dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiyaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Menurut Horne dan Wachowic (2005) definisi Manajemen Keuangan adalah “segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaab aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.” Wiswanto dan Widodo (1998) menguraikan definisi dari Manajemen Keuangan sebagai berikut : Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquisition), pembelanjaan/pembiayaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari suatu perusahaan. 2.1.4 Tujuan Manajemen Keuangan sartono (2001) menggunakan tujuan dari manajemen keuangan sebagai berikut: 4 1. Maksimisasi Profit Tujuan pokok pada umumnya yang ingin dicapai oleh seorang manajer keuangan adalah memaksimumkan laba (profit). Namun tujuan seperti ini memiliki banyak kelemahan. Pertama, standar ekonomi memaksimukan laba bersifat statis. Kedua, pengertian dari laba tersebut dapat menyesatkan. Ketiga, merupakan resiko yang berkaitan dengan sikap alternative pengambilan keputusan. 2. Memaksimumkan Kemakmuran Para Pemegang Saham Melalui Maksimisasi Nilai Perusahaan. Merujuk pada kelemahan – kelemahan tersebut, maka sebaiknya tujuan yang harus dicapai oleh seorang manajer keuangan bukanlah memaksimumkan laba, akan tetapi memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham (maximization wealthof stockholders) dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai sekarang (Present Value) dari semua keuntungan pemegang saham yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang. Kemakmuran para pemegang saham akan meningkatkan jika harga saham yang dimilikinya meningkat pula. 5 2.1.5 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggung jawabkan kegiatan peusahaan terhadap pemilik dan memberi informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan. Menurut Baridwan (1992), “Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”. Menurut Riyanto (2001), Laporan keuangan (financial statement) adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balanced sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Menurut prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari 6 laporan keuangan. Disamping juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh harga”. ( Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002). 2.1.6 Jenis – Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari : a. Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang menunjukkan posisi keuangan (aktiva, hutang, dan modal). Posisi keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan disebut pasiva. Oleh karena itu, dapat dilihat didalam neraca bahwa jumlah aktiva sama dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu keawajiban kepada pihak luar yang disebut utang dari kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan dampak bahwa: Aktiva = Pasiva Aktiva = Utang + Modal b. Laporan Laba Rugi 7 Laporan Rugi Laba adalah laporan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivasi lainnya. c. Laporan Perubahan Modal Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan. d. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 2.1.7 Teknik-Teknik Analisa Laporan Keuangan Teknik-teknik analisa laporan keuangan ditunjukan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Terdapat tiga yang lazim dipakai : a. Analisa Horinzontal (Horisontal analysis) Analisa horizontal (Horisontal analysis) , yang disebut juga analisis tren (Trend analysis), yang merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis hirozontal melakukan penelitian dalam laporan keuangan komparatif. 8 1. Menghitung jumlah rupiah jumlah perubahan dari periode dasar ke periode akhir. 2. Membagi jumlah rupiah perubahan dengan jumlah periode dasar. Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan posisi dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam presentase atau jumlah (rupiah). Metode ini sering digunakan dalam laporan laba rugi. b. Anlisis Vertikal (Vertical Analysis) Adalah teknik yang digunakan untuk mengaevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi presentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai untuk perbandingan laporan keuangan dan berbagai periode, trend atau perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah diindentifikasi. Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam presentase saja disebut laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis vertikal terhadap neraca, setiap pos dinyatakan sebagai suatu presentase dari jumlah keawajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, adalah lazim untuk menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu presentase dari angka penjualan bersih. 9 c. Analisis Rasio (Ratio analysis) Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationshp ip) antara suatu jumlah tertentu terhadap jumlah yang lain. Dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. (simamora, 2000). 2.1.8 Analisis Rasio Keuangan Analisa rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang menghubungan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka lainnya. Achmad (2003) mengartikan rasio sebagai pengungkapan hubungan matematik suatu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. Rasio keuangan sangat penting bagi analis eksternal yang menilai sutau perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan. Penilaian ini meliputi masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi analisis onternal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil 10 perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan. Menurut Mott (1996) rasio meruoakan angka yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dihubungkan bersama-sama sebahai suatu presentase atau fungsi, sehingga pada akhirnya terlihat bahwa rasio ini berkaitan dengan pengukuran input dan output. Analsis rasio keuangan, yang menghubungan unsure-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya., dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan meperkirakan reaksi para kreditor dan memberikan pandangan kedalam tentang bagaimana kirakira dana dapat diperoleh. 2.1.9 Return On Equity (ROE) Rentabilitas modal sendiri atau sering juga disebut ROE Return on Equity), merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Rasio ini memberitahukan kemampuan menghasilkan laba pada nilai buku investasi pemegang saham dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam industri. Pengemabalian ekuitas yang tinggi 11 seringkali merefleksikan penerimaan perusahaan atas kesempatan investasi yang kuat dan manajemen biaya yang efektif. Kenaikan dalam rasio ini berarti kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kanaikan harga saham perusahaan. Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, khusunya menyangkut profitabilitas perusahaan. Return on equity (ROE) untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas modalnya sendiri (darmadji dan Hendry : 2006). Menurut Mardiyanto (2009) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau ahli perusahaan. Menurut Riyadi (2006) Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat presentase yang dapat dihasilkan. ROE yang tinggi penting bagi para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham. Meurut Harahap (2007) ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para 12 pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen, tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik. Definisi rentabilitas modal sendiri (ROE) menurut Riyanto (2001) sebagai berikut : Return on Equity adalah perbandingan antara jumlah profit yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba gtersebut di lain pihak. Atau dapat dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri alah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untk menghasilkan keuntungan. Agnes (2001) mendefinisikan Return on Equity atau Tingkat Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (Neworth) secara efektif mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham. Sedangkan menurut Syamsudin (2004) mendefinisikan Return on Equity atau tingkat Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : Tingkat pengembalian ekuitas pemilik (ROE) merupakan suatu alat ukur dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik 13 pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian ekuitas pemiliki (ROE) merupakan suatu alat analisis untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham atas modal yang telah mereka investasikan. 2.1.10 Rumus Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik atau ROE Menurut Sartono (2001) Return on Equity atau Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik merupakan fungsi dari Asset Turn Over, Profit Margin, dan Financial Leverage, yang dapar dirumuskan sebagai berikut : Rasio tersebut penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya untuk mendapatkan laba bersih (net income). Perusahaan yang memiliki Return On Equity yanmg rendah atau bahkan negative akan terklasifikasikan sebagai perusahaan yang kurang baik dalam menghasilkan incomenya. Kenaikan Return On Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut (Mulyono, 1995). 14 2.1.11 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik (ROE) 1. Net Income Laba bersih sangat penting bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan karena merupakan sumber dana yang diperoleh dari aktivitas operasi perusahaan tersebut. Laba bersih seringkali dijadikan sebagai ukuran dalam menilai kinerja suatu perusahaan, hal ini sesuai dengan pernyataan dalam ikatan Akuntan Indonesia (1999). Penghasilan bersih (laba bersih) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti ROE. Unsur-unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran laba adalah pengahasilan atau beban. 2. Hutang Perusahaan Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang perusahaan makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Hal ini dikarenakan jika hutang perusahaan semakin besar maka akan mengurangi pajak terhadap perusahaan maka akan dapat mengakibatkan meningkatnya laba dari proses operasional, hasil produksi yang meningkat serta pajak meningkatkan Return On Equity. yang berkurang sehingga dapat 15 2.1.12 Pengertian Saham Saham dapat dedifinisikan tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas teesebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di persuhaan tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin,2001). Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap perndapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrument keuangan. (Mishkin 2001). Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa saham adalah suatu sekuritas yang menjadi tanda penyertaan atau kepemilikan terhadap pendapatan dan asset seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. 2.1.13 Jenis-Jenis Saham Menurut Zaki Baridwan (2000: 394), saham dibagi menjadi tiga, yaitu : 16 1. Saham biasa (common stock) adalah saham yang pelunasannya dilakukan diurutan paling akhir dalam penglikuidasian perusahaan, sehingga sama biasanya mempunyai resiko yang paling besar dibandingkan saham lainnya. Oleh karena resiko yang besar inilah, apabila perusahaan berjalan dengan bain, dividen untuk saham biasa akan lebih besar dari pada dividen untuk saham prioritas. 2. Saham prioritas (preferen stock) adalah saham yang dividennya dibagikan paling awal, dan apabila ada kelebihan, barulah dibagikan kepada pemegang saham biasa. 3. Serifikat saham yang dikeluarkan oleh PT. Reksa Dana yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk membeli saham perusahaanperusahaan yang “go public” melalui pasar modal , dan menjualnya kembali pad masyarakat umum dalam bentuk sertifikat saham. 2.1.14 Harga Saham Setelah mengetahui pengertian saham dari beberapa para ahli maka selanjutnya adalah penjelasan mengenai pengertian dari harga saham. Berikut adalah pengertian harga saham dari beberapa ahli ekonomi. Menurut Jogiyanto (2003), “Harga saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar busra pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku 17 pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa”. Pengertian harga saham menurut Widiatmodjo (2000), “harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan untuk memperoleh atas suatu saham”. Menurut Agus (2001), harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk dari kesapakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu. 2.1.15 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Weston dan Brigham (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham : 1. Laba perlembar saham Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilkinya. Semakin tnggi laba per 18 lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. 2. Tingkat Bunga Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : a. Mempengaruhi persaingan pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perubahan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. 3. Jumlas Kas Deviden yang diberikan Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjaadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena 19 jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. 4. Jumlah laba yang didapat perusahaan Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan memepengaruhi harga saham perusahaan. 5. Tingkat Resiko dan Pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko makan semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima. 2.1.16 Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity) Terhadap Harga Saham. Harga saham (Hartono, 1998) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah pengaruh dividen dengan harga saham, dimana 20 harga saham dianggap sebagai nilai sekarang dari seluruh dividen yang diharapkan di masa mendatang. 2.1.17 Hubungan Return On Equity (ROE) dan Harga Saham Menurut Lestari dan Sugiharto (2007) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian invesatsi semakin tinggi. Menurut Tambunan (2007) ROE digunakan untuk mengukur rate of return (tingkat imbalan hasil) equitas. Para analisis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi yang dihasilkan perusahaan, maka akan semakin tinggi harga sahamnya. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Efi Nofiana denngan judul “Pengaruh Return On Equity (Roe), Earning Per Share(Eps), Dan Economic Value Added (Eva)Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Periode Tahun 2006-2008) Tujuan dari penelitian ini 21 adalah untuk mengujii secara parsial dan simultan pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham perbankan yang listing di BEI pada tahun 2006-2008. Setiadi (2011) Dengan judul “Pengaruh Return On Asset, Retun On Equity, Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Melakukan Merger Dan Akuisisi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Variabel bebas atau variabel independen yang digunakan pada penelitian ini ialah return on asset (X1), return on equity(X2), dan net profit margin(X3). Sedangkan variabel terikat atau dependen yang digunakan ialah harga saham (Y) perusahaan perbankan yang melakukan merger dan akuisisi yang tercacat di Bursa Efek Indonesia. 22 Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema sebagai berikut: Faktor – faktor yang mempengaruhi ROE (Return On Equity) Penelitian Terdahulu Dasar Teori : Pengujian Hipotesis Pembahasan Analisis yang dilakukan terhadap laporan keuangan akan mengarahkan kepada penarikan kesimpulan tentang kondisi keuangan perusahaan. Dlam hal ini peneliti ingin melihat kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran terhadap kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya dan melihat juga sejauh mana perusahaan menghasilkan keuntungan. Salah satu rasio yang berperan dalam kinerja profitabilitas perusahaan adalah Return On Equity (ROE), dimana ROE digunakan untuk 23 mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi yang dilakukan investor (pemegang saham), atau dapat dikatakan bahswa rasio ini menunjukkan seberapa keuntungan yang menjadi hak stakeholders Return On Equity (ROE) yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian invesatsi semakin tinggi. Sedangkan harga saham merupakan Harga Saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar bursa . 2.3 Pengajuan Hipotesis Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu serta kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Diduga Terdapat Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham pada PT. Mustika Ratu, Tbk.”