BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Sinyal (Signaling Theory) Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.1 Teori Sinyal menjelaskan tentang bagaimana para investor memiliki informasi yang sama tentang prospek perusahaan sebagai manajer perusahaan. Namum dalam kenyataannya manajer sering memiliki informasi lebih baik dari investor luar. Hal ini disebut informasi asimetris, dan ini memiliki dampak penting pada struktur modal yang optimal. Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi privat yang hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua 1 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (BPEE UGM: Yogyakarta, 2000), hlm. 570. 46 47 hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham.2 Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Pasar modal efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritassekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.3 Signaling theory juga menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan infomasi laporan keuangan pada pihak internal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi tersebut adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak investor karena 2 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba (Teori dan Model Empiris), (Jakarta: Grasindo, 2008), hlm. 75. 3 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi hlm. 571 48 perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dibanding pihak luar (investor, kreditor). Pada motivasi signaling manajemen melakukan kebijakan akrual yang mengarah pada presistensi laba. Motivasi signaling mendorong manajemen menyajikan laporan laba yang dapat mencerminkan laba sesungguhnya.4 Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus dimasa depan. Return yang meningkat akan diprediksi dan memberikan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang dan analisa yang mengungkap sinyal tersebut digunakan untuk memprediksi peningkatan earning jangka panjang. Teori sinyal ini membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan managemen (agent) disampaikan kepada pemilik modal (principle). Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai sinyal, yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau belum. Teori sinyal juga memprediksikan bahwa pengumuman efek pada harga saham dan kenaikan deviden adalah positif.5 4 Minar Simanungkalit, “Pengaruh Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman Terbuka di Indonesia”. Tesis Magister Sains (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009). 5 Yeye Susilowati, “Konsekuensi Signal Subtitusi dan Komplemen Dalam Keputusan Keputusan Pendanaan” Disertasi. Program Doktor Ilmu Ekonomi (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2006) 49 Secara garis besar signaling theory erat kaitannya dengan ketersediaan informasi. Berdasarkan informasi maka pasar modal dapat dibedakan menjadi:6 1. Pasar modal bentuk lemah (weak form): pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan informasi masa lalu. 2. Pasar modal bentuk setengah kuat: pasar yang harga-harga sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan. 3. Pasar modal bentuk kuat (strong form): pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan secara penuh semua jenis informasi termasuk informasi privat. B.Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal 1. Pasar Modal Secara Umum a. Pengertian Pasar Modal Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market. Sementara untuk istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, dan stock. Pasar modal menurut undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 Ayat (12) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan yang dimaksudkan dengan efek pada Pasal 1 ayat (5) adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, 6 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi., hlm. 572 50 tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.7 Pasar modal disebut juga dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut Pasal 1 Ayat (4) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/ atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.8 Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun.9 Pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant, right,publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi) dengan menggunakan jasa perantara, komisioner, dan underwriter.10 b. Landasan Hukum Pasar Modal Dasar hukum pasar modal di Indonesia adalah sebagai berikut:11 1) Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 7 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 109 8 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, hlm. 109 9 Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 43. 10 Subagyo, et al, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Yogyakarta: STIE YKPN, 1999), hlm. 115 11 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, “Regulasi Pasar Modal”, http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/uu_pm/index.htm. Diakses,07 april 2015. 51 2) PP No. 12 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. 3) Kepmenkeu Nomor 645/KMK.01/1995 Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 Tentang Pasar Modal Sebagaimana Telah Diubah Terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 284/KMK.010/1995. c. Fungsi Pasar Modal Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan berfungsi ekonomi karena pada pasar modal disediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana. Dengan adanya pasar modal, maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi).12 Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik yang dipilih. Jadi, diharapkan dengan adanya pasar modal, aktivitas perekonomian akan meningkat karena pasar modal itu merupakan alternatif pendanaan bagi 12 Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 14. 52 perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat.13 d. Jenis-jenis Pasar Modal Pasar modal dapat dibedakan atas dua segmen yaitu:14 1) Nonsecurities Segment Segmen ini menyediakan dana dari lembaga keuangan langsung kepada perusahaan. Di sini perusahaan berunding langsung dengan lembaga penyedia dana, misalnya lembaga perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, dan sebagainya. Biasanya lembaga keuangan akan menahan tanda bukti investasi perusahaan, umpamanya berupa lian agreement dan credit agreement, sampai dengan pembayaran selesai. Dengan perkataan lain, investasi tidak dilakukan dengan negotiablesecurities secara bebas yang dapat dijual secara mudah kepada perorangan maupun kepada investor kecil. 2) Securities Segment Berbeda halnya dengan nonsecurities segment, maka securities segment dirancang dengan maksud menyediakan sumber pembelanjaan jangka panjang dan memungkinkan perusahaan melakukan investasi pada barang modal, memperbanyak alat-alat produksi, dan menciptakan kesempatan kerja. Tujuan segmen ini 13 Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal, hlm. 14. Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal, hlm. 25. 14 53 adalah memobilisasi tabungan jangka panjang, menyediakan wahana atau saluran tabungan yang dapat ditarik atau ditempatkan pada investasi jangka panjang pada perusahaan-perusahaan produktif. Kemudian dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel.15 1) Pasar Perdana Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut 2) Pasar Sekunder Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek tersebut. Bagi efek yang memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa efek. 15 Subagyo, et al, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya , hlm.116. 54 3) Bursa Paralel Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Tidak semua efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public dapat menjual sahamnya di bursa efek. Ini dikarenakan persyaratan untuk listing di bursa efek tersebut cukup berat dan sangat ketat. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public memperjualbelikan efeknya, jika ia tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan oleh bursa efek. Contoh perdagangan efek di luar bursa adalah perdagangan sertifikat dan sertifikat yang diterbitkan oleh PT Danareksa. Prinsip perdagangan di bursa paralel adalah sama dengan perdagangan sertifikat Danareksa yaitu antara lain akanditetapkan kantor-kantor, tempat-tempat tertentu dimana perdagangan ini dapat dilakukan. Apakah bank-bank tertentu, di lembaga-lembaga keuangan non bank, maupun kantor-kantor pialang dan sebagainya.16 e. Bentuk Instrumen Pasar Modal Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, 16 Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal , hlm 29. 55 obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, right, warrant, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh Bapepam-LK sebagai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di pasar modal (bursa efek) biasanya berjangka waktu panjang.17 Saham menjadi produk utama yang diperdagangkan di pasar modal, dan memang tujuan utama keberadaan suatu pasar modal memperdagangkan saham. Selain saham, hingga saat ini, efek yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar modal Indonesia adalah saham (stock), saham preferen (preferred stock), obligasi (bond), obligasi konversi (convertible bond), right, warrant, reksadana, kontrak berjangka indeks saham (index future), kontrakopsi saham (single stock option), Surat Utang Negara (SUN), instrumen syariah (obligasi syariah), reksa dana syariah.18 2. Pasar Modal Syariah a. Pengertian Pasar Modal Syariah Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.19 Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap 17 Andri Soemitra, o Bank dan Lembaga Keuangan Syariah., hlm. 133. Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal, hlm. 75. 19 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Ketiga (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm. 158 18 56 perdagangan surat berharga menaati ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan syariah.20 Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Pasar modal syariah secara prinsip berbeda dengan pasar modal konvensional. Sejumlah instrumen syariah sudah digulirkan di pasar modal Indonesia seperti dalam bentuk saham dan obligasi dengan kriteria tertentu yang sesuai dengan prinsip syariah.21 b. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah 1) Firman Allah SWT “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak (boleh) menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (QS. al-Baqarah [2]: 278-279). 2) Hadits Nabi SAW ِ ِِ (ِف بَـْيـ َع ٍة (رواه أبو داود والرتمذي والنسـائى َّ ِإِ َّن الن َ َِّب ْ صلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم نَـ َهى َع ْن بَـْيـ َعتَـ ْْي “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i). 3) Kaidah Fiqh 20 . Indah Yuliana., hlm 46. Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah., hlm. 111. 21 57 ِ اَةُ َما ََْ ََ ُُ َّ َّ َدلِْيلٌ َعلَى َََِْْـ َها ْ األ َ ََصلُ ِف الْ ُُ َع َامَاَِ اْ ِِإب “Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.”22 4) Pendapat Ulama بِنِ ْسبَ ِة َّ َس ُه ِم َجائٌِز َش ِْْي ًعا أل َس ُه ِم ُشََِكاءُ ِف الش َِِّْك ِة ْ َن أ ْ اب اْأل ْ َّع ُاملُ بِ ْاأل َ اَألتـ َ َص َح َما َيَْلِ ُك ْو َن “Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.”23 5) Fatwa dan Peraturan Lainnya Pasar modal syariah di Indonesia telah memiliki landasan fatwa sebagai berikut :24 a) Fatwa No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. b) Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Juga terdapat 3 (tiga) Peraturan Bapepam & LK yang mengatur tentang efek syariah sejak tahun 2006, yaitu:25 a) Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah. 22 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip di Bidang Pasar Modal 23 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip di Bidang Pasar Modal 24 Bursa Efek Indonesia,“Sharia Regulation,” www.idx.co.id. Diakses 07 april 2015. 25 Bursa Efek Indonesia,“Sharia Regulation,” www.idx.co.id. Diakses 07 april 2015 58 b) Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad-akad yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. c) Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. c. Fungsi Keberadaan Pasar Modal Syariah Fungsi keberadaan pasar modal syariah adalah:26 1) Memungkinkan pemilik investasi berpartisispasi secara penuh dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan risiko. 2) Memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan menjual saham yang mereka miliki sesuai dengan sistem di pasar modal. 3) Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan produksi mereka. 4) Menghindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan harga saham jangka pendek yang merupakan karakteristik utama dari pasar modal non-Islam. 5) Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga saham perusahaan tersebut. d. Instrumen Pasar Modal Syariah Instrumen pasar modal syariah dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu:27 26 Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 535-536. 27 Muhammad Firdaus NH, et al, Sistem Kerja Pasar Modal Syariah (Jakarta: Renaisan, 2005), hlm. 27. 59 1) Sekuritas aset/ proyek aset (aset securitisation) yang merupakan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan musyarakah (management share) maupun penyertaan mudharabah (participation share). Penyertaan musyarakah adalah yang mewakili modal tetap dengan hak pengelola, mengawasi manajemen dan hak suara dalam pengambilan keputusan. Sedangkan penyertaan mudharabah adalah mewakili modal kerja dengan hak atas modal dan keuangan tersebut, tetapi tanpa hak suara, hak pengawasan atau pengelolaan. 2) Sekuritas utang (debt securisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan. 3) Sekuritas modal, sekuritas ini merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efek-efek yang diperdagangkan dalam pasar modal syariah hanya yang memenuhi kriteria saham syariah. Sampai saat ini, efek-efek syariah menurut fatwa DSN MUI No. 40/ DSN-MUI/ X/ 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa Dana Syariah. Kontrak Investasi Efek Kolektif Beragun Aset (KIK EBA) Syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kemudian instrumen keuangan syariah bertambah dalam fatwa DSN- 60 MUI No. 65/ DSN-MUI/ III/ 2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan fatwa DSN-MUI No. 66/ DSN-MUI/ III/ 2008 Tentang Waran Syariah pada tanggal 6 Maret 2008.28 C. Tinjauan Umum Tentang Saham 1. Saham Secara Umum a. Pengertian Saham Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal atau prosentase tertentu. Sementara itu, saham adalahjumlah satuan dari modal kooperatif yang sama jumlahnya bisa diputar dengan berbagai cara berdagang, dan harganya bisa berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan dan kerugian kinerja perusahaan tersebut.29 Dalam bahasa Belanda, saham disebut aandeel, dalam bahasa Inggris disebut share, dalam bahasa Jerman disebut aktie, dan dalam bahasa Perancis disebut dengan action. Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan kata “saham” di dalamnya sebagai tanda bukti pemilihan sebagian dari modal perseroan.30 Saham adalah klaim terhadap penghasilan bersih dan aset perusahaan, yaitu dividen yang dibagikan kepada stockholder (pemegang saham) setelah perusahaan memenuhi kewajibannya, seperti membayar gaji karyawan, pajak, dan kewajiban utangnya, 28 Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, hlm. 136-137. Indah Yuliana, hlm. 59. 30 Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal, hlm. 93. 29 61 termasuk kewajibannya terhadap bondholder (pemegang obligasi). Oleh karena itu, saham disebut juga residual claimant, dan pemegang saham memperoleh penghasilan yang berfluktuasi, berhubungan dengan keuntungan atau kerugian perusahaan penerbitnya.31 b. Jenis-jenis Saham Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas masyarakat. Umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common stock). Ada beberapa sudut pandang dalam membedakan saham, yaitu:32 1) Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas: a) Saham biasa (common stock), merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b) Saham preferen (preferred stocks), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil yang dikehendaki investor. 31 Ktut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 104 32 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab., hlm. 6-8. 62 2) Dilihat cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas: a) Saham atas unjuk (bearer stocks), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. b) Saham atas nama (registered stocks), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. 3) Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: a) Saham unggulan (blue-chip stocks), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b) Saham pendapatan (income stocks), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. c) Saham pertumbuhan (growth stocks-well-known), yaitu sahamsaham dari emiten yang memiliki pendapatan yang tinggi, sebagai leader industri sejenis yang memiliki reputasi tinggi. Selain itu, terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu 63 saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stock. d) Saham spekulatif (speculative stocks), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai 1) kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti. 2) Saham siklikal (counter cyclical stocks), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. 2. Saham Syariah a. Pengertian Saham Syariah Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah.33 Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun 33 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, “Pengenalan Produk Syariah.” http://www.bapepam.go.id/syariah/pengenalan_produk_syariah.html. Diakses, 07 april 2015 64 cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah.34 b. Kriteria Saham Syariah Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:35 1) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah. 2) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha: (1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi. (2) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa. (3) Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu. (4) Bank berbasis bunga. (5) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga. 34 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. . Diakses, 07 april 2015 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. . Diakses, 07 april 2015 35 65 (6) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional. (7) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. (8) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah). b) Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan c) Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%. D. Tinjauan Umum Tentang Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.36 36 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm 239. 66 Menurut Hanafi, pengukuran kinerja keuangan didefinisikan sebagai “financial performing measurement“ (pengukuran kinerja keuangan). Kinerja keuangan merupakan kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.37 Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik.38 Menurut Samsul, secara fundamental harga suatu jenis saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kemungkinan risiko yang dihadapi perusahaan, kinerja perusahaan tercermin dari laba operasional dan laba bersih per saham serta beberapa rasio keuangan yang menggambarkan kekuatan manajemen dalam mengelola perusahaan. Risiko perusahaan tercermin dari daya tahan perusahaan dalam menghadapi siklus ekonomi serta faktor makro ekonomi dan makro nonekonomi. Dengan kata lain, 37 Mamduh Hanafi, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Cet. Ke-1 (Yogyakarta: YKPN, 2003), hlm.69. 38 Munawir, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2001), hlm. 62. 67 kinerja perusahaan dan risiko yang dihadapi dipengaruhi oleh faktor makro dan mikro ekonomi.39 2. Tahap-tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan Secara umum, terdapat 5 (lima) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut:40 a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan. b. Melakukan perhitungan. c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh. d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai masalah yang ditemukan 3. Analisis Laporan Keuangan a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu.41 Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pemangku kepentingan atau pihak-pihak yang 39 Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio., hlm. 200. Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, hlm 239. 41 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 66. 40 68 mempunyai kepentingan (stakeholders) di luar perusahaan; pemilik perusahaan, pemerintah, kreditor dan pihak lainnya.42 Analisa laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, dan kemungkinannya di masa depan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan di dalam menganalisa keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisa dengan menggunakan rasio merupakan hal yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan.43 Analisis laporan keuangan dapat dilihat dari berbagai sudut kepentingan. Analisis untuk kepentingan pihak manajemen berbeda dengan analisis untuk kepentingan investor. Bahakan investor yang ingin melakukan investasi jangka panjang mempunyai tujuan analisis yang berbeda dengan investor yang ingin melakukan investasi jangka pendek, walaupun sama-sama menggunakan analisis fundamental. Investor jangka panjang akan menganalisis kinerja manajemen dan kinerja perusahaan, sedangkan investor jangka pendek akan menganalisis kinerja saham.44 42 Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental Saham, Laporan Keuangan Perusahaan, Membaca, Memahami, dan Menganalisis (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 1. 43 Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 37. 44 Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio hlm. 128. 69 b. Metode dalam Analisis Laporan Keuangan Dalam praktik analisis laporan keuangan terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu:45 1) Analisis vertikal (statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya 1 periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui. 2) Analisis horisontal (dinamis) Analisis horisontal, merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain. 3) Analisis Rasio Analisis rasio digunakan untuk pandangan yang lebih jelas terhadap karakter keuangan dari sebuah perusahaan. Hasil dari rasio sering dapat digunakan untuk lebih menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja keuangan dari sebuah perusahaan. Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan 45 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan , hlm. 95-96. 70 keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.46 4) Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan. Penggunaan rasio akan menghilangkan masalah ukuran karena ukuran akan secara efektif terbagi, yang akhirnya kita dapatkan adalah presentase, kelipatan, atau periode waktu.47 Rasio keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.48 5) Return saham Return adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang49 atau return saham merupakan Capital gain: selisih antara harga saham (closing price) pada periode t dengan harga saham (closing price) periode sebelumnya (t-1) Return total dapat dinyatakan sebagai berikut: Return Saham = 46 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 72. Stephen A. Ross, et al, Pengantar Keuangan Perusahaan I, Edisi Kedelapanm alih bahasa Ali Akbar Yulianto, dkk (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 78. 48 Arthur J. Keown, et al, Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh, alih bahasa Marcus Prihminto Widodo (Jakarta: Indeks, 2011), hlm. 74. 49 Sari 47 71 Keterangan Pt = Harga saham periode sekarang Pt‐1 = Harga saham periode sebelumnya 1) Return on Equity Return on Equity (ROE) adalah ukuran dari hasil yang diperoleh para pemegang saham sepanjang tahun. Dari segi akuntansi, ROE menjadi ukuran hasil akhir kinerja yang sebenarnya. Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio return on equity (ROE) disebut juga dengan laba atas equity. Di beberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset turnover atau perputaran total asset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.50 Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha. Investor memandang bahwa ROE merupakan indikator profitabilitas yang penting, karena ROE merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka 50 Irham Fahmi, op.cit., hlm. 137. 72 melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal.51ROE digunakan untuk mengukur rate of return (tingkat imbalan hasil) ekuitas. Para analis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi ROE yang dihasilkan perusahaan, akan semakin tinggi harga sahamnya.52 Adapun rumus return on equity (ROE) adalah:53 Rumus ROE = Return on equity (ROE) menunjukkan bagian keuntungan yang berasal dari (atau menjadi hak) modal sendiri, dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelian saham suatu perusahaan (karena modal sendiri menjadi bagian pemilik). Misalkan laba bersih PT Maju Jaya tahun 2010 sebesar Rp 17.150.000,- dan ekuitas sebesar Rp 90.000.000,- , maka ROE PT Maju Jaya sama dengan:54 Contoh ROE = Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Indah Satria Miningsih (2011), Nopenda Wati (2008), menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap return saham. 51 Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 20. 52 Andy Tambunan, Menilai Harga Wajar Saham. (Jakarta: PT Grasindo, 2007), hlm. 179. 53 Tjiptono Darmadji,dan Hendy M. Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. hlm. 158 54 Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental, Laporan Keuangan Perusahaan, Membaca, Memahami, dan Menganalisis. hlm 141 73 2. Current Ratio dan Pengaruh terhadap Return saham Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa kuat keuangan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (membayar hutang-hutang jangka pendeknya) atau seberapa besar harta lancar yang bisa dijadikan jaminan bagi kewajiban lancarnya.55 Current ratio sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Sehingga secara matematis Current Ratio (CR) dapat dirumuskan sebagai berikut : Misalkan harta lancar PT Maju Jaya tahun 2010 sebesar Rp 470.185.000.000,- dan hutang lancar sebesar Rp 295.767.000.000,maka CR PT Maju Jaya sama dengan: Contoh CR = Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Nur Fita Sari (2012), Feny Wulandari (2012), Indah Satria Miningsih (2011) menunjukkan bahwa Current rasio berpengaruh positif terhadap return saham. 55 Swawidji Widoatmodjo, Seri Membuat Uang Bekerja Untuk Anda Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan Bagi Pemula, (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm. 108 74 3. Debt to Equity Ratio (DER) dan Pengaruh terhadap Return saham Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio leverage. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan daam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio leverage dapat dihitung berdasarkan informasi dari neraca, yaitu dari pos-pos aktiva dan pos-pos hutang. DER adalah perbandingan total kewajiban dengan ekuitas pemegang saham. DER menunjukkan jumlah aktiva yang disediakan oleh pemilik perusahaan.56 Misalkan total debt PT Maju Jaya tahun 2010 sebesar Rp 470.185.000.000,- dan total equity sebesar Rp 295.767.000.000,- , maka DER PT Maju Jaya sama dengan: Contoh DER = Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Nur Fita Sari (2012), Wahyuni Peni Padan (2012), Feny Wulandari (2012), Indah Satria Miningsih (2011), Nopenda Wati (2008), Putri Anggraeni Ichsani (2011) menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap return saham. 56 Putri Anggraeni Ichsani. “Analisis Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Total Asset Turnover terhadap Return on Equity serta Dampaknya terhadap Nilai Saham”, hlm 24 75 4. Adapun rumus Return On Equity (ROE) adalah:57 Rumus ROE = Return on equity (ROE) menunjukkan bagian keuntungan yang berasal dari (atau menjadi hak) modal sendiri, dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelian saham suatu perusahaan (karena modal sendiri menjadi bagian pemilik). Misalkan laba bersih PT Maju Jaya tahun 2010 sebesar Rp 17.150.000,- dan ekuitas sebesar Rp 90.000.000,- , maka ROE PT Maju Jaya sama dengan:58 Contoh ROE = Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Indah Satria Miningsih (2011), Nopenda Wati (2008), menunjukkan bahwa ROE berpengaruh posotif terhadap return saham. c. Total Assets Turnover (TAT) dan Pengaruh terhadap Return saham Total Assets Turnover merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisinsi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio ini rendah merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan 57 Tjiptono Darmadji, dan Hendy M. Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. hlm. 158 58 Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental, Laporan Keuangan Perusahaan, Membaca, Memahami, dan Menganalisis. hlm 141 76 harus ditingkatkan. Beberapa aktiva harus dijual dari langkah-langkah tersebut harus dilakukan.59 Total Assets Turnover secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Rumus TAT = Misalkan penjualan PT Maju Jaya tahun 2010 sebesar Rp 470.185.000.000,- dan Total aktiva sebesar Rp 295.767.000.000,-, maka TAT PT Maju Jaya sama dengan: Contoh TAT = Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Nur Fita Sari (2012),Rm Gian Ismoyo Kusumo (2011), Feny Wulandari (2012), Indah Satria Miningsih (2011), Nopenda Wati (2008), Kwan Billy Kwandinata (2005), Putri Anggraeni Ichsani (2011) menunjukkan bahwa TAT berpengaruh positif terhadap return saham. 59 Putri Anggraeni Ichsani. “Analisis Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Total Asset Turnover terhadap Return on Equity serta Dampaknya terhadap Nilai Saham”, hlm 27