PEMELIHARAAN LARVA IKAN BERONANG LADA (Siganus guttatus) HASIL PEMIJAHAN INDUK F1 DAN INDUK ALAM Hamka*, Jumriadi, Syamsul Bahri dan Marwan ABSTRAK Kualitas induk yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam kegiatan pembenihan, dimana tentunya induk yang baik diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dalam kegiatan pembenihan.Koleksi induk yang terdapat di BPBAP Takalar adalah terdiri dari induk alam Barru dan induk F1. Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan kegiatan perekayasaan yang bertujuan untuk melihat tingkat kelangsungan hidup larva yang dihasilkan dari kedua jenis induk tersebut. Sedangkan sasarannya diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam pemilihan induk dalam suatu usaha kegiatan pembenihan kerapu. Kegiatan ini dilakukan dalam bak beton berbentuk persegiempat (volume efektif 4 ton) dengan kegiatan: Bak A (larva induk alam asal Barru); Bak B (larva induk alam asal Tanakeke); Bak C (larva induk F1). Kegiatan ini dilakukan sebanyak 3 siklus dengan padat tebar 40.000 ek/bak. Pengukuran kelangsungan hidup (SR) dihitung pada akhir kegiatan dengan menghitung langsung jumlah larva/benih yang dihasilkan pada masing-masing bak pemeliharaan. Selain itu juga dilakukan pengukuran kualitas air yang meliputi pH, kelarutan oksigen (DO), ammonia dan nitrit dilakukan setiap minggu, sedangkan pengukuran suhu dilakukan setiap hari. Tingkat kelangsungan hidup (SR) ratarata yang didapatkan pada setiap bak pemeliharaan adalah Bak A (5,50%± 1,00); Bak B (4,00%± 0,58); dan Bak C (0%). Hasil pengukuran kualitas air menunjukkan kisaran yang layak untuk mendukung kegiatan pemeliharaan larva ikan beronang. Kata kunci : Induk alam, induk F1, survival rate TINGKAT PRODUKTIFITAS INDUK F1 DAN INDUK ALAM IKAN BERONANG LADA (Siganus guttatus) Hamka, Syamsul Bahri, Jumriadi dan Marwan ABSTRAK Kegiatan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat produktifitas induk F1 yang telah dihasilkan dari kegiatan perekayasaan sebelumnya dibandingkan dengan induk alam dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah sebagai bahan informasi dalam pemanfaatan induk F1 dalam kegiatan pembenihan ikan beronang. Kegiatan ini dilakukan dalam bak beton berukuran 2,18 x 1,56 x 1 m3 (volume efektif 3 ton) dengan pergantian air 150- 200% setiap hari yang terletak dalam ruangan semi outdoor sebanyak 3 bak pemeliharaan (Bak A; Bak B dan Bak C). Bak A dengan pemeliharaan induk F1; Bak B dengan pemeliharaan induk alam asal Barru dan Bak C dengan pemeliharaan induk alam asal Takalar. Jenis pakan yang digunakan dalam kegiatan adalah semi terapung dengan kandungan protein >45%. Frekwensi pemberian pakan adalah 5X yaitu pagi (2X), siang (1X) dan sore (3X) dengan dosis 3-5% / BB. Hasil akhir dari kegiatan ini menunjukkan adanya perbedaan nilai prosentasi frekwensi pemijahan yang berbeda dalam kurun waktu satu tahun yaitu untuk induk F1 (50%); induk alam asal Barru (83.33%) dan induk alam asal Takalar (75%). Tingkat kelangsungan hidup induk beronang sampai akhir kegiatan untuk semua perlakuan adalah pada Bak A (88%); Bak B (80%) dan Bak C (80%). Kata kunci : IndukF1, induk alam, pemijahan