Berita Pers Inisiatif Pengembangan Infrastruktur KSEI untuk Pendalaman dan Likuiditas Pasar Modal Jakarta, 14 Agustus 2014 - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama Self Regulatory Organization (SRO), yaitu PT Bursa Efek Indonesia dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hari ini menyelenggarakan Konferensi Pers Tengah Tahun bertempat di Main Hall BEI, Jakarta. Dalam kesempatan pada Konferensi Pers tersebut, Heri Sunaryadi, Direktur Utama KSEI melaporkan kinerja KSEI selama periode Juli 2013 hingga Juli 2014. Total aset di KSEI sedikit mengalami penurunan sebesar 0,94% atau Rp 3.082,77 triliun per akhir Juli 2014 dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 3.111,87 triliun. Untuk SID terdapat peningkatan jumlah SID sebesar 13,13% atau 340.554 pada akhir Juli 2014 dari sebelumnya 301.021 per akhir Juli 2013. Pada kesempatan yang sama, Heri juga menyampaikan beberapa pengembangan yang telah dilakukan KSEI sepanjang semester pertama tahun 2014. Heri menegaskan bahwa pengembangan infrastruktur merupakan modal dasar yang sangat penting di setiap industri, karena dengan semakin baik infrastruktur yang dibangun, maka semakin kokoh dan konsisten pula pertumbuhannya. Sesuai dengan komitmen KSEI bahwa implementasi yang telah dilaksanakan harus terus dievaluasi dan perlu dilakukan pengembangan berikutnya untuk memenuhi kebutuhan pasar, KSEI tengah berupaya melaksanakan pengembangan fungsi beberapa infrastruktur yang telah diimplementasikan. Pengembangan yang didasarkan pada Single Investor Identification (SID) dan Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) menjadi salah satu rencana pengembangan infrastruktur yang menjadi agenda KSEI sejak akhir tahun lalu. Langkah dan strategi yang tengah dilakukan adalah pengembangan infrastruktur pasar modal dengan menggandeng industri perbankan. Industri perbankan yang telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat, didukung dengan jaringan yang telah mencapai ke pelosok tanah air merupakan peluang untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan investasi pasar modal. Kemudahan penggunaan fitur perbankan yang telah diketahui secara umum diharapkan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal dengan lebih mudah. Memasuki tahun 2014, KSEI telah mencapai kesepakatan dengan PT Bank Permata Tbk (PermataBank) dalam menjalin kerja sama pengembangan Co-Branding Fasilitas AKSes melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bank, yang secara resmi telah diluncurkan sejak 15 Juli 2014. Kerjasama ini merupakan babak baru pengembangan Fasilitas AKSes sekaligus tahap awal dari pengembangan Co-Branding Fasilitas AKSes. Pada pengembangan tahap selanjutnya, diharapkan kerja sama serupa dapat terjalin dengan Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) yang telah bekerjasama dengan KSEI (CIMB Niaga, BCA, Bank Mandiri, BNI, Bank Syariah Mandiri). "Terobosan ini menjadi langkah awal pengembangan lebih lanjut infrastruktur pasar modal yang bekerjasama dengan industri perbankan. Untuk saat ini melalui pemantauan portofolio investasi Fasilitas AKSes melalui ATM, namun kedepannya diharapkan akan terdapat pengembangan infrastruktur yang memungkinkan investor untuk melakukan investasi di pasar modal lebih mudah melalui jaringan perbankan nasional," kata Heri. 1/5 Selain sinergi dengan industri perbankan, salah satu hal yang menjadi fokus KSEI terkait dengan pengkinian data investor pasar modal Indonesia. Untuk mendukung proses pengkinian data ini, KSEI telah menyiapkan modul Static Data Investor (SDI) pada sistem C-BEST pada Desember 2013. Sebagai upaya dalam membentuk database investor pasar modal yang lebih akurat dengan mengacu pada SID, KSEI telah melakukan penjajakan kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk menggunakan data kependudukan yang dimiliki Ditjen. Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri. Database kependudukan Indonesia yang dimiliki Dukcapil yang telah dibangun melalui implementasi KTP elektronik layak dijadikan acuan karena database tersebut senantiasa diperbaharui, semisal apabila terdapat perpindahan domisili. Peresmian kerja sama antara KSEI dan Kementerian Dalam Negeri direncanakan akan dilakukan pada akhir Agustus 2014. Menanggapi rencana implementasi tersebut, Heri menyatakan "Rekonsiliasi data di KSEI yang mengacu pada database kependudukan Kementerian Dalam Negeri diharapkan akan meningkatkan kualitas database investor sekaligus menjadi solusi dari beberapa kendala yang pernah dihadapi seperti SID ganda dan unclaimed assets." Masih terkait dengan impelementasi SID, pada akhir tahun 2014, KSEI juga menargetkan penerapan pemberian nomor SID bagi pemilik Reksa Dana secara keseluruhan. Saat ini, kewajiban kepemilikan SID yang telah diterapkan di pasar modal hanya diberlakukan bagi investor yang berinvestasi saham di pasar modal. Penerapan SID Reksa Dana ini merupakan inisiatif OJK yang bekerjasama dengan KSEI selaku lembaga yang menyimpan data investor pasar modal Indonesia. SID untuk Reksa Dana ini nantinya juga akan mempermudah investor berinvestasi di Reksa Dana. Kedepannya, KSEI juga merencanakan pengembangan infrastruktur untuk mendukung perkembangan dan efisiensi industri Reksa Dana. Heri menyampaikan harapannya bahwa berbagai pengembangan infrastruktur yang tengah dilakukan tersebut dapat mendukung perkembangan pasar modal Indonesia. ***** Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: Unit Komunikasi Perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Media Contact: Zylvia Thirda Phone. (021) 5299 1062 Fax. (021) 5299 1199 2/5 Lampiran: Data Statistik Perkembangan Kegiatan Operasional KSEI (per 25 Juli 2014) 1. Total Asset yang tercatat di C-BEST Secara keseluruhan total aset yang tercatat di C-BEST sampai dengan tanggal 25 Juli 2014 sebesar Rp 3.082,77 triliun, mengalami penurunan 0,94% dibanding dengan data per 31 Juli 2013 sebesar Rp 3.111,87 triliun. Sementara itu keseluruhan jumlah Efek yang tercatat sampai dengan 25 Juli 2013 mengalami kenaikan dibandingkan data per 31 Juli 2013. Hingga tanggal 25 Juli 2014 tercatat sejumlah 1.228 Efek dibandingkan data per 31 Juli 2013 sebanyak 1.138 Efek atau naik sebesar 7,91% Berikut rincian asset untuk masing-masing Efek: No. Jenis Efek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Saham Dana Investasi Real Estate Obligasi Korporasi Obligasi Pemerintah Waran Medium Term Notes Sukuk HMETD Surat Berharga Syariah Negara Efek Beragun Aset Reksa Dana Negotiable Certificate of Deposit Total 2. Jumlah Asset per 31 Juli 2013 Jumlah Asset per 25 Juli 2014 Efek (dalam Rupiah) Efek (dalam Rupiah) 517 2.848.110.928.663.450 540 2.796.590.545.684.260 1 400.000.000.000 343 207.239.162.944.017 353 213.874.462.944.017 37 13.511.364.000.000 41 19.773.263.000.000 31 3.124.235.356.072 38 2.678.402.402.296 90 20.450.626.000.000 116 23.724.515.666.666 33 6.974.000.000.000 33 6.958.000.000.000 4 71.159.182.304 10 9.328.196.000.000 12 12.672.057.000.000 5 1.661.968.255.091 6 2.025.473.799.511 72 1.474.431.374.720 72 2.360.910.288.504.23 12 1.645.000.000.000 1.138 3.111.874.912.593.350 1.228 3.082.773.789.967.560 Total asset untuk Saham dan Obligasi Korporasi & SUKUK yang dimiliki oleh investor lokal dan asing. Total asset Saham yang tercatat di C-BEST sampai dengan tanggal 25 Juli 2014 masih didominasi kepemilikannya oleh investor asing, secara prosentase dan nilai mengalami peningkatan dari Rp 1.618,66 triliun (57%) pada 31 Juli 2013 menjadi Rp 1.810,48 triliun (65%) pada 25 Juli 2014, atau secara nilai meningkat sebesar 11,85%. Sedangkan untuk asset Saham yang dimiliki investor lokal secara prosentase dan nilai mengalami penurunan dari Rp 1.229,44 triliun (43%) pada 31 Juli 2013 menjadi Rp 986,10 triliun (35%) pada 25 Juli 2014 atau secara nilai mengalami penurunan sebesar 19,79%. Untuk total asset Obligasi Korporasi dan Sukuk yang tercatat di C-BEST sampai dengan tanggal 25 Juli 2014 masih didominasi kepemilikannya oleh investor lokal, secara prosentase mengalami sedikit penurunan dari 93% pada 31 Juli 2013 menjadi 92% pada 25 Juli 2014, namun secara nilai mengalami peningkatan dari Rp 198,57 triliun pada 31 Juli 2013 menjadi Rp 202,31 triliun pada 25 Juli 2014 atau secara nilai mengalami peningkatan sebesar 1,89%. Sedangkan untuk asset Obligasi Korporasi dan Sukuk yang dimiliki investor asing secara prosentase dan nilai mengalami peningkatan dari Rp 15,63 triliun (7%) pada 31 Juli 2013 menjadi Rp 18,51 triliun (8%) pada 25 Juli 2014 atau secara nilai mengalami peningkatan sebesar 18,39%. 3/5 Data per 31 Juli 2013 (dalam triliun Rupiah) Data per 25 Juli 2014 (dalam triliun Rupiah) 3. Total Single Investor Identification (SID) Total SID per Juli 2014 mengalami peningkatan sebesar 13,13% dari sebanyak 301.021 pada 31 Juli 2013 menjadi 340.554 pada 25 Juli 2014. Berikut grafik jumlah SID (Periode 31 Juli 2013 - 25 Juli 2014): 350.000 338.195 340.000 340.152 340.554 Jun' 14 Jul' 14 334.796 331.528 328.162 330.000 320.000 319.026 319.912 320.506 320.779 Okt' 13 Nov' 13 Des' 13 Jan' 14 307.569 310.000 301.021 299.550 Jul'13 Agt' 13 300.000 290.000 280.000 270.000 Sept' 13 Feb' 14 Mar' 14 April' 14 Mei' 14 4/5 4. Data Jumlah SID dan Sub Rekening Efek (SRE) - per 25 Juli 2014 Lokal Keterangan SID Institusi 4.444 Sub Rekening Efek 5. Asing Individual 326.278 Institusi 6.765 330.722 7.377 Total Individual 3.067 9.832 417.402 424.779 8.693 12.042 3.349 340.544 436.821 Kegiatan Corporate Action Selama periode Januari - Juli 2014 total dana corporate action yang telah didistribusikan KSEI sebanyak Rp 79,62 triliun dan USD 23,84 juta berupa dividen dan exercise Efek Bersifat Ekuitas serta bunga/pokok Efek Bersifat Utang. Jumlah dana tersebut mengalami peningkatan dalam mata uang Rupiah namun mengalami penurunan dalam mata uang USD dibandingkan dengan distribusi dana melalui KSEI selama periode Januari - Juli 2013 dimana total dana corporate action sebesar Rp 60,49 triliun dan USD 39,74 juta. Sementara total Efek yang telah didistribusikan selama periode Januari - Juli 2014 sebanyak 105,64 miliar unit Efek dalam bentuk saham, waran dan HMETD, atau mengalami peningkatan sebesar 23,84% dibandingkan periode Januari - Juli 2013 sebesar 85,31 miliar unit Efek. Untuk kegiatan RUPS dan RUPO dalam periode Januari - Juli 2014 telah dilaksanakan sebanyak 543 kali, jumlah ini sama dengan periode sebelumnya di tahun 2013 (Januari - Juli 2013). Dana Equity (dividend & exercise) Debt (bunga & pokok) Total Efek Saham Waran HMETD Total Kegiatan RUPS/RUPO RUPS/RUPO Januari - Juli 2013 Jumlah Triliun Rupiah Jutaan USD 31,15 31,31 29,34 8,43 60,49 39,74 Jumlah (Unit Efek) 38.106.973.121 3.406.146.298 43.799.971.713 85.313.091.132 Frekuensi 543 Januari - Juli 2014 Jumlah Triliun Rupiah Jutaan USD 33,28 51,40 46,34 23,79 79,62 23,84 Jumlah (Unit Efek) 4.670.730.563 148.112.420 100.825.794.018 105.644.637.001 Frekuensi 543 ---***--- 5/5