press release

advertisement
Berita Pers
Tahun Depan, Pembukaan Sub Rekening Efek di KSEI
Semakin Mudah dan Cepat
Jakarta, 30 Desember 2013 - Dua tahun sejak diimplementasikannya pengembangan infrastruktur
pasar modal Indonesia berupa Single Investor Identification (SID) dan pemisahan Rekening Dana
Nasabah (RDN), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus melakukan serangkaian
pengembangan, baik pengembangan baru maupun untuk mendukung pengembangan yang telah
ada sebelumnya. Salah satu upaya yang tengah dilakukan KSEI adalah mempercepat proses
pembukaan Sub Rekening Efek agar investor baru dapat lebih cepat melakukan transaksi di pasar
modal Indonesia.
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Self
Regulatory Organization (SRO) hari ini (30/12) di Galeri Bursa Efek Indonesia, Heri Sunaryadi,
Direktur Utama KSEI menjelaskan bahwa mulai tanggal 27 Desember 2013 di sistem C-BEST telah
diimplementasikan modul Statik Data Investor (SDI). Dengan modul ini Pemegang Rekening KSEI,
yaitu Perusahaan Efek dan Bank Kustodian dimungkinkan untuk secara langsung melakukan
administrasi Sub Rekening Efek mulai dari pembukaan rekening hingga penutupan rekening.
Khusus untuk nasabah individu domestik, dengan adanya modul ini maka proses pembukaan Sub
Rekening Efek bagi investor baru menjadi semakin cepat. "Dahulu investor baru harus menunggu
sekitar 2 hari untuk proses pembukaan Sub Rekening Efek. Dengan modul ini, untuk investor
individu domestik, asalkan datanya lengkap diisi sesuai ketentuan yang berlaku maka begitu
instruksi disampaikan ke sistem C-BEST secara langsung sistem akan membuatkan Sub Rekening
Efek dan nomor SID bagi nasabah terkait. Kalau pembukaan Sub Rekening Efek dan pembuatan
SID-nya cepat, diharapkan proses pembukaan Rekening Dana Nasabah di Bank juga dapat
dipercepat sehingga investor tidak perlu menunggu lama untuk dapat melakukan transaksi di BEI,"
ungkapnya.
Melalui modul SDI ini, Pemegang Rekening juga dapat memperbaharui sendiri data nasabah apabila
terdapat perubahan. Dengan data yang senantiasa valid dan terkini, maka dapat diperoleh basis
data investor secara demografis semakin lengkap, terutama berdasarkan jenis kelamin, wilayah dan
informasi lainnya. Diharapkan pengelolaan data investor yang semakin baik tersebut serta telah
diimplementasikannya SID di pasar modal Indonesia, dapat mendukung data warehouse pasar
modal Indonesia.
Implementasi modul SDI ini sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK (sekarang Otoritas Jasa
Keuangan/OJK) No.V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan di
Bidang Pasar Modal tanggal 23 Desember 2009, yang menyebutkan bahwa Perusahaan Efek dan
Bank Kustodian yang telah memperoleh izin dari OJK wajib melakukan pengkinian data nasabah
yang sudah ada sebelum peraturan tersebut ditetapkan. Heri berharap pengembangan modul SDI
tersebut dapat semakin menunjang pengembangan infrastruktur pasar modal, khususnya penerapan
Straight Through Processing. Namun, Heri kembali mengingatkan bahwa implementasi modul SDI
tersebut memerlukan kesiapan para Pemegang Rekening agar data yang di-input sesuai dengan
prinsip know your client yang terkait. "Kunci sukses penerapan mekanisme baru pembukaan Sub
Rekening Efek ini tidak lepas dari kesiapan sistem back office Pemegang Rekening KSEI. Untuk itu
di tahun ini kami juga telah memberikan subsidi untuk biaya kepada vendor sistem back office
Perusahaan Efek agar proses pembukaan rekening bagi nasabah dapat terintegrasi dengan proses
pembukaan Sub Rekening Efek dan pembuatan SID di KSEI hingga pembukaan RDN di bank,"
imbuhnya.
Pada kesempatan ini Heri juga memaparkan data terkait kepemilikan Efek yang tercatat di KSEI.
Berdasarkan data KSEI per 24 Desember 2013, komposisi kepemilikan saham didominasi pihak
asing yakni sebesar Rp 1.458,25 triliun (63%) dibandingkan lokal sebesar Rp 848,21 triliun (37%).
Sementara itu dari sisi kinerja sepanjang tahun 2013, terdapat total aset yang tercatat di KSEI
menurun sebesar 5,39% dari Rp 2.735,97 triliun pada 26 Desember 2012 menjadi Rp 2.588,22
triliun pada 24 Desember 2013. Terdapat pula peningkatan jumlah SID sebesar 12,81% atau
320.606 per 24 Desember 2013 dibandingkan data pada 26 Desember 2012 sebanyak 281.438.
1/6
Terkait jasa penyelasaian transaksi, di tahun 2013, KSEI juga telah dapat memberikan fasilitas
penyelesaian transaksi Efek dalam mata uang Dollar Singapura (SGD), melengkapi penyelesaian
transaksi mata uang asing yang sebelumnya sudah tersedia dalam mata uang Dollar Amerika
(USD). Heri menegaskan, secara keseluruhan sistem untuk menangani transaksi tersebut sudah
siap di KSEI, termasuk Bank Pembayarannya. KSEI juga telah menyediakan jasa penyimpanan dan
penyelesaian transaksi Surat Utang Negara dalam Valuta Asing (SUN Valas) yang diterbitkan
Pemerintah Republik Indonesia pada 25 November 2013.
Khusus untuk jasa penyelesaian transaksi Efek dengan Instruksi Pemindahbukuan Efek Tanpa
Pembayaran (Free of Payment/FOP), pada Desember 2013 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
memberikan persetujuan atas peraturan KSEI terkait hal tersebut. Selain itu guna meningkatkan
layanan jasa Kustodian Sentral, selama tahun 2013, KSEI juga melakukan beberapa penyesuaian
peraturan terkait SID, Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas), RDN, Instruksi Penyelesaian
Transaksi Efek, Pemeriksaan dan Sanksi yang saat ini sedang menunggu persetujuan dari OJK
Menyadari potensi pengembangan transaksi Efek syariah di pasar modal Indonesia yang mayoritas
masyarakatnya berpenduduk muslim, KSEI merasa perlu mendukung pengembangan pasar modal
berbasis syariah. Pada bulan Juli 2013, KSEI dan Bank Syariah Mandiri (BSM) secara resmi
menandatangani perjanjian kerja sama Administrator RDN syariah. Melalui perjanjian kerja sama ini,
investor pasar modal memiliki alternatif apabila Rekening Dananya ingin diadministrasikan di Bank
Umum Syariah.
Sementara itu, dalam menjalankan fungsinya sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
KSEI menemui beberapa permasalahan terkait aset terlantar (Unclaimed Assets) yang tercatat
dalam rekening Efek yang ada di KSEI. Unclaimed Assets atau aset terlantar/tak bertuan adalah
aset berupa Efek atau dana milik nasabah Pemegang Rekening yang tidak di-claimed oleh nasabah
atau Emitennya sudah delisting dan tidak ada pihak yang mewakili Emiten. Terkait hal tersebut,
pada tanggal 4 Desember 2013, KSEI menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan
mengundang perwakilan OJK, SRO, asosiasi terkait pasar modal, Mahkamah Agung serta
Kementerian Hukum dan HAM untuk berdiskusi dan mencari solusi terbaik dalam menangani
Unclaimed Assets.
Dalam kegiatan internasional, selain berpartisipasi aktif dalam agenda rutin The ACG General
Meeting dan The ACG Cross Training Seminar, maka tahun ini KSEI melakukan kerja sama dengan
lembaga sejenis. Kerja sama tersebut berupa penandatanganan Memorandum of Understanding
(MoU) dengan Central Securities Depository of Iran pada 8 Mei 2013. Selain itu pada 19 Desember
2013, bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia melakukan penandatanganan MoU dengan
Korea Securities Depository terkait pengembangan Repurchase Agreement (REPO) dan Securities
Lending and Borrowing (SLB).
Rangkaian kegiatan sosialisasi Fasilitas AKSes masih menjadi agenda rutin yang diselenggarakan
KSEI. Untuk meningkatkan efektivitas penyampaian informasi melalui sosialisasi Fasilitas AKSes,
tahun ini KSEI juga bekerjasama dengan Perusahaan Efek dalam penyelenggaraan sosialisasi.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, isu utama yang diangkat masih terkait dengan minimnya jumlah
investor yang login ke Fasilitas AKSes. Meski mengalami peningkatan, hingga akhir Desember
2013, jumlah investor yang login secara nasional hanya sekitar 13% dari ± 320.000 investor,
dibandingkan dengan tahun lalu yakni sekitar 12% dari ± 300.000 nasabah.
Melihat jumlah login yang belum memenuhi target tersebut, di akhir tahun 2013, KSEI telah
melaksanakan survei Fasilitas AKSes sebagai acuan untuk pengembangan di tahun berikutnya.
Adapun sebagai upaya memberikan kemudahan kepada nasabah dengan memberikan beberapa
alternatif untuk melakukan login. Saat ini, KSEI tengah memulai penjajakan co-branding dengan
Bank Administrator RDN untuk pengembangan Fasilitas AKSes yang terintegrasi dengan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM). "Kalau pengembangannya sudah tuntas, investor memiliki alternatif lain untuk
melakukan pemantauan portofolio Efek dan dana melalui ATM, sehingga lebih fleksibel dan lebih
mudah," pungkas Heri.
2/6
Beberapa kegiatan lain turut diselenggarakan sebagai upaya untuk mendukung peningkatan layanan
jasa KSEI, antara lain: pelaksanaan customer survey untuk mengetahui tingkat kepuasan pemakai
jasa KSEI serta penerapan IT Security dengan diraihnya sertifikasi ISO 27001:2005 sebagai acuan
manajemen keamanan data di KSEI.
*****
Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Unit Komunikasi Perusahaan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Media Contact: Zylvia Thirda
Phone. (021) 5299 1062
Fax. (021) 5299 1199
3/6
Data Statistik Perkembangan Kegiatan Operasional KSEI
(per 24 Desember 2013)
1.
Total Asset yang tercatat di C-BEST
Secara keseluruhan total aset yang tercatat di C-BEST sampai dengan tanggal 24 Desember
2013 sebesar Rp 2.588,23 triliun, menurun 5,39% dibanding dengan data per 26 Desember
2012 sebesar Rp 2.735,97 triliun.
Sementara itu keseluruhan jumlah Efek yang tercatat sampai dengan 24 Desember 2013
mengalami kenaikan dibandingkan data per 26 Desember 2012. Hingga tanggal
24 Desember 2013 tercatat sejumlah 1.173 Efek dibandingkan data per 26 Desember 2012
sebanyak 1.105 Efek atau naik sebesar 6,15%
Berikut rincian asset untuk masing-masing Efek:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Jenis Efek
Saham
Obligasi Korporasi
Obligasi Pemerintah
Waran
HMETD
Medium Term Notes
Sukuk
Surat Berharga Syariah Negara
Efek Beragun Aset
Reksa Dana
Dana Investasi Real Estate
Total
2.
Jumlah
Efek
495
310
35
42
5
101
32
9
5
71
1.105
Asset per 26 Des 2012
(dalam Rupiah)
2.500.319.753.537.420
180.824.562.944.017
11.304.154.000.000
3.092.052.614.483
47.375.334.471
21.369.548.166.666
6.883.000.000.000
8.942.097.000.000
1.982.303.750.149
1.210.157.992.712.56
0
2.735.975.005.339.920
Jumlah
Efek
523
355
40
31
2
96
36
12
6
71
1
Asset per 24 Des 2013
(dalam Rupiah)
2.306.467.477.786.560
212.713.862.944.017
22.782.229.000.000
2.640.971.523.274
1.797.735.742
21.848.163.333.334
7.553.000.000.000
9.845.430.000.000
2.407.807.880.086
1.549.851.844.903
416.000.000.000
1.173
2.588.226.592.047.920
Total asset untuk Saham dan Obligasi Korporasi yang dimiliki oleh investor lokal dan
asing.
Total asset Saham yang tercatat di C-BEST sampai dengan tanggal 24 Desember 2013 masih
didominasi kepemilikannya oleh investor asing. secara prosentase mengalami peningkatan dari
59% pada 26 Desember 2012 menjadi 63% pada 24 Desember 2013. Namun secara nilai
mengalami penurunan dari Rp 1.476,08 triliun pada 26 Desember 2012 menjadi Rp 1.458,25
triliun pada 24 Desember 2013 atau mengalami penurunan sebesar 1,21%. Sedangkan untuk
asset Saham yang dimiliki investor lokal secara prosentase dan nilai mengalami penurunan dari
Rp 1,024.23 triliun (41%) pada 26 Desember 2012 menjadi Rp 848,21 triliun (37%) pada
24 Desember 2013 atau mengalami penurunan sebesar 17,18%.
Untuk total asset Obligasi Korporasi dan Sukuk yang tercatat di C-BEST sampai dengan
tanggal 24 Desember 2013 masih didominasi kepemilikannya oleh investor lokal. Secara
prosentase dan nilai mengalami peningkatan dari Rp 175,34 triliun (93%) pada 26 Desember
2012 menjadi Rp 206,24 triliun 94% pada 24 Desember 2013 atau mengalami peningkatan
sebesar 17,62%. Sedangkan untuk asset Obligasi Korporasi dan Sukuk yang dimiliki investor
asing secara prosentase dan mengalami penurunan dari 7% pada 26 Desember 2012 menjadi
6% pada 24 Desember 2013. Namun secara nilai mengalami peningkatan dari Rp 12,35 triliun
pada 26 Desember 2012 menjadi Rp 14,02 triliun pada 24 Desember 2013 atau mengalami
peningkatan sebesar 13,52%
4/6
Data per 26 Desember 2012
(dalam triliun Rupiah)
Saham
Obligasi Korporasi dan Sukuk
Investor
Lokal
1.024,23
41%
Investor
Lokal
175,34
93%
Investor
Asing
1.476,08
59%
Investor
Asing
12,35
7%
Data per 24 Desember 2013
(dalam triliun Rupiah)
Saham
Obligasi Korporasi dan Sukuk
Investor
Lokal
848,21
37%
Investor
Lokal
206,24
94%
Investor
Asing
14,02
6%
Investor
Asing
1.458,25
63%
3.
Total Single Investor Identification (SID)
Total SID per 24 Desember 2013 mengalami peningkatan sebesar 13,91% dari sebanyak
281.438 pada akhir 26 Desember 2012 menjadi 320.606 pada 24 Desember 2013.
Berikut grafik jumlah SID (Periode 26 Desember 2012 - 24 Desember 2013):
330.000
319.026 319.912 320.606
320.000
307.569
310.000
302.012 301.021
299.550
300.000
289.448 290.060
290.000
281.438
293.004
295.594
284.179
280.000
270.000
260.000
26 Des
2012
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
24 Des
2013
5/6
4.
5.
Data Jumlah SID dan Sub Rekening Efek (SRE) Aktif
Keterangan
Lokal
Asing
Total
SID dengan SRE Aktif
311.236
9.370
320.606
SRE Aktif
396.094
11.917
408.011
Kegiatan Corporate Action
Selama periode Januari - 24 Desember 2013 total dana corporate action yang telah
didistribusikan KSEI sebanyak Rp 101,65 triliun dan USD 96,22 juta berupa dividen dan exercise
Efek Bersifat Ekuitas serta bunga/pokok Efek Bersifat Utang. Jumlah dana tersebut mengalami
penurunan dalam mata uang Rupiah maupun dalam mata uang USD dibandingkan dengan
distribusi dana melalui KSEI selama periode Januari - 26 Desember 2012 dimana total dana
corporate action sebesar Rp 111,68 triliun dan USD 122,60 juta
Sementara total Efek yang telah didistribusikan selama periode Januari - 24 Desember 2013
sebanyak 229.34 miliar unit Efek dalam bentuk saham. waran dan HMETD. atau mengalami
peningkatan sebesar 2.60% dibandingkan periode Januari - 26 Desember 2012 sebesar 223.52
miliar unit Efek.
Untuk kegiatan RUPS dan RUPO. dalam periode Januari - 24 Desember 2013 telah dilaksanakan
sebanyak 651 kali atau sedikit meningkat dibandingkan periode di tahun 2012 (Januari 26 Desember 2012) sebanyak 646 kali kegiatan.
Dana
Equity (dividend & exercise)
Debt (bunga & pokok)
Total
Efek
Saham
Waran
HMETD
Total
Kegiatan RUPS/RUPO
RUPS/RUPO
Januari - 26 Des 2012
Jumlah
Triliun Rupiah
Jutaan USD
50,03
54,97
61,65
67,63
111,68
122,60
Jumlah (Unit Efek)
170.447.752.191
4.121.183.505
48.952.643.629
223.521.579.325
Frekuensi
646
Januari - 24 Des 2013
Jumlah
Triliun Rupiah
Jutaan USD
43,49
36,42
58,16
59,80
101,65
96,22
Jumlah (Unit Efek)
155.343.529.140
3.997.991.281
70.007.501.477
229.349.021.898
Frekuensi
651
---***---
6/6
Download