Moralitas dan Etika Bisnis

advertisement
Moralitas dan Etika
Bisnis
Donald Picauly, S.E., M.M.
• Tujuan instruksional khusus
Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan para mahasiswa/i
mampu memahami dengan baik tentang:
1.
2.
3.
4.
Pengertian moralitas
Hubungan moralitas dan etika bisnis
Penyebab pergeseran moralitas di masyarakat
Moralitas dan keputusan bisnis
• Moralitas dianggap sebagai salah satu alasan yang mendasari dan mendorong
seseorang bertindak secara beretika
• Moral bagian dari jiwa manusia yang tumbuh dan berdiam diri secara kuat,
karena setiap orang dianggap pasti memiliki moral
• Karena moral, setiap orang bisa mengerti akan makna kehidupan, serta
bagaimana memperlakukan hidup secara lebih bermakna
Definisi Moralitas
• Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk mencakup praktik dan kegiatan
yang membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan-aturan yang
mengendalikan kegiatan itu dan nilai-nilai yang tersimbol di dalamnya yang
dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kegiatan dan praktik tersebut.
• Moral berasal dari kata latin MOS (Moris) yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, tata cara kehidupan.
• Tingkah laku dikatakan bermoral apabila tingkah laku itu sesuai dengan nilainilai moral yang berlaku dalam suatu kelompok sosial
Moralitas dan Etika Bisnis
• Dalam konsep moralitas, seseorang dalam menjalankan pekerjaan sangat
memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dan menghindari setiap perbuatan yang
tidak boleh dilakukan karena melanggar prinsip moralitas pada dirinya sendiri.
• Prinsip moralitas yang dimiliki oleh seseorang akan terus diterapkan sejauh yang
bersangkutan mampu untuk mempertahankan prinsip moralitas tersebut.
• Ketika ada peluang melakukan kejahatan, dan kejahatan tersebut sulit diketahui
orang lain, moral bertindak sebagai pengontrol atau tameng yang membuat
seseorang berpikir dua kali atau lebih untuk melakukannya.
• Kepemilikan moral adalah modal bagi seseorang dalam mengarungi kehidupan
• Pelanggaran etika sering terjadi di saat moral tidak lagi berfungsi secara utuh. Dan
merosotnya moral terjadi di saat kebanggaan pada prinsip-prinsip moralitas
terabaikan dan diabaikan.
• Mereka yang bangga pada moral telah melahirkan keputusan-keputusan yang
berpandangan pada moral. Etika berlangsung berdasarkan kontrol moral.
• Untuk menegakkan dan menyuarakan moralitas setiap orang harus kembali dan
masuk ke dalam dirinya sendiri secara totalitas serta melakukan penggalian dengan
dalam untuk kemudian menyuarakannya pada tindakan yang beretika.
Pergeseran Moralitas di Masyarakat
• Era keterbukaan informasi – memiliki dua sisi, positif karena memacu
perkembangan, negative apabila informasi bisa berdampak buruk/memiliki
efek negative
• Informasi harus difilter/disaring dengan menggunakan moralitas
• Contoh: Bisnis media harus menyaring informasi dan mempertimbangkan
efeknya sebelum diberitakan/disiarkan
• Bisnis yang baik mengedepankan etika dan menjunjung nilai moral. Bisnis
adalah agent of development
Moralitas dan Bisnis
• Membangun bisnis didasarkan pada rasa moralitas ingin memiliki hidup yang lebih
layak, serta mampu memperkerjakan orang lain dan memberi gaji yang layak
• Bisnis harus mengubah perspektifnya, tidak hanya fokus menciptakan profit,
melainkan secara sosial turut bertanggungjawab atas fakta sosial adanya kemiskinan,
keterbelakangan dan ketimpangan di sekitarnya.
• Perusahaan harus bertanggungjawab terhadap lingkungan sekitar, dengan
memberikan sesuatu kembali kepada masyarakat. > CSR – (Tanggung jawab sosial
perusahaan)
• Manajemen perusahaan bertugas untuk meningkatkan kemakmuran
pemegang saham. Tetapi manajemen dalam menjalankan perusahaan harus
mengacu pada moralitas. Jangan sampai praktik perusahaan merugikan
lingkungan sekitar, misalnya dengan limbah
• Profesionalitas harus diiringi moralitas. Jika tidak bisa saja seorang yang ahli
pada suatu bidang menggunakan kehliannya untuk merusak.
• A. Sonny Keraf: “ Suatu pekerjaan hanya bisa dianggap sebagai sebuah
profesi dalam pengertian yang sebenarnya kalau pekerjaan itu melibatkan
komitmen moral yang tinggi dari pelakunya. Karena itu, pekerjaan yang
bertentangan dengan moralitas dan yang melibatkan praktik-praktik curang
tidak bisa dianggap sebagai sebuah profesi dalam pengertian yang
sebenarnya”
• Karakter seseorang dalam berbisnis bisa dibagi menjadi dua tipe:
1. Karakter positif: Menghindari berbuat curang dan mengedepankan nilai-nilai
moral yang tinggi dalam berbisnis
2. Karakter negative: Melakukan bisnis yang curang dan secara terus menerus
Karakter positif bisa dibangun dan dibentuk
Karakteristik: sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah menempa serta
membentuk sikap seseorang yang selanjutnya itu memberi pengaruh pada setiap
keputusan yang dibuat oleh orang tersebut.
• Stephen Covey: “ untuk membangun manusia berkarakter, diperlukan
pengembangan kompetensi secara utuh dan seimbang terhadap empat
kemampuan manusia, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Tubuh (Physical Quotient/PQ)
Intelektual (Intelligent Quotient/IQ)
Hati (Emotional Quotient/EQ)
Jiwa/roh (Spiritual Quotient/SQ)
• Pemimpin bisnis banyak melakukan pengambilan keputusan. Oleh karena itu
pemimpin bisnis agar dapat menghasilkan keputusan bisnis yang baik harus
memiliki kemampuan yang seimbang dari PQ, IQ, EQ, SQ.
Kasus 1
• Bapak Andra adalah karyawan sebuah perusahaan otomotif PT Motor Dunia Abadi yang memulai karir
dari bawah, selanjutnya menjadi manajer dan akhirnya menjadi salah satu direksi tepatnya direksi marketing.
Masa kerja bapak Andra sudah 20 tahun. Selama ini setiap gaji dan bonus yang diterima selalu ditabung dan
hanya 40% dari gaji dipakai untuk membiayai kehidupannya. Setelah bekerja selama 20 tahun, kemudian
bapak Andra berencana untuk membuka perusahaan otomotif yang sejenis dengan perusahaan ia bekerja
sebelumnya dengan nama PT Raja Motor Pasifik. Ini dilakukan karena pengalaman dan keilmuan yang
dimiliki dalam bidang otomotif dianggap sudah mencukupi, termasuk jaringan mitra bisnis. Bapak Andra
pun keluar dari PT Motor Dunia Abadi bukan karena konflik namun keinginan untuk memiliki perusahaan
pribadi atau mengubah posisi dari manajemen menjadi pemilik perusahaan. Dalam menjalankan usaha
barunya tersebut Bapak Andra menargetkan untuk memperoleh keuntungan setahunnya sebesar 20%, dan
dalam lima tahun ke depan ia sudah memiliki kantor cabang pemasaran di berbagai kota besar di Indonesia.
Banyak mitra bisnis dari perusahaan sebelumnya yang telah menjadi rekanan bisnis dari perusahaannya
sekarang. Juga banyak konsumen yang dulu membeli produk PT Motor Dunia Abadi sudah beralih menjadi
konsumen PT Raja Motor Pasifik. Dan memang selama ini bapak Andra berusaha merebut pasar bisnis PT
Motor Dunia Abadi secara maksimal.
• Berdasarkan kasus diatas apakah bisa dianggap etis tindakan bapak Arya dengan mendirikan perusahaan
sejenis dengan perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya yang telah membesarkannya. Juga kebijakannya
mendorong agar seluruh mitra bisnis dan konsumen dari PT Motor Dunia Abadi beralih ke PT Raja Motor
Pasifik. Jelaskan!
Kasus 2
• Bapak Teteng adalah seorang penjual makanan yang telah menekuni usahanya selama
8 tahun dan beliau berjualan di kawasan Jakarta Selatan. Pada tahun ini Bapak Teteng
berkeinginan untuk meraih keuntungan yang tinggi dari dagangan kuenya karena ia
berkeinginan untuk mempunyai rumah yang dibeli dari hasil keringatnya sendiri.
Salah satu keputusan Bapak Teteng adalah membuat kue dengan mencampur
mempergunakan bahan boraks dan pewarna tekstil dengan tujuan agar dagangannya
menjadi lebih awet dan biaya yang dikeluarkan juga lebih murah. Sehingga
keuntungan yang diperoleh juga lebih besar. Keputusan Bapak Teteng ini sebenarnya
dilakukan atas dasar masukan dari seorang temannya yang sudah melakukan tindakan
ini selama dua tahun, dan dia telah mampu meraih keuntungan yang tinggi selama ini.
• Berdasarkan kasus diatas berikan solusi dan pemecahannya apakah yang dilakukan
oleh Bapak Teteng itu benar dan sebaiknya apa solusi yang harus dilakukan oleh
Bapak Teteng agar ia dapat membeli sebuah rumah. Berikan penjelasan anda dengan
pendekatan moralitas dan etika bisnis.
Download