peningkatan belajar menulis tegak bersambung melalui

advertisement
Peningkatan Belajar Menulis Tegak Bersambung (Mahmudah)
125
PENINGKATAN BELAJAR MENULIS TEGAK BERSAMBUNG
MELALUI PENGGUNAAN CONTOH DAN
MEDIA BUKU TULIS HALUS
Mahmudah
SD Negeri Sidomulyo I Deket, Lamongan
Abstrak:Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki
para siswa yang sedang belajar mulai tingkat pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi. Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, siswaharus mulaidari
tingkatawal, tingkat permulaan, mulai dari pengenalan lambang-lambang bunyi.
Penelitian berdasarkan permasalahan bagaimanakah penerapan penggunaan contoh
dan media buku tulis halus dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
menulis tegak bersambung. Dengan melakukan perbaikan pembelajaran kelas I SDN
Sidomulyo I dalam menulis tegak bersambung harus menggunakan contoh dan media
buku tulis halus. Hal ini dibuktikan dari hasil aktivitas belajar siswa siklus I dan siklus
II dapat diperoleh informasi bahwa pada siklus II terjadi peningkatan keaktifan
belajar, yang semula pada siklus I tingkat keaktifan hanya 70% meningkat menjadi
80% pada siklus II. Begitu pula, dengan hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan dari 50% menjadi 90%. Hal ini menunjukkan adanya penimgkatan
ketuntasan siswa secara klasikal yang cukup signifikan pada kegiatan belajar
siswa dalam menulis tegak bersambung.
Kata kunci: keterampilan berbahasa, menulistegak bersambung
Abstract:Writing is one of language skills that needs to have by the students who are studying
at the levels of basic education to college. Prior to the level of being able to write, students
should start from the beginning of the level, rate of onset, ranging from the introduction of
sound symbols. The study was based on the problem how the application of the use of examples
and subtly notebooks media can enhance the activity and students’ learning outcomes in writing
upright concatenated. With the improvement of learning to class I at the first state Elementary
School Sidomulyo in writing upright concatenated should use examples and subtly notebooks
media. This was evidenced from the results of students’ learning activities in the first cycle and
the second cycle coud be obtained information that in the second cycle there was increased
activity of learning, which was originally in the first cycle is only 70% the level of activity
increased to 80% in the second cycle. Similarly, the learning outcomes of students also
increased from 50% to 90%. This showed that there was the increasing of the students’
completeness classically and significantly on the students’ learning in writing upright
concatenated.
Keywords: language skills, upright concatenated writing
PENDAHULUAN
Globalisasi pada
era modern
sekarang ini menimbulkan suatu sistem
persaingan
bebas
dalam
segala
kehidupan.
Kita
harus
dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir
sehingga kita dapat bersaing dengan
bangsa-bangsa
di
dunia.
Untuk
membentuk generasi yang unggul salah
satunya adalah meningkatkan mutu
126
pendidikan. Hal ini berkaitan erat dengan
dunia pendidikan. Oleh karena itu dengan
keterkaitan dunia pendidikan erat sekali
hubungannya dengan siswa Sekolah
Dasar
sebagai
pondasi
jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Mengingat
pentingnya
tiga
kemampuan belajar tersebut sebagai
dasar untuk mempelajari ilmu-ilmu lain
pada kelas I mata pelajaran ini mendapat
jatah / porsi lebih banyak. Belajar pada
hakikatnya adalah belajar komunikasi.
Oleh karena itu pembelajaran Bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam berkomunikasi
dengan bahasa yang baik dan benar baik
secara
lisan
maupun
tertulis
Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi
empat
aspek
keterampilan
yaitu
keterampilan
menyimak,
berbicara,
membaca dan menulis. Salah satu
cabang pengajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar yang mempunyai peranan
penting adalah aspek keterampilan
menulis.
Menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang
perlu
dimiliki para siswa yang sedang belajar
mulai tingkat pendidikan dasar sampai
perguruan tinggi. Sebelum sampai pada
tingkat mampu menulis, siswa harus
mulai dari tingkat awal, tingkat
permulaan, mulai dari pengenalan
lambang-lambang bunyi. Pengetahuan
dan kemampuan yang diperoleh pada
tingkat permulaan pada pembelajaran
menulis itu, akan menjadi dasar
peningkatan
dan
pengembangan
kemampuan siswa selanjutnya. Apabila
dasar itu baik, maka dapat diharapkan
hasil pengembangannya akan lebih
baikpula, dan apabila dasar itu kurang
baik atau lemah, maka dapat diperkirakan
hasil pengembangannya pun kurang baik
juga.
Sesuai dengan Standart Ketuntasan
Minimal SDN Sidomulyo I Kecamatan
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
Deket Kabupaten Lamongan bahwa siswa
dinyatakan mencapai standar proses yang
baik jika 70% siswa tergolong dalam
kategori
aktif
mengikuti
proses
pembelajaran, 20% siswa cukup aktif
dan selebihnya 10% siswa kurang aktif
dan tidak aktif.
Berdasarkan hasil observasi tentang
aktivitas belajar dari siswa kelasI SDN
Sidomulyo
I
Kecamatan
Deket
Kabupaten Lamongan pokok bahasa
menulis tegak bersambung menunjukkan
bahwa dari 10 orang siswa hanya 2 siswa
(20%) yang tergolong sangat aktif dalam
menulis, mempunyai tulisan baik, benar
dan rapi, selebihnya 5 orang siswa (50%)
tergolong kurang aktif dan 3 orang siswa
(30%) tergolong sangat kurang aktif.
Selain itu berdasarkan data dokumentasi
tentang skor hasil tes siswa yang ada
pada guru kelas dapat diketahui bahwa
sebanyak 10 orang siswa, terdapat 2
orang siswa (20%) yang mendapatkan
skor baik (70–79), 5 orang siswa (50%)
yang mendapatkan nilai dalam kategori
cukup (60–69), sisanya 3 orang siswa
(30%) mendapatkan skor dalam kategori
kurang (50–59).
Berdasarkan hasil observasi dan
data dokumen tentang hasil ulangan
tersebut, dapat dikemukakan bahwa
proses pembelajaran menulis tegak
bersambung di kelas I SDN Sidomulyo I
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
tersebut masih belum efektif. Proses
pembelajaran belum dapat merangsang
siswa untuk melibatkan diri secara aktif
sehingga menyebabkan hasil belajarnya
kurang optimal. Oleh karena itu, perlu
dicari alternatif metode atau media
pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa dalam proses pembelajaran agar
hasil belajar siswa
bisa tercapai
optimal. Ketidak mampuan siswa dalam
menulis
tegak
bersambung
akan
berakibat rendahnya prestasi belajar
siswa.
Peningkatan Belajar Menulis Tegak Bersambung (Mahmudah)
Karena guru dan siswa memakai
buku tulis biasa dalam menulis tegak
bersambung, sehingga siswa kurang
menguasai dan kurang lancar dalam
menulis tegak
bersambung.
Dari
pengalaman dan pengamatan di kelas
rendah, khususnya kelas I
SDN
Sidomulyo I diketahui bahwa hasil
belajar siswa kurang memuaskan
dikarenakan media yang digunakan
kurang tepat. Penggunaan buku tulis
halus disertai contoh sangat mendukung
proses pengetahuan
siswa secara
langsung dan terarah.
Melalui contoh dan penggunaan
alat bantu buku tulis halus akan
memudahkan siswa dalam penulisan
huruf tegak bersambung menjadi lebih
rapi dan baik lagi. Siswa lebih mudah
untuk merangkai huruf dan memudahkan
mereka menulis lebih indah, karena
tulisan tegak bersambung adalah kata
yang ditulis secara berangkai atau tidak
putus sehingga menimbulkan keindahan
pada tulisan.
Alasan siswa diberi pelajaran
menulis huruf bersambung adalah (1)
Tulisan sambung memudahkan siswa
untuk mengenal kata–kata sebagai satu
kesatuan, (2) Menulis tegak bersambung
tidak memungkinkan menulis terbalik,
(3) Menulis tegak bersambung lebih
cepat karena tidak ada gerakan berhenti
tiap huruf (Abdurahman, 2009). Menurut
Eko Siswanto (2006) kelebihan buku
tulis halus dibanding buku lain untuk
menulis halus pembelajaran menulis
permulaan adalah sebagai berikut: (1)
Mempermudah
siswa
dalam
menyamakan besarnya huruf dalam
menulis. Hal ini disebabkan besarnya
huruf yang ditulis siswa dipandu oleh dua
garis atas dan di bawah yang berjarak
pendek, sehingga tulisan siswa akan tepat
pada garis tidak lebih dan tidak kurang
dari garis. (2) Membantu siswa dalam
menulis perbandingan besarnya huruf
127
besar dan huruf kecil. Bila sedang
menulis huruf lepas atau cetak
perbandingan agak mudah menulisnya.
Demikian
pula
menulis
tegak
bersambung untuk perbandingan huruf
kecil membutuhkan satu ruang, sedang
huruf besar membutuhkan tiga ruang,
kecuali huruf g, j dan y memerlukan lima
ruang. (3) Membantu siswa dalam
membuat tegak tulisan (tidak miring
kekanan atau kekiri).
Dengan
menyadari
kenyataan
diatas, maka dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar Menulis Tegak
Bersambung Melalui Penggunaan Contoh
dan Media Buku Tulis Halus pada Siswa
Kelas I Semester I SDN Sidomulyo I
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan
METODE
Penelitian ini tergolong penelitian
tindakan kelas (PTK) beberapa siklus
dengan menggunakan model rancangan
yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart (1998). Model action research
menurut Kemmis dan Taggart terdiri dari
empat komponen yaitu: planning,
implementing, observing, dan Refleksing.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas ini dilaksanakan di kelas I SDN
Sidomulyo
I
Kecamatan
Deket
Kabupaten Lamongan Penelitian ini
menggunakan
rancangan
penelitian
tindakan kelas (class-romm-based action
research) dengan peningkatan pada unsur
desain
untuk
memungkinkan
diperolehnya
gambaran
keefektifan
tindakan yang dilakukan.
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian Siklus I
Fase Perencanaan
Sebelum diadakan penelitian pada
tahap awal terlebih dahulu diadakan
survey dan pengamatan terhadap subjek.
Survey berupa pelajaran biasa tanpa
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
128
metodologi sebanyak 1 kali pertemuan,
selanjutnya diakhir pertemuan diadakan
tes menulis yang pertama, guna
mendapatkan data tentang kondisi awal
siswa sebelum diberi tindakan sebagai
upaya peningkatan keterampilan menulis.
Tabel 1 Daftar Nilai Ketuntasan Menulis Tegak Bersambung Siswa Pra Siklus
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama
Azlifatul Khusla
Febriani Muji R
Luthfi Indra I
M. Raka F
M. Khozin A B
M. Irsyad
M. Zaid Ilmi M
Naily Firzanah L
Sagita Riani
Sulistiyowati N
Apakah sudahmemenuhi Standart
Ketuntasan Minimum(SKM) (70)
Belum
Belum
Belum
Sudah
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Sudah
Dari data nilai diatas dapat dilihat
bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap
menulis tegak bersambung sangat rendah
dan perlu adanya diadakan perbaikan.
Hasil penelitian yang diadakan pra
siklus menjadi acuan untuk diambil
tindakan yang tepat untuk meningkatkan
keterampilan menulis tegak bersambung
siswa.
Nilai
50
60
60
70
60
60
50
60
50
70
Kegiatan yang dilakukan guru pada
siklus I sudah cukup baik, tetapi ada
beberapa kegiatan yang muncul tidak
optimal. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan evaluasi dan penilaian
terhadap anak didik.
Berikut ini adalah tabel hasil nilai
menulis tegak bersambung kelas I SDN
Sidomulyo I
Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan pada siklus I
Fase Tindakan dan Observasi
Tabel 2 Tabel nilai hasil evaluasi siswa siklus I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama
Azlifatul Khusla
Febriani Muji R
Luthfi Indra I
M. Raka F
M. Khozin A B
M. Irsyad
M. Zaid Ilmi M
Naily Firzanah L
Sagita Riani
Sulistiyowati N
Apakah sudah memenuhi Standart
Ketuntasan Minimum (SKM) (70)
Bel
um
Bel
um
Sud
ah
Sud
ah
Sud
ah
Bel
um
Bel
um
Sud
ah
Bel
um
Sud
ah
Berdasarkan tabel diatas dapat
ditarik kesimpulan keberhasilan hasil
Nilai
50
60
70
70
70
60
60
70
60
70
belajar siswa pada siklus I adalah 50%,
dapat dilihat pada tabel.
129
Peningkatan Belajar Menulis Tegak Bersambung (Mahmudah)
Tabel 3 Tabel Keberhasilan siswa siklus I
Kategori Keberhasilan
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Jumlah
Frekuensi ( F )
0
5
4
1
10
Presentase ( % )
0
50%
40%
10%
0
100%
Tabel 4 Keaktifan Siswa menulis tegak bersambung menggunakan contoh dan media
buku tulis halus pada siklus I
Kategori Aktivitas
Frekuensi ( F )
Presentase ( % )
4
3
2
1
0
10
40%
30%
20%
10%
0
100%
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Sangat Kurang Aktif
Jumlah
Fase Refleksi
Penulis telah mendapatkan sesuatu
yang sangat berharga dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia ini khususnya
menulis tegak bersambung yaitu yaitu
berinteraksi aktif dari siswa dengan siswa
maupun siswa dengan guru sangat
menentukan sekali dalam keberhasilan
meningkatkan prestasi siswa.
Dengan mempertimbangkan segala
sesuatu dalam serangkaian implementasi
pembelajaran ada sesuatu hal yang paling
menyenangkan bagi penulis yaitu
semangat dan keceriaan siswa saat
berinteraksi dalam proses pembelajaran
menulis huruf tegak bersambung.
Dari hasil tabel nilai prestasi dan
aktivitas belajar siswa siklus I diatas
dapat diperoleh informasi bahwa hasil
perbaikan pada siklus I belum berhasil
sepenuhnya dan perlu diadakan perbaikan
siklus ke 2.
Hasil Penelitian Siklus II
Fase Perencanaan
Hasil refleksi pada siklus I teman
sejawat
menjadi
salah
satu
pertimbangan
untuk
melaksanakan
pendekatan yang lebih baik lagi. Pada
siklus II siswa mendapat porsi lebih
banyak dibanding dengan siklus I, namun
demikian karena sudah mendapat bekal
pengetahuan yang telah didapat pada
siklus I maka siswa tidak akan merasa
berat.
Fase Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan guru
pada siklus II sudah baik. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan evaluasi
dan penilaian terhadap anak didik.
Berikut ini adalah tabel hasil nilai
menulis tegak bersambung kelas I SDN
Sidomulyo I
Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan pada siklus II yang
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober
2015.
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
130
Tabel 5 Tabel Nilai Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama
Apakah sudah memenuhi Standart
Ketuntasan Minimum (SKM) (70)
Azlifatul Khusla
Febriani Muji R
Luthfi Indra I
M. Raka F
M. Khozin A B
M. Irsyad
M. Zaid Ilmi M
Naily Firzanah L
Sagita Riani
Sulistiyowati N
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Belum
Sudah
Sudah
Sudah
Berdasarkan tabel diatas dapat
ditarik kesimpulan keberhasilanhasil
Nilai
70
70
80
70
70
70
60
70
70
80
belajar siswa pada siklus II adalah 90%
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6 Tabel Keberhasilan siswa siklus II
Kategori Keberhasilan
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Jumlah
Frekuensi ( F )
2
7
1
10
Selain dari kriteria keberhasilan
siswa, penilaian juga dilakukan pada
Presentase ( % )
20%
70%
10%
0
0
100
aktivitas belajar siswa, penilaian ini
dilakukan oleh observer.
Tabel 7 Keaktifan Siswa menulis tegak bersambung menggunakan contoh dan media
buku tulis halus pada siklus II
Kategori Aktivitas
Frekuensi ( F )
Presentase ( % )
3
6
1
0
0
10
30%
60%
10%
0
0
100%
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Sangat Kurang Aktif
Jumlah
Fase Refleksi
Dari hasil tabel aktivitas belajar
siswa siklus I dan siklus II dapat
diperoleh informasi bahwa pada siklus
II terjadi peningkatan keaktifan belajar,
yang semula pada siklus I tingkat
keaktifan hanya 70% meningkat menjadi
80% pada siklus II.
Begitu pula dengan hasil belajar
siswa juga mengalami peningkatan dari
50% menjadi 90%. Hal ini menunjukkan
adanya penimgkatan ketuntasan siswa
secara klasikal yang cukup signifikan
131
Peningkatan Belajar Menulis Tegak Bersambung (Mahmudah)
pada kegiatan belajar siswa dalam
menulis tegak bersambung.
Hubungan hasil belajar siswa
dengan ketuntasan belajar klasikal antara
sebelum di laksanakan perbaikan siklus I
dan siklus II dapat di lihat pada tabel dan
gambar diagram berikut ini.
Tabel 8 Hasil Penelitian Data Nilai Hasil Evaluasi Siswa per Siklus
No.
Nama Siswa
1
Azlifatul Khusla
2
Febriani Muji R
3
Luthfi Indra I
4
M. Raka F
5
M. Khozin A B
6
M. Irsyad
7
M. Zaid Ilmi M
8
Naily Firzanah L
9
Sagita Riani
10
Sulistiyowati N
Jumlah Ketuntasan
Persentase
PEMBAHASAN
Hasil belajar siswa yang dibimbing
tanpa contoh dan media buku tulis halus
sangatlah kurang. Data nilai ketuntasan
klasikal menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pra siklus hanya 20% sangatlah
kurang dari standar ketuntasan minimal
yaitu 70% sehingga perlu adanya
perbaikan pembelajaran.
Salah
satu
penyebab
yang
mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa adalah proses pembelajaran belum
dapat
merangsang
siswa
untuk
melibatkan diri secara aktif sehingga
hasil belajar siswa kurang optimal. Oleh
karena itu perlu dicari metode dan media
pembelajaran yang dapat meningkatkan
proses pembelajaran siswa secara
optimal.
Hasil belajar siswa kelas I dalam
menulis tegak bersambung dengan
menggunakan contoh dan media buku
tulis halus diperoleh rata – rata hasil
belajar yang meningkat antara siklus I
dan siklus II. Nilai hasil belajar ini
diperoleh dari nilai tugas atau evaluasi.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Eko
PraSiklus
50
60
60
70
60
60
50
60
50
70
2
20%
Siklus I
Siklus II
50
60
70
70
70
60
60
70
60
70
5
50%
70
70
80
70
70
70
60
70
70
80
9
90%
Siswanto (1995/1996) bahwa media buku
tulis halus akan mempermudah siswa
dalam menyamakan besarnya huruf,
membandingkan besarnya huruf besar
dan huruf kecil, mambantu siswa dalam
membuat tegak tulisan ( tidak miring
kekanan atau kekiri) sehingga tulisan
siswa lebih baik dan terbaca dengan jelas.
Bentuk soal yang diberikan adalah
soal essay ( terlampir ), bentuk soal telah
disusun sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
serta dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan
teman
sejawat. Pemberian
tugas ini dilakukan agar siswa secara
individu dapat menulis tegak bersambung
dengan baik, rapi dan tepat sehingga bisa
terbaca dengan jelas.
Melalui penggunaan contoh dan
media buku tulis halus siswa dapat
menguasai pelajaran Bahasa Indonesia
khususnya
dalam
menulis
tegak
bersambung, hal ini tampak pada aktifitas
belajar siswa pada siklus I dan II yaitu
dari 70% menjadi 90% dan dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
132
Tabel 9 Perbandingan Keaktifan siswa pada Siklus I dan Siklus II
KriteriaAktivitas
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
KurangAktif
Sangat KurangAktif
Jumlah
Siklus II(%)
30%
60%
10%
0
0
100%
SIMPULAN
Dengan
melakukan
perbaikan
pembelajaran yang telah di laksanakan
dapat kita ambil kesimpulan bahwa untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas I SDN Sidomulyo I dalam
menulis tegak bersambung harus
menggunakan contoh dan media buku
tulis halus.
Hal ini dibuktikan dari hasil
aktivitas belajar siswa siklus I dan siklus
II dapat diperoleh informasi bahwa
pada siklus II terjadi peningkatan
keaktifan belajar, yang semula pada
siklus I tingkat keaktifan hanya 70%
meningkat menjadi 80% pada siklus II.
Begitu pula dengan hasil belajar
siswa juga mengalami peningkatan dari
50% menjadi 90%. Hal ini menunjukkan
adanya penimgkatan ketuntasan siswa
secara klasikal yang cukup signifikan
pada kegiatan belajar siswa dalam
menulis tegak bersambung.
Siklus I(%)
40%
30%
20%
10%
0
100%
SelisihSiklusII–I
-10%
30%
-10%
-10%
0
0.00
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto,
Eko.
2006.
Petunjuk
Penggunaan Alat Peraga Membaca
dan Menulis Permulaan di Sekolah
Dasar 1. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Dikdasmen Direktorat Pendidikan
Dasar.
GBPP dan kurikulum. 2004 Kumpulan
Pendidikan Dasar KelasI. Jakarta :
Depdikbud.
Ahmad, Djauzak dkk. 2006. Pedoman
Proses belajar Mengajar Sekolah
Dasar, Jakarta: Depdikbud.
Utami, Dyah, 2015. Penemuan dan uji
coba penggunaan garis bantu untuk
menulis
tegak
bersambung.Universitas
Kristen
Satya Wacana Salatiga.
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
dan
Menengah
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan
No.094/C/Kepl./1.83, tanggal 7 Juli
1983. Penegasan Ukuran Tulisan
TanganNo. 21/C2/U.88, 27 Juni
1988.
Download