PDF - Jurnal UNESA

advertisement
Pengaruh Penggunaan Media Tirai Kalimat Bersambung
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TIRAI KALIMAT BERSAMBUNG (TIKUNG)
TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS 5 C SDN KEBRAON 1
SURABAYA
DICKA VINDY TRISNASARI
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
e-mail:[email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui pengaruh media tirai kalimat bersambung terhadap keterampilan
menulis narasi tema sehat itu penting siswa kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya, 2) mengetahui penggunaan media tirai
kalimat bersambung terhadap keterampilan menulis narasi tema sehat itu penting siswa kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya.
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan dengan penelitianeksperimen.Hasil analisis data
perhitungan nilai pre-test dan post-test yang menunjukkan hasil dari thitung> ttabel atau 2,750 > 2,048 (α = 0,05) maka Ho
ditolak dan Ha diterima.Kesimpulan penelitian ini penggunaan media tirai kalimat bersambung (tikung) terhadap
keterampilan menulis narasi siswa kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya sudah sangat baik.Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media tirai kalimat bersambung (tikung) berpengaruh positif terhadap keterampilan
menulis narasi siswa.
Kata Kunci:media tirai kalimat bersambung, narasi
Abstract
The objectives of this research are: 1) knowing the significant influence of Continued Sentences Curtain (Tirai
Kalimat Bersambung/Tikung)media on narration writing skill with Health is Important theme for fifth C (5 C) grade
students in Public Elementary School Kebraon 1 Surabaya, 2) knowing the use of Continued Sentences Curtain (Tirai
Kalimat Bersambung/Tikung)media on narration writing skill with Health is Important theme for fifth C (5 C) grade
students in Public Elementary School Kebraon 1 Surabaya.
The present research uses quanitative method done with experimental research. the calculation of data analysis result
in form of pre-test and post-test score revealing result of tcount> ttable or 2,750 > 2,048 (α = 0,05), then Ho is rejected and Hais
accepted.The conclusion of this research is the use of Continued Sentences (Tirai Kalimat Bersambung) media on narration
writing skill with Health is Importanttheme for fifth grade students in State Elementary School Kebraon 1 Surabaya is
already very good. Based on research results, it can be known that the use of Continued Sentences Curtain (Tirai Kalimat
Bersambung) media influence positively on students’ narration writing skill.
Keywords: media continued sentences curtain (tirai kalimat bersambung), narration
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama
dalam
peningkatan harkat dan martabat suatu bangsa.
Pendidikan dikatakan berhasil atau tidak ditentukan oleh
proses pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar guru dan
siswa. Berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan di
Indonesia terus ditingkatkan ditandai dengan munculnya
peraturan-peraturan pendidikan yang saling melengkapi
dan menyempurnakan peraturan yang sudah tidak relevan
dengan kebutuhan saat ini.Itulah yang menjadi salah satu
perhatian pemerintah Indonesia seperti yang tertulis
dalam tujuan pendidikan nasional khususnya PP No. 32
tahun 2013 Pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa.”
Pembelajaran dapat berjalan efektif apabila dalam
praktiknya melibatkan seluruh potensi (aspek) yang
dimiliki siswa. Aspek-aspek tersebut antara lain aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut
dapat dikembangkan pada setiap kegiatan pembelajaran
sekaligus termasuk dalam konteks pembelajaran di
sekolah.Namun kenyataannya, banyak siswa yang masih
mengalami kesulitan belajar saat ini, dan jika dikaji
ternyata banyak faktor yang menyebabkan mereka
kesulitan dalam belajar.
Berbagai mata pelajaran diajarkan di sekolah,
salah satunya adalah pelajaran Bahasa Indonesia.Bahasa
Indonesia merupakan identitas atau ciri-ciri bangsa
Indonesia. Oleh sebabnya, pelajaran Bahasa Indonesia
memiliki kedudukan yang strategis dalam kurikulum
sekolah. Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia
adalah untuk meningkatkan empat keterampilan
berbahasa, antara lain keterampilan menyimak (listening
skill),
keterampilan
membaca
(reading
skill),
keterampilan berbicara (speaking skill), dan keterampilan
menulis (writing skill). Berhasil atau tidaknya sebuah
pembelajaran Bahasa Indonesia ditentukan oleh faktorfaktor yang saling berhubungan. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah guru, siswa, metode mengajar, teknik
pembelajaran, kurikulum yang baik, bahan ajar, dan
pemanfaatan media yang ada.
Empat keterampilan berbahasa tersebut pada
dasarnya bukanlah kegiatan yang mudah dilakukan
apalagi untuk taraf anak di jenjang Sekolah
Dasar.Menurut
Tarigan
(2008:
4-19),
bahwa
keterampilan berbahasa tersebut diperoleh oleh siswa
secara bersamaan.Pembelajaran keempat keterampilan
tersebut saling berkaitan antaraspek yang satu dengan
aspek
lainnya.Pengajaran
keempat
keterampilan
berbahasa tersebut masih sulit terlaksana dengan baik
karena beberapa faktor penyebab yang pada umumnya
yaitu karena kurangnya variasi guru dalam mengajar
sehingga minat siswa untuk belajarpun menjadi rendah.
Untuk kegiatan menceritakan kembali cerita yang
didengar di kelas lanjut yang dalam kegiatan
pembelajarannya biasanya hanya bersumber dari buku
paket saja, jelas bahwa hal tersebut tidak menarik dan
peserta didikpun akan merasa kesulitan dalam mengingat
ketika ia harus mengingat kembali cerita yang
didengarnya.
Pengembangan keempat keterampilan berbahasa
tersebut tentu ada kesulitan tersendiri.Rangsangan bahan
ajar yang menarik sehingga dapat memotivasi siswa
untuk mengikuti pembelajaranpun sangat dibutuhkan.
Meskipun pada kenyataannya saat ini tidak sedikit para
pendidik yang kurang memanfaatkan pengembangan
produk berupa media ataupun bahan ajar yang dapat
merangsang kenaikan hasil belajar peserta didik sehingga
bisa mencapai tujuan pembelajaran. Pedoman dalam
pengajaran ataupun evaluasi hanya berpegangan pada
buku paket dari sekolah, tentu hal itu akan menjadi
kendala tersendiri dalam upaya perbaikan kualitas
generasi anak bangsa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti
kecakapan, kecekatan, atau kemampuan dalam
melakukan sesuatu dengan baik dan cermat
(menggunakan keahlian). Tarigan (2013: 1), membagi
keterampilan berbahasa menjadi empat jenis meliputi: (1)
keterampilan
menyimak
(listening
skill);
(2)
keterampilan berbicara (speaking
skill);
(3)
keterampilan membaca (reading skill); (4) keterampilan
menulis (writing skill). Tiap keterampilan tersebut sangat
erat hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya
dan beraneka ragam.
Tarigan (2008:22), mengartikan bahwa menulis
adalah melukiskan atau menurunkan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa agar mudah
dipahami dan dibaca oleh seseorang. Selanjutnya
Zainurrahman (2011: 186), mengemukakan
bahwa
menulis sebagai kegiatan sekaligus keterampilan yang
terintegrasi, sama halnya dengan membaca. Menurut
Dalman (2014: 4), menyimpulkan bahwa menulis adalah
proses menyampaikan pikiran, angan-angan, dan
perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang
bermakna.
Dari pendapat para ahli di atas, disimpulkan
bahwa
menulis
adalah
bentuk
komunikasi
mengemukakan pendapat, ide, dan gagasan melalui
media bahasa kepada orang lain yang dituangkan dalam
bentuk tulisan. Pada kegiatan menulis seseorang akan
merangkai,
menyusun,
melukiskan
suatu
lambang/tanda/tulisan berupa kumpulan beberapa huruf
yang membentuk kata, kumpulan beberapa kata yang
membentuk kalimat, kumpulan beberapa kalimat yang
membentuk paragraf atau alinea, dan kumpulan paragraf
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
yang membentuk wacana/karangan/cerita yang utuh dan
bermakna.
Tujuan menulis menurut Hugo Hartig (dalam
Tarigan, 2008: 25-26), mengemukakan bahwa tujuan
menulis antara lain adalah: 1) sebagai tujuan penugasan,
yaitu tujuan yang terjadi karena penugasan bukan
berdasarkan keinginan, 2) sebagai tujuan altruistik, yaitu
tujuan yang digunakan untuk menghibur atau membuat
pembaca senang, 3) sebagai tujuan persuasif, yaitu tujuan
yang meyakinkan pembaca terhadap kebenaran ide atau
gagasan yang dituliskan, 4) sebagai tujuan informasional,
yaitu tujuan menyampaikan informasi atau penjelasan
kepada pembaca, 5) sebagai tujuan pernyataan diri, yaitu
tujuan untuk mengenalkan tentang penulis kepada
pembaca, 6) sebagai tujuan kreatif, yaitu tujuan yang
berkaitan dengan menyatakan diri atau mencapai nilainilai artistic, 7) sebagai tujuan penyelesaian
permasalahan, yaitu tujuan ingin menyelesaikan atau
memecahkan masalah yang dihadapi penulis.
Menurut Tarigan (2008: 24), menjelaskan bahwa
tujuan
menulis
yakni
memberitahukan
atau
menginformasikan, meyakinkan, menghibur, dan
mengutarakan atau sebagai bentuk ekspresi perasaan
penulis yang berapi-api. Akan tetapi semua tujuan pokok
menulis yaitu sebagai kegiatan interaksi atau komunikasi
melalui tulisan secara tidak langsung.
Manfaat Menulis Menurut Komaidi (2011: 9-10),
memaparkan bahwa terdapat enam manfaat dalam
menulis antara lain:1) Meningkatkan keingintahuan dan
melatih kepekaan dalam mengamati kenyataan
kehidupan, 2) Mendorong seseorang untuk menemukan
dan memeroleh sumber informasi lain, seperti buku,
koran, majalah, jurnal, dan sebagainya, 3) Melatih dalam
menyusun pendapat atau pemikiran secara sistematis,
urut, dan logis, 4) Mengurangi atau bahkan mungkin
menghilangkan ketegangan (stres), 5) Memeroleh
kepuasan lebih apabila tulisan berguna bagi orang lain
melalui media massa, 6) Memeroleh tingkat keterkenalan
di kalangan masyarakat.Menulis bukanlah hal yang
mudah untuk dilakukan.Hambatan utama yang sering
dialami adalah sulitnya penuangan ide berupa penulisan
kata pertama untuk mengawali tulisan.
Kadang kala dalam menulis selalu muncul
pertanyaan: apa yang akan ditulis, bagaimana
menuliskannya, dan pantaskah disebut sebuah tulisan.
Meskipun sebenarnya ide itu bisa didapatkan dari mana
saja, misalnya dari pengalaman diri sendiri; dari cerita
orang lain; peristiwa alam; ataupun dari khayalan,
menulis tetap dianggap tidak mudah. Kesulitan dalam
menuangkan ide ternyata juga sering dialami oleh siswa
Sekolah Dasar.Padahal berdasarkan aspek keterampilan
berbahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan
salah satu kompetensi berbahasa yang harus dimiliki oleh
setiap
siswa
selain
keterampilan
membaca,
mendengarkan, dan berbicara (Tarigan, 2008).
Proses belajar mengajar yang selama ini masih
sering dijumpai menggunakan pendekatan tradisional
merupakan salah satu faktor penghambat kreativitas
mengarang siswa. Guru sebagai penentu proses
pembelajaran siswa secara pasif hanya menerima rumus
atau kaidah. Pada umumnya pendekatan tradisional tidak
membangkitkan kreativitas siswa sehingga siswa
mengalami kesulitan. Permasalahan tentang kreativitas
mengarang ini sebenarnya bisa dilatih dan dijadikan
sebuah keterampilan dengan cara membiasakan diri
berlatih mengarang. Maka perlu ditemukan metode
mengarang yang tepat dan praktik mengarang
berdasarkan metode tersebut (Budiyanto, 2009).
Hasil nilai mengarang narasi siswa Sekolah Dasar
khususnya kelas 5 masih berada dalam kategori rendah
sampai
cukup. Menurut para guru, peserta didik
umumnya tidak menunjukkan ketertarikan yang tinggi
terhadap pelajaran mengarang narasi. Guru juga
memberikan tugas mengarang hanya sekedar mengikuti
kurikulum yang berlaku dan semuanya menggunakan
metode konvensional yang sudah biasa dilakukan yaitu
berupa ceramah dan pemberian tugas. Dari ketiga kelas 5
tersebut semuanya memberikan data bahwa nilai
mengarang siswa kelas 5 C merupakan nilai yang paling
rendah di antara nilai dari aspek-aspek yang lain dalam
pelajaran bahasa Indonesia dan di antara kelas-kelas yang
lain.
Dalam menyampaikan materi pelajaran, guru
hendaknya menggunakan media pembelajaran yang
menarik dan membantu pemahaman siswa.Selama ini
guru terkesan dalam menyampaikan materi pelajaran
lebih senang dengan menggunakan metode ceramah yang
kurang menarik bagi siswa (Budiyanto, 2009). Terkait
dengan hal tersebut, agar kegiatan belajar-mengajar tidak
monoton dan siswa dapat berkomunikasi menggunakan
bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan,
diperlukan media dalam proses pembelajaran. Salah
satunya dengan media tirai kalimat bersambung (tikung)
karena dengan adanya media dapat memacu imajinasi
dan keterampilan siswa dalam menuangkan gagasan.
Untuk meningkatkan kemampuan mengarang,
telah banyak media pembelajaran yang diterapkan dalam
proses belajar mengajar di sekolah, salah satu pilihannya
adalah dengan menggunakan media tirai kalimat
bersambung (tikung). Media tirai kalimat bersambung
(tikung) dianggap memiliki daya tarik yang tinggi bagi
siswa kelas 5 Sekolah Dasar. Media ini sangat baik
apabila digunakan untuk pelajaran menulis atau
mengarang karena sesuai dengan salah satu butir
Program Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum
Pendidikan Dasar 2007 GBPP kelas V Sekolah Dasar
yaitu siswa mampu menulis karangan secara runtut
berdasarkan alur cerita.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:
1002), media adalah alat komunikasi atau perantara.Tirai
adalah potongan kain atau kain penutup.Kalimat adalah
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
satuan bahasa berupa kata yang berdiri sendiri dan
menyatakan makna.Bersambung adalah bertambah
panjang,
menghubungkan,
berturut-turut,
atau
menggabungkan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa media tirai kalimat bersambung
(tikung) adalah suatu alat komunikasi atau perantara
dalam proses belajar mengajar berupa potongan kain
sebagai penutup pada kotak atau kubus yang digunakan
untuk menghubungkan beberapa kata membentuk sebuah
kalimat yang bermakna.
Media tirai kalimat bersambung dirancang dengan
menggunakan sebuah kotak (kubus) berukuran
40cmx40cm.Pada keempat sisinya masing-masing
terdapat urutan gambar dan kalimat yang mengandung isi
materi atau tema yang diajarkan, yaitu tema Sehat Itu
penting materi Pentingnya Air Bagi Kehidupan.Gambar
pertama terletak pada sisi kotak atau kubus dengan
gambar air.Gambar kedua terletak pada sisi kotak atau
kubus dengan gambar air bagi manusia.Gambar ketiga
terletak pada sisi kotak atau kubus dengan gambar air
bagi tanaman.Dan gambar keempat terletak pada sisi
kotak atau kubus dengan gambar air bagi hewan.
Pembelajaran menggunakan media tirai kalimat
bersambung berbentuk kata-kata yang disusun menjadi
kalimat yang saling berkaitan sesuai dengan urutan
gambar yang terletak pada masing-masing sisi kotak atau
kubus dan ditutupi dengan tirai.Siswa membuat judul
pada cerita atau karangannya kemudian menceritakannya
dalam bentuk tulisan sesuai gambar secara runtut. Cerita
yang dibuat harus berdasarkan gambar, bermakna,
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
menggunakan ejaan dan tata tulis bahasa Indonesia yang
benar, serta tulisan dibuat menarik namun tetap jelas agar
mudah dibaca dan mudah dipahami.
Guru
bisa
menyampaikan
pembelajaran
menggunakan media tirai kalimat bersambung sebagai
pendukung proses pembelajaran. Penggunaan media tirai
kalimat bersambung diharapkan dapat membantu peserta
didik fokus terhadap materi yang dijelaskan dan
meningkatkan keterampilan menulis peserta didik.
Kelebihan dari penggunaan media tirai kalimat
bersambung adalah bahan pembuatan media mudah
diperoleh, dapat diaplikasikan dalam beberapa materi
pelajaran, memiliki potensi untuk meningkatkan hasil
belajar dan keaktifan serta kreativitas peserta didik di
kelas terutama dalam keterampilan menulis, serta
menciptakan suatu media dan pembelajaran yang inovatif
dan menyenangkan.
Menurut Tarigan (2008: 55), manfaat yang dapat
diambil oleh peserta didik dari pengembangan paragraf
dalam cerita dengan cara menganalisis gambar yaitu: 1)
mengembangkan keterampilan peserta didik dalam
mengamati hubungan sebab akibat atau pesan yang
terkandung dalam gambar, 2) mengembangkan imajinasi
peserta didik, 3) melatih peserta didik cermat dan teliti
dalam memerhatikan suatu hal, dan 4) mengembangkan
daya penafsiran siswa terhadap bentuk visual ke dalam
bentuk tulisan. Dengan adanya gambar yang saling
berkaitan dan membentuk suatu alur tertentu maka akan
memudahkan peserta didik dalam menulis sebuah cerita.
Media pembelajaran tirai kalimat bersambung
dibuat sebagai alasan untuk mengajarkan peserta didik
terampil dalam membuat atau menulis sebuah cerita.Cara
menggunakan media tirai kalimat bersambung adalah: 1)
Menunjukkan media tirai kalimat bersambung pada
siswa, 2) Membuka tirai untuk memperlihatkan isi di
dalamnya, 3) Meminta siswa mengamati gambar dan
kalimat dalam media, 4) Menjelaskan tentang aturan
dan tata cara penulisan yang baik dan benar kepada
siswa, 5)Meminta siswa membuat narasi dalam bentuk
tulisan sesuai urutan pengamatan pada gambar dan
kalimat berupa judul, kerangka karangan, dan isi cerita
dengan menggunakan kata-kata dan kalimat sendiri, dan
cerita harus mengandung unsur-unsur penulisan cerita
atau mengarang.
Media tirai kalimat bersambung (tikung) dipilih
sebagai solusi terbaik untuk meningkatkan keterampilan
menulis narasi siswa. Hal ini dikarenakan sarana
prasarana yang dimiliki sekolah masih belum memadai,
seperti tidak adanya LCD proyektor. Selain itu media
tirai kalimat bersambung (tikung) mempunyai peranan
penting untuk memperjelas maksud alur cerita sehingga
diharapkan siswa lebih mudah memahami makna gambar
pada media berdasarkan urutan cerita yang terdapat pada
gambar.Menurut Brown dkk (dalam Sudjana, 2009: 12),
ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang
dapat menarik minat belajar siswa secara efektif. Dengan
menerapkan gambar dalam kegiatan menulis karangan,
minat belajar siswa akan tertarik pada pesan gambar yang
ditampilkan sehingga secara tidak langsung dapat
membantu siswa lebih memahami materi yang
diberikan oleh guru.
Media berasal dari bahasa Latin medius yang
berarti ‘tengah’, ‘pengantar’, atau ‘perantara’.Bovee
(dalam Asyhar, 2012: 4), mengatakan bahwa media
sebagai pengantar atau perantara pesan dari pengirim
kepada penerima pesan.Media dapat diartikan sebuah alat
komunikasi yang mengantarkan atau menjadi perantara
dalam penyampaian suatu pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.
Sebagai sumber belajar, media dapat didefinisikan
dengan manusia, benda, maupun peristiwa atau kejadian
yang membuat peserta didik memeroleh suatu
pengetahuan dan keterampilan (Djamarah, 2010: 120).
Dalam dunia pendidikan, media atau yang sering disebut
dengan media pembelajaran menjadi alat bantu dalam
penyampaian pesan berupa materi pelajaran oleh guru
kepada peserta didik untuk meningkatkan kualitas belajar
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Menurut
Briggs (2012: 7), mengartikan bahwa media berfungsi
sebagai sarana fisik yang digunakan untuk merangsang
siswa dalam belajar. Sedangkan menurut Wulandari
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
(2015: 9), media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan
atau menyampaikan pesan kepada penerima agar
mendapatkan
pengetahuan
dalam
menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal yang disampaikan. Menurut Munadi (2012: 7),
menarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah
sesuatu yang digunakan dalam penyampaian dan
penyaluran pesan dari sumber atau guru dengan
perencanaan yang dapat menciptakan lingkungan belajar
peserta didik yang kondusif sehingga penerima pesan
mampu melakukan kegiatan belajar secara efektif dan
efisien.
Menurut Sanjaya (dalam Prameswari 2014: 16),
berpendapat bahwa secara garis besar media merupakan
manusia, benda atau materi, dan kejadian atau peristiwa
yang
menciptakan
kondisi
pembelajaran
dan
memungkinkan peserta didik memeroleh pengetahuan
dan keterampilan. Berdasarkan pengertian tersebut,
media tidak hanya berupa alat perantara seperti radio,
televisi, atau bahan cetakan, melainkan dapat meliputi
manusia sebagai sumber belajar atau dapat berupa
kegiatan berdiskusi, seminar, karyawisata, dan simulasi
dalam menambah wawasan, pengetahuan, serta untuk
merubah perilaku atau sikap peserta didik. Jadi, media
pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu atau
perantara dalam proses pembelajaran di dalam maupun di
luar kelas sebagai interaksi (komunikasi) guru dengan
peserta didik yang digunakan secara massal berupa radio,
televisi, slide, film, video, OHP, modul, komputer, radio
tape/kaset, video recorder, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sesuatu
yang terdiri dari manusia atau materi sebagai perantara,
mampu membangun kondisi dalam merangsang pikiran,
perasaan, dan perhatian sehingga dapat memudahkan
penerimaan pesan atau penyampaian informasi pada
peserta didik.
Menurut Sutedjo (2009), suatu media dapat dipilih
sebagai penunjang pembelajaran apabila media tersebut
memberikan daya tarik yang tinggi dari siswa, selain itu
juga sebaiknya tidak terlalu memerlukan biaya yang
mahal dan tidak memerlukan banyak waktu dalam proses
pembelajaran. Dengan mengaplikasikan media tirai
kalimat bersambung (tikung) untuk pembelajaran
menulis narasi pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 C
SDN Kebraon 1 Surabaya ini diharapkan dapat dijadikan
alat untuk meningkatkan keterampilan berbahasa
siswa.Berdasarkan fenomena dan potensi yang terdapat
pada kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media
tirai kalimat bersambung (tikung) untuk meningkatkan
keterampilan menulis serta dalam upaya pembentukan
karakter siswa.Untuk memeroleh hasil dari keterampilan
menulis cerita maka digunakan judul “Pengaruh
Penggunaan Media Tirai Kalimat Bersambung (tikung)
terhadap Keterampilan Menulis Narasi Tema Sehat Itu
Penting Siswa Kelas 5 C SDN Kebraon I
Surabaya”.Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1)
bagaimanakah
pengaruh
media
“tirai
kalimat
bersambung” terhadap keterampilan menulis narasi pada
siswa kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya?, 2)
bagaimanakah penggunaan media “tirai kalimat
bersambung” dalam pembelajaran keterampilan menulis
narasi di kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya?
Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui
pengaruh media tirai kalimat bersambung terhadap
keterampilan menulis narasi tema sehat itu penting siswa
kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya, 2) mengetahui
penggunaan media tirai kalimat bersambung terhadap
keterampilan menulis narasi tema sehat itu penting siswa
kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya.
Berdasarkan judul penelitian yang diambil, secara
teoretis diharapkan dapat memberikan manfaat terutama
dalam pengembangan teori bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar, khususnya dalam pembelajaran menulis
menggunakan
media
tirai
kalimat
bersambung.Diharapkan pada penelitian ini bisa
bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut: 1) bagi
gurumemberikan
informasi
tambahan
tentang
penggunaan media tirai kalimat bersambung terhadap
keterampilan menulis narasi tema sehat itu penting pada
siswa kelas 5 c sdn kebraon 1 surabaya, 2) dapat
menjadi bahan memperkaya dalam memanfaatkan media
pada pembelajaran keterampilan menulis narasi tema
sehat itu penting melalui media tirai kalimat bersambung
pada siswa kelas 5 c sdn kebraon 1 surabaya, 3) melalui
media tirai kalimat bersambung, mampu memberikan
suasana pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan
bagi peserta didik, 3) peserta didik dapat
mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya dalam
menulis cerita sesuai gambar dan kalimat serta kaidah
atau tata tulis bahasa indonesia yang baik dan benar, 4)
bagi sekolahhasil penelitian bisa dijadikan upaya
peningkatan kualitas belajar mengajar di sekolah dasar,
5) bagi peneliti lainhasil penelitian dapat dijadikan acuan
dalam penelitian berikutnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian pada judul “Pengaruh Penggunaan
Media Tirai Kalimat Bersambung (tikung) terhadap
Keterampilan Menulis Narasi Tema Sehat Itu Penting
Siswa Kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya” ini
menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan
pendekatan kuantitatif.Penelitian eksperimen yaitu
penelitian yang diterapkan untuk mengetahui sebab
akibat antara variabel (Maksum, 2012: 13).Ciri
pendekatan kuantitatif pada penelitian yakni menguji
hipotesis dan menggunakan instrumen-instrumen tes
standard (Maksum, 2012: 13).
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian
One-Group
Pretest-Posttest
Design,
merupakan desain penelitian yang terdiri dari pemberian
pretest (sebelum diberikan perlakuan) dan posttest
(setelah diberikan perlakuan) pada kelas eksperimen.
Sehingga hasil perlakuan (treatment) dapat diketahui
lebih akurat, sebab dapat dibandingkan nilai atau hasil
sebelum diberikan perlakuan (pretest) (Sugiyono, 2015)
O1
X
O2
Keterangan:
O1: nilai pre-test keterampilan menulis narasi
X: Perlakuan (treatment) media tirai kalimat bersambung
O2: nilai post-test keterampilan menulis narasi (Sugiyono,
2015)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan individu atau obyek
yang telah ditetapkan untuk diteliti dan digeneralisasi
(Winarsunu, 2009).Jumlah anggota populasi pada
penelitian ini yaitu semua siswa kelas 5 yang terdiri dari
3 kelas SDN Kebraon I Surabaya, yakni kelas 5 A, 5 B,
dan 5 C.
Sampel adalah sebagian populasi atau jumlah
individu (objek) yang dijadikan wakil pada penelitian
(Winarsunu, 2009).Sampel yang baik hendaknya sampel
yang menggambarkan populasi.Teknik memeroleh atau
pengambilan sampel menggunakan teknik sampel
purposif (purposive sampling).Purposive sampling
adalah teknik dalam memilih samptabelel yang telah
ditentukan karakteristiknya serta diketahui sifat dan ciri
populasinya. Sehingga dari 3 kelas diambil 1 kelas yakni
kelas yang peserta didiknya memiliki nilai rata-rata kelas
terendah. Jadi kelas yang ditetapkan menjadi sampel
penelitian adalah siswa kelas 5 C dengan jumlah 30
siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Tujuan melakukan observasi yaitu mengamati
penggunaan media tirai kalimat bersambung (tikung)
pada keterampilan menulis narasi peserta didik dan
mengamati kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran, sehingga dapat diketahui langkah
pembelajaran guru pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan praktek nyata yang
dilakukan di dalam kelas.Pada penelitian pengumpulan
datanya ini menggunakan lembar observasi.Lembar
observasi digunakan dalam mengamati penggunaan
media tirai kalimat bersambung terhadap pembelajaran
keterampilan menulis narasi pada tahapan awal hingga
tahapan akhir.Peneliti menggunakan kisi-kisi untuk
memeroleh hasil yang relevan dalam instrumen
penelitian. Menurut Arikunto (2010: 205), mengartikan
bahwa kisi-kisi merupakan tabel yang menunjukkan
hubungan hal-hal yang terdapat pada baris dengan hal-hal
yang terdapat pada kolom. Manfaat dari kisi-kisi yaitu
memudahkan peneliti menyusun instrumen penelitian
sebab kisi-kisi merupakan acuan penulisan butir-butir.
LembarTest
Tes merupakan bentuk pengukuran dan cara untuk
memeroleh informasi berupa pengetahuan, kompetensi,
dan keterampilan peserta didik Nurgiyantoro, 2015: 6).
Sebelum dilakukan proses pembelajaran, masing-masing
peserta didik diberikan pre-test. Pre-test adalah tes awal
yang diberikan untuk mendapatkan data berupa nilai
hasil tes responden sebelum dilakukan proses
pembelajaran keterampilan menulis cerita menggunakan
media tirai kalimat bersambung (sebelum diberikan
perlakuan). Bentuk instrumen pre-test pada penelitian ini
menggunakan lembar evaluasi dengan perintah peserta
didik membuat atau menulis narasi tentang tema Sehat
Itu Penting topik Pentingnya Air bagi Kehidupan.
Sedangkan post-test adalah tes akhir yang diberikan
untuk mendapatkan data berupa nilai hasil tes responden
setelah dilakukan proses pembelajaran keterampilan
menulis cerita menggunakan media tirai kalimat
bersambung (setelah diberikan perlakuan). Bentuk
instrumen post-test pada penelitian ini menggunakan
lembar evaluasi dengan perintah peserta didik membuat
atau menulis narasi berdasarkan gambar pada media
tentang tema Sehat Itu Penting topik Pentingnya Air bagi
Kehidupan.
Tes berisi soal-soal yang digunakan dalam pre-test dan
post-test.
Pretest dilakukan untuk mengamati keterampilan
menulis narasi pada siswa kelas 5 C SDN Kebraon I
Surabaya. Peserta didik diberi tugas membuat atau
menulis narasi berdasarkan tema dan topik pembelajaran
tanpa diberikan perlakuan media tirai kalimat
bersambung (tikung).
Posttest dilakukan untuk mengetahui keterampilan
menulis narasi pada siswa kelas 5 C SDN Kebraon I
Surabaya menggunakan media tirai kalimat bersambung
(tikung).Posttest diberikan saat peserta didik telah diberi
perlakuan media tirai kalimat bersambung.
Teknik Analisis Data
Validitas
Menurut Maksum (2006: 48), validitas adalah
penyesuaian suatu alat ukur terhadap sesuatu yang
hendak diukur atau derajat ketepatan data dalam obyek
suatu penelitian dengan data yang dilaporkan peneliti.
Valid berarti instrumen bisa digunakan dalam mengukur
sesuatu yang hendak diukur dan data yang diperoleh
tidak berbeda antara data yang terdapat dalam obyek
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
penelitian dengan data yang dilaporkan peneliti.
Instrumen yang divalidasikan yaitu perangkat
pembelajaran, media tirai kalimat bersambung, dan
penilaian keterampilan menulis narasi.Pengujian validitas
pada penelitian ini menggunakan skor setiap item dengan
skor total sebagai jumlah skor item. Rumus Uji
Validitassebagai berikut:
rxy

        
          
2
2
2
2
Keterangan :
rxy
= Korelasi atau hubungan antara X dan Y
ΣX
= Jumlah nomor tiap item yang dijawab
responden
ΣY
= Skor keseluruhan item yang dijawab
responden
ΣX2
= Jumlah kuadrat dari X
ΣY2
= Jumlah kuadrat dari Y
N
= Banyak jumlah subjek
Reliabilitas
Reliabilitas didefinisikan sebagai suatu instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat dalam
mengumpulkan data sebab instrumen sudah tepatdan
memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2010:221).
Menurut Uyanto, salah satu koefisien reliabilitas yang
sering digunakan adalah Alfa Cronbach.Skala
pengukuran yang reliabel seharusnya mempunyai nilai
Alfa Cronbachminimal 0,70. Untuk menguji reliabilitas
digunakan rumus Alfa Cronbach.Uji reliabilitas
digunakan untuk menguji keajegan atau kestabilan hasil
pengukuran suatu instrumen.Uji reliabilitas dilakukan
menggunakan formula Alpha Cornbach dengan rumus
sebagai berikut:
r=[
𝑘
𝑘−1
] [1 −
∑ 𝑆²𝑗
𝑆²
]
Keterangan :
r : Koefesien reliabilitas instrumen (cronbach alpha)
k
: Banyak soal atau pertanyaan
Σ 𝑆²𝑗 : Total varians butir
𝑆²
: Total varians
Instrumen dikatakan realiblitas bila koefesien
realibilitasnya mencapai 0,70. Adapun perhitungan untuk
pengujian realibilitas dilaksanakan dengan bantuan
program komputer SPSS 22.Teknik analisis data pada
penelitian ini menggunakan uji-t sebab digunakan untuk
menguji signifikansi pretest dan posttest serta data yang
dihasilkan adalah data interval. Berikut akan diuraikan
tentang teknik pengolahan datanya:
Deskripsi Data
Menghitung rata-rata (Mean)
Mean atau rata-rata adalah nilai rata-rata pada
suatu distribusi terhadap rata-rata kelompok (Winarsunu,
2009:54-55). Nilai rata-rata diperoleh dari hasil
penjumlahan nilai-nilai individu, yang dibagi dengan
jumlah individu dalam kelompok. Rumus mean yang
digunakan adalah:
∑𝑓𝑋
M=
𝑁
Keterengan :
M
: Mean
∑fX : Jumlah nilai dikalikan frekuensi.
N
: Jumlah individu
Standart Deviasi
Standart Deviasi digunakan untuk mengetahui
banyaknya sebaran data dalam variabel penelitian
terhadap nilai rata-ratanya.
SD =√
∑𝑑 2
𝑁
Keterangan :
∑𝑑 2 : Jumlah deviasi
𝑁
: Jumlah individu
Uji Normalitas / Chi Square
Sebagai syarat dalam pengujian hipotesis pada
statistik perlu dilakukan pengujian mengenai asumsi
berdistribusi normal. Pengujian mengenai asumsi ini
akan menentukan jenis teknik analisis atau statistik uji
yang akan dilakukan dalam praktek. Pengujian asumsi
distribusi normal bertujuan untuk memelajari distribusi
sampel yang dipilih berasal dari suatu distribusi populasi
normal atau tidak normal.Beberapa teknik analisis seperti
uji-t, menyaratkan perlunya asumsi distribusi normal.
Bentuk hipotesis untuk uji normalitas sebagai berikut:
Jika P-value < α, maka Ho ditolak
Jika P-value > α, maka Ho tidak dapat ditolak
Uji normalitas memiliki tujuan untuk memastikan
bahwa data yang didapatkan mempunyai distribusi
normal atau simetris dan menyerupai kurva (Maksum,
2012 : 161). Kurva berdistribusi normal yakni kurva
yang memiliki sebaran angka sebagian besar ada di
tengah, dan semakin ke kanan atau ke kiri maka sebaran
angka akan semakin kecil. Pengujian normalitas
menggunakan rumus Chi Square yakni:
𝑋2 =
∑(𝐹𝑜−𝐹𝑒)2
𝐹𝑒
Keterangan :
𝑋2
: Nilai Chi Kuadrat (Chi Square)
𝐹𝑜
: Frekuensi yang didapatkan
𝐹𝑒
: Frekuensi yang diharapkan
Uji HipotesisOne Sampel T-Test
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
One
Sampel T-Test
digunakan
untuk
menganalisis perbedaan pretest dan posttest hasil belajar
peserta didik dari kelompok subjek yang sama atau
sejenis. Rumus yang digunakan yaitu:
t=
Data
KolmogorovSmirnova
Keterangan :
𝑥: Rata-rata
𝜇 : Nilai pembanding
S : Simpangan baku
n : Jumlah sampel
Hasil
P Value
α
P
Value
Α
Pre-test
0,156
0,05
0,199
0,05
Normal
Post-Test
0,153
0,05
0,193
0,05
Normal
𝑥− 𝜇
𝑠/√𝑛
Shapiro-Wilk
Ho: Distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05
maka Ho diterima
Ho: Distribusi populasi normal, jika probabilitas < 0,05
maka Ho ditolak
HASIL DAN PEMBAHASAN
HasilUji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang akan digunakan dalam suatu
penelitian, terlebih dahulu perlu diuji kevalidan dan
keajegan instrumen tersebut. Hasil dari uji validitas dan
reliabilitas instrumen, akan menentukan manakah
instrumen yang nantinya dapat digunakan dalam
penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes objektif berupa pretest dan posttest, untuk
itu peneliti melakukan uji validitas instrumen tes di
Sekolah Dasar lain, yaitu SDN Kebraon 2 Surabaya.
Pelaksanaan uji validitas dilakukan pada hari
Senin, 3 April 2017. Data nilai yang diperoleh dari
validasi instrumen media, akan dihitung validitas dan
reliabilitasnya menggunakan software SPSS 22 dan
perhitungan angka kasar dengan rumus product moment.
Butir soal dikatakan valid apabila nilai korelasi pada
perhitungan SPSS 22 signifikan pada taraf 5%, atau hasil
perhitungan dengan rumus product moment, nilai rxy>
rtabel dengan taraf signifikansi 5%.
Berikut ini adalah hasil perolehan data dari uji
validitas menggunakan analisis SPSS 22:
Uji Normalitas
Dalam praktek, pengujian tentang asumsi ini
menentukan jenis teknik analisis atau statistik uji yang
akan dilakukan. Pengujian asumsi distribusi normal
bertujuan untuk memelajari apakah distribusi sampel
yang terpilih berasal dari sebuah distribusi populasi
normal atau tidak normal.Beberapa teknik analisis seperti
uji-t, menyaratkan perlunya asumsi distribusi normal.
Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai
berikut:
Jika P-value< α, maka Ho ditolak
Jika P-value> α, maka Ho tidak dapat ditolak
Dari data output Pre-test di atas, diperoleh hasil
Kolmogorov-Smirnova Sig atau P Value sebesar 0,156 >
0,05, maka Ho diterima. Dengan demikian data sampel
berdistribusi normal. Dari analisis Shapiro-Wilk Sig atau
P Value sebesar 0,199 > 0,05, maka H o diterima. Dengan
demikian data sampel berdistribusi normal.
Dari data output Post-Test di atas, diperoleh hasil
Kolmogorov-Smirnova Sig atau P Value sebesar 0,153 >
0,05, maka Ho diterima. Dengan demikian data sampel
berdistribusi normal. Dari analisis Shapiro-Wilk Sig atau
P Value sebesar 0,193 > 0,05, maka H o diterima. Dengan
demikian data sampel berdistribusi normal
Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui
apakah penggunaan media tirai kalimat bersambung
(tikung) berpengaruh terhadap keterampilan menulis
narasi siswa kelas V C SDN Kebraon I Surabaya.Pada
bagian ini akan dikemukakan pengujian hipotesis
berdasarkan dari hasil tabulasi data yang diperoleh dari
tes yang telah diberikan kepada siswa. Kemudian hasil
tabulasi data diolah dan dianalisis secara statistik untuk
menguji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya.
Uji Beda satu sampel (Pre-test dan Post-test)
Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan,
maka uji analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah uji beda satu sampel t test. Uji–t satu sampel
digunakan untuk menguji purata (mean) dari sampel
tunggal terhadap suatu purata acuan (µ0) dengan asumsi
data tersebut terdistribusi normal, dengan penyajian
datanya adalah sebagai berikut:
Ho = 0,Tidak terdapat pengaruh penggunaan
media “tirai kalimat bersambung” terhadap keterampilan
menulis narasi pada siswa.Ho ≠ 0,Terdapat pengaruh
penggunaan media “tirai kalimat bersambung” terhadap
keterampilan menulis narasi pada siswa.
Menentukan nilai kritis (ttabel), Dipilih level of
significant: 0,05 (5%), untuk dua sisi menjadi
5%
2
=
2,5%. Derajat bebas pembagi (degree of freedom) = nTabel 1. Hasil Uji Normalitas
1=29-1 =28, Nilai ttabel (0,025;26) = 2,048, Berdasarkan nilai
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
probabilitas untuk uji dua sisi. Jika probabilitas/2 >
0,025, maka Ho diterima. Jika probabilitas/2 < 0,025,
maka Ho ditolak.
Nilai statistik t (thitung). Berdasarkan penghitungan
dengan menggunakan rumus uji beda satu sampel t-test
diperoleh nilai thitung sebesar 2,750.Kriteria pengujian:Ho
ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel, Ho diterima dan
Ha ditolak jika thitung < ttabel.
Daerah
Penerimaan Ho
Meningkatnya nilai yang didapatkan oleh siswa
dalam menulis narasi dengan menggunakan media tirai
kalimat bersambung (tikung) menunjukkan bahwa siswa
lebih tertarik atau lebih senang menulis dengan bantuan
media gambar dan tulisan yang disusun secara
berurutan.Kesulitan siswa terhadap tema karangan yang
belum dikenal dapat teratasi dengan mengamati
rangkaian gambar berbentuk cerita. Melalui gambar,
siswa akan lebih mudah mengembangkan gagasan dan
idenya secara urut berdasarkan alur cerita sehingga
secara otomatis kemampuan dan keterampilan menulis
siswa meningkat lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Daerah
Penerimaan
Ha
Daerah
Penerimaan
Ha
thitung= -2,750
ttabel = - 2,048
0
ttabel = 2,048 thitung
= 2,750
Gambar 1. Pengujian Hipotesis Kelompok Eksperimen
Dari hasil nilai thitung dan nilai ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena
nilai thitung 2,750 > nilai ttabel 2,048. Dengan kata lain
terdapat pengaruh penggunaan media “tirai kalimat
bersambung” terhadap keterampilan menulis narasi siswa
kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
media tirai kalimat bersambung (tikung) berpengaruh
terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas 5 C
SDN Kebraon 1 Surabaya.Artinya, penggunaan media
tirai kalimat bersambung (tikung) berdampak pada
keterampilan menulis narasi siswa. Hal tersebut
ditunjukkan pada pengujian hipotesis yang diketahui
bahwa thitung> ttabel atau nilai thitung 2,750 > nilai ttabel 2,048
(α = 0,05).
Berdasarkan keterangan tersebut, terbukti bahwa
penggunaan media sangat bermanfaat pada proses
pembelajaran. Menurut Arsyad (2009), mengemukakan
bahwa media pembelajaran mampu memperjelas dalam
penyajian informasi dan pesan sehingga dapat
meningkatkan dan melancarkan proses dan hasil belajar
siswa. Media pembelajaran juga mampu mengarahkan
perhatian dan fokus pada anak sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar, interaksi langsung antara
anak terhadap lingkungan, dan memungkinkan siswa
untuk belajar mandiri sesuai dengan minta dan
kemampuan yang dimiliki.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data penelitian, disimpulkan
bahwa media tirai kalimat bersambung (tikung)
berpengaruh terhadap keterampilan menulis narasi siswa
kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya. Diketahui dari hasil
analisis data perhitungan nilai pre-test dan post-test yang
menunjukkan hasil dari thitung > ttabel (α = 0,05) maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Penggunaan media tirai
kalimat bersambung terhadap keterampilan menulis
narasi siswa kelas 5 C SDN Kebraon 1 Surabaya sudah
sangat baik.Maka dapat diketahui bahwa penggunaan
media tirai kalimat bersambung berpengaruh positif
terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas 5 C
SDN Kebraon 1 Surabaya.
Berdasarkan keterangan tersebut, terbukti bahwa
penggunaan media tirai kalimat bersambung sangat
bermanfaat pada proses pembelajaran. Meningkatnya
nilai yang didapatkan oleh siswa dalam menulis narasi
dengan menggunakan media tirai kalimat bersambung
menunjukkan bahwa siswa lebih tertarik atau lebih
senang menulis dengan bantuan media gambar dan
tulisan yang disusun secara berurutan.Dari hasil
penelitian, yang menunjukkan bahwa penggunaan media
tirai kalimat bersambung berpengaruh positif terhadap
keterampilan menulis narasi siswa, maka terdapat
beberapa saran baik untuk penerapan ataupun untuk
penelitian berikutnya sebagai berikut.
Saran
Penggunaan media tirai kalimat bersambung
dapat memberikan kontribusi positif terhadap
keterampilan menulis narasi siswa dan baik untuk
disosialisasikan di kalangan guru bahasa Indonesia
supaya terbiasa menggunakan media tersebut untuk
memberi kemudahan siswa dalam menulis narasi.
Hasil penelitian dapat
dijadikan upaya
peningkatan kualitas belajar mengajar sehingga
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan pembelajaran menulis narasi di Sekolah
Dasar.
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
Penelitian ini masih merupakan penelitian dasar
yang perlu ditindaklanjuti sehingga menghasilkan
penelitian yang lebih memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Komaidi, Didik. 2011. Panduan Lengkap Menulis
Kreatif: Teori dan Praktek.Yogyakarta: Sabda
Media.
Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian dalam
Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.
Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2016. Penilaian Pembelajaran
Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta:
BPFE- Yogyakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2010. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Tim
GP Press.
Budiyanto.2009.
Bahasa
Indonesia
Menjawab
Tantangan. Balai Bahasa Jawa Tengah.
Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sanjaya, Wina. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai. 2015. Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono.
2015. Metode Penelitian
Bandung: Alfabeta.
Pendidikan.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV.
Angkasa.
Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik dalam Penelitian
Psikologi dan Pendidikan.Malang: UMM
Press.
Wulandari, Aprilia Tri. 2015. Pengembangan Media
Pembelajaran
Gambar Berseri
Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi
Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia SDN Kedungoleng 04 Kec.
Paguyangan Kab. Brebes.Brebes: Universitas
Negeri Semarang.
Zainurrahman.2011. Menulis dari
Praktik.Bandung: Alfabeta.
Teori
Hingga
Download