Pesawat Rusia Hancur, 224 Orang Tewas

advertisement
MINGGU WAGE, 1 NOVEMBER 2015
TAHUN 66 NO. 250
■ TERBIT
.
20 HALAMAN
Pesawat Rusia Hancur, 224 Orang Tewas
● Baru 23 Menit Lepas Landas
Mencaci di Medsos,
Dijerat Pidana
JAKARTA - Segala ujaran yang bernada menghina, mencaci bisa ditindak hukum oleh Polri, termasuk yang disebar di
media sosial (medsos). Polisi telah mempunyai pegangan
yakni Surat Edaran (SE) Kapolri No SE/06/X/2015 soal Penanganan Ujaran Kebencian (hate speech) untuk menjerat
orang yang menyebarkan kebencian.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan telah
mengeluarkan surat tersebut. ”Benar,” ujar dia, Sabtu (31/10).
Surat edaran itu telah dikeluarkan dan ditandatangani oleh
Kapolri pada 8 Oktober lalu. Menurutnya, Kapolri beralasan
dikeluarkan edaran itu untuk melindungi anggotanya dalam
menegakkan hukum. ”Selama ini banyak anggota yang raguragu antara kebebasan berbicara dengan penebar kebencian. Padahal semua itu ada di aturan formalnya di UU,” beber
Kapolri.
Kapolri tidak cemas dicap tidak demokratis dengan dikeluarkannya surat edaran tersebut. Demokrasi harus sesuai
aturan.
”Demokratis itu bukan berarti bebas melanggar UU. Tetap
koridornya tidak melanggar norma hukum,” kata Kapolri.
Dalam surat edaran tersebut, penebar kebencian bisa
diancam pidana jika tidak mengindahkan teguran dari kepolisian. Penegakan hukum sesuai dengan: KUHP, UU No
11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU No
40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis,
UU No 7/2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No
8/2013 tentang Teknis Penanganan Konflik Sosial.
Bahkan polisi bisa mengusut ujaran kebencian tanpa ada
laporan. Dalam SE tersebut pada intinya disebutkan, Kapolri
meminta polisi untuk memantau ujaran kebencian yang dilontarkan di berbagai jenis media.
MESIR - Pesawat jenis Airbus
A-321 milik maskapai Rusia,
Kogalymavia, jatuh hancur
di Sinai Utara, Mesir.
Sebanyak 217 penumpang
dan tujuh awak pesawat tewas
dalam kejadian itu, Sabtu
(31/10).
Dilansir Reuters, pesawat dengan nomor registrasi
KGL-9268 lepas landas dari Bandara Internasional
Sharm El-Sheikh, Mesir, pukul 05.51 waktu setempat
dan terbang menuju St Petersburg, Rusia. Selang 23
menit kemudian, pesawat gagal melakukan kontak
dengan pihak Air Traffic Control (ATC) di Siprus dan
tidak terdeteksi radar
Kabinet pemerintah Mesir menyebut 214 penumpang
berkewarganegaraan Rusia dan tiga penumpang lainnya
berkewarganegaraan Ukraina.
(Bersambung hlm 9 kol 1)
SM/AFP
EVAKUASI JENAZAH :
Paramedis Mesir mengevakuasi
jenazah korban pesawat Metrojet milik maskapai penerbangan
Kogalymavia yang mengalami
kecelakaan di Semenanjung
Sinai, Mesir, Sabtu (31/10). Keluarga korban cemas menunggu
kabar. Pesawat Airbus A-321
yang kecelakaan
(bawah). (88)
(Bersambung hlm 9 kol 4)
Ahmad Fauzi
SM/Dhoni Zustiyantoro
SM/AFP
Menulis, Membela
Kemanusiaan
PRIA itu menolak dipotret seusai diwawancarai perihal bukunya.
Di sebuah kedai di kawasan Pleburan, Semarang, Kamis (29/10),
selama satu jam dia menjawab pertanyaan seputar buku itu, yang
awal Oktober lalu dilaporkan Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah
bersama Forum Umat Islam Semarang ke Polda Jawa Tengah.
”Wah, saya tampak gemuk dalam foto itu. Nanti saya kirimi foto
yang lebih bagus,” kata Ahmad Fauzi (36), sesaat setelah melihat
hasil fotonya dalam kamera. Namun akhirnya alumnus Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo, yang sekarang berubah status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang,
itu tak menolak fotonya ditampilkan.
Maklum, semenjak banyak diperbincangkan, penulis Tragedi
Incest Adam dan Hawa & Nabi Kriminal (2015) itu ramai dihubungi berbagai pihak, baik untuk memesan buku, berdiskusi,
menyatakan dukungan, maupun menyatakan tidak setuju pada
pemikiran yang dia sampaikan lewat buku yang dijual secara
mandiri itu.
Menyikapi semua hal itu, Fauzi menyebut diri sebagai petarung
mandiri. ”Ada yang bertanya, siapa orang di balik saya? Saya jawab
tidak ada. Saya sendirian menghadapi semua ini,” kata dia.
Tulisan dalam buku ketiga itu terdiri atas empat bahasan
utama. Bab pertama, ”Islam sebagai Gerakan Ideologis”, berisi
kritik terhadap agama yang menopangkan fondasinya pada
pewahyuan. Dalam bab kedua, ”Mimpi, Mitos, dan Kenabian”,
dia berpendapat yang selama ini ditemui dalam kisah-kisah kitab
suci sebenarnya memiliki struktur pembentukan yang hampir
mirip dengan mekanisme kerja mimpi. Salah satu cirinya adalah
mimpi dan mitologi mempunyai simbol-simbol yang janggal dan
asing.
Dalam bab ketiga, ”Tragedi Incest Adam dan Hawa”, Fauzi menerapkan penjelasan teori mimpi ke dalam tubuh mitologi yang dikenal
melalui kitab-kitab suci, yaitu kisah Adam dan Hawa.
(Bersambung hlm 9 kol 1)
Ketika Pengetahuan Dilarang Tumbuh
KEBEBASAN pers yang dijamin negara justru
kerap menemu ajal di kampus. Majalah Lentera edisi
ketiga, yang diterbitkan pers mahasiswa Universitas
Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, ditarik dari
peredaran. Sebab, menurunkan laporan utama soal
pembantaian simpatisan Partai Komunis Indonesia
(PKI) di Salatiga dan sekitarnya. Kampus menyatakan
mahasiswa yang terlibat tak berkoordinasi lebih dulu
soal isi majalah yang dicetak 500 eksemplar itu.
Majalah yang terbit 10 Oktober 2015 itu menurunkan
laporan ”Salatiga Kota Merah” untuk memperingati 50
tahun Tragedi 1965. Tiga mahasiswa di jajaran redaksi
pers mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi itu dipanggil polisi, 18 Oktober. ”Sebelumnya tak
ada aturan harus koordinasi lebih dulu dengan dosen
berkait dengan penerbitan. Jadi majalah kami independen,” kata Pemimpin Umum Lentera, Arista Ayu Nanda
(20), Jumat (30/10).
Mahasiswa sosiologi itu menyatakan laporan utama
dipilih berdasar rapat redaksi, Juli lalu.
(Bersambung hlm 9 kol 1)
TOLAK PEMBREDELAN: Aksi mahasiswa menolak pemberedelan Majalah
Lentera di Balai Kota Salatiga, Jumat
(23/10). (51)
SM/Surya Yuli
3
OLAHRAGA
Klopp Permalukan Mourinho
7
INTERNASIONAL
Kelab Malam Terbakar, 27 Tewas
Download