TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: iv, 7, 01/04/14 06:19 AM Dr. Anton Bawono, M.Si. MIKRO EKONOMI —Salatiga: 2013 vi + 150 hal.; 14,5 x 20,5 cm Hak Cipta dilindungi undang-undang © 2014 Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektris maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis dan Penerbit. Penulis Editor Desain Cover Desain Isi Cetakan I ISBN : Dr. Anton Bawono, M.Si. : Mochlasin : Alazuka : djanoerkoening : Agustus 2014 : 978-979-3549-22-4 Penerbit : STAIN Salatiga Press Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga Jawa Tengah. Telp. (0298) 323706 Masalah dasar dalam ekonomi ada tiga, yaitu what, how, dan for whom. Seorang produsen dalam usaha untuk memasuki sebuah pasar biasanya menerapkan ketiga hal tersebut. What dikaitkan dengan masalah barang atau jasa apakah yang akan diproduksi, how dikaitkan dengan masalah bagaimana menghasilkan atau memproduksi dengan faktor-faktor produksi yang tersedia dapat digunakan untuk memproduksi barang atau jasa tersebut, dan yang terakhir yaitu for whom dikaitkan dengan masalah untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksikan. Dari ketiga masalah dasar ekonomi tersebut yang sering mendapatkan masalah adalah for whom, hal ini dapat dilihat banyak perusahaan atau produsen gulung tikar atau bangkrut karena tidak ada konsumennya yang disebabkan tidak memahami untuk siapa barang yang diproduksikannya tersebut. Biasanya masalah for whom ini membutuhkan penelitian lebih disamping membutuhkan biaya marketting yang tidak sedikit untuk dapat meraih kesuksesan. Kebutuhan manusia pada prinsipnya terdiri dari tiga hal yaitu : 1. Kebutuhan pokok dan sosiobudaya a. Kebutuhan pokok Kebutuhan pokok ini sama halnya dengan kebutuhan primer, yaitu suatu kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Kebutuhan ini sering juga dengan istilah sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal). Tiga macam kebutuhan pokok ini tidak dapat dipisahkan atau ditinggalkan oleh manusia kecuali yang tidak normal. Manusia normal pasti akan menggunakan pakaian dalam aktivitas hidupnya ketika terutama berinteraksi dengan orang lain. Makanan pasti dikonsumsi oleh tiap manusia untuk kekuatan tubuh, memulihkan energi yang terbuang dan digunakan untuk pertumbuhan. Tempat tinggal juga merupakan kebutuhan Anton Bawono, M.Si. ۞ 7 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 6, v, 01/04/14 06:19 AM 2. Ilmu Ekonomi Normatif Dalam ilmu ekonomi normatif membahas mengenai pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban terhadap masalah “apakah yang harus terjadi”. Istilah mikro dan makro dalam bahasa Yunani berarti kecil dan besar. Sesuai dengan namanya, maka mikro ekonomi mencakup lingkup ekonomi yang kecil. Mikroekonomi mempelajari perilaku berkaitan dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh satuan-satuan ekonomi individual. Satuansatuan ekonomi individual tersebut meliputi konsumen (rumah tangga), tenaga kerja, pemilik modal, pemilik tanah dan per­ usahaan rumah tangga produksi. Sedangkan makroekonomi mempelajari perilaku ekonomi secara keseluruhan (agregat) seperti permintaan dan penawaran agregat, produksi atau total output secara keseluruhan dan tingkat harga umum, tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi, suku bunga, inflasi, pengangguran, angka kemiskinan dan lain-lain. B. PERMASALAHAN POKOK DALAM PEREKONOMIAN Ada 3 (tiga) masalah dalam ilmu ekonomi yaitu berkaitan dengan ke­butuhan, alat pemuas dan sumber daya. Kebutuhan manusia sifatnya tidak terbatas, hal ini disebabkan disamping didalam kebutuhan manusia tersebut seringkali dimasukkan unsur keinginan tetapi juga karena kebutuhan manusia tersebut beraneka macam. Alat pemuas ketersediannya terbatas dan sangat dibutuhkan manusia maka alat pemuas ini sangat perlu diproduksikannya. Sedangkan sumberdaya sifatnya juga terbatas jika dieksploitasi secara besar-besaran. 6 ۞ Mikro Ekonomi DAFTAR ISI DAFTAR ISI ~ v BAB 1 KERANGKA DASAR SUATU PEREKONOMIAN ~ 1 A. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi ~ 1 B. Permasalahan Pokok Dalam Per­ekonomi­an ~ 6 C. Perputaran Roda Perekonomian ~ 11 D. Masalah Pilihan Individu/Masyarakat ~ 16 E. Metode Ilmu Ekonomi ~ 19 BAB 2 AYUN BANDUL YANG ABADI (THE ETERNAL SWINGING PENDULUM) ~ 23 A. Sistem Ekonomi Kapitalis ~ 24 B. Sistem Ekonomi Terpusat ~ 25 C. Sistem Ekonomi Campuran ~ 27 D. Sistem Ekonomi Sosialisme Pasar ~ 29 BAB 3 PERMINTAAN, PENAWARAN AN KESEIMBANGAN PASAR ~ 75 A. Permintaan ~ 75 Anton Bawono, M.Si. ۞ v TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: vi, 5, 01/04/14 06:19 AM B. Penawaran ~ 91 C. Keseimbangan Pasar ~ 96 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN ~ 103 A.Pendahuluan ~ 103 B. Pendekatan Kardinal ~ 104 C. Pendekatan Ordinal ~ 111 D. Perubahan Keseimbangan Konsumen ~ 123 E. Surplus Konsumen ~ 126 BAB 5 PRODUKSI ~ 127 A. Definisi dan Pengertian ~ 127 B. Fungsi Produksi Jangka Pendek ~ 128 C. Fungsi Produksi Jangka Panjang ~ 130 D. Optimisasi/Keseimbangan Produsen: Isoquant dan Isocost ~ 135 E. Teori Perilaku Produsen Tidak Dapat Menderivasi Teori Permintaan Input ~ 138 F. Ongkos (Biaya) Produksi (C) ~ 144 DAFTAR PUSTAKA ~ 149 memungkinkan kita mengambil manfaat dan memahami teori-teori ekonomi secara lebih jelas, ringkas dan mantap. Penggunaan alat matematika sering kali dirasakan lebih ampuh dibandingkan kalau hanya terbatas menggunakan penjelasan-penjelasan secara verbal saja untuk menjelaskan suatu masalah. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubahubah. Keistimewaan ilmu ekonomi dalam menggunakan pendekatan kuantitatif inilah yang membuat ilmu ekonomi itu mendekati atau disejajarkan dengan ilmu eksakta, sehingga ilmu ekonomi sering disebut sebagai The queen of social sciences. Secara fundamental dan historis ilmu ekonomi di bagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1. Ilmu Ekonomi Positif Dalm ilmu ekonomi ini hanya membahas diskripsi mengenai fakta, situasi, dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Disamping itu dalam ilmu ini hanya melibatkan diri pada masalah “apa yang terjadi”. Oleh karena itu ilmu ekonomi positif netral dari unsur nilai-nilai, artinya bahwa ilmu ekonomi positif bebas nilai, hanya menjelaskan sebagai misal “apakah harga itu” dan “apakah yang terjadi jika harga itu naik atau turun”, “bukan apakah harga tersebut adil atau bukan”. vi ۞ Mikro Ekonomi Anton Bawono, M.Si. ۞ 5 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 4, 1, 01/04/14 06:19 AM 4 TEORI EKONOMI MIKRO DAN MAKRO ALAT EKONOMI: 1. Matematika 2. Statistik 3. Ekonometrika 4. DLL. KERANGKA DASAR SUATU PEREKONOMIAN BAB 1 FILSAFAT EKONOMI TEORI EKONOMI TERAPAN TERAPAN MIKRO EKONOMI Mempelajari antara lain: 1. Semua cabang manajemen 2. Perdagangan 3. Dll TERAPAN MAKRO EKONOMI Mempelajari antara lain: 1. Ekonomi Pembangunan 2. Ekonomi Moneter 3. Ekonomi Internasional 4. Dll Gambar 1.1. Gambar Filsafat 1.1. Ekonomi Filsafat Ekonomi Berdasarkan skema hal tersebut di atas Ilmu ekonomi terbagi dalam 2 cabang utama, yaitu mikroekonomi dan makroekonomi. Untuk mempelajari ilmu ekonomi terapan, seseorang harus mempelajari dengan baik alat-alat analisis ekonomi seperti matematika ekonomi, statistik ekonomi, ekonometrika dan beberapa alat analisis yang lain. Metodologi dalam ilmu ekonomi sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Contoh yang sering bisa dirasakan adalah manakala dalam analisis ekonomi meng­gunakan pendekatan matematika. Dalam ilmu ekonommi matematika bukanlah suatu tujuan tetapi hanya sebagai alat yang 4 ۞ Mikro Ekonomi A. RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI Ilmu ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu sosial. Ilmu Ekonomi mempelajari perilaku ekonomi individu dan masyarakat untuk memperoleh penyelesaian bagi masalah yang menyangkut hubungan antara kebutuhan manusia dan alat pemuasnya. Sehingga ilmu ekonomi bisa dikatakan mempelajari masalah bagaimana manusia memanfaatkan sumberdaya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang kepuasan tidak terbatas. Kebutuhan manusia menjadi tidak terbatas akan kepuasannya, hal ini dikarenakan dalam kebutuhan manusia tersebut mengandung suatu keinginan. Keinginan inilah yang menyebabkan pemenuhan kepuasannya menjadi tidak terbatas. Disamping itu, macam kebutuhan manusia itu beraneka ragam, sehingga menjadikannya semakin tidak terbatas. Pada tahun 1776 sebuah buku berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” ditulis oleh Adam Smith menjadi awal berkembangnya ilmu ekonomi. Adam Smith sendiri mendapat gelar Bapak Ekonomi oleh para ahli ekonomi. Inti dari ajaran Adam Smith adalah bagaimana masyarakat dapat Anton Bawono, M.Si. ۞ 1 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 2, 3, 01/04/14 06:19 AM mengalokasikan sumber-sumber daya yang langka sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas. Sedangkan studi ilmu ekonomi mikro baru diterbitkan tahun 1870 oleh Alfred Marshall, dalam bukunya: “Principles of Economics”. Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi di­ awali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya. Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, J.M. Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Teori yang dibawakan oleh J.M Keynes ini menjadi dasar dalam teori ekonomi makro. Dua aliran ini kemudian saling “bertarung” dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya. ekonomi teori dan terapan, yaitu Ilmu Ekonomi Makro dan Ilmu Ekonomi Mikro. Ilmu ekonomi Mikro khususnya mempelajari perilaku individu manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Ilmu ekonomi mikro itu sendiri atau yang biasa disebut mikro ekonomi yang merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku ter­sebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama atau dengan kata lain ceteris paribus. Jadi apa yang dipelajari dalam ekonomi makro adalah kumpulan dari perilaku individu-individu, hal inilah yang sering disebut dengan agregat atau secara keseluruhan. Seperti halnya dalam perilaku pasar, kalau kita melihatnya secara parsial atau secara individu, ini berarti masih merupakan perilaku mikro. Akan tetapi jika perilaku pasar ini merupakan kolaborasi atau penggabungan dari perilaku-perilaku individu di pasar maka ini bisa dianggap keseimbangan pasar secara makro. Pada dasarnya ilmu ekonomi mempelajari bagaimana orang atau masyarakat menentukan pilihan mengenai penggunaan sumber daya yang langka dan mempunyai berbagai kemungkinan, berbagai alternatif, untuk menghasilkan barang dan jasa serta mendistribusikan untuk konsumsi orang atau sekelompok orang dalam masyarakat baik masa kini atau masa yang akan datang. Ilmu ekonomi terbagi dalam dua bagian besar yang dimana akan menurunkan ilmu-ilmu Kebijakan pemerintah atau Bank Indonesia sering kali dikaitkan dengan ekonomi makro, seperti kebijakan menangani masalah inflasi, pengangguran dan beberapa penyakit ekonomi lainnya. Hal ini disebabkan karena penangannya dilakukan secara agregat, sebagai misal dengan kebijakan moneter dan atau dengan kebijakan fiskal. 2 ۞ Mikro Ekonomi Bentuk skema untuk mempelajari ilmu ekonomi secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut: Anton Bawono, M.Si. ۞ 3 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 26, 11, 01/04/14 06:20 AM Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan. Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing. Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Ke­­bebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih mengefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan sistem sosialis ini tidak akan berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin. 4.Skill atau kewirausahaan Seorang wirausaha dalam mengoperasionalkan usahanya harus bisa menerapkan prinsip ekonomi dengan baik. Prinsip ekonomi adalah pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil yang tertentu dan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Disamping itu seorang wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan mengelola, menyatukan faktorfaktor produksi, dan dapat mengendalikan perusahaan secara baik dengan menghasilkan produk dan memperoleh keuntungan dan berani menanggung risiko. Seorang wirausaha sering juga disebut dengan entrepreneur. Keahlian seorang entrepreneur dalam menghasilkan keuntungan dibagi menjadi tiga: a) managerial skill, yaitu kemampuan dalam mengorganisasikan semua faktor produksi agar mencapai tujuan. b) technical skill, yaitu keahlian yang bersifat teknis dalam pelaksanaan proses produksi sehingga berjalan dengan baik. c) organizational skill, yaitu keahlian dalam memimpin berbagai usaha, tidak hanya intern perusahaan yang brsifat bisnis, tetapi juga organisasi dalam bentuk lain. Pemilik faktor produksi skill atau kewirausahaan ini akan mendapatkan pendapatan yang disebut dengan laba (profit). Pada sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut diproduksi. Disamping semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah, hak milik perorangan tidak diakui, tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas, dalam kegiatan perekonomian Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Dalam sistem ekonomi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. C. PERPUTARAN RODA PEREKONOMIAN 1.Kelebihan a. Pemerintah dapat mengendalikan perekonomian dengan lebih baik, dalam hal ini Pemerintah lebih mudah me­ ngendali­kan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya. b. Yang direncanakan oleh pemerintah realisasinya akan lebih mantap, karena dikendalikan langsung oleh pemerintah Dalam kajian ekonomi mikro sering dikenal dengan dua pelaku ekonomi yaitu rumah tangga dan perusahaan. Kedua pelaku ekonomi tersebut saling berinteraksi dan saling membutuhkan. Dengan meng­ gunakan diagram aliran melingkar kita dapat mengetahui bagaimana terjadinya aliran barang, aliran uang dalam perekonomian sehingga mem­bentuk pasar baik pasar barang (pasar output) maupun pasar faktor produksi (pasar input). Untuk lebih jelasnya berkaitan dengan 26 ۞ Mikro Ekonomi Anton Bawono, M.Si. ۞ 11 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 12, 25, 01/04/14 06:20 AM interaksi diantara rumah tangga dan perusahaan dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 1.2 Circular Flow DiagramPerekonomian Sederhana b. Para pelaku ekonomi akan memperoleh yang terbaik bagi mereka, karena barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku dipasar c. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam meng­ atur kegiatan ekonomi d. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi e. Munculnya persaingan untuk maju 2.Kekurangan a. Jika persaingan tidak berjalan dengan baik, barang yang tersedia itu sering tidak dapat dinikmati oleh banyak orang, se­bagaimisal munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat b. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan c. Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal d. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu. Gambar tersebut di atas menunjukkan adanya saling membutuhkan antara rumah tangga konsumen dan perusahaan dengan menggunakan asumsi bahwa dalam suatu perekonomian hanya ada dua pelaku ekonomi yakni sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Pasar yang di hadapi dalam perekonomian hanya meliputi pasar output atau barang dan pasar input atau pasar faktor produksi. Rumah tangga atau konsumen berperan sebagai konsumen barang dan jasa juga sebagai pemilik dari sumberdaya. Sedangkan perusahaan atau produsen ber­peran sebagai penghasil barang dan jasa juga sebagai pengguna sumber daya. Interaksi diantara keduanya dimulai ketika rumah tangga me­­ nyerahkan sumber daya produktif yang dimilikinya, sebagai misal 12 ۞ Mikro Ekonomi B. SISTEM EKONOMI TERPUSAT Sistem ekonomi terpusat sering disebut dengan sistem ekonomi sosialis (perencanaan pusat atau komando), mekanisme sistem ini mengatur jalannya kegiatan ekonomi melalui rencana yang dibuat oleh pemerintah pusat atau badan pusat yang khusus dibentuk untuk maksud tersebut oleh pemerintah. Dalam sistem ini peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Sistem ini muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan atas berbagai kelemahan sistem ekonomi pasar. Dalam keadaan tertentu sistem ekonomi pasar malah menimbulkan berbagai keburuk­an sehingga diperlukan campur tangan pihak lain dalam hal ini pemerintah. Sistem ekonomi ini pertama kali dicetuskan oleh Karl Marx. Anton Bawono, M.Si. ۞ 25 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 24, 13, 01/04/14 06:20 AM Abad 19 Sosialisme Abad 18 Kapitalisme Abad 20 Campuran A. SISTEM EKONOMI KAPITALIS Sistem ekonomi kapitalis seringkali disebut juga dengan sistem ekonomi liberal, sistem ini lebih menekankan pada kebebasan pasar. Dalam sistem ini pemerintah tidak ikut campur tangan urusan pasar, pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar, persaingan dilakukan secara bebas, peranan modal sangat vital, dimana pasar di­serahkan pada mekanisme pasar. Mekanisme yang mengatur ber­ langsungnya kegiatan ekonomi melalui pasar, terjadi transaksi antara penjual dan pembeli, dalam pasar ini terjadi adu kekuatan antara produsen dan konsumen, sehingga terjadi harga. Pada prinsipnya sistem ini adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Dalam sistem ekonomi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. 1.Kelebihan a. Dalam persaingan antar pelaku ekonomi akan dapat di­ alokasi­­kan barang dan jasa serta sumberdaya secara efisien. 24 ۞ Mikro Ekonomi tenaga kerja. Tenaga kerja ini akan dipekerjakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Setelah tenaga kerja tersebut bekerja di perusahaan, oleh perusahaan akan diberi balas jasa atas sumber daya produktf rumah tangga yang digunakan perusahaan yang dapat berupa gaji ataupun sewa. Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh per­ usahaan. Permintaan barang dan jasa dari rumah tangga inilah akan men­jadi penerimaan bagi perusahaan, kemudian perusahaan akan me­menuhi permintaan barang dan jasa yang diminta oleh rumah tangga. Jadi aliran barang, uang dan pasar dalam hal ini terjadi dan akan berputar terus menerus. Dalam interaksi tersebut di atas menimbulkan munculnya pasar baik pasar barang maupun pasar faktor produksi. Pasar dalam hal ini adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan teransaksi, dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun. Jadi pasar tidak selalu bertemu secara langsung antara penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi, di era saat ini banyak sekali media elektronik dengan teknologi maju yang mendukung untuk terjadinya transaksi model ini. Pada prinsipnya pasar memiliki lima fungsi utama yaitu : 1. Menentukan nilai dan atau harga barang Fungsi pasar ini sebagai jawaban dari what, yaitu apa yang harus diproduksikan dalam perekonomian. Ketika sebuah barang yang keberadaannya sangat diinginkan masyarakat, hal ini harganya akan relatif lebih mahal dibandingkan barang yang tidak begitu diinginkan oleh masyarakat. Seorang produsen jika dapat menghasilkan barang yang memang diinginkan oleh masyarakat, hal tersebut akan membuat keuntungan produsen akan semakin besar. Anton Bawono, M.Si. ۞ 13 Pada saat seorang produsen dengan produk tertentu diminati oleh masyarakat, maka hal ini akan menyebabkan produsen lain tertarik untuk memasuki pasar atau memproduksi produk yang sama. Dampak selanjutnya akan menyebabkan bertambahnya pe­nawaran, dengan bertambahnya penawaran akan berinteraksi dengan besarnya permintaan masyarakat. Proses interaksi antara permintaan dan penawaran dipasar inilah yang akan menentukan harga atau nilai sebuah barang atau produk. Pergerakan harga inilah yang kemudian akan menentukan besarnya barang dan jasa yang ada dipasar dan diinginkan oleh sebuah perekonomian. 2. Mengorganisasikan produksi Fungsi pasar yang kedua ini adalah jawaban dari masalah how, yaitu bagaimana cara menghasilkan barang dan jasa dengan sumberdaya atau faktor produksi yang ada. Di dalam pasar ada pasar output atau basar barang dan pasar input atau pasar faktor produksi. Kedua pasar tersebut memiliki harga-harga, demikian juga dengan harga faktor produksi. Seorang konsumen akan selalu tertarik disamping pada kualitas produknya tetapi juga tidak kalah penting dan utama adalah harga produk tersebut. Sehingga harga produk yang lebih murah akan menjadi incaran para konsumen, untuk menghasilkan produk yang murah akan menjadi prioritas produsen dengan melakukan efisiensi penggunaan faktor produksi. Diantara faktorfaktor produksi sering kali dapat dilakukan substitusi antara satu faktor produksi dengan faktor produksi yang lain, sehingga dalam hal ini seorang produsen harus pandai-pandai memilih faktor produksi yang harganya lebih murah untuk dapat menghasilkan sebuah produk yang diminati konsumen baik dari segi kualitas maupun harganya. 14 ۞ Mikro Ekonomi AYUN BANDUL YANG ABADI (THE ETERNAL SWINGING PENDULUM) BAB 2 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 14, 23, 01/04/14 06:20 AM Sistem ekonomi yang pertama kali ada yaitu sistem ekonomi tradisional. Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi di mana kegiatan ekonominya yang masih sangat sederhana. Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional secara turun temurun dengan hanya meng­ andalkan alam dan tenaga kerja. Dalam sistem ini teknik produksi di­pelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana, hanya sedikit meng­gunakan modal, pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang), belum mengenal pembagian kerja, masih terikat tradisi, dan tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran. Sistem ekonomi yang ada sampai saat ini seperti sebuah ayun bundul yang abadi atau yang sering disebut dengan The Eternal Swinging Pendulum. Karena sistem ekonomi dalam perjalannya meng­ alami perubahan, perbaikan dan reinkarnasi juga kombinasi. Hal ter­sebut dapat kita cermati dalam gambar berikut ini: Anton Bawono, M.Si. ۞ 23 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 22, 15, 01/04/14 06:20 AM 3. Mendistribusikan produk Fungsi ini adalah jawaban dari masalah for whom, yaitu pasar sebagai jawaban untuk siapa barang ini diproduksikan. Peng­ hasilan seseorang akan menentukan berapa jumlah barang dan jasa yang akan dibeli. Sebuah produk akan menyesuaikan pada pasar yang akan dihadapi, semakin tinggi tingkat penghasilan konsumen yang akan dituju akan diproduksikan barang dan jasa yang relatif tinggi harganya dibandingkan jika pasar sasarannya adalah pasar dengan konsumen dengan tingkat penghasilan lebih rendah. Sehingga sering muncul beberapa strategi produsen untuk menjual produknya di kedua pasar tersebut, sebagai contoh yaitu melakukan diskriminasi harga. 4. Menyelenggarakan penjatahan Fungsi pasar sebagai sarana melakukan penjatahan, yaitu dengan adanya harga dari barang dan jasa yang diperdagangkan tersebut akan menyebabkan barang dan jasa tersebut terbagibagi kepada konsumen dengan jumlah yang tidak sama. Karena hal ini disebabkan jumlah produksi yang diproduksikan dalam masyarakat dalam jangka waktu tertentu jumlahnya terbatas. Pada prinsipnya tingkat harga dari barang tersebut akan mem­batasi jumlah tingkat konsumsi konsumen atau masyarakat tersebut. Dampak yang akan muncul selanjutnya adalah, untuk konsumen yang dengan pendapatan yang relatif lebih tinggi akan mendapatkan jatah yang lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat atau konsumen yang memiliki pendapatan yang relatif lebih sedikit. 5. Menyelenggarakan barang dan jasa dimasa yang akan datang Pasar memiliki peran untuk menciptakan, mempersiapkan dan menyediakan barang dan jasa untuk dimasa yang akan datang. Hal ini karena di dalam pasar akan tercipta tabungan dan 22 ۞ Mikro Ekonomi Anton Bawono, M.Si. ۞ 15 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 16, 21, 01/04/14 06:20 AM investasi. Dengan adanya tabungan dan investasi akan terjaga ketersediaan barang dan jasa dimasa yang akan datang sehingga akan tercapai kemajuan suatu perekonomian yang ada. D. MASALAH PILIHAN INDIVIDU/MASYARAKAT 1.Anggaran Sebagai kendala dalam pilihan individu adalah anggaran. Anggaran akan membatasi besarnya barang X dan Y yang dapat dikonsumsi oleh setiap individu. Sebagai misal adalah: Ada mahasiswa Mempunyai dana Rp. 100.000,- dan mempunyai kebutuhan barang X dan Y. Dimana harga barang X Rp.100,- dan harga barang Y Rp.200,Pertanyaan: berapa barang X dan Y yang harus dibeli ? = Jika semua dana utk beli X, besarnya X adalah 1000, hal ini didapat dari I/Px atau 100000/100 = Jika semua dana utk beli Y, besarnya Y adalah 500, hal ini di­dapat dari I/Py atau 100000/200 Kejadian tersebut di atas dapat dijelaskan dengan meng­ gunakan­kurva sebagai berikut: Y 500 A Daerah Anggaran I Py Budget Line C E I Px D 0 16 ۞ Mikro Ekonomi 3.Menerapkan Pengetahuan yang diperoleh dari tahapan sebelumnya, yaitu setelah mendapatkan penjelasan atau hubungan antar variabel ekonomi kemudian diterapkan pada persoalan yang nyata. Tahapan metode ini bisa di lakukan dengan menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan diskripsi fakta-fakta yang dikumpulkan berdasarkan kenyataan yang ada dalam masyarakat berkaitan dengan masalah ekonomi. B 375 250 e. Pendekatan Deduktif Pendekatan ini dilakukan dengan cara menggunakan ketentuan, hukum atau prinsip umum yang sudah dikaji ter­lebih dulu kebenarannya. Pendekatan ini mencoba me­ mecahkan masalah sesuai acuan, prinsip hukum dan ke­ tentuan yang sudah ada dalam ilmu ekonomi. 250 500 1.000 X Gambar 1.4 Garis Anggaran Anton Bawono, M.Si. ۞ 21 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 20, 17, 01/04/14 06:20 AM 2. Menjelaskan atau Mencari hubungan Dalam menjelaskan atau mencari hubungan ini akan meng­ guna­kan beberapa pendekatan yaitu: a. Pendekatan Matematis Metode matematika digunakan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi secara matematika. Dalam pem­ bahasan secara matematika, biasanya menggunakan pem­ bahasan dalil-dalil pada saat mau memulainya atau dasarnya adalah dalil-dalil yang sudah baku. Sehingga dalam kajiannya dapat dipastikan dapat diterima secara umum. b. Pendekatan Statistik Metode pencarian hubungan dapat menggunakan pen­ dekatan statistik, yaitu dengan mengumpulkan data-data kemudian dilakukan pengolahan, analisis, penafsiran dan penyajian data-data dalam bentuk ststistik. Dari angka-angka yang ada akan dapat di ketahui permasalahan dan hubungan yang ada dalam permasalahan ekonomi, sehingga kemudian dapat dicari pemecahannya. c. Pendekatan Ekonometrik Pendekatan ini merupakan pendekatan dengan meng­ kolaborasikan pendekatan matematika, statistik dan teoriteori ekonomi. d. Pendekatan Induktif Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data dan informasi yang ada dalam realitas kehidupan. Realitas tersebut mencakup setiap unsur kehidupan yang di­alami individu, keluarga dan masyarakat dalam rangka men­cari pemecahan masalah ekonomi. Sehingga upaya pe­ mecahan masalah untuk pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dikaji dengan cermat. 20 ۞ Mikro Ekonomi Gambar tersebut di atas memunculkan dua pengertian yaitu: a. Garis Anggaran (Budget Line) Garis anggaran adalah garis yang menghubungkan atau meng­gambarkan tempat kedudukan titik-titik yang me­ nunjukkan berbagai kombinasi barang X dan Y yang dapat di­beli dengan anggaran tertentu. Titik A, B, C dan D adalah titik yang berada di garis anggaran, artinya pengeluaran individu di tempat atau titik-titik tersebut besarnya sama. b. Daerah Anggaran Daerah anggaran adalah daerah yang dimungkinkan untuk dipilih dengan anggaran yang ada. Contoh yang berada di daerah anggaran adalah titik E. Daerah anggaran intinya daerah yang berada di daerah dimana anggaran yang ada dapat diinginkan untuk membeli barang yang diinginkan. 2. Opportunity Cost Opportunity Cost adalah Setiap diinginkan tambahan barang X harus dikorbankan sejumlah barang Y. Sehingga apabila seseorang menginginkan tambahan sesuatu barang maka tambahan itu hanya dapat diperoleh dengan pengorbanan sejumlah barang lain yang terpaksa tidak dapat dibelinya dengan yang tersedia. Masalah kelangkaan sumber daya mendorong manusia untuk mengambil keputusan agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Kelangkaan/keterbatasan memberikan konsekuensi bahwa individu harus melakukan suatu pilihan. Sehingga seringkali dikatakan bahwa masalah ekonomi adalah “the art of choice” atau seni memilih. Setiap kali individu melakukan suatu pilihan maka akan menciptakan biaya peluang (opportunity cost). Berdasarkan hal tersebut, kita bisa menggunakan contoh sebelumnya dan dapat melihat gambar 1.4. Bahwa jika diinginkan barang X sebesar 250 maka akan mendapatkan barang Y sebesar Anton Bawono, M.Si. ۞ 17 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 18, 19, 01/04/14 06:20 AM 375, akan tetapi jika diinginkan tambahan barang X yang semula 250 menjadi 500 maka konsekuensinya individu tersebut harus mengurangi konsumsi barang Y dari sebesar 375 menjadi 250. Jadi terhadap pilihan-pilihan tersebut terjadi trade off. Hal ini didasari oleh skala prioritas yang dipilih, masing – masing pilih­an akan membawa opportunity cost, pilihan antara bekerja dan sekolah, pilihan antara membeli sepatu dengan baju dan sebagainya. Trade off yang terbesar dalam ekonomi secara global adalah pilihan antara effisiensi dan equity. Efisiensi adalah kondisi ideal ketika sebuah masyarakat dapat memperoleh hasil atau manfaat yang maksimal dari penggunaan sumber daya yang dimilikinya Sementara equity adalah kondisi ideal ketika ke­ sejahteraan ekonomi terbagi atau terdistribusikan secara adil di antara segenap anggota masyarakat. 3. Sumberdaya dan Teknologi Dalam pilihan masyarakat dibatasi atau sebagai kendalanya keberadaan sumberdaya dan teknologi. Sebagai misal adalah apabila sumberdaya digunakan memproduksi barang X akan di­ peroleh 150 juta buah. Apabila seluruhnya untuk produksi barang Y akan menjadi 5 Juta ton. Dalam pilihan masyarakat ini akan muncul istilah Production Posibility Curve, yaitu Kurva yang menentukan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukkan kombinasi produksi berbagai barang X dan Y yang dapat diproduksi dengan sumber daya dan teknologi. Kurva ini dapat ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut: 18 ۞ Mikro Ekonomi Y 5 4 3 2 1 0 50 90 120 140 150 X Gambar 1.4 Production Posibility Curve E. METODE ILMU EKONOMI Metode ilmu ekonomi digunakan untuk memecahkan per­ masalahan dalam ilmu ekonomi. Permasalahan ilmu ekonomi secara sederhana yaitu bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan alat pemuas dan sumberdaya yang langka untuk menghasilkan barang dan jasa yang memiliki berbagai kegunaan alternatif. Metode ilmu ekonomi pada dasarnya ada 3 (tiga) yaitu: 1. Melihat Kenyataan Karena yang akan dijelaskan ilmu ekonomi adalah kehidupan ekonomi manusia/masyarakat maka titik pangkalnya adalah mempertanyakan apa yang terjadi pada masyarakat. Hasil pengamatan atau penelitian dalam masyarakat ini dituangkan dalam bentuk fakta atau data sehingga sedapat mungkin dinyata­ kan dengan angka atau secara kuantitatif Anton Bawono, M.Si. ۞ 19 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 42, 27, 01/04/14 06:21 AM perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga di pedalaman 2 anak saat yang pertama wanita. 3. Kegagalan, Kejatuhan, dan Reformasi Angin perubahan dalam pengambilan keputusan tidak diperkenalkan secara seragam di semua negara.10 Reformasi yang lebih eksesif terjadi di Yugoslavia, Polandia, dan Cina, dan yang kurang ekstensif terjadi di Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, dan Rumania. Akan tetapi, dari negara-negara tersebut tidak ada satupun yang melakukan tindakan memadai dalam desentralisasi ekonomi dan peletakan kepercayaan pada pasar sebagaimana di­gambarkan dalam teori sosialisme pasar. Suprastruktur dasar dari sistem yang sangat tersentralisir dan sangat birokratis secara praktis tetap utuh dan tidak berubah di mana pun. Dengan demiki­an, problem yang perlu dibicarakan oleh negara-negara ini—seperti menurunnya produktivitas dan pertumbuhan, kian akutnya kekurangan dan rendahnya kualitas barang-barang— tetap tidak teratasi. Ketika hal-hal ini mencapai tingkat yang tak dapat ditolerir, rezim komunis runtuh seperti permainan domino di seluruh enam negara Eropa Timur di tahun 1989. Keruntuhan Uni Soviet tidak serta merta diikuti melemahnya ideologi sosialisme. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya Cina. Negara sosialis ini muncul dan menggeliat menjadi salah satu ke­ kuatan ekonomi baru dunia. Produk-produk Cina bermunculan menjadi kompetitor produk ekonomi Asia atau pabrikan Barat lainnya. Barang elektronik dan otomotif dari Cina telah me­ 10 Lihat Michael Karen, “The New Economic System in the GDP : An Obituary”, Social Studies, (April 1973), 554-587; Janos Kornai, “The Hungarian Reform Process : Visions, Hopes and Reality”, Journal of Economic Literature, (December 1986), 16871737; Kongres Amerika Serikat, Komite Ekonomi Gabungan, East European Economies : Slow Growth in the 1980s (1986), vol. 3; Dwight H. Perkins, “Reforming Cina’s Economic System”, Journal of Economic Literature, (June 1988), 601-645; dan William F. Robinson, The Pattern of Reform in Hungary (New York: Praeger, 1973), 193. 42 ۞ Mikro Ekonomi 2.Kekurangan a. Mematikan inisiatif individu untuk maju b. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat c. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya C. SISTEM EKONOMI CAMPURAN Sistem ekonomi campuran merupakan kolaborasi dari kedua sistem sebelumnya dengan berusaha mengilangkan kekurangan masing-masing dan menggunakan kebaikan masing-masing. Sistem ini merupakan mekanisme antara perencanaan pusat dan pasar, dalam hal ini perencanaan pusat berfungsi sebagai penentu arah dan pengendali perekonomian sedangkan pelaksanaan tingkat operasional dilaksanakan melalui mekanisme pasar. Sistem ekonomi campuran dikembangkan sejak para ekonom Neo-klasik menginsafi betapa tak mungkinnya pasar dibiarkan sepenuhnya bebas tanpa campur tangan pemerintah; sebab jika dibiarkan bebas maka kekuatankekuatan monopolis akan bebas berkembang dan mencengkeram pasar hingga tak bebas lagi. Konsep ekonomi campuran mencapai tonggak puncaknya pada Keynes, ekonom Inggris yang mengedepankan alasanalasan logis bagi peran pemerintah yang meliputi hingga pada urusan pemodalan ekonomi nasional. Sistem ekonomi negara-negara didunia ini saat ini telah meng­ gunakan sistem ekonomi campuran, tidak ada lagi yang secara murni meng­gunakan sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis. Sebagai misal seperti negara Amerika Serikat yang terkenal dengan negara yang super kapitalis, akan tetapi dalam pelaksanaannya kita dapat melihat pemerintah secara aktif campur tanggan menjaga stabilitas ekonominya dari ancaman penyakit-penyakit ekonomi. Anton Bawono, M.Si. ۞ 27 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 28, 41, 01/04/14 06:21 AM Sistem ekonomi yang murni saat ini sudah tenggelam karena kegagalannya, demikian pula dengan kapitalisme murni dengan laissez faire telah menghilang dari peredaran, tetapi dalam perjalannya mengalami modifikasi. Modifikasi dari kapitalis ini diantaranya pemerintah dapat ikut campur tangan dalam memperbaiki atau me­ nutup kekurangan sebagai dampak dari kerugian atas modal. Modifikasi dari kapitalisme inilah sering disebut sebagai neoliberialisme. Pergeseran sistem ekonomi yang murni ke sistem ekonomi campur­an, dilatar belakangi oleh tuntutan zaman, akan adanya per­ubahan menuju pada kebaikan. Sistem ekonomi campuran ini salah satunya adalah hasil dari modifikasi system ekonomi kapitalis, yaitu neoliberalisme. Saat ini paradigma Neoliberialisme mulai me­ nancapkan cakarnya dan mengokohkan eksistensi dalam peran ke­bijakan dunia bermula pasca perang dunia II. Hal ini ditandai dengan kekalahan kubu sosialis yang notabene kubunya kapitalisme kekuasaan kemudian digantikan perannya oleh kubu kapitalisme pasar (dominator kekuatan dunia saat ini) yang kelak mempunyai pengaruh besar terhadap kebijakan-kebijakan dunia. Bukan suatu kebetulan semata jika kemudian kubu kapitalisme pasar yang mengusung semangat hegemoni liberalisme dengan pola baru yang lebih terpadu (neoliberialisme) ini mempunyai peran penting dan significant dalam hiruk pikuk kebijakan dunia yang lebih mengutamakan kepentingan pasar yaitu dengan menumpuk kekayaan, daripada kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Kekuatan dan pengaruh dari kapitalisme pasar tersebut kemudian mengokohkan pengaruhnya ke berbagai antero dunia. Mulai dari wilayah yang satu hingga wilayah yang lain. Lintas negara, bahkan lintas benua. Modelnya pun lebih rapi dan terkoordinir dengan baik. Namun itu tak lebih dari sebuah pembodohan dan penjajahan 28 ۞ Mikro Ekonomi Semuanya itu bertujuan untuk membantu kawasan pedalaman Cina dapat turut membangun bersama. Dari sisi demografi-ekonomi, secara resmi RRC memandang dirinya sebagai bangsa multi-etnis dengan 56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% popu­lasi; bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir sete­­ ngah daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri hete­rogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa Tionghoa yang diucapkan, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Tionghoa yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara. Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang ber­ jumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini. Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam usaha membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di Anton Bawono, M.Si. ۞ 41 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 40, 29, 01/04/14 06:21 AM provinsi-provinsi tersebut, terdapat juga 5 daerah otonomi yang berisi banyak etnis minoritas; 4 munisipaliti untuk kota-kota ter­besar Cina dan 2 Daerah Administratif Khusus (SAR) yang diperintah RRC. Berikut adalah wilayah pembagian administratif yang di bawah kontrol RRC. Tabel 1 Pembagian Wilayah RRC Status Daerah Jumlah Nama Daerah Provinsi 22 Anhui, Fujian, Gansu, Guangdong, Guizhou, Hainan, Hebei, Heilongjiang, Henan, Hubei, Hunan, Jiangsu, Jiangxi, Jilin, Liaoning, Qinghai, Shaanxi, Shandong, Shanxi,Sichuan, Yunnan, Zhejiang Daerah otonomi 5 Guangxi, Mongolia Dalam, Ningxia, Xinjiang, Tibet Kotamadya 4 Beijing, Chongqing, Shanghai, Tianjin Daerah Administratif Khusus 1 Hong Kong, Macau Sementara itu bila dilihat dari sisi pendapatan masyarakat, jurang kesenjangan kekayaan di antara pesisiran pantai dan kawasan pendalaman Cina masih amat besar. Untuk mengatasi keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini, pemerintah melaksanakan strategi Pembangunan Cina Barat pada tahun 2000, Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004. 40 ۞ Mikro Ekonomi terselubung melalui topeng-topeng investasi. Ranah demi ranah potensi suatu negara pun mulai dibajak dan dilibas tanpa permisi, potensi dan sumber daya suatu negara (khususnya yang sedang berkembang) dieksploitasi habis-habisan melalui pintu gerbang bebas hambatan yang namanya IMF, WTO World Bank, dan lain-lain. D. SISTEM EKONOMI SOSIALISME PASAR 1. Latar belakang Secara sadar, karakter dasar manusia tidak kuasa untuk me­ nerima kesedihan dan penderitaan si miskin yang menjadi ciri dari dominasi kapitalisme laissez-faire. Dominasi yang menyengsarakan itu kemudian mengundang reaksi dalam berbagai bentuk, salah satu yang terpenting adalah sosialisme. Bagaimanapun, sosialisme bukanlah suatu istilah yang monolitik tanpa partikal, tetapi sudah melahirkan turunan-turunannya baik dalam bentuk Marxis, pasar, demokrasi, dan lain-lain.1 Memang, masing-masing versi sosialisme memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi dalam konteks ini perbedaan tersebut bukan menjadi fokus kajian. Bagaimanapun ada ciri-ciri tertentu yang umum bagi kebanyakan versi itu. Semuanya tumbuh dalam milio sekular yang dominan, dan karena itu, semuanya memiliki pandangan dunia sekular sebagaimana kapitalisme.2 Kelompok sosialis meng-counter model produksi kapitalis dengan berpandangan bahwa pasar bebas 1 Terma sosialisme telah mewujud di Inggris pada tahun 1830-an, meskipun penggunaan per­tamanya dapat dilacak setidaknya tahun 1826. Kurang dari seabad kemudian seorang ahli ilmu sosial Inggris mengumpulkan lebih dari 260 definisi sosialisme. Lihat D.F. Griffith, What is Socialism?: A Symposium (London: Richards, 1984), dikutip oleh J. Wilczynski, The Economics of Socialism (1988), 21. 2 Lichtheim menilai bahwa “Sosialisme pada umumnya diasosiasikan dengan sekularisme dalam revolusi Prancis. Sebenarnya sosialisme di Prancis, Belgia, Irlandia, India, Spanyol dan dalam budaya Luso-Hispanik Amerika Latin secara historis telah diasosiasikan dengan atheisme militan. Lihat George Lichtheim, A Short History of Socialism (1978), 308-309. Anton Bawono, M.Si. ۞ 29 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 30, 39, 01/04/14 06:21 AM dan tidak terkendali yang menjadi karakter genuine kepitalisme akan mengkonstruk “keberpihakan” kepada kaum kapital. Alokasi sumber daya akan terkonsentrasi dan menguntungkan si kaya bah­kan akan melanggengkan ketidakadilan dan ketidakmerataan yang tinggi dalam pendapatan dan kekayaan.3 Pemilikan pribadi dan sistem upah dianggap sebagai sumber kejahatan, keadilan tidak dapat diberikan kepada si miskin tanpa mensosialisasikan pemilikan pribadi dalam berbagai tingkatan. Demokrasi sekalipun, menurutnya, tidak dapat dijalankan secara efektif, selama masih ada ketidakmerataan dan ketimpangan sosial. Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh harapan agar masa depan masyarakat dapat, baik secara paksa maupun demokratis, memegang kendali pemerintahan dari kaum kapitalis dan menciptakan suatu masyarakat yang egaliter dan demokratis, bebas dari konflik kelas dan didasarkan pada pe­rencanaan menyeluruh dan penguasaan publik atas saranasarana produksi. Semula, Uni Soviet telah menginfus suatu dimensi pasar ke dalam manajemen ekonominya, sementara negara-negara Eropa Timur, Yugoslavia dan Cina telah mempelopori jalan ke arah apa yang disebut sebagai “sosialisme pasar”. Cina bahkan telah meng­ hapuskan penekanannya pada sistem komune yang tidak alami dan tidak manusiawi yang dengan paksa telah ditekankan oleh Mao Zedong.4 Namun model terpusat gaya Soviet dengan ke­ 3 Dalam sistem sosialisme pasar (market socialism), ciri-cirinya adalah kepemilikan faktor produksi oleh negara dan atau kepemilikan secara kolektif oleh publik. Keputusan apa yang harus diproduksikan sudah didesentralisasi dan dibuat berdasarkan kebutuhan yang bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Motivasi para pelaku ekonomi adalah insentif material dan moral. Lihat John Lee, “the False Promise of Market Socialism in China”, Policy, vol. 23, no. 3 (Spring 2007), 23. 4 John K. Fairbank, The Great Chinese Rvolution 1800-1985 (1986). Lihat juga Warren Lerner, A History of Socialism and Comunism in Modern Time : Theorists, Activists and Humanists (Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1982), 212, 214. Selama 50 tahun 30 ۞ Mikro Ekonomi ingin sekali menjalin hubungan perdagangan dengannya. Cina sejak tanggal 1 Januari 2002 telah menjadi anggota Organisasi Per­dagangan Dunia. Pada 2003, PDB Cina dari segi purchasing power parity men­ capai $6,4 trilyun, menjadi terbesar kedua di dunia. Dengan meng­gunakan penghitungan konvensional, Cina diurutkan di posisi ke-7. Meski jumlah populasinya sangat besar, Cina masih mampu memberikan PNB rata-rata per orang sekitar $5.000, sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan pertumbuhan ekonomi resmi untuk 2003 adalah 9,1%. Diperkirakan oleh CIA pada 2002 bahwa agrikultur menyumbangkan sebesar 14,5% dari PNB Cina, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa sekitar 33,8%. Pendapatan rata-rata pedesaan sekitar sepertiga di daerah perkotaan, sebuah perbedaan yang telah melebar di dekade terakhir. Oleh karena ukurannya yang amat luas dan budaya yang amat panjang sejarahnya, RRC mempunyai tradisi sebagai sebuah negara penguasa ekonomi. Dalam kata Ming Zeng, profesor pengurus di Shanghai, dalam data statistik pada pengujung abad ke 16 sekalipun, RRC mempunyai sepertiga PDB dunia. Amerika Serikat yang besar pada masa kini hanya mempunyai 20%. Jadi, jika membuat perbandingan sejarah, maka tiga atau empat ratus tahunyang lalu, maka Cina adalah negara terbesar dunia. Upaya untuk mewujudkan kembali keadaan yang membanggakan ini sudah tentu merupakan salah satu tujuan orang Cina. Terkait dengan wilayah penopang kegiatan ekonomi nasional, Republik Rakyat Cina mempunyai kontrol administratif terhadap 22 provinsi. Pemerintah RRC menganggap Taiwan sebagai provinsi ke 23. Pihak pemerintah juga mengklaim Kepulauan Laut Cina Selatan yang kini masih diperebutkan. Selain dari Anton Bawono, M.Si. ۞ 39 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 38, 31, 01/04/14 06:21 AM itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan memasang manajer dalam industri, mengijinkan perusahaan skala-kecil dalam jasa dan produksi ringan, dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi. Pemerintah terus berupaya menambah pegawai pada wilayah setempat dan pengurus kilang dalam industri, membolehkan pelbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan, membuka ekonomi perdagangan dan membuka pelabuhan bagi pihak asing. Pengawasan harga juga telah dilonggarkan. Ini mengakibatkan Cina daratan berubah dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran. Pemerintah RRC tidak lagi menekankan kesamarataan saat mulai membangun ekonominya, sebaliknya pemerintah me­ nekan­kan peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi serta mem­­perkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga memfokuskan diri dalam per­ dagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan ekonomi. Untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000 Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones, SEZ) di mana hukum investasi diregulasi untuk menarik modal asing. Hasilnya adalah PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah populasi 1,25 milyar orang dan PDB hanya $3.800 per kapita, Cina menjadi ekonomi ke enam terbesar di dunia dari segi nilai tukar, dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Cina adalah $1.300. Perkembangan ekonomi Cina diyakini se­ bagai salah satu yang tercepat di dunia, yaitu sekitar 7-8% per tahun menurut statistik pemerintah Cina. Ini menjadikan Cina sebagai fokus utama dunia pada masa kini yang melibatkan hampir semua negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Cina, 38 ۞ Mikro Ekonomi pemilikan negara atas kebanyakan sarana produksi tetap berperan me­nentukan semua perekonomian di negara-negara tersebut. Sentra reformasi isme tersebut bertujuan untuk mewujudkan suatu desentralisasi parsial dari mesin pengambilan keputusan dalam ekonomi dengan membolehkan sinyal-sinyal pasar dan inisiatif pribadi untuk memainkan peran yang lebih besar dalam alokasi dan distribusi sumber daya. Perusahaan-perusahaan negara harus diberi otonomi lebih besar dalam merencanakan operasi, pengamanan input, dan penetapan harga output mereka.5 Kebanyakan kendali atas perusahaan-perusahaan ini harus dilonggarkan untuk mendukung terbentuknya manajemen mandiri. Harga-harga pasar, gaji dan kurs harus ditetapkan dan subsidi harus dipotong untuk menurunkan defisit anggaran. Penekanan tidak semestinya yang sebelumnya diberikan kepada industri berat harus dikurangi untuk lebih diberikan kepada agrikultur dan industri-industri barang-barang konsumsi. 2. Sejarah Ringkas Ekonomi Cina Bila ditelusur ke belakang keberhasilan ekonomi Cina sekarang ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang masya­ rakat Cina dalam berevolusi dalam bidang ekonomi. Kehebatan Cina di bidang ekonomi maupun non ekonomi telah lama terekam dalam sejarah. Sebagaimana hasil observasi The Economist, di­ nyata­kan bahwa, “In fact, China was the largest economy for much of recorded history . . . [and in] 1820 it still accounted for 30% of world GDP”.6 Kemudian, sejarawan Arnold Toynbee menyatakan Mao dirujuk dalam literatur Barat sebagai Mao Tse-tung. Bagaimanapun, di tahun 1979 nama-nama Cina versi pinyin telah digunakan untuk bahasa Inggris. Dengan begitu ejaan yang diperbaiki dipakai di sini. Lihat Lerner, A History of Socialism …, 153. 5 John Morangos, “Was Market Socialism a Feasible Alternative for Transition Economies”, International Journal of Political Economy, vol. 35, no. 3 (Fall 2006), 67. 6 A Survey of the World Economy - The Real Great Leap Forward’, The Economist, 2 October 2004, p. 5. Anton Bawono, M.Si. ۞ 31 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 32, 37, 01/04/14 06:21 AM bahwa berdasarkan catatan Cina, Cina adalah sebagai kekuatan stabilitas, sering dikatakan bahwa Cina telah mem­bawa dunianya menuju persatuan dan perdamaian abadi.7 Selain itu, Cina memiliki sumber-sumber filsafat yang baik secara sosial bagi konstruksi perdamaian melalui Konfusianisme, Daoism dan Buddhism. Secara definitif resmi, RRC merupakan suatu negara komunis karena ia memang merupakan negara komunis pada kebanyakan abad ke-20 yang lalu. Secara resmi ia masih dikenal sebagai negara komunis, meskipun sejumlah ilmuwan politik kini tidak mendefinisikannya sebagai negara komunis. Tiada definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang diamalkan negara ini, karena strukturnya tidak dikenal pasti. Salah satu sebab masalah ini ada adalah karena sejarahnya, Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911, Cina diperintah secara otokratis oleh KMT dan beberapa panglima perang, dan setelah 1949 didobrak partai komunis Cina yang dimotori oleh Mao Zedong. Pasca Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis. Para pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan lebih tradisional atau nasionalis dan pemerhati asing yang percaya kepada komunisme, mengatakan bahwa di 7 Arnold J. Toynbee, Change and Habit: The Challenge of Our Time, Oxford University Press, London, 1966, p. 158 dalam Rosita Dellios, The Rise of China as a Global Power, The Culture Mandala, Volume 6 No 2, Copyright © Rosita Dellios 2004-2005. 32 ۞ Mikro Ekonomi mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik – umumnya minoritas dari rakyat Cina, para rakyat pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hong Kong, etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak Barat, mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal ter­ sebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang me­nimbulkan rasa takut. Cina mengadopsi konstitusi pada 4 Desember 1982 yang hingga kini digunakan. Rezim PRC sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis. Ia juga dilihat sebagai kerajaan komunis. Anggota komunis yang bersayap lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis. Memang, negara Cina semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara berdasarkan demokrasi, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu. Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Cina telah memperharui ekonomi dari ekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis dengan istilah “sosialisme dengan karakteristik Cina”. “Karakteristik Cina” adalah suatu tema umum yang digunakan dalam upaya negara melakukan adaptasi terhadap dunia modern. Setelah Cina mendapat predikat “the sick man of Asia” sebagai hasil dari agresi imperialisme orang-orang Eropa dan Jepang, kekuatan revolusioner bergerak dan kemudian memordenisasi filsafat Marxisme untuk mempertahankan negara mereka.9 Untuk 9 Lihat Rosita Dellios, The Rise of China as a Global Power, The Culture Mandala, Volume 6 No 2, Copyright © Rosita Dellios 2004-2005. Anton Bawono, M.Si. ۞ 37 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 36, 33, 01/04/14 06:21 AM telah banyak) melunakkan kontrol pemerintah terhadap ke­ hidup­an sehari-hari rakyatnya, serta telah memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar. Para pendukung reformasi keuangan–biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan–menunjukkan bukti terjadinya perkembangan pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor, terciptanya kelas menengah (khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi (diperlihatkan melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur, per­sentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang lebih luas untuk masyarakat biasa. Para pengkritik reformasi ekonomi–biasanya masyarakat miskin di Cina dan pemerhati Barat berhaluan kiri, menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi, pengangguran yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak efisien, serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima. Akibatnya mereka percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin dan terpisah, dan stabilitas sosial negara semakin terancam. Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet. Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan dan mayoritas kecil penduduk perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak 36 ۞ Mikro Ekonomi bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Cina dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan ter­dapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa berbagai kampanye yang dilakukan menjanjikan suatu Lompatan Jauh ke Depan, dan Revolusi Kebudayaan menjadi sesuatu yang penting dalam mempercepat perkembangan Cina serta akan men­jernihkan kebudayaan mereka. Di tahun-tahun pertama rezim baru ini ditandai dengan pembangunan kembali Cina se­cara besar-besaran, dan kemakmuran baru serta stabilitas negara sangat berbeda dengan masa huru-hara dan penderitaan sekian dasa warsa sebelumnya. Tidak lama kemudian, pemimpin Cina melancarkan kampanye melawan “musuh-musuh negara”, dan memulai proses reformasi tanah (land reform) pada tahun 1950 melalui Undang-Undang Pembaharuan Agraria. Di era ini telah berakhir sistem kepemilikan tanah individu yang telah berlangsung selama berabad-abad. Cina dengan sistem Maois merubah model kepemilikan perseorangan menjadi model kolektivisasi Sovyet pada masa Stalin. Program ini dilakukan dengan kekerasan dengan tujuan untuk menciptakan kembali penduduk petani yang jumlahnya sangat banyak di Cina. Salah satu doktrin inti Mao adalah bahwa petani-petani dan pekerjapekerja Cina perlu dibentuk menjadi tenga kerja yang dapat dimobilisasi dengan mudah, bukan dalam arti bahwa mereka dapat dipindah ke mana-mana secara geografis, melainkan untuk kampanye-kampanye ideologis dan untuk kebijakan-kebijakan ekonomi yng berubah dan didasari pengetahuan politik dalam Partai tersebut. Buruh pedesaan di Cina ditempatkan di tanah mereka di mana mereka dapat memainkan peran sebagai ”tentara Anton Bawono, M.Si. ۞ 33 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 34, 35, 01/04/14 06:21 AM cadang­an” untuk diminta bertindak kalau dibutuhkan Partai tersebut untuk proyek-proyek industrialisasi.8 Pihak pendukung Mao meragukan data statistik dan ke­ saksian yang diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan ke­ rusak­an lainnya yang disebabkan kampanye Mao. Meskipun begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis asing dan para peninjau serta beberapa rakyat Cina, khususnya para anggota kelas menengah dan penduduk kota yang lebih terbuka pemikirannya, mengatakan bahwa pemerintahan Mao mem­bebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan se­ hari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan berperan atau meng­ akibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang besar, dan merusak warisan budaya Cina. Lompatan Jauh ke Depan, pada khususnya, mendahului periode kelaparan yang besar di Cina yang menurut sumber-sumber Barat dan Timur yang dapat dipercaya, mengakibatkan kematian 20-30 juta orang. Kebanyakan analis Barat dan Cina mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh Lompatan Jauh ke Depan, namun Mao dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan angka kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek. Menyusul ke­ macetan ekonomi secara umum, Partai Komunis menta kembali system pertanian bersama tersebut, dengan memberi lebih banyak kewenangan mengambil keputusan kepada pejabat-pejabat daerah. Partai itu juga tergerak untuk melepaskan perencanaan industri agenda-agenda ideologis yang menyebabkan kegagalan. Sebagai 8 Dorothy Solinger, Contesting Citizenship in Urban China:Peasant Migrants, the State, and the Logic of the Market, Berkeley, University of California Press, 1999, p.27 dalam Ted C. Fishman, China Inc., Elex Media Komputindo, 2007, hal. 36. 34 ۞ Mikro Ekonomi salah seorang arsitek utama reformasi tersebut Deng Xiaoping, yang kelak menjadi pemimpin penting Cina, sangat yakin bahwa Cina hanya dapat sembuh dengan pendekatan yang lebih praktis terhadap pembangunan. Namun, reformasi ter­sebut tidak menghapuskan sistem kolektif, atau membebaskan petani pindah. Untuk semua pandangan jauhnya ke depan, Deng Xiaoping tidak melihat masa lalu sebagai ketakutan umum bahwa kota-kota di negara itu akan mudah dibanjiri apabila orang pindah dengan bebas. Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Partai Komunis Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan. Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawannya (termasuk analis Barat dan banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai se­buah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera ber­kurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana para ke­kuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan Anton Bawono, M.Si. ۞ 35 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 58, 43, 01/04/14 06:21 AM antara 7 hingga 8 renminbi pada 1 dolar. Pada 21 Juli 2005, Bank Rakyat Cina mengumumkan untuk membolehkan mata uang renminbi ditentukan oleh pasaran, dan membolehkan kenaikan 0,3% sehari. Ekspor Cina ke Amerika Serikat meningkat 20% per tahun, lebih cepat dari ekspor AS ke Cina. Dengan penghapusan kuota tekstil, RRC sudah tentu akan menguasai sebagian besar pasaran baju dunia. Pertumbuhan ekonomi Cina sejak mulai reformasi ekonomi satu generasi yang lalu tampak cukup mengesankan, yaitu tumbuh selalu di atas 7,5 persen per tahun. Dalam tabel di bawah terlihat bahwa dalam kurun waktu 1998 hingga 2007, pertumbuhan ekonomi mengalami trend yang meningkat. Dalam kurun waktu hampir 30 tahun, perekonomian negara ini telah berlipat ganda hampir tiga kali lebih. Fenomena Cina ini nampaknya tidak ada negara yang mampu menyamainya selama ini. Jumlah uang beredar selama tahun 1998 hingga 2007 terus mengalami pertumbuhan, baik uang beredar dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Penggunaan uang non kartal nampak mengalami pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan peng­ gunaan uang kartal dalam perekonomian. Kondisi seperti itu biasa­nya lazim terjadi ketika perekonomian suatu negara semakin modern, yaitu semakin banyaknya masyarakat menyukai meng­ gunakan uang giral dan uang kartu dalam melakukan transaksi. Cadangan foreign exchange menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dalam kurun waktu yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa cadangan Bank Sentral Cina semakin kuat untuk memback up mata uang domestiknya agar nilainya relatif tetap ter­ hadap mata uang dollar sebagaimana yang telah ditentukan. rambah ke berbagai penjuru dunia. Ini adalah contoh bahwa Cina mulai menunjukkan kekuatan ekonominya di dunia.11 Rezim Cina juga barangkali akan terlempar andaikan ia tidak menggunakan kekuatan brutal untuk menekan gerakan kebebasan yang menemukan ekspresinya di lapangan Tiananmen tahun 1989. Kehadiran Deng Xiaoping, sebagai perintis reformasi Cina , dikenal dengan visi kreatifnya, yang mengawinkan sosialisme yang sudah mendarah daging dengan sisi positif kapitalisme. Sistem ekonomi sebagai produk perkawinan yang dikenal sebagai ”sosialisme dengan karakteristik Cina”12 adalah sistem ekonomi sosialisme dan kental dengan perencanaan sentralistik menuju sistem ekonomi pasar. Cina, yang boleh disebut sebagai raksasa terakhir pengemban komunisme di muka bumi ini, dalam kenyataannya tidak lagi se­penuh­nya komunis. Memang kekuasaan tunggal masih di tangan satu partai, Partai Komunis, tetapi realitas Cina lebih menampilkan sebuah variasi yang mengisyaratkan secara nyata bahwa Cina sudah mengalami berbagai perubahan. Perusahaanperusahaan milik negara memang tetap menjadi pemain inti bagi ekonomi Cina, tetapi investasi asing mengalir masuk dengan lancar, dan perusahaan-perusahaan swasta tumbuh pesat. Akibat­nya, wajah Cina tampil sebagai campuran sosialisme dan kapitalisme. Cina membangun sebuah ‘ekonomi pasar sosialis’, sebuah sistem ekonomi di mana kepemilikan publik merupakan arus utama, disamping itu perusahaan-perusahaan negara yang ada di­kembangkan agar mendapat untung dan berjalan efisien seperti perusahaan-perusahaan swasta. Dalam jangka panjang, Cina-11 Idrus Affandi, ”Pendidikan Bela Negara”, dalam crossmedia@pikiran-rakyat. com (25 Maret 2008). 12 John Lee, “the False Promise …”, 25. 58 ۞ Mikro Ekonomi Anton Bawono, M.Si. ۞ 43 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 44, 57, 01/04/14 06:21 AM dengan kran investasi asing dan campur tangan negara--telah ber­hasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Cina. Dengan demikian, perekonomian Cina menggambarkan se­cara jelas upaya-upaya yang dijalankan untuk menggairahkan ekonomi Cina. Pemerintah membuka peluang lebih luas bagi perusahaan-perusahaan swasta dengan menutup atau menjual perusahaan-perusahaan milik negara. Lebih dari 50.000 per­ usahaan negara sudah dijual, menyebabkan 25 juta orang meng­ anggur. Angka pengangguran ini menyulut kekhawatiran akan terjadinya gejolak-gejolak sosial. Dalam kaitan ini, pengelolaan perusahaan negara dan swasta telah mengalami banyak per­ ubahan. Antara tahun 1989 sampai 2001, jumlah perusahaan negara anjlok dari 102.300 buah menjadi 46.800. Sedangkan jumlah perusahaan swasta meledak dari 90.000 buah menjadi lebih dari 2 juta buah.13 Bersamaan dengan langkah seperti itu, pemerintah mem­ per­tahankan kepemilikan oleh pemerintah dalam industriindustri tertentu, kendati tidak dijelaskan bagaimana persisnya porsi pemerintah dalam ekonomi gado-gado tersebut. Jumlah perusahaan yang dijalankan negara akan terus berkurang, sedang­ kan perusahaan-perusahaan yang masih ditangani negara akan me­ningkatkan kualitasnya. Zhu Rongji, Perdana Menteri Cina, dinilai paling berjasa dalam mentransformasi Cina menuju perekonomian pasar. Setidak­nya, ini ditulis dalam buku karya Pamela C.M. Mar dan Frank Jurgen Richter berjudul Cina: Enabling A New Era of Changes (2003). Zhu berkeyakinan, pasar harus memainkan peran utama, namun perlu didukung dengan corporate governance dengan payung kepastian hukum. Zhu dinilai berhasil mengantar managed 13 44 Mudrajad Kuncoro, ”Politik Reformasi ala Cina”, dalam Gatra (31 Juli 2004). ۞ Mikro Ekonomi material atau penyediaan tenaga kerja. Ekspor dari produk agrikultur, seperti jagung dan katun, masih menikmati subsidi ekspor langsung. Namun, Cina telah mengurangi jumlah subsidi ekspor jagung pada 1999 dan 2000. Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek penting ekonomi Cina. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil berlebihan yang turut menurunkan biaya pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga dan jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem ekonomi lama ber­dasarkan Soviet. Saat negara terus menswastakan perusahaanperusahaan miliknya dan pekerja berpindah ke sektor yang lebih meng­untungkan, pengaruh yang bersifat deflasi ini akan terus menambahkan tekanan keatas harga dalam ekonomi. Insentif pajak ”preferensial” adalah salah satu contoh lainnya dari subsidi ekspor. Cina mencoba mengharmoniskan sistem pajak dan bea cukai yang dijalankan di perusahaan domestik dan asing. Sebagai hasil, pajak ”preferensial” dan kebijakan bea cukai yang menguntungkan eksportir dalam zona ekonomi spesial dan kota pelabuhan telah ditargetkan untuk diperbaharui. Ekspor Cina ke Amerika Serikat sejumlah $125 milyar pada 2002; ekspor Amerika ke Cina sejumlah $19 milyar. Perbedaan ini desebabkan utamanya atas fakta bahwa orang Amerika mengkonsumsi lebih dari yang mereka produksi dan orang Cina yang dibayar rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika. Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya dan sekalipun rakyat RRC ingin membeli barang buatan Amerika, mereka tidak dapat berbuat demikian karena harga barang Amerika terlalu tinggi. Faktor lainnya adalah pertukaran valuta yang tidak menguntungkan antara Renmimbi Cina dan dolar AS yang di”kunci” karena RRC mengikatkannya kepada kadar tetap Anton Bawono, M.Si. ۞ 57 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 56, 45, 01/04/14 06:21 AM persen pasar perabotan Amerika Serikat berhasil dikuasai Cina. Cina telah berperan penting sebagai pelanggan dan sekaligus sebagai pemasok. Jepang dan Jerman mengalami surplus perdagangan dengan Cina dari hasil penjualan mesinmesin pabrik besar. Cina membutuhkan peralatan-peralatan tersebut untuk dapat menghasilkan mesin dan produk elektronik sebagaimana yang juga dihasilkan oleh Jepang dan Jerman. Dengan semakin gencarnya Cina masuk dalam perdagagan dunia, telah menyebabkan banyak negara kehilngan sejumlah bisnis intinya. Sebagai contoh, Jepang telah kehilangan bisnis televisinya, Italia telah kehilangan bisnis sutra halusnya, kemudian Jerman tidak sanggup lagi bersaing dengan Cina dalam produk hiasan Natal, dan banyak negara penghasil tekstil telah kehilangan bisnisnya tersebut ketika Cina merajalela dengan produk tekstil murahnya. Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah untuk menjalankan aktivitas pengilangan, dan ketiadaan serikat sekerja amat menarik bagi pengelola-pengelola perusahaan asing, terutama karena banyaknya tenaga kerja murah. Pekerja di pabrik Cina biasanya dibayar 50 sen - 1 dolar Amerika per jam (ratarata $0,86), dibandingkan dengan $2 sampai $2,5 di Meksiko dan $8.50 sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRC ini seringkali ter­paksa bekerja keras di kawasan berbahaya dan mudah ditindas majikan karena tiada undang-undang dan serikat pekerja yang bisa melindungi hak mereka. Pada akhir 2001, tarif listrik ratarata di Provinsi Guangdong adalah 0,72 renmimbi (9 sen AS) per kilowatt jam, lebih tinggi dari level rata-rata di Cina daratan 0,368 renmimbi (4 sen AS). Cina resmi menghapuskan ”direct budgetary outlays” untuk ekspor pada 1 Januari 1991. Namun, diyakini banyak produsen ekspor Cina menerima banyak subsidi lainnya. Bentuk subsidi ekspor lainnya termasuk energi, bahan 56 ۞ Mikro Ekonomi marketization bagi ekonomi Cina. Ia tegas menolak anjuran IMF untuk mendevaluasi renminbi ketika krisis ekonomi melanda Asia. Sebagai seorang insinyur yang memiliki latar belakang perencana­an negara, Zhu menerapkan strategi intervensi khas negara sosialis bersamaan dengan pengendalian makro (hongguan tiaokong) lewat kebijakan fiskal, moneter, dan pangan. Tujuan utamanya adalah menggenjot investasi dan konsumsi. Ia membuat “aturan main” yang jelas dan tegas bagaimana mengelola negara yang tumbuh paling cepat dan penduduknya terbesar di dunia. Dikeluarkannya Undang-Undang (UU) Anti Persaingan Tidak Sehat, UU Kebangkrutan untuk Perusahaan Negara, dan UU Perusahaan menunjukkan komitmen Zhu.14 4. Kebijakan Uang Tetap Cina dan Pengaruhnya pada Negara Lain Cina adalah satu-satunya bangsa perdagangan besar yang me­matok mata uangnya terhadap dollar. Cina menetapkan bahwa apabila Renmimbi dikonversi dengan valuta asing, transaksi tersebut harus dilakukan dalam kurs resmi dan melalui bank yang dikuasai negara. Mengubah mata uang Cina Renmimbi menjadi mata uang pasar bebas dan penguatan terhadap mata uang itu akan mengecewakan banyak masyarakat Cina. Salah satunya adalah para petani Cina yang sebagian besar adalah petani miskin, yang masih tetap sebagai produsen tanaman berbiaya tinggi dan tidak akan mampu bersaing dengan petani dunia yang lainnya yang lebih efisien. Jika nilai mata uang Cina naik, harga panenan luar negeri akan turun di bawah harga biasa petani Cina ketika men­jual hasil panenannya. Hal ini akan membuat petani Cina semakin miskin, yang berarti bertolak belakang dengan tujuan pemerintah yang sudah ditentukan sebagai agenda utama.15 14 15 Ibid. Ted C. Fishman, China Inc., ibid, hal. 346. Anton Bawono, M.Si. ۞ 45 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 46, 55, 01/04/14 06:21 AM Bank sentral Cina adalah pemegang hampir seluruh dollar di negara tersebut. Dollar bertambah terus dalam rekening pemerintah ketika perusahaan-perusahaan Cina yang mem­ peroleh uang dari hasil penjualan ke luar negeri menukarkan dollar­nya untuk memperoleh Renmimbi, dan ketika investorinvestor asing membawa uang ke negara tersebut untuk membeli usaha bisnis atau properti. Dalam semester pertama tahun 2004, total cadangan valuta asing Cina mencapai lebih dari $460 miliar, atau kurang lebih sama dengan sepertiga produk domestik brutonya. Untuk membantu dalam mengendalikan mata uangnya dan untuk menghalangi kemungkinan munculnya pasar gelap yang besar, Cina menawarkan suatu insentif kepada bisnis dan warganya untuk menukarkan dollar mereka kepada banker-bankir pemerintah. Pemerintah akan membayar dollar dengan lebih tinggi, dengan mengembalikan lebih banyak dalam mata uang Cina daripada yang mungkin akan ditawarkan pembeli di pasar bebas andaikata renmimbi tidak dikendalikan. Tabel 2 Bank of China Exchange Rates in RMB Mata Uang US Dollar Hong Kong Dollar Japanese Yen Euro Swiss Franc British Pound Canadian Dollar Australian Dollar New Zealand Dollar 46 ۞ Mikro Ekonomi RMB 100 100 100 100 100 100 100 100 2005 741 95.13 6.6425 1083.46 657.87 1516.99 765.38 661.45 100 562.77 2006 735.06 94.37 6.5025 1060.61 644 1485.01 749.24 647.51 2007 743.96 95.49 6.6959 1092.16 663.15 1529.18 771.53 666.77 567.29 bukan untuk dikonsumsi sendiri. Negara bagian Cina yang kecil itu tidak akan bisa menelan ekspor dari Cina sebanyak itu. Jadi produk-produk tersebut sebagian besar diekspor lagi oleh Hongkong ke negara-negara seperti ke AS dan Jepang. Ekspor Jepang ke AS 22.8% dari total ekspor Jepang. Demikian pula dengan Korea Selatan, ternyata sama juga. Dengan demikian patut diduga bahwa ada porsi yang cukup besar dari bahan-bahan komoditas yang dibeli dari Cina bermuara ke Amerika Serikat. Tabel 3 Data Statistik Ekonomi Cina (2006) Indikator Keterangan Populasi 1,322 juta Pertumbuhan Industri 22.9% Eksport $ 1 triliun (38% GDP) Neraca Berjalan $249.9 billion (9% GDP) Public debt 22.1% of GDP Debt – external $315 billion Exports – partners US 21%, Hong Kong 16%, Jepang 9.5%, Korea Selatan 4.6%, Pada tahun 2003, ekspor Cina ke Amerika Serikat senilai $152 miliar lebih besar daripada yang dibeli Cina dari Amerika. Sementara dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2003 ekspor Cina berupa produk perabotan kamar tidur ke Amerika Serikat naik dari $360 juta menjadi hampir $1,2 miliar. Dalam kurun waktu tersebut tenaga kerja di pabrik-pabrik perabotan kayu Amerika Serikat merosot sebesar 35 ribu, satu dari setiap tiga karyawan perusahaan Amerika Serikat. Sekarang sekitar 40 Anton Bawono, M.Si. ۞ 55 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 54, 47, 01/04/14 06:21 AM 6. Perdagangan Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi Cina Ekspor barang-barang jadi/manufaktur merupakan sasaran utama ekonomi Cina terlihat dengan besarnya produksi listrik Cina yang mencapai sekitar 280 ribu MW (250 juta kWh per tahun, tahun 2006) dan tumbuh hampir 20% pertahunnya. Kapasitas terpasang pembangkit listriknya mencapai 600 ribu MW. Produksi listrik Indonesia nampak kerdil dibandingkan Cina. Saat ini Indonesia hanya memproduksi 15,000 MW dan akan dinaikkan menjadi 21,000 MW ditahun 2025. Kapasitas yang dibangun per tahunnya di Cina adalah tiga kali kapasitas di Indonesia. Besarnya konsumsi listrik ini terutama untuk industri. Sementara itu terkait dengan harga, maka harga Cina telah berefek pada penurunan harga produk dari seluruh produsen lain di dunia yang menyebabkan penghematan yang ditawarkan oleh barang-barang Cina terlihat sangat kecil. Gary Clyde Hufbauer26 menyatakan bahwa hampir senilai satu triliun dollar harga barang lain dipaksa turun karena Cina. Menyangkut perdagangannya dengan Amerika Serikat, Cina mampu memberikan penghematan sebesar 20 persen bagi masyarakat Amerika Serikat, dan ini jauh lebih besar dibandingkan penghematan yang dapat diberikan oleh negara-negara non Cina yang hanya berkisar 3 hingga 5 persen. Keluarga Amerika Serikat rata-rata menikmati penghematan lebih besar lagi, yaitu mulai sekitar $500, belum lagi bonus yang didapatkan bila membeli dalam partai besar. Produk-produk Cina banyak yang diekspor ke berbagai negara, di antaranya sebanyak 21% ke AS, 16% ke Hong Kong, 9% ke Jepang, 4.6% ke Korea Selatan dan ke Jerman 4.2%. Se­ bagai catatan, produk-produk Cina yang masuk ke Hong Kong 26 Pakar ekonomi terkemuka dari Institute for International Economics di Washington. 54 ۞ Mikro Ekonomi Dalam waktu sekian lama, hanya sedikit perusahaan dan negara yang mengeluhkan kebijakan-kebijakan Cina tersebut. Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkannya. Pertama, per­ ekonomian negara Cina tidak cukup makmur atau cukup besar se­hingga tidak perlu dicemaskan. Kedua, ketika krisis keuangan Asia di akhir tahun 1990-an dan mata uang Korea, Indonesia, dan Thailand ambruk, Cina yang mestinya dapat mendevaluasi mata uangnya, terhambat oleh patokan dollarnya dan dipuji karena membawa stabilitas bagi situasi yang sangat berubah-ubah. Ketiga, ketika perekonomian Negara-negara yang mengalami kesulitan tersebut membutuhkan beberapa tahun untuk mulai pulih kembali, perekonomian Cina tetap saja berjalan tanpa hambatan, dan renmimbi yang dipatok tersebut menjadikan ekspornya sebgai barang murah yang tidak mungkin ditolak di dunia luar dan menarik investasi asing yang mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun sekarang ini, Cina mematok nilai tukar mata uangnya terlalu jauh di bawah harga yang sesungguhnya andaikata Renmimbi boleh diperdagangkan dengan bebas di bursa mata uang dunia. Jeffrey A. Frankel16 menyatakan, “legalitas kebijakan mata uang Cina adalah masalah kecil karena hamper tidak ada yang dapat dilakukan sebuah pemerintahan, bahkan pemerintahan AS, untuk mengubah bagaimana negara besar lainnya memutuskan untuk menjalankan mata uangnya”. Sementara Li Rigou17 me­ nyatakan, “Kalau Anda memaksa Cina berubah, tindakan ter­ sebut akan merugikan AS. Anda membinasakan angsa yang akan memberi Anda telur emas”. Kebenaran-kebenaran yang bertahan 16 Ekonom yang menjabat sebagai anggota Dewan Penasehat Ekonomi dalam pemerintahan Bill Clinton, dan sebagai dosen di Kennedy School of Government di Harvard. 17 Deputi Gubernur Bank Sentral Cina tahun 2004. Anton Bawono, M.Si. ۞ 47 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 48, 53, 01/04/14 06:21 AM lama ini terkait dengan tujuan-tujuan paling dasar yang tidak mungkin disangkal negara tersebut dalam waktu dekat. Cina harus membangun untuk mengangkat rakyatnya dari kemiskinan dan itu bergantung pada mata uang yang menawarkan hargaharga murah pada seluruh perekonomian negara itu. Dari sudut pandang AS, mungkin akan terlihat bahwa per­mintaan dunia untuk barang-barang Cina jauh melampaui permintaan Cina untuk produk-produk dunia. Namun masalahnya tidak seperti itu, ekspor Cina kurang lebih sama dengan nilai impornya. Bahkan di tahun 2004 impor Cina melebihi nilai ekspor Negara tersebut. Dengan demikian, dilihat dari sudut permintaan, mata uang Cina tampaknya akan menghadapi sedikit tekanan ke atas, kecuali kalau warga swastanya telah membawa uang asing ke Cina untuk membeli aset-aset lokal, suatu kecenderungan yang tercermin dalam cadangan dollar Amerika yang sangat besar di Cina. Sendainya Cina benar-benar membelanjakan dollarnya, negara itu dapat membanjiri pasar dunia dengan mata uang Amerika dan dengan cepat menurunkan nilainya. Namun Cina dengan cerdasnya tidak tertarik menurunkan nilai dollar. Oleh karena itu, Cina tidak menjual dollarnya, tetapi meminjamkannya kepada Amerika Serikat dengan membeli surat utang AS. Dengan cara seperti itu Cina sebenrnya tidak saja menaikkan mata uang AS, melainkan juga menaikkan utang Amerika Serikat secara ke­seluruhan. Selanjutnya pembelian Cina besar-besaran terhadap obligasi pemerintah AS dan bentuk-bentuk utang pemerintah dan swasta lainnya berperan untuk mendorong jatuh suku bunga AS ke bawah. Akibat Cina menjadi negara pemberi pinjaman yang agresif, membuat orang-orang AS dapat meminjam uang dengan suku bunga yang rendah. Suku bunga yang rendah di AS membantu mempertahankan suku bunga yang rendah di 48 ۞ Mikro Ekonomi akhir. Bagi investor dan perusahaan mana pun, ini berarti pasar megabesar dan menggiurkan. Ini ditambah dengan kebijakan pemerintah yang amat terbuka dalam menarik investor asing, serta antikorupsi. Ini tentu buah reformasi. Reformasi penting yang lain adalah privatisasi25 besar-besaran atas badan usaha milik negara (BUMN). Pemerintah Cina sadar bahwa BUMN yang tidak efisien menimbulkan beban bagi APBN dan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, strategi reformasi BUMN yang terpenting adalah ”memisahkan administrasi dari perusahaan”, artinya, negara menarik diri dari semua sektor di mana sistem pasar lebih efektif, menghilangkan monopoli BUMN, membiarkan mekanisme pasar dalam alokasi sumber daya, serta mendorong reorganisasi seluruh sektor dan komersialisasi perusahaan. Di bawah rezim penganut sosialisme yang fanatik, tadinya terdapat ribuan BUMN. BUMN yang kecil–kecil dan tidak efisien mengalami program privatisasi dan restrukturisasi aset. Hasilnya, sekarang tinggal sekitar 500 BUMN dengan skala besar dan strategis, terutama yang memberikan pelayanan publik. Tak kalah penting adalah rekor Cina dalam memberantas korupsi. Diyakini bahwa sumber korupsi akibat adanya ”monopoli administratif”. Dengan kata lain, pemerintah berperan sebagai regulator, wasit, dan pemain sekaligus. Maka, ketiga komponen ini perlu dipisah. Biarkan pemerintah tetap sebagai regulator dan wasit, tapi pemainnya diserahkan kepada swasta. Sebagai wasit, ia harus bersih. Karena itu, agar bersih, tiap bulan para pejabat Cina harus melaporkan asetnya kepada publik. Begitu terbukti korupsi, hukuman tembak mati sudah menunggu. 25 Marangos, “Was Market …”, 71. Anton Bawono, M.Si. ۞ 53 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 52, 49, 01/04/14 06:21 AM beri banyak kemudahan. Untuk perizinan cukup menghubungi Kantor Investasi Asing. Untuk investasi minimal US$30 juta, aplikasi investasi baru harus mendapat izin dari pusat. Namun, di bawah jumlah itu, cukup menghubungi Kantor Investasi Asing di daerah. Waktu persetujuan investasi asing maksimal tiga hari. Bila lebih dari tiga hari tidak ada pemberitahuan dari kantor ini, otomatis permohonan investasi dianggap diterima. Selain itu, modal asing diperkenankan memiliki aset 50 hingga 70 tahun. Akibatnya memang luar biasa. Investasi asing langsung (FDI) berbondong masuk ke Cina.22 Pada 1998-2001 saja, FDI men­ capai lebih dari US$ 73 milyar. Tahun 2002 meningkat 20%.23 Cina mulai menggantikan Amerika Serikat sebagai tempat paling me­narik bagi FDI. Rekor FDI yang masuk ke Cina terbukti paling tinggi dibandingkan seluruh negara di kawasan Asia.24 FDI ini secara geografis terkonsentrasi di kawasan pesisir timur dan selatan Cina, terutama di Delta Sungai Pearl dan Sungai Yangtze. Kota metropolitan di Provinsi Guangdong ini berpenduduk sekitar 10 juta jiwa. Gedung-gedung pencakar langit dan fly over menghiasi cakrawala kota terbesar nomor lima di Cina ini. Hotel, diskotek, dan pub--demikian juga waralaba seperti McDonald’s, Kentucky, Pizza Hut--bertebaran di seluruh penjuru kota. Pertumbuhan bangunan modern difokuskan di bagian timur, sedangkan dimensi tradisional dipertahankan bagian barat kota. Apalagi Cina dengan penduduk 1,3 milyar jiwa, Cina dikenal sebagai negara dengan populasi terpadat di dunia. Apalagi negeri ini tumbuh pesat di atas 7 % per tahun selama 10 tahun ter­ 22 Cuneyt Koyuncu dan Pasim Yilmaz, “Can China help Lower World Inflation”, Emerging Market Finance and Trade, vol. 42, no. 2 (March-April 2006), 93. 23 Bank of China Group, “Is Deflation Made in China”, dalam www.tdctrade.com/ econforum/boc/boc021001.htm (October 2007) 24 Koyuncu, “Can China help …”, 94. 52 ۞ Mikro Ekonomi seluruh dunia.suatu berkah bagi para peminjam di mana-mana. Ketika nilai euro meningkat terhadap dollar, misalnya barangbarang Cina akhirnya menjadi lebih murah untuk dibeli orangorang Eropa, dan investasi di Cina dari Eropa makin terjangkau seluruhnya. Dampak lainnya, oarang-orang Cina yang rajin menabung juga akan menderita karena deposito bank mereka tertahan dalam rekening yang memperoleh tingkat pengembalian yang rendah sebagaimana yang ditetapkan pemerintah, ketika pemerintah se­sungguhnya menyedot uang dari para penabung untuk memper­ tahankan pematokan mata uangnya tersebut. 5. Politik dan Reformasi Sistem Ekonomi Cina Pemikiran Deng Xioping yang dikenal dengan Deng Xioping Theory kemudian dinyatakan sebagai “Sosialisme dengan Karakteristik Cina”. Konsepsi ini terus dipertahankan dalam ke­­pemimpinan Jiang Zemin.18 Kalau Mao Zedong mempunyai teori “Socialist Revolution”, Deng Xioping mempunyai teori Chinese Socialisme. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai pimpinan Cina generasi ketiga, Jiang Zemin mengenalkan teori untuk menghadapi abad XXI dengan teori Three Representative (3 kepeloporan), yaitu; Conception Patriotism, the Communist Parties Role, and Building of a Socialist Market Economy in Cina. Posisi Jiang Zemin, sebagai pemimpin ideologi pengganti Deng Xioping, mampu mengantarkan Cina menuju kemajuan abad 21. Kegagalan kedua pendahulunya, yaitu; Hu Yaobang (1987) dan Zhao Ziyang (1989) yang dipecat dari kedudukannya sebagai Sekjen PKC karena “genggaman atas peradaban materi terlalu ketat, sedangkan peradaban spiritual terlepas”. Kata18 A. Kustia, “Hubungan Indonesia dan Republik Rakyat China”, dalam Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, Laporan KBRI-Beijing (Jakarta: Deplu, 2001). Anton Bawono, M.Si. ۞ 49 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 50, 51, 01/04/14 06:21 AM katanya di depan Asosiasi Pengarang Cina “janganlah menyebutnyebut lagi tentang pemberantasan polusi spiritual mau­pun liberalisasi borjuis”. Dalam memperhatikan sosialisme sebagai ideologi, terdapat dua kelompok besar yang mempunyai pen­ dekatan yang berbeda.19 Pelaksanaan reformasi yang parsial dan setengah-setengah tidak dapat mengarah pada revitalisasi ekonomi yang diperlukan. Dengan begitu, tujuan-tujuan tetap tidak terwujud. Korupsi dan inefisiensi juga terlalu banyak menyedot sumber daya yang meng­arah pada kekurangan dan kesulitan yang serius. Golongan konservatif senantiasa berusaha agar sosialisme tidak memudar sebagai akibat kemajuan yang dicapai oleh ke­bijakan keterbukaan dan reformasi. Di lain pihak golongan reformis dengan gigih berusaha untuk mengembangkan sosialisme modern agar proses reformasi dapat berkelanjutan. Golongan reformis menekankan kepada kekuatan sistem hukum untuk menjamin ketahanan ideologi rakyat serta hukum pula yang mengatur pembagian kewenangan di antara lembaga Partai Komunis Cina dan pemerintahan.20 Namun demikian, sekalipun reformasi ekonomi tersebut di­barengi dengan demokrasi politik, ia tetap tidak mencukupi. Penggantian cara kerja birokrasi yang lambat dengan desentralisasi dan aturan-aturan pasar tidak diragukan akan membantu mem­ per­kenalkan efisiensi yang lebih besar dari alokasi sumber daya, tetapi tidak lebih dari apa yang ada dalam industri-industri negara di negara-negara ekonomi pasar. Ketiadaan pemilikan swasta atas sarana produksi dan inisiatif yang diciptakannya, akan tetap me­nyakitkan. Ketidaklestarian kebijakan perekonomian sosialis telah terbukti dan dikonformasikan secara empiris. Indikatornya adalah sistem sosialis berimplikasi negatif dan berakhir dengan kemiskinan, kesengsaraan dan kehancuran. Di lain pihak suatu rezim partai--apapun basis ideologinya--yang menggabungkan politik otoriter yang bersifat monopolistik dengan kebijakan ekonomi pasar memiliki peluang yang baik untuk survive, seperti yang kita saksikan di Cina.21 Apalagi, keadilan yang lebih besar, yang bahkan ekonomi pasar telah gagal memenuhinya, tidak dapat dicapai melainkan jika reformasi yang direncanakan oleh sosialisme pasar telah didesain dalam kerangka suatu pandangan dunia yang memungkinkan. Hanya ini yang akan memungkinkan beroperasinya mekanisme filter, sistem motivasi, dan restrukturisasi sosio-ekonomi dan keuangan yang dikehendaki bagi terealisasinya tujuan. Sebuah strategi efektif dengan begitu tidak dapat dikembangkan. Negaranegara ini, karenanya, tidak sekedar tidak mampu memenuhi semua kebutuhan, tetapi juga terperangkap dalam sejumlah problem makroekonomi yang telah dianggap oleh kaum sosialis dengan ciri-ciri kapitalisme, yakni defisit anggaran, inflasi, peng­angguran dan hutang luar negeri yang tinggi. Karenanya, ketidakmerataan yang juga timbul melahirkan kekacauan sosial. Reformasi-reformasi ekonomi tidak disertai dengan demo­ krasi politik. Kediktatoran politik dan penindasan politik telah melumpuhkan reformasi ekonomi dan tidak mengizinkannya ber­jalan secara penuh. Reformasi-reformasi mengambil arah yang sesuai dengan kepentingan tetap rezim-rezim penindas. Ibid. Yuian Wang, Business Culture in China (Singapore: BH Asia, 1998). 21 Rainer Adam, “Chaves atau Kematian”, dalam Kedai-Kebebasan.org, (28 Maret 2008). 19 20 50 ۞ Mikro Ekonomi Dengan reformasi sistem ekonomi, Cina berhasil menerapkan politik “pintu terbuka”, modal asing diundang masuk dengan di­ Anton Bawono, M.Si. ۞ 51 Main indicators Gross Domestic Product (GDP) Real GDP growth Consumer price index Urban per capita disposable income (RMB) Rural per capita net income (RMB) Unemploy­ment rate* Financial indicators M0 supply % growth over previous year M1 supply 74 ۞ Mikro Ekonomi 1999 8,967.7 7.6 -1.4 5,854.0 2,210.3 3.1 1999 1,345.6 20.1 4,583.7 1998 8,440.2 7.8 -0.8 5,425.1 2,162.0 3.1 1998 1,120.4 10.1 3,895.4 2001 2002 2003 2004 5,314.7 8.9 1,465.3 2000 3.1 2,253.4 6,280.0 0.4 8.4 5,987.2 7.1 1,568.9 2001 3.6 2,366.4 6,859.6 0.7 8.3 7,088.2 10.1 1,727.8 2002 4 2,475.6 7,702.8 -0.8 9.1 8,411.9 14.3 1,974.6 2003 4.3 2,622.2 8,472.2 1.2 10 9,597.1 8.7 2,146.8 2004 4.2 2,936.4 9,421.6 3.9 10.1 9,921.5 10,965.5 12,033.3 13,582.3 15,987.8 2000 10,727.9 11.9 2,403.2 2005 4.2 3,254.9 10,493.0 1.8 10.4 18,386.8 2005 Tabel 4 General and Financial Indicators of the People’s Republic of China (All figures are in billions of RMB or percent unless otherwise indicated) 12,603.5 12.6 2,707.3 2006 4.1 3,587.0 11,759.5 1.5 11.1 21,087.1 2006 15,300.0 12.1 3,033.4 2007 4.0 4,140.0 13,786.0 4.8 11.4 24,661.9 2007 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 74, 59, 01/04/14 06:22 AM Anton Bawono, M.Si. ۞ 59 60 ۞ Mikro Ekonomi Sumber : The US-China Business Council 1996-2008. Financial 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 indicators % growth over 11.9 17.7 16 12.7 16.8 18.7 13.6 11.8 17.5 21.0 previous year M2 supply 10,449.9 11,989.8 13,461.0 15,830.2 18,500.7 22,122.3 25,321.0 29,875.6 34,560.4 40,300.0 % growth over 14.8 14.7 12.3 17.6 16.8 19.6 14.6 17.6 15.7 16.7 previous year Exchange rate 8.28 8.28 8.28 8.28 8.28 8.28 8.28 8.07 7.8 7.30 (RMB/$) Foreign exchange reserves ($ 145.0 154.7 165.6 212.2 286.4 403.3 609.9 818.9 1,066.3 1,530.0 billion) Government 92.2 174.4 249.1 251.7 315 293.5 209.0 228.1 216.3 NA deficit Domestic debt 331.1 371.5 418.0 460.4 567.9 615.4 687.9 692.3 NA NA Foreign debt ($ 146.0 151.8 145.7 170.1 171.4 1936.3 228.6 281.0 323.0 NA billion) Sources: PRC National Bureau of Statistics (NBS), China Statistical Yearbook; The People’s Bank of China Notes:*According to official SSB figures, which do not include underemployment or the migrant population, NA = not available TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 60, 73, 01/04/14 06:22 AM pasar”, yaitu ”sosialisme dengan karakteristik Cina”. Dalam sisitem soialisme di Cina, perusahaan-perusahaan milik negara memang tetap menjadi pemain inti bagi ekonomi Cina, tetapi investasi asing mengalir masuk dengan lancar, dan perusahaanperusahaan swasta tumbuh pesat. Akibatnya, wajah Cina tampil sebagai sebuah ‘ekonomi pasar sosialis’ yang membangun sebuah sistem ekonomi di mana kepemilikan publik merupakan arus utama. Dalam menghadapi pasar global, Cina menerapkan politik “pintu terbuka”, yaitu modal asing diberi kran kelonggaran untuk masuk dalam wilayah perdagangan Cina. Anton Bawono, M.Si. ۞ 73 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 72, 61, 01/04/14 06:22 AM Tingkat pertumbuhan ekonomi mulai nampak pada kwartal ketiga dan meningkat lebih cepat pada kwartal ke­ empat. Cina diperkirakan dalam 20 tahun mendatang akan meng­­alami pertumbuhan ekonomi tujuh kali lipat apabila dapat mempertahankan pertumbuhan rata-rata 6,5%. World Bank mem­perkirakan bahwa pada tahun 2020, Cina akan menjadi negara pengekspor terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Namun demikian kira-kira setengah dari 300.000 BUMN meng­ alami kerugian, sehingga diperkirakan akumulasi hutang men­ capai seratus milyar dollar Amerika Serikat. Untuk mengatasi masalah ini, Cina telah melakukan langkah-langkah melanjutkan reformasi struktural di lingkungan BUMN dan sektor manufaktur, Cina berhasil mengatasi dengan baik meskipun belum tuntas, yang semula dikhawatirkan menyulut gejolak sosial, yaitu peng­ angguran massal akibat pemutusan hubungan kerja dan ke­ goncang­an finansial. 9. Penutup Sistem sosialisme pasar adalah suatu sistem yang memiliki karakter berbeda dangan sistem yang lain. Dalam sistem ini, ke­pemilikan faktor produksi adalah oleh negara dan atau ke­ pemilikan secara kolektif oleh publik. Keputusan apa yang harus di­produksikan sudah didesentralisasi dan dibuat berdasarkan kebutuhan yang bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Motivasi para pelaku ekonomi adalah insentif material dan moral. Kehadiaran sistem ekonomi ini tidak lepas dari tokoh Deng Xiaoping. Ia adalah perintis reformasi Cina, dikenal dengan visi kreatifnya, yang mengawinkan sosialisme yang sudah mendarah daging dengan sisi positif kapitalisme. Sistem ekonomi hasil perkawinan ini kemudian dikenal dengan “sistem sosialisme 72 ۞ Mikro Ekonomi Untuk tahun 2008, berbagai pihak telah melakukan esti­masi pertumbuhan ekonomi Cina. Dari keseluruhan estimasi pertum­ buhan ekonomi yang dibuat, terlihat mengalami penurunan (hanya berkisar antara 8 hingga 11,3 persen, lihat tabel di bawah) dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang pernah dicapai pada tahun 2007, yaitu sekitar 11,7 persen. Banyak kalangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina akan sedikit mengalami penurunan pada tahun 2008. Terdapat sejumlah alasan yang dijadikan argumen dalam membuat estimasi pertumbuhan tersebut. Tabel 5 Estimasi Pertumbuhan GDP Cina 2008 Official PRC Government target (NBS) Asian Development Bank Deutsche Bank UBS State Information Centre (NDRC) People’s Bank of China CLSA World Bank International Monetary Fund Chinese Academy of Social Sciences JP. Morgan Morgan Stanley Goldman Sachs Merrill Lynch Standard Chartered Plc. 08,0 10,5 10,4 10,4 10,8-11,3 10,5 08,0-09,0 10,5 10,0 10,2 10,5 10,0 10,0 10,9 09,5 Sumber: The US-China Business Council, 2008 Estimasi pesimis tersebut didasarkan pada rencana peme­ rintah Cina yang akan melakukan kebijakan uang ketat di tahun tersebut dalam rangka untuk mencegah over heated economics. Hal Anton Bawono, M.Si. ۞ 61 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 62, 71, 01/04/14 06:22 AM kedua yang juga menjadi dasar estimasi tersebut adalah adanya rencana pemerintah melakukan pembatasan kenaikan harga di tahun yang sama. Kedua hal tersebut akan menurunkan kinerja sektor riil sehingga jamlah output yang dihasilkan akan berkurang, sehingga total produksi nasional akan turun. Penurunan di sektor riil dan adanya kebijakan uang ketat yang akan dilakukan tersebut akhirnya juga akan mengurangi kinerja sektor keuangan, terutama terkait dengan pembiayaan yang diberikannya. Pemerintah Cina sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih rendah daripada tahun sebelumnya, yaitu hanya 8 persen per tahun. Namun pemerintah Cina dalam mengestimasi pertumbuhan ekonomi memang cenderung konservatif seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 pemerintah Cina hanya menargetkan pertumbuhan sebesar 8 persen, namun kenyataannya ternyata ekonomi Cina mampu tumbuh sebesar 11,4 persen. 7. Teori Deng Xiaoping: Dasar Sistem Sosialis Pasar Cina Berbekal teori Deng Xiaoping guna melengkapi doktrin sebelumnya, Republik Rakyat Cina yang berpenduduk 1,3 milyar melangkah makin cepat. Untuk melukiskan apa yang disebut teori Deng itu, sekilas bisa dilihat dari kehadiran restoran cepat saji McDonald’s dan Kentucky Fried Chicken di dekat Mausoleum Mao Zedong, pendiri negeri itu. Diketahui bahwa dua restoran itu berasal dari negeri yang kental dengan kapitalisme, Amerika Serikat. Jarak antara restoran dari negeri Paman Sam dengan tempat jenazah Mao itu hanya beberapa ratus meter, mencerminkan betapa dekatnya hubungan RRC dengan produk ekonomi kapitalis, atau dengan kata lain, sudah terbukanya tirai bambu yang mengelilingi Cina. Ketiga, kemajuan dalam ekspor. Subsidi ekspor langsung sejak tahun1980-an sudah tidak memungkinkan, karena pem­ batasan ekspor oleh mitra dagang utama Cina. Dalam upaya Cina untuk bergabung dengan WTO, Cina telah menghapus kebijakan-kebijakan yang dapat menggagalkannya. Cinapun tidak melakukan devaluasi sejak tahun 1994. Hal ini dilakukan untuk menunjukan keinginan Cina untuk tidak ikut meningkatkan instabilitas nilai tukar dikawasan. Selain ini devaluasi akan me­ ningkatkan biaya ekspor, karena barang ekspor Cina masih me­ ngandung isian yang di impor (import content). Faktor lain adalan untuk tetap mempertahankan dollar Hongkong terhadap dollar Amerika Serikat, juga agar tidak mengganggu investasi asing di Cina. Volume ekspor Cina pada tahun 1998 mencapai US$ 194, 93 milyar, menunjukkan kenaikan dibanding tahun 1998 yang mencapai US$ 182 milyar. Pada tahun 2000 mencapai US$ 249,21 milyar, sedangkan untuk tahun 2001 hingga bulan September, men­capai US$ 195,37 milyar, naik sebesar 7, 17% dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun yang sama.39 Pada tahun 1997, sebagai akibat dari gejolak keuangan, per­ tumbuhan ekspor Cina menurun dan pada tahun 1998 mengalami per­tumbuhan ekspor nol bahkan pertumbuhan negatif. Namun Cina mengambil langkah-langkah seperti dijelaskan di atas dengan me­ningkatkan permintaan di dalam negeri, khususnya kebijakan fiskal aktif (active fiscal policy). Loan khusus sebesar 100 milyar yuan dari bank komersil digunakan terutama untuk investasi di konservasi air minum, jalan kereta api, jalan raya, telekomunikasi, jaringan pembangkit tenaga listrik serta infrastruktur lainya. Investasi ini telah mampu mengembangkan pasar. 39 62 ۞ Mikro Ekonomi Chong Chor Lau and Geng Hia, China Review 1999 (Beijing: t.p., 2000). Anton Bawono, M.Si. ۞ 71 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 70, 63, 01/04/14 06:22 AM 7, 6% pada kuartal ketiga tahun 2001. Menurut Pejabat State Information Center RRC, disarankan penurunan suku bunga sebesar 0, 5% point untuk pinjaman dan deposito. Penurunan ini membantu merevitalisasi permintaan domestik dengan mendorong tabungan dan investasi pribadi. Tingkat suku bunga RRC relatif masih lebih tinggi dibanding­ kan tingkat suku bunga di Amerika Serikat atau negara-negara lain, untuk itu penurunan tingkat suku bunga amat dimungkinkan. Di samping itu, penurunan tingkat suku bunga akan berdampak psikologis dengan memberikan signal bahwa kebijakan moneter RRC akan beralih dari prudent menjadi active.37 Cina juga membuat perubahan yang mendasar tentang harga melalui apa yang disebut “price reform”. Tidak tanggungtanggung ini adalah sebuah wujud pelaksanaan keputusan Rapat Partai Komunis Tanggal 20 Oktober 1984 yang mengamanatkan adanya perubahan dalam cara penetapan harga. Reformasi harga adalah syarat mutlak untuk reformasi struktur ekonomi dan itu merupakan kunci utama. Intinya harga itu ditentukan oleh pasar.38 Kedua, pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah meningkat tajam, terutama karena peningkatan investasi pada infrastruktur serta investasi oleh BUMN-BUMN kunci. Untuk membiayai pengeluaran ini, pada tahun 1998 pemerintah Cina mengeluarkan 133, 3 milyar dollar AS, tahun 1999 sebelum 162, 8 milyar dollar AS, tahun 2000 sebesar 19, 6 milyar dollar AS dan tahun 2001 hingga bulan September sebesar 141, 7 milyar dollar AS. Kebijakan ini telah meningkatkan pertumbuhan pertahun sebesar 2%. 37 A. Kustia, “Hubungan Indonesia dan Republik Rakyat China”, dalam Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, Laporan KBRI-Beijing (Jakarta: Deplu, 2001). 38 Wang Mengkui, China’s Economic Transformation Over 20 Years (Beijing: t.p., 2000). 70 ۞ Mikro Ekonomi Sambil duduk di restoran itu, gedung tempat jenazah Mao yang dibalsem dapat disaksikan dengan jelas. Tak jauh dari restoran itu ada restoran Kebab Australia dan restoran Lotteria yang konon investornya dari Korea Selatan. Di seputar lapangan Tiananmen ini terletak monumen sejarah Cina, seperti Gedung Kongres Rakyat Nasional, Monumen Pahlawan dan Kota Terlarang, saksi sejarah masa lalu Cina. Kaum muda Beijing tak asing lagi dengan restoran asal AS itu. Setiap hari orang berjejal untuk membeli menu yang bisa di­santap dengan cepat. Apalagi musim semi yang menambah ramainya suasana di seputar restoran. Bukan itu saja. Di sejumlah pusat-pusat perbelanjaan modern seperti Blue Sea Shopping Center atau di pasar-pasar tradisional, masyarakat hilir mudik. Bahkan kalangan menengah atas Beijing kini memiliki kebiasaan baru, menghiasi rumahnya dengan bunga dan akuarium. Muncullah pasar bunga di bagian selatan Beijing. Omset bunga pun meningkat. “Bunga kini digemari masyarakat Beijing,” komentar Li Cuixia, manajer taman bunga Hua Xiang. Selain bunga, fenomena lainnya, jumlah kendaraan roda empat di Beijing bertambah 10 juta buah! Itulah perkembangan di Beijing sesudah negeri itu menikmati GNP perkapita 655 dollar AS, ekspor dalam 12 bulan terakhir 183 milyar dollar dan cadangan devisa 141 milyar dollar. Apakah inti Teori Deng Xiaoping yang mengubah Cina dalam dua dekade terakhir dari negara berkembang biasa menjadi ber­potensi negara maju di abad mendatang? Jawabannya adalah mem­bangun sosialisme dengan karakteristik Cina. Berbekal doktrin-doktrin negara sebelumnya di antaranya dari Mao Zedong, Deng menafsirkan ideologi negara dalam pandangan baru. Ia melihat, ideologi yang dipegang Cina menjadi Anton Bawono, M.Si. ۞ 63 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 64, 69, 01/04/14 06:22 AM statis, tidak lagi memiliki kekuatan pendorong. Deng berpendapat bahwa Cina bisa maju jika hidup damai berdampingan dan menyerap seluruh kemajuan yang dicapai negara lain. Ia lalu merasa perlu menciptakan sebuah sistem ekonomi pasar sosialis yang dianggapnya tidak melanggar doktrin lama. Tahun 1979 ia pernah mengatakan, “adalah tidak benar menilai ekonomi pasar sesuatu milik masyarakat kapitalis. Mengapa ekonomi pasar tak bisa dipraktekkan di bawah sosialisme? Ekonomi pasar pernah muncul dalam masyarakat feodal. Karena itu bisa dilakukan di bawah sosialisme. “Saat ditanya apa hubungan sosialisme dan ekonomi pasar? Ketika bertemu pengusaha AS tahun 1985 ia me­negaskan, “hal yang penting dilakukan adalah mempercepat per­tumbuhan produktivitas sosial27. “Wu Jie dalam Deng Xiaoping Thought (1996) menyimpulkan, ekonomi terencana pusat bukanlah hal yang bersifat sosialis karena perencanaan juga hadir dalam kapitalisme. Pendeknya, baik terencana atau karena pasar adalah alat-alat ekonomi. Kedua­nya bisa dilakukan di negara sosialis atau kapitalis. Kehadiran investasi asing menjadi salah satu bagian dari Teori Deng. Menurut Wu Jie, teori ini memformulasikan bahwa RRC dapat maju jika membuka diri terhadap dunia luar, terbuka terhadap teknologi dan investasi. Secara prinsip, teori ini ber­ tentangan dengan anggapan, RRC bisa berdiri sendiri dalam meng­hadapi kekuatan kaum kapitalisme. 27 Bagi Budiman, dalam pembangunan ekonomi, masalah sistem sosial, apakah sosialisme ataupun kapitalisme, tidak menjadi persoalan benar. Keduanya jika dijalankan dengan baik, dapat berprestasi secara cukup meyakinkan. Kalau kita mau lebih luas, kita juga melihat RRC yang menggunakan sistem sosialisme, yang kini menjadi negara industri yang agresif yang memasuki pasar dunia. Seperti yang pernah disampaikan pemimpin RRC, Deng Xiaoping: tidak penting kucing itu berwarna hitam atau putih, selama keduanya dapat menangkap tikus”. Lihat Arief Budiman, “Kapitalisme atau Sosialisme : Belajar dari Dua Korea”, dalam Kompas (14 Agustus 1985). 64 ۞ Mikro Ekonomi Sejak pucuk pimpinan Cina Deng Xioping mengenalkan ekonomi pasar, Cina telah menunjukkan kemajuan yang sangat berarti. Gambaran ini menurut State Statistical Bureau, dilihat dari pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 7,8% pada tahun 1998, 7,1% pada tahun 1999,8% pada tahun 2000 dan 7,6% untuk periode Januari–September 2001.35 Nilai GDP tahun 1998 sebesar US$ 960, 8 milyar (7.974,8 milyard Yuan), sedangkan pada tahun 1999 mencapai US$ 988, 6 milyar dan pada tahun 2000 mencapai US$ 1,078 trilyun. Untuk tahun 2001 dari Januari-September mencapai US$ 810 milyar. Sedangkan tingkat pertumbuhan GDP dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 8 Gross Domestic Product di China36 1990-1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 6,5 5,8 -2,2 4,6 3,5 6,2 4,2 4,9 5,7 Untuk meningkatkan pertumbuhannya, Cina menerapkan strategi garpu bermata tiga (a three pronged strategy), yaitu; per­tama, kebijakan moneter. Tingkat bunga telah diturunkan sebanyak 7 kali sejak tahun 1996, dengan tujuan mendorong per­mintaan barang konsumsi dan menyelesaikan utang-utang BUMN dan perbankan. Tingkat suku bunga belum mengalami perubahan sejak bulan September 1999. Saat itu Pemerintah RRC mendapatkan tekanan yang cukup besar untuk menurunkan tingkat suku bunga. Tekanan ini didasari oleh kekhawatiran pertumbuhan ekonomi dari 7, 9% pada kuartal kedua menjadi 35 2001). 36 Xinhua News Agency, China Facts & Figures, vol. 5, no. 22 (November 16-30, Lihat http://www.imf.org (11 April 2008) Anton Bawono, M.Si. ۞ 69 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 68, 65, 01/04/14 06:22 AM 8. Cina dalam Pasar Global Cina dikenal sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk ter­banyak di dunia. Menurut data terakhir penduduknya adalah 1.360.429.000 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk rata-rata minimal 9.53%. Daerah-daerah Hachen, Guitho, Qunghai, Hujiang dan Nugxia termasuk daerah yang cukup padat per­ tumbuh­­an penduduknya (di atas 12%). Sementara daerah Jianpu, Hunan, Guangdong, Sidivan termasuk daerah yang relatif banyak penduduknya, yakni di atas 70 juta jiwa (Dinas Kependudukan Cina). Hal ini terus bergulir hingga merambah Asia Tenggara, “tanpa kehadiran jaringan bisnis Cina yang sangat kuat ini, kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara tidak akan semaju sekarang”.33 Bagi mereka yang pernah meninjau negeri Cina, memang dirasakan sebuah kesan bahwa negeri ini sedang me­nyiapkan sesuatu yang besar dalam berbagai hal sebab jumlah orang yang harus dilayani juga besar. Perkembangan ekonomi Cina begitu signifikan, sehingga banyak kalangan ketakutan, sampaisampai untuk masuk WTO (World Trade Organization) yakni organisasi yang mengatur lalu-lintas perdagangan, ternyata Cina dihambat begitu rupa hingga harus menunggu bertahun-tahun. Pada tahun 1998 ekspor dan impor Cina mencapai 323,93 milyar US$, dengan perincian impor 140.17 milyar $ dan ekspor 183,76 milyar $. Kenaikan pertahun rata-rata 43,59 milyar $. Jumlah ini menjadikan Cina menempati posisi no 11 pada urutan total ekspor-impor negara maju di dunia. Pada tahun 1998 itu total volume ekspor-impor dengan 10 terbesar mitra dagang Cina (antara lain Jepang 57,9 milyar $ dan USA 54,94 $) sebesar 287,22 milyar, yang berarti 88,7% dari keseluruhan ekspor-impor Cina.34 A. Prasentyantoko, Ekonomi Global (Jakarta: Gramedia, 2001). 34 China Council for The Promotion of International Trade (CCPIT), China Business Guide 2000 (Beijing: CCPIT, 2001). 33 68 ۞ Mikro Ekonomi Sejak dipraktekkan tahun 1978, Cina mengalami kemajuan pesat. Dengan kata lain, teori Deng telah terbukti benar sampai saat ini, bisa mengangkat taraf hidup masyarakat dan sekaligus meng­imbangi kekuatan kapitalis dari Barat. Karena itu, pen­ dukung-pendukung dan praktisi teori ini seperti Presiden Jiang Zemin dan PM Zhu Rongji mempraktekan teori itu di Shanghai. Seorang pejabat tinggi Cina menyatakan, jika Mikhail Gorbachev datang membawa reformasi yang berakhir dengan hancur­nya sosialisme dan bubarnya Uni Soviet yang komunis, maka Teori Deng ini malah memajukan RRC. Untuk memodernisasi Cina, Deng menyodorkan tiga tahap strategi pembangunan. Pertama, melipatgandakan GNP tahun 1980 dan memenuhi kebutuhan dasar pangan dan sandang rakyat pada akhir 1980-an. Kedua, melipatgandakan lagi GNP tahun 1980 dan menjamin kehidupan yang nyaman bagi rakyat sampai tahun 2000. Ketiga, mencapai tingkat rata-rata negara maju pada per­tengahan abad mendatang.28 Apakah Cina berambisi menjadi negara adidaya? “Cina yang modern dan kuat, tidak mengancam tetangganya. Mereka yang meniupkan teori ancaman Cina tidak menghendaki Asia hidup damai berdampingan,” ujar Asisten Menlu RRC Chen Jian kepada Kompas dan dua wartawan Indonesia di Gedung Deplu yang megah di Beijing. Disini kemudian muncul pertanyaan, bagaimana membutkti­ kan bahwa Teori Deng dipandang sebagai teori yang mampu menekan inflasi? Pertanyaan ini sesungguhnya berawal dari per­ 28 Bagaimana bukti teori itu? Sejauh itu tahap pertama sudah tercapai tahun 1990 di mana GNP negeri itu mencapai 1,74 trilyun yuan atau 2,36 kali dari tahun 1980. Pada tahun 2000 Cina makin kuat dan menduduki ranking keenam kekuatan ekonomi dengan GNP 1,140 trilyun dollar AS atau 5,02 kali tahun 1980. Anton Bawono, M.Si. ۞ 65 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 66, 67, 01/04/14 06:22 AM tanyaan, bagaimana inflasi hampir nol persen bisa terjadi tetapi per­tumbuhan tetap terpelihara? Semua itu bisa berlangsung karena berbekal Teori Deng.29 Mamang pada tahun 1992 inflasi sempat mencapai 22 persen, harga-harga melangit sebagai akibat memanasnya ekonomi setelah reformasi ekonomi dilaksanakan sejak 1978. ia merasakan betapa pengangguran yang bisa mencapai 11 juta menyebabkan masalah baru. Karena itu, ia tak segan-segan bertemu dengan karyawan BUMN yang pangkatnya turun atau jabatannya diganti. Zhu ketika menjadi Gubernur Bank Sentral dengan jurusnya yang piawai memilih untuk menghentikan aliran kredit dari bankbank pemerintah. Kran kredit dibatasi kecuali untuk proyek yang sangat penting dan strategis. Semuanya dilaksanakan melalui mesin pemerintahan yang efektif. Perbankan juga mendapat “pem­bersihan” besar-besaran sehingga tidak sembarang kredit di­keluar­kan. Investasi di bidang properti sangat dibatasi. 1990-1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 7,5 0,4 0,7 -0,8 1,2 3,9 1,8 1,5 4,8 Badan usaha milik negara tidak ketinggalan dari penanganan Zhu. Kebijakan super ketat yang dilakukan Zhu terutama setelah jadi Deputi PM menjadikan dirinya tidak populer di mata pimpin­ an BUMN. Namun di mata ekonom, ia diacungi jempol. Sesudah berhasil dengan inflasi mendekati nol persen (lihat tabel 1) dan pertumbuhan bisa dipertahankan dengan angka delapan persen, Dalam krisis moneter Asia saat itu semua mata mengarah kepada Zhu. Apakah Cina akan mendevaluasi Renminbi Yuan? Itulah pertanyaan yang dijawab tegas Zhu: “Tidak!” Persoalannya, jika yuan tidak didevaluasi, produk Cina menjadi mahal di pasaran Asia. Itu berarti kalah dengan produk negara lain. Jika ekspor berkurang, maka pertumbuhan pun bisa terpengaruh. 29 Sebagai bukti bahwa Teori Deng dipandang sebagai teori yang membawa ke­ berhasilan, maka dapat dilihat bagaimana perjalanan inflasi di Cina. Laju inflasi di Cina, kendatipun relatif lebih kecil, juga terus mengalami perpecahan. Di Cina, ia bergerak hampir enam kali dari 2,0 persen tahun 1983 hingga 11,9 persen di tahun 1985. Ke­ naikan harga ini menggoncangkan rakyat Cina yang telah terbiasa dengan harga tetap selama lebih dari 30 tahun. Akibatnya timbul protes dan keresahan mahasiswa, dan Hu Yaobang, ketua Partai Komunis Cina dan otak dibelakang reformasi ekonomi, harus mundur dengan tidak hormat. Pemerintahan mengumumkan penyetopan kenaikan harga, setidaknya untuk sementara, dan menangguhkan perencanaan menuju suatu perekonomian yang lebih berorientasikan pasar. Dengan begitu tercipta kelonggaran untuk sementara di tahun 1986 ketika laju inflasi menurun ke 7,0 persen. Bagaimanapun, kran ini tidak dapat ditutup kuat-kuat dan laju inflasi meningkat pada 8,8 persen tahun 1987 dan 20,7 persen tahun 1988. Dikarenakan langkah-langkah represif, tingkat inflasi turun menjadi 16,3 persen tahun 1989. Bagaimanapun, ia berpotensi untuk meningkat lebih tinggi jika inflasi yang tertekan itu dibiarkan berekspresi melalui liberalisasi ekonomi yang sesungguhnya. Lihat IMF, International Financial Statistics, Tabel tentang Harga Konsumen tahun 1989. 66 ۞ Mikro Ekonomi Tabel 6 Tingkat inflasi di China30 Tabel 7 Tingkat Pengangguran di China31 2000 3,0 2001 2002 2003 4,6 5,2 5,0 2004 4,4 2005 4,1 2006 3,9 2007 3,9 Asia menunggu jurus baru dari Teori Deng yang dilaksanakan Presiden Jiang dan PM Zhu setelah kemakmuran terlihat di beberapa tempat terutama di kawasan pantai timurnya. Ke­ makmur­an yang mulai dirasakan di sebagian wilayah Cina ini akan memiliki ekses lain. Inilah tantangan baru Cina, memperpanjang kemakmuran tanpa ditimpa kemalangan seperti beberapa negara Asia.32 Lihat http://www.imf.org (11 April 2008) Lihat http://www.imf.org (11 April 2008) 32 Asep Setiawan, ”Melihat Teori Deng Xiaoping dari Dekat”, dalam Kompas (22 Maret 1998) 30 31 Anton Bawono, M.Si. ۞ 67 ubahan H argTEORI a Barang Y EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 90, 75, 01/04/14 06:22 AM ahan Permintaan Barang X rubahan Pendapatan riil ) 2) Elastisitas Titik (point elasticity) Q − Q1 P − P2) ∆Qx 1 Qs = = Penggunaan elastisitas titik manakala diketahui Q2 − Q1 P2 − P1 ∆Px =−2x PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR BAB 3 perubahan harga terlalu kecil. Perubahan harga terlalu 30 − 60 εh = − 1 ,5 biasanya dianggap diketahui hanya ada satu titik kecil 40 40 Formula elastisitas titik adalah sebagai berikut : erubahan Permintaan Barang X saja. Q ∂ Q P ∂ ∂Q P Perubahan − 2,75 εhH=argax Barang =Y εh = x ∂P Q ∂P Q ∂P erubahan Permintaan Barang X Contoh soal: e Perubahan Pendapatan riil n Permintaan Barang X Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah Q P − P1 Q − 9 P − 100 Q−9 P − 100 = – 2P, =pada saat harga Rp. 30,-, = = = Qs100 han H argaQs Barang Y +P) 15 − 9 120 − 100 6 20 2 − 12 εh Ditanya: berapa koefisien elastisitasnya? Q2 )mintaan 30 n + Per Barang X 120 120 ,0,2 2 xriil ε h = 0,3 xDiketahui: ∂ahan Q P Pendapa ε h = 0 -tan x 6 ∂P Q Q − Q1 PP15=−30 P1 ∆Qx P2 ) taan Barang X = Permin Qs = Perubahan Pr osentase Q2 ) – 2P − Q1 Q Q2 Perubahan P2=−H100 Parg ∆Px Pr osentase 1 a Barang Y A.PERMINTAAN Q = 100 – 2(30) sentase Perubahan Per taan Barang X 30min − 60 = min + 120) osentase Perubahan 100−taan –1,60 εh h Barang =1 QPer 5 Barang X =Pr −Q 2 −x Q1 H30 aε− P Pr∆osentase Perubahan argP Y Qx + 6) Qs = Pr osentase Pendapatan riil 400=,2 Perubahan 40 ∆Px Q −Q P −P Q = 40 2 1 sentase Perubahan2 Per1 mintaan Barang X ∂Q Q1 + PP2 ) Perubahan ∂QtaanP Barang X ∆Q 1 / 2Pr(∂P osentase Permin − 110 Pr osentase Perubahan Pendapa tan – 2 εh = h x x − 2,75 ε = riil = x 30 60 − H arg Barang Y P εh1 /=2(∂ QPr Q P1 +osentase Q2 )− 1,∂5Perubahan ∂Pa Q P ε40 h = − 2 x ∆ 40 1 / 2( P1 +40 P2 ) Jawab: Pr osentase Perubahan Permin Q −taan Q1 Barang P−P X ∆Qx 1 / 2(Q1 + Q2∆∂)QQx 1 /P2( P1 +∂PQ2 ) ∂Q QsP = Pendapa = riil 1 Pr osentase Perubahan tan − 2,75 εh =∆P x1 / 2( εhPx= x Q2 − Q1 P2 − P1 Q1 + Q2 )= ∆ P − P1 ∂P Q Q −∂P Q − 9 P − 100 9 P − 100∂P Q = =1 / 2( P1 + P2 Qs = = Q − Q1 P − Qs P1 = ∆Qx ) 1 / 2 ( P P ) + ∆ Q−+Qs x P2 − P1 15 9 =) 1201 − 100 6 − 60 20 2= 30 4 1 / 2 ( 100 120 − x 1 / 2(Q1 + Q2 ) Q2 ε−hQ=1 − 2Px2 − P x∆Px P + 61) / 2 (Q1 + Q2 ) 40 1 εh = 40 − 1,5 20 1 / 2∆ (10 P1 ∂ Q P Q − 9 Q60− 9120 P − 100 P − 100 30 Qs 1 / 2(100 +x 120 ) ε h ==- 0,2 x 120 = ∂−Q = =−0,3 εhh)== εxh = Qs P − P∂Q P ε ε 120 ,5P Q∂Q− Q1 h = − 2 x Qx ∆x 1 110 110 − − 1 / 2 ( P P + Q ∆ 15 6 1 − 22,75 6 P1 1 / 2∂(P10 + Q6) 15 −x 9 120 h xQs − ε = = x 100 = = εh = 1 x 40 40 5 8 ∆P 140 / 2(Q1 + Q2 ) ∂ P Q ∂1P Q ∂ P Q2 − Q1 P2 − P ∆Px εh = – 1,5 P ∂Q ∂Q 120 ∂Q P 110 − 110 x−120 x − 60 2,75 εεhh==0,3 x x = εh 30 = xx P ε h = - 0,2 4 1 / 2 ( 100 120 ) − + 6 8 40 Q ∂P 15Q Nilai ∂ P εabsolute, Q ∂P x εelastisitas h= h = − 2 x adalah jadi − 1,5 atau 1,5 40P − 100 40 Q −20 Q1 1 /P2(−10P+1 6) Q − 9 P − 100 9 − Q maka = besar = dari 1. = disebut Qs = elastis, = karena nilainya Qslebih Qs = 15 − 9 120∂Q − 100 6 20 P Q2 −− 1Q1 110P2 − P−1 110 ∂Q P ∂Q h x h x − 2 , 75 ε = = ε = x Q − Q1 P−P Q − 9 P −∂100 Q − 9 40 P − 100 5 Qs۞ 8= Mikro ∂P Q P = = = 21 1 = Qs = ∂P Q 90 Ekonomi 120 120 6 ∂ Q ∂ Q− 9 P 15 120ε h− =100 Q2 − Q1 P2 − P 1 ε h = 0,3 x20 - 0,2 x 0,3 ∂ P ε h = ∂ P x Q 15 6 x 120 ∂ Q ε h = ∂ Q x P ε h =Q ε h1 = 0,3 x − Qx1120 P −P - 0,2 Q 15= 6= ∂P ∂P Q Qs = Qs Q2 − Q1 P2 − P1 −9 P − 100 = 15 − 9 120 − 100 Qs = Q − 9 P − 100 = 6 20 Definisi permintaan adalah “jumlah yang ingin dan dapat dibeli pada berbagai tingkat harga pada saat tertentu”. Jika seorang konsumen hanya menginginkan atau bercita-cita saja untuk mendapatkan suatu barang tetapi tidak disertai dengan daya belinya maka hal ini tidak dapat berarti permintaan terhadap barang tersebut. Demikian juga jika seorang konsumen memiliki kemampuan untuk membeli barang tertentu tetapi terhadap barang tersebut tidak diinginkan untuk di­miliki maka hal tersebut juga belum disebut permintaan. Jadi di­ kata­kan permintaan jika memenuhi minimal dua unsur ”diinginkan dan dapat dibeli”. 1. Hukum Permintaan Hukum permintaan merupakan ketentuan yang sudah baku dalam ekonomi sepanjang syarat-syarat berlakunya ketentuan ter­ sebut terpenuhi. Adapun definisi dari hukum permintaan adalah “jika harga suatu barang itu naik maka permintaan terhadap barang tersebut akan turun sedangkan jika harga suatu barang Anton Bawono, M.Si. ۞ 75 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 76, 89, 01/04/14 06:22 AM itu turun maka permintaan terhadap barang tersebut akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Ketentuan yang sudah dibakukan tersebut menunjukkan adanya hubungan keterbalikan atau hubungan negatif antara harga dan jumlah barang yang diminta atau kuantita sepanjang ceteris paribus. Jadi hukum permintaan ini akan berlaku se­ panjang asumsi ceteris paribus ini terpenuhi. Ceteris paribus adalah faktor-faktor lain yang ada diluar harga dan kuantita harga barang itu sendiri. 2. Kurva Permintaan Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan titiktitik kombinasi atau hubungan antara harga dan kuantita atau jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan pada umumnya berslope atau berlereng negatif (dari kanan atas ke kanan bawah). Kurva permintaan yang berlereng negatif biasanya terjadi untuk barang-barang normal atau pada umumnya, sedangkan untuk kasus-kasus barang prestise, barang antik, barang giffen dan se­ jenisnya akan memiliki lereng positif (dari kiri bawah kekanan atas). a. Contoh kasus kurva permintaan barang normal atau pada umum­nya P A P1 B P2 D 0 Q1 Q2 Gambar 3.1 Kurva Permintaan Barang Normal 76 ۞ Mikro Ekonomi Q Elastisitas harga dapat dihitung dengan dua cara: 1) Elastisitas busur (arc elasticity) 30 Penggunaan elastisitas busur, manakala menganggap 0,2 adanya perubahan harga yang cukup berarti (besar). Perubahan Permin taan Barang X berarti Biasa­nPr yaosentase perubahan tersebut dikatakan cukup Pr osentase Perubahan H arga Barang Y bila­mana dapat dilihat atau diketahui ada dua titik per­ osentasedi Perubahan Permin taan Barang X busur ubahanPrharga dalam kurva. Formula elastisitas Pr osentase Perubahan Pendapa tan riil sebagai berikut: ∆Q 1 / 2( P + P ) 1 2 εh = 30 ∆P x 1 / 2(Q1 + Q2 ) 30 0,2 0,2 ∆QSoal: Contoh Q − Q1 P − P1 ∆Qx 1 / 2( P1 + P2 ) x Qs = = ∆ P 1 / 2 ( Q + Q ) QBarang PX2 −yang P ∆Px PrPada osentase Perubahan Per taan saat harga Rp.min 100,jumlah barang 1 2barang 2 −Q 1 30 1 Pr osentase Perubahan Per min taan Barang X Pr osentase H argabarang Barang Y naik diminta 10 unit, Perubahan tetapi tersebut 30 jika harga 0,2 Pr−osentase H arga30 Barang −Y60 4 1 / 2(100 Perubahan + 120) x εh = − 2 x εh = − 1,5 menjadi maka jumlah barang yang40diminta 20 Rp.1 /120,-, 2Perubahan (10 +06,)2 40 Barang 30 Pr osentase Per min taan X Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X Pr osentase Permintaan Barang X menjadi unit.Perubahan 2 −Pr16osentase Perubahan Pendapa Pr osentase 0,Perubahan aosentase Barang Perubahan Y ∂Q taan Barang Q Priil min ∂tan ∂Q PX 110 H arg 110 −Pr Pr osentase Pendapa riil x Perubahan − 2,75 εh = tanx Per = εh = x Carilah Ditanya: koefisien elastisitasnya? 5 8 40 ∂ P Q ∂P Y Q ∂ P Pr osentase Perubahan Per mintaanPerubahan Barang X H arga Barang Pr osentase Pr osentaseDiketahui: Perubahan Per min taan Barang X ∆Q 1 / 2( P1 + P2 ) a Barang Y x 1 / 2( P1Perubahan P2 ) tanH arg +Pendapa ∆QPr osentase Pr osentase Perubahan riil x ∆P1001 / 2Q(Q + Q ) P1 = = 10 1 2 Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X 1 ∆ 1 / 2Q(Perubahan Q ) −Per 1Q+ Q 2P PrP osentase mintaan Barang X P − 100 − P Q − 9 P − 100 9 − Q 1 Q2 =1 =6 Pr osentase Pendapa PQs ∆Q 1 / 2P( P2 1=+ 120 = Qs Perubahan = riil = tan Qs =riil 2) = Pendapatan Q Q P P − − Qx ∆ x / 2Q ( P21 + PPerubahan ) ∆Q Pr1osentase 15 − 9 120 − 100 6 20 P P −Q − 1 1 2 2 ∆1Qx Qs = Q − Q1 = P − P1 ∆P 1 / 2(Jawab: Q1∆+QQx21)/ 2( P1 + P21) ∆P x 1 / 2(Q1 + Q2 ∆ )Q 1 ∆/Px 2( P1 +Qs P2 )= Q2 − Q1 = P2 − P1 ( P1++QP)2 ) ∆Q 11/ 2/ (2Q Q1 P2 − P120 1 Q 2 − ∂xQ ∆Px ∆P x21 Q 2 P ∆∂Qx ε h = 0,3 x 1 ε h )P = xQ Qε1 h+=Q-P0,2)− xP120 −(Q ∆Q 1 / 2( P1 + P ∆2P) 0,13/ 2(Q 16 1 / 2 1 + Q∆ 2 15 ∂ P ∂ P Q 1 = 30 2 x − 60 1 / 2(100 + 120)Qs = − 4 ∆P 1 / 2(Q1 + −Q4 ε h = − 1,5 x P − P ∆Px+ 120) εQh2 =− −Q2 2 ) x1 / 2(100 30 60 − 1 2 1 20 10P+) 6) 40− εh = − 2 x Q = −40 Q1 εh P P1 − 1,5 ∆Qx Q x 1 /12(/ P21(+ ∆20 2 Q P − P1 − Q1 x 1 / 2(10 + 6 = ( P +QsP2=) 40 ∆Qx )∆Q 1 / 2 40 x∆Px 1 − = P )1 / 2(Q1 + Q2 ) 30 60 Q P2 − P1Qs = − 4 1 / 2(100 +∆120 2 − Q1 2(Qε1h+=Q2 ) x εh = − 1P ,5 ∂Q Q2 − Q1 ∂QP2 P −110 2∆P x 1 / ∂Q∆−Px − P − 1 110 1 20 1 / 2( 10 + − 110 εh = ∂Q x P ∂Q = εh = ∂Q x P 40− 2,75 40 −516)x110 30εh = ∂P −x 60 ) − 2,75 − 4 x 1 /82(100 + 12040 Q P1,= xQ ∂− 5 εh = ∂∂P 2 x εh∂= 5 x 8 40 εh = (−100 60 Q −P 120∂)Q P 40Q ∂∂ P+40 QP30P − 1 110 −20110 1 / 2(10 + 6) − 4 1 /∂2Q εh =εh−=2 x x − x − 2,75 εhx = = εh = x 20 1∂/P2(10 5 8 40 40 40 Q+ 6) ∂P ∂ P Q − 1 110 ∂Q ∂Q P ∂Q P − 110 x x − 2,75 εh = = εh = x – 2,75 − − Q Q P P 9 100 − − Q P 5 8 40 ∂ P Q ∂P PQ Q∂−Q9 P − ∂ P 1 1 Q ∂ 1 110 110 − − = Q − Q1 = adalah Qs = Q − 9 = P − 100 Qs = Q − 9 = P Qs P − P atau−ε2,75 Nilai jadi h100 = xQs 15−−29,75 P2 x− 8P11 absolute, = ∂6P == = Qelastisitas Qs = 120 Qs 2 − Q1 = 5 40−=100 ∂ P Q − Q − maka Q1 di­ PQ P Q P 9 100 − − 9 − Q P 15 − 9 120 − 100 6 Q P P − − 1 elastis, lebih besar dari 1. = 2 1 = sebut Qs2 karena = 1 nilainya = Qs = Qs = Q2 − Q1 21 P2 Q−−P1Q1 P − P1 15 − 9 120 Q 20 − 9 P − 100 9 − 100 6 Q −−100 P 120 ۞ 89 P = x 120 = = ∂ Q =ε h = ∂ Q Qs ε=Anton Qs ε h =Qs0,3 h = -Bawono, 0,2= x M.Si. 21 x 120 6 20 120− 100 0,3 Q∂2∂Q−P Q1 ε hP=2 −∂∂ P Q P 15 − 9 120 P1 Q ε h = - 0,2 x 6 ε h = 0,3 x 15 x 21 6120 QQx−120 Q1 P ∂ Q 0h,3= ∂ Q∂ Px P ε h =∂ P- 0,2 Q − 9 15 P − 100 0,3 ε h−= P 1 x = = = Qs 0,3 ∂ P ε21 15 Qs =120 6 ∂P Q 120 ∂Q ∂Q P 0,3 ∂P ε h = ∂P 21 x − 9 120 − 100 Q−ε hQ=1 - 0,2P2x −6 P1 ε h = 0,3 x 15 15 Q 2 ∂ Q ∂Q P 120 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 88, 77, 01/04/14 06:22 AM Keterangan Kurva: P = Harga Q = Kuantita (jumlah) D = Permintaan I B I2 B A Q1 I1 Q2 0 Q A Q Q1 Q2 Gambar 3.8 Kurva Engel untuk Barang Normal Untuk kasus barang inferior, akibat perubahan pendapatan akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta berbanding terbalik. Contoh barang inferior adalah gaplek. Gaplek bisa dianggap barang inferior manakala orang tersebut sangat terpaksa mengkonsumsinya sebagai pengganti beras karena terbatasnya pendapatan yang dimiliki, padahal pada prinsipnya makanan pokoknya adalah beras. Sehingga jika pendapatannya naik dan mampu untuk membeli beras maka permintaan gapleknya akan turun. Sehingga kalau dilihat dari kurva Engelnya memiliki kemiringan negatif. I I2 P A Q2 ۞ Mikro Ekonomi D P2 P1 B A Q1 Q2 Q Gambar 3.2 Kurva Permintaan Barang Tidak Normal B Q1 Gambar 3.9 Kurva Engel untuk Barang Inferior 88 b. Contoh kasus kurva permintaan barang prestise, barang antik, barang giffen dan sejenisny 0 I1 0 Kurva permintaan untuk kasus barang normal masih meng­ikuti hukum permintaan. Jadi jika harga pada P1 maka kuantita yang diminta akan berada di Q1 dan jika ada penurunan harga menjadi P2 maka kuantita yang diminta akan naik menjadi Q2 kondisi ini terjadi dengan asumsi ceteris paribus. Q Kurva permintaan barang prestise dan barang antik me­miliki ciri khusus yaitu memiliki lereng positif, hal ini disebabkan karena barang-barang tersebut biasanya di­ konsumsi oleh orang-orang yang kaya. Semakin mahal barang tersebut maka akan semakin memiliki gengsi yang tinggi bagi Anton Bawono, M.Si. ۞ 77 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 78, 87, 01/04/14 06:22 AM pemiliknya. Oleh karena itu, jika barang-barang tersebut semakin tinggi harganya maka akan semakin diburu oleh orang-orang kaya tersebut. Contoh kasus ini juga akan berlaku untuk kasus spekulasi, yaitu bila konsumen memiliki prediksi bahwa harga besok pagi akan naik lagi, maka kenaikan harga tersebut hari ini akan diikuti oleh kenaikan permintaan akan barang tersebut hari ini. Kasus barang giffen juga memiliki ciri kurva permintaan yang memiliki lereng positif, hal ini disebabkan karena barang giffen biasanya dikonsumsi oleh orang-orang yang tidak memiliki pilihan lain selain barang tersebut (yang dianggap barang giffen). Kasus ini sering muncul pada masyarakat miskin yang sebenarnya sangat terpaksa mengkonsumsi barang tersebut (tergolong kebutuhan pokok) dan tidak memiliki pilihan atau substitusi sebagai barang konsumsi. Oleh karena itu jika harga barang tersebut naik maka orangorang tersebut (orang miskin) karena tidak memiliki pilihan lain, maka konsumen tersebut dengan terpaksa tetap akan membeli dengan jumlah yang lebih banyak. Perilaku membeli yang lebih banyak terhadap barang giffen ketika harga barang giffen tersebut naik, hal ini dikarenakan ada rasa ketakutan jika harganya akan semakin naik lagi nantinya dan akan semakin tidak terjangkau. 3. Ceteris Paribus Permintaan Ceteris paribus adalah faktor-faktor lain diluar harga dan kuantita barang tersebut diasumsikan tetap atau konstan. Beberapa faktor yang dimasukkan sebagai ceteris paribus per­ mintaan antara lain: 78 ۞ Mikro Ekonomi 30 c. Elastisitas 0,2 pendapatan (εI) Elastisitas pendapatan adalah tingkat perubahan jumlah osentase Perubahan Perdari mintaan Barang X barangPryang diminta (Qx) akibat perubahan pendapatan Pr osentase Perubahan H arga Barang Y riil. Biasanya diformulasikan: εI = Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X Pr osentase Perubahan Pendapatan riil Hasil tersebut di atas akan meng­ 1 / 2( P1 + Pformula ∆Q perhitungan 2) x hasilkan, ∆P jika: 1 / 2(Q1 + Q2 ) εI > 1 atau positif= Jenis barangnya superior (mewah) Q − Q1 Pokok) P − P1 ∆Qx Normal (kebutuhan 1 / 2( P1 + P2 ) barangnya εI = 0∆–Q1xpositif=Jenis Qs = = ∆P 1 / 2(Q1 + Q2 ) Q2 − Q1 P2 − P1 ∆Px εI < 0 atau negatif= jenis barangnya Infferior 30 − 60 ) − 4 1 / 2(100 + 120 Hubungan antara perubahan x εh = pendapatan εh =perubahan − 1,5 − 2 x dan 20 1 / 2 ( 10 + 6 ) 40 40 jumlah yang diminta dapat dijelaskan dengan menggunakan kurva −Engel. Untuk− 110 kasus barang superior∂dan normal ∂Qme­ Q P ∂Q P 1 110 x x − 2,75 εh = = εh = x miliki hubungan yang positif dengan pendapatan. Hal ini 5 8 40 ∂P Q ∂P Q ∂P ber­arti jika ada kenaikan harga maka akan naik pula jumlah barang tersebut yang dikonsumsi. Yang membedakan antara barang superior normal yang Q − Qdan P − P1 adalah jumlah Q−9 P− Q − 9 barang P − 100 1 = = Qs = = Qs = Qs = diminta akibat tersebut. 15 − 9 Perubahan 120 − 100 6 2 Q2 −perubahan Q1 P2 − pendapatan P1 akibat perubahan pendapatan akan merubah jumlah yang 120 diminta21untuk lebih besar dibanding 120 kalau ∂Q P ∂ Q barang ε h = superior ε h = 0,3 x ε h = - 0,2 x x 0 , 3 15 6 ∂P ∂ P Q barang normal. Hal ini akan dilihat dalam gambar berikut: I I B I2 I2 B I1 A 0 Q1 I1 Q2 Q A Gambar 3.7 Kurva Engel untuk Barang Superior 0 Q1 Q2 Anton Bawono, M.Si. ۞ Q 87 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 86, 79, 01/04/14 06:22 AM εh = 1 = dikatakan bahwa permintaannya unitary elastis εh = 0 = dikatakan bahwa permintaannya inelastis sempurna εh = ∼ = dikatakan bahwa permintaannya elastis sempurna Penggambaran dalam kurva dapat dilihat sebagai berikut: P P P P D Q 0 D D 0 P D D Q 0 Q 0 Q 0 Q Gambar 3.6 Jenis-jenis Kurva Elastisitas Harga barang sendiri b. Elastisitas harga barang lain/silang (εxy) Elastisitas harga barang lain (silang) adalah tingkat 30 jumlah barang yang diminta (Qx) akibat dari per­ubahan 0,2 harga barang lain (Py). Biasanya diformulasikan: perubahan εxy = Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X Pr osentase Perubahan H arga Barang Y Hasil perhitungan formulaPer tersebut atas akan Pr osentase Perubahan mintaandi Barang X meng­ hasilkan, jika: Pr osentase Perubahan Pendapatan riil εxy > 0 atau positif= dikatakan antara barang X dan ∆Q 1 / 2( P1 + P2Y) memiliki hubungan substitusi x ∆P 1 / 2(Q1 + Q2(saling ) menggantikan) εxy < 0 atau negatif= dikatakan antara barang X dan Y Q − Q1 P − P1 ∆Qx ∆Q 1 / 2( P1 + P2 ) x = Qs = komplementer me­miliki hubungan ∆P 1 / 2(Q1 + Q2 ) Q2 − Q1 P2 − P1 ∆Px (saling melengkapi) antara barang X dan εxy = 0 −=4 dikatakan 30 Y tidak −memiliki 60 1 / 2(100 + 120) x εh = − 2 x εh = − 1,5 hubungan 20 1 / 2(10 + 6) 40 40 86 ∂Q ∂Q P ∂Q P − 1 110 − 110 x x − 2,75 εh = = εh = x 5 8 40 ∂P Q ∂P Q ∂P ۞ Mikro Ekonomi Qs = Q − Q1 P − P1 = Q2 − Q1 P2 − P1 Qs = Q−9 P − 100 = 15 − 9 120 − 100 Qs = Q − 9 P − 100 = 6 20 a.selera Jika selera konsumen naik maka akan semakin besar kuantita barang yang dirmintaannya dan sebaliknya jika selera konsumen turun. b.pendapatan Jika pendapatan konsumen naik maka akan semakin besar kuantita permintaannya dan sebaliknya jika pendapatan konsumen turun. c. harga barang lain (barang substitusi) Jika harga barang substitusinya naik maka akan menyebab­ kan semakin besar kuantita barang yang dimintanya. Hal ini disebabkan karena konsumen akan berpindah membeli barang yang tidak naik harganya. Misalnya Sepeda motor merek X dengan sepeda motor merek Y. d. harga barang lain (barang komplementer) Jika harga barang komplementernya naik maka akan me­nyebabkan semakin turun barang yang diminta. Hal ini disebabkan karena barang komplementer merupakan barang pelengkap, yang merupakan barang yang harus digunakan secara bersamaan untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Misalnya: sepeda motor dengan bahan bakarnya. e. ekspektasi harga. Jika ekspektasi harganya naik maka akan menyebabkan semakin besar barang yang diminta. Hal ini disebabkan jika konsumen membelinya sekarang maka harganya belum naik, sehingga lebih baik sekarang belinya lebih banyak, yang me­nyebabkan permintaan sekarang naik. Misalnya: ada pengumuman dari pemerintah bahwa nanti malam pukul 00.00 harga BBM akan naik, maka bisa dipastikan maka permintaan atau pembelian BBM sekarang akan naik. Anton Bawono, M.Si. ۞ 79 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 80, 85, 01/04/14 06:22 AM 4. Perbedaan Antara Perubahan Jumlah Barang yang Diminta dengan Perubahan Permintaan Perubahan jumlah barang yang diminta dan perubahan permintaan pada prinsipnya akibat yang ditimbulkan tidak jauh berbeda yaitu perubahan kuantitas barang yang diminta tetapi yang menjadi berbeda yaitu penyebabnya. Adapun secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perubahan jumlah barang yang diminta Ciri-cirinya: 1) 2) 3) 4) Semata-mata karena perubahan harga barang tersebut Ceteris Paribus tidak mengalami perubahan Akibat hal tersebut, kurva tidak mengalami pergeseran Masih mengikuti hukum permintaan, sehingga kurvanya seperti tersebut gambar 3.1. b. Perubahan permintaan Ciri-cirinya: 1) 2) 3) 4) 80 Harga barang tersebut relatif tetap Ceteris Paribus mengalami perubahan Akibat hal tersebut, kurva mengalami pergeseran Tidak mengikuti hukum permintaan sehingga kurvanya antara lain sebagai berikut: a) Jika yang berubah pendapatannya Ketika pendapatan seseorang naik maka daya beli seseorang tersebut akan naik, dengan naiknya daya beli tersebut maka akan menyebabkan permintaannya naik (pergeseran kurva permintaan kekanan), walau­ pun harga barang tersebut relatif tetap. Hal ini akan berlaku sebaliknya jika pendapatannya turun. Hal ini dapat dilihat dalam kurva berikut: ۞ Mikro Ekonomi P 150 B 120 A 100 0 6 10 D 30 Gambar 3.5 Kurva Permintaan Kelereng Q 6. Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan adalah tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mem­ pengaruhinya biasanya meliputi harga barang sendiri, harga barang lain dan pendapatan. Sehingga elastisitas permintaanpun di­bagi menjadi tiga yaitu: a. Elastisitas harga barang sendiri (εh) Elastisitas harga barang sendiri adalah tingkat perubahan jumlah barang yang diminta (Qx) akibat dari perubahan harga barang sendiri (Px). Biasanya diformulasikan: εh = Pr osentase Perubahan Jumlah Barang yang dimint a Pr osentase Perubahan H arga Barang tersebut Hasil perhitungan formula tersebut di atas akan meng­ hasilkan, jika: εh > 1 = dikatakan bahwa permintaannya elastis εh < 1 = dikatakan bahwa permintaannya inelastis Anton Bawono, M.Si. ۞ 85 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 84, 81, 01/04/14 06:22 AM ∆Qx ∆Px Qd = Q − Q1 P − P1 = Q2 − Q1 P2 − P1 P Contoh Kasus: ∆Qx Pada saat harga Q�Q P � P1 kelereng Rp. 100,- jumlah kelereng yang 1 Qd ∆Px Q210 Ptetapi � Qunit, diminta 1 2 � P1 jika harga kelereng tersebut naik menjadi 120,-, maka Rp. jumlah kelereng yang diminta menjadi 6 unit. Q 10 P 100 − − Ditanya: Carilah fungsi permintaan barang tersebut disertai = 6 − 10 120 − 100 kurvanya?Q − Q11 Qd = = Q − 10 = P − 100 Diketahui: − 4 Q22 − 20Q11 P − P11 P22 − P11 P1 = 100 Q1 = 10 P 2 = 120 Q2 = 6 Jawab: Qd Q � Q11 P � P11 Q − Q221 � Q11 P −P22P�1 P 11 = Q 2 − Q 1 P 2 − P1 Q 6 P − 100 − 10 = − 10 120 − 100 Q − 10 = P − 100 −4 20 20Q – 200 =–4P + 400 20Q = 600 – 4P : 20 Qd = 30 – 0,2P Kurvanya: Fungsi Permintaan: Qd = 30 – 0,2P, Untuk mendapatkan titik potong terhadap sumbu P dan Q sebagai berikut: P1 = 0 Q1 = 30 30 =150 Q 2 = 0 P2 = 0,2 84 ۞ Mikro Ekonomi Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X Pr osentase Perubahan H arga Barang Y Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X Pr osentase Perubahan Pendapatan riil ∆Q x 1 / 2( P1 + P2 ) P A B D 0 Q1 D’ Q Q2 Gambar 3.3 Pergeseran Kurva Permintaan Akibat Perubahan Pendapatan b) Jika yang berubah seleranya Ketika selera seseorang naik maka keinginan se­ seorang tersebut untuk membeli akan naik, dengan naiknya keinginan untuk membeli (memiliki barang) tersebut maka akan menyebabkan permintaannya naik (pergeseran kurva permintaan kekanan), walau­ pun harga barang tersebut relatif tetap. Hal ini akan berlaku sebaliknya jika pendapatannya turun. Hal ini dapat dilihat dalam kurva 3.3. c) Jika yang berubah harga barang substitusinya Ketika harga barang substitusi (Py) naik sedang­ kan harga barang sendiri (Px) relatif tetap, maka akan menyebabkan permintaan akan barang X naik (pergeseran kurva permintaan barang X kekanan), karena konsumen barang Y akan berpindah untuk membeli barang X. Hal ini akan berlaku sebaliknya jika harga barang substitusinya turun. Hal ini dapat dilihat dalam kurva 3.3. Anton Bawono, M.Si. ۞ 81 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 82, 83, 01/04/14 06:22 AM d) Jika yang berubah harga barang komplementernya Ketika harga barang komplementernya (Pz) naik sedangkan harga barang sendiri (Px) relatif tetap, maka akan menyebabkan permintaan akan barang X turun (pergeseran kurva permintaan barang X kekiri), karena antara barang X dan Z adalah barang yang saling melengkapi (satu paket) untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya, maka dampak naiknya harga barang Z akan menurunkan permintaan barang Z yang berakibat pada turunnya barang X yang diminta. Hal ini akan berlaku sebaliknya jika harga barang komplementernya turun. Hal ini dapat dilihat dalam kurva berikut ini: B A D’ 0 Q2 Q1 D Q Gambar 3.4 Pergeseran Kurva Permintaan Akibat Perubahan Harga Barang Komplementernya e) Jika yang berubah ekspektasi harganya Ketika ekspektasi harga (harga besok pagi) barang naik sedangkan harga barang sendiri (Px) saat ini (sekarang) relatif tetap, maka akan menyebabkan permintaan akan barang X (saat ini) naik (pergeseran kurva permintaan barang X kekanan), karena 82 ۞ Mikro Ekonomi 5. Fungsi Permintaan Fungsi permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubung­an antara kuantita yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mem­ pengaruhi­nya antara lain: harga barang itu sendiri (Px), harga barang substitusinya (Py), harga barang komplementernya (Pz), pendapatan (I), Selera (T) dan ekspektasi harga (EPx) Fungsi permintaan ini dapat ditulis dalam sebuah fungsi sebagai berikut: P P konsumen akan merasa lebih untung kalau membeli barang tersebut sekarang dengan lebih banyak dari pada harus membeli barang tersebut di kemudian hari (besok pagi). Hal ini akan berlaku sebaliknya jika ekspektasi harga barang turun. Hal ini dapat dilihat dalam kurva 3.3. Qdx = f(Px, Py, Pz, I, T, EPx) Fungsi permintaan pada umumnya disederhanakan dengan istilah ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap konstan) dalam hal gambar kurvanya, hal ini disebabkan karena fungsi permintaan tidak bisa digambarkan pada diagram dengan dua dimensi. Persamaan fungsi permintaan jika disederhanakan dengan asumsi ceteris paribus, biasanya ditulis dalam persamaan Qdx = a – bPx. Dimana: Qdx = Jumlah barang X yang diminta a = Konstanta ∆Qx b = Koefisien, nilainya dapat diperoleh dari ∆Px P = Harga barang X Untuk mendapatkan fungsi permintaan dapat meng­ guna­kan pendekatan matematika sebagai berikut: Q − Q1 Qd = Q2 − Q1 Anton Bawono, M.Si. ۞ = P − P1 P2 − P1 83 Q � Q1 P � P1 Qd Q2 � Q1 P2 � P1 Q − 10 = P − 100 6 − 10 120 − 100 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 106, 91, 01/04/14 06:22 AM Tabel 4.1. Hubungan antara TU dan MU Unit TU (Total Utility) 0 0 1 10 2 18 3 24 4 28 5 30 MU (Marginal Utility) 10 8 6 4 2 0 6 30 7 28 point Saturation (titik jenuh) –2 Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa konsumsi barang yang pertama memberi marginal utility (tambahan kepuasan) sebesar 10 util dengan besarnya total kepuasan yang diperoleh juga sebesar 10. Pada saat konsumen mengkonsumsi barang yang kedua, konsumen memperoleh tambahan kepuasan sebesar 8 dengan total kepuasan yang diperoleh sebesar 18. Dari dua peristiwa tersebut tergambar jelas bahwa dengan bertambahnya barang yang dikonsumsi pada awalnya akan meningkatkan total kepuasan akan tetapi tambahan kepuasan yang diperoleh mengalami penurunan. Sampai pada konsumsi ke 5 kemudian ke 6 total kepuasan telah maksimal, hal ini di­ tunjukkan dengan besarnya total kepuasan tetap sebesar 30 106 ۞ Mikro Ekonomi B.PENAWARAN Definisi penawaran adalah jumlah barang yang tersedia di­ tawar­kan selama periode waktu tertentu tergantung harga yang bersangkutan dan biaya produksi. Jadi penawaran tergantung oleh harga yang bersangkutan dan biaya produksi. Harga bersangkutan sangat menentukan besarnya jumlah yang akan ditawarkan oleh produsen. Semakin tinggi harga yang bersangkutan akan semakin besar jumlah barang yang bersangkutan akan ditawarkan oleh produsen dan sebaliknya. Demikian juga dengan biaya produksi, semakin tinggi biaya produksi akan menurunkan jumlah barang yang bersangkutan ditawarkan oleh produsen dan sebaliknya. Pada intinya penawaran adalah bagian dari perilaku produsen yang berorientasi mencari keuntungan. 1. Hukum Penawaran Hukum penawaran merupakan ketentuan yang sudah baku dalam ekonomi sepanjang syarat-syarat berlakunya ketentuan tersebut terpenuhi. Adapun definisi dari hukum penawaran adalah “jika harga suatu barang itu naik maka penawaran ter­ hadap barang tersebut akan naik sedangkan jika harga suatu barang itu turun maka penawaran terhadap barang tersebut akan turun dengan asumsi ceteris paribus. Ketentuan yang sudah dibakukan tersebut menunjukkan adanya hubungan searah atau hubungan positif antara harga dan jumlah barang yang diminta atau kuantita sepanjang ceteris paribus. Jadi hukum penawaran ini akan berlaku sepanjang asumsi ceteris paribus ini terpenuhi. Ceteris paribus adalah faktor-faktor lain yang ada diluar harga dan kuantita harga barang itu sendiri. 2. Kurva Penawaran Kurva penawaran adalah kurva yang menggambarkan titiktitik kombinasi atau hubungan antara harga dan kuantita atau Anton Bawono, M.Si. ۞ 91 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 92, 105, 01/04/14 06:22 AM jumlah barang yang ditawarkan. Kurva penawaran pada umumnya berslope atau berlereng positif (dari kiri bawah ke kanan atas). P S P1 B P2 0 A Q1 Q2 Q Gambar 3.10 Kurva Penawaran 3. Ceteris Paribus Penawaran Ceteris paribus adalah faktor-faktor lain diluar harga dan kuantita barang tersebut diasumsikan tetap atau konstan. Beberapa faktor yang dimasukkan sebagai ceteris paribus pe­ nawaran antara lain: a.Teknologi Penggunaan teknologi dalam memproduksi suatu barang dapat menghasilkan produk yang lebih terstandar dan masal, sehingga biasanya akan menghasilkan sebuah produk dengan biaya rata-rata perunit lebih murah. Contohnya antara lain: batik tulis vs batik cup, kain tenun dengan bukan mesin vs kain tenun dengan mesin. Sehingga penggunaan teknologi dimungkinkan akan semakin meningkatkan penawaran. b. Biaya Input Sebuah produksi pasti membutuhkan input, harga output akan sangat dipengaruhi harga input. Jika harga input naik 92 ۞ Mikro Ekonomi 1. Asumsi-asumsi pendekatan kardinal Dalam pendekatan kardinal ini ada beberapa asumsi yang digunakan yaitu: a. Kepuasan konsumen dapat diukur, dan diberi satuan ukur ”UTIL”. b. Semakin banyak barang dikonsumsi, semakin puas c. Dalam mengkonsumsi barang seorang konsumen selalu berusaha memaksimumkan kepuasan d.Berlaku Law of Deminising Marginal Utility, yaitu semakin banyak barang dikonsumsi semakin besar total kepuasan konsumen tetapi tambahan kepuasan yg diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi tadi semakin kecil. e. Teori permintaan yg diderivasikan dari pendekatan kardinal menganggap bahwa tambahan kepuasan utk setiap tambahan satu unit barang konsumsi dapat dihargai dengan uang. 2. Hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsi (Q), TU dan MU Marginal Utility (MU) yaitu tambahan kepuasan yang disebabkan oleh tambahan setiap unit barang yang dikonsumsi. Marginal Utility (MU) ini dapat di formulasikan sebagai berikut: . MUx = MUy MUx = MUy 6 = 6 MUx = ∆TU ∆Qx Px Py Px Py 1 1 Berdasarkan formulasi tersebut di atas, kita akan dapat YPy menge­t ahui besarnya marginal utilityMUmanakala kita sudah X= Px Px x MRSxy = − − =− Px mengetahui besarnya perubahan total utility Py MUy akibat Py kita merubah kuantita yang kita konsumsi. Hubungan antara total utility dan Px MUx ∂Y marginal utility dapat dilihat perhitungan berikut ini: MRSxy =dalam − =− = Py MUy ∂X X= ½X-½ Y½ ½Y -½ X½ MUx MUy = ==> = Anton Bawono, M.Si. Px Py Px Py ۞ I= YPy .Px + Y .Py Px Y= I 2 Py 105 Y= 12 2 .2 3.2 6 ⇔X= 4 4 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 104, 93, 01/04/14 06:22 AM faktor produksi. Sedangkan konsumen yang dalam mengorganisasikan produksi mampu melakukan dengan efisien dan efektif maka produsen tersebut akan dapat memperoleh keuntungan. Keuntungan yang di­peroleh oleh produsen ini kemudian dapat digunakan untuk me­ menuhi kebutuhan hidupnya, pada posisi ini produsen akan ber­ perilaku sebagai konsumen. Semua anggota masyarakat dapat berperilaku sebagai konsumen, ketika anggota masyarakat tersebut setelah menerima penghasilan dan atau uang yang kemudian dialokasikan untuk membeli barang atau jasa. Seorang mahasiswa yang belum bekerja dapat berperan sebagai konsumen manakala mahasiswa tersebut mendapat jatah uang saku bulanan dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan, yang kemudian digunakan untuk beli buku, pulsa, bensin dan sebagainya. Pengeluaran rumah tangga tidak hanya ditentukan oleh besarnya pengeluaran kepala rumah tangga. Hal ini disebabkan seperti tersebut di atas, bahwa seorang anak dalam hal ini bisa turut serta mempengaruhi anggaran pengeluaran rumah tangga. Penjumlahan setiap pengeluaran tiap individu-individu yang ada dalam anggota masyarakat tersebut merupakan permintaan pasar. Berdasarkan beberapa hal yang tersebut di atas, proses perilaku konsumen terbentuknya bersumber dari pemilik faktor produksi, produsen dan konsumen. Untuk menganalisa atau mempelajari teori perilaku konsumen ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. B. PENDEKATAN KARDINAL Pendekatan kardinal sering disebut dengan pendekatan marginal utility, yang bertitik tolak dari anggapan bahwa kepuasan itu dapat diukur dengan uang atau satuan lain. 104 ۞ Mikro Ekonomi maka harga output atau harga barang yang diproduksi juga naik dan biasanya diikuti dengan turunnya jumlah barang yang ditawarkan. c. Harga barang Lain Harga barang lain dalam hal ini adalah substitusi produk yang dihasilkan. Jika harga barang substitusi produk suatu barang turun, supaya tidak kehilangan pasar maka juga harus men­urunkan harga produknya. d. Ekspektasi harga Ekspektasi atau harapan atau perkiraan harga dimasa yang akan datang akan mempengaruhi produsen dalam hal jumlah barang yang akan ditawarkan. Sebagai misal, jika diperkirakan harga barang yang bersangkutan besuk pagi (jam 00.00) naik, maka saat ini produsen akan mengurangi jumlah barang yang ditawarkan karena akan lebih untuk kalau barang yang bersangkutan dijual di esok harinya. e. Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah antara lain berupa pajak dan subsidi. Dua instrumen kebijakan ini sangat bertolak belakang sifatnya atau pengaruhnya terhadap barang yang ditawarkan di pasar. Jika pemerintah menaikan pajak maka akan berakibat harga barang yang ditawarkan akan naik, hal ini biasanya akan diikuti dengan jumlah barang yang ditawarkan akan turun. Dan berlaku sebaliknya. Akan tetapi jika subsidi dari pemerintah naik terhadap suatu barang tertentu, biasanya akan berakibat pada turunnya harga barang yang ditawarkan dan implikasi selanjutnya adalah naiknya jumlah barang yang ditawarkan. Dan berlaku sebaliknya. Anton Bawono, M.Si. ۞ 93 4. Fungsi Penawaran Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara kuantita yang ditawarkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mem­ pengaruhinya antara lain: Teknologi (TG), Biaya Input (BI), Harga Barang Lain (Py), ekspektasi harga (EPx), Kebijakan Pajak (Tx), dan Kebijakan Subsidi (Tr). PERILAKU KONSUMEN BAB 4 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 94, 103, 01/04/14 06:22 AM Fungsi penawaran ini dapat ditulis dalam sebuah fungsi sebagai berikut: Qsx = f(TG, BI, Py, EPx, Tx, Tr) 30 Fungsi penawaran pada umumnya 0,2 disederhanakan dengan istilah ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap konstan) dalam Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X hal gambar kurvanya, hal ini disebabkan karena fungsi penawaran Pr osentase Perubahan H arga Barang Y tidak bisa digambarkan pada diagram dengan dua dimensi. Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X Persamaan fungsi penawaran jika disederhanakan dengan Pr osentase Perubahan Pendapatan riil asumsiBarang ceteris paribus, biasanya ditulis dalam persamaan ntase Perubahan Permintaan X ∆Q 1 / 2( P1 + P2 ) = a + bPx. sentase Perubahan H argQsx a Barang Y x ∆P ditawarkan 1 / 2(Q1 + Q2 ) Dimana: Qsx = Jumlah barang X yang A.PENDAHULUAN Perilaku konsumen tidak akan jauh dari hukum permintaan, yaitu jika harga barang atau jasa naik maka permintaannya akan turun dan ketika harga barang atau jasa turun maka permintaannya akan naik, hal ini dengan catatan dalam kondisi ceteris paribus. Kondisi ceteris paribus, yaitu kondisi manakala faktor-faktor lain dianggap konstan. Dalam perekonomian sederhana pada prinsipnya ada tiga ntase Perubahan Permintaan Barang X pelaku ekonomi, yaitu pemilik faktor produksi, produsen dan a = Konstanta Q − Q1 P − P1 ∆Qx r osentase Perubahan Pendapatan riil ∆Q 1 / 2( P1 + P2 ) x diperoleh dari Qs = konsumen. Pemilik faktor produksi dibutuhkan keberadaannya = b = Koefisien, nilainya dapat ∆P 1 / 2(Q1 + Q2 ) Q2 − Q1 P2 − P1 ∆Px untuk proses produksi, setelah digunakan faktor produksinya maka P = Harga barang X 1 / 2( P + P ) 1 2 akan mendapatkan pembayaran. Pembayaran yang diterima oleh Untuk mendapatkan fungsi penawaran menggunakan 30 − 60 100 + 120 ) − 4 1 / 2(dapat x εh = − 2 x εh = − 1,5 pemilik faktor produksi ini akan dapat digunakan untuk memenuhi 20 1 / 2(10 + 6) pendekatan matematika sebagai berikut: 40 40 kebutuhan, pada posisi untuk memenuhi kebutuhan ini, pemilik faktor Q − Q1 P − P1 ∆Qx 1 / 2( P1 + P2 ) ∂Q ∂Q P ∂Q P Qs = = − 1 110 − 110 x x berfungsi sebagai konsumen. − 2,75 εh = = produksi εh = akan x / 2(Q1 + Q2 ) Q2 − Q1 P2 − P1 ∆Px 5 8 40 ∂P Q ∂P Q ∂P Produsen dalam proses produksinya untuk menghasilkan barang Contoh 30 Kasus:− 60 / 2(100 + 120) εh = − 2 x εh = − 1,5 dan jasa yang akan ditawarkan di pasar, produsen tersebut akan 1 / 2(10 + 6) 40Pada saat harga 40 kelereng Rp. 100,- jumlah kelereng yang dita­ − P1 Rp. Q − Q1naik P Q−9 P − 100 Q−9 P − 100 membutuhkan input-input untuk proses produksinya, dalam hal ini war­kan 9 unit, tetapi jika harga kelereng tersebut = = menjadi Qs = = Qs = Qs = 15 − 9 120 − 100 produsen6ini berperan 20 sebagai konsumen, yaitu konsumen input atau Q1 P2 15 − Punit. ∂Qkelereng yang∂ditawarkan Q Pjumlah Q P Q2 −menjadi 10 − 110 1 120,-,∂maka 1 / 2(Q1 + Q2 ) 8 40 − 2,75 εh = Q − Q1 P − P1 = Q2 − Q1 P2 − P1 94 x x = εh = ∂P Q ∂P Q ∂P 21 ∂ Q 0,3 ∂ P ۞ Mikro Ekonomi Qs = Q−9 P − 100 = 15 − 9 120 − 100 Qs = ε h = ∂ Q x P ε h = - 0,2 x 120 ε h = 0,3 x 120 15 6 ∂P Q Q − 9 P − 100 = 6 20 Anton Bawono, M.Si. ۞ 103 Pr osentase Perubahan H arg BarangPerubahan Y Praosentase Permintaan Barang X Pr osentase Perubahan Pendapatan riil Pr osentase Perubahan Permin 30 taan Barang X Pr osentase Perubahan Pendapa 1 / 2(riil P1 + P2 ) ∆Q tan TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 102, 95, 01/04/14 06:22 AM ∆Q 1 / 2( P1 + P2 ) x ∆P 1 / 2(Q1 + Q2 ) 0,2 x ∆P 1 / 2(Q1 + Q2 ) Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X Q − YQ1 30P − P1 ∆Qx PrQosentase H arga Barang 1 / 2( P1 +Perubahan P2 ) ∆ = Qs = Carilah tertentu yang akan dikenakan pajak, agar kebijakan peme­ ∆P x 1 / 2(Q + Q ) ∆Px Ditanya: Q2 − Q1 0,2fungsi P2 − P1penawaran barang tersebut disertai 1 2 Barang X rintah tersebut tidak salah sasaran. P −Per P1mintaan − Q1 kurvanya. ∆Qx Pr osentaseQPerubahan ∆Q 1 / 2( P1 + P2 ) x Qs = = tan riil 30 −Pr60 osentase Perubahan Permintaan Barang X Bagi manajemen perusahaan merespon Diketahui: 4 osentase 1 / 2(100 +Perubahan 120) P2 − P1 Pendapa − Pr ∆P 1 / 2harus (Q1 + Qdapat ∆Px 2) x Q 2 − Q1 εh = − 2 x εh = − 1,5 kebijakan pajak dari pemerintah berkaitan dengan barang 20 1 / 2(10 + 6) 40PrQosentase P =40 100 = 9 Perubahan H arga Barang Y ∆Q 1 / 2( P + P ) 1 1 1 2 − 60 (100 + 120) yang teliti x30 − 4 1 / 2pengamatan dagangannya, dengan melakukan P = 120 Q = 15 x εh = −∆2P−x1 1110 − 1,52 Perubahan ∂Q2 / 2 (Q1εh+−=Q110 ∂Q P Pr osentase ∂Q PPermintaan Barang X 2) 1 / 2(10 + 6dan ) pena­waran x Pr osentase x εh = = εh = x40 40 − 2,75 mengenai elastisitas dan slope 20 dari permintaan Jawab: Perubahan 5 8 40 ∂P Q ∂P Q Pendapatan riil ∂P di pasar. Sehingga dalam mengalihkan pajak ke konsumen Q − Q1 P − P1 ∆Qx ) ∆Q 1 / 2(∂PQ 1 + P2P − 1 110 − 110 x ∂Q Qs = ∂Q P = ∆Q 1 / 2( P + P ) dapat dengan tepat besarnya. xKalau tidak dapat −menge­ 2,75 = εh = Q −x Q P −xP 1 2 ∆P εh 1/= 2(Q1 + xQ2 ) ∆Px 2 1 2 1 5 8 40 ∂ P Q ∂ P Q ∂ P ∆ P 1 / 2 ( Q + Q tahui elastisitas dari permintaan dan penawaran barang 1 2) Q − Q1 P − P1 Q − 9 P − 100 Q−9 P − 100 30= = =) Qs =− 60 Qs = / 2(100 + 120 − 4Qs1= dagangannya, pengalihan pajak kekonsumen dapat me­ x Q −Q ε ε h = 1 , 5 − h = − 2 x Q − Q1 P − P1 15 − 9 120 − 100 6 20 P P − Qx ∆ 1 / 2 ( P P ) + Q ∆ 2 1 2 1 1 2 20 1 / 2(10 + 6) 40 40 x nyebabkan prodak kita akan ditinggalkan konsumen. Qs = = ∆ P 1 / 2 ( Q + Q ) Q2 − Q1 P2 − P1 ∆Px − P1 Q − Q1fungsiPpenawaran­ Q − 9 P − 100 1 2 Q−9 P − 100 Seringkali produsen tidakQs mengetahui 21= = = Qs = Qs =∂Q 120 ∂Qε h = 0,3 x 120 ∂Q P = P ∂ Q ∂ Q 100 P 15 − 9− 110 20 Q2 − Q1 kebijakan P2 − P1 dalam− 10x,3110 εεhh ==- 0,2 6x ε h120 = − − 2,x75 =1 / εh+15 = ) x nya, sehingga sering kesulitan mengambil 4 2 ( 100 120 − 6 ∂ P ∂ P Q 5 8 40 ∂P Q ∂PQεh = − 2 x 30 εh = − 60 − 1,5 ∂–P600 x 20Qs – 180 = 6P20 merespon pengenaan pajak dari pemerintah. Pada prinsipnya 1 / 2(10 + 6) 40 40 21 120 = – 420 + 6P : 20 ε h = - 0,2 x 120 ε h = 0,3 x 20Qs dalam pengalihan pengenaan pajak ∂ Qsupaya ∂Q P tidak ini ε h =produsen x ∂Q ∂Q P ∂Q P ,3 dengan − 1 110 − 110 15 = –21 + 0,3P 6 ∂P P Qdapat Qs ditinggalkan konsumennya, 0yaitu cara ∂harus x x − 2,75 εh = = εh = x Q − Q1 P − P1 Q−9 P −5100 8 40 Q − 9 P − 100 ∂P Q ∂ P Q ∂ P meng­inelastiskan demand dan harus dapat mengelastiskan = = Qs = = Qs = Qs = Kurvanya: 15 − 9 120 − 100 6 20 Q2 − Q1 P2 − P1 supply. Qs = –21 + 0,3P Fungsi Permintaan: 21 Untuk mendapatkan titik potong Q− Q120 terhadap P − P1 sumbu P dan Q−9 Q −Q9sebagai P − 100 ∂ Q ε h = ∂ Q x P ε h = - 0,2 x 120 Qs ε h == 0,3 x 1 = Qs = = Qs = berikut: 0,3 ∂ P 15 6 ∂P Q 15 − 9 120 − 100 6 Q2 − Q1 P2 − P1 P1 = 0 Q1 = –21 21 120 120 ∂ Q ∂Q P =70 Q 2 = 0 P2 = ε h = 0,3 x ε h = - 0,2 x 0,3 ∂ P ε h = ∂ P x Q 15 6 S P 120 B 100 Gambar 3.11 Kurva Pena­ waran Kelereng 102 ۞ Mikro Ekonomi B A 70 -21 0 9 Q 15 Anton Bawono, M.Si. ۞ 95 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 96, 101, 01/04/14 06:22 AM 51 51 120 ∂Q P 120 ∂ Q 120 ∂∂QQ P ∂ Q P120 ∂ Q ε h ∂= Q∂ Q εxh P= x εx h = - 0,2 x ε h = x x ε h = 0,3 ε h x= - 0,2 x ε h ε=h = 0,3 0 , 5 15 0 , 5 6 ∂ P ∂ P Q ∂P Q 15 6 ∂P ∂P ∂P Q ∂P ∂P Q Keseimbangan tersebut terjadi berawal dari adanya interaksi εh = 2,4 εh = 4 antara penawaran (penjual) dan permintaan (pembeli) di pasar. Interaksi tersebut memunculkan adu kekuatan antara penjual dan Berdasarkan hasil perhitungan di atas koefisien elastisi­ pembeli, yang dilanjutkan dengan kesepakatan-kesepakan antara tasnya terlihat lebih elastis permintaan, maka dapat di ambil keduanya. kesimpulan: bahwa pasar pada contoh kasus ini Buyer Market. C. KESEIMBANGAN PASAR 1. Keseimbangan Umum Kondisi keseimbangan tercapai manakala besarnya jumlah yang diminta (Qd) sama dengan besarnya jumlah yang ditawarkan (Qs), atau besarnya harga yang diminta (Pd) sama dengan besarnya harga yang ditawarkan (Ps). Posisi keseimbangan ini sering dituliskan dengan: Qd = Qs atau Pd = Ps Contoh Kasus: Pada saat harga barang Rp. 100,- jumlah barang yang diminta 10 unit dan yang ditawarkan 9 unit, tetapi jika harga barang tersebut naik menjadi Rp. 120,- maka jumlah barang yang diminta turun menjadi 6 unit tetapi yang ditawarkan naik menjadi 15 unit. Ditanya: Carilah berapa harga dan kuantita keseimbangan pasar disertai gambar kurvanya? Diketahui: Fungsi permintaan: Qd= 30 – 0,2P (Lihat pada contoh kasus permintaan) Fungsi penawaran: Qs = –21 + 0,3P (Lihat pada contoh kasus penawaran) 96 ۞ Mikro Ekonomi b.Slope permintaan dan slope penawaran Untuk mengidentifikasi besarnya slope dapat dilihat pada nilai koefisiennya, berdasarkan contoh kasus di atas nilai slope permintaan lebih kecil dibanding slope penawaran, maka dapat disimpulkan pasarnya adalah Buyer Market. Pada prinsipnya kebijakan pemerintah sebagai kajian mikro ekonomi antara lain meliputi pajak dan subsidi yang dampaknya akan menggeser kurva penawaran. Kurva pe­ nawar­an dapat bergeser: a. naik, jika pemerintah mengambil kebijakan pajak naik atau subsidi turun. b. turun, jika pemerintah mengambil kebijakan pajak turun atau subsidi naik. Berkaitan dengan kebijakan pembebanan pajak yang dikenakan kepada produsen yang pembebanan tersebut akan di alihkan sebagian atau seluruhnya kepada konsumen membutuhkan pertimbangan yang lebih bagi pengambil kebijakan baik di tingkat pemerintah maupun manajemen perusahaan. Bagi pemerintah, kebijakan tersebut harapannya tidak menimbulkan kerugian yang besar bagi konsumen dan dapat menjaga stabilitas ekonomi disamping untuk meningkatkan pendapatan negara. Sehingga membutuhkan pengamatan yang teliti mengenai elastisitas dan slope dari per­mintaan dan penawaran di pasar berkaitan dengan barang Anton Bawono, M.Si. ۞ 101 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 100, 97, 01/04/14 06:22 AM Untuk melihat Bargaining Power dari barang yang diperdagang­ kan dapat dilihat dari: a. Membandingkan elastisitas demand dan elastisitas supply - Jika demand lebih elastis dibandingkan supply maka pasarnya merupakan Buyer Market - Jika supply lebih elastis dibandingkan demand maka pasarnya merupakan Sallers Market b.Melihat Slope nya - Jika slope demand lebih kecil dibandingkan slope supply maka pasarnya merupakan Buyer Market. - Jika slope supply lebih kecil dibandingkan slope demand maka pasarnya merupakan Sallers Market. Contoh kasus: Kalau kita melihat contoh kasus pada keseimbangan pasar tersebut di atas, kita dapat mengidentifikasikan: 51 ∂ Q 0,5 ∂ P 51 ∂ Q 0,5 ∂ P a. Elastisitas permintaan dan penawaran Fungsi permintaan: Qd = 30 – 0,2P (Lihat pada contoh kasus permintaan) Fungsi penawaran: Qs = –21 + 0,3P (Lihat pada contoh kasus penawaran) Jika kita mengambil contoh kasus jika pada saat harga Rp. 120, Elastisitas permintaan: Qd = 30 – 0,2P Qd = 30 – 0,2(120) Qd = 30 – 24 Qd = 6 100 ۞ Mikro Ekonomi Gambar Kurva: S P 150 102 E 70 Elastisitas penawaran: Qs = –21 + 0,3P Qs = –21 + 0,3(120) Qs = –21 + 36 Qs = 15 51 120 120 ∂ Q 120 ∂ Q∂ Q P P ∂ Q 120 ε h = ∂ Q∂ Q ∂ Q0,3 xP ε h = 0,3 P x ε h = - x0,2 x = h = x ε hε =h = –h 0,2 x ε h = ∂- P0,2=εx 0,3 ε = x 6 0,5∂ P ∂ P Q 15 6 ∂ P∂ P Q ∂P Q ∂P Q 15 51 120 120 120 ∂ Q P Q ∂ 120 ε h = ∂∂QQ xP ε∂hQ= - P ∂ Q P 0,2 x ε h = - 0,2 xε h = ∂ Qx ε h ε=h = 0,3x x ε h = 0,3 x 6 ∂P 0,5 ∂∂PP Qε h = ∂ P x Q 15 6 ∂ P∂ P Q ∂P Q 15 ∂ Q ε h = ∂ Q x P ε h = 0,3 x 120 15 ∂P ∂P Q Jadi keseimbangan terjadi pada saat harga barang sebesar Rp. 102,- dan kuantita barang sebesar 9,6 unit. Jawab: Keseimbangan terjadi Qd = Qs 30 – 0,2P = –21 + 0,3P 51 = 0,5P 51 120 ∂Q P P = ∂ Q ε h = - 0,2 x 0,5 ∂ P ε h = ∂ P x Q 6 P = 102 Mencari kuantita keseimbangan: Qd = 30 – 0,2P Qs = –21 + 0,3P Qd = 30 – 0,2(102) Qs = –21 + 0,3(102) Qd = 30 – 20,4 Qs = –21 + 30,6 Qd = 9,6 Qs = 9,6 D Q –21 0 9,6 30 Q Gambar : 3.12 Kurva Keseimbangan Pasar Anton Bawono, M.Si. ۞ 97 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 98, 99, 01/04/14 06:22 AM 2. Shortage Demand/Supply dan Excess Demand/Supply Sebuah keseimbangan jika sudah tercapai akan cenderung untuk bertahan pada kondisi keseimbangan sebelumnya. Jika terjadi kenaikan harga, maka akan terjadi kelebihan penawaran (excess supply) dan terjadi kekurangan permintaan (shortage demand) yang dampaknya akan mengembalikan harga ke harga semula dan sebaliknya jika ada penurunan harga. Lebih jelasnya dapat dilhat dalam kasus berikut: Kondisi ini menyebabkan terjadinya excess demand atau terjadi shortage supply Dua kejadian tersebut di atas dapat dijelaskan dalam kurva berikut ini: P 150 Ditanya bagaimana kondisi keseimbangan yang terjadi? Diketahui: Perubahan harga jika ada kenaikan menjadi Rp. 120 atau jika terjadi penurunan menjadi Rp. 80,-. Jawab: Jika P = 120 Jika P = 80 98 ۞ Mikro Ekonomi E 102 80 70 D Q –21 0 3 6 9,6 14 15 30 Q Gambar 3.13 Gambar : :3.13 Shortage Demand/Supply dan Excess Demand/Supply Shortage Demand/Supply dan Excess Demand/Supply Qd = 30 – 0,2P Qs = –21 + 0,3P Qd = 30 – 0,2(120) Qs = –21 + 0,3(120) Qd = 30 – 24 Qs = –21 + 36 Qd = 6 Qs = 15 Kondisi ini menyebabkan terjadinya excess supply atau terjadi shortage demand Qd = 30 – 0,2P Qd = 30 – 0,2(80) Qd = 30 – 16 Qd = 14 120 Contoh Kasus: Jika dalam kondisi keseimbangan sebelumnya (contoh kasus keseimbangan di atas) terjadi kenaikan harga menjadi Rp. 120,atau terjadi penurunan harga menjadi Rp 90,- S Qs = –21 + 0,3P Qs = –21 + 0,3(80) Qs = –21 + 24 Qs = 3 3. Analisis Pergeseran Beban Pajak Kebijakan pemerintah berupa pajak yang termasuk dalam kajian mikro ekonomi adalah pajak penjualan. Pajak penjualan termasuk dalam pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pem­ bebanannya dapat dialihkan sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain. Jadi pajak penjualan adalah pajak yang sebenarnya wajib dibayarkan atau pembebannannya dikenakan kepada produsen atau penjual tetapi seringkali pembeli terkena imbas dari pengenaan pajak penjualan tersebut. Kemampuan penjual mengalihkan beban pajak ini kepada pembeli tergantung dari Bargaining Power sifat barang yang diperdagangkan bagi seorang pembeli. Anton Bawono, M.Si. ۞ 99 ∆Qx Px Py Px Py 1 1 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 122, 107, 01/04/14 06:23 AM Px MRSxy = − Py ∆TU ∆Qx X= MUx Px − =− MUy Py MUx MUy MUx MUy 6 6 Px MUx ∂Y = = MRSxy =− =− = = Px Py 1 1 Py Px MUy Py ∂X -½ ½ -½ ½ ½X Y ½Y X MUx MUy MUx MUyMUx 6 = MUy 6 = = = Py ==>MUx Px Px = Py Px Px MRS = − − = − xy Px Py Px ∆TUPyPMUx 1 1MUy MU MUx y y PyMUy 6 6 X= =-½ ½ = ½ = X = PYPx ½ X-½ YPy 1 1 MUy MUx MUy 6 6 ∆Qx PXPx½ Y Py -½ ½ -½ ½ = = = I PX Y X = PY X Y MUx ∂Y Px Py MUy 1 16 6 MRSxy = − PI x==YPy MUx ∆TU PyMUx MUy − .Px + Y=.Py YPy Y = 2 Py = Px = = ½ Py½ Px MUy XY½=Y∂X½ MU P x xPX X X = PY ∆Qx MRS Px xy = −Py Px Py− 1 1= − Px Px Px PY Y MUx Py MUy Py X= MRSxyPX = −YPy − =− y 12 MUy Py YP=YPy X = MUx Px x 4 -½persamaan ½ X = Px − MU P x x = − MUx MUy PxPx ½X Y ½Y1-½ X½ ∂Y MRSxy = − − Px = − MUx = y MU y = − Py = − MRS xy = ==> Px Py MUy Py MUx =∂Y Py Py MUy Px ∂X Py Px MRS = − = xy = − I = X.Px +PY.Py persamaan y MUy ∂X3.2 2 6 X= Px ∂MUx ∂Y Px xy MUx Y Sxy = − MRS = − = − Py == − MUy = ∂X Py MUy ∂X ⇔X= Substitusi persamaan 1 ke persamaan 2 4 3.2 6 -½ ½ -½ ½ YPy XX =3.2 ⇔ X =-½6 ½Y = I -½ ½ ½X Y ½Y MUx MUy = = .Px4 +⇔ Y .Py X = ==> = IX ½X=4 Y ½Y X MUx MUy Px =Py 4 ==> = 2 Py -½ ½ 4 Py Px ½X-½ Y½ ½Y X MUx Px MUy Px Py Px Py ==> ½ = -½ I = Y.Py + Y.Py Y Px½Y -½ X½Py MUyPx = ½X ==> Py = I = 2Y.Py Py Px Py 12 Y= I YPy 12 I Y4 = 12YPy persamaan 3 Y= I YPy I = .Px +6Y .YPy Y= = .Px + Y .Py .Px + YPx .Py Y2=IPy MUx MUyI = MUx MUy 6= 2 Py 2 . 2 2 Py Px 2.2 Px = = = PxYPy Py Px Py 1 I 1 12 Y= Y= = .Px + Y .Py 2 Py Px 2 .2 12 Y= 12∆TU MUx MUy MUx MUy 12 6 6 YPy 4 Y = = = = X ==Y Py ∆Qx Py Px Px PPx x x 4MU 4 1 1 − − =− Px 2 Py MUy Py Y=3 YPy 1 X = Px MUx Persamaan Px Px MUx ∂Y MRS − =− = xy = − MRSxy = − = − Px Py MUy Py Py MUy ∂X 3.2 6 ⇔ X = = 1,5 Px MUx Y = ∂X = MRSxy = − = − 4 4 x Py ½X-½ Y½ ½Y -½ X½ MUy = ==> = Py Px Py I= YPy .Px + Y .Py Px 12 4 ∂X 3.2 2 Py 122 Y= 12 4 YPy .Px + Y .Py Px ۞ Mikro Ekonomi 2 .2 Y= I 2 Py Y= 12 2 .2 Y= YPy Px 12 2 .2 YPy 6 X = 3.2 X = Px ⇔ X = 4 4 walaupun yang dikonsumsi bertambah dari 5 ke 6. Disamping itu dapat juga dilihat dari tambahan kepuasannya pada konsumsi sejumlah 5 ke 6 ditunjukkan sebesar 0, hal ini menunjukkan konsumen telah mencapai saturation point (titik jenuh). Setelah mengalami titik jenuh ini, ketika jumlah barang yang dikonsumsi ditambah akan menyebabkan total kepuasan menurun dan besarnya tambahan kepuasan akan menjadi negatif. Kondisi ini dapat diperjelas dengan memperhatikan gambar berikut: TUx X= 4 Y= 12 2 .2 Y= 12 2 .2 3.2 6 ⇔X= 4 4 TU max 30 0 1 2 3 4 5 6 7 Qx 1 2 3 4 5 6 7 Qx MUx 10 16 6 Pembuktian: X= ⇔X= 4 4 -½ ½ X.Px ½X-½ YI½ = ½Y X + Y.Py MUx MUy = ==> = Px Py Px 12 = 1,5.( Py 4 )+ 3.( 2 ) I 12 Y= Y12 = = 12 terbukti I= = MUy 3.2 6 ⇔X= 4 4 X= Muy = ½Y-½ X½ ∆TU ∆Qx YPy Px 0 Gambar : 4.1 Hubungan Antara Kurva TU dan MU Anton Bawono, M.Si. ۞ 107 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 108, 121, 01/04/14 06:23 AM Hubungan TU dan MU ditunjukkan dengan TU akan me­ningkat bilamana MU lebih besar dari 0 (positif) dan TU maksimum pada saat MU sama dengan 0, selanjutnya TU akan menurun jika MU lebih kecil dari 0 (negatif). c. Keseimbangan konsumen Usaha konsumen untuk mencapai kepuasan yang maksimum dibatasi oleh garis anggaran. Penggambaran antara keinginan konsumen dan kepuasan konsumen akan menunjukkan posisi keseimbangan konsumen. Kepuasan mencapai maksimum/keseimbangan apabila budget line tepat menyinggung IC. pada MUy titik singgung MUx MUyterjadi MUx 6 6 antara ∆TU Keseimbangan = = = kurva konsumen dengan Qx indiferens Px Py Px Py6 anggaran. 1 1 Secara MUy MUx MUy 6 garis ∆TU ∆MUx = = = matematis; kurva kurva MUx MUyslope 6 Px 6 ∆TU MUx MUy Py indiferens 1 1 sama dengan = ∆Qx Px = Py = slope (-Px/Py). ∆Qx Px Py Px kurva Py garis1 anggaran, 1 3. Keseimbangan Konsumen Konsumen akan mencapai keseimbangan apabila dengan sejumlah dana yang tertentu besarnya dapat mengkonsumsi sejumlah kombinasi barang X dan Y pada hargaharga yang tertentu dengan mencapai kepuasan maksimum. Atau apabila rupiah terakhir yang digunakan untuk membeli barang sama dengan tambahan kepuasan yang diperoleh dari unit terakhir barang tersebut. Seorang konsumen dinyatakan telah mencapai kepuasan maksimum apabila konsumen sudah menggunakan pendapatnnya sedemikian rupa sehingga kepuasan dari setiap rupiah terakhir yang dibelanjakan untuk berbagai barang sama besarnya karena berlakunya Law of Deminising Marginal Utility. Px MRSxy = − Py Px Dalam bentuk matematika: MUx MUy 6 6 ∆TU MUx MUy = = = a. Equilibrium tercapai pada saat: ∆Qx Px Py Px Py 1 1 b. Dengan catatan seluruh pendapatannya sudah dibelanjakan (I = X.Px + Y.Py) Px MUx Px MRSxy = − − =− c.Dimana: Py MUy Py I = Pendapatan Px MUx ∂Y = MRSxy = − = − X = Jumlah barang X Py MUy ∂X Px = Harga barang X Y = Jumlah barang Y ½X-½ Y½ ½Y -½ X½ MUx MUy = ==> = Py = Harga barang Y Px Py Px Py Contoh Kasus: I YPy Jika diketahui seorang konsumen Imemiliki sebesar Y= = .Px + Yuang .Py 2 Py Px Rp. 12,- mengkonsumsi 2 barang X dan Y dengan harga masing108 ۞ Mikro Ekonomi Y= 12 4 MUx Px − =− y YPy Py PMU x MUx MRSxy = − − =− X = Px MU Px Py x MUy Py MRSxy = − − =− Px Py MUy Py Px MUx ∂Y = MRSxy = − = − Px MUx ∂Y MRSxy = − = − Py = MUy ∂X Px MUx ∂Y Py MUy ∂X = MRSxy = − = − Py MUy ∂X X= YPyX = Px YPy Px 3.2 3.2 X = 6 ⇔ X = X 6= ⇔ X =4 Contoh Soal: 3 . 2 -½ X ½= -½ ½= 4 4 ⇔ X Y ½Y X MUx MUy -½ ½X Diketahui: 4 = ½4 ½X==>Y½ ½Y -½ X MUx MUy = ½ =Px Py Py IC½Y =-½ f(X,Y) ½X=-½Px Y½ ==> X MUx MUy Py Px Py = ==>Px = ½ ½ X Y Px Py Px U = Py Px = Rp. 4,I 12 YPyPyI ==YPy Rp. 2,I Y= 12 Y= Y .IPy.Px + Y .Py Y = I= .Px + Px Y= 2 Py 2 .2 YPy 12 2 Py 2 .2 = Rp. 12,I= .Px + Y .Py Px I Y= Y= Py 2 2 .2 3.2 6 Px Ditanya: X= ⇔X= 4 4 Berapa X dan Y yangg harus dibeli supaya 12 12 Y =barang Y= 12 4 diperoleh kepuasan maximum 4 Y= 4 Jawab: U = X ½ Y ½ 12 Y= Mux = ½X-½ Y½ 2 .2 YPy X= Px Anton Bawono, M.Si. ۞ 121 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 120, 109, 01/04/14 06:23 AM masing Rp. 1,- dan memiliki tabel MU seperti di bawah ini: a. Kurva Anggaran dan Perubahan Anggaran UNIT 1 2 3 4 5 6 7 8 MUx 16 14 12 10 8 6 4 2 MUy 11 10 9 8 7 6 5 4 Gambar 1: Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah Y dan Jumlah X, disebabkan oleh Naiknya Anggaran Konsumen. Gambar 2: Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah X, Y tetap, disebabkan oleh Turunnya harga barang X b. Menentukan Jumlah Kepuasan Konsumen IC1 dengan titik A dan B menunjukkan kepuasan Konsumen belum optimal, IC2 dengan titik C konsumen mencapai titik optimum IC3 dengan titik D anggaran konsumen tidak men­ cukupi untuk memenuhi kebutuhan barang X dan Y 120 ۞ Mikro Ekonomi Ditanyakan: berapa barang x dan y yang dibeli konsumen supaya dapat dicapai kepuasan maksimum? Diketahui: Px = Rp. 1,-/ Unit Py = Rp. 1,-/unit I = Rp. 12,Jawab: Cara Menyelesaikan • Rp. 1,-ke-1 beli X = 1 Mux = 16 • Rp. 1,-ke-2 beli X = 1 Mux = 14 • Rp. 1,-ke-3 beli X = 1 Mux = 12 • Rp. 1,-ke-4 beli Y = 1 Muy = 11 • Rp. 1,-ke-5 beli X = 1 Mux = 10 • Rp. 1,-ke-6 beli Y = 1 Muy = 10 • Rp. 1,-ke-7 beli Y = 1 Muy = 9 • Rp. 1,-ke-8 beli X = 1 Mux = 8 • Rp. 1,-ke-9 beli Y = 1 Muy = 8 • Rp. 1,-ke-10 beli Y = 1 Muy = 7 • Rp. 1,-ke-11 beli X = 1 Mux = 6 • Rp. 1,-ke-12 beli Y = 1 Muy = 6 Rp.12,Berdasarkan perhitungan tersebut di atas jumlah uang sudah digunakan secara keseluruhan Rp. 12,- dan mampu membeli x sebesar 6 dan y sebesar 6. Anton Bawono, M.Si. ۞ 109 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 110, 119, 01/04/14 06:23 AM Pembuktian: MUx MUy 6 6 ∆TU MUx MUy 1. Tercapai = equilibrium: = = ∆Qx Px Py Px MUx MUy MUx MUy 6 6 = = = Terbukti Px Py Px Py 1 1 Py 1 1 X= YPy Px MUx Px I = x.Px + y.Py 2. Semua sudah−digunakan: MRSxy anggaran =− =− Px Py MUy Py 12 = 6 . 1 + 6 .YPy 1 Px MUx Px 12 = 6 + 6X = Px MUx ∂Y Sxy = − − =− =− = MRSxy = − Px Py MUy Py P y 12 = 12 Terbukti MUy ∂X 3.2 6 X= ⇔X= Px MUx ∂YSoal Latihan: 4 4 MRSxy = − = − = -½ ½ -½ ½ Py MUy ∂X ½X Y ½Y X MUx MUy Jika diketahui seorang memiliki uang sebesar Rp. = ==> konsumen = 6 Px Py X = 3.2Px Py ⇔ X = 16,- mengkonsumsi 2 barang a dan b dengan harga a (Pa) Rp. 4 4 -½ harga dan ½X-½ Y½ 2,-½Y X½ b (Pb) Rp. 1,- dan memiliki tabel MU seperti di MUx MUy = ==> = I YPy 12 bawahPyini: Px Py Px Y= I= .Px + Y .Py Y= 2 Py Px Unit I= 1 I YPy .Px + Y .Py Px Y= Y= MUa 2 Py 40 MUb 12 Y= 4 2 12 4 30 2 .2 3 4 5 6 7 8 Y= 35 2.230 25 20 15 10 5 26 18 14 10 6 2 12 22 4. Garis Anggaran (Budget Line) Merupakan batasan (constrain) kemampuan konsumen, secara umum satuan uang (M) Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M jika konsumen ingin menggunakan semua anggaran yang tersedia Px(Qx) + Py(Qy) = M Ditanyakan: berapa barang a dan b yang dibeli konsumen supaya dapat dicapai kepuasan maksimum? 4. Kondisi Keseimbangan Konsumen dan Kurva Permintaan Konsumen Secara teoritis, konsumen akan memperoleh kepuasan total (TU) maksimum pada saat harga (P) sama dengan tambahan ke­ puasan (MU). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam contoh kasus berikut ini: Jika diketahui: Fungsi TU = 16Qx – Qx2 110 ۞ Mikro Ekonomi Anton Bawono, M.Si. ۞ 119 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 118, 111, 01/04/14 06:23 AM b. Antara IC yang satu dengan yang lain tidak saling me­ motong X1 .. A C . B IC2 IC1 X2 0 c. Yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yg lebih tinggi d. Kumpulan kurva indiferens menjadi kurva indiferens map 3. Marginal Rate of Substitution (MRS) Menunjukkan jumlah barang Y yang rela dikurangi disebab­ kan konsumen menambah jumlah barang X. 118 Titik X Y A 1 9 B 2 6 C 3 4 D 4 3 E 5 2 ۞ Mikro Ekonomi Px = 4 Jawab: MUx merupakan turunan pertama dari TU MUx = 16 – 2Qx TUx max MUx = Px 16 – 2Qx = 4 2Qx = 16 – 4 Qx = 6 Setelah kita dapat memperoleh nilai Qx nya kita dapat mengetahui nilai TU nya dengan memasukkan nilai Qx tersebut ke dalam persamaan TU, seperti berikut ini: TUx= 16Qx – Qx2 = 16(6) - 62 = 96 – 36 = 60 Berdasarkan perhitungan MUx setelah diketahui harga X, kita dapat memperoleh gambar kurva MU dan kurva permintaan terhadap barang X, yang dapat dilihat dalam Gambar 4.2. C. PENDEKATAN ORDINAL Pendekatan ordinal muncul yang disebabkan karena adanya ke­ter­batasan-keterbatasan dalam pendekatan kardinal, walaupun ini tidak berarti pendekatan kardinal tidak memiliki kelebihan. Pendekatan kardinal memiliki kelebihan dalam hal mengungkapkan atau menjawab pertanyaan tentang ukuran, misalnya bahwa seseorang menyukai suatu kombinasi barang tiga kali lebih besar dibanding kombinasi yang lain. Di dalam pendekatan ordinal tidak dapat menjawab hal tersebut, disamping pendekatan ordinal memiliki kelebihan dalam hal lain yang dijelaskan dalam materi berikut. Anton Bawono, M.Si. ۞ 111 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 112, 117, 01/04/14 06:23 AM MUx 16 Y IC3 8 IC2 MUx = 16 – 2Qx IC1 4 0 0 4 6 Qx Px A 8 B 4 D 0 4 6 g. h. i. j. X Gambar 4.5 Gambar Kurva Indiferen Perfect Complement Bad Combination of likes and dislikes Neutral Combination between the preferred and neutral Satitation Well-Behaved preferences Di samping memiliki karakteristik, kurva indiferen me­ miliki juga sifat-sifat khusus. Sifat-sifat dari kurva indiferen antara lain: a. Turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung ter­ hadap titik origin X1 Qx Gambar 4.2 Gambar 4.2 Gambar Penurunan Kurva Permintaan Gambar Penurunan Kurva Permintaan 1. Asumsi-asumsi dalam Pendekatan Ordinal Di dalam pendekatan ordinal ada beberapa asumsi yang digunakan antara lain: a. Konsumen mampu membuat orde kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan kepuasan yang diperoleh. 112 ۞ Mikro Ekonomi 0 X2 Anton Bawono, M.Si. ۞ 117 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 116, 113, 01/04/14 06:23 AM yang perfect substitutes adalah bahwa kurva indiferen memiliki slope yang konstan. Y IC1 0 f. 116 IC2 IC3 X Gambar 4.4 Kurva Indiferen Perfect Substitutes Perfect complement Dikatakan perfect component jika kombinasi barang ter­ sebut bersifat saling melengkapi dengan sempurna, yaitu antara satu barang dengan barang satunya saling tergantung dan tidak akan berfungsi dengan sempurna kalau hanya salah satu yang dikonsumsikan ataupun jumlah mengkonsumsinya berbeda. Jadi kedua barang tersebut dikonsumsikan harus secara bersamaan dan dalam jumlah proporsi yang tetap. Contoh barang yang memiliki substitusi sempurna adalah sepatu sebelah kiri (X) dan sepatu sebelah kanan (Y), kita tidak mungkin hanya menggunakan sepatu sebelah kiri ataupun sebaliknya saja. Demikian juga proporsinya tidak mungkin berbeda dan harus sama, karena tidak akan ber­ manfaat (dalam kondisi normal) jika sepatu kanan lebih banyak dibanding yang kiri. Kondisi ini dapat diilustrasikan dalam gambar berikut. ۞ Mikro Ekonomi b. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan meng­ hadapi harga barang yang tertentu pula. c. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum. Berkaitan dengan kemampuan konsumen dalam membuat orde atau urutan kepuasan menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi. Jika konsumen lebih menyukai kombinasi yang pertama dari yang lainnya, berarti bahwa konsumen akan memilih satu di atas yang lainnya, pada kesempatan tertentu. Preferensi bekerja berdasarkan asumsi, asumsi preferensi ber­ sifat fundamental, sebagai aksioma teori konsumen. Aksioma preferensi konsumen meliputi: a.Complete Jika dua kombinasi barang dapat dibandingkan, maka kita dapat membuat pilihan. Misalkan ada kombinasi x dan kombinasi y, jika di asumsikan (X1, X2) > (Y1,Y2), maka konsumen pasti akan memilih kombinasi (X1, X2) dari pada (Y1,Y2). b.Reflexive Jika suatu kombinasi barang tertentu sudah pasti minimal sama baik dengan kombinasi identik. Hal ini me­ nun­juk­­kan seseorang tersebut tidak mungkin mengatakan suatu kombinasi barang lebih disukai dari yang lain padahal keduanya identik. Misalnya ada kombinasi (X1, X2) > (X1,X2). c.Transitive Transitive lebih merupakan hipotesis mengenai tingkah laku pilihan manusia, jadi bukan hanya pernyataan logika murni. Misalnya: Jika (X1, X2) > (Y1,Y2) dan (Y1,Y2) > (Z1, Z2), hal ini kita asumsikan (X1, X2) > (Z1,Z2). Berdasarkan contoh ter­sebut, kita dapat mengatakan bahwa X paling sedikit sama menariknya dengan Y dan Y paling sedikit sama menariknya Anton Bawono, M.Si. ۞ 113 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 114, 115, 01/04/14 06:23 AM dengan Z, sehingga kita beranggapan bahwa X minimal sama menariknya dengan Z. 2. Kurva Indiferen Pendekatan ordinal menggunakan tolok ukur pembanding: Indifference Curve (IC) atau kurva indiferen. Dalam menggambar­ kan teori pilihan konsumen dengan lebih mudah kita menggunakan penggambaran preferensi secara grafis, yang menggunakan konstruksi yang dikenal dengan kurva indiferen yang juga biasa disebut kurva kepuasan sama. Jadi kurva indiferen adalah : kurva yang menghubungkan titik-titik berbagai kombinasi antara 2 barang, yaitu barang X dan Y yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Y IC 0 X Gambar 4.3 Gambar Kurva Indiferen Beberapa sifat kurva indiferen: a. Turun dari kiri atas ke kanan bawah b. Cembung terhadap titik origin (pusat) c. Antara IC yang satu dengan yang lain tidak saling memotong d. Yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi 114 ۞ Mikro Ekonomi Kurva indiferen memiliki beberapa karakteristik: a. Menunjukkan kepuasan sama diantara semua produk yang dikonsumsi. b. Preferensi kepuasan konsumen bertingkat secara konsisten. c. Kepuasan konsumen ditandai dengan semakin banyaknya barang yang dikonsumsi. d. Kepuasan konsumen dicapai dari setiap kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan total. Kombinasi dua barang X dan Y yang ada dalam kurva indiferen, memungkinkan kurva indiferen memiliki berbagai bentuk tergantung dari hubungan diantara barang yang di­ konsumsi dan kesukaan terhadap barang yang dikonsumsi. Penyebab bentuk dari kurva indiferen antara lain: e. Perfect substitutes Dikatakan hubungan antara kombinasi barang tersebut perfect substitues, jika kedua barang tersebut memiliki hubung­ an substitusi yang sempurna yaitu konsumen memilih antara satu barang dengan lainnya sama saja, dan konsumen hanya merasa lebih puas kalau mengkonsumsinya lebih banyak. Misalnya antara buku warna biru (X) dan buku warna hijau (Y), konsumen menganggap menggunakan buku warna biru dan hijau sama saja tingkat kepuasan yang akan diperoleh, dengan kata lain konsumen tidak mempermasalahkan warna­ nya, akan tetapi konsumen hanya mempermasalahkan jumlah totalnya. Kombinasi-kombinasi dengan total buku yang lebih banyak yang akan disukai dari pada kombinasi buku dengan jumlah yang lebih sedikit, maka indiferen map (kumpulan kurva indiferen) untuk konsumen adalah bergaris lurus pararel dengan slope -1. Hal yang penting juga dari kurva indiferen Anton Bawono, M.Si. ۞ 115 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 138, 123, 01/04/14 06:24 AM E. TEORI PERILAKU PRODUSEN TIDAK DAPAT MENDE­ RIVASI TEORI PERMINTAAN INPUT Berbeda dengan TPK pendekatan Ordinal, dimana kurva per­ mintaan atas output yang dikonsumsinya dapat diderivasikan dari teori perilaku konsumen ( melalui kurva P-CC ), teori perilaku produsen tidak dapat menderivasikan Kurva Permintaan Produsen atau input yang diperlukannya untuk produksi. Hal ini disebabkan karena per­mintaan terhadap input tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku konsumen tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku produsen tetapi juga dipengaruhi oelh macam – macam outputnya, apakah persaingan sempurna ataukah monopoli. Tahap II yang Rasional 1) IRTS adalah terjadi karena adanya ECONOMIES OF SCALE DRTS adalah terjadi karena adanya DISECONOMIES OF SCALE α −1 β MPK Aα K L CRTS adalah terjadi karena = = α tidak adanya EKTERNALITAS, MPK A K α −1 Lβ baik yang bersifat ECONOMIES OF SCALE ataupun A β K α Lβ −1 MPL DISECONOMIES OF SCALE = = β −1 MPL A yang K α Lβ rasional Jadi, Produsen memilih CRTS ! 2) Elastisitas Labour (β) β= % ∆Q MP = %∆L AP β pada tahap: I adalah β > 1 II adalah 1 > β > 0 III adalah β < 0 Produsen yang rasional ketika β > 0 Jadi pilihan Produsen yang rasional: CRTS dan β positif! Agar β nya positif alternatif pilihannya Tahap I dan Tahap II. Tahap III tidak mungkin karena β < 0. Tetapi pada tahap I, CRTS tidak mungkin terjadi, karena β > 1 138 ۞ Mikro Ekonomi Latihan Soal: 1. IC dinyatakan dengan fungsi kepuasan sebesar X 1/3 Y 2/3 Px = 4, Py = 6, dan I = 40 Ditanya a. Berapa barang X dan Y yang harus dibeli supaya diperoleh kepuasan maximum b. Buktikan bahwa pada kombinasi tersubut konsu­m en sudah mencapai kepusan maxsimum 2. IC dinyatakan dengan fungsi kepuasan sebesar 2X Y2 Px = 4, Py = 6, dan I = 40 Ditanya a. Berapa barang X dan Y yang harus dibeli supaya diperoleh kepuasan maximum b. Buktikan bahwa pada kombinasi tersebut konsumen sudah mencapai kepusa n maximum D. PERUBAHAN KESEIMBANGAN KONSUMEN 1. Pengaruh Perubahan Pendapatan Konsumen terhadap Ke­ seimbang­an Konsumen Income Consumption Curve (ICC), kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan. Kurva Engel, menunjukkan hubungan antara pendapatan konsumen dengan jumlah barang yang dikonsumsi Anton Bawono, M.Si. ۞ 123 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 124, 137, 01/04/14 06:24 AM Y Proses Miniminasi C = K Pk + L Pl Q = f (K,L) Z = (K Pk + L Pl) + β[Q – f(K,L)] ∂Z/ ∂K= Pk – β MPk = 0 β = Pk/MPk ∂Z/ ∂l = Pl – β MPl = 0 β = Pl/MPl Jadi: MPk/Pk = MPl/Pl ICC IC1 A1 A2 0 Y I3 IC3 IC2 A3 X Kurva Engel I2 I1 Expansion Path ( identik dengan I-CC pada TPK ) X1 X2 X3 0 2. Pengaruh Perubahan Harga terhadap Keseimbangan Konsumen Price Consumption Curve (PCC), kombinasi barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva permintaan konsumen individual diturunkan dari titiktitik pada kurva PCC, menggambarkan jumlah barang yang di­minta pada berbagai tingkat harga Y PCC Expansion Path adalah kurva tempat kedudukan keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat biaya. ( Identik dengan I-C C pada TPK ). Setiap satu garis Isocost menunjukan satu tingkat biaya per­ geseran Isocost menunjukan perubahan biaya semakin jauh pergeseran Isocost dari titik 0 meununjukan biaya yang semakin besar disebut Ekspansi (identik dengan pergeseran BL pada TPK). K I3/PK I2/PK Expansion Part I1/PK E IC3 IC2 IC1 0 A1 Px A2 A3 0 Px1 Px2 Px3 124 Qx1Qx2 Qx3 ۞ Mikro Ekonomi Iq2 Iq3 I1/PL I2/PL I3/PL L Dalam teori perilaku produsen tidak dibicarakan kurva semacam P-CC pada TPK D 0 Iq1 X Qx Anton Bawono, M.Si. ۞ 137 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 136, 125, 01/04/14 06:24 AM 2) Minimisasi Biaya dengan Kendala Tingkat Kuantitas 1) Maksimisasi Kuantitas Dengan Kendala Biaya K K I/PK I3/PK I2/PK I1/PK G E Iq3 Iq2 Iq Iq1 0 I/PL L 0 I1/PL I2/PL I3/PL Iq1 à Biaya berlebih Biaya Iq3 à Biaya Kurang Biaya Iq2 à Optimum Biaya 1 à Iq belum tercapai 3 à terlalu besar 2 à Optimum Fungsi IQ Q = (K, L) dQ = MPk dK + MP1 dL = 0 Slope IQ = ∂K/∂L = – MP1/MPk Fungsi Isocost C = K Pk + L P1 K = (C/Pk) – (P1/Pk)L Slope Isocost= ∂k/ = – P1/Pk Dititik E : Slope IQ = Slope Isocost ∂K/∂L = –MP1/MPk = –P1/Pk à MPk/MP1 = Pk/P1 L 3. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan a. Efek Substitusi Efek Substitusi adalah: Apabila harga barang turun konsumen akan merasa barang yang harganya turun tersebut lebih murah dibandingkan dengan barang yang lain. Efek Substitusi, bilamana terjadi penurunan harga barang X akan menyebabkan naiknya per­ mintaan barang X. Akibatnya: Konsumen akan mengganti barang lain dengan barang yang kita anggap lebih murah tadi, sehingga jika harga barang turun jumlah barang yang dibeli akan naik b. Efek Pendapatan Jika harga barang turun, konsumen akan lebih kaya, karena dengan pendapatan yang sama dapat dibeli barang dengan jumlah lebih besar, sehingga jika harga turun, jumlah barang yang dibeli naik. Efek Pendapatan, Turunnya harga barang X berakibat kenaikan relatif pendapatan konsumen. Y Fungsi Lagrange ( Lagrangean Function ) Proses Maksimisasi Q = f ( K, L ) C = K Pk + L P1 Z = f(K,L) + α (M – K Pk – L Pl) ∂L/ ∂K= MPk – αPk = 0 α = MPk/Pk ∂L/ ∂L= MPl – αPl = 0 α = MPl/Pl Jadi: MPk/Pk = Mpl/Pl 136 ۞ Mikro Ekonomi A C B IC2 IC1 0 X1 X3 X2 A1 A A2 X Keterangan: X1X2 total efek X1X3 efek substitusi X3X2 efek pendapatan Anton Bawono, M.Si. ۞ 125 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 126, 135, 01/04/14 06:24 AM E. SURPLUS KONSUMEN Dikatakan konsumen memperoleh surplus konsumen, kalau ternyata “jumlah uang yang dibayar“ (berdasarkan harga se­ sungguhnya) lebih kecil dari “jumlah uang yang sebenarnya konsumen mau membayar”(berdasarkan perkiraan kepuasan yang akan diperoleh). Surplus Konsumen terjadi dalam pikiran konsumen. Jadi jika dikatakan konsumen memperoleh Surplus Konsumen sebesar X rupiah, bukan berarti konsumen menerima uang sebesar X Rupiah. Surplus Konsumen yang dinikmati konsumen berujud “ëkstra kepuasan senilai X Rupiah” yang diperolehnya tanpa membayar. Dalam kenyataannya, ujud dari Surplus Konsumen tersebut adalah “good feeling” atau perasaan senang. B C Surplus Konsumen A Total Utility 0 X1 X Latihan Soal: Jika diketahui Q = 400 – 5P, Carilah Surplus Konsumen pada harga: P=30 dan P = 60 126 ۞ Mikro Ekonomi Pengorbanan D. O P T I M I S A S I / K E S E I M B A N G A N P R O D U S E N : ISOQUANT DAN ISOCOST Dalam mencapai optimisasinya produsen dipandu oleh: 1) Fungsi Isoquantnya Q = f ( K, L ) dan 2) Fungsi Isocost nya C = K Pk + L Pl Optimisasi Produsen dapat dinyatakan dalam berbagai cara: 1) Optimisasi Produsen adalah pencapaian kuantitas maksimum oleh produsen dalam berproduksi dengan menggunakan sejumlah tertentu biaya yang dikeluarkannya. 2) Optimisasi Produsen adalah keberhasilan produsen meminimum­ kan biaya untuk mencapai satu tingkat kuantitas produksi tertentu yang diinginkannya. 3) Optimisasi Produsen adalah suatu keadaan keseimbangan produsen pada saat Isocost Curve dan Isoquant Curve ber­ singgungan 4) Optimisasi Produsen adalah suatu keadaan keseimbangan produsen pada saat slope Isoquant Curve dan slope Isocost Curve sama: ∂K PK MPPL ∂L = PL = MPPK Keadaan ini dinamakan Least Cost Combination atau Hukum Goshen Jadi dari pengertian di atas maka dapat diketahui bahwa Optimisasi Produsen dapat ditempuh melalui 2 cara yaitu: 1) Maksimisasi Kuantitas dengan kendala biaya atau 2) Minimisasi Biaya dengan kendala tingkat kuantitas Anton Bawono, M.Si. ۞ 135 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 134, 127, 01/04/14 06:24 AM K Produksi Ridge Line L Ridge Line K BAB 5 Ada 2 macam Ridge Line yaitu: 1) Ridge Line Labour dimana L variable dan K tetap 2) Ridge Line Capital dimana K variable dan L tetap IQ 0 L 4.Isocost Dalam memenuhi kebutuhan akan input yang diperlukan utnuk produksi, produsen membeli input K dan L tersebut. Pola belanjanya adalah menggunakan habis seluruh uang yang disediakan untuk membeli input tersebut (asumsi full employment dari Klasik). Uang yang digunakan untuk membeli input tersebut dinamakan biaya cost. Fungsi belanjanya dapat dituliskan sebagai berikut: C = Belanja K + Belanja L C = K Pk + LP1 Dimana C adalahbiaya yang dikeluarkan K dan L = kuantitas K dan L yang dibeli Pk = harga K; P1 = harga L 5. Garis Biaya (Isocost) Di bawah ini adalah ISOCOST yang persamaan fungsinya adalah: C = K Pk + L P1 ISOCOST adalah garis tempat kedudukan berbagai titik kombi­ nasi K dan L yang dapat dengan jumlah uang (biaya) yang sama. 134 ۞ Mikro Ekonomi A. DEFINISI DAN PENGERTIAN 1. Produksi (Proses produksi) adalah kegiatan mengolah input menjadi output, atau merubah suatu output menjadi output yang lain (member nilai tambah) 2. Teknologi produksi adalah cara yang digunan dalam proses produksi. Dalam teori produksi macam teknologi produksi yang digunakan dinyatakan dalam macam “ bentuk fungsi produksi”. 3. Secara umum fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Y = f (xi) dimana Y adalah output atau Total Produk (TP) atau lazimnya dinotasikan Q. Satuan output bisa satuan berat, satuan unit, satuan volume, atau lainnya, tergantung macam barangnya. Xi adalah input ke i (I = 1, 2, 3, … , n). Macam input antara lain adalah tenaga kerja (Labour = L) modal (capital = K) Tanah (land), skill, property, dll. 4. Fungsi Produksi dibedakan antara: 1). Jangka sangat pendek, jika input yang digunakan hanya input tetap (hanya fixed input) 2). Jangka Pendek, jika input yang digunakan adalah satu input variable, sedang yang lain diasumsikan tetap, jadi ada yang tetap dan ada yang variable (Fixed input + Variable Input) Anton Bawono, M.Si. ۞ 127 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 128, 133, 01/04/14 06:24 AM 2.(α + β) > 1 bermakna, bahwa kelipatan output > kelipatan input IRTS 3.(α + β) < 1 bermakna, bahwa kelipatan output < kelipatan input DRTS 3). Jangka Panjang, jika semua input yang digunakan adalah input variable ( hanya variable inputs ) 5. Di samping itu, bentuk fungsi produksi Jangka Panjang antara lain: 1). FungsiProduksiLinier: Q = α1 X1 + α2 X2 2). FungsiProduksi Non-Linier: Q = X1α X2β Fungsi produksi Cobb-Douglass atau Cobb-Douglas Production Function atau CDFF: α + β = 1 CRTS Fungsi Produksi Semi Cobb-Douglas atau Semi CDFF: 1. α + β > 1 IRTS 2. α + β < 1 DRTS B. FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK Seperti telah dijelaskan di atas, fungsi produksi Jangka pendek, menggunakan suatu input variable, sedang yang lain dianggap tetap. Sebagai contoh: TP = Q f ( L ) , c.p., yang artinya dalam produksi meng­guna­kan input variable L, sedangkan input yang lain diasumsikan tetap. Dari fungsi Total Produk dapat diderivasikan Fungsi Marginal Produk MP = dQ/dL dan fungsi average Produk AP = Q/L. 1. Law of Deminishing Returns Dalam produksi jangka pendek berlaku Law Deminishing Returns, yang terdiridari 2 ( dua ) macam yaitu Law Deminishing marginal return dan law diminishing average return. Law diminishing returns, mengatakan jika dalam proses produksi ada inpiut tetap ( jangka pendek ), maka semakin banyak input variable digunakan, maka output akan bertambah dengan pola pertambahan yang menunjukan: 1). MP (Marginal Product) naik, maksimum lalu turun menjadi = 0 dan akhirnya menjadi negative àlaw diminishing marginal return. 2). AP (Average Product) pada mulanya naik, maksimum lalu turun tetapi tidak mungkin menjadi negative à law dimi­nishing average return. Sebagai akibat terjadinya law Deminishing Return, maka output total (TP): (1) naik, 128 ۞ Mikro Ekonomi Gambar Fungsi Produksi Jangka Panjang: ISOQUANT Kurva Produksi Jangka Panjang disebut Isoquant ( iso = sama, quant = kuantitas ) atau dinotasikan IQ. Semua karakteristik IQ analog dengan karakteristik IC kecuali bahwa bagian IQ ada yang berslope positif karena pada produksi berlaku Law of Deminishing Returns. K IQ 0 L 3. Ridge Line Ridge Line adalah garis yang dibuat melalui titik titik pada ISOQUANT yang menunjukan berlakunya Law of Deminishing Returns dalam produksi jangka pendek dimana TP naik maksimum lalu turun. Anton Bawono, M.Si. ۞ 133 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 132, 129, 01/04/14 06:24 AM 2. Kelipatan Output > Kelipatan Input keadaan ini disebut Decreasing Return to Scale (I R T S) 3. Kelipatan Output < Kelipatan Input keadaan ini disebut Decreasing Return to Scale (D R T S) Adanya kemungkinan tersebut disebabkan oleh adanya EXTERNALITIES atau Externalitas yaitu factor – factor yang ber­asal dari luar proses produksi yang mempengaruhi pencapaian hasil produksi (output). Pengaruh factor – factor ini ada yang baik yaitu mendorong peningkatan output sehingga produksinya I R T S, di­sebut Economic of Scale dan menyebabkan penurunan biaya per unit produksi atau disebut Decreasing Cost. Tetapi juga ada pengaruh yang buruk yaitu menyebabkan penurunan output sehingga produksi D R T S disebut DIS – ECONOMIES OF SCALE dan menyebabkan peningkatan biaya per unit produksi atau disebut INCREASING COST. Jika tidak ada Eksternalitas maka proses produksinya C R T S dan menyebabkan biaya per unit produksinya tetap atau disebut CONSTANT COST. selanjutnya maksimum dan kemudian turun, (2) kurvanya memiliki 2 ( dua ) titik belok inflection points, yang pertama untuk menunjukan terjadinya law diminishing average return. Dalam gambar di bawah ini terlihat bahwa dalam jangka pendek ada 3 (tiga) tahap produksi yaitu: 132 ۞ Mikro Ekonomi AnalisisGrafisKurva TP, MP, dan AP TP TP Seorang Produsen yang Rasional akan mengandalkan pada C R T S artinya tidak mengandalkan kepada atau mencegah ter­jadi­nya EXTERNALITAS karena dengan demikian dia akan men­dasar­kan produksinya hanya kepada pelipatan input yang lebih nyata untuk dijadikan strategi produksi sehingga mudah melakukan manajemennya. Cara menghitung derajat homogenitas Q = A Kα Lβ Jika setiap input dilipatkan k kali maka Q* = A (kK)α Lβ = (Kα+β) (AKαLβ) = k(α+β) Q (α+β) adalah derajat homogenitas: 1.(α + β) = 1 bermakna, bahwa kelipatan output = kelipatan input CRTS Tahap I, mulai dari penggunaan L= 0 sampai pada peng­gunaan L = L2, yaitu dimana AP maksimum. Tahap II, mulai dari penggunaan L = L2 (atau AP maksimum) samapi pada pengguanaan L = L3 yaitu dimana TP maksimum atau MP = 0. Tahap II disebut tahap produksi RASIONAL Tahap III, pada penggunaan L > L3 yaitu dimana MP nya negative I II III I 0 MP, AP 0 L1 L2 L L3 APL L1 L2 L3 MPL L Anton Bawono, M.Si. ۞ 129 112 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 130, 131, 01/04/14 06:24 AM Hubungan Average Product (AP) danMargional Product (MP) 1. Hubungan secara grafis AP = TP/L = Q/L ; MP = dTP/dl = dQ/dL Slope AP = d(AP)/dL = d(Q/L)dL=dQ/dLxL-dL/dLxQ L2 Slope AP = MP. L – Q = MP – Q/L = L2 L = MP – AP L Jika hasilnya > 0 MP > AP = 0 MP = AP < 0 MP < AP Jadi: - Pada saat slope average menaik, Marginal > Average - Pada saat average mencapai titik exstrim (maksimum atau minimum), Marginal = Average - Pada saat slope average menurun, Marginal < Average 2. Marginal Product/Average Product= Elastisitas Input Variabel dependent = f ( variable Independen ) Q = f ( K, L ) Contoh : Fungsi Produksi Non Linier à Q = A Elastisitas Input K = Elastisitas Input L = C. FUNGSI PRODUKSI JANGKA PANJANG Seperti telah dijelaskan di atas, fungsi produksi jangka panjang adalah fungsi produksi yang semua input yang digunakan adalah input variable (hanya variable input) misalnya: Q = f (K , L), dimana bentuk­nya antara lain adalah: 130 ۞ Mikro Ekonomi 1) Linier, Q = A + α K +β L 2) Non Linier, Q = Q = A Kα Lβ Yang umum dipakai yang non linier 1. Elastisitas Input Elastisitas Input, adalah angka yang mengukur besarnya perubahan (%) output akibat adanya perubahan (%) input. Hasil perhitungannya bisa 2 (dua) kemungkinan: 1) Positif artinya: a. Pertambahan input akan menambah output b. Baik MP maupun AP positif Angkanya bisa lebih dari 1, artinya MP > AP Angkanya bisa lebih kurang dari 1, artinya MP < AP 2) Negatif artinya: a. Pertambahan input akan mengurangi output b. MP nya negative (karena) AP (pasti) positif Seorang produsen yang rasional akan menambah input untuk menambah output, artinya elastisitas inputnya positif. Cara menghitung Elastisitas Produksi telah dibicarakan ter­ dahulu, yaitu: Jika fungsi produksi Q = A Kα Lβ, maka αα−−11 ββ Elastisitas Input K = ηK = MPKK = AAαα KKαα−−11 LβLβ ==αα MPKK Elastisitas Input L = ηL = K AA K LL MPL AA ββ KKααLLββ−−11 == ==ββ MPLL AA K KααLLββ−−11 2. Derajat Homogenitas % ∆Qangka MPyang menunjukan berapa Derajat Homogenitas adalah == MP %∆ L AP AP kali output akan berlipat jika input dilipatkan. Hasil kelipatan output bisa salah satu dari 3 (tiga) kemungkinan berikut ini: 1. Kelipatan Output = Kelipatan Input keadaan ini disebut Constant Return to Sacle (C R T S) Anton Bawono, M.Si. ۞ 131 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 6 - Pages: 150, 139, 01/04/14 06:24 AM yang berarti agar CRTS harus dikombinasikan dengan α < 0 (tidak rasional). Jadi hanya Tahap II yang raional karena 1 > β > 0, sehingga dikombinasikan dengan 1 > α > 0 (dalam tahap II nya input K), dapat diperoleh (α + β) = 1 ini disebut CRTS. PRODUCTION POSSIBILITY CURVE (PPC) Definisi: adalah Kurva tempat kedudukan titik – titik kombinasi produksi macam barang, X dan Y yang memenuhi syarat – syarat sebagai berikut: Menggunakan secara penuh ( full employment ) sumberdaya input K dan input L yang tersedia/dimiliki oleh perekonomian, baik produsen barang X maupun produsen barang Y mencapai optimisasi secara simultan (keseimbangan produksi). Dalam pertukaran input K dan L antar produsen barang X dan produsen barang Y tercapai tingkat pertukaran yang Pareto Optimum. Derivasi PPC Keseimbangan Produksi X dan Keseimbangan Priduksi Y K I/PK E Iqx 0 I/PL L Produksi X 150 ۞ Mikro Ekonomi Anton Bawono, M.Si. ۞ 139 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 6 - Pages: 140, 149, 01/04/14 06:24 AM K I/PK 0 DAFTAR PUSTAKA Iqy E I/PL L Produksi Y Edgeworth-Bowley Box Diagram (Diagram kotak Edgeworth – Bowley) K Oy 1 IQ y 2 2 IQ y 2 IQ x 1 L Di titik 1 dan titik 2, serta titik – titik yang lain pada contract curve atau kurva kontrak QxQy a) sumberdaya input K dan input L yang tersedia/dimiliki oelh perekonomian digunakan secara penuh (full employment) b) baik produsen barang X maupun produsen barang Y mencapi optimisasi secara simultan (keseimbangan produksi) c) dalam pertukaran input K dan L antar produsen barang X dan produsen barang Y tercapai tingkat pertukaran yang Pareto Optimum. 140 ۞ Mikro Ekonomi China Council for The Promotion of International Trade (CCPIT). China Business Guide 2000. Beijing: CCPIT, 2001. Hirshlerifer, Jack, and Hirshleifer, David, Price Theory and Aplication, 6th Edition, Prentice-Hall International, Inc, USA, 1998 IQ1x Ox Boediono, Ekonomi Mikro, Seri Sinopsis, Edisi kedua, BPFE Yogyakarta, 1998 Nicholson, Walter, Intermediate Microeconomics and Its Application, 7Th Edition, The Dryden Press, 1997 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, Edisi kedua, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 2001 Varian, Hal R., Intermediate Mikroeconomics : a Modern Approach, 5th Edition, W.W. Norton & Company, New York, 1999 Anton Bawono, M.Si. ۞ 149 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 6 - Pages: 148, 141, 01/04/14 06:24 AM 3)PPC Secara grafis PPC adalah kurva kontrak yang dipindahkan dari RUANG INPUT ke dalam RUANG OUTPUT. Titik 1 dan 2 yang terdapat pada PPC konsisten dengan titik 1 dan 2 pada kurva kontrak. Y 1 2 0 X UTILITY POSSIBILITY FRONTIER ( UPF ) Pengertian dan derifasi UPF adalah analog dengan PPC. Bedanya, PPC dalam Teori Produksi sedangkan UPF dalam teori konsumsi. Definisi: UPF adalah Kurva tempat kedudukan titik – titik kombinasi tingkat kepuasan 2 orang konsumen A dan B yang masing – masing mengkonsumsi 2 macam barang X dan Y yang memenuhi syarat – syarat sbb: 1) A dan B mengkonsumsi secara penuh (full employment) barang X dan barang Y yang tersedia/dimiliki oleh per­ ekonomian. 2) Baik konsumen A maupun konsumen B mencapai optimisasi secara simultan ( keseimbangan konsumsi ) 3) Dalam pertukaran output X dan Y antar konsumen A dan B ter­capai tingkat pertukaran yang Pareto Optimum. 148 ۞ Mikro Ekonomi Anton Bawono, M.Si. ۞ 141 EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 6 - Pages: 142, 147, 01/04/14 06:24 AM TEORI Derivasi UPF 1) Keseimbangan konsumsi Konsumen A dan Konsumen B X E ICA Y L 0 Konsumen A X E 0 Beberapa hal penting: 1) Pada saat AVC minimum, AVC = MC AVC min. à d AVC = 0 à d ( VC/Q ) = 0 d Q dQ VC Q – CV Q = MC – VC/Q = MC – AVC = 0 à MC= AV Q2 Q Q Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara AVC dan MC juga mengikuti dalil hubungan Marginal dan Average 2) AVC Mencapai Minimum lebih cepat dari AC mencapi Minimum Artinya: pada saat AVC mencapi minimum, AC masih dalam positif menurun atau slope AC maasih negatif. Penjelasan: AC = AFC + AVC à AVC = AC – AFC AVC minimum à slope AVC = 0 d AVC/Dq = 0 à d (AC–AFC) /dQ = 0 à d AC/dQ – d AFC/dQ = 0 à slope AC – (–TFC/Q) = 0 slope AC + TFC/Q = 0 slope AC = – TFC/Q 2 Karena TFC > 0 dan Q > 0 maka slope AC < 0 Jadi pada saat AVC mencapai minimum, slope AC masih negatif. ICB Y Konsumen B 142 ۞ Mikro Ekonomi Anton Bawono, M.Si. ۞ 147 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 6 - Pages: 146, 143, 01/04/14 06:24 AM MC dan AC berbentuk huruf U, karena MP dan AP berbentuk huruf U terbalik. Sedangkan MP dan AP berbentuk huruf U terbalik karena L of D R. Jadi MC dan AC berbentuk huruf U karena L of D R. Dari gambar diatas juga dapat dilihat bahwa gambar kurva AC dan MC mengikuti Dalil Hubungan Average dan Marginal. TC, AC, AVC, dan MC Secara grafis AC = slope garis yang dibuat dari 0 ke titik dari kurva TC AVC = slope garis yang dibuat dari 0 ke titik pada kurva TVC MC = slope garis singgung kurva TC Cara matematis Ongkos Total = Ongkos Tetap + Ongkos Variabel TC = FC + VC FC = Konstan = K, VC = f ( Q ) TC = K + f ( Q ) Secara matematis, agar AC dan MC berbentuk huruf U dan positif (berada diatas sumbu horisontal) maka fungsi ongkos harus berpangkat 3: C = AQ3 + BQ2 + CQ + D dimana C = TC AQ3 + BQ2 + CQ = TVC dan D = TFC Dengan syarat: A, C, D > 0; B < 0; B2 < 3 AC TC =AQ3+BQ2+ Q+D à MC = dTC/dQ=3 AQ2+2 BQ+C TVC=AQ3+BQ2+CQ -----à MC = dTVC/dQ=3AQ2 + 2 BQ+C MC =Slope TC = Slope TVC AC =TC/Q=C/Q=(AQ3+BQ2+CQ+D)/Q=AQ2+BQ+C+D/Q AVC=TVC/Q = (AQ3 + BQ2 + CQ)/Q = AQ2 + BQ + C 2) Edgeworth-Bowley Box Diagram ( Diagram Kotak Edgeworth Bowley ) X OB IC1B 2 IC2B IC2A 1 IC1A Y OA 3)UPF Secara grafis UPF adalah Kurva Kontrak yang dipindahkan dari RUANG INPUT ke dalam RUANG UTILITY. Titik 1 dan 2 yang terdapat pada UPF konsisten dengan titik 1 dan 2 pada Kurva kontrak. Berbeda dengan permukaan PPC yang rata – rata, permukaan UPF tidak rata. Hal ini disebabkan kjarena pertukaran input antar produsen ada pola tertentu yang diikuti, yaitu teknologi produksi sedangkan pada UPF per­tukaran output antar konsumen tidak mengikuti pola ter­tentu. UB 2 1 0 146 ۞ Mikro Ekonomi UA Anton Bawono, M.Si. ۞ 143 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 6 - Pages: 144, 145, 01/04/14 06:24 AM Setiap titik pada UPF adalah kandidat (potensial untk menjadi) BLISS POINT, yaitu titik kesejahteraan tertinggi yang dipilih oleh perekonomian tersebut. Ilmu ekonomi hanya mampu mengantarkan sampai kepada permukaan UPF. Pemilihan titik yang akan menjadi BLISS POINT lebih banyak dilakukan oleh POLITICAL, WILL baik dari pihak masyarakat ataupun dari pihak pemerintahan. Jika titik yang dipilih adalah titik 1 maka berarti kesejahteraan A lebih diutamakan dibanding kesejahteraan B sebaliknya jika titik yang dipilih adalah titik 2 maka berarti kesejahteraan B lebih diutamakan dibanding kesejahteraan A. F. ONGKOS (BIAYA) PRODUKSI (C) Dalam teori ekonomi mikro yang disebut ongkos adalah uang yang dikeluarkan untuk membeli input – input yang diperlukan untuk membuat output ( produk ). Semakin besar jumlah output yang dibuat, semakin banyak input yang diperlukan semakin besar jumlah ongkos yang dikeluarkan. Ongkos tetap untuk membeli input tetap, Ongkos Variabel untuk membeli input variabel. 1. Ongkos Jangka Panjang Q=f(L) àC=f(Q) Ongkos Total = Ongkos Tetap + Ongkos Variabel TC = FC + VC AC diderivasikan dari AP C = L x W C/Q= L/Q x W AC = 1/AP x W AC = W/AP MC diderivasikan dari MP dC =dL x W dC =dL/dQ x W MC= 1/MP x W MC=W/MP AC berbanding terbalik dengan AP Jika AP naik, AC turun Jika AP turun, AC naik Jika AP maksimum, AC minimum MC berbanding terbalik dengan MP Jika MP naik, MC turun Jika MP turun, MC naik Jika MP maksimum, MC minimum PRODUKSI à ONGKOS Q = f (K, L) à C = f (Q) DV IV Jadi teori ongkos DIDERIVASIKAN dari teori produksi karena teori produksi ada 2 macam: Jangka Pendek dan Jangka Panjang maka teori Ongkos juga ada 2 macam: Jangka Pendek dan jangka panjang. Produksi : Jangka Pendek Input: Tetap + Variabel Ongkos : Jangka Pendek Ongkos : Tetap + Variabel 144 ۞ Mikro Ekonomi Jangka Panjang Input: Hanya Variabel Jangka Panjang Ongkos : Hanya Variabel Anton Bawono, M.Si. ۞ 145