Masalah dasar dalam ekonomi ada tiga, yaitu what, how, dan for

advertisement
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: iv, 7, 01/04/14 06:19 AM
Dr. Anton Bawono, M.Si.
MIKRO EKONOMI
—Salatiga: 2013
vi + 150 hal.; 14,5 x 20,5 cm
Hak Cipta dilindungi undang-undang © 2014
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam
bentuk apapun, baik secara elektris maupun mekanis, termasuk memfotocopy,
merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis
dan Penerbit.
Penulis
Editor
Desain Cover
Desain Isi
Cetakan I
ISBN
: Dr. Anton Bawono, M.Si.
: Mochlasin
: Alazuka
: djanoerkoening
: Agustus 2014
: 978-979-3549-22-4
Penerbit : STAIN Salatiga Press
Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga
Jawa Tengah. Telp. (0298) 323706
Masalah dasar dalam ekonomi ada tiga, yaitu what, how, dan for
whom. Seorang produsen dalam usaha untuk memasuki sebuah pasar
biasanya menerapkan ketiga hal tersebut. What dikaitkan dengan
masalah barang atau jasa apakah yang akan diproduksi, how dikaitkan
dengan masalah bagaimana menghasilkan atau memproduksi
dengan faktor-faktor produksi yang tersedia dapat digunakan untuk
memproduksi barang atau jasa tersebut, dan yang terakhir yaitu for
whom dikaitkan dengan masalah untuk siapa barang dan jasa tersebut
diproduksikan. Dari ketiga masalah dasar ekonomi tersebut yang sering
mendapatkan masalah adalah for whom, hal ini dapat dilihat banyak
perusahaan atau produsen gulung tikar atau bangkrut karena tidak
ada konsumennya yang disebabkan tidak memahami untuk siapa
barang yang diproduksikannya tersebut. Biasanya masalah for whom
ini membutuhkan penelitian lebih disamping membutuhkan biaya
marketting yang tidak sedikit untuk dapat meraih kesuksesan.
Kebutuhan manusia pada prinsipnya terdiri dari tiga hal yaitu :
1. Kebutuhan pokok dan sosiobudaya
a. Kebutuhan pokok
Kebutuhan pokok ini sama halnya dengan kebutuhan
primer, yaitu suatu kebutuhan yang benar-benar amat
sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi.
Kebutuhan ini sering juga dengan istilah sandang (pakaian),
pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal). Tiga macam
kebutuhan pokok ini tidak dapat dipisahkan atau ditinggalkan
oleh manusia kecuali yang tidak normal. Manusia normal
pasti akan menggunakan pakaian dalam aktivitas hidupnya
ketika terutama berinteraksi dengan orang lain. Makanan
pasti dikonsumsi oleh tiap manusia untuk kekuatan tubuh,
memulihkan energi yang terbuang dan digunakan untuk
pertumbuhan. Tempat tinggal juga merupakan kebutuhan
Anton Bawono, M.Si. ۞
7
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 6, v, 01/04/14 06:19 AM
2. Ilmu Ekonomi Normatif
Dalam ilmu ekonomi normatif membahas mengenai
pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika. Ilmu ekonomi
normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan
diri dalam mencari jawaban terhadap masalah “apakah yang
harus terjadi”.
Istilah mikro dan makro dalam bahasa Yunani berarti
kecil dan besar. Sesuai dengan namanya, maka mikro ekonomi
mencakup lingkup ekonomi yang kecil. Mikroekonomi
mempelajari perilaku berkaitan dengan keputusan-keputusan
yang diambil oleh satuan-satuan ekonomi individual. Satuansatuan ekonomi individual tersebut meliputi konsumen (rumah
tangga), tenaga kerja, pemilik modal, pemilik tanah dan per­
usahaan rumah tangga produksi. Sedangkan makroekonomi
mempelajari perilaku ekonomi secara keseluruhan (agregat)
seperti permintaan dan penawaran agregat, produksi atau total
output secara keseluruhan dan tingkat harga umum, tingkat dan
laju pertumbuhan ekonomi, suku bunga, inflasi, pengangguran,
angka kemiskinan dan lain-lain.
B. PERMASALAHAN POKOK DALAM PEREKONOMIAN
Ada 3 (tiga) masalah dalam ilmu ekonomi yaitu berkaitan dengan
ke­butuhan, alat pemuas dan sumber daya. Kebutuhan manusia sifatnya
tidak terbatas, hal ini disebabkan disamping didalam kebutuhan
manusia tersebut seringkali dimasukkan unsur keinginan tetapi juga
karena kebutuhan manusia tersebut beraneka macam. Alat pemuas
ketersediannya terbatas dan sangat dibutuhkan manusia maka alat
pemuas ini sangat perlu diproduksikannya. Sedangkan sumberdaya
sifatnya juga terbatas jika dieksploitasi secara besar-besaran.
6
۞ Mikro Ekonomi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ~ v
BAB 1 KERANGKA DASAR SUATU PEREKONOMIAN ~ 1
A. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi ~ 1
B. Permasalahan Pokok Dalam Per­ekonomi­an ~ 6
C. Perputaran Roda Perekonomian ~ 11
D. Masalah Pilihan Individu/Masyarakat ~ 16
E. Metode Ilmu Ekonomi ~ 19
BAB 2 AYUN BANDUL YANG ABADI (THE ETERNAL
SWINGING PENDULUM) ~ 23
A. Sistem Ekonomi Kapitalis ~ 24
B. Sistem Ekonomi Terpusat ~ 25
C. Sistem Ekonomi Campuran ~ 27
D. Sistem Ekonomi Sosialisme Pasar ~ 29
BAB 3 PERMINTAAN, PENAWARAN AN KESEIMBANGAN
PASAR ~ 75
A. Permintaan ~ 75
Anton Bawono, M.Si. ۞
v
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: vi, 5, 01/04/14 06:19 AM
B. Penawaran ~ 91
C. Keseimbangan Pasar ~ 96
BAB 4 PERILAKU KONSUMEN ~ 103
A.Pendahuluan ~ 103
B. Pendekatan Kardinal ~ 104
C. Pendekatan Ordinal ~ 111
D. Perubahan Keseimbangan Konsumen ~ 123
E. Surplus Konsumen ~ 126
BAB 5 PRODUKSI ~ 127
A. Definisi dan Pengertian ~ 127
B. Fungsi Produksi Jangka Pendek ~ 128
C. Fungsi Produksi Jangka Panjang ~ 130
D. Optimisasi/Keseimbangan Produsen: Isoquant
dan Isocost ~ 135
E. Teori Perilaku Produsen Tidak Dapat Menderivasi Teori
Permintaan Input ~ 138
F. Ongkos (Biaya) Produksi (C) ~ 144
DAFTAR PUSTAKA ~ 149
memungkinkan kita mengambil manfaat dan memahami teori-teori
ekonomi secara lebih jelas, ringkas dan mantap. Penggunaan alat
matematika sering kali dirasakan lebih ampuh dibandingkan kalau
hanya terbatas menggunakan penjelasan-penjelasan secara verbal saja
untuk menjelaskan suatu masalah. Jan Tinbergen pada masa setelah
Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri,
yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi.
Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model
General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan
konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen
yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat
hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah
satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif
juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan
metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubahubah. Keistimewaan ilmu ekonomi dalam menggunakan pendekatan
kuantitatif inilah yang membuat ilmu ekonomi itu mendekati atau
disejajarkan dengan ilmu eksakta, sehingga ilmu ekonomi sering
disebut sebagai The queen of social sciences.
Secara fundamental dan historis ilmu ekonomi di bagi menjadi
2 (dua), yaitu:
1. Ilmu Ekonomi Positif
Dalm ilmu ekonomi ini hanya membahas diskripsi mengenai
fakta, situasi, dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi.
Disamping itu dalam ilmu ini hanya melibatkan diri pada masalah
“apa yang terjadi”. Oleh karena itu ilmu ekonomi positif netral
dari unsur nilai-nilai, artinya bahwa ilmu ekonomi positif bebas
nilai, hanya menjelaskan sebagai misal “apakah harga itu” dan
“apakah yang terjadi jika harga itu naik atau turun”, “bukan
apakah harga tersebut adil atau bukan”.
vi
۞ Mikro Ekonomi
Anton Bawono, M.Si. ۞
5
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 4, 1, 01/04/14 06:19 AM
4
TEORI EKONOMI
MIKRO DAN MAKRO
ALAT EKONOMI:
1. Matematika
2. Statistik
3. Ekonometrika
4. DLL.
KERANGKA DASAR
SUATU PEREKONOMIAN
BAB 1
FILSAFAT EKONOMI
TEORI EKONOMI
TERAPAN
TERAPAN
MIKRO EKONOMI
Mempelajari antara lain:
1. Semua cabang manajemen
2. Perdagangan
3. Dll
TERAPAN
MAKRO EKONOMI
Mempelajari antara lain:
1. Ekonomi Pembangunan
2. Ekonomi Moneter
3. Ekonomi Internasional
4. Dll
Gambar 1.1.
Gambar
Filsafat 1.1.
Ekonomi
Filsafat Ekonomi
Berdasarkan skema hal tersebut di atas Ilmu ekonomi terbagi
dalam 2 cabang utama, yaitu mikroekonomi dan makroekonomi. Untuk
mempelajari ilmu ekonomi terapan, seseorang harus mempelajari
dengan baik alat-alat analisis ekonomi seperti matematika ekonomi,
statistik ekonomi, ekonometrika dan beberapa alat analisis yang lain.
Metodologi dalam ilmu ekonomi sering disebut sebagai The queen
of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian
metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Contoh
yang sering bisa dirasakan adalah manakala dalam analisis ekonomi
meng­gunakan pendekatan matematika. Dalam ilmu ekonommi
matematika bukanlah suatu tujuan tetapi hanya sebagai alat yang
4
۞ Mikro Ekonomi
A. RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu sosial. Ilmu
Ekonomi mempelajari perilaku ekonomi individu dan masyarakat
untuk memperoleh penyelesaian bagi masalah yang menyangkut
hubungan antara kebutuhan manusia dan alat pemuasnya. Sehingga
ilmu ekonomi bisa dikatakan mempelajari masalah bagaimana
manusia memanfaatkan sumberdaya yang langka untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang kepuasan tidak terbatas. Kebutuhan manusia
menjadi tidak terbatas akan kepuasannya, hal ini dikarenakan dalam
kebutuhan manusia tersebut mengandung suatu keinginan. Keinginan
inilah yang menyebabkan pemenuhan kepuasannya menjadi tidak
terbatas. Disamping itu, macam kebutuhan manusia itu beraneka
ragam, sehingga menjadikannya semakin tidak terbatas.
Pada tahun 1776 sebuah buku berjudul “An Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations” ditulis oleh Adam
Smith menjadi awal berkembangnya ilmu ekonomi. Adam Smith
sendiri mendapat gelar Bapak Ekonomi oleh para ahli ekonomi.
Inti dari ajaran Adam Smith adalah bagaimana masyarakat dapat
Anton Bawono, M.Si. ۞
1
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 2, 3, 01/04/14 06:19 AM
mengalokasikan sumber-sumber daya yang langka sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas.
Sedangkan studi ilmu ekonomi mikro baru diterbitkan tahun 1870 oleh
Alfred Marshall, dalam bukunya: “Principles of Economics”. Secara
garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi di­
awali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama
dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand
dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran
pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses
ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai
mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya. Aliran
klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun
1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi
terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik,
J.M. Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of
Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar
tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu
intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya
mencapai sasarannya. Teori yang dibawakan oleh J.M Keynes ini
menjadi dasar dalam teori ekonomi makro. Dua aliran ini kemudian
saling “bertarung” dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan
banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new
keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
ekonomi teori dan terapan, yaitu Ilmu Ekonomi Makro dan Ilmu
Ekonomi Mikro. Ilmu ekonomi Mikro khususnya mempelajari perilaku
individu manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Ilmu
ekonomi mikro itu sendiri atau yang biasa disebut mikro ekonomi
yang merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku
konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar
dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan.
Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku
ter­sebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang
dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada
gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa
selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau
produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan
membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi
bahwa semua hal lain tetap sama atau dengan kata lain ceteris paribus.
Jadi apa yang dipelajari dalam ekonomi makro adalah kumpulan dari
perilaku individu-individu, hal inilah yang sering disebut dengan
agregat atau secara keseluruhan. Seperti halnya dalam perilaku pasar,
kalau kita melihatnya secara parsial atau secara individu, ini berarti
masih merupakan perilaku mikro. Akan tetapi jika perilaku pasar
ini merupakan kolaborasi atau penggabungan dari perilaku-perilaku
individu di pasar maka ini bisa dianggap keseimbangan pasar secara
makro.
Pada dasarnya ilmu ekonomi mempelajari bagaimana orang
atau masyarakat menentukan pilihan mengenai penggunaan sumber
daya yang langka dan mempunyai berbagai kemungkinan, berbagai
alternatif, untuk menghasilkan barang dan jasa serta mendistribusikan
untuk konsumsi orang atau sekelompok orang dalam masyarakat
baik masa kini atau masa yang akan datang. Ilmu ekonomi terbagi
dalam dua bagian besar yang dimana akan menurunkan ilmu-ilmu
Kebijakan pemerintah atau Bank Indonesia sering kali dikaitkan
dengan ekonomi makro, seperti kebijakan menangani masalah inflasi,
pengangguran dan beberapa penyakit ekonomi lainnya. Hal ini
disebabkan karena penangannya dilakukan secara agregat, sebagai
misal dengan kebijakan moneter dan atau dengan kebijakan fiskal.
2
۞ Mikro Ekonomi
Bentuk skema untuk mempelajari ilmu ekonomi secara garis besar
dapat dilihat sebagai berikut:
Anton Bawono, M.Si. ۞
3
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 26, 11, 01/04/14 06:20 AM
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik
masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta
atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan. Sistem ekonomi
sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis)
bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oelh
prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut
keperluan masing-masing. Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan
Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil
alih semua aturan produksi dan distribusi. Ke­­bebasan ekonomi serta
hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat
ketat untuk lebih mengefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang
menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih ketat mengatur kehidupan
rakyat, maka keberlangsungan sistem sosialis ini tidak akan berlaku ideal
sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.
4.Skill atau kewirausahaan
Seorang wirausaha dalam mengoperasionalkan usahanya harus
bisa menerapkan prinsip ekonomi dengan baik. Prinsip ekonomi
adalah pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil
yang tertentu dan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil
yang sebesar-besarnya. Disamping itu seorang wirausaha adalah
orang yang memiliki kemampuan mengelola, menyatukan faktorfaktor produksi, dan dapat mengendalikan perusahaan secara baik
dengan menghasilkan produk dan memperoleh keuntungan dan
berani menanggung risiko. Seorang wirausaha sering juga disebut
dengan entrepreneur. Keahlian seorang entrepreneur dalam
menghasilkan keuntungan dibagi menjadi tiga: a) managerial
skill, yaitu kemampuan dalam mengorganisasikan semua faktor
produksi agar mencapai tujuan. b) technical skill, yaitu keahlian
yang bersifat teknis dalam pelaksanaan proses produksi sehingga
berjalan dengan baik. c) organizational skill, yaitu keahlian dalam
memimpin berbagai usaha, tidak hanya intern perusahaan yang
brsifat bisnis, tetapi juga organisasi dalam bentuk lain. Pemilik
faktor produksi skill atau kewirausahaan ini akan mendapatkan
pendapatan yang disebut dengan laba (profit).
Pada sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang
akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut
diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut diproduksi. Disamping
semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah, hak milik
perorangan tidak diakui, tidak ada individu atau kelompok yang dapat
berusaha dengan bebas, dalam kegiatan perekonomian Kebijakan
perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Dalam sistem
ekonomi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.
C. PERPUTARAN RODA PEREKONOMIAN
1.Kelebihan
a. Pemerintah dapat mengendalikan perekonomian dengan
lebih baik, dalam hal ini Pemerintah lebih mudah me­
ngendali­kan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi
lainnya.
b. Yang direncanakan oleh pemerintah realisasinya akan lebih
mantap, karena dikendalikan langsung oleh pemerintah
Dalam kajian ekonomi mikro sering dikenal dengan dua pelaku
ekonomi yaitu rumah tangga dan perusahaan. Kedua pelaku ekonomi
tersebut saling berinteraksi dan saling membutuhkan. Dengan meng­
gunakan diagram aliran melingkar kita dapat mengetahui bagaimana
terjadinya aliran barang, aliran uang dalam perekonomian sehingga
mem­bentuk pasar baik pasar barang (pasar output) maupun pasar
faktor produksi (pasar input). Untuk lebih jelasnya berkaitan dengan
26
۞ Mikro Ekonomi
Anton Bawono, M.Si. ۞
11
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 12, 25, 01/04/14 06:20 AM
interaksi diantara rumah tangga dan perusahaan dapat dilihat sebagai
berikut:





 
 


 
 




Gambar 1.2

Circular Flow DiagramPerekonomian
Sederhana
b. Para pelaku ekonomi akan memperoleh yang terbaik bagi
mereka, karena barang yang dihasilkan bermutu tinggi,
karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku dipasar
c. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam meng­
atur kegiatan ekonomi
d. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi
e. Munculnya persaingan untuk maju
2.Kekurangan
a. Jika persaingan tidak berjalan dengan baik, barang yang
tersedia itu sering tidak dapat dinikmati oleh banyak orang,
se­bagaimisal munculnya monopoli yang dapat merugikan
masyarakat
b. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan
c. Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik
modal
d. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan
alokasi sumber daya oleh individu.

Gambar tersebut di atas menunjukkan adanya saling membutuhkan
antara rumah tangga konsumen dan perusahaan dengan menggunakan
asumsi bahwa dalam suatu perekonomian hanya ada dua pelaku
ekonomi yakni sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Pasar
yang di hadapi dalam perekonomian hanya meliputi pasar output atau
barang dan pasar input atau pasar faktor produksi. Rumah tangga atau
konsumen berperan sebagai konsumen barang dan jasa juga sebagai
pemilik dari sumberdaya. Sedangkan perusahaan atau produsen
ber­peran sebagai penghasil barang dan jasa juga sebagai pengguna
sumber daya.
Interaksi diantara keduanya dimulai ketika rumah tangga me­­
nyerahkan sumber daya produktif yang dimilikinya, sebagai misal
12
۞ Mikro Ekonomi
B. SISTEM EKONOMI TERPUSAT
Sistem ekonomi terpusat sering disebut dengan sistem ekonomi
sosialis (perencanaan pusat atau komando), mekanisme sistem ini
mengatur jalannya kegiatan ekonomi melalui rencana yang dibuat
oleh pemerintah pusat atau badan pusat yang khusus dibentuk
untuk maksud tersebut oleh pemerintah. Dalam sistem ini peran
pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan
perekonomian. Sistem ini muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan
atas berbagai kelemahan sistem ekonomi pasar. Dalam keadaan
tertentu sistem ekonomi pasar malah menimbulkan berbagai keburuk­an
sehingga diperlukan campur tangan pihak lain dalam hal ini pemerintah.
Sistem ekonomi ini pertama kali dicetuskan oleh Karl Marx.
Anton Bawono, M.Si. ۞
25
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 24, 13, 01/04/14 06:20 AM
Abad 19
Sosialisme
Abad 18
Kapitalisme
Abad 20
Campuran
A. SISTEM EKONOMI KAPITALIS
Sistem ekonomi kapitalis seringkali disebut juga dengan sistem
ekonomi liberal, sistem ini lebih menekankan pada kebebasan pasar.
Dalam sistem ini pemerintah tidak ikut campur tangan urusan pasar,
pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar, persaingan
dilakukan secara bebas, peranan modal sangat vital, dimana pasar
di­serahkan pada mekanisme pasar. Mekanisme yang mengatur ber­
langsungnya kegiatan ekonomi melalui pasar, terjadi transaksi antara
penjual dan pembeli, dalam pasar ini terjadi adu kekuatan antara
produsen dan konsumen, sehingga terjadi harga.
Pada prinsipnya sistem ini adalah suatu sistem ekonomi dimana
seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi
diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem ini sesuai
dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations. Dalam sistem ekonomi ini
memiliki kelebihan dan kekurangannya.
1.Kelebihan
a. Dalam persaingan antar pelaku ekonomi akan dapat di­
alokasi­­kan barang dan jasa serta sumberdaya secara efisien.
24
۞ Mikro Ekonomi
tenaga kerja. Tenaga kerja ini akan dipekerjakan oleh perusahaan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Setelah tenaga kerja tersebut
bekerja di perusahaan, oleh perusahaan akan diberi balas jasa atas
sumber daya produktf rumah tangga yang digunakan perusahaan
yang dapat berupa gaji ataupun sewa. Pendapatan yang diterima oleh
rumah tangga tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh per­
usahaan. Permintaan barang dan jasa dari rumah tangga inilah akan
men­jadi penerimaan bagi perusahaan, kemudian perusahaan akan
me­menuhi permintaan barang dan jasa yang diminta oleh rumah
tangga. Jadi aliran barang, uang dan pasar dalam hal ini terjadi dan
akan berputar terus menerus.
Dalam interaksi tersebut di atas menimbulkan munculnya pasar
baik pasar barang maupun pasar faktor produksi. Pasar dalam hal ini
adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan
teransaksi, dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun. Jadi pasar tidak
selalu bertemu secara langsung antara penjual dan pembeli dalam
melakukan transaksi, di era saat ini banyak sekali media elektronik
dengan teknologi maju yang mendukung untuk terjadinya transaksi
model ini. Pada prinsipnya pasar memiliki lima fungsi utama yaitu :
1. Menentukan nilai dan atau harga barang
Fungsi pasar ini sebagai jawaban dari what, yaitu apa yang
harus diproduksikan dalam perekonomian. Ketika sebuah
barang yang keberadaannya sangat diinginkan masyarakat, hal
ini harganya akan relatif lebih mahal dibandingkan barang yang
tidak begitu diinginkan oleh masyarakat. Seorang produsen
jika dapat menghasilkan barang yang memang diinginkan oleh
masyarakat, hal tersebut akan membuat keuntungan produsen
akan semakin besar.
Anton Bawono, M.Si. ۞
13
Pada saat seorang produsen dengan produk tertentu diminati
oleh masyarakat, maka hal ini akan menyebabkan produsen lain
tertarik untuk memasuki pasar atau memproduksi produk yang
sama. Dampak selanjutnya akan menyebabkan bertambahnya
pe­nawaran, dengan bertambahnya penawaran akan berinteraksi
dengan besarnya permintaan masyarakat. Proses interaksi antara
permintaan dan penawaran dipasar inilah yang akan menentukan
harga atau nilai sebuah barang atau produk. Pergerakan harga
inilah yang kemudian akan menentukan besarnya barang dan
jasa yang ada dipasar dan diinginkan oleh sebuah perekonomian.
2. Mengorganisasikan produksi
Fungsi pasar yang kedua ini adalah jawaban dari masalah
how, yaitu bagaimana cara menghasilkan barang dan jasa dengan
sumberdaya atau faktor produksi yang ada. Di dalam pasar ada
pasar output atau basar barang dan pasar input atau pasar faktor
produksi. Kedua pasar tersebut memiliki harga-harga, demikian
juga dengan harga faktor produksi.
Seorang konsumen akan selalu tertarik disamping pada
kualitas produknya tetapi juga tidak kalah penting dan utama
adalah harga produk tersebut. Sehingga harga produk yang lebih
murah akan menjadi incaran para konsumen, untuk menghasilkan
produk yang murah akan menjadi prioritas produsen dengan
melakukan efisiensi penggunaan faktor produksi. Diantara faktorfaktor produksi sering kali dapat dilakukan substitusi antara satu
faktor produksi dengan faktor produksi yang lain, sehingga dalam
hal ini seorang produsen harus pandai-pandai memilih faktor
produksi yang harganya lebih murah untuk dapat menghasilkan
sebuah produk yang diminati konsumen baik dari segi kualitas
maupun harganya.
14
۞ Mikro Ekonomi
AYUN BANDUL YANG ABADI
(THE ETERNAL SWINGING PENDULUM)
BAB 2
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 14, 23, 01/04/14 06:20 AM
Sistem ekonomi yang pertama kali ada yaitu sistem ekonomi
tradisional. Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi di
mana kegiatan ekonominya yang masih sangat sederhana. Sistem
ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh
masyarakat tradisional secara turun temurun dengan hanya meng­
andalkan alam dan tenaga kerja. Dalam sistem ini teknik produksi
di­pelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana, hanya sedikit
meng­gunakan modal, pertukaran dilakukan dengan sistem barter
(barang dengan barang), belum mengenal pembagian kerja, masih
terikat tradisi, dan tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan
sumber kemakmuran.
Sistem ekonomi yang ada sampai saat ini seperti sebuah ayun
bundul yang abadi atau yang sering disebut dengan The Eternal
Swinging Pendulum. Karena sistem ekonomi dalam perjalannya meng­
alami perubahan, perbaikan dan reinkarnasi juga kombinasi. Hal
ter­sebut dapat kita cermati dalam gambar berikut ini:
Anton Bawono, M.Si. ۞
23
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 22, 15, 01/04/14 06:20 AM
3. Mendistribusikan produk
Fungsi ini adalah jawaban dari masalah for whom, yaitu pasar
sebagai jawaban untuk siapa barang ini diproduksikan. Peng­
hasilan seseorang akan menentukan berapa jumlah barang dan
jasa yang akan dibeli. Sebuah produk akan menyesuaikan pada
pasar yang akan dihadapi, semakin tinggi tingkat penghasilan
konsumen yang akan dituju akan diproduksikan barang dan jasa
yang relatif tinggi harganya dibandingkan jika pasar sasarannya
adalah pasar dengan konsumen dengan tingkat penghasilan lebih
rendah. Sehingga sering muncul beberapa strategi produsen untuk
menjual produknya di kedua pasar tersebut, sebagai contoh yaitu
melakukan diskriminasi harga.
4. Menyelenggarakan penjatahan
Fungsi pasar sebagai sarana melakukan penjatahan, yaitu
dengan adanya harga dari barang dan jasa yang diperdagangkan
tersebut akan menyebabkan barang dan jasa tersebut terbagibagi kepada konsumen dengan jumlah yang tidak sama. Karena
hal ini disebabkan jumlah produksi yang diproduksikan dalam
masyarakat dalam jangka waktu tertentu jumlahnya terbatas.
Pada prinsipnya tingkat harga dari barang tersebut akan
mem­batasi jumlah tingkat konsumsi konsumen atau masyarakat
tersebut. Dampak yang akan muncul selanjutnya adalah, untuk
konsumen yang dengan pendapatan yang relatif lebih tinggi akan
mendapatkan jatah yang lebih banyak dibandingkan dengan
masyarakat atau konsumen yang memiliki pendapatan yang
relatif lebih sedikit.
5. Menyelenggarakan barang dan jasa dimasa yang akan datang
Pasar memiliki peran untuk menciptakan, mempersiapkan
dan menyediakan barang dan jasa untuk dimasa yang akan
datang. Hal ini karena di dalam pasar akan tercipta tabungan dan
22
۞ Mikro Ekonomi
Anton Bawono, M.Si. ۞
15
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 16, 21, 01/04/14 06:20 AM
investasi. Dengan adanya tabungan dan investasi akan terjaga
ketersediaan barang dan jasa dimasa yang akan datang sehingga
akan tercapai kemajuan suatu perekonomian yang ada.
D. MASALAH PILIHAN INDIVIDU/MASYARAKAT
1.Anggaran
Sebagai kendala dalam pilihan individu adalah anggaran.
Anggaran akan membatasi besarnya barang X dan Y yang dapat
dikonsumsi oleh setiap individu. Sebagai misal adalah:
Ada mahasiswa Mempunyai dana Rp. 100.000,- dan
mempunyai kebutuhan barang X dan Y. Dimana harga barang X
Rp.100,- dan harga barang Y Rp.200,Pertanyaan:
berapa barang X dan Y yang harus dibeli ?
= Jika semua dana utk beli X, besarnya X adalah 1000, hal ini
didapat dari I/Px atau 100000/100
= Jika semua dana utk beli Y, besarnya Y adalah 500, hal ini
di­dapat dari I/Py atau 100000/200
Kejadian tersebut di atas dapat dijelaskan dengan meng­
gunakan­kurva sebagai berikut:
Y
500 A
Daerah Anggaran
I
Py
Budget Line
C
E
I
Px
D
0
16
۞ Mikro Ekonomi
3.Menerapkan
Pengetahuan yang diperoleh dari tahapan sebelumnya,
yaitu setelah mendapatkan penjelasan atau hubungan antar
variabel ekonomi kemudian diterapkan pada persoalan yang
nyata. Tahapan metode ini bisa di lakukan dengan menggunakan
hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk
menerangkan diskripsi fakta-fakta yang dikumpulkan berdasarkan
kenyataan yang ada dalam masyarakat berkaitan dengan masalah
ekonomi.
B
375
250
e. Pendekatan Deduktif
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menggunakan
ketentuan, hukum atau prinsip umum yang sudah dikaji
ter­lebih dulu kebenarannya. Pendekatan ini mencoba me­
mecahkan masalah sesuai acuan, prinsip hukum dan ke­
tentuan yang sudah ada dalam ilmu ekonomi.
250
500
1.000 X
Gambar 1.4
Garis
Anggaran
Anton Bawono, M.Si. ۞
21
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 20, 17, 01/04/14 06:20 AM
2. Menjelaskan atau Mencari hubungan
Dalam menjelaskan atau mencari hubungan ini akan meng­
guna­kan beberapa pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Matematis
Metode matematika digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah ekonomi secara matematika. Dalam pem­
bahasan secara matematika, biasanya menggunakan pem­
bahasan dalil-dalil pada saat mau memulainya atau dasarnya
adalah dalil-dalil yang sudah baku. Sehingga dalam kajiannya
dapat dipastikan dapat diterima secara umum.
b. Pendekatan Statistik
Metode pencarian hubungan dapat menggunakan pen­
dekatan statistik, yaitu dengan mengumpulkan data-data
kemudian dilakukan pengolahan, analisis, penafsiran dan
penyajian data-data dalam bentuk ststistik. Dari angka-angka
yang ada akan dapat di ketahui permasalahan dan hubungan
yang ada dalam permasalahan ekonomi, sehingga kemudian
dapat dicari pemecahannya.
c. Pendekatan Ekonometrik
Pendekatan ini merupakan pendekatan dengan meng­
kolaborasikan pendekatan matematika, statistik dan teoriteori ekonomi.
d. Pendekatan Induktif
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
semua data dan informasi yang ada dalam realitas kehidupan.
Realitas tersebut mencakup setiap unsur kehidupan yang
di­alami individu, keluarga dan masyarakat dalam rangka
men­cari pemecahan masalah ekonomi. Sehingga upaya pe­
mecahan masalah untuk pemenuhan kebutuhan tersebut
dapat dikaji dengan cermat.
20
۞ Mikro Ekonomi
Gambar tersebut di atas memunculkan dua pengertian yaitu:
a. Garis Anggaran (Budget Line)
Garis anggaran adalah garis yang menghubungkan atau
meng­gambarkan tempat kedudukan titik-titik yang me­
nunjukkan berbagai kombinasi barang X dan Y yang dapat
di­beli dengan anggaran tertentu. Titik A, B, C dan D adalah
titik yang berada di garis anggaran, artinya pengeluaran
individu di tempat atau titik-titik tersebut besarnya sama.
b. Daerah Anggaran
Daerah anggaran adalah daerah yang dimungkinkan
untuk dipilih dengan anggaran yang ada. Contoh yang berada
di daerah anggaran adalah titik E. Daerah anggaran intinya
daerah yang berada di daerah dimana anggaran yang ada dapat
diinginkan untuk membeli barang yang diinginkan.
2. Opportunity Cost
Opportunity Cost adalah Setiap diinginkan tambahan barang X
harus dikorbankan sejumlah barang Y. Sehingga apabila seseorang
menginginkan tambahan sesuatu barang maka tambahan itu
hanya dapat diperoleh dengan pengorbanan sejumlah barang
lain yang terpaksa tidak dapat dibelinya dengan yang tersedia.
Masalah kelangkaan sumber daya mendorong manusia untuk
mengambil keputusan agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya. Kelangkaan/keterbatasan memberikan konsekuensi
bahwa individu harus melakukan suatu pilihan. Sehingga
seringkali dikatakan bahwa masalah ekonomi adalah “the art of
choice” atau seni memilih. Setiap kali individu melakukan suatu
pilihan maka akan menciptakan biaya peluang (opportunity
cost). Berdasarkan hal tersebut, kita bisa menggunakan contoh
sebelumnya dan dapat melihat gambar 1.4. Bahwa jika diinginkan
barang X sebesar 250 maka akan mendapatkan barang Y sebesar
Anton Bawono, M.Si. ۞
17
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 18, 19, 01/04/14 06:20 AM
375, akan tetapi jika diinginkan tambahan barang X yang semula
250 menjadi 500 maka konsekuensinya individu tersebut harus
mengurangi konsumsi barang Y dari sebesar 375 menjadi 250.
Jadi terhadap pilihan-pilihan tersebut terjadi trade off. Hal
ini didasari oleh skala prioritas yang dipilih, masing – masing
pilih­an akan membawa opportunity cost, pilihan antara bekerja
dan sekolah, pilihan antara membeli sepatu dengan baju dan
sebagainya. Trade off yang terbesar dalam ekonomi secara global
adalah pilihan antara effisiensi dan equity. Efisiensi adalah
kondisi ideal ketika sebuah masyarakat dapat memperoleh hasil
atau manfaat yang maksimal dari penggunaan sumber daya yang
dimilikinya Sementara equity adalah kondisi ideal ketika ke­
sejahteraan ekonomi terbagi atau terdistribusikan secara adil di
antara segenap anggota masyarakat.
3. Sumberdaya dan Teknologi
Dalam pilihan masyarakat dibatasi atau sebagai kendalanya
keberadaan sumberdaya dan teknologi. Sebagai misal adalah
apabila sumberdaya digunakan memproduksi barang X akan di­
peroleh 150 juta buah. Apabila seluruhnya untuk produksi barang
Y akan menjadi 5 Juta ton.
Dalam pilihan masyarakat ini akan muncul istilah Production
Posibility Curve, yaitu Kurva yang menentukan tempat kedudukan
titik-titik yang menunjukkan kombinasi produksi berbagai
barang X dan Y yang dapat diproduksi dengan sumber daya dan
teknologi. Kurva ini dapat ditunjukkan dalam gambar sebagai
berikut:
18
۞ Mikro Ekonomi
Y
5
4
3
2
1
0
50
90
120 140
150 X

Gambar 1.4
Production Posibility Curve

E. METODE ILMU EKONOMI
Metode ilmu ekonomi digunakan untuk memecahkan per­
masalahan dalam ilmu ekonomi. Permasalahan ilmu ekonomi secara
sederhana yaitu bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang
tidak terbatas dengan alat pemuas dan sumberdaya yang langka untuk
menghasilkan barang dan jasa yang memiliki berbagai kegunaan
alternatif.
Metode ilmu ekonomi pada dasarnya ada 3 (tiga) yaitu:
1. Melihat Kenyataan
Karena yang akan dijelaskan ilmu ekonomi adalah kehidupan
ekonomi manusia/masyarakat maka titik pangkalnya adalah
mempertanyakan apa yang terjadi pada masyarakat. Hasil
pengamatan atau penelitian dalam masyarakat ini dituangkan
dalam bentuk fakta atau data sehingga sedapat mungkin dinyata­
kan dengan angka atau secara kuantitatif
Anton Bawono, M.Si. ۞
19
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 42, 27, 01/04/14 06:21 AM
perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1
anak dan keluarga di pedalaman 2 anak saat yang pertama wanita.
3. Kegagalan, Kejatuhan, dan Reformasi
Angin perubahan dalam pengambilan keputusan tidak
diperkenalkan secara seragam di semua negara.10 Reformasi yang
lebih eksesif terjadi di Yugoslavia, Polandia, dan Cina, dan yang
kurang ekstensif terjadi di Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur,
dan Rumania. Akan tetapi, dari negara-negara tersebut tidak ada
satupun yang melakukan tindakan memadai dalam desentralisasi
ekonomi dan peletakan kepercayaan pada pasar sebagaimana
di­gambarkan dalam teori sosialisme pasar. Suprastruktur dasar
dari sistem yang sangat tersentralisir dan sangat birokratis secara
praktis tetap utuh dan tidak berubah di mana pun. Dengan
demiki­an, problem yang perlu dibicarakan oleh negara-negara
ini—seperti menurunnya produktivitas dan pertumbuhan, kian
akutnya kekurangan dan rendahnya kualitas barang-barang—
tetap tidak teratasi. Ketika hal-hal ini mencapai tingkat yang tak
dapat ditolerir, rezim komunis runtuh seperti permainan domino
di seluruh enam negara Eropa Timur di tahun 1989.
Keruntuhan Uni Soviet tidak serta merta diikuti melemahnya
ideologi sosialisme. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya Cina.
Negara sosialis ini muncul dan menggeliat menjadi salah satu ke­
kuatan ekonomi baru dunia. Produk-produk Cina bermunculan
menjadi kompetitor produk ekonomi Asia atau pabrikan Barat
lainnya. Barang elektronik dan otomotif dari Cina telah me­
10
Lihat Michael Karen, “The New Economic System in the GDP : An Obituary”,
Social Studies, (April 1973), 554-587; Janos Kornai, “The Hungarian Reform Process :
Visions, Hopes and Reality”, Journal of Economic Literature, (December 1986), 16871737; Kongres Amerika Serikat, Komite Ekonomi Gabungan, East European Economies :
Slow Growth in the 1980s (1986), vol. 3; Dwight H. Perkins, “Reforming Cina’s Economic
System”, Journal of Economic Literature, (June 1988), 601-645; dan William F. Robinson,
The Pattern of Reform in Hungary (New York: Praeger, 1973), 193.
42
۞ Mikro Ekonomi
2.Kekurangan
a. Mematikan inisiatif individu untuk maju
b. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
c. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber
daya
C. SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Sistem ekonomi campuran merupakan kolaborasi dari kedua
sistem sebelumnya dengan berusaha mengilangkan kekurangan
masing-masing dan menggunakan kebaikan masing-masing. Sistem
ini merupakan mekanisme antara perencanaan pusat dan pasar,
dalam hal ini perencanaan pusat berfungsi sebagai penentu arah dan
pengendali perekonomian sedangkan pelaksanaan tingkat operasional
dilaksanakan melalui mekanisme pasar. Sistem ekonomi campuran
dikembangkan sejak para ekonom Neo-klasik menginsafi betapa
tak mungkinnya pasar dibiarkan sepenuhnya bebas tanpa campur
tangan pemerintah; sebab jika dibiarkan bebas maka kekuatankekuatan monopolis akan bebas berkembang dan mencengkeram pasar
hingga tak bebas lagi. Konsep ekonomi campuran mencapai tonggak
puncaknya pada Keynes, ekonom Inggris yang mengedepankan alasanalasan logis bagi peran pemerintah yang meliputi hingga pada urusan
pemodalan ekonomi nasional.
Sistem ekonomi negara-negara didunia ini saat ini telah meng­
gunakan sistem ekonomi campuran, tidak ada lagi yang secara murni
meng­gunakan sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis. Sebagai
misal seperti negara Amerika Serikat yang terkenal dengan negara
yang super kapitalis, akan tetapi dalam pelaksanaannya kita dapat
melihat pemerintah secara aktif campur tanggan menjaga stabilitas
ekonominya dari ancaman penyakit-penyakit ekonomi.
Anton Bawono, M.Si. ۞
27
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 28, 41, 01/04/14 06:21 AM
Sistem ekonomi yang murni saat ini sudah tenggelam karena
kegagalannya, demikian pula dengan kapitalisme murni dengan
laissez faire telah menghilang dari peredaran, tetapi dalam perjalannya
mengalami modifikasi. Modifikasi dari kapitalis ini diantaranya
pemerintah dapat ikut campur tangan dalam memperbaiki atau me­
nutup kekurangan sebagai dampak dari kerugian atas modal. Modifikasi
dari kapitalisme inilah sering disebut sebagai neoliberialisme.
Pergeseran sistem ekonomi yang murni ke sistem ekonomi
campur­an, dilatar belakangi oleh tuntutan zaman, akan adanya
per­ubahan menuju pada kebaikan. Sistem ekonomi campuran ini
salah satunya adalah hasil dari modifikasi system ekonomi kapitalis,
yaitu neoliberalisme. Saat ini paradigma Neoliberialisme mulai me­
nancapkan cakarnya dan mengokohkan eksistensi dalam peran
ke­bijakan dunia bermula pasca perang dunia II. Hal ini ditandai
dengan kekalahan kubu sosialis yang notabene kubunya kapitalisme
kekuasaan kemudian digantikan perannya oleh kubu kapitalisme pasar
(dominator kekuatan dunia saat ini) yang kelak mempunyai pengaruh
besar terhadap kebijakan-kebijakan dunia. Bukan suatu kebetulan
semata jika kemudian kubu kapitalisme pasar yang mengusung
semangat hegemoni liberalisme dengan pola baru yang lebih terpadu
(neoliberialisme) ini mempunyai peran penting dan significant dalam
hiruk pikuk kebijakan dunia yang lebih mengutamakan kepentingan
pasar yaitu dengan menumpuk kekayaan, daripada kemakmuran dan
kesejahteraan bersama.
Kekuatan dan pengaruh dari kapitalisme pasar tersebut kemudian
mengokohkan pengaruhnya ke berbagai antero dunia. Mulai dari
wilayah yang satu hingga wilayah yang lain. Lintas negara, bahkan
lintas benua. Modelnya pun lebih rapi dan terkoordinir dengan
baik. Namun itu tak lebih dari sebuah pembodohan dan penjajahan
28
۞ Mikro Ekonomi
Semuanya itu bertujuan untuk membantu kawasan pedalaman
Cina dapat turut membangun bersama.
Dari sisi demografi-ekonomi, secara resmi RRC memandang
dirinya sebagai bangsa multi-etnis dengan 56 etnisitas yang
diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% popu­lasi;
bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir sete­­
ngah daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri hete­rogen, dan
bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan
budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han
bertutur macam-macam bahasa Tionghoa yang diucapkan, yang
bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi
terbesar bahasa Tionghoa yang diucapkan ialah bahasa Mandarin,
dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia.
Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing,
dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan
sebagai bahasa resmi di seluruh negara.
Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan
kesan yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang
767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun
lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi
atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut
agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang ber­
jumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan
Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di
perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat
18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen
(4 juta Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini.
Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan
penduduk. Dalam usaha membatasi perkembangan populasinya,
RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di
Anton Bawono, M.Si. ۞
41
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 40, 29, 01/04/14 06:21 AM
provinsi-provinsi tersebut, terdapat juga 5 daerah otonomi yang
berisi banyak etnis minoritas; 4 munisipaliti untuk kota-kota
ter­besar Cina dan 2 Daerah Administratif Khusus (SAR) yang
diperintah RRC. Berikut adalah wilayah pembagian administratif
yang di bawah kontrol RRC.
Tabel 1
Pembagian Wilayah RRC
Status Daerah
Jumlah
Nama Daerah
Provinsi
22
Anhui, Fujian, Gansu,
Guangdong, Guizhou,
Hainan, Hebei, Heilongjiang,
Henan, Hubei, Hunan,
Jiangsu, Jiangxi, Jilin,
Liaoning, Qinghai, Shaanxi,
Shandong, Shanxi,Sichuan,
Yunnan, Zhejiang
Daerah otonomi
5
Guangxi, Mongolia Dalam,
Ningxia, Xinjiang, Tibet
Kotamadya
4
Beijing, Chongqing,
Shanghai, Tianjin
Daerah
Administratif
Khusus
1
Hong Kong, Macau
Sementara itu bila dilihat dari sisi pendapatan masyarakat,
jurang kesenjangan kekayaan di antara pesisiran pantai dan
kawasan pendalaman Cina masih amat besar. Untuk mengatasi
keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini, pemerintah
melaksanakan strategi Pembangunan Cina Barat pada tahun
2000, Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun
2003, dan Kebangkitan Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004.
40
۞ Mikro Ekonomi
terselubung melalui topeng-topeng investasi. Ranah demi ranah
potensi suatu negara pun mulai dibajak dan dilibas tanpa permisi,
potensi dan sumber daya suatu negara (khususnya yang sedang
berkembang) dieksploitasi habis-habisan melalui pintu gerbang bebas
hambatan yang namanya IMF, WTO World Bank, dan lain-lain.
D. SISTEM EKONOMI SOSIALISME PASAR
1. Latar belakang
Secara sadar, karakter dasar manusia tidak kuasa untuk me­
nerima kesedihan dan penderitaan si miskin yang menjadi ciri dari
dominasi kapitalisme laissez-faire. Dominasi yang menyengsarakan
itu kemudian mengundang reaksi dalam berbagai bentuk, salah
satu yang terpenting adalah sosialisme. Bagaimanapun, sosialisme
bukanlah suatu istilah yang monolitik tanpa partikal, tetapi sudah
melahirkan turunan-turunannya baik dalam bentuk Marxis,
pasar, demokrasi, dan lain-lain.1 Memang, masing-masing versi
sosialisme memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi dalam
konteks ini perbedaan tersebut bukan menjadi fokus kajian.
Bagaimanapun ada ciri-ciri tertentu yang umum bagi
kebanyakan versi itu. Semuanya tumbuh dalam milio sekular yang
dominan, dan karena itu, semuanya memiliki pandangan dunia
sekular sebagaimana kapitalisme.2 Kelompok sosialis meng-counter
model produksi kapitalis dengan berpandangan bahwa pasar bebas
1 Terma sosialisme telah mewujud di Inggris pada tahun 1830-an, meskipun
penggunaan per­tamanya dapat dilacak setidaknya tahun 1826. Kurang dari seabad
kemudian seorang ahli ilmu sosial Inggris mengumpulkan lebih dari 260 definisi
sosialisme. Lihat D.F. Griffith, What is Socialism?: A Symposium (London: Richards, 1984),
dikutip oleh J. Wilczynski, The Economics of Socialism (1988), 21.
2
Lichtheim menilai bahwa “Sosialisme pada umumnya diasosiasikan dengan
sekularisme dalam revolusi Prancis. Sebenarnya sosialisme di Prancis, Belgia, Irlandia,
India, Spanyol dan dalam budaya Luso-Hispanik Amerika Latin secara historis telah
diasosiasikan dengan atheisme militan. Lihat George Lichtheim, A Short History of
Socialism (1978), 308-309.
Anton Bawono, M.Si. ۞
29
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 30, 39, 01/04/14 06:21 AM
dan tidak terkendali yang menjadi karakter genuine kepitalisme
akan mengkonstruk “keberpihakan” kepada kaum kapital. Alokasi
sumber daya akan terkonsentrasi dan menguntungkan si kaya
bah­kan akan melanggengkan ketidakadilan dan ketidakmerataan
yang tinggi dalam pendapatan dan kekayaan.3 Pemilikan pribadi
dan sistem upah dianggap sebagai sumber kejahatan, keadilan
tidak dapat diberikan kepada si miskin tanpa mensosialisasikan
pemilikan pribadi dalam berbagai tingkatan. Demokrasi sekalipun,
menurutnya, tidak dapat dijalankan secara efektif, selama masih
ada ketidakmerataan dan ketimpangan sosial.
Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan
penuh harapan agar masa depan masyarakat dapat, baik secara
paksa maupun demokratis, memegang kendali pemerintahan dari
kaum kapitalis dan menciptakan suatu masyarakat yang egaliter
dan demokratis, bebas dari konflik kelas dan didasarkan pada
pe­rencanaan menyeluruh dan penguasaan publik atas saranasarana produksi.
Semula, Uni Soviet telah menginfus suatu dimensi pasar ke
dalam manajemen ekonominya, sementara negara-negara Eropa
Timur, Yugoslavia dan Cina telah mempelopori jalan ke arah apa
yang disebut sebagai “sosialisme pasar”. Cina bahkan telah meng­
hapuskan penekanannya pada sistem komune yang tidak alami
dan tidak manusiawi yang dengan paksa telah ditekankan oleh
Mao Zedong.4 Namun model terpusat gaya Soviet dengan ke­
3
Dalam sistem sosialisme pasar (market socialism), ciri-cirinya adalah kepemilikan
faktor produksi oleh negara dan atau kepemilikan secara kolektif oleh publik. Keputusan
apa yang harus diproduksikan sudah didesentralisasi dan dibuat berdasarkan kebutuhan
yang bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Motivasi para pelaku ekonomi adalah
insentif material dan moral. Lihat John Lee, “the False Promise of Market Socialism in
China”, Policy, vol. 23, no. 3 (Spring 2007), 23.
4
John K. Fairbank, The Great Chinese Rvolution 1800-1985 (1986). Lihat juga
Warren Lerner, A History of Socialism and Comunism in Modern Time : Theorists, Activists
and Humanists (Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1982), 212, 214. Selama 50 tahun
30
۞ Mikro Ekonomi
ingin sekali menjalin hubungan perdagangan dengannya. Cina
sejak tanggal 1 Januari 2002 telah menjadi anggota Organisasi
Per­dagangan Dunia.
Pada 2003, PDB Cina dari segi purchasing power parity men­
capai $6,4 trilyun, menjadi terbesar kedua di dunia. Dengan
meng­gunakan penghitungan konvensional, Cina diurutkan di
posisi ke-7. Meski jumlah populasinya sangat besar, Cina masih
mampu memberikan PNB rata-rata per orang sekitar $5.000,
sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan pertumbuhan ekonomi
resmi untuk 2003 adalah 9,1%. Diperkirakan oleh CIA pada
2002 bahwa agrikultur menyumbangkan sebesar 14,5% dari
PNB Cina, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa
sekitar 33,8%. Pendapatan rata-rata pedesaan sekitar sepertiga
di daerah perkotaan, sebuah perbedaan yang telah melebar di
dekade terakhir.
Oleh karena ukurannya yang amat luas dan budaya yang
amat panjang sejarahnya, RRC mempunyai tradisi sebagai sebuah
negara penguasa ekonomi. Dalam kata Ming Zeng, profesor
pengurus di Shanghai, dalam data statistik pada pengujung abad
ke 16 sekalipun, RRC mempunyai sepertiga PDB dunia. Amerika
Serikat yang besar pada masa kini hanya mempunyai 20%. Jadi,
jika membuat perbandingan sejarah, maka tiga atau empat ratus
tahunyang lalu, maka Cina adalah negara terbesar dunia. Upaya
untuk mewujudkan kembali keadaan yang membanggakan ini
sudah tentu merupakan salah satu tujuan orang Cina.
Terkait dengan wilayah penopang kegiatan ekonomi nasional,
Republik Rakyat Cina mempunyai kontrol administratif terhadap
22 provinsi. Pemerintah RRC menganggap Taiwan sebagai
provinsi ke 23. Pihak pemerintah juga mengklaim Kepulauan
Laut Cina Selatan yang kini masih diperebutkan. Selain dari
Anton Bawono, M.Si. ۞
39
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 38, 31, 01/04/14 06:21 AM
itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan
memasang manajer dalam industri, mengijinkan perusahaan
skala-kecil dalam jasa dan produksi ringan, dan membuka
ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi. Pemerintah
terus berupaya menambah pegawai pada wilayah setempat
dan pengurus kilang dalam industri, membolehkan pelbagai
usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan, membuka
ekonomi perdagangan dan membuka pelabuhan bagi pihak asing.
Pengawasan harga juga telah dilonggarkan. Ini mengakibatkan
Cina daratan berubah dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi
campuran.
Pemerintah RRC tidak lagi menekankan kesamarataan saat
mulai membangun ekonominya, sebaliknya pemerintah me­
nekan­kan peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi serta
mem­­perkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan
produktivitas. Pemerintah juga memfokuskan diri dalam per­
dagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan
ekonomi. Untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000 Zona
Ekonomi Khusus (Special Economic Zones, SEZ) di mana hukum
investasi diregulasi untuk menarik modal asing. Hasilnya adalah
PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah
populasi 1,25 milyar orang dan PDB hanya $3.800 per kapita,
Cina menjadi ekonomi ke enam terbesar di dunia dari segi nilai
tukar, dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika
Serikat dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja
Cina adalah $1.300. Perkembangan ekonomi Cina diyakini se­
bagai salah satu yang tercepat di dunia, yaitu sekitar 7-8% per
tahun menurut statistik pemerintah Cina. Ini menjadikan Cina
sebagai fokus utama dunia pada masa kini yang melibatkan hampir
semua negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Cina,
38
۞ Mikro Ekonomi
pemilikan negara atas kebanyakan sarana produksi tetap berperan
me­nentukan semua perekonomian di negara-negara tersebut.
Sentra reformasi isme tersebut bertujuan untuk mewujudkan
suatu desentralisasi parsial dari mesin pengambilan keputusan
dalam ekonomi dengan membolehkan sinyal-sinyal pasar dan
inisiatif pribadi untuk memainkan peran yang lebih besar dalam
alokasi dan distribusi sumber daya. Perusahaan-perusahaan
negara harus diberi otonomi lebih besar dalam merencanakan
operasi, pengamanan input, dan penetapan harga output
mereka.5 Kebanyakan kendali atas perusahaan-perusahaan ini
harus dilonggarkan untuk mendukung terbentuknya manajemen
mandiri. Harga-harga pasar, gaji dan kurs harus ditetapkan dan
subsidi harus dipotong untuk menurunkan defisit anggaran.
Penekanan tidak semestinya yang sebelumnya diberikan kepada
industri berat harus dikurangi untuk lebih diberikan kepada
agrikultur dan industri-industri barang-barang konsumsi.
2. Sejarah Ringkas Ekonomi Cina
Bila ditelusur ke belakang keberhasilan ekonomi Cina
sekarang ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang masya­
rakat Cina dalam berevolusi dalam bidang ekonomi. Kehebatan
Cina di bidang ekonomi maupun non ekonomi telah lama terekam
dalam sejarah. Sebagaimana hasil observasi The Economist, di­
nyata­kan bahwa, “In fact, China was the largest economy for much
of recorded history . . . [and in] 1820 it still accounted for 30% of
world GDP”.6 Kemudian, sejarawan Arnold Toynbee menyatakan
Mao dirujuk dalam literatur Barat sebagai Mao Tse-tung. Bagaimanapun, di tahun
1979 nama-nama Cina versi pinyin telah digunakan untuk bahasa Inggris. Dengan
begitu ejaan yang diperbaiki dipakai di sini. Lihat Lerner, A History of Socialism …, 153.
5
John Morangos, “Was Market Socialism a Feasible Alternative for Transition
Economies”, International Journal of Political Economy, vol. 35, no. 3 (Fall 2006), 67.
6
A Survey of the World Economy - The Real Great Leap Forward’, The Economist,
2 October 2004, p. 5.
Anton Bawono, M.Si. ۞
31
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 32, 37, 01/04/14 06:21 AM
bahwa berdasarkan catatan Cina, Cina adalah sebagai kekuatan
stabilitas, sering dikatakan bahwa Cina telah mem­bawa dunianya
menuju persatuan dan perdamaian abadi.7 Selain itu, Cina
memiliki sumber-sumber filsafat yang baik secara sosial bagi
konstruksi perdamaian melalui Konfusianisme, Daoism dan
Buddhism. Secara definitif resmi, RRC merupakan suatu negara
komunis karena ia memang merupakan negara komunis pada
kebanyakan abad ke-20 yang lalu. Secara resmi ia masih dikenal
sebagai negara komunis, meskipun sejumlah ilmuwan politik kini
tidak mendefinisikannya sebagai negara komunis. Tiada definisi
yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang
diamalkan negara ini, karena strukturnya tidak dikenal pasti.
Salah satu sebab masalah ini ada adalah karena sejarahnya, Cina
merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000
tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan
pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911, Cina diperintah
secara otokratis oleh KMT dan beberapa panglima perang, dan
setelah 1949 didobrak partai komunis Cina yang dimotori oleh
Mao Zedong.
Pasca Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai
Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak
komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai
Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada
1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik
Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis. Para
pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat
Cina miskin dan lebih tradisional atau nasionalis dan pemerhati
asing yang percaya kepada komunisme, mengatakan bahwa di
7
Arnold J. Toynbee, Change and Habit: The Challenge of Our Time, Oxford
University Press, London, 1966, p. 158 dalam Rosita Dellios, The Rise of China as a Global
Power, The Culture Mandala, Volume 6 No 2, Copyright © Rosita Dellios 2004-2005.
32
۞ Mikro Ekonomi
mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas.
Para pengkritik – umumnya minoritas dari rakyat Cina, para rakyat
pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hong Kong,
etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak Barat, mengatakan
bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal
komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal ter­
sebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang
me­nimbulkan rasa takut. Cina mengadopsi konstitusi pada 4
Desember 1982 yang hingga kini digunakan. Rezim PRC sering
dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis. Ia juga dilihat
sebagai kerajaan komunis. Anggota komunis yang bersayap
lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis. Memang, negara
Cina semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi
bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru
ini, pemerintah menggariskan administrasi negara berdasarkan
demokrasi, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu.
Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai
Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan
Cina telah memperharui ekonomi dari ekonomi terencana
Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam
kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis dengan
istilah “sosialisme dengan karakteristik Cina”. “Karakteristik
Cina” adalah suatu tema umum yang digunakan dalam upaya
negara melakukan adaptasi terhadap dunia modern. Setelah
Cina mendapat predikat “the sick man of Asia” sebagai hasil dari
agresi imperialisme orang-orang Eropa dan Jepang, kekuatan
revolusioner bergerak dan kemudian memordenisasi filsafat
Marxisme untuk mempertahankan negara mereka.9 Untuk
9
Lihat Rosita Dellios, The Rise of China as a Global Power, The Culture Mandala,
Volume 6 No 2, Copyright © Rosita Dellios 2004-2005.
Anton Bawono, M.Si. ۞
37
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 36, 33, 01/04/14 06:21 AM
telah banyak) melunakkan kontrol pemerintah terhadap ke­
hidup­an sehari-hari rakyatnya, serta telah memulai perpindahan
ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar. Para pendukung
reformasi keuangan–biasanya rakyat kelas menengah dan
pemerhati Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan–menunjukkan
bukti terjadinya perkembangan pesat pada ekonomi di sektor
konsumen dan ekspor, terciptanya kelas menengah (khususnya
di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri
dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar
hidup yang kian tinggi (diperlihatkan melalui peningkatan
pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur,
per­sentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan
kebebasan pribadi yang lebih luas untuk masyarakat biasa. Para
pengkritik reformasi ekonomi–biasanya masyarakat miskin di
Cina dan pemerhati Barat berhaluan kiri, menunjukkan bukti
bahwa proses reformasi telah menciptakan kesenjangan kekayaan,
polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi, pengangguran
yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak
efisien, serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang
kurang diterima. Akibatnya mereka percaya bahwa budaya Cina
telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin dan terpisah, dan
stabilitas sosial negara semakin terancam.
Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai
Komunis Cina tetap berkuasa dan telah mempertahankan
kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang
dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di
Tibet. Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan
dan mayoritas kecil penduduk perkotaan, menyatakan bahwa
kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah masyarakat yang
terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak
36
۞ Mikro Ekonomi
bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Cina dapat dipastikan
untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan
ter­dapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan
pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan
standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa berbagai
kampanye yang dilakukan menjanjikan suatu Lompatan Jauh
ke Depan, dan Revolusi Kebudayaan menjadi sesuatu yang
penting dalam mempercepat perkembangan Cina serta akan
men­jernihkan kebudayaan mereka. Di tahun-tahun pertama
rezim baru ini ditandai dengan pembangunan kembali Cina
se­cara besar-besaran, dan kemakmuran baru serta stabilitas
negara sangat berbeda dengan masa huru-hara dan penderitaan
sekian dasa warsa sebelumnya. Tidak lama kemudian, pemimpin
Cina melancarkan kampanye melawan “musuh-musuh negara”,
dan memulai proses reformasi tanah (land reform) pada tahun
1950 melalui Undang-Undang Pembaharuan Agraria. Di era
ini telah berakhir sistem kepemilikan tanah individu yang telah
berlangsung selama berabad-abad. Cina dengan sistem Maois
merubah model kepemilikan perseorangan menjadi model
kolektivisasi Sovyet pada masa Stalin. Program ini dilakukan
dengan kekerasan dengan tujuan untuk menciptakan kembali
penduduk petani yang jumlahnya sangat banyak di Cina. Salah
satu doktrin inti Mao adalah bahwa petani-petani dan pekerjapekerja Cina perlu dibentuk menjadi tenga kerja yang dapat
dimobilisasi dengan mudah, bukan dalam arti bahwa mereka
dapat dipindah ke mana-mana secara geografis, melainkan untuk
kampanye-kampanye ideologis dan untuk kebijakan-kebijakan
ekonomi yng berubah dan didasari pengetahuan politik dalam
Partai tersebut. Buruh pedesaan di Cina ditempatkan di tanah
mereka di mana mereka dapat memainkan peran sebagai ”tentara
Anton Bawono, M.Si. ۞
33
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 34, 35, 01/04/14 06:21 AM
cadang­an” untuk diminta bertindak kalau dibutuhkan Partai
tersebut untuk proyek-proyek industrialisasi.8
Pihak pendukung Mao meragukan data statistik dan ke­
saksian yang diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan ke­
rusak­an lainnya yang disebabkan kampanye Mao. Meskipun
begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis
asing dan para peninjau serta beberapa rakyat Cina, khususnya
para anggota kelas menengah dan penduduk kota yang lebih
terbuka pemikirannya, mengatakan bahwa pemerintahan Mao
mem­bebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan se­
hari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti Lompatan
Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan berperan atau meng­
akibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi
yang besar, dan merusak warisan budaya Cina. Lompatan Jauh
ke Depan, pada khususnya, mendahului periode kelaparan yang
besar di Cina yang menurut sumber-sumber Barat dan Timur
yang dapat dipercaya, mengakibatkan kematian 20-30 juta
orang. Kebanyakan analis Barat dan Cina mengatakan bahwa
hal ini disebabkan oleh Lompatan Jauh ke Depan, namun Mao
dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga
yang meragukan angka kematian tersebut, atau berkata bahwa
lebih banyak orang mati karena kelaparan atau sebab politis
lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek. Menyusul ke­
macetan ekonomi secara umum, Partai Komunis menta kembali
system pertanian bersama tersebut, dengan memberi lebih banyak
kewenangan mengambil keputusan kepada pejabat-pejabat daerah.
Partai itu juga tergerak untuk melepaskan perencanaan industri
agenda-agenda ideologis yang menyebabkan kegagalan. Sebagai
8
Dorothy Solinger, Contesting Citizenship in Urban China:Peasant Migrants, the
State, and the Logic of the Market, Berkeley, University of California Press, 1999, p.27
dalam Ted C. Fishman, China Inc., Elex Media Komputindo, 2007, hal. 36.
34
۞ Mikro Ekonomi
salah seorang arsitek utama reformasi tersebut Deng Xiaoping, yang
kelak menjadi pemimpin penting Cina, sangat yakin bahwa Cina
hanya dapat sembuh dengan pendekatan yang lebih praktis terhadap
pembangunan. Namun, reformasi ter­sebut tidak menghapuskan
sistem kolektif, atau membebaskan petani pindah. Untuk semua
pandangan jauhnya ke depan, Deng Xiaoping tidak melihat masa
lalu sebagai ketakutan umum bahwa kota-kota di negara itu akan
mudah dibanjiri apabila orang pindah dengan bebas.
Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Partai
Komunis Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi
sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun
dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan
lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang
memulai reformasi keuangan. Pada 1966 Mao meluncurkan
Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawannya (termasuk analis
Barat dan banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan terhadap
rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung
pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak
pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai
se­buah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli
dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari
masyarakat Cina. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera
ber­kurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana para
ke­kuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah
kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan
dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok
Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap
dan dibawa ke pengadilan.
Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan
Anton Bawono, M.Si. ۞
35
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 58, 43, 01/04/14 06:21 AM
antara 7 hingga 8 renminbi pada 1 dolar. Pada 21 Juli 2005, Bank
Rakyat Cina mengumumkan untuk membolehkan mata uang
renminbi ditentukan oleh pasaran, dan membolehkan kenaikan
0,3% sehari. Ekspor Cina ke Amerika Serikat meningkat 20% per
tahun, lebih cepat dari ekspor AS ke Cina. Dengan penghapusan
kuota tekstil, RRC sudah tentu akan menguasai sebagian besar
pasaran baju dunia.
Pertumbuhan ekonomi Cina sejak mulai reformasi ekonomi
satu generasi yang lalu tampak cukup mengesankan, yaitu tumbuh
selalu di atas 7,5 persen per tahun. Dalam tabel di bawah terlihat
bahwa dalam kurun waktu 1998 hingga 2007, pertumbuhan
ekonomi mengalami trend yang meningkat. Dalam kurun waktu
hampir 30 tahun, perekonomian negara ini telah berlipat ganda
hampir tiga kali lebih. Fenomena Cina ini nampaknya tidak ada
negara yang mampu menyamainya selama ini.
Jumlah uang beredar selama tahun 1998 hingga 2007 terus
mengalami pertumbuhan, baik uang beredar dalam arti sempit
maupun dalam arti luas. Penggunaan uang non kartal nampak
mengalami pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan peng­
gunaan uang kartal dalam perekonomian. Kondisi seperti itu
biasa­nya lazim terjadi ketika perekonomian suatu negara semakin
modern, yaitu semakin banyaknya masyarakat menyukai meng­
gunakan uang giral dan uang kartu dalam melakukan transaksi.
Cadangan foreign exchange menunjukkan peningkatan dari tahun
ke tahun dalam kurun waktu yang sama. Hal ini mengindikasikan
bahwa cadangan Bank Sentral Cina semakin kuat untuk memback up mata uang domestiknya agar nilainya relatif tetap ter­
hadap mata uang dollar sebagaimana yang telah ditentukan.
rambah ke berbagai penjuru dunia. Ini adalah contoh bahwa Cina
mulai menunjukkan kekuatan ekonominya di dunia.11
Rezim Cina juga barangkali akan terlempar andaikan ia
tidak menggunakan kekuatan brutal untuk menekan gerakan
kebebasan yang menemukan ekspresinya di lapangan Tiananmen
tahun 1989. Kehadiran Deng Xiaoping, sebagai perintis reformasi
Cina , dikenal dengan visi kreatifnya, yang mengawinkan
sosialisme yang sudah mendarah daging dengan sisi positif
kapitalisme. Sistem ekonomi sebagai produk perkawinan yang
dikenal sebagai ”sosialisme dengan karakteristik Cina”12 adalah
sistem ekonomi sosialisme dan kental dengan perencanaan
sentralistik menuju sistem ekonomi pasar.
Cina, yang boleh disebut sebagai raksasa terakhir pengemban
komunisme di muka bumi ini, dalam kenyataannya tidak lagi
se­penuh­nya komunis. Memang kekuasaan tunggal masih di
tangan satu partai, Partai Komunis, tetapi realitas Cina lebih
menampilkan sebuah variasi yang mengisyaratkan secara nyata
bahwa Cina sudah mengalami berbagai perubahan. Perusahaanperusahaan milik negara memang tetap menjadi pemain inti bagi
ekonomi Cina, tetapi investasi asing mengalir masuk dengan
lancar, dan perusahaan-perusahaan swasta tumbuh pesat.
Akibat­nya, wajah Cina tampil sebagai campuran sosialisme dan
kapitalisme.
Cina membangun sebuah ‘ekonomi pasar sosialis’, sebuah
sistem ekonomi di mana kepemilikan publik merupakan arus
utama, disamping itu perusahaan-perusahaan negara yang ada
di­kembangkan agar mendapat untung dan berjalan efisien seperti
perusahaan-perusahaan swasta. Dalam jangka panjang, Cina-11
Idrus Affandi, ”Pendidikan Bela Negara”, dalam crossmedia@pikiran-rakyat.
com (25 Maret 2008).
12
John Lee, “the False Promise …”, 25.
58
۞ Mikro Ekonomi
Anton Bawono, M.Si. ۞
43
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 44, 57, 01/04/14 06:21 AM
dengan kran investasi asing dan campur tangan negara--telah
ber­hasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Cina.
Dengan demikian, perekonomian Cina menggambarkan
se­cara jelas upaya-upaya yang dijalankan untuk menggairahkan
ekonomi Cina. Pemerintah membuka peluang lebih luas bagi
perusahaan-perusahaan swasta dengan menutup atau menjual
perusahaan-perusahaan milik negara. Lebih dari 50.000 per­
usahaan negara sudah dijual, menyebabkan 25 juta orang meng­
anggur. Angka pengangguran ini menyulut kekhawatiran akan
terjadinya gejolak-gejolak sosial. Dalam kaitan ini, pengelolaan
perusahaan negara dan swasta telah mengalami banyak per­
ubahan. Antara tahun 1989 sampai 2001, jumlah perusahaan
negara anjlok dari 102.300 buah menjadi 46.800. Sedangkan
jumlah perusahaan swasta meledak dari 90.000 buah menjadi
lebih dari 2 juta buah.13
Bersamaan dengan langkah seperti itu, pemerintah mem­
per­tahankan kepemilikan oleh pemerintah dalam industriindustri tertentu, kendati tidak dijelaskan bagaimana persisnya
porsi pemerintah dalam ekonomi gado-gado tersebut. Jumlah
perusahaan yang dijalankan negara akan terus berkurang, sedang­
kan perusahaan-perusahaan yang masih ditangani negara akan
me­ningkatkan kualitasnya.
Zhu Rongji, Perdana Menteri Cina, dinilai paling berjasa
dalam mentransformasi Cina menuju perekonomian pasar.
Setidak­nya, ini ditulis dalam buku karya Pamela C.M. Mar dan
Frank Jurgen Richter berjudul Cina: Enabling A New Era of
Changes (2003). Zhu berkeyakinan, pasar harus memainkan peran
utama, namun perlu didukung dengan corporate governance dengan
payung kepastian hukum. Zhu dinilai berhasil mengantar managed
13
44
Mudrajad Kuncoro, ”Politik Reformasi ala Cina”, dalam Gatra (31 Juli 2004).
۞ Mikro Ekonomi
material atau penyediaan tenaga kerja. Ekspor dari produk
agrikultur, seperti jagung dan katun, masih menikmati subsidi
ekspor langsung. Namun, Cina telah mengurangi jumlah subsidi
ekspor jagung pada 1999 dan 2000.
Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek
penting ekonomi Cina. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya
yang menyebabkan hasil berlebihan yang turut menurunkan
biaya pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga dan
jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem ekonomi lama
ber­dasarkan Soviet. Saat negara terus menswastakan perusahaanperusahaan miliknya dan pekerja berpindah ke sektor yang lebih
meng­untungkan, pengaruh yang bersifat deflasi ini akan terus
menambahkan tekanan keatas harga dalam ekonomi.
Insentif pajak ”preferensial” adalah salah satu contoh lainnya
dari subsidi ekspor. Cina mencoba mengharmoniskan sistem pajak
dan bea cukai yang dijalankan di perusahaan domestik dan asing.
Sebagai hasil, pajak ”preferensial” dan kebijakan bea cukai yang
menguntungkan eksportir dalam zona ekonomi spesial dan kota
pelabuhan telah ditargetkan untuk diperbaharui.
Ekspor Cina ke Amerika Serikat sejumlah $125 milyar pada
2002; ekspor Amerika ke Cina sejumlah $19 milyar. Perbedaan
ini desebabkan utamanya atas fakta bahwa orang Amerika
mengkonsumsi lebih dari yang mereka produksi dan orang
Cina yang dibayar rendah tidak mampu membeli produk mahal
Amerika. Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya dan
sekalipun rakyat RRC ingin membeli barang buatan Amerika,
mereka tidak dapat berbuat demikian karena harga barang
Amerika terlalu tinggi. Faktor lainnya adalah pertukaran valuta
yang tidak menguntungkan antara Renmimbi Cina dan dolar AS
yang di”kunci” karena RRC mengikatkannya kepada kadar tetap
Anton Bawono, M.Si. ۞
57
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 56, 45, 01/04/14 06:21 AM
persen pasar perabotan Amerika Serikat berhasil dikuasai Cina.
Cina telah berperan penting sebagai pelanggan dan
sekaligus sebagai pemasok. Jepang dan Jerman mengalami
surplus perdagangan dengan Cina dari hasil penjualan mesinmesin pabrik besar. Cina membutuhkan peralatan-peralatan
tersebut untuk dapat menghasilkan mesin dan produk elektronik
sebagaimana yang juga dihasilkan oleh Jepang dan Jerman. Dengan
semakin gencarnya Cina masuk dalam perdagagan dunia, telah
menyebabkan banyak negara kehilngan sejumlah bisnis intinya.
Sebagai contoh, Jepang telah kehilangan bisnis televisinya, Italia
telah kehilangan bisnis sutra halusnya, kemudian Jerman tidak
sanggup lagi bersaing dengan Cina dalam produk hiasan Natal,
dan banyak negara penghasil tekstil telah kehilangan bisnisnya
tersebut ketika Cina merajalela dengan produk tekstil murahnya.
Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah
untuk menjalankan aktivitas pengilangan, dan ketiadaan serikat
sekerja amat menarik bagi pengelola-pengelola perusahaan asing,
terutama karena banyaknya tenaga kerja murah. Pekerja di pabrik
Cina biasanya dibayar 50 sen - 1 dolar Amerika per jam (ratarata $0,86), dibandingkan dengan $2 sampai $2,5 di Meksiko
dan $8.50 sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRC ini seringkali
ter­paksa bekerja keras di kawasan berbahaya dan mudah ditindas
majikan karena tiada undang-undang dan serikat pekerja yang
bisa melindungi hak mereka. Pada akhir 2001, tarif listrik ratarata di Provinsi Guangdong adalah 0,72 renmimbi (9 sen AS)
per kilowatt jam, lebih tinggi dari level rata-rata di Cina daratan
0,368 renmimbi (4 sen AS). Cina resmi menghapuskan ”direct
budgetary outlays” untuk ekspor pada 1 Januari 1991. Namun,
diyakini banyak produsen ekspor Cina menerima banyak subsidi
lainnya. Bentuk subsidi ekspor lainnya termasuk energi, bahan
56
۞ Mikro Ekonomi
marketization bagi ekonomi Cina. Ia tegas menolak anjuran IMF
untuk mendevaluasi renminbi ketika krisis ekonomi melanda
Asia. Sebagai seorang insinyur yang memiliki latar belakang
perencana­an negara, Zhu menerapkan strategi intervensi khas
negara sosialis bersamaan dengan pengendalian makro (hongguan
tiaokong) lewat kebijakan fiskal, moneter, dan pangan. Tujuan
utamanya adalah menggenjot investasi dan konsumsi. Ia membuat
“aturan main” yang jelas dan tegas bagaimana mengelola negara
yang tumbuh paling cepat dan penduduknya terbesar di dunia.
Dikeluarkannya Undang-Undang (UU) Anti Persaingan Tidak
Sehat, UU Kebangkrutan untuk Perusahaan Negara, dan UU
Perusahaan menunjukkan komitmen Zhu.14
4. Kebijakan Uang Tetap Cina dan Pengaruhnya pada Negara Lain
Cina adalah satu-satunya bangsa perdagangan besar yang
me­matok mata uangnya terhadap dollar. Cina menetapkan bahwa
apabila Renmimbi dikonversi dengan valuta asing, transaksi
tersebut harus dilakukan dalam kurs resmi dan melalui bank yang
dikuasai negara. Mengubah mata uang Cina Renmimbi menjadi
mata uang pasar bebas dan penguatan terhadap mata uang itu
akan mengecewakan banyak masyarakat Cina. Salah satunya
adalah para petani Cina yang sebagian besar adalah petani miskin,
yang masih tetap sebagai produsen tanaman berbiaya tinggi dan
tidak akan mampu bersaing dengan petani dunia yang lainnya
yang lebih efisien. Jika nilai mata uang Cina naik, harga panenan
luar negeri akan turun di bawah harga biasa petani Cina ketika
men­jual hasil panenannya. Hal ini akan membuat petani Cina
semakin miskin, yang berarti bertolak belakang dengan tujuan
pemerintah yang sudah ditentukan sebagai agenda utama.15
14
15
Ibid.
Ted C. Fishman, China Inc., ibid, hal. 346.
Anton Bawono, M.Si. ۞
45
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 46, 55, 01/04/14 06:21 AM
Bank sentral Cina adalah pemegang hampir seluruh dollar
di negara tersebut. Dollar bertambah terus dalam rekening
pemerintah ketika perusahaan-perusahaan Cina yang mem­
peroleh uang dari hasil penjualan ke luar negeri menukarkan
dollar­nya untuk memperoleh Renmimbi, dan ketika investorinvestor asing membawa uang ke negara tersebut untuk membeli
usaha bisnis atau properti. Dalam semester pertama tahun 2004,
total cadangan valuta asing Cina mencapai lebih dari $460
miliar, atau kurang lebih sama dengan sepertiga produk domestik
brutonya. Untuk membantu dalam mengendalikan mata uangnya
dan untuk menghalangi kemungkinan munculnya pasar gelap
yang besar, Cina menawarkan suatu insentif kepada bisnis dan
warganya untuk menukarkan dollar mereka kepada banker-bankir
pemerintah. Pemerintah akan membayar dollar dengan lebih
tinggi, dengan mengembalikan lebih banyak dalam mata uang
Cina daripada yang mungkin akan ditawarkan pembeli di pasar
bebas andaikata renmimbi tidak dikendalikan.
Tabel 2
Bank of China Exchange Rates in RMB
Mata Uang
US Dollar
Hong Kong Dollar
Japanese Yen
Euro
Swiss Franc
British Pound
Canadian Dollar
Australian Dollar
New Zealand
Dollar
46
۞ Mikro Ekonomi
RMB
100
100
100
100
100
100
100
100
2005
741
95.13
6.6425
1083.46
657.87
1516.99
765.38
661.45
100
562.77
2006
735.06
94.37
6.5025
1060.61
644
1485.01
749.24
647.51
2007
743.96
95.49
6.6959
1092.16
663.15
1529.18
771.53
666.77
567.29
bukan untuk dikonsumsi sendiri. Negara bagian Cina yang kecil
itu tidak akan bisa menelan ekspor dari Cina sebanyak itu.
Jadi produk-produk tersebut sebagian besar diekspor lagi oleh
Hongkong ke negara-negara seperti ke AS dan Jepang. Ekspor
Jepang ke AS 22.8% dari total ekspor Jepang. Demikian pula
dengan Korea Selatan, ternyata sama juga. Dengan demikian
patut diduga bahwa ada porsi yang cukup besar dari bahan-bahan
komoditas yang dibeli dari Cina bermuara ke Amerika Serikat.
Tabel 3
Data Statistik Ekonomi Cina (2006)
Indikator
Keterangan
Populasi
1,322 juta
Pertumbuhan Industri
22.9%
Eksport
$ 1 triliun (38% GDP)
Neraca Berjalan
$249.9 billion (9% GDP)
Public debt
22.1% of GDP
Debt – external
$315 billion
Exports – partners
US 21%, Hong Kong 16%, Jepang
9.5%, Korea Selatan 4.6%,
Pada tahun 2003, ekspor Cina ke Amerika Serikat senilai
$152 miliar lebih besar daripada yang dibeli Cina dari Amerika.
Sementara dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2003 ekspor
Cina berupa produk perabotan kamar tidur ke Amerika Serikat
naik dari $360 juta menjadi hampir $1,2 miliar. Dalam kurun
waktu tersebut tenaga kerja di pabrik-pabrik perabotan kayu
Amerika Serikat merosot sebesar 35 ribu, satu dari setiap tiga
karyawan perusahaan Amerika Serikat. Sekarang sekitar 40
Anton Bawono, M.Si. ۞
55
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 54, 47, 01/04/14 06:21 AM
6. Perdagangan Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi Cina
Ekspor barang-barang jadi/manufaktur merupakan sasaran
utama ekonomi Cina terlihat dengan besarnya produksi listrik
Cina yang mencapai sekitar 280 ribu MW (250 juta kWh per
tahun, tahun 2006) dan tumbuh hampir 20% pertahunnya.
Kapasitas terpasang pembangkit listriknya mencapai 600 ribu
MW. Produksi listrik Indonesia nampak kerdil dibandingkan
Cina. Saat ini Indonesia hanya memproduksi 15,000 MW dan
akan dinaikkan menjadi 21,000 MW ditahun 2025. Kapasitas
yang dibangun per tahunnya di Cina adalah tiga kali kapasitas di
Indonesia. Besarnya konsumsi listrik ini terutama untuk industri.
Sementara itu terkait dengan harga, maka harga Cina telah
berefek pada penurunan harga produk dari seluruh produsen lain
di dunia yang menyebabkan penghematan yang ditawarkan oleh
barang-barang Cina terlihat sangat kecil. Gary Clyde Hufbauer26
menyatakan bahwa hampir senilai satu triliun dollar harga barang
lain dipaksa turun karena Cina. Menyangkut perdagangannya
dengan Amerika Serikat, Cina mampu memberikan penghematan
sebesar 20 persen bagi masyarakat Amerika Serikat, dan ini jauh
lebih besar dibandingkan penghematan yang dapat diberikan oleh
negara-negara non Cina yang hanya berkisar 3 hingga 5 persen.
Keluarga Amerika Serikat rata-rata menikmati penghematan
lebih besar lagi, yaitu mulai sekitar $500, belum lagi bonus yang
didapatkan bila membeli dalam partai besar.
Produk-produk Cina banyak yang diekspor ke berbagai
negara, di antaranya sebanyak 21% ke AS, 16% ke Hong Kong,
9% ke Jepang, 4.6% ke Korea Selatan dan ke Jerman 4.2%. Se­
bagai catatan, produk-produk Cina yang masuk ke Hong Kong
26
Pakar ekonomi terkemuka dari Institute for International Economics di
Washington.
54
۞ Mikro Ekonomi
Dalam waktu sekian lama, hanya sedikit perusahaan dan
negara yang mengeluhkan kebijakan-kebijakan Cina tersebut.
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkannya. Pertama, per­
ekonomian negara Cina tidak cukup makmur atau cukup besar
se­hingga tidak perlu dicemaskan. Kedua, ketika krisis keuangan
Asia di akhir tahun 1990-an dan mata uang Korea, Indonesia, dan
Thailand ambruk, Cina yang mestinya dapat mendevaluasi mata
uangnya, terhambat oleh patokan dollarnya dan dipuji karena
membawa stabilitas bagi situasi yang sangat berubah-ubah. Ketiga,
ketika perekonomian Negara-negara yang mengalami kesulitan
tersebut membutuhkan beberapa tahun untuk mulai pulih
kembali, perekonomian Cina tetap saja berjalan tanpa hambatan,
dan renmimbi yang dipatok tersebut menjadikan ekspornya sebgai
barang murah yang tidak mungkin ditolak di dunia luar dan
menarik investasi asing yang mendorong pertumbuhan ekonomi
negara tersebut. Namun sekarang ini, Cina mematok nilai tukar
mata uangnya terlalu jauh di bawah harga yang sesungguhnya
andaikata Renmimbi boleh diperdagangkan dengan bebas di
bursa mata uang dunia.
Jeffrey A. Frankel16 menyatakan, “legalitas kebijakan mata
uang Cina adalah masalah kecil karena hamper tidak ada yang
dapat dilakukan sebuah pemerintahan, bahkan pemerintahan AS,
untuk mengubah bagaimana negara besar lainnya memutuskan
untuk menjalankan mata uangnya”. Sementara Li Rigou17 me­
nyatakan, “Kalau Anda memaksa Cina berubah, tindakan ter­
sebut akan merugikan AS. Anda membinasakan angsa yang akan
memberi Anda telur emas”. Kebenaran-kebenaran yang bertahan
16
Ekonom yang menjabat sebagai anggota Dewan Penasehat Ekonomi dalam
pemerintahan Bill Clinton, dan sebagai dosen di Kennedy School of Government di
Harvard.
17
Deputi Gubernur Bank Sentral Cina tahun 2004.
Anton Bawono, M.Si. ۞
47
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 48, 53, 01/04/14 06:21 AM
lama ini terkait dengan tujuan-tujuan paling dasar yang tidak
mungkin disangkal negara tersebut dalam waktu dekat. Cina
harus membangun untuk mengangkat rakyatnya dari kemiskinan
dan itu bergantung pada mata uang yang menawarkan hargaharga murah pada seluruh perekonomian negara itu.
Dari sudut pandang AS, mungkin akan terlihat bahwa
per­mintaan dunia untuk barang-barang Cina jauh melampaui
permintaan Cina untuk produk-produk dunia. Namun masalahnya
tidak seperti itu, ekspor Cina kurang lebih sama dengan nilai
impornya. Bahkan di tahun 2004 impor Cina melebihi nilai ekspor
Negara tersebut. Dengan demikian, dilihat dari sudut permintaan,
mata uang Cina tampaknya akan menghadapi sedikit tekanan ke
atas, kecuali kalau warga swastanya telah membawa uang asing ke
Cina untuk membeli aset-aset lokal, suatu kecenderungan yang
tercermin dalam cadangan dollar Amerika yang sangat besar di
Cina. Sendainya Cina benar-benar membelanjakan dollarnya,
negara itu dapat membanjiri pasar dunia dengan mata uang
Amerika dan dengan cepat menurunkan nilainya. Namun Cina
dengan cerdasnya tidak tertarik menurunkan nilai dollar. Oleh
karena itu, Cina tidak menjual dollarnya, tetapi meminjamkannya
kepada Amerika Serikat dengan membeli surat utang AS. Dengan
cara seperti itu Cina sebenrnya tidak saja menaikkan mata uang
AS, melainkan juga menaikkan utang Amerika Serikat secara
ke­seluruhan. Selanjutnya pembelian Cina besar-besaran terhadap
obligasi pemerintah AS dan bentuk-bentuk utang pemerintah
dan swasta lainnya berperan untuk mendorong jatuh suku bunga
AS ke bawah. Akibat Cina menjadi negara pemberi pinjaman
yang agresif, membuat orang-orang AS dapat meminjam uang
dengan suku bunga yang rendah. Suku bunga yang rendah di
AS membantu mempertahankan suku bunga yang rendah di
48
۞ Mikro Ekonomi
akhir. Bagi investor dan perusahaan mana pun, ini berarti pasar
megabesar dan menggiurkan. Ini ditambah dengan kebijakan
pemerintah yang amat terbuka dalam menarik investor asing,
serta antikorupsi.
Ini tentu buah reformasi. Reformasi penting yang lain
adalah privatisasi25 besar-besaran atas badan usaha milik negara
(BUMN). Pemerintah Cina sadar bahwa BUMN yang tidak efisien
menimbulkan beban bagi APBN dan pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu, strategi reformasi BUMN yang terpenting adalah
”memisahkan administrasi dari perusahaan”, artinya, negara
menarik diri dari semua sektor di mana sistem pasar lebih efektif,
menghilangkan monopoli BUMN, membiarkan mekanisme
pasar dalam alokasi sumber daya, serta mendorong reorganisasi
seluruh sektor dan komersialisasi perusahaan. Di bawah rezim
penganut sosialisme yang fanatik, tadinya terdapat ribuan BUMN.
BUMN yang kecil–kecil dan tidak efisien mengalami program
privatisasi dan restrukturisasi aset. Hasilnya, sekarang tinggal
sekitar 500 BUMN dengan skala besar dan strategis, terutama
yang memberikan pelayanan publik. Tak kalah penting adalah
rekor Cina dalam memberantas korupsi.
Diyakini bahwa sumber korupsi akibat adanya ”monopoli
administratif”. Dengan kata lain, pemerintah berperan sebagai
regulator, wasit, dan pemain sekaligus. Maka, ketiga komponen
ini perlu dipisah. Biarkan pemerintah tetap sebagai regulator dan
wasit, tapi pemainnya diserahkan kepada swasta. Sebagai wasit,
ia harus bersih. Karena itu, agar bersih, tiap bulan para pejabat
Cina harus melaporkan asetnya kepada publik. Begitu terbukti
korupsi, hukuman tembak mati sudah menunggu.
25
Marangos, “Was Market …”, 71.
Anton Bawono, M.Si. ۞
53
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 52, 49, 01/04/14 06:21 AM
beri banyak kemudahan. Untuk perizinan cukup menghubungi
Kantor Investasi Asing. Untuk investasi minimal US$30 juta,
aplikasi investasi baru harus mendapat izin dari pusat. Namun,
di bawah jumlah itu, cukup menghubungi Kantor Investasi Asing
di daerah. Waktu persetujuan investasi asing maksimal tiga hari.
Bila lebih dari tiga hari tidak ada pemberitahuan dari kantor ini,
otomatis permohonan investasi dianggap diterima. Selain itu,
modal asing diperkenankan memiliki aset 50 hingga 70 tahun.
Akibatnya memang luar biasa. Investasi asing langsung (FDI)
berbondong masuk ke Cina.22 Pada 1998-2001 saja, FDI men­
capai lebih dari US$ 73 milyar. Tahun 2002 meningkat 20%.23
Cina mulai menggantikan Amerika Serikat sebagai tempat paling
me­narik bagi FDI. Rekor FDI yang masuk ke Cina terbukti paling
tinggi dibandingkan seluruh negara di kawasan Asia.24 FDI ini
secara geografis terkonsentrasi di kawasan pesisir timur dan
selatan Cina, terutama di Delta Sungai Pearl dan Sungai Yangtze.
Kota metropolitan di Provinsi Guangdong ini berpenduduk
sekitar 10 juta jiwa. Gedung-gedung pencakar langit dan fly
over menghiasi cakrawala kota terbesar nomor lima di Cina
ini. Hotel, diskotek, dan pub--demikian juga waralaba seperti
McDonald’s, Kentucky, Pizza Hut--bertebaran di seluruh penjuru
kota. Pertumbuhan bangunan modern difokuskan di bagian timur,
sedangkan dimensi tradisional dipertahankan bagian barat kota.
Apalagi Cina dengan penduduk 1,3 milyar jiwa, Cina dikenal
sebagai negara dengan populasi terpadat di dunia. Apalagi negeri
ini tumbuh pesat di atas 7 % per tahun selama 10 tahun ter­
22
Cuneyt Koyuncu dan Pasim Yilmaz, “Can China help Lower World Inflation”,
Emerging Market Finance and Trade, vol. 42, no. 2 (March-April 2006), 93.
23
Bank of China Group, “Is Deflation Made in China”, dalam www.tdctrade.com/
econforum/boc/boc021001.htm (October 2007)
24
Koyuncu, “Can China help …”, 94.
52
۞ Mikro Ekonomi
seluruh dunia.suatu berkah bagi para peminjam di mana-mana.
Ketika nilai euro meningkat terhadap dollar, misalnya barangbarang Cina akhirnya menjadi lebih murah untuk dibeli orangorang Eropa, dan investasi di Cina dari Eropa makin terjangkau
seluruhnya.
Dampak lainnya, oarang-orang Cina yang rajin menabung
juga akan menderita karena deposito bank mereka tertahan dalam
rekening yang memperoleh tingkat pengembalian yang rendah
sebagaimana yang ditetapkan pemerintah, ketika pemerintah
se­sungguhnya menyedot uang dari para penabung untuk memper­
tahankan pematokan mata uangnya tersebut.
5. Politik dan Reformasi Sistem Ekonomi Cina
Pemikiran Deng Xioping yang dikenal dengan Deng Xioping
Theory kemudian dinyatakan sebagai “Sosialisme dengan
Karakteristik Cina”. Konsepsi ini terus dipertahankan dalam
ke­­pemimpinan Jiang Zemin.18 Kalau Mao Zedong mempunyai
teori “Socialist Revolution”, Deng Xioping mempunyai teori
Chinese Socialisme. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai
pimpinan Cina generasi ketiga, Jiang Zemin mengenalkan teori
untuk menghadapi abad XXI dengan teori Three Representative (3
kepeloporan), yaitu; Conception Patriotism, the Communist Parties
Role, and Building of a Socialist Market Economy in Cina.
Posisi Jiang Zemin, sebagai pemimpin ideologi pengganti
Deng Xioping, mampu mengantarkan Cina menuju kemajuan
abad 21. Kegagalan kedua pendahulunya, yaitu; Hu Yaobang
(1987) dan Zhao Ziyang (1989) yang dipecat dari kedudukannya
sebagai Sekjen PKC karena “genggaman atas peradaban materi
terlalu ketat, sedangkan peradaban spiritual terlepas”. Kata18
A. Kustia, “Hubungan Indonesia dan Republik Rakyat China”, dalam Departemen
Luar Negeri Republik Indonesia, Laporan KBRI-Beijing (Jakarta: Deplu, 2001).
Anton Bawono, M.Si. ۞
49
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 50, 51, 01/04/14 06:21 AM
katanya di depan Asosiasi Pengarang Cina “janganlah menyebutnyebut lagi tentang pemberantasan polusi spiritual mau­pun
liberalisasi borjuis”. Dalam memperhatikan sosialisme sebagai
ideologi, terdapat dua kelompok besar yang mempunyai pen­
dekatan yang berbeda.19
Pelaksanaan reformasi yang parsial dan setengah-setengah tidak
dapat mengarah pada revitalisasi ekonomi yang diperlukan.
Dengan begitu, tujuan-tujuan tetap tidak terwujud. Korupsi
dan inefisiensi juga terlalu banyak menyedot sumber daya yang
meng­arah pada kekurangan dan kesulitan yang serius.
Golongan konservatif senantiasa berusaha agar sosialisme
tidak memudar sebagai akibat kemajuan yang dicapai oleh
ke­bijakan keterbukaan dan reformasi. Di lain pihak golongan
reformis dengan gigih berusaha untuk mengembangkan sosialisme
modern agar proses reformasi dapat berkelanjutan. Golongan
reformis menekankan kepada kekuatan sistem hukum untuk
menjamin ketahanan ideologi rakyat serta hukum pula yang
mengatur pembagian kewenangan di antara lembaga Partai
Komunis Cina dan pemerintahan.20
Namun demikian, sekalipun reformasi ekonomi tersebut
di­barengi dengan demokrasi politik, ia tetap tidak mencukupi.
Penggantian cara kerja birokrasi yang lambat dengan desentralisasi
dan aturan-aturan pasar tidak diragukan akan membantu mem­
per­kenalkan efisiensi yang lebih besar dari alokasi sumber daya,
tetapi tidak lebih dari apa yang ada dalam industri-industri negara
di negara-negara ekonomi pasar. Ketiadaan pemilikan swasta
atas sarana produksi dan inisiatif yang diciptakannya, akan tetap
me­nyakitkan.
Ketidaklestarian kebijakan perekonomian sosialis telah
terbukti dan dikonformasikan secara empiris. Indikatornya
adalah sistem sosialis berimplikasi negatif dan berakhir dengan
kemiskinan, kesengsaraan dan kehancuran. Di lain pihak suatu
rezim partai--apapun basis ideologinya--yang menggabungkan
politik otoriter yang bersifat monopolistik dengan kebijakan
ekonomi pasar memiliki peluang yang baik untuk survive, seperti
yang kita saksikan di Cina.21
Apalagi, keadilan yang lebih besar, yang bahkan ekonomi
pasar telah gagal memenuhinya, tidak dapat dicapai melainkan jika
reformasi yang direncanakan oleh sosialisme pasar telah didesain
dalam kerangka suatu pandangan dunia yang memungkinkan.
Hanya ini yang akan memungkinkan beroperasinya mekanisme
filter, sistem motivasi, dan restrukturisasi sosio-ekonomi dan
keuangan yang dikehendaki bagi terealisasinya tujuan. Sebuah
strategi efektif dengan begitu tidak dapat dikembangkan. Negaranegara ini, karenanya, tidak sekedar tidak mampu memenuhi
semua kebutuhan, tetapi juga terperangkap dalam sejumlah
problem makroekonomi yang telah dianggap oleh kaum sosialis
dengan ciri-ciri kapitalisme, yakni defisit anggaran, inflasi,
peng­angguran dan hutang luar negeri yang tinggi. Karenanya,
ketidakmerataan yang juga timbul melahirkan kekacauan sosial.
Reformasi-reformasi ekonomi tidak disertai dengan demo­
krasi politik. Kediktatoran politik dan penindasan politik telah
melumpuhkan reformasi ekonomi dan tidak mengizinkannya
ber­jalan secara penuh. Reformasi-reformasi mengambil arah
yang sesuai dengan kepentingan tetap rezim-rezim penindas.
Ibid.
Yuian Wang, Business Culture in China (Singapore: BH Asia, 1998).
21
Rainer Adam, “Chaves atau Kematian”, dalam Kedai-Kebebasan.org, (28 Maret
2008).
19
20
50
۞ Mikro Ekonomi
Dengan reformasi sistem ekonomi, Cina berhasil menerapkan
politik “pintu terbuka”, modal asing diundang masuk dengan di­
Anton Bawono, M.Si. ۞
51
Main indicators
Gross Domestic
Product (GDP)
Real GDP
growth
Consumer price
index
Urban per
capita disposable
income (RMB)
Rural per capita
net income
(RMB)
Unemploy­ment
rate*
Financial
indicators
M0 supply
% growth over
previous year
M1 supply
74
۞ Mikro Ekonomi
1999
8,967.7
7.6
-1.4
5,854.0
2,210.3
3.1
1999
1,345.6
20.1
4,583.7
1998
8,440.2
7.8
-0.8
5,425.1
2,162.0
3.1
1998
1,120.4
10.1
3,895.4
2001
2002
2003
2004
5,314.7
8.9
1,465.3
2000
3.1
2,253.4
6,280.0
0.4
8.4
5,987.2
7.1
1,568.9
2001
3.6
2,366.4
6,859.6
0.7
8.3
7,088.2
10.1
1,727.8
2002
4
2,475.6
7,702.8
-0.8
9.1
8,411.9
14.3
1,974.6
2003
4.3
2,622.2
8,472.2
1.2
10
9,597.1
8.7
2,146.8
2004
4.2
2,936.4
9,421.6
3.9
10.1
9,921.5 10,965.5 12,033.3 13,582.3 15,987.8
2000
10,727.9
11.9
2,403.2
2005
4.2
3,254.9
10,493.0
1.8
10.4
18,386.8
2005
Tabel 4
General and Financial Indicators of the People’s Republic of China
(All figures are in billions of RMB or percent unless otherwise indicated)
12,603.5
12.6
2,707.3
2006
4.1
3,587.0
11,759.5
1.5
11.1
21,087.1
2006
15,300.0
12.1
3,033.4
2007
4.0
4,140.0
13,786.0
4.8
11.4
24,661.9
2007
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 74, 59, 01/04/14 06:22 AM
Anton Bawono, M.Si. ۞
59
60
۞ Mikro Ekonomi
Sumber : The US-China Business Council 1996-2008.
Financial
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
indicators
% growth over
11.9
17.7
16
12.7
16.8
18.7
13.6
11.8
17.5
21.0
previous year
M2 supply
10,449.9 11,989.8 13,461.0 15,830.2 18,500.7 22,122.3 25,321.0 29,875.6 34,560.4 40,300.0
% growth over
14.8
14.7
12.3
17.6
16.8
19.6
14.6
17.6
15.7
16.7
previous year
Exchange rate
8.28
8.28
8.28
8.28
8.28
8.28
8.28
8.07
7.8
7.30
(RMB/$)
Foreign exchange
reserves ($
145.0
154.7
165.6
212.2
286.4
403.3
609.9
818.9
1,066.3
1,530.0
billion)
Government
92.2
174.4
249.1
251.7
315
293.5
209.0
228.1
216.3
NA
deficit
Domestic debt
331.1
371.5
418.0
460.4
567.9
615.4
687.9
692.3
NA
NA
Foreign debt ($
146.0
151.8
145.7
170.1
171.4
1936.3
228.6
281.0
323.0
NA
billion)
Sources: PRC National Bureau of Statistics (NBS), China Statistical Yearbook; The People’s Bank of China
Notes:*According to official SSB figures, which do not include underemployment or the migrant population, NA = not
available
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 60, 73, 01/04/14 06:22 AM
pasar”, yaitu ”sosialisme dengan karakteristik Cina”. Dalam
sisitem soialisme di Cina, perusahaan-perusahaan milik negara
memang tetap menjadi pemain inti bagi ekonomi Cina, tetapi
investasi asing mengalir masuk dengan lancar, dan perusahaanperusahaan swasta tumbuh pesat. Akibatnya, wajah Cina tampil
sebagai sebuah ‘ekonomi pasar sosialis’ yang membangun sebuah
sistem ekonomi di mana kepemilikan publik merupakan arus
utama. Dalam menghadapi pasar global, Cina menerapkan politik
“pintu terbuka”, yaitu modal asing diberi kran kelonggaran untuk
masuk dalam wilayah perdagangan Cina.
Anton Bawono, M.Si. ۞
73
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 72, 61, 01/04/14 06:22 AM
Tingkat pertumbuhan ekonomi mulai nampak pada
kwartal ketiga dan meningkat lebih cepat pada kwartal ke­
empat. Cina diperkirakan dalam 20 tahun mendatang akan
meng­­alami pertumbuhan ekonomi tujuh kali lipat apabila dapat
mempertahankan pertumbuhan rata-rata 6,5%. World Bank
mem­perkirakan bahwa pada tahun 2020, Cina akan menjadi
negara pengekspor terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Namun demikian kira-kira setengah dari 300.000 BUMN meng­
alami kerugian, sehingga diperkirakan akumulasi hutang men­
capai seratus milyar dollar Amerika Serikat. Untuk mengatasi
masalah ini, Cina telah melakukan langkah-langkah melanjutkan
reformasi struktural di lingkungan BUMN dan sektor manufaktur,
Cina berhasil mengatasi dengan baik meskipun belum tuntas,
yang semula dikhawatirkan menyulut gejolak sosial, yaitu peng­
angguran massal akibat pemutusan hubungan kerja dan ke­
goncang­an finansial.
9. Penutup
Sistem sosialisme pasar adalah suatu sistem yang memiliki
karakter berbeda dangan sistem yang lain. Dalam sistem ini,
ke­pemilikan faktor produksi adalah oleh negara dan atau ke­
pemilikan secara kolektif oleh publik. Keputusan apa yang harus
di­produksikan sudah didesentralisasi dan dibuat berdasarkan
kebutuhan yang bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Motivasi
para pelaku ekonomi adalah insentif material dan moral.
Kehadiaran sistem ekonomi ini tidak lepas dari tokoh Deng
Xiaoping. Ia adalah perintis reformasi Cina, dikenal dengan visi
kreatifnya, yang mengawinkan sosialisme yang sudah mendarah
daging dengan sisi positif kapitalisme. Sistem ekonomi hasil
perkawinan ini kemudian dikenal dengan “sistem sosialisme
72
۞ Mikro Ekonomi
Untuk tahun 2008, berbagai pihak telah melakukan esti­masi
pertumbuhan ekonomi Cina. Dari keseluruhan estimasi pertum­
buhan ekonomi yang dibuat, terlihat mengalami penurunan
(hanya berkisar antara 8 hingga 11,3 persen, lihat tabel di
bawah) dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Cina
yang pernah dicapai pada tahun 2007, yaitu sekitar 11,7 persen.
Banyak kalangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina
akan sedikit mengalami penurunan pada tahun 2008. Terdapat
sejumlah alasan yang dijadikan argumen dalam membuat estimasi
pertumbuhan tersebut.
Tabel 5
Estimasi Pertumbuhan GDP Cina 2008
Official PRC Government target (NBS)
Asian Development Bank
Deutsche Bank
UBS
State Information Centre (NDRC)
People’s Bank of China
CLSA
World Bank
International Monetary Fund
Chinese Academy of Social Sciences
JP. Morgan
Morgan Stanley
Goldman Sachs
Merrill Lynch
Standard Chartered Plc.
08,0
10,5
10,4
10,4
10,8-11,3
10,5
08,0-09,0
10,5
10,0
10,2
10,5
10,0
10,0
10,9
09,5
Sumber: The US-China Business Council, 2008
Estimasi pesimis tersebut didasarkan pada rencana peme­
rintah Cina yang akan melakukan kebijakan uang ketat di tahun
tersebut dalam rangka untuk mencegah over heated economics. Hal
Anton Bawono, M.Si. ۞
61
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 62, 71, 01/04/14 06:22 AM
kedua yang juga menjadi dasar estimasi tersebut adalah adanya
rencana pemerintah melakukan pembatasan kenaikan harga di
tahun yang sama. Kedua hal tersebut akan menurunkan kinerja
sektor riil sehingga jamlah output yang dihasilkan akan berkurang,
sehingga total produksi nasional akan turun. Penurunan di
sektor riil dan adanya kebijakan uang ketat yang akan dilakukan
tersebut akhirnya juga akan mengurangi kinerja sektor keuangan,
terutama terkait dengan pembiayaan yang diberikannya.
Pemerintah Cina sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi
yang jauh lebih rendah daripada tahun sebelumnya, yaitu hanya
8 persen per tahun. Namun pemerintah Cina dalam mengestimasi
pertumbuhan ekonomi memang cenderung konservatif seperti
tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 pemerintah Cina
hanya menargetkan pertumbuhan sebesar 8 persen, namun
kenyataannya ternyata ekonomi Cina mampu tumbuh sebesar
11,4 persen.
7. Teori Deng Xiaoping: Dasar Sistem Sosialis Pasar Cina
Berbekal teori Deng Xiaoping guna melengkapi doktrin
sebelumnya, Republik Rakyat Cina yang berpenduduk 1,3 milyar
melangkah makin cepat. Untuk melukiskan apa yang disebut teori
Deng itu, sekilas bisa dilihat dari kehadiran restoran cepat saji
McDonald’s dan Kentucky Fried Chicken di dekat Mausoleum
Mao Zedong, pendiri negeri itu.
Diketahui bahwa dua restoran itu berasal dari negeri yang
kental dengan kapitalisme, Amerika Serikat. Jarak antara restoran
dari negeri Paman Sam dengan tempat jenazah Mao itu hanya
beberapa ratus meter, mencerminkan betapa dekatnya hubungan
RRC dengan produk ekonomi kapitalis, atau dengan kata lain,
sudah terbukanya tirai bambu yang mengelilingi Cina.
Ketiga, kemajuan dalam ekspor. Subsidi ekspor langsung
sejak tahun1980-an sudah tidak memungkinkan, karena pem­
batasan ekspor oleh mitra dagang utama Cina. Dalam upaya
Cina untuk bergabung dengan WTO, Cina telah menghapus
kebijakan-kebijakan yang dapat menggagalkannya. Cinapun tidak
melakukan devaluasi sejak tahun 1994. Hal ini dilakukan untuk
menunjukan keinginan Cina untuk tidak ikut meningkatkan
instabilitas nilai tukar dikawasan. Selain ini devaluasi akan me­
ningkatkan biaya ekspor, karena barang ekspor Cina masih me­
ngandung isian yang di impor (import content). Faktor lain adalan
untuk tetap mempertahankan dollar Hongkong terhadap dollar
Amerika Serikat, juga agar tidak mengganggu investasi asing di
Cina. Volume ekspor Cina pada tahun 1998 mencapai US$ 194,
93 milyar, menunjukkan kenaikan dibanding tahun 1998 yang
mencapai US$ 182 milyar. Pada tahun 2000 mencapai US$ 249,21
milyar, sedangkan untuk tahun 2001 hingga bulan September,
men­capai US$ 195,37 milyar, naik sebesar 7, 17% dibandingkan
tahun sebelumnya, pada tahun yang sama.39
Pada tahun 1997, sebagai akibat dari gejolak keuangan, per­
tumbuhan ekspor Cina menurun dan pada tahun 1998 mengalami
per­tumbuhan ekspor nol bahkan pertumbuhan negatif. Namun
Cina mengambil langkah-langkah seperti dijelaskan di atas dengan
me­ningkatkan permintaan di dalam negeri, khususnya kebijakan
fiskal aktif (active fiscal policy). Loan khusus sebesar 100 milyar
yuan dari bank komersil digunakan terutama untuk investasi di
konservasi air minum, jalan kereta api, jalan raya, telekomunikasi,
jaringan pembangkit tenaga listrik serta infrastruktur lainya.
Investasi ini telah mampu mengembangkan pasar.
39
62
۞ Mikro Ekonomi
Chong Chor Lau and Geng Hia, China Review 1999 (Beijing: t.p., 2000).
Anton Bawono, M.Si. ۞
71
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 70, 63, 01/04/14 06:22 AM
7, 6% pada kuartal ketiga tahun 2001. Menurut Pejabat State
Information Center RRC, disarankan penurunan suku bunga
sebesar 0, 5% point untuk pinjaman dan deposito. Penurunan
ini membantu merevitalisasi permintaan domestik dengan
mendorong tabungan dan investasi pribadi.
Tingkat suku bunga RRC relatif masih lebih tinggi dibanding­
kan tingkat suku bunga di Amerika Serikat atau negara-negara
lain, untuk itu penurunan tingkat suku bunga amat dimungkinkan.
Di samping itu, penurunan tingkat suku bunga akan berdampak
psikologis dengan memberikan signal bahwa kebijakan moneter
RRC akan beralih dari prudent menjadi active.37
Cina juga membuat perubahan yang mendasar tentang
harga melalui apa yang disebut “price reform”. Tidak tanggungtanggung ini adalah sebuah wujud pelaksanaan keputusan Rapat
Partai Komunis Tanggal 20 Oktober 1984 yang mengamanatkan
adanya perubahan dalam cara penetapan harga. Reformasi harga
adalah syarat mutlak untuk reformasi struktur ekonomi dan itu
merupakan kunci utama. Intinya harga itu ditentukan oleh pasar.38
Kedua, pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah
meningkat tajam, terutama karena peningkatan investasi pada
infrastruktur serta investasi oleh BUMN-BUMN kunci. Untuk
membiayai pengeluaran ini, pada tahun 1998 pemerintah Cina
mengeluarkan 133, 3 milyar dollar AS, tahun 1999 sebelum 162,
8 milyar dollar AS, tahun 2000 sebesar 19, 6 milyar dollar AS dan
tahun 2001 hingga bulan September sebesar 141, 7 milyar dollar
AS. Kebijakan ini telah meningkatkan pertumbuhan pertahun
sebesar 2%.
37
A. Kustia, “Hubungan Indonesia dan Republik Rakyat China”, dalam Departemen
Luar Negeri Republik Indonesia, Laporan KBRI-Beijing (Jakarta: Deplu, 2001).
38
Wang Mengkui, China’s Economic Transformation Over 20 Years (Beijing: t.p.,
2000).
70
۞ Mikro Ekonomi
Sambil duduk di restoran itu, gedung tempat jenazah Mao
yang dibalsem dapat disaksikan dengan jelas. Tak jauh dari
restoran itu ada restoran Kebab Australia dan restoran Lotteria
yang konon investornya dari Korea Selatan. Di seputar lapangan
Tiananmen ini terletak monumen sejarah Cina, seperti Gedung
Kongres Rakyat Nasional, Monumen Pahlawan dan Kota
Terlarang, saksi sejarah masa lalu Cina.
Kaum muda Beijing tak asing lagi dengan restoran asal AS
itu. Setiap hari orang berjejal untuk membeli menu yang bisa
di­santap dengan cepat. Apalagi musim semi yang menambah
ramainya suasana di seputar restoran. Bukan itu saja. Di sejumlah
pusat-pusat perbelanjaan modern seperti Blue Sea Shopping
Center atau di pasar-pasar tradisional, masyarakat hilir mudik.
Bahkan kalangan menengah atas Beijing kini memiliki kebiasaan
baru, menghiasi rumahnya dengan bunga dan akuarium.
Muncullah pasar bunga di bagian selatan Beijing. Omset bunga
pun meningkat. “Bunga kini digemari masyarakat Beijing,”
komentar Li Cuixia, manajer taman bunga Hua Xiang. Selain
bunga, fenomena lainnya, jumlah kendaraan roda empat di
Beijing bertambah 10 juta buah! Itulah perkembangan di Beijing
sesudah negeri itu menikmati GNP perkapita 655 dollar AS,
ekspor dalam 12 bulan terakhir 183 milyar dollar dan cadangan
devisa 141 milyar dollar.
Apakah inti Teori Deng Xiaoping yang mengubah Cina
dalam dua dekade terakhir dari negara berkembang biasa menjadi
ber­potensi negara maju di abad mendatang? Jawabannya adalah
mem­bangun sosialisme dengan karakteristik Cina.
Berbekal doktrin-doktrin negara sebelumnya di antaranya
dari Mao Zedong, Deng menafsirkan ideologi negara dalam
pandangan baru. Ia melihat, ideologi yang dipegang Cina menjadi
Anton Bawono, M.Si. ۞
63
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 64, 69, 01/04/14 06:22 AM
statis, tidak lagi memiliki kekuatan pendorong. Deng berpendapat
bahwa Cina bisa maju jika hidup damai berdampingan dan
menyerap seluruh kemajuan yang dicapai negara lain. Ia lalu
merasa perlu menciptakan sebuah sistem ekonomi pasar sosialis
yang dianggapnya tidak melanggar doktrin lama. Tahun 1979 ia
pernah mengatakan, “adalah tidak benar menilai ekonomi pasar
sesuatu milik masyarakat kapitalis. Mengapa ekonomi pasar tak
bisa dipraktekkan di bawah sosialisme? Ekonomi pasar pernah
muncul dalam masyarakat feodal. Karena itu bisa dilakukan di
bawah sosialisme. “Saat ditanya apa hubungan sosialisme dan
ekonomi pasar? Ketika bertemu pengusaha AS tahun 1985 ia
me­negaskan, “hal yang penting dilakukan adalah mempercepat
per­tumbuhan produktivitas sosial27.
“Wu Jie dalam Deng Xiaoping Thought (1996) menyimpulkan,
ekonomi terencana pusat bukanlah hal yang bersifat sosialis
karena perencanaan juga hadir dalam kapitalisme. Pendeknya,
baik terencana atau karena pasar adalah alat-alat ekonomi.
Kedua­nya bisa dilakukan di negara sosialis atau kapitalis.
Kehadiran investasi asing menjadi salah satu bagian dari
Teori Deng. Menurut Wu Jie, teori ini memformulasikan bahwa
RRC dapat maju jika membuka diri terhadap dunia luar, terbuka
terhadap teknologi dan investasi. Secara prinsip, teori ini ber­
tentangan dengan anggapan, RRC bisa berdiri sendiri dalam
meng­hadapi kekuatan kaum kapitalisme.
27
Bagi Budiman, dalam pembangunan ekonomi, masalah sistem sosial, apakah
sosialisme ataupun kapitalisme, tidak menjadi persoalan benar. Keduanya jika dijalankan
dengan baik, dapat berprestasi secara cukup meyakinkan. Kalau kita mau lebih luas,
kita juga melihat RRC yang menggunakan sistem sosialisme, yang kini menjadi negara
industri yang agresif yang memasuki pasar dunia. Seperti yang pernah disampaikan
pemimpin RRC, Deng Xiaoping: tidak penting kucing itu berwarna hitam atau putih,
selama keduanya dapat menangkap tikus”. Lihat Arief Budiman, “Kapitalisme atau
Sosialisme : Belajar dari Dua Korea”, dalam Kompas (14 Agustus 1985).
64
۞ Mikro Ekonomi
Sejak pucuk pimpinan Cina Deng Xioping mengenalkan
ekonomi pasar, Cina telah menunjukkan kemajuan yang sangat
berarti. Gambaran ini menurut State Statistical Bureau, dilihat dari
pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 7,8% pada tahun 1998, 7,1%
pada tahun 1999,8% pada tahun 2000 dan 7,6% untuk periode
Januari–September 2001.35
Nilai GDP tahun 1998 sebesar US$ 960, 8 milyar (7.974,8
milyard Yuan), sedangkan pada tahun 1999 mencapai US$ 988, 6
milyar dan pada tahun 2000 mencapai US$ 1,078 trilyun. Untuk
tahun 2001 dari Januari-September mencapai US$ 810 milyar.
Sedangkan tingkat pertumbuhan GDP dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 8
Gross Domestic Product di China36
1990-1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
6,5
5,8 -2,2 4,6 3,5 6,2 4,2 4,9 5,7
Untuk meningkatkan pertumbuhannya, Cina menerapkan
strategi garpu bermata tiga (a three pronged strategy), yaitu;
per­tama, kebijakan moneter. Tingkat bunga telah diturunkan
sebanyak 7 kali sejak tahun 1996, dengan tujuan mendorong
per­mintaan barang konsumsi dan menyelesaikan utang-utang
BUMN dan perbankan. Tingkat suku bunga belum mengalami
perubahan sejak bulan September 1999. Saat itu Pemerintah
RRC mendapatkan tekanan yang cukup besar untuk menurunkan
tingkat suku bunga. Tekanan ini didasari oleh kekhawatiran
pertumbuhan ekonomi dari 7, 9% pada kuartal kedua menjadi
35
2001).
36
Xinhua News Agency, China Facts & Figures, vol. 5, no. 22 (November 16-30,
Lihat http://www.imf.org (11 April 2008)
Anton Bawono, M.Si. ۞
69
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 68, 65, 01/04/14 06:22 AM
8. Cina dalam Pasar Global
Cina dikenal sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk
ter­banyak di dunia. Menurut data terakhir penduduknya adalah
1.360.429.000 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk rata-rata
minimal 9.53%. Daerah-daerah Hachen, Guitho, Qunghai,
Hujiang dan Nugxia termasuk daerah yang cukup padat per­
tumbuh­­an penduduknya (di atas 12%). Sementara daerah
Jianpu, Hunan, Guangdong, Sidivan termasuk daerah yang
relatif banyak penduduknya, yakni di atas 70 juta jiwa (Dinas
Kependudukan Cina). Hal ini terus bergulir hingga merambah
Asia Tenggara, “tanpa kehadiran jaringan bisnis Cina yang sangat
kuat ini, kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara tidak akan
semaju sekarang”.33 Bagi mereka yang pernah meninjau negeri
Cina, memang dirasakan sebuah kesan bahwa negeri ini sedang
me­nyiapkan sesuatu yang besar dalam berbagai hal sebab jumlah
orang yang harus dilayani juga besar. Perkembangan ekonomi Cina
begitu signifikan, sehingga banyak kalangan ketakutan, sampaisampai untuk masuk WTO (World Trade Organization) yakni
organisasi yang mengatur lalu-lintas perdagangan, ternyata Cina
dihambat begitu rupa hingga harus menunggu bertahun-tahun.
Pada tahun 1998 ekspor dan impor Cina mencapai 323,93
milyar US$, dengan perincian impor 140.17 milyar $ dan ekspor
183,76 milyar $. Kenaikan pertahun rata-rata 43,59 milyar $.
Jumlah ini menjadikan Cina menempati posisi no 11 pada urutan
total ekspor-impor negara maju di dunia. Pada tahun 1998 itu
total volume ekspor-impor dengan 10 terbesar mitra dagang Cina
(antara lain Jepang 57,9 milyar $ dan USA 54,94 $) sebesar 287,22
milyar, yang berarti 88,7% dari keseluruhan ekspor-impor Cina.34
A. Prasentyantoko, Ekonomi Global (Jakarta: Gramedia, 2001).
34
China Council for The Promotion of International Trade (CCPIT), China Business
Guide 2000 (Beijing: CCPIT, 2001).
33
68
۞ Mikro Ekonomi
Sejak dipraktekkan tahun 1978, Cina mengalami kemajuan
pesat. Dengan kata lain, teori Deng telah terbukti benar sampai
saat ini, bisa mengangkat taraf hidup masyarakat dan sekaligus
meng­imbangi kekuatan kapitalis dari Barat. Karena itu, pen­
dukung-pendukung dan praktisi teori ini seperti Presiden Jiang
Zemin dan PM Zhu Rongji mempraktekan teori itu di Shanghai.
Seorang pejabat tinggi Cina menyatakan, jika Mikhail
Gorbachev datang membawa reformasi yang berakhir dengan
hancur­nya sosialisme dan bubarnya Uni Soviet yang komunis,
maka Teori Deng ini malah memajukan RRC. Untuk memodernisasi Cina, Deng menyodorkan tiga tahap
strategi pembangunan. Pertama, melipatgandakan GNP tahun
1980 dan memenuhi kebutuhan dasar pangan dan sandang rakyat
pada akhir 1980-an. Kedua, melipatgandakan lagi GNP tahun
1980 dan menjamin kehidupan yang nyaman bagi rakyat sampai
tahun 2000. Ketiga, mencapai tingkat rata-rata negara maju pada
per­tengahan abad mendatang.28
Apakah Cina berambisi menjadi negara adidaya? “Cina
yang modern dan kuat, tidak mengancam tetangganya. Mereka
yang meniupkan teori ancaman Cina tidak menghendaki Asia
hidup damai berdampingan,” ujar Asisten Menlu RRC Chen Jian
kepada Kompas dan dua wartawan Indonesia di Gedung Deplu
yang megah di Beijing.
Disini kemudian muncul pertanyaan, bagaimana membutkti­
kan bahwa Teori Deng dipandang sebagai teori yang mampu
menekan inflasi? Pertanyaan ini sesungguhnya berawal dari per­
28
Bagaimana bukti teori itu? Sejauh itu tahap pertama sudah tercapai tahun 1990
di mana GNP negeri itu mencapai 1,74 trilyun yuan atau 2,36 kali dari tahun 1980.
Pada tahun 2000 Cina makin kuat dan menduduki ranking keenam kekuatan ekonomi
dengan GNP 1,140 trilyun dollar AS atau 5,02 kali tahun 1980.
Anton Bawono, M.Si. ۞
65
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 66, 67, 01/04/14 06:22 AM
tanyaan, bagaimana inflasi hampir nol persen bisa terjadi tetapi
per­tumbuhan tetap terpelihara? Semua itu bisa berlangsung
karena berbekal Teori Deng.29 Mamang pada tahun 1992 inflasi
sempat mencapai 22 persen, harga-harga melangit sebagai akibat
memanasnya ekonomi setelah reformasi ekonomi dilaksanakan
sejak 1978.
ia merasakan betapa pengangguran yang bisa mencapai 11 juta
menyebabkan masalah baru. Karena itu, ia tak segan-segan
bertemu dengan karyawan BUMN yang pangkatnya turun atau
jabatannya diganti.
Zhu ketika menjadi Gubernur Bank Sentral dengan jurusnya
yang piawai memilih untuk menghentikan aliran kredit dari bankbank pemerintah. Kran kredit dibatasi kecuali untuk proyek yang
sangat penting dan strategis. Semuanya dilaksanakan melalui
mesin pemerintahan yang efektif. Perbankan juga mendapat
“pem­bersihan” besar-besaran sehingga tidak sembarang kredit
di­keluar­kan. Investasi di bidang properti sangat dibatasi.
1990-1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
7,5
0,4 0,7 -0,8 1,2 3,9 1,8 1,5
4,8
Badan usaha milik negara tidak ketinggalan dari penanganan
Zhu. Kebijakan super ketat yang dilakukan Zhu terutama setelah
jadi Deputi PM menjadikan dirinya tidak populer di mata pimpin­
an BUMN. Namun di mata ekonom, ia diacungi jempol. Sesudah
berhasil dengan inflasi mendekati nol persen (lihat tabel 1) dan
pertumbuhan bisa dipertahankan dengan angka delapan persen,
Dalam krisis moneter Asia saat itu semua mata mengarah
kepada Zhu. Apakah Cina akan mendevaluasi Renminbi Yuan?
Itulah pertanyaan yang dijawab tegas Zhu: “Tidak!” Persoalannya,
jika yuan tidak didevaluasi, produk Cina menjadi mahal di
pasaran Asia. Itu berarti kalah dengan produk negara lain. Jika
ekspor berkurang, maka pertumbuhan pun bisa terpengaruh.
29
Sebagai bukti bahwa Teori Deng dipandang sebagai teori yang membawa ke­
berhasilan, maka dapat dilihat bagaimana perjalanan inflasi di Cina. Laju inflasi di Cina,
kendatipun relatif lebih kecil, juga terus mengalami perpecahan. Di Cina, ia bergerak
hampir enam kali dari 2,0 persen tahun 1983 hingga 11,9 persen di tahun 1985. Ke­
naikan harga ini menggoncangkan rakyat Cina yang telah terbiasa dengan harga tetap
selama lebih dari 30 tahun. Akibatnya timbul protes dan keresahan mahasiswa, dan Hu
Yaobang, ketua Partai Komunis Cina dan otak dibelakang reformasi ekonomi, harus
mundur dengan tidak hormat. Pemerintahan mengumumkan penyetopan kenaikan
harga, setidaknya untuk sementara, dan menangguhkan perencanaan menuju suatu
perekonomian yang lebih berorientasikan pasar. Dengan begitu tercipta kelonggaran
untuk sementara di tahun 1986 ketika laju inflasi menurun ke 7,0 persen. Bagaimanapun,
kran ini tidak dapat ditutup kuat-kuat dan laju inflasi meningkat pada 8,8 persen tahun
1987 dan 20,7 persen tahun 1988. Dikarenakan langkah-langkah represif, tingkat inflasi
turun menjadi 16,3 persen tahun 1989. Bagaimanapun, ia berpotensi untuk meningkat
lebih tinggi jika inflasi yang tertekan itu dibiarkan berekspresi melalui liberalisasi
ekonomi yang sesungguhnya. Lihat IMF, International Financial Statistics, Tabel tentang
Harga Konsumen tahun 1989.
66
۞ Mikro Ekonomi
Tabel 6
Tingkat inflasi di China30
Tabel 7
Tingkat Pengangguran di China31
2000
3,0
2001 2002 2003
4,6
5,2
5,0
2004
4,4
2005
4,1
2006
3,9
2007
3,9
Asia menunggu jurus baru dari Teori Deng yang dilaksanakan
Presiden Jiang dan PM Zhu setelah kemakmuran terlihat di
beberapa tempat terutama di kawasan pantai timurnya. Ke­
makmur­an yang mulai dirasakan di sebagian wilayah Cina ini akan
memiliki ekses lain. Inilah tantangan baru Cina, memperpanjang
kemakmuran tanpa ditimpa kemalangan seperti beberapa negara
Asia.32
Lihat http://www.imf.org (11 April 2008)
Lihat http://www.imf.org (11 April 2008)
32
Asep Setiawan, ”Melihat Teori Deng Xiaoping dari Dekat”, dalam Kompas (22
Maret 1998)
30
31
Anton Bawono, M.Si. ۞
67

ubahan H argTEORI
a Barang
Y
EKONOMI
MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 90, 75, 01/04/14 06:22 AM
ahan Permintaan Barang X 
rubahan Pendapatan riil
)

2)

Elastisitas Titik (point elasticity)
Q − Q1
P − P2)
∆Qx
1
 Qs =

=
Penggunaan elastisitas titik manakala diketahui
Q2 − Q1 P2 − P1
∆Px
=−2x
PERMINTAAN, PENAWARAN
DAN KESEIMBANGAN PASAR
BAB 3
perubahan harga terlalu kecil. Perubahan harga terlalu
30
− 60
 εh =
 − 1
,5  biasanya dianggap diketahui hanya ada satu titik
kecil
40
40
Formula elastisitas titik adalah sebagai berikut :
erubahan Permintaan Barang X saja.

Q
∂
Q
P
∂
∂Q P
Perubahan
− 2,75  εhH=argax Barang

=Y εh =
x 
∂P Q
∂P Q
∂P erubahan Permintaan Barang X 
Contoh soal:
e Perubahan Pendapatan riil
n Permintaan Barang X 
Diketahui
fungsi permintaan suatu barang adalah Q
P − P1
Q − 9 P − 100
Q−9
P − 100
= – 2P, =pada saat harga Rp. 30,-,

=
=
 =
 Qs100
han H
argaQs Barang
Y
+P)
15 − 9 120 − 100
6
20
2 − 12
 εh

Ditanya: berapa koefisien elastisitasnya?
Q2 )mintaan 30
n + Per
Barang
X

120 
120
,0,2
2 xriil  ε h = 0,3 xDiketahui:
∂ahan
Q
P Pendapa
 ε h = 0
-tan
x
6
∂P
Q
Q − Q1 PP15=−30
P1
∆Qx
P2 )

taan Barang X
= Permin
Qs = Perubahan
 
Pr
osentase

Q2 )
– 2P
− Q1 Q
Q2 Perubahan
P2=−H100
Parg
∆Px Pr osentase
1 a
Barang Y
A.PERMINTAAN
Q = 100 – 2(30)
sentase Perubahan Per
taan Barang
X
30min
− 60 = min
+ 120)
osentase
Perubahan
100−taan
–1,60
 εh

h Barang
=1 QPer

5  Barang X 
=Pr
−Q
2 −x Q1 H30
 aε−
P
Pr∆osentase
Perubahan
argP
Y
Qx
+ 6)  Qs = Pr osentase
Pendapatan riil
400=,2 Perubahan
40
∆Px
Q −Q
P −P
Q = 40
2
1
sentase Perubahan2 Per1 mintaan
Barang X 
∂Q
Q1 + PP2 ) Perubahan
∂QtaanP Barang X 
∆Q 1 / 2Pr(∂P
osentase
Permin
− 110
Pr osentase
Perubahan
Pendapa
tan
– 2 εh =
h
x
x 
 − 2,75

ε
=

 riil = 
x
30
60
−
H arg
Barang Y
P εh1 /=2(∂
QPr
Q
P1 +osentase
Q2 )− 1,∂5Perubahan
∂Pa Q
P
 ε40

h = − 2 x ∆
40
1 / 2( P1 +40
P2 )
Jawab:

Pr
osentase Perubahan
Permin
Q −taan
Q1 Barang
P−P X
∆Qx
1 / 2(Q1 + Q2∆∂)QQx 1 /P2( P1 +∂PQ2 ) 
∂Q QsP = Pendapa

= riil 1  
Pr
osentase
Perubahan
tan
− 2,75  εh =∆P x1 / 2(
εhPx=
x  Q2 − Q1 P2 − P1
Q1 + Q2 )= ∆
P − P1
∂P Q Q −∂P
Q − 9 P − 100
9
P − 100∂P Q
=
=1 / 2( P1 + P2 
Qs
=
= Q − Q1  P −
 Qs

P1 =
∆Qx
)
1
/
2
(
P
P
)
+
∆
Q−+Qs
x P2 − P1 


15
9 =) 1201 − 100
6 − 60 20
2=
30
4
1
/
2
(
100
120
−

x
1 / 2(Q1 + Q2 )
Q2 ε−hQ=1 − 2Px2 − P
x∆Px
P + 61) / 2
(Q1 + Q2 ) 40 1 εh = 40  − 1,5 
20
1 / 2∆
(10
P1 ∂ Q P Q − 9
Q60− 9120 P − 100
P − 100
30  Qs
1 / 2(100 +x 120
) ε h ==- 0,2 x 120

= ∂−Q
= 
=−0,3
εhh)==
εxh = Qs
P − P∂Q P

ε

ε
120
,5P  Q∂Q− Q1
h
=
−
2
x
Qx
∆x
1
110
110
−
−
1
/
2
(
P
P
+
Q
∆
15
6 1 − 22,75
6
P1 1 / 2∂(P10 + Q6) 15 −x 9 120
h
xQs 
−

ε
=
= 
x 100

=
= εh = 1  x 
40
40
5
8 ∆P 140
/ 2(Q1 + Q2 )
∂
P
Q
∂1P Q
∂
P
Q2 − Q1 P2 − P
∆Px
εh = – 1,5
P  ∂Q
∂Q 120
∂Q P
110
− 110
  x−120
x  − 60

2,75
εεhh==0,3 x x 
=  εh 30
=
xx P 
ε h = - 0,2
4
1
/
2
(
100
120
)
−
+
6
8
40
Q
∂P 15Q Nilai
∂
P εabsolute,
Q
∂P
x

εelastisitas
h=

h = − 2 x adalah
jadi − 1,5 atau 1,5
40P − 100 40
Q −20
Q1 1 /P2(−10P+1 6)
Q − 9 P − 100
9
−
Q
maka
= besar
= dari 1. 
=
disebut
Qs = elastis,
= karena nilainya
  Qslebih
Qs =
15 − 9 120∂Q
− 100
6
20 P
Q2 −− 1Q1 110P2 − P−1 110
∂Q
P
∂Q
h
x
h
x 


−
2
,
75

ε
=

=

ε
=
x
Q − Q1
P−P
Q − 9 P −∂100
Q − 9 40 P − 100
5 Qs۞
8= Mikro
∂P Q
P 
=
=
= 21 1 
=
  Qs = ∂P Q
90
Ekonomi
120
120 6
∂ Q 
∂ Q− 9 P 
15
120ε h− =100
Q2 − Q1 P2 − P

1
ε h = 0,3 x20 
- 0,2 x
0,3 ∂ P ε h = ∂ P x Q
15
6
x
120 
 ∂ Q  ε h = ∂ Q x P  ε h =Q

ε h1 = 0,3 x
− Qx1120 P
−P
- 0,2
Q
15=
6=
∂P
∂P
Q Qs =
 Qs
Q2 − Q1
P2 − P1
−9
P − 100
=

15 − 9 120 − 100
 Qs =
Q − 9 P − 100
=

6
20
Definisi permintaan adalah “jumlah yang ingin dan dapat dibeli
pada berbagai tingkat harga pada saat tertentu”. Jika seorang konsumen
hanya menginginkan atau bercita-cita saja untuk mendapatkan suatu
barang tetapi tidak disertai dengan daya belinya maka hal ini tidak
dapat berarti permintaan terhadap barang tersebut. Demikian juga
jika seorang konsumen memiliki kemampuan untuk membeli barang
tertentu tetapi terhadap barang tersebut tidak diinginkan untuk
di­miliki maka hal tersebut juga belum disebut permintaan. Jadi di­
kata­kan permintaan jika memenuhi minimal dua unsur ”diinginkan
dan dapat dibeli”.
1. Hukum Permintaan
Hukum permintaan merupakan ketentuan yang sudah baku
dalam ekonomi sepanjang syarat-syarat berlakunya ketentuan ter­
sebut terpenuhi. Adapun definisi dari hukum permintaan adalah
“jika harga suatu barang itu naik maka permintaan terhadap
barang tersebut akan turun sedangkan jika harga suatu barang
Anton Bawono, M.Si. ۞
75
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 76, 89, 01/04/14 06:22 AM
itu turun maka permintaan terhadap barang tersebut akan naik
dengan asumsi ceteris paribus.
Ketentuan yang sudah dibakukan tersebut menunjukkan
adanya hubungan keterbalikan atau hubungan negatif antara
harga dan jumlah barang yang diminta atau kuantita sepanjang
ceteris paribus. Jadi hukum permintaan ini akan berlaku se­
panjang asumsi ceteris paribus ini terpenuhi. Ceteris paribus
adalah faktor-faktor lain yang ada diluar harga dan kuantita
harga barang itu sendiri.
2. Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan titiktitik kombinasi atau hubungan antara harga dan kuantita atau
jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan pada umumnya
berslope atau berlereng negatif (dari kanan atas ke kanan bawah).
Kurva permintaan yang berlereng negatif biasanya terjadi untuk
barang-barang normal atau pada umumnya, sedangkan untuk
kasus-kasus barang prestise, barang antik, barang giffen dan se­
jenisnya akan memiliki lereng positif (dari kiri bawah kekanan
atas).
a. Contoh kasus kurva permintaan barang normal atau pada
umum­nya
P
A
P1
B
P2
D
0
Q1
Q2
Gambar 3.1
Kurva Permintaan Barang Normal
76
۞ Mikro Ekonomi
Q
Elastisitas harga dapat dihitung dengan dua cara:
1) Elastisitas busur (arc elasticity)
30
Penggunaan
elastisitas busur, manakala menganggap

0,2
adanya perubahan harga yang cukup berarti (besar).
Perubahan
Permin
taan Barang
X  berarti
Biasa­nPr
yaosentase
perubahan
tersebut
dikatakan
cukup
Pr osentase Perubahan H arga Barang Y
bila­mana dapat dilihat atau diketahui ada dua titik per­
osentasedi Perubahan
Permin
taan Barang
X  busur
ubahanPrharga
dalam kurva.
Formula
elastisitas
Pr
osentase
Perubahan
Pendapa
tan
riil
sebagai berikut:
∆Q
1 / 2( P + P )
1
2
εh =
30 ∆P x 1 / 2(Q1 + Q2 ) 
30 
0,2 
0,2 ∆QSoal:
Contoh
Q − Q1
P − P1
∆Qx
1 / 2( P1 + P2 )
x

 Qs =

=
∆
P
1
/
2
(
Q
+
Q
)
QBarang
PX2 −yang
P
∆Px
PrPada
osentase
Perubahan
Per
taan
saat harga
Rp.min
100,jumlah
barang
1
2barang
2 −Q
1
30
 1
Pr
osentase
Perubahan
Per
min
taan
Barang
X

Pr osentase
H argabarang
Barang
Y  naik
diminta
10 unit, Perubahan
tetapi
tersebut
30 jika harga
0,2
Pr−osentase
H arga30 Barang −Y60
4 1 / 2(100 Perubahan
+ 120) 
x
 εh = − 2 x
 εh =
 − 1,5 
menjadi
maka jumlah barang
yang40diminta
20 Rp.1 /120,-,
2Perubahan
(10 +06,)2
40 Barang
30
Pr
osentase
Per
min
taan
X
Pr osentase Perubahan
Permintaan Barang X 

Pr osentase
Permintaan Barang X 
menjadi
unit.Perubahan
2 −Pr16osentase
Perubahan
Pendapa
Pr osentase 0,Perubahan
aosentase
Barang Perubahan
Y
∂Q taan Barang
Q Priil min
∂tan
∂Q PX
110 H arg
110
−Pr
Pr osentase
Pendapa
riil
x 
 Perubahan
 − 2,75 
εh = tanx Per

=  εh =
x Carilah
Ditanya:
koefisien
elastisitasnya?
5
8
40
∂
P
Q
∂P Y Q
∂
P
Pr osentase Perubahan
Per
mintaanPerubahan
Barang X  H arga Barang
Pr
osentase
Pr osentaseDiketahui:
Perubahan
Per
min
taan
Barang
X
∆Q 1 / 2( P1 + P2 )

a Barang
Y
x 1 / 2( P1Perubahan
P2 )  tanH arg
+Pendapa
∆QPr
 osentase
Pr osentase
Perubahan
riil

x
∆P1001 / 2Q(Q
+
Q
)
P1 =
=
10
1
2
Pr
osentase
Perubahan
Permintaan Barang X 
1
∆
1 / 2Q(Perubahan
Q
) −Per
1Q+ Q 2P
PrP
osentase
mintaan Barang
X P − 100
−
P
Q − 9 P − 100
9
−
Q
1
Q2 =1 =6 Pr osentase
Pendapa
PQs
∆Q 1 / 2P( P2 1=+ 120
=
 Qs Perubahan
= riil =
 tan
 Qs =riil

2) =
Pendapatan
Q
Q
P
P
−
−
Qx
∆
x
/ 2Q
( P21 +
PPerubahan
)
∆Q Pr1osentase
15
−
9
120
−
100
6
20
P
P
−Q
−
1
1
2
2
∆1Qx  Qs = Q − Q1 = P − P1 
∆P 1 / 2(Jawab:
Q1∆+QQx21)/ 2( P1 + P21) 
∆P x 1 / 2(Q1 + Q2 ∆
)Q 1
∆/Px
2(
P1 +Qs
P2 )= Q2 − Q1 = P2 − P1 
( P1++QP)2 )
∆Q 11/ 2/ (2Q
Q1 P2 − P120
1
Q 2 −
 ∂xQ ∆Px
 ∆P x21
Q 2
P 
∆∂Qx
ε h = 0,3 x 1 
ε h )P
=
xQ
Qε1 h+=Q-P0,2)− xP120
−(Q
∆Q 1 / 2( P1 + P
∆2P) 0,13/ 2(Q
16
1
/
2
1 + Q∆
2
15
∂
P
∂
P
Q
1 = 30
2
x

− 60
1 / 2(100 +
120)Qs =
− 4 
∆P 1 / 2(Q1 + −Q4

ε
h
=

− 1,5 
x
P
−
P
∆Px+ 120)  εQh2 =− −Q2
2 ) x1 / 2(100
30
60
−
1
2
1
20
10P+) 6) 
40−
εh = − 2 x Q
= −40
Q1 εh P
P1  − 1,5 
∆Qx
Q x 1 /12(/ P21(+
 ∆20
2
Q
P − P1
− Q1
x 1 / 2(10 + 6
=
( P +QsP2=) 40 ∆Qx
)∆Q 1 / 2
40 
x∆Px 1 −


=
P )1 / 2(Q1 + Q2 )
30
60
Q
P2
− P1Qs =
− 4 1 / 2(100 +∆120
2 − Q1
2(Qε1h+=Q2 ) 
x
 εh = −
1P
,5  ∂Q Q2 − Q1 ∂QP2 P
−110
2∆P
x 1 /
∂Q∆−Px
−
P
− 1 110
1
20
1 / 2(
10 +
 − 110 
εh = ∂Q x P  ∂Q =  εh = ∂Q x P 
40− 2,75 40
−516)x110
30εh = ∂P −x 60
)  − 2,75 
− 4 x 1 /82(100
+ 12040
Q 
P1,=
xQ 

 ∂−
5  εh = ∂∂P
2 x  εh∂=
5 x 8
40 εh = (−100
60 Q
−P
120∂)Q P 40Q ∂∂
P+40
QP30P
− 1 110
−20110 1 / 2(10 + 6) − 4 1 /∂2Q
εh =εh−=2 x x 
 −
x  

 − 2,75  εhx =
= 
 εh =
x

20
1∂/P2(10
5
8
40
40
40
Q+ 6) ∂P
∂
P
Q
 − 1 110
∂Q
∂Q P
∂Q P
− 110
x 
x 

 − 2,75  εh =
=  εh =
x
 – 2,75
−
−
Q
Q
P
P
9
100
−
−
Q
P
5
8
40
∂
P
Q
∂P PQ Q∂−Q9 P −
∂
P
1
1

Q
∂
1
110
110
−
−
= Q − Q1 = adalah
 Qs = Q − 9 = P − 100   Qs = Q − 9 = P
Qs
P − P 
atau−ε2,75
Nilai
jadi
h100


=  xQs 
15−−29,75
P2 x− 8P11 absolute,
= ∂6P ==
= Qelastisitas
 Qs
= 120
Qs
2 − Q1 = 5

40−=100
∂
P
Q
−
Q − maka
Q1 di­
PQ
P
Q
P
9
100
−
−
9
−
Q
P
15
−
9
120
−
100
6
Q
P
P
−
−
1
elastis,
lebih besar
dari 1. =
2
1
= sebut

Qs2 karena
= 1 nilainya
=
 Qs =

Qs =
Q2 − Q1 21 P2 Q−−P1Q1 P − P1 15 − 9 120
Q 20
− 9 P − 100
9
− 100 6
Q −−100
P
120 ۞  89
P 
= x 120 =
= ∂ Q =ε h  = ∂ Q 
Qs ε=Anton

Qs
ε h  =Qs0,3
h = -Bawono,
0,2= x M.Si.
21
x
120
6
20
120− 100
0,3 Q∂2∂Q−P Q1 ε hP=2 −∂∂ P
Q
P  15 − 9 120
P1 Q
ε h = - 0,2 x 6  ε h = 0,3 x 15 
x
21
6120 
QQx−120
Q1 P
 ∂ Q  0h,3= ∂ Q∂ Px P  ε h =∂ P- 0,2
Q − 9 15 P − 100
0,3
ε h−= P
1 x
=
=

=

Qs
0,3 ∂ P ε21
15 Qs =120
6
∂P
Q
120
∂Q
∂Q
P
0,3

∂P
 ε h =
∂P
21
x
− 9 120 − 100
Q−ε hQ=1 - 0,2P2x −6 P1 ε h = 0,3 x 15
15
Q 2
 ∂ Q 
∂Q
P 
120 
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 88, 77, 01/04/14 06:22 AM
Keterangan Kurva:
P = Harga
Q = Kuantita (jumlah)
D = Permintaan
I
B
I2
B
A
Q1
I1
Q2
0
Q
A
Q
Q1 Q2
Gambar 3.8
Kurva Engel untuk Barang
Normal
Untuk kasus barang inferior, akibat perubahan pendapatan
akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta
berbanding terbalik. Contoh barang inferior adalah gaplek.
Gaplek bisa dianggap barang inferior manakala orang tersebut
sangat terpaksa mengkonsumsinya sebagai pengganti beras
karena terbatasnya pendapatan yang dimiliki, padahal pada
prinsipnya makanan pokoknya adalah beras. Sehingga jika
pendapatannya naik dan mampu untuk membeli beras maka
permintaan gapleknya akan turun. Sehingga kalau dilihat dari
kurva Engelnya memiliki kemiringan negatif.
I
I2
P
A
Q2
۞ Mikro Ekonomi
D
P2
P1
B
A
Q1
Q2
Q
Gambar 3.2
Kurva Permintaan Barang Tidak Normal
B
Q1
Gambar 3.9
Kurva Engel untuk Barang Inferior
88
b. Contoh kasus kurva permintaan barang prestise, barang antik,
barang giffen dan sejenisny
0
I1
0
Kurva permintaan untuk kasus barang normal masih
meng­ikuti hukum permintaan. Jadi jika harga pada P1
maka kuantita yang diminta akan berada di Q1 dan jika ada
penurunan harga menjadi P2 maka kuantita yang diminta
akan naik menjadi Q2 kondisi ini terjadi dengan asumsi
ceteris paribus.
Q
Kurva permintaan barang prestise dan barang antik
me­miliki ciri khusus yaitu memiliki lereng positif, hal ini
disebabkan karena barang-barang tersebut biasanya di­
konsumsi oleh orang-orang yang kaya. Semakin mahal barang
tersebut maka akan semakin memiliki gengsi yang tinggi bagi
Anton Bawono, M.Si. ۞
77
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 78, 87, 01/04/14 06:22 AM
pemiliknya. Oleh karena itu, jika barang-barang tersebut
semakin tinggi harganya maka akan semakin diburu oleh
orang-orang kaya tersebut. Contoh kasus ini juga akan berlaku
untuk kasus spekulasi, yaitu bila konsumen memiliki prediksi
bahwa harga besok pagi akan naik lagi, maka kenaikan harga
tersebut hari ini akan diikuti oleh kenaikan permintaan akan
barang tersebut hari ini.
Kasus barang giffen juga memiliki ciri kurva permintaan
yang memiliki lereng positif, hal ini disebabkan karena barang
giffen biasanya dikonsumsi oleh orang-orang yang tidak
memiliki pilihan lain selain barang tersebut (yang dianggap
barang giffen). Kasus ini sering muncul pada masyarakat
miskin yang sebenarnya sangat terpaksa mengkonsumsi
barang tersebut (tergolong kebutuhan pokok) dan tidak
memiliki pilihan atau substitusi sebagai barang konsumsi.
Oleh karena itu jika harga barang tersebut naik maka orangorang tersebut (orang miskin) karena tidak memiliki pilihan
lain, maka konsumen tersebut dengan terpaksa tetap akan
membeli dengan jumlah yang lebih banyak. Perilaku membeli
yang lebih banyak terhadap barang giffen ketika harga barang
giffen tersebut naik, hal ini dikarenakan ada rasa ketakutan
jika harganya akan semakin naik lagi nantinya dan akan
semakin tidak terjangkau.
3. Ceteris Paribus Permintaan
Ceteris paribus adalah faktor-faktor lain diluar harga dan
kuantita barang tersebut diasumsikan tetap atau konstan.
Beberapa faktor yang dimasukkan sebagai ceteris paribus per­
mintaan antara lain:
78
۞ Mikro Ekonomi
30

c. Elastisitas
0,2 pendapatan (εI)
Elastisitas pendapatan adalah tingkat perubahan jumlah
osentase
Perubahan
Perdari
mintaan
Barang
X
barangPryang
diminta
(Qx) akibat
perubahan
pendapatan
Pr osentase Perubahan H arga Barang Y
riil. Biasanya diformulasikan:
εI =
Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X 
Pr osentase Perubahan Pendapatan riil
Hasil
tersebut di atas akan meng­
1 / 2( P1 + Pformula
∆Q perhitungan
2)

x
hasilkan,
∆P jika:
1 / 2(Q1 + Q2 )
εI > 1 atau positif= Jenis barangnya superior (mewah)
Q − Q1 Pokok)
P − P1
∆Qx Normal (kebutuhan
1 / 2( P1 + P2 ) barangnya
εI = 0∆–Q1xpositif=Jenis

 Qs =
=
∆P 1 / 2(Q1 + Q2 )
Q2 − Q1 P2 − P1
∆Px
εI < 0 atau negatif= jenis barangnya
Infferior

30
− 60
)
− 4 1 / 2(100
+ 120
Hubungan
antara
perubahan
x
 εh = pendapatan
εh =perubahan
 − 1,5 
− 2 x dan
20
1
/
2
(
10
+
6
)
40
40
jumlah yang diminta dapat dijelaskan dengan
menggunakan
kurva −Engel.
Untuk− 110
kasus barang superior∂dan
normal
∂Qme­
Q P
∂Q P
1 110
x
x 

 − 2,75  εh =

=  εh =
x
miliki hubungan
yang
positif
dengan
pendapatan.
Hal
ini
5
8
40
∂P Q
∂P Q
∂P
ber­arti jika ada kenaikan harga maka akan naik pula jumlah

barang tersebut yang dikonsumsi. Yang membedakan antara
barang superior
normal
yang
Q − Qdan
P − P1 adalah jumlah
Q−9 P−
Q − 9 barang
P − 100
1
=
=
 Qs =
=
  Qs =
Qs =
diminta akibat
tersebut.
15 − 9 Perubahan
120 − 100
6
2
Q2 −perubahan
Q1 P2 − pendapatan
P1
akibat perubahan pendapatan akan merubah jumlah yang
120 
diminta21untuk
lebih
besar dibanding
120  kalau
∂Q
P 
 ∂ Q barang
 ε h = superior
ε h = 0,3 x
ε h = - 0,2 x
x
0
,
3
15
6
∂P
∂
P
Q
barang normal. Hal ini akan dilihat dalam gambar berikut:
I
I
B
I2
I2
B
I1
A
0
Q1
I1
Q2
Q
A
Gambar 3.7
Kurva Engel untuk Barang
Superior
0
Q1 Q2
Anton Bawono, M.Si. ۞
Q
87
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 86, 79, 01/04/14 06:22 AM
εh = 1 = dikatakan bahwa permintaannya unitary elastis
εh = 0 = dikatakan bahwa permintaannya inelastis sempurna
εh = ∼ = dikatakan bahwa permintaannya elastis sempurna
Penggambaran dalam kurva dapat dilihat sebagai berikut:
P
P

P
P

D
Q 0


D
D
0
P




D
D
Q
0
Q
0
Q
0
Q
Gambar 3.6
Jenis-jenis Kurva Elastisitas Harga barang sendiri
b. Elastisitas harga barang lain/silang (εxy)
Elastisitas harga barang lain (silang) adalah tingkat
30 jumlah barang yang diminta (Qx) akibat dari
per­ubahan

0,2 harga barang lain (Py). Biasanya diformulasikan:
perubahan
εxy =
Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X 
Pr osentase Perubahan H arga Barang Y
Hasil
perhitungan
formulaPer
tersebut
atas akan
Pr osentase
Perubahan
mintaandi Barang
X meng­
hasilkan, jika:
Pr osentase Perubahan Pendapatan riil
εxy > 0 atau positif= dikatakan antara barang X dan
∆Q 1 / 2( P1 + P2Y) memiliki hubungan substitusi

x
∆P 1 / 2(Q1 + Q2(saling
)
menggantikan)
εxy < 0 atau negatif= dikatakan antara barang X dan Y
Q − Q1
P − P1
∆Qx
∆Q 1 / 2( P1 + P2 )
x


=
Qs = komplementer
me­miliki
hubungan
∆P 1 / 2(Q1 + Q2 )
Q2 − Q1 P2 − P1
∆Px
(saling melengkapi)
antara
barang X dan
εxy = 0 −=4 dikatakan
30 Y tidak −memiliki
60
1 / 2(100 + 120)
x
 εh = − 2 x
 εh =
 − 1,5 
hubungan
20
1 / 2(10 + 6)
40
40
86
∂Q
∂Q P
∂Q P
− 1 110
− 110
x 
x 

 − 2,75  εh =
=  εh =
x
5
8
40
∂P Q
∂P Q
∂P
۞ Mikro Ekonomi

Qs =
Q − Q1
P − P1
=
Q2 − Q1 P2 − P1
 Qs =
Q−9
P − 100
=

15 − 9 120 − 100
 Qs =
Q − 9 P − 100
=

6
20
a.selera
Jika selera konsumen naik maka akan semakin besar
kuantita barang yang dirmintaannya dan sebaliknya jika
selera konsumen turun.
b.pendapatan
Jika pendapatan konsumen naik maka akan semakin
besar kuantita permintaannya dan sebaliknya jika pendapatan
konsumen turun.
c. harga barang lain (barang substitusi)
Jika harga barang substitusinya naik maka akan menyebab­
kan semakin besar kuantita barang yang dimintanya. Hal ini
disebabkan karena konsumen akan berpindah membeli
barang yang tidak naik harganya. Misalnya Sepeda motor
merek X dengan sepeda motor merek Y.
d. harga barang lain (barang komplementer)
Jika harga barang komplementernya naik maka akan
me­nyebabkan semakin turun barang yang diminta. Hal ini
disebabkan karena barang komplementer merupakan barang
pelengkap, yang merupakan barang yang harus digunakan
secara bersamaan untuk dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Misalnya: sepeda motor dengan bahan bakarnya.
e. ekspektasi harga.
Jika ekspektasi harganya naik maka akan menyebabkan
semakin besar barang yang diminta. Hal ini disebabkan jika
konsumen membelinya sekarang maka harganya belum naik,
sehingga lebih baik sekarang belinya lebih banyak, yang
me­nyebabkan permintaan sekarang naik. Misalnya: ada
pengumuman dari pemerintah bahwa nanti malam pukul
00.00 harga BBM akan naik, maka bisa dipastikan maka
permintaan atau pembelian BBM sekarang akan naik.
Anton Bawono, M.Si. ۞
79
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 80, 85, 01/04/14 06:22 AM
4. Perbedaan Antara Perubahan Jumlah Barang yang Diminta
dengan Perubahan Permintaan
Perubahan jumlah barang yang diminta dan perubahan
permintaan pada prinsipnya akibat yang ditimbulkan tidak jauh
berbeda yaitu perubahan kuantitas barang yang diminta tetapi
yang menjadi berbeda yaitu penyebabnya. Adapun secara rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perubahan jumlah barang yang diminta
Ciri-cirinya:
1)
2)
3)
4)
Semata-mata karena perubahan harga barang tersebut
Ceteris Paribus tidak mengalami perubahan
Akibat hal tersebut, kurva tidak mengalami pergeseran
Masih mengikuti hukum permintaan, sehingga kurvanya
seperti tersebut gambar 3.1.
b. Perubahan permintaan
Ciri-cirinya:
1)
2)
3)
4)
80
Harga barang tersebut relatif tetap
Ceteris Paribus mengalami perubahan
Akibat hal tersebut, kurva mengalami pergeseran
Tidak mengikuti hukum permintaan
sehingga kurvanya antara lain sebagai berikut:
a) Jika yang berubah pendapatannya
Ketika pendapatan seseorang naik maka daya beli
seseorang tersebut akan naik, dengan naiknya daya
beli tersebut maka akan menyebabkan permintaannya
naik (pergeseran kurva permintaan kekanan), walau­
pun harga barang tersebut relatif tetap. Hal ini akan
berlaku sebaliknya jika pendapatannya turun. Hal ini
dapat dilihat dalam kurva berikut:
۞ Mikro Ekonomi
P
150
B
120
A
100
0
6
10
D
30
Gambar 3.5
Kurva Permintaan Kelereng
Q
6. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah tingkat kepekaan perubahan
jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mem­
pengaruhinya biasanya meliputi harga barang sendiri, harga
barang lain dan pendapatan. Sehingga elastisitas permintaanpun
di­bagi menjadi tiga yaitu:
a. Elastisitas harga barang sendiri (εh)
Elastisitas harga barang sendiri adalah tingkat perubahan
jumlah barang yang diminta (Qx) akibat dari perubahan
harga barang sendiri (Px). Biasanya diformulasikan:
εh = Pr osentase Perubahan Jumlah Barang yang dimint a 
Pr osentase Perubahan H arga Barang tersebut
Hasil perhitungan formula tersebut di atas akan meng­
hasilkan, jika:
εh > 1 = dikatakan bahwa permintaannya elastis
εh < 1 = dikatakan bahwa permintaannya inelastis
Anton Bawono, M.Si. ۞
85

TEORI EKONOMI
 MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 84, 81, 01/04/14 06:22 AM

∆Qx

∆Px




Qd
 =
Q − Q1
P − P1

=
Q2 − Q1 P2 − P1
P


Contoh
Kasus:
∆Qx


Pada
saat
harga
Q�Q
P � P1 kelereng Rp. 100,- jumlah kelereng yang
1
Qd 


∆Px
Q210
Ptetapi
� Qunit,
diminta
1
2 � P1 jika harga kelereng tersebut naik menjadi

 120,-, maka

Rp.
jumlah kelereng yang diminta menjadi 6 unit.

Q
10
P
100
−
−


Ditanya:
Carilah fungsi permintaan barang tersebut disertai
=
6 − 10
120 − 100
kurvanya?Q − Q11
Qd =
=
 Q − 10 = P − 100 
Diketahui:
− 4 Q22 −
20Q11
P − P11

P22 − P11
P1 = 100 Q1 = 10
P 2 = 120 Q2 = 6
Jawab:
 Qd  Q � Q11  P � P11 
Q − Q221 � Q11 P −P22P�1 P 11

=
Q 2 − Q 1  P 2 − P1
Q

6

P − 100 
− 10
=
− 10
120 − 100
 Q − 10 = P − 100 
−4
20
20Q – 200 =–4P + 400
20Q = 600 – 4P  : 20

Qd = 30 – 0,2P
Kurvanya:
Fungsi Permintaan: Qd = 30 – 0,2P,
Untuk mendapatkan titik potong terhadap sumbu P dan Q
sebagai berikut:
P1 = 0  Q1 = 30
30
=150
Q 2 = 0  P2 =
0,2
84
۞ Mikro Ekonomi
Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X 
Pr osentase Perubahan H arga Barang Y
Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X 
Pr osentase Perubahan Pendapatan riil
∆Q
x
1 / 2( P1 + P2 )

P
A
B
D
0
Q1
D’
Q
Q2
Gambar 3.3
Pergeseran Kurva Permintaan Akibat Perubahan
Pendapatan
b) Jika yang berubah seleranya
Ketika selera seseorang naik maka keinginan se­
seorang tersebut untuk membeli akan naik, dengan
naiknya keinginan untuk membeli (memiliki barang)
tersebut maka akan menyebabkan permintaannya
naik (pergeseran kurva permintaan kekanan), walau­
pun harga barang tersebut relatif tetap. Hal ini akan
berlaku sebaliknya jika pendapatannya turun. Hal ini
dapat dilihat dalam kurva 3.3.
c) Jika yang berubah harga barang substitusinya
Ketika harga barang substitusi (Py) naik sedang­
kan harga barang sendiri (Px) relatif tetap, maka
akan menyebabkan permintaan akan barang X naik
(pergeseran kurva permintaan barang X kekanan),
karena konsumen barang Y akan berpindah untuk
membeli barang X. Hal ini akan berlaku sebaliknya
jika harga barang substitusinya turun. Hal ini dapat
dilihat dalam kurva 3.3.
Anton Bawono, M.Si. ۞
81
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 82, 83, 01/04/14 06:22 AM
d) Jika yang berubah harga barang komplementernya
Ketika harga barang komplementernya (Pz)
naik sedangkan harga barang sendiri (Px) relatif
tetap, maka akan menyebabkan permintaan akan
barang X turun (pergeseran kurva permintaan
barang X kekiri), karena antara barang X dan Z
adalah barang yang saling melengkapi (satu paket)
untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya, maka
dampak naiknya harga barang Z akan menurunkan
permintaan barang Z yang berakibat pada turunnya
barang X yang diminta. Hal ini akan berlaku
sebaliknya jika harga barang komplementernya
turun. Hal ini dapat dilihat dalam kurva berikut ini:
B
A
D’
0
Q2
Q1
D
Q
Gambar 3.4
Pergeseran Kurva Permintaan Akibat Perubahan
Harga Barang Komplementernya
e) Jika yang berubah ekspektasi harganya
Ketika ekspektasi harga (harga besok pagi)
barang naik sedangkan harga barang sendiri (Px) saat
ini (sekarang) relatif tetap, maka akan menyebabkan
permintaan akan barang X (saat ini) naik (pergeseran
kurva permintaan barang X kekanan), karena
82
۞ Mikro Ekonomi
5. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah persamaan yang menunjukkan
hubung­an antara kuantita yang diminta dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mem­
pengaruhi­nya antara lain: harga barang itu sendiri (Px), harga
barang substitusinya (Py), harga barang komplementernya (Pz),
pendapatan (I), Selera (T) dan ekspektasi harga (EPx)
Fungsi permintaan ini dapat ditulis dalam sebuah fungsi
sebagai berikut:
P
P
konsumen akan merasa lebih untung kalau membeli
barang tersebut sekarang dengan lebih banyak dari
pada harus membeli barang tersebut di kemudian
hari (besok pagi). Hal ini akan berlaku sebaliknya jika
ekspektasi harga barang turun. Hal ini dapat dilihat
dalam kurva 3.3.
Qdx = f(Px, Py, Pz, I, T, EPx)
Fungsi permintaan pada umumnya disederhanakan dengan
istilah ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap konstan) dalam
hal gambar kurvanya, hal ini disebabkan karena fungsi permintaan
tidak bisa digambarkan pada diagram dengan dua dimensi.
Persamaan fungsi permintaan jika disederhanakan dengan
asumsi ceteris paribus, biasanya ditulis dalam persamaan Qdx
= a – bPx.


Dimana: Qdx = Jumlah barang X yang diminta


a = Konstanta
∆Qx
b = Koefisien, nilainya dapat diperoleh dari

∆Px
P = Harga barang X


Untuk mendapatkan fungsi permintaan dapat meng­
guna­kan

pendekatan matematika sebagai berikut:
Q − Q1
Qd =
Q2 − Q1
Anton Bawono, M.Si. ۞
=
P − P1

P2 − P1
83

Q � Q1
P � P1
Qd 


Q2 � Q1 P2 � P1


 Q − 10 = P − 100 
6 − 10
120 − 100

TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 106, 91, 01/04/14 06:22 AM
Tabel 4.1.
Hubungan antara TU dan MU
Unit
TU (Total Utility)
0
0
1
10
2
18
3
24
4
28
5
30
MU (Marginal Utility)
10
8
6
4
2
0
6
30
7
28
point
 Saturation
(titik jenuh)
–2
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa konsumsi
barang yang pertama memberi marginal utility (tambahan
kepuasan) sebesar 10 util dengan besarnya total kepuasan yang
diperoleh juga sebesar 10. Pada saat konsumen mengkonsumsi
barang yang kedua, konsumen memperoleh tambahan kepuasan
sebesar 8 dengan total kepuasan yang diperoleh sebesar 18.
Dari dua peristiwa tersebut tergambar jelas bahwa dengan
bertambahnya barang yang dikonsumsi pada awalnya akan
meningkatkan total kepuasan akan tetapi tambahan kepuasan
yang diperoleh mengalami penurunan. Sampai pada konsumsi
ke 5 kemudian ke 6 total kepuasan telah maksimal, hal ini di­
tunjukkan dengan besarnya total kepuasan tetap sebesar 30
106
۞ Mikro Ekonomi
B.PENAWARAN
Definisi penawaran adalah jumlah barang yang tersedia di­
tawar­kan selama periode waktu tertentu tergantung harga yang
bersangkutan dan biaya produksi. Jadi penawaran tergantung oleh
harga yang bersangkutan dan biaya produksi. Harga bersangkutan
sangat menentukan besarnya jumlah yang akan ditawarkan oleh
produsen. Semakin tinggi harga yang bersangkutan akan semakin besar
jumlah barang yang bersangkutan akan ditawarkan oleh produsen
dan sebaliknya. Demikian juga dengan biaya produksi, semakin tinggi
biaya produksi akan menurunkan jumlah barang yang bersangkutan
ditawarkan oleh produsen dan sebaliknya. Pada intinya penawaran
adalah bagian dari perilaku produsen yang berorientasi mencari
keuntungan.
1. Hukum Penawaran
Hukum penawaran merupakan ketentuan yang sudah baku
dalam ekonomi sepanjang syarat-syarat berlakunya ketentuan
tersebut terpenuhi. Adapun definisi dari hukum penawaran
adalah “jika harga suatu barang itu naik maka penawaran ter­
hadap barang tersebut akan naik sedangkan jika harga suatu
barang itu turun maka penawaran terhadap barang tersebut akan
turun dengan asumsi ceteris paribus.
Ketentuan yang sudah dibakukan tersebut menunjukkan
adanya hubungan searah atau hubungan positif antara harga
dan jumlah barang yang diminta atau kuantita sepanjang ceteris
paribus. Jadi hukum penawaran ini akan berlaku sepanjang asumsi
ceteris paribus ini terpenuhi. Ceteris paribus adalah faktor-faktor
lain yang ada diluar harga dan kuantita harga barang itu sendiri.
2. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah kurva yang menggambarkan titiktitik kombinasi atau hubungan antara harga dan kuantita atau
Anton Bawono, M.Si. ۞
91
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 92, 105, 01/04/14 06:22 AM
jumlah barang yang ditawarkan. Kurva penawaran pada umumnya
berslope atau berlereng positif (dari kiri bawah ke kanan atas).
P
S
P1
B
P2
0
A
Q1
Q2
Q
Gambar 3.10
Kurva Penawaran
3. Ceteris Paribus Penawaran
Ceteris paribus adalah faktor-faktor lain diluar harga dan
kuantita barang tersebut diasumsikan tetap atau konstan.
Beberapa faktor yang dimasukkan sebagai ceteris paribus pe­
nawaran antara lain:
a.Teknologi
Penggunaan teknologi dalam memproduksi suatu barang
dapat menghasilkan produk yang lebih terstandar dan masal,
sehingga biasanya akan menghasilkan sebuah produk dengan
biaya rata-rata perunit lebih murah. Contohnya antara lain:
batik tulis vs batik cup, kain tenun dengan bukan mesin vs
kain tenun dengan mesin. Sehingga penggunaan teknologi
dimungkinkan akan semakin meningkatkan penawaran.
b. Biaya Input
Sebuah produksi pasti membutuhkan input, harga output
akan sangat dipengaruhi harga input. Jika harga input naik
92
۞ Mikro Ekonomi
1. Asumsi-asumsi pendekatan kardinal
Dalam pendekatan kardinal ini ada beberapa asumsi yang
digunakan yaitu:
a. Kepuasan konsumen dapat diukur, dan diberi satuan ukur
”UTIL”.
b. Semakin banyak barang dikonsumsi, semakin puas
c. Dalam mengkonsumsi barang seorang konsumen selalu
berusaha memaksimumkan kepuasan
d.Berlaku Law of Deminising Marginal Utility, yaitu semakin
banyak barang dikonsumsi semakin besar total kepuasan
konsumen tetapi tambahan kepuasan yg diperoleh dari setiap
unit tambahan konsumsi tadi semakin kecil.
e. Teori permintaan yg diderivasikan dari pendekatan kardinal
menganggap bahwa tambahan kepuasan utk setiap tambahan
satu unit barang konsumsi dapat dihargai dengan uang.
2. Hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsi (Q), TU
dan MU
Marginal Utility (MU) yaitu tambahan kepuasan yang
disebabkan oleh tambahan setiap unit barang yang dikonsumsi.
Marginal Utility (MU) ini dapat di formulasikan sebagai berikut:
. MUx = MUy  MUx = MUy  6 = 6 
MUx = ∆TU 
∆Qx
Px
Py
Px
Py
1

1
Berdasarkan formulasi tersebut di atas, kita akan dapat
YPy
menge­t ahui besarnya marginal
utilityMUmanakala
kita sudah
X=
Px
Px
x
MRSxy = −
−
=−
Px
mengetahui besarnya perubahan
total utility
Py
MUy akibat
Py kita merubah
kuantita yang kita konsumsi. Hubungan antara total utility dan
Px
MUx ∂Y
marginal utility dapat dilihat
perhitungan
berikut ini:
MRSxy =dalam
− =−
=
Py
MUy
∂X
X=
½X-½ Y½ ½Y -½ X½
MUx MUy
=
==>
=
Anton Bawono, M.Si.
Px
Py
Px
Py ۞
I=
YPy
.Px + Y .Py
Px
Y=
I
2 Py
105
Y=
12
2 .2
3.2
6
⇔X=
4
4
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 104, 93, 01/04/14 06:22 AM
faktor produksi. Sedangkan konsumen yang dalam mengorganisasikan
produksi mampu melakukan dengan efisien dan efektif maka produsen
tersebut akan dapat memperoleh keuntungan. Keuntungan yang
di­peroleh oleh produsen ini kemudian dapat digunakan untuk me­
menuhi kebutuhan hidupnya, pada posisi ini produsen akan ber­
perilaku sebagai konsumen.
Semua anggota masyarakat dapat berperilaku sebagai konsumen,
ketika anggota masyarakat tersebut setelah menerima penghasilan dan
atau uang yang kemudian dialokasikan untuk membeli barang atau
jasa. Seorang mahasiswa yang belum bekerja dapat berperan sebagai
konsumen manakala mahasiswa tersebut mendapat jatah uang saku
bulanan dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan selama satu
bulan, yang kemudian digunakan untuk beli buku, pulsa, bensin dan
sebagainya. Pengeluaran rumah tangga tidak hanya ditentukan oleh
besarnya pengeluaran kepala rumah tangga. Hal ini disebabkan seperti
tersebut di atas, bahwa seorang anak dalam hal ini bisa turut serta
mempengaruhi anggaran pengeluaran rumah tangga. Penjumlahan
setiap pengeluaran tiap individu-individu yang ada dalam anggota
masyarakat tersebut merupakan permintaan pasar.
Berdasarkan beberapa hal yang tersebut di atas, proses perilaku
konsumen terbentuknya bersumber dari pemilik faktor produksi,
produsen dan konsumen. Untuk menganalisa atau mempelajari teori
perilaku konsumen ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal
dan ordinal.
B. PENDEKATAN KARDINAL
Pendekatan kardinal sering disebut dengan pendekatan marginal
utility, yang bertitik tolak dari anggapan bahwa kepuasan itu dapat
diukur dengan uang atau satuan lain.
104
۞ Mikro Ekonomi
maka harga output atau harga barang yang diproduksi juga
naik dan biasanya diikuti dengan turunnya jumlah barang
yang ditawarkan.
c. Harga barang Lain
Harga barang lain dalam hal ini adalah substitusi produk
yang dihasilkan. Jika harga barang substitusi produk suatu
barang turun, supaya tidak kehilangan pasar maka juga harus
men­urunkan harga produknya.
d. Ekspektasi harga
Ekspektasi atau harapan atau perkiraan harga dimasa yang
akan datang akan mempengaruhi produsen dalam hal jumlah
barang yang akan ditawarkan. Sebagai misal, jika diperkirakan
harga barang yang bersangkutan besuk pagi (jam 00.00) naik,
maka saat ini produsen akan mengurangi jumlah barang
yang ditawarkan karena akan lebih untuk kalau barang yang
bersangkutan dijual di esok harinya.
e. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah antara lain berupa pajak dan
subsidi. Dua instrumen kebijakan ini sangat bertolak belakang
sifatnya atau pengaruhnya terhadap barang yang ditawarkan
di pasar. Jika pemerintah menaikan pajak maka akan berakibat
harga barang yang ditawarkan akan naik, hal ini biasanya
akan diikuti dengan jumlah barang yang ditawarkan akan
turun. Dan berlaku sebaliknya. Akan tetapi jika subsidi dari
pemerintah naik terhadap suatu barang tertentu, biasanya
akan berakibat pada turunnya harga barang yang ditawarkan
dan implikasi selanjutnya adalah naiknya jumlah barang yang
ditawarkan. Dan berlaku sebaliknya.
Anton Bawono, M.Si. ۞
93
4. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan
hubungan antara kuantita yang ditawarkan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mem­
pengaruhinya antara lain: Teknologi (TG), Biaya Input (BI),
Harga Barang Lain (Py), ekspektasi harga (EPx), Kebijakan Pajak
(Tx), dan Kebijakan Subsidi (Tr).
PERILAKU
KONSUMEN
BAB 4
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 94, 103, 01/04/14 06:22 AM
Fungsi penawaran ini dapat ditulis dalam sebuah fungsi
sebagai berikut:
Qsx = f(TG, BI, Py, EPx, Tx, Tr) 30

Fungsi penawaran pada umumnya
0,2 disederhanakan dengan
istilah ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap konstan) dalam
Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X 
hal gambar kurvanya, hal ini disebabkan karena fungsi penawaran
Pr osentase Perubahan H arga Barang Y
tidak bisa digambarkan pada diagram dengan dua dimensi.
Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X 
Persamaan fungsi penawaran jika
disederhanakan dengan
Pr osentase Perubahan Pendapatan riil
asumsiBarang
ceteris paribus,
biasanya ditulis dalam persamaan
ntase Perubahan Permintaan
X
∆Q 1 / 2( P1 + P2 )
= a + bPx.
sentase Perubahan H argQsx
a Barang
Y

x
∆P ditawarkan
1 / 2(Q1 + Q2 )
Dimana: Qsx = Jumlah barang X yang
A.PENDAHULUAN
Perilaku konsumen tidak akan jauh dari hukum permintaan, yaitu
jika harga barang atau jasa naik maka permintaannya akan turun dan
ketika harga barang atau jasa turun maka permintaannya akan naik,
hal ini dengan catatan dalam kondisi ceteris paribus. Kondisi ceteris
paribus, yaitu kondisi manakala faktor-faktor lain dianggap konstan.
Dalam perekonomian sederhana pada prinsipnya ada tiga
ntase Perubahan Permintaan Barang X 
pelaku ekonomi, yaitu pemilik faktor produksi, produsen dan
a = Konstanta
Q − Q1
P − P1
∆Qx
r osentase Perubahan Pendapatan riil
∆Q 1 / 2( P1 + P2 )
x diperoleh dari

 Qs =
 konsumen. Pemilik faktor produksi dibutuhkan keberadaannya
=
b = Koefisien, nilainya dapat
∆P 1 / 2(Q1 + Q2 )
Q2 − Q1 P2 − P1
∆Px
untuk proses produksi, setelah digunakan faktor produksinya maka
P = Harga barang X
1 / 2( P + P )
1
2

akan mendapatkan pembayaran. Pembayaran yang diterima oleh
Untuk mendapatkan fungsi penawaran
menggunakan
30
− 60
100 + 120
)
− 4 1 / 2(dapat
x
 εh = − 2 x
 εh =
 − 1,5 
pemilik faktor produksi ini akan dapat digunakan untuk memenuhi
20
1 / 2(10 + 6)
pendekatan matematika sebagai berikut:
40
40
kebutuhan, pada posisi untuk memenuhi kebutuhan ini, pemilik faktor
Q − Q1
P − P1
∆Qx
1 / 2( P1 + P2 )
∂Q
∂Q P
∂Q P

 Qs =

=
− 1 110
− 110
x 
x  berfungsi sebagai konsumen.

 − 2,75  εh =
= produksi
εh = akan
x
/ 2(Q1 + Q2 )
Q2 − Q1 P2 − P1
∆Px
5
8
40
∂P Q
∂P Q
∂P
Produsen dalam proses produksinya untuk menghasilkan barang
Contoh
30 Kasus:− 60
/ 2(100 + 120)

 εh = − 2 x
 εh =
 − 1,5 
dan jasa yang akan ditawarkan di pasar, produsen tersebut akan
1 / 2(10 + 6)
40Pada saat harga
40 kelereng Rp. 100,- jumlah kelereng yang dita­
− P1 Rp.
Q − Q1naik P
Q−9 P
− 100
Q−9
P − 100 membutuhkan
input-input
untuk proses produksinya, dalam hal ini
war­kan 9 unit, tetapi jika harga kelereng
tersebut
=
= menjadi
 Qs =
=
  Qs =

Qs =
15 − 9 120 − 100 produsen6ini berperan
20 sebagai konsumen, yaitu konsumen input atau
Q1 P2 15
− Punit.
∂Qkelereng yang∂ditawarkan
Q Pjumlah
Q P Q2 −menjadi
10
− 110
1
120,-,∂maka
1 / 2(Q1 + Q2 )
8

40
 − 2,75  εh =
Q − Q1
P − P1
=
Q2 − Q1 P2 − P1
94
x 
x 
=  εh =
∂P Q
∂P Q
∂P
21
 ∂ Q
0,3 ∂ P
۞ Mikro Ekonomi
 Qs =
Q−9
P − 100
=

15 − 9 120 − 100
 Qs =
 ε h = ∂ Q x P  ε h = - 0,2 x 120  ε h = 0,3 x 120 
15
6
∂P
Q
Q − 9 P − 100
=

6
20
Anton Bawono, M.Si. ۞
103
Pr osentase Perubahan H arg
BarangPerubahan
Y
Praosentase
Permintaan Barang X 
Pr osentase Perubahan Pendapatan riil
Pr osentase Perubahan Permin
30 taan Barang X 
Pr osentase Perubahan Pendapa
1 / 2(riil
P1 + P2 )
∆Q tan
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 102, 95, 01/04/14 06:22 AM
∆Q 1 / 2( P1 + P2 )

x
∆P 1 / 2(Q1 + Q2 )
0,2 x

∆P 1 / 2(Q1 + Q2 )
Pr osentase Perubahan Permintaan Barang X 
Q − YQ1 30P − P1
∆Qx
PrQosentase
H arga Barang
1 / 2( P1 +Perubahan
P2 )
∆

= 
Qs = Carilah
tertentu yang akan dikenakan pajak, agar kebijakan peme­ ∆P x 1 / 2(Q + Q )  ∆Px

Ditanya:
Q2 − Q1 0,2fungsi
P2 − P1penawaran barang tersebut disertai
1
2
Barang X 
rintah tersebut tidak salah sasaran.
P −Per
P1mintaan
− Q1
kurvanya.
∆Qx Pr osentaseQPerubahan
∆Q 1 / 2( P1 + P2 )
x

 Qs

=
=
tan riil
30
−Pr60
osentase Perubahan Permintaan Barang X 
Bagi manajemen perusahaan
merespon
Diketahui:
4 osentase
1 / 2(100 +Perubahan
120) P2 − P1 Pendapa
− Pr
∆P 1 / 2harus
(Q1 + Qdapat
∆Px
2)
x Q 2 − Q1 
εh = − 2 x  εh =
 − 1,5 
kebijakan pajak dari pemerintah berkaitan dengan barang 20 1 / 2(10 + 6)
40PrQosentase
P =40
100
= 9 Perubahan H arga Barang Y
∆Q
1 / 2( P + P )
1
1
1
2
− 60

(100 + 120) yang teliti x30
− 4 1 / 2pengamatan
dagangannya, dengan melakukan
P = 120
Q = 15
x
 εh = −∆2P−x1 1110
 − 1,52 
Perubahan
∂Q2
/ 2
(Q1εh+−=Q110
∂Q P Pr osentase
∂Q PPermintaan Barang X 
2)
1 / 2(10 + 6dan
) pena­waran
x  Pr osentase
x 
εh =
=  εh =
x40 
40 − 2,75 
mengenai elastisitas dan slope 20
dari permintaan
Jawab:
Perubahan
5
8
40
∂P Q
∂P Q Pendapatan riil
∂P
di pasar. Sehingga dalam mengalihkan pajak ke konsumen
Q − Q1
P − P1
∆Qx
)
∆Q 1 / 2(∂PQ
1 + P2P
− 1 110
− 110
x
∂Q
 Qs = ∂Q P = ∆Q 1 / 2( P + P )
dapat dengan tepat besarnya. xKalau
tidak dapat
 −menge­
2,75 
= 
εh = Q −x Q  P −xP
1
2
∆P εh
1/=
2(Q1 + xQ2 )  ∆Px

2
1
2
1
5
8
40
∂
P
Q
∂
P
Q
∂
P
∆
P
1
/
2
(
Q
+
Q
tahui elastisitas dari permintaan dan penawaran barang
1
2)
Q − Q1
P − P1
Q − 9 P − 100
Q−9
P − 100
30=
=
=)
 Qs
=− 60
  Qs =

/ 2(100 + 120
− 4Qs1=
dagangannya, pengalihan pajak kekonsumen dapat me­
x Q −Q

ε

ε
h
=

1
,
5

−
h
=
−
2
x
Q − Q1
P − P1
15
−
9
120
−
100
6
20
P
P
−
Qx
∆
1
/
2
(
P
P
)
+
Q
∆
2
1
2
1
1
2
20
1 / 2(10 + 6)
40
40 x
nyebabkan prodak kita akan ditinggalkan konsumen.

 Qs =

=
∆
P
1
/
2
(
Q
+
Q
)
Q2 − Q1 P2 − P1
∆Px
− P1
Q − Q1fungsiPpenawaran­
Q − 9 P − 100 1 2
Q−9
P − 100
Seringkali produsen tidakQs
mengetahui
21=
=
=
 Qs
=
  Qs =∂Q 120
∂Qε h = 0,3 x 120 ∂Q
P = 
P
∂ Q 
∂ Q 100
P 

15
− 9− 110
20
Q2 − Q1 kebijakan
P2 − P1 dalam− 10x,3110
εεhh ==- 0,2 6x 
ε h120
= −

− 2,x75 
=1 /
εh+15
= ) x 
nya, sehingga sering kesulitan mengambil
4
2
(
100
120
−
6
∂
P
∂
P
Q
5
8
40
∂P Q
∂PQεh = − 2 x 30  εh = − 60  − 1,5 
∂–P600
x
20Qs – 180 = 6P20
merespon pengenaan pajak dari pemerintah. Pada prinsipnya
1 / 2(10 + 6)
40
40
21
120  = – 420 + 6P : 20
 ε h = - 0,2 x 120  ε h = 0,3 x 20Qs
dalam pengalihan pengenaan pajak
∂ Qsupaya
∂Q
P tidak
 ini
 ε h =produsen

x
∂Q
∂Q P
∂Q P
,3 dengan
− 1 110
− 110
15 = –21 + 0,3P
6
∂P
P
Qdapat
Qs
ditinggalkan konsumennya, 0yaitu
cara ∂harus
x 
x

 − 2,75  εh =
=  εh =
x
Q − Q1
P − P1
Q−9
P −5100 8
40 Q − 9 P − 100 ∂P Q
∂
P
Q
∂
P
meng­inelastiskan demand dan harus dapat mengelastiskan
=
=
 Qs
=
=
  Qs =

Qs =
Kurvanya:
15 − 9 120 − 100
6
20
Q2 − Q1 P2 − P1
supply.
 Qs = –21 + 0,3P
Fungsi Permintaan:
21
Untuk mendapatkan titik
potong
Q−
Q120 terhadap
P − P1 sumbu P dan
Q−9
Q −Q9sebagai
P − 100
 ∂ Q  ε h = ∂ Q x P  ε h = - 0,2 x 120 Qs
ε h == 0,3 x 1 =
 Qs =
=
  Qs =
berikut:
0,3 ∂ P
15
6
∂P
Q
15 − 9 120 − 100
6
Q2 − Q1 P2 − P1
P1 = 0  Q1 = –21
21
120 
120 
∂ Q 
∂Q
P 
=70
Q 2 = 0  P2 =

ε h = 0,3 x
ε h = - 0,2 x
0,3 ∂ P ε h = ∂ P x Q
15
6
S
P
120
B
100
Gambar 3.11
Kurva Pena­
waran
Kelereng
102
۞ Mikro Ekonomi
B
A
70
-21
0
9
Q
15
Anton Bawono, M.Si. ۞
95
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 96, 101, 01/04/14 06:22 AM








51
51
120  
∂Q
P  120  ∂ Q 120 ∂∂QQ P  ∂ Q
P120
 ∂ Q  ε h ∂= Q∂ Q εxh P= 
 x
εx h = - 0,2 x ε h =
x x  ε h = 0,3
ε h x= - 0,2
x ε h ε=h = 0,3
0
,
5
15
0
,
5
6
∂
P
∂
P
Q
∂P
Q 15
6
∂P
∂P
∂P
Q ∂P
∂P
Q
Keseimbangan tersebut terjadi berawal dari adanya interaksi
εh = 2,4
εh = 4
antara penawaran (penjual) dan permintaan (pembeli) di pasar. 

Interaksi tersebut memunculkan adu kekuatan antara penjual dan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas koefisien elastisi­




pembeli, yang dilanjutkan dengan kesepakatan-kesepakan antara
tasnya terlihat lebih elastis permintaan, maka dapat di ambil
keduanya.
kesimpulan: bahwa pasar pada contoh kasus ini Buyer Market.
C. KESEIMBANGAN PASAR
1. Keseimbangan Umum
Kondisi keseimbangan tercapai manakala besarnya jumlah
yang diminta (Qd) sama dengan besarnya jumlah yang ditawarkan
(Qs), atau besarnya harga yang diminta (Pd) sama dengan
besarnya harga yang ditawarkan (Ps). Posisi keseimbangan ini
sering dituliskan dengan:
Qd = Qs atau Pd = Ps
Contoh Kasus:
Pada saat harga barang Rp. 100,- jumlah barang yang diminta
10 unit dan yang ditawarkan 9 unit, tetapi jika harga barang
tersebut naik menjadi Rp. 120,- maka jumlah barang yang diminta
turun menjadi 6 unit tetapi yang ditawarkan naik menjadi 15 unit.
Ditanya: Carilah berapa harga dan kuantita keseimbangan pasar
disertai gambar kurvanya?
Diketahui:
Fungsi permintaan: Qd= 30 – 0,2P (Lihat pada contoh kasus
permintaan)
Fungsi penawaran: Qs = –21 + 0,3P (Lihat pada contoh kasus
penawaran)
96
۞ Mikro Ekonomi
b.Slope permintaan dan slope penawaran
Untuk mengidentifikasi besarnya slope dapat dilihat pada
nilai koefisiennya, berdasarkan contoh kasus di atas nilai slope
permintaan lebih kecil dibanding slope penawaran, maka dapat
disimpulkan pasarnya adalah Buyer Market.
Pada prinsipnya kebijakan pemerintah sebagai kajian
mikro ekonomi antara lain meliputi pajak dan subsidi yang
dampaknya akan menggeser kurva penawaran. Kurva pe­
nawar­an dapat bergeser:
a. naik, jika pemerintah mengambil kebijakan pajak naik
atau subsidi turun.
b. turun, jika pemerintah mengambil kebijakan pajak turun
atau subsidi naik.
Berkaitan dengan kebijakan pembebanan pajak yang
dikenakan kepada produsen yang pembebanan tersebut
akan di alihkan sebagian atau seluruhnya kepada konsumen
membutuhkan pertimbangan yang lebih bagi pengambil
kebijakan baik di tingkat pemerintah maupun manajemen
perusahaan. Bagi pemerintah, kebijakan tersebut harapannya
tidak menimbulkan kerugian yang besar bagi konsumen
dan dapat menjaga stabilitas ekonomi disamping untuk
meningkatkan pendapatan negara. Sehingga membutuhkan
pengamatan yang teliti mengenai elastisitas dan slope dari
per­mintaan dan penawaran di pasar berkaitan dengan barang
Anton Bawono, M.Si. ۞
101
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 100, 97, 01/04/14 06:22 AM




Untuk melihat Bargaining Power dari barang yang diperdagang­
kan dapat dilihat dari:
a. Membandingkan elastisitas demand dan elastisitas supply
- Jika demand lebih elastis dibandingkan supply maka
pasarnya merupakan Buyer Market
- Jika supply lebih elastis dibandingkan demand maka
pasarnya merupakan Sallers Market
b.Melihat Slope nya
- Jika slope demand lebih kecil dibandingkan slope supply
maka pasarnya merupakan Buyer Market.
- Jika slope supply lebih kecil dibandingkan slope demand
maka pasarnya merupakan Sallers Market.
Contoh kasus:
Kalau kita melihat contoh kasus pada keseimbangan pasar
tersebut di atas, kita dapat mengidentifikasikan:














 










51
 ∂ Q
0,5 ∂ P
51
 ∂ Q
0,5 ∂ P
a. Elastisitas permintaan dan penawaran

Fungsi permintaan: Qd = 30 – 0,2P (Lihat pada contoh kasus
permintaan)

Fungsi penawaran: Qs = –21 + 0,3P (Lihat pada contoh

kasus penawaran)
Jika kita mengambil contoh kasus jika pada saat harga Rp. 120,

Elastisitas permintaan:
Qd = 30 – 0,2P
Qd = 30 – 0,2(120)
Qd = 30 – 24
Qd = 6


100



۞ Mikro Ekonomi


Gambar Kurva:
S
P
150
102
E
70
Elastisitas penawaran:
Qs = –21 + 0,3P
Qs = –21 + 0,3(120)
Qs = –21 + 36
Qs = 15
51
120
120  ∂ Q  120 ∂ Q∂ Q P 
P  ∂ Q
120
 ε h = ∂ Q∂ Q

∂ Q0,3 xP  ε h = 0,3
P x
ε h = - x0,2
x =
h =  x  ε hε =h =
–h 0,2
x
ε h = ∂- P0,2=εx 0,3
ε
=
x
6
0,5∂ P ∂ P Q
15
6 ∂ P∂ P Q
∂P
Q
∂P
Q 15
51
120  
120
120
∂
Q
P
Q
∂
120
 ε h = ∂∂QQ xP  ε∂hQ= - P



∂
Q
P
 
0,2
x ε h = - 0,2 xε h =  ∂ Qx  ε h ε=h = 0,3x x  ε h = 0,3 x
6
∂P
0,5 ∂∂PP Qε h = ∂ P x Q
15
6 ∂ P∂ P Q
∂P
Q 15
 ∂ Q  ε h = ∂ Q x P  ε h = 0,3 x 120 
15
∂P
∂P
Q
Jadi keseimbangan terjadi pada saat harga barang sebesar
Rp. 102,- dan kuantita barang sebesar 9,6 unit.




Jawab:
Keseimbangan terjadi
Qd = Qs
30 – 0,2P = –21 + 0,3P

51 = 0,5P
51
120
∂Q
P 
P
=
 ∂ Q 
ε h = - 0,2 x
0,5 ∂ P ε h = ∂ P x Q
6
P
= 102

Mencari kuantita keseimbangan:


Qd = 30 – 0,2P
Qs = –21 + 0,3P
Qd = 30 – 0,2(102)
Qs = –21 + 0,3(102)
Qd = 30 – 20,4
Qs = –21 + 30,6
Qd = 9,6
Qs = 9,6
D
Q –21


0
9,6
30
Q
Gambar : 3.12
Kurva Keseimbangan Pasar
Anton Bawono, M.Si. ۞
97
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 98, 99, 01/04/14 06:22 AM
2. Shortage Demand/Supply dan Excess Demand/Supply
Sebuah keseimbangan jika sudah tercapai akan cenderung
untuk bertahan pada kondisi keseimbangan sebelumnya. Jika
terjadi kenaikan harga, maka akan terjadi kelebihan penawaran
(excess supply) dan terjadi kekurangan permintaan (shortage
demand) yang dampaknya akan mengembalikan harga ke harga
semula dan sebaliknya jika ada penurunan harga. Lebih jelasnya
dapat dilhat dalam kasus berikut:
Kondisi ini menyebabkan terjadinya excess demand atau
terjadi shortage supply
Dua kejadian tersebut di atas dapat dijelaskan dalam kurva
berikut ini:
P
150
Ditanya bagaimana kondisi keseimbangan yang terjadi?
Diketahui:
Perubahan harga jika ada kenaikan menjadi Rp. 120 atau
jika terjadi penurunan menjadi Rp. 80,-.
Jawab:
Jika P = 120
Jika P = 80
98
۞ Mikro Ekonomi
E
102
80
70


D
Q –21
0 3 6
9,6 14 15
30
Q
Gambar
3.13
Gambar : :3.13
Shortage Demand/Supply dan Excess Demand/Supply
Shortage Demand/Supply dan Excess Demand/Supply
Qd = 30 – 0,2P
Qs = –21 + 0,3P
Qd = 30 – 0,2(120)
Qs = –21 + 0,3(120)
Qd = 30 – 24
Qs = –21 + 36
Qd = 6
Qs = 15
Kondisi ini menyebabkan terjadinya excess supply atau terjadi
shortage demand
Qd = 30 – 0,2P
Qd = 30 – 0,2(80)
Qd = 30 – 16
Qd = 14


120
Contoh Kasus:
Jika dalam kondisi keseimbangan sebelumnya (contoh kasus
keseimbangan di atas) terjadi kenaikan harga menjadi Rp. 120,atau terjadi penurunan harga menjadi Rp 90,-
S
Qs = –21 + 0,3P
Qs = –21 + 0,3(80)
Qs = –21 + 24
Qs = 3
3. Analisis Pergeseran Beban Pajak
Kebijakan pemerintah berupa pajak yang termasuk dalam
kajian mikro ekonomi adalah pajak penjualan. Pajak penjualan
termasuk dalam pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pem­
bebanannya dapat dialihkan sebagian atau seluruhnya kepada
pihak lain. Jadi pajak penjualan adalah pajak yang sebenarnya
wajib dibayarkan atau pembebannannya dikenakan kepada
produsen atau penjual tetapi seringkali pembeli terkena imbas
dari pengenaan pajak penjualan tersebut. Kemampuan penjual
mengalihkan beban pajak ini kepada pembeli tergantung dari
Bargaining Power sifat barang yang diperdagangkan bagi seorang
pembeli.
Anton Bawono, M.Si. ۞
99
∆Qx
Px
Py
Px
Py 1 1
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 122, 107, 01/04/14 06:23 AM
Px
MRSxy = −
Py
∆TU
∆Qx

X=
MUx
Px
−
=−
MUy
Py
MUx MUy
MUx MUy 6 6
Px
MUx ∂Y  = 
= MRSxy 
=− =− = =
Px
Py
1 1
Py Px MUy Py
∂X

-½

½
-½
½
½X Y
½Y X
MUx MUy
MUx MUyMUx
6 = MUy
6
=
=
= Py ==>MUx Px Px =  Py

Px
Px
MRS
=
−
−
=
−
xy
Px
Py
Px ∆TUPyPMUx
1 1MUy MU
MUx
y
y
PyMUy 6 6
X=
=-½ ½ 
= ½  = 

X = PYPx
½ X-½ YPy
1 1
MUy
MUx MUy 6 6 ∆Qx PXPx½ Y Py
-½
½ 
-½ ½
=
=

 = 
I
PX
Y
X
=
PY
X
Y
MUx ∂Y
Px
Py MUy
1 16 6 MRSxy = − PI x==YPy
MUx
∆TU PyMUx MUy
− .Px + Y=.Py YPy Y = 2 Py
= Px 
=

 = 
½ Py½ Px MUy
XY½=Y∂X½
MU
P
x
xPX X X
=
PY
∆Qx MRS
Px xy = −Py
Px
Py− 1 1= −
Px Px
Px PY Y
MUx
Py
MUy
Py
X=
MRSxyPX
= −YPy
−
=−
y 12
MUy
Py
YP=YPy
X
=
MUx
Px
x
4
-½persamaan
½
X
=

Px −
MU
P
x
x
=
−
MUx
MUy
PxPx ½X Y ½Y1-½ X½
∂Y
MRSxy = −
− Px = − MUx =
y
MU
y = − Py = −
MRS
xy
=
==> Px
Py
MUy
Py
MUx =∂Y Py
Py
MUy Px
∂X
Py
Px
MRS
=
−
=
xy = −
I = X.Px +PY.Py
 persamaan
y
MUy
∂X3.2 2
6
X=
Px ∂MUx
∂Y
Px xy MUx
Y
Sxy = − MRS
= − = − Py == − MUy = ∂X
Py
MUy ∂X
⇔X=
Substitusi persamaan 1 ke persamaan
2
4
3.2
6
-½ ½
-½
½
YPy
XX
=3.2 ⇔ X =-½6 ½Y = I -½ ½
½X Y ½Y
MUx MUy
= =
.Px4 +⇔
Y .Py
X
=
==>
= IX
½X=4 Y
½Y X
MUx
MUy
Px
=Py 4 ==>
= 2 Py
-½ ½
4
Py
Px
½X-½ Y½ ½Y
X
MUx Px
MUy
Px
Py
Px
Py
==> ½
=
-½
I = Y.Py + Y.Py
Y Px½Y -½
X½Py
MUyPx = ½X
==> Py
=
I = 2Y.Py
Py
Px
Py
12
Y=
I
YPy
12
I
Y4 = 12YPy persamaan
3 Y= I
YPy I =
.Px +6Y .YPy
Y=
=
.Px + Y .Py
.Px + YPx
.Py
Y2=IPy
MUx MUyI = MUx
MUy
6= 2 Py
2
.
2
2 Py
Px
2.2 Px
=
=

 = 
PxYPy Py
Px
Py 1 I 1
12
Y=
Y=
=
.Px + Y .Py
2 Py
Px
2 .2
12
Y=
12∆TU MUx MUy MUx MUy
12
6 6
YPy
4 Y =
=



=  = 
X ==Y Py
∆Qx
Py
Px
Px
PPx
x
x
4MU
4 1 1
−
−
=−
Px
2 Py
MUy
Py
Y=3
YPy
1 X =
Px
MUx Persamaan
Px
Px
MUx ∂Y
MRS
−
=−
= xy = −
MRSxy = − = −
Px
Py
MUy
Py
Py
MUy ∂X
3.2
6
⇔ X = = 1,5
Px
MUx Y =
∂X
=
MRSxy = − = −
4
4
x
Py
½X-½ Y½ ½Y -½ X½
MUy
=
==>
=
Py
Px
Py
I=
YPy
.Px + Y .Py
Px
12
4
∂X
3.2
2 Py
122
Y=
12
4
YPy
.Px + Y .Py
Px
۞ Mikro Ekonomi
2 .2
Y=
I
2 Py
Y=
12
2 .2
Y=
YPy
Px

12
2 .2
YPy
6
X = 3.2
X = Px ⇔ X =
4
4
walaupun yang dikonsumsi bertambah dari 5 ke 6. Disamping
itu dapat juga dilihat dari tambahan kepuasannya pada konsumsi
sejumlah 5 ke 6 ditunjukkan sebesar 0, hal ini menunjukkan
konsumen telah mencapai saturation point (titik jenuh). Setelah
mengalami titik jenuh ini, ketika jumlah barang yang dikonsumsi
ditambah akan menyebabkan total kepuasan menurun dan
besarnya tambahan kepuasan akan menjadi negatif. Kondisi ini
dapat diperjelas dengan memperhatikan gambar berikut:
TUx
X=
4
Y=
12
2 .2
Y=
12
2 .2
3.2
6
⇔X=
4
4
TU max
30
0
1
2
3
4
5
6
7
Qx
1
2
3
4
5
6
7
Qx
MUx
10
16
6
Pembuktian:
X=
⇔X=
4
4
-½ ½
X.Px
½X-½ YI½ =
½Y
X + Y.Py
MUx MUy
=
==>
=
Px
Py
Px 12 = 1,5.(
Py 4 )+ 3.( 2 )
I
12
Y=
Y12
= = 12  terbukti
I=
=
MUy
3.2
6
⇔X=
4
4
X=
 Muy = ½Y-½ X½
∆TU
∆Qx
YPy
Px
0
Gambar : 4.1
Hubungan Antara Kurva TU dan MU
Anton Bawono, M.Si. ۞
107
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 108, 121, 01/04/14 06:23 AM
Hubungan TU dan MU ditunjukkan dengan TU akan
me­ningkat bilamana MU lebih besar dari 0 (positif) dan TU
maksimum pada saat MU sama dengan 0, selanjutnya TU akan
menurun jika MU lebih kecil dari 0 (negatif).
c. Keseimbangan konsumen
Usaha konsumen untuk mencapai kepuasan yang
maksimum dibatasi oleh garis anggaran. Penggambaran
antara keinginan konsumen dan kepuasan konsumen
akan menunjukkan posisi keseimbangan konsumen.
Kepuasan mencapai maksimum/keseimbangan apabila
budget line tepat menyinggung IC.
pada MUy
titik singgung
MUx MUyterjadi
MUx
6 6 antara
∆TU Keseimbangan
=
=


 = 
kurva
konsumen
dengan
Qx indiferens
Px
Py
Px
Py6 anggaran.
1 1 Secara
MUy
MUx MUy
6 garis
∆TU ∆MUx
=
=
=
 matematis;




kurva
kurva
MUx MUyslope
6 Px
6
∆TU MUx MUy
Py indiferens
1 1  sama dengan
= ∆Qx  Px = Py  =


slope
(-Px/Py).
∆Qx
Px
Py
Px kurva
Py garis1 anggaran,
1
3. Keseimbangan Konsumen
Konsumen akan mencapai keseimbangan apabila dengan
sejumlah dana yang tertentu besarnya dapat mengkonsumsi
sejumlah kombinasi barang X dan Y pada hargaharga yang
tertentu dengan mencapai kepuasan maksimum. Atau apabila
rupiah terakhir yang digunakan untuk membeli barang sama
dengan tambahan kepuasan yang diperoleh dari unit terakhir
barang tersebut. Seorang konsumen dinyatakan telah mencapai
kepuasan maksimum apabila konsumen sudah menggunakan
pendapatnnya sedemikian rupa sehingga kepuasan dari setiap
rupiah terakhir yang dibelanjakan untuk berbagai barang sama
besarnya karena berlakunya Law of Deminising Marginal Utility.
Px
MRSxy = −
Py
Px
Dalam bentuk matematika:
MUx MUy 6 6
∆TU MUx MUy
=
=

 = 
a. Equilibrium tercapai pada saat:
∆Qx
Px
Py
Px
Py
1
1
b. Dengan catatan seluruh pendapatannya sudah dibelanjakan
(I = X.Px + Y.Py)
Px
MUx
Px
MRSxy = −
−
=−
c.Dimana:
Py
MUy
Py
I = Pendapatan
Px
MUx ∂Y
=
MRSxy = − = −
X = Jumlah barang X
Py
MUy ∂X
Px = Harga barang X
Y = Jumlah barang Y
½X-½ Y½ ½Y -½ X½
MUx MUy
=
==>
=
Py = Harga barang Y
Px
Py
Px
Py
Contoh Kasus:
I
YPy
Jika diketahui seorang konsumen Imemiliki
sebesar
Y=
=
.Px + Yuang
.Py
2 Py
Px
Rp. 12,- mengkonsumsi 2 barang X dan Y dengan harga masing108
۞ Mikro Ekonomi
Y=
12
4
MUx
Px
−
=−
y YPy
Py
PMU
x
MUx
MRSxy = −
−
=− X =
Px
MU
Px
Py x
MUy
Py
MRSxy = −
−
=−
Px
Py
MUy
Py
Px
MUx ∂Y
=
MRSxy = − = −
Px
MUx ∂Y
MRSxy = − = − Py = MUy ∂X
Px
MUx ∂Y Py
MUy ∂X
=
MRSxy = − = −
Py
MUy ∂X

X=
YPyX =
Px

YPy
Px
3.2
3.2 X = 6 ⇔ X =
X 6=
⇔ X =4
Contoh Soal:
3
.
2
-½ X
½=
-½
½=
4
4
⇔
X
Y
½Y X
MUx MUy -½ ½X
Diketahui:
4
= ½4
½X==>Y½ ½Y -½ X
MUx MUy =
½
=Px
Py
Py
IC½Y
=-½
f(X,Y)
½X=-½Px
Y½ ==>
X
MUx MUy
Py
Px
Py
=
==>Px
=
½
½
X Y
Px
Py
Px  U = Py
 Px = Rp. 4,I
12
YPyPyI ==YPy
Rp. 2,I Y=
12
Y=
Y .IPy.Px + Y .Py Y =
I=
.Px + Px
Y=
2
Py
2 .2
YPy
12
2 Py
2 .2
= Rp. 12,I=
.Px + Y .Py  Px I Y=
Y=
Py
2
2 .2
3.2
6 Px
Ditanya:
X=
⇔X=
4
4
Berapa
X dan Y yangg harus dibeli supaya
12
12 Y =barang
Y=
12
4
diperoleh
kepuasan
maximum
4
Y=
4
Jawab:
 U = X ½ Y ½
12
Y=
 Mux = ½X-½ Y½
2 .2
YPy
X=
Px
Anton Bawono, M.Si. ۞
121
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 120, 109, 01/04/14 06:23 AM
masing Rp. 1,- dan memiliki tabel MU seperti di bawah ini:
a. Kurva Anggaran dan Perubahan Anggaran
UNIT
1
2
3
4
5
6
7
8
MUx
16
14
12
10
8
6
4
2
MUy
11
10
9
8
7
6
5
4
Gambar 1:
Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah
Y dan Jumlah X, disebabkan oleh Naiknya Anggaran
Konsumen.
Gambar 2:
Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah X,
Y tetap, disebabkan oleh Turunnya harga barang X
b. Menentukan Jumlah Kepuasan Konsumen
IC1 dengan titik A dan B menunjukkan kepuasan
Konsumen belum optimal,
IC2 dengan titik C konsumen mencapai titik optimum
IC3 dengan titik D anggaran konsumen tidak men­
cukupi untuk memenuhi kebutuhan barang X dan Y
120
۞ Mikro Ekonomi
Ditanyakan: berapa barang x dan y yang dibeli konsumen supaya
dapat dicapai kepuasan maksimum?
Diketahui:
Px = Rp. 1,-/ Unit
Py = Rp. 1,-/unit
I = Rp. 12,Jawab:
Cara Menyelesaikan
• Rp. 1,-ke-1 beli
X = 1 Mux = 16
• Rp. 1,-ke-2 beli X = 1 Mux = 14
• Rp. 1,-ke-3 beli X = 1 Mux = 12
• Rp. 1,-ke-4 beli Y = 1 Muy = 11
• Rp. 1,-ke-5 beli X = 1 Mux = 10
• Rp. 1,-ke-6 beli Y = 1 Muy = 10
• Rp. 1,-ke-7 beli Y = 1 Muy = 9
• Rp. 1,-ke-8 beli X = 1 Mux = 8
• Rp. 1,-ke-9 beli Y = 1 Muy = 8
• Rp. 1,-ke-10 beli Y = 1 Muy = 7
• Rp. 1,-ke-11 beli X = 1 Mux = 6
• Rp. 1,-ke-12 beli Y = 1 Muy = 6 Rp.12,Berdasarkan perhitungan tersebut di atas jumlah uang sudah
digunakan secara keseluruhan Rp. 12,- dan mampu membeli x
sebesar 6 dan y sebesar 6.
Anton Bawono, M.Si. ۞
109

TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 110, 119, 01/04/14 06:23 AM
Pembuktian:
MUx MUy 6 6
∆TU MUx MUy
1. Tercapai
=
 equilibrium:

=
 = 
∆Qx
Px
Py
Px
MUx MUy
MUx MUy 6 6
=
=

 = 
 Terbukti
Px
Py
Px
Py 1 1

Py
1

1
X=
YPy
Px
MUx
Px I = x.Px + y.Py
2. Semua
sudah−digunakan:
MRSxy anggaran
=−
=−
Px
Py
MUy
Py
12 = 6 . 1 + 6 .YPy
1
Px
MUx
Px 12 = 6 + 6X = Px
MUx ∂Y
Sxy = −
−
=−
=−
=
MRSxy = − Px
Py
MUy
Py
P
y
12 = 12  Terbukti MUy ∂X
3.2
6
X=
⇔X=
Px
MUx ∂YSoal Latihan:
4
4
MRSxy = − = −
=
-½ ½
-½ ½
Py
MUy ∂X
½X
Y
½Y
X
MUx
MUy
Jika diketahui
seorang
memiliki uang sebesar Rp.
=
==> konsumen
= 6
Px
Py X = 3.2Px
Py
⇔
X
=
16,- mengkonsumsi 2 barang a dan b dengan harga a (Pa) Rp.
4
4
-½ harga
dan
½X-½ Y½ 2,-½Y
X½ b (Pb) Rp. 1,- dan memiliki tabel MU seperti di
MUx MUy
=
==>
=
I
YPy
12
bawahPyini:
Px
Py
Px
Y=
I=
.Px + Y .Py
Y=
2 Py
Px
Unit
I=
1
I
YPy
.Px + Y .Py
Px
Y=
Y=
MUa
2 Py 40
MUb
12
Y=
4
2
12
4
30
2 .2
3
4
5
6
7
8
Y=
35
2.230
25
20
15
10
5
26
18
14
10
6
2
12
22
4. Garis Anggaran (Budget Line)
 Merupakan batasan (constrain) kemampuan konsumen, secara
umum satuan uang (M)
Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M
 jika konsumen ingin menggunakan semua anggaran yang
tersedia
Px(Qx) + Py(Qy) = M
Ditanyakan: berapa barang a dan b yang dibeli konsumen supaya
dapat dicapai kepuasan maksimum?
4. Kondisi Keseimbangan Konsumen dan Kurva Permintaan
Konsumen
Secara teoritis, konsumen akan memperoleh kepuasan total
(TU) maksimum pada saat harga (P) sama dengan tambahan ke­
puasan (MU). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam contoh
kasus berikut ini:
Jika diketahui:
Fungsi TU = 16Qx – Qx2
110
۞ Mikro Ekonomi
Anton Bawono, M.Si. ۞
119
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 118, 111, 01/04/14 06:23 AM
b. Antara IC yang satu dengan yang lain tidak saling me­
motong
X1
..
A
C
.
B
IC2
IC1
X2
0
c. Yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat
kepuasan yg lebih tinggi
d. Kumpulan kurva indiferens menjadi kurva indiferens map
3. Marginal Rate of Substitution (MRS)
Menunjukkan jumlah barang Y yang rela dikurangi disebab­
kan konsumen menambah jumlah barang X.
118
Titik
X
Y
A
1
9
B
2
6
C
3
4
D
4
3
E
5
2
۞ Mikro Ekonomi
Px = 4
Jawab:
MUx merupakan turunan pertama dari TU
MUx = 16 – 2Qx
TUx max  MUx = Px
16 – 2Qx = 4
2Qx = 16 – 4
Qx = 6
Setelah kita dapat memperoleh nilai Qx nya kita dapat
mengetahui nilai TU nya dengan memasukkan nilai Qx tersebut
ke dalam persamaan TU, seperti berikut ini:
TUx= 16Qx – Qx2
= 16(6) - 62
= 96 – 36
= 60
Berdasarkan perhitungan MUx setelah diketahui harga X,
kita dapat memperoleh gambar kurva MU dan kurva permintaan
terhadap barang X, yang dapat dilihat dalam Gambar 4.2.
C. PENDEKATAN ORDINAL
Pendekatan ordinal muncul yang disebabkan karena adanya
ke­ter­batasan-keterbatasan dalam pendekatan kardinal, walaupun
ini tidak berarti pendekatan kardinal tidak memiliki kelebihan.
Pendekatan kardinal memiliki kelebihan dalam hal mengungkapkan
atau menjawab pertanyaan tentang ukuran, misalnya bahwa seseorang
menyukai suatu kombinasi barang tiga kali lebih besar dibanding
kombinasi yang lain. Di dalam pendekatan ordinal tidak dapat
menjawab hal tersebut, disamping pendekatan ordinal memiliki
kelebihan dalam hal lain yang dijelaskan dalam materi berikut.
Anton Bawono, M.Si. ۞
111
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 112, 117, 01/04/14 06:23 AM
MUx
16
Y
IC3
8
IC2
MUx = 16 – 2Qx
IC1
4
0
0
4
6
Qx
Px
A
8
B
4
D
0
4
6
g.
h.
i.
j.
X
Gambar 4.5
Gambar Kurva
Indiferen
Perfect
Complement
Bad Combination of likes and dislikes
Neutral Combination between the preferred and neutral
Satitation
Well-Behaved preferences
Di samping memiliki karakteristik, kurva indiferen me­
miliki juga sifat-sifat khusus. Sifat-sifat dari kurva indiferen
antara lain:
a. Turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung ter­
hadap titik origin
X1
Qx
Gambar 4.2
Gambar
4.2
Gambar Penurunan
Kurva
Permintaan
Gambar Penurunan Kurva Permintaan
1. Asumsi-asumsi dalam Pendekatan Ordinal
Di dalam pendekatan ordinal ada beberapa asumsi yang
digunakan antara lain:
a. Konsumen mampu membuat orde kombinasi barang yang
dikonsumsikan berdasarkan kepuasan yang diperoleh.
112
۞ Mikro Ekonomi
0
X2
Anton Bawono, M.Si. ۞
117
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 116, 113, 01/04/14 06:23 AM
yang perfect substitutes adalah bahwa kurva indiferen memiliki
slope yang konstan.
Y
IC1
0
f.
116
IC2
IC3
X
Gambar 4.4
Kurva
Indiferen
Perfect
Substitutes
Perfect complement
Dikatakan perfect component jika kombinasi barang ter­
sebut bersifat saling melengkapi dengan sempurna, yaitu
antara satu barang dengan barang satunya saling tergantung
dan tidak akan berfungsi dengan sempurna kalau hanya salah
satu yang dikonsumsikan ataupun jumlah mengkonsumsinya
berbeda. Jadi kedua barang tersebut dikonsumsikan harus
secara bersamaan dan dalam jumlah proporsi yang tetap.
Contoh barang yang memiliki substitusi sempurna adalah
sepatu sebelah kiri (X) dan sepatu sebelah kanan (Y), kita
tidak mungkin hanya menggunakan sepatu sebelah kiri
ataupun sebaliknya saja. Demikian juga proporsinya tidak
mungkin berbeda dan harus sama, karena tidak akan ber­
manfaat (dalam kondisi normal) jika sepatu kanan lebih
banyak dibanding yang kiri. Kondisi ini dapat diilustrasikan
dalam gambar berikut.
۞ Mikro Ekonomi
b. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan meng­
hadapi harga barang yang tertentu pula.
c. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.
Berkaitan dengan kemampuan konsumen dalam membuat
orde atau urutan kepuasan menunjukkan bahwa konsumen
memiliki preferensi. Jika konsumen lebih menyukai kombinasi
yang pertama dari yang lainnya, berarti bahwa konsumen akan
memilih satu di atas yang lainnya, pada kesempatan tertentu.
Preferensi bekerja berdasarkan asumsi, asumsi preferensi ber­
sifat fundamental, sebagai aksioma teori konsumen. Aksioma
preferensi konsumen meliputi:
a.Complete
Jika dua kombinasi barang dapat dibandingkan, maka
kita dapat membuat pilihan. Misalkan ada kombinasi x dan
kombinasi y, jika di asumsikan (X1, X2) > (Y1,Y2), maka
konsumen pasti akan memilih kombinasi (X1, X2) dari pada
(Y1,Y2).
b.Reflexive
Jika suatu kombinasi barang tertentu sudah pasti
minimal sama baik dengan kombinasi identik. Hal ini me­
nun­juk­­kan seseorang tersebut tidak mungkin mengatakan
suatu kombinasi barang lebih disukai dari yang lain padahal
keduanya identik. Misalnya ada kombinasi (X1, X2) > (X1,X2).
c.Transitive
Transitive lebih merupakan hipotesis mengenai tingkah
laku pilihan manusia, jadi bukan hanya pernyataan logika
murni. Misalnya: Jika (X1, X2) > (Y1,Y2) dan (Y1,Y2) > (Z1, Z2),
hal ini kita asumsikan (X1, X2) > (Z1,Z2). Berdasarkan contoh
ter­sebut, kita dapat mengatakan bahwa X paling sedikit sama
menariknya dengan Y dan Y paling sedikit sama menariknya
Anton Bawono, M.Si. ۞
113
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 114, 115, 01/04/14 06:23 AM
dengan Z, sehingga kita beranggapan bahwa X minimal sama
menariknya dengan Z.
2. Kurva Indiferen
Pendekatan ordinal menggunakan tolok ukur pembanding:
Indifference Curve (IC) atau kurva indiferen. Dalam menggambar­
kan teori pilihan konsumen dengan lebih mudah kita menggunakan
penggambaran preferensi secara grafis, yang menggunakan
konstruksi yang dikenal dengan kurva indiferen yang juga biasa
disebut kurva kepuasan sama. Jadi kurva indiferen adalah : kurva
yang menghubungkan titik-titik berbagai kombinasi antara 2
barang, yaitu barang X dan Y yang menghasilkan tingkat kepuasan
yang sama.
Y
IC
0
X
Gambar 4.3
Gambar Kurva
Indiferen
Beberapa sifat kurva indiferen:
a. Turun dari kiri atas ke kanan bawah
b. Cembung terhadap titik origin (pusat)
c. Antara IC yang satu dengan yang lain tidak saling memotong
d. Yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat
kepuasan yang lebih tinggi
114
۞ Mikro Ekonomi
Kurva indiferen memiliki beberapa karakteristik:
a. Menunjukkan kepuasan sama diantara semua produk yang
dikonsumsi.
b. Preferensi kepuasan konsumen bertingkat secara konsisten.
c. Kepuasan konsumen ditandai dengan semakin banyaknya
barang yang dikonsumsi.
d. Kepuasan konsumen dicapai dari setiap kombinasi barang
yang menghasilkan kepuasan total.
Kombinasi dua barang X dan Y yang ada dalam kurva
indiferen, memungkinkan kurva indiferen memiliki berbagai
bentuk tergantung dari hubungan diantara barang yang di­
konsumsi dan kesukaan terhadap barang yang dikonsumsi.
Penyebab bentuk dari kurva indiferen antara lain:
e. Perfect substitutes
Dikatakan hubungan antara kombinasi barang tersebut
perfect substitues, jika kedua barang tersebut memiliki hubung­
an substitusi yang sempurna yaitu konsumen memilih antara
satu barang dengan lainnya sama saja, dan konsumen hanya
merasa lebih puas kalau mengkonsumsinya lebih banyak.
Misalnya antara buku warna biru (X) dan buku warna hijau
(Y), konsumen menganggap menggunakan buku warna biru
dan hijau sama saja tingkat kepuasan yang akan diperoleh,
dengan kata lain konsumen tidak mempermasalahkan warna­
nya, akan tetapi konsumen hanya mempermasalahkan jumlah
totalnya.
Kombinasi-kombinasi dengan total buku yang lebih
banyak yang akan disukai dari pada kombinasi buku dengan
jumlah yang lebih sedikit, maka indiferen map (kumpulan
kurva indiferen) untuk konsumen adalah bergaris lurus pararel
dengan slope -1. Hal yang penting juga dari kurva indiferen
Anton Bawono, M.Si. ۞
115
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 8 - Pages: 138, 123, 01/04/14 06:24 AM
E. TEORI PERILAKU PRODUSEN TIDAK DAPAT MENDE­
RIVASI TEORI PERMINTAAN INPUT
Berbeda dengan TPK pendekatan Ordinal, dimana kurva per­
mintaan atas output yang dikonsumsinya dapat diderivasikan dari teori
perilaku konsumen ( melalui kurva P-CC ), teori perilaku produsen
tidak dapat menderivasikan Kurva Permintaan Produsen atau input
yang diperlukannya untuk produksi. Hal ini disebabkan karena
per­mintaan terhadap input tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku
konsumen tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku produsen tetapi juga
dipengaruhi oelh macam – macam outputnya, apakah persaingan
sempurna ataukah monopoli.
Tahap II yang Rasional
1) IRTS adalah terjadi karena adanya ECONOMIES OF SCALE
DRTS adalah terjadi karena adanya DISECONOMIES OF

SCALE α −1 β
MPK
Aα K L
CRTS adalah
terjadi karena
=
= α  tidak adanya EKTERNALITAS,
MPK
A K α −1 Lβ
baik yang bersifat ECONOMIES OF SCALE ataupun
A β K α Lβ −1
MPL
DISECONOMIES
OF SCALE
=
= β 

−1
MPL
A yang
K α Lβ rasional
Jadi, Produsen
memilih CRTS !
2) Elastisitas
Labour (β)

β=
% ∆Q MP

=
%∆L
AP
β pada tahap: I adalah β > 1
II adalah 1 > β > 0
III adalah β < 0
Produsen yang rasional ketika β > 0
Jadi pilihan Produsen yang rasional: CRTS dan β positif!
Agar β nya positif alternatif pilihannya Tahap I dan Tahap II.
Tahap III tidak mungkin karena β < 0.
Tetapi pada tahap I, CRTS tidak mungkin terjadi, karena β > 1

138
۞ Mikro Ekonomi
Latihan Soal:
1. IC dinyatakan dengan fungsi kepuasan sebesar
X 1/3 Y 2/3
Px = 4, Py = 6, dan I = 40
Ditanya
a. Berapa barang X dan Y yang harus dibeli
supaya diperoleh kepuasan maximum
b. Buktikan bahwa pada kombinasi tersubut
konsu­m en sudah mencapai kepusan
maxsimum
2. IC dinyatakan dengan fungsi kepuasan sebesar
2X Y2
Px = 4, Py = 6, dan I = 40
Ditanya
a. Berapa barang X dan Y yang harus dibeli
supaya diperoleh kepuasan maximum
b. Buktikan bahwa pada kombinasi tersebut
konsumen sudah mencapai kepusa n
maximum
D. PERUBAHAN KESEIMBANGAN KONSUMEN
1. Pengaruh Perubahan Pendapatan Konsumen terhadap Ke­
seimbang­an Konsumen
 Income Consumption Curve (ICC), kombinasi produk yang
dikonsumsi untuk memberikan kepuasan (utilitas) maksimum
kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan.
 Kurva Engel, menunjukkan hubungan antara pendapatan
konsumen dengan jumlah barang yang dikonsumsi
Anton Bawono, M.Si. ۞
123
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 8 - Pages: 124, 137, 01/04/14 06:24 AM
Y
Proses Miniminasi
C = K Pk + L Pl
Q = f (K,L)
Z = (K Pk + L Pl) + β[Q – f(K,L)]
∂Z/ ∂K= Pk – β MPk = 0
β = Pk/MPk
∂Z/ ∂l = Pl – β MPl = 0
β = Pl/MPl
Jadi: MPk/Pk = MPl/Pl
ICC
IC1
A1 A2
0
Y
I3
IC3
IC2
A3
X
Kurva Engel
I2
I1
Expansion Path ( identik dengan I-CC pada TPK )
X1 X2 X3
0
2. Pengaruh Perubahan Harga terhadap Keseimbangan Konsumen
 Price Consumption Curve (PCC), kombinasi barang atau jasa
yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan
(utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat
harga.
 Kurva permintaan konsumen individual diturunkan dari titiktitik pada kurva PCC, menggambarkan jumlah barang yang
di­minta pada berbagai tingkat harga
Y
PCC



Expansion Path adalah kurva tempat kedudukan keseimbangan
konsumen pada berbagai tingkat biaya. ( Identik dengan I-C C pada
TPK ). Setiap satu garis Isocost menunjukan satu tingkat biaya per­
geseran Isocost menunjukan perubahan biaya semakin jauh pergeseran
Isocost dari titik 0 meununjukan biaya yang semakin besar disebut

Ekspansi (identik dengan pergeseran BL pada TPK).
K
I3/PK
I2/PK
Expansion Part
I1/PK
E
IC3
IC2
IC1
0
A1
Px
A2
A3
0
Px1
Px2
Px3
124
Qx1Qx2 Qx3
۞ Mikro Ekonomi
Iq2
Iq3
I1/PL I2/PL I3/PL
L
Dalam teori perilaku produsen tidak dibicarakan kurva semacam
P-CC pada TPK
D
0
Iq1
X
Qx
Anton Bawono, M.Si. ۞
137
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 8 - Pages: 136, 125, 01/04/14 06:24 AM
2) Minimisasi Biaya dengan Kendala Tingkat Kuantitas
1) Maksimisasi Kuantitas
Dengan Kendala Biaya
K
K
I/PK
I3/PK
I2/PK
I1/PK
G
E
Iq3
Iq2
Iq
Iq1
0
I/PL
L
0
I1/PL I2/PL I3/PL
Iq1 à Biaya berlebih Biaya
Iq3 à Biaya Kurang Biaya
Iq2 à Optimum Biaya 1 à Iq belum tercapai
3 à terlalu besar
2 à Optimum
Fungsi IQ
Q = (K, L) dQ = MPk dK + MP1 dL = 0
Slope IQ = ∂K/∂L = – MP1/MPk
Fungsi Isocost
C = K Pk + L P1
K = (C/Pk) – (P1/Pk)L
Slope Isocost= ∂k/ = – P1/Pk
Dititik E : Slope IQ = Slope Isocost
∂K/∂L = –MP1/MPk = –P1/Pk à MPk/MP1 = Pk/P1
L
3. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan
a. Efek Substitusi
Efek Substitusi adalah:
Apabila harga barang turun konsumen akan merasa barang
yang harganya turun tersebut lebih murah dibandingkan
dengan barang yang lain. Efek Substitusi, bilamana terjadi
penurunan harga barang X akan menyebabkan naiknya per­
mintaan barang X.
Akibatnya:
Konsumen akan mengganti barang lain dengan barang
yang kita anggap lebih murah tadi, sehingga jika harga barang
turun jumlah barang yang dibeli akan naik
b. Efek Pendapatan
Jika harga barang turun, konsumen akan lebih kaya,
karena dengan pendapatan yang sama dapat dibeli barang
dengan jumlah lebih besar, sehingga jika harga turun, jumlah
barang yang dibeli naik. Efek Pendapatan, Turunnya harga
barang X berakibat kenaikan relatif pendapatan konsumen.
Y
Fungsi Lagrange ( Lagrangean Function )
Proses Maksimisasi Q = f ( K, L )
C = K Pk + L P1
Z = f(K,L) + α (M – K Pk – L Pl)
∂L/ ∂K= MPk – αPk = 0
α = MPk/Pk
∂L/ ∂L= MPl – αPl = 0
α = MPl/Pl
Jadi: MPk/Pk = Mpl/Pl
136
۞ Mikro Ekonomi
A
C
B
IC2
IC1
0
X1 X3 X2 A1
A
A2
X
Keterangan:
X1X2 total efek
X1X3 efek substitusi
X3X2 efek pendapatan
Anton Bawono, M.Si. ۞
125
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 8 - Pages: 126, 135, 01/04/14 06:24 AM
E. SURPLUS KONSUMEN
Dikatakan konsumen memperoleh surplus konsumen, kalau
ternyata “jumlah uang yang dibayar“ (berdasarkan harga se­
sungguhnya) lebih kecil dari “jumlah uang yang sebenarnya konsumen
mau membayar”(berdasarkan perkiraan kepuasan yang akan
diperoleh). Surplus Konsumen terjadi dalam pikiran konsumen. Jadi
jika dikatakan konsumen memperoleh Surplus Konsumen sebesar X
rupiah, bukan berarti konsumen menerima uang sebesar X Rupiah.
Surplus Konsumen yang dinikmati konsumen berujud “ëkstra
kepuasan senilai X Rupiah” yang diperolehnya tanpa membayar.
Dalam kenyataannya, ujud dari Surplus Konsumen tersebut adalah
“good feeling” atau perasaan senang.
B
C
Surplus Konsumen
A
Total Utility
0
X1
X
Latihan Soal:
Jika diketahui Q = 400 – 5P,
Carilah Surplus Konsumen pada harga:
P=30 dan P = 60
126
۞ Mikro Ekonomi
Pengorbanan
D. O P T I M I S A S I / K E S E I M B A N G A N P R O D U S E N :
ISOQUANT DAN ISOCOST
Dalam mencapai optimisasinya produsen dipandu oleh:
1) Fungsi Isoquantnya Q = f ( K, L ) dan
2) Fungsi Isocost nya C = K Pk + L Pl
Optimisasi Produsen dapat dinyatakan dalam berbagai cara:
1) Optimisasi Produsen adalah pencapaian kuantitas maksimum
oleh produsen dalam berproduksi dengan menggunakan sejumlah
tertentu biaya yang dikeluarkannya.
2) Optimisasi Produsen adalah keberhasilan produsen meminimum­
kan biaya untuk mencapai satu tingkat kuantitas produksi
tertentu yang diinginkannya.
3) Optimisasi Produsen adalah suatu keadaan keseimbangan
produsen pada saat Isocost Curve dan Isoquant Curve ber­
singgungan
4) Optimisasi Produsen adalah suatu keadaan keseimbangan
produsen pada saat slope Isoquant Curve dan slope Isocost Curve
sama:
∂K PK MPPL
∂L
=
PL
=
MPPK

Keadaan ini dinamakan Least Cost Combination atau Hukum
Goshen
Jadi dari pengertian di atas maka dapat diketahui bahwa
Optimisasi Produsen dapat ditempuh melalui 2 cara yaitu:
1) Maksimisasi Kuantitas dengan kendala biaya atau
2) Minimisasi Biaya dengan kendala tingkat kuantitas
Anton Bawono, M.Si. ۞
135
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 8 - Pages: 134, 127, 01/04/14 06:24 AM
K
Produksi
Ridge Line L
Ridge Line K
BAB 5
Ada 2 macam Ridge Line yaitu:
1) Ridge Line Labour dimana L variable dan K tetap
2) Ridge Line Capital dimana K variable dan L tetap
IQ
0
L
4.Isocost
Dalam memenuhi kebutuhan akan input yang diperlukan
utnuk produksi, produsen membeli input K dan L tersebut.
Pola belanjanya adalah menggunakan habis seluruh uang yang
disediakan untuk membeli input tersebut (asumsi full employment
dari Klasik). Uang yang digunakan untuk membeli input tersebut
dinamakan biaya cost. Fungsi belanjanya dapat dituliskan sebagai
berikut:
C = Belanja K + Belanja L
C = K Pk
+ LP1
Dimana C adalahbiaya yang dikeluarkan K dan L = kuantitas K
dan L yang dibeli Pk = harga K; P1 = harga L
5. Garis Biaya (Isocost)
Di bawah ini adalah ISOCOST yang persamaan fungsinya
adalah:
C = K Pk + L P1
ISOCOST adalah garis tempat kedudukan berbagai titik kombi­
nasi K dan L yang dapat dengan jumlah uang (biaya) yang sama.
134
۞ Mikro Ekonomi
A. DEFINISI DAN PENGERTIAN
1. Produksi (Proses produksi) adalah kegiatan mengolah input
menjadi output, atau merubah suatu output menjadi output yang
lain (member nilai tambah)
2. Teknologi produksi adalah cara yang digunan dalam proses
produksi. Dalam teori produksi macam teknologi produksi yang
digunakan dinyatakan dalam macam “ bentuk fungsi produksi”.
3. Secara umum fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = f (xi) dimana Y adalah output atau Total Produk (TP) atau
lazimnya dinotasikan Q. Satuan output bisa satuan berat, satuan
unit, satuan volume, atau lainnya, tergantung macam barangnya.
Xi adalah input ke i (I = 1, 2, 3, … , n). Macam input antara lain
adalah tenaga kerja (Labour = L) modal (capital = K) Tanah
(land), skill, property, dll.
4. Fungsi Produksi dibedakan antara:
1). Jangka sangat pendek, jika input yang digunakan hanya input
tetap (hanya fixed input)
2). Jangka Pendek, jika input yang digunakan adalah satu input
variable, sedang yang lain diasumsikan tetap, jadi ada yang
tetap dan ada yang variable (Fixed input + Variable Input)
Anton Bawono, M.Si. ۞
127
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 8 - Pages: 128, 133, 01/04/14 06:24 AM
2.(α + β) > 1 bermakna, bahwa kelipatan output > kelipatan
input  IRTS
3.(α + β) < 1 bermakna, bahwa kelipatan output < kelipatan
input  DRTS
3). Jangka Panjang, jika semua input yang digunakan adalah input
variable ( hanya variable inputs )
5. Di samping itu, bentuk fungsi produksi Jangka Panjang antara
lain:
1). FungsiProduksiLinier: Q = α1 X1 + α2 X2
2). FungsiProduksi Non-Linier: Q = X1α X2β
Fungsi produksi Cobb-Douglass atau Cobb-Douglas
Production Function atau CDFF: α + β = 1  CRTS
Fungsi Produksi Semi Cobb-Douglas atau Semi CDFF:
1. α + β > 1  IRTS
2. α + β < 1  DRTS
B. FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK
Seperti telah dijelaskan di atas, fungsi produksi Jangka pendek,
menggunakan suatu input variable, sedang yang lain dianggap tetap.
Sebagai contoh: TP = Q f ( L ) , c.p., yang artinya dalam produksi
meng­guna­kan input variable L, sedangkan input yang lain diasumsikan
tetap. Dari fungsi Total Produk dapat diderivasikan Fungsi Marginal
Produk MP = dQ/dL dan fungsi average Produk AP = Q/L.
1. Law of Deminishing Returns
Dalam produksi jangka pendek berlaku Law Deminishing
Returns, yang terdiridari 2 ( dua ) macam yaitu Law Deminishing
marginal return dan law diminishing average return.
Law diminishing returns, mengatakan jika dalam proses
produksi ada inpiut tetap ( jangka pendek ), maka semakin banyak
input variable digunakan, maka output akan bertambah dengan
pola pertambahan yang menunjukan:
1). MP (Marginal Product) naik, maksimum lalu turun menjadi
= 0 dan akhirnya menjadi negative àlaw diminishing marginal
return.
2). AP (Average Product) pada mulanya naik, maksimum
lalu turun tetapi tidak mungkin menjadi negative à law
dimi­nishing average return. Sebagai akibat terjadinya law
Deminishing Return, maka output total (TP): (1) naik,
128
۞ Mikro Ekonomi
Gambar Fungsi Produksi Jangka Panjang: ISOQUANT
Kurva Produksi Jangka Panjang disebut Isoquant ( iso = sama,
quant = kuantitas ) atau dinotasikan IQ. Semua karakteristik IQ
analog dengan karakteristik IC kecuali bahwa bagian IQ ada yang
berslope positif karena pada produksi berlaku Law of Deminishing
Returns.
K
IQ
0
L
3. Ridge Line
Ridge Line adalah garis yang dibuat melalui titik titik pada
ISOQUANT yang menunjukan berlakunya Law of Deminishing
Returns dalam produksi jangka pendek dimana TP naik
maksimum lalu turun.
Anton Bawono, M.Si. ۞
133
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 7 of 8 - Pages: 132, 129, 01/04/14 06:24 AM
2. Kelipatan Output > Kelipatan Input keadaan ini disebut
Decreasing Return to Scale (I R T S)
3. Kelipatan Output < Kelipatan Input keadaan ini disebut
Decreasing Return to Scale (D R T S)
Adanya kemungkinan tersebut disebabkan oleh adanya
EXTERNALITIES atau Externalitas yaitu factor – factor yang
ber­asal dari luar proses produksi yang mempengaruhi pencapaian
hasil produksi (output). Pengaruh factor – factor ini ada yang baik
yaitu mendorong peningkatan output sehingga produksinya I R
T S, di­sebut Economic of Scale dan menyebabkan penurunan
biaya per unit produksi atau disebut Decreasing Cost. Tetapi juga
ada pengaruh yang buruk yaitu menyebabkan penurunan output
sehingga produksi D R T S disebut DIS – ECONOMIES OF
SCALE dan menyebabkan peningkatan biaya per unit produksi
atau disebut INCREASING COST. Jika tidak ada Eksternalitas
maka proses produksinya C R T S dan menyebabkan biaya per
unit produksinya tetap atau disebut CONSTANT COST.
selanjutnya maksimum dan kemudian turun, (2) kurvanya
memiliki 2 ( dua ) titik belok inflection points, yang pertama
untuk menunjukan terjadinya law diminishing average return.
Dalam gambar di bawah ini terlihat bahwa dalam jangka
pendek ada 3 (tiga) tahap produksi yaitu:
132
۞ Mikro Ekonomi
AnalisisGrafisKurva TP, MP, dan AP
TP
TP
Seorang Produsen yang Rasional akan mengandalkan pada
C R T S artinya tidak mengandalkan kepada atau mencegah
ter­jadi­nya EXTERNALITAS karena dengan demikian dia akan
men­dasar­kan produksinya hanya kepada pelipatan input yang
lebih nyata untuk dijadikan strategi produksi sehingga mudah
melakukan manajemennya.
Cara menghitung derajat homogenitas
Q = A Kα Lβ
Jika setiap input dilipatkan k kali maka
Q* = A (kK)α Lβ = (Kα+β) (AKαLβ) = k(α+β) Q (α+β) adalah
derajat homogenitas:
1.(α + β) = 1 bermakna, bahwa kelipatan output = kelipatan
input  CRTS
Tahap I, mulai dari penggunaan L= 0 sampai pada peng­gunaan
L = L2, yaitu dimana AP maksimum.
Tahap II, mulai dari penggunaan L = L2 (atau AP maksimum)
samapi pada pengguanaan L = L3 yaitu dimana TP maksimum
atau MP = 0. Tahap II disebut tahap produksi RASIONAL
Tahap III, pada penggunaan L > L3 yaitu dimana MP nya negative
I
II
III
I
0
MP,
AP
0
L1
L2
L
L3
APL
L1
L2
L3
MPL
L
Anton Bawono, M.Si. ۞
129
112 TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 8 of 8 - Pages: 130, 131, 01/04/14 06:24 AM
Hubungan Average Product (AP) danMargional Product (MP)
1. Hubungan secara grafis
AP = TP/L = Q/L ; MP = dTP/dl = dQ/dL
Slope AP = d(AP)/dL = d(Q/L)dL=dQ/dLxL-dL/dLxQ
L2
Slope AP = MP. L – Q = MP – Q/L =
L2
L
= MP – AP
L
Jika hasilnya > 0  MP > AP
= 0  MP = AP
< 0  MP < AP
Jadi:
- Pada saat slope average menaik, Marginal > Average
- Pada saat average mencapai titik exstrim (maksimum
atau minimum), Marginal = Average
- Pada saat slope average menurun, Marginal <
Average
2. Marginal Product/Average Product= Elastisitas Input
Variabel dependent = f ( variable Independen )
Q = f ( K, L )
Contoh : Fungsi Produksi Non Linier à Q = A
Elastisitas Input K =
Elastisitas Input L =
C. FUNGSI PRODUKSI JANGKA PANJANG
Seperti telah dijelaskan di atas, fungsi produksi jangka panjang
adalah fungsi produksi yang semua input yang digunakan adalah
input variable (hanya variable input) misalnya: Q = f (K , L), dimana
bentuk­nya antara lain adalah:
130
۞ Mikro Ekonomi
1) Linier, Q = A + α K +β L
2) Non Linier, Q = Q = A Kα Lβ
Yang umum dipakai yang non linier
1. Elastisitas Input
Elastisitas Input, adalah angka yang mengukur besarnya
perubahan (%) output akibat adanya perubahan (%) input. Hasil
perhitungannya bisa 2 (dua) kemungkinan:
1) Positif artinya:
a. Pertambahan input akan menambah output
b. Baik MP maupun AP positif
Angkanya bisa lebih dari 1, artinya MP > AP
Angkanya bisa lebih kurang dari 1, artinya MP < AP
2) Negatif artinya:
a. Pertambahan input akan mengurangi output
b. MP nya negative (karena) AP (pasti) positif
Seorang produsen yang rasional akan menambah input untuk
menambah output, artinya elastisitas inputnya positif.
Cara menghitung Elastisitas Produksi telah dibicarakan ter­
dahulu, yaitu: Jika fungsi
produksi Q = A Kα Lβ, maka

αα−−11 ββ
Elastisitas Input K = ηK = MPKK = AAαα KKαα−−11 LβLβ ==αα 
MPKK
Elastisitas Input L = ηL =
K
AA K
LL
MPL AA ββ KKααLLββ−−11
==
==ββ
MPLL
AA K
KααLLββ−−11


2. Derajat Homogenitas
% ∆Qangka
MPyang menunjukan berapa
Derajat Homogenitas adalah
== MP 
%∆
L
AP
AP
kali output akan berlipat jika
input
dilipatkan. Hasil kelipatan
output bisa salah satu dari 3 (tiga) kemungkinan berikut ini:
1. Kelipatan Output = Kelipatan Input keadaan ini disebut
Constant Return to Sacle (C R T S)
Anton Bawono, M.Si. ۞
131
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 1 of 6 - Pages: 150, 139, 01/04/14 06:24 AM
yang berarti agar CRTS harus dikombinasikan dengan α < 0
(tidak rasional).
Jadi hanya Tahap II yang raional karena 1 > β > 0, sehingga
dikombinasikan dengan 1 > α > 0 (dalam tahap II nya input
K), dapat diperoleh (α + β) = 1 ini disebut CRTS.
PRODUCTION POSSIBILITY CURVE (PPC)
Definisi: adalah Kurva tempat kedudukan titik – titik
kombinasi produksi macam barang, X dan Y yang memenuhi
syarat – syarat sebagai berikut:
Menggunakan secara penuh ( full employment ) sumberdaya
input K dan input L yang tersedia/dimiliki oleh perekonomian,
baik produsen barang X maupun produsen barang Y mencapai
optimisasi secara simultan (keseimbangan produksi).



Dalam pertukaran input K dan L antar produsen barang X
dan produsen barang Y tercapai tingkat pertukaran yang Pareto
Optimum.
Derivasi PPC
Keseimbangan Produksi X dan Keseimbangan Priduksi Y

K
I/PK
E
Iqx
0
I/PL
L
Produksi X
150
۞ Mikro Ekonomi
Anton Bawono, M.Si. ۞
139
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 2 of 6 - Pages: 140, 149, 01/04/14 06:24 AM
K
I/PK
0
DAFTAR PUSTAKA
Iqy
E
I/PL
L
Produksi Y
Edgeworth-Bowley Box Diagram (Diagram kotak Edgeworth –
Bowley)
K
Oy
1
IQ y
2
2
IQ y
2
IQ x
1
L
Di titik 1 dan titik 2, serta titik – titik yang lain pada contract
curve atau kurva kontrak QxQy
a) sumberdaya input K dan input L yang tersedia/dimiliki oelh
perekonomian digunakan secara penuh (full employment)
b) baik produsen barang X maupun produsen barang Y mencapi
optimisasi secara simultan (keseimbangan produksi)
c) dalam pertukaran input K dan L antar produsen barang X dan
produsen barang Y tercapai tingkat pertukaran yang Pareto
Optimum.
140
۞ Mikro Ekonomi
China Council for The Promotion of International Trade (CCPIT).
China Business Guide 2000. Beijing: CCPIT, 2001.
Hirshlerifer, Jack, and Hirshleifer, David, Price Theory and Aplication,
6th Edition, Prentice-Hall International, Inc, USA, 1998
IQ1x
Ox
Boediono, Ekonomi Mikro, Seri Sinopsis, Edisi kedua, BPFE Yogyakarta,
1998
Nicholson, Walter, Intermediate Microeconomics and Its Application,
7Th Edition, The Dryden Press, 1997
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, Edisi kedua, PT Raja
Grafindo Persada Jakarta, 2001
Varian, Hal R., Intermediate Mikroeconomics : a Modern Approach, 5th
Edition, W.W. Norton & Company, New York, 1999
Anton Bawono, M.Si. ۞
149
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 3 of 6 - Pages: 148, 141, 01/04/14 06:24 AM
3)PPC
Secara grafis PPC adalah kurva kontrak yang dipindahkan
dari RUANG INPUT ke dalam RUANG OUTPUT. Titik 1 dan
2 yang terdapat pada PPC konsisten dengan titik 1 dan 2 pada
kurva kontrak.
Y
1
2
0
X
UTILITY POSSIBILITY FRONTIER ( UPF )
Pengertian dan derifasi UPF adalah analog dengan PPC.
Bedanya, PPC dalam Teori Produksi sedangkan UPF dalam teori
konsumsi.
Definisi:
UPF adalah Kurva tempat kedudukan titik – titik kombinasi
tingkat kepuasan 2 orang konsumen A dan B yang masing –
masing mengkonsumsi 2 macam barang X dan Y yang memenuhi
syarat – syarat sbb:
1) A dan B mengkonsumsi secara penuh (full employment)
barang X dan barang Y yang tersedia/dimiliki oleh per­
ekonomian.
2) Baik konsumen A maupun konsumen B mencapai optimisasi
secara simultan ( keseimbangan konsumsi )
3) Dalam pertukaran output X dan Y antar konsumen A dan B
ter­capai tingkat pertukaran yang Pareto Optimum.
148
۞ Mikro Ekonomi
Anton Bawono, M.Si. ۞
141

 EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 4 of 6 - Pages: 142, 147, 01/04/14 06:24 AM
TEORI





Derivasi UPF
1) Keseimbangan konsumsi Konsumen A dan Konsumen B
X
E
ICA
Y
L
0
Konsumen A
X
E
0

Beberapa hal penting:
1) Pada saat AVC minimum, AVC = MC
AVC min. à d AVC = 0 à d ( VC/Q ) = 0
d Q
dQ
VC Q – CV Q = MC – VC/Q = MC – AVC = 0 à MC= AV
Q2 Q
Q
Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara AVC dan MC juga
mengikuti dalil hubungan Marginal dan Average
2) AVC Mencapai Minimum lebih cepat dari AC mencapi Minimum
Artinya: pada saat AVC mencapi minimum, AC masih dalam
positif menurun atau slope AC maasih negatif.
Penjelasan:
AC = AFC + AVC à AVC = AC – AFC
AVC minimum à slope AVC = 0
d AVC/Dq = 0 à d (AC–AFC) /dQ = 0 à
d AC/dQ – d AFC/dQ = 0 à slope AC – (–TFC/Q) = 0
slope AC + TFC/Q = 0
slope AC = – TFC/Q
2
Karena TFC > 0 dan Q > 0 maka slope AC < 0
Jadi pada saat AVC mencapai minimum, slope AC masih negatif.
ICB
Y
Konsumen B
142
۞ Mikro Ekonomi
Anton Bawono, M.Si. ۞
147
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 5 of 6 - Pages: 146, 143, 01/04/14 06:24 AM
MC dan AC berbentuk huruf U, karena MP dan AP berbentuk
huruf U terbalik. Sedangkan MP dan AP berbentuk huruf U terbalik
karena L of D R. Jadi MC dan AC berbentuk huruf U karena L of D
R. Dari gambar diatas juga dapat dilihat bahwa gambar kurva AC dan
MC mengikuti Dalil Hubungan Average dan Marginal.
TC, AC, AVC, dan MC
Secara grafis
AC = slope garis yang dibuat dari 0 ke titik dari kurva TC
AVC = slope garis yang dibuat dari 0 ke titik pada kurva TVC
MC = slope garis singgung kurva TC
Cara matematis
Ongkos Total = Ongkos Tetap + Ongkos Variabel
TC
=
FC + VC
FC = Konstan = K, VC = f ( Q ) TC = K + f ( Q )
Secara matematis, agar AC dan MC berbentuk huruf U dan positif (berada
diatas sumbu horisontal) maka fungsi ongkos harus berpangkat 3:
C = AQ3 + BQ2 + CQ + D dimana C = TC
AQ3 + BQ2 + CQ = TVC dan D = TFC
Dengan syarat: A, C, D > 0; B < 0; B2 < 3 AC
TC =AQ3+BQ2+ Q+D à MC = dTC/dQ=3 AQ2+2 BQ+C
TVC=AQ3+BQ2+CQ -----à MC = dTVC/dQ=3AQ2 + 2 BQ+C
MC =Slope TC = Slope TVC
AC =TC/Q=C/Q=(AQ3+BQ2+CQ+D)/Q=AQ2+BQ+C+D/Q
AVC=TVC/Q = (AQ3 + BQ2 + CQ)/Q = AQ2 + BQ + C

















2) Edgeworth-Bowley Box Diagram ( Diagram Kotak Edgeworth
Bowley )
X
OB
IC1B
2
IC2B
IC2A
1

IC1A


Y
OA
3)UPF
Secara grafis UPF adalah Kurva Kontrak yang dipindahkan
dari RUANG INPUT ke dalam RUANG UTILITY. Titik 1
dan 2 yang terdapat pada UPF konsisten dengan titik 1 dan
2 pada Kurva kontrak. Berbeda dengan permukaan PPC yang
rata – rata, permukaan UPF tidak rata. Hal ini disebabkan
kjarena pertukaran input antar produsen ada pola tertentu
yang diikuti, yaitu teknologi produksi sedangkan pada UPF
per­tukaran output antar konsumen tidak mengikuti pola
ter­tentu.
UB
2
1
0
146
۞ Mikro Ekonomi
UA
Anton Bawono, M.Si. ۞
143
TEORI EKONOMI MIKRO.pdf, Flat 6 of 6 - Pages: 144, 145, 01/04/14 06:24 AM






























Setiap titik pada UPF adalah kandidat (potensial untk
menjadi) BLISS POINT, yaitu titik kesejahteraan tertinggi
yang dipilih oleh perekonomian tersebut. Ilmu ekonomi
hanya mampu mengantarkan sampai kepada permukaan
UPF. Pemilihan titik yang akan menjadi BLISS POINT lebih
banyak dilakukan oleh POLITICAL, WILL baik dari pihak
masyarakat ataupun dari pihak pemerintahan. Jika titik yang
dipilih adalah titik 1 maka berarti kesejahteraan A lebih
diutamakan dibanding kesejahteraan B sebaliknya jika titik
yang dipilih adalah titik 2 maka berarti kesejahteraan B lebih
diutamakan dibanding kesejahteraan A.
F. ONGKOS (BIAYA) PRODUKSI (C)
Dalam teori ekonomi mikro yang disebut ongkos adalah uang
yang dikeluarkan untuk membeli input – input yang diperlukan untuk
membuat output ( produk ). Semakin besar jumlah output yang dibuat,
semakin banyak input yang diperlukan semakin besar jumlah ongkos
yang dikeluarkan.
Ongkos tetap untuk membeli input tetap, Ongkos Variabel untuk
membeli input variabel.




1. Ongkos Jangka Panjang
Q=f(L) àC=f(Q)
Ongkos Total = Ongkos Tetap + Ongkos Variabel
TC
=
FC
+
VC
AC diderivasikan dari AP
C = L x W
C/Q= L/Q x W AC = 1/AP x W
AC = W/AP MC diderivasikan dari MP
dC =dL x W
dC =dL/dQ x W
MC= 1/MP x W
MC=W/MP
AC berbanding terbalik dengan AP
Jika AP naik, AC turun
Jika AP turun, AC naik Jika AP maksimum,
AC minimum
MC berbanding terbalik dengan MP
Jika MP naik, MC turun
Jika MP turun, MC naik
Jika MP maksimum,
MC minimum
PRODUKSI à ONGKOS
Q = f (K, L) à C = f (Q)
DV
IV
Jadi teori ongkos DIDERIVASIKAN dari teori produksi karena
teori produksi ada 2 macam: Jangka Pendek dan Jangka Panjang maka
teori Ongkos juga ada 2 macam: Jangka Pendek dan jangka panjang.
Produksi : Jangka Pendek
Input: Tetap + Variabel Ongkos : Jangka Pendek Ongkos : Tetap + Variabel 144
۞ Mikro Ekonomi
Jangka Panjang
Input: Hanya Variabel
Jangka Panjang
Ongkos : Hanya Variabel
Anton Bawono, M.Si. ۞
145
Download