SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011 ISSN : 2087-5045 AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa Linn.) TERHADAP TITER ANTIBODI DAN JUMLAH SEL LEUKOSIT PADA MENCIT PUTIH JANTAN Yufri Aldi dan Suhatri Fakultas Farmasi Universitas Andalas ABSTRACT The research about activity of ethanolic extract of jintan hitam (Nigella sativa Linn.) seed on antibody titers and amount of leucosit cell of mice have been done. The mice which has inducted with anti-gen (Goat Eritrosit 5%) in the 1th, 7th, and 14th day were given the extract on 15th day up to 20th day. The result of the research show that extract at dose 50 mg/kg BW, 100 mg/kg BW, 200 mg/kg BW can improve the antibody titers and the amount of neutrofil cells, monosit, and limfosit cells (P<0,01). Keywords: Nigella sativa, antibody titer, leucosit cell dalam perkembangan awal agama Islam (Hendrik, 2009). PENDAHULUAN Pemakaian obat tradisional masih banyak digunakan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia. Meski sekarang sudah banyak orang menggunakan obat– obatan modern sebagai pelengkap tetapi obat tradisional masih mempunyai kedudukan khusus dalam masyarakat. Pengobatan secara tradisional berdasarkan pada upaya untuk mengembalikan dan memperkuat penyembuhan secara alami (Donatus, 1983). Penggunaan jintan hitam sebagai obat atau yang berkhasiat obat adalah pada bagian bijinya. Khasiat dari biji jintan hitam adalah untuk mengobati aneka penyakit seperti menguatkan sistem kekebalan tubuh, asma, bronkhitis, diabetes, meningkatkan produksi air susu ibu, anti histamin atau anti alergi, menjaga elastisitas kulit, anti oksidan, anti tumor, kanker, memperbaiki saluran pencernaan, anti bakteri, menurunkan kolesterol dan meningkatkan kinerja jantung. Kandungan kimia dari jintan hitam (Nigella sativa Linn.) ini mengandung nigellienine, nigellamine-n-oxide, minyak atsiri, minyak lemak, senyawa golongan alkaloid, saponin, steroid, alkaloid isokuinolin, oleat, dan linolenat (Hendrik, 2009). Jintan Hitam (Nigella sativa Linn.) merupakan tanaman rempah yang telah digunakan sebagai obat tradisional. Rempah berbentuk biji hitam ini telah dikenal ribuan tahun yang lalu dan digunakan secara luas oleh masyarakat India, Pakistan, dan Timur Tengah untuk mengobati berbagai macam penyakit. Jenis tanaman ini telah disebut–sebut sebagai tanaman obat Jintan hitam (Nigella sativa Linn.) merupakan tanaman yang dapat merangsang dan memperkuat sistem 35 SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011 ISSN : 2087-5045 imun tubuh manusia melalui peningkatan jumlah, mutu, dan aktivitas sel–sel imun tubuh. Protein–protein yang terkandung dalam ekstrak jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dapat menghasilkan efek stimulator pada sistem imun tubuh (Hendrik, 2009). Jintan hitam ini diduga bekerja sebagai imunomodulator yaitu yang bekerja dengan cara melakukan modulasi (perbaikan) terhadap sistem imun (Bellanti, 1993). Respon imun diperantarai oleh berbagai sel dan molekul terlarut yang diseksresikan oleh sel-sel tersebut. Sel–sel utama yang terlibat dalam reaksi imun adalah limfosit (sel B, sel T, dan sel NK), sel fagosit (neutrofil, eusinofil, monosit dan magrofag), sel asesori (basofil, sel mast, dan trombosit), sel–sel jaringan. Bahan terlarut yang disekresi dapat berupa antibodi, komplemen, mediator radang, dan sitokin. Sel–sel lain dalam jaringan walaupun bukan merupakan bagian utama dari respon imun juga dapat berperan serta dengan memberi isyarat pada limfosit atau berespon terhadap sitokin yang dilepaskan oleh limfosit atau makrofag (Wahab, 2002). Sistem imun dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan mekanisme pertahanan tubuh atau disebut juga sistem limforetikular. Mekanisme pertahanan ini dibagi menjadi dua kelompok fungsional, yaitu pertahanan non spesifik dan spesifik. Pertahanan non spesifik meliputi kulit dan membran mukosa, mekanisme pertahanan ini merupakan bawaan (innate immunity) artinya pertahanan tersebut secara alamiah ada dan tidak adanya dipengaruhi secara intrinsik oleh kontak dengan agen infeksi sebelumnya (Bratawijaya,1993). Mekanisme pertahanan ini berperan sebagai garis pertahanan pertama dan menghambat kebanyakan patogen potensial sebelum menjadi infeksi yang tampak (Subowo, 1993; Tizar, 1988). Berdasarkan hal diatas maka peneliti telah melakukan pengujian aktivitas ekstrak etanol biji jintan hitan (Nigella sativa Linn.) terhadap sistem imun non spesifik dengan menghitung jumlah antibodi menggunakan metoda titer antibodi, menghitung bobot relatif limfa mencit putih jantan dan menghitung jumlah sel leukosit dengan metoda hapusan darah pada mencit putih jantan. METODE PENELITIAN Mekanisme pertahanan spesifik meliputi sistem imunitas humoral yaitu dengan produksi antibodi oleh sel B dan sistem imunitas seluler oleh sel T. Sistem pertahanan ini bersifat adaptif dan didapat, yaitu menghasilkan reaksi spesifik pada setiap agen infeksi yang dikenali karena telah terjadi paparan terhadap mikroba tersebut sebelumnya. Sistem pertahanan ini sangat efektif dalam memberantas infeksi serta mengingat agen infeksi tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit dikemudian hari (Tizar, 1988). Alat Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat alat destilasi vakum, rotary evaporator, botol maserasi, jarum suntik, gunting, timbangan, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, kaca objek, plat tetes, lumpang dan alu, vial, spatel, dan mikroskop. Bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah biji jintan hitam, etanol 96%, air suling, NaCl fisiologis, eritrosit kambing, minyak emersi, metanol 36 SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011 ISSN : 2087-5045 murni, pewarna Giemsa (D6 100-darstadt), heparin (D-34209 Melsungen Germany). Sensititasi Hewan Hewan percobaan terdiri dari 15 ekor yang dibagi atas 5 kelompok yaitu kontrol negatif (I), kontrol positif (II), kelompok dosis 50 mg/kg BB (III), kelompok dosis 100 mg/kg BB (IV) dan kelompok dosis 200 mg/kg BB (V). Prosedur Kerja Pembuatan Sampel Biji jintan hitam 1 kg diekstraksi dengan etanol 96% kemudian pelarutnya diuapkan secara vakum sehingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 29,85 g. Terhadap ekstrak kental ini dilakukan standarisasi ekstrak seperti kandungan metabolit sekunder dan susut pengeringan. Hewan percobaan yang telah diaklimatisasi kemudian disensitisasi (pemberian antigen pertama) dengan 0,2 ml suspensi eritrosit kambing 5% pada hari 1 secara intra peritoneal, kemudian dilakukan pembosteran dengan 0,1 ml suspensi eritrosit kambing 5% secara subkutan pada hari ke 7 dan 14. Suspensi ekstrak diberikan pada hari ke 15 sampai hari ke 20 secara oral dengan dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB. Pembuatan antigen Darah kambing dicuci dengan larutan NaCl fisiologis (1:1) masing–masing sebanyak 5 ml dan di aduk homogen kemudian disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit, dibuang supernatannya, diulangi 3 kali dengan menambahkan 5 ml NaCl fisiologis setiap pengulangan. Setelah didapatkan eritrosit kambing kemudian dibuat suspensi 5% (diambil 0,2 ml eritrosit kambing lalu dicukupkan dengan NaCl fisiologis hingga volume suspensi 4 ml). Penentuan Titer Antibodi Pada hari ke 21 mencit dibunuh, diambil darah dengan cara memotong vena bagian leher, biarkan selama 30 menit, lalu disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit. Bagian serumnya disiapkan 10 buah tabung reaksi, dimasukkan larutan NaCl fisiologis 0,2 ml pada masing-masing tabung. Pada tabung pertama ditambahkan 0,2 ml serum, dikocok sampai homogen. 0,2 ml larutan pada tabung pertama pindahkan kedalam tabung kedua kemudian dikocok dan pipet 0,2 ml larutan pada tabung kedua dan dipindahkan kedalam tabung ketiga, kemudian dikocok sampai homogen. Lakukan hal ini sampai pada tabung reaksi kesepuluh. Pada tabung kesepuluh, 0,2 ml larutan dibuang sehingga hasil pengenceran dari serum yaitu ½, ¼, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/128, 1/256, 1 /512, dan 1/1024. 0,1 ml suspensi eritrosit kambing 5% dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi tersebut disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit, diamati penggumpalan Pembuatan larutan uji Larutan uji dengan dosis 50 mg/kg BB dibuat dengan cara mensuspensikan 50 mg ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dengan 50 mg Na CMC yang dikembangkan dengan air panas 1 ml, kemudian digerus dan ditambahkan kedalam ekstrak yang telah ditimbang, digerus homogen dan dicukupkan volume dengan aquadest sampai volume 10 ml. Cara yang sama digunkan untuk dosis 100, 200 mg/kg BB dengan berat ekstrak masing-masing 0,1 dan 0,2 gram untuk volume 10 ml. 37 SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011 ISSN : 2087-5045 yang terjadi. Angka titer ditentukan dengan pengenceran tertinggi yang masih dapat beraglutinasi dengan eritrosit kambing (Sadikin, 2008). Angka titer dihitung dengan rumus : 2 Log Pengenceran homogen, sebanyak 20 µl larutan limfa, lalu diletakkan pada kaca objek dan dibiarkan mengering, setelah itu difiksasi dalam metanol selama 2 menit kemudian dibilas dengan aquadest dan kering anginkan, diencerkan dengan pewarna Giemsa denga dapar pospat, dengan perbandingan (1:20), preparat yang telah difiksasi, diwarnai dengan cara meneteskan pewarna Giemsa sebanyak 10 tetes biarkan selama 5 menit, kemudian dibilas dengan air suling dan dikeringkan. Hitung jumlah sel limfositnya dihitung dibawah mikroskop menggunakan minyak emersi dengan perbesaran 1000 X. Persen kenaikan sel limfosit dihitung dengan rumus : Menghitung Jumlah Sel Leukosit dari Metode Hapusan Darah Darah segar diteteskan pada gelas objek satu tetes, lalu ditipiskan dan diratakan dengan gelas objek lain sehingga diperoleh lapisan darah yang homogen (hapusan darah), lalu keringkan. Setelah kering ditetesi dengan metanol, sehingga menutupi seluruh hapusan darah, biarkan 5 menit, ditambahkan satu tetes larutan Giemsa yang telah diencerkan dengan aquadest (1:20), biarkan selama 20 menit, dicuci dengan aquadest, setelah kering lihat di mikroskop. Kemudian dihitung jumlah sel eusinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit pada perbesaran 1000 X dengan menggunakan minyak emersi (Supandiman, 1997). Jumlah sel limfosit dosis 100% Jumlah sel limfosit kontrol Pengolahan Data (Schefler, 1998) Pada penelitian ini data yang diperoleh diolah secara analisis statistik dengan menggunakan metode ANOVA satu arah. Perhitungan Jumlah Sel Limfosit pada Limfa HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penimbangan bobot limfa relatif Setelah darah mencit diambil untuk pengujian titer antibodi, kemudian mencit dibedah dan diambil limfanya, ditimbang bobot relatifnya satu persatu. Bobot limfa relatif terhadap kontrol dihitung dengan rumus : Ekstrak etanol jintan hitam mengandung metabolit sekunder alkaloid, steroid dan saponin dengan nilai susut pengeringan sebesar 27,18%. Hasil susut pengeringan ini dijadikan faktor konversi terhadap penimbangan dosis yang akan digunakan. . Bobot limfa 100% Bobot mencit Angka titer ditentukan pada pengenceran tertinggi dari serum mencit yang masih dapat beraglutinasi dengan sel darah merah kambing (Subowo, 1993). Angka titer dapat dicari dengan rumus 2log 4 maka angka titernya adalah 2. Aglutinasi yang terjadi dipengaruhi 2. Penghitungan jumlah sel limfosit Setelah didapatkan bobot relatif limfa, timbang 50 mg limfa kemudian disuspensikan dalam 2 ml larutan dapar pospat pH 7,4 gerus sampai halus dan 38 SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011 ISSN : 2087-5045 kontrol positif aglutinasi terjadi 2log 16 maka angka titernya adalah 4. Tabel I menunjukkan bahwa dengan peningkatan dosis pemberian ekstrak etanol biji jintan hitam dapat meningkatkan angka titer antibodi yang merupakan respon imun spesifik. oleh komplemen. Komplemen yaitu salah satu enzim serum yang berasal dari sistem imun non spesifik yang larut dalam keadaan tidak aktif, tetapi sewaktu-waktu dapat diaktifkan oleh berbagai bahan seperti antigen, komplek imun dan sebagainya. Sedangkan pada Tabel I. Titer Antibodi dari Serum Mencit Putih Jantan setelah Diinduksi Antigen dan diberi Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa Linn.) 1 2 Kelompok I II III IV V log Pengenceran 2 log 4 2 log 8 2 log 16 2 log 64 2 log 256 2 log Pengenceran 2 log 4 2 log 16 2 log 32 2 log 256 2 log 128 2 Angka Titer 2 3 4 6 8 Dari hasil uji statistik analisa varian satu arah dan dilanjutkan ke uji berjarak Duncan, didapatkan pengaruh dosis sangat signifikan terhadap jumlah sel netrofil segmen, limfosit, monosit dan tidak signifikan terhadap sel Ang ka Titer 2 4 5 8 7 3 log Pengenceran 2 log 4 2 log 16 2 log 32 2 log 128 2 log 256 2 Ang ka Titer 2 4 5 7 8 x x 2 3,67 4,67 7 7,67 6 11 14 21 23 eusinofil dan netrofil batang. Maka pemberian ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dapat meningkatkan jumlah sel leukosit darah yang merupakan sistem imun alamiah (non spesifik) Tabel II. Hasil Perhitungan Sel Leukosit Pada Darah Mencit Putih Jantan setelah Diinduksi Antigen dan diberi Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa Linn.) Jumlah Sel Leukosit ( x + SD, n = 3 ) Kelompok I II III IV V Eusinofil Netrofil Batang Netrofil Segmen Limfosit Monosit 2.67 ± 0.58 1.33± 0.82 2.33± 0.69 2.33± 1.25 1.67± 1.00 4.67± 0.58 5.67± 1.34 7.00± 1.76 8.33± 1.41 9.33± 1.34 55.67± 2.52 45.33± 6.02 38.67± 3.74 34.33± 2.75 30.67± 2.22 31.00± 2.65 37.33± 3.40 42.00± 2.47 46.33± 2.87 50.67± 2.75 6.00 ± 1.00 10.33± 2.50 11.00± 0.88 7.33± 2.22 7.00± 1.64 39 SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011 ISSN : 2087-5045 Penentuan bobot limfa relatif mencit, untuk melihat pengaruh antigen dan ekstrak yang diberikan. Berdasarkan hasil kenaikan bobot limfa relatif maka dilakukan perhitungan sel limfosit pada limfa. Dari data dapat dilihat bahwa kenaikan bobot limfa relatif juga diikuti dengan kenaikan sel limfosit pada limfa. Tabel III. Bobot Relatif Limfa Mencit Putih Jantan setelah Diinduksi Antigen dan diberi Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella sativa Linn.) Kelompok I II III IV V Tabel IV. Kelompok Bobot (g) x ±SD, n = 3 Mencit Limfa 29.00±1.00 26.67±2.52 27.50±0.50 25.50±0.87 27.33±0.76 0.16±0.01 0.10±0.02 0.11±0.02 0.12±0.02 0.14±0.01 Bobot Limfa Relatif (%) x ±SD, n = 3 0.54±0.03 0.38±0.05 0.40±0.06 0.48±0.07 0.53±0.03 Jumlah Sel Limfosit dan Persentase Kenaikan Sel Limfosit pada Limfa Mencit Putih Jantan setelah Diinduksi Antigen dan diberi Ekstrak Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella sativa Linn.) Jumlah Sel Limfosit ( x ±SD, n = 3 ) I II III IV V Kenaikan sel limfosit dan bobot relatif disebabkan karena pada limfa terjadi, diferensiasi, dan poliferasi limfosit, sehingga terjadi pembesaran pada limfa. 55.67±3.21 57.67±5.69 61.33±5.51 70.00±3.61 72.33±4.16 Dari empat parameter yang diamati, pemberian ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.), dapat meningkatkan antibodi yang merupakan sistem imun dapatan (non spesifik) dan jumlah sel leukosit yang merupakan sistem imun alamiah (spesifik). Kedua sistem imun diatas berperan penting dalam melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme. Maka penggunaan ekstrak etanol biji jintan hitam sangat efektif untuk meningkatkan sistem imun. % kenaikan sel limfosit terhadap kontrol (-) % kenaikan sel limfosit terhadap kontrol (+) 0,00 103,59 110,17 125,74 129,93 -103,47 0,00 16,35 121,38 125,42 KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa pemberian ekstrak etanol biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dapat meningkatkan titer antibodi pada dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg BB dan dapat meningkatkan jumlah limfosit, dan monosit sangat signifikan (P<0,01), menurunkan jumlah neutrofil segmen sangat signifikan (P<0,01), sedangkan sel eusinofil dan neutrofil batang tidak signifikan. 40 SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011 ISSN : 2087-5045 DAFTAR PUSTAKA Donatus, I.A., 1983, Peranan Farmakologi Dalam Pengembangan Obat Tradisional, oleh Husin, M, Risalah Simposium Penelitian Tumbuhan Obat III, Fakultas Farmasi Gajah Mada, Jogjakarta. Hendrik, 2009, Habbatus Sauda’, Pustaka Iltazam, Solo. Bellanti, J.A., 1993, Immunologi III, Diterjemahkan oleh A. S. Wahab, dan N. Soerapto, Gajah Mada Press, Yogyakarta. Bratawijaya, K. G., 2004, Imunogi Dasar, edisi ke-6, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Subowo, 1993, Imunobiologi, Cetakan ke-1, Angkasa Bandung. Tizar, I. R., 1988, Pengantar Imunologi Veteriner, Edisi 1, Penerjemah Soehardjo Hardjosworo, Airlangga Universitas Press, Surabaya. Wahab, S.A. dan Julia M., 2002, Sistem Imin, Imunisasi dan Penyakit Imun, Widya Medika, Jakarta. Sadikin, M., 2008, Antibodies Titers in Rat Immunized Agains Sheep Red Blood Cell (SRBC), diakses dari http :www.google.com, Jakarta. Supandiman, I. dkk, 1997, Pedoman Terapi Haematologi Onkologi, Penerbit alumni, Bandung. Schefler, C.W., 1998, Statistika Untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran dan Ilmu Bertautan, diterjemahkan oleh Suroso, Edisi III, Penerbit ITB, Bandung. Subowo, 1993, Imunobiologi Klinik, Penerbit Angkasa, Bandung. 41