PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN danDENGAN melestarikan lingkungan alam, PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING meningkatkan kesadaran untuk menghargai DI KELAS V SD NEGERI 05 PASAR MUARALABUH KECAMATAN SUNGAI PAGU alam dan segala keteraturannya sebagai KABUPATEN SOLOK SELATAN salah satu ciptaan Tuhan, memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan Armoini1, Wince Hendri1, Fazri Zuzano1 1 IPA sebagai dasar untuk Program Studi Pendidikan Guru Sekolah keterampilan Dasar FKIP Universitas Bung Hatta email : [email protected] melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi. ABSTRACT The research was distributed by the learning process less teachers, used varies. This research aims to improve the learning results of students in class V IPA SDN 05 Pasar Muaralabuh. This research is a Research Action class. This research is SDN 05 Pasar Muaralabuh, subject research grade V totalling 27 people. This research was conducted in two cycles. Improved student learning outcomes can be seen from the average cognitive assessment cycle recap I are 50, and the cycle II is 83,31, increased 33,31. Affective aspects for cycle I namely 71,90%, and cycles II is 81,91%, an increase of 10.1%. While aspects of psychomotor 71,14% of cycle I and cycle II is 78,83%, increase in area of 7.69%. Observations are also seen from the activity of the teachers and students. Based on the above results it can be concluded that, the approach can improve learning outcomes CTL IPA in class V SDN 05 Pasar Muaralabuh and can be used as one of the alter. Keywords: Science, Learning Outcomes, CTL A. Pendahuluan Pembelajaran mengembangkan IPA dapat pengetahuan dan berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam, yang meningkatkan kesadaran untuk menghargai bermanfaat yang dapat diterapkan dalam alam dan segala keteraturannya sebagai kehidupan salah satu ciptaan Tuhan, memperoleh pemahaman konsep-konsep sehari-hari, IPA mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran bekal tentang adanya hubungan yang saling keterampilan IPA sebagai dasar untuk mempengaruhi antara IPA, lingkungan, melanjutkan pendidikan ke yang lebih teknologi, tinggi. dan mengembangkan untuk keterampilan menyelidiki memecahkan masyarakat, masalah proses alam sekitar, dan membuat keputusan, meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, pengetahuan, Depdiknas konsep (2006:484) dan menyatakan bahwa: “dalam proses pembelajaran IPA, lebih menekankan pengalaman pada pemberian langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, dengan bekerja, kriteria ketuntasan minimal adalah 65. dan bersikap mengkomunikasikannya penting kecakapan mempelajari ilmiah sebagai hidup dan serta aspek agar siswa memahami alam semesta”. 37.03% sementara Ketidak mampuan dan rendahnya nilai siswa itu, antara lain disebabkan oleh faktor guru dan siswa itu sendiri. Dari faktor guru, dalam menyajikan pembelajaran metode Sehubungan peranan ketuntasan dengan pendidikan mengembangkan pentingnya yang digunakan kurang bervariasi, proses IPA untuk pembelajaran yang di gunakan guru, lebih kompetensi siswa banyak menggunakan metode ceramah tersebut, maka salah satu cara untuk sehingga pembelajaran meningkatkan pembelajaran IPA adalah tidak bermakna bagi siswa dan tidak untuk menciptakan suasana pembelajaran memberikan hasil yang diharapkan. yang menyenangkan bagi siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna. Disini perlunya usaha guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa agar tercapai hasil belajar yang diinginkan. Pembelajaran IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah, hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berfikir yang ilmiah. Berdasarkan pengalaman yang diberikan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena siswa bekerja dan mengalami sendiri apa yang mereka pelajari. Sehingga siswa akan lebih bersemangat karena masalah yang dihadapkan sesuai dengan kehidupan siswa. Hal ini dijelaskan oleh Nurhadi (2003:4) pendekatan CTL mempunyai kelebihan yaitu “Pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa karena pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami selama sendiri apa yang dipelajari”. Selain itu, mengajar di kelas V, peneliti mengalami pembelajaran kesulitan tujuan kontekstual akan menambah semangat dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, hal ini kreatifitas siswa, karena masalah yang terbukti dengan rendahnya hasil belajar. dihadapkan kepada siswa adalah masalah Dapat diketahui rata-rata hasil belajar siswa yang ada di lingkungannya dan akan pada semester 1 hanya mencapai 57,59 berguna dikehidupan. Pembelajaran dengan untuk mencapai dengan pendekatan kehidupan siswa yan dialaminya, sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik dan untuk menyenangkan bagi siswa, serta siswa memecahkan dapat menerapkannya dalam kehidupan keputusan, (5) meningkatkan kesadaran mereka sehari-hari. untuk berperan serta dalam memelihara, 1. Tinjauan tentang Pembelajaran IPA menyelidiki menjaga masalah dan alam sekitar, dan membuat melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk di SD menghargai alam dan segala keteraturannya Pembelajaran di SD akan berhasil sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) dengan baik apabila guru memahami memperoleh bekal pengetahuan, konsep perkembangan intelektual anak usia SD. dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk Usia anak SD berkisar antara 6 sampai melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS. dengan 12 tahun. Menurut Santi Ruang lingkup bahan-bahan kajian IPA (2006:152): “bahwa anak pada usia 6-12 tahun disebut juga sebagai tahap operasional nyata, hal ini ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik, para psikologi menyebut juga sebagai masa untuk SD/MI adalah (1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, (2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, tenang. meliputi; benda padat, cair dan gas, (3) Depdiknas (2006:484) menyatakaan energi dan perubahannya, meliputi, gaya, bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI adalah bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan sebagai berikut: (1)Memperoleh keyakinan pesawat sederhana, (4) bumi dan alam terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa semesta, meliputi; tanah, bumi, tata surya berdasarkan keberadaan, keindahan dan dan keteraturan (Depdiknas, 2006:485). alam mengembangkan pemahaman ciptaan-Nya, pengetahuan konsep-konsep IPA (2) rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, mengembangkan masyarakat, keterampilan lainnya Maslichah (2006:24) mengemukakan yang kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan dan langit dan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam teknologi benda-benda (4) proses bahwa: Prinsip-prinsip dalam pembelajaran Sains/IPA adalah (1) empat pilar pendidikan global, (learning to know, learning to do, learning to be, learnig to live together), konstruktivistik, (2) (4) inkuiri, STM lingkungan-Teknologi-Masyarakat), pemecahan masalah, (3) (Sains(5) (7) pembelajaran bermuatan nilai, (8) pakem (pembelajaran, hanya rapor, tetapi juga hasil karya siswa, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). laporan hasil praktikum, karangan siswa, 2. Tinjauan tentang Pendekatan dll. Menurut Nurhadi (2003:31) ada tujuh Contextual Teaching Learning (CTL) komponen dasar pendekatan CTL di kelas Pendekatan CTL Menurut Wina Sanjaya (2005:109) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah: “Suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada yaitu: (1) Konstruktivisme, (2) Penemuan, (3) Bertanya (4) Masyarakat belajar, (5) Pemodelan, (6) Refleksi, (7) Penilaian yang sebenarnya. proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat memahami materi Setiap yang pendekatan pembelajaran dipelajari dan menghubungkannya dengan mempunyai kelebihan dan kekurangan. situasi Kelebihan pendekatan kontekstual adalah kehidupan mendorong siswa nyata sehingga untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”. (1) CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh baik fisik Selanjutnya menurut Nurhadi (2003:13) maupun otak untuk menemukan materi, CTL adalah: “Konsep belajar dimana guru bukan hasil pemberian dari orang lain, (2) menghadirkan dunia nyata kedalam kelas CTL dan mendorong siswa membuat hubungan menemukan hubungan antara materi yang antara dipelajari dengan situasi dunia nyata, (3) pengetahuan yang dimilikinya mendorong siswa CTL mereka sehari-hari". menerapkannya dalam kehidupannya, (4) diskusi (2) saling menunjang, (3) menyenangkan, kontekstual bergairah, (5) pembelajaran terintegrasi, (6) untuk dapat kegiatan pembelajaran dilakukan dengan Nurhadi (2003:20) adalah: (1) kerja sama, tidak membosankan, (4) belajar dengan siswa dapat dengan penerapannya dalam kehidupan Karakteristik pendekatan CTL Menurut mendorong agar kelompok, dapat (5) pendekatan digunakan disemua bidang studi (Sanjaya, 2005:115). Pendekatan kontekstual juga menggunakan berbagai sumber; (7) siswa mempunyai aktif, (8) sharing dengan teman, (9) siswa Kekurangan tersebut adalah (1) karena kritis dan guru kreatif, (10) dinding kelas & pembelajaran lorong-lorong penuh hasil karya siswa, siswa (student center), maka siswa akan peta-peta, gambar-gambar, artikel, humor, susah belajar karena tingkat perkembangan dll, (11) laporan kepada orang tua bukan dan kemampuan siswa yang tidak sama, (2) kekurangan-kekurangan. kontekstual berorientasi dibutuhkan kesiapan dari segala aspek yang pembelajaran, (6) lakukan refleksi diakhir menunjang pertemuan, dan (7) lakukan penilaian yang karena kelancaran pembelajaran lingkungan pembelajaran, berlangsung alamiah, pembelajaran (3) di dalam kontekstual lebih mementingkan strategi dari pada hasil (Santi, 2006). 3. Tinjauan tentang Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tolak ukur untuk melihat keberhasilan siswa dalam menguasai Pembelajaran kontekstual sebenarnya. dengan sangat pendekatan bermanfaat dalam materi pelajaran yang disampaikan selama pembelajaran, hal ini akan ditentukan dengan terjadinya mencapai tujuan pembelajaran. Manfaat perubahan tingkah laku pada siswa setelah pembelajaran kontekstual adalah siswa proses pembelajaran berakhir. Sebagaimana mampu yang hal yang dikemukakan oleh Hamalik dihadapi dikehidupannya sebagai anggota (1997:21) bahwa: "hasil belajar adalah keluarga dan masyarakat, karena materi tingkah laku yang timbul, misalnya dari yang diberikan pada siswa adalah masalah- tidak masalah kontekstual yakni masalah yang pertanyaan baru, perubahan dalam tahap ada di lingkungannya (Nurhadi,2003:5). kebiasaan, memecahkan masalah Menurut Sanjaya (2008:264) langkah- (1) konstruktivisme, (2) menemukan, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5) pemodelan, (6) refleksi, dan (7) penilaian yang sebenarnya. mengutarakan Nurhadi bahwa menjadi tahu, keterampilan, (2003:31) langkah-langkah B. Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses yang dilakukan atau pemikiran menghendaki perubahan belajar lebih atau Action Research. Menurut Linda (2006:15) PTK perorangan akan kesanggupan menghargai, perkembangan sifat sosial, pendekatan CTL adalah: (1) kembangkan siswa timbulnya emosional dan perubahan jasmani". langkah pendekatan CTL adalah: Kemudian tahu kelompok dalam oleh yang situasi bermakna dengan cara bekerja sendiri tertentu. Penelitian dilakukan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan barunya, (2) perencanaan sebelumnya oleh guru kelas laksanakan terhadap kegiatan inkuiri, (3) kekurangan-kekurangan yang kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan dirasakan selama ini dalam pembelajaran bertanya, (4) ciptakan masyarakat belajar, IPA di kelas V SD Negeri 05 Pasar Muara (5) Labuh Kecamatan Sungai Pagu. Esensi dari tunjukkan model sebagai contoh PTK terletak pada adanya tindakan dalam berjumlah 27 orang. Dengan perincian 16 memecahkan permasalahan secara praktis orang laki-laki dan 11 orang perempuan. atau untuk memecahkan masalah pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 05 Pasar Muara Labuh Kecamatan Sungai Pagu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 s/d Februari 2013 terhitung dari waktu perncanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian mulai Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Mahyuddin, 2007:69) proses dari siklus I, siklus-siklus selanjutnya direncanakan kemudian apabila penelitian tindakan merupakan Proses daur dibutuhkan. Penelitian ini dilaksanakan di ulang atau siklus yang dimulai dari aspek: SD Mengembangkan perencanaan, melakukan Kecamatan Sungai Pagu. tindakan sesuai dengan rencana, melakukan observasi terhadap melakukan refleksi tindakan, yaitu dan Negeri 05 Pasar Muara Labuh C. Hasil dan Pembahasan 1. Deskripsi Kegiatan Siklus I perenungan terhadap perencanaan, kegiatan tindakan, Pengamatan terhadap tindakan dan kesuksesan hasil yang di peroleh. penerapan pendekatan kontekstual dalam Sesuai dengan prinsip umum penelitian pembelajaran sifat-sifat Magnet dilakukan tindakan setiap tahapan dan siklusnya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. selalu bicara partisipasi dan kolaboratif Pengamatan dilakukan oleh guru kelas V antara peneliti, guru dan kepala sekolah dan teman sejawat pada waktu pelaksanaan dalam sistem persekolahan. tindakan pembelajaran sifat-sifat Magnet dilaksanakan oleh peneliti (praktisi). Penulis mengambil lokasi penelitian di Labuh Pengamat bertugas untuk mengamati dengan semua tindakan yang dilakukan guru (aspek pertimbangan pihak sekolah bersedia untuk guru, dan aspek siswa) selama proses menerima pembelajaran berlangsung, serta mengamati SD Negeri Kecamatan 05 Pasar Sungai inovasi Muara Pagu pembelajaran dan lingkungan sekolah yang mendukung untuk kesesuain komponen dalam Rencana melakukan penelitian. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang sebelumnya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 05 Pasar Muara Labuh Kecamatan Sungai Pagu yang Berdasarkan hasil observasi pengamat terhadap aspek guru pada siklus I pertemuan I adalah 62,50% dan pertemuan II mencapai 70,00% dengan rata-rata 66,25%. Sedangkan aspek siswa pada untuk aspek psikomotor mencapai 71,14%. siklus I pertemuan I adalah 55,00% dan Oleh sebab itu penelitian akan dilanjutkan pertemuan II mencapai 75,00% dengan kepada siklus II dengan memperbaiki rata-rata 66,25%. semua kekurangan pada siklus I. Berdasarkan hasil teman sejawat observer diskusi dengan yang bertindak selaku terhadap pembelajaran pelaksanaan dengan proses penggunaan pendekatan CTL pada siklus I, secara umum sudah terlaksana dengan baik, namun masih banyak hal yang harus diperbaiki agar hasil pembelajaran diperoleh lebih maksimal. 2. Deskripsi Kegiatan Siklus II Berdasarkan hasil temuan permasalahan yang terdapat pada siklus I, maka peneliti akan memperbaiki semua kekurangan yang terdapat pada siklus I antara lain, lebih memaksimalkan langkahlangkah yang terdapat dalam CTL, dengan tujuan proses pembelajaran lebih menarik, dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif Melihat hasil refleksi pada hasil siklus sehingga pembelajaran akan bermakna, I terhadap proses pembelajaran dengan serta dapat meningkatkan hasil belajar penggunaan pendekatan CTL di kelas V siswa. SDN 05 Pasar Muara Labuh, belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa IPA karena guru masih belum optimal memotivasi siswa dalam setiap kegiatan proses pembelajaran seperti, dalam menjawab pertanyaan, dan mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami, memperhatikan demonstrasi, maupun saat kegiatan Berdasarkan hasil observasi pengamat terhadap aspek guru pada siklus II pertemuan I adalah 75,00% dan pertemuan II mencapai 80,00% dengan rata-rata 77,50%. Sedangkan aspek siswa pada siklus II pertemuan I adalah 77,50% dan pertemuan II mencapai 82,50% dengan rata-rata 80 %. melakukan diskusi kelompok. Hasil belajar siswa juga Berdasarkan hasil diskusi dengan belum mencapai nilai maksimal, dan dapat teman sejawat yang bertindak selaku dilihat dari persentase ketuntasan hasil observer belajar siklus I yang dilaksanakan 2 pembelajaran pertemuan yaitu, pada aspek kognitif pendekatan CTL pada siklus II, secara mencapai rata-rata hasil belajar siswa 62,03 umum sudah terlaksana dengan baik. terhadap pelaksanaan dengan proses penggunaan dengan persentase ketuntasan 50%. Pada Melihat hasil refleksi pada hasil siklus aspek afektif mencapai 71,9%. Sedangkan II terhadap proses pembelajaran dengan penggunaan pendekatan CTL di kelas V menyampaikan informasi begitu saja, akan SDN 05 Pasar Muara Labuh, sudah dapat tetapi meningkatkan hasil belajar IPA siswa menemukan sendiri, menemukan yaitu karena menggunakan proses pembelajaran berdasarkan pada pendekatan yang lebih cocok dengan materi pencarian dan penemuan melalui proses pembelajaran dan perkembangan siswa. berpikir secara Dengan melihat hasil belajar siswa pada belajar, dapat siklus II tersebut, maka peneliti dengan menerapkan observer menyimpulkan bahwa Penelitian kelompok belajar, permodelan, yaitu proses Tindakan Kelas dihentikan pada siklus II. pembelajaran 3. guru sudah memancing agar siswa sistematis, masyarakat dilakukan dengan pembelajaran dengan dapat melalui memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru Pembahasan oleh setiap siswa, penilaian sebenarnya, Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yaitu proses yang dilakukan guru untuk sesuai dengan apa yang telah direncanakan, mengumpulkan yang mana pada siklus I pembelajaran perkembangan disajikan refleksi, dalam (4x35menit). dua kali Dalam pertemuan suatu kegiatan informasi yang yaitu tentang dilakukan proses siswa, pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang pembelajaran siswa dikatakan telah belajar, dilakukan apabila terjadi proses perubahan perilaku kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pembelajaran pengalaman. pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pendekatan belum sempurna karena kebiasaan siswa kontekstual merupakan proses memahami dalam belajar yang terbiasa menerima makna materi pelajaran yang dipelajarinya informasi dari guru sehingga siswa sulit dengan mengaitkan materi tersebut dengan untuk konteks kehidupan mereka sehari-hari. pendekatan kontekstual yang menuntut dengan Pelaksanaan menggunakan Pembelajaran dilaksanakan pada sesuai siklus dengan I langkah- keaktifan dengan cara yang telah menyesuaikan siswa mengurutkan dalam dilaluinya. diri dengan pembelajaran dengan banyak bertanya sehingga dapat yaitu membangun pengetahuan awalnya terhadap kontruktivisme, yaitu membangun atau materi pembelajaran dan lebih memahami menyusun pengetahuan baru dalam struktur dengan adanya pecobaan-percobaan yang kongnitif siswa berdasarkan pengalaman, dilakukan dalam kelompok-kelompok. langkah bertanya, pendekatan yaitu kontekstual guru tidak hanya Sebagaimana yang dikemukakan oleh Trianto (2007:105) ”Pembelajaran pembelajaran siklus II diharapkan guru lebih memperhatikan langkah-langkah kontekstual akan menciptakan ruang kelas pembelajaran yang akan dilaksanakan agar yang didalamnya siswa akan menjadi lebih dapat menerapkan di dalam kelas dengan aktif bukan hanya pangamat yang pasif, baik, sehingga hasil belajar yang diinginkan dan tercapai. bertanggung jawab terhadap belajarnya”. Pembelajaran sifat-sifat magnet pada Berdasarkan pengamatan observer, siklus II ini berjalan dengan baik. Pada penyebab dari masih rendahnya hasil siklus II siswa sudah terbiasa dengan belajar siswa kurangnya pada siklus kemampuan I adalah pembelajaran yang diberikan oleh guru. siswa dalam Pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan menemukan sendiri materi pembelajaran perencanaan sifat-sifat Magnet, sehingga siswa kurang Pembelajaran berlangsung selama 4x35 memahami materi yang telah dipelajarinya. menit dalam dua kali pertemuan. Selain itu jumlah siswa yang banyak menyebabkan kegiatan siswa kurang terkontrol oleh guru. Hasil belajar yang dibuat oleh guru. Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sama dengan langkah-langkah pada siklus I, perubahan dilakukan pada siswa menampakkan peningkatan belum yang lebih tahap pemerolehan adalah melalui pengetahuan baru percobaan-percobaan baik. Dapat dilihat dari rata-rata aktifitas sehingga lebih menarik minat dan rasa guru dan siswa sama, yaitu mencapai ingin tahu siswa terhadap materi yang akan 66,25%. Hasil belajar siklus I yang dipelajarinya. Perubahan juga dilakukan dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu, pada pada saat siswa berdiskusi kelompok pada aspek rata-rata saat ini guru lebih mengontrol kegiatan persentase ketuntasan 50%. Pada aspek diskusi siswa. Dalam diskusi kelompok afektif mencapai 71,9%. Sedangkan untuk pada siklus II ini siswa sudah bisa bekerja aspek psikomotor mencapai 71,14%. Hasil sama dengan baik. Teknik pembelajarannya rekapitulasi dari ketiga aspek untuk Siklus I disesuaikan mencapai 65,16%. pendekatan CTL pemikiran siswa, kognitif mencapai Berdasarkan hasil pengamatan siklus I yang diperoleh, maka direncanakan untuk melanjutkan ke siklus II. Pada kegiatan dengan langkah-langkah yaitu: kembangkan laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri, kembangkan sifat ingin tahu siswa, ciptakan masyarakat belajar, hadirkan model, lakukan refleksi, lakukan penilaian. Kelengkapan instrument Berdasarkan hasil pengamatan yang juga diperhatikan. Instrument penilaian diperoleh, maka pelaksanaan Penelitian sesuai tujuan Tindakan Kelas di kelas V SDN 05 Pasar pembelajaran, dilengkapi dengan soal dan Muara Labuh dinyatakan sudah tuntas dan kunci jawaban, serta penskoran yang penelitian lengkap. Dengan demikian, pendekatan CTL sudah dengan prosedur, Pelaksanaan pembelajaran dilaksankan oleh peneliti dan observer mengamati jalannya pembelajaran mulai dari awal dihentikan pada II. berhasil meningkatkan hasil belajar IPA siswa di kelas V SDN 05 Pasar Muara Labuh. sampai akhir pembelajaran, baik dari aspek D. Simpulan dan Saran guru maupun siswa dengan mengikuti 1. langkah-langkah pembelajaran pendekatan CTL. siklus Simpulan Dari pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa Rencana Berdasarkan pengamatan observer, pelaksanaan pembelajaran macam-macam pelaksanaan pembelajaran siklus II sudah gaya (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya menunjukkan kearah yang lebih baik lagi. magnet) menggunakan pendekatan CTL Semua itu disebabkan oleh pelaksanaan dilaksanakan proses pembelajaran, yaitu tahap awal, tahap inti, pembelajarannya dengan langkah-langkah sudah sesuai pembelajaran dan tahap dengan akhir. Pada tiga tahap setiap pendekatan CTL dan hasil belajar siswa pembelajaran sudah menampakkan peningkatan yang pembelajaran dengan langkah pendekatan lebih baik dari siklus sebelumnya. Dapat CTL yaitu mulai dari konstruktivisme, dilihat dari rata-rata hasil belajar siklus II inquiri, yang dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pemodelan, refleksi dan penilaian yang pada sebenarnya. aspek aktifitas guru rata-rata persentase mencapai 77,50%, rata-rata persentase ketuntasan aspek kognitif mencapai 83,31%, pada aspek afektif mencapai 81,91%, sedangkan untuk aspek psikomotor mencapai 78,83%. Hasil rekapitulasi dari ketiga aspek untuk Siklus II mencapai 78,92%, peningkatan 13,76%. dimana terjadi dilaksanakan tahap bertanya, kegiatan masyarakat belajar, Hasil belajar pembelajaran sifat-sifat magnet menggunakan pendekatan CTL pada siswa kelas V SDN 05 Pasar Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan sudah terjadi peningkatan. Dari hasil penelitian siklus I pada aspek kognitif mencapai rata-rata ketuntasan 50, pada aspek afektif mencapai sumber materi ajar, dan sesuai dengan 71,9%. karakteristik siswa dan lingkungan Dan untuk aspek psikomotor mencapai 71,14%. Sedangkan pada siklus II rata-rata aspek kognitif mencapai rata- dimana siswa tinggal 2. Dalam pelaksanaan pembelajara rata ketuntasan 83,31, rata-rata aspek disarankan agar dalam memberikan afektif mencapai 71,9% dan rata-rata aspek materi disesuaikan dengan konteks psikomotor mencapai pengamatan aktifitas 71,14%. Hasil sehari-hari siswa, perlu memberikan guru dalam perhatian, bimbingan dan motivasi pembelajaran siklus I mencapai 66,25%, belajar sedangkan mencapai kepada siswa yang berkemampuan 77,50%. Sedangkan hasil aktivitas siswa kurang aktif dalam kelompok, karena dalam pembelajaran siklus I mencapai siswa 65%, sedangkan siklus II sudah mencapai menggantungkan diri pada temannya. siklus II sudah 80%. Hasil rekapitulasi untuk Siklus I 3. secara yang sungguh-sungguh demikian sering Agar hasil belajar yang diharapkan mencapai 65,16% dan Siklus II mencapai dapat meningkat, sebaiknya guru tidak 78,92% dengan peningkatan 13,76%. hanya melakukan penilaian hasil saja, Berdasarkan hasil pengamatan hasil belajar IPA siswa dari siklus I sampai siklus II menunjukkan adanya peningkatan dari sebelumnya. Oleh sebab itu, pendekatan CTL sangat tepat digunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPA di kelas V. 2. Saran hasil penilitian dan pembahasan serta simpulan yang diperoleh, dapat dikemukakan saran sebagai berikut: Agar rencana pelaksanaan pembelajaran bagus, maka guru perlu lebih untuk melihat keaktifan dan kemampuan siswa dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang sudah dirumuskan. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Jenjang Pendidikan Dasar Jakarta: BSNP. Berdasarkan 1. tetapi juga melakukan penilaian proses kreatif pembelajaran dalam yang merancang sesuai dengan situasi dunia nyata, memperhatikan Linda, Adnan. 2006. Hand Out Mata Kuliah Metodoligi Penelitian Tindakan Kelas. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNP. Mahyuddin, Ritawati dan Yetti Ariani. 2007. Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNP. Maslichah, Asy’ari. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-TeknologiMasyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/ CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Santi. 2006. Psikologi Pendidkan. Bandung: CV. Sinar Dunia. Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Strategi Kencana Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Strategi Kencana Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.