1 PENGARUH PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
PENGARUH PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN
KONSUMEN MEMBELI MOTOR YAMAHA
Rizki Zakaria
[email protected]
Soebari Martoatmodjo
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the influence of product, price and promotion variables
simultaneously and partially to the customer decision in purchasing Yamaha Motor Cycle at
Nusantara Surabaya dealer. The multiple regressions analysis is used as the analysis technique in this
research in order to calculate the amount of regression coefficient to indicate the significant influence
of product, price and good promotion variables simultaneously and partially to the customer decision
in purchasing Yamaha Motor Cycle at Nusantara Surabaya dealer. The result of the partial test
indicates that the variables which are used in the research models are product, price and promotion
each of the variables has a significant and positive influence to the customer decision in purchasing
Yamaha Motor Cycle at Nusantara Surabaya dealer. This condition is indicated by the level of
significant in each variables is under α = 5%. It can be concluded from the statistic test that the
variable which has dominant influence to the customer decision is product variable since the partial
determination coefficient value is bigger than the determination coefficient of price and promotion
variables.
Keywords: product, price, promotion, customer decision
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk, harga, dan promosi
baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor
Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa
regresi berganda. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh variabel produk,
harga, dan promosi secara bersama-sama keputusan konsumen membeli sepeda motor
Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya adalah signifikan. Hasil ini didukung dengan
tingkat perolehan koefisien determinasi diperoleh sebesar 62,7% yang mengindikasikan
sumbangan dari variabel bebas tersebut secara simultan terhadap keputusan konsumen
membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya adalah besar. Hasil
pengujian secara parsial menunjukkan variabel yang digunakan dalam model penelitian
yaitu produk, harga, dan promosi masing-masing mempunyai pengaruh signifikan dan
positif terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer
Nusantara Surabaya. Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi masing-masing
variabel tersebut dibawah α = 5%. Dari uji statistik yang dilakukan juga dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel yang berpengaruh dominan yang mempengaruhi keputusan
pembelian adalah variabel produk, karena nilai koefisien determinasi parsial lebih besar dari
koefisien determinasi variabel harga, dan promosi.
Kata Kunci : produk, harga, promosi, keputusan pembelian
1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
2
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh persaingan yang
semakin ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai cara dilakukan untuk
mendapatkan simpati masyarakat baik melalui peningkatan sarana dan prasarana
berfasilitas teknologi tinggi maupun dengan pengembangan teknologi dan sumber daya
manusia. Persaingan untuk rnemberikan yang terbaik kepada konsumen telah
menempatkan konsumen sebagai pengambil keputusan. Semakin banyaknya perusahaan
sejenis yang beroperasi dengan berbagai produk/jasa yang ditawarkan membuat
masyarakat dapat menentukan pilihan sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk bertahan hidup, berkembang dan dapat bersaing maka perusahaan harus
menetapkan dan menerapkan cara pelaksanaan pemasaran pada perusahaannya. Salah satu
stategi pemasaran adalah penerapan bauran pemasaran atau marketing mix yang
dilaksanakan perusahaan sehubungan dengan penentuan oleh perusahaan mengenai
bagaimana menempatkan penjualannya pada segmen pasar tertentu yang merupakan
sasaran pasarnya. Penerapan bauran pemasaran yang baik diharapkan akan mempengaruhi
perilaku masyarakat untuk mengambil keputusan melakukan pembelian sehingga pada
akhirnya penjualan akan mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Mangkunegara (2003:3), yang manyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakantindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi
dalam mendapatkan dan menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu dari
pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya. Berkaitan dengan
kemampuan konsumen untuk melakukan pembelian .yang selanjutnya dikenal istilah
keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan pilihan akhir yang dilakukan oleh
konsumen dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya.
Salah satu konsep utama dalam pemasaran adalah bauran pemasaran (marketing mix)
yang merupakan alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program
pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi srategi pemasaan dan positioning
yang ditetapkan dapat berjalan dengan sukses. Bauran pemasaran (marketing mix) yang
terdiri dari 4P yang meliputi antara lain: l) Produk (Product), adalah merupakan suatu yang
ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dan dipakai atau dikonsumsi
sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. 2) Harga (Price), adalah
satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan
agar memperoleh hak kepemilikan atau pengunaan suatu barang dan jasa. 3) Saluran
distribusi (Place), adalah berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian produk kepada
konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana
perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. 4) Promosi (Promotion), adalah
aktivitas yang mengkomunikasikan dan menginformasikan tentang suatu produk yang
ditujukan kepada konsumen agar melakukan tindakan pertukaran dalam pemasaran
(pembelian) terhadap produk tersebut.
Saat ini perkembangan persaingan pasar sepeda motor menjadi semakin kompleks.
Hal ini disebabkan karena pengaruh trend yang terjadi di masyarakat dan semakin banyak
pilihan yang tersedia di pasar. Semakin kompleksnya pasar sepeda motor membuat suatu
perusahaan perlu memahami konsumen, terutama dengan memberikan pelayanan jasa yang
terbaik kepada pelanggannya. Para pelanggan akan mencari produk, berupa barang atau
jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
Berkaitan dengan konsep pemasaran maka menarik untuk menganalisis tentang
persaingan bisnis penjualan sepeda motor di Surabaya. Persaingan antara motor-motor
dengan brand kuat seperti Honda, Yamaha maupun Kawasaki telah menjadikan persaingan
menjadi sedemikian ketat. Gencarnya promosi, tawaran harga yang kompetitif, kualitas
produk, maupun pelayanan purna jual yang ditawarkan oleh merek dan membuat motor
Yamah harus juga meningkatkan kebijakan-kebijakan baik dari sisi produk, harga dan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
3
promosi. Apalagi serangan terhadap pasar motor juga datang dari produk-produk Cina
yang lebih dikenal dengan Mochin (Motor Cina) dengan keunggulan harga yang sangat
rendah, dan desain tiruannya membuat pangsa pasar motor di Surabaya semakin sesak.
Oleh sebab itu Dealer-dealer dari motor Yamaha harus siap mengantisipasi terhadap semua
kebijakan persaingan tersebut. Oleh sebab dengan memperhatikan keadaan dan fenomena
ketatnya persaingan bisnis motor di Surabaya.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Produk, Harga, dan Promosi, Terhadap Keputusan Konsumen
dalam Membeli Sepeda Motor Yamaha Pada Dealer Nusantara Surabaya
Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Apakah produk, harga, dan promosi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya ?
2. Apakah produk, harga, dan promosi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya?
3. Apakah faktor harga yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan
konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya?
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh produk, harga, dan promosi secara simultan terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh produk, harga, dan promosi secara parsial terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
3. Untuk mengetahui apakah harga yang mempunyai pengaruh dominan terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
TINJAUAN TEORETIS
Produk
Produk merupakan elemen bauran pemasaran yang terpenting karena pemilihan
terhadap produk yang dihasilkan selanjutnya akan mempengaruhi keputusan tentang
elemen bauran pemasaran yang lainnya. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kebutuhan
konsumen berbeda dan program pemasaran akan lebih efektif bila dirancang untuk tiap
kelompok pelanggan sasaran. Sehingga produk merupakan variabel paling mendasar dari
pemasaran yang merupakan tawaran nyata kepada pasar meliputi ciri-ciri dan wujud
produk, kemasan, merek, dan kebijakan pelayanannya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004 : 337) menyatakan bahwa produk adalah semua
yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimliki, digunakan, atau di
konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.
Sedangkan menurut Gitosudarmo (2000:177), produk adalah segala sesuatu yang
dapat memenuhi kebutuhan manusia. Dengan demikian, bagi suatu perusahaan yang
bijaksana, bahwa menjual manfaat atau benefit produk tidak hanya produk saja.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004 : 342-344) menunjukan bahwa berdasarkan
konsumen yang menggunakan, produk dan jasa dibedakan menjadi dua katagori yaitu
produk konsumen dan produk industri.
1. Produk Konsumen
Produk konsumen adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk di konsumsi
secara pribadi. Adapun pembagianya sebgai berikut :
a. Produk sehari-hari (convenience product) adalah produk konsumen Yang dibeli oleh
konsumen secara teratur, cepat, dengan perbandingan produk lain yang minimal
serta usaha untuk mendapatkan produk tersebut yang juga minimal contohnya
sabun, permen, Koran, dan makanan cepat saji.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
4
b. Produk belanja (shopping product) adalah barang konsumen yang mana konsumen,
dalam proses pemilihan dan pembelian, biasanya melakukan pembandingan dengan
produk lain berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya contohnya adalah
perabot, pakaian, mobil bekas, peralatan-peralatan utama dan jasa hotel.
c. Produk khusus (speciality product) adalah produk konsumen yang mempunyai
karakteristik dan identifikasi merek yang unik sehingga kelompok pembeli yang
cukup signifikan bersedia melakukan usaha pembelian yang khusus, contohnya
adalah mobil dengan spesifikasi merek dan tipe tertentu, peralatan fotografi berharga
mahal, pakaian yang dibuat oleh perancang busana dan jasa dokter spesialis dan ahli
hukum.
d. Produk yang tidak dicari (unsought product) adalah produk konsumen yang
konsumen tidak mengetahui ataupun mengetahuinya tetapi biasanya tidak
terpikirkan untuk membeli produk tersebut contohnya asuransi jiwa, donor darah ke
PMI.
2. Produk Industri
Produk industry adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk di proses lebih
lanjut atau digunakan menjalankan bisnis. Tiga katagori produk dan jasa adalah bahan
baku dan suku cadang, barang modal, dan perlengkapan jasa. bahan mentah dan suku
cadang meliputi bahan mentah dan bahan serta suku cadang pabrik. Bahan mentah
terdiri dari produk pertanian (gandum, kapas, buah-buahan, dan sayuran) dan produk
alam (ikan, kayu,minyak mentah,biji besi). Bahan dan suku cadang buatan pabrik terdiri
dari bahan komponen (besi, semen, kabel) dan suku cadang kompenen (motor kecil, ban)
barang modal adalah produk industry yang membantu produksi atau operasi pembeli,
yang meliputi pemasangan dan peralatan asesoris. Kelompok yang terakhir produk
industry adalah perlengkapan (supplies) dan jasa. perlengkapan meliputi perlengkapan
operasional (pelumas, batubara, kertas, pensil).
Atribut Produk
Pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang
akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian di komunikasikan dan disampaikan
melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain (Kotler dan
Amstrong, 2004:347).
1. Kualitas Produk
Kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya kemampuan itiu meliputi
daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan
diperbaiki , dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. (Kotler dan
Amstrong, 2004:347).
2. Fitur Produk
Sebuah produk dapat ditawarkan dengan berbagi fitur. Sebuah model awal tanpa
tambahan yang menyertai produk tersebut menjadi titik awalnya. Perusahaan dapat
menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan menambah berbagai fitur. Fitur
merupakan alat persaingan untukmendefinisikan produk perusahaan terhadap produk
sejenis yang menjadi pesaingnya. Menjadi produsen awal yang mengenal fitur baru yang
baru dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk
bersaing. (Kotler dan Armstrong, 2004:348).
3. Desain
Masalah desain (rancangan) dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor yang
perlu mendapatkan perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan
produk baru , karena sasaran konsumen yang dituju tidak sedikit yang mulai
mempersoalkan desain (rancanagan) suatu produk yang mampu memenuhi kebutuhan
dan keinginan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal
kebutuhan pelanggan (Angipora, 2002:175).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
5
4. Merek
Merek adalah suatu nama, kata, symbol, atau desain, kombinasi dari semuanya yang
mengidentifikasikan akan pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. (Kotler dan
Amstrong, 2004:349)
5. Pengemasan
Pengemasan merupakan kegiatan mendesain dan memproduksi wadah atau
pembungkus produk.(Kotler dan amstrong 2004:359)
Harga
Kegiatan pemasaran dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh harga. Segala
keputusan yang berhubungan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek
kegiatan perusahaan, baik menyangkut kegiatan penjualan maupun aspek keuntungan yang
ingian dicapai oleh perusahaan. Banyak beberapa ahli memepunyai pendapat yang berbedabeda tentang harga, namun pada intinya sama, menurut Stanton (dalam Angipora, 2002:268)
harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah
produk dan pelayanan yang menyertainya.
Menurut Tandjung (2004:78) menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang telah
disepakati oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar denagn barang atau jasa dalam
transaksi bisnis normal. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2004:430) harga adalah
sejumlah uang yang dibayarkan atas jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukar dalam
rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah
jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan
Menurut Angipora (2002:75) dalam penetapan harga meliputi 5 tahap yaitu :
1. Mengestimasi permintaan untuk barang tersebut
Pada tahap ini seharusnya produsen perlu membuat estimasi barang jasa yang
dihasilkan secara total. Hal ini untuk lebih memudahkan dilakukan terhadap permintaan
barang yang ada dibandingkan dengan permintaan barang baru.
2. Mengetahui Lebih dahulu dalam persaingan
Kebijaksaan penentuan harga tentu harus memperhatikan kondisi persaingan yang ada
dipasar serta sumber-sumber penyebab lainnya. Sumber-sunber persaingan yabg ada
berasal dari :
a. Barang sejenis yang dihasilakn oleh perusahaan lain
b. Barang pengganti.
c. Barang lain yang di buat oleh perusahaan lain yang sama-sam menginginkan uang
konsumen.
3. Menentukan Market share
Bagi perusahaan yang ingin bergerak dan maju cepat tentu selalu mengharapkan market
share yang lebih luas memang harus disadari harapan untuk mendapatkan market share
yang luas harus di tunjang oleh kegiatan promosi dan kegiatan lain dari persaingan non
harga,disamping dengan penentuan harga tertentu. Usaha peningkatan market share
yang diharapkan akan sangat dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang ada, biaya
ekspansi dan mudahnya memasuki persaingan.
4. Memilih Strategi Harga Untuk mencapai Target Pasar
Ada beberapa strategi harga yang dapat diguanakan oleh perusahaan untuk mencapai
target pasar yang sesuai yaitu :
a. Skim the cream pricing (penetapan hagra penyaringan)
Strategi ini berupa penetapan harga yang setinggi-tingginya. Kebijaksanaan
penetapan harga ini memiliki tujuan untuk menutupi biayapenelitian pengembangan
dan promosi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
6
b. Penetration Pricing (Penetapan harga penetrasi)
Merupakan strategi harga yang serendah-rendahnya untuk mencapai pasar-pasar
secara cepat yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang sebesarbesarnya dalam waktu relative singkat.
Promosi
Salah satu kebijakan di dalam marketing mix yang tidak kalah pentingnya sebagai
usaha untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan secara keseluruhan adalah kebijakan
promosi. Istilah promosi banyak diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima
produk, konsep dan gagasan.
Menurut Kotler dan Armstong, (2004:79), promosi adalah aktivitas yang
mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya. Sedangkan menurut Angipora (2002: 28) promosi adalah kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk,
memperngaruhi, dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan.
Peran promosi dilakukan untuk berkomunikasi dan mempengaruhi calon konsumen
agar dapat menerima produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Promosi pada
hakekatnya merupakan seni merayu pelanggan dan calon konsumen untuk membeli lebih
banyak produk perusahaan (Tandjung, 2004:83)
Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi adalah mempengaruhi dengan cara
membujuk dan menginformasikan tentang keunggulan produk yang ditawarkan agar
konsumen ataupun pelanggan mau membeli lebih banyak produk perusahaan.
Bauran Promosi
Bauran promosi pemasaran adalah bauran tertentu pemasanagna iklan, penjualan
personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan alat-alat pemasaran langsung yang
digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasangan iklan dan
pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2004 : 600)
1. Periklanan (advertising)
Organisasi melakukan periklanan dengan berbagai cara di perusahaan-perusahaan
kecil ditangani oleh departemen pejualan atau pemasaran, yang bekerja sama dengan
biro periklanan sedangkan perusahaan besar akan membentuk departemen periklanan
sendiri, dimana manajernya melapor kewakil direktur pemasaran. Periklanan menurut
Alma (2004 : 179) adalah menyampaikan pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada
masyarakat melalui cara-cara yang persuasif yang bertujuan menjual barang, jasa atau
ide.
Tujuan dari periklanan menurut Kotler dan Armstrong (2004:640) tujuan iklan
adalah sebagai tugas komunuikasi tertentu yang harus dilakukan terhadap khalayak
sasaran selama periode tertentu.
Pemilihan media periklanan menurut Alma (2004:138 ) akan tergantung kepada
daerah yang akan di tuju, konsumen yang diharapkan, appeal (Daya tarik) yang
digunakan media- media tersebut, fasilitas yang diberikan oleh media tersebut, dan
biaya
2. Sales Promotion (promosi penjualan)
Menurut Alma (2004:179) adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan
yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi adalah
memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dab meyakinkan calon konsumen.
Tujuan promosi menurut Kotler dan Armstong (2004:661) tujuan promosi sangat
berharga. Penjual mungkin menggunkan promosi konsumen untuk meningkatkan
penjualan jangka pendek atau jangka panjang dan membantu menciptakan pangsa
pasar.Tujuan promosi pasar mencakup mengajak pengecer memasarkan barang baru
dan menyimpan lebih banyak inventori.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
7
3. Penjualan pribadi (Personal selling)
Personal selling yang dilakukan oleh perusahaan untuk menawarkan dan
mempromosikan produk barang atau jasa yang dilakukan oleh wiraniaga perusahaan
untuk menawarkan dan mempromosikan produk barang dan jasa yang
ditawarkanya.Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pembeli dengan cara
mempengaruhi, mendorong, dan menimbulkan keyakinan pembali terhadap barang
perusahaan serta mengusahakan pembelian uang.
Menurut Simamora (2004: 816) Menyatakan bahwa pesonal selling adalah
presentasi lisan dalam sebuah percakapan dengan cara bertatap muka secara langsung
sehingga keinginan dan kebutuhan konsumen serta reaksi yang diberikan calon pembeli
secara langsung dapat diketahui dan jika perlu dapat melakukan penyesuain pada saat
itu juga.
Keputusan Pembelian
Konsumen cenderung meminimalkan risiko (konsekuensi dan ketidakpastian)
berdasarkan kualifikasi jasa tertentu. Ini bisa dilakukan dengan mengurangi konsekuensi
dan mengurangi ketidakpastian. Dalam jasa, semakin banyak informasi yang dimiliki
konsumen sebelum pembelian, semakin kecil kemungkinan munculnya kekecewaan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2004:224) menunjukan bahwa proses pengambilan
keputusan pembelian konsumen melewati tahap-tahap tertentu yaitu
1. Pengenalan kebutuhan
Dimana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakannya
adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal ketika salah satu kebutuhan normal
lapar, haus, sex , sehingga naik ketingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi
pendorong.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi
tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan
berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan
menyimpan kebutuhan itu ke dalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan itu. Konsumen dapat memperoleh informasi dari
berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan
kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer dan situs), sumber publik (media
masa, organisasi pemberi peringkat) dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang,
meneliti, menggunakan produk).
3. Evaluasi alternatif
Tahap ketiga dari proses keputusan pembelian konsumen dimana konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merk alternatif di dalam
serangkaian pilihan.
4. Keputusan pembelian
Tahap proses keputusan pembelian oleh konsumen dimana konsumen secara aktual
melakukan pembelian. Ada dua faktor yang muncul di antara kecenderungan pembelian
dan keputusan pembelian yaitu faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua
adalah situasi yang tak terduga.
5. Perilaku setelah pembelian
Tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah
pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Yang menentukan
pembeli puas atau tidak puas terhadap pembelian terletak pada hubungan antara
harapan konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh di bawah
harapan konsumen, maka konsumen kecewa, jika produk memenuhi harapannya,
konsumen terpuaskan, jika melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat senang.
Hubungan Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Konsumen
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan
sebagai proses penyampaian barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
8
konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang akan dibuat, menentukan caracara promosi dan penyaluran produk tersebut.
Perusahaan yang menganut konsep pemasaran selalu berorientasi kepada pasar atau
konsumen dimana lebih menitikberatkan kepada pencapaian laba melalui kepuasan
konsumen. Diharapkan konsumen tersebut akan melakukan pembelian ulang, sehingga
pemasaran akan dapat dengan mudah mengembangkan usahanya pada masa yang akan
datang.
Hal ini berarti bahwa konsep berwawasan pemasaran menganjurkan kepada setiap
perusahaan didalam merumuskan strategi pemasarannya harus berdasarkan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Penyusunan strategi pemasaran menyangkut proses interaksi antara
kekuatan pemasaran didalam perusahaan dan keadaan (peluang) diluar perusahaan.
Strategi pemasaran merupakan pernyataan yang menunjukkan usaha-usaha pemasaran
pokok yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan pemasaran menguraikan pasar yang
akan dituju, strategi pemasaran menunjukkan jalan yang harus dilalui, sedangkan rencana
dan taktik menentukan alat yang akan digunakan untuk mencapai pasar melalui jalan yang
dipilih.
Hipotesis
Berdasarkan pada landasan teori yang berupa teori-teori dan pendapat para ahli di
atas maka hipotesis yang dikemukakan penulis adalah sebagai berikut:
1. Diduga produk, harga, dan promosi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya
2. Diduga produk, harga, dan promosi secara pasial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya
3. Diduga variabel harga, berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat penjelasan.
Tingkat eksplanasi menurut Sugiono (2007:11) adalah penelitian yang bermaksud
menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel
dengan variabel yang lain. Pada penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif asosiatif,
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan
penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007:80). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli motor Yamaha di Dealer Motor
Nusantara Jl Basuki Rahmad Surabaya.
Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan sampling insidental karena populasi jumlah pembeli
sepeda motor Yamaha di Dealer Motor Nusantara Surabaya tidak terdeteksi dengan jelas
jumlahnya, menurut Sugiyono (2007 : 67) sampling insidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Sehingga pengambilan sampel
berdasarkan konsumen yang membeli sepeda motor Yamaha di Dealer Motor Nusantara
Surabaya.
Besarnya sampel diambil berdasarkan sampel minimal, yaitu lima kali jumlah
variabel. Dalam penelitian ini jumlah indikator variabel adalah 16 buah, maka besarnya
sampel adalah 17 X 5 = 85 orang. Untuk mengantisipasi distorsi pada data hasil penelitian,
maka jumlah responden ditambah 10% sehingga dapat di kalkulasikan menjadi 85 X 10% =
8,5, dengan demikian jumlah responden adalah 75+8,5 = 93,5 dibulatkan menjadi 100
responden (Naresh. 1999:204)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
9
Variabel dan Definisi Opersional Variabel
Secara operasional variabel dibagi menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Variabel bebas (X) dalam peneltian ini adalah produk, harga, promosi dan layanan.
Sedangkan variabel terikat (Y) adalah keputusan pembelian konsumen. Variabel bebas dan
teriakat di definisikan sebagai berikut :
1. Produk (X1)
Merupakan pendapat responden tentang produk sepeda motor Yamaha pada
Dealer Nusantara Surabaya yang berhubungan dengan kualitas produk, keandalan
mesin, variasi warna, desain, keiritan bahan bakar maupun ketersediaan suku cadang
untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau di konsumsi yang dapat
memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Adapun indikator yang digunakan :
a. Kualitas Produk
(X1.1)
b. Keandalan mesin
(X1.2)
c. Variasi Warna
(X1.3)
d. Desain produk
(X1.4)
e. Keiritan Bahan Bakar
(X1.5)
f. Ketersediaan Suku Cadang (X1.6)
2. Harga (X2)
Merupakan pendapat responden tentang strategi harga yang diterapkan pada
Dealer Nusantara Surabaya guna menarik konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan. Adapun indikator yang digunakan :
a. Harga sesuai dengan kemampuan konsumen
(X2.1)
b. Harga sesuai dengan keandalan produk
(X2.2)
c. Harga jual barang bekas pakai cukup tinggi
(X2.3)
3. Promosi (X3)
Merupakan pendapat responden tentang kegiatan promosi yang dilakukan
Dealer Nusantara Surabaya guna memperkenalkan, mengkomunikasikan keunggulan
produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya Adapun indikator yang
digunakan :
a. Promosi melalui pameran dagang
(X3.1)
b. Promosi melalui brosur
(X3.2)
c. Hadiah
(X3.3)
d. Frekuensi Promosi
(X3.4)
e. Promosi melalui mulut ke mulut
(X3.5)
4. Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
Merupakan aktivitas konsumen yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk
mengambil suatu tindakan dalam memilih produk yang akan di beli. Adapun indikator
yang di pergunakan :
a. Pembelian dikarenakan oleh ketersediaan produk
b. Pembelian dikarenakan oleh penerapan harga yang dapat dijangkau
c. Pembelian dikarenakan oleh kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan
Teknik Analisa Data
1. Uji instrumen
a. Uji Validitas
Menurut Umar (2000:6) menyatakan bahwa validitas dalam penelitian di artikan
sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur peneliti tentang isi atau arti sebenarnya yang
diukur. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada kemampuan atau tidak alat
ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki. Jadi validitas
merupakan kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur
oleh sebab itu alat ukur yang valid akan memiliki varians kesalahan yang rendah
sehingga diharapkan alat tersebut akan di percaya, bahwa angka yang dihasilkan
merupakan angka yang sebenarnya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
10
Menurut Santoso (2001:272) menyatakan bahwa tujuan pengujian validitas
adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah angket, apakah
isi dan butir pertanyaan tersebtu sudah valid. Jika butir-butir sudah valid berarti butir
tersebut sudah bisa untuk mengukur faktornya. Pengujian validitas menggunakan
metode korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut :
xy =
Dimana :
rxy
=
adalah korelasi product moment x dan y
n
=
jumlah sampel
x
=
indikator
y
=
skor variabel
Pengujian validitas menggunakan ketentuan jika signifikansi dari r hitung atau r
hasil > r tabel maka item variabel disimpulkan valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan tentang sejauh mana suatu pengukuran dapat
memberikan suatu hasil yang relatif sama,jika dilakukan pengukuran kembali pada
subyek penelitian yang sama, relatif dsama berarti tetap adanya toleransi terhadap
perbedaan-perbedaan kecil di anrtara hsail beberapa kali pengukuran, atau dengan kata
lain jika jawaban responden terhadap pertabyaan adalah konsisiten dari waktu ke
waktu. Umar (2000:7) menyatakan bahwa reliabilitas adalah derajat ketepatan,
ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran.
Dimana : k
=
banyaknya belahan tes
2
Sj
=
varian belahan j
Sx2
=
varian skor tes
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara
one shot method atau pengukuran sekali saja. Untuk mengukur reliabilitas dengan
melihat cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali,2006 : 42).
2. Asumsi Klasik
a. Melakukan Uji Autokorelasi (Korelasi Serial)
Suatu asumsi penting dari model linier adalah bahwa tidak ada autokorelasi atau
kondisi yang berurutan diantara gangguan yang masuk dalam persamaan fungsi
regresi. Konstanta Durbin-Watson (DW) dapat dipergunakan untuk pengujian,
apakah terdapat autokorelasi variabel bebas terhadap penyimpangan fungsi gangguan
(Ghozali, 2006: 96).
b. Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini menggunakan plot probabilitas
normal (Normal probability plot) untuk menguji kenormalitasan jika penyebaran data
(titik) disekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi Normalitas.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikoniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Salah satu cara mendeteksi adanya
multikoniearitas adalah dengan melihat Tolerance dan Variance Inflasion Factor (VIF).
Tolerance mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum digunakan
untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama
dengan nilai VIF > 10. (Ghozali, 2006:91)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
11
d. Uji Heterokesdatisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terdapat kesamaan varians
dari residu dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut
homoskedastisitas dan jika varians bebeda disebut heteroskedestisitas.
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada berbentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit ) maka telah terjadi
heteroskedestisitas.
2) Jika ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah O pada Y,
maka tidak terjadi heteroskedestisitas.
3. Regresi linier berganda
Model penelitian yang digunakan adalah regresi linier berganda, Model regresi
linier berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan asosiatif dari variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan membuat persamaan garis linier berganda, dengan
rumus sebagai berikut (Arikunto; 2005:289).
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y
= Keputusan pembelian
X1
= produk
X2
= harga
X3
= promosi
b1, b2, b3
= Koefisien Regresi
a
= Konstanta
e
= Standar Error
Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dianalisis melalui
koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas.
4. Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Analisis ini digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel terikat. Yaitu dengan melihat besarnya koefisien determinasi
berganda yang dicari dengan rumus :
R2 =
b1  X 1  b 2  X 2  b 3  X 3
Y
2
Dimana persamaan di atas dihitung dengan menggunakan alat bantu komputer SPSS.
a. Bila R2 = 1 atau mendekati 1 (semakin besar nilai R2), artinya bahwa kontribusi
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) adalah 100% dimana modal
pendekatan yang digunakan adalah tepat.
b. Bila R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2), artinya bahwa kontribusi dari variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) hampir dikatakan tidak ada.
5. Pengujian secara simultan dengan uji F
Untuk menguji kebenaran hipotesis pengaruh variabel produk, harga, dan promosi
terhadap keputusan pembelian secara simultan, digunakan uji simultan F, rumus Uji F,
Suprapto (2003:278)
R 2 /(k  1)
F
(1  R 2 ) /(n  k )
Keterangan :
F =
R2 =
n =
k =
Nilai hitung uji simultan
Koefisien determinasi berganda
Jumlah data yang dianalisis
Jumlah variabel yang dianalisis
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
12
Kriteria pengujian hipotesis
- Jika nilai F Value > 0.05, maka H0 tidak berhasil ditolak yang berarti variabel
bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
- Jika nilai F Value < 0.05, maka H0 tidak berhasil ditolak yang berarti variabel
bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat.
6. Pengujian secara parsial dengan uji t
Untuk menguji signifikan tidaknya variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan
konsumen secara parsial dan yang dominan digunakan uji hipotesis parsial (uji t). Rumus
uji-t menurut Algifari (2003:138) :
th 
bi
SEbi
Keterangan :
th =
Nilai hitung uji signifikansi
b1
= Koefisien regresi parsial
SEb1 = Deviasi standar koefisien regresi
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
- Jika nilai signifikansi t value > 0.05, maka H0 tidak berhasil ditolak yang berarti
variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
- Jika nilai signifikansi t Value < 0.05, maka H0 berhasil ditolak yang berarti
variabel bebas secara parsial berpengaruh variabel terikat.
7. Koefisien Determinasi Parsial
Koefesien determinasi (r2) parsial merupakan suatu alat utama yang mengetahui
sejauhmana tingkat hubungan antara variabel X dan Y.
Menghitung nilai r2 dengan menggunakan rumus
n . xy  x . y
2
n . x ²  n . x 
2
n . y ²  n . y 
r2 =
Dimana :
r = Koefisien korelasi yang menyatakan hubungan antara x dan y
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
n = Jumlah data yang diteliti
Kriteria Keputusan
a. Nilai r² yang sangat besar menunjukkan variabel bebas (X) tersebut
memiliki
kontribusi terbesar (dominan) terhadap perubahan variabel terikat (Y).
b. Jika angka korelasi negatif, maka dikatakan memiliki pengaruh yang negatif
(berbanding terbalik).
c. Setelah diketahui hasil perhitungan didapatkan maka diketahui variabel bebas X1, X2
dan X3 yang mempunyai kontribusi paling dominan terhadap variabel terikat Y
dengan melihat konribusi yang paling besar.
d. Menentukan kriteria keputusan:
Jika korelasi > 0,5 dikatakan memiliki pengaruh yang kuat.
Jika korelasi < 0,5 dikatakan memiliki pengaruh yang lemah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Reliabilitas dan Validitas
1. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara one shot methode atau pengukuran
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
13
sekali saja. Untuk mengukur reliabilitas dengan melihat cronbach alpha. Suatu konstruk
atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.
(Imam Ghozali, 42:2005). Hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Cronbach Alpha
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,840
N of Items
17
Dari hasil uji tersebut terlihat nilai cronbach’s alpha sebesar 0,840 lebih besar 0,60
yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat
digunakan dalam penelitian
2. Validitas
Uji validitas dilakukan atas item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan
jalan menghitung koefisien korelasi dari tiap–tiap pertanyaan dengan skor total yang
diperoleh kemudian dibandingkan dengan angka kritis r product moment. Tujuan dari
uji validitas data adalah untuk melihat apakah variabel atau pertanyaan yang diajukan
mewakili segala informasi yang seharusnya diukur atau validitas menyangkut
kemampuan suatu pertanyaan atau variabel dalam mengukur apa yang harus diukur.
Menurut Santoso (2001 : 277) Dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai
berikut :
a. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item
pertanyaan tersebut valid.
b. Jika r hasil negatif, dan r hasil < r tabel maka hal ini berarti bahwa butir atau item
pertanyaan tersebut tidak valid
Hasil uji validitas data sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Hasil Uji Validitas
Variabel
Indikator
r hitung
rtabel Keterangan
Kualitas Produk
0,665
Valid
Keandalan mesin
0,501
Valid
Variasi Warna
0,501
Valid
Produk
Desain produk
0,391
Valid
Keiritan Bahan Bakar
0,370
Valid
Ketersediaan Suku Cadang
0,363
Valid
Harga sesuai dengan kemampuan konsumen
0,476
Valid
Harga
sesuai
dengan
keandalan
produk
0,377
Valid
Harga
Harga jual barang bekas pakai cukup tinggi
0,384
Valid
0,327
Promosi melalui pameran dagang
0,477
Valid
1
Promosi melalui brosur
0,333
Valid
Hadiah
0,359
Valid
Promosi
Frekuensi Promosi
0,372
Valid
Promosi melalui mulut ke mulut
0,534
Valid
Pembelian dikarenakan oleh ketersediaan produk
0,424
Valid
Pembelian
dikarenakan
oleh
penerapan
harga
yang
Keputusan
0,493
Valid
pembelian dapat dijangkau
Pembelian dikarenakan oleh kegiatan promosi
0,669
Valid
yang dilakukan oleh perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
14
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan
mengenai dari seluruh variabel 17 item, mempunyai nilai r hasil > dari r tabel, dan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item
pertanyaan yang berjumlah 17 item tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan
dalam penelitian
Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),
artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik). Berdasarkan
hasil Uji Asumsi Klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS.
12.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah
dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi
normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat
diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik
a. Pendekatan Kolmogorov Smirnov
Menurut Santoso, (2001 : 214) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai beikut :
1) Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi
normal
2) Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak
berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan
Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil :
Tabel. 3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters
a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
100
,0000000
,89595242
,057
,057
-,044
,568
,903
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2tailed) sebesar 0,903 > 0,050, hal ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan dapat
digunakan dalam penelitian.
b. Pendekatan Grafik
Pendekatan kedua yang dipakai untuk menilai normalitas data dengan pendekatan
grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan pengujian ini
disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0
dan pertemuan sumbu X dan Y. Garfik normalitas disajikan dalam gambar berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
15
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Keputusan Pembelian
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 1
Grafik Pengujian Normalitas Data
Menurut Santoso (2001: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data telah mengikuti
garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.)
dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam
penelitian ini telah berdistribusi normal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov
Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
2. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t – 1 (Ghozali, 2002 : 61). Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data
time series atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi
tidak dilakukan. (Gujarati, 1999 : 201).
Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Menurut Santoso, (2001 : 206) deteksi tidak
adanya Multikolinieritas adalah
a. Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10
b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1.
Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer yang
menggunakan Program SPSS. 12.0. diperoleh hasil :
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinieritas
Variance
Variabel
Influence Factor
Keterangan
(VIF)
Produk
2,180
Bebas Multikolinieritas
Harga
1,637
Bebas Multikolinieritas
Promosi
2,175
Bebas Multikolinieritas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
16
Berdasarkan pada tabel. di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Variance
Influence Factor (VIF) pada seluruh variabel tersebut lebih kecil dari 10, dan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan
bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam
penelitian.
3. Heteroskedaktisitas
Pengujian heteroskedaktisitas menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual (kesalahan pengganggu) satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedaktisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedaktisitas atau tidak terjadi
Heteroskedaktisitas.
Pendeteksian adanya heteroskedaktisitas menurut Santoso (2001: 210), jika sebaran titiktitik berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola
yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedaktisitas.
Grafik pengujian Heteroskedaktisitas disajikan berikut:
Scatterplot
Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2
Heteroskedaktisitas pada Regresi Linier Berganda
Dari gambar di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah
pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas pada model
regresi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil estimasi regresi linier berganda layak
digunakan untuk interprestasi dan analisa lebih lanjut.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu produk, harga, , dan promosi
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli sepeda
motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya secara linier.
Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS 12.0
dengan hasil sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
17
Tabel 5
Rekapitulasi Hasil Uji Regression
Variabel Bebas
Produk
Harga
Promosi
Konstanta
F hitung
Sig. F
R
R2
Koefisien Regresi
t-hitung
Sig.
r
0,245
0,362
0,250
3,740
3,210
3,407
0,000
0,002
0,001
ttabel = 1,985
Ftabel = 2,466
0,357
0,311
0,328
2,085
53,893
0,000
0,792
0,627
Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah:
Y = 2,085 + 0,245X1 + 0,362X2 + 0,250X3
Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konstanta ( a ) = 2,085, menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri dari produk,
harga, dan promosi = 0, maka keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor
Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya akan sebesar 2,085
2. Koefisien Regresi Produk (b1) = 0,245, menunjukkan arah hubungan positif (searah)
antara produk dengan keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada
Dealer Nusantara Surabaya. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden
atas kualitas produk sepeda Yamaha yang ada pada dealer tersebut yang terdiri dari
keandalan mesin, variasi warna, desain, keiritan bahan bakar maupun ketersediaan suku
cadang, akan diikuti semakin tinggi minat orang untuk melakukan pembelian sepeda
motor Yamaha. Dengan kata lain jika produk naik 1 satuan maka keputusan konsumen
membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya akan naik sebesar
0,245 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
3. Koefisien Regresi Harga (b2) = 0,362, menunjukkan arah hubungan positif (searah)
antara harga dengan keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer
Nusantara Surabaya. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden atas
strategi harga sepeda motor Yamaha yang ditawarkan pada dealer tersebut seperti harga
sesuai dengan kemampuan konsumen, harga sesuai dengan keandalan produk serta
harga jual barang bekas pakai cukup tinggi akan diikuti semakin tinggi minat orang
untuk melakukan pembelian sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
Dengan kata lain jika tanggapan harga naik 1 satuan maka keputusan konsumen
membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya akan naik sebesar
0,362 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
4. Koefisien Regresi Promosi (b3) = 0,250, menunjukkan arah hubungan positif (searah)
antara promosi dengan keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada
Dealer Nusantara Surabaya. Hasil ini menunjukkan semakin baik tanggapan responden
atas promosi yang dilakukan oleh dealer tersebut seperti promosi melalui brosur;
pemberian hadiah; frekuensi Promosi serta promosi melalui mulut ke mulut akan diikuti
semakin tinggi minat orang untuk melakukan pembelian sepeda motor Yamaha pada
Dealer Nusantara Surabaya. Dengan kata lain jika promosi naik 1 satuan maka
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya
akan naik sebesar 0,250 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
Pengujian Secara Simultan
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi
variabel produk, harga, tempat dan promosi secara simultan terhadap keputusan
konsumen membeli pada sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
18
Hasil output SPSS 12.0 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,627 atau 62,7%
(tabel 11) yang menunjukkan sumbangan atau kontribusi dari produk, harga, dan
promosi secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha
pada Dealer Nusantara Surabaya adalah besar. Sedangkan sisanya (100 % - 62,7% =
37,3%) dikontribusi oleh faktor lainnya diluar model penelitian.
Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara
simultan antara variabel produk, harga, dan promosi secara simultan terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,792 atau 79,2 % (tabel 11)
menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel produk, harga dan promosi secara
simultan terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer
Nusantara Surabaya memiliki hubungan yang erat.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel produk, harga, dan promosi
secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada
Dealer Nusantara Surabaya.
Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut :
a. Ditentukan taraf nyata 0,05
b. Hipotesa bahwa antara produk, harga, dan promosi secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada
Dealer Nusantara Surabaya.
c. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara serempak yang signifikan antara produk,
harga, dan promosi terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor
Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
Ha : Terdapat pengaruh secara serempak yang signifikan antara produk, harga, dan
promosi terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada
Dealer Nusantara Surabaya.
d. Kriteria pengujian
- Jika Sig F > 0,005, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti variabel antara
produk, harga, dan promosi secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer
Nusantara Surabaya .
- Jika Sig F < 0,005, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel antara
produk, harga, dan promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer
Nusantara Surabaya.
Dari hasil output tingkat signifikan 0,000 kurang dari α = 5% menunjukkan pengaruh
variabel produk, harga, dan promosi secara bersama-sama keputusan konsumen
membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya adalah signifikan.
Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya keputusan konsumen membeli sepeda
motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya ditentukan oleh seberapa baik kualitas
produk yang dimiliki oleh produk, strategi harga yang ditawarkan, serta pelaksanaan
promosi yang dilakukan perusahaan kepada konsumen.
Pengujian Secara Partial
1. Uji t
Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independen secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabel dependen.
Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
19
a. Merumuskan hipotesis statistik
- Ho; β1 = 0; β2 = 0; β3 = 0 menunjukkan variabel bebas masing-masing tidak
berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian.
- H1; β1 ≠ 0; β2 ≠ 0; β3 ≠ 0 menunjukkan variabel bebas masing-masing berpengaruh
secara parsial terhadap keputusan pembelian
b. Kriteria pengujian
- Jika sig t > 0,005, maka Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel produk,
harga, dan promosi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara
Surabaya.
- Jika sig t < 0,005, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel produk,
harga, dan promosi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
Hasil pengujian uji t dari masing-masing variabel bebas produk, harga, promosi, dan
layanan melalui program SPSS
Tabel 6
Hasil Perolehan t hitung dan Tingkat Signifikan
Variabel
t hitung
Sig
Keterangan
Produk
3,740
0,000
Signifikan
Harga
3,210
0,002
Signifikan
Promosi
3,407
0,001
Signifikan
a. Uji Parsial Pengaruh Produk terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor
Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi  = 5% dapat dilihat hasil
perhitungan program SPSS 12.0 diperoleh tingkat signifikansi variabel produk
sebesar 0,000 lebih kecil dari =0,050. Kondisi ini menunjukkan pengaruh produk
terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer
Nusantara Surabaya secara parsial adalah signifikan. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan bahwa variabel produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan
konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya adalah
terbukti
b. Uji Parsial Pengaruh Harga terhadap keputusan konsumen membeli Yamaha pada
Dealer Nusantara Surabaya.
Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi  = 5% dapat dilihat hasil
perhitungan program SPSS 12.0 tingkat signifikansi variabel harga sebesar 0,002 lebih
kecil dari =0,050 menunjukkan pengaruh harga terhadap keputusan konsumen
membeli Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya secara parsial adalah signifikan.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan bahwa variabel harga mempunyai
pengaruh terhadap keputusan konsumen membeli Yamaha pada Dealer Nusantara
Surabaya adalah terbukti
c. Uji Parsial Pengaruh Promosi terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor
Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi  = 5% dapat dilihat hasil
perhitungan program SPSS 12.0 diperoleh tingkat signifikansi variabel promosi
sebesar 0,001 lebih kecil dari =0,050 menunjukkan pengaruh promosi terhadap
keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara
Surabaysecara parsial adalah signifikan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
bahwa variabel promosi mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen
membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya adalah terbukti
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
20
2. Koefisien Determinasi Partial (r2)
Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah
yang paling berpengaruh dari variabel produk, harga, dan promosi terhadap keputusan
konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
Tabel 7
Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial
Variabel
r
r2
Produk
0,357
0,1272
Harga
0,311
0,0969
Promosi
0,328
0,1079
Untuk lebih jelasnya tingkat korelasi dari masing-masing variabel bebas tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Koefisien determinasi parsial variabel produk = 0,1272 hal ini berarti sekitar 12,72 %
yang menunjukkan besarnya kontribusi produk terhadap keputusan konsumen
membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
b. Koefisien determinasi parsial variabel harga = 0,0969 hal ini berarti sekitar 9,69 %
yang menunjukkan besarnya kontribusi harga terhadap keputusan konsumen
membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
c. Koefisien determinasi parsial variabel promosi = 0,1079 hal ini berarti sekitar 10,79 %
yang menunjukkan besarnya kontribusi promosi terhadap keputusan konsumen
membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya.
Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai
pengaruh yang dominan adalah produk karena mempunyai koefisien determinasi
partialnya paling besar.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh variabel produk, harga, dan
promosi secara bersama-sama keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha
pada Dealer Nusantara Surabaya adalah signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa
naik turunnya keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer
Nusantara Surabaya ditentukan oleh seberapa baik kualitas produk yang dimiliki oleh
produk, strategi harga yang ditawarkan, serta pelaksanaan promosi yang dilakukan
perusahaan kepada konsumen.
2. Hasil koefisien determinasi diperoleh sebesar 62,7% yang menunjukkan sumbangan
atau kontribusi dari produk, harga, dan promosi secara simultan terhadap keputusan
konsumen membeli sepeda motor Yamaha pada Dealer Nusantara Surabaya adalah
besar.
3. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel yang digunakan dalam model
penelitian yaitu produk, harga, dan promosi masing-masing mempunyai pengaruh
signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen membeli sepeda motor Yamaha
pada Dealer Nusantara Surabaya. Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi
masing-masing variabel tersebut dibawah α = 5%.
4. Hasil pengujian koefisien determinasi parsialyang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
variabel yang berpengaruh dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah
variabel produk. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial variabel
produk sebesar 12,72 % lebih besar dari koefisien determinasi variabel bebas lainnya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 3 (2013)
21
Saran
1. Mengingat variabel produk merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling
dominan, hendaknya manajemen Dealer Nusantara Surabaya lebih memperhatikan
varian-varian sepeda yang dijual pada perusahaan mereka dengan cepat menambah atau
melengkapi varian atau model terbaru yang dikeluarkan oleh Yamaha. Hal ini
dilakukan agar konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak dalam membeli sepeda
untuk keluarga mereka.
2. Hendaknya manajemen Dealer Nusantara Surabaya lebih memperhatikan lagi strategi
yang menyangkut tentang harga, misalnya memberikan kemudahan dalam melakukan
pembayaran yang dilakukan baik kredit maupun cash, memberikan potongan harga
sehingga harga mampu bersaing dengan produk yang sama pada tempat yang lain. hal
ini akan membuat konsumen merasakan bahwa dealer tersebut memberikan tawaran
harga yang sangat menarik minat konsumen untuk membeli sepeda motor.
3. Hendaknya manajemen Dealer Nusantara Surabaya lebih giat lagi mengenalkan dealer
beserta produk yang dijual kepada masyarakat atau konsumen sehingga konsumen lebih
mengenal akan produk tersebut sehingga berminat untuk membelinya.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Amus & UST. Yogyakarta.
Alma, B. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung.
Anggipora, M.P. 2002. Dasar –Dasar Pemasaran. Edisi Revisi. Cetakan Kedua. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian, Cetakan Ketujuh, Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Assauri, S. 2004. Manajemen Pemasaran. PT. Gravindo. Jakarta.
Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar. Edisi Pertama. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Ghozali, I. 2006. Analisis Multvariat Dan Percobaan Dengan SPSS. Edisi Pertama. PT Elek
Media Komputindo. Jakarta.
Gitosudarmo, I. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama. Cetakan Keenam. BPFE.
Yogyakarta.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. PT. Prenhallindo. Jakarta.
________ dan G. Armstrong. 2004. Dasar – dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jilid I. Penerbit
PT. Indeks Gramedia. Jakarta.
________ dan A.B. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis Perencanaan
Implementasi dan Pengendalian. Buku Dua. Salemba Empat. Jakarta.
Mangkunegara, A.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Pertama.
PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Naresh K. M. 1999. Marketing Research : An Applied Orentation. Third Edition. Copy Right.
Prentice Hall Inc.
Nurul, H. 2004. Pengaruh Antara Produk, Harga, Promosi Penjualan Pribadi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Mebel Pada PT. Cahaya Sakti Mulia
Intraco Surabaya Skripsi. STIESIA Surabaya.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik Dan Rancangan Percobaan Dengan
SPSS 12. Penerbit Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
Roni, S. 2003. Pengaruh Antara Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Konsumen
Membeli Sepeda Motor Honda Pada Dealer Honda Motor 99 Surabaya. Skripsi.
STIESIA Surabaya.
Santoso, S. 2001. Statistik Multivariat. PT Elek Media Komputindo Gramedia. Jakarta.
Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. STIE YKPN. Yogyakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempat. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Supranto, J. 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Edisi Baru. Rieneka Cipta. Jakarta.
Tjiptono, F. 2003. Strategi Pemasaran. Andy Offset. Yogyakarta.
Umar, H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Download