40 Broker dominasi pasar

advertisement
FINANSIAL
Bisnis Indonesia, Senin, 11 April 2011
Pertanian
2.138,33
3.239,35
14,29
4/4
4/4
1.000,00
5/4 6/4 7/4 8/4
4/4
5/4 6/4 7/4 8/4
199,61
0,89
1.098,37
4/4
Infrastruktur
Properti
1.113,51
11,55
396,48
5/4 6/4 7/4 8/4
Industri konsumsi
1.006,42
5,19
3.216,00
5/4 6/4 7/4 8/4
Aneka industri
396,34
8,34
2.121,71
4/4
Industri dasar
Pertambangan
5/4 6/4 7/4 8/4
762,27
0,96
195,12
4/4
Keuangan
496,26
-0,75
4/4
5/4 6/4 7/4 8/4
5/4 6/4 7/4 8/4
844,66
1,43
484,40
4/4
Manufaktur
492,94
3,65
760,78
5/4 6/4 7/4 8/4
Perdagangan
491,04
4/4
5/4 6/4 7/4 8/4
0,50
838,48
4/4
5/4 6/4 7/4 8/4
40 Broker dominasi pasar
Bumi masih menjadi saham favorit investor
REKOMENDASI
Sinarmas Sekuritas
S
ecara teknikal, indeks diprediksi masih
cenderung menguat secara terbatas dan
bergerak di kisaran 3.717-3.758 pada perdagangan hari ini. Saham-saham yang dapat
diperhatikan antara lain MYOR, TINS, INCO,
dan BWPT.
Kenaikan peringkat utang Indonesia oleh
S&P dapat memberikan sentimen positif.
Pergerakan indeks juga akan dibayangi oleh
penguatan harga minyak mentah dunia.
e-Trading Securities
P
ada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 3.707–3.786
dengan saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain INCO, TINS, dan INTP.
Pada perdagangan akhir pekan lalu,
indeks ditutup naik 0,3% atau 11 poin ke
level 3.741,81 dengan jumlah transaksi 59
juta lot dan nilai transaksi Rp19 triliun.
Besarnya nilai transaksi disebabkan oleh
adanya transaksi di pasar negosiasi untuk
saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU)
sebesar 52 juta lot.
Panin Sekuritas
U
ntuk awal pekan ini, indeks diperkirakan
bergerak di kisaran 3.730-3.780. Sahamsaham yang dapat dicermati antara lain
ITMG, SGRO, GGRM, dan BJBR.
Untuk jangka pendek, indeks masih cenderung menguat. Rendahnya ekspektasi
tingkat inflasi hingga bulan depan, optimisme pertumbuhan ekonomi kuartal I/2011
yang diatas 6%, serta naiknya rating utang
Indonesia akan menjadi pendorong naiknya
indeks pada awal pekan.
DISCLAIMER
Keputusan untuk melakukan transaksi jual, beli atau investasi saham lainnya sepenuhnya merupakan tanggung jawab
pembaca. Perusahaan pialang yang membuat rekomendasi
saham dan harian Bisnis Indonesia tidak bertanggung jawab
terhadap keputusan yang diambil, dengan mengacu pada
rekomendasi saham di kolom ini. Dalam melakukan investasi, pembaca membuat penilaian independen.
OLEH ARIF GUNAWAN S.
& GITA A. CAKTI
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Sebanyak 40
perusahaan sekuritas mendominasi aktivitas bursa pada
kuartal I/2011, dengan nilai
transaksi Rp589,15 triliun
atau 89,08% dari total
transaksi seluruh broker
Rp661,35 triliun.
Dengan komposisi tersebut, sebanyak
79 broker lainnya atau hampir dua pertiga
dari total 119 anggota bursa (AB), hanya
mengontribusi 10% transaksi pasar alias
kurang aktif.
Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) serta Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
yang diperoleh Bisnis, delapan broker
patungan asing menduduki posisi sepuluh
besar broker teraktif.
Direktur Utama Kresna Securities
Michael Steven menilai peta posisi tersebut
relatif tidak banyak berubah dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya, karena
broker lokal pada umumnya masih menghadapi kendala modal.
“Perlu ada perimbangan perlakuan
ketentuan modal, karena broker asing
umumnya memiliki modal besar dan itu
pun bisa berupa hanya bank guarantee jaminan dari induknya,” tuturnya.
Hanya ada dua broker lokal yang menembus dominasi asing ini dan duduk di
posisi kesembilan dan kesepuluh. Keduanya adalah perusahaan sekuritas berstatus
pelat merah yakni PT Mandiri Sekuritas
dan PT Bahana Securities.
Sepuluh broker teratas tersebut membukukan transaksi total senilai Rp344,97 triliun, atau rata-rata tiap broker melakukan
aktivitas transaksi sebesar Rp11,5 triliun
per bulannya.
Fakta ini menunjukkan aktivitas transaksi bursa masih didominasi sepertiga
broker, yang kebanyakan berstatus patungan asing. Mayoritas dua pertiga broker
lainnya berkontribusi sangat kecil.
Jika dirata-rata, kontribusi mereka
hanya Rp913,92 miliar atau Rp304,64
miliar per bulan. Per harinya, tiap broker
tersebut rata-rata menjalankan transaksi
senilai Rp12,19 miliar
Perusahaan
Nilai (Rp miliar) Porsi (%)
sepanjang tahun berjaBNI Securities
9.946,69
1,5
lan.
Ciptadana Sekuritas
9.715,45
1,47
Perusahaan
Nilai (Rp miliar) Porsi (%)
Keterpusatan transaksi
Trimegah Securities
9.706,71
1,47
Credit Suisse
69.540,22
10,51
bursa tidak hanya terjadi
Sinarmas Sekuritas
9.449,32
1,43
JP Morgan
39.307,46
5,94
dari sisi broker, tetapi
UOB Kay Hian
9.279,72
1,4
Deutsche Securities
37.383,8
5,65
Phillip Securities
8.909,11
1,35
juga efek saham yang
Kim Eng
35.274,49
5,33
Valbury Asia
8.518,56
1,29
ditransaksikan. Data BEI
CIMB Securities
29.206,89
4,42
BNP Paribas
8.514,51
1,29
menyebutkan 40 saham
Macquarie Capital
29.162,29
4,41
Lautandhana Securindo
7.022,74
1,06
menyumbang 84,84%
CLSA Indonesia
27.413,2
4,15
Citigroup Securities
6.561,55
0,99
total transaksi bursa per
UBS Securities
27.019,96
4,09
Panin Sekuritas
6.456,66
0,98
Mandiri Sekuritas
26.216,4
3,96
kuartal I/2011.
ABN Amro Asia
6.195,4
0,94
Bahana Securities
24.466,21
3,7
Keempat puluh saham
Reliance Securities
6.104,57
0,92
eTrading
Securities
20,514,32
3,1
tersebut menyumbang
Bhakti Securities
5.898,79
0,89
Merril Lynch
19.517,23
2,95
Kresna Securities
5.599,7
0,85
Rp216,42 triliun, dari
OSK Nusadana
15.812,68
2,39
AM Capital
5.575,64
0,84
total nilai saham yang
Danareksa Sekuritas
15.778,75
2,39
DBS Vickers
5.349,23
0,81
aktif ditransaksikan periIndo Premier
14.018,58
2,12
Waterfront Securities
4.796,09
0,73
ode tersebut Rp255,07
Batavia Prosperindo
4.649,96
0,7
triliun.
Mega Capital
4.403,63
0,67
Posisi puncak diduduSamuel Sekuritas
3.262,84
0,49
ki PT Bumi Resources
AAA Sekuritas
3.227,45
0,49
Pilarmas Investindo
3.172,72
0,48
Tbk (BUMI), disusul PT
Henan Putihrai
3.104,91
0,47
Bank Mandiri Tbk
Erdikha Securities
3.094,51
0,47
(BMRI), PT Astra InterTotal
589.148,97
89,08
national Tbk (ASII), PT
BISNIS/HUSIN PARAPAT
Sumber: PT Bursa Efek Indonesia 2011
Bank Rakyat Indonesia
Tbk (BBRI), dan PT TeBUMN sekuritas PT Danareksa Sekuritas tetapi bukan jasa keuangan, ya seperti
lekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Saham andalan Grup Bakrie tersebut dan PT Mandiri Sekuritas tak sepi klien. perkebunan dan pertambangan. Tapi kami
tidak tergoyahkan posisinya sebagai saham Danareksa Sekuritas menangani 3-4 per- belum tahu berapa besar [dananya], kareterlikuid dengan nilai transaksi Rp21,26 usahaan yang akan menerbitkan surat na size masih dihitung,” ungkapnya.
triliun atau 8,33% transaksi dalam satu utang (obligasi) pada semester II/2011.
Sementara itu, perusahaan sekuritas
kuartal tersebut.
BUMN lainnya, PT Mandiri Sekuritas juga
Saham PT Bank Mandiri Tbk menyusul Penjaminan obligasi
sedang menyiapkan tiga perusahaan undengan nilai transaksi Rp19,41 triliun. NaDirektur Utama Danareksa Sekuritas tuk IPO pada semester I/2011 dengan nilai
mun jika dilihat berdasarkan sisi frekuen- Marciano Herman mengatakan total obli- sekitar Rp1 triliun.
si, saham BMRI ditransaksikan 156.864 gasi yang ditangani oleh pihaknya sekitar
Direktur Mandiri Sekuritas Kartika
kali melampaui saham Bumi yang hanya Rp1 triliun- Rp2 triliun. Ketika ditanyakan Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya se151.453 kali.
lebih jauh mengenai penjaminan emisi, dang menangani 8–10 perusahaan yang
Analis PT Ekokapital Sekuritas Cece Marciano mengatakan tidak ada target.
akan menerbitkan obligasi dengan total
Ridwanullah menilai pasar masih aktif
“Yang sedang di pipeline kami untuk nilai sebesar Rp10 triliun pada semester
mentransaksikan saham BUMI menyusul bonds ada sekitar 3–4 perusahaan, total- I/2011.
transaksi besar yang direalisasikannya nya sekitar Rp1 triliun–Rp2 triliun. Pe“Untuk semester I tahun ini kami
baru-baru ini dengan Grup Rothschild laksanaannya mungkin awal-awal semes- tangani tiga perusahaan yang akan IPO.
melalui Vallar Plc.
Kalau bonds kami tangani 8-10 perusahater II/2011,” ujarnya pekan lalu.
“Pasar pun mencermati saham BUMI
Selain itu, lanjutnya, perseroan juga me- an, totalnya senilai Rp10 triliun,” kata
dan induk usahanya yakni PT Bakrie & nangani tiga perusahaan yang akan me- Kartika. ([email protected]/arif.gunaBrothers Tbk [BNBR]. Banyak yang mene- lepas saham ke publik (initial public offer- [email protected])
tapkan harga saham BUMI pada level ing/IPO) pada semester
Rp3.800 hingga Rp4.000,” tuturnya.
II/2011. Marciano hanya
Namun, dia memilih konservatif dengan mengatakan tiga perusahamenetapkan target harga saham BUMI an itu bergerak di sektor
pada level Rp3.425, sembari mencermati riil a.l perkebunan dan perperkembangan Vallar merealisasikan am- tambangan.
bisi menguasai pasar batu bara dunia
“Yang ada di pipeline
setelah mengendalikan produksi Bumi dan kami baru ada lagi semesPT Berau Coal Energy Tbk.
ter II/2011. Ada tiga, seSementara itu, sejak kasus Garuda, dua muanya dari sektor riil
Utang XL berkurang Rp900 miliar
OLEH RAYDION SUBIANTORO
Bisnis Indonesia
JAKARTA: PT XL Axiata Tbk, operator telepon seluler, merealisasikan
pembayaran utang dalam denominasi rupiah pada kuartal I/2011 sebesar Rp900 miliar, sehingga mengurangi total utang jangka panjang
perseroan menjadi Rp9,08 triliun.
Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi mengatakan utang
tersebut dibayar ke sejumlah bank,
yakni Mandiri sebesar Rp400 miliar,
serta ANZ dan Bank of Tokyo–Mitsubishi UFJ masing-masing Rp250
miliar.
“Sudah ada pembayaran Rp900
miliar pada Maret lalu, sehingga sisa
utang menjadi Rp9,083 triliun,”
jelasnya pekan lalu.
Jumlah pembayaran utang tersebut di luar ekspektasi perseroan karena pada tahun ini XL Axiata menargetkan bisa melunasi utang Rp2
triliun, dengan menyiapkan pembayaran sedikitnya Rp450 miliar
setiap 3 bulan.
Namun, pada kuartal I/2011, perseroan yang dikendalikan oleh Axiata Group Berhad (Malaysia) sudah
melunasi 45% dari target pembayaran utang tahun ini.
Head of Corporate Communication
XL Axiata Febriati Nadira mengatakan seluruh pelunasan utang menggunakan dana internal.
Dia menuturkan pembayaran
utang total sekitar Rp3,3 triliun pada
tahun lalu juga menggunakan dana
dari kas sendiri.
“Perusahaan membayar utang
menggunakan dana internal, dari
cash flow. Pada tahun ini, kami berencana membayar utang sebesar
Rp2 triliun,” jelasnya.
Pada tahun ini, XL Axiata menargetkan pendapatan hingga Rp19,41
triliun, atau meningkat 10% dibandingkan dengan Rp17,64 triliun
pada tahun lalu. Target pendapatan
pada 2011 diharapkan dapat tercapai
dengan dukungan belanja modal
Rp4,5 triliun.
“Industri [telekomunikasi] akan
bertumbuh 8% hingga 10% pada
tahun ini dan kami juga memperkirakan pendapatan XL Axiata mengikuti tren itu. Kami yakin pendapatan bisa meningkat 10% dibandingkan dengan tahun lalu,” jelas Hasnul.
Dia mengatakan pada tahun ini
perseroan akan melakukan sejumlah inovasi layanan konten dan aplikasi untuk mempertahankan pelanggan yang ada.
Saham perseroan yang ditransaksikan dengan kode EXCL itu pada
penutupan perdagangan Jumat
pekan lalu tercatat Rp5.850 atau
melemah 0,84% dibandingkan dengan harga pada hari sebelumnya.
Adapun, laba bersih XL Axiata
pada tahun lalu tercatat Rp2,89 triliun atau melonjak 69,13% dibandingkan dengan Rp1,71 triliun pada
tahun sebelumnya.
Beban usaha XL naik 9,34% menjadi Rp12,29 triliun dibandingkan
dengan sebelumnya Rp11,24 triliun.
Investor ritel dominasi IPO Sejahteraraya
OLEH ACHMAD ARIS
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Mayoritas pembeli saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya
Tbk, yang ditawarkan lewat penawaran umum perdana dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada
hari ini, merupakan investor ritel.
Sejahteraraya merupakan perusahaan pengelola Mayapada Hospital.
Perseroan melepas 750 juta saham
yang ditawarkan dengan harga
Rp120 per saham, sehingga total
dana yang diraup dari aksi penawaran umum perdana (IPO) itu diperkirakan Rp90 miliar.
Rudy Utomo, Direktur Investment
Banking Evergreen Capital, selaku
penjamin pelaksana emisi efek IPO
Sejahteraraya, menyebutkan sekitar
80% pemesan saham tersebut adalah investor ritel.
“Dari 750 juta lembar saham yang
ditawarkan pada 4–6 April, ada kelebihan permintaan [oversubscribe],
tetapi memang tidak banyak [kelebihannya]. Kami belum bisa memerinci berapa lebihnya,” katanya kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Selain investor lokal, jelasnya, ada
beberapa investor perorangan asing,
mayoritas berasal dari Malaysia,
yang juga ikut memesan saham perdana operator Rumah Sakit Mayapada itu.
“Investor institusi ada, tetapi tidak
terlalu banyak. Ada juga perusahaan
efek,” ujarnya.
Adapun, dana hasil IPO tersebut
akan digunakan untuk membangun
rumah sakit baru 11 lantai seluas
40.000 meter persegi dan berkapasitas tempat tidur sebanyak 300 unit
di kawasan Lebak Bulus, Jakarta
Selatan.
Pengoperasian rumah sakit baru
yang ditargetkan beroperasi pada
mulai 2013 tersebut akan dilakukan
oleh anak usaha Mayapada Hospital
yakni PT Nirmala Kencana Mas.
Saat ini, mayoritas atau 98,9%
saham Mayapada Hospital mayoritas
dipegang oleh PT Surya Cipta Inti
Cemerlang. Pemegang saham lainnya yakni Raymond sebesar 1,05%
dan Widoyo Simbung 0,05%.
Setelah IPO, komposisi kepemilikan perseroan akan berubah menjadi 85,50% PT Surya Cipta Inti
Cemerlang, Raymond 0,90%, sebanyak 0,05% milik Windoyo Simbung, dan investor publik 13,55%.
Broker teraktif kuartal I/2011
Download