POLITIK HUKUM PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

advertisement
POLITIK HUKUM PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
Oleh:
Aditia Syaprillah
Fakultas Hukum Universitas Borneo Tarakan
Abstrak
Masalah-masalah lingkungan yang terjadi seperti ledakan penduduk, meningkatnya jumlah kaum miskin,
menderasnya arus urbanisasi, terlantarnya tanah-tanah pedesaan, dan pembangunan industri yang tidak
mengindahkan ketahanan sumber-sumber daya alam telah memprihatikan banyak kalangan seperti kaum
politisi, intelektual, tokok-tokoh masyarakat, dan para kritisi pembangunan. Pembangunan yang hanya
mengejar pertumbuhan ekonomi, harus ditambah juga dengan pendekatan pembangunan sosial-budaya
dan pembangunan lingkungan hidup. Penelitian ini mengkaji Apakah Perkembangan politik hukum
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sudah mencerminkan cita-cita bangsa indonesia.
Bagaimanakah Implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 di era reformasi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian pustaka (library research) dan Dan analisis data yang
digunakan ialah analisis komparasi. Nampak sangat jelas kontruksi dan alur pikir politik hukum sebagai
legal policy, telah memuat cita-cita bangsa, tujuan negara, dan cita hukum dan Implementasi dari
Undang-undang ini harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan di bidang lingkungan hidup secara
terbuka.
Kata Kunci : Politik Hukum, Pembangunan dan Lingkungan Hidup
Abstract
Environmental issues, such as the explosion of human population, the increasing number of poverty, the
rapid flow of urbanization, the deserted rural lands, and the industrial advancement which overlooks the
natural resource preservation, have dimayed a group of people including the politicians, the intellectuals,
the public figures, and the critics of (national) development. Any development process which only strives
for the economic growth must also bear a mission on approaching both the socio-cultural and
environmental development as well. The present study examines whether or not the laws in political
development of protection and environmental management have reflected the aspiration of the Indonesian
people, and how far the implementation of the law, that of No. 32 year 2009 in the reformation era, has
gone. The method used in this study is lybrary research, and the data analysis employed is comparative
analysis. In accordance with the findings, it has been quite clear that both the construction and the
political mindset in law as a legal policy have already covered the national aspiration, goals, and legal
purposes. In addition, the implementation of the Act has also involved all stakeholders in the field
altogether.
Keywords: Legal Politics, Development and Environment
I.
Strategy dari the International Union for
Pendahuluan
Sejak tahun 1980-an agenda
the conservation of Nature (1980), lalu
politik lingkungan mulai dipusatkan
dipakai oleh Lester R. Brown dalam
pada
buku Building a Substainable Society
paradigma
pembangunan
berkelanjutan. Mula pertama, istilah ini
(1981).
muncul
menjadi
dalam
World Conservation
Istilah
sangat
tersebut
popular
kemudian
melalui
1
Brundtland,
Our
Common
Future
(1987).1
deklarasi2 politik penting yang dapat
dipandang sebagai kritik terhadap gaya-
Selama lebih dari satu dasawarsa
masalah-masalah
yang
berkenaan
gaya
pembangunan
memperdulikan
yang
tidak
tuntutan-tuntutan
ekologis.3
dengan pencemaran lingkungan hidup
keseimbangan
manusia telah mendapatkan perhatian
perkembangannya sampai hari ini pun
yang sangat serius dari masyarakat
paradigma
internasional. Masalah-masalah seperti
berkelanjutan yang dideklarasikan oleh
ledakan
meningkatnya
para kaum politisi, kaum intelektual,
jumlah kaum miskin, menderasnya arus
dan pemerhati lingkungan di dunia
urbanisasi,
tanah-tanah
tersebut tidak dijalankan sesuai dengan
pedesaan, dan pembangunan industri
apa yang telah disepakati bersama-sama
yang tidak mengindahkan ketahanan
tersebut
sumber-sumber
telah
kegagalan. Hal itu bisa dilihat dari
memprihatikan banyak kalangan seperti
kerusakan lingkungan (dampak dari Gas
kaum politisi, intelektual, tokok-tokoh
Rumah Kaca (GRK), semakin panasnya
masyarakat,
bumi, dan perubahan iklim) yang terjadi
penduduk,
terlantarnya
daya
dan
alam
para
kritisi
pembangunan.
berbagai
kesempatan
pertemuan international rasa prihatin
dituangkan
pembangunan
bisa
dibilang
yang
mengalami
diseluruh dunia termasuk di Indonesia.
Dalam
yang sangat
Dalam
beralasan
ke
dalam
itu
sempat
deklarasi-
1. A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan
Hidup, Kompas, Jakarta 2010; hlm 190
2. Salah satu deklarasi tersebut ialah
Tahun 1992 merupakan puncak dari proses
politik, yang akhirnya pada Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janerio, Brazil
(1992), KTT Pembangunan Berkelanjutan di
Johannesburg (2002) paradigma pembangunan
berkelanjutan diterima sebagai sebuah agenda
politik pembangunan untuk semua negara di
dunia. Lihat juga A. Sonny Keraf, Etika
Lingkungan Hidup, Kompas, Jakarta 2010; hlm
190
3. Abdul Hakim G. Nusantara, Politik
Hukum Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia Cetakan Pertama, Jakarta
1988, hlm; 131
2
Keraf
daya alam6 secara besar-besaran yang
dari
kegagalan
tidak lagi memperdulikan kelangsungan
mengimplementasikan
paradigma
lingkungan hidup, dan dimana-mana
tersebut adalah, (a) paradigma tesebut
terjadinya kerusakan lingkungan hidup
kurang dipahami sebagai prinsip-prinsip
dan pencemaran lingkungan hidup yang
kerja yang menentukan dan menjiwai
di akibatkan oleh pembangunan yang
seluruh
hanya mengejar pertumbuhan ekonomi
Menurut
penyebab
proses
A
Sonny
pembangunan.
(b)
mengapa paradigma itu tidak jalan,
khususnya mengapa krisis ekologi tetap
saja terjadi, karena paradigma tersebut
kembali
menegaskan
lebih
developmentalisme5
mengutamakan
Cita-cita
dan
agenda
utama
pembangunan berkelanjutan7 tidak lain
ideologi
developmentalisme.4
Ideologi
belaka.
kepentingan
pembangunan yang berorientasi kepada
pertumbuhan ekonomi, walhasil dari
pembangunan yang lebih memfokuskan
kepada pertumbuhan ekonomi ialah
terjadinya perampokan terhadap sumber
4. Op cit. hlm 19
5. Pola Developmentalisme ialah yang
mengutamakan pertumbuhan dan kemajuan
ekonomi harus ditinggalkan dan diganti dengan
sebuah pendekatan pembangunan yang holistic
dan integrative dengan member perhatian serius
kepada pembangunan sosial – budaya dan
lingkungan hidup. Lihat juga A Sonny Keraf,
Op cit hlm 193
6. Definisi SDA adalah yang diajukan
oleh Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup
RI (2006). Dalam definisi tersebut dinyatakan
bahwa SDA adalah kesatuan tanah, air, dan
ruang udara, termasuk kekayaan alam yang ada
di atas dan di dalamnya yang merupakan hasil
proses alamiah baik hayati maupun nonhayati,
terbarukan dan tidak terbarukan, sebagai fungsi
kehidupan yang meliputi fungsi ekonomi, sosial,
dan lingkungan (Pasal 1, butir 1, Rancangan
Undang-Undang Republik Indonesia tentang
Pengelolaan Sumberdaya Alam, Kantor Menteri
Negara Lingkungan Hidup RI, 2006, hlm. 2).
Dan lihat juga Pasal 1 Angka 9 UU No 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
7. World Commission on Environment
and Development (WCED) atau Brundtland
Commission memberikan definisi pada prinsip
pembangunan
berkelanjutan
sebagai
“pembangunan yang memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengurangi kemampuan
generasi-generasi
mendatang
memenuhi
kebutuhan sendiri”, definisi tersebut tercantum
dalam Laporan Brundtland Commission Our
Common Future yang diterbitkan pada tahun
1987. Pembangunan berkelanjutan (sustainable
development)
sebenarnya
baru
dimulai
diperkenalkan oleh Rachel Carson melalui
bukunya Silent Spring yang terbit pertama kali
pada 1962. Dalam konsep pembangunan
berkelanjutan tersebut, proses pembangunan
atau perkembangan diharapkan dapat memenuhi
3
adalah upaya untuk mensinkronkan,
Indonesia sudah salah kaprah dalam
mengintegrasikan, dan memberi bobot
memahami
pembangunan
yang sama bagi tiga aspek utama
berkelanjutan,
pemahamannya
pembangunan, yaitu aspek ekonomi,
ialah pemahaman yang hanya fokus
aspek
terhadap
pembangunan
ekonomi
lingkungan hidup. Gagasan di balik itu
sebagai
satu-satunya
dalam
adalah, pembangunan ekonomi, sosial-
pembangunan
budaya dan lingkungan hidup harus
disinggung di atas bahwa pembangunan
dipandang sebagai terkait satu sama
yang bertumpu kepada pertumbuhan
lain, sehingga unsur-unsur dari kesatuan
ekonomi
yang saling terkait ini tidak boleh
Indonesia
dipisahkan atau dipertentangkan satu
kemiskinan, kebodohan, belum lagi
dengan lainnya.8
terjangkit penyakit yang disebabkan
sosial-budaya,
dan
aspek
yang
nasional.
hanya
Telah
membawa
kedalam
disini
bangsa
kehancuran,
hanya
oleh pencemaran lingkungan hidup oleh
mengejar pertumbuhan ekonomi, harus
pihak perusahaan, dan menurunnya
ditambah
kualitas
Pembangunan
juga
pembangunan
yang
dengan
pendekatan
sosial-budaya
dan
pembangunan lingkungan hidup. Di
sumber
alam
yang
berpengaruh terhadap kehidupan sosialbudaya
masyarakat
kehidupannya
kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan
kemampuan generasi yang akan datang untuk
memenuhi kebutuhannya dalam memanfaatkan
potensi sumber daya alam untuk kehidupan.
Lihat
juga
Jimly Asshiddiqie,
Green
Constitution
8.
Hans-Joachim
Hoehn,
“Environmental Etnics and Enviromental
Politics”, dalam Josef Thessing dan Wilhelm
Hofmenister (ed), Environmental Protection as
An
Element
of
Order
Policy
(Rathausalle:Konrad-Adenauer Stiftung, 1996),
hlm 64, seperti yang dikutip oleh A. Sonny
Keraf, Op cit hlm 192
daya
disekitar
bergantung
yang
kepada
sumber daya alam.9 Jika kita melihat
dari kerugian-kerugian sosial-budaya
dan
lingkungan
hidup
yang
di
timbulkan oleh pembangunan yang
9. Lihat juga A. Sonny Keraf, Ibid, hlm
193-194
4
berkelanjutan dan lebih fokus terhadap
kemungkinan
pertumbuhan ekonomi, sangat tidak
hidup dengan jalan melestarikan fungsi
relevan
dan
dengan
dampak
yang
di
kepada
kemampuan
kelangsungan
ekosistem
yang
timbulkan tersebut,bila dibandingkan
mendukungnya, baik secara langsung
dengan
meupun
biaya
kerusakan
untuk
lingkungan
pemulihan
hidup
dan
kerusakan sosial-budaya.
Pasal
1 Angka
tidak
Memanfaatkan
sebanyak
3 Undang-
langsung;
sumber
alam
daya
atau
2.
alam
teknologi
pengelolaan mampu menghasilkannya
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
secara
Perlindungan
kesempatan kepada sektor dan kegiatan
Lingkungan
dan
Pengelolaan
Hidup,
pembangunan
lestari;
lainnya
untuk
3.
Memberikan
berkembang
secara
berkelanjutan, yaitu upaya sadar dan
bersama-sama baik di daerah dan kurun
terencana
aspek
waktu yang sama maupun di daerah dan
lingkungan hidup, sosial, ekonomi, ke
kurun waktu yang berbeda secara
dalam strategi pembangunan untuk
sambung
menjamin keutuhan lingkungan hidup
Meningkatkan
serta
kemampuan,
kemampuan dan fungsi ekosistem untuk
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
memasok sumber alam dan melindungi
masa kini dan generasi masa depan.
serta mendukung perkehidupan secara
yang
memadukan
keselamatan,
Pembangunan
berkelanjutan
mempunyai
yang
ciri-ciri
sebagai berikut :10 1. Memberikan
terus
menerus;
prosedur
dan
dan
5.
tata
4.
melestarikan
Menggunakan
cara
yang
memperhatikan kelestarian fungsi dan
kemampuan
10. Sudi Fahmi, Asas Tanggung Jawab
Negara
Sebagai
Dasar
Pelaksanaan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
menyambung;
ekosistem
untuk
Hidup, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, NO: 2
Vol 18 April 2011, hlm 221
5
mendukung perikehidupan baik masa
kesejahteraan rakyat di suatu negara.
kini maupun masa yang akan datang.
Dan penyelenggara negara disini harus
Disini
bisa
bahwa
bekerja lebih baik lagi agar bisa
peningkatan pertumbuhan ekonomi juga
memenuhi kesejahteraan rakyat tersebut
baik bagi perbaikan pendapatan per
dengan memanfaatkan atau menguasai
kapita
sumber daya alam tersebut dengan baik.
dan
dilihat
dapat
kesejahteraan
meningkatkan
yang
Perlindungan dan pengelolaan
mempunyai sumber daya alam yang
sumber daya alam dan memelihara daya
begitu banyak dengan mengeksploitasi
dukungnya
sebesar-besarnya sumber daya alam,
peningkatan kesejahteraan rakyat dari
tapi
generasi
tidak
masyarakat
disadari
mengekploitasi
bahwa
sumber
daya
akibat
alam
agar
ke
Pembukaan
bermanfaat
generasi.
bagi
Alenia
Undang-undang
IV
Dasar
secara berlebihan dapat mengakibat
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
kerusakan lingkungan yang sangat besar
salah satu tujuan Negara ialah untuk
belum lagi konflik sosial di tingkat
memajukan kesejahteraan umum, untuk
masyarakat
oleh
mewujudkan kesejahteraan umum UUD
eksploitasi sumber daya alam secara
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berlebihan.
mengamanatkan kepada Negara untuk
yang
ditimbulkan
Pengelolaan dan perlindungan
mengusai seluruh sumber daya alam,
lingkungan hidup sangat berkaitan erat
yang secara jelas di sebutkan dalam
dengan
mewujudkan
Pasal Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang
rakyat,
dengan
kesejahteraan
pengelolaan
dan
menyatakan bahwa “Bumi, air dan
perlindungan lingkungan hidup yang
kekayaan
alam
yang
terkandung
baik dan benar dapat mewujudkan
didalamnya dikuasai oleh Negara dan
6
dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran
rakyat”.
sesungguhnya
dalam
Bahwa
penguasaan
pembangunan ekonomi, harus melalui
kewajiban prosedur Kajian Lingkungan
Hidup
Strategis
(KLHS),
izin
dan/atau kewenangan yang di miliki
lingkungan, Analisis Mengenai Dampak
Negara dalam mengelola sumber daya
Lingkungan (AMDAL), dan penegakan
alam harus memenuhi keinginan seluruh
hukum
rakyat Indonesia.
perdata) yang telah ditetapkan oleh
Bahwa untuk mewujudkan cita-
(pidana,
administrasi
Undang-Undang Lingkungan Hidup No
cita dan agenda utama pembangunan
32 Tahun 2009.
berkelanjutan tidak lain adalah upaya
1.2 Rumusan Masalah
untuk
dan
mensinkronkan,
Berdasarkan
uraian
diatas,
mengintegrasikan, dan memberi bobot
penulis mengajukan rumusan masalah
yang sama bagi tiga aspek utama
yang terkait dengan kegiatan penulisan
pembangunan, yaitu aspek ekonomi,
makalah ini, yakni :
aspek
1.
sosial-budaya,
dan
aspek
Apakah
Perkembangan
politik
lingkungan hidup. Bukan berarti aspek
hukum perlindungan dan pengelolaan
ekonomi tidak penting, tapi bagaimana
lingkungan hidup sudah mencerminkan
caranya untuk ketiga aspek ini bisa
cita-cita bangsa Indonesia ?
saling berkaitan satu sama lainnya.
2.
Dalam hal pembangunan ekonomi harus
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
disertai dengan aspek lingkungan hidup
di era reformasi ?
dan aspek sosial-budaya. Itu semua
II.
dapat diwujudkan dengan cara sebelum
PEMBAHASAN
Bagaimanakah
HASIL
Implementasi
PENELITIAN
DAN
pembangunan itu dilaksanakan terutama
7
2.1 Politik Hukum Perlindungan Dan
secara
nasional
Pengelolaan Lingkungan Hidup Di
mencakup
Indonesia
bagaimana
pula
oleh
pemerintah,
pengertian
tentang
politik
hukum
Berdasarkan arti-arti politik dan
mempengaruhi hukum dengan cara
asumsi-asumsi diatas maka studi politik
melihat konfigurasi kekuatan yang ada
hukum mencakup minimal tiga level:
di
1. Level 1 : Politik hukum dalam arti
penegakan hukum itu”.
legal policy: garis resmi negara tentang
Definisi
belakang
pembentukan
hukum
tidak
dan
dapat
hukum yang akan diberlakukan dan tak
hanya dipandang sebagai pasal-pasal
kan diberlakukan (membuat yang baru,
yang bersifat imperatif atau keharusan
mengganti yang lama)
yang bersifat das sollen, melainkan
2. Level 2 : Politik hukum dalam arti
harus dipandang sebagai subsistem yang
pergulatan dan perdebatan politik yang
dalam kenyataannya (das sein) bukan
kemudian melahirkan hukum berdasar
tidak mungkin sangat ditentukan oleh
asumsi bahwa hukum adalah produk
politik, baik dalam perumusan materi
politik.
muatan dan pasal-pasalnya maupun
3. Level 3 : Politik hukum dalam arti
dalam
implementasi
penegakannya.12
kebijakan
hukum
dilapangan.11
Politik hukum, secara sederhana,
implementasi
dan
Menurut Abdul Hakim Garuda
Nusantara definisi politik hukum adalah
dapat di rumuskan sebagai :
legal policy yang akan atau telah
“Kebijaksanaan hukum (legal policy)
dilaksanakan
yang akan dan atau telah dilaksanakan
pemerintah Indonesia yang meliputi:
11. Mahfud MD, Bahan Kuliah
Program Pascasarjana Fakultas Hukum UII
Yogjakarta, tanpa tahun, hlm 2
12. Mahfud MD, Politik Hukum di
Indonesia; penerbit LP3ES, Jakarta, 1998, hlm.
1-2.
secara
nasional
oleh
8
pertama, pembangunan hukum yang
c. Aparatur pemerintah (birokrasi) yang
berintikan pembuatan dan pembaruan
professional dan memiliki integritas
terhadap materi-materi hukum agar
yang kokoh;
dapat sesuai dengan kebutuhan; kedua,
d. Masyarakat sipil yang kuat sehingga
pelaksanaan ketentuan hukum yang
mampu melaksanakan fungsi publik
telah ada termasuk penegasan fungsi
kontrol
lembaga dan pembinaan para penegak
penekanan (pressure);
hukum.13
e. Desentralisasi
Reformasi
menurut
(public
politik
Indonesian
hukum,
Center
for
watchdog)
dan
dan
lembaga
perwakilan Daerah yang kuat serta
didukung oleh local civil society
Environmental Law (ICEL), seharusnya
yang
juga
kuat
dilakukan secara komprehensif dan
decentralization) ;
(democratic
kepada
f. Adanya mekanisme resolusi konflik.
a. Lembaga Perwakilan yang mampu
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H
menjalankan fungsi kontrol yang
ayat (1), serta Pasal 33 ayat (3) dan ayat
efektif
(4)
terintegrasi
serta
mengarah
perbaikan 6 (enam) hal, yaitu14:
(effective
representative
Republik
system);
b. Peradilan yang bebas dari campur
tangan
eksekutif,
bersih
(tidak
korup), dan professional;
13
Undang-Undang
. Abdul Hakim Garuda Nusantara,
seperti yang di kutip Oleh Mahfud MD, Ibid,
hlm;9
14
. Koesnadi Hardjasoemantri, Good
Governance
Dalam
Pembangunan
Berkelanjutan
Di
Indonesia,
Makalah
Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional ke
VIII di Bali, tanggal 15 Juli 2003,hlm;3
Dasar
Indonesia
merupakan
Tahun
Konsideran
Negara
1945,
mengingat
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Pengelolaan dan Perlindungan
Lingkungan Hidup.
Bahwa
produk
politik
hukum
dapatlah
merupakan
difahami
9
menakala difahami ketentuan Pasal 20
oleh Presiden dalam waktu 30
Undang-Undang
Negara
puluh hari semenjak rancangan
Republik Indonesia Tahun 1945 yang
undang-undang tersebut disetujui,
menentukan :
rancangan undang-undang tersebut
(1) Dewan
memegang
Dasar
Perwakilan
kekuasaan
Rakyat
sah menjadi undang-undang dan
membentuk
wajib diundangkan.
undang-undang
Dari beberapa uraian tentang
(2) Setiap rancangan undang-undang
definisi politik hukum, terlihat politik
dibahas oleh Dewan Perwakilan
hukum mencakup proses pembuatan
Rakyat
dan pelaksanaan hukum yang dapat
dan
Presiden
untuk
mendapat persetujuan bersama
(3) Jika rancangan undang-undang itu
tidak
mendapat
persetujuan
menunjukan sifat dan kearah mana
hukum
akan
tegakkan.15
di
bangun
dan
Undang-Undang
di
Dasar
bersama, rancangan undang-undang
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
itu tidak boleh diajukan lagi dalam
merupakan dasar dari kebijakan hukum
persidangan
perlindungan
Dewan
Perwakilan
Rakyat masa itu
dan
pengelolaan
lingkungan hidup di Indonesia.
(4) Presiden mengesahkan rancangan
Pasal 28 H ayat 1 menyebutkan :
undang-undang yang telah disetujui
“ Setiap orang berhak hidup sejahtera
bersama untuk menjadi undang-
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
undang
mendapatkan lingkungan hidup yang
(5) Dalam
undang
hal
rancangan
yang
telah
undang-
baik dan sehat serta berhak memperoleh
disetujui
pelayanan kesehatan.”
bersama tersebut tidak disahkan
15
. Mahfud. MD, Op Cit. hlm;9
10
Pasal 33 ayat (3) menyebutkan :
kompleksitas politik dari perubahan
“ Bumi dan air dan kekayaan alam yang
lingkungan,
terkandung di dalamnya dikuasai oleh
berkembang17.
Negara
mendorong
dan
dipergunakan
untuk
terutama
di
Politik
para
negara
ekologi
ahli
untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
menganalisis dan memahami hubungan
Pasal 33 ayat (4) menyebutkan :
sebab akibat yang lebih jauh daripada
“
Perekonomian
diselenggarakan
nasional
berdasarkan
sekedar sistem bio-fisik dan alami. Isu
atas
tentang
demokrasi ekonomi dengan prinsip
dimensi
kebersamaan,
berkeadilan,
menggambarkan bagaimana kerangka
berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
ekologi politik memperluas pandangan
kemandirian, serta dengan menjaga
para ahli tentang perubahan lingkungan.
keseimbangan kemajuan dan kesatuan
Kebijakan negara mempunyai potensi
ekonomi nasional.”
besar untuk mengatur hubungan antara
efisiensi
Konsep ekologi politik16 telah
dikembangkan
memahami
16
untuk
dimensi,
membantu
kondisi,
dan
. Dalam pandangan Bryant, politik
ekologi mempunyai tiga dimensi penting, yaitu :
Pertama, Sumber Politik ialah kebijakan negara,
hubungan memacu pentingnya tekanan nasional
dan global terhadap lingkungan. Kedua, Kondisi
ialah konflik-konflik yang timbul dari
perlawanan masyarakat lokal. Dimensi ini
menekankan pada bagaimana sekelompok
masyarakat dengan kekuasaan terbatas dapat
dan terus berjuang untuk mempertahankan
kondisi suatu lingkungan yang menjadi tumpuan
kehidupan mereka. Pemahaman terhadap hal ini
membutuhkan pemahaman terhadap latar
belakang sejarah dan dinamika setiap konflik.
Ketiga, Ramifikasi ialah konsekuensi politik
perubahan lingkungan, dengan penekanan pada
dampak sosial-ekonomi dan proses politik.
kebijakan
negara,
sumber
manusia
dan
kebijakan
tersebut
politik,
lingkungan
akan
dalam
karena
membantu
mengembangkan prioritas dan praktekpraktek yang harus dijalankan oleh
negara, termasuk juga kerangka diskusi
tentang perubahan lingkungan. Lebih
lanjut Bryant mencatat bahwa suatu
kebijakan dikembangkan tidak dalam
17
. Bryant, 1992, seperti yang di kutip
oleh Bruce Mitchel, dkk, Pengelolaan
Sumberdaya dan Lingkungan, Gadjah Mada
University Press, cetakan kedua 2003,
Yogjakarta, hlm;12
11
situasi hampa, tetapi melalui suatu
harus diletakkan dalam kerangka
proses interaksi dan negosiasi antar
pengakuan,
banyak kelompok kepentingan yang
pemenuhan hak asasi setiap warga
berjuang
mempengaruhi
Negara atas lingkungan hidup yang
perumusan dan isi kebijakan tersebut.
baik dan sehat. Dengan kata lain hak
Lebih jauh lagi, banyak kebijakan
asasi atas lingkungan hidup yang
mempunyai
baik
untuk
dampak
terhadap
dan
perlindungan
sehat
tidak
dan
dapat
lingkungan dan sumberdaya, sehingga
dikorbankan
akibat
pelaksanaan
memberi keyakinan bahwa kepentingan
pembangunan
dan
pemanfaatan
banyak kelompok yang terkait dengan
sumber daya alam.
isu-isu
lingkungan
–
instansi
2. Pengelolaan lingkungan hidup dan
pemerintah, perusahaan nasional dan
pemanfaatan sumber daya alam
multinasional,
swadaya
merupakan tanggung jawab negara,
masyarakat, lembaga donor, dan negara
di mana melalui hak menguasai
asing – akan saling tumpah tindih.18
negara, negara membuat aturan-
lembaga
Dari ketentuan Pasal 28H ayat
(1), Pasal 33 ayat (3), (4) dan (5) UUD
aturan dan kebijakan pemanfaatan
lingkungan dan sumber daya alam.
1945, terdapat 5 hal penting yang
3. Kesejahteraan rakyat menjadi dasar
menjadi kebijakan hukum negara dalam
filosofis dan sosiologis bagi segala
pengelolaan
aktivitas dan kegiatan pengelolaan
lingkungan
hidup
dan
pemanfaatan sumber daya alam :
1. Pengelolaan
lingkungan
lingkungan hidup dan pemanfaatan
dan
pemanfaatan sumber daya alam
18
sumber daya alam
dipergunakan
bagi kesejahteraan rakyat.
. Ibid, hlm;13
12
4. Pengelolaan lingkungan hidup dan
terbatas
pernah
dilakukan
oleh
pemanfaatan sumber daya alam
pemerintah kolonial Belanda. Hal ini
merupakan sarana untuk mencapai
dapat dilihat pada pembuatan undang-
pembangunan
undang seperti : (1) Undang-undang
berwawasan
berkelanjutan
hidup,
Gangguan / Lembaran Negara No. 226
pengelolaan
tahun 1026 sebagaimana ditambah dan
lingkungan hidup dan pemanfaatan
diubah oleh Lembaran Negara No. 450
sumber
saja
tahun 1940, (2) Peraturan Perairan
rakyat,
Umum (Algemen Warereglement) tahun
dalam
lingkungan
arti
sasaran
daya
mencakup
alam
tidak
kesejahteraan
melainkan juga aspek keberlanjutan
1936,
(3)
Peraturan-peraturan
lingkungan hidup dan kemajuan
Kehutanan
yang
dibuat
ekonomi nasional.
melindungi
hutan
dari
untuk
tindakan-
5. Adanya pendelegasian pengaturan
tindakan lain yang bisa menimbulkan
lebih lanjut mengenai pengelolaan
erosi dan pengundulan hutan. Peraturan
lingkungan hidup dengan undang-
ini berlaku sejak tahun 1974.20
undang.19
Sebelum
lahirnya
Undang-
2.1 Isi Pokok Undang-Undang Nomor
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Perlindungan Hidup, pertama kalinya
Di Indonesia usaha melindungi
kelestarian lingkungan secara amat
dan
Pengelolaan
dan
lahir Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1982
tentang
Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
19
. Edra Satmiadi, POLITIK HUKUM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI
INDONESIA
(http://edrasatmaidi2010.wordpress.com/2010/1
1/03/politik-hukum-pengelolaan-lingkunganhidup-di-indonesia/)
20
. Abdul Hakim G. Nusantara, Politik
Hukum Indonesia, Cetakan Pertama, Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta,
1988, hal; 133
13
Sesuai dengan perkembangan zaman,
berada di pemerintah pusat termasuk
kesadaran masyarakat dalam memahami
kewenangan
lingkungan
materi
lingkungan hidup dan sumber daya
muatan yang terkandung di dalam
alam. Dengan diberlakukannya otonomi
Undang-undang tersebut perlu direvisi
daerah pada tahun 2001, kewenangan
atau disempurnakan lagi, maka lahirlah
pemerintah pusat di desentralisasikan ke
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
pemerintah daerah, termasuk untuk
Tentang
Pengelolaan
Lingkungan
mengatur lingkungan hidup dan sumber
Hidup,
pengaturan
pengelolaan
daya
hidup,
lingkungan
hidup
sehingga
dalam
Undang-
untuk
alam.
Dari
diperlukan
mengatur
hal-hal
itulah
Undang-Undang
Undang ini pun perlu disempurnakan
Lingkungan Hidup yang baru yang
lagi karena tidak dapat mengatasi
lebih
permasalahan lingkungan yang semakin
substansif
hari semakin meningkat dan perlunya
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009.
paradigma
baru
Secara filosofis Undang-Undang Nomor
pengelolaan
lingkungan
dalam
sistem
isinya.
konsisten
Maka
dan
lahirlah
di
32 Tahun 2009 Tentang, ini memandang
Indonesia, dan tidak sesuai lagi dengan
dan menghargai bahwa arti penting
sistem
ketatanegaraan di
akan hak-hak asasi berupa hak atas
karena
Undang-Undang
Nomor
Tahun
1997
Pengelolaan
Lingkungan
Tentang
Hidup,
hidup
komprehensif,
Indonesia
lahir
23
sebelum
lingkungan hidup yang baik dan sehat
bagi warga negara.21
Undang-Undang Dasar Negara
adanya otonomi daerah, karena yang
Republik
kita semua ketahui sebelum lahirnya
menyatakan bahwa lingkungan hidup
otonomi daerah semua kewenangan
21.Siti Kotijah, Tag:Siti Kotijah, UU
Nomor 32 Tahun 2009, Diterbitkan November
19, 2009 Artikel Dosen Ditutup
Indonesia
Tahun
1945
14
yang baik dan sehat merupakan hak
pengendalian,
asasi dan hak konstitusional bagi setiap
pengawasan, dan penegakan hukum.”
warga negara Indonesia. Oleh karena
pemeliharaan,
Dalam
kebijakan
itu, negara, pemerintah, dan seluruh
pengelolaan
pemangku kepentingan berkewajiban
lingkungan hidup yang baru ini, bahwa
untuk melakukan perlindungan dan
nampak jelas kontruksi dan alur pikir
pengelolaan lingkungan hidup dalam
politik hukum sebagai legal policy, telah
pelaksanaan
pembangunan
memuat cita-cita bangsa, tujuan negara,
berkelanjutan agar lingkungan hidup
dan cita hukum. Kebijakan hukum
Indonesia dapat tetap menjadi sumber
pengelolaan
dan
lingkungan hidup di Indonesia bertujuan
penunjang
hidup
bagi
rakyat
Indonesia serta makhluk hidup lain.22
Pasal 1 Angka 2 Undang-undang
dan
hukum
perlindungan
dan
perlindungan
sebagai berikut :
1. Melindungi
wilayah
Negara
Nomor 32 Tahun 2009, berbunyi :
Kesatuan Republik Indonesia dari
“
pencemaran
Perlindungan
lingkungan
hidup
dan
pengelolaan
adalah
upaya
dan/atau
kerusakan
lingkungan hidup;
sistematis dan terpadu yang dilakukan
2. Menjamin keselamatan, kesehatan,
untuk melestarikan fungsi lingkungan
dan kehidupan manusia;
hidup
dan
pencemaran
lingkungan
perencanaan,
mencegah
terjadinya
3. Menjamin kelangsungan kehidupan
dan/atau
kerusakan
makhluk
hidup
yang
meliputi
pemanfaatan,
hidup
dan
kelestarian
ekosistem;
4. Menjaga
kelestarian
fungsi
lingkungan hidup;
22. Penjelasan Umum 1, Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
15
5. Mencapai keserasian, keselarasan,
pengendalian,
dan keseimbangan lingkungan hidup;
pengawasaan, dan penegakan hukum,24
6. Menjamin
untuk melestarikan fungsi lingkungan
terpenuhinya
keadilan
generasi masa kini dan generasi masa
hidup
depan;
pencemaran
7. Menjamin
pemenuhan
dan
perlindungan hak atas lingkungan
dan
pemeliharaan,
mencegah
terjadinya
dan/atau
kerusakan
lingkungan hidup.
Sebagai
dasar
pijakan
dari
hidup sebagai bagian dari hak asasi
perlindungan
manusia;
lingkungan hidup ialah perencanaan.25
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber
daya alam secara bijaksana;
9. Mewujudkan
berkelanjutan; dan
Dengan perencanaan yang baik dan
lingkungan hidup akan dapat berjalan
dengan baik pula. Begitu juga dengan
isu
lingkungan
global.23
pemanfaatan,
pengendalian,
pengawasan dan penegakan hukum bisa
Untuk mewujudkan tujuan yang
telah dikemukakan di atas, UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Pengelolaan
pengelolaan
benar, perlindungan dan pengelolaan
pembangunan
10. Mengantisipasi
dan
juga baik sebelumnya.
Selain perencanaan yang baik
Perlindungan
dan benar dalam perlindungan dan
Lingkungan Hidup, yang pertama isinya
pengelolaan lingkungan hidup, kita juga
yang
bisa menjumpai di dalam Undang-
disingkat
perencanaan,
dan
baik dan benar kalau perencanaannya
menjadi
6P,
yaitu
pemanfaatan,
23. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup
24. Pasal 4 Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
25. Lihat Bab III Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
16
Undang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup; (b) pengendalian
lingkungan hidup yaitu daya dukung
yang berisikan berbagai instrument
dan daya tampung lingkungan hidup
penting yang menentukan keberhasilan
dalam pemanfaatan sumber daya alam.26
kita dalam mencapai sasaran utama
Agar pemanfaatan sumber daya alam itu
perlindungan
tidak rusak keberlanjutan proses, fungsi,
lingkungan hidup, yaitu menjaga daya
produktivitas lingkungan hidup dan
dukung dan daya tampung lingkungan
keselamatan
dan
hidup; (c) pengawasan sebagai aspek
harus
atau faktor penting yang menentukan
mutu
kesejahteraan
hidup
masyarakat,
dan
pengelolaan
didasarkan oleh daya dukung dan daya
berhasil
tampung lingkungan hidup tersebut
perlindungan
untuk tetap menjaga pelestarian fungsi
lingkungan hidup; dan (d) penegakan
lingkungan hidup.
hukum sebagai aspek atau faktor paling
Dari
keenam
perlindungan
aspek
dan
penting
pengelolaan
lingkungan hidup sebagaimana diatur
tidaknya
pelaksanaan
dan
pengelolaan
penting yang menjamin keberhasilan
pelaksanaan
perlindungan
dan
pengelolaan lingkungan hidup. 27
dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor
Selain empat (4) aspek di atas
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
tadi yang menjamin terjaganya daya
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dukung dan daya tampung lingkungan
ada empat (4) aspek yang mempunyai
hidup, masih ada lagi instrumen penting
posisi
(a)
lainnya yang mendukung pengelolaan
perencanaan sebagai dasar dari semua
dan perlindungan lingkungan hidup,
perlindungan
yaitu pertama Pengendalian Dampak
sangat
strategis,
dan
yaitu
pengelolaan
26. Lihat Bab IV Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
27. A Sonny Keraf, Op cit hlm 254
17
Lingkungan Hidup yang meliputi :
“
kajian lingkungan hidup strategis, tata
dimaksud dalam Pasal 45, dalam
ruang, baku mutu lingkungan hidup,
rangka pemulihan kondisi lingkungan
kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup
hidup,
mengalami
analisis
lingkungan
mengenai
UKL-UPL,
ketentuan
yang
sebagaimana
kualitasnya
pencemaran
telah
dan/atau
izin
kerusakan pada saat undang-undang ini
lingkungan hidup, instrument ekonomi
ditetapkan, Pemerintah dan pemerintah
lingkungan hidup, peraturan perundang-
daerah wajib mengalokasikan anggaran
undangan yang berbasis lingkungan
untuk pemulihan lingkungan hidup”.
hidup,
hidup,
dampak
Selain
anggaran
lingkungan
yang
hidup,
berbasis
analisis
risiko
Dari
merugikan
ketentuan
rakyat
pemerintah
sendiri
hidup,
lingkungan hidup. Yang kita ketahui
Pengawasan
dan
hal
sangat
lingkungan hidup, audit lingkungan
kedua
dalam
dan
ini
pengelolaan
Penegakan Hukum Lingkungan.
bersama pada 2000-2008 banyak sekali
2.2 Implementasi Kebijakan Hukum (
kerusakan yang dilakukan oleh oknum-
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
oknum yang tidak bertanggung jawab
2009
dalam
Tentang
Pengelolaan
dan
Perlindungan Lingkungan Hidup)
hal
menjaga
kelestarian
lingkungan hidup, seperti illegal loging,
Dari muatan materi Undang-
kegiatan pertambangan batu bara yang
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
tidak ada niat dari pengusaha tambang
Pengelolaan
Perlindungan
tersebut untuk tidak mereklamasi lahan
Lingkungan Hidup, ada sedikit hal yang
yang sudah di kerok sumber daya alam
perlu di kritisi dari Dalam pasal 46,
nya, jadi dimana-mana di wilayah
dan
berbunyi :
18
tambang tersebut banyak lobang-lobang
bidang
yang mengnga-nga layak nya kolam air.
penegakan hukum lingkungan yang
Pembicaraan
lingkungan
hidup,
serta
mengenai
harus jelas dan tidak tumpang tindih
komponen sistem penerapan hukum
dengan peraturan yang ada dibawahnya
meliputi tiga komponen utama, yaitu
dan kesadaran dari masyarakat itu
komponen
hukum
yang
akan
sendiri sangat di butuhkan dalam hal
diterapkan,
institusi
yang
akan
pengelolaan
personil
dari
lingkungan hidup.
institusi penyelenggara ini umumnya
Berkenaan
menerapkannya,
dan
dan
dengan
meliputi lembaga-lembaga administratif
implementasi
dan lembaga-lembaga yudisial, seperti
Nomor 32 Tahun 2009. A Sonny Keraf
polisi, jaksa, hakim, dan berbagai
ada beberapa catatan penting dalam
institusi
implementasi
yang
menyelenggarakan
berfungsi
hukum
secara
administratif pada jajaran eksekutif.28
dari
perlindungan
dari
Undang-Undang
undang-undang
lingkungan hidup yang baru tersebut,
yaitu :
Sebaik apapun produk hukum
a. Undang-undang ini jangan hanya
yang dibuat oleh Pemerintah Pusat
dilihat sebagai perangkat hukum
maupun Dewan Perwakilan Rakyat
untuk mengamankan kepentingan
(DPR), semuanya hanya tergantung dari
lingkungan hidup belaka. Lebih dari
instansi
yang
itu, jangan pula dilihat sebagai batu
berkepentingan dari produk hukum
sandungan bagi pembangunan dan
tersebut harus mempunyai keahlian di
kepentingan ekonomi di berbagai
terkait
atau
pihak
sektor.
28. Lili Rasjidi & I.B. Wyasa Putra,
Hukum Sebagai Suatu Sistem ; Penerbit CV.
Mandar Maju,2003, Bandung, hlm; 165
19
b. Demi menjalankan semua tugas dan
mimpi dan jawaban bersama atas
kewenangan yang diatur di dalam
berbagai
undang-undang ini, disadari bahwa
lingkungan
diperlukan
KNLH
sebuah
Kementrian
institusi
Negara
Lingkungan
krisis
dan
hidup
harus
membuka
bencana
global.
Dan
bersedia
diri
dan
untuk
merangkul
Hidup (KNLH) yang baru, yaitu
berbagai
yang lebih mempunyai kekuasaan
untuk berperan aktif mendukung
yang lebih besar. Dan dukungan
pelaksanaan
anggaran sangat besar untuk KNLH
Dan yang tidak kalah pentingnya
dalam menjalankan tanggung jawab,
adalah upaya untuk menyakinkan
tugas, fungsi, dan kewenangan yang
sektor
diamanatkan oleh Undang-undang
lingkungan
ini.
masalah
c. Semua
pemangku
kepentingan
pemangku
Undang-undang
lain
bahwa,
hidup
bersama
waktunya
kepentingan
ini.
pertama,
merupakan
yang
ditempatkan
sudah
sebagai
(DPR, media massa, para pakar, dan
bagian utama dari arus utama
pengiat
pembangunan
lingkungan
hidup
serta
nasional,
kedua,
lembaga swadaya masyarakat di
dibutuhkan undang-undang untuk
bidang
mengontrol
lingkungan
hidup)
kita
dalam
diharapkan diajak untuk terlibat
rangka
dalam satu dan lain bentuk sesuai
sedemikian
dengan
masing-
mengabaikan begitu saja masalah
bersama-sama
lingkungan hidup, ketiga, aktifitas
masing
peran
untuk
mensukseskan
mereka
implementasi
Undang-undang ini sebagai sebuah
ekonomi
kegiatan
semua
rupa
produktif
pembangunan
untuk
tetap
tidak
diberi
tempat dan dijamin tidak akan
20
diganggu gugat selama mematuhi
Pasal 33 Ayat (3), (4), dan (5)
ketentuan
Undang-Undang
peraturan
perundang-
Dasar
Negara
undangan di bidang lingkungan
Republik Indonesia Tahun 1945.
hidup, keempat, Undang-undang ini
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
tidak
akan
2009, nampak sangat jelas kontruksi
memperlambat
dan alur pikir politik hukum sebagai
laju pembangunan ekonomi nasional
legal policy, telah memuat cita-cita
demi
bangsa, tujuan negara, dan cita
perlu
dikhawatirkan
menghambat
dan
mewujudkan
bersama
bagi
kesejahteraan
seluruh
rakyat
hukum. (baca; Pasal 3 Undang-
Indonesia. Dan Undang-undang ini
Undang Nomor 32 Tahun 2009)
perlu di dukung oleh semua sektor
2. Seluruh pihak yang berkepentingan
untuk kepentingan bersama seluruh
dari produk hukum tersebut harus
rakyat
mempunyai
Indonesia
baik
generasi
keahlian
di
bidang
sekarang maupun generasi yang
lingkungan hidup, serta penegakan
akan datang.29
hukum lingkungan yang harus jelas
III. PENUTUP
dan tidak tumpang tindih dengan
3.1 Kesimpulan
peraturan yang ada di bawahnya dan
Dari uraian diatas, maka dapat di
kesadaran
simpulkan sebagai berikut :
sendiri sangat dibutuhkan dalam hal
1. Kebijakan hukum negara dalam
pengelolaan
pengelolaan
lingkungan
dan
hidup
perlindungan
dapat
dilihat
dalam ketentuan Pasal 28H Ayat (1),
dari
masyarakat
dan
itu
perlindungan
lingkungan hidup.
3.2 Saran
1. Perlunya
perubahan
paradigma
pembangunan yang fokus terhadap
29. A Sonny Keraf, Op cit hlm 287-291
21
pembangunan ekonomi saja harus di
pengkajian yang lebih baik lagi agar
rubah/atau
diperoleh data yang baik pula
ditambah
menjadi
pembangunan yang melihat aspek
sosial-budaya dan aspek lingkungan.
2. Perubahan budaya masyarakat harus
lebih
diarahkan
lingkungannya
budaya
cinta
terhadap
sendiri,
selama
masyarakat
kita
yang
antroposentrime atau yang merusak
lingkungan
menjaga
maka
sulit
kelestarian
untuk
lingkungan
hidup.
4. Dalam
pembuatan
Tentang
Pengelolaan
dan
Perlindungan Lingkungan Hidup,
peraturan
perundang-undangan harus mengacu
kepada
peraturan
perundang-
undangan yang berbasis lingkungan
hidup.
5. Perlunya penegakan hukum yang
jelas
bagi
lingkungan
menimbulkan
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun
2009
sebelum dilakukan pembangunan.
para
pelaku/perusak
hidup
efek
agar
jera
dan
dibutuhkan anggaran yang cukup
besar dalam hal pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup.
sebagai payung dari peraturan yang
dibawahnya,
Peraturan
belum
memiliki
Pemerintah
tentang
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS), dan Peraturan Pemerintah
Instrumen
Hidup.
Ekonomi
Dalam
hal
Lingkungan
pembuatan
perizinan lingkungan hidup sudah
saatnya
dilakukan
dengan
DAFTAR PUSTAKA
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan
Hidup, Kompas, Jakarta 2010
Salah satu deklarasi tersebut ialah
Tahun 1992 merupakan puncak dari
proses politik, yang akhirnya pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi
di Rio de Janerio, Brazil (1992), KTT
Pembangunan
Berkelanjutan
di
Johannesburg
(2002)
paradigma
pembangunan berkelanjutan diterima
sebagai
sebuah
agenda
politik
pembangunan untuk semua negara di
dunia. Lihat juga A. Sonny Keraf, Etika
22
Lingkungan Hidup, Kompas, Jakarta
2010
Abdul Hakim G. Nusantara, Politik
Hukum Indonesia, Yayasan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia Cetakan
Pertama, Jakarta 1988, hlm; 131
World
Commission
on
Environment and Development (WCED)
atau
Brundtland
Commission
memberikan definisi pada prinsip
pembangunan berkelanjutan sebagai
“pembangunan
yang
memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengurangi
kemampuan
generasi-generasi
mendatang
memenuhi
kebutuhan
sendiri”, definisi tersebut tercantum
dalam Laporan Brundtland Commission
Our Common Future yang diterbitkan
pada tahun 1987. Pembangunan
berkelanjutan (sustainable development)
sebenarnya baru dimulai diperkenalkan
oleh Rachel Carson melalui bukunya
Silent Spring yang terbit pertama kali
pada
1962.
Dalam
konsep
pembangunan berkelanjutan tersebut,
proses
pembangunan
atau
perkembangan
diharapkan
dapat
memenuhi kebutuhan masa sekarang
tanpa membahayakan kemampuan
generasi yang akan datang untuk
memenuhi
kebutuhannya
dalam
memanfaatkan potensi sumber daya
alam untuk kehidupan. Lihat juga Jimly
Asshiddiqie, Green Constitution
Hans-Joachim Hoehn, “Environmental
Etnics and Enviromental Politics”,
dalam Josef Thessing dan Wilhelm
Hofmenister
(ed),
Environmental
Protection as An Element of Order
Policy (Rathausalle:Konrad-Adenauer
Stiftung, 1996), hlm 64, seperti yang
dikutip oleh A. Sonny Keraf
Sudi Fahmi, Asas Tanggung Jawab
Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan
Perlindungan
dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Jurnal Hukum Ius
Quia Iustum, NO: 2 Vol 18 April 2011
Mahfud MD, Bahan Kuliah Program
Pascasarjana Fakultas Hukum UII
Yogjakarta, tanpa tahun
Mahfud MD, Politik Hukum di
Indonesia; penerbit LP3ES, Jakarta,
1998
Abdul Hakim Garuda Nusantara, seperti
yang di kutip Oleh Mahfud MD
Koesnadi
Hardjasoemantri,
Good
Governance Dalam Pembangunan
Berkelanjutan Di Indonesia, Makalah
Lokakarya
Pembangunan
Hukum
Nasional ke VIII di Bali, tanggal 15 Juli
2003
Bryant, 1992, seperti yang di
kutip oleh Bruce Mitchel, dkk,
Pengelolaan
Sumberdaya
dan
Lingkungan, Gadjah Mada University
Press, cetakan kedua 2003, Yogjakarta
Edra Satmiadi, POLITIK HUKUM
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
HIDUP
DI
INDONESIA
(http://edrasatmaidi2010.wordpress.com
/2010/11/03/politik-hukumpengelolaan-lingkungan-hidup-diindonesia/)
Abdul Hakim G. Nusantara,
Politik Hukum Indonesia, Cetakan
Pertama, Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia, Jakarta, 1988
Siti Kotijah, Tag:Siti Kotijah, UU
Nomor 32 Tahun 2009, Diterbitkan
November 19, 2009 Artikel Dosen
Ditutup
Penjelasan Umum 1, UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan hidup
23
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup
Pasal 4 Undang-undang Nomor
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Lihat Bab III Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan
dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Lihat Bab IV Undang-undang Nomor
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Lili Rasjidi & I.B. Wyasa Putra, Hukum
Sebagai Suatu Sistem ; Penerbit CV.
Mandar Maju,2003, Bandung
24
Download