POLITIK HUKUM PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Oleh: Aditia Syaprillah Fakultas Hukum Universitas Borneo Tarakan Abstrak Masalah-masalah lingkungan yang terjadi seperti ledakan penduduk, meningkatnya jumlah kaum miskin, menderasnya arus urbanisasi, terlantarnya tanah-tanah pedesaan, dan pembangunan industri yang tidak mengindahkan ketahanan sumber-sumber daya alam telah memprihatikan banyak kalangan seperti kaum politisi, intelektual, tokok-tokoh masyarakat, dan para kritisi pembangunan. Pembangunan yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, harus ditambah juga dengan pendekatan pembangunan sosial-budaya dan pembangunan lingkungan hidup. Penelitian ini mengkaji Apakah Perkembangan politik hukum perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sudah mencerminkan cita-cita bangsa indonesia. Bagaimanakah Implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 di era reformasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian pustaka (library research) dan Dan analisis data yang digunakan ialah analisis komparasi. Nampak sangat jelas kontruksi dan alur pikir politik hukum sebagai legal policy, telah memuat cita-cita bangsa, tujuan negara, dan cita hukum dan Implementasi dari Undang-undang ini harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan di bidang lingkungan hidup secara terbuka. Kata Kunci : Politik Hukum, Pembangunan dan Lingkungan Hidup Abstract Environmental issues, such as the explosion of human population, the increasing number of poverty, the rapid flow of urbanization, the deserted rural lands, and the industrial advancement which overlooks the natural resource preservation, have dimayed a group of people including the politicians, the intellectuals, the public figures, and the critics of (national) development. Any development process which only strives for the economic growth must also bear a mission on approaching both the socio-cultural and environmental development as well. The present study examines whether or not the laws in political development of protection and environmental management have reflected the aspiration of the Indonesian people, and how far the implementation of the law, that of No. 32 year 2009 in the reformation era, has gone. The method used in this study is lybrary research, and the data analysis employed is comparative analysis. In accordance with the findings, it has been quite clear that both the construction and the political mindset in law as a legal policy have already covered the national aspiration, goals, and legal purposes. In addition, the implementation of the Act has also involved all stakeholders in the field altogether. Keywords: Legal Politics, Development and Environment I. Strategy dari the International Union for Pendahuluan Sejak tahun 1980-an agenda the conservation of Nature (1980), lalu politik lingkungan mulai dipusatkan dipakai oleh Lester R. Brown dalam pada buku Building a Substainable Society paradigma pembangunan berkelanjutan. Mula pertama, istilah ini (1981). muncul menjadi dalam World Conservation Istilah sangat tersebut popular kemudian melalui 1 Brundtland, Our Common Future (1987).1 deklarasi2 politik penting yang dapat dipandang sebagai kritik terhadap gaya- Selama lebih dari satu dasawarsa masalah-masalah yang berkenaan gaya pembangunan memperdulikan yang tidak tuntutan-tuntutan ekologis.3 dengan pencemaran lingkungan hidup keseimbangan manusia telah mendapatkan perhatian perkembangannya sampai hari ini pun yang sangat serius dari masyarakat paradigma internasional. Masalah-masalah seperti berkelanjutan yang dideklarasikan oleh ledakan meningkatnya para kaum politisi, kaum intelektual, jumlah kaum miskin, menderasnya arus dan pemerhati lingkungan di dunia urbanisasi, tanah-tanah tersebut tidak dijalankan sesuai dengan pedesaan, dan pembangunan industri apa yang telah disepakati bersama-sama yang tidak mengindahkan ketahanan tersebut sumber-sumber telah kegagalan. Hal itu bisa dilihat dari memprihatikan banyak kalangan seperti kerusakan lingkungan (dampak dari Gas kaum politisi, intelektual, tokok-tokoh Rumah Kaca (GRK), semakin panasnya masyarakat, bumi, dan perubahan iklim) yang terjadi penduduk, terlantarnya daya dan alam para kritisi pembangunan. berbagai kesempatan pertemuan international rasa prihatin dituangkan pembangunan bisa dibilang yang mengalami diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Dalam yang sangat Dalam beralasan ke dalam itu sempat deklarasi- 1. A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, Kompas, Jakarta 2010; hlm 190 2. Salah satu deklarasi tersebut ialah Tahun 1992 merupakan puncak dari proses politik, yang akhirnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janerio, Brazil (1992), KTT Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg (2002) paradigma pembangunan berkelanjutan diterima sebagai sebuah agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia. Lihat juga A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, Kompas, Jakarta 2010; hlm 190 3. Abdul Hakim G. Nusantara, Politik Hukum Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Cetakan Pertama, Jakarta 1988, hlm; 131 2 Keraf daya alam6 secara besar-besaran yang dari kegagalan tidak lagi memperdulikan kelangsungan mengimplementasikan paradigma lingkungan hidup, dan dimana-mana tersebut adalah, (a) paradigma tesebut terjadinya kerusakan lingkungan hidup kurang dipahami sebagai prinsip-prinsip dan pencemaran lingkungan hidup yang kerja yang menentukan dan menjiwai di akibatkan oleh pembangunan yang seluruh hanya mengejar pertumbuhan ekonomi Menurut penyebab proses A Sonny pembangunan. (b) mengapa paradigma itu tidak jalan, khususnya mengapa krisis ekologi tetap saja terjadi, karena paradigma tersebut kembali menegaskan lebih developmentalisme5 mengutamakan Cita-cita dan agenda utama pembangunan berkelanjutan7 tidak lain ideologi developmentalisme.4 Ideologi belaka. kepentingan pembangunan yang berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi, walhasil dari pembangunan yang lebih memfokuskan kepada pertumbuhan ekonomi ialah terjadinya perampokan terhadap sumber 4. Op cit. hlm 19 5. Pola Developmentalisme ialah yang mengutamakan pertumbuhan dan kemajuan ekonomi harus ditinggalkan dan diganti dengan sebuah pendekatan pembangunan yang holistic dan integrative dengan member perhatian serius kepada pembangunan sosial – budaya dan lingkungan hidup. Lihat juga A Sonny Keraf, Op cit hlm 193 6. Definisi SDA adalah yang diajukan oleh Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup RI (2006). Dalam definisi tersebut dinyatakan bahwa SDA adalah kesatuan tanah, air, dan ruang udara, termasuk kekayaan alam yang ada di atas dan di dalamnya yang merupakan hasil proses alamiah baik hayati maupun nonhayati, terbarukan dan tidak terbarukan, sebagai fungsi kehidupan yang meliputi fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan (Pasal 1, butir 1, Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Pengelolaan Sumberdaya Alam, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, 2006, hlm. 2). Dan lihat juga Pasal 1 Angka 9 UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 7. World Commission on Environment and Development (WCED) atau Brundtland Commission memberikan definisi pada prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi-generasi mendatang memenuhi kebutuhan sendiri”, definisi tersebut tercantum dalam Laporan Brundtland Commission Our Common Future yang diterbitkan pada tahun 1987. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebenarnya baru dimulai diperkenalkan oleh Rachel Carson melalui bukunya Silent Spring yang terbit pertama kali pada 1962. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, proses pembangunan atau perkembangan diharapkan dapat memenuhi 3 adalah upaya untuk mensinkronkan, Indonesia sudah salah kaprah dalam mengintegrasikan, dan memberi bobot memahami pembangunan yang sama bagi tiga aspek utama berkelanjutan, pemahamannya pembangunan, yaitu aspek ekonomi, ialah pemahaman yang hanya fokus aspek terhadap pembangunan ekonomi lingkungan hidup. Gagasan di balik itu sebagai satu-satunya dalam adalah, pembangunan ekonomi, sosial- pembangunan budaya dan lingkungan hidup harus disinggung di atas bahwa pembangunan dipandang sebagai terkait satu sama yang bertumpu kepada pertumbuhan lain, sehingga unsur-unsur dari kesatuan ekonomi yang saling terkait ini tidak boleh Indonesia dipisahkan atau dipertentangkan satu kemiskinan, kebodohan, belum lagi dengan lainnya.8 terjangkit penyakit yang disebabkan sosial-budaya, dan aspek yang nasional. hanya Telah membawa kedalam disini bangsa kehancuran, hanya oleh pencemaran lingkungan hidup oleh mengejar pertumbuhan ekonomi, harus pihak perusahaan, dan menurunnya ditambah kualitas Pembangunan juga pembangunan yang dengan pendekatan sosial-budaya dan pembangunan lingkungan hidup. Di sumber alam yang berpengaruh terhadap kehidupan sosialbudaya masyarakat kehidupannya kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam untuk kehidupan. Lihat juga Jimly Asshiddiqie, Green Constitution 8. Hans-Joachim Hoehn, “Environmental Etnics and Enviromental Politics”, dalam Josef Thessing dan Wilhelm Hofmenister (ed), Environmental Protection as An Element of Order Policy (Rathausalle:Konrad-Adenauer Stiftung, 1996), hlm 64, seperti yang dikutip oleh A. Sonny Keraf, Op cit hlm 192 daya disekitar bergantung yang kepada sumber daya alam.9 Jika kita melihat dari kerugian-kerugian sosial-budaya dan lingkungan hidup yang di timbulkan oleh pembangunan yang 9. Lihat juga A. Sonny Keraf, Ibid, hlm 193-194 4 berkelanjutan dan lebih fokus terhadap kemungkinan pertumbuhan ekonomi, sangat tidak hidup dengan jalan melestarikan fungsi relevan dan dengan dampak yang di kepada kemampuan kelangsungan ekosistem yang timbulkan tersebut,bila dibandingkan mendukungnya, baik secara langsung dengan meupun biaya kerusakan untuk lingkungan pemulihan hidup dan kerusakan sosial-budaya. Pasal 1 Angka tidak Memanfaatkan sebanyak 3 Undang- langsung; sumber alam daya atau 2. alam teknologi pengelolaan mampu menghasilkannya Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang secara Perlindungan kesempatan kepada sektor dan kegiatan Lingkungan dan Pengelolaan Hidup, pembangunan lestari; lainnya untuk 3. Memberikan berkembang secara berkelanjutan, yaitu upaya sadar dan bersama-sama baik di daerah dan kurun terencana aspek waktu yang sama maupun di daerah dan lingkungan hidup, sosial, ekonomi, ke kurun waktu yang berbeda secara dalam strategi pembangunan untuk sambung menjamin keutuhan lingkungan hidup Meningkatkan serta kemampuan, kemampuan dan fungsi ekosistem untuk kesejahteraan, dan mutu hidup generasi memasok sumber alam dan melindungi masa kini dan generasi masa depan. serta mendukung perkehidupan secara yang memadukan keselamatan, Pembangunan berkelanjutan mempunyai yang ciri-ciri sebagai berikut :10 1. Memberikan terus menerus; prosedur dan dan 5. tata 4. melestarikan Menggunakan cara yang memperhatikan kelestarian fungsi dan kemampuan 10. Sudi Fahmi, Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan menyambung; ekosistem untuk Hidup, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, NO: 2 Vol 18 April 2011, hlm 221 5 mendukung perikehidupan baik masa kesejahteraan rakyat di suatu negara. kini maupun masa yang akan datang. Dan penyelenggara negara disini harus Disini bisa bahwa bekerja lebih baik lagi agar bisa peningkatan pertumbuhan ekonomi juga memenuhi kesejahteraan rakyat tersebut baik bagi perbaikan pendapatan per dengan memanfaatkan atau menguasai kapita sumber daya alam tersebut dengan baik. dan dilihat dapat kesejahteraan meningkatkan yang Perlindungan dan pengelolaan mempunyai sumber daya alam yang sumber daya alam dan memelihara daya begitu banyak dengan mengeksploitasi dukungnya sebesar-besarnya sumber daya alam, peningkatan kesejahteraan rakyat dari tapi generasi tidak masyarakat disadari mengekploitasi bahwa sumber daya akibat alam agar ke Pembukaan bermanfaat generasi. bagi Alenia Undang-undang IV Dasar secara berlebihan dapat mengakibat Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kerusakan lingkungan yang sangat besar salah satu tujuan Negara ialah untuk belum lagi konflik sosial di tingkat memajukan kesejahteraan umum, untuk masyarakat oleh mewujudkan kesejahteraan umum UUD eksploitasi sumber daya alam secara Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berlebihan. mengamanatkan kepada Negara untuk yang ditimbulkan Pengelolaan dan perlindungan mengusai seluruh sumber daya alam, lingkungan hidup sangat berkaitan erat yang secara jelas di sebutkan dalam dengan mewujudkan Pasal Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang rakyat, dengan kesejahteraan pengelolaan dan menyatakan bahwa “Bumi, air dan perlindungan lingkungan hidup yang kekayaan alam yang terkandung baik dan benar dapat mewujudkan didalamnya dikuasai oleh Negara dan 6 dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. sesungguhnya dalam Bahwa penguasaan pembangunan ekonomi, harus melalui kewajiban prosedur Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), izin dan/atau kewenangan yang di miliki lingkungan, Analisis Mengenai Dampak Negara dalam mengelola sumber daya Lingkungan (AMDAL), dan penegakan alam harus memenuhi keinginan seluruh hukum rakyat Indonesia. perdata) yang telah ditetapkan oleh Bahwa untuk mewujudkan cita- (pidana, administrasi Undang-Undang Lingkungan Hidup No cita dan agenda utama pembangunan 32 Tahun 2009. berkelanjutan tidak lain adalah upaya 1.2 Rumusan Masalah untuk dan mensinkronkan, Berdasarkan uraian diatas, mengintegrasikan, dan memberi bobot penulis mengajukan rumusan masalah yang sama bagi tiga aspek utama yang terkait dengan kegiatan penulisan pembangunan, yaitu aspek ekonomi, makalah ini, yakni : aspek 1. sosial-budaya, dan aspek Apakah Perkembangan politik lingkungan hidup. Bukan berarti aspek hukum perlindungan dan pengelolaan ekonomi tidak penting, tapi bagaimana lingkungan hidup sudah mencerminkan caranya untuk ketiga aspek ini bisa cita-cita bangsa Indonesia ? saling berkaitan satu sama lainnya. 2. Dalam hal pembangunan ekonomi harus Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 disertai dengan aspek lingkungan hidup di era reformasi ? dan aspek sosial-budaya. Itu semua II. dapat diwujudkan dengan cara sebelum PEMBAHASAN Bagaimanakah HASIL Implementasi PENELITIAN DAN pembangunan itu dilaksanakan terutama 7 2.1 Politik Hukum Perlindungan Dan secara nasional Pengelolaan Lingkungan Hidup Di mencakup Indonesia bagaimana pula oleh pemerintah, pengertian tentang politik hukum Berdasarkan arti-arti politik dan mempengaruhi hukum dengan cara asumsi-asumsi diatas maka studi politik melihat konfigurasi kekuatan yang ada hukum mencakup minimal tiga level: di 1. Level 1 : Politik hukum dalam arti penegakan hukum itu”. legal policy: garis resmi negara tentang Definisi belakang pembentukan hukum tidak dan dapat hukum yang akan diberlakukan dan tak hanya dipandang sebagai pasal-pasal kan diberlakukan (membuat yang baru, yang bersifat imperatif atau keharusan mengganti yang lama) yang bersifat das sollen, melainkan 2. Level 2 : Politik hukum dalam arti harus dipandang sebagai subsistem yang pergulatan dan perdebatan politik yang dalam kenyataannya (das sein) bukan kemudian melahirkan hukum berdasar tidak mungkin sangat ditentukan oleh asumsi bahwa hukum adalah produk politik, baik dalam perumusan materi politik. muatan dan pasal-pasalnya maupun 3. Level 3 : Politik hukum dalam arti dalam implementasi penegakannya.12 kebijakan hukum dilapangan.11 Politik hukum, secara sederhana, implementasi dan Menurut Abdul Hakim Garuda Nusantara definisi politik hukum adalah dapat di rumuskan sebagai : legal policy yang akan atau telah “Kebijaksanaan hukum (legal policy) dilaksanakan yang akan dan atau telah dilaksanakan pemerintah Indonesia yang meliputi: 11. Mahfud MD, Bahan Kuliah Program Pascasarjana Fakultas Hukum UII Yogjakarta, tanpa tahun, hlm 2 12. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia; penerbit LP3ES, Jakarta, 1998, hlm. 1-2. secara nasional oleh 8 pertama, pembangunan hukum yang c. Aparatur pemerintah (birokrasi) yang berintikan pembuatan dan pembaruan professional dan memiliki integritas terhadap materi-materi hukum agar yang kokoh; dapat sesuai dengan kebutuhan; kedua, d. Masyarakat sipil yang kuat sehingga pelaksanaan ketentuan hukum yang mampu melaksanakan fungsi publik telah ada termasuk penegasan fungsi kontrol lembaga dan pembinaan para penegak penekanan (pressure); hukum.13 e. Desentralisasi Reformasi menurut (public politik Indonesian hukum, Center for watchdog) dan dan lembaga perwakilan Daerah yang kuat serta didukung oleh local civil society Environmental Law (ICEL), seharusnya yang juga kuat dilakukan secara komprehensif dan decentralization) ; (democratic kepada f. Adanya mekanisme resolusi konflik. a. Lembaga Perwakilan yang mampu Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H menjalankan fungsi kontrol yang ayat (1), serta Pasal 33 ayat (3) dan ayat efektif (4) terintegrasi serta mengarah perbaikan 6 (enam) hal, yaitu14: (effective representative Republik system); b. Peradilan yang bebas dari campur tangan eksekutif, bersih (tidak korup), dan professional; 13 Undang-Undang . Abdul Hakim Garuda Nusantara, seperti yang di kutip Oleh Mahfud MD, Ibid, hlm;9 14 . Koesnadi Hardjasoemantri, Good Governance Dalam Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia, Makalah Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional ke VIII di Bali, tanggal 15 Juli 2003,hlm;3 Dasar Indonesia merupakan Tahun Konsideran Negara 1945, mengingat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. Bahwa produk politik hukum dapatlah merupakan difahami 9 menakala difahami ketentuan Pasal 20 oleh Presiden dalam waktu 30 Undang-Undang Negara puluh hari semenjak rancangan Republik Indonesia Tahun 1945 yang undang-undang tersebut disetujui, menentukan : rancangan undang-undang tersebut (1) Dewan memegang Dasar Perwakilan kekuasaan Rakyat sah menjadi undang-undang dan membentuk wajib diundangkan. undang-undang Dari beberapa uraian tentang (2) Setiap rancangan undang-undang definisi politik hukum, terlihat politik dibahas oleh Dewan Perwakilan hukum mencakup proses pembuatan Rakyat dan pelaksanaan hukum yang dapat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama (3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan menunjukan sifat dan kearah mana hukum akan tegakkan.15 di bangun dan Undang-Undang di Dasar bersama, rancangan undang-undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945, itu tidak boleh diajukan lagi dalam merupakan dasar dari kebijakan hukum persidangan perlindungan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. (4) Presiden mengesahkan rancangan Pasal 28 H ayat 1 menyebutkan : undang-undang yang telah disetujui “ Setiap orang berhak hidup sejahtera bersama untuk menjadi undang- lahir dan batin, bertempat tinggal, dan undang mendapatkan lingkungan hidup yang (5) Dalam undang hal rancangan yang telah undang- baik dan sehat serta berhak memperoleh disetujui pelayanan kesehatan.” bersama tersebut tidak disahkan 15 . Mahfud. MD, Op Cit. hlm;9 10 Pasal 33 ayat (3) menyebutkan : kompleksitas politik dari perubahan “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang lingkungan, terkandung di dalamnya dikuasai oleh berkembang17. Negara mendorong dan dipergunakan untuk terutama di Politik para negara ekologi ahli untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” menganalisis dan memahami hubungan Pasal 33 ayat (4) menyebutkan : sebab akibat yang lebih jauh daripada “ Perekonomian diselenggarakan nasional berdasarkan sekedar sistem bio-fisik dan alami. Isu atas tentang demokrasi ekonomi dengan prinsip dimensi kebersamaan, berkeadilan, menggambarkan bagaimana kerangka berkelanjutan, berwawasan lingkungan, ekologi politik memperluas pandangan kemandirian, serta dengan menjaga para ahli tentang perubahan lingkungan. keseimbangan kemajuan dan kesatuan Kebijakan negara mempunyai potensi ekonomi nasional.” besar untuk mengatur hubungan antara efisiensi Konsep ekologi politik16 telah dikembangkan memahami 16 untuk dimensi, membantu kondisi, dan . Dalam pandangan Bryant, politik ekologi mempunyai tiga dimensi penting, yaitu : Pertama, Sumber Politik ialah kebijakan negara, hubungan memacu pentingnya tekanan nasional dan global terhadap lingkungan. Kedua, Kondisi ialah konflik-konflik yang timbul dari perlawanan masyarakat lokal. Dimensi ini menekankan pada bagaimana sekelompok masyarakat dengan kekuasaan terbatas dapat dan terus berjuang untuk mempertahankan kondisi suatu lingkungan yang menjadi tumpuan kehidupan mereka. Pemahaman terhadap hal ini membutuhkan pemahaman terhadap latar belakang sejarah dan dinamika setiap konflik. Ketiga, Ramifikasi ialah konsekuensi politik perubahan lingkungan, dengan penekanan pada dampak sosial-ekonomi dan proses politik. kebijakan negara, sumber manusia dan kebijakan tersebut politik, lingkungan akan dalam karena membantu mengembangkan prioritas dan praktekpraktek yang harus dijalankan oleh negara, termasuk juga kerangka diskusi tentang perubahan lingkungan. Lebih lanjut Bryant mencatat bahwa suatu kebijakan dikembangkan tidak dalam 17 . Bryant, 1992, seperti yang di kutip oleh Bruce Mitchel, dkk, Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan, Gadjah Mada University Press, cetakan kedua 2003, Yogjakarta, hlm;12 11 situasi hampa, tetapi melalui suatu harus diletakkan dalam kerangka proses interaksi dan negosiasi antar pengakuan, banyak kelompok kepentingan yang pemenuhan hak asasi setiap warga berjuang mempengaruhi Negara atas lingkungan hidup yang perumusan dan isi kebijakan tersebut. baik dan sehat. Dengan kata lain hak Lebih jauh lagi, banyak kebijakan asasi atas lingkungan hidup yang mempunyai baik untuk dampak terhadap dan perlindungan sehat tidak dan dapat lingkungan dan sumberdaya, sehingga dikorbankan akibat pelaksanaan memberi keyakinan bahwa kepentingan pembangunan dan pemanfaatan banyak kelompok yang terkait dengan sumber daya alam. isu-isu lingkungan – instansi 2. Pengelolaan lingkungan hidup dan pemerintah, perusahaan nasional dan pemanfaatan sumber daya alam multinasional, swadaya merupakan tanggung jawab negara, masyarakat, lembaga donor, dan negara di mana melalui hak menguasai asing – akan saling tumpah tindih.18 negara, negara membuat aturan- lembaga Dari ketentuan Pasal 28H ayat (1), Pasal 33 ayat (3), (4) dan (5) UUD aturan dan kebijakan pemanfaatan lingkungan dan sumber daya alam. 1945, terdapat 5 hal penting yang 3. Kesejahteraan rakyat menjadi dasar menjadi kebijakan hukum negara dalam filosofis dan sosiologis bagi segala pengelolaan aktivitas dan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam : 1. Pengelolaan lingkungan lingkungan hidup dan pemanfaatan dan pemanfaatan sumber daya alam 18 sumber daya alam dipergunakan bagi kesejahteraan rakyat. . Ibid, hlm;13 12 4. Pengelolaan lingkungan hidup dan terbatas pernah dilakukan oleh pemanfaatan sumber daya alam pemerintah kolonial Belanda. Hal ini merupakan sarana untuk mencapai dapat dilihat pada pembuatan undang- pembangunan undang seperti : (1) Undang-undang berwawasan berkelanjutan hidup, Gangguan / Lembaran Negara No. 226 pengelolaan tahun 1026 sebagaimana ditambah dan lingkungan hidup dan pemanfaatan diubah oleh Lembaran Negara No. 450 sumber saja tahun 1940, (2) Peraturan Perairan rakyat, Umum (Algemen Warereglement) tahun dalam lingkungan arti sasaran daya mencakup alam tidak kesejahteraan melainkan juga aspek keberlanjutan 1936, (3) Peraturan-peraturan lingkungan hidup dan kemajuan Kehutanan yang dibuat ekonomi nasional. melindungi hutan dari untuk tindakan- 5. Adanya pendelegasian pengaturan tindakan lain yang bisa menimbulkan lebih lanjut mengenai pengelolaan erosi dan pengundulan hutan. Peraturan lingkungan hidup dengan undang- ini berlaku sejak tahun 1974.20 undang.19 Sebelum lahirnya Undang- 2.1 Isi Pokok Undang-Undang Nomor Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Perlindungan Hidup, pertama kalinya Di Indonesia usaha melindungi kelestarian lingkungan secara amat dan Pengelolaan dan lahir Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. 19 . Edra Satmiadi, POLITIK HUKUM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA (http://edrasatmaidi2010.wordpress.com/2010/1 1/03/politik-hukum-pengelolaan-lingkunganhidup-di-indonesia/) 20 . Abdul Hakim G. Nusantara, Politik Hukum Indonesia, Cetakan Pertama, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, 1988, hal; 133 13 Sesuai dengan perkembangan zaman, berada di pemerintah pusat termasuk kesadaran masyarakat dalam memahami kewenangan lingkungan materi lingkungan hidup dan sumber daya muatan yang terkandung di dalam alam. Dengan diberlakukannya otonomi Undang-undang tersebut perlu direvisi daerah pada tahun 2001, kewenangan atau disempurnakan lagi, maka lahirlah pemerintah pusat di desentralisasikan ke Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 pemerintah daerah, termasuk untuk Tentang Pengelolaan Lingkungan mengatur lingkungan hidup dan sumber Hidup, pengaturan pengelolaan daya hidup, lingkungan hidup sehingga dalam Undang- untuk alam. Dari diperlukan mengatur hal-hal itulah Undang-Undang Undang ini pun perlu disempurnakan Lingkungan Hidup yang baru yang lagi karena tidak dapat mengatasi lebih permasalahan lingkungan yang semakin substansif hari semakin meningkat dan perlunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009. paradigma baru Secara filosofis Undang-Undang Nomor pengelolaan lingkungan dalam sistem isinya. konsisten Maka dan lahirlah di 32 Tahun 2009 Tentang, ini memandang Indonesia, dan tidak sesuai lagi dengan dan menghargai bahwa arti penting sistem ketatanegaraan di akan hak-hak asasi berupa hak atas karena Undang-Undang Nomor Tahun 1997 Pengelolaan Lingkungan Tentang Hidup, hidup komprehensif, Indonesia lahir 23 sebelum lingkungan hidup yang baik dan sehat bagi warga negara.21 Undang-Undang Dasar Negara adanya otonomi daerah, karena yang Republik kita semua ketahui sebelum lahirnya menyatakan bahwa lingkungan hidup otonomi daerah semua kewenangan 21.Siti Kotijah, Tag:Siti Kotijah, UU Nomor 32 Tahun 2009, Diterbitkan November 19, 2009 Artikel Dosen Ditutup Indonesia Tahun 1945 14 yang baik dan sehat merupakan hak pengendalian, asasi dan hak konstitusional bagi setiap pengawasan, dan penegakan hukum.” warga negara Indonesia. Oleh karena pemeliharaan, Dalam kebijakan itu, negara, pemerintah, dan seluruh pengelolaan pemangku kepentingan berkewajiban lingkungan hidup yang baru ini, bahwa untuk melakukan perlindungan dan nampak jelas kontruksi dan alur pikir pengelolaan lingkungan hidup dalam politik hukum sebagai legal policy, telah pelaksanaan pembangunan memuat cita-cita bangsa, tujuan negara, berkelanjutan agar lingkungan hidup dan cita hukum. Kebijakan hukum Indonesia dapat tetap menjadi sumber pengelolaan dan lingkungan hidup di Indonesia bertujuan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.22 Pasal 1 Angka 2 Undang-undang dan hukum perlindungan dan perlindungan sebagai berikut : 1. Melindungi wilayah Negara Nomor 32 Tahun 2009, berbunyi : Kesatuan Republik Indonesia dari “ pencemaran Perlindungan lingkungan hidup dan pengelolaan adalah upaya dan/atau kerusakan lingkungan hidup; sistematis dan terpadu yang dilakukan 2. Menjamin keselamatan, kesehatan, untuk melestarikan fungsi lingkungan dan kehidupan manusia; hidup dan pencemaran lingkungan perencanaan, mencegah terjadinya 3. Menjamin kelangsungan kehidupan dan/atau kerusakan makhluk hidup yang meliputi pemanfaatan, hidup dan kelestarian ekosistem; 4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup; 22. Penjelasan Umum 1, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 15 5. Mencapai keserasian, keselarasan, pengendalian, dan keseimbangan lingkungan hidup; pengawasaan, dan penegakan hukum,24 6. Menjamin untuk melestarikan fungsi lingkungan terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa hidup depan; pencemaran 7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan dan pemeliharaan, mencegah terjadinya dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Sebagai dasar pijakan dari hidup sebagai bagian dari hak asasi perlindungan manusia; lingkungan hidup ialah perencanaan.25 8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana; 9. Mewujudkan berkelanjutan; dan Dengan perencanaan yang baik dan lingkungan hidup akan dapat berjalan dengan baik pula. Begitu juga dengan isu lingkungan global.23 pemanfaatan, pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum bisa Untuk mewujudkan tujuan yang telah dikemukakan di atas, UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan pengelolaan benar, perlindungan dan pengelolaan pembangunan 10. Mengantisipasi dan juga baik sebelumnya. Selain perencanaan yang baik Perlindungan dan benar dalam perlindungan dan Lingkungan Hidup, yang pertama isinya pengelolaan lingkungan hidup, kita juga yang bisa menjumpai di dalam Undang- disingkat perencanaan, dan baik dan benar kalau perencanaannya menjadi 6P, yaitu pemanfaatan, 23. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup 24. Pasal 4 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 25. Lihat Bab III Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 16 Undang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; (b) pengendalian lingkungan hidup yaitu daya dukung yang berisikan berbagai instrument dan daya tampung lingkungan hidup penting yang menentukan keberhasilan dalam pemanfaatan sumber daya alam.26 kita dalam mencapai sasaran utama Agar pemanfaatan sumber daya alam itu perlindungan tidak rusak keberlanjutan proses, fungsi, lingkungan hidup, yaitu menjaga daya produktivitas lingkungan hidup dan dukung dan daya tampung lingkungan keselamatan dan hidup; (c) pengawasan sebagai aspek harus atau faktor penting yang menentukan mutu kesejahteraan hidup masyarakat, dan pengelolaan didasarkan oleh daya dukung dan daya berhasil tampung lingkungan hidup tersebut perlindungan untuk tetap menjaga pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan (d) penegakan lingkungan hidup. hukum sebagai aspek atau faktor paling Dari keenam perlindungan aspek dan penting pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur tidaknya pelaksanaan dan pengelolaan penting yang menjamin keberhasilan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 27 dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor Selain empat (4) aspek di atas 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan tadi yang menjamin terjaganya daya dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dukung dan daya tampung lingkungan ada empat (4) aspek yang mempunyai hidup, masih ada lagi instrumen penting posisi (a) lainnya yang mendukung pengelolaan perencanaan sebagai dasar dari semua dan perlindungan lingkungan hidup, perlindungan yaitu pertama Pengendalian Dampak sangat strategis, dan yaitu pengelolaan 26. Lihat Bab IV Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 27. A Sonny Keraf, Op cit hlm 254 17 Lingkungan Hidup yang meliputi : “ kajian lingkungan hidup strategis, tata dimaksud dalam Pasal 45, dalam ruang, baku mutu lingkungan hidup, rangka pemulihan kondisi lingkungan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup hidup, mengalami analisis lingkungan mengenai UKL-UPL, ketentuan yang sebagaimana kualitasnya pencemaran telah dan/atau izin kerusakan pada saat undang-undang ini lingkungan hidup, instrument ekonomi ditetapkan, Pemerintah dan pemerintah lingkungan hidup, peraturan perundang- daerah wajib mengalokasikan anggaran undangan yang berbasis lingkungan untuk pemulihan lingkungan hidup”. hidup, hidup, dampak Selain anggaran lingkungan yang hidup, berbasis analisis risiko Dari merugikan ketentuan rakyat pemerintah sendiri hidup, lingkungan hidup. Yang kita ketahui Pengawasan dan hal sangat lingkungan hidup, audit lingkungan kedua dalam dan ini pengelolaan Penegakan Hukum Lingkungan. bersama pada 2000-2008 banyak sekali 2.2 Implementasi Kebijakan Hukum ( kerusakan yang dilakukan oleh oknum- Undang-Undang Nomor 32 Tahun oknum yang tidak bertanggung jawab 2009 dalam Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup) hal menjaga kelestarian lingkungan hidup, seperti illegal loging, Dari muatan materi Undang- kegiatan pertambangan batu bara yang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang tidak ada niat dari pengusaha tambang Pengelolaan Perlindungan tersebut untuk tidak mereklamasi lahan Lingkungan Hidup, ada sedikit hal yang yang sudah di kerok sumber daya alam perlu di kritisi dari Dalam pasal 46, nya, jadi dimana-mana di wilayah dan berbunyi : 18 tambang tersebut banyak lobang-lobang bidang yang mengnga-nga layak nya kolam air. penegakan hukum lingkungan yang Pembicaraan lingkungan hidup, serta mengenai harus jelas dan tidak tumpang tindih komponen sistem penerapan hukum dengan peraturan yang ada dibawahnya meliputi tiga komponen utama, yaitu dan kesadaran dari masyarakat itu komponen hukum yang akan sendiri sangat di butuhkan dalam hal diterapkan, institusi yang akan pengelolaan personil dari lingkungan hidup. institusi penyelenggara ini umumnya Berkenaan menerapkannya, dan dan dengan meliputi lembaga-lembaga administratif implementasi dan lembaga-lembaga yudisial, seperti Nomor 32 Tahun 2009. A Sonny Keraf polisi, jaksa, hakim, dan berbagai ada beberapa catatan penting dalam institusi implementasi yang menyelenggarakan berfungsi hukum secara administratif pada jajaran eksekutif.28 dari perlindungan dari Undang-Undang undang-undang lingkungan hidup yang baru tersebut, yaitu : Sebaik apapun produk hukum a. Undang-undang ini jangan hanya yang dibuat oleh Pemerintah Pusat dilihat sebagai perangkat hukum maupun Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengamankan kepentingan (DPR), semuanya hanya tergantung dari lingkungan hidup belaka. Lebih dari instansi yang itu, jangan pula dilihat sebagai batu berkepentingan dari produk hukum sandungan bagi pembangunan dan tersebut harus mempunyai keahlian di kepentingan ekonomi di berbagai terkait atau pihak sektor. 28. Lili Rasjidi & I.B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem ; Penerbit CV. Mandar Maju,2003, Bandung, hlm; 165 19 b. Demi menjalankan semua tugas dan mimpi dan jawaban bersama atas kewenangan yang diatur di dalam berbagai undang-undang ini, disadari bahwa lingkungan diperlukan KNLH sebuah Kementrian institusi Negara Lingkungan krisis dan hidup harus membuka bencana global. Dan bersedia diri dan untuk merangkul Hidup (KNLH) yang baru, yaitu berbagai yang lebih mempunyai kekuasaan untuk berperan aktif mendukung yang lebih besar. Dan dukungan pelaksanaan anggaran sangat besar untuk KNLH Dan yang tidak kalah pentingnya dalam menjalankan tanggung jawab, adalah upaya untuk menyakinkan tugas, fungsi, dan kewenangan yang sektor diamanatkan oleh Undang-undang lingkungan ini. masalah c. Semua pemangku kepentingan pemangku Undang-undang lain bahwa, hidup bersama waktunya kepentingan ini. pertama, merupakan yang ditempatkan sudah sebagai (DPR, media massa, para pakar, dan bagian utama dari arus utama pengiat pembangunan lingkungan hidup serta nasional, kedua, lembaga swadaya masyarakat di dibutuhkan undang-undang untuk bidang mengontrol lingkungan hidup) kita dalam diharapkan diajak untuk terlibat rangka dalam satu dan lain bentuk sesuai sedemikian dengan masing- mengabaikan begitu saja masalah bersama-sama lingkungan hidup, ketiga, aktifitas masing peran untuk mensukseskan mereka implementasi Undang-undang ini sebagai sebuah ekonomi kegiatan semua rupa produktif pembangunan untuk tetap tidak diberi tempat dan dijamin tidak akan 20 diganggu gugat selama mematuhi Pasal 33 Ayat (3), (4), dan (5) ketentuan Undang-Undang peraturan perundang- Dasar Negara undangan di bidang lingkungan Republik Indonesia Tahun 1945. hidup, keempat, Undang-undang ini Undang-Undang Nomor 32 Tahun tidak akan 2009, nampak sangat jelas kontruksi memperlambat dan alur pikir politik hukum sebagai laju pembangunan ekonomi nasional legal policy, telah memuat cita-cita demi bangsa, tujuan negara, dan cita perlu dikhawatirkan menghambat dan mewujudkan bersama bagi kesejahteraan seluruh rakyat hukum. (baca; Pasal 3 Undang- Indonesia. Dan Undang-undang ini Undang Nomor 32 Tahun 2009) perlu di dukung oleh semua sektor 2. Seluruh pihak yang berkepentingan untuk kepentingan bersama seluruh dari produk hukum tersebut harus rakyat mempunyai Indonesia baik generasi keahlian di bidang sekarang maupun generasi yang lingkungan hidup, serta penegakan akan datang.29 hukum lingkungan yang harus jelas III. PENUTUP dan tidak tumpang tindih dengan 3.1 Kesimpulan peraturan yang ada di bawahnya dan Dari uraian diatas, maka dapat di kesadaran simpulkan sebagai berikut : sendiri sangat dibutuhkan dalam hal 1. Kebijakan hukum negara dalam pengelolaan pengelolaan lingkungan dan hidup perlindungan dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 28H Ayat (1), dari masyarakat dan itu perlindungan lingkungan hidup. 3.2 Saran 1. Perlunya perubahan paradigma pembangunan yang fokus terhadap 29. A Sonny Keraf, Op cit hlm 287-291 21 pembangunan ekonomi saja harus di pengkajian yang lebih baik lagi agar rubah/atau diperoleh data yang baik pula ditambah menjadi pembangunan yang melihat aspek sosial-budaya dan aspek lingkungan. 2. Perubahan budaya masyarakat harus lebih diarahkan lingkungannya budaya cinta terhadap sendiri, selama masyarakat kita yang antroposentrime atau yang merusak lingkungan menjaga maka sulit kelestarian untuk lingkungan hidup. 4. Dalam pembuatan Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup, peraturan perundang-undangan harus mengacu kepada peraturan perundang- undangan yang berbasis lingkungan hidup. 5. Perlunya penegakan hukum yang jelas bagi lingkungan menimbulkan 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 sebelum dilakukan pembangunan. para pelaku/perusak hidup efek agar jera dan dibutuhkan anggaran yang cukup besar dalam hal pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. sebagai payung dari peraturan yang dibawahnya, Peraturan belum memiliki Pemerintah tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dan Peraturan Pemerintah Instrumen Hidup. Ekonomi Dalam hal Lingkungan pembuatan perizinan lingkungan hidup sudah saatnya dilakukan dengan DAFTAR PUSTAKA A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, Kompas, Jakarta 2010 Salah satu deklarasi tersebut ialah Tahun 1992 merupakan puncak dari proses politik, yang akhirnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janerio, Brazil (1992), KTT Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg (2002) paradigma pembangunan berkelanjutan diterima sebagai sebuah agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia. Lihat juga A. Sonny Keraf, Etika 22 Lingkungan Hidup, Kompas, Jakarta 2010 Abdul Hakim G. Nusantara, Politik Hukum Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Cetakan Pertama, Jakarta 1988, hlm; 131 World Commission on Environment and Development (WCED) atau Brundtland Commission memberikan definisi pada prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi-generasi mendatang memenuhi kebutuhan sendiri”, definisi tersebut tercantum dalam Laporan Brundtland Commission Our Common Future yang diterbitkan pada tahun 1987. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebenarnya baru dimulai diperkenalkan oleh Rachel Carson melalui bukunya Silent Spring yang terbit pertama kali pada 1962. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, proses pembangunan atau perkembangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam untuk kehidupan. Lihat juga Jimly Asshiddiqie, Green Constitution Hans-Joachim Hoehn, “Environmental Etnics and Enviromental Politics”, dalam Josef Thessing dan Wilhelm Hofmenister (ed), Environmental Protection as An Element of Order Policy (Rathausalle:Konrad-Adenauer Stiftung, 1996), hlm 64, seperti yang dikutip oleh A. Sonny Keraf Sudi Fahmi, Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, NO: 2 Vol 18 April 2011 Mahfud MD, Bahan Kuliah Program Pascasarjana Fakultas Hukum UII Yogjakarta, tanpa tahun Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia; penerbit LP3ES, Jakarta, 1998 Abdul Hakim Garuda Nusantara, seperti yang di kutip Oleh Mahfud MD Koesnadi Hardjasoemantri, Good Governance Dalam Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia, Makalah Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional ke VIII di Bali, tanggal 15 Juli 2003 Bryant, 1992, seperti yang di kutip oleh Bruce Mitchel, dkk, Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan, Gadjah Mada University Press, cetakan kedua 2003, Yogjakarta Edra Satmiadi, POLITIK HUKUM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA (http://edrasatmaidi2010.wordpress.com /2010/11/03/politik-hukumpengelolaan-lingkungan-hidup-diindonesia/) Abdul Hakim G. Nusantara, Politik Hukum Indonesia, Cetakan Pertama, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, 1988 Siti Kotijah, Tag:Siti Kotijah, UU Nomor 32 Tahun 2009, Diterbitkan November 19, 2009 Artikel Dosen Ditutup Penjelasan Umum 1, UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 23 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup Pasal 4 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lihat Bab III Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lihat Bab IV Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lili Rasjidi & I.B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem ; Penerbit CV. Mandar Maju,2003, Bandung 24