TEORI KEBUDAYAAN 3 SKS Dr. Toetik Koesbardiati (08175131629 – [email protected]) Drs. Tri Joko Sri Haryono, M.Si (08155107476 / 081230396394 – [email protected]) PELAKSANAAN PEMBELAJARAN: • CERAMAH DAN TANYA JAWAB • PRESENTASI • DISKUSI EVALUASI PEMBELAJARAN: • MAKALAH • PRESENTASI DAN DISKUSI • UAS • SOFTSKILL 2 KATA KUNCI: • TEORI • KEBUDAYAAN TEORI? SUATU PERNYATAAN, PENDAPAT ATAU PANDANGAN TENTANG HAKEKAT SUATU KENYATAAN ATAU SUATU FAKTA HUBUNGAN ANTARA KENYATAAN ATAU FAKTA TERSEBUT DENGAN KENYATAAN ATAU FAKTA YANG LAIN DAN KEBENARAN PERNYATAAN TERSEBUT TELAH DIUJI MELALUI METODE DAN PROSEDUR TERTENTU metode dan prosedur (atau cara dan tata-urut) ‘ilmiah’ tidak dengan menggunakan dan mengikuti prosedur ‘ilmiah’ teori ilmiah atau teori ilmu pengetahuan teori yang ‘tidak ilmiah’ dan karenanya tidak harus diyakini kebenarannya 2 JENIS TEORI (A) HAKEKAT SUATU KENYATAAN ATAU GEJALA misalnya “masyarakat”, “kebudayaan”, “kepribadian”, “kesenian”, “agama” atau gejala yang lain Teori tentang KEBUDAYAAN misalnya memaparkan berbagai hal tentang KEBUDAYAAN tersebut, seperti ciri-cirinya, unsur-unsurnya, sifat-sifatnya, dan sebagainya TUJUAN: Menuntun penelitian tentang masyarakat (B) HUBUNGAN ANTARA KENYATAAN ATAU FAKTA TERTENTU DENGAN KENYATAAN ATAU FAKTA YANG LAIN, DAN KEBENARAN PERNYATAAN TERSEBUT TELAH DIUJI MELALUI METODE DAN PROSEDUR TERTENTU umumnya merupakan teori-teori dengan cakupan yang lebih sempit Berdasarkan cakupannya, teori-teori ini dapat dibagi menjadi tiga teori-teori besar (grand theories) teori-teori kecil (small theories) teori-teori menengah (middle range theories) Teori-teori besar adalah teori-teori yang dianggap dapat menjelaskan gejala-gejala sosial-budaya tertentu di semua masyarakat atau kebudayaan, sehingga teori-teori semacam ini biasanya sangat abstrak Teori-teori besar dalam ilmu sosial-budaya umumnya merupakan teori-teori mengenai “hakekat” dari kenyataan atau suatu gejala sosial-budaya tertentu, seperti misalnya teori tentang “masyarakat” dari Emile Durkheim, teori tentang “tindakan sosial” dari Talcott Parsons, teori kebudayaan dari E.B.Tylor, teori kepribadian dari Sigmund Freud, teori “masyarakat” dari Max Weber, teori tentang “mitos” dari Lévi-Strauss, dan sebagainya Teori-teori menengah diangap dapat menjelaskan gejala-gejala sosial-budaya pada sejumlah masyarakat yang relatif sejenis. Teori-teori ini lebih sempit cakupannya daripada teori-teori yang besar, namun di lain pihak juga terasa lebih kong-krit MISAL: TEORI KEBUDAYAAN PETANI, TEORI JARINGAN SOSIAL, TEORI Teori-teori kecil lebih sempit lagi cakupannya, namun juga paling jelas keterkaitannya dengan realitas empiris Perbedaan antara teori-teori yang besar dan yang menengah atau kecil di sini umumnya adalah pada cakupan dari teori-teori tersebut, dan ini biasanya terlihat dari banyak sedikitnya data empiris yang digunakan untuk mendukung atau menguatkan teori yang dikemukakan Dalam ilmu-ilmu sosial-budaya, teori-teori kecil dan menengah merupakan jenis teori yang paling banyak dihasilkan, karena setiap penelitian yang dilakukan dengan baik --dalam arti menggunakan konsep-konsep yang jelas, metode yang tepat, analisis yang tepat--pasti akan menghasilkan suatu kesimpulan tertentu mengenai suatu kenyataan empiris Kesimpulan tersebut menurut definisi di atas sudah merupakan teori, karena kesimpulan tersebut menyatakan hubungan antara suatu gejala atau fakta dengan gejala atau fakta yang lain, dan pernyataan tersebut telah diuji kebenarannya secara empiris lewat proses berfikir induktif dan deduktif FUNGSI TEORI: 1. Menyimpulkan generalisasi dari fakta-fakta hasil penelitian 2. Memberikan kerangka orientasi untuk analisa dan klasifikasi dari fakta-fakta yang dikumpulkan dalam penelitian 3. Memberi ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan terjadi 4. Mengisi kekosongan dalam ilmu pengetahuan tentang gejala yang telah atau sedang terjadi UNSUR-UNSUR POKOK TEORI : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. ASUMSI-ASUMSI DASAR MODEL-MODEL KONSEP-KONSEP METODE-METODE PENELITIAN METODE-METODE ANALISIS HASIL-HASIL ANALISIS MASALAH-MASALAH YANG INGIN DIJAWAB ATAU DISELESAIKAN RUJUKAN • Achmad Fedyani Saifuddin. 2005. Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta: Prenada Media. • David Kaplan dan Albert A Manners. 1999. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar • Koentjaraningrat. 1980. Sejarah Teori Antropologi (Jilid 1 dan 2). Jakarta: UI Press • Koentjaraningrat. 1983. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Aksara Baru • Marvin Harris. 1969. The Rise of Anthropological Theory. London and Henley. Routledge & Kegan Paul • Michael D. Murphy. 2000. Anthropological Theories: A Guide Prepared by Students for Students. • Robert Manners dan David Kaplan. 1968. Theory in Anthropology: A Sourcebook. Chicago. Aldine Publishing Company • Rogers M. Keesing. 1989. Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta. Erlangga. • William D. Haviland. Antropologi. Jilid 1 & 2. Terjemahan. • Van Baal, J. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya (hingga dekade 1970) (Jilid 1 dan 2). Jakarta: PT Gramedia